6/5/2010
Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat
GENDER, KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN Sesi 2: Retna Siwi Padmawati 1
Topik diskusi • Gender dan terminologinya • Kesehatan reproduksi • Permasalahan gender dalam kesehatan reproduksi • Penerapan perspektif gender dalam program pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan kesehatan reproduksi • Lesson learned
2
1
6/5/2010
Gender • Gender adalah istilah yang merujuk pada seperangkat karakteristik yang dipandang manusia sebagai hal‐hal yang membedakan antara laki‐laki dan wanita, dari hal‐hal biologis seperti jenis kelamin, sampai pada peran sosial dan identitas gender • Apakah perbedaan jenis kelamin memerlukan peran sosial gender dan identitas gender? peran sosial gender dan identitas gender? • Identitas gender adalah konsep individu tentang menjadi laki‐laki atau wanita yang berbeda dari jenis kelamin aktual biologisnya. 3
Gender • Gender role/peran gender didefinisikan sebagai persepsi norma perilaku yang berhubungan persepsi norma perilaku yang berhubungan dengan laki‐laki dan wanita di suatu kelompok masyarakat atau sistem • Gender adalah satu componen dari sistem gender/jenis kelamin yang merujuk pada seperangkat aturan dimana masyarakat mentransformasikan seksualitas biologis ke dalam mentransformasikan seksualitas biologis ke dalam produk aktivitas manusia, dan dimana transformasi kebutuhan (akan produk aktivitas manusia) ini dapat dipuaskan 4
2
6/5/2010
Gender • Hampir semua masyarakat mempunyai masyarakat mempunyai sistem gender, meskipun komponen dan bekerjanya sistem gender ini bervariasi dari satu masyarakat ke y masyarakat lain
5
Feminism • Perjuangan untuk persamaan hak‐hak wanita dengan laki‐laki dengan membuat perubahan‐ dengan laki‐laki dengan membuat perubahan‐ perubahan pada peran gender yang secara tradisional telah diterima • Feminism adalah “political discourse” yang bertujuan untuk persamaan hak dan p perlindungan hukum bagi wanita, dan dapat g g p berupa gerakan‐gerakan yang memperhatikan perbedaan‐perbedaan gender, persamaan, dan hak wanita 6
3
6/5/2010
Kesehatan reproduksi • Mencakup proses reproduksi, fungsi‐fungsi dan sistem reproduksi di semua tahap kehidupan • Kesehatan reproduksi berimplikasi bahwa orang akan mendapatkan K h d k i b i lik i b h k d k kehidupan seks yang bertanggungjawab, memuaskan, dan aman; dan mereka mendapat kemampuan untuk reproduksi dan kebebasan untuk menentukan, kapan dan bagaimana bereproduksi. • Secara implisit berarti laki‐laki dan perempuan mempunyai hak untuk diberitahu dan mendapat akses untuk: – Metode fertilitas yang aman, efektif, dapat dijangkau, dan dapat diterima sesuai dengan pilihan mereka – Mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak yang memungkinkan M d tk l k h t l k ki k wanita mendapatkan keamanan ketika hamil dan melahirkan, dan menyediakan layanan agar pasangan mendapat kesempatan yang paling baik untuk melahirkan bayi yang sehat
7
International Conference on Population and Development (ICPD), 1994 • Di Kairo, September 1994, dan dihadiri 179 negaraÆ merumuskan “action program” untuk kependudukan dan pembangunan • Mereduksi angka kematian maternal dan Mereduksi angka kematian maternal dan mempersempit perbedaan mempersempit perbedaan kematian maternal antar negara dan regional, sosial ekonomi dan kelompok etnis • Akses untuk kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan seksual termasuk keluarga berencana Konseling KB, pelayanan pre‐natal, Kelahiran yang aman Pelauanan post natal Pencegahan dan penanganan yang layak untuk infertilitas Pencegahan aborsi dan manajemen konsekuensi aborsi Pengobatan reproductive tract infections, penyakit menular seksual, dan kondisi kesehatan reproduksi yang lain – Pelayanan untuk HIV/AIDS, cancer, infertilitas, kelahiran dan aborsi harus tersedia – Mendorong dihilangkannya mutilasi genital wanita – – – – – – –
8
4
6/5/2010
Millenium Development Goals • Goal ke‐5 adalah meningkatkan kesehatan maternal • Indikator yang disepakati – – – –
Angka prevalensi kontrasepsi Angka orang dewasa melahirkan Cakupan pelayanan antenatal Kebutuhan yang tidak terpenuhi dari KB
• TTahun 2005, negara sedang berkembang h 2005 d b k b terutama Sub‐sahara Afrika, adalah negara dengan indikator pencapaian terkecil, – 55% wanita tidak punya akses antenatal care dan – 24% tidak punya akses pelayanan KB 9
Permasalahan gender dalam kesehatan reproduksi
10
5
6/5/2010
Tiga generasi program kependudukan dan keluarga berencana – Program pengendalian penduduk ke negara‐ negara berkembang (karena ketidakcukupan negara berkembang (karena ketidakcukupan pangan) Æ neo‐malthusian – Akar permasalahan adalah kemiskinan; kemiskinan memacu pertambahan penduduk Æ pembangunan adalah pengembangan alat kontrasepsi yang paling ampuh – Ketidakbedayaan perempuan dalam proses K id kb d d l pertumbuhan penduduk (terbukti dengan tingginya AKI) Æ kaum feminis 11
Perspektif gender • Tingginya AKI di Indonesia karena lemahnya posisi tawar perempuan dalam kesehatan posisi tawar perempuan dalam kesehatan reproduksi – Hak mendapat informasi ttg kesehatan reproduksi – Hak menentukan kapan dan jarak antar kehamilan/kelahiran, menentukan jumlah anak, – Hak pelayanan keluarga berencana – Dst
Apakah hak‐hak tersebut sudah terpenuhi bagi perempuan Indonesia? 12
6
6/5/2010
Ketimpangan gender • Pada awal munculnya di Indonesia HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit import • Media massa dan pejabat pemerintahan terkesan menutupi dan tidak mengakui • Masalah penyimpangan seksual (homoseksual dan kelompok berperilaku seks bebas) • Stigma terhadap pekerja seks komersial, tetapi tid k tidak melihat pada seringnya berganti pasangan, lih t d i b ti poligami dan kawin cerai • Menghindari kampanye seks yang aman krn takut diselewengkan menjadi seks bebas 13
Pelayanan keluarga berencana • Perempuan dikorbankan untuk pencapaian target kependudukan Æ penelitian di puskesmas kependudukan Æ penelitian di puskesmas • Petugas rekrutmen KB adalah PLKB, sedang pelayanan dan penerima keluhan adalah puskesmas Æ subordinasi petugas puskesmas • Sikap petugas kesehatan terhadap KB dan peranannya dalam memberikan bantuan medis • Pelayanan keluhan yang sangat terbatas 14
7
6/5/2010
Kekerasan domestik • Kekerasan fisik terhadap perempuan menyebabkan dan melestarikan subordinasi Æ menyebabkan dan melestarikan subordinasi Æ fenomena yg merata dan tidak mengenal batas wilayah • Biasanya merupakan beban kesehatan yang tersembunyi dan dilakukan atas nama harmoni ( (dari area publik) p ) • Kekerasan domestik adalah masalah privat sehingga tidak diatur dalam area public Æ tidak cukup penting untuk diatur melalui hukum 15
Kekerasan domestik pada keluarga Jawa • Mengutamakan prinsip harmoni atau rukun • Tidak memperlihatkan emosi yang ekstrim • Tidak memungkinkan kekerasan terekspos karena akan menunjukkan kegagalan • Sifat hubungan ideal laki‐laki perempuan tidak mengutamakan relasi yang sejajar tetapi mengutamakan relasi yang sejajar, tetapi didasarkan pada rantai hirarkis yang terstruktur menurut ideologi gender paternalistik. 16
8
6/5/2010
• “Bapak merupakan sumber kekuasaan utama, sementara ibu berada dalam posisi subordinat, hanya merupakan saluran kekuasaan yang dimiliki bapak” • PKK adalah gambaran subordinasi laki‐laki terhadap perempuan; karena perempuan adalah pendamping suami sekaligus pendukung tugas‐ tugas suami dengan menciptakan suasana yang tugas suami dengan menciptakan suasana yang selaras di rumah • Kegagalan menjalankan peranan inti harmoni akan mengganggu ketentraman sosial 17
Penerapan perspektif gender dalam program pelayanan k h t kesehatan reproduksi d ki Contoh Kasus Pusat Pengembangan P Pesantren dan Masyarakat (P3M) t d M k t (P3M)
18
9
6/5/2010
Pokok bahasan • Asal mula setiap hadis Nabi harus dikaji secara kritis ditelaah peristiwa dan tujuan serta konteks kritis, ditelaah peristiwa dan tujuan serta konteks sosial budaya dari adanya hadist tersebut berasal • Menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendiskusikan secara terbuka teks Islam mengenai peranan laki‐laki dan perempuan di g y keluarga dan masyarakat • Meyakini kesetaraan laki‐laki dan perempuan dan menolak subordinasi perempuan, sebagai prasyarat untuk menghormati hak‐hak reproduksi 19
• Tuhan tidak pernah mengakui ketidakadilan, tirani penindasan atau tindakan salah tirani, penindasan, atau tindakan salah; karenanya ketidakadilan yang menjadikan perempuan sebagai sasaran tidak dapat dianggap ketentuan Tuhan • Laki‐laki dan perempuan saling melengkapi dan yang satu tidak dianggap superior dari yang lain • Perempuan mempunyai hak berunding dan mengambil keputusan bersama suaminya 20
10
6/5/2010
Dalam menyikapi HIV/AIDS • HIV/AIDS harus ditangani melalui pendekatan moral yang tidak konvensional dengan melihat moral yang tidak konvensional dengan melihat pada pola perilaku nyata • Penggunaan kondom Æ menghindari bahaya dengan segala cara (dlararu‐yuzalu), memilih keburukan yang paling minim diantara keburukan y g yang lain • Pelatihan untuk lebih mengkaji dan mengelaborasi serta integrasi padangan dalam kerangka konseptual baru 21
Lesson learned • Kebijakan dan program‐program kesehatan reproduksi harus dapat: reproduksi harus dapat: – Meningkatkan akses perempuan terhadap sumber daya kehidupan dan ekonomi yang tetap – Mengurangi beban pekerjaan rumah tangga yang sangat berlebihan – Menghapuskan hambatan‐hambatan hukum yg menghalangi perempuan untuk berpartisipasi dalam h l i t kb ti i i d l kehidupan publik dan menyadarkan masyarakat melalui program pendidikan dan komunikasi massa yang efektif 22
11
6/5/2010
Lesson Learned • Banyak uji coba atau upaya telah dilakukan seperti pengingkatan ekonomi produktif seperti pengingkatan ekonomi produktif, pelibatan wanita dalam area publik, tetapi wanita sendiri belum berani mengambil langkah – Pelatihan tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga kepada laki‐laki juga kepada laki laki – Menggunakan pendekatan keluarga Æ ditentang kaum feminist Æ fokus pd hub laki‐laki dan perempuan saja 23
Bacaan • Sciortino, R. 1999. Menuju kesehatan Madani. Y Yogyakarta: Pustaka Pelajar k t P t k P l j • Doyal, L. 1995. “What makes women sick?”. London: MacMillan Press
24
12