DIPRODUKSI OLEH:
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung
GANECA POS
www.ganecapos.com
5
MULTIKAMPUS
APA KABAR MULTIKAMPUS?
Mencerahkan, Mencerdaskan
7
OPINI
SEBUAH OPINI KADERISASI
8
Edisi Agustus 2017 Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
ADVETORIAL
MENGENAL LEBIH DEKAT MWA WM ITB
Dokumentasi: Liga Film Mahasiswa ITB
OSKM, Antara Rencana dan Realita Pada tanggal 17 hingga 19 Agustus 2017 lalu, telah dilaksanakan sebuah perhelatan tahunan untuk menyambut mahasiswa baru yang pada tahun ini kembali bernama Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017. Kegiatan Kaderisasi Awal Terpusat (KAT) yang diketuai oleh Agung Cahyo Syamsu (TG '14) ini tidak lepas dari partisipasi seluruh masa Kelurga Mahasiswa (KM) ITB baik pada saat persiapan maupun pada saat perhelatannya. Tim Formatur KAT Sebelum pelaksanaan OSKM, beberapa lembaga yang ada di ITB yang terdiri dari HMJ, UKM, dan Kabinet membuat sebuah rujukan yang dikaji oleh sebuah tim yang diberi nama Tim Formatur KAT. Tim ini terdiri dari perwakilan lembaga-lembaga tersebut yang bertugas untuk menyusun rujukan yang akan
digunakan sebagai arahan pelaksanaan acara yang, dalam struktur Kabinet KM ITB, berada di bawah Kemenkoan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) ini. Dalam pembuatan arahan, tim formatur merujuk beberapa dokumen legal yaitu Rancangan Umum Kaderisasi (RUK) KM ITB, TAP Nomor 31 Tahun 2016 tentang GBHP KM ITB, serta Arahan Platform Kabinet KM ITB yang berisi visi dan misi Ketua Kabinet KM ITB. Arahan yang dibuat oleh tim formatur KAT meliputi definisi, tujuan, ruang lingkup dan batasan, profil untuk pendiklat panitia dan peserta, syarat ketua, mekanisme pemilihan ketua (metode, kriteria, dan parameter penilaian), serta peran lembaga. Disepakati dalam diskusi tim formatur, KAT dirancang sebagai program awal dalam rangkaian kaderisasi di ITB bagi angkatan termuda untuk terjun dalam proses kaderisasi berikutnya. Selain itu, KAT juga menjadi kegiatan kaderisasi transisi bagi mahasiswa tingkat II antara masa Tahap Persiapan Bersama (TPB) 2016 hingga menjadi kader HMJ di program studinya masing-masing.
KAT merupakan rangkaian pembelajaran yang melibatkan seluruh elemen KM secara sinergis guna menginisiasi target profil yang sesuai dengan kebutuhan KM ITB. Target profil yang dimaksud tercantum dan dijelaskan dalam RUK KM ITB. Hal tersebut dijabarkan dari tingkat 1 hingga tingkat akhir. Profil yang harus dipenuhi mahasiswa tingkat I adalah kesadaran akan identitas barunya sebagai mahasiswa. Selain itu, dalam dunia kemahasiswaan, mahasiswa baru perlu mengenal dan memaknai budaya kampus. Dalam konsepsi KM ITB Amandemen 2015 disebutkan bahwa peran insan akademis yang diturunkan dari pernyataan Mohammad Hatta adalah sebagai berikut: 1. Untuk selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan 2. Peran yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak ilmu itu sendiri Bersambung ke halaman 2
2
Edisi Agustus 2017
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
lanjutan dari halaman 1
Seluruh proses yang berlangsung di perguruan tinggi adalah proses pendidikan dalam rangka membentuk karakter. Budaya kampus yang perlu dipahami dan dijalankan mahasiswa baru merujuk pada GBHP KM ITB 2016. Integritas, kajian, peduli lingkungan, apresiasi, berkarya, berpikir kritissolutif, dan berhimpun adalah tujuh budaya kampus yang dimaksud. Realisasi Rujukan Tim Formatur di OSKM 2017 Sebagai rujukan yang telah dibuat oleh lembaga legal yang dianggap mewakili masa kampus, hasil diskusi tim formatur KAT tentu menjadi acuan utama dalam pelaksanaan OSKM. Berbagai usaha dilaksanakan pihak panitia demi mewujudkan rujukan tersebut kedalam realita. Sebagai contoh, OSKM mendatangkan Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, yang memberikan kuliah umum
mengenai wawasan kebangsaan. Dalam kuliah umum tersebut, Ibu Susi memberikan pesan: “Future, you can plan but today you can't do anything. Past, you learn from it.” Ibu Susi ditemani oleh dua pembicara lain yaitu dr. Rizal Ramli dan Alfatih Timur, CEO kitabisa.com. Mereka adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi kepada Indonesia. Selain itu, pada kesempatan pagi tanggal 18 Agustus 2017, diadakan sebuah talkshow KM ITB Talks yang mengundang stake holder KM ITB, yakni Ardhi Rasy Wardhana (TA '13) selaku Ketua Kabinet KM ITB, Fauzan Makarim (TM '14) selaku PJS MWA WM, dan juga Dwi Bintang Susetyo (TM '14) selaku PJS Ketua Kongres KM ITB. Pada kesempatan kali itu, mahasiswa baru diperkenalkan kepada ketiga lembaga di KM ITB. Dibicarakan mengenai struktur lembaga tersebut secara umum dan juga fungsi dari lembaga tersebut. Selain mengenalkan kepada lembaga-lembaga tersebut, mahasiswa baru juga diperkenalkan dengan berbagai macam UKM melalui
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
pemutaran defile tiap UKM. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman komprehensif terkait seperangkat sistem dan nilai kemahasiswaan di ITB. Dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan OSKM, terdapat beberapa agenda yang disebut sebagai agenda kultural. Agenda kultural yang dimaksud adalah forbas, orasi pelangi, lorong massa, dan OHU. Orasi Pelangi merupakan kegiatan dimana ketua HMJ memberikan orasinya masing-masing secara berkesinambungan. Isi dari orasi tersebut guna mengingatkan para mahasiswa baru akan realitas bangsanya dan memacu mereka untuk mencari bagaimana pemecahan masalahannya. Rangkaian acara OSKM akan diakhiri dengan pelaksanaan OHU yang berisi ekshibisi unit, HMJ dan lembaga-lembaga eksternal lain. OHU akan dilaksanakan selama satu hari penuh pada tanggal 26 Agustus 2017. Pelaksanaan OHU ini menjawab arahan strategis dari kabinet untuk memfasilitasi kebutuhan aktualisasi dan regenerasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). [PEC/MAP]
Agung Cahyo Syamsu
Jangan sampai terhenti di OSKM Tahun ini, Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017 dilaksanakan pada 17-19 Agustus 2017. Selanjutnya, Open House Unit (OHU) yang mer upakan serangkaian agenda OSKM dilaksanakan pada 26 Agustus 2017 sebagai wahana untuk memperkenalkan unit kegiatan mahasiswa terdaftar di ITB. Persma berkesempatan untuk melakukan wawancara bersama Agung Cahyo Syamsu (TG '14) selaku Ketua OSKM ITB 2017, Nafan (DKV '15) selaku Ketua Divisi OHU 2017, dan Muhammad Afif (DKV '15) selaku Wakil Ketua Divisi OHU 2017. OSKM 2017 tahun ini mengangkat tema Mozaik Pergerakan untuk Indonesia. Lewat tema ini, Agung ingin mengajak seluruh elemen massa KM ITB khususnya mahasiswa baru untuk melakukan pergerakan dimulai dari hal yang sederhana. Harapannya, OSKM dapat memantik semangat massa kampus khususnya mahasiswa baru untuk bergerak melalui penyadaran akan kondisi eksternal dan pengenalan akan identitas baru sebagai mahasiswa.
Agung Cahyo Syamsu Ketua OSKM ITB 2017
Fokus OSKM tahun ini adalah mengajak mahasiswa baru untuk bergerak khususnya pada tiga bidang, yaitu sosial masyarakat, sosial politik, dan karya. Setiap bidang akan dibentuk lingkar pergerakan yang harapannya mahasiswa dapat mengeksplor hal-hal yang berkaitan dengan bidang itu. Setelah terbentuk lingkar pergerakan, para anggota akan langsung berinteraksi dengan lembaga, organisasi, atau pihak terkait yang dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa baru untuk memberikan kebermanfaatan lebih luas. OHU tahun ini melakukan konsep yang
berbeda dari tahun sebelumnya. Afif berujar, OHU merupakan suatu acara yang memberi kesempatan untuk unit-unit sebagai wadah eksistensi serta membuat wahana atau simulasi. Dalam OHU, mahasiswa bar u dapat mengeksplor unit-unit apa saja yang dikehendaki. Selain itu, diadakan pula panggung untuk menampilkan aksi dari unitunit. Harapannya, OHU dapat memicu kreativitas, baik mahasiswa baru maupun pesertanya. Setelah OHU, akan dibuat web berisikan informasi unit-unit secara menyeluruh sebagai wadah informasi dan komunikasi. Tentu OSKM ITB 2017 tak lepas dari kesempurnaan. Agung berharap agar mahasiswa baru memiliki kemauan untuk bergerak dan kebermanfaatan. “Jangan sampai segala upaya terhenti di OSKM, serta miliki arah pergerakan yang jelas,” tegasnya. Afif menambahkan seraya berharap mahasiswa baru dapat meningkatkan inisiatif dan kritis bagi sekitar. [MAP]
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
3
Edisi Agustus 2017
Infografis: Ganecapos / Shevalda G
4
Edisi Agustus 2017
GANECA POS
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
Mencerahkan, Mencerdaskan
GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
MULTIKAMPUS
Mahasiswa ITB Cirebon: Suatu Optimisme Baru Mahasiswa ITB Cirebon yang merupakan angkatan pertama mahasiswa yang mencicipi kebijakan multikampus ITB mengalami perkembangan yang begitu pesat. Banyak tantangan yang dihadapi selama keberjalanan kebijakan ini, mulai dari fasilitas sampai kehidupan kemahasiswaan. Akan tetapi mahasiswa ITB Cirebon dipandang memiliki semangat dan kegigihan yang tinggi untuk menjalani kehidupan perkuliahan. Dokumentasi: Pikiran Rakyat/DOK HUMAS PEMPROV JABAR
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur
nyata berbentuk fasilitas gitu, tetapi lebih dari
proses pengadaan acara dan cara berhubungan
Karesidenan Multikampus Kabinet KM ITB,
bentuk advokasi. Jadi kami sangat menerima
dengan berbagai Himpunan Mahasiswa
Zahra Fadlillah Santoso (IL'14), Selasa (22/8).
banget kalau misalkan ada keluhan dari teman
Ju r u s a n ( H M J ) . A k a n t e t ap i Z a h r a
Menurut Zahra, adanya masalah menjadi suatu
ITB Cirebon, karena di Karesidenan
mengapresiasi usaha mahasiswa ITB Cirebon
Multikampus ini kita mencoba menerima
tersebut.
hal yang wajar. "Jangankan ITB-C, ITB Jatinangor yang udah berjalan empat tahun aja masalahnya
aspirasi baik dari sisi kesejahteraan maupun kemahasiswaan," kata Zahra.
"Mungkin karena mereka belum banyak dipengaruhi oleh budaya kampus kita ya, jadi
masih banyak. Apalagi ITB-C yang baru
Zahra menilai, antusiasme mahasiswa ITB-
pikiran dan rasa penasaran mereka tuh masih
berjalan satu tahun. Kekurangan-kekurangan
C untuk berkemahasiswaan sangat tinggi.
orisinil, menggebu-gebu, dan tidak takut salah.
itu pasti ada, baik dari tenaga pengajar, fasilitas,
Banyak mahasiswa ITB-C yang kritis dan
Jadi semangat ini bisa menjadi modal buat
kemahasiswaan, dsb. Tapi teman-teman di sini
bersemangat. Ada pula mahasiswa ITB-C yang
mereka yang bakal menginisiasi kegiatan
harusnya bisa menikmati aja prosesnya, jadikan
aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
kemahasiswaan mereka sendiri. Tapi karena
itu sebagai motivasi tambahan untuk
sekalipun harus pulang pergi antara kampus
mereka masih awal banget pasti sangat butuh
membuktikan, walaupun dengan keterbatasan
Jatinangor dan Ganesha. Salah satu kegiatan
bimbingan untuk memulai semuanya, nah dari
yang ada teman-teman ITB-C masih bisa
yang disoroti Zahra adalah Neuphoria, yang
Kabinet KM ITB khususnya teman- dari
berkarya, berprestasi, dan membanggakan,"
dicetuskan koordinator ITB-C dan berhasil
Kemenkoan PSDA dan Kedinasan PSDA sudah
ujar Zahra.
dijalankan oleh mahasiswa ITB Cirebon.
mulai merancang bagaimana kemahasiswaan
Sejauh ini Kabinet KM ITB telah membantu
"Sekitar bulan April/Mei kemaren ITB-C ini
mahasiswa ITB Cirebon untuk memenuhi
ngadain acara namanya Neuphoria. Cukup
kebutuhannya. Fungsi pendampingan sudah
meramaikan kampus Jatinangor, walaupun
dilakukan Karesidenan Multikampus melalui
dengan banyaknya kendala tapi akhirnya jalan
Kedinasan PSDA. Selain itu beberapa aspirasi
juga acaranya. Acara Neuphoria kemaren
untuk teman-teman ITB-C ini," ujar Zahra. Kebutuhan Berhimpun Sejauh ini diskusi antara HMJ dengan
mahasiswa ITB-C seperti aspek akademis dan
berkontribusi untuk meramaikan kampus kita
mahasiswa ITB Cirebon masih terus dilakukan.
kebijakan UKT sudah masuk ke Kedinasan
yang sepi ini," ujar Zahra.
Dialog biasanya selalu dihadiri perwakilan dari
Kesma. "Kita berusaha sebisa mungkin agar teman-
Menurut Zahra, kendala terbesar dalam
Kedinasan PSDA dan Kementerian Sinergisasi
acara Neuphoria tersebut adalah belum
Kaderisasi Kabinet KM ITB. Akan tetapi,
teman ITB Cirebon ini mendapatkan fasilitas
terbiasanya mahasiswa ITB Cirebon dengan
yang sama. Memang bentuknya gak langsung
bentukan acara-acara di ITB, terutama dalam
Bersambung ke halaman 10
GANECA POS
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
Mencerahkan, Mencerdaskan
GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
5
Edisi Agustus 2017
MULTIKAMPUS
Tanya Jawab PJS MWA WM:
Apa Kabar Multikampus? Ditemui secara langsung oleh reporter Pers Mahasiswa ITB, Fauzan Makarim (TM'13) selaku PJS MWA-WM menuturkan keberjalan multikampus di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 2010, ITB merealisasikan multikampus dengan kampus ITB Jatinangor. Saat ini selain Jatinangor, ITB telah menerima mahasiswa untuk ITB Cirebon meskipun kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa ITB Cirebon masih dilakukan di kampus Jatinangor. Pe nge mb ang an m u lt i k ampus i n i merupakan kerja sama antara pihak kampus, Kemenristekdikti serta Pemerintah Daerah Jawa Barat. Kebutuhan ITB akan multikampus salah satunya adalah karena kampus Ganesha memiliki luas total hanya sekitar 28 hektare yang dirasa sudah tidak terjangkau untuk menerima 4000 mahasiswa tiap tahunnya. Luas sebuah kampus berpengaruh pada pembangunan fasilitas serta berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru. Di samping itu, pencetusan multikampus di ITB tidak hanya untuk menambah lulusan insinyur namun menjadi bentuk kontribusi terhadap daerah sekitar. Hal ini sesuai dengan konsep perguruan tinggi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi secara spesifik di daerahnya dan secara umum untuk Indonesia. Mela lui p engemb angan mu lt i kampus, diharapkan ITB dapat membantu Jawa Barat untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) yang saat ini terbilang cukup rendah. Sejalan dengan tujuan tersebut, putra-putri daerah juga menjadi prioritas dalam program ini. Fauzan menerangkan, ada banyak bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat misalnya pemberian tanah maupun beasiswa. Tahun 2016, tanah di Jatinangor masih belum sepenuhnya milik ITB. Baru pada bulan Juni kemarin ITB menerima sertifikat tanah kampus ITB Jatinangor dari Pemprov Jabar. Untuk ITB Cirebon, Pemprov tidak hanya menjanjikan tanah melainkan beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa yang berasal dari Jawa Barat. Sehingga, sempat terjadi permasalahan mengenai banding UKT bagi mereka yang tidak mendapat bantuan. Pemprov juga memberikan dana kepada pihak kampus.
Dana merupakan modal awal bagi pihak kampus untuk merealisasikan multikampus. Dana tersebut dapat berupa dana langsung maupun disalurkan dalam bentuk beasiswa seperti yang telah disebutkan sebelumnya. ITB Cirebon Pendaftaraan ITB Cirebon telah dibuka secara resmi sejak tahun ajaran 2016/2017 lalu. Tak berbeda dengan mahasiswa ITB lainya, mahasiswa ITB Cirebon juga melewati masa Tahap Persiapan Bersama (TPB) yang berlangsung di kampus Jatinangor. Pasalnya, pembangunan kampus Cirebon memang belum rampung. Fauzan menerangkan perihal serah terima surat tanah ITB Jatinangor. Menurut penuturannya, Pemprov Jabar memang memberikan syarat kepada ITB sebelum memberikan surat tanah Jatinangor, yaitu ITB diminta untuk membuka kampus di Cirebon. Sebagai bentuk komitmen tersebut, maka ITB membuka pendaftaran untuk mahasiswa kampus Cirebon meskipun pembangunan belum selesai dilakukan. Keberjalanan pembangunan yang lambat umumnya disebabkan karena masalahmasalah teknis. Salah satu permasalahan utama ialah tersebarnya lokasi pembangunan kampus utama ITB cirebon seluas 30 hektare di kalangan masyarakat melalui berbagai media massa meskipun pembelian tanah belum dilangsungkan. Alhasil, terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi dari lokasi semula yang diwacanakan menjadi lokasi kampus utama ITB. ITB kemudian memindahkan lokasi tanah kampus utama ITB cirebon. Tanah yang sudah ada saat masih dilakukan pengurusan serah terima tanah kepada kemenristekdikti dan kemudian ke ITB. ITB Cirebon sendiri termasuk ke dalam program studi luar kampus utama (PSDKU), artinya program studi yang ada di cirebon memang program studi yang dibuka di kampus utama. Saat ini baru 3 program studi yang telah dibuka di ITB Cirebon yaitu peminatan teknik industri, perencanaan wilayah kota (PWK) dan seni kriya. Berdasarkan wacana awal, kedepanya akan dibuka 20 program studi di ITB Cirebon. Dibandingkan dengan ITB Walini, ITB Cirebon memang terbilang lebih siap dimana perencaan
telah disiapkan mulai dari skema prodi, pembangunan dan pendanaan. ITB Walini Serupa dengan ITB Cirebon, ITB Walini saat ini dalam tahap pembebasan tanah. Pada aw a l ny a l o k a s i I T B Wa l i n i s e mp at dipindahkan dari lokasi rencana p e mb ang u nan aw a l k are na mas a l a h pembebasan tanah yang sulit. ITB kemudian melakukan survei ke lokasi lain yang telah ditawarkan Pemprov. Lokasi telah ditentukan dan tanah telah dibeli, tahap berikutnya menunggu serah terima tanah ke ITB. Proses pengajuan serah terima tanah tersebut dilakukan bersamaan dengan ITB Cirebon.Sehingga baik ITB Cirebon maupun ITB Walini memang belum dilakukan pembangunan gedung kampus utama dan masih berkutat persoalan tanah. Fauzan mengkofirmasi belum ada rencana atau jadwal pasti ITB Walini akan membuka pendaftaran dalam waktu dekat saat ini. Fokus utama masih berada di Jatinangor dan Cirebon. Multikampus terus berbenah Multikampus memang masih dalam masa pembangunan, mahasiswa di luar kampus ganesha juga sering kali merasakan ketidakpastian. Ada berbagai permasalahan yang mencuat seperti sarana-prasarana, tenaga pengajar, kemahasiswaan serta masalah perihal akademik terutama bagi mahasiswa ITB Cirebon. Meskipun begitu, multikampus terus berprogres secara positif. Sebagai contoh, pada pembangunan awal Jatinangor ada ketidakjelasan mengenai praktikum. Di tahun setelahnya, dibagun laboratorium di Jatinangor. Sementara untuk ITB Cirebon, masterplan telah ada dan sudah ada perencanaan yang rinci. Secara bertahap juga multikampus terus berbenah. Mulai dari menyediakan transportasi, menambah saranaprasarana serta tenaga pengajar. ITB juga terbuka mengenai update terkini multikampus, salah satunya melalui situs resmi ITB Jatinangor yaitu jatinangor.itb.ac.id Harapan kedepan, multikampus dapat terus berkembang dan dapat memenuhi tujuan awalnya. [MK/SSD]
6
Edisi Agustus 2017
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
KAMPUSPOLITAN
Perlu Amandemen, RUK akan Dievaluasi Dalam berkemahasiswaan di Institut Teknologi Bandung, mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai macam kaderisasi. Kaderisasi tidak hanya merupakan proses penurunan nilai-nilai, tetapi juga merupakan proses pembentukan profil yang diinginkan dalam suatu organisasi. Terdapat suatu dokumen yang dirancang oleh organisasi Keluarga Mahasiswa (KM) ITB untuk menyelaraskan profil mahasiswa S1 ITB di setiap tingkat melalui serangkaian proses kaderisasi, yaitu Rancangan Umum Kaderisasi (RUK). Perlu disadari oleh massa kampus, keberadaan RUK dapat dianggap sangat vital dalam mengintegrasikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan di KM ITB.
Menurut Menteri Koordinator Pengembangan Sumber Daya Anggota (Menko PSDA) Kabinet Suarasa KM ITB, Aditya Purnomo Adji (PL'13), RUK adalah suatu dokumen yang memberikan standar-standar yang harus dicapai dalam kehidupan berkemahasiswaan. Misalnya, nilai-nilai yang diharapkan menjadi profil pada mahasiswa tingkat pertama ITB setelah menyelesaikan tahun pertama di ITB, menurut RUK KM ITB, adalah 1). Mampu mendefinisikan identitas mahasiswanya berdasarkan tujuan pendidikan, 2). Mampu memulai perumusan visi hidup berdasarkan ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, 3). Mampu memaknai kebebasan substansial, yaitu k e b e b a s a n y a n g m a m p u dipertanggungjawabkan secara akademis, sebagai mahasiswa dan anggota lingkungan kampusnya, 4). Mampu mengenal budaya kampus dan memaknainya, 5). Mampu memenuhi kompetensi sebagai calon kader HMJ: memiliki kesadaran berorganisasi, kreatif (terjadinya eksplorasi pemikiran) sehingga memiliki pendapat solutif, berkemampuan dan b erketahanan ker ja sehingga mampu mengembangkan sikap optimis, mengenali kultur fakultas / sekolah dan program studi yang diambilnya, dan memahami arti pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa. Adit melanjutkan, urgensi dari RUK adalah memastikan bahwa walaupun setiap lembaga dibawah KM ITB memiliki kebudayaan yang berbeda, proses kaderisasi yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga tersebut tetap mengarah ke suatu tujuan atau profil. RUK merupakan
bentuk acuan baku dan suatu pegangan dalam menyelaraskan profil tersebut. Isu “Amandemen” RUK Belakangan ini, beredar isu bahwa Kabinet KM ITB hendak merevisi sebagian dari konten RUK yang sebelumnya telah disahkan oleh Kongres pada tahun 2010. Berdasarkan apa yang dituturkan oleh Adit selaku Menko PSDA Kabinet Suarasa KM ITB mengenai reformasi RUK, sejauh ini permasalahan amandemen RUK masih dalam tahap perencanaan. Sebelumnya, pada pemerintahan Kabinet “Seru” KM ITB 2014-2015 yang diketuai oleh Mohammad Jeffry Giranza (GL '10), sempat diisukan untuk membuat dokumen dengan konten yang agak berbeda dengan RUK. Dokumen tersebut dirancang dengan tujuan untuk mengganti RUK yang sedang berlaku, namun pada akhirnya isu tersebut tidak sampai p a d a t a h ap p e nge s a h an d i k are n a k an penggantian RUK pada saat itu masih dianggap belum terlalu mendesak. Sedangkan pada masa pemerintahan Kabinet Suarasa KM ITB yang sedang berlangsung sekarang ini, jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, terdapat urgensi yang lebih besar untuk melakukan amandemen RUK. Urgensi ters ebut t imbu l ut amanya dikarenakan terjadinya pergeseran perubahan susunan kemahasiswaan yang diakibatkan oleh dibentuknya sistem ITB multikampus yang telah dilangsungkan sejak tahun 2013. Dengan adanya sistem ITB multikampus, maka RUK
yang sedang berlaku kemungkinan besar akan membutuhkan revisi sehingga kaderisasi dan RUK dapat menyesuaikan dengan kondisi multikampus ITB yang sedang terjadi sekarang ini. Sesuai dengan tahun diberlakukannya RUK, maka RUK yang berlaku sekarang ini sudah tujuh tahun digunakan sebagai acuan perundang-undangan kaderisasi oleh seluruh lembaga kemahasiswaan di ITB. Namun, sejauh ini masih belum dilaksanakan evaluasi terperinci mengenai implementasi dari nilainilai yang hendak disampaikan kepada anggota KM ITB. Sebelum membahas perlu atau tidaknya RUK diamandemen, Kemenkoan PSDA akan terlebih dahulu melihat apakah proses pemberlakuan RUK yang sedang berlaku saat ini memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kaderisasi. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya akan dijadikan data penunjang untuk memberi masukan terhadap poin-poin yang akan direvisi. Telah dibentuk deputi khusus pada Kemenekoan PSDA yang berfokus pada evaluasi RUK, yaitu Deputi Evaluasi RUK. Jika amandemen tidak memungkinkan untuk diselesaikan pada masa pemerintahan Kabinet Suarasa, harapannya terdapat akselerasi dalam proses amandemen RUK pada keberjalanan pemerintahan Kabinet Suarasa. Setidaknya terdapat progres dalam mengamandemen RUK sehingga pemerintahan kabinet selanjutnya dapat melanjutkan amandemen RUK. Bersambung ke halaman 10
Mari bergabung!
http://bit.ly/daftarpersmayuk
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
7
Edisi Agustus 2017
OPINI
Sebuah Opini Kaderisasi Oleh: Nissa Febriani Solehah (PL 16)
Dokumentasi: DOK OSKM ITB 2017
Kaderisasi, sebuah kata yang memunculkan ribuan opini bagi pendengarnya. Entah bagi pelaksana, peserta, pengawas, atau hanya sekadar pemerhati. Kaderisasi, bila dilihat sejarahnya, telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Menurut cerita-cerita pendahulu, kaderisasi dilakukan dengan keras dan bahkan sampai menggunakan kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan ancaman untuk menurunkan nilai-nilai senior kepada juniornya. Lalu, bagaimana dengan kaderisasi saat ini? Perkemb angan zaman s er ing ka li menjauhkan kita dari tujuan dan sejarah awal dari berbagai hal dan proses yang sudah ada sejak bertahun-tahun lama. Hal ini pun terjadi pada proses kaderisasi. Tapi bukankah hal ini patut dimaklumi? Pasalnya, kita tidak mengetahui awal mula proses kaderisasi ini. Pun kaderisasi biasanya adalah proses pendidikan tidak formal yang panitianya mempunyai cara sendiri-sendiri untuk menurunkan nilai. Satu hal yang kita tahu, bahwa penurunan nilai yang dilakukan tidak seextreme dahulu kala dengan segala kekerasannya. Tapi tetap saja, menurutku ada beberapa hal yang melenceng dari semestinya. Mungkin tidak semua kaderisasi berjalan dengan penuh kemelencengan. Aku, sama seperti pembaca, tidak pernah mencoba semua kaderisasi yang ada di kampus ini dan aku pun terkesan oleh beberapa kaderisasi yang pernah kuikuti. Sehingga tidak pantas untukku menilai
semua kaderisasi dengan label yang sama. Namun ada salah satu kaderisasi yang aku ikuti, yang mayoritas dari kita ikuti, yaitu kaderisasi awal terpusat. (Walaupun judul dari kaderisasi awal terpusat sendiri menggunakan kata orientasi atau pengenalan, bukan kaderisasi) Aku ingin memberikan opiniku terhadap permasalahan yang terjadi di kaderisasi awal pusat bukan hanya di kampus ini, melainkan di beberapa perguruan tinggi “terbaik” lain di Indonesia. Siapa yang tidak bangga dikatakan “terbaik”? Dengan kesombongan yang dimasukkan dalam title kebanggan, civitas akademika dalam suatu kampus pastinya ingin membuat impresi yang “terbaik” juga di depan media. Baik para pemegang kekuasaan, maupun mahasiswa biasa ingin berbangga-ria membanggakan suatu pencapaian yang fana ini. Tentu saja, karena media hanya menyorot halhal yang dapat membuat konten mereka m e n ar i k , e nt a h itu ke b a h a g i an d an kebanggaannya, entah itu kontroversinya. Tidak ada media yang mau menceritakan bahwa banyak hal membosankan lainnya seperti lamanya pensuasanaan atau seminar yang diisi oleh orang yang “bukan siapa-siapa”. Dibuatlah rangkaian acara megah untuk mendidik mahasiswa baru dalam memasuki jenjang perkuliahan. Karena, siapa yang tidak bangga bila kampusnya dipandang baik oleh penikmat media, walau bahkan sebenarnya tidak ada yang perlu dibanggakan?
Perang tersirat antar kampus dimulai. Ya, media akan menjadi kata kunci yang penting untuk opiniku ini. Kita adalah generasi z yang dengan mudah bisa mendapatkan informasi melalui banyak media. Lingkungan bermain dan bersosialisai kita bukan hanya lingkungan fisik saja, tapi juga kehidupan kita di internet, salah satunya sosial media kita. Dengan adanya sosial media, kita tahu apa yang terjadi di kampus “terbaik” sebelah sana. Kita hanya perlu membuka instagram atau line, mencari menggunakan tab pencarian dengan hashtag tertentu sepeti #Mozaikpergerakan, #SemangatsatU*, atau hashtag-hashtag lainnya yang berisikan pesan bahwa si pengunggah adalah mahasiswa dari universitas tersebut. Secara langsung, kita menyaksikan publikasi untuk sebuah kaderisasi. Ya, munkin penyuasanaan memang penting, namun apakah sepenting itu untuk dibagikan kepada khalayak umum informasi bahwa seseorang akan mengikuti kaderisasi? Publikasi adalah salah satu hal yang menarik untuk dibahas di tulisan ini. Kita tidak asing dengan penggunaan twibbon untuk pensuasanaan. Biasanya, caption yang dibuat pun memiliki konten yang bagus dan ditambah dengan qoutes-quotes catchy atau bijaksana. Namun, bila dilihat pada kolom komentar, sedikit sekali bahkan tidak ada netizen yang memberi komentar mengenai caption tersebut. Yang ada, hanya lah caption seperti “ciee anak (masukkan nama jurusan/fakultas/kampus)”, “Gaya nih ...”, dan lain sebagainya. Tidak ada apresiasi untuk caption dengan konten berisi pengetahuan yang berusaha mendidik tersebut. Jadi, apakah konten tersebut benar-benar konten yang harus dipublikasikan? Atau konten tersebut hanyalah alasan agar arogansi kecilkecilan dapat dilakukan? Lalu, apa kah tujuan dari tugas tersebut? Sebenarnya, menurutku bila tujuannya mendidik, lebih baik dilakukan sesi diskusi sesama anggota kelompok kecil yang sudah dibagi agar materi yang mendidik tersebut lebih tersampaikan daripada hanya sekedar menjadi pajangan di foto-foto pensuasanaan yang diunggah itu. Tapi jika aku Bersambung ke halaman 10
8
Edisi Agustus 2017
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
ADVETORIAL
Dokumentasi: MWA WM ITB
Mengenal Lebih Dekat MWA-WM ITB PTNBH dan MWA Perkembangan perguruan tinggi di Indonesia dapat dimaksimalkan dengan memberikan otonomi terhadap pengelolaan institusinya. Otonomi pada bidang akademik maupun nonakademik dapat memberikan keleluasaan untuk perguruan tinggi. Semangat inilah yang melandasi dibentuknya aturanaturan yang membuat perguruan tinggi menjadi lebih otonom seperti BHMN, BHP, dan PTNBH. PTN Badan Hukum sendiri memiliki otonomi di beberapa bagian, berbeda dengan PTN biasa yang entah termasuk Badan Layanan Umum ataupun Satuan Kerja. Otonomi PTN Badan Hukum lebih banyak jika dibandingkan PTN biasa baik di bidang akademik maupun bidang nonakademik, hal tersebut diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014. Tentunya otonomi yang dimiliki oleh PTN, baik Badan Hukum maupun yang bukan, dikoridori oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan komersialiasasi dan privatisasi pendidikan. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur penyelanggaraan PTN Badan Hukum seperti PP No. 58 tahun 2013, PP no. 4 tahun 2014, dan PP nomor 2 tahun 2015. Bentuk nyat dari pengawasan dan pengontrolan otonomi PTNBH tersebut adalah
adanya Majelis Wali Amanat dalam struktur PTN Badan Hukum. Majelis Wali Amanat (MWA), merupakan organ tertinggi di ITB yang menyusun dan menetapkan kebijakan umum ITB serta mengawasi pelaksanaannya. MWA mendelegasikan penyelenggaraan kegiatan Tridharma serta seluruh kegiatan penunjang dan pendukung lainnya kepada Rektor. Selain itu, MWA juga mendelegasikan
Keterangan :
fungsi penetapan norma dan kebijakan akademik ITB serta pengawasan pelaksanaannya kepada SA. Anggota MWA diangkat untuk masa jabatan 5 tahun, kecuali anggota MWA yang berasal dari mahasiswa yang diangkat untuk masa jabatan 1 tahun. Bentuk hubungan MWA dengan organ lainnya yaitu Rektor dan Senat Akademik dijelaskan dalam diagram berikut:
Sistem-3 : Kontrol/Pengarahan
Sistem-1 : Normatif
Sistem-4 : Operasional
Sistem-2 : Kebijakan dan Strategik
Sistem-5 : Pusat Pengetahuan (Brain ITB)
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
GANECA POS
GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
Majelis Wali Amanat secara keanggotaan berisi 15 perwakilan dari berbagai macam unsur. Hal ini diatur dalam PP nomor 65 tahun 2013 (Statuta ITB). Salah satunya adalah Majlis Wali Amanat - Wakil Mahasiswa Porsi suara setiap anggota MWA adalah sama untuk setiap anggota. Pengecualian terjadi pada pemilihan dan pemberhentian Rektor dimana porsi untuk menteri sebesar 35% hak suara, Rektor dan Senat Akademik tidak memiliki hak suara, sisa suara dibagi rata antara anggota MWA sesuai dengan PP Nomor 65 Tahun 2013 Pasal 23 ayat 1. Adapun setiap anggota MWA memiliki hak dan kewajiban yang sama tidak terkecuali wakil mahasiswa. Hak yang dimaksud mencakup mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, serta membela diri. Sedangkan kewajiban mencakup hadir dalam rapat MWA, menaati nilai dan kode etik ITB, menjaga nilai dan etika dalam hubungan kerja dengan orang atau lembaga l ain, menyerap, meng himpun, d an menindaklanjuti aspirasi, serta memberikan peranggungjawaban secara moral kepada komunitas ITB. Di sisi lain, MWA-WM adalah unsur yang memiliki posisi di mahasiswa. Walaupun dalam keseluruhan sistem untuk mahasiswa belum ada organisasi yang menaungi, pada mahasiswa S1 terdapat organisasi yang mengakui keberadaan MWA-WM yaitu KM ITB. Sistem pada KM ITB menegaskan bahwa kontrol penuh dari Kongres ke MWA-WM dan tim, serta koordinasi dengan pihak Kabinet KM ITB. Adapun hak dan kewajiban MWA-WM pada organisasi KM ITB termasuk melaksanakan dan menjunjung tinggi asas dan tujuan KM ITB, melaksanakan segala ketetapan Kongres KM ITB, menjunjung tinggi Konsepsi dan AD/ART KM ITB, melaporkan rencana kerja kepada Kongres KM ITB, menyampaikan dan mensosialisasikan semua hasil keputusan yang diambil di MWA kepada Kongres KM ITB, dan memberikan pertanggungjawaban secara periodik dan bila dipandang perlu oleh Kongres KM ITB.
Mencerahkan, Mencerdaskan Visi Misi A r a h g e r a k s e l a m a s at u p e r i o d e kepengurusan kedepan dirumuskan dalam bentuk visi dan misi yang dilakukan dengan mempertimbangkan dokumen legal formal serta hasil kuisioner yang disebar. Setelah memahami secara dokumen legal formal yang dapat dirangkum bahwa seharusnya sebagai MWA-WM dapat menjalankan peranan sebagai perwakilan yang dapat memberikan informasi kepada mahasiswa, menjadi perwakilan mahasiswa itu sendiri, dan sebagai jalur perjuangan yang dapat menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan mahasiswa. Hal tersebut dilakukan dalam lingkup kebijakan umum yang ada di ITB sesuai dengan lingkup MWA. Pada bagian lain, realita yang ada mengenai MWA-WM dapat terlihat dari hasil kuisioner. Minimnya pengetahuan mengenai MWA-WM mulai dari keberadaan hingga peranan membuat keadaan menjadi memprihatinkan. Padahal dasar eksistensi MWA-WM sebagai perwakilan mahasiswa sebagai salah satu stakeholder di ITB dapat menjadi penentu arah nasib bagi mahasiswa sendiri. Ketidaktahuan ini bisa terjadi karena kurang terlihat, terdengar, ataupun terasanya kinerja dari MWA-WM. Beranjak pula dari mimpi yang lebih ingin mengoptimalkan MWA-WM yang selama ini telah berjalan, karena memang betapa pentingnya eksistensi dan kerjanya maka digagaslah visi untuk kepengurusan MWA-WM satu periode kedepan. “PJS MWA WM sebagai perwakilan mahasiswa yang Edukatif, Representatif, dan Aspiratif dalam mengawal kebijakan umum ITB secara Nyata”
Edisi Agustus 2017
Disamping itu secara spesifik Kongres KM ITB memberikan arahan kepada MWA-WM dalam bentuk Arahan Kerja. Arahan kerja tersebut terbagi menjadi fungsi representasi, aspirasi, informasi, koordinasi, kajian, dan pengawasan. Arahan kerja tersebut merupakan kerja minimal bagi MWA-WM dalam menjalankan fungsinya. Perlu diketahui juga bahwa lingkup arahan kerja bukan hanya bagi S1 tetapi juga mahasiswa jenjang lainnya sehingga enam fungsi ini adalah peran MWAWM bagi seluruh mahasiswa ITB. Cara menyampaikan aspirasi pada MWA-WM Tanya Nyata: Merupakan Forum yang diadakan untuk kesiapan pleno. Diadakan secara sektoral dan pembahasannya berupa bahasan pleno. Sektor terbagi atas jatinangor, cirebon, tpb, pascasarjana, dan ganesha yang terbagi atas 6 zona. Khusus yang 6 zona di ganesha, dapat didatangi oleh setiap himpunan diwilayah apapun dan juga unit. Divisi Relasi: Setiap divisi dari relasi dapat menjadi tempa untuk mahasiswa beraspirasi. nanti yang sudah sampai akan diberikan laporan aspirasinya kepada setiap mahasiswa yang beraspirasinya. Suara Nyata: Tempat beraspirasi melalui kanal media sosial MWA WM, seperti OA dan WEB. Nantinya juga akan ada laporan dari penindakan aspirasinya. []
PJS MWA WM ITB
Peranan Dasar pemikiran peranan MWA-WM sebagai anggota MWA adalah sama dengan anggota MWA lainnya yang diatur dalam peraturan MWA yaitu direct, protect, dan connect. Sedangkan peranan MWA-WM yang tercantum pada Konsepsi KM ITB dapat dilihat berdasarkan tujuan adanya MWA perwakilan mahasiswa.
9
Fauzan Makarim TM’13 Phone : 082227200095 Line : @fauzanmakarim
10
Edisi Agustus 2017
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
Sebuah Opini Kaderisasi
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
kampus lain? Perlukah kita melakukan suatu tindakan yang membuat mahasiswa baru harus mengikutinya tanpa mengetahui esensinya agar terlihat unik dan dipandang media? Mungkin di sini aku pun hanya melakukan monolog saja, karena aku tahu tidak akan ada yang terjadi setelah tulisan ini dipublikasikan. Pada akhirnya ini adalah opiniku, sebuah pandangan dari observasi iseng yang aku lakukan dengan kacamata kecilku ini untuk melihat dunia. Mohon maaf kepada para petinggi atau mahasiswa biasa sepertiku bila sekiranya ada kata yang dianggap tidak pantas. Terima kasih telah membaca! []
berbaik sangka, mungkin tujuannya adalah agar pengunggah dapat lebih berhati-hati untuk mengunggah sesuatu, apalagi di internet. Permasalahan pun tidak berhenti sampai pada publikasi. Bila ditanya berapa jumlah uang yang panitia keluarkan untuk menyelenggarakan pesta kaderisasi terbesar, pastilah uang yang di keluarkan bukan hanya satu, dua, atau bahkan sepuluh juta. Biaya yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan juta hingga milyaran. Bahkan di beberapa tempat panitia bekerja keras mencari sponshorship, bekerja
sama dengan perusahaan ini-itu. Tanpa sadar kaderisasi beralih fungsi menjadi salah satu ajang kegiatan ekonomi. Disebutkan berkalikali dan berulang-ulang sponsor dan media partner. Mungkin peserta dapat lebih mengingat salah satu atau dua perusahaan yang mensponsori kegiatan kaderisasi tersebut dibanding konten dari materi yang didapat. Ya, dengan begitu, tujuan sponsor berhasil. Tapi apakah tujuan kaderisasi itu juga berhasil? Jadi, apakah kaderisasi, pesta terbesar sekampus raya dan (tanpa sengaja) se-Indonesia ini tidak perlu dilirik perkembangannya agar tidak melenceng dari apa sebenarnya tujuan dari kaderisasi tersebut? Perlukah kita mencari dana besar untuk pensuasanaan agar tidak kalah dari
Mahasiswa ITB Cirebon
yang dihadapi mahasiswa ITB Cirebon, Zahra
"Selalu percaya dengan kemampuan yang
berpesan agar seluruh mahasiswa
teman-teman punya, tanpa perlu melihat
lanjutan dari halaman 7
lanjutan dari halaman 4
diskusi masih belum menemui titik terang. "Jadi sebenarnya teman-teman ITB-C ini
menjadikannya sebagai motivasi dan menikmati
kekurangan-kekurangan yang ada di
seluruh proses yang ada.
lingkungan sekitar kita. Toh, emas kalau
"Yakinlah bahwa ITB pasti sudah
disimpan di lumpur juga akan tetap menjadi
sampai sekarang masih bingung masalah status
merencanakan semuanya dan mencoba
emas. Jadi kualitas teman-teman akan seperti
HMJ mereka kelak, memang sempat ada forum,
melakukan yang terbaik buat teman-teman
apa, itu tergantung dari diri masing-masing
tetapi mungkin keputusan akhir dari HMJ
semua, mungkin prosesnya memang gak
lagi. Motivasi kuliahnya harus terus dipupuk
seperti apa sampai sekarang belum jelas adanya,
semulus yang diharapkan," ujar Zahra.
dan dijaga," tutup Zahra. [MHU]
masih jadi tanda tanya buat teman-teman ITBC ini," ujar Zahra. Menanggapi masih banyaknya masalah
Perlu dievaluasi.. lanjutan dari halaman 6
RUK yang berlaku saat ini sangat erat dengan himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Profil tiap tingkat anggota KM ITB yang diharapkan, khususnya tinggat dua dan tiga, hampir seluruh poinnya berisikan profil anggota HMJ. Profil mahasiswa dalam HMJ yang sangat kental dalam RUK merupakan suatu poin historis, karena forum yang ada dalam menyatukan keluarga mahasiswa ITB, sebelum
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
Zahra juga berpesan agar mahasiswa ITB Cirebon tetap berusaha untuk mengembangkan potensi mereka sebagai mahasiswa. adanya Kabinet KM ITB dan bentuk struktural KM ITB saat ini, adalah Forum Ketua Himpunan Jurusan (FKHJ). Dahulu, kerap diadakan forum bebas (forbas) dengan anggota forum adalah HMJ. Menyikapi anggota KM ITB tingkat dua atau lebih yang memilih untuk tidak menjadi anggota himpunan (nonhim), Adit belum memiliki rencana evaluasi mengenai profil perjenjangan mahasiswa nonhim. Urgensi daripada evaluasi RUK saat ini adalah menanggapi hal yang strategis, yaitu kaderisasi mahasiswa multikampus, khususnya anggota
KM ITB di ITB Cirebon. Poin-poin yang disorot antara lain adalah bagaimana mereka nanti berhimpun, apa kompetensi yang harus mereka capai, dan bagaimana peran beberapa lembaga terkait untuk mengakodomasi dan mengarahkan mahasiswa ITB Cirebon mengenai himpunan mahasiswa mereka, apakah membentuk HMJ baru, atau himpunan yang sama dengan jurusannya yang ada di Ganesha namun berbeda sistem atau lembaga. [RKA/ARI/FPI]
Pemimpin Umum Mutia Aristawidya Paramesti Kadep Produksi Prihita Eksi Cahyandari Pimpinan Redaksi Afif Hamzens Kadiv Artistik Hamdi Alfansuri Reporter Prihita Eksi Cahyandari, Mutia Aristawidya Paramesti, Shevalda Gracielira, Francisco Kenandi Cahyono, Rifqi Khoirul Anam, Puti Fauzia Imani, Anindya Restika Istiqomah, Michael Hananta, Mentari Kasih, Senapati Sang Diwangkara Rubrik Opini Muhammad Ghani Hidayatullah Rubrik Lensa Welly Tansil
GANECA POS
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10
11 Edisi Agustus 2017
Mencerahkan, Mencerdaskan
GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
SERAMBI
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung
Mutia Aristawidya Paramesti (EB 15) Pemimpin Umum
Mahbub Ridho Maulaa (PL 15) Kepala PMSDA
Francisco Kenandi (IF 15) Sekretaris Jendral
Selli Widhi Astuti (TK 15) Sekretaris Umum
#MencerahkanMencerdaskan
Menulis adalah cara termudah untuk menyimpan peristiwa dan modal terpenting bagi seorang jurnalis, terutama jurnalis kampus. Dinamika yang terjadi secara cepat adalah tantangan bagi seorang Pers Mahasiswa di dalam melaksanakan tugas dan peranannya di dalam mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan kemahasiswaan. Tugas dan peran utama dari seorang jurnalis kampus adalah kepekaan untuk mencari kebenaran dan menyampaikan kembali kepada pembaca yang sebagian besar adalah mahasiswa. Namun, menulis tidak selalu menjadi paten yang harus dikuasai oleh seorang jurnalis. Keterampilan mengolah foto dan video, membuat ilustrasi, mengolah data litbang, mengolah keuangan usaha media, memasarkan produk media, maupun membuat karya sastra adalah warna yang dimiliki dan dapat dikembangkan oleh setiap individu. Warnawarna tersebut juga terdapat di dalam unit ini. Pers Mahasiswa ITB yang terdiri dari beberapa divisi mampu menampung berbagai keterampilan tersebut. Hal ini dikarenakan kesadaran kami bahwa butuh lebih dari sekedar mampu menulis untuk menjadi jurnalis kampus yang mumpuni. Sehingga, layak rasanya bagi individu yang ingin berkembang dalam bidang diatas untuk menjadi bagian dari Pers Mahasiswa ITB!
Adelina Kristin Sinabariba (PL 15) Ketua MSDA
Prihita Eksi Cahyandari (TM 15) Kadep. Produksi
M. Ghani Hidayatullah (TG 15) Kabiro. Marketing
BADAN PENGURUS PERS MAHASISWA ITB 2017/2018
Siti Nurfaizah Al Kubro (ME 15) Ketua PSDA
Melati Puspadewi (BM 15) Bendahara Umum
Hamdi Alfansuri (PL 15) Kadiv. Artistik
Afif Hamzens (FT 15) Pemimpin Redaksi
NadyaPasha Pasha(KI (KI15) 15) Nadya Kabid. Eksternal
Nahayuk Kresnawati (AS 15) Kadiv. Litbang
Mentari Kasih (BI 15) Kadiv. Ekstrakampus
NovikaEndini Endini(TI (TI15) 15) Novika Kadiv. Intrakampus
“Jurnalis kampus tidak hanya menulis lewat berita”
Kegiatan Magang di Majalah Gatra
Foto bersama setelah kegiatan Young Journalism Summit (YJS) 2015
Mari bergabung!
Persma Jalan-Jalan ke Museum Geologi Bandung
http://bit.ly/daftarpersmayuk
Penawaran dan kerjasama:
Temukan kami lebih dekat di:
Pemimpin Umum Mutia A. Paramesti 0823 3853 2327
www.ganecapos.com Ganeca Pos @ganecapos Pers Mahasiswa ITB
Kabiro Marketing: M. Ghani Hidayatullah 0822 1800 9125
[email protected]
12
Edisi Agustus 2017
GANECA POS Mencerahkan, Mencerdaskan
persmahasiswa Institut Teknologi Bandung J Sekretariat: Sunken Court E-02 ITB Jl. Ganesha No. 10 GANECAPOS ONLINE DI: www.ganecapos.com
LENSA
Kilas Balik OSKM ITB 2017 OKSM ITB 2017 telah sukses digelar pada 17-19 Agustus 2017 di Kampus Ganesha. Beragam rupa dan ekpresi yang terlihat disepanjang acara. Berikut beberapa momen yang dapat ditangkap oleh tim Dokumentasi Liga Film Mahasiswa ITB saat acara berlangsung.