Edisi 2 Tahun II
Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia M. NUR
DEFRIAN BASYA S
“Selama Punya Tekat, Kesuksesan Besar Akan Menanti”
“Putera Palembang Yang Memakmurkan Subang”
Halaman – 4
Halaman – 8
LIRIK FIELD MANAGER PT PERTAMINA EP ASSET 1
SUBANG FIELD MANAGER PT PERTAMINA EP ASSET 3
BOD Message
Kenali Asset Kita
Foto: Wahyu
M
Gas Untuk Kemakmuran
L
ANGKAT – Cuaca cukup bersahabat di Langkat pagi itu, Minggu, 12 Januari 2014. Matahari yang bersinar hangat, seolah sengaja ingin membuat Adriansyah, Presiden Direktur PT Pertamina EP betah, mengelilingi salah satu sudut kabupaten di Sumatera Utara itu. Bukan untuk bertamasya, melainkan memeriksa langsung situasi dan kinerja SP Wampu, salah satu fasilitas yang dimiliki Pertamina EP Asset 1 Field Pangkalan Susu. SP Wampu merupakan stasiun pengumpul gas yang dialirkan dari sumur Pangkalan Susu maupun sumur Benggala 01, untuk selanjutnya disalurkan ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebesar 17 mmcfd, dan diteruskan ke konsumen, maupun ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Didampingi Direktur Produksi dan Operasi Pertamina EP Beni Jafilius Ibradi, serta jajaran manajemen Field Pangkalan Susu, Adriansyah berkeliling SP Wampu, dalam rangka Management Walk Through (MWT). Kegiatan ini merupakan komitmen BOD (Board of Director) untuk memotivasi para pekerja di lapangan, di setiap daerah operasi PT Pertamina EP. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja produksi dan HSE (Health, Safety & Environment). Selain memotivasi jajarannya di lapangan, Adriansyah juga berdialog tentang kesiapan SP Wampu menerima aliran gas dari beberapa su-
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 1
mur yang sudah on stream, maupun yang akan berproduksi dalam waktu dekat. Perhatiannya cukup besar pada fasilitas ini. Maklum, fasilitas ini merupakan tumpuan harapan masyarakat Sumatera Utara yang sedang mengalami krisis energi saat ini. Selain menyalurkan gas dari Pangkalan Susu dan Benggala 01, SP Wampu juga akan menyalurkan gas dari Sumur Benggala 02 dan Benggala 03. Dua sumur itu akan dipercepat produksinya tahun ini, dalam rangka mengatasi krisis energi di Sumatera Utara. Beni Jaffilius Ibradi menuturkan, produksi Sumur Benggala 01 sekitar 3,6 mmcfd (million standart cubic feet per day) yang disalurkan ke SP Wampu saat ini, masih belum bisa menutupi krisis listrik di Medan. “Kita sudah minta izin untuk mempercepat proses Benggala 02 dan 03 untuk mengurangi krisis listrik di Medan” tambahnya. Langkah ini merupakan salah satu komitmen Pertamina EP, dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Diakui gas menjadi andalan. Selain cadangannya masih cukup besar, sumber energi ini juga ramah lingkungan. Sementara cadangan minyak terus menurun dari waktu ke waktu. Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bertugas mengamankan pasokan energi nasional, Pertamina EP sejak jauh hari telah mengikhtiarkan optimalisasi produksi dan
penyaluran gas, untuk memakmurkan berbagai wilayah di belahan Nusantara. Berbagai proyek gas dikebut, demi memenuhi pasokan gas di dalam negeri. Sejumlah proyek gas terbaru Pertamina EP diantaranya proyek gas Benggala, Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ), dan program gas kota Prabumulih. Sebelumnya, Pertamina EP juga telah mengelola proyek pengembangan gas Pakugajah – Pagardewa di Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan Gas Matindok di Sulawesi Tengah, dan Proyek Pengembangan Gas Pondok Makmur. Salah satu lapangan gas Pertamina EP di Kalimantan Utara, yakni Lapangan Sembakung, juga telah menghidupi daerah perbatasan Indonesia – Malaysia. Sampai 20 tahun ke depan, lapangan itu akan memasok gas ke pembangkit listrik Sembakung berkapasitas 8 Megawatt (MW) milik PLN, yang menerangi wilayah Nunukan dan Pulau Sebatik. Semua ikhtiar ini dalam rangka meneguhkan jalan gas, untuk kemakmuran Indonesia. Berbagai proyek produksi serta eksplorasi Pertamina EP di bagian timur Indonesia, juga memberikan sumbangan produksi gas yang signifikan. Mengalirkan energi untuk kejayaan Indonesia.
emasuki 2014, PT Pertamina EP mendapatkan target yang tidak ringan. Kita diminta untuk bisa membukukan produksi minyak sebesar 128.000 BOPD dan 1.071 MM gas, di penghujung tahun ini. Bercermin pada kondisi tahun lalu, tentunya dibutuhkan usaha yang luar biasa untuk menjawab tantangan produksi di 2014. Bukan hanya kerja keras. Melainkan perencanaan jangka panjang, yang mengacu pada potensi yang kita punya, yakni asset-asset Pertamina EP. Dalam mengejar target menaikkan produksi, umumnya fokus kita pada asset-asset eksisting produksi, yang rata-rata sudah berumur. Mungkin fasilitasnya sudah tidak memenuhi syarat dan sebagainya. Produksi kita pun naik-turun, akibat kejadian-kejadian yang tidak direncanakan (un planned). Semestinya fasilitas-fasilitas produksi yang sudah berumur itu direvitalisasi, agar memberikan kinerja yang prima. Namun karena dikejar target, kita seolah tidak punya kesempatan untuk melakukan itu. Kita tidak siap menghentikan operasi suatu lapangan produksi untuk revitalisasi fasilitas, karena tidak tahu, produksi yang hilang akan digantikan dari mana? Dari tahun ke tahun ini terjadi, yang membuat kita hanya mampu bertahan. Hari ini kita memikirkan produksi besok, besok kita memikirkan produksi lusa, begitu seterusnya. Ini terjadi, karena kita tidak cukup mengenali asset kita. Mengapa saya katakan demikian? Karena selain asset eksisting produksi, kita juga mempunyai asset dalam bentuk reserve, cadangan hasil eksplorasi. Data yang ada menyebutkan, cadangan yang kita temukan sejak 2007 sampai 2013, mencapai 200 juta barrel. Namun sayangnya, cadangan-cadangan temuan eksplorasi tersebut, baru sedikit yang termonetisasi menjadi asset produksi. Kalau kita mengenali asset-asset kita dengan baik, maka kita akan tahu, mana saja cadangan hasil eksplorasi yang bisa secepatnya dimonetisasi, untuk menggantikan produksi yang hilang saat kita merivitalisasi fasilitas eksisting produksi. Dari sinilah kita bisa berharap masa depan kemajuan produksi Pertamina EP. Dan itu hanya bisa dilakukan, jika kita mengenali asset-asset kita dengan baik. ADRIANSYAH PRESIDEN DIREKTUR
Safety is everybody business
SELENGKAPNYA BACA: DARI SUMATERA HINGGA PAPUA MENEBAR SEJAHTERA - HALAMAN 16
1/25/2014 8:23:49 AM
2
JEJAK
Edisi 2 Tahun II
Jalan Sukses Pasca Perubahan Regulasi
Wilayah kerjanya mencapai 113.613,90 kilometer persegi dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Berkibar sebagai entitas bisnis murni. Penyumbang terbesar laba induk usaha. Berpagar putih, fasilitas itu tiada beda dengan sumur-sumur minyak lainnya. Tampak sederhana dengan latar belakang perbukitan. Justru tebing-tebing pada punggung bukit bersemak itu yang mengundang perhatian mata. Beberapa prasasti terukir di sana. Diantaranya yang paling mengesankan, prasasti bertuliskan “Hidupmu Berbakti, Matimu Berbukti”. Bagi praktisi industri minyak dan gas bumi (migas) prasasti ini tentu menggetarkan hati. “Hidupmu Berbakti, Matimu Berbukti” yang tertulis pada tebing di balik pagar Sumur R-1 ini, menggambarkan betapa menggeloranya semangat para pekerja pengeboran saat itu. Termasuk besarnya risiko yang harus mereka hadapi, guna menyemburkan sumber energi dari dalam perut bumi. Sumur R-1 merupakan sumur minyak pertama Pertamina, yang sudah berproduksi secara komersial sejak Februari 1929. Produksi pertamanya sebesar 856 Barrel Oil Per Day (BOPD) pada kedalaman 340 meter. Lokasinya di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), sekitar 142 Km Barat Laut Kota Medan, 62 Km dari Pangkalan Berandan, dan 9 Km dari Kualasimpang, Ibukota Kabupaten Aceh Tamiang. Saat ini masuk wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau. Semasa PT Pertamina (Persero) belum mendirikan anak-anak perusahaan termasuk Pertamina EP, Field Rantau masuk Daerah Operasi Hulu NAD - Sumbagut (Sumatera bagian utara) dengan luas areal operasi sekitar 20.493,42 Km2. Namun setelah perubahan struktur, organisasinya menjadi PT Pertamina EP Field Rantau Region Sumatera, dengan luas areal 4.390 Km2 di Provinsi NAD, khususnya Kabupaten Aceh Tamiang dan di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Langkat. Sumur R-1 boleh dibilang bagian dari babak
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 2
awal sejarah perjalanan PT Pertamina EP., yang merupakan anak usaha Pertamina di sektor hulu, eksplorasi dan produksi migas. Sumur R-1 menandai ditemukannya pertama kali Struktur Rantau oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) pada 1928. Puluhan tahun sejak ditemukannya Telaga Said, lokasi pertama penemuan cadangan minyak di Indonesia. Pasca ditemukannya Struktur Rantau, penemuan-penemuan berikutnya pun menyusul. Hingga 1950-an, sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pengelolaan minyak bumi di Indonesia pun terus berkembang dibawah Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, dan oleh Jepang pada masa berkecamuknya Perang Asia Timur Raya. Pasca Proklamasi Kemerdekaan pada 1945, pengelolaan minyak bumi dijalankan perusahaan negara Republik Indonesia. Sempat beberapa kali ganti nama, hingga kemudian menjadi Perusahaan Minyak Nasional (Permina) pada 10 Desember 1957, lalu bergabung dengan Pertamin dan menjadi Pertamina pada 1968. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1971. UU ini menempatkan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina. Karena itu Pertamina memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) Pertamina. Sementara di sisi lain Pertamina juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya. TERLAHIR KEMBALI Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan UndangUndang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai operator murni. Peran regulator di sektor hulu selanjutnya di-
jalankan oleh BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator di sektor hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004. Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir. Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005. Dengan demikian WK (Wilayah Kerja) PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery). Perubahan regulasi di sektor migas ini, menjadikan Pertamina EP ibarat anak sulung yang terlahir kembali. Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemerintah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.
Safety is everybody business
1/25/2014 8:23:53 AM
EDITORIAL
Edisi 2 Tahun II
Energi Untuk Nusantara N
usantara diambil dari bahasa Sansekerta yakni “nusa” yang berarti pulau, dan “antara” yang berarti luar. Gabungan kata “nusa-antara” antara lain dicetuskan Patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, untuk menyebut pulau-pulau di luar Jawa, dimana ia bercitacita untuk menyatukannya. Dalam perjalanannya kemudian, Nusantara mengalami perluasan makna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nusantara adalah sebutan atau nama untuk seluruh pulau dan kepulauan yang termasuk dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Pada gugusan pulau-pulau dan kepulauan itulah PT Pertamina EP beroperasi. Wilayah kerjanya tersebar mulai ujung barat hingga ujung timur Indonesia, bahkan di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia di Kalimantan Utara, berkibar Merah Putih bersanding dengan bendera Pertamina EP. Sebaran wilayah kerja di seantero Nusantara itu, tentu tidak bermakna unit bisnis semata. Tetapi menggambarkan betapa entitas yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini, beritikad hadir di semua sisi kehidupan anak bangsa. Mengelola sumber daya alamnya, mencerdaskan generasi mudanya, mensejahterakan penduduknya, dan membangun kemakmuran menyeluruh di Indonesia. Kesungguhan langkah untuk Nusantara ini, bisa dilihat dari rangkaian kegiatan Pertamina EP, yang terekam pada setiap edisi SINERGI-
SIA. Mulai Asset 1 sampai Asset 5 Pertamina EP, tidak ada yang absen untuk berkarya bagi masyarakat di lingkar wilayah operasinya. Keberhasilan operasi senantiasa berbanding lurus dengan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat di sekitarnya. Ditengah kesibukan melakukan pemboran, mencari cadangan baru maupun mengoptimalkan potensi lapangan-lapangan produksi, insaninsan Pertamina EP di setiap Asset tak pernah lupa pada lingkungannya. Mereka senantiasa menggeliatkan berbagai potensi masyarakat setempat untuk bangkit menapak sejahtera, melalui program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Tanpa ketinggalan memberikan bantuan terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Memasuki 2014, seluruh jajaran Pertamina EP mendapat tantangan yang tidak kecil. Yakni sasaran produksi minyak 128.000 Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas 1.071 MMSCFD. Belum lagi jeritan dari berbagai daerah yang mengalami krisis gas, menuntut Pertamina EP untuk bekerja lebih keras tahun ini, guna menjawab persoalan yang dihadapi anak bangsa di seluruh penjuru negeri. Krisis gas di Sumatera Utara misalnya, mulai terjawab dengan kehadiran Sumur Benggala 01 di Sumatera Utara. Demi menjawab persoalan itu pun, Pertamina EP berritikad untuk menuntaskan pemboran Sumur Benggala 01 dan 02, guna menjawab kelangkaan pasokan energi primer, yang dialami pembangkit-pembangkit
SURAT PEMBACA Tindak Tegas Mafia Pencurian Minyak
D
alam banyak pemberitaan media massa nasional, terungkap masih maraknya kasus pencurian minyak mentah yang mengambil secara ilegal hasil produksi minyak perusahaan-perusahaan migas, termasuk PT Pertamina EP. Akibat tindakan tak bertanggung jawab itu, negara telah dirugikan puluhan miliar rupiah setiap tahun. Perbuatan itu juga telah menimbulkan kerusakan lingkungan, bahkan korban jiwa akibat kebakaran di lokasi pencurian. Kejadian ini cukup marak di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Selatan. Hati saya sempat gembira ketika mengetahui PT Pertamina EP bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menjalankan operasi teritorial di sepanjang jalur pipa minyak Tempino – Plaju, Sumatera Selatan. Terlebih setelah dikabarkan bahwa sejak operasi teritorial itu dilangsungkan, kegiatan pencurian minyak mentah menurun drastis. Sayangnya, kegembiraan itu tak berlangsung lama. Beberapa bulan lalu, bahkan hingga saat ini, kabarnya pencurian minyak mentah kembali terjadi. Celakanya lagi, ketika sulit mendapatkan kesempatan menggarong minyak mentah dari pipa akibat operasi teritorial Pertamina EP – TNI, para pelaku pencurian justru bergeser, merampok minyak mentah langsung dari sumur. Lokasi pencuriannya pun berpindah. Ketika penjagaan di jalur pipa Tempino – Plaju diper-
ketat, para pencuri ganti menjarah lapangan Pertamina EP di Aceh. Belum lagi yang terjadi di sekitar Lapangan Ramba milik Pertamina EP. Modusnya pun sama, yakni menjarah langsung pada sumurnya. Sumur-sumur sempat dikuasai para pencuri, sampai akhirnya direbut kembali oleh Pertamina EP. Dengan situasi seperti ini, saya kira tidak akan efektif mengatasi persoalan, jika yang ditangkap hanya pelaku-pelaku pencurian minyak. Upaya pengamanan baru akan efektif, jika yang ditangkap adalah cukung alias bandar, yang menggerakkan masyarakat untuk mencuri, kemudian menadah hasilnya. Pencurian minyak mentah akan terus merajalela, jika cukong atau bandar ini masih terus berkeliaran. Berangkat dari itu, tindakan tegas aparat keamanan dan Pertamina EP bagi cukong alias penadah minyak curian. Para cukong yang bergerak dengan gaya mafia ini, harus ditangkap diadili, dan divonis hukuman penjara guna mengimbulkan efek jera. Langkah itu juga harus terus didukung, dengan pemberitaan yang masif tentang hasil akhir pemberantasan tindak pencurian minyak, dari internal Pertamina EP. Jika aparat keamanan di lapangan bertindak tidak tegas, Pertamina EP musti berani mengadukan persoalan ini ke presiden. Karena pada dasarnya, minyak yang mereka curi adalah harta negara, kekayaan alam yang mestinya diupayakan untuk kemakmuran rakyat banyak, bukan segelintir mafia minyak yang menumpuk kekayaan dengan jara menjarah harta negara. Intinya, negara tidak boleh kalah melawan para mafia minyak mentah.
Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 3
Azhar Kahfi Salemba – Jakarta Pusat
3
Perusahaan Listrik Negara. Berangkat dari itu, sengaja dalam Laporan Utama edisi ini, kami beberkan kiprah Pertamina EP dalam upayanya memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri. Gas yang ramah lingkungan, lebih murah harganya, melimpah cadangannya, dan paling mudah digunakan setelah minyak bumi, merupakan masa depan energi di Indonesia. Pertamina EP berjuang keras untuk mewujudkan itu. Dengan keseluruhan perannya ini, Pertamina EP merupakan energi untuk Nusantara. Tidak hanya piawai mengalirkan mimyak dan gas dari mulut sumur, tetapi juga menyuntikkan energi untuk membangkitkan potensi ekonomi lokal. Di semua Asset-nya, Pertamina EP juga menjadi pelopor, menyuntikkan energi kesadaran dan kepedulian untuk pelestarian lingkungan. Diharapkan, energi yang disebarkan Pertamina EP di seluruh penjuru Nusantara ini, benar-benar menjadi kekuatan yang mampu membawa Indonesia lebih maju dan makmur, serta berkeadilan. Menggerakkan segenap warga bangsa untuk berkarya, memupuk sejahtera, mengukir jejakjejak mandiri untuk kejayaan Indonesia. Dan pada kesempatan ini, Redaksi mengucapkan Selamat Tahun Baru 2014. Semoga di tahun ini, kita semua dapat menghimpun lebih banyak energi, untuk mewujudkan cita-cita bersama. Semoga pula, terbitan SINERGISIA Edisi 2 Tahun II ini dapat menginspirasi dan menambah energi kita, untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Selamat Membaca!
Tampilkan Karya Inovasi Pertamina
P
ada akhir Oktober 2013 lalu, PT Pertamina (Persero) menggelar Annual Pertamina Quality Award (APQA) untuk kali yang keempat Tahun 2013. Kegiatan ini melibatkan insan Pertamina dari seluruh sentra operasi/ produksi perusahaan. Terdapat 117 gugus/kelompok CIP terbaik dari Unit Operasi/Bisnis/Region dan Anak Perusahaan yang terdiri dari 39 Proyek Kendali Mutu (PKM), 45 Gugus Kendali Mutu (GKM) dan 33 Sistem Saran (SS) yang mempresentasikan karya terbaiknya selama ajang APQ Award 2013. Disebutkan, tujuan dari pelaksanaan APQA ini agar para insan mutu Pertamina dapat menciptakan inovasi-inovasi yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan baik berupa peluang bisnis baru maupun penghematan biaya secara optimal yang dapat mendukung upaya perusahaan mencapai aspirasi 2025. Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan juga mengatakan, APQA secara berkelanjutan terus menghasilkan pencipataan nilai yang signifikan bagi perusahaan. Pada tahun 2010, APQA menghasilkan penciptaan nilai sebesar Rp 986 miliar bagi Pertamina. Berlanjut di tahun berikutnya dengan menciptakan nilai bagi perusahaan sebesar Rp 1,29 triliun. Selanjutnya pada tahun 2012, ajang inovasi ini memberikan penciptaan nilai sebesar Rp1,85 triliun bagi Pertamina. Dan dalam APQA 2013 yang mengusung tema ‘Menjadikan Insan Mutu sebagai Pemegang Peran Strategis dalam Pencapaian Aspirasi Pertamina 2025’ penciptaan nilai bagi perusahaan meningkat menjadi Rp 2,17 triliun. Saya melihat ajang APQA ini sebagai terobosan bagi Pertamina sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dalam menumbuhkan jiwa inovatif di kalangan pekerjanya. Dengan tumbuh suburnya budaya inovasi di perusahaan negara seperti ini, saya kira akan semakin memajukan dan mengembangkan teknologi yang dimiliki Pertamina sebagai perusahaan energi terdepan di negeri ini. Maka dari itu, alangkah baiknya kalau hasil karya inovasi yang diikutsertakan dalam APQA 2013 itu dikupas di Tabloid SINERGISIA. Penayangan di media, meski media internal perusahaan, merupakan suatu apresiasi yang bagus bagi para invatornya. Sehingga menambah semangat mereka dalam berinovasi dan menginspirasi yang lainnya untuk berkarya dan berinovasi. Hal ini sering dilakukan di luar negeri, dimana karya-karya ilmiah dan inovasi mendapatkan ruang yang cukup dalam publikasi di media massa. Lewat publikasi pula, karya-karya inovatif itu akan dikenal, dan mendapatkan apresiasi dari khalayak yang lebih luas. Dengan begitu pula, masyarakat kita secara umum akan kaya dengan pengetahuan-pengetahuan terkait inovasi anak bangsa sendiri. Jika Indonesia semakin kaya akan inovator, maka bangsa kita tidak perlu repot-repot berharap transfer teknologi dari negara lain. Karena di dalam negeri sendiri sudah kaya akan inovasi teknologi. Jika ini berkembang lebih jauh, maka dapat dipastikan Indonesia akan semakin kaya akan inovasi, dan mampu berdiri setara dengan negara-negara yang sudah maju seperti China, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Firman Dwi Kriatmojo Cawang – Jakarta Timur
PEMIMPIN REDAKSI: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Agus Amperianto (Manager PR) / REDAKTUR PELAKSANA: Arya Dwi Paramita, Pandji Galuh Anoraga / REDAKSI: Hidayat Tantan, Abraham Lagaligo, Tatan Agus RST, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong / ALAMAT REDAKSI: Menara Standart Chartered Lantai 21 – 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan / Email:
[email protected]
1/25/2014 8:23:55 AM
4
ASSET 1
Edisi 2 Tahun II
Ramba Optimis Capai 7.000 BOPD
Foto: Pertamina EP Field Rantau
M
Field Manager (FM) Rantau, Sigit Gunanto (kiri-mengenakan helm) membagikan santunan kepada 150 anak yatim dan kaum dhuafa di Desa Kebun Rantau, Desa Alur Cucur dan Desa Alur Manis, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, dalam sosialisasi kegiatan tajak Sumur RNTSZ16 di lokasi tajak sumur itu, Sabtu, 25 Desember 2013.
Field Rantau Mulai Tajak Sumur RNT-SZ16
A
CEH TAMIANG – Sejak akhir Desember 2013 PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau telah memulai kegiatan tajak Sumur RNT-SZ16 yang berlokasi di Desa Kebun Rantau, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi kepada jajaran pemerintah daerah (pemda), muspika (musyawarah pimpinan kabupaten), dan masyarakat setempat. Field Manager (FM) Rantau, Sigit Gunanto menerangkan, tajak Sumur RNT-SZ16 dilakukan dengan menggunakan Rig CWKT 210B / 2A milik PDSI (Pertamina Drilling Service Indonesia) yang berkapasitas 400 HP, hingga mencapai kedalaman
akhir 650 mTVD (meter True Vertical Deep) dari lantai bor. Ia menjelaskan, kegiatan tajak Sumur RNT-SZ16 ini akan memakan waktu 18 hari kerja operasi. Tujuan dari pengeboran ini, tambahnya, untuk menghasilkan hydrokarbon dari struktur Rantau, khususnya pada lapisan Z-560. Lokasi tajak sumur itu sendiri berada 10 kilometer arah timur Kota Kuala Simpang. Diawali dengan dzikir dan doa bersama, sosialisasi kegiatan ini digelar pada Sabtu, 25 Desember 2013 di lokasi tajak Sumur RNT-SZ16. Di hadapan jajaran pejabat Pemda Aceh Tamiang, Muspika, serta warga masyarakat yang hadir, Sigit Gunanto menyatakan, sangat mengharapkan
dukungan dari pemda, Muspika, tokoh masyarakat, alim ulama dan seluruh masyarakat Kampung Kebun Rantau, Alur Cucur dan Alur Manis. Tiga kampung ini, berada di lingkungan operasional RNT-SZ16. Sigit Gunanto juga mengharapkan agar tetap terjalin kerjasama yang baik dalam menjaga fasilitas perusahaan, yang berada di sekitar pemukiman penduduk. Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan, dalam kesempatan itu Pertamina EP Field Rantau memberikan santunan kepada 150 anak yatim dan kaum dhuafa Desa Kebun Rantau, Desa Alur Cucur dan Desa Alur Manis.
USI BANYUASIN – PT Pertamina EP Asset 1 Field Ramba optimis pada 2014 mampu mencapai produksi 7.000 Barrel Oil Per Day (BOPD). Optimisme ini didasari keberhasilan Field Ramba mencapai produksi monumental hingga 6.902 BOPD pada 20 Desember 2013. Jauh diatas angka produksi saat terminasi (Lapangan Ramba dikembalikan untuk dikelola penuh Pertamina EP, red) yang hanya 3.313 BOPD. Field Manager (FM) Ramba, Bustanul Fikri menuturkan, prestasi yang ditorehkan Lapangan Ramba ini merupakan hasil dari diterapkannya berbagai rencana kerja agresif, yang terdiri atas optimasi dan reopening sumur, serta keberhasilan sumur pemboran baru. Komitmen menuju 7.000 BOPD ini pun telah diungkapkan Fikri di depan Direksi Pertamina EP, saat mengawali tugasnya pada 1 Agustus 2013. Ramba Petroleum Engineering Assistant Manager, Harmawan Prasetyadi menjelaskan, sejak Agustus hingga 24 Desember 2013, di Ramba telah dilakukan 85 pekerjaan optimasi sumur, terutama di Lapangan Bentayan, dengan gain hingga 482 BOPD. Selain itu, pemboran baru sumur BN110 juga mampu berproduksi awal sebesar 501 BOPD, melebihi target awal sebesar 100 BOPD. Langkah-langkah lain yang telah dilakukan sepanjang tahun lalu, antara
lain reopening sumur-sumur di struktur Ramba, yang memberikan gain hingga 105 BOPD, termasuk Tanjung Laban yang memberikan gain sampai 94 BOPD. “Struktur Lapangan Mangunjaya juga memberikan tambahan produksi. Setelah dilakukan penggantian low efficiency pump di sana, sumur dapat berproduksi kembali di level 585 BOPD. Sebelumnya hanya 376 BOPD,” ungkap Harmawan. Upaya peningkatan produksi lainnya, adalah perbaikan proses separator di SP (Stasiun Pengumpul) Bentayan dengan kapasitas yang lebih besar. Tekanan trunk line di Bentayan juga diturunkan, yang telah dipresentasikan oleh tim backpress pada CIP tingkat nasional dengan predikat Platinum. Menurut Bustanul Fikri, berbagai pencapaian di Ramba ini, semakin menambah keyakinan bahwa potensi memang masih tersedia, dan harus dikelola untuk meningkatkan produksi Field Ramba. Dengan keyakinan yang mantap pekerja PT Pertamina EP Field Ramba beserta Kantor Pusat, terus menerus berusaha untuk meningkatkan produksi secara optimal. “Dengan konsistensi komitmen untuk kerja keras, kerja pintar dan ikhlas, diharapkan produksi Field Ramba akan terus meningkat semaksimal mungkin, sebagai hasil menggali potensi migas lapangan,” pungkasnya.
60 Rekanan Hadiri Ramba Vendor Meeting M gan presentasi terkait berbagai peraturan, dalam pengadaan barang dan jasa di Pertamina EP, khususnya di Asset 1 Field Ramba. Pemateri yang menyampaikan presentasinya diantaranya Indra P Sembiring, Safety Manager Pertamina EP yang menyampaikan materi tentang CSMS. Selain itu, hadir pula menyampaikan presentasi, Hendar Suhendar,
Ramba SCM Assistant Manager, yang memaparkan materi terkait proses SCM (Supply Chain Management) yang ada di Ramba. Sedangkan materi tentang proses invoice, diberikan oleh Ramba Finance Assistant Manager, Hendra Yudha.
Foto: istimewa
USI BANYUASIN – Sedikitnya 60 perwakilan perusahaan rekanan PT Pertamina EP Asset 1 Field Ramba hadir dalam “Ramba Vendor Meeting” yang digelar pada Kamis, 23 Desember 2013, di Ramba Recreation Hall, Main Office Ramba, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dimulai pukul 09.30 WIB, Ramba Vendor Meeting diisi antara lain den-
Main Office PT Pertamina EP Asset 1 Field Ramba di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Selama Punya Tekat, Kesuksesan Besar Akan Menanti Bapak dua putri ini punya prinsip, dibalik setiap halangan dan rintangan selalu ada tantangan dan kesempatan. Dibawah kepemimpinannya, bekerja menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
M. Nur, Lirik Field Manager
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 4
Matahari masih sepenggal di ufuk timur, tatkala M. Nur berkutat dengan sepasang sepatu kets kesayangannya. Dihirupnya d a l a m dalam udara bersih di pagi pertama Januari 2014 itu,
sembari berlari kecil menyusuri jalan beraspal. Lirik Field Manager PT Pertamina EP Asset 1 ini terbiasa memulai hari dengan jogging. Aktivitas yang membuatnya selalu tampil segar dan energik. Tak puas dengan olahraga individual, secara rutin M. Nur juga bermain bulutangkis. “Untuk mengasah jiwa kompetitif dan melatih kerjasama dalam tim,” alasannya. Gaya hidup sehat pun melekat dalam kesehariannya. Ia pantang makan makanan pedas dan mengkonsumsi jeroan. Tak heran kebugarannya selalu terjaga, dan prestasi demi prestasi mengiringinya selama berkarir di Pertamina. Masuk Pertamina sejak 1990, M. Nur sembilan tahun berdinas di Sorong, Papua Barat. Berpindah-pindah mulai menjadi ATL, PWS PES, dan Pws Lapangan Sele-Linda, Pws Lapangan Salawati, Kepala Terminal, kemudian Kepala Produksi Lapangan Salawati, hingga Kepala Lapangan Klamono. Pada 1999 – 2004, ia ditugaskan ke JOB Pertamina-Talisman
Tanjung. Di sana ia menjabat Operation Engineer, kemudian Production Superintendent, dan Head of HSE. Saat JOB Pertamina-Talisman Tanjung diambil alih penuh Pertamina dan menjadi UBEP Tanjung, M. Nur ikut diminta mengawal, sebagai Kepala HSE, lalu menjadi Assistant Manager Produksi. Dinas di Tanjung berakhir pada 2009. Selanjutnya ia menyeberang ke barat, sebagai Asman (Assisten Manajer) WO/WS Field Pendopo, lalu dipercaya sebagai Asman Ren-Eng di Field yang sama sampai 2013. Sempat ke Jakarta sebentar sebagai Senior Production Specialist Pertamina EP Asset 1 pada 2013. Pada tahun yang sama, ia mendapat amanah sebagai Senior Production Specialist Asset 2 Prabumulih. Hingga kemudian tepat pada 1 Agustus 2013, pria bersahaja ini diangkat sebagai Lirik Field Manager. Motto yang selalu digadangnya adalah “selama kita masih mempunyai tekat dan target untuk kita raih,
maka kesuksesan besar akan selalu menanti”. Motto ini pun menjadi motivasi bagi seluruh jajarannya di Lirik. Tak heran, sepanjang 2013, lapangan yang dinahkodainya mampu meraih prestasi gemilang. Pada Oktober 2013 misalnya, Field Lirik berhasil mencapai produksi 2.050 Barrel Oil Per Day (BOPD) dari sasaran 1.874 BOPD. Demikian pula November 2013, Lirik mampu menggapai angka produksi 2.025 BOPD, 109% diatas target yang ditetapkan 1.852 BOPD. Makin gemilang di Desember 2013, produksi Lirik tembus 2.074 BOPD, 113% dari target yang ditetapkan sebesar 1.831 BOPD. Untuk 2014, Lirik mendapatkan target 2.105 BOPD (year to date) dari Pertamina EP Pusat. M. Nur berani mengejarnya sampai 2.200 BOPD, plus mempertahankan PROPER Hijau, zero incident, zero accident, dan zero pollution. “Senjata kami adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas,” pungkasnya.
1/25/2014 8:23:58 AM
ASSET 1
5
Edisi 2 Tahun II
M
MJ#89 akibat ulah penambang liar, yang berusaha memompa minyak secara ilegal dari sumur itu. Public Relation Manager Pertamina EP, Agus Amperianto membenarkan, sampai saat ini masih terjadi perdebatan, antara penduduk dan oknum penambang liar. Para penambang liar memaksa untuk mengambil minyak dari sumur itu secara diam-diam. “Kami sudah berupaya menertibkan aktifitas para penambang liar tersebut, bekerjasama dengan aparat TNI dan Kepolisian setempat. Kami berharap, penertiban ini didukung oleh stakeholders yang lain bersama seluruh lapisan masyarakat, karena sangat berbahaya dan jelas-jelas merugikan negara. Apalagi kalau sampai terjadi kebakaran, pencemaran, dan sebagainya,” kata Agus. Dari penelusuran di lapangan, Agus mendapati bahwa pelaku penambangan liar, adalah segelintir oknum warga, yang terprovokasi oleh sekelompok kecil oknum yang mengatasnamakan kepentingan rakyat. “Aparat Polsek Babat Toman dan Koramil setempat sudah mengeluarkan larangan kepada warga, untuk tidak mendekati lokasi Sumur MJ#89. Bagi yang melanggar akan ditindak tegas,” ujarnya.
Anak-anak asal Desa Bentayan dan Keluang, peserta Khitanan Massal Field Ramba.
Khitanan Massal Field Ramba
B
ANYUASIN – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 PT Pertamina (Persero) dan wujud syukur atas tercapainya target produksi 2013, PT Pertamina EP Asset 1 Field Ramba menggelar khitanan massal, yang diikuti sekitar seratus anak dari Desa Bentayan dan Keluang, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin,
Presiden Direktur PT Pertamina EP, Adriansyah (kedua dari kiri) saat mengunjungi Field Pangkalan Susu dalam rangka “Management Walktrough”, Sabtu, 11 Januari 2014.
Presdir Tekankan Keselamatan Kerja War Room Asset I & Management Walktrough di Pangkalan Susu
P
Foto: Minanti (Field Ramba)
USI BANYUASIN – Kegiatan para penambang liar di Desa Beruge, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan telah menimbulkan keresahan dan mengancam keselamatan warga masyarakat. Pasalnya, tindak kejahatan itu kerap mengakibatkan kerusakan fasilitas produksi minyak dan gas (migas) yang dapat menimbulkan kebakaran serta merusak lingkungan. Seperti yang terjadi pada Minggu, 5 Januari 2014 lalu. Sumur MJ#89 milik PT Pertamina EP Field Ramba, sekitar pukul 17.30 WIB tiba-tiba menyemburkan gas kering, akibat terbukanya segel kepala sumur. Warga yang tinggal di sekitar lokasi sumur sempat panik dan ketakutan, karena khawatir terjadi kebakaran. Beruntung Tim PKD Pertamina EP yang datang 10 menit kemudian, bisa menguasai keadaan. Tim PKD langsung melakukan pengendalian dan pengamanan lokasi kebocoran, dan menetapkan batas radius aman kepada masyarakat. Sejumlah warga pun terpaksa diungsikan. Hasil monitoring dengan alat pendeteksi gas menyatakan, kandungan gas konstan dalam batas radius aman yang ditetapkan. Diduga kuat rusaknya segel sumur
Foto: Rusmidah (Field Pangkalan Susu)
Penambang Liar Ancam Keselamatan Warga
Sumatera Selatan. Khitanan massal dilangsungkan bekerjasama dengan Puskesmas Sukaraja, pada Senin, 23 Desember 2013, bertempat di gedung Sekolah Dasar (SD) 03 Keluang. Selain dikhitan gratis, anak-anak peserta khitanan massal memperoleh baju koko, sarung, obat, dan santunan masingmasing Rp 100.000.
ANGKALAN SUSU – Memasuki awal 2014 Manajemen Pertamina EP baik di Pusat maupun di masing-masing Asset, langsung tancap gas. Ini bisa dilihat antara lain dari kunjungan Presiden Direktur (Presdir) PT Pertamina EP, Adriansyah ke Field Pangkalan Susu Asset 1, di Langkat, Sumatera Utara pada Sabtu, 11 Januari 2014, dalam rangka “Management Walktrough”. Didampingi General Manager Asset 1 Pertamina EP, Irwansyah, Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, Beni Jafilius Ibradi AD, serta jajaran Manajemen Field Pangkalan Susu, Adriansyah menggelar Management Walktrough dengan mengunjungi fasilitas produksi Stasiun Pengumpul/SP X Wampu, Pangkalan Susu. Dalam kunjungan kali ini, Field Pangkalan Susu mendapat banyak masukan dari Presdir. Diantaranya penekanan tentang vitalnya aspek
keselamatan kerja, serta upaya-upaya peningkatan produksi dalam rangka memenuhi target pencapaian produksi di 2014. Sehari sebelumnya, Jumat, 10 Januari 2014, Irwansyah dan Beni Jafilius Ibradi juga telah menggelar “War Room” di Pangkalan Susu, yang diikuti oleh seluruh Field Manager Asset I. Hadir pula dalam War Room perdana Asset 1 di 2014 itu, VP Business Patnership Achmad Mursjidi, Sumatera 1 Patnership Operation Production Manager, Armand Mel Hukom, dan Asset I Surface Facilities Manager, Bontor H Tampubolon. Dalam arahannya sekaligus memimpin War Room, Irwansyah menyatakan pentingnya memberi perhatian khusus kepada target performance Asset 1, khususnya dalam mengatasi permasalahan yang dapat mengganggu pencapaian target. “Akibat dari adanya gangguan lis-
trik yang terjadi di Field Ramba dan Field Lirik, kita kehilangan produksi lebih dari 700 BOPD (Barrel Oil Per Day). Namun alhamdulillah, gangguan itu dapat cepat teratasi, sehingga produksi Asset 1 dapat ditingkatkan kembali,” tutur Irwansyah. Ia mencatat, pada minggu pertama Januari 2014, produksi Asset I ratarata diatas 18.000 BOPD. “Hal ini sudah sesuai dengan target kita. Harapan ke depan, kita bisa mempertahankan serta meningkatkannya. Bila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, berarti menjadi utang yang harus kita capai,” tegasnya. War Room perdana di 2014 ini sendiri, digelar dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja masingmasing Field, dengan mengusung tema ‘’Dengan Kerja Keras, Cerdas dan Ikhlas Serta Komitmen yang Tinggi, Kita Tingkatkan Produksi PT Pertamina EP‘’.
Foto: Pertamina EP Field Jambi
Kini Nanda Berani Menggantungkan Cita-cita
Field Manager PT Pertamina EP Field Jambi, S. Salindeho (kiri) menyampaikan secara simbolis Beasiswa “Bina Siswa Ceria” kepada perwakilan relawan Rumah Zakat.
Merangkul seratus siswa berprestasi di Ring 1 wilayah operasi. Bantuan diberikan dalam bentuk uang saku, hingga pembinaan mental dan karakter. Membangun kualitas calon pemimpin masa depan.
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 5
Mata Nanda berkaca-kaca. Siswi sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi Jambi ini tampak tak mampu menahan keharuan, usai namanya disebut sebagai salah satu
penerima beasiswa “Bina Siswa Ceria”, di Lapangan Tenis Meranti, Kota Jambi, pada Selasa, 24 Desember 2013. Maklum, keluarganya yang paspasan, sempat membuat Nanda tak punya harapan untuk melanjutkan pendidikan. Cita-cita besarnya dikubur dalam-dalam. Semangatnya pulih tatkala PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi, mengumumkan adanya seleksi penerima beasiswa pelajar berprestasi “Bina Siswa Ceria”. “Sekarang saya kembali berani menggantungkan citacita,” ucapnya bahagia. Ucapan gadis remaja ini, mengamini seruan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Hadi Sucipto, yang mewakili Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, memberikan sambutan dalam acara peluncuran Program Beasiswa “Bina Siswa Ceria” untuk kali yang kedua, pagi itu. Sebelumnya, 55 siswa
SMP dan 45 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) telah menerima penyaluran perdana beasiswa “Bina Siswa Ceria”. Dalam sambutannya, Sucipto sangat mengapresiasi inisiatif Pertamina EP Field Jambi, dalam turut mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi siswa-siswi di Provinsi Jambi. Sucipto juga berpesan kepada siswasiswi yang hadir, untuk selalu menggantungkan cita-cita setinggi langit. “Saya ingin melihat salah satu dari kalian nantinya menjadi pemimpin di Jambi maupun di Indonesia,” ucapnya. Program pendidikan dan pembinaan siswa bertajuk “Bina Siswa Ceria”, merupakan program unggulan Pertamina EP Field Jambi. Bantuan itu diberikan kepada siswa-siswi berprestasi, di lima wilayah Ring 1 Pertamina EP Field Jambi. Yakni
Tempino, Kenali Asam Atas, Kenali Asam bawah, Bajubang, dan Sungai Gelam. Berdasarkan seleksi, diambil 20 siswa-siswa juara dari masing-masing wilayah. Mereka yang terpilih, mendapatkan bantuan pendidikan dan pembinaan selama satu tahun penuh. Seratus siswa SMP dan SMA itu tidak hanya mendapat uang saku, melainkan juga bantuan mentoring pelajaran sekolah, pembinaan mental dan karakter, serta pembinaan spiritual. Pelaksanaan program ini bekerjasama dengan Rumah Zakat. Diresmikan oleh Field Manager PT Pertamina EP Field Jambi, S. Salindeho dan Assisten Walikota Pemerintahan Jambi, acara peluncuran beasiswa yang bertepatan dengan masa libur sekolah itu, juga dimeriahkan oleh penampilan “Anak Juara” dan games-games seru.
1/25/2014 8:24:01 AM
6
ASSET 2
Edisi 2 Tahun II
P
ALI – PT Pertamina EP Asset 2 Field Adera pada Senin, 30 Desember 2013 meresmikan terbentuknya Kelompok Budidaya Ikan (KBI) Tanjung Agung, Talang Jawa, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Peresmian ditandai dengan penebaran bibit ikan oleh Field Manager Adera, Heri Aminanto bersama Bupati PALI, Heri Amalindo, di Desa Prambatan. Hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan PALI, Romli Hofiah, Kabid Peternakan dan Perikanan PALI, Ida Martini SP, Kepala Dinas Perhubungan, Rusman Pirman, Sekwan PALI, Amri Ahcmad, Camat Abab, Drs Arpan Menaman, dan perangkat Desa Prambatan. Acara dirangkai dengan dialog bersama Bupati PALI dan Field Manager Adera, serta success sharing dari KBI Sungai Jernih, Desa Pengabuan, sebagai salah satu binaan CSR (Corporate Social Responsibility) budidaya ikan Field Adera, yang telah menuai keberhasilan dalam penembangan ekonomi.
Bupati PALI, Heri Amalindo menyatakan, berharap banyak pada potensi masyarakat PALI, terutama di bidang perikanan dan peternakan. Kedepan, ujarnya, Pemerintah Daerah (Pemda) PALI dan Pertamina EP Field Adera, bisa mencoba lebih banyak lagi hal baru bersama-sama, untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. “Bisa saja kita mengembangkan pembibitan ikan air tawar, merambah pengolahan pasca panen ikan atau budidaya belut yang sudah mulai terlihat cikal bakalnya,” ujar Heri penuh semangat, di hadapan para tamu dan undangan. Adera Field Manager, Heri Aminanto menyatakan terima kasihnya, atas dukungan pemda dalam kelangsungan program pemberdayaan masyarakat, yang digerakkan Pertamina EP. Ia berharap, program ini mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Talang Jawa, dan ke depan CSR Pertamina EP mampu semakin menyentuh wilayah potensial secara berkesinambungan.
PGDP Gelar Pelatihan Pemadam Kebakaran
P
RABUMULIH – Paku Gajah Development Project (PGDP) menggelar Pelatihan Pemadam Kebakaran bagi mitra kerjanya, PT Bama Bumi Sentosa yang bertugas di lapangan EPF 1 Pagar Dewa dan EPF Tasim 4, yang berlangsung selama dua hari, 23 – 24 Desember 2013, di Gedung Patria Ria Prabumulih dan fire ground PT Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih. Pelatihan ini diikuti 14 peserta, dengan instruktur Budi Artono, Development Project HSE Assistant Manager PT Pertamina EP. Hari pertama pelatihan diisi pemberian materi class room, yaitu sosialisasi secara teori tentang terjadinya kebakaran melalui konsep segitiga api, identifikasi sumber-sumber kebakaran, prinsip pemadaman api sesuai konsep segitiga api, alat pem-
adam berdasarkan sumber kebakaran, dan tindakan dalam menangani keadaan darurat khusus kebakaran. Hari kedua, peserta diberikan materi praktek, berupa latihan pemadaman kebakaran di fire ground menggunakan peralatan pemadam kebakaran dan komando, bekerjasama dengan HSSE Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih. Dengan pelatihan ini, diharapkan kemampuan para petugas lapangan dalam pemadaman kebakaran dan teknik evakuasi meningkat. Sehingga mampu dan terampil dalam mengoperasikan alat pemadam kebakaran, berikut cara penanganannya, dan menguasai teknik evakuasi korban. Selain itu, diharapkan juga peserta dapat melakukan pencegahan-pencegahan, penanggulangan kebakaran.
Foto: PT Pertamina EP Asset 2
Adera Resmikan KBI Tanjung Agung
Pertamina EP Asset 2 Government & Public Relation Asst. Man, M Echman (ketiga dari kanan) memotong tumpeng tanda dimulainya pemboran Sumur PMB P11/27 dalam Sosialisasi dan Selamatan pemboran sumur baru itu, Rabu,15 Januari 2014.
Pertahankan Produksi, Asset 2 Bor Sumur Baru
P
RABUMULIH – Untuk mempertahankan kelangsungan operasional produksi migas perusahaan, PT Pertamina EP Asset 2 kembali melakukan pemboran sumur baru PMB P11 yang berlokasi di Kelurahan Muntang Tapus, Kecamatan Prabumulih Barat, Sumatera Selatan. Pemboran ini menjadi pemboran pertama, yang dilakukan di wilayah kerja Field Prabumulih, dan merupakan lokasi pengembangan. “Sumur ini nantinya akan menjadi sumur ke-27 yang dibor di struktur Prabumulih Barat. Dalam waktu dekat, kami juga akan melakukan pemboran PMB P10/28 yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari lokasi ini dan juga merupakan lokasi eksisting,” ungkap Asset 2 Government & Public Relation Asst. Man, M Echman, dalam Sosialisasi dan Selamatan Pemboran Sumur PMB P11/27, yang berlangsung di lokasi pemboran sumur itu, Rabu,15 Januari 2014. Tampak hadir dalam kesempatan
itu Kabid Migas DPELH Kota Prabumulih, Matnur Latief, Danyon Zipur 2/SG, Mayor CZi Srihartono SE, Kapolsek Prabumulih Barat, AKP Aldino SE, Lurah Muntang Tapus, Syaiful Anwar, Lurah Anak Petai, Lenggo Geni, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat. Selain sosialisasi, acara itu juga diisi pemotongan tumpeng, sebagai tanda syukur atas dimulainya pemboran. Pertamina EP Asset 2 juga membagikan 200 paket sembako, 30 paket alat sekolah, bantuan material pembangunan Masjid Syuhada, bantuan 1 unit sumur gali, dan perlengkapan olahraga bola voli. “Sumur-sumur yang diproduksikan secara alami akan mengalami penurunan produksi secara alami dan pada suatu saat akan mati. Oleh karena itu pemboran-pemboran sumur baru harus terus dilakukan demi kesinambungan produksi kita.” Papar Echman di hadapan pejabat dan tokoh masyarakat setempat.
Ia juga meminta dukungan masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah Kelurahan hingga Pemerintah Kota Prabumulih, untuk kelancaran operasi pemboran. Bukan hanya saat pemboran, tapi juga dukungan saat kegiatan telah selesai. “Caranya dengan melaporkan kepada perusahaan, apabila ada kegiatan yang mencurigakan dan berpotensi melakukan tindakan pencurian terhadap fasilitas-fasilitas produksi yang terdapat di lokasi tersebut.” harap Echman. Pada kesempatan yang sama, Camat Prabumulih Barat, M Daud SH mengimbau kepada masyarakat, untuk turut mendoakan dan membantu, agar kegiatan pemboran di lokasi tersebut dapat berhasil dengan baik. “Tak bisa kita kita tampik bahwa selama ini cukup banyak peran serta dan bantuan Pertamina ke masyarakat dan pemerintah Kota Prabumulih melalui program-program CSR,” jelasnya.
Dongkrak Produksi Dengan IASDEO dan TECOP Konsep yang diusungnya sederhana. Namun memberikan inspirasi yang luar biasa. Mendongkrak produksi tanpa fatality.
Pendopo Field Manager, Ekariza
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 6
Kalimat syukur tak henti-hentinya meluncur dari bibir Ekariza. Meski baru saja menorehkan prestasi yang menggembirakan, mimik wajahnya tak sedikit pun menunjukkan sikap jumawa. “Ini karunia Allah SWT lewat kerja keras dan cerdas teman-teman semua,” ucap Pendopo Field Manager PT Pertamina EP Asset 2 ini, tentang perolehan produksi gas di 31 Desember 2013, yang mencapai 108% diatas sasaran. Banyak yang menyebutkan hal itu sebagai surprise. Maklum, tampuk pucuk pimpinan di Field Pendopo baru diterimanya pada 1 Oktober 2013. Kenaikan produksi itu pun diraih tanpa fatality, dan mendapat bonus PROPER Hijau. Namun bagi Ekariza, prestasi itu tidak mungkin diraihnya, tanpa dukungan segenap jajaran yang bekerja bersamanya. Bapak satu putri ini pun tak mau lama-lama larut dalam kegembiraan. “Amanah dan tantangan di 2014 sudah menunggu,” ucapnya.
Berdasarkan RKAP 2014, Field Pendopo ditargetkan memproduksi minyak minimal 2.005 Barrel Oil Per Day (BOPD). Namun Ekariza meletakkan sasarannya diatas 2.100 BOPD. Sedangkan target produksi gas naik menjadi 252 mmscfd. “Fatality harus tetap nol, safety harus diletakkan di tempat teratas standar operasi. Tak ada artinya peningkatan produksi jika harus mengorbankan safety,” tukas Eka. Lahir di Jakarta pada 1964, Ekariza sudah memulai penabdiannya di Pertamina sejak 1992. Ia masuk melalui jalur BPST Angkatan IV. Sebelum menjabat Pendopo Field Manager, amanah sebagai Manajer Planning, Portfolio & Budgeting/Strategic Planning & Risk Management Pertamina EP telah dilaluinya. Jalan panjang pengabdiannya ini, menjadikan Eka pemimpin yang matang. Ini terlihat dari caranya menerjemahkan Kebijakan Operasi, yang ditetapkan Presiden Direktur Per-
tamina EP, yakni based on planned, based on budget, based on revenue, and based on return. Eka mewajibkan kepada seluruh pekerja di Field Pendopo, merencanakan suatu pekerjaan dengan sistem IASDEO (Identify, Asses, Select, Define, Execute, Operation) dan TECOP (Technical, Economical, Commercial, Organizational, Political) yang terukur. Disamping itu, ujarnya, tata waktu suatu rencana kerja sampai eksekusinya harus realistis dengan mempertimbangkan kemampuan dari fungsi terkait dan stakeholders yang ada. Baik masyarakat, vendor, maupun pemerintah daerah jika diperlukan. “Komunikasi antar lini fungsi dan pekerja harus terus dijaga, sehingga masalah yang timbul dapat diselesaikan segera, baik formal maupun informal,” tutur Eka terkait rencana kerjanya di 2014. Disamping sistem dan konsep kerja yang terukur itu, Eka juga selalu mengingatkan jajarannya, tentang
motivasi tertinggi dalam bekerja. “Kepada rekan-rekan, selalu saya tekankan bahwa konsep bekerja adalah amanah, ibadah, berdoa dan selalu bersyukur,“ ujar pria yang berulang tahun pada 23 September ini, mengutip pesan Development Director Pertamina EP, saat berkunjung ke lapangan yang dinahkodainya beberapa waktu lalu. Meski terkesan sederhana, namun diakui Eka konsep itu memberikan inspirasi yang luar biasa. Dengan mengusung konsep tersebut, Eka dan jajarannya selalu bekerja dengan gembira, apa pun tantangannya. Karena bukan semata gaji dan prestasi yang menjadi motivasi, tetapi juga pahala dari Yang Maha Kuasa. Membuka lembaran 2014, ia meneteskan pesan khusus pada bawahannya, agar selalu menjaga kesehatan ditengah kesibukan di ladang pengabdian. “Dengan jasmani yang sehat, kita dapat bebas beraktivitas,” pungkasnya.
1/25/2014 8:24:03 AM
ASSET 2
7
Edisi 2 Tahun II
Field Limau Sukses Bor Sumur NR 43 dan NR 50
M
UARA ENIM – PT Pertamina EP Asset 2 kembali menorehkan sukses, dengan selesainya pemboran Sumur NR 43 dan NR 50 di Wilayah Kerja Field Limau, Desa Tebat Agung, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Pertamina EP Asset 2 Legal & Relation Manager, Agustinus mengatakan, pemboran ini merupakan yang pertama dan kedua di wilayah kerja Field Limau, dan merupakan lokasi pengembangan. Pemboran dua sumur baru ini dilakukan dalam rangka mempertahankan kesinambungan produksi. “Sumur-sumur yang diproduksikan, secara alami akan mengalami penurunan produksi dan pada suatu saat akan mati. Oleh karena itu, pemboran-pemboran sumur baru harus terus dilakukan semata-mata untuk kesinambungan produksi kita,” jelas Agustinus dalam sosialisasi dan syukuran akan selesainya pemboran sumur migas (minyak dan gas) NR 43 dan NR 50, Kamis, 16 Januari 2014. Untuk kelancaran operasional pemboran, Agustinus meminta dukungan masyarakat di sekitar lokasi, Pemerintah Desa, hingga Pemerintah Kabupaten Muara Enim, agar Pertamina EP dapat melaksanakan tugas dengan
baik dan lancar, dalam memproduksikan minyak dan gas bumi untuk kepentingan ketahanan energi nasional. Pada kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Muara Enim yang diwakili oleh Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan, Ibnu Sani ST mengimbau kepada masyarakat untuk turut mendoakan dan membantu agar kegiatan pemboran di lokasi tersebut dapat berhasil dengan baik. “Semoga keberadaan Pertamina membawa berkah bagi masyarakat di sekitar lokasi,” tuturnya. Hadir pula dalam sosialisasi dan syukuran pemboran Sumur NR 43 dan NR 50 Field Limau itu, sejumlah tokoh dan pemuka masyarakat. Diantaranya Camat Rambang, Dangku Restu JK, Kapolsek Rambang, Dangku AKP Tony Priyanto SH, Kepala Desa Tebat Agung, M Syahril Muhar SE, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Sebagai wujud rasa syukur dan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi, dalam kesempatan itu PT Pertamina EP Asset 2 Field Limau juga memberikan bantuan berupa 200 paket sembako, santunan bagi 100 warga kurang mampu, serta satu ekor sapi.
PT Pertamina EP Asset 2 Legal & Relation Manager, Agustinus (kanan) menyerahkan tumpeng kepada Ka.Bag Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kab. Muara Enim, Ibnu Sani ST, dalam sosialiasi dan syukuran selesainya pemboran Sumur NR 43 dan NR 50 Field Limau, Kamis, 16 Januari 2014.
Field Manager PT Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo, Ekariza mengangkat bendera melepas peserta jalan santai dalam rangka Syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Pertamina yang mengambil start di depan Gedung Orkes Komperta Pendopo, Minggu, 8 Desember 2013.
Pendopo Bertabur Syukur dan Prestasi
M
UARA ENIM – “Barang siapa yang pandai bersyukur, maka Aku akan melipatgandakan nikmat-Ku kepadanya”. Demikian janji Sang Maha Pencipta dalam Kitab Suci-Nya. Hal ini terekam jelas dalam perjalanan PT Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo sepanjang Desember 2013 hingga awal 2014. Rasa syukur yang diungkapkan dengan sungguh-sungguh, berbuah prestasi yang semakin gemilang. Berbagai acara digelar oleh Field Pendopo dalam rangka mensyukuri berbagai pencapaian di 2013. Salah satunya jalan santai keluarga besar Field Pendopo bersama masyarakat, dalam rangka syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Pertamina. Mengambil start di Gedung Orkes Komplek Pertamina (Komperta) Pendopo, acara yang berlangsung pada Minggu, 8 Desember 2013 itu diikuti sekitar 3.000 orang, terdiri dari keluarga besar pekerja dan pekarya PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo, dan
masyarakat sekitar. Selain jalan santai, kegiatan itu juga diisi senam sehat bersama, pembagian doorprize, dan lomba panjat pinang. “Kegiatan tahunan ini adalah bentuk kebersamaan keluarga besar Pertamina Pendopo. Dengan adanya jalan santai ini, seluruh pekerja dapat saling mengenal dan meningkatkan tali silaturahmi,” ungkap Pendopo Field Manager, Ekariza. Seluruh peserta juga dihibur orkes organ tunggal dari Pendopo. Pada bulan yang sama, Field Pendopo berhasil meraih PROPER Hijau Periode Penilaian 2012-2013, dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Anugerah penghargaan PROPER Hijau ini merupakan prestasi, yang menunjukkan bahwa Field Pendopo telah melaksanakan program pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab sosial, melebihi dari yang dipersyaratkan dalam Undang-undang (UU). Atas prestasi itu, Field Pendopo kembali menggelar syukuran yang berlangsung di gedung Arsendora,
komperta Pendopo, pada Jumat, 13 Desember 2013. Dalam syukuran itu, dibagikan santunan kepada seratus anak dari keluarga kurang mampu di sekitar wilayah operasi Field Pendopo, berikut bingkisan kain sarung, dengan total nilai mencapai Rp 25 juta. Memasuki awal 2014, Field Pendopo pun memberikan kejutan. Produksi gas pada 31 Desember 2013 mencapai angka 293.977 mmscfd. Berhasil melampaui sasaran yang ditetapkan hingga 108%. Atau dengan kata lain dibandingkan angka produksi 15 Desember 2013, terjadi kenaikan sekitar 42%. Kenaikan produksi ini dikarenakan kompresor di SP Musi Barat dan SP Betung sudah mulai beroperasi. Angka produksi minyak Field Pendopo pun cukup mengembirakan. Sepanjang 2013, rata-rata produksi minyak Pendopo mencapai 1.725 Barrel Oil Per Day (BOPD). Pada akhir 2013, produksi minyak bahkan tembus 2.065 BOPD, atau 157% melampaui sasaran.
Tak Ada Rotan Koran Pun Jadi Menggalang kaum ibu dan remaja putri di lingkar wilayah operasi. Menyulap barang-barang bekas menjadi souvenir unik dan menarik. Seratus persen berbasis sampah.
Mata Elva berbinar. Perempuan asal Desa Pengabuan ini tampak bangga menenteng sebuah tas warna ungu, dengan motif kembang di tengahnya. “Wah, bisa dibawa ke arisan tuh,” celetuk rekan di sebelahnya. Yang dikomentari hanya membalas dengan senyum simpul. Rasa bangga Elva bukan semata karena model tas yang cantik dan menarik. Lebih dari itu, tas warna ungu yang ditentengnya, adalah buah kreasi tangannya sendiri. “Siapa yang menyangka ini dari kertas,” gumam istri Kepala Desa Pangabuan ini. Ia salah satu peserta “Pelatihan Kreasi Daur Ulang Sampah Kertas” yang digelar PT Pertamina EP Asset 2 Field Adera
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 7
pada Minggu, 7 Desember 2013. Kegiatan yang berlangsung di Balai Ria Komplek Pertamina (Komperta) Pangabuan itu, diikuti oleh puluhan ibu dan remaja putri dari beberapa desa di lingkar wilayah operasi Field Adera. Diantaranya Desa Pengabuan, Pengabuan Timur, Harapan Jaya, Purun Timur, dan desa-desa lain di sekitar wilayah kerja perusahaan. Field Adera L&R Assistant Manager, Ery Ridwan menuturkan, kegiatan itu merupakan rangkaian pelaksanaan program kepedulian lingkungan berbasis 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang digalakkan CSR PT Pertamina EP Asset 2 Adera Field. Tujuannya adalah mengolah limbah kertas terutama kertas koran agar tidak menjadi masalah, sekaligus menghidupkan potensi ekonomi lokal berbasis industri kreatif. Guna memompa semangat para peserta, dalam pelatihan itu juga di-
hadirkan kelompok pengrajin Katalis binaan Medco E&P Musi Banyu Asin, yang telah berhasil memompa potensi ekonominya, lewat produksi barangbarang kerajinan. Penggunaan kertas koran sebagai bahan baku dianggap menjadi solusi, ditengah makin sulitnya mencari rotan sebagai bahan baku barang kerajinan. “Jumlah peminat yang berkeinginan mengikuti pelatihan membludak dua kali lipat. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam diri ibu-ibu dan remaja putri sekitar perusahaan untuk berkreasi, sekaligus menunjukkan dukungan yang besar program 3R Adera. Ini merupakan iklim yang sehat untuk pengembangan ide-ide CSR kita,” ujar Ery Ridwan. Penuturan Ery diamini Elva. “Unik dan menarik, apalagi untuk anyaman dari koran. Saya jadi ingin mencoba lebih jauh bersama Ibu-ibu yang lain. Kami jadi terpikir untuk membentuk
Peserta Pelatihan Kreasi Daur Ulang Sampah Kertas yang digelar Pertamina EP Field Adera
kelompok pengrajin sendiri dengan keterampilan ini,” ujarnya. Selain pelatihan kreasi daur ulang kertas, para peserta juga mengikuti sesi tanya jawab bersama Katalis dan para staf Adera Legal and Relation. Di akhir pelatihan, masing-masing peserta mendapatkan sertifikat, dan boleh membawa pulang produk kreasi yang telah dibuat, beserta souvenir
lainnya. Agar keahlian kreasi sampah ini dapat terus diasah, CSR Adera Field akan mendorong para pengrajin untuk menggabungkan kreasi sampah koran ini, dengan kreasi sampah plastik yang telah digalakkan sebelumnya. Sehingga menciptakan beragam invoasi produk kerajinan lain yang 100% berbasis sampah.
1/25/2014 8:24:07 AM
8
ASSET 3
Edisi 2 Tahun II
Ayo Menjaga Hutan Untuk Masa Depan
B
M Abduh, relawan dari Yayasan Owa Jawa (YOJ) berdialog dengan para siswa Madrasah Tsanawiyah Al Fitri, Bandung, Jawa Barat, dalam sosialisasi dan edukasi konservasi hutan dan satwa untuk pelajar yang digelar PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang, Kamis, 19 Desember 2013.
Field Jatibarang Hijaukan Majalengka
M
AJALENGKA – Sebanyak 1.200 pohon jenis mahoni dan ketapang ditanam PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field bekerjasama dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa, 7 Januari 2014. Penanaman ini dilakukan dengan melibatkan 2.000 orang siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) setempat serta unsur Muspika, di sepanjang jalan Desa Ligung menuju Desa Kodasari, Kecamatan Ligung, kurang lebih 4 Km dan di wilayah Kecamatan Sumberjaya. Government and Public Relations Assistant Manager Pertamina EP Asset 3, Dian Hapsari Firasati menuturkan, kegiatan ini merupakan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. Ia berharap, program ini dapat memberikan pendidikan, pemahaman, dan kesadaran sejak dini
bagi generasi muda, tentang pentingnya menanam pohon untuk menjaga lingkungannya. “Sengaja kita libatkan siswa SD dan SMP, agar pohon yang mereka tanam bisa memberikan pelajaran yang berharga, betapa pentingnya menjaga lingkungan agar tetap hijau dan asri,” jelas Dian Hapsari. Camat Ligung, Gatot Sulaeman memberikan apresiasi atas program CSR Pertamina ini. Pihaknya berharap kegiatan semacam ini terus ditingkatkan kembali di daerah lainnya di Kabupaten Majalengka. “Kami berharap agar anak SD dan SMP serta unsur Muspika Kecamatan yang ikut serta dalam penanaman ini, dapat melahirkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dari berbagai eksploitasi dan pencemaran lingkungan, yang saat ini mulai mengancam kehidupan masyarakat,” ungkapnya. Kepala Bidang Lingkungan Hidup BPLH
Kabupaten Majalengka, Mahmud menambahkan, program penanaman pohon yang dilakukan PT Pertamina, sejalan dengan program Pemkab Majalengka yang saat ini sudah dilaksanakan bersama Bupati Majalengka, H. Sutrisno. “Dengan menanam pohon, sama dengan kita menyediakan bahan oksigen dan sumber air yang dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya penanaman ini, saya mengingatkan masyarakat, tanamlah pohon, sebelum di tanam di bawah pohon,” ungkapnya. Dian menambahkan, Pertamina berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi semua. Karena tujuan umum dari program menanam 1.200 pohon ini, adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ramah lingkungan, dalam rangka memecahkan masalah lingkungan yang ada di masyarakat.
ANDUNG – Sebagai upaya untuk mengenalkan pentingnya perlindungan terhadap hutan dan satwa endemik kepada anak-anak sejak dini, PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang bekerjasama dengan Yayasan Owa Jawa (YOJ) menggelar sosialisasi dan edukasi konservasi hutan dan satwa untuk pelajar. Kegiatan road show bertajuk “Program Mobil Unit Konservasi Moli & Telsi (MOTEL)” ini, berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Al Fitri, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 19 Desember 2013. Subang Field Manager, Defrian Basya menjelaskan, kegiatan ini adalah bagian dari program konservasi keanekaragaman hayati (KEHATI) yang dijalankan oleh Pertamina EP Field Subang. Ia menerangkan, Pertamina EP dan YOJ telah melakukan kerjasama bidang KEHATI, dalam hal ini perlindungan Owa Jawa sebagai satwa endemik Pulau Jawa, lewat kegiatan yang berpusat di Javan Gibbon Center, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. “Kerjasama mencakup program penyelamatan, rehabilitasi, pelepasliaran serta komunikasi konservasi, termasuk edukasi publik dalam program MOTEL,” kata Defrian. MOTEL merupakan salah satu agenda dalam rangkaian program kerjasama itu, yang pada Desember 2013 dilaksanakan di tujuh sekolah. Dalam acara ini, para siswa dan siswi mendapatkan beberapa materi yang dikemas secara menarik, antara lain tentang pengertian hutan dan persebaran hutan di Jawa, manfaat hutan bagi manusia, kerusakan hutan dan akibatnya, binatang-binatang endemik Jawa, penyebarannya, serta ancaman bagi mereka, juga upaya konservasi satwa Owa Jawa dan Macan Tutul Jawa. “Hutan tidak perlu manusia, akan tetapi manusia selamanya memerlukan hutan. Ayo kita jaga hutan beserta isinya mulai saat ini, untuk hidup manusia kini, esok, dan di masa depan,” M Abduh, salah satu relawan YOJ dalam dialognya dengan para siswa. Kegiatan ini sendiri, bertujuan memberikan informasi kepada para pelajar mengenai kondisi hutan di Indonesia terutama di Pulau Jawa, khususnya mengenai keanekaragaman satwa dan tumbuhan yang ada.
Putera Palembang Yang Memakmurkan Subang
Menyabet dua gelar strata dua. Memahami CSR bagian yang tak terpisahkan dari gerak langkah dunia industri. Menorehkan jejak sejahtera di lingkar wilayah operasi.
Tatapan optimis memancar dari mata Defrian Basya S. Kepalanya tegak membuka lembaran awal 2014. Bagaimana tidak? Tahun 2013 dilaluinya dengan gilang-gemilang. Perolehan produksi minyak PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang yang dinahkodainya, tembus 109% dari target. PROPER Hijau pun mampu dipertahankan untuk ketiga kalinya. Salah satu yang cukup fenomenal, adalah “put on production” Sumur BBS-02 yang mampu diselesaikan tepat 1 November 2013. Pada bulan itu, produksi minyak Field Subang pun terdongkrak hingga 106% dari target. “Keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras dan dukungan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Ini adalah keberhasilan kita bersama, kita wajib bersyukur dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik,” ucapnya rendah hati, sesaat pasca put on production itu terselesaikan. Syukur Defrian tidak hanya di bibir. Ia langsung memerintahkan jajarannya untuk menggelar kegiatan santunan, bagi warga miskin di lingkar wilayah operasi Field Subang. “Begini-
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 8
lah cara kami mensyukuri anugerah Tuhan ini,” ungkapnya. Berbagi kebahagian dengan warga di lingkar wilayah operasi sudah menjadi budaya di Field Subang. Tak heran keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) Field Subang, termasuk yang paling menonjol di wilayah kerja Pertamina EP Asset 3. Dari sisi pertanian dan pengembangan ekonomi misalnya, Field Subang berhasil menjadikan Karawang yang dikenal sebagai sentra padi di Jawa Barat, kini juga menjadi sentra jamur. Lewat inisiatif Pertamina EP Field Subang, berdiri “Kampung Jamur” di Desa Sukamulya, Kecamatan Cimalaya Kulon, Karawang. Selain mengembangkan potensi baru perekonomian lokal, budidaya jamur di Sukamulya juga menyelesaikan problem lingkungan. Yakni menumpuknya jerami pasca panen padi. Jerami yang sebelumnya tak banyak bermanfaat, ternyata material terbaik untuk tumbuhnya jamur. Memang, bertani jamur bukan kegiatan baru bagi warga Karawang. Namun sebelum Field Subang turun tangan, para petani jamur terlilit sistem ijon yang merugikan. Oleh Pertamina EP Field Subang, para petani lantas dibimbing membentuk kelompok tani. Ibu-ibunya pun dilatih membuat makanan olahan dari jamur.
Mereka juga dibukakan akses pasar, mulai pasar tradisional hingga on line. Bukan hanya warga disentuh, Owa Jawa pun mendapat perhatian. Menggandeng Yayasan Owa Jawa, Field Subang menggelar program perlindungan dan pelestarian Primata endemik Jawa Barat, yang terancam punah ini. “Dunia usaha adalah elemen penting dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan terutama keanekaragaman hayati,” ucap Defrian tentang programnya ini. Defrian tampak tahu betul, CSR dan pelestarian lingkungan, merupakan etika bisnis yang tidak bisa dilepaskan dari kelangsungan dunia industri. Maklum, selain menyandang gelar Sarjana Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya (Unsri), pria yang menghabiskan masa kanak-kanak hingga remaja di Palembang ini, juga menyabet dua gelar S2 bidang ekonomi. Yakni Master bidang Manajemen Keuangan pada 2010, dan Master bidang Ekonomi Manajemen pada 2011. Keduanya juga dari Unsri. Soal karir di Pertamina, jangan ditanya. Sejak bergabung ke BUMN ini pada 1990, wilayah kerja di timur dan barat telah dijelajahinya. Hampir semuanya di bagian produksi. Bahkan awal penempatannya adalah di Tanjung, Kalimantan Selatan, dan baru terbang ke Sumatera
pada 1999. Sepuluh tahun kemudian baru ia ditugaskan ke Jawa, sebagai Manajer Teknik Produksi di Cirebon. Dan mendapat amanah pucuk pimpinan Field Subang pada 1 Maret 2013.
Subang Field Manager, Defrian Basya S.
1/25/2014 8:24:08 AM
ASSET 3
9
Edisi 2 Tahun II
Field Tambun Raih 4 Kali PROPER Hijau
J
Panen rumput laut warga binaan PT Pertamina EP Asset 3 Field Tambun di Desa Pantai Harapan, Kec. Muara Gembong, Kab. Bekasi, Jawa Barat.
Sukses Pemboran Sumur JAS-1
S
UBANG – Pemboran eksplorasi sumur Jati Asri (JAS)-1 berhasil membuktikan adanya akumulasi hidrokarbon dari “stratigraphic play” pada Formasi Cibulakan Bawah, Cekungan Jawa Barat Utara. Prospek Jati Asri tidak memiliki closure dan berada di bagian sayap (flank) dengan target stratigraphic play yang mengandalkan perubahan fasies secara lateral sebagai perangkap hidrokarbon. Hal ini melengkapi keberhasilan Continuous Improvement Team (CIP) Melandong (Jawa-2 Appraisal Project) mempersembahkan penghargaan DIAMOND pertama bagi PT Pertamina (Persero) dalam Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVII tahun 2013 di Medan. Sumur JAS-1 terletak lebih kurang 45 km di Utara Kota Subang, tepatnya di jalur Pantura (pantai utara Jawa), Desa Pusakaratu, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Jawa-2 Appraisal Project, Fungsi Eksplorasi PT Pertamina EP menargetkan pemboran sumur JAS-1
sampai 3.500 meter kedalaman ukur (mku) dengan target utama Formasi Jatibarang dan Formasi Cibulakan Bawah. Sumur diselesaikan pada total kedalaman 3.540 mku dengan indikasi hidrokarbon yang cukup kuat dari channel sand dan karbonat formasi Cibulakan Bawah. Pada 15 November 2013 lalu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui dilakukannya Uji Kandung Lapisan (UKL) pada empat selang perforasi. Hingga kini telah dilakukan tiga UKL. Yaitu UKL-1 (open hole PreTertier), UKL-2 (channel sand#1), dan UKL-3 (channel sand#2). UKL1 tidak mengalirkan fluida, UKL-2 mengalirkan kondensat 106.8 bcpd (API 43.1o) dan gas 0.578 Mmscfd dengan kadar air 0%. Sedangkan hasil yang cukup signifikan berasal dari UKL-3 yang pada jepitan 52/64” mampu mengalirkan minyak 3110 bopd (API 35.6o), gas 11.013 Mmscfd, kadar air 0% pada
tekanan kepala sumur 1325 psi. Extended flow UKL-3 pada jepitan 28/64” mengalirkan minyak 1.670 bopd, gas 3.643 Mmscfd, KA 0%, dengan tekanan kepala sumur sebesar 2.223 psi. Absolute open flow potential (AOFP) dari UKL-3 ini sebesar 9240 bopd, dengan tekanan reservoir rata-rata 4738.67 psi. Saat ini tim eksplorasi Pertamina EP sedang dalam persiapan untuk melakukan UKL-4 pada lapisan karbonat Formasi Cibulakan Bawah. Indikasi data pemboran dan log sumuran menunjukkan bahwa UKL-4 ini berpotensi mengalirkan minyak dengan gas oil ratio (GOR) yang cukup tinggi. Diharapkan dengan adanya penemuan yang cukup signifikan pada stratigraphic play di Cekungan Jawa Barat Utara ini, semangat untuk revisit dan mengintensifkan eksplorasi stratigraphic play di sekitar lapangan eksisting dapat terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
AKARTA – Kabar gembira datang dari Malam Anugerah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Periode 2012-2013, yang digelar pada 10 Desember 2013. Menteri Lingkungan Hidup (LH) mengumumkan 16 Field dan tiga TAC PT Pertamina EP yang sukses meraih PROPER Hijau periode ini. Salah satunya adalah Asset 3 Field Tambun yang mampu mempertahankan gelar prestisius itu empat kali berturut-turut. Tercatat sudah sejak periode penilaian 2010-2011 Field Tambun meraih dan mempertahankan PROPER Hijau. Peringkat Hijau artinya, Field Tambun telah melakukan program pengelolaan lingkungan serta pemberdayaan masyarakat, lebih dari yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang (UU) Lingkungan. Prestasi ini tidak lepas dari kesungguhan Pertamina EP Field Tambun, dalam menjalankan program lingkungan dan Corporate Social Responsibility (CSR). Diantaranya adalah aksi penyelamatan hutan bakau (mangrove). “Kami desain program yang berkelanjutan tak sekedar menanam,” ujar Tambun Field Manager, Abdullah. Yang lebih penting, program tersebut berbasis kesadaran masyarakat. Untuk lebih memberikan manfaat ekonomi, dan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, PT Pertamina EP Asset 3 Field Tambun meluncurkan Program “ Pembangunan Taman Hutan Manggrove Muara Belacan Berbasis Masyarakat“ di Desa Pantai Harapan, Kecamatan Muara Gembong, mulai 2013 sampai 2018. Selama lima tahun ditargetkan bisa ditanam 50 ribu bibit pada lahan seluas 25 hektar. Untuk melaksanakan dan mengawal program ini, Pertamina EP Field Tambun bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Kahuripan. Kepada anggota
LMDH yang terlibat dalam program ini akan diberikan tanggung jawab penanaman dan perawatan mangrove minimal selama 2 tahun. Sebagai timbal baliknya, Pertamina EP Field Tambun memberikan bantuan modal dan pelatihan untuk budidaya rumput laut, udang windu, dan bandeng. Pada bulan Mei 2013 telah disebar 50.000 rumput laut, 500.000 benih udang, dan 50.000 bandeng. Tak sekedar melatih budidaya, pelaksana program dan fasilitator tim berusaha mencarikan pasar untuk produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah kerjasaama dengan PT Agarindo Bogatama yang bersedia menampung seluruh hasil produksi rumput laut, dengan tetap memperhatikan kualitasnya. Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan Wana Kahuripan, Ahmad Taufik menyebutkan, budidaya rumput laut yang permodalaannya dibantu Pertamina EP menjadi jalan bagi masyarakat untuk lebih sejahtera. “Pada panen kemarin tiap anggota Alhamdulillah dapat Rp 12 juta,” ujar pria 37 tahun ini . Tiap anggota panen hampir 200 ton dari lahan seluas 3 hektar. Oleh pembeli, satu kilogram rumput laut dihargai Rp 6.000. Dalam setahun rumput laut bisa dipanen sampai tiga kali. Selain dari budidaya rumput laut, tambahan penghasilan datang dari bandeng dan udang windu. “Bandeng sebentar lagi panen,” kata bapak dua anak ini. Budidaya yang dilakukan bisa disebut “thrre in one”. Dalam lahan seluas 3 hektar, selain rumpat laut , juga ditebar bandeng dan udang windu. Sebagai modal awal, Pertamina mengucurkan bantuan permodalan Rp 8 juta tiap orang. Pada tahap pertama, ada 21 orang yang dapat bantuan. Pinjaman modal itu tidak akan dikembalikan kepada Pertamina, tapi akan menjadi dana bergulir yang akan disalurkan oleh LMHD pada anggota yang lain.
Mengukir Jejak Mandiri; Mulai Bedah Rumah Hingga Bank Sampah
Upaya pemberdayaan dilakukan dengan menggandeng kelompokkelompok binaan. Meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, menuju makmur berkelanjutan.
Sugianto sumringah. Kepala Desa Kodasari Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka ini tak menyangka, bisa melihat warganya tinggal di rumah yang lebih layak. Maklum, andalan mata pencaharian warga desanya yang sebagian besar petani, hanya cukup untuk makan sehari-hari. Jangankan memperbaiki rumah, untuk membiayai anak-anak bersekolah saja sering susah. Namun pada Selasa, 17 Desember 2013 lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Bupati Majalengka, H Sutrisno meresmikan program perbaikan rumah tidak layak huni alias bedah rumah, yang digelar PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang. Sebanyak 18 rumah warga dhuafa di Kecamatan Ligung, menjadi sasaran program Corporate Social Responsibility (CSR) itu.
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 9
General Manager Pertamina EP Asset 3, Fachrizal mengungkapkan, ada enam desa di Kecamatan Ligung, yang menjadi sasaran Bedah Rumah Field Jatibarang. Yakni Desa Lewenghapit, Desa Loji Kobong, Desa Cidenok, Desa Bongas Kulon dan Desa Bongas Wetan. “Masing-masing desa akan mendapatkan tiga rumah, sehingga total pembangunannya sebanyak 18 rumah,” jelasnya. Fachrizal menuturkan, dalam menjalankan operasinya, Pertamina selalu berupaya dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat di lingkar wilayah operasinya. Karena selain produksi minyak dan gas yang terus meningkat, kemajuan masyarakat di lingkar wilayah operasi juga menjadi ukuran keberhasilan. Syukur-syukur bisa mandiri dan makmur berkelanjutan. Sebelum program bedah rumah itu, Pertamina EP Field Jatibarang juga telah mencanangkan dukungan terhadap pelaksanaan Program PNP Mandiri Pedesaan 2014, di Kabupaten Indramayu. Program ekonomi berkelanjutan itu diresmikan oleh Bupati Hj Anna Sophanah, pada Kamis,
12 Desember 2013, di GOR Mundu milik Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. Tak hanya komitmen sesuai misi CSR yang dilaksanakan, namun yang dititikberatkan adalah dukungan terhadap peningkatan pembangunan pemerintah daerah dan masyarakat di Indramayu. Pada kesempatan peresmian itu, turut dipamerkan pula hasil kerajinan dan olahan sejumlah kelompok binaan yang diberdayakan dengan program CSR Pertamina. Public and Government Relation Asisten Manager Asset 3 Jatibarang Field, Dian Hapsari Firasati mengatakan, sangat mengapresiasi program pembangunan yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah daerah maupun msayarakat melalui PNP Mandiri Pedesaan. Untuk itu, pencanangan dan peresmian yang melibatkan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM dari 31 kecamatan itu sudah selayaknya harus difasilitasi. Adapun program CSR yang telah dilaksanakan Field Jatibarang meliputi pemberdayaan perempuan melalui kegiatan-kegiatan yang bisa menghasilkan tambahan pemasukan
untuk keluarga, program budi daya domba, bank sampah, serta bantuan fisik termasuk di bidang pendidikan. Kepada pemuda diberikan pula pelatihan otomotif.
“Diharapkan program yang kami laksanakan bisa bermanfaat untuk masyarakat, dan kami pun bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah,” tandasnya.
Berbagai produk warga hasil pembinaan program CSR PT Pertamina EP Field Jatibarang, dipamerkan dalam acara pencanangan Program PNP Mandiri 2014 Kabupaten Indramayu
1/25/2014 8:24:12 AM
10
ASSET 4
Edisi 2 Tahun II
Pertamina EP-BUMD Blora Jalin Kerjasama Operasi
J
Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Suhadi Moeljono (paling kiri) saat menerima bantuan dari PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dan beberapa KKKS migas untuk korban banjir sungai Bengawan Solo, di Pendopo Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa, 17 Desember 2013.
Field Cepu Bantu Korban Banjir di Tiga Kabupaten BOJONEGORO – Demi meringankan penderitaan korban banjir luapan sungai Bengawan Solo, PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menyerahkan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) kepada warga di tiga kabupaten. Yakni Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, serta Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Bantuan berupa 300 paket sembako yang terdiri dari beras, gula,minyak, susu, dan mie instan, diberikan untuk korban banjir di Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa, 17 Desember 2013. Bantuan itu diterima secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Suhadi Moeljono, di Pendopo Kabupaten Bojonegoro. Hadir pula perwakilan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Selain Pertamina EP Field Cepu, penyerahan bantuan untuk korban banjir di Pendopo Kabnupaten Bojo-
negoro, juga dilakukan oleh dua Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) migas lainnya, yang beroperasi di Bojonegoro. Yakni Mobile Cepu Ltd (MCL) dan Joint Operating Body (JOB) Pertamina – Petrochina East Java (P-PEJ) JOB-PPEJ. Usai menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Bojonegoro, bantuan yang sama juga diberikan kepada korban banjir di Kabupaten Blora, berupa 1 ton beras, 100 kardus mie instan, dan 200 kg gula. Penyerahan bantuan dilaksanakan di Kantor Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, dan diterima langsung oleh Assisten Daerah II Kabupaten Blora. Kepedulian PT Pertamina EP juga disampaikan kepada korban banjir di wilayah Tuban. Yakni berupa 200 paket sembako, yang diserahkan secara simbolis di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tuban. Penyerahan kepedulian di Kabupaten Tuban dilaksanakan bers-
ama-sama dengab SKK Migas, JOB P-PEJ, dan MCL. PPGJ Peduli Sebelumnya, yakni pada Minggu, 15 Desember 2013, PT Pertamina EP juga telah menyerahkan bantuan berupa beras, mie instan, gula, dan air mineral, kepada warga Desa Sumber, Kabupaten Blora, yang terkena musibah banjir. Total bantuan yang akan disalurkan sebesar Rp 12,5 juta. Bantuan diserahkan oleh Humas Proyek Pengembangan Gas Jawa PT Pertamina EP kepada Kepala Desa Sumber, yang selanjutnya disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Bantuan kepada warga yang terkena banjir di Desa Sumber ini merupakan wujud kepedulian PT Pertamina EP terhadap masyarakat di sekitar daerah operasi Central Processing Plant (CPP) Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).
AKARTA – PT Pertamina EP dalam menjalankan KSO Banyubang dan Badan Usaha Milik Daerah ini, karena ini adalah sejarah buat (BUMD) Kabupaten Blora, Jawa BUMD, proyek ini akan kita jaga seTimur, PT Banyubang Blora Energi, baik mungkin”, tegas Djoko. resmi menjalin Kerjasama Operasi Lukitaningsih, Finance & Busi(KSO) pengelolaan Wilayah Kerja ness Support Director PT Pertamina (WK) minyak dan gas bumi (migas) EP mengungkapkan bahwa PT PerBanyubang. tamina EP bangga ada BUMD yang Penandatanganan perjanjian KSO mau berpartisipasi untuk kerjasama Banyubang antara PT Pertamina EP dengan PT Pertamina EP. Kerjasama dengan PT Banyubang Blora Energi ini sangat berarti untuk meningkatkan berlangsung di ruang rapat Direksi produksi. Selain itu juga bisa menjadi Pertamina EP, lantai 27 Kantor Pusat pembuktian bahwa BUMD bisa menPT Pertamina EP, Menara Standart capai kesuksesan bersama PT PerChartered Jakarta, Jumat, 20 Desemtamina EP. ber 2013, dihadiri langsung oleh Bu“Demi pencapaian hasil yang pati Blora, Djoko Nugroho. maksimal dan proyek PT pertamina Djoko mengungkapkan kebahaEP di Blora terjamin keamanannya, giaan dan rasa bangga atas keperkita bersama berdua membantu untuk cayaan PT Pertamiana EP untuk meningkatkan produksi tanpa meberkerjasama, dengan perulupakan aspek keselamatan,” sahaan di wilayahnya pungkas Lukitaningsih. untuk ikut berperan Kerjasama pertama “Semoga kerjasama ini dalam pengelomenjadi suatu keberkahan untuk kali PT Pertamilaan salah satu na EP dengan Kabupaten Blora dan kekayaan BUMD Blora PT Pertamina EP. alam Indoini adalah Seperti yang dikatakan Direktur nesia. KSO yang Utama PT Pertamina (Persero) “Semoke 31. PT Bu Karen, menjadi tuan rumah ga kerBanyubang jasama ini Blora Endi negeri sendiri bukan suatu kenismenjadi ergi ingin cayaan, ayo Pertamina Mendunia, suatu keberkontribusi spirit dan pesan moral nasionalisme berkahan terhadap minitu yang membuat untuk kebuyak di kabupatsaya yakin kita pasti maju,” paten Blora en Blora. Christerangnya penuh semangat. dan PT Pertamina tian Prasetya selaku EP. Seperti yang dikatakan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Bu karen, menjadi tuan rumah di negeri sendiri bukan suatu keniscayaan, ayo Pertamina Mendunia, spirit dan pesan moral nasionalisme itu yang membuat saya yakin kita pasti maju,” terangnya penuh semangat. Bagi Djoko, ditandatanganinya KSO Pertamina EP – Banyubang Blora Energi ini memberikan kesan tersendiri dan bersejarah bagi Kabupaten Blora. “Terimakasih kepada PT Pertamina EP atas kepercaaannya kepada kami dan kami beserta manajemen akan berkerja maksimal juga profesional
Direktur PT Banyubang Blora Energi menjelaskan bahwa dengan kerjasama ini pihaknya berkomitmen untuk memaksimalkan produksi dengan pengelolaan yang professional. “Kami bersama manajemen BUMD berkomitmen untuk melakukan pengelolaan KSO dengan profesional berdaskan standar keselamatan kerja, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memproduksi dengan optimal, karena ini titik awal bagi kami untuk termotivasi, BUMD bisa menjadi mitra yang dapat dipecaya dan menjadi mitra strategis PT Pertamina EP di Kabupaten Blora”, ungkap Prasetya.
Saat Hutan dan Rumah Karyawan Berdampingan
Mendukung komitmen satu sumur seribu pohon. Dirintis dengan konsep pemberdayaan lingkungan. Bakal menjadi sentra buah di Kabupaten Blora.
Sejenak denyut industrialisasi terasa berhenti di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, saat ratusan warga daerah penghasil miyak dan gas itu tumpah ruah di lahan seluas 1,5 hektar, di Desa Gagakan, Kecamatan Sambong, penghujung tahun lalu. Tak ada deru mesin atau kepulan asap kendaraan. Berganti dengan tangan-tangan cekatan yang bergerak serentak menghijaukan lahan. Demikianlah suasana peresmian Hutan Pertamina – Mentul yang berlangsung pada Selasa, 31 Desember 2013. Lokasinya berdekatan dengan komplek perumahan karyawan Pertamina EP Mentul, di Desa Gagakan. Dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Blora, Riyanto dan
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 10
Komandan Kodim 0721/Blora, Abdul Haris, sekitar 5.000 pohon berhasil ditanam dalam peresmian itu. Tanaman buah seperti sawo, klengkeng, kelapa, matoa, dan beberapa jenis mangga, tampak mendominasi. Bibit-bibit tanaman bernilai ekonomis itu, ditanam bersama-sama oleh jajaran Forpimda Kabupaten Blora, Muspika Cepu dan Sambong, Sanggar Pramuka Blora, PMI Cepu, Desa Gagakan, Kelurahan Karangboyo, Kelurahan Cepu dan Kelurahan Ngelo. Cepu Field Manager, Wresniwiro menuturkan, Hutan Pertamina – Mentul digagas untuk mendukung komitmen “1 sumur 1.000 pohon” yang ditetapkan Presiden Direktur Pertamina EP pada tahun 2013, serta program “1 Milliar Pohon Indonesia Untuk Dunia” yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010. Wresniwiro menjelaskan, Hutan
Pertamina – Mentul dirintis dengan konsep pemberdayaan lingkungan. Dimana masyarakat sekitar terlibat penuh, bersama dengan para pekerja dan mitra Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, dalam proses pengolahan tanah hingga penanaman dan perawatannya. “Jadi kita bisa pantau bersama mana tanaman yang tumbuh dengan baik dan mana tanaman yang perlu perhatian khusus,” ujar Wresniwiro. Pengawasan dan pemeliharan tanaman di Hutan Pertamina ini sangat memungkinkan, mengingat lokasi lahan yang berdekatan dengan perumahan karyawan Pertamina, juga dari pemukiman penduduk. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Blora, Riyanto, yang hadir mewakili Bupati Blora, Djoko Nugroho didaulat meresmikan program tanam pohon dan Hutan Pertamina ini. Ia mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung program Hutan Pertamina - Mentul. “Langkah Per-
Jajaran manajemen Cepu Field bersama pemerintahan Kabupaten serta Dandim Blora, saat peresmian Hutan PT Pertamina EP.
tajmina ini selaras dengan program pemerintah yang juga mencanangkan tanam pohon satu miliar pohon,” ucapnya. Riyanto berharap, program penghijauan ini bisa dilakukan secara
berkelanjutan. “Yang terpenting bukan hanya penanaman saja, namun harus juga dilakukan pemeliharaan. Sehingga tetap lestari dan membuahkan hasil maksimal,” ujarnya.
1/25/2014 8:24:15 AM
ASSET 4
11
Edisi 2 Tahun II
Charles P Siallagan Pimpin Field Poleng
Foto: Zaky Arsy
J
Charles P. Siallagan menandatangani naskah pengukuhan jabatan Field Manager Poleng di kantor pusat PT Pertamina EP, Jakarta, Senin, 13 Januari 2014.
Wamen ESDM: Kiprah Bupati Bojonegoro Patut Dicontoh
S
URABAYA – Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengaku bangga atas berbagai inisiatif yang ditunjukkan Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto, MSi dalam mengatasi kendala peningkatan produksi minyak dan gas (migas) di wilayahnya. “Kiprah Bupati Bojonegoro ini patut dicontoh kepala daerah lainnya,” ujar Wamen ESDM. Apresiasi ini disampaikan Wamen ESDM saat hadir pada hari kedua Forum Group Discussion (FGD) “Percepatan Produksi Migas Nasional” atau yang disebut juga “Deklarasi Bojonegoro” di Surabaya, Selasa, 3 Desember 2013. Wamen mengaku salut atas inisiatif Suyoto menggelar forum tersebut, dalam rangka memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas dalam meningkatkan kinerja produksinya. Salah satu yang dibahas intensif dalam FGD itu, ialah bagaimana menyederhanakan perizinan sehingga
bisa menunjang percepatan produksi. “Selama ini proses perizinan di industri migas sangat banyak sekali (puluhan izin) dan harus disederhanakan,dan saya memberikan apresiasi kepada Bupati Bojonegoro atas inisiatifnya mengadakan forum group discussion yang membahas penyederhanaan perizinan,” terang Susilo Siswoutomo. Menurutnya, inisiatif Bupati Bojonegoro ini bisa menjadi contoh daerah lainnya dalam hal mengatasi masalah perizinan yang sangat kompleks. Dengan begitu, amanat presiden yang dituangkan dalam Inpres nomor 2 tahun 2012 tentang pencapaian produksi minyak nasional paling sedikit 1,01 juta barel per hari dapat dilaksanakan. Suyoto mengaku, inisiatifnya muncul karena Bojonegoro merupakan salah satu daerah yang cukup banyak memiliki sumber potensi migas di Jawa Timur. Bojonegoro juga menjadi lokasi kegiatan beberapa oprator minyak bumi, seperti PT Pertamina EP, Joint Operation Body PertaminaPetrochina (JOB PPEJ), dan Pertami-
na EP Cepu. Dengan potensinya itu, lanjut Suyoto, Bojonegoro memiliki peran strategis sebagai penopang produksi migas nasional. Peran ini harus dioptimalkan dengan memecahkan berbagai kendala non teknis operasi migas, yang kerap ditemui di lapangan. Deklarasi Bojonegoro dibuka oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto pada Senin, 2 Desember 2013 di Surabaya. Forum diskusi ini membahas percepatan produksi Migas nasional dalam rangka mewujudkan target produksi 1.000.000 BOPD pada tahun 2014 yang ditargetkan oleh Pemerintah. Perwakilan seluruh KKKS Migas yang beroperasi di Bojonegoro dalam FGD yang berlangsung selama dua hari itu. Selain itu hadir pula perwakilan pemerintah daerah, baik tingkat kabupaten maupun provinsi yang terkait dengan persoalan perizinan di industri hulu migas. PT Pertamina EP diantaranya diwakili oleh Direktur Produksi dan Operasional, Beni Jafilius Ibradi AD.
AKARTA – Production and Operation Director PT Pertamina EP Beni J. Ibradi menjadi saksi pada penandatanganan naskah pengukuhan jabatan Poleng Field Manager Charles P. Siallagan yang dilaksanakan di ruang rapat lantai 27 kantor pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered Jakarta, Senin, 13 Januari 2014. “Selamat Pak Charles, ini saatnya PT Pertamina EP belajar mengelola off shore dan suatu saat WMO akan menyerahkan kepada kita. Sinergi adalah satu ditambah satu sama dengan tiga, bukan satu tambah satu sama dengan nol,” pesan Presiden Direktur Pertamina EP, Adriansyah dalam sambutannya saat pelantikan Charles. Adriasnyah menambahkan, dalam bekerja seluruh jajarannya harus mendahulukan kepentingan korporasi, bukan hanya untuk PT Pertamina EP. “Saya berharap Pak Charles bisa mengelola dengan sebaik-baiknya. Field Manager adalah ujung tombak produksi,” tegas Adriansyah. Pada kesempatan itu, Asset 4 General Manager, Pribadi Mahagunabangsa menyampaikan bahwa ini adalah kesempatan yang telah ditunggu-tunggu. Ia juga mengucapkan terimakasih Pertamina EP memberikan jabatan Field Manager Poleng kepada Charles P. Siallagan. Charles sendiri menuturkan, kolaborasi dan kerja sama dengan WMO (West Madura Offshore) akan sangat membantu dalam peningkatan produksi dan perbaikan sumur, demi tercapainya target produksi PT Pertamina EP. Sementara Beni J. Ibradi mengingatkan beberapa hal yang menurutnya merupakan aspek dasar. Yaitu kewajiban memenuhi kaidah-kaidah HSSE dan Petrologi Enginering. “Keselamatan kerja atau HSSE di off shore akan lebih dominan,” ujarnya. Beni juga menjelaskan tugas Field Manager untuk membuat perencanaan yang harus dilaksanakan sesuai kualitas dan kuantitasnya. “Saya tidak menginginkan kerja keras, tapi kerja smart, juga security dan safety,”
ujarnya serya berpesan agar jajaran Pertamina EP selalu menjaga kekompakan tim. Field Poleng adalah salah satu lapangan TAC yang baru bergabung ke Pertamina EP, setelah sebelumnya dioperasikan oleh CNOOC. Setelah resmi dioperasikan oleh PT Pertamina EP, TAC Poleng diharapkan bisa berproduksi maksimal, yaitu mencapai 5.000 bopd. Field Poleng dioperasikan sepenuhnya oleh Pertamina EP, sejak berakhirnya Technical Assistance Contract (TAC) antara Pertamina dan CNOOC pada Jumat, 20 Desember 2013. Pengakhiran TAC Poleng berlangsung di ruang rapat lantai 27 kantor pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered, Jakarta, dihadiri Finance and Business Support Director Pertamina EP, Lukitaningsih, General Manager Asset 4 PT Pertamina EP, Pribadi Mahagunabangsa, dan beberapa petinggi CNOOC. Lukitaningsih yang mewakili President Director PT Pertamina EP menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin baik antara PT Pertamina EP dengan CNOOC. “Terima kasih atas atas kerja sama yang cukup baik karena pencapaian target terpenuhi. Bukan hanya target PT Pertamina EP, tapi juga target nasional,”, ungkapnya. Jeong Kwang Seok, Technical Director KODEV Ltd mengungkapkan rasa syukur dan bahagia bisa berkerjasama dengan PT Pertamina EP yang telah berlangsung selama 20 tahun dan berlandaskan kerja sama yang baik, hingga dapat tercapainya nilai produksi tertinggi yaitu 10.000 BOPD. Sementara itu GM Asset 4 PT Pertamina EP, Pribadi Mahagunabangsa menyataka kesiapannya mengoperasikan Poleng. “Kita telah menandatangani serah terima TAC poleng, PT Pertamina EP sudah siap mengoperasikan TAC Poleng, data dan laporan sudah dipersiapkan oleh tim terminasi”, tegas Pribadi.
Menapak Jalan Sejahtera Lewat Aneka Kripik Buah Menggalang ibu-ibu rumahtangga dalam suatu kelompok usaha bersama. Memberikan nilai tambah buah-buahan dalam bentuk makanan olahan. Modal Banyuurip menapak sejahtera. Kalau Indonesia punya Rudy Choirudin, ahli boga yang kerap menularkan resep masakan di televise, Kecamatan Senori, Tuban, Jawa Timur, punya Lambang. Pria ini dikenal sebagai pengusaha sukses, pemilik “Manis Sentra Keripik” yang produknya sudah menyebar ke seantero provinsi. Sama dengan Rudy, Lambang juga hobi menularkan keahliannya mengolah makanan. Bedanya, yang ditularkan Lambang lebih spesifik, yakni teknik mengolah buah-buahan menjadi camilan lezat yang bergizi tinggi. Mulai salak, papaya, mangga, pisang, nangka, hingga sukun, berhasil dikemasnya menjadi penganan renyah, yang nikmat dikunyah sambil menon-
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 11
ton pertandingan bola. Di penghujung 2013 lalu, ia kembali menyuntikkan ilmunya. Sasarannya kali ini adalah puluhan ibu rumahtangga dari Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Tuban. Selama dua hari ia memberikan materi dan memimpin langsung praktek pembuatan keripik buah di Banyuurip, dalam pelatihan Aneka Olahan Keripik yang digelar Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Pelatihan dan penguatan kelompok ini diikuti oleh 20 pengrajin keripik yang merupakan bagian dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Rejeki. KUB Sumber Rejeki sendiri digagas Pertamina EP Asset 4 Field Cepu sejak 23 Januari 2013. Pelatihan dibuka oleh Muspika Senori Kabupaten Tuban. Lambang dihadirkan untuk menularkan resep suksesnya mengembangkan Manis Sentra Keripik – Jawa Timur. Bagi Lambang, sukses tidak baik kalau sendiri. semakin banyak orang yang mengikuti je-
jak suksesnya, ia semakin bahagia. Dalam pelatihan itu, peserta tidak hanya diberikan materi, namun juga mempraktikan pembuatan keripik dari berbagai jenis buah seperti salak, papaya, mangga, pisang, nangka, sukun dan lain sebagainya. Bahkan para pengrajin keripik Banyuurip berinovasi dengan mencoba membuat keripik dari tape singkong, yang mendapat pujian dari para pelatih dan Muspika Senori. Pelatihan selama dua hari ini merupakan tindak lanjut dari Program Budidaya Sapi Desa Banyuurip dan Kecamatan Senori, yang telah berkembang menjadi KUB Sumber Rejeki. Program pelatihan budidaya sapi sendiri digelar Pertamina EP Field Cepu, demi melihat potensi peternak sapi yang sangat besar di Desa Wonosari dan Banyuurip Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban. Kedua desa itu memiliki lebih dari 1.000 ternak baik sapi maupun kamb-
ing, padahal jumlah kepala keluarga tidak banyak. Pelatihan budidaya sapi mulai dilaksanakan selama dua hari pada April 2012, dengan mendatang-
kan peternak sukses asal Jawa Barat. Warga diperkenalkan cara beternak modern yang memberikan hasil lebih optimal.
Pelatihan pembuatan keripik buah di Desa Banyuurip – Senori, Tuban, Jawa Timur
1/25/2014 8:24:16 AM
12
ASSET 5
Edisi 2 Tahun II
Sembakung Kembali ke Pangkuan Pertamina
T
ARAKAN – Setelah 20 tahun, akhirnya pada 21 Desember 2013 pukul 24.00 WITA, lapangan minyak dan gas (migas) Sembakung di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, kembali sepenuhnya dikelola penuh PT Pertamina EP, menyusul berakhirnya kontrak TAC antara PT Pertamina dan PT Medco E&P. Sampai saat ini, lapangan Sembakung yang memiliki area seluas 23,37 kilometer persegi, memproduksi 1.500 Barrel Oil Per Day (BOPD) yang diperoleh dari sekitar 70 sumur, dan memproduksi gas yang dialirkan untuk PT PLN Nunukan dan Sebatik. “Pasca pengelolaan lapangan sembakung ini, Pertamina EP tentu sudah memiliki rencana kerja dan strategi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dari kondisi yang ada sekarang.” ujar Agus Amperianto, PR Manager PT Pertamina EP. Menurut Agus, selama ini fokus pengelolaan kegiatan operasi TAC Pertamina – Medco E&P Sembakung, sejalan dengan komitmen manajemen Pertamina EP untuk tumbuh bersama lingkungan. Setelah kembali sepenuhnya ke Pertam-
ina, maka program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan yang telah berlangsung, akan tetap dipertahankan. Program-program pengembangan masyarakat itu meliputi berbagai aspek. Seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. Misalnya, pemberdayaan petani dengan program padi SRI Organik, pengobatan massal, bantuan alat pertanian, pembangunan sarana jalan dan jembatan, termasuk pelaksanaan acara-acara keagamaan, serta bantuan pada korban bencana. Penghargaan yang berhasil diraih pada masa TAC Pertamina – Medco E&P Sembakung, diantaranya dua kali meraih PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), serta dua Penghargaan PROPER Emas dari BLHD Provinsi Kalimantan Timur untuk periode 20112012 tahun 2012-2013. “Kami berharap keberadaan lapangan Sembakung yang nantinya dikelola Pertamina EP akan senantiasa memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat, serta didukung penuh oleh seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder yang ada di lapangan” pungkas Agus.
Sejarah Pengelolaan Lapangan 22 Desember 1993 –Sembakung Pertamina menandatangani
1975 – Ditemukan pertama kali oleh Arco.
1977 diproduksikan untuk 1975––Mulai Ditemukan pertama kali olehpertama Arco. kali. 1977 – Mulai pertama kali. Agustus 1981 diproduksikan – April 1983: untuk Kegiatan produksi sempat terhenti. Agustus 1981 – April 1983: Kegiatan produksi
sempat S/d 1983terhenti. – Berproduksi secara natural flow (pengangkatan alami) menggunakan artificial lift. S/d 1983 – Berproduksi secara natural flow (pengangkatan menggunakan artificial Oktober 1983 –alami) sistem pengangkatan beralihlift.
menggunakan Jet Pump (HJP) Oktober 1983 Hydraulic – sistem pengangkatan beralih menggunakan Hydraulic Jet Pump (HJP)
Penanaman pohon dalam peresmian Hutan Kota Sawah Lunto, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat, 3 Januari 2014. Bibit pohon disumbang oleh PT Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan.
Tbk mengambil alih PESL, selanjutnya pengelolaan
Oktober 2005 – PT Medco Energi International, dilakukan Medco Sembakung sebagai operator dari Tbk mengambil alih PESL, selanjutnya pengelolaan TAC Sembakung, dengan nama TAC Pertamina dilakukan Medco Sembakung sebagai operator dari – Medco Sembakung. TAC Sembakung, dengan nama TAC Pertamina – Medco Sembakung.
21 Desember 2013 – TAC berakhir, Sembakung dikelola oleh Pertamina. 21 kembali Desember 2013 – sepenuhnya TAC berakhir,
Sembakung kembali dikelola sepenuhnya oleh Pertamina.
Hutan Kota Sawah Lunto Diresmikan
T
Technical Assistance Contract (TAC) dengan PT
22Genindo DesemberCitra 1993Perkasa – Pertamina untukmenandatangani mengelola lapangan Technical Assistance (TAC) dengan PT Sembakung selamaContract 20 tahun, dengan operator Genindo Citra Perkasa untuk mengelola lapangan Perkasa Equatorial Sembakung Ltd. (PESL). Sembakung selama 20 tahun, dengan operator Perkasa Equatorial Ltd. (PESL). Oktober 2005 – Sembakung PT Medco Energi International,
ARAKAN – Walikota Tarakan, H Udin Hianggio pada Jumat, 3 Januari 2014, meresmikan pembukaan Kawasan Hutan Kota Sawah Lunto seluas 6,5 hektar, yang berlokasi di perbatasan Kelurahan Pamusian dan Kampung 1 Skip, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Peresmian hutan kota ini ditandai dengan
penanaman bibit-bibit pohon sumbangan PT Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan. Kepala Dinas Kehutanan, Pertambangan, dan Energi Kota Tarakan, Budi Setiawan, dalam sambutannya menyatakan terima kasih kepada Pertamina, yang telah memberikan bantuan bibit untuk kawasan hutan kota ini. H Udin Hianggio menuturkan, dibukanya Hu-
tan Kota Sawah Lunto bertujuan memberikan sarana rekreasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, bagi warga Tarakan. Di depan Hutan Kota Sawah Lunto ini, dibangun miniatur Kota Tarakan berukuran 10 x 5 meter. Miniatur ini memperlihatkan kawasan hutan lindung, hutan kota, pemukiman, dan Kawasan Wilayah Kerja Pertambangan di Tarakan. Minia-
Menggelorakan semangat untuk terus melestarikan alam. Membatasi wilayah kerja Pertamina dengan operasi penambangan batubara. Yang tidak taat akan disikat.
Amperianto menuturkan, kegiatan penanaman ini sekaligus melengkapkan jumlah total pohon, yang telah ditanam sebelumnya oleh Pertamina EP sepanjang 2013 sebanyak 323.463 pohon. “Penanaman pohon di wilayah produksi Samboja ini, merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Juga support perusahaan terhadap kegiatan Corporate Social Responsbility (CSR) Pemda Kutai Kartanegara,” terang Agus yang ditemui di lokasi penanaman pohon. Agus menambahkan, kegiatan penanaman pohon di penghujung 2013 ini, juga salah satu upaya memberi pembatas antara wilayah operasi antara Pertamina EP dan perusahaan penambangan batubara, yang selama ini mengalami masalah tumpang tindih lahan. “Selama ini tumpang tindih lahan menjadi permasalahan yang cukup pelik, akibat ketidakjelasan batas wilayah kerja. Sehingga ada beberapa fasilitas kami yang rusak, yang berakibat pada terhambatnya produksi migas Pertamina EP. Dengan ditanamnya pohon-pohon ini, di-
harapkan bisa menjadi border antara wilayah kerja Pertamina EP dan penambangan batubara,” tukasnya. Senada diungkapkan Pangdam IV Mulawarman, Mayjen Dicky W. Usman. Menurutnya, penanaman pohon ini merupakan upaya pelestarian lingkungan yang telah rusak, akibat aktifitas penambangan batubara yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. “Penanaman pohon ini bertujuan sebagai pagar hidup, batas wilayah kerja Pertamina EP dengan perusahaan batubara. Dan kami akan melakukan pengawasan. Jika aktivitas penambangan masih membandel dengan tidak mempedulikan lingkungan, akan kami sikat,” tegas Mayjen Dicky W. Usman. Kegiatan penanaman pohon hari itu, diikuti dengan bedah rumah dan peletakan batu pertama pembangunan Pos Bintara Pembina Masyarakat (BABINSA). “Pos BABINSA dibangun untuk mendeteksi, mencegah, dan memfasilitasi kegiatan penambangan agar lebih efektif,” pungkas Dicky.
tur ini ditujukan untuk menarik masyarakat agar berkunjung ke Hutan Kota Sawah Lunto, dan dapat memaksimalkan hutan kota sebagai sarana pendidikan. Diharapkan ke depan, Hutan Kota Sawah Lunto dapat menjadi salah satu tujuan wisata edukasi di Kota Tarakan. Selain menikmati hawa segar dari rimbunnya pepohonan, pengunjung juga dapat mempelajari keanekaragaman flora yang ada, dan menjadi tempat penelitian para ilmuwan.
Membangun Pagar Hidup di Samboja Ratusan orang tumpah ruah di area lapangan minyak dan gas (migas) Samboja, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, di pagi terakhir 2013. Bukan untuk menyiapkan pesta malam pergantian tahun. Melainkan untuk membenamkan tunas-tunas muda ke bumi, kembali menghijaukan alam, dalam program penanaman 10.000 pohon PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga. Bukan hanya insan Pertamina yang turun lapangan, ratusan prajurit Kodam VI Mulawarman pun turut berpeluh keringat pagi itu. Dalam kegiatan ini, Pertamina EP Field Sangasanga berkolaborasi dengan Kodam VI Mulawarman, mewujudkan cita-cita satu sumur seribu pohon, demi kelestarian lingkungan di sekitar wilayah kerja Samboja. Public Relation Manager Pertamina EP, Agus
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 12
VP HSSE PT Pertamina EP, Lelin Eprianto ikut turun lapangan menanam pohon di Samboja.
1/25/2014 8:24:20 AM
ASSET 5
Edisi 2 Tahun II
13
Khitan Massal Field Tanjung
T
Sebanyak 56 anak dari sekitar wilayah operasi Field Tanjung berpose bersama di depan Masjid At-Taqwa, Komplek Pertamina Murung Pudak, Tanjung – Tabalong, Kalimantan Selatan, usai mengikuti khitanan massal yang digelar PT Pertamina EP Asset 5 Field Tanjung, Rabu, 25 Desember 2013.
Solidaritas Untuk Kampung Empat
T
ARAKAN – PT Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan bersama beberapa Kontrak Kontrak Kerjasama (KKKS) migas lainnya di Kota Tarakan, pada Rabu, 8 Januari 2014 menyerahkan bantuan sebanyak 200 sak semen kepada warga Kampung Empat, Kota Tarakan, sebagai wujud solidaritas atas musibah longsor yang menimpa pemukiman penduduk itu. Selain Pertamina EP Field Tarakan, turut bergabung memberikan bantuan PT Medco E&P dan PT MKI. Bantuan diberikan melalui pihak kelurahan setempat, yang selanjutnya akan diserahkan kepada masyarakat, guna memperbaiki atau membangun kembali rumah mereka, setelah diterjang longsor. Lasiman, SH, selaku Lurah Kelurahan Kampung Empat mengucapkan terima kasih kepada KKKS di Kota Tarakan (PT Pertamina EP, PT MKI, dan PT Medco E&P) atas bantuan yang
diberikan. Menurutnya, bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang terkena musibah. KKKS di Tarakan yang memberikan bantuan ini juga berharap, semoga dengan adanya bantuan ratusan sak semen ini, dapat meringankan beban masyarakat Kampung Empat yang terkena musibah, dan dapat bermanfaat untuk kedepannya. Bencana tanah longsor yang menimpa Kampung Empat pada Jumat, 27 Desember 2013, terjadi akibat tingginya curah hujan di Kota Tarakan. Lokasi yang terkena bencana tanah longsor di Kelurahan kampung Empat diantaranya RT IV, RT VI, RT X, dan RT XIII. Dari keempat RT tersebut, terdapat 10 rumah warga yang rusak diterjang longsor. Yakni rumah Hariyono, Johansyah, Winardi, dan Abdul Wahab di RT IV, lalu rumah milik Usman dan Tam-
rin di RT VI, rumah Supratikno di RT X, serta rumah milik Ario Darmawan, Umar, dan Hj. Norma di RT XIII. Berlangsung dalam tempo yang cepat, longsor yang diawali suara gemuruh itu langsung menghancurkan rumah-rumah mereka. Kerugian yang dialami masing-masing warga, ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Rumah mereka beserta perabotannya rusak berat. Seperti dituturkan Ario Darmawan, sebelum longsor terjadi, sempat terdengar suara petir diikuti gemuruh. Seketika bagian rumah beserta perabotan tergerus ambles, dan meluruk ke bagian yang lebih rendah bersama tanah berwarna kuning kecokelatan. Ario hanya sempat menyelamatkan anggota keluarganya keluar dari rumah, hanya dengan pakaian yang melekat di badan.
ABALONG – Sebanyak 56 anak yang mayoritas masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dari sekitar wilayah Kecamatan Murung Pudak, Tanjung, kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, mengikuti khitanan massal yang digelar PT Pertamina EP Asset 5 Field Tanjung, Rabu, 25 Desember 2013. Bertempat di halaman Masjid At-Taqwa Kompleks Pertamina Murung Pudak, setelah melakukan registrasi ulang, setiap peserta khitan mendapatkan snack dan sarapan, lalu dipakaikan baju koko, sarung, peci, dan sandal baru. Selanjutnya, mereka diarak dengan mobil hias, diiringi hadrah berkeliling jalanan wilayah Kecamatan Murung Pudak. “Kegiatan yang didukung belasan tenaga medis Rumah Sakit Pertamina Tanjung (RSPT) ini, merupakan bagian dari Bakti Sosial Pertamina EP Field Tanjung, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-56 PT Pertamina (Persero),” terang Heragung Ujiantoro, Tanjung Field Manager. Hadir pula dalam kesempatan itu, jajaran Muspika Murung Pudak, seperti perwakilan Kecamatan Murung Pudak, Danramil, dan Lurah Belimbing. Didampingi Managament Tanjung Field, mereka turut meninjau ruang operasi khitan untuk memberikan semangat kepada anakanak yang sedang dikhitan. Peserta khitan termuda adalah Muhamad Arya umur 5,5 tahun, yang masih duduk di bangku TK Besar Masukau. Sembari menunggu giliran dikhitan, peserta dihibur tayangan film kartun di ruang tunggu. Panitia juga memberikan fasilitas foto gratis dengan background khusus. bagi setiap peserta untuk mengabadikan moment sekali seumur hidup ini, bersama orangtua masingmasing. Wakil Direktur RSPT, dr. Rahmawati menungkapkan, metode khitan yang dilaksanakan adalah sirkum manual. Dua hari setelah dikhitan, setiap peserta wajib kontrol lagi ke RSPT, untuk melihat sejauh mana proses pemulihannya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan kegiatan ini. Terutama pengurus BDI Masjid AtTaqwa dan Ibu-ibu Persatuan Wanita Patra. Mudah-mudahan upaya baik ini benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” ucap Heragung Ujiantoro, Tanjung Field Manager.
Doa Dari Kawasan Konservasi Bekantan
Sembilan program bantuan telah diserahkan. Mulai pembangunan jalan hingga pengadaan laboratorium. Memompa kesejahteraan warga Tarakan.
Haji Udin Hianggio mengaku tak mau ketinggalan. Sejak jauh-jauh hari, Walikota Tarakan ini sudan berpesan kepada sekretarisnya, agar dijadwalkan dan diingatkan, untuk hadir di Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) Kota Tarakan pada 19 Desember 2013. Di lokasi yang rimbun dan asri itu, Haji Udin hendak menyaksikan langsung penyerahan secara simbolis, bantuan dari PT Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan bagi warga kota yang dipimpinnya. Maklum, bantuan yang akan diberikan terbilang besar. Tercatat ada sembilan program bantuan yang hendak disampaikan kepada warga, melalui perwakilan aparat kelurahan dan dinas-dinas terkait. Yakni program pembangunan jalan hewan bekantan di KKMB, pembangunan jalan penghubung sepanjang 120 meter, pengadaan tempat sampah di KKMB, bantuan satu unit Green House untuk kebun hydroponic, bantaun pengerasan jalan di RT 14 Kelurahan Kampung 6, serta bantuan material untuk renovasi mushalla Jabal Nur Kelurahan Juata Laut. Pertamina EP Field Tarakan juga memberikan
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 13
bantuan mesin dan peralatan daur ulang untuk KSM Ramah Lingkungan Kelurahan Kampung 6, bantuan alat pembuatan tempat pengeringan kompos untuk KSM Nibung Kelurahan Kampung 1, serta pengadaan Laboratorium Komputer untuk SMPN 3 Kota Tarakan. Sembilan program itu mayoritas untuk mendongkrak kesejahteraan rakyat. Hal inilah yang membuat Haji Udin Hianggio tak mau melewatkan acara penyerahan bantuan itu secara simbolis. Ia merasa kehadirannya amat penting, guna mengapresiasi langkah sebuah perusahaan, yang sudah banyak berbuat untuk warga kotanya. Benar saja. Pada Kamis pagi, 19 Desember 2013, kepala daerah kharismatik ini sudah tampak di antara para undangan, di KKMB. Bukan hanya memberikan sambutan, sebagai rasa terima kasih, Walikota Tarakan ini juga menghadiahkan doa untuk Pertamina EP. “Saya sangat berterima kasih kepada PT Pertamina EP. Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada PT Pertamina EP atas program-program CSR-nya, yang sangat banyak membantu warga Tarakan. Semoga sumursumur Pertamina bisa menghasilkan minyak lebih banyak lagi, dan semoga Pertamina bisa terus bermanfaat bagi sesame,”, ujar Haji Udin Hianggio, diamini segenap undangan yang hadir.
Menyambut doa Walikota Tarakan ini, Field Manager Tarakan, Rahmad Wibowo menyatakan, akan terus berusaha mengembangkan dan membantu masyarakat setempat, melalui program CSR perusahaan. “Semoga program CSR yang sudah diberikan dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. Rahmad menambahkan, lewat berbagai program CSR Pertamina EP Field Tarakan itu, di-
harapkan tumbuh bidang-bidang baru lapangan pekerjaan, untuk warga Tarakan. Seperti dukungan untuk pertanian hidropinic dan pembuatan kompos. Program lainnya, diarahkan untuk meningkatkan taraf pendidikan generasi muda Tarakan, ikut serta dalam konservasi sumber daya alam, serta untuk memperlancar kegiatan masyarakat setempat.
Penyerahan secara simbolis sembilan program bantuan CSR Pertamina EP Field Tarakan kepada warga Kota Tarakan.
1/25/2014 8:24:22 AM
Foto : Wikipedia
14
FORUM
Edisi 2 Tahun II
Memimpin Perubahan Rhenald Kasali
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Berkali-kali saya katakan perubahan itu pahit. Dan, tak akan ada pembaruan di negeri ini kalau kita tak punya orang-orang yang berani memimpin perubahan. Sebab, memimpin perubahan itu tidak populer, dibenci banyak orang yang tak mau berkorban dan berbahaya. Seperti itulah yang tengah kita saksikan di Pelabuhan Tanjung Priok. Bak disambar geledek, suatu hari Dahlan Iskan menerima pesan dari Dirut Pelindo 2 bahwa salah seorang direksi beserta jajarannya melakukan pengunduran diri alias resign massal. Kita semua tahu resign dalam bekerja adalah persoalan biasa, tetapi “resign massal” mengandung konotasi lain: menuntut perhatian, sebuah perlawanan, solidaritas kelompok, ingin mempermalukan, sebuah tanda ketidakberesan, bahkan mungkin juga berkonotasi sabotase. Jadi di Pelindo 2 ini yang mana? Ikut Perubahan Atau Ikut Anak Buah Apa pun yang terjadi, kita harus melihat kasus ini dari konteks perubahan. R J Lino, sama seperti Ignatius Jonan (Dirut PT KAI) dan Emirsyah Satar (Garuda Indonesia), adalah CEO yang khusus direkrut Kementerian BUMN beberapa tahun lalu untuk melakukan perubahan. Dalam berbagai kesempatan, saya bertemu dengan ketiga CEO itu karena mereka selalu muncul bergantian menjadi nomine CEO terbaik pilihan akademisi dan media massa. Saya juga beberapa kali berinteraksi dengan anak buah mereka baik yang siap berubah, yang banyak komplain, dan yang anti perubahan. Saya kira kita semua paham, mereka bertiga ditempatkan dalam medan yang super sulit. SDM perusahaannya tua-tua (saat mereka bergabung rata-rata usia pegawai 45-47 tahun), kultur korupsi dan guyupnya sangat kental, serikat pekerjanya sangat solid, dan diisi orang-orang lama yang butuh perhatian dan kekuatan kelom-
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 14
pok. Selain itu, pendapatan perusahaan (sebelum mereka masuk) tidak optimal, cashflow-nya disimpan di bank (tidak diinvestasikan), semua eksekutif punya mainan sendiri-sendiri, tidak ada alignment vertikal maupun horizontal, tak ada investasi-investasi baru, dan masalah baru terus bermunculan. Bahkan perusahaan rugi pun tak ada yang peduli. Anehnya, turn over pegawai amat rendah. Para change leader (pemimpin perubahan, red) itu pun masuk dengan seribu satu ancaman. Padahal, mereka sudah mapan dalam posisi mereka sebelumnya. Dan demi menyatukan institusi, “mainan” orang perorangan dikembalikan pada perusahaan. Siapa sih yang bisa menerima mereka? Kalau mereka merapikan SDM dan mendatangkan profesional-profesonal muda, siapa sih yang melawan? Ya, Anda benar: serikat pekerja. Bukankah para senior yang menghadapi perubahan itu dan sebentar lagi pensiun akan merasa terancam? Sebenarnya kalau mereka mau mengubah sikap menjadi kooperatif saja tak akan ada masalah. Masalahnya, di dalam cohort itu terdapat tradisi saling melindungi yang berawal dari kebiasaan bagi-bagi rezeki dengan cara-cara lama. Tradisi-tradisi seperti itu tentu harus diubah, dan tak ada kompromi bagi seorang change leader. Kita tentu tak bisa berpura-pura lugu bahwa itu tak ada sama sekali di sini, hanya menuduh tanpa bukti dan seterusnya. Tetapi, nanti dulu. Generasi yang lebih tua sudah biasa melindungi anak buah yang juga pernah men-service kita bukan? Jadi, amat sangat biasa surat hukuman tidak ditandatangani, bahkan tidak diteruskan kepada yang bersangkutan. Kita menjadi takut berhadapan dengan anakanak buah yang tahu sebagian besar “rahasia” kita. Bukan hal baru, banyak manajer dalam institusi yang menjadi feodal itu selalu mengatakan begini, “Sebentar ya saya tanya anak-anak dulu ya,”. Lho, kok manajer minta pendapat anak buahnya?
Jadi kita ini mau bersekutu dengan siapa? Dengan bos baru yang belum kita kenal yang memimpin perubahan ataukah dengan anak buah yang melindungi kita? Keduanya ada risikonya. Kalau ikut bos, anak buah akan sakit hati dan berpotensi membuka rahasia hidup kita, bahkan membuka aib kita. Tetapi, bos akan memercayai kita, budaya perusahaan bisa lebih mudah dibangun, perubahan ada dalam genggaman. Lantas bagaimana kalau kita berpaling ke anak buah? Tentu mereka senang dan bos besar akan marah, jabatan kita menjadi taruhannya. Pilihannya hanya dua: diberhentikan atau minta berhenti. Berhenti pun ada dua cara: mengundurkan diri sendirian atau beramai-ramai. Kalau sendirian, kita akan dituduh macam-macam, tapi kalau beramai-ramai maka bos-nya lah yang akan jadi sasaran kemarahan publik. Sederhana saja, bukan? Uji Karat Perubahan Seperti emas, pemimpin perubahan juga ada ukuran karatnya. Semuanya bisa diukur dengan memeriksa sejumlah elemen. Tetapi, ambil saja tiga hal ini: integritas, end-result, dan popularitas. Integritas tak bisa diukur dari popularitas, bahkan keduanya sangat bertolak belakang. Semakin kuat integritas seseorang, kalau ia memimpin perubahan dalam organisasi tua yang berbudaya guyup, maka sangat mungkin ia akan menjadi tidak populer. Jadi, integritas dapat dilihat dari kegigihannya menegakkan aturan, dari ada tidaknya buktibukti pelanggaran hukum (bukan desas-desus). Dan, integritas hampir pasti berhubungan dengan hasil (end result) yang dicapai. Sampai di sini saya bisa mengatakan perubahan di PT Pelindo 2 itu riil, setidaknya sama kencangnya dengan yang terjadi di Garuda Indonesia dan PT KAI. Namun, seperti juga RJ Lino (CEO Pelindo 2) yang kini menghadapi ujian dari serikat pekerja dan sebagian kecil jajarannya, Emirsyah Satar dan Ignatius Jonan juga
mengalami hal serupa. Bila ancaman mogok dari SP (Serikat Pekerja) di Pelindo baru wacana, di Garuda Indonesia mogok kebetulan itu sudah pernah terjadi. Emirsyah Satar pun dituding arogan. Anda mungkin masih ingat saat pilot-pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) melawan. Dan, terlepas dari kemajuan di PT KAI, saya kira Anda juga tahu banyak mahasiswa UI (Universitas Indonesia) yang tak menyukai Jonan saat ia menggusur pedagang asongan dari stasiun kereta api. Bahkan, tak banyak penumpang yang senang saat disemprot tinta hitam karena menumpang di atap kereta. Saya bisa bercerita banyak tentang hal ini, tetapi saya kira penting bagi kita untuk melihat progres yang dicapai di ketiga BUMN itu: servis mereka membaik, GCG (Good Corporate Governance) juga membaik, regenerasi bergerak cepat, pendapatan (gaji) karyawan meningkat tajam, kepuasan stakeholder meningkat, investasi-investasi baru (belanja modal/capex) terealisasi dengan progresif. Saya sependapat dengan banyak komentar yang menyayangkan terjadinya resign massal. Padahal, sebagian dari mereka sudah disekolahkan di luar negeri. Tak terbayangkan oleh saya berapa besar ganti rugi yang harus dikembalikan dan hilang kesempatan untuk ikut dalam pesta besar perubahan yang menggetarkan jiwa ini. Perubahan itu memang pahit dan mengusik rasa nyaman kita. Mengusik solidaritas, membuat yang perasaan “teraniaya”. Tetapi, the show must go on dan harus ada orang yang rela berkorban dan rela tidak populer.
Disadur dari : Kompas.Com Edisi Senin, 23 Desember 2013. Judul asli: Apakah “Resign” Massal di Pelindo 2 untuk Melawan Perubahan?
1/25/2014 8:24:27 AM
GALERI
15
Edisi 2 Tahun II
THE ART OF TEA
M
RUL ANWAR
AI RKASA - CH
AN PE PEREMPU
LUBIS
inum teh sudah dikenal sejak zaman kekaisaran Tiongkok, menjadi gaya hidup para bangsawan Jepang, juga kaum aristokrat Eropa, sejak puluhan abad silam. Masuk ke Indonesia seiring kolonialisme Belanda, lantas membenam dalam keseharian kita hingga kini. Di era modern, gaya hidup para kaisar itu bangkit kembali. Tatkala para peneliti semakin banyak menemukan kasiat teh bagi kesehatan, lebih dari sekedar menghangatkan badan. Restoran dan cafécafé mahal menyuguhkan “The Art of Tea” sebagai seni menghidangkan dan menikmati teh. Kali ini, para peserta “Workshop Penulisan & Fotografi 2013; Sinergi Fungsi Humas Pertamina EP Untuk Indonesia” menghadirkan The Art of Tea dalam wujud berbeda. Suatu seni
PERMAD ANI ALA
M - PAN
DJIE GA LU
H ANOR
PUTRI
LINGKAR
MENAN
NAK -SYAH
REHAT SEJE
AGA
SA - ZURAIDA GALENGAN ALAM PAN
GURAT GA
RIS KEHIDU
PAN - SISKA
NIDYA
kehidupan para petani dan keindahan alam perkebunan teh, yang kerap luput dari amatan para penikmat hasilnya. Eksotisme alam dan geliat kehidupan perkebunan teh kawasan Hutan Rahong – Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini, diabadikan para peserta workshop pada hari ketiga pelatihan, Jumat, 20 Desember 2013, dalam sesi “Green Explorer Photography” sembari mempraktekkan bebagai teori fotografi yang telah disampaikan pada hari pertama dan kedua. Selamat Menikmati!
ARUS LIAR PALAYANGAN T
eriakan demi teriakan memecah kesunyian kawasan Hutan Rahong – Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung pagi itu, Kamis, 19 Desember 2013. Tiada putus menggema hingga ujung pengarungan arus liar Sungai Pelayangan, yang memakan waktu lebih dari satu jam.
Jutaan ekspresi terekam dari lensa para peserta “Workshop Penulisan & Fotografi 2013; Sinergi Fungsi Humas Pertamina EP Untuk Indonesia” pada hari kedua pelatihan itu. Bergantian mereka memotret dan menunggang perahu, mencari angle paling memikat dari eksotisme “Green Explorer Photography” di alam perawan Sungai Pelayangan.
TIYA
S TA E ONA
N-J
PA
IR
DAP
HA SCA
NGA INTA
JERAM DOMBA - SARAH
AWAL PENJELAJAHAN - FAHRURAJI
TIJAK
NGERI TAPI ASYIK - SU
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 15
1/25/2014 8:24:41 AM
16
LAPORAN UTAMA
Edisi 2 Tahun II
Foto: Wahyu
Sumur Benggala-01
Dari Sumatera Hingga Papua Menebar Sejahtera
S
ORONG – Sebuah pertemuan digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kota Sorong, Papua, pertengahan Desember 2013 lalu. Seluruh perwakilan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) migas di Papua dan Maluku serta Perwakilan SKK Migas Papua – Maluku (Pamalu) hadir dalam perhelatan itu. Tak ketinggalan Spesialis Utama Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sampe L Purba yang terbang dari Jakarta, juga Bupati Sorong, Stepanus Malak, dan tentu saja puluhan insan pers. Dari PT Pertamina EP diwakili oleh Reservoir Engineer Asset 5 Papua Field, Wiratno Selo Adi. Meski bertajuk “Workshop dan Kunjungan Lapangan Media Nasional dan Lokal Sorong Raya”, namun pertemuan yang berlangsung sepanjang 17 – 19 Desember 2013 itu lebih banyak membahas potensi energi di Maluku dan Papua. Terungkap bahwa wilayah Maluku dan Papua merupakan salah satu andalan produksi gas nasional. Produksi gas dari dua wilayah di bagian paling timur Indonesia ini, hingga tahun lalu mencapai 2.323 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau menyumbang 26,2 persen dari total produksi gas nasional. Angka itu disumbang oleh 46 KKKS dan Joint Operating Body (JOB) termasuk Pertamina EP Field Papua. Kepala SKK Migas Perwakilan Pamalu, Enrico C. P. Ngantung, menyampaikan bahwa dari sisi produksi, kontribusi produksi gas dari wilayah timur Indonesia sangat besar terhadap upaya peningkatan produksi gas nasional. Sementara dari sisi ekplorasi, dapat dilihat sejumlah KKKS eksplorasi yang berada di wilayah ini sehingga Papua dan Maluku dapat disebut sebagai masa depan gas Indonesia. Bupati Kabupaten Sorong, Stepanus Malak menegaskan, pemerintah daerah khususnya Kabupaten Sorong mendukung penuh kegiatan usaha hulu migas dan akan terus mempercepat proses perizinan untuk investor di wilayah tersebut. “Izin untuk investor khususnya hulu migas telah kami layani dengan sangat cepat sekali, di mana saja saya bisa diminta tanda tangan untuk penerbitan izin tanpa biaya. Kami sadari bahwa untuk kesinambungan produksi minyak dan gas
Progress Layout SINERGISIA Edisi 2 Tahun II.indd 16
dibutuhkan eksplorasi dan pengeboran karena itu kami juga ingin KKKS memperbanyak pengeboran dan kami akan memudahkan izin untuk kegiatan tersebut”, tegasnya. Pernyataan Malak ini tentu merupakan angin segar bagi Pertamina EP, yang sedang terus mengikhtiarkan peningkatan produksi gas, termasuk dari lapangan-lapangannya di Papua. Potensi seluruh lapangannya yang tersebar mulai dari jazirah Sumatera hingga Bumi Cendrawasih, digeber demi mengamankan pasokan energi di dalam negeri. Sebutlah salah satunya sumur gas Benggala di Sumtaera Utara, yang telah menjadi solusi atas krisis energi di kawasan Medan dan sekitarnya. Salah satu sumur gas di sana, yakni Sumur Benggala-01, sejak November tahun lalu sudah memasok sekitar 2,6 MMSCFD gas untuk PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menggunakan jalur PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas) eksisting. Pasokan ini menjawab krisis energi utamanya gas di Sumatera Utara yang terjadi sejak Maret 2013. Kemampuan pasok gas Benggala-01 secara kontinyu berkisar 4,5 – 5 MMSCFD, sehingga sisanya dari 2,6 MMSCFD itu, akan dijajaki untuk didistribusikan ke PT Perusahaan Listik Negara (PLN) guna memecahkan persoalan kekurangan gas untuk pembangkitan listrik di Sumatera Utara. Sejak November 2013, Pertamina dan PLN terus berdiskusi, merumuskan skema PJBG yang pas untuk pasokan gas dari Sumur Benggala. Karena tahun ini, pasokan gas dari Sumur Benggala ditargetkan terus bertambah, menyusul gencarnya kegiatan pemboran on stream Sumur Benggala 02 dan 03. Intinya, gas Benggala siap menghidupkan kembali listrik dan industri di Sumatera Utara. MASA DEPAN ENERGI PT Pertamina EP tahu betul, gas merupakan masa depan energi Indonesia. Selain cadangannya yang masih melimpah di BUmi Pertiwi, sumber energi primer ini juga ramah lingkungan. Memang banyak energi alternatif lain, seperti panas bumi dan energi baru terbarukan lainnya. Namun gas adalah yang paling mudah digunakan setelah minyak bumi, termasuk untuk sektor
transportasi. Berangkat dari itu, Pertamina EP terus berupaya meningkatkan kegiatan ekplorasi dan produksi gasnya. Seperti halnya 2014 ini, Pertamina EP menargetkan produksi gas 1.071 MM, lebih tinggi dari target tahun lalu sebesar 1.160 MM. Selain Benggala 02 dan 03, tahun ini Presiden Direktur Pertamina EP, Adriansyah juga sudah menginstruksikan percepatan on stream beberapa lapangan gas, diantaranya gas Gundih, gas Donggi, dan gas Matindok. Memang, percepatan pengembangan lapangan gas bukanlah pekerjaan yang murah. Ambil contoh sumur gas Benggala 01, Pertamina EP menghabiskan biaya sampai dengan USD 18 juta, dengan kedalaman mencapai 3.400 Meter. Namun upaya itu tetap akan ditempuh oleh Pertamina EP, demi menghasilkan energi untuk anak negeri. Selain gas Benggala, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 PT Pertamina (Persero), Jumat, 13 Desember 2013, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan juga meresmikan Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) – Central Procecing Plant (CPP) Area Gundih, di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Momen ini menjadi sejarah penting pengembangan gas untuk domestik oleh Pertamina EP. MULTIPLIER EFFECT EKONOMI CPP Area Gundih memiliki kapasitas penjualan gas alam sebesar 50 juta standar kaki kubik per hari. Direncanakan, produksi gas itu, dialirkan melalui pipa PT. Sumber Petrindo Perkasa melalui kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) No. 885/EP0000/2006-S0, tertanggal 21 Desember 2006. Selanjutnya gas tersebut dimanfaatkan oleh PLN sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), yang berada di wilayah Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, dengan masa kontrak selama 12 tahun. PLTG Tambak Lorok merupakan salah satu proyek negara untuk pembangkit listrik Jawa – Bali. Kontribusi gas PPGJ – CPP Area Gundih mampu menggantikan pemakaian BBM (HSD) lebih dari 500 juta liter per tahun, atau setara dengan Rp 2,9 triliun per tahun. Hebatnya lagi, mengoptimalkan tenaga kerja
lokal untuk operasional PPGJ – CPP Area Gundih ini. Tenaga kerja lokal yang terserap sebanyak 131 orang berasal dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Blora.Tenaga kerja lokal tersebut disalurkan menjadi operator electric, mechanical, instrument, processing dan staf lokal. Mereka terlebih dahulu akan mengikuti “Pelatihan Dasar Operator Gas Plant dan Processing” selama 3 bulan yang dilaksanakan bekerjasama dengan Pudiklat Migas. GM Proyek PPGJ, Dody Sasongko mengungkapkan, operasional dan perawatan (Operational & Maintenance/O&M) CPP Blok Gundih nantinya akan dilaksanakan oleh PT Titis Sampurna. Tenaga kerja yang direkrut tersebut berasal dari kalangan pemilik lahan (16%), non pemilik lahan (37%), dan kalangan umum dari masyarakat Cepu, Blora, dan sekitarnya (47%). Sehingga dapat dikatakan, tenaga kerja operator terampil ini ke depan merupakan tenaga kerja yang 100% berasal dari Blora. Ia pun menegaskan, keterlibatan pekerja lokal dalam pengoperasian CPP, merupakan wujud komitmen Pertamina EP secara proaktif memberikan dampak positif atas keberadaan operasi perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya. “Keberadaan CPP telah memberikan kontribusi positif terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat di Kabupaten Blora,” ujarnya. Lebih lanjut Dody mengatakan, Pertamina EP secara bertahap dalam proses pembangunan tersebut, akan melibatkan tenaga kerja lokal sampai dengan 60% dari total jumlah pekerja, serta memprioritaskan kerjasama dengan potensi usaha lokal, sehingga diharapkan mampu meningkatkan geliat perekonomian warga sekitar CPP Gundih di Kabupaten Blora. Dengan begitu, proyek-proyek gas Pertamina EP tidak memberikan kontribusi bagi pemenuhan pasokan energi di dalam negeri, untuk kesejahteraan bangsa dari Sabang sampai Merauke. Lebih dari itu, proyek-proyek gas Pertamina EP juga memberikan multiplier effect ekonomi yang tinggi, mulai bertumbuhnya industri dan penghematan BBM, serta menebar sejahtera bagi warga di daerah operasi.
1/25/2014 8:24:42 AM