HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Evaluasi
Kinerja
Kredit
UMKM
Bank
Pemerintah
(Data
Bank
Indonesia) Perkembangan
dunia
perbankan
di
Indonesia
mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat persaingan semakin ketat dimana dunia perbankan nasional semakin agressif mengembangkan bisnis dalam upaya untuk meningkatkan aset dan return yang tinggi. Perbankan secara agressif melakukan penghimpunan dana dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan kepada masyakat. Penyaluran kredit masih menjadi salah satu “Core Business” bank karena return yang diperoleh memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan laba. Berbagai langkah strategis dilakukan oleh perbankan dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis, mulai dari re-organisasi, reformasi organisasi dan bisnis (new
business
model),
penambahan
jaringan
kantor
maupun
pengembangan produk – produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam hal ini nasabah. Disamping itu, stabil dan kondusifnya kondisi perekonomian yang ditunjukkan oleh nilai kurs dan tingkat inflasi telah mendorong peningkatan penyaluran kredit. Kondisi ekonomi makro yang semakin baik berimplikasi pada semakin baiknya iklim usaha di berbagai sektor ekonomi yang tentu saja berperan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat dan daya beli. Seiring dengan hal tersebut, perbankan semakin memberikan ruang bagi masyarakat luas untuk dapat diakses dengan mudah terutama dalam memberikan fasilitas pinjaman bagi masyarakat umum baik itu untuk kebutuhan perorangan maupun perusahaan. Perkembangan kinerja penyaluran kredit perbankan dapat dilihat pada tabel. 2, tabel. 3 dan tabel. 4 :
27
Tabel 2. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama 5 tahun terakhir (Rp Juta)
KATEGORI BANK
2006
Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total
2007
2008
2009
Sep-10
336.334.155 320.413.962 120.144.014 17.455.145
417.792.226 423.233.812 142.948.171 21.263.261
556.536.000 542.316.975 190.205.844 26.391.849
656.551.035 590.184.832 172.145.443 29.132.567
735.690.970 694.883.352 206.876.515 34.010.145
794.347.276
1.005.237.470
1.315.450.668
1.448.013.877
1.671.460.982
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel 3. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir (Rp Juta)
JENIS KREDIT
2006
2007
2008
2009
Sep-10
Modal Kerja Investasi
413.744.435 149.225.694
529.615.809 185.267.278
681.791.597 256.517.252
701.745.665 297.735.583
817.075.661 330.439.240
Konsumsi
231.377.148
290.354.383
377.141.819
448.532.629
523.946.081
794.347.276
1.005.237.470
1.315.450.668
1.448.013.877
1.671.460.982
Grand Total
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel 4. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir (Rp Juta)
SEKTOR EKONOMI
Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Konstruksi Lain-lain Listrik, Gas dan Air Pengangkutan Perdagangan Perindustrian Pertambangan Pertanian Grand Total
2006
2007
2008
2009
Sep-10
78.136.639 11.709.984 32.471.321 236.607.431 7.027.664 26.289.263 166.151.229 178.364.796 13.705.282 43.883.667
108.886.495 13.561.631 43.356.385 295.945.378 7.446.181 36.420.362 217.929.538 200.251.051 25.007.195 56.433.253
152.285.111 15.287.431 57.676.414 384.559.613 18.089.703 61.806.170 263.249.594 265.452.598 30.561.290 66.482.744
151.824.783 16.655.012 63.211.324 456.320.105 23.806.645 72.787.890 305.702.321 240.389.154 41.568.506 75.748.137
162.804.127 46.369.121 63.612.773 580.818.503 27.974.513 74.219.799 325.235.164 254.136.587 52.868.468 83.421.927
794.347.276
1.005.237.470
1.315.450.668
1.448.013.877
1.671.460.982
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel di atas menggambarkan bahwa kinerja penyaluran kredit perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan yang cukup signifikan selama 5 (lima) tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 29%. Berdasarkan kategori bank, Bank Pemerintah berada di urutan pertama
28
sebagai bank yang memberikan kontribusi tertinggi selama 5 (lima) tahun terakhir dalam menyalurkan kredit yaitu sebesar Rp 735,6 Trilyun. Secara berurutan Bank Swasta Nasional berada di posisi ke-2 sebesar Rp 694,8 Trilyun , Bank Asing dan Campuran berada di posisi ke-3 sebesar Rp 206,8 Trilyun dan Bank Pekreditan Rakyat di posisi ke-4 yaitu sebesar Rp 34 Trilyun dengan trend sebagaimana gambar. 3 di bawah ini. 800.000.000 700.000.000 600.000.000 500.000.000 400.000.000 300.000.000 200.000.000 100.000.000 2006
2007
2008
2009
Sep-10
Bank Pemerintah
Bank Swasta Nasional
Bank Asing dan Bank Campuran
Bank Perkreditan Rakyat
Gambar 3. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Berdasarkan jenis kredit, Kredit Modal Kerja merupakan komposisi terbesar kredit yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu sebesar Rp 817 T, Kredit Konsumsi sebesar Rp 300 T dan Kredit Konsumsi sebesar Rp 524 T, sebagaimana terlihat pada gambar.4 di bawah ini : Sep-10
817,075,661
2009
701,745,665
2008
681,791,597
330,439,240 297,735,583
448,532,629
Modal Kerja 256,517,252
2007 2006 2005
529,615,809
185,267,278
413,744,435
149,225,694
352,705,949
523,946,081
377,141,819 290,354,383
Investasi Konsumsi
231,377,148 211,556,967
132,637,492
Gambar 4. Komposisi Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah 29
Ditinjau dari sektor ekonomi, sektor Lain-lain merupakan sektor dengan konsentrasi penyerapan kredit tertinggi yang disalurkan oleh perbankan nasional, selanjutnya sektor perdagangan merupakan sektor ekonomi kedua tertinggi yang menyerap kredit perbankan nasional dan secara berurutan sektor lainnya yang cukup tinggi adalah sektor perindustrian, Jasa Dunia Usaha, Pertanian, Pengangkutan, Konstruksi, Pertambangan, Jasa Sosial Masyarakat serta Listrik, Gas dan Air, sebagaimana dapat dilihat pada gambar.5. 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000
Sep-10
1.000.000.000
2009
500.000.000
2008
-
2007
2006
Gambar 5. Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Dari total penyaluran kredit perbankan nasional di atas, porsi kredit yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan September 2010 tergambar pada tabel. 5, tabel. 6 dan tabel. 7 : Tabel 5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir (Rp juta)
KATEGORI BANK
Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total
2006
2007
2008
2009
Sep-10
189.543.111 190.556.228 12.722.392 11.515.081
236.214.293 232.244.082 14.225.766 13.526.431
312.871.534 282.579.625 21.857.823 25.188.944
384.353.385 312.618.587 20.222.728 18.053.830
447.948.700 394.036.406 66.772.482 20.550.242
404.336.812
496.210.572
642.497.926
735.248.530
929.307.830
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
30
Tabel 6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir. (Rp juta)
JENIS KREDIT
2006
2007
2008
2009
Sep-10
Modal Kerja Investasi
161.628.019 35.777.926
194.114.931 42.686.785
246.115.330 53.767.178
272.839.478 62.560.229
345.073.094 81.030.545
Konsumsi
206.930.867
259.408.856
342.615.417
399.848.823
503.204.191
404.336.812
496.210.572
642.497.926
735.248.530
929.307.830
Grand Total
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel 7. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir (Rp juta) SEKTOR EKONOMI
Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Konstruksi Lain-lain Listrik, Gas dan Air Pengangkutan Perdagangan Perindustrian Pertambangan Pertanian Grand Total
2006
2007
2008
2009
Sep-10
23.521.262 5.942.638 9.851.225 208.602.108 219.179 6.228.772 107.607.956 26.811.604 965.196 14.586.873
29.927.624 6.554.676 12.926.105 261.193.077 252.448 6.683.245 129.909.913 30.850.286 1.144.580 16.768.617
42.022.352 7.526.709 16.724.669 345.753.017 446.045 8.190.433 162.785.958 36.750.371 1.461.266 20.837.107
43.813.982 8.695.154 18.818.613 401.957.601 656.264 8.876.865 190.306.482 36.775.342 1.560.458 23.787.770
54.458.313 29.071.282 21.737.327 534.786.961 857.246 12.033.060 197.513.201 53.457.049 6.194.198 19.199.193
404.336.812
496.210.572
642.497.926
735.248.530
929.307.830
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Total kredit UMKM yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan bulan September 2010 adalah sebesar Rp 929, 3 T. Selama 5 (lima) tahun terakhir kinerja penyaluran kredit UMKM perbankan nasional juga menunjukkan trend pertumbuhan yang cukup signifikan dengan
rata-rata
pertumbuhan
sebesar
21,3%.
Bank
Pemerintah
memberikan kontribusi tertinggi dalam menyalurkan kredit di sektor UMKM yaitu sebesar Rp 447,9 Trilyun, diikuti oleh Bank Swasta Nasional sebesar Rp 394 Trilyun, Bank Asing dan Campuran sebesar Rp 66,7 Trilyun dan Bank BPR sebesar
Rp 20,5 Trilyun. Trend pertumbuhan kredit
sebagaimana gambar. 6.
31
500.000.000 450.000.000
400.000.000 Bank Pemerintah
350.000.000 300.000.000
Bank Swasta Nasional
250.000.000 200.000.000
Bank Asing dan Bank Campuran
150.000.000 100.000.000
Bank Perkreditan Rakyat
50.000.000 -
Gambar 6. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Berdasarkan jenis kredit, Kredit Konsumsi mendominasi komposisi kredit jenis UMKM yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu rata-rata 53% selama 5 (lima) tahun terakhir, sebagaimana dapat dilihat pada grafik gambar. 7 di bawah ini :
Sep-10
37%
9%
54%
2009
37%
9%
54%
2008
38%
8%
53%
Modal Kerja Investasi
2007
39%
9%
52%
2006
40%
9%
51%
0%
20%
40%
60%
80%
Konsumsi
100%
120%
Gambar 7. Komposisi Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Bila dilihat dari konsentrasi serapan kredit UMKM berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM tertinggi disalurkan oleh Perbankan Nasional 32
pada sektor lain-lain sama halnya dengan konsentrasi total penyaluran kredit perbankan nasional, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 8. Hal ini mengindikasikan bahwa penggolongan sektor ekonomi untuk kredit konsumsi lebih dominan dikelompokkan pada “sektor lain-lain” (gambar. 8). 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000
Sep-10
1.000.000.000
2009
500.000.000
2008 2007
-
2006
2005
Gambar 8. Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel 8. Prosentase Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional terhadap Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Rp juta)
KREDIT
2006
2007
TOTAL BAKI DEBET KREDIT UMKM TOTAL BAKI DEBET KREDIT
404.336.812 496.210.572 794.347.276 1.005.237.470 % Share Baki Debet Kredit UMKM 50.90% 49.36% Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
2008
2009
Sep-10
rata-rata
642.497.926 735.248.530 929.307.830 641.520.334 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982 1.246.902.055 51.45% 48.84% 50.78% 55.60%
Tabel 9. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap Total Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional dan Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Rp juta) KREDIT
KREDIT UMKM Bank Pemerintah Total Baki Debet Kredit UMKM Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional % Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki Debet Kredit UMKM % Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional
2006
2007
2008
2009
Sep-10
rata-rata
189.543.111 236.214.293 312.871.534 384.353.385 447.948.700 314.186.205 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830 641.520.334 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982 1.246.902.055 47%
48%
49%
52%
48%
49%
24%
23%
24%
27%
27%
25%
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah 33
Tabel. 8 dan Tabel.9 mengggambarkan bahwa, share baki debet kredit UMKM terhadap total baki debet perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan meskipun tidak signifikan setiap tahunnya dengan ratarata prosentase share selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai 51,45%. Dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, Bank pemerintah menguasai pangsa kredit UMKM sebesar Rp 447,8 T atau sebesar 48%. Bila dibandingkan dengan total baki kredit perbankan nasional, prosentase share kredit UMKM Bank Pemerintah sampai dengan akhir September 2010 mencapai 27% rata-rata % share selama 5 (lima) tahun terkahir masing-masing sebesar 49% dan 25%. 2.
Hasil Penelitian Kinerja Kredit UMKM Pada tabel. 8 telah dipaparkan bahwa berdasarkan data Bank Indonesia, kinerja penyaluran kredit perbankan nasional pada sektor UMKM telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan sebagaimana Gambar. 9, Gambar 10 dan Gambar. 11 :
Gambar 9. % Share Kredit UMKM thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
34
Gambar 10. % Share Kredit UMKM perbankan nasional thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 11. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet kredit UMKM Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional telah mencapai 56% dibandingkan total baki kredit perbankan nasional, sedangkan porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 27% dari total baki kredit perbankan nasional serta
35
telah mencapai 48% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional. Bila diteliti lebih lanjut bahwa dari total porsi kredit UMKM tersebut, kredit konsumsi mendominasi komposisi kredit UMKM yaitu masing-masing sebesar 54% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan 60% dari total baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah, lebih besar dari prosentase porsi Kredit Modal Kerja (37% baki debet kredit perbankan nasional dan 35% dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) dan porsi kredit Investasi (9% dari baki debet kredit perbankan nasional dan 5% dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) sebagaimana dapat dilihat pada gambar. 12 . 100% 90%
31%
80%
54%
70% 60%
60%
20%
50%
Konsumsi
9%
40% 30%
49%
20%
5%
37%
Investasi Modal Kerja
35%
10% 0% Baki Debet Kredit Baki Debet Kredit Baki Debet Kredit Perbankan UMKM Perbankan UMKM Bank Nasional Nasional Pemerintah
Gambar 12. Komposisi baki debet kredit UMKM Perbankan baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah (september 2010)
Nasional dan
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Kondisi tersebut tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya mengingat : 1.
Berdasarkan penggunaannya, kredit konsumsi adalah kredit untuk keperluan barang-barang konsumsi yang diperlukan debitur.
2.
Kredit UMKM adalah kredit untuk keperluan usaha baik kredit untuk tambahan modal (Kredit Modal Kerja) maupun untuk pembelian aktiva tetap (Kredit Investasi) antara lain mesin, lahan untuk usaha, bangunan untuk menunjang usaha dan kemampuan membayar kembali debitur diukur dari laba aktivitas usaha.
3.
Pengelompokan kredit UMKM dalam laporan Bank Indonesia masih mengacu
kepada
segmentasi
kredit
dimana
kredit
UMKM 36
dikelompokkan berdasarkan maksimum kredit yang diberikan (Kredit Mikro maks Rp 50 juta, Kredit Kredit yang diberikah > Rp 50 juta, < Rp 500 juta dan Kredit Menengah > Rp 500 juta, < Rp 5 Milyar) tanpa mempertimbangkan penggunaannya. Disampain itu, beberapa hal yang menjadi pertimbangan Bank dalam menyalurkan kredit konsumsi dengan porsi yang lebih besar adalah : 1. Penyaluran Kredit Konsumsi merupakan salah satu alternatif dan upaya Bank Pemerintah dalam menyebarkan risiko kredit dimana daya beli masyarakat yang semakin tinggi menstimulus tingkat konsumsi masyarakat. 2. Kredit Konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kredit UMKM yang bersifat produktif (Modal Kerja dan Investasi), karena : a. Maksimum kredit yang diberikan mengacu pada nilai agunan atau colateral yang diberikan dengan memperhitungkan repayment capacity debitur melalui penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya. b. Sistem angsuran yang diberlakukan oleh bank sistem Aplofend (Angsuran Bunga + Pokok). c. Untuk yang tidak memiliki agunan berupa harta tetap dapat berupa dokumen berharga lainnya seperti (SK, Jamsostek dan lainnya yang sejenis)
dengan
sistem
pembayaran
melalui
payroll
atau
(autodebet). 3. Track record penyaluran kredit konsumsi / konsumer selama beberapa tahun terkahir dinilai cukup baik dan menjanjikan dengan tingkat NPL yang masih rendah (< 5%). Indikasi lain yang menyebabkan tingginya porsi penyaluran pada jenis kredit konsumsi adalah pengalihan skim kredit atau penggunaan produk kredit konsumtif namun dalam implementasinya, kredit tersebut digunakan untuk modal usaha (produktif). Hal ini dapat disebabkan antara lain : 1. Pengalihan skim kredit produktif ke skim konsumtif lebih kepada subjektifitas petugas kredit dimana pertimbangan risiko yang lebih rendah menjadi faktor utama untuk mengalihkan skim dimaksud dimana
37
kredit konsumtif menggunakan pola angsuran pokok dan bunga (aplofend). 2. Proses penyaluran kredit konsumtif lebih sederhana dibandingkan dengan proses penyaluran pada kredit Produktif (Modal Kerja dan Investasi) yaitu dengan sistem scoring komputerisasi disamping percepatan layanan (service level) kepada nasabah menjadi salah satu pertimbangan utama. 3. Kurangnya varian/derivatif produk kredit yang dimiliki oleh Bank Pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan bidang usaha debitur (sebelum munculnya kredit KUR dan kredit program lainnya), sehingga untuk
sementara
maupun
permanen,
nasabah/debitur
diberikan
pinjaman dalam bentuk skim kredit konsumsi. Berdasarkan kondisi di atas, “Kredit Konsumsi” idealnya tidak digolongkan sebagai jenis Kredit UMKM. Dengan demikian, Performance riil Bank Pemerintah terhadap pembiayaan sektor UMKM tanpa “Kredit Konsumsi” dapat digambarkan pada Tabel. 10 dan Tabel. 11, yaitu : Tabel 10. Total Baki Debet Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi selama 5 (lima) tahun terkahir (Rp Juta) KATEGOR BANK
Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total
2006
2007
2008
2009
Sep-10
81.697.156
98.583.375
129.361.170
159.640.683
179.142.026
106.726.573
127.589.333
148.010.112
160.014.722
200.952.501
2.568.151
3.575.828
7.916.490
6.644.502
35.776.981
6.414.065
7.053.180
14.594.736
9.099.801
10.232.131
197.405.945
236.801.716
299.882.508
335.399.708
426.103.639
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Tabel 11. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi posisi bulan September 2010 terhadap baki debet per kategori bank (Rp Juta) KATEGORI BANK
Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total
Baki Debet UMKM (Sept 2010)
Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Sept 2010)
179.142.026 200.952.501 35.776.981 10.232.131
735.690.970 694.883.352 206.876.515 34.010.145
426.103.639
1.671.460.982
% Porsi Kredit UMKM thd Masing2 Baki Debet
24% 29% 17% 30% 100%
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
38
Gambar 13. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 14. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
39
Gambar 15. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Bank Asing dan Bank Campuran ;
2%
Bank Perkreditan Rakyat ; 1% Bank Pemerintah;
11%
Bank Swasta Nasional;
12%
Gambar 16. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
40
Bank Perkreditan Rakyat 30%
Bank Pemerintah 24%
Bank Asing dan Bank Campuran 17%
Bank Swasta Nasional 29%
Gambar 17. % % Porsi Kredit UMKM Perbankan Nasional thd masing-masing baki debet kredit Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Dari Gambar. 13, Gambar. 14, Gambar. 15, Gambar. 16 dan Gambar. 17 di atas dapat dijelaskan kondisi baki debet kredit UMKM sebagai berikut : 1. Porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional hanya mencapai 25% dari total baki debet kredit Perbankan Nasional. 2. Porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 42% dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, sedangkan 3. Porsi kredit UMKM Bank Pemerintah hanya mencapai 11% dari total kredit perbankan nasional. 4. Dibandingkan
dengan
Bank
Lainnya
(Non
Pemerintah),
pada
kenyataan porsi pembiayaan UMKM Bank Swasta Nasional lebih tinggi dari Bank Pemerintah yaitu sebesar 12% dari total baki debet kredit perbankan nasional. 5. Bila dibandingkan dengan masing-masing baki debet kredit per kategori Bank, porsi kredit UMKM tertinggi yang disalurkan oleh bank secara berurutan yaitu BPR sebesar 30% dari total baki debet kredit BPR, Bank Swasta Nasional sebesar 29%, Bank Pemerintah sebesar 24% dan Bank Asing Campuran sebesar 17%.
41
3.
Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM Beberapa dasar pertimbangan mengapa Kredit Konsumsti tidak digolongkan sebagai kredit UMKM adalah sebagai berikut : a.
Mengacu Undang-undang No. 20 tahun 2008, tentang UMKM Berdasarkan undang-undang dimaksud disebutkan bahwa baik Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah secara tegas didefinisikan sebagai “usaha produktif” milik perorangan maupun badang usaha dengan kekayaan dan omzet penjualan yang diatur dengan jumlah tertentu sesuai kriterianya.
b.
Mengacu pada definisi UMKM Bank Indonesia sendiri. Berdasarkan definisi Bank Indonesia bahwa Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah adalah “usaha” yang dapat menerima kredit sesuai
dengan
jumlah/besaran
yang
ditetapkan
berdasarkan
kriterianya. Yang perlu digarisbawahi adalah yang dapat menerima kredit dalam definisi Bank Indonesia ini adalah “aktivitas usaha” (baik orang perorangan maupuan badan usaha) bukan “orang/perorangan” yang tidak memiliki aktivitas usaha (bekerja sebagai pegawai atau dipekerjakan). Dalam
konteks
ini,
perlu
perlu
dilakukan
sinkronisasi
untuk
menghindari “dispute” dalam mendefinisikan dan mengelompokkan kredit UMKM. Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah yang didefinisikan sebagai “kredit dengan maksimal atau lebih besar/kecil sama dengan” sesuai dengan jumlahnya seyogyanya selaras dengan pengertian/definisi UMKM yang dijabarkan baik oleh Bank Indonesia itu sendiri maupuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. c.
Berdasarkan penggunaannya Kredit Konsumsi yang diberikan oleh Perbankan adalah kredit yang digunakan untuk keperluan barang konsumtif antara lain ; pembelian rumah, pembelian kendaraan dan barang lainnya yang bersifat tidak produktif atau tidak digunakan untuk modal usaha/investasi untuk menunjang kegiatan usaha serta kredit untuk penggunaan lainnya seperti biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan lainnya yang sejenis.
42
Disamping itu penerima kredit konsumsi belum tentu merupakan pelaku UMKM (bisa Pegawai negeri atau swasta). d.
Kredit pada sektor UMKM adalah kredit yang diberikan untuk modal usaha yang dapat memberikan dampak langsung terhadap sektor tersebut. Artinya terdapat perputaran ataupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh profit dari aktivitas usaha yang dibiayai. Berbeda dengan kredit konsumsi, dimana pembiayaan digunakan untuk membeli produk hasil usaha besar (misal kendaraan) sehingga tidak memberikan dampak langsung terhadap UMKM.
4.
Hasil pengujian terhadap variabel yang mempengaruhi kinerja Bank Pemerintah dalam Menyalurkan Kredit UMKM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda (multiple regression) menunjukkan adanya hubungan dan variasi arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel independen. Pengaruh dan arah hubungan tersebut dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 12. Pengaruh variabel bebas (X) X) secara bersama-sama dan Parsial terhadap Variabel terikat (Y)
Arah Pengaruh
Uji teori terhadap variabel bebas
(Constant)
Koefisien regresi 0,00000953
X1 % rata-rata suku bunga
0,003028005
Positif
Berpengaruh
X2 % NPL
0,816885187
Positif
Berpengaruh
-
0.64957279
berpengaruh
Variabel bebas
R2 (Determinasi) Sumber : data yang diolah
Variabel “rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah” dan “jumlah NPL” menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah. Dari hasil analisis tersebut maka disusun persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,00000953+ 0,03020805X1 + 0,816885187X2 Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a)
Nilai koefisien regresi rata-rata suku bunga (X1) = 0,03020805, mengandung tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak
43
berubah, maka perubahan variabel jumlah rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X1) 1% memberikan pengaruh yang searah sebesar 0,03020805 % terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah. b)
Nilai koefisien regresi jumlah NPL (X2) = 0,816885187, mengandung tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak berubah, maka perubahan variabel jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah (X2) 1% memberikan pengaruh yang searah sebesar 0,03020805 % terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah.
5.
Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak dua hipotesis adapun alat analisis yang diajukan adalah hipotesis pertama dengan uji F (secara bersama-sama) dan hipotesis uji t (secara parsial). Adapun pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 13. Pengujian hipotesis pengaruh variabel jumlah X1 dan X2 terhadap variavel Y Variabel Independen
F-hitung
F-tabel
Pengujian 0,00001653 bersama0,050 0 sama Pengujian secara parsial Rata-rata Suku Bunga Kredit (X1) NPL Kredit UMKM (X2) Sumber : Data yang diolah
a.
Kesimpulan
t-hitung
t-tabel
Sig.
-
-
0,00000953
Signifikan
0,00000953 0,00000953
signifikan Tdk signifikan
0,00302 0,8168
Uji Simultan Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa F-hitung sebesar 0,000016530 sedangkan nilai F-tabel pada
= 0.05 dan df = 9 Adalah
sebesar 4.76 sehingga F-hitung lebih kecil dari pada F-tabel (0,000016530 < 4.76). Sehingga Ho diterima dan tolak H1 yang berarti bahwa ratarata suku bunga kredit Bank Pemerintah dan jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja kredit UMKM yang disalurkan oleh Bank Pemerintah.
44
b.
Uji Parsial Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t bertujuan menentukan variabel mana dari variabel independen rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X1) dan jumlah NPL Kredit UMKM Bank Pemerintah (X2) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Y). berdasarkan hasil pengujian pada tabel. 13 sebelumnya, menunjukkan bahwa jumlah rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X1), berpengaruh
signifikan
terhadap
Kinerja
Kredit
UMKM
Bank
Pemerintah, sedangkan jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja kredit UMKM Bank Pemerintah. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel pada tingkat signifikan
= 0.05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak.
45