16 Juni 2010
FLS2N 2010Resmi Dibuka...1
Seni Jadi Inspirasi Siswa dalam Berkreasi dan Berinovasi...3
Geleri Foto FLS2N 2010....4
8Pak De Karwo
menabuh dug-dug didampingi Dirjen dan Sesditjen Mandikdasmen
P
embukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) ke tiga yang digelar di Kota Surabaya, akhirnya dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, SH. M. Hum., pada hari Selasa kemarin (15/06). “Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, FLS2N ini, atas nama Bapak Menteri Pendidikan Nasional, dengan resmi saya nyatakan dibuka,” tegas Soekarwo yang disambut gemuruh tepuk tangan para peserta dan undangan pada acara pembukaan FLS2N di Jatim International Expo, Jl Ahmad Yani, Surabaya. Setelah meresmikan pembukaan FLS2N, Gubernur yang akrab dipanggil Pak De Karwo ini menabuh dug-dug, didampingi Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Prof Suyanto, Ph. D., dan Sekretaris Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Dr. Bambang Indriyanto, serta diiringi barisan siswa-siswi yang berpakaian adat dari 33 provinsi di Indonesia. FLS2N Tumbuhkan Rasa Humanisme Dalam sambutannya, Pak de Karwo mengatakan bahwa FLS2N merupakan kegiatan yang bisa menumbuhkan rasa humanisme.
FLS2N 2010 Resmi Dibuka “Saya sependapat dengan Bapak Menteri yang disampaikan Bapak Dirjen bahwa, FLS2N yang bercirikan budaya adalah kegiatan yang sangat substantif dalam kehidupan anak-anak. ������������������������������ Karena seni yang merupakan bagian dari budaya, itu bisa memberikan rasa humanisme terhadap anak,” kata Pak De Karwo. Menurut Pak De Karwo, anak-anak yang memperoleh sentuhan seni dan budaya, akan menjadi manusia yang lebih baik dan mendekati sempurna. “Karena pada dasarnya, manusia itu terdiri dari dua hal mendasar; rasa dan rasio. Rasa mendorong spiritua-
berita utama lisme, dan budaya. Sementara rasionya mendorong ilmu pengetahuan dan tekhnologi,” kata Pak De Karwo. Seorang yang berpikir dan bertindak dengan rasa, acapkali akan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. Pak De Karwo mencontohkan Sastrawan Jawa bernama Ronggowarsito. Menurutnya, Ronggowarsito adalah sosok pujangga yang memiliki pemikiran jernih hingga bisa memprediksi akan hadirnya sebuah zaman yang disebut Zaman Edan. Zaman Edan adalah sebuah masa di mana manusia mengalami disorientasi hidup, dan cenderung berperilaku amoral. “Ronggowarsito menulis hal itu sekitar abad 15 Masehi. Dan sekarang ada buku yang membahas tentang Zaman Edan, yaitu The Great Desruption buah karya filosof Jepang, Yoshihiro Francis Fukuyama. Nah dari sini, jelas bahwa Ronggowarsito itu lebih cerdas,” jelas Pak De Karwo. Karena itu, tambah Pak De Karwo, kita harus menghargai pemikiran-pemikiran para ahli sastra yang mampu memprediksi dan menggambarkan
kondisi budaya sosial masyarakat. Etika Harus Diutamakan Di akhir sambutan, Pak De Karwo berpesan agar setiap peserta mengedepankan etika dalam setiap perlombaan. “Saya hanya berpesan, dalam festival dan lomba ini, tentu ada yang kalah dan menang. Coba belajar lebih bagus, lebih santun, dan lebih beretika dari pada kakak-kakak kita dan orangorang tua kita yang kalau kalah itu tidak pernah mengakui kekalahannya. Jadi harus legowo,” katanya. Dan setelah menghaturkan rasa terima kasih kepada Menteri Pendidikan Nasional dan Dirjen Mandikdasmen atas ditunjuknya Surabaya sebagai tuan rumah FLS2N, Pak De Karwo mengingatkan kepada para tamu undangan, khususnya ibu-ibu agar tak melupakan Surabaya karena banyak hal menarik yang bisa ditemui. Salah satunya adalah Pasar Tanggulangin, Sidoarjo, yang menyediakan tas kualitas expor dengan harga murah. “Burung pipit hinggap di daun lon-
tar, menjadi murid harus rajin belajar. Burung balang makan srikaya, kalau pulang ingat Surabaya,” kata Pak De Karwo disambut tepuk tangan para peserta FLS2N dan tamu undangan. Hadir dalam pembukaan ini; Istri Gubernur Jawa Timur, para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Anggota Komisi 10 DPR RI, Dirjen Mandikdasmen Kemdiknas, Sesditjen Mandikdasmen Kemdiknas, dan para pejabat eselon 2, 3 dan 4 di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, siswa-siswi peserta FLS2N dan para tamu undangan. (4D13) n
Dua Anggota Komisi X DPR RI Dukung FLS2N D
ua anggota DPR RI Komisi X yang hadir dalam acara pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Primus Yustisio dan Dedi Gumilar, kompak mendukung penyelenggaraan FLS2N, dan berjanji akan terus mendukung keberlanjutan kegiatan yang telah berusia tiga tahun ini “Alhamdulillah. Luar biasa. Oleh karena itu, saya bersama Mas Dedi Gumelar ini, sengaja datang ke sini. Padahal di Jakarta saat ini, kami ada rapat komisi. Namun kami menyempatkan hadir di sini, tidak lain dan tidak bukan untuk mendukung program ini,” kata Primus Yustisio, disambut tepuk tangan peserta Pembukaan FLS2N, Selasa pagi kemarin (15/06). Senada dengan Primus, Dedi Gu-
milar juga turut mendukung kegiatan yang mendorong bakat dan minat siswa dalam berkesenian ini. “Jadi, kami dari komisi X akan tetap mendorong dan memberikan rekomendasi politik serta anggaran untuk bagaimana peradaban ini bisa lebih baik ke depan,” tambah Dedi Gumilar, yang saat itu didaulat Gubernur Jawa Timur untuk maju ke depan bersama Primus Yustisio. Seni Haluskan Budi Menurut Dedi Gumilar, kesenian bukan hanya industri dan atau profesi, namun lebih dari itu, berkesenian adalah laku menghaluskan budi. “Kesenian juga merupakan media menghaluskan budi seseorang. Den-
Pengarah: Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Sekretaris Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Penanggung Jawab: Kepala Bagian Perencanaan Setditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemimpin Redaksi: Agus Haryanto. Tim Pengolah Data: Bambang Supriyanto, Mashuri, Budi Suprapto, Billy Antoro, Adib Minanurrochim, Alvin. Tim Peliput FLS2N 2010: Sudarmadi, Juju Surgana, Tora Akadira, Margo Subekti, Taryadi, Rubiyono Yuliarso, Dwi Riyanto, Syamsudin, Boyke Firman Hidayat, Ahmad Farihin, Aswan Ritonga, Sudarman, Ahmad Zaini Isa, M. Rizal, Sulaeman, Robert.
Be r it a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 2
gan budi yang halus, maka jiwa kita akan sehat dan karakter bangsa akan terbentuk menjadi bangsa yang jaya, memiliki daya saing di muka internasional,” jelas Dedi Gumilar yang di masa kecilnya pernah ikut lomba seni bernama Pekan Kesenian Sekolah Dasar, dan berhasil menjadi juara I tingkat kabupaten dalam Lomba Pembacaan Deklamasi. “Satu lagi, kalau seperti ini kegiatannya, komisi X DPR RI tidak segan-segan untuk mendorong anggaran yang lebih besar lagi untuk kesenian dan kebudayaan,” tambah Dedi Gumilar disambut gemuruh tepuk tangan para hadirin Pembukaan FLS2N. (4D13) n
Alamat Redaksi:
Bagian Perencanaan, Setditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 5, Senayan Jakarta Website: http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/
berita utama
T
iap seni dan kesenian yang dimiliki oleh suatu suku bangsa merupakan cerminan karakter dari suku bangsa tersebut. Di dalamnya terdapat kearifan lokal yang mengandung nilai luhur yang perlu dipertahankan keberlangsungannya. Hal tersebut dapat menjadi inspirasi bagi siswa dalam berkreasi dan berinovasi. “Oleh karena itu saya mendorong para siswa untuk meluangkan waktu memahami berbagai bentuk seni yang dimiliki oleh suku bangsa yang ada di Indonesia,” ujar Prof. Suyanto, Ph.D., Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional di Surabaya, Selasa (15/6). Suyanto menyampaikan hal demikian saat memberi sambutan pada pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2010 di Jatim International Expo, Surabaya, Jawa Timur. Ia mewakili Menteri Pendidikan Nasional yang tak dapat hadir lantaran menghadiri sidang kabinet di Jakarta. Seni, tambah Suyanto, merupakan bidang yang harus digeluti siswa. Sebab dengan belajar seni akan timbul harmoni dalam kehidupan. ”Oleh karena itu, para siswa, sekarang ini adalah kesempatan untuk berunjuk seni!” serunya. FLS2N juga dapat menjadi arena bagi siswa-siswi jenjang Taman Kanakkanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan untuk bersilaturahmi, mengenal satu sama lain. ”Dan ini diharapkan saling memperkaya pengalaman pribadi dan memperkuat kesadaran Bhineka Tunggal Ika,” tegas Suyanto. Acara akbar yang digelar ketiga kalinya ini juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk menunjukkan bakat-bakat seninya. Bakat ini, jelas Suyanto, perlu dipupuk sejak dini agar seni menjadi bagian dari kehidupan siswa. Dalam dunia pendidikan prestasi seni sama pentingnya dengan prestasi akademis dan bidang lainnya. Para siswa yang mempunyai minat dan bakat di bidang seni perlu untuk diberikan arena dari tingkat sekolah sampai dengan nasional. ”Dengan demikian penyelenggaraan lomba dan festival dapat dijadikan sebagai arena untuk unjuk keterampilan,” ucap Suyanto.
Seni Jadi Inspirasi Siswa dalam Berkreasi dan Berinovasi Rangkaian Hardiknas Sementara itu Sekretaris Ditjen Mandikdasmen Dr. Bambang Indriyanto, dalam laporannya, mengatakan bahwa FLS2N merupakan rangkaian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pesertanya merupakan para jawara seni yang telah lolos seleksi dari tingkat sekolah hingga provinsi berjumlah 2.195 siswa. Jumlah itu termasuk enam siswa Indonesia yang belajar di Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) dari Bangkok dan Moskow. “Berdasarkan jumlah tersebut, porsi siswa yang paling banyak dari SMP 31,57%, SMA 27,0%, SMK 21,82%, SLB 9,2%, TK dan SD 10,25%. Secara umum cabang seni yang dilombakan ada lima kategori, yaitu seni sastra, seni lukis, seni suara, dan seni kriya. Cabang-cabang seni yang termasuk kategori lomba maupun festival akan memilih peserta terbaik. “Namun bedanya, peserta terbaik dalam lomba disebut juara, sementara peserta terbaik dalam festival disebut best perfor-
Be r i t a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 3
mance,” jelasnya. “Pada kategori lomba, peserta terbaik bersifat indvidual sedangkan pada festival peserta terbaik bersifat kelompok.” Medali yang akan diperebutkan dalam FLS2N ini terdiri dari medali emas, perak, dan perunggu. Provinsi yang memperoleh medali emas paling banyak akan menjadi juara umum dan berhak memperoleh piala bergilir dari Menteri Pendidikan Nasional. Dan tahun lalu, tambah Bambang Indriyanto, Provinsi Jawa Barat menjadi juara umum. Kendati dalam suasana kompetisi tiap daerah berupaya keras menampilkan kemampuan terbaiknya, namun nilai-nilai kebaikan haruslah tetap dijaga. “Apapun upaya yang dilakukan oleh masing-masing peserta dari tiap provinsi, namun baik peserta maupun juri telah sepakat untuk menjadikan FLS2N tahun ini dan seterusnya sebagai arena festival dan lomba yang fair, sportif, serta kompetitif,” ujarnya. (BILL) n
Be r it a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 4
Be r i t a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 5
profil siswa
Steven & Iron: Kami Optimis Juara! D
ua lelaki berambut keriting dengan wajah nyaris sama itu, asyik duduk-duduk di depan gedung Jatim International Expo. Mereka bergabung dengan kawan-kawannya yang mengenakan topi dengan aksesoris bulu warna-warni. Sorot mata keduanya memancarkan optimisme, keinginan kuat menjadi seorang juara. Mereka adalah Steven Bredabu dan Iron Bredabu, siswa kelas I SMAN 4 Kota Jayapura, Papua. “Target kami adalah menang. Kami jauh-jauh datang, percuma bila tak menang,” kata Steven Bredabu, yang diamini saudara kembarnya, Iron Bredabu, Selasa pagi kemarin (15/06) Steven dan Iron adalah peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) ketiga yang digelar di Kota Surabaya. Setelah mengikuti seleksi ketat mulai tingkat antarsekolah, kota/ kabupaten, dan provinsi, akhirnya mereka terpilih sebagai delegasi Provinsi Papua untuk Festival Seni Tari Berpasangan. Di pagi itu, mereka datang untuk mengikuti pembukaan FLS2N. “Kami yakin menang karena persiapan kami sudah sangat matang. Kami akan membawakan Seni Tari Berpasangan Tobati Enggros,” kata Iron dan Steven, yang baru kali ini mengikuti FLS2N. Iron dan Steven yakin menang karena beberapa alasan. Selain persiapan yang baik, menurut Iron dan Steven, Tari Tobati Enggros yang akan mereka bawakan merupakan tarian yang unik dan menarik. “Tari ini berasal dari daerah bernama Tobati Enggros, sebuah daerah yang berada di Kota Jayapura,” sambung Ibu Edit, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Jayapura, yang berada di samping Iron dan Steven. Menurut Edit, Tobati Enggros bisa
8Iron Bredabu, Ibu Edit dan Steven menjadi tarian, bermula dari sebuah cerita. Konon, pada zaman dahulu kala ada dua buah patung bernama Mambo dan Simbo. Dua patung ini kemudian dianugerahi kehidupan oleh Sang Maha Kuasa. Namun ternyata, dalam kehidupan mereka sebagai manusia, mereka seringkali melanggar norma. Mereka suka berperang, bermusuhan dengan manusia lain dan lain sebagainya. Karena ulah mereka ini, akhirnya Mambo dan Simbo dikemblaikan lagi menjadi patung. “Jadi, nanti bentuk tariannya bermula dari patung, selanjutnya ada tarian-tarian, dan akhirnya kembali lagi jadi patung,” jelas Edit.
Be r it a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 6
Bredabu
Selain itu, menurut Edit, Tari Tobati Enggros ini ada unsur kreasinya. “Namun bukan seperti tarian dalam lagu Sajojo yang ada di iklan itu, kami memodifikasinya dengan unsur gerakan-gerakan tari asli Papua,” tambah Steven dan Iron yang mengaku senang mengikuti FLS2N, karena bisa berteman dengan kawan-kawan dari pelbagai daerah di Indonesia. Bagaimana wujud tarian mereka? Kita bisa menyaksikan kemampuan mereka mulai nanti pagi pukul 08.WIB di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. (4D13) n
fls2n today
Be r i t a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 7
08.00 – 17.00 Pelaksanaan Lomba Seni Karawitan, Seni Juri, Panitia Balai Pemuda Pedalangan, Seni Teater, Seni Tari, Desain Komunikasi Visual, Film 08.00 – 17.00 Pelaksanaan Lomba Seni Musik non Klasik Juri, Panitia Taman Bungkul
Be r it a FLS 2N / 16 J u n i 2010 / 8