HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN MAHASISWA PSIK UMY SAAT MENGHADAPI UJIAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) TERHADAP SKOR OSCE
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh DWI SASMOKO ADJI 20120320023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
1
Relationship Between Anxiety of Students of PSIK UMY When Facing Exam Objective Structured Clinical Examination (OSCE) toward OSCE Score Hubungan Antara Kecemasan Mahasiswa PSIK UMY Saat Menghadapi Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Terhadap Skor OSCE Dwi Sasmoko Adji1, Shanti Wardaningsih 2 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY ABSTRACT Backgrounds: Students in daily life must have experienced anxiety. Anxiety arises among others when faced the skills examination (OSCE), attitudes of the examiner, inadequate mentoring, test environtment, passing grade and the effectiveness of students' skills. Anxiety may interferes with the process of learning of students with a decreased ability to concentrate, memory loss and reduced ability of students in the exam that affect student achievement. Goals: To determine the relationship between anxiety students PSIK UMY when facing exams OSCE to score OSCE. Research Method: This study was a quantitative non-experimental descriptive correlational cross sectional design approach. Sample of 90 respondents were taken using purposive sampling. The research was conducted in October-March 2016 in PSIK UMY. Test hypothesis analysis using Spearman correlation with p <0.05 means there is a significant correlation between variables. Results: OSCE score was dominated by three skills passed as much as 29 respondents (32,2%). The results of the analysis of hypothetical correlation between uncertainty of the passing standards of the nursing skills test to OSCE score (p=0,01), correlation analysis between insufficient channels for test consultation of the OSCE to OSCE score (p=0,436), analysis of the correlation between the worries of effectiveness of students' skills to OSCE score (p=0,905), correlation analysis between the worries about the attitude of the teachers monitoring the tests to OSCE score (p=0,687), analysis of the correlation between the worries about the atmosphere during the nursing skills test of the OSCE to OSCE score (p=0,293), analysis of the correlation between the anxiety about the nursing skills test (OSCE) to OSCE score (p=0,036). Conclusions: There is a a significant relationship between uncertainty of the passing standards of the nursing skills test to OSCE score and between the anxiety about the nursing skills test (OSCE) to OSCE score. There are no significant relationship between insufficient channels for test consultation of the OSCE, worries of effectiveness of students' skills, worries about the attitude of the teachers monitoring the tests, worries about the atmosphere during the nursing skills test of the OSCE to OSCE score. Keywords: Student Anxiety on Student, Nursing Skills Test Anxiety Scale, OSCE, OSCE score
2
INTISARI Latar Belakang: Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari pasti pernah mengalami kecemasan. Kecemasan muncul antara lain ketika menghadapi tes keterampilan (OSCE), sikap penguji, cara yang tidak memadahi dalam bimbingan, situasi ujian, standar kelulusan ujian dan keefektifan keterampilan mahasiswa. Kecemasan dapat mengganggu proses belajar mahasiswa dengan menurunnya kemampuan memusatkan perhatian, menurunnya daya ingat dan berkurangnya kemampuan mahasiswa dalam menghadapi ujian sehingga mempengaruhi prestasi mahasiswa. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan mahasiswa PSIK UMY saat menghadapi ujian OSCE terhadap skor OSCE. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental yang bersifat deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel sebanyak 90 responden menggunakan purposive sampling. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober-Maret 2016 di PSIK UMY. Analisis hipotesis korelasi menggunakan Uji Spearman dengan nilai p<0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antar variabel. Hasil Penelitian: Skor OSCE didominasi oleh 3 skill yang lulus berjumlah 29 responden (32,2%). Hasil analisis hipotesis korelasi antara ketidak yakinan dengan standar kelulusan OSCE terhadap skor OSCE (p=0,01), analisa korelasi antara kekhawatiran tentang cara dalam bimbingan OSCE terhadap skor OSCE (p=0,436), analisa korelasi antara kekhawatiran tentang keefektifan dari keterampilan mahasiswa terhadap skor OSCE (p=0,905), analisa korelasi antara kekhawatiran dengan sikap guru penguji terhadap skor OSCE (p=0,687), analisa korelasi antara kekhawatiran tentang situasi OSCE terhadap skor OSCE (p=0,293, analisa korelasi antara kecemasan terhadap tes keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE (p=0,036). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketidak yakinan dengan standar kelulusan OSCE dan kecemasan terhadap tes keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE. Tidak terdapat hubungan antara kekhawatiran tentang cara dalam bimbingan OSCE, kekhawatiran tentang keefektifan dari keterampilan mahasiswa, kekhawatiran dengan sikap guru penguji, dan kekhawatiran tentang situasi OSCE terhadap skor OSCE. Kata Kunci: Kecemasan Mahasiswa, Nursing Skills Test Anxiety Scale, OSCE, Skor OSCE. .
3
PENDAHULUAN Setiap orang dalam kehidupan seharihari
pernah
mengalami
kecemasan.
susun di Klender, Jakarta timur, prevalensi kecemasan sebanyak 9,8%
Kecemasan merupakan hal yang alamiah
Kecemasan terjadi sebagai akibat dari
yang pernah dialami oleh setiap manusia
ancaman terhadap harga diri atau identitas
dan sudah dianggap sebagai bagian dari
diri yang sangat mendasar bagi individu
kehidupan
(Suliswati, et al., 2005). Kecemasan dapat
sehari-hari
(Fidianty
&
Noviastuti, 2010).
dipengaruhi
Saat ini diperkirakan 23 juta penduduk,
oleh
beberapa
faktor
diantaranya yaitu maturnitas (Stuart &
Satu dari empat penduduk di Amerika
Laria,
mengalami kecemasan (Stuard, 2007). Di
tingkat perkembangan atau kemampuan
Indonesia sendiri prevalensi kecemasan
adaptasi yang lebih baik terhadap stressor.
sebanyak 2%-5% dari populasi umum atau
Individu yang mempunyai kematangan
7%-16% dari semua penderita gangguan
dalam kepribadian akan lebih tenang saat
jiwa (Pietra, 2001 dalam Ohorella, 2011).
menghadapi
Data
sehingga kecemasan yang dihadapinya
Riset
Kesehatan
Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi
gangguan
mental
2005).
Maturnitas
situasi
yang
merupakan
mengancam
berkurang (Rasmun, 2004). Kematangan kepribadian individu akan
emosional dengan gejala depresi dan
mempengaruhi
kecemasan
mahasiswa
kecemasan sebanyak 6% untuk usia 15
yang akan menghadapi ujian Objective
tahun keatas atau sekitar 14 juta orang.
Structured Clinical Examination (OSCE).
Penelitian Luana, et al.,(2012) terhadap
Ujian OSCE merupakan salah satu faktor
kelompok perempuan di sebuah rumah
yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa (Nevid, et al., 2005). Menurut
4
Fidment (2012) menyatakan bahwa ujian
Selanjutnya, mahasiswa yang mengikuti
OSCE
ujian OSCE memasuki pos/ruangan yang
mempengaruhi
mahasiswa
dan
kecemasan
berpengaruh
dalam
performa pelaksanaan dan kelulusan ujian. OSCE
merupakan
mungkin dengan situasi di rumah sakit.
dengan
Setiap ruangan terdapat penguji yang
penilaian berdasarkan keterampilan yang
akan menilai keterampilan, probandus
diobservasi
sebagai pasiensimulasi yang sudah dilatih
saat
ujian
telah ditentukan, ruangan dibuat semirip
melakukan
berbagai
keterampilan klinis, yang terbukti sudah
dan
valid
Mahasiswa
dan
keefektifan
reliabel
utuk
keterampilan
mengukur mahasiswa
alat-alat
medis mulai
keterampilannya
kasus.
mempraktikkan
sesuai
yang
didapat.
2009). Ujian OSCE di Program Studi Ilmu
diberikan waktu 5-10 menit (McCluskey,
Keperawatan (PSIK) UMY dilaksanakan
2008). Selanjutnya penguji memberikan
setiap akhir blok dan setiap blok terdiri
penilaian dan evaluasi kepada mahasiswa
dari beberapa keterampilan klinis yang
supaya mahasiswa bisa mengetahui letak
telah ditentukan sesuai dengan tujuan
kesalahannya (Payne, et al., 2008).
Sehari
mahasiswa
Mahasiswa dikatakan berhasil/ lulus pelaksanaan ujian
jika nilai yang dicapai sudah melebihi nilai
dimulai, mahasiswa diharuskan mengikuti
standar kelulusan yang sudah ditentukan.
bimbingan
Balajar
Nilai yang dicapai mahasiswa merupakan
mendalami
salah satu tolak ukur penilaian atas
mandiri
sebelum
OSCE
kasus
kesehatsan (McWilliam & Botwinski,
pembelajaran blok.
Selama
sesuai
belajar bertujan
kemampuan
skill
mandiri. untuk
mahasiswa
selama
mengikuti skill lab berlangsung yang dibimbing
oleh
seorang
instruktur.
kemampuan, komunikasi dan keterampilan yang sudah dipelajari (Jusuf, 2009).
5
Peneliti melakukan studi pendahuluhan
dengan rancangan deskriptif korelasional
pada tanggal 3 Desember 2015 kepada
dan pendekatan cross sectional. Sampel
mahasiswa PSIK UMY angkatan 2015,
yang digunakan dalam penlelitian ini
2014, 2013 dan 2012, sebanyak 80
adalah
mahasiswa. Hasil yang didapat sebanyak
angkatan 2015 sebanyak 90 mahasiswa
76%
cemas
dengan menggunakan teknik purposive
sebelum mengahadapi OSCE dan 24%
sampling. Penelitian ini berlangsung dari 1
mahasiswa
Oktober 2015 hingga Juni 2016.
mahasiswa
mengalami
tidak
mengalami
cemas.
Kecemasan paling banyak terjadi pada angkatan
2015
yaitu
sebanyak
22%
mahasiswa
Untuk
baru
PSIK UMY
mengukur
mahasiswa
peneliti
kecemasan menggunakan
mahasiswa, Tanda dan gejala kecemasan
kuesioner Nursing Skills Test Anxiety
yang sering muncul pada mahasiswa
Scale (NSTAS) yang berisi 6 pertanyaan
seperti gugup, jantung berdebar-debar,
dan data nilai skor OSCE diperoleh dari
tegang dan khawatir. Sebagian mahasiswa
bagian pengelola nilai akademik PSIK
juga mengatakan merasa khawatir dengan
UMY. Kuesioner Nursing Skills Test
hasil yang di peroleh kurang maksimal.
Anxiety Scale (NSTAS) dibagikan kepada
Sehingga meneliti
peneliti
hubungan
tertarik
antara
untuk
kecemasan
mahasiswa
30
melaksanakan
ujian.
menit
sebelum
Analisis
data
mahasiswa angkatan 2015 PSIK UMY saat
menggunakan Uji Spearman Rank untuk
menghadapi ujian OSCE terhadap skor
mengetahui
OSCE.
kecemasan dengan varibale skor OSCE.
METODE
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif non eksperimen,
hubungan antara
Tabel 4.1
variabel
menunjukkan mayoritas
responden adalah perempuan berjumlah 68
6
orang (76%) dan jenis kelamin laki-laki
sampai 21 tahun, dan sebagian besar
berjumlah 22 orang (24%). Usia pada
responden berusia 19 tahun berjumlah 47
penelitian ini berkisar antara 17 tahun
orang (52%).
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden pada bulan Maret 2016 (n=90) Karakteristik responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun Total
Frekuensi
Persentase
22 68 90
24,4% 75,6% 100%
6 34 47 2 1 90
6,7% 37,8% 52,2% 2,2% 1,1% 100%
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.2 yang menunjukkan jawaban
dengan jumlah 30 responden (33,3%).
kecemasan mahasiswa saat menghadapi
Pertanyaan no 4 “Setuju” dengan jumlah
ujian OSCE dari pertanyaan no 1 yang
32 responden (35,6%). Pertanyan no 5
menunjukkan jawaban terbanyak “Netral”
“Setuju” dengan jumlah 42 responden
dengan jumlah 41 responden (45,6%)
(46,7%) dan yang terakhir pertanyan no 6,
disusul dengan jawaban pertanyaan no 2
“Netral” dengan jumlah 34 responden
“Netral” dengan jumlah 35 responden
(37,8%).
(38,9%). Pertanyaan no 3 “Tidak Setuju” Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Kecemasan Mahasiswa saat Menghadapi Ujian OSCE pada bulan maret 2016 (N=90) Pertanyaan
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6
Sangat tidak setuju 12 (13.3%) 4 (4,4%) 6 (6,7%) 5 (5,6%) 4 (4,4%) 1 (1,1%)
Tidak setuju 30 (33,3%) 28 (31,1%) 30 (33,3%) 20 (22,2%) 13 (14,4%) 8 (8,9%)
Jawaban Netral 41 (45,6%) 35 (38,9%) 25 (27,8%) 20 (22,2%) 19 (21,1%) 34 (37,8%)
Setuju
Sangat setuju
5 (5,6%) 19 (21,1%) 26 (28,9%) 32 (35,6%) 42 (46,7%) 32 (35,6%)
2 (2,2%) 4 (4,4%) 3 (3,3%) 13 (14,4%) 12 (13,3%) 15 (16,7%)
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.3, responden didominasi
oleh 3 skill yang lulus berjumlah 29
7
responden (32,2%). Tabel 4.3 Distribusi frekuensi skor OSCE mahasiswa setelah melaksanakan ujian OSCE pada bulan maret 2016 (N=90) Skor kecemasan Tidak ada skill yang lulus Hanya 1 skill yang lulus Hanya 2 skill yang lulus Hanya 3 skill yang lulus Hanya 4 skill yang lulus Semua skill lulus
Frekuensi 1 9 14 29 20 17
Persentase 1,1% 10% 15,6% 32,2% 22,2% 18,9%
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.4 menenunjukkan hasil uji
korelasi
negatif.
Tabel
diatas
juga
korelasi antara kecemasan mahasiswa
menunjukan bahwa reponden didominasi
tentang
oleh jawaban “Netral” pada pertanyaan 1
standar
kelulusan dalam
tes
keterampilan keperawatan (OSCE) dengan
mengenai
“saya
skor OSCE didapatkan nilai p= 0,011 dan
standar kelulusan dalam tes keterampilan
nilai r= -0,266 berarti terdapat hubungan
keperawatan (OSCE)”, dan didominasi 3
yang signifikan antara kedua variabel
skill yang lulus berjumlah 14 responden
dengan kekuatan korelasi lemah dan arah
(15,6%).
tidak
yakin
dengan
Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa tentang Standar Kelulusan Dalam Tes Keterampilan Keperawatan (OSCE) Terhadap Skor OSCE Pertanyaan Cemas 1
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Tidak ada skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%) 0 (0%)
Hanya 1 skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 5 (5.6%) 2 (2.2%) 2 (2.2%)
Skor OSCE Hanya 2 Hanya 3 skill yang skill yang lulus lulus 3 (3.3%) 3 (3.3%) 8 (8.9%) 0 (0%) 0 (0%)
4 (4.4%) 10 (11.1%) 14 (15.6%) 1 (1.1%) 0 (0%)
Hanya 4 skill yang lulus 3 (3.3%) 9 (10%) 7 (7.8%) 1 (1.1%) 0 (0%)
Semua skill lulus
r
p
2 (2.2%) 8 (8.9%) 6 (6.7%) 1 (1.1%) 0 (0%)
-266
0.011
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji
bimbingan
tes
keterampilan
(OSCE)
korelasi antara kecemasan mahasiswa
terhadap skor OSCE didapatkan nilai p=
tentang cara yang tidak memadahi dalam
0,436 dan nilai r= -0,083 berarti tidak
8
terdapat hubungan yang signifikan antara
“saya khawatir tentang cara yang tidak
kedua variabel dengan kekuatan korelasi
memadahi
sangat lemah dan arah korelasi negatif.
keterampilan (OSCE)”, dan didominasi 3
Tabel diatas juga menunjukan bahwa
skill yang lulus berjumlah 11 responden
reponden
(12,2%).
didominasi
oleh
jawaban
dalam
bimbingan
tes
“Netral” pada pertanyaan 2 mengenai Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa Tentang Cara Yang Tidak Memadahi Dalam Bimbingan Tes Keterampilan (OSCE) terhadap Skor OSCE Pertanyaan Cemas 2
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Tidak ada skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%)
Hanya 1 skill yang lulus 0 (0%) 2 (2.2%) 3 (3.3%) 3 (3.3%) 1 (1.1%)
Skor OSCE Hanya 2 Hanya 3 skill yang skill yang lulus lulus 1 (1.1%) 4 (4.4%) 6 (6.7%) 2 (2.2%) 1 (1.1%)
1 (1.1%) 10 (11.1%) 11 (12.2%) 6 (6.7%) 1 (1.1%)
Hanya 4 skill yang lulus 1 (1.1%) 9 (10%) 7 (7.8%) 2 (2.2%) 1 (1.1%)
Semua skill lulus
r
1 (1.1%) 3 (3.3%) 8 (8.9%) 5 (5.6%) 0 (0%)
-083
p
0.436
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.6
menunjukkan hasil uji
korelasi
negatif.
Tabel
diatas
juga
korelasi antara kecemasan mahasiswa
menunjukan bahwa reponden didominasi
tentang
oleh
keefektifan
mahasiswa
dari
terhadap
keterampilan skor
jawaban
“Tidak
Setuju”
pada
pertanyaan 3 mengenai “saya khawatir
OSCE
didapatkan nilai p= 0,905 dan nilai r= -
tentang
keefektifan
dari
keterampilan
0,013 berarti tidak terdapat hubungan yang
saya”, dan didominasi 3 skill yang lulus
signifikan antara kedua variabel dengan
dan 4 skill yang lulus berjumlah 9
kekuatan korelasi sangat lemah dan arah
responden (10%).
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa Tentang Keefektifan Dari Keterampilan Mahasiswa Terhadap Skor OSCE Skor OSCE Pertanyaan Cemas 3
Tidak ada skill yang lulus
Hanya 1 skill yang lulus
Hanya 2 skill yang lulus
Hanya 3 skill yang lulus
Hanya 4 skill yang lulus
Semua skill lulus
R
p
9
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%)
0 (0%) 3 (3.3%) 2 (2.2%) 4 (4.4%) 2 (2.2%)
1 (1.1%) 4 (4.4%) 4 (4.4%) 4 (4.4%) 1 (1.1%)
5 (5.6%) 9 (10%) 7 (7.8%) 7 (7.8%) 1 (1.1%)
0 (0%) 9 (10%) 7 (7.8%) 3 (3.3%) 1 (1.1%)
0 (0%) 5 (5.6%) 5 (5.6%) 7 (7.8%) 0 (0%)
-013
0.905
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.7
menunjukkan hasil uji
korelasi
negatif.
Tabel
diatas
juga
korelasi antara kecemasan mahasiswa
menunjukan bahwa reponden didominasi
tentang sikap guru yang menguji tes
oleh
keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE
pertanyaan 4 mengenai “saya khawatir
didapatkan nilai p= 0,687 dan nilai r= -
dengan sikap guru yang menguji tes
0,043 berarti tidak terdapat hubungan yang
keterampilan (OSCE)”, dan didominasi 3
signifikan antara kedua variabel dengan
skill yang lulus yang berjumlah 11
kekuatan korelasi sangat lemah dan arah
responden (12,2%).
jawaban
“Tidak
Setuju”
pada
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa Tentang Sikap Guru Yang Menguji Tes Keterampilan (OSCE) Terhadap Skor OSCE Skor OSCE Pertanyaan Cemas 4
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Tidak ada skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%)
Hanya 1 skill yang lulus 0 (0%) 1 (1.1%) 2 (2.2%) 4 (4.4%) 2 (2.2%)
Hanya 2 skill yang lulus
Hanya 3 skill yang lulus
1 (1.1%) 2 (2.2%) 6 (6.7%) 4 (4.4%) 1 (1.1%)
1 (1.1%) 11 (12.2%) 3 (3.3%) 9 (10%) 5 (5.6%)
Hanya 4 skill yang lulus 2 (2.2%) 3 (3.3%) 4 (4.4%) 7 (7.8%) 4 (4.4%)
Semua skill lulus
r
p
1 (1.1%) 3 (3.3%) 5 (5.6%) 7 (7.8%) 1 (1.1%)
-043
0.687
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.8
menunjukkan hasil uji
antara kedua variabel dengan kekuatan
korelasi antara kecemasan mahasiswa
korelasi sangat lemah dan arah korelasi
tentang situasi selama tes keterampilan
negatif. Tabel diatas juga menunjukan
(OSCE) terhadap skor OSCE didapatkan
bahwa reponden didominasi oleh jawaban
nilai p= 0,293 dan nilai r= -0,112 berarti
“Setuju” pada pertanyaan 5 mengenai
tidak terdapat hubungan yang signifikan
“saya khawatir tentang situasi selama tes
10
keterampilan keperawatan (OSCE)”, dan didominasi 3 skill
berjumlah 12 responden (13,3%).
yang lulus yang
Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa Tentang Situasi Selama Tes Keterampilan Keperawatan (OSCE) Terhadap Skor OSCE Skor OSCE Pertanyaan Cemas 5
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Tidak ada skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%)
Hanya 1 skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 2 (2.2%) 5 (5.6%) 2 (2.2%)
Hanya 2 skill yang lulus
Hanya 3 skill yang lulus
Hanya 4 skill yang lulus
Semua skill lulus
r
p
1 (1.1%) 2 (2.2%) 4 (4.4%) 5 (5.6%) 2 (2.2%)
1 (1.1%) 4 (4.4%) 7 (7.8%) 12 (13.3%) 5 (5.6%)
0 (0%) 5 (5.6%) 3 (3.3%) 10 (11.1%) 2 (2.2%)
2 (2.2%) 2 (2.2%) 3 (3.3%) 9 (10%) 1 (1.1%)
-112
0.293
Sumber: Data primer 2016
Tabel 4.9
menunjukkan hasil uji
korelasi
negatif.
Tabel
diatas
juga
korelasi antara kecemasan mahasiswa
menunjukan bahwa reponden didominasi
tentang tes keterampilan (OSCE) terhadap
oleh jawaban “Setuju” pada pertanyaan 6
skor OSCE didapatkan nilai p= 0,036 dan
mengenai “saya sangat cemas terhadap tes
nilai r= -0,222 berarti terdapat hubungan
keterampilan keperawatan (OSCE)”, dan
yang signifikan antara kedua variabel
didominasi 3 skill
dengan kekuatan korelasi lemah dan arah
berjumlah 15 responden (16,7%).
yang lulus yang
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Antara Kecemasan Mahasiswa Tentang Tes Keterampilan Keperawatan (OSCE) Terhadap Skor OSCE Skor OSCE Pertanyaan Cemas 6
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Tidak ada skill yang lulus 0 (0%) 0 (0%) 1 (1.1%) 0 (0%) 0 (0%)
Sumber: Data primer 2016
PEMBAHASAN
Hanya 1 skill yang lulus 0 (0%) 1 (1.1%) 3 (3.3%) 1 (1.1%) 4 (4.4%)
Hanya 2 skill yang lulus
Hanya 3 skill yang lulus
Hanya 4 skill yang lulus
Semua skill lulus
r
0 (0%) 2 (2.2%) 4 (4.4%) 5 (5.6%) 3 (3.3%)
0 (0%) 0 (0%) 9 (10%) 15 (16.7%) 5 (5.6%)
0 (0%) 3 (3.3%) 10 (11.1%) 4 (4.4%) 3 (3.3%)
1 (1.1%) 2 (2.2%) 7 (7.8%) 1 (1.1%) 7 (7.8%)
-222
P
0.036
11
Berdasarkan
tabel
mengenai
Kurangnya persiapan mahasiswa dalam
gambaran skor OSCE menunjukan bahwa
menghadapi tes keterampilan (OSCE)
dari 5 skill yang di ujikan, hasil yang
seperti
didapat mahasiswa didominasi oleh 3 skill
praktikum dan tidak menguasai prosedur
yang
yang diujikan sesuai dengan chek list akan
lulus.
Hasil
menunjukkan
bahwa
4.3
penelitian ketidak
ini
lulusan
mahasiswa karena adanya faktor yang dapat
mempengaruhi
nilai
kurang
mempengaruhi
mempelajari
performa
panduan
dan
prestasi
mahasiswa.
OSCE,
Menurut penelitian Dhani (2013) juga
misalnya kecemasan. Kecemasan yang
menjelaskan bahwa salah satu penyebab
dialami mahasiswa selama ujian OSCE
mahasiswa tidak lulus adalah mahasiswa
dapat
kemampuan
tidak melakukan critical action pada saat
memusatkan perhatian, menurunkan daya
tes keterampilan (OSCE). Critical action
ingat,
merupakan kemampuan mahasiswa untuk
mengganggu
serta
mempengaruhi
performa
mahasiswa ketika melaksanakan ujian,
melakukan
sehingga skor OSCE yang diperoleh tidak
terdapat dalam check list. Oleh karena itu,
maksimal (Utari, 2014). Diperkuat dengan
persipan yang kurang matang, mahasiswa
penelitian
pleh
tidak melakukan critical action pada saat
Sistyaningtyas (2013) yang menjelasakan
tes keterampilan (OSCE) yang tampak
bahwa
mempunyai
melatarbelakangi hasil yang didapat yaitu
kecemasan tinggi akan memiliki prestasi
mahasiswa didominasi oleh 3 skill yang
jelek dibanding dengan dengan individu
lulus berjumlah 29 responden (32,2%).
yang
dilakukan
individu
yang
yang memiliki kecemasan ringan. Selain mahasiswa
itu,
kurangnya
dalam
keterampilan
klinis
yang
Berdasarkan tabel 4.4 mengenai hasil persiapan
menghadapi
ujian.
uji korelasi antara kecemasan mahasiswa tentang
standar
kelulusan dalam
tes
12
keterampilan keperawatan (OSCE) dengan
dan ujian keterampilan dapat memicu stres
skor OSCE yang menunjukkan terdapat
selama masa pendidikan.
hubungan
yang
antara
Standar kelulusan keterampilan OSCE
kecemasan mahasiswa tentang standar
di Prodi PSIK UMY menggunakan standar
kelulusan
keterampilan
yang begitu tinggi yaitu nilai 75. Hal ini
keperawatan (OSCE) terhadap skor OSCE
sebagai cara prodi untuk memotivasi
dengan kekuatan korelasi lemah dan arah
mahasiswa agar memiliki kemampuan skill
korelasi negatif. Hasil penelitian juga
sesuai target kelulusan dengan nilai yang
menunjukkan reponden didominasi oleh
sudah
jawaban “Netral” dan didominasi hanya 3
membuat mahasiswa harus belajar dengan
skill yang lulus.
keras untuk mencapai standar penilaian.
dalam
Hasil
yang
signifikan
tes
Namun,
cara
itu
didalam
Menurut Cazzell & Rodriguez (2011)
penelitian ini sejalan dengan penelitian
dalam Cato (2013) mengatakan bahwa,
yang dilakukan oleh Cazzell & Rodriguez
dengan usaha tinggi mahasiswa dapat
(2011)
mencapai skill yang sudah ditentukan
dalam
didapatkan
ditetapkan.
studi
kualitatif
mahasiswa
keperawatan
melaksanakan
OSCE
mahasiswa
setelah
dengan
mengalami
pada
hasil
kecemasan
supaya
dapat
melanjutkan
tahap
selanjutnya. Efek
kecemasan
yang
mengenai standar kelulusan, kehilangan
mahasiswa
kendali dan bahkan merasa dibawah
mengganggu
tekanan. Hal tersebut diperkuat oleh
sehingga skor dan hasil yang dicapai tidak
Delaney, et al., (2015). yang menyatakan
maksimal (Hutchinson & Goodin, 2012).
kecemasan
mahasiswa
Nyer, et al., (2015), menyatakan bahwa
keperawatan mengenai performa akademik
terdapat hubungan yang signifikan antara
yang
dialami
keperawatan
dialami
performa
selama
dapat ujian
13
kecemasan mahasiswa dengan kelelahan.
oleh jawaban “Netral” dan didominasi skill
Mahasiswa yang mengalami kelelahan
mahasiswa dengan hasil hanya 3 skill yang
tingkat tinggi terbukti memiliki kecemasan
lulus.
yang lebih besar dibandingkan dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
mahasiswa yang berada pada tingkat
penelitian yang dilakukan oleh Sofiani, et
kelelahan
al., (2014) yang menunjukkan bahwa tidak
sedang.
memperkuat
Hal
penjelasan
ini
semakin hasil
terdapat hubungan antara bimbingan orang
penelitian ini mengenai adanya hubungan
tua dengan hasil belajar. Tarwiah (2012)
antara
standar
yang menyatakan bahwa konsultasi belajar
kelulusan dengan hanya 3 skill dari 5 skill
(Bimbingan) tidak berpengaruh secara
yang lulus pada tes keterampilan atau
signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
kecemasan
dibalik
tentang
OSCE.
Bimbingan merupakan bagian dari
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil
proses pendidikan yang dilakukan secara
uji korelasi antara kecemasan mahasiswa
teratur dan sistematik yang diberikan
tentang cara yang tidak memadahi dalam
kepada anak didik dengan tujuan untuk
bimbingan
memperoleh pengalaman yang berguna
tes
keterampilan
(OSCE)
terhadap skor OSCE yang menunjukkan
dan
tidak terdapat hubungan yang signifikan
kemampuan yang dimiliki masing- masing
antara kecemasan mahasiswa tentang cara
individu (Marsudi, 2010).
yang tidak memadahi dalam bimbingan tes
berkembang
sesuai
dengan
Peran pembimbing sangat besar dalam
keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE
proses
bimbingan
dengan kekuatan korelasi sangat lemah
mahasiswa. Di PSIK UMY sendiri salah
dan arah korelasi negatif. Hasil penelitian
satu peran dosen pembimbing adalah
juga menunjukkan reponden didominasi
sebagai
penguji,
tes
penguji
keterampilan
memberikan
14
penilaian
pada
melaksanakan
saat
tes
mahasiswa
keterampilan
dan
penguji sudah tau kemampuan setiap
dikarenakan kurangnya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen. Ketiga,
dosen pembimbing kurang
mahasiswa bimbingannya. Meninjau peran
memotivasi anak bimbingannya. Menurut
tersebut
diharapkan
Setiawati & Dermawan (2008) motivasi
mampu menjalin hubungan yang harmonis
sangat penting bagi mahasiswa karena
dengan dosen pembimbing terkait masalah
motivasi bermakna sebagai keseluruhan
dalam
daya penggerak didalam diri seseorang
maka
mahasiswa
bimbingan
supaya
proses
bimbingan dapat berjalan dengan lancar. Permasalahan yang biasanya dihadapi mahasiswa dalam proses bimbingan yang
yang dapat menghasilkan tindakan belajar pada orang tersebut. Menurut Beauty, S, & Widodo, A. (
pertama mahasiswa sulit berkonsultasi
2011)
dengan
pembimbing
dosen
pembimbing.
Menurut
semakin
aktif
dalam
peran proses
dosen belajar
Susilowati (2008) dengan adanya dosen
mengajar seperti memberi pengarahan,
pembimbing mahasiswa bisa pertukaran
memotivasi mahasiswa agar lebih giat
pikiran
belajar, maka semakin rendah tingkat
untuk
mendapatkan
nasehat,
informasi dan saran yang sebaik-baiknya. Kedua, kurangnya kominikasi antara mahaiswa dengan dosen terkait chek list materi
yang
Widyandana
di
ujiakan.
(2008)
chek
Menurut list
yang
kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian tes keterampilan (OSCE) Oleh diberikan
karena
itu
motivasi
dosen
sangat
baik
yang untuk
mengatasi kecemasan mahasiswa sehingga
digunakan untuk ujian tes terkadang tidak
melatarbelakangi
hasil
yang
didapat
sesuai dengan yang di ujikan. Hal ini
sejalan dengan penelitian ini mengenai tidak adanya hubungan antara kecemasan
15
tentang cara yang tidak memadai dalam
mahasiswa
bimbingan dengan skor OSCE di ikuti
terhadap keefektifan keterampilan yang
dengan hasil hanya 3 skill yang lulus pada
mereka miliki.
OSCE yang telah dilalui.
cenderung
tidak
cemas
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hasil
menjelaskan arti „Keefektifan sebagai
uji korelasi antara kecemasan tentang
keberhasilan (tentang usaha, tindakan).
keefektifan dari keterampilan mahasiswa
Kemudian,
terhadap skor OSCE yang menunjukkan
menjelaskan arti kata „keefektifan‟sebagai
tidak terdapat hubungan yang signifikan
derajat objektif yang telah dicapai yang
antara kecemasan tentang keefektifan dari
ditujukan dalam pemecahan masalah dan
keterampilan mahasiswa terhadap skor
juga berarti melakukan hal yang benar.
OSCE dengan kekuatan korelasi sangat
Dapat
lemah dan arah korelasi negatif. Hasil
keefektifan
penelitian juga menunjukkan reponden
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang
didominasi oleh jawaban “Tidak Setuju”
dalam menggunakan keterampilan yang
dan didominasi skill mahasiswa dengan
dimiliki dengan benar.
hasil hanya 3 skill yang lulus dan 4 skill yang lulus. Hasil
Bussiness
ditarik
kesimpulan keterampilan
Terdapat
beberapa
melatarbelakangi menunjukkan
bahwa adalah
hal
yang
mahasiswa
tidak
bahwa
mengalami kecemasan tentang keefektifan
dari
keterampilan yang mereka miliki yang
keterampilan mahasiswa tersebut tidak
salah satunya adalah metode belajar
mempengaruhi
berbasis
kecemasan
diatas
Dictionary
tentang
skor
keefektifan
OSCE.
Jawaban
masalah
(Problem
Based
„Tidak Setuju‟ yang mendominasi jawaban
Learning),
mahasiswa juga menggambarkan bahwa
Based Nursing (EBN) dan Evidence Based
yang
melibatkan Evidence
16
Practice (EBP), yang digunakan dalam
responden menyatakan tidak mengalami
memecahkan masalah baik dalam bentuk
kecemasan
skenario dan simulasi, yang diaplikasikan
keterampilan mereka diikuti dengan hasil 4
oleh PSIK FKIK UMY di tahap akademik
dari 5 skill yang lulus pada OSCE yang
dan profesi.
telah dilalui.
tentang
keefektifan
Kong, et al., (2014) menyatakan dalam
Berdasarkan tabel 4.7 mengenai hasil
studi yang telah dilakukan menunjukkan
uji korelasi antara kecemasan mahasiswa
bahwa, problem-based learning dapat
tentang sikap guru yang menguji tes
membantu
keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE
mahasiswa
keperawatan
meningkatkan proses berpikir kritis. Selain
yang
itu, penggunaan EBP yang menyediakan
hubungan
fondasi pengetahuan dan fasilitas dapat
kecemasan mahasiswa tentang sikap guru
meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa
yang menguji tes keterampilan (OSCE)
keperawatan serta perawat baru. Adanya
terhadap skor OSCE dengan kekuatan
hubungan antara kepercayaan diri dan
korelasi sangat lemah dan arah korelasi
pencapaian
negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan
dalam
ujian
mahasiswa
menunjukkan yang
tidak signifikan
terdapat antara
yang
reponden didominasi oleh jawaban “Tidak
dilakukan oleh Liaw, et al., (2012) yang
Setuju” dan didominasi skill mahasiswa
menunjukkan hasil bahwa, mahasiswa
dengan hasil hanya 3 skill yang lulus.
diperkuat
oleh hasil penelitian
yang memiliki skor kepercayaan diri tinggi
Hasill penelitian ini sesuai dengan
juga menunjukkan skor yang tinggi pada
penelitian yang dilakukan oleh Ulfah
ujian simulasi praktik klinis. Hal ini sesuai
(2011)
dengan
pada
Persepsi Mahasiswa Terhadap Dosen yang
penelitian ini yang menunjukkan bahwa,
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
hasil
yang
didapatkan
mengenai
Hubungan
Antara
17
yang signifikan antara persepsi mahasiswa
keterampilan, tetapi jika mahasiswa sudah
terhadap dosen dengan motivasi belajar
mengenal salah seorang penguji dan
mahasiswa.
mempunyai motivasi belajar yang tinggi
Menurut
Bahasa
sebelum ujian, mahasiswa akan merasa
Indonesia (KBBI) sikap adalah perbuatan
lebih tenang, kemampuan mahasiswa tetap
berdasarkan pada pendirian dan keyakinan.
terjaga serta membuat mahasiswa lebih
Menurut Hidayatullah (2009) sikap dosen
percaya diri (Pratiwi, C. S, & Mufdlillah
(penguji) yang baik adalah yang ramah,
2009).
murah
Kamus
senyum,
Besar
dapat
Menurut Suardana (2013) mahasiswa
mengendalikan emosi, datang tepat waktu,
yang mempunyai motivasi belajar yang
adil dalam memberi penilaian, serta dapat
tinggi memiliki banyak energi untuk
memicu
mahasiswa.
melakukan persiapan dalam hal belajar dan
Selain itu, mampu memberikan feedback
berusaha membuat perubahan tingkah laku
kepada
yang
motivasi
mahasiswa
melakukan mengetahui
ujian,
menarik,
belajar
setelah supaya
kekurangannya
selesai
lebih
baik
untuk
memenuhi
mahasiswa
keberhasilan. Hal ini sesuai dengan hasil
sehingga
yang didapatkan pada penelitian ini yang
untuk penampilan berikutnya akan lebih
menunjukkan
bahwa,
responden
baik lagi (Wahyuni, 2012).
menyatakan tidak mengalami kecemasan
Menurut Widyandana (2008) penguji
mengenai sikap guru yang menguji tes
meberikan penilaian berdasarkan chek list
keterampilan (OSCE) diikuti dengan hasil
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa.
3 skill yang lulus pada OSCE yang telah
Mahasiswa
dilalui.
mengalami
kecemasan
terhadap penguji akan mempengaruhi
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil
kemampuan mahasiswa pada saat tes
uji korelasi antara kecemasan tentang
18
situasi selama tes keterampilan (OSCE)
tugas
terhadap skor OSCE yang menunjukkan
kecemasan mahasiswa keperawatan.
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kecemasan
situasi
selama
mahasiswa tes
tentang
merupakan
sumber
stres
dan
Meski responden setuju bahwa situasi atau
lingkungan
OSCE
membuat
keterampilan
mahasiswa merasa cemas, nilai uji korelasi
keperawatan (OSCE) terhadap skor OSCE
tidak menunjukkan adanya hubungan yang
dengan kekuatan korelasi sangat lemah
signifikan antara kecemasan mengenai
dan arah korelasi negatif. Hasil penelitian
situasi ujian dengan skor OSCE. Hal ini
juga menunjukkan reponden didominasi
dilatarbelakangi bahwa kecemasan tentang
oleh jawaban “Setuju” dan didominasi skill
situasi ujian dapat teratasi dengan adanya
mahasiswa dengan hasil hanya 3 skill yang
sistem belajar mandiri sebelum OSCE dan
lulus.
adanya sumber koping menuju koping
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
adaptif.
penelitian yang dilakukan oleh Cato (2013)
yang
menyatakan
Penelitian yang dilakukan oleh Shaban,
bahwa,
et al., (2013) mengungkapkan bahwa,
lingkungan ujian, teknologi dan metode
koping strategi yang paling umum yang
dalam ujian keperawatan yang diadakan
digunakan
oleh setiap institusi keperawatan bisa
problem-solving behaviour diikuti oleh
menyebabkan kecemasan pada mahasiswa
sikap
yang terbukti dapat mengganggu proses
mahasiswa melakukan perubahan dalam
pembelajaran. Sejalan dengan penelitian
proses belajar yang awalnya malas belajar
yang dilakukan oleh Shaban, et al., (2013),
menjadi lebih rajin belajar, dan percaya
menyatakan bahwa lingkungan ujian dan
diri
oleh
optimis.
terhadap
dimilikinya.
mahasiswa
Dalam
adalah
strategi
kemampuan
ini
yang
19
Sikap optimis sering dihubungkan
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil
dengan adanya hasil positif termasuk
uji korelasi antara kecemasan tentang tes
harapan mengenai masa depan, kesehatan
keterampilan (OSCE) terhadap skor OSCE
secara umum, kesehatan mental yang lebih
yang menunjukkan terdapat hubungan
baik,
yang signifikan antara tes keterampilan
peningkatan keberhasilan dalam
kerja
dan
strategi
ketika
(OSCE) terhadap skor OSCE dengan
menghadapi situasi yang mengarah pada
kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi
stres (Parashar, 2012). Jan & Popescu
negatif. Hasil penelitian juga menunjukan
(2014)
reponden
menambahkan,
koping
sikap
dan
didominasi
oleh
jawaban
pemikiran optimis merupakan koping yang
“Setuju” dan didominasi skill mahasiswa
baik dan terbukti membawa pemikiran
dengan hasil hanya 3 skill yang lulus.
mahasiswa ke arah pemikiran dan perasaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
positif dalam menghadapi lingkungan
penelitian yang dilakukan oleh Untari
yang dapat memicu kecemasan.
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat
Oleh karena itu, sikap optimis, koping
hubungan
antara
kecemasan
dengan
yang baik dan adanya belajar mandiri
prestasi ujian. Penelitian Fidment (2012)
sebelum
tampak
menjelaskan bahwa mahasiswa merasakan
melatarbelakangi hasil yang didapat oleh
cemas saat melaksanakan tes keterampilan
penelitian ini mengenai tidak adanya
(OSCE).
hubungan antara kecemasan tentang situasi
penelitian yang dilakukan oleh Rushfort
ujian dan skor OSCE serta didominasi
(2007) bahwa kecemasan pada saat tes
jawaban „setuju‟ mengenai situasi OSCE
keterampilan adalah peristiwa yang penuh
membuat mahasiswa khawatir.
tekanan
ujian
inilah
yang
Hal
ini
meskipun
mempersiapkan
diperkuat
mahasiswa
dengan
baik,
dengan
sudah dan
20
berdampak buruk terhadap pada performa
Agustiar
(2010)
mengatakan
bahwa
mahasiswa.
timbulnya kecemasan menghadapi ujian
Tes keterampilan (OSCE) telah valid
karena ujian dipersepsikan sebagai suatu
dan reliabel dan dapat digunakan untuk
yang sulit, menentang dan mengancam,
menilai keterampilan klinis sebagai bagian
individu
dari pendidikan profesi kesehatan seperti
sebagai seorang yang tidak sanggup atau
dokter, farmasi, perawat
tidak mampu mengerjakan ujian.
kesehatan
lainnya.
dan intitusi
Mahasiswa
yang
memandang
dirinya
sendiri
Menurut Colbert-Getz JM, et al.,
mengikuti ujian OSCE diwajibkan bisa
(2013)
mahasiswa
mendemonstrasikan kemampuan skill yang
kecemasan dengan tingkat kecemasan
dimiliki dengan pos/ ruangan yang dibuat
ringan mempunyai performa dan prestasi
berbeda-beda .Mahasiswa akan melewati
yang
beberapa stasiun yang setiap stasiun
mahasiswa
menguji skill yang berbeda dengan penguji
kecemasan sedang dan tinggi. Akbar
yang berbeda beda, pada setiap stasiun
(2015) yang menjelaskan bahwa prestasi
mahasiswa akan diuji dalam waktu 5–10
mahasiswa yang dipengaruhi oleh rasa
menit di bawah pengamatan penguji,
cemas
setelah itu akan terdengar tanda dan
berprestasi
mahasiswa harus berpindah ke pos/ruang
memiliki kecemasan yang rendah. Hal ini
berikutnya (Widyandana, 2008).
semakin memperkuat penjelasan dibalik
lebih
yang
yang
mengalami
baik
dibanding
dengan
yang
memiliki
tingkat
tinggi tidak sebaik
akan
mahasiswa
bisa yang
Menurut penelitian yang dilakukan
hasil penelitian ini mengenai adanya
oleh Mary (2014) yang menjelaskan
hubungan antara kecemasan tentang tes
bahwa kecemasan mahasiswa tibul ketika
keterampilan
menghadapi tes keterampilan (OSCE).
terhadap skor OSCE dengan hanya 3 skill
keperawatan
(OSCE)
21
dari
5
skill
yang
lulus
pada
tes
keterampilan (OSCE).
mahasiswa terhadap skor OSCE dengan nilai (p= 0,905). 5. Tidak
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat
terdapat
hubungan
yang
signifikan antara kecemasan mahasiswa
7 kesimpulan yaitu:
tentang sikap guru yang menguji tes
1. Skor OSCE mahasiswa PSIK UMY
keterampilan (OSCE) terhadap skor
setelah
melaksanakan
ujian
OSCE
didominasi oleh 3 skill yang lulus berjumlah 29 responden (32,2%).
OSCE dengan nilai (p= 0,687). 6. Tidak
terdapat
hubungan
yang
signifikan antara kecemasan mahasiswa
2. Terdapat hubungan yang signifikan
tentang situasi selama tes keterampilan
antara kecemasan mahasiswa tentang
keperawatan (OSCE) terhadap skor
standar
OSCE dengan nilai (p=0,293).
kelulusan
keterampilan
dalam
(OSCE)
7. Terdapat hubungan yang signifikan
terhadap skor OSCE dengan nilai
antara kecemasan mahasiswa tentang
(p=0,01).
tes keterampilan (OSCE) terhadap skor
3. Tidak
keperawatan
tes
terdapat
hubungan
yang
OSCE dengan nilai (p= 0,036).
signifikan antara kecemasan mahasiswa
Peneliti berharap dan menghimbau
tentang cara yang tidak memadahi
kepada mahasiswa sebelum menghadpi
dalam
keterampilan
ujian, sebaiknya lebih mempersiapkan diri
(OSCE) terhadap skor OSCE dengan
sebaik mungkin dengan cara menguasai
nilai (p= 0,436).
materi dan skill yang akan di ujikan.
4. Tidak
bimbingan
terdapat
tes
hubungan
yang
Peneliti juga berharap agar penelitian ini
signifikan antara kecemasan mahasiswa
dapat dikembangkan dengan menggunakan
tentang keefektifan dari keterampilan
metodelogi yang lebih baik lagi.
22
DAFTAR RUJUKAN Fidianty., & Noviastuti. (2010). Kecemasan pada wanita hamil pasca abortus. Media MedikaMuda. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Nomor (4). 51-54. Stuart, G. W., & Laraia. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing .Elsevier Mosby, Alih Bahasa Budi Santosa: Philadelphia. Ohorella, N. (2011). Pengaruh kajian islam terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan di stikes surya global. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu, Universitas Muhamadiyah Yogjakarta, Yogyakarta. Rasmun. (2004). Stress, Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto. Suliswati., Payopo, P., Maruhana, J., Sianturi, Y., & Sumijatun. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Yang, R., Lu, Y., Chung, M., & Chang, S. (2014). Developing a short version of the test anxiety scale for baccalaureate nursing skills test- a preliminary study. Nurse education in practice, Vol. 14, no. 6, pp. 586-590 Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Edisi 5. Jilid 1. Alih Bahasa: Jaenette Murad. Jakarta: Erlangga. Fidment, S. (2012). The Objective Structured Clinical Exam(OSCE): A Qualitive Study Exploring the Healthcare Student‟s Experience. Student engagement and experience journal, 1(1).
McWiliam, p., & Botwinski, C. A. (2009). Developing a successful nursing objective structured clinical examination. Journal of Nursing Education. vol.49,no.1 36-41. McCluskey, D. (2008). Kemampuan Praktis Esensial Dalam OSCE di bidang Kedokteran. Alih bahasa, Riswanto:editor edisi bahasa Indonesia, Jakarta: EGC. Payne, N. J. (2008). Sharpening the eye of the OSCE with critical Action Analysis. Academic Medicine, 83 (10):900-905. Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sistyaningtyas, F. (2013). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswi Kelas XI Ipa di Sma Negeri 1 Kayen Pati. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dhani, M. M. (2013). Hubungan Nilai Pretest Skill Lab terhadap Nilai OSCEMahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu, Universitas Muhamadiyah Yogjakarta. Delaney, C., Barrere, C., Robertson, S., Zuhourek, R., Diaz, D., & Lachapelle, L. (2015). Pilot Testing Of The NURSE Stres Management Intervention. Jurnal Of Holistic Nursing. Cazzell, M., & Rodriguez, A. (2011). Qualitative Analysis of Student Beliefs and Attitudes After an Objective Structured Clinical Evaluation: Implications forAffective Domain Learning in Undergraduate Nursing
23
Education(Abtract). Nursing Education. Vol. 12, 711-715. Cato, M. L.(2013). Nursing Student Anxiety in Simulation Setting: A Mixed Methods Study. A Dissertation Submitted in Partial Fullfillment if the Requirement for the Degre of Doctor of Education in Educational Ledership: Post Secondary Education, Portland University. Hutchinson, T. L., & Goodin, H. J. (2012) Nursing Student Anxiety As A Context For Teaching/ Learning. Jurnal Of Holistic Nursing. Nyer, M., Farabaugh, A., & Mischoulon, D. (2013). Relationship Between Sleep Disturbace And Depression, Anxiety, And Functioning In College Student. Depres And Anxiety. Vol. 30 (9). Sofiani, A. (2014). Hubungan Bimbingan Orang Tua dan Tanggung Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negri 02 Pabelan. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu. Tarwiah, V. J. (2012). Pengaruh Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTS Negeri Godean, Sleman, Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu. Yogjakarta. Susilowati, T. (2008) Peran Dosen Pembimbing Akademik (PA) Terhadap Prestasi Mahasiswa. Jurnal FKIP UNS. Vol. 57-65. Marsudi, S. (2010). Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Widyandana, & Mufida, D. N. (2008). Persepsi Mahasiswa terhadap Ujian Ketrampilan Medis di Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Journal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia, Vol. 7 no.3: 93-103. Setiawati, S., & Dermawan, A. C. (2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media. Beauty, S., & Widodo, A. (2015). Hubungan Antara Peran Dosen Pembimbing dengan Kecemasan Mahasiswa keperawatan dalam menghadapi tugas Akhir Skripsi di Universitas Muhamadiyah Surakarta. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Kong, L. N., Qin, B., Zhou, Y. Q., Mou, S. Y., & Gao, H. M. (2014). The Effectiveness Of Problem- Based Learning On Development Of Nursing Students Critical Thinking: A Systematic Review And Meta-Analisis. Journal Of Nursing Studies. Vol. 51. Issue 3, 458-469. Liaw, S. Y., Scherpbier, A., Rethans, J. J., & Klainin- Yobas, P. (2012). Assessment For Simulation Learning Outcomes: A Comparison Of Knowledge And Self- Reported Confidence With Observed Clinical Performance. Journal Of Nurse Education Today. Vol. 32. Issue 6, E35E39. Hidayatullah, F. (2009). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Hlm. 155-157. Yuma Pustaka: Surakarta.
24
Ulfah, H. R., & Supratman. (2011). Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Dosen Dengan Motivasi Belajar di Program Studi Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu. Surakarta. Wahyuni, S. (2012) Analisa Kepuasan Mahasiswa Tentang Ujian Metode OSCA pada Ujian Akhir Semester di Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Jurnal terpadu Ilmu Kesehatan. Jilid 2. Hlm. 1-94. Widyandana, & Mufida, D. N. (2008). Persepsi Mahasiswa terhadap Ujian Ketrampilan Medis di Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Journal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia, Vol. 7 no.3: 93-103. Pratiwi, C. S., & Mufdlillah. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Uji Kompetensi Dengan Metode OSCA Lulusan DIII Kebidanan di Propinsi DIY tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah Stata Satu. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Yogjakarta. Suardana, A. A. P.C. P., & Simarmata, N. (2013). Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Kecemasan pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Denpasar Menjelang Ujian Nasional. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1, No. 1, 203212. Shaban, I. A., Khater, W. A., & AkhuZaheya, L. M. (2013). Undergranduate Nursing Student Stress Sources And Coping Behaviours During Their Initial Period Of Clinical Training: A Jordanian Perspective. Nurse Education Today. Vol. 12. Issue 4, 2014-209.
Cato, M. L.(2013). Nursing Student Anxiety in Simulation Setting: A Mixed Methods Study. A Dissertation Submitted in Partial Fullfillment if the Requirement for the Degre of Doctor of Education in Educational Ledership: Post Secondary Education, Portland University Jan, L. K., & Popescu, L. (2014). Israel Nursing Students Stress Sources And Coping Strategies During Their First Clinical Experience In Hospital WardsA Qualitative Research. Revista De Asistenta Sociala, Anul XIII. Vol. 4, 163-188. Parashar, F. (2012). 0ptimism And Pessimism. Dipetik Juni 12, 2016, Dari Positive Psychology UK: Http://Positivepsychology.Org.Ik/PpTheory/Optimism/98-Optimism-AndPessimism.Html. Rushfort, H.E. (2007). Objective Structured Clinical Examination (OSCE): Review of Literature and Implications for Nursing Education. Nurse Education Today, 27: 481-490. Mary R. A., Marslin, G., Franklin G., & Sheeeba, C. J. (2014). Test Anxiety Level of Board Exam Going Student in Tamil Nadu, India. Hindawi Publishing Corporation. No: 1-9. Colbert-Getz JM. (2013). How do gender and anxiety affect students‟selfassasment and actual performance on a high-stakes clinical skills examination?. Academic medicine; 88(1): 44-8. Agustiar, W., & Asmi, Y. (2010). Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dan Motivasi belajar pada Siswa Kelas XII SMA Negeri “X” Jakarta Selatan. Jurnal Psikologi. Vol 8. No1, 9-15.