Farmaka Volume 4 Nomor 3
1
REVIEW: DISINTEGRAN DAPAT MENINGKATKAN KINERJA TABLET ORODISPERSIBEL (ODT) SEBAGAI NEW DRUG DELIVERY SYSTEM (NDDS)
Resa Handayani*, Marline Abdasah Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor, Sumedang 45363 email:
[email protected] Abstrak Untuk mencegah disfagia dan meningkatkan kepatuhan pasien, tablet orodispersibel (ODT) diperkenalkan sebagai Drug Delivery
System (DDS) oral yang dikembangkan dengan
penambahan disintegran untuk memberikan efek disintegrasi ketika kontak dengan sekresi air liur di mulut. Pada review kali ini dibahas tentang pengaruh perbedaan disintegran yang ditambahkan pada formulasi beberapa obat terhadap kinerja ODT dengan mengukur waktu hancur dengan disintegration tester dan laju disolusinya dengan dissolution tester. Hasilnya adalah disintegran yang berbeda dapat meningkatkan waktu hancur dan laju disolusi tablet ODT. Hal ini dipengaruhi oleh mekanisme kerja dari tiap disintegran, sifat fisikokimia zat aktif dan kompatibilitas dengan eksipien lainnya. Kata Kunci: ODT, NDDS Oral, disintegran, waktu hancur, laju disolusi Abstract To prevent dysphagia and improve patient adherence, orodispersibel tablet (ODT) was introduced as a Drug Delivery System (DDS) Oral developed with the addition of disintegrant to give the effect of disintegrating upon contact with the secretion of saliva in the mouth. In this review are discussed about the effects of different disintegrant are added to the formulation of some drugs against ODT performance by measuring the time destroyed by disintegration tester and the rate of dissolution with the dissolution tester. The result is a different disintegrant can increase disintegration time and dissolution rate ODT tablets. This is influenced by the
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
2
mechanism of action of each disintegrant, the physicochemical properties of the active substance and compatibility with other excipients. Keywords: ODT, NDDS Oral, disintegrant, disintegration time, dissolution rate
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
3
al.,2016; Reddy et al., 2010). Sekarang ini
Pendahuluan Pemberian obat yang diberikan secara
banyak cara untuk merancang sistem
oral masih dianggap sebagai sistem standar
penghantaran obat dan penerimaan pasien
dalam bidang farmasi dan masih dianggap
maksimum dalam pediatri dan kelompok
paling aman, metode yang mudah dan
geriatri (Hannan et al.,2016). Banyak karya
metode
yang
inovatif yang dilakukan pada pemberian
memberikan rute terbaik untuk kepatuhan
obat oral lebih disukai karena kemudahan
pasien (Parul et al., 2012), namun tablet dan
administrasi,
kapsul memiliki kelemahan umum yaitu
pengobatan diri dan metode non-invasif
bagi individu yang memiliki kesulitan
menyebabkan kepatuhan pasien meningkat.
adminsitrasi
ekonomis
dalam menelan menyebabkan kurangnya kepatuhan
khususnya
pasien
geriatri
Untuk
biaya
terapi
mencegah
disfagia
efektif,
dan
meningkatkan kepatuhan pasien, tablet
(Hannan et al.,2016). Telah dilaporkan
orodispersibel
(ODT)
bahwa disfagia (kesulitan menelan) di
sebagai Drug Delivery System (DDS) oral,
antara semua kelompok usia dan lebih
yang dirancang untuk hancur di mulut tanpa
spesifik pada anak, populasi geriatri dan
bantuan air (Battu et al., 2007; Bhardwa et
pasien dengan komplikasi mual, muntah,
al., 2010). Hal ini menguntukan dalam
dan mabuk (Priyanka dan Vandana, 2013).
kondisi seperti di mana air tidak tersedia,
Pemberian obat oral konvensional hadir
atau dilarang minum seperti sebelum
dengan pelepasan cepat yang dapat hilang
operasi, di kinetosis, saat batuk karena
seperti tanpa menghasilkan efek yang
stimulasi neurologis atau infeksi dada.
diinginkan karena keberadaan makanan, pH
Metode yang berbeda untuk memproduksi
lambung, degradasi enzimatik, perubahan
tablet
motilitas GIT dan sebagainya, memberikan
memberikan
tidak cukup waktu untuk diserap (Hannan et
bentuk sediaan karena adanya kontak
orodispersibel
diperkenalkan
dengan
disintegrasi
cepat
tujuan untuk
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
dengan
air
4
liur
dengan
perasaan
yang
paling
penting
karena
dapat
pemecahan
dari
bentuk
menyenangkan (Bhardwa et al., 2010).
menentukan
ODT juga disebut sebagai tablet larut
sediaan menjadi fragmen kecil pada saat
mulut, meleleh dalam mulut, melarutkan
absorpsi dan memungkinkan terjadinya
cepat, cepat mencair atau tablet berpori
disolusi obat (Bhardwa et al., 2010).
(Parul et al., 2012; Hannan et al.,2016).
Penggunaan berbagai pengikat dan super
Waktu
tablet
dapat mempengaruhi waktu hancur dan laju
orodispersible terdispers adalah kurang dari
disolusi (pelepasan obat) (Hari et al., 2012).
satu
menit.
terbaik
untuk
Sebagian
waktu
Oleh karena itu, pada review kali ini
disintegrasi bervariasi dari 5 sampai 30
akan dibahas tentang pengaruh perbedaan
detik (Hannan et al.,2016). Berbagai teknik
disintegran
yang digunakan dalam penyusunan tablet
formulasi beberapa obat terhadap kinerja
orodispersibel
molding,
dari tablet orodispersibel (ODT) sebagai
kompresi langsung, liofilisasi, granulasi
New Drugs Delivery System (NDDS)
basah, ekstrusi masa (Hannan et al.,2016;
dengan melihat parameter waktu hancur
Hari et al., 2012). Dalam review kali ini,
dan laju disolusinya.
adalah
besar
teknik
yang
ditambahkan
pada
dibahas metode granulasi basah adalah proses yang membantu dalam mengurangi masalah kompresibilitas dan daya alir dalam formulasi (Hari et al., 2012). ODT
dikembangkan
Diskusi Pada beberapa hasil penelitian dilakukan pembuatan tablet dari beberapa zat aktif
dengan
(olopatadin HCl, parasetamol, cetirizin,
penambahan disintegran untuk memberikan
karbamazepin, natrium diklofenak, dan
efek disintegrasi ketika kontak dengan air
glimepirid) dengan metode granulasi basah
atau sekresi air liur. Di antara eksipien
dan kemudian di evaluasi hasilnya untuk
tablet, disintegran sering dianggap sebagai
melihat pengaruh penambahan disintegran Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
5
yang berbeda baik secara intragranular,
ditambahkan ke eksipien lain sebelum
ekstragranular atau intra dan ekstragranular
membasahi serbuk dengan cairan granulasi.
pada tiap formulasi terhadap waktu hancur
Dengan demikian, disintegran tergabung
dan profil disolusi secara in vitro.
dalam butiran. Ekstragranular umumnya
Metode granulasi basah adalah metode
dilakukan
sebelum
metode
dengan mengikat serbuk dengan perekat,
ditambahkan ke butiran kering selama
bukan
ini
pencampuran dan sebelum dikompers. Intra
menggunakan larutan, suspensi, atau bubur
dan Ekstragranular juga disebut sebagai
yang mengandung pengikat, yang biasanya
pencampuran
ditambahkan ke dalam campuran serbuk.
disintegran. Dalam hal ini bagian dari
Setelah proses ini selesai, massa basah
disintegran ditambahkan ke intragranules
digiling
untuk
dan bagian untuk ekstragranul. Disintegran
basah
dibagi menjadi dua bagian. Satu porsi
biasanya dikeringkan selama 8-24 jam.
ditambahkan sebelum pembentukan granul
Butiran
kemudian
(intra) dan sisanya sebagian ditambahkan
dicampur dengan bahan pengisi tambahan
ke butiran (tambahan) dengan pencampuran
ke
sebelum kompresi. Metode ini dapat lebih
pemadatan.
dan
menghasilkan
dikeringkan butiran.
yang
dalam
Teknik
tablet
Massa
dihasilkan
sebelum
dikompres
(Priyanka dan Vandana, 2013).
secara
dan
eksternal
ekstragranular
digunakan,
sebagian
(IG),
ekstragranular memecah tablet menjadi
ekstragranular (EG) atau penggabungan
butiran dan butiran hancur oleh sebagian
keduanya (IG/EG) (Sekar and Chellan,
intragranular untuk melepaskan zat obat
2008). Intragranular yaitu dalam metode
dalam larutan (Priyanka dan Vandana,
granulasi
2013).
basah,
intragranular
internal
disintegran
efektif. Jika kedua metode intragranular dan
Mode penambahan disintegran ada 3, yaitu
basah
Dalam
pembuatan tablet yang membentuk butiran
oleh
granulasi
kompresi.
disintegran
yang
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
6
Evaluasi kinerja tablet, yaitu mengukur
menghitung konsentrasi pelepasan zat aktif
waktu hancur dan laju disolusi in vitro. Uji
dengan memasukkan nilai absorbansi 5
waktu
penelitian
sampel pada tiap interval waktu 0, 5, 10, 15,
menggunakan disintegration tester dengan
30, 45 dan 60 menit yang diukur dengan
cara 6 tablet diukur waktu hancurnya dalam
spektrofotometer
900 mL aquades 37oC. Uji disolusi pada
gelombang maksimum zat aktif tersebut
tiap penelitian dilakukan secara in vitro
pada persamaan garis linier kurva baku dan
menggunakan dissolution tester dengan
dibandingkan konsentrasi awal (Hari et al.,
metode
hancur
pada
berdasarkan
tercantum
dalam
tiap
UV
pada
panjang
ketentuan
yang
2012; Rajendran et al., 2011; Veerreddy et
United
State
al., 2012; Rahman et al., 2011; Preetha et al.,
Pharmacopeia (USP) baik tipe I (metode
2008).
keranjang) atau tipe II (metode dayung)
Setiap formula tablet dengan disintegran
dengan medium tertenu. Kemudian dibuat
yang berbeda memiliki waktu hancur dan
grafik profil disolusi antara interval waktu
profil disolusi yang berbeda. Hal ini dapat
terhadap % disolusi zat aktif. Untuk
ditunjukkan dengan data sebagai berikut.
menentukan %
disolusi
dengan
cara
Tabel 1. Hasil evaluasi waktu hancur dan uji disolusi in vitro tiap tablet Evaluasi Zat aktif
Olopatadin HCl Parasetamol
Parasetamol
Disintegran
SSG CCS CP Pati sitrat pati fosfat SSG CP SSG Na CMC
Mode Waktu Penambahan hancur (menit) IG/EG IG/EG IG/EG IG IG IG IG EG IG EG IG EG
0,47 0,49 0,89 1,30 1,13 1,09 4.07 3.93 5.9 6.2 12.11 10.22
Uji Sumber disolusi in vitro (menit/%) 60/98.92 Rajendran 60/98.47 et al., 45/99.35 2011 Gambar 2a 19.430/80 18.647/80 58.447/80 47.424/80 74.041/80 72.492/80
Veerreddy et al., 2012
Rahman et al., 2011
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
7 CCS
SSG Parasetamol PolyplasdonXL Polyplasdon XL-10 Cetirizin
Pati sitrat pati fosfat SSG CCS SSG
Cetirizin Polyplasdon XL Polyplasdon XL-10 Natrium diklofenak
Pati sitrat pati fosfat SSG CCS
SSG
EG IG EG/IG EG IG EG/IG EG IG EG/IG EG IG EG/IG IG IG IG EG IG EG/IG EG IG EG/IG EG IG EG/IG EG IG EG/IG IG IG IG
4,8 6 5,2 4,2 4,8 4,3 3,6 3,9 3,4 3,2 4,1 3,6 0,58 0,55 0,37 5,5 6,5 6,2 5,4 5,2 6,1 3,9 3,4 3,8 4,6 4,9 5,2 1,38 1,33 1,16
EG
3,0
IG
3,2
EG/IG
3,5
EG
4,4
IG
4,8
EG/IG
4,2
Karbamazepin Polyplasdon XL
Polyplasdon XL-10
Glimepirid
CCS SSG CP
EG
3,4
IG
3,6
EG/IG
3,2
EG
1,3
IG
1,5
EG/IG
0,9
IG IG IG
1,02 0,98 1,05
Gambar
Preetha et al., 2008
Gambar
Veerreddy et al., 2012
Gambar
Preetha et al., 2008
2c
3a
3b
Gambar 4
Veerreddy et al., 2012
Gambar 5
Preetha et al., 2008
60/91,7 60/94,7 60/89,1
Hari et al., 2012
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
8
Keterangan: Sodium Starch Glycolate (SSG), Croscarmellose sodium (CCS), Crospovidone (CP), Sodium carboxymethylcellulose (Na CMC), Intragranular (IG), Ekstragranular (EG), Intra dan Ekstragranular (IG/EG). Disintegran adalah zat atau campuran zat ODT adalah tablet yang dapat terdispersi
yang ditambahkan ke dalam formulasi obat
atau hancur ketika kontak dengan air liur
yang
dengan pelepasan zat aktif, memberikan
disintegrasi tablet atau konten kapsul
bioavailabilitas
maksimal
menjadi partikel yang lebih kecil yang larut
sediaan
lebih cepat dibandingkan dengan tidak
obat
yang
dibandingkan
dengan
konvensional
(Hannan
bentuk et
al.,2016).
memfasilitasi
adanya
disintegran.
pemecahan
Disintegran
atau
dapat
Bioavailabilitas obat akan naik karena
ditambahkan ke dalam formulasi baik
penyerapan oral dan pregastrik, mengurangi
secara intragranular, ekstragranular atau
metabolisme pertama di saluran pencernaan
intra dan ekstragranular (Rahman et al.,
(Bhowmik et al., 2009). Sifat terdispersi ini
2011). Di antara eksipien tablet, disintegran
diperoleh dengan penambahan super untuk
sering dianggap sebagai yang paling
bentuk sediaan, dengan melepaskan obat
penting
dalam
meningkatkan
pemecahan dari bentuk sediaan menjadi
bioavailabilitas (Masareddy et al., 2009).
fragmen kecil pada saat absorpsi, untuk
Tiga
memungkinkan terjadinya disolusi obat
mulut
metode
yang
yang
berbeda
untuk
penambahan disintegran yang digunakan,
(Moreton,
yaitu
dikaitkan
intra
ekstragranular
granular
(dalam
(penambahan
granul),
karena
2008). dengan
dapat
Selain
menentukan
itu,
sering
mempromosikan
setelah
penetrasi kelembaban ke dalam matriks
granulasi) dan kombinasi kedua proses
tablet untuk memulai proses disintegrasi.
(Sekar and Chellan, 2008). Penggunaan
Proses disintegrasi mekanis dapat dibagi
berbagai
dapat
menjadi 2 tahap pemecahan menjadi
mempengaruhi waktu hancur dan laju
agregat kasar dan berikutnya menjadi
pengikat
dan
super
disolusi (pelepasan obat) (Hari et al., 2012). Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
9
partikel primer halus (Quodbach and
tablet
Kleinebudde, 2014).
menghasilkan ekspansi volume yang cepat
Pada pembuatan tablet olopatadin HCl dengan
metode
granulasi
basah
melaului
serta
kapiler
tekanan
menghasilkan
dan
untuk
hidrostatik
tablet
hancur.
yang Disolusi
menggunakan disintegran yang berbeda
penting untuk obat yang akan diserap
dengan mode penamabahan intragranular
melalui
dan ekstragarnular menunjukkan perbedaan
sirkulasi sistemik untuk keberhasilan terapi.
terhadap waktu hancur dan laju disolusinya.
Profil disolusi dilakukan pada medium
Selain itu, diamati bahwa karakteristik
dapar pH 1,2. Meskipun CP, CCS dan SSG
fisiko-kimia
istirahat,
digunakan untuk menyediakan fungsi yang
dan
sama dalam formulasi, namun berbeda
keseragaman bobot dengan analisis DSC
dalam struktur kimia, morfologi partikel
tidak signifikan dipengaruhi oleh baik
dan sifat serbuknya. Perbandingan disolusi
disintegran atau eksipien lain.
antara
kekerasan,
seperti
sudut
kompresibilitas,
yang
membran biologis
formulasi
ke
menunjukkan
formulasi
sangat efisien pada tingkat konsentrasi
menghasilkan laju disolusi dari olopatadin
rendah (2-5 b/b %) dalam formulasi tablet
HCl lebih cepat dalam waktu yang lebih
untuk memfasilitasi tingkat dan luasnya
singkat (45 menit) (Gambar 1). Hal ini
disintegrasi tablet. Pada disintegran CP
menunjukkan bahwa ketiga disintegran
menunjukkan waktu hancur yang relatif
(SSG, CCS, CP) tampaknya mempengaruhi
lebih cepat dari CCS dan SSG. CP yang
laju
padat merupakan homopolimer silang dari
(Rajendran et al., 2011).
2-Pyrrolidone
yang
disolusi
mengandung
bahwa
digunakan adalah CP, CCS, dan SSG yang
N-vinil
yang
dalam
obat
olopatadin
CP
HCl
memiliki
Pada pembuatan tablet parasetamol
partikel berpori memungkinkan untuk
ditambahkan disintegran secara EG, IG
dengan cepat menyerap cairan ke dalam
menunjukkan bahwa tablet dengan CP Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
10
menunjukkan sedikit perbedaan pada waktu
Tablet
yang
diformulasikan
hancur, sedangkan terjadi peningkatan
menggunakan pati sitrat dan pati fosfat
waktu hancur meningkat untuk tablet yang
sebagai disintegran yang berkualitas baik
mengandung Na-CMC dan SSG ketika
berkaitan dengan variasi berat, kekerasan,
ditambahkan
kerapuhan, dan kandungan obat, namun
IG
atau
EG.
Na-CMC
menunjukkan waktu hancur terlama.
waktu hancur lebih lama dibandingkan
Tablet yang diformulasikan dengan CP
dengan SSG (Sekar and Chellan, 2008).
memiliki waktu hancur lebih lebih cepat
Polyplasdone
dan partikel seragam halus, sedangkan
menunjukkan waktu hancur relatif lebih
tablet yang diformulasikan dengan Na-MC
cepat dari CCS dan SSG dan mode
dan SSG waktu hancur lebih lama dan
penambahan disintegran tampaknya tidak
partikel
yang
banyak berpengaruh pada waktu hancur.
mengandung Na-CMC dan SSG tampak
Polyplasdon merupakan homopolimer yang
mengembang. Tablet dengan CCS, Na-
padat silang dari N-vinil-2-Pirolidon yang
CMC dan SSG menunjukkan mengembang
memiliki
yang luar biasa sebelum disintegrasi
memungkinkan dengan cepat menyerap
(Rahman et al., 2011).
cairan ke dalam tablet dengan tindakan
lebih
kasar.
Tablet
% Disolusi
morfologi
dan
partikel
XL-10)
berpori
kapiler dan untuk menghasilkan ekspansi
Profil Disolusi Olopatadin HCl 120 100 80 60 40 20 0
(XL
volume yang cepat dan tekanan hidrostatik CCS
untuk menghasilkan tablet disintegrasi
SSG CP
0
20
40
60
Waktu (menit)
(Preetha et al., 2008). Profil disolusi parasetamol dalam grafik (Gambar
Gambar 1. Perbandingan % profil disolusi olopatadin HCl pada medium dapar pH 1,2 (Rajendran et al., 2011)
2).
Parameter
disolusi
menunjukkan laju disolusi yang cepat pada formulasi tablet yang menggunakan pati Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
11
sitrat dan pati fosfat sebagai disintegran yang setara dengan SSG (Gambar 2a). Oleh karena itu pati sitrat dan pati fosfat adalah
(c) Gambar 2. Perbandingan % profil disolusi parasetamol pada medium dapar posfat, (a) pH 7.8 (Veerreddy et al., 2012), (b) pH 5.8 (Rahman et al., 2011) (c) pH 5.8 (Preetha et al., 2008)
pilihan ekonomis dan lebih baik untuk penggunaan
disintegran
komersial Disintegran
(Veerreddy et al., 2012).
CP
lebih
unggul
dibandingkan dengan SSG dan Na-CMC untuk obat paasetamol dan secara umum penggabungan ekstragranular tampaknya mendukung
disolusi.
Formulasi
tablet
parasetamol yang mengandung CP baik intragranular
dan
ekstragranular
(a) menunjukkan laju disolusi yang baik yaitu
Waktu (menit)
Profil Disolusi Parasetamol 80 70 60 50 40 30 20 10 0
CP (IG) CP (EG) SSG (IG) SSG (EG) Na CMC (IG)
0
25
50
75
T80%
selama
18.647-19.430
menit,
sedangkan formulasi yang mengandung SSG dan Na-CMC dengan intragranular menunjukkan waktu pelepasan obat lebih
Na CMC (EG)
100
lama daripada yang ekstragranular (Gambar
% Disolusi
2b) (Rahman et al., 2011). Dengan (b)
penambahan polyplasdone XL dan XL-10
Waktu (menit)
Profil Disolusi Parasetamol T80%
mencapai
disolusi
lebih
cepat
dari
20
parasetamol jika dibandingkan dengan CCS
15 10 5
dan SSG. Pelepasan parasetamol dari tablet
0 CCS
SSG
Polyplasdon Polyplasdon XL XL-10
yang mengandung polyplasdone XL dan
Desintegran EG
IG
EG/IG
XL-10 tidak terpengaruh oleh mode Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
12
penambahan (intragranular, ekstragranular
(a)
atau intra dan ekstragranular). Namun, SSG
ekstragranular
memiliki
Waktu (menit)
dalam
Profil Disolusi Cetirizine T80%
pengaruh disolusi lebih cepat (Gambar 2c) (Preetha et al., 2008).
50 40 30 20 10 0 CCS
SSG
Polyplasdon Polyplasdon XL XL-10
Desintegran
Pada tablet cetirizin yang diformulasikan EG
menggunakan SSG memiliki waktu hancur
IG
EG/IG
(b)
yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pati sitrat dan pati fosfat sebagai disintegran
Gambar 3. Profil % Disolusi Cetirizin (a) pada medium HCl 0,2 M (Moreton, 2008) (b) pada medium air (Preetha et al.,
modifikasi pati (Veerreddy et al., 2012).
2008)
Disintegran Polyplasdon XL dengan mode Pada pengujian disolusi tablet cetirizin penambahan
intragranul
yang pada formulasi yang menggunakan pati
diformulasikan
pada
tablet
cetirizin sitrat dan pati fosfat sebagai disintegran
menghasilkan waktu hancur yang paling menghasilkan laju disolusi yang relatif cepat dibandingkan dengan polyplasdon lebih cepat daripada SSG meskipun tidak XL-10, CCS, dan SSG. Mode penambahn signfikan (Gambar 3a) (Veerreddy et al., tidak
memiliki
pengaruh
signifikan 2012). Dengan penambahan polyplasdon,
terhadap waktu hancur, karena relatif sama terutama polyplasdon XL disolusi cetirizin antar mode penambahan tiap disintegran meningkat
signifikan
dan
mode
(Preetha et al., 2008). penambahan tampaknya tidak memiliki efek
pada
tablet
yang
mengandung
Polyplasdon. Namun, dengan CCS dan SSG, selain ektragranular mengakibatkan disolusi relatif lebih cepat. Penyebab Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
13
signifikan pelepasan obat dari tablet yang
dibandingkan dengan SSG walapun tidak
mengandung CCS dan SSG dapat dikaitkan
sginifikan. Penambahan disintegran pati
dengan interaksi ionik antara cetirizin, yang
sitrat dan pati fosfat pada tablet natrium
kationik di alam dan disintegran ini, yang
diklofenak menghasilkan laju disolusi yang
anionik di alam (Gambar 3b) (Veerreddy et
relatif lebih cepat daripada SSG walapun
al.,
dengan
tidak sginifikan. Penambahan disintegran
penelitian lainnya dimana dalam obat:
pati sitrat dan pati fosfat pada tablet natrium
interaksi eksipien diamati untuk cetirizin
diklofenak menghasilkan laju disolusi yang
(terutama dengan CCS dan SSG) dalam air
relatif lebih cepat daripada SSG meskipun
karena lebih sedikit ion lawan yang hadir di
tidak signfikan (Gambar 4) (Veerreddy et
dalam air (Balasubramanian et al., 2008).
al., 2012).
2012).
Hasilnya
sesuai
Waktu (menit)
Profil Disolusi Karbamazepin T80% 60 50 40 30 20 10 0 CCS
SSG
Polyplasdon XL Polyplasdon XL10
Desintegran EG
Gambar 4. Profil % Disolusi natrium diklofenak pada medium dapar fosfat pH 6,8 (Veerreddy et al., 2012)
Tablet
Narium
diformulasikan
diklofenak
dengan
IG
EG/IG
Gambar 5. Profil % Disolusi Karbamazepin pada medium air dengan 1% SLS (Preetha et al., 2008)
yang
penambahan
Pada formulasi tablet karbamazepin
disintegran modifikasi pati yaitu pati sitrat
dengan
penambahan
dan pati fosfat menghasilkan tablet dengan
polyplasdon
waktu hancur cepat namun lebih lambat jika
polyplasdon XL-10) menghasilkan waktu
(polyplasdon
disintegran XL
dan
hancur paling cepat dibandingkan dengan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
CCS
dan
14
SSG.
Mode
penambahan
disintegran tidak banyak berpengaruh pada
Gambar 6. Profil % Disolusi Glimepirid pada medium dapar fosfat pH 6,8 9
waktu hancur, namun tablet yang yang mengandung
10
Penambahan disintegran SSG pada
menunjukkan disintegrasi yang paling cepat
formulasi tablet glimepirid menghasilkan
dibandingkan dengan disintegran lainnya,
tablet dengan waktu hancur dan laju
terutama pada mode penambahan intra dan
disolusi (Gambar 6) paling cepat jika
ekstragranular.
dibandingkan dengan CCS dan CP (Hari et
mampu
polyplasdon
XL-
Polyplasdone
XL-10
meningkatkan
disolusi
al., 2012).
karbamazepin. Itu sangat efektif ketika
Dengan demikian, setiap formula tablet
merata di dua mode fasa penambahan (intra
yang ditambahkan dengan disintegran yang
dan
ekstragranular).
disintegran
lainnya
penambahan
Namun,
pada
berbeda dapat menghasilkan waktu hancur
dengan
mode
dan laju disolusi yang berbeda pula.
ekstragranular
menguntungkan.
Ketika
adalah
Pemilihan
jenis
disintegran
yang
digunakan
disesuaikan dengan sifat dari zat aktif dan
intragranular, CCS gagal mencapai 80%
kompatibilitas dengan eksipien lainnya
pelepasan obat selama periode penelitian
dapat meningkatkan waktu hancur dan laju
(Gambar 5) (Preetha et al., 2008).
disolusinya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari tablet orodispersibel (ODT)
Profil Disolusi Glimepirid
sebagai
% Disolusi
120
New
Drug Delivery System
100 80 60
CCS
(NDDS) oral yang dapat pula menjadi
40 20
SSG
0
CP
0
20
40
Waktu (menit)
60
solusi bagi pasien yang sulit menelan dan untuk meningkatkan kepatuhan.
Simpulan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
15
Disintegran yang berbeda dapat dapat meningkatkan orodispersibel
kinerja (ODT)
dari
tablet
dengan
adanya
dengan
penelitian,
kepenulisan
(authorship), dan atau publikasi artikel ini.
peningkatan terhadap waktu hancur dan laju
Daftar Pustaka
disolusinya. Tablet orodispersibel (ODT)
Balasubramaniam,J., Bindu K.V. U, Rao D.
sebagai
New
Drug Delivery System
Ray, R. Haldar and Brzeczko, A. W.
(NDDS) Oral dapat menjadi solusi bagi
2008. Effect of superts on dissolution of
pasien yang sulit menelan dan dapat
cationic drugs. Disso. Technol. 15: 21-
meningkatkan kepatuhan.
26. Battu,S.K,Michael A., Repka Madhusudan R. Y. 2007. Formulation and Evaluation
Ucapan Terima Kasih Penulis kepada
mengucapkan
Fakultas
Farmasi
terimakasih
of Rapidly Disintegrating Fenoverine
Universitas
Tablets
Effect
of
Superts,
Padjadjaran, para dosen Mata Kuliah
Development
and
Metodelogi dan Penelitian dan Ibu Marline
Pharmacy.33:1225–1232.
Drug
Industrial
Abdasah sebagai dosen pembimbing, orang
Bhardwa, V., Bansal M. Sharma P.K.2010.
tua serta rekan-rekan mahasiswa Farmasi
Formulation and Evaluation of Fast
yang telah memfasilitasi, membimbing,
Dissolving
mendukung
Besylate Using Different Super ts and
dan
membantu
dalam
Tablets
as
of
Amlodipine
menyelesaikan penyusunan dan publikasi
Camphor
Sublimating
Agent.
artikel review ini.
American-Eurasian Journal of Scientific Research.5 (4): 264-269. Bhowmik,D.,Chiranjib B., Pankaj. 2009.
Konflik Kepentingan Seluruh terdapat
penulis potensi
menyatakan konflik
tidak
kepentingan
Fast dissolving tablet: An overview. J Chem Pharm Res.1:163-77. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
16
Hannan P. A., Khan J. A., Khan A.,
Preetha B, Pandit J.K, Rao V.U, Bindu K,
Safiullah S. 2016. Oral dispersible
Rajesh
Y.V,
Balasubramaniam
system: A new approach in drug delivery
2008.Comparative Evaluation of Mode
system. Indian J Pharm Sci. 78(1):2-7.
of
Incorporation
of
Superts
J.
on
Hari, H. P. M, Duraivel S. 2012.Effect of
Dissolution of Model drugs from wet
Different Binders and Super ts on
granulated tablets. Acta Pharmaceutica
Formulation of Glimepiride Immediate
Sciencia. 50: 229-236.
Release Tablets by Wet Granulation Method.
International
Journal
of
Pharmaceutical and Clinical Research. 4(4): 44-47.
Priyanka S, Vandana S. 2013.Superts. Int. J. Drug Res. Tech.3 (4): 76-87. Quodbach
J,
Kleinebudde
P.
2014.Performance of tablet ts: impact of
Masareddy RS, Kadia RV, Manvi FV.
storage conditions and relative tablet
2008. Development of mouth dissolving
density. Pharm Dev Technol. 20(6):762-
tablets of clozapine using two different
768.
techniques. Indian J Pharm Sci. 70:5268.
Md. A, Jha M K, Ahsan Q, Ferdaus J.
Moreton RC. ts in tableting. 2008. In: Augsburger
Rahman Md. M, Roy S, Hasan S, Alam
LL,
Hoag
SW,
2011.Effect Of Mode Of Addition Of ts
eds.
On Dissolution Of Model Drug From
Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets.
Wet Granulation Tablets. International
3rd ed. New York, NY: Informa
Journal
Healthcare USA, Inc.217-249.
Research (IJPSR). 2(2):84-92.
of
Pharma
Sciences
and
Parul S, Anoop K, Pankaj S, Sharad V.
Rajendran N, Natarajan R, Ronak P. A.
2012.Fast disintegrating oral films: A
2011. Study on the Effect of Superts and
recent trend of drug delivery.Int J Drug
Processing
Dev Res. 4:80-94.
Physicochemical and In-Vitro Release
Methods
on
the
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3
17
Characteristics of Immediate Release Tablets of Olopatadine Hydrochloride. Research Journal of Pharmaceutical, Biological
and
Chemical
Sciences.
2(4):305-313. Reddy PD, Swarnalatha D. 2010.Recent advances in novel drug delivery systems. Int J Pharm Technol Res. 3:2025-7. Sekar V, Chellan VR. 2008.Immediate release tablets of telmisartan using supert-formulation,
evaluation
and
stability studies. Chem Pharm Bull (Tokyo). 56:575-7. Veerreddy K, Kumar T.P, Sandeep B, Dangeti
S
K.
2012.Comparative
evaluation of modified starches in different tablet formulations as ts. Der Pharmacia Lettre.4(6):1680-1684.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157