1
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1. Definisi Motivasi Setiap tindakan manusia selalu didorong oleh faktor-faktor tertentu, sehingga terjadi tingkah laku atau perbuatan. Faktor pendorong ini biasa disebut motivasi atau motif untuk berbuat sesuatu. Kata motivasi sendiri berasal dari kata latin “movere” yang berarti bergerak, berasal dari motivus yang berarti alasanalasan untuk bergerak atau motus, yang dianggap hal mendasar dalam kehidupan manusia. Dalam
International
dictionary
of
management
(1998)
motivasi
didefinisikan sebagai proses atau faktor yang menyebabkan orang untuk bertindak atau bertingkah laku dengan cara tertentu. Memotivasi adalah mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Proses motivasi terdiri atas : mengidentifikasi atau menemukan unsatisfied need, membuat tujuan yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut, dan menentukan tindakan yang diperlukan dalam pemuasan kebutuhan tersebut. Luthans (2006) menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang bermula dari psikis atau kekurangan atau kebutuhan psikis yang mengaktifkan perilaku dan keinginan yang ditujukan pada tujuan atau imbalan. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang ada dalam diri individu yang membuat mereka melakukan sesuatu. Dorongan ini ditimbulkan dari suatu keadaan/tekanan yang timbul sebagai hasil dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu tersebut mencoba mengurangi tekanan ini secara sadar dan tidak sadar dengan melakukan perilaku yang dapat memenuhi keinginan mereka dan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan yang mereka pilih dan tindakan yang mereka ambil untuk meraih tujuan mereka adalah hasil dari proses belajar dan berpikir mereka. Kebutuhan
Keinginan
Ketegangan
Perilaku
Gambar 2. Rantai Motivasi (Luthans, 2006)
Kepuasan
2
2.1.1. Teori Motivasi Pendekatan
lain
dalam
menjelaskan
motivasi
adalah
dengan
mempertimbangkan perilaku yang dihasilkan dari keinginan untuk memuaskan kebutuhan. Maslow (1994) mengembangkan teori motivasi yang pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : 1. Kebutuhan fisiologikal (basic needs), yaitu kebutuhan dasar kehidupan manusia seperti : makanan, air, pakaian dan tempat tinggal; 2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (safety and security needs) tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; 3. Kebutuhan sosial (psychological needs); kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan bergaul dengan orang lain serta diterima sebagai bagian dari yang lain; 4. Kebutuhan akan harga diri (self esteem needs), kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain, yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbolsimbol status; dan 5. Aktualisasi
diri
(self
actualization),
mengaktualisasikan kemampuan dan
kebutuhan
untuk
mengembangkan potensi yang
terdapat dalam dirinya sehingga menjadi orang yang dicita-citakan Berdasarkan lima tingkat kebutuhan tersebut, Herzberg (1959) menyebut tiga kebutuhan pertama yaitu kebutuhan fisiologikal (basic needs), rasa aman (safety needs) dan kasih sayang (psychological needs) sebagai faktor pemeliharaan (hygiene factors). Sedangkan kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri sebagai faktor motivasi (motivational factors). Menurut Arko Pujadi (2007) yang sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai motivasi belajar mahasiswa, motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapai dalam mengikuti pendidikan tinggi. Penelitian selanjutnya menunjukkan motivasi dibedakan ke dalam dua tipe motivasi, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Calder & Staw, 1975).
3
1. Motivasi Intrinsik Motivasi instrinsik terjadi bila individu secara internal (di dalam dirinya) termotivasi untuk melakukan sesuatu, dapat berupa sikap, kepribadian, dan citacita. Hal tersebut karena dapat memberikan kesenangan, dirasakan penting, dan sebagainya.Beberapa penelitian psikologi pendidikan menunjukkan bahwa motivasi intrinsik terkait dengan high educational achievement dan enjoyment by student. 2.
Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena faktor dari luar diri
manusia
(faktor
eksternal),
berupa
kepemimpinan,
bimbingan,
kondisi
lingkungan, dan sebagainya. Kebanyakan kegiatan yang dilakukan manusia pada umumnya secara langsung dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik dibandingkan motivasi intrinsik (Csikszentmihalyi dan Nakamura, 1989) 2.1.2. Motivasi pemanfaatan jurnal elektronik Layanan jurnal elektronik yang sekarang sudah tersedia di berbagai pusat informasi maupun di berbagai jenis perpustakaan, sudah begitu dikenal oleh masyarakat penggunanya, terutama di kalangan peneliti dan mahasiswa. Hasil penelitian mengenai motivasi pemanfaatan jurnal elektonik di PDII LIPI Serpong adalah kebutuhan informasi peneliti akan artikel-artikel terbaru dan sifat jurnal ilmiah elektronik yang menyediakan prepublication dan bersifat multiaccess. Adapun faktor penghambat yang dirasakan informan dalam memanfaatkan jurnal ilmiah elektronik menyangkut fasilitas dan Bahasa, dan sistem. (Sarwintyas, 2008 ). Sementara itu Crawford (1978) sebagaimana dikutip oleh Devadason (1996) menyatakan bahwa kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan pekerjaan, disiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk memberikan kontribusi profesional dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru.
4
2.2. Kebutuhan Informasi Setiap hari informasi banyak dihasilkan oleh sumber informasi dalam bentuk cetak dan non cetak. Media cetak seperti buku, jurnal, majalah, surat kabar dan media lainnya yang semakin banyak merupakan tanggung jawab perpustakaan untuk mengaturnya atau mengelolanya. Perpustakaan sebagai lembaga yang bertugas mengorganisasi pengetahuan dikembangkan untuk selalu dimanfaatkan secara maksimal oleh penggunanya. Pengguna memanfaatkan koleksi yang dimiliki perpustakaan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya akan informasi, baik untuk keperluan studi/pendidikan, pribadi maupun profesional. Krikelas (1983) menyatakan bahwa kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik, dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands). Informasi demikian tumbuh dengan pesat, sehingga jika tidak dikelola dengan baik akan terjadi ledakan informasi. Informasi yang ada dalam koleksi perpustakaan perlu diolah menjadi informasi yang mudah dimanfaatkan oleh pengguna. Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya, juga sangat penting dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak. Menurut Nicholas (1996) informasi mempunyai lima fungsi, yaitu: 1). Fungsi fact finding yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang untuk menjawab pertanyaan tertentu; 2). Fungsi current awareness yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang agar dapat mengikuti perkembangan mutakhir; 3). Fungsi riset yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang dalam bidang tertentu secara lengkap dan mendalam;
5
4). Fungsi briefing yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang mengenai topik tertentu secara ringkas dan sepintas; 5). Fungsi stimulus yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang untuk merangsang ide-ide baru. Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi, pengguna akan mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Proses penelusuran informasi akan melibatkan pemanfaatan sarana atau media sebagai alat penelusuran informasi. Pengguna dalam menelusur informasi akan memilih cara atau strategi yang dianggap lebih efektif, sebagaimana dikemukakan oleh McQuail (1985) bahwa setiap individu mengumpulkan kemungkinan-kemungkinan sumber informasi, kemudian menilainya, dan menetapkan pilihan sumber mana yang akan dipakai. Dalam proses komunikasi massa yang berkaitan dengan industri informasi, Denis McQuail (1985) mengatakan bahwa ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan: 1) Aspek ekonomi Aspek ekonomi diperlukan karena untuk kepentingan menghemat biaya, mengurangi konflik dan menjamin adanya kesinambungan serta pemasokan yang memadai. 2) Aspek teknologi. Aspek teknologi sangatlah jelas efeknya, yaitu berkaitan dengan kecepatan, fleksibilitas, dan kapasitas yang lebih tinggi . 2.2.1. Sumber Informasi Salah satu hal yang tidak pernah terlepas dari aktivitas civitas akademika di universitas adalah mendayagunakan sumber serta jasa informasi yang tersedia di perpustakaan. Hal ini disebabkan informasi yang terkandung dalam literatur yang ada akan digunakan oleh pengguna untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk mengambil suatu keputusan, menjawab pertanyaan, mencari fakta, memecahkan masalah, dan memahami sesuatu. Untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan tersebut, perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan berbagai macam sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
6
Dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut, pengguna akan berusaha untuk menggunakan berbagai kemudahan informasi yang pada umumnya berada pada pihak penyedia informasi. Hal ini disebabkan sumber informasi yang dicari oleh pengguna tidak hanya menyangkut literatur primer saja tetapi dapat juga berupa informasi lain, misalnya tentang manusia atau organisasi/lembaga. Sumber informasi di perpustakaan secara umum terbagi dalam tiga golongan besar, yakni kepustakaan primer, sekunder dan tersier. 1. Kepustakaan/terbitan primer (Primary source): memuat informasi yang berupa karangan asli yang ditulis secara lengkap. Kepustakaan tersebut berupa: laporan penelitian, majalah ilmiah, makalah hasil penelitian, disertasi, monografi penelitian, dan sebagainya. 2. Kepustakaan/Terbitan sekunder (Secondary source): merupakan sumber rujukan yang menunjukkan keberadaan kepustakaan primer yang berisi informasi yang disajikan secara singkat. Kepustakaan tersebut berupa : bibliografi, majalah indeks, majalah sari karangan, review, risalah (treates), ensiklopedia, kamus, buku tahunan, buku panduan, katalog, indeks, dan sebagainya. 3.
Kepustakaan/Terbitan tersier (Tertiery source): merupakan ringkasan sumber sekunder, yang bertujuan untuk mengetahui atau menelusur informasi sekunder, antara lain: bibliografi dari bibliografi, direktori, panduan literatur, dan sebagainya.
2.3. Jurnal Elektronik Salah satu sumber informasi penting yang menyediakan informasi mutakhir di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ialah jurnal ilmiah. Sampai saat ini jurnal ilmiah masih merupakan media paling penting karena didalamnya direkam ilmu pengetahuan dan merupakan pusat sebuah siklus informasi. Fungsi utama jurnal adalah komunikasi dan penyebaran informasi, dimana kontrol kualitas jurnal dilakukan melalui sebuah proses peer-review. Harnad (1999) menyebut bahwa peer-review adalah suatu kontrol kualitas dan sertifikasi yang diperlukan oleh suatu hasil penelitian ilmiah yang saat ini begitu luas cakupannya. Melalui peer-review, hasil penulisan seseorang diuji atau dinilai oleh
7
seorang penguji atau penilai (referee), apakah tulisan tersebut memenuhi syarat untuk diterbitkan, juga apa saja tambahan yang diperlukan sehingga tulisan tersebut dapat diterima oleh pembaca. Seiring dengan perkembangan teknologi, jurnal ilmiah dengan format elektronik telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dunia perpustakaan khususnya sebagai salah satu sumber informasi. Jurnal elektronik tersebut dapat memperkaya koleksi serta memberikan kemudahan terhadap akses informasi. Dengan kemudahan akses jaringan telekomunikasi dan pertumbuhan jaringan yang cepat, memungkinkan jurnal elektronik ini juga dapat menjangkau lebih banyak pembacanya dengan cepat. Dalam International Encyclopedia of Information and Library Science (Feather & Sturges, 1997) jurnal elektronik didefinisikan sebagai suatu istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah jurnal yang diterbitkan dalam bentuk digital untuk ditampilkan di layar monitor komputer. Berdasarkan definisi tersebut jurnal elektronik sebenarnya tidak tergantung pada internet. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Harter (1996) bahwa jurnal ilmiah selain dapat diterbitkan dalam jaringan komputer (network) seperti internet juga dapat diterbitkan dalam media elektronik lain seperti Compat Disk Read Only Memory (CD-ROM), CD atau DVD lalu didistribusikan kepada para pembacanya. Sementara, Harrod’s Librarians’ Glossary and Reference Book (Prytherch, 2000) mendefinisikan jurnal elektronik sebagai jurnal yang dalam seluruh aspek persiapan, penilaian, pembuatan dan distribusi dilakukan secara elektronik. Berdasarkan jenis penerbitannya, terdapat jurnal elektronik yang terbitannya hanya dalam format elektronik, diterbitkan sebagai pengganti jurnal tercetak, atau diterbitkan secara paralel dengan jurnal versi tercetaknya. Jurnal elektronik juga biasanya tersedia baik secara gratis (free), berlangganan (subscription), maupun pembayaran lisensi hak akses. Menurut Harter dan Kim (1996)
apabila dibandingkan dengan jurnal
tercetak, jurnal elektronik mengikuti beberapa model dalam penerbitannya (perhatikan Tabel 2). Dimasa yang akan datang, nampaknya jurnal yang diterbitkan secara full text dalam bentuk elektronik akan berkembang lebih pesat.
8
Hal ini seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi sebagai penopang utama penerbitan jurnal elektronik (Odlyzko, 2001). Tabel 2 Model hubungan antara jurnal tercetak dengan jurnal elektronik HUBUNGAN ANTARA JURNAL ELEKTRONIK – JURNAL TERCETAK 1 Jurnal elektronik menggantikan jurnal tercetak 2 Jurnal elektronik diterbitkan secara paralel dengan bentuk tercetak 3 Jurnal hanya diterbitkan dalam bentuk elektronik, tetapi artikel-artikel tertentu dapat dipesan dalam bentuk tercetak 4 Jurnal elektronik merupakan betuk “sekunder” dari bentuk tercetak 5 Versi elektronik diterbitkan beberapa bulan setelah versi tercetak 6 Versi tercetak diterbitkan beberapa bulan setelah versi elektronik 7 Versi full text tidak tersedia secara elektronik 8 Kedua versi sama-sama tersedia tetapi harganya berbeda Sumber : Harter dan Kim (1996) NO
Berdasarkan metode akses, Woodward, et.al. (1998) membedakan jurnal elektronik dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Jurnal online, adalah jurnal yang terpasang melalui komputer utama ke jaringan telekomunikasi untuk mengambil informasi dari jauh. Beberapa vendor penyedia informasi menghimpun jurnal elektronik ke dalam pangkalan data online yang dapat diakses dari jarak jauh dari lokasi manapun, namun ada pula pangkalan data online jurnal elektronik yang hanya dapat diakses di jaringan lokal perpustakaan. 2. Jurnal pada CD-ROM, adalah jurnal berbentuk teks penuh atau jurnal yang dikoleksi dari berbagai subyek jurnal tercetak, dan versi elektroniknya disimpan pada CD-ROM. 3. Jurnal pada network, adalah jurnal dalam bentuk jaringan kerja yang didasarkan pada perangkat lunak mailing list atau aplikasi komputer Client/ Server termasuk didalamnya seperti Gopher, FTP dan World Wide Web pada situs web internet. Koleksi jurnal elektronik yang dihimpun dalam pangkalan data CD-ROM maupun pangkalan data online memiliki karakteristik masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Perbandingan karakteristik pangkalan data jurnal elektronik CD-ROM dengan pangkalan data online seperti dijelaskan pada Tabel 3 seperti berikut.
9
Tabel 3 Perbandingan antara pangkalan data offline (CD-ROM) dan pangkalan data online Pangkalan Data CD-ROM Kontrol informasi ada pada perpustakaan Salinan (copy) dapat dimiliki perpustakaan Pemutakhiran Informasi kurang cepat Memiliki keterbatasan daya tampung Waktu dan tempat akses terbatas hanya di perpustakaan
Pangkalan Data Online Kontrol informasi bergantung pada jaringan internet vendor Hanya dapat diakses, tidak dapat dimiliki Informasi mutakhir lebih cepat diakses Mampu menampung data dalam jumlah besar Fleksibilitas waktu dan tempat akses.
Sumber : Woodward, et al. (1998)
Jurnal elektronik memiliki banyak keunggulan dibandingkan jurnal tercetak. Dalam penelitian Lenares (1999) diutarakan bahwa keunggulan tersebut adalah akses yang lebih mudah, kemutakhiran informasi dan kemampuan penelusuran full-text yang lebih cepat. Survei lainnya mengatakan bahwa keunggulan jurnal elektronik ialah kemampuan penelusuran dan mengakses langsung (link) dengan informasi lain baik di dalam dokumen yang sama maupun menuju dokumen lain yang disitir serta kemutakhiran koleksi yang lebih baik. Sedangkan kelemahan jurnal elektronik antara lain ialah ketergantungan jurnal elektronik pada perangkat teknologi seperti komputer, jaringan lokal dan internet. Hal ini menyebabkan jurnal elektronik kadang kurang termanfaatkan karena internet yang lambat, perangkat komputer yang tidak memadai baik dari segi kualitas maupun jumlah. Kualitas teks, grafik dan foto hasil alih media tercetak ke elektronik yang terkadang rendah, serta kewajiban melakukan identifikasi dengan kata sandi juga dirasakan sebagai kelemahan jurnal elektronik (Tomney & Burton, 1998) Untuk membaca jurnal elektronik dibutuhkan keterampilan dalam menggunakan
komputer.
Woodward,
et.al
(1998)
menjelaskan
bahwa
pemanfaatan jurnal elektronik membutuhkan keterampilan penelusuran elektronis, mengunduh (download) artikel, navigasi di dalam halaman artikel maupun antar artikel, sampai mencetak artikel. Selain itu terkadang hasil penelusuran tidak
10
memunculkan teks lengkap (fulltex). Bahkan ada kalanya beberapa artikel tidak dapat diunduh secara keseluruhan. Disamping keunggulan dan kelemahan jurnal elektronik seperti yang telah dipaparkan di atas, menurut Naibaho (2010) ada beberapa karakteristik jurnal elektronik yang penting untuk dipahami supaya dapat dimanfaatkan secara optimal yaitu: a. Membutuhkan kata sandi (bulanan/ tahunan). Akses ke jurnal elektronik biasanya menggunakan kata sandi yang disediakan oleh vendor dan kata sandi tersebut ada masa berlakunya (bisa bulanan atau tahunan). Namun pengaturan penggunaan kata sandi juga tergantung pada kesepakatan lembaga pelanggan dengan pihak vendor. Adanya masa berlangganan (per tahun), atau sesuai dengan kontrak. b. Memiliki fitur standar seperti Basic Search, Advanced search, Topic, Publication, Marked, Bookshelf, dan lain-lain. Fitur-fitur tersebut disediakan untuk membantu pengguna mengakses jurnal elektronik dengan lebih efisien dan optimal. c. Hasil penelusuran dalam bentuk full text/ html, PDF, abstrak. Tidak semua content di jurnal elektronik yang dilanggan tersedia fulltext nya, tergantung pada kebijakan penerbit atau kesepakatan dengan penulis. d. Memberikan berbagai pilihan titik akses (judul, pengarang, subjek, penerbitan, dan lain-lain). Pendekatan ke content yang ada di jurnal elektronik lebih beragam. e. Tersedia menu ‘Suggested topic or journal’ pada beberapa jurnal elektronik. Melalui menu ini pengguna dibantu secara mandiri mencari literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik yang sedang dicari. f. Beberapa pilihan bahasa (English, Spain, French, dan lain-lain). Pilihan bahasa disini maksudnya dalam hal fitur pencarian, namun sebagian juga menyangkut isi jurnal. 2.3.1. Pemanfaatan Jurnal Elektronik Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menggunakan jurnal elektronik sebagai usaha untuk mencari
11
informasi yang dibutuhkan. Jurnal elektronik yang sudah diadakan dan dilanggan oleh perpustakaan, tidak akan ada artinya jika tidak dimanfaatkan secara optimal. Bahkan seringkali pemanfaatan jurnal elektronik ini dijadikan lembaga sebagai indikator penilaian kinerja perpustakaan, termasuk menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan apakah langganan jurnal elektronik tersebut perlu diperpanjang atau tidak. Oleh karena itu, pustakawan harus memiliki kepedulian dan melakukan upaya yang sungguh-sungguh agar pemanfaatan jurnal elektronik yang sudah dilanggan dapat optimal. Beberapa hal atau upaya tersebut adalah : 1. Sosialisasi atau promosi Setelah memutuskan untuk melanggan jurnal elektronik, selanjutnya pustakawan melakukan sosialisasi atau promosi jurnal elektronik tersebut dan pemanfaatannya ke seluruh penggunanya. Aspek ini sangat penting karena akan mengajak para pengguna untuk memanfaatkan semaksimal mungkin jurnal elektronik yang sudah tersedia tersebut. Bagaimana pengguna memanfaatkan jurnal elektronik jika mereka tidak mengetahui bahwa perpustakaan telah menyediakannya. Berbagai cara sosialisasi atau promosi yang dapat dilakukan menurut Naibaho (2010) adalah : - Membuat spanduk, selebaran, poster dan publikasi di website; - Mengadakan ”Pelatihan Information Skills” untuk seluruh pengguna. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna; - Mengirimkan informasi setiap bulan ke alamat email pengguna atau memperbaharui informasi secara rutin di website lembaga; - Membuka layanan ”Penelusuran Informasi” bagi pengguna yang tidak memiliki waktu untuk menelusur sendiri; - Membuka layanan tutorial bagi pengguna yang perlu ditangani secara khusus (pribadi), misalnya pengguna yang tidak memiliki waktu sesuai dengan jadwal pelatihan yang telah kita tentukan; - WOM (word of mouth), sosialisasi dari mulut ke mulut. 2. Memahami strategi penelusuran Penting sekali bagi pustakawan menguasai strategi penelusuran sehingga dapat mengajarkannya pula kepada pengguna. Seperti yang dikemukakan
12
oleh Pendit (2008) bahwa pemustaka sebaiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menelusur informasi, termasuk strategi penelusuran agar dalam penelusuran bisa lebih efektif dan efisien. Setiap jurnal elektronik memiliki karakteristik tersendiri. Ada yang mudah digunakan (simple) ada juga yang rumit (complicated). 3. Menggunakan fasilitas pencarian informasi Setiap jurnal elektronik menyediakan fasilitas untuk mempermudah pencarian informasi. Secara umum fasilitas pencarian tersebut, seperti : - Logika boolean (boolean logic) AND, OR, NOT, pada saat menelusur bisa memperluas maupun memfokuskan dengan menggunakan operator ini. - Nesting (...), digunakan untuk membatasi pencarian - Frasa (Phrase search), yaitu penggabungan beberapa kata agar tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari. - Pemenggalan (Truncation), yaitu fasilitas untuk memenggal kata, dengan menggunakan tanda asterisk (*) - Pembatasan field, fasilitas ini dipergunakan untuk penelusur yang ingin membatasi format tertentu yang diinginkan, misalnya format pdf., ppt., doc.dan sebagainya. - Case sensitive, yaitu pencarian dengan huruf besar dan huruf kecil yang akan menghasilkan temuan berbeda - Menggunakan fasilitas pencarian yang tersedia pada search engine, seperti Basic Search, Advanced Search, Publication Search, dan sebagainya. Penggunaan kata kunci (queri) sangat tergantung dari masing-masing mesin pencari (search engine). Hampir semua mesin pencari menyediakan fasilitas pencarian yang bertujuan untuk membantu penelusur menemukan informasi yang diinginkan tepat dan cepat.
2.3.2. Penelitian Mengenai Pemanfaatan Jurnal Elektronik Penelitian mengenai pemanfaatan jurnal elektronik merupakan hal yang penting dilakukan oleh perpustakaan. Mulai dari hal yang berkaitan dengan
13
identifikasi hambatan, penerimaan hingga bagaimana adopsi jurnal elektronik dilakukan. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui respon terhadap upaya yang dilakukan perpustakaan. Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan jurnal elektronik, dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pemustaka (user), tipe jurnal yang dimanfaatkan, sumber jurnal, waktu dan tempat pemanfaatan, frekuensi dan volume pemanfaatan serta interaksi pemustaka dengan jurnal elektronik (Gadd, Oppenheim dan Probets, 2003) Sedangkan penelitian yang memberi perhatian terhadap model prediksi pemanfaatan jurnal elektronik diantaranya adalah dilakukan oleh Kim (2005), dan Dharma (2006). Kedua penelitian tersebut mengadopsi Teori Tindakan Bersebab (Theory of Reasoned Action-TRA) yang dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1980) dalam Kim (2005). TRA menjelaskan bahwa keputusan seseorang untuk melakukan suatu tindakan akan ditentukan dari keinginan orang tersebut (intention), atau dengan kata lain minat perilaku akan menentukan perilakunya. Berkaitan dengan jurnal elektronik, secara khusus diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk menggunakan fasilitas pangkalan data jurnal elektronik yang disediakan oleh perpustakaan, dengan harapan jika faktor-faktor tersebut dapat diupayakan sedemikian rupa, maka akan mendorong tingkat pemanfaatan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Kim (2005) ditemukan bahwa faktor yang memiliki peran penting dalam mempengaruhi keinginan untuk memanfaatkan jurnal elektronik adalah karakteristik sistem. Karakteristik sistem tersebut meliputi kualitas informasi atau kualitas artikel dari pangkalan data yang dinilai dari sudut pandang pemustaka. Selanjutnya, Dharma (2006) dalam penelitiannya di Miriam Budiardjo Resource Center (MBRC) FISIP-UI terhadap pemanfaatan Proquest menyatakan bahwa faktor manfaat yang dirasakan (perceived usefullness) merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi keinginan pengguna untuk memanfaatkan jurnal elektronik . Faktor kemudahan penggunaan (perceived ease of use) merupakan faktor yang cukup kuat mempengaruhi keinginan pengguna untuk memanfaatkan
14
jurnal elektronik Proquest. Selanjutnya dinyatakan bahwa hal wajar bagi suatu sistem atau teknologi yang relatif baru diperkenalkan dan belum familiar di kalangan
mahasiswa,
sebab
pada
tingkat
ini,
orang
cenderung
ingin
memanfaatkan suatu sistem yang mudah digunakan dan bermanfaat. Faktor kemudahan akses (accessibility) merupakan faktor penting yang mempengaruhi keinginan pengguna utnuk memanfaatkan jurnal elektronik Proquest. Sistem atau sumber informasi yang mudah diakses sudah pasti akan lebih mendorong pengguna potensial untuk memanfaatkannya dibanding jika sulit diakses. Penelitian mengenai pola pemanfaatan jurnal elektronik yang dilakukan Eason (2000) terhadap mahasiswa di 13 universitas di Amerika menemukan bahwa meskipun jurnal elektronik telah dimanfaatkan, tetapi tidak semua pengguna menjadi pengguna tetap yang aktif. Sebagian besar (57%) hanya memanfatkan Super Jurnal dengan pola restricted user atau pengguna yang jarang dan terbatas dalam memanfaatkan jurnal elektronik, Hanya 14 persen pengguna yang menjadi pengguna aktif pangkalan data Super Jurnal. Penelitian yang dilakukan Chern dkk. (2007) terhadap pengguna akhir (end user) mahasiswa Nanyang Technological University, Singapore menunjukkan bahwa terdapat beberapa pandangan positif terhadap online journals. Faktor hyper links, akses terhadap informasi tambahan menjadi faktor terbesar (86.7%) dari aspek positif pengguna terhadap online journals. Pengguna menganggap bahwa online journals sangat menguntungkan dalam proses pencarian informasi karena dari satu artikel yang ada masih bisa mencari artikel atau informasi lainnya dengan menggunakan hiper link yang tersedia. Sebesar 9.6 persen menganggap faktor mudah memperkirakan panjangnya dokumen merupakan pilihan terakhir pengguna. 2.3.3. Evaluasi Koleksi Jurnal Elektronik Pengembangan koleksi yang dilakukan oleh suatu perpustakaan diibaratkan berupa lingkaran proses yang berkelanjutan. Tahapan utama dari proses pengembangan koleksi ini terdiri atas analisis pengguna, seleksi, akuisisi dan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses ini, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifkah perpustakaan membelanjakan dana yang
15
disediakan untuk pengembangan koleksi dan apakah koleksi yang disediakan bermanfaat dan dimanfaatkan oleh pemustaka. Dijelaskan di dalam The ALA’s Guide to the Evaluation of Libray Collection seperti yang dikutip oleh Evans (2000), bahwa terdapat dua kategori metode evaluasi koleksi, yaitu evaluasi yang berorientasi pada koleksi (collectioncentered) dan evaluasi yang berorientasi pada pemanfaatan koleksi (use-centered). Metode evaluasi yang berorientasi koleksi diantaranya ialah metode list checking, pendapat ahli (expert opinion), dan metode standar koleksi (collection standard). Kajian yang menggunakan metode evaluasi yang berorientasi pemanfaatan koleksi diantaranya ialah kajian sirkulasi (circulation studies), survei pengguna, analisis peminjaman antar perpustakaan (inter-library loan analysis), kajian pemanfaatan di dalam perpustakaan (in-house use studies), dan metode analisis sitiran (citation analysis). Evaluasi pemanfaatan informasi melalui jurnal elektronik dapat dilakukan antara lain dengan melakukan evaluasi sitiran yang disebut dengan analisis bibliometrik. Tujuan analisis bibliometrik ini menurut Smith (1981) untuk mengukur penyebaran hasil-hasil penelitian yang dimuat oleh suatu literatur, mengetahui pemanfaatan literatur oleh pemakai, sebagai alat penilaian suatu artikel, mengukur pengaruh, dan mengukur produktivitas ilmiahnya. Khusus untuk metode evaluasi dalam lingkungan sumber informasi elektronik, menurut Hill (2004) dan Tenopir (2003) dapat juga ditambahkan analisis catatan transaksi pemakaian (transaction log analysis) dan survey pendapat pengguna . Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan evaluasi koleksi elektronik, menurut The Council of Australian Universty Librarians (Costello, 1998) diantaranya
adalah kualitas informasi yang meliputi kemutakhiran,
relevansi dan kecukupan jumlah informasi; kegunaan informasi bagi pengguna perpustakaan;
kemudahan
penggunaan;
kemudahan
akses;
kemampuan
penelusuran; kehandalan; waktu tanggapan (response time); dukungan vendor; fitur teknis; dan biaya. Kriteria
evaluasi
berorientasi
pengguna
yang
penting
untuk
dipertimbangkan pada koleksi jurnal elektronik menurut Nisonger (1997) antara lain kemudahan penggunaan (ease of use), antarmuka sistem yang ramah
16
penggunaan (user friendly interface), dan relevansi isi informasi dengan kebutuhan informasi penggunanya. Berkaitan dengan kebutuhan pengguna (user need) dalam suatu lembaga/ instansi, aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika mengevaluasi suatu jurnal elektronik menurut Naibaho (2010) adalah : a.
Isi / Cakupan (content/ coverage) 1. Kesesuaian (appropriateness) dengan pengguna; 2. Standar akses (accessibility standard); 3. Keterbacaan (readability); 4. Jumlah judul secara menyeluruh (total numbers of titles); 5. Kedalaman cakupan (depth of coverage); 6. Frekuensi pembaruan (frequency of updates); 7. Duplikasi sumber tercetak.
b. Penelusuran (searching) 1. Logika penelusuran (search logic). Natural language, subject, boolean, author/ title, keyword, advanced.; 2. Pengecekan ejaan (spell checker). Apakah istilah penelusuran sudah dieja secara benar? Jika ejaan tidak benar dari kata-kata yang diketik (entered), apakah database memberikan saran?; 3. Batasan fitur penelusuran (limit search features). Current/ backfile/ by date/ by publisher/ to full text only/ reading level; 4. Fitur penyortiran (sorting features). Melihat hasil dari berbagai cara, seperti tanggal penerbitan, format, keterbacaan, relevansi, dan lain-lain; 5. Fleksibilitas penelusuran (searching flexibility). Menyimpan dan atau memperbaharui (revised); 6. Rujukan silang (cross referencing). Menyarankan untuk isi yang sama dalam database, web links, dan lain-lain; c. Antarmuka dan akses (interface and access). 1. Akses informasi (information access): Kecepatan akses, jumlah layar sampai ke isi ’sebenarnya’; 2. Grafik dan multimedia (graphic and multimedia): Ketersediaan grafis dan multimedia berkaitan dengan isi;
17
3. Plugins (macromedia flash player, Apple quick time). Dibutuhkan plugins untuk melihat grafik dan multimedia, apakah produser mempermudah untuk mengetahui hal tersebut? Jika ya, apakah produser menyediakan informasi untuk memperoleh atau menginstal plugin?; 4. Navigasi (navigation). Apakah buttons/ click bars/ check boxes/ scroll bars mudah untuk dilihat, dimengerti dan digunakan? Adakah petunjuk untuk mengoperasikan database (next/ previous, top of page, back to home, back to search index, new search, exit.); 5. Menu pertolongan (Online help). Adakah fasilitas help yang sesuai; 6. Fitur khusus (special features). Adakah tersedia thesaurus/ indeks? d. Fitur lainnya (other features): 1. Menyeleksi hasil penelusuran (select search results). Memberi tanda (mark up). Memilih item-item tertentu dari hasil penelusuran (choice of individual items in results); Kemampuan untuk mengedit hasil sebelum dicetak (ability to edit results before printing/ downloading); 2. Pilihan download/ print (download/ print options). Mengirim melalui email hasil penelusuran untuk dicetak di rumah; Mencetak hanya bagian tertentu dari hasil penelusuran/ informasi di layar; Mencetak pilihan layar (print screen option) dan lain-lain; 3. Bantuan sitasi (citation assistance). Membuat daftar sitasi dari database. Menyediakan informasi untuk sumber-sumber sitasi; 4. Dukungan teknis (technical support). Ketersediaan email atau telepon, mengontak bagian teknis dan responnya; Beberapa literatur tersebut di atas dengan jelas menyatakan bahwa masukan atau pendapat dari pengguna merupakan hal yang sangat penting dalam proses perencanaan dan evaluasi sumber informasi. Dengan demikian pemahaman akan pengguna perlu ditingkatkan dalam rangka memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaaan.
2.4.
Jurnal Online ScienceDirect
ScienceDirect adalah database ilmiah full-text terkemuka yang menawarkan buku, artikel, dan jurnal. Database ini memuat 2.500 peer-review jurnal dan lebih
18
dari 11.000 buku. Saat ini ada lebih dari 9,5 juta artikel sebagai dasar konten yang terus bertambah 0,5 juta per tahun. Jurnal elektronik Science Direct yang berkembang saat ini merupakan penyedia layanan informasi ilmiah di berbagai bidang seperti ekonomi, pertanian, ilmu lingkungan, ilmu sosial, ilmu terapan, teknologi dan sebagainya, yang disediakan untuk kalangan akademis, pemerintahan maupun lembaga penelitian. Saat ini jurnal online ScienceDirect telah menyediakan akses informasi terhadap berbagai majalah, surat kabar dan terbitan ilmiah dalam berbagai format. Platform canggih yang dimilikinya menawarkan fungsi pencarian yang memungkinkan pengguna untuk memaksimalkan efektivitas proses penemuan pengetahuan mereka. Alat-alat baru yang disediakan juga memfasilitasi alur kerja riset, seperti akses ke konten yang dibutuhkan dan efisiensi publikasi dokumen serta mampu men-download konten yang kemudian dapat disimpan, dan dicetak. ScienceDirect
diterbitkan oleh Elsevier. Berkantor pusat di Amsterdam,
Belanda, perusahaan terbesar di dunia ilmiah, teknis dan penyedia informasi medis dan menerbitkan lebih dari 2.000 jurnal serta buku-buku dan database sekunder. Elsevier adalah anggota kelompok Reed Elsevier plc, sebuah penerbit terkemuka di dunia dan penyedia informasi. Beroperasi pada bidang ilmiah, hukum dan sektor usaha bisnis, Reed Elsevier menyediakan solusi informasi berkualitas tinggi dan fleksibel untuk pengguna profesional, dengan penekanan pada internet sebagai sarana pengirimannya. Lingkungan web menawarkan cara baru untuk menyajikan informasi serta meningkatkan dengan sumber-sumber materi lain yang didasarkan pada teknologi semantik, misalnya, NextBio. Selain itu, sejak tahun 2003, banyak penulis telah mengirimkan nilai tambah (ekstra) isi yang berhubungan dengan penelitian, seperti file audio dan video, dataset dan konten tambahan lainnya, secara efektif mempercepat penelitian di luar mencetak. Jurnal Online ScienceDirect memuat sejumlah besar pangkalan-pangkalan data yang berisi jurnal ilmiah. Pangkalan data yang disediakan oleh jurnal online ScienceDirect adalah:
19
•
Physical Sciences and Engineering (Chemical Engineering, chemistry, computer science, earth and planetary sciences, energy, engineering, materials science, mathematics, physics and astronomy),
•
Life Sciences (Agricultural and biological science, biochemistry, genetics and molecular biology, environmental science, immunology and microbiology, neuroscience),
•
Health Sciences (Medicine and dentistry, nursing and health professions, Pharmacology, toxicology and pharmaceutical science, Veterinary Science and veterinary medicine)
•
Sosial Sciences and Humanities (Arts and Humanities, Business, management and accounting, decision sciences, economics, econometrics and finance, psychology, social sciences).