Kesepakatan Mekanisme All : FORM USULAN PERBAIKAN KRITERIA PENILAIAN KETAATAN PROPER 2012-2013 SEKTOR AGROINDUSTRI MEKANISME PROPER NO 1.
ASPEK PENILAIAN Penyusunan Kriteria PROPER
PERMASALAHAN/KENDALA Kriteria cenderung “kaku” (dalam satu kriteria; PPA, PPU & PLB3) jika lebih dari taat seharusnya dipertimbangkan untuk menutupi salah satu kekurangan aspek ketidaktaatan.
2.
Pemilihan peserta PROPER
Masih ditemukan perbedaan persepsi/pemahaman ttg kriteria PROPER di daerah.
Seluruh kriteria belum dapat dipahami secara detail dan jelas oleh perusahaan,
Adanya “kekakuan” dalam penetapan kepesertaan PROPER
Penetapan industri peserta PROPER baru terlalu dekat dengan waktu sosialisasi dan inspeksi PROPER
USULAN PERBAIKAN Perlu adanya penilaian khusus terhadap progress perbaikan yang telah dilakukan perusahaan. Perlu diperjelas kriteria penilaian hijau kapan dapat nilai 1,2 dll.
KETERANGAN
Perlu ditingkatkannya pemahaman terhadap kriteria PROPER kepada instansi LH kab/kota. Perlu dilakukan evaluasi kriteria penilaian PROPER setiap setahun dengan melibatkan perusahaan Seluruh industri yang berpotensi “mencemari” harus di PROPER tanpa terkecuali. Peserta PROPER diusulkan dari pihak instansi LH Kab./kota Penetapan industri baru peserta PROPER, perlu dilakukan inspeksi pra-PROPER setahun sebelum menjadi peserta PROPER Pembinaan terlebih dahulu bagi
6
NO
3.
4.
ASPEK PENILAIAN
Sosialisasi Kriteria PROPER
Pelaksanaan Inspeksi
PERMASALAHAN/KENDALA
USULAN PERBAIKAN industry calon peserta PROPER
Tidak ada informasi sebelumnya jika industry menjadi peserta PROPER.
Kriteria Proper terlalu ketat untuk industri baru
Harus ada toleransi
Sosialisasi peratuan/kriteria PROPER masih kurang dilakukan kepada pihak industri, terutama terkait dengan kontrak dan perizinan
Perlu ditingkatkan intensitas sosialisi peratuan/kriteria PROPER.
Waktu sosialisasi kriteria PROPER berdekatan dengan waktu pelaksanaan inspeksi PROPER
Sosialisasi kriteria PROPER seharusnya dilaksanakan di awal tahun
Kriteria baru yang disosialisasikan berlaku surut
Peraturan Kriteria baru tidak berlaku surut. Berlaku pada periode berikutnya
Persepsi pengelolaan lingkungan setiap inspektor berbeda beda (tidak standar) Masih ditemukan perbedaan persepsi/pemahaman terhadap kriteria PROPER di antara pengawas baik di daerah maupun pusat.
Harus adanya keseragaman pemahaman setiap inspektor Perlu ada peningkatan /pemahaman yg sama ttg kriteria PROPER diantara Pemda dan KLH khususnya untuk pengawas/inspektur LH. Perlu ada peningkatan kapasitas (capacity building/kompetensi)
KETERANGAN
7
NO
ASPEK PENILAIAN
PERMASALAHAN/KENDALA
Informasi kedatangan/surat pemberitahuan masih terkendala secara teknis. Pada saat pelaksanaan inspeksi PROPER, tim pengawas ada yang tidak memperbolehkan perusahaan melaksanakan split sample, hal ini tidak sesuai dengan kriteria PerMenLH 6/2013 Pemahaman kriteria PROPER oleh inspector lapangan tidak seragam
Informasi kedatangan/surat dapat menggunakan email dan fax
Perlu dilakukan standarisasi pemahaman tim pengawas terhadap prosedur pelaksanaan inspeksi lapangan
Penyeragaman pemahaman inspector tentang kriteria PROPER
Data yang disampaikan tidak ditanggapi sehingga hasil akhir tidak ada perubahan peringkat
Proses sanggah yang masih “kaku”
KLH/BLH mempertimbangkan data yang disampaikan pada saat masa sanggah Sanggahan tidak hanya menyampaikan data (pengiriman dokumen) tetapi juga harus melakukan proses klarifikasi secara langsung (diskusi).
Waktu penyampaian sanggah terlalu pendek (satu minggu)
Ketika perusahaan melakukan proses sanggahan, tidak ada respon balik (feedback) status hasil sanggahan kepada perusahaan
5.
Sanggahan/Klarifikasi
USULAN PERBAIKAN SDM di daerah (LH kab./kota)
Proses sanggahan perlu dilengkapi dengan mekanisme tindak lanjut tambahan (untuk kesalahankesalahan tidak prinsip).
Perlu ada jeda waktu yang memadai antara rapot sementara dengan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan/temuan yang tidak terlalu prinsip.
KETERANGAN
8
NO
ASPEK PENILAIAN
PERMASALAHAN/KENDALA
6.
Penilaian Mandiri Asessment)
(Self
Perusahaan diberi informasi status hasil sanggahan Diusulkan menjadi 20 hari kerja
Waktu yang diberikan tidak cukup Nilai tidak disampaikan kepada perusahaan, sehingga industri yang kandidat hijau tidak tahu nilai terendahnya untuk memperbaiki dasar perbaikan Adanya ketidakjelasan informasi status diterima atau ditolaknya hasil sanggahan penilaian mandiri Waktu pengumuman yang terlalu lama untuk penilaian mandiri
Memberikan waktu yang cukup
Transparan dalam penilaian Perlu adanya kejelasan informasi status diterima atau ditolaknya hasil sanggahan penilaian mandiri
Diusulkan adanya waktu yang tepat untuk pengumuman penilaian mandiri
Adanya ketidaktahuan perusahaan terhadap update regulasi/ penilaian mandiri
Perlu adanya rutinitas updating regulasi dan penyampaian data untuk penilaian mandiri
Jadwal pelaksanaan self asessment secara keseluruhan informasinya tidak jelas dan tidak sesuai (penyampaian dokumen, raport sementara, dan feedback sanggahan)
Ditetapkan jadwal self asessment pada saat sosialisasi secara detail,jelas dan konsisten
Antara Penyiapan dokumen
Agar dipisahkan antara
Waktu sanggahan terlalu pendek (14 hari)
USULAN PERBAIKAN
KETERANGAN
9
NO
7.
ASPEK PENILAIAN
Penapisan Kandidat Hijau
PERMASALAHAN/KENDALA untuk Penilaian Mandiri (pentaatan peraturan untuk peringkat biru disampaikan bersamaan dengan dokumen penapisan kandidat hijau)
Agar ditambahkan kolom khusus data swapantau tanah dan air tanah
Tidak ada batasan harus 2 kali menjadi peringkat biru Terlalu singkatnya jangka waktu penapisan kandidat hijau antara pemberitahuan dengan pemasukan dokumen. Penetapan kandidat hijau, informasi dari Provinsi harus peringkat biru 3x berturutturut
Kalau sudah layak bisa masuk menjadi usulan kandidat hijau Perlu adanya pertimbangan waktu yang cukup antara pemberitahuan dengan pemasukan dokumen. Untuk kandidat hijau, tidak harus 3x biru berturut-turut
Banyak elemen pada kriteria PROPER Hijau (contoh : benchmarking, manager energy) yang tidak dapat diterapkan di industry sawit Syarat industry untuk menjadi kandidat Hijau minimal 3 (tiga) kali Biru sangat memberatkan industry
Kriteria disesuai yang dapat diterapkan / tidak pada industry sawit
Diberikan peluang pada industry yang baru 1(satu) kali Biru untuk diusulkan menjadi calon kandidat Hijau
Untuk sawit SA : Pada formulir PPA SA untuk data swapantau tanah dan air tanah tidak diakomodir
USULAN PERBAIKAN penyampaian dokumen penilaian mandiri peringkat Biru dengan dokumen penapisan kandidat Hijau karena jika perusahaan menjadi kandidat Hijau diminta menyampaikan kembali
KETERANGAN
10
NO 8.
9.
ASPEK PENILAIAN Penetapan Kandidat Hijau dan Emas
Pengumuman PROPER
PERMASALAHAN/KENDALA Kriteria/indikator antara sektor Manufaktur, PEM dan Agro harus dibedakan Khusus kandidat Hijau dan Emas dasar penetapan tidak jelas (penilaian industry dan evaluator berbeda jauh)
Untuk peringakat hitam dan merah tidak dipublikasi, karena akan menyangkut buyers
Ada jeda waktu yang lama antara pengumuman dan pemberian penghargaan
Harus ada transparansi dalam penetapan pembobotan peringkat Hijau dan Emas
Penghargaan CSR lingkungan yang dibuat KLH (deputi 6) dapat digunakan sebagai salah satu penilaian CSR di PROPER.
Untuk peringkat hitam dan merah hanya dilakukan lewat surat kepada industrinya
Hasil penilaian PROPER perlu diumumkan di Media nasional tetapi dengan catatan point 1 dan 9 sudah berjalan dengan baik. Rapot dan sertifikat diberikan bersamaan dengan pengumuman
Dokumentasi diperbaiki
USULAN PERBAIKAN KLH membuat kriteria yang berbeda untuk setiap sektor
KETERANGAN
KLH mengkoordinir pendokumentasian. Bentuk konkrit apresiasi perusahaan yang mendapat peringkat hijau dan emas (kemudahan izin,pengakuan penerapan SML dengan baik) Sistem pelaporan online dapat dijadikan nilai tambah untuk penilaian PROPER.
11
12