FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI PADA LANSIA USIA PERTENGAHAN DI DESA BELANG MALUM KECAMATAN SIDIKALANG KABUPETEN DAIRI TAHUN 2014 Susi1, Hiswani2, Jemadi2 1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155 Email:
[email protected]
ABSTRACT Hypertension is a degenerative disease that shown the rising of diastole and/or sistoles blood presur and attack the elder. Hypertension be a health concern because would lead to complications in target organs and make dying World Health Organizatio identified that hypertension as the first causes of cardiovascular mortality 20 until 50% of the mortality. Hypertension kills nearly 8 million people annually worldwide and nearly 1.5 million people every year in Southeast Asia. Hypertension is associated with several factors, obesity, physical activity, smoking habit, the habit of eating natrium.,and family history. To determine factors associated with hypertension in Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun in 2014, conducted research using cross sectional design. 100 samples were taken by simple random sampling methodh. Univariate data were analyzed descriptively and bivariate data were analyzed using the chi square test with 95% CI. Based on the results obtained proportion prevalence of hypertension 44,00%, the highest proportion of hypertension respondents is male group (64.86%), workers (45,26%), Academik/College education (75.00%), nutritional status obesity (61.10%), insufficient physical activity (63.63%), the habit of smoking (64.51%), eating salt ≤ 3 time /week (55.26%), and family history (53.33%).The results of bivariate analyzes, in general there is a significant association between gender (p = 0.001), nutritional status (p = 0.010), physical activity (p = 0.036), and smoking habit (p = 0.006). And there was no significant relationship betwee, level of education, the habit of eating natrium, and family history with incident hypertension. The elderly routinely check the blood pressure , balancereduce the nutritional status by controll the food consumtion or have the sport routinity, add the physical activity by old-age gymnastics, reduce or stop the smooking habit as a risk factor for hypertension. Parties are expected to influence elderly to want participating in the activities of Posyandu elderly and the worker of Posyandu to held the Health Promotion of the risk of Hypertension, and how the way to prevent the hypertension in elderly. Keywords: Hypertension, Elderly, Risk factors
1
Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014.
Pendahuluan Indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa terlihat dalam peningkatan taraf hidup dan Usia Harapan Hidup (UHH), namun peningkatan UHH ini sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan Kesehatan karena terjadinya transisi epidemiologik akibat meningkatnya angka kesakitan oleh penyakit degeneratif.1 Permasalahan warga lanjut usia semakin kompleks.2 Dalam pendekatan kelompok, para lansia menunjukkan kecenderungan prevalensi yang cukup signifikan dalam kaitan gangguangangguan yang bersifat kronis dan degeneratif.3 Angka kesakitan lansia berusia 60 tahun keatas pada tahun 2012 sebesar 26,93% dari total penduduk lansia. Keluhan kesehatan lansia dari 10 penyakit terbesar yang paling tinggi adalah keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti hipertensi (5,17%), Katarak (4,75%), penyakit jantung iskemik (2,84%) , dan lain-lain.4 Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah diastole dan sistole melebihi nilai normal yakni ≥140 mmHg dan atau ≥90 mmHg. World Health Organization telah mengidentifikasi hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sebagai penyebab utama mortalitas kardiovaskuler yang menyebabkan 20-50% dari seluruh kematian.5
Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1.
2.
3.
1.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional hipertensi adalah 31,7%. Selain itu hasil Riskesdas juga menunjukkan hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama untuk semua kelompok umur di Indonesia dengan Case Fatality Rate (CFR) 6,8%.6 Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 Sumatera Utara, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa prevalensi hipertensi menduduki peringkat tertinggi keempat dengan proporsi 5,8% setelah persendian, jantung, dan gangguan mental.7
2.
3.
Perumusan masalah dalam penelitian ini yakni belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia usia pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia usia pertengahan di
4.
2
Untuk mengetahui proporsi prevalensi hipertensi pada lansia usia pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, status gizi melalui IMT (Indeks Massa Tubuh), aktifitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi garam pada ikan asin, dan riwayat hipertensi pada lansia usia pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014 Untuk mengetahui hubungan antara kejadian hipertensi dengan jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, status gizi, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi garam, dan riwayat hipertensi di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014.. Manfaat penelitian ini adalah: Sebagai bahan informasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia usia pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi terkait dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan baik preventif maupun kuratif khususnya untuk penyakit hipertensi lansia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa/mahasiswi kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan bagi penulis dalam meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia usia pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014.
Berdasarkan table 1. dapat diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi pada lansia usia pertengahan (45-60 tahun) di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 adalah 44%.
Metode Penelitian Penelitian ini bersifat analitik, dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi pada tahun 2014. .Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia berusia 45 – 60 tahun yang terdaftar sebagai penduduk di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi tahun 2014 berjumlah 221 orang. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi.8 : n ≤ Zα2 PQ d2 Dengan menggunakan rumus tersebut diketahui jumlah sampel minimum 97, dan peneliti mengambil jumlah sampel 100 orang. hal ini sesuai dengan pernyataan Frankel dan Wallen yang menyatakan bahwa, jumlah sampel untuk penelitian deskriptif atau analitik yang menggunakan wawancara atau survei disarankan untuk mengambil jumlah sampel minimal 100 atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti. Besar sampel dapat diambil lebih tinggi dari jumlah sampel minimum.13 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling.8 Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari hasil wawancara menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Kepala Desa Belang Malum. Data univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dengan chi-square 95% CI.
Tabel 2 Distribusi Proporsi Lansia Usia Pertengahan (45-60 Tahun) Penduduk Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2014 Berdasarkan Sosiodemografi Sosiodemografi
Frekuensi
Proporsi (%)
Usia 45-50 tahun 42 42 51-55 tahun 23 23 56-60 tahun 35 35 Jenis Kelamin Laki-laki 37 37 Perempuan 63 63 Pekerjaan Bekerja 95 95 Tidak Bekerja 5 5 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD/Tamat 32 32 SD/Sederajat Tamat SLTP/Sederajat 22 22 Tamat SLTA/Sederajat 42 42 Tamat Akademi/PT 4 4 100 100 Jumlah Berdasarkan tabel 2. di atas dapat diketahui bahwa proporsi Lansia usia pertengahan (45-60 tahun) di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 berdasarkan kategori usia, lebih banyak ditemukan pada kelompok umur 45-50 tahun yaitu 42 orang (42%), kelompok umur 5155 tahun ada 23 oran (23%) dan kelompok 56-60 tahun ada 35 orang (35%), berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak ditemukan pada perempuan yaitu 63 orang (63%), sedangkan pada laki-laki yaitu 37 orang (37%).
Hasil dan Pembahasan Analisis Univariat Penelitian yang dilakukan terhadap 100 orang lansia usia 45-60 tahun di Desa Belang Malum tahun 2014, diperoleh proporsi prevalensi hipertensi. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Proporsi Lansia usia pertengahan (45- 60 tahun) di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 berdasarkan status pekerjaan, paling banyak ditemukan pada lansia yang berkerja, yaitu 95 orang (95%), dan yang paling sedikit adalah tidak bekerja yakni 5 orang (5 %).
Tabel 1 Distribusi Proporsi Hipertensi Responden di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Kejadian Frekuensi Proporsi (%) Hipertensi Hipertensi 44 44 Tidak Hipertensi 56 56 Jumlah 100 100
Proporsi Lansia di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, paling banyak ditemukan pada Lansia yang berpendidikan terakhir SMA 3
sedangkan pada kelompok yang merokok ≥ 10 batang perhari yakni 31orang (31%).
yaitu 42 orang (42 %), kemudian SD, dan SMP masing-masing yaitu 32 orang (32%), 22 orang (22%), sedangkan yang paling sedikit adalah Akademi/ PT yaitu 4 orang (4 %).
Tabel 6 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Garam Pada Ikan Asin di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014
Tabel 3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Status Gizi (IMT) Frekuensi Proporsi (%) Obesitas 36 36 Tidak Obesitas 64 64 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan status gizi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014, status gizi tidak obesitas yaitu 64 orang (64%), dan yang paling sedikit adalah status gizi obesitas yaitu 36 orang (36%).
Konsumsi Garam Frekuensi Proporsi (%) ≤ 3 kali/minggu 38 38 > 3 kali/ minggu 62 62 Jumlah 100 100 Berdasarkan table 6. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan kebiasaan konsumsi garam, khususnya yang terkandung dalam ikan asin di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014, lebih banyak ditemukan pada lansia yang kebiasaan konsumsi garam pada ikan asin tinggi (> 3 kali seminggu), yaitu 62 orang (62%), sedangkan pada kelompok yang konsumsi garam yang terkandung pada ikan asin yang rendah (≤ 3 kali seminggu) yakni 38 orang (38%).
Tabel 4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Aktivitas Fisik Frekuensi Proporsi (%) Tidak Cukup 22 22 Cukup 78 78 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan aktivitas fisik di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014, lebih banyak ditemukan pada lansia yang aktivitas fisiknya cukup yaitu 78 orang (78%), sedangkan pada kelompok yang aktivitas fisiknya tidak cukup yakni 22 orang (22%).
Tabel 7 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Riwayat Hipertensi Frekuensi Proporsi (%) Ada 30 30 Tidak ada 70 70 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan Riwayat Hipertensi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014, lebih banyak ditemukan pada Lansia yang tidak memiliki riwayat hipertensi, yaitu 70 orang (70%), sedangkan pada yang memiliki riwayat hipertensi yakni 30 orang (30%).
Tabel 5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Kebiasaan Merokok
Frekuensi
Proporsi (%)
Analisis Bivariat Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 8
< 10 batang/hari 69 69 ≥ 10 batang/hari 31 31 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan kebiasaan merokok di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014, lebih banyak ditemukan pada lansia yang kebiasaan merokoknya <10 batang perhari atau tidak merokok, yaitu 69 orang (69%),
Tabel 8 Tabulasi Silang Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di 4
Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014
sehingga tidak dapat dilanjutkan dengan uji chisquare.
Jumlah X2/p RP (CI=
Pada penelitian Manik (2011) pada Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, ditemukan proporsi hipertensi pada kelompok yang bekerja adalah 33,3% dan pada kelompok yang pensiunan/ tidak bekerja adalah 24,20%. Hasil uji secara statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p=0,347 artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan dan kejadian hipertensi.10
Jenis Kelamin
Hipertensi
Tidak Hipertensi
f
%
f
%
f
%
Laki-laki Perempuan
24 20
64,86 31,75
13 43
35,14 68,25
37 63
100 10,38/ 100 0,001
95 %) 2,043 (1,325 – 3,150)
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa proporsi hipertensi tertinggi pada laki-laki yaitu 64,86% dan terendah pada perempuan yaitu 31,75%. Kejadian hipertensi pada laki-laki adalah lebih tinggi dari pada perempuan.
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 10.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,001 (nilai p < 0,05) artinya terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Ratio Prevalance hipertensi pada kelompok lakilaki dan perempuan adalah 2,043 (95% CI=1,3253,150). Artinya kelompok laki-laki lebih berisiko 2,043 kali dari pada kelompok perempuan.
Tabel 10 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014
Hal ini sesuai dengan penelitian Siringoringo di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir (2013) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi (p=0,737).9
Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD/ Tamat SD/ sederajat Tamat SLTP/sederajat Tamat SLTA/ sederajat Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Tabulasi Silang Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 Status Pekerjaan Bekerja Pensiunan/ Tidak Bekerja
Hipertensi
Tidak Hipertensi
f 43 1
f % f 52 54,70 95 4 80,00 5
% 45,30 20,00
Jumlah
Hipertensi
Tidak Hipertensi f %
f
%
12
37,5
20
10
45,45
19 3
Jumlah f
%
62,5
32
100
12
54,55
22
100
45,24
23
54,76
42
100
75,00
1
25,00
4
100
X2/p
2,154/ 0,541
Berdasarkan table 10 di atas dapat diketahui proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok tamat Akademi/Perguruan Tinggi yaitu 75% dan terendah pada kelompok tidak tamat SD/tamat SD/sederajat yaitu 37,50%. Oleh karena terdapat nilai cell yang memiliki expected count lebih dari 0% maka tidak dapat dilanjutkan dengan uji chi-square.
X2/p
RP (CI= % 95 %) 100 1,230 2,263 100 / (0,3870,267 13,246)
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Yulia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung (2011) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, menunjukkan bahwa tidak terdapat
Berdasarkan tabel.9 dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok bekerja yaitu 45,3% dan terendah pada kelompok yang tidak bekerja yaitu 20%. Karena ada cell yang memiliki nlai expected count diatas 0%, 5
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan hipertensi (p=0,688).11
Tabel 12 Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014
Hubungan status gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 11
Aktivitas Hipertensi Tidak Hipertensi Fisik f % f % Tidak 14 63,63 8 36,37 Cukup Cukup 30 38,50 48 61,50
Tabel 11 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Status Gizi
RP Tidak Jumlah X2/p (CI= Hipertensi 95 %) % f % f % 61,10 14 38,90 33 100 6,684/ 1,778 0,010 (1,16034,40 42 65,60 67 100 2,725)
Hipertensi
f Obesitas 22 22 Tidak Obesitas
Jumlah X2/p
RP (CI= 95%)
f % 22 100 4,414/ 1,655 0,036
78 100
(1,0842,525)
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok aktivitas ringan yaitu 63,63% dan terendah pada kelompok aktivitas berat yaitu 38,50%. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,036 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok yang aktivitas fisiknya tidak cukup dan cukup adalah 0,539 (95% CI=0,356-0,817), artinya lansia dengan aktivitas tidak cukup lebih berisiko 0,539 kali dari pada lansia dengan aktivitas fisik cukup.
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok status gizi obesitas yaitu 61,10% dan terendah pada kelompok status gizi tidak obesitas yaitu 34,40%. Hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,010 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok yang obesitas dengan lansia yang tidak obesitas adalah 1,778 (95% CI=1,160-2,725), artinya lansia yang mengalami obesitas lebih berisiko 1,178 kali dari pada lansia yang tidak obesitas.
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Djauhar,dkk di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus (2013) dengan menggunakan desain penelitian case control study, proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok aktivitas fisik tidak cukup yaitu 83,33%. Hasil analisis diperoleh nilai p=0,014 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. 14 Hubungan kebiasaan merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 13
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Yulia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung (2011) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian hipertensi (p=0,000).11 Hubungan aktivitas fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 12
6
Tabel 13 Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Kebiasaan Hipertensi Merokok f % 24 34,78 <10 batang per hari 20 64,51 ≥10 batang per hari
Tidak Jumlah X2/p Hipertensi
Tabel 14 Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Konsumsi Garam dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014
RP (CI=95 %)
f % f % 43 65,22 69 100 7,675/ 0,539 0,006 (0,356 – 0,817) 2 35,49 31 100
Hipertensi
≤3 kali/minggu > 3 kali/
21 55,26
17
44,74 38
23 37,10
39
62,90 62
minggu
f
%
Tidak Hipertensi f %
Jumlah
Kebiasaan Konsumsi Garam
f
%
X2/ p
RP (95% CI)
100 3,156 1,490 / (0,967 100 0,076 – 2,295)
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa proporsi hipertensi pada kelompok yang kebiasaan konsumsi garamnya ≤ 3 kali/minggu adalah 55,26%, dan pada kelompok yang kebiasaan konsumsi garamnya > 3 kali/minggu adalah 37,10%.
Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok ≥ 10 batang perhari yaitu 64,51% dan terendah pada kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok (< 10 batang per hari) yaitu 34,78%.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,076 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi garam dengan kejadian hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok kebiasaan konsumsi garamnya ≤ 3 kali/minggu dan > 3 kali/minggu adalah 1,490 (95% CI=0,967-2,295).
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,006 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok ≥ 10batang perhari dengan tidak memiliki kebiasaan merokok (<10 batang perhari ) adalah 0,539 (95% CI=0,356-0,817), artinya lansia dengan kebiasaan merokok ≥ 10batang perhari lebih berisiko 0,593 kali dari pada lansia yang tidak memiliki kebiasaan merokok (<10 batang perhari ).
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Berdasarkan hasil penelitian Siringo-ringo (2013), menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi garam dengan kejadian hipertensi (p=0,074). 9
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Djauhar,dkk di Desa Klumpit Kabupaten Kudus ditemukan proporsi hipertensi pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok adalah 67,75% dan pada kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok adalah 42,10%. Berdasarkan hasil penelitian yang sama, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaaan merokok dengan kejadian hipertensi (p=0,003).12
Hubungan riwayat hipertensi pada keluarga dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 15
Hubungan kebiasaan konsumsi garam dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 14
7
gizi obesitas (61,10%), aktivitas fisik tidak cukup (63,63%), memiliki kebiasaan merokok ≥ 10 batang perhari (64,51%), konsumsi garam yang terkandung dalam ikan asin ≤ 3 kali/minggu (55,26%), dan memiliki riwayat hipertensi pada keluarga (53,33%).
Tabel 15 Tabulasi Silang Hubungan Riwayat Hipertensi Pada Keluarga dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 Riwayat Hipertensi Hipertensi
Ada Tidak Ada
f 16
% 53,33
Tidak Hipertensi f % 14 46,67
28
40,00
42
60,00
Jumlah f 30
% 100
70
100
X2/p
RP (95% CI)
1,515/ 1,333 0,218 (0,8582,072)
Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa bahwa proporsi hipertensi pada kelompok yang memiliki riwayat hipertensi adalah 53,33%, dan pada kelompok yang tidak memiliki riwayat hipertensi adalah 40%.
c. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 (p=0,001 ; χ2=10,38 RP=2,043 (95% CI= 1,325 – 3,150) d. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014. (p=0,010 ; χ2=6,684 RP=1,778 (95% CI= 1,160-2,725)
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,218 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarga dan yang tidak memiliki riwayat hipertensi pada keluarga adalah 1,333 (95% CI=0,858-2,072).
e. Terdapat hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014. (p=0,036 ; χ2=4,414 RP=1,655 (95% CI= 1,084-2,525) f. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014. (p=0,006 ; χ2=7,675 RP=0,539 (95% CI= 0,356 – 0,817)
Dan hal ini sejalan dengan penelitian Siringo-ringo di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir (2013) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, ditemukan proporsi hipertensi tertinggi pada kelompok yang memiliki riwayat keluarga 84% dan yang terendah pada kelompok yang tidak memiliki riwayat keluarga yaitu 53,49 %, dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi (p=0,000).9
g. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 (p=0,477).
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Proporsi prevalens kejadian hipertensi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 adalah 44%.
h. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi garam pada ikan asin dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 (p=0,076).
b. Proporsi Lansia usia pertengahan yang mengalami hipertensi di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi tahun 2014 yang tertinggi pada kelompok jenis kelamin Laki-laki (64,86%), status pekerjaan bekerja (45,26%), pendidikan tamat Akademi/ Perguruan Tinggi (75%), status
i. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum Kabupaten Dairi Tahun 2014 (p=0,218). 8
2. Saran a. Diharapkan kepada seluruh Lansia Usia Pertengahan di Desa Belang Malum agar rutin memeriksa tekanan darah menyeimbangkan status gizi dengan mengontrol makanan, melakukan olahraga/aktivitas fisik dengan mengikuti senam lansia, mengurangi konsumsi rokok, karena hal tersebut merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. b. Diharapkan kepada pihak kader posyandu untuk mengadakan kegiatan promosi kesehatan tentang faktor risiko dan upaya pencegahan penyakit hipertensi pada lansia.
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung Tahun 2010. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan 12. Djauhar,dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus.STIKES Muhamadiyah Kudus. 13. Frankel,dan Wallen. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. New York. McGraw-Hill Inc. 14. Anggraini,dkk. 2013. Faktor--Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008.Universitas Riau. Riau
Daftar Pustaka 1. Maryam, R. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika, Jakarta 2. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu penyakit Dalam. 2003. Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin. FK UI, Jakarta 3. Tamher, S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta 4. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Gambaran Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta 5. Wikipedia.Hipertensi.http://id.wikipedia.org/wiki/T ekanan_darah_tinggi. Diakses pada 14 Agustus 2014 6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Jakarta 7. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2009. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2008. Medan 8. Cochran. W. G, 1991. Teknik Penarikan Sampel Edisi Ketiga. UI Press. Jakarta 9. Siringo-ringo, M. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir Tahun 2013. Skripsi Mahasiswa FKM USU 10. Manik, M. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Pematang Siantar Tahun 2011. Skripsi Mahasiswa FKM USU 11. Yulia. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Lansia di Posyandu 9