243
FAKTOR DETERMINAN LAMANYA PENYEDIAAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN RSUD DR.MOH. SOEWANDHIE SURABAYA DETERMINANT FACTORSOFLONG-TIME OUTPATIENT MEDICAL RECORDS PROVISION IN DR. MOH. SOEWANDHIE HOSPITAL SURABAYA Wasiadi Hikmatullah Farhatani, Ratna Dwi Wulandari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRACT One of the issues concerning to the quality of hospital care is the medical records. Dr. Moh.Soewandhie Hospital in Surabaya failed to provide outpatient medical records in accordance to the standard. Therefore, this study aimed to analyze determinant factors in the long-time provision for outpatient medical records at dr.Moh. Soewandhie hospital Surabaya. This was an observational descriptive study and used cross sectional study design. This study used total population as many as 19 employees at outpatient medical record unit that worked in customer service, registration, outpatient medical records searching and medical records distribution. Data obtained through interviews, assessment, observation and documents accordance. Data was analyzed using quantitave method with qualitative method for additional information. There weresix determinant factors, that were employee workload, facilities, the wide for medical record storage, work distance, outpatient medical record storage and job design. These factors were the root of problems in the failure of outpatient medical record provision. Keywords: determinant factors, medical records, outpatient
PENDAHULUAN
kesehatan, yang isinya bersifat rahasia(Presiden RI,
Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor
strategis
dan
RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya
pembangunan bangsa Indonesia. Berbagai poin
tercatat memiliki angka kunjungan yang baik dengan
penting
kesehatan
kecenderungan kenaikan angka kunjungan setiap
mencapai
periodenya. Sebagai rumah sakit umum daerah,
Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun
RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya menjadi
2015.
rujukan
yang
merupakan
dalam
berkaitan
target
Untuk
pengembangan
2004).
dengan
pemerintah
mencapai
untuk
target
tersebut,
maka
bagi
pengobatan
masyarakat
luas,
pelayanan kesehatan yang bermutu dan baik
utamanya masyarakat Kota Surabaya. Akan tetapi
menjadi mutlak diperlukan.
meskipun memiliki angka capaian kunjungan yang
Pembuatan
rekam
medis
merupakan
suatu keharusan bagi setiap institusi pelayanan
baik, hal ini tidak disertai dengan adanya layanan rekam medis yang memenuhi syarat.
kesehatan. Menurut pasal 46 ayat (1) UU Praktik
RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya
Kedokteran disebutkan bahwa pembuatan rekam
memiliki waktu penyediaan dokumen rekam medis
medis merupakan kewajiban bagi dokter dan dokter
yang berkisar dari 31 menit sampai dengan 2 jam 34
gigi yang melakukan praktik kedokteran, dimana
menit dan hal ini tidak sesuai dengan PERMENKES
dokumen rekam medis menjadi tanggung jawab
129/Menkes/SK/II/2008tentang Standar Pelayanan
institusi kesehatan dan isi rekam medis menjadi milik
Minimal Rumah Sakit dimana besar waktu tunggu
pasien.
untuk rawat jalan adalah ≤ 10 menit
Pembuatan
selesaisetelah
rekam
pasien
medis
mendapatkan
harus
pelayanan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
244
(Menteri Kesehatan RI, 2008). Sehingga penelitian
perusahaan
ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
faktor determinan penyebab lamanya waktu tunggu
oleh pemegang kendali. indikator dari fasilitas
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
menurut Ermiati, adalah sesuai dengan kebutuhan,
jalan di instalasi rekam medis RSUD dr. Moh.
mampu mengoptimalkan hasil kerja, mudah dalam
Soewandhie Surabaya. Hasil penelitian ini dapat
penggunaan,
dijadikan
penempatan
masukan
bagi
peningkatan
waktu
untuk
mendukung
jalannya
mempercepat ditata
dengan
proses benar
nada
kerja, (Ermiati,
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di
n.d.).Fasilitas di instalasi rekam medis pelayanan
RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya.
rawat jalan adalah meja, kursi,lemari arsip,komputer,
PUSTAKA
printer dan telepon (Kementerian Kesehatan, 2010).
Kinerja
Jarak jangkauan kerja merupakan jarak yang Kinerja dijelaskan sebagai hasil kerja yang
harus ditempuh untuk melaksanakan satu rutinitas
dicapai oleh pegawai atau perilaku nyata yang
kerja secara utuh, dimulai dari awal melakukan
ditampilkan
suatu proses hingga selesai. Jarak jangkauan kerja
sesuai
dengan
perannya
dalam
organisasi. Kinerja pegawai sangat penting dalam
merupakan
mendukung
kinerja.Semakin jauh jarak jangkauan kerja dapat
usaha
organisasi
agar
mencapai
tujuan(Hariandja, 2002). Kinerja
pertimbangan
dalam
dimensi
mempengaruhi kecepatan penyelesaian tugas.
merupakan
hasil
akhir
dari
Luas tempat kerja adalah besar dari ruangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai didalam
kerja
yang
digunakan
sebagai
tempat
untuk
suatu organisasi. Kinerja memiliki pengaruh yang
melaksanakan kegiatan pekerjaan atau juga luas
sangat besar bagi keberadaan organisasi karena
tempat pekerjaan utamanya dilakukan. Luas tempat
berkaitan dengan tercapai atau tidaknya tujuan dari
kerja memiliki standar tertentu dengan maksud untuk
organisasi tersebut.
mendukung kemudahan kerja pegawai. Luas tempat
Penyelesaian tugas atau pekerjaan sebagai
kerja untuk instalasi rekam medis pelayanan rawat
salah satu dimensi kinerja pegawai dipengaruhi oleh
jalan mengacu pada Pedoman Teknis Sarana
banyak faktor. Kinerja pegawai dapat dipengaruhi
Prasarana RS Kelas B, diketahui sebesar ±12~16
oleh
m2/
faktor
individu
dan
lingkungan
kerja(Robert
Sedangkan
Gibson
faktor L.
pengaturan
Mathis,
1999).
faktor
kinerja
membagi
1000 kunjungan pasien
pasien
per hari
(Kementerian Kesehatan, 2010). Beban
kerja
didefinisikan sebagai tingkat
berdasarkan tiga aspek, yaitu variabel individu,
kesulitan intrinsik yang harus di kerjakan oleh
psikologi dan organisasi (Ilyas, 2012)
seseorang, target yang harus dibuat atau level dari
Fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses
suatu
masukan
menjadi
angka beban kerja. Kesulitan dari setiap tugas dapat
keluaran.
dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor berikut,
Fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang diberikan
yaitu target dan kinerja yang dibutuhkan untuk
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
245
melakukan suatu tugas, struktur tugas, kualitas,
agar suatu pekerjaan dapat sesuai dengan regulasi
format dan cara sesuatu dilakukan untuk sesuai
atau standar yang berlaku disuatu tempat.
dengan acuannya, proses teoritis yang dibutuhkan
Keberadaan dokumenstandard operating
serta karakteristik dari response devices(Klaus
procedure ini diharapkan dapat menjadi landasan
Fischer, 2009).
dalam pekerjaan, bukti kesesuaian dengan prosedur
Pada pegawai dilingkungan pemerintahan,
dan regulasi yang berlaku di suatu tempat dengan
perhitungan beban kerja dapat mengacu pada
harapan dapat mengurangi angka kesalahan dalam
KEPMENKES
kerja
Pedoman
No.
81
tahun
Perhitungan
2004
mengenai
Kebutuhan
Pegawai
dan
dapat
meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas(Windisch, 2007)
Rangka
Job description adalah penjelasan yang
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Salah
berhubungan dengan gambaran dari tanggung
satu rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
jawab
beban kerja tersebut adalah dengan pendekatan
persyaratan untuk pekerjaan tersebut. Isi dari job
hasil kerja yang disebut dengan Metode Daftar
description biasanya mencakup setidaknya empat
Susunan Pegawai(Menteri Kesehatan RI, 2004).
bagian: ringkasan pekerjaan, daftar fungsi dari suatu
Berdasarkan
Desain
Beban
Kerja
pekerjaan
Dalam
dijelaskan
sebagai
pengintegrasian konten kerja (tugas, fungsi, dan
dari
suatu
pekerjaan
dan
berbagai
pekerjaan, bagian penjelasan mengenai persyaratan dalam pekerjaan, informasi lainnya. Job description dapat memberikan manfaat
keterhubungan), imbalan (ekstrinsik dan instrinsik) dan kualifikasi yang dipersyaratkan (keterampilan,
seperti
pengetahuan dan kemampuan) dari setiap tugas
bawahan, dapat menjadi ukuran kinerja pada masa
sehingga dapat mempertemukan kebutuhan dari
mendatang, untuk mengatur tingkat disiplin kerja
banyak pegawai dan organisasi (Randhawa, 2007).
yang adil dan legal, atau untuk memberhentikan
Desain pekerjaan adalah pengorganisasian
meningkatkan
komunikasi
atasan
dan
pegawai yang tidak dapat memenuhi harapan, untuk
tugas, kewajiban dan tanggung jawab kepada satu
meningkat
unik kerja produktif. Desain kerja berpengaruh pada
mempertahankan pegawai yang bagus, membantu
kinerja pada beberapa bidang pekerjaan, terutama
membuat perencanaan pada masa mendatang,
pada pekerjaan yang mana motivasi pegawai dapat
meningkatkan moral dari pegawai.
memberikan
perbedaan
hasil
yang
substansial(Robert L. Mathis, 1999).
kerja
dimaksudkan
yang untuk
bentuknya memandu
atasan
untuk
Sulistiyorini, 2008 melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab lamanya waktu tunggu
Standard operating procedure adalah suatu perintah
kemampuan
pendaftaran pasien di RSUD Sragen, Jawa Tengah.
tertulis,
yang
Penyebab waktu lamanya waktu tunggu dalam
kegiatan
pada
pendaftaran
keadaan normal sehingga juga dapat digunakan
pasien
adalah
ketidak
lengkapan
dokumen yang dibawa, tidak adanya ketetapan mengenai waktu pencarian rekam medis di standard
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
246
operating procedure, pencarian dokumen rekam
kuantitatif dengan teknik kualitatif sebagai data
medis yang lama oleh petugas dan lama antri
tambahan dan pendukung.
pasien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE
Hasil
Penelitian observasional
ini
dengan
bersifat rancang
deskriptif
bangun
cross-
penelitian
menunjukkan
terdapat
beberapa variabel yang memiliki permasalahan, yaitu beban kerja pegawai, fasilitas komputer dan
sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014
lemari
di
penelitian
jangkauan kerja sebesar 27.11 sampai dengan
pegawai rekam medis di instalasi rekam medis
40.64 meter yang tergolong jauh, desain pekerjaan
RSUD dr.
di
Kota
Surabaya dengan
Moh.
populasi
Soewandhie
Surabaya.
Total
arsip
instalasi
di
instalasi
rekam
rekam
medis,
medis,
standar
jarak
operating
populasi digunakan dalam penelitian ini, sehingga
procedure di instalasi rekam medis, proses registrasi
tidak dilakukan perhitungan besar sampel, dengan
dan proses pencarian dokumen rekam medis.
jumlah responden sebesar 19 orang.
Faktor determinan ditentukan salah satunya
Pengumpulan data dilakukan melalui empat cara,
yaitu
wawancara,
penilaian,
dengan
dilakukannyadiskusi
kelompok
yang
observasi,
dilakukan melibatkan 4 orang perwakilan pegawai di
penelusuran dokumen. Instrumen yang digunakan
instalasi rekam medis, yaitu kepala rekam medis,
adalah panduan wawancara mendalam dan lembar
pencarian dokumen rekam medis dan proses
observasi. Panduan wawancara berisi pertanyaan
registrasi. Tahapan melakukan diskusi kelompok
tertutup mengenai
terhadap
dimulai dengan menuliskan bagian kerja yang
variabel jarak jangkauan kerja, sistem penyimpanan
dianggap menyebabkan lamanya waktu penyediaan
dokumen rekam medis, desain pekerjaan, standard
dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan. Lalu
operating
procedure, job
setelah variabel ditulis di papan, setiap pegawai
pasien
dan
penilaian
distribusi
pegawai
description,
registrasi
dokumen
rekam
medis.Penilaian dilakukan hanya pada variabel
diminta
untuk
mendiskusikan
penyebab
dari
lamanya bagian kerja tersebut.
beban kerja.Observasi dilakukan terhadap beberapa
Selanjutnya dilakukan sesi kedua dengan
indikator variabel seperti kelengkapan fasilitas, luas
menuliskan faktor determinan menurut persepsi
tempat penyimpanan dokumen rekam medis, jarak
pegawai, setelah dituliskan 11 variabel yang diteliti.
jangkauan kerja, registrasi pasien dan pencarian
Kemudian dilanjutkan dengan dilakukan diskusi
dokumen rekam medis. Sedangkan penelusuran
untuk
dokumen digunakan untuk meneliti kelengkapan
permasalahan setiap variabel yang dipilih oleh
standard operating procedure di instalasi rekam
peserta.
medis.Teknik analisis data dilakukan dengan teknik
keseluruhan variabel yang dipaparkan.
mengetahui
Tabel
1
secara
merupakan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
mendalam
hasil
akar
penelitian
247
Tabel 1
Kondisi Keseluruhan di Instalasi Rekam Medis RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya, Juli 2014
Variabel Beban kerja pegawai Fasilitas di instalasi rekam medis
Luas tempat penyimpanan dokumen di instalasi rekam medis Jarak jangkauan kerja
Penyimpanan dokumen rekam medis di pelayanan rawat jalan Desain pekerjaan - Adanya standar kinerja tertulis - Adanya target capaian tertulis Standard Operating Procedure di instalasi rekam medis - Keberadaan SOP - Kelengkapan isi SOP Job description petugas pelaksana penyediaan dokumen rekam medis - Keberadaan job description - Kejelasan job description Registrasi pasien Pencarian dokumen rekam medis Distribusi dokumen rekam medis - Kecepatan pencatatan dok. RM - Kecepatan distribusi dok. RM
Kondisi di Instalasi Rekam Medis Jumlah pegawai yang ada tidak mencukupi angka yang dibutuhkan Meja: cukup Kursi: cukup Lemari arsip: tidak cukup Komputer: tidak cukup Printer: cukup Memenuhi persyaratan luas tempat penyimpanan yang menunjang untuk instalasi rekam medis 1 sampai 13.55 m: dekat 13.56 sampai 27.10 m: dekat 27.11 sampai 40.64 m: jauh Baik Tidak baik
Tidak baik Tidak baik
Baik Baik Kurang baik Pencarian dokumen rekam medis sulit untuk dilakukan Baik Baik tersedia 2 orang pegawai dari sebanyak 0.365 orang
Beban kerja pegawai di instalasi rekam
pegawai yang dibutuhkan dan distribusi yang
medis RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya dapat
membutuhkan 4.116 orang pegawai dan baru
tergolong tinggi. Rumah sakit menerima kunjungan
tersedia hanya 2 orang pegawai di bagian ini.
pasien dengan angka rerata 751 orang pasien
Hasil
dari
wawancara
dan
diskusi
perharinya. Jumlah angka kunjungan ini biasanya
kelompokyang dilakukan, fasilitas di instalasi rekam
bervariasi bergantung pada bulan dan hari kerja.
medis RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya ini
Terdapat tiga bagian di instalasi rekam medis
masih mengalami kekurangan. Beberapa fasilitas
yang diamati untuk diketahui beban kerjanya, yaitu
yang dimaksud meliputi komputer dan rak arsip.
bagian registrasi yang membutuhkan 2.989 orang
Akibat dari kurangnya dua fasilitas ini, pegawai
pegawai dan telah tesedia 6 orang pegawai, bagian
menilai
pencarian
yang
sehingga turut berperan serta dalam lamanya
membutuhkan 0.930 orang pegawai dan telah
penyediaan dokumen rekam medis di pelayanan
tersedia 4 orang pegawai dan bagian distribusi
rawat jalan.
dokumen
dokumen
rekam
rekam
medis
yang
medis
terdiri
lagi
ataspencatatan dokumen rekam medis yang telah
pekerjaan
mereka
menjadi
terhambat,
Fasilitas merupakan salah satu faktor fisik penyebab beban kerja sehingga ketidakcukupan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
248
fasilitas kerja tentunya akan meningkatkan beban
ruangan penyimpanan dokumen rekam medis di
kerja. fasilitas sebagai suatu sarana fisik yang dapat
instalasi
memproses suatu masukan (input) menjadi keluaran
Surabaya
(output). Pada saat ini, jumlah pasien baru selalu
sejumlah ribuan dokumen rekam
meningkat
juga
tersimpan didalam ruangan seluas tersebut, beserta
penambahan akan jumlah dokumen rekam medis
beberapa fasilitas kerja untuk menunjang pencarian
baru dan kemungkinan diperlukannya fasilitas dalam
dokumen rekam medis, sehingga kebutuhan akan
jumlah yang lebih banyak. Fasilitas kerja adalah
ruang yang lebih besar dapat dibenarkan.
setiap
harinya,
yang
berarti
sebagai sarana yang diberikan perusahaan untuk mendukung
seluas
dr.
69.54
instalasi
Soewadhie
m2.
rekam
Terdapat
medis yang
medis
dan
Sehingga
Jarak terdekat adalah poli hamil yang terletak di
kekurangan fasilitas dapat menyebabkan kurangnya
lantai I dengan jarak kurang lebih 17.5 meter dari
dukungan terhadap jalannya suatu organisasi dan
instalasi rekam medis, sedangkan poli terjauh
menyebabkan tujuan menjadi tidak tercapai.
adalah poli bedah umum yang terletak di lantai II
yang
perusahaan
antara
RSUD
berbagai poli ini bervariasi satu dengan yang lain.
tujuan
nada
Jarak
adalah
medis
dalam
mencapai
jalannya
rekam
ditetapkan.
Luas tempat penyimpanan dokumen rekam medis di instalasi rekam medis RSUD dr. Moh.
rumah sakit dengan jarak 40.56 meter. Berdasarkan
pada
pembagian
jarak
kerja
Soewandhie Surabaya adalah seluas 69.54 m2.
menjadi tiga kelompok, didapatkan bahwa jarak
Luas tempat penyimpanan dokumen rekam medis
sebesar 1 sampai dengan 27.10 meter masuk pada
yang
Standar
kategori dekat dan selebihnya sampai dengan jarak
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
40.65 meter masuk pada kategori jauh. Poli yang
Sakit Tipe B, Kemenkes RI 2010 adalah sebesar
masuk
12~16m2. Tempat penyimpanan ini terbagi menjadi
kandungan, poli nifas, poli hamil, poli gizi, poli
tiga ruangan, dimana dua ruangan yang lain juga
penyakit dalam, poli jantung, poli gigi, poli THT dan
difungsikan sebagai tempat kerja selain pencarian
poli anak. Poli yang termasuk pada kategori jauh
dokumen rekam medis. Jika dilihat dari persyaratan
adalah poli paru, poli syaraf, poli bedah umum poli
luas tempat penyimpanan dokumen rekam medis,
kulit dan kelamin, poli mata, poli jiwa dan poli
didapatkan bahwa luas ruangan ini mencukupi
orthopedi.
dipersyaratkan
mengacu
pada
pada
kategori
dekat
antara
lain
poli
standar. Akan tetapi, akibat dari jumlah pasien yang
Penyimpanan dokumen rekam medis di instalasi
sangat banyak, luas ruangan penyimpanan ini tidak
rekam medis RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya
lagi mencukupi kebutuhan.
menggunakan sistem rekam medis manual, dimana
Pegawai
memerlukan
luas
ruangan
dokumen
rekam
medis
perlu
untuk
dicarikan
minimum yang dibutuhkan, terlebih jika dalam
dokumennya secara fisik. Penyimpanan dokumen
pelaksanaan
rekam medis jenis ini membutuhkan fasilitas seperti
kerjanya
memerlukan
peralatan,
sehingga memerlukan ruang yang lebih besar. Luas
rak arsip untuk penyimpanannya.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
249
Wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa 40%
responden
menilai
bahwa
penyimpanan
Ketiadaan informasi mengenai berbagai kondisi kerja
juga
dapat
mengakibatkan
ketidaksiapan
kembali dokumen rekam medis sulit untuk dilakukan
pegawai untuk bekerja pada kondisi yang tidak
dan 60% menilai bahwa hal ini mudah untuk
terduga.
dilakukan, dengan hasil skoring sebesar 2.6 yang
Berdasarkan pada wawancara yang dilakukan
masuk pada kategori baik. Sedangkan hasil skoring
pada pegawai rekam medis, didapatkan hasil bahwa
juga diketahui memiliki perbedaan yang sangat tipis
sebesar 75% pegawai mengaku tidak memiliki SOP
dengan kategori sebelumnya, yaitu kurang baik.
atau tidak tahu SOP untuk pekerjaan mereka.
Desain pekerjaan pada penelitian ini dinilai dari
Sedangkan berdasarkan pada penilaian dari sebesar
ada tidaknya standar kinerja dan capaian kinerja
25% pegawai sisanya yang mengaku memiliki SOP
secara tertulis yang diberikan oleh kepala rekam
untuk pekerjaan mereka, SOP yang dibuat masuk
medis. Standar kinerja yang dimaksud adalah kinerja
pada kategori mudah untuk dilakukan. Standard
minimal yang diharapkan oleh suatu organisasi agar suatu
pekerjaan
berjalan
penting
untuk diketahui oleh pegawai dalam melaksanakan
sehingga diharapkan dengan mengetahui standar
pekerjaan karena berkaitan dengan tahapan baku
kinerja
yang dilakukan dalam melaksanakan satu tugas
ditetapkan,
dengan
procedure
baik,
yang
dapat
operating
pegawai
dapat
menyelesaikan tugas tepat pada waktu dan tidak
agar
dapat
mengganggu rangkaian pekerjaan lainnya.
ditetapkan.
sesuai
dengan
peraturan
yang
target
Standard operating procedure di instalasi
capaian kinerja secara tertulis di instalasi rekam
rekam medis dilihat dari penelusuran dokumen
medis dapat berakibat pada ketidaktahuan standar
masuk
kinerja yang ditetapkan dan diharapkan oleh kepala
berdasarkan pada keberadaan SOP untuk pegawai
rekam medis maupun instalasi rekam medis sebagai
di instalasi rekam medis juga masuk pada kategori
suatu organisasi yang memiliki tujuan atau target
tidak baik. Padahal dengan pegawai mengetahui
tertentu. Sehingga kinerja yang dihasilkan oleh
SOP yang dibuat maka efisiensi dan efektivitas kerja
pegawai dapat dibawah dari yang diharapkan
dapat
sehingga tujuan dan target dari instalasi rekam
kecepatan penyediaan dokumen rekam medis rawat
medis dan rumah sakit tidak tercapai.
jalan.
Ketiadaan
standar
kinerja
dan
pada
tercapai
kategori
tidak
sehingga
baik.
dapat
Sedangkan
meningkatkan
Poin dalam SOP perlu untuk diperhatikan, dan
Job description menjelaskan tentang segala hal
beberapa poinnya bahkan penting karena berkaitan
yang berkaitan dengan suatu pekerjaan. Sebesar
dengan
tersebut.
75% pegawai di instalasi rekam medis mengaku
Ketiadaan tanggal penetapan dapat berimplikasi
memiliki job description untuk pekerjaan mereka.
tidak
valid
Sedangkan sisanya sebesar masing-masing 12.5%
medis.
mengaku job description yang dibuat tidak jelas atau
penggunaan
adanya
penggunaan
dari
dokumen
informasi mengenai SOP
di
instalasi
waktu
rekam
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
250
tidak tahu. Pegawai yang menilai bahwa job
didistribusikan ke berbagai poli rawat jalan. Menurut
description
penilaian
yang
diberikan
tidak
jelas
karena
pegawai,
18.75%
menilai
proses
meskipun telah diberikan pada awal bekerja, posisi
pencatatan ini lama untuk dilakukan, 75% menilai
kerja yang seringkali dirotasi, ditambah dengan
proses ini cepat dan sisanya sebesar 6.25%
pergantian tugas secara mendadak misalnya dalam
menilaisangat
keadaan absent salah satu pegawai menyebabkan
proses ini
ketidakjelasan
masuk pada kategori baik.
pekerjaan
utama
yang
harus
dilakukan.
cepat.Berdasarkan
pada
skoring
Distribusi dokumen rekam medisterdiri atas
Proses penyediaan dokumen rekam medis
pencatatan jam dokumen rekam medis untuk
pelayanan rawat jalan dimulai pada saat registrasi
selanjutnya didistribusikan ke berbagai poli rawat
pasien dilakukan di meja loket, lalu disusul dengan
jalan. Menurut penilaian pegawai, 18.75% menilai
pencarian dokumen rekam medis sesuai dengan
proses pencatatan ini lama untuk dilakukan, 75%
identitas dan nomor rekam medis, dan terakhir
menilai proses ini cepat dan sisanya sebesar 6.25%
dokumen tersebut nantinya dibawakan berbagai ke
menilai sangat cepat. Berdasarkan pada skoring
poli rawat jalan.
proses ini masuk pada kategori baik.
Proses
pertama,
yaitu
registrasi,
menurut
Diskusi kelompokdilakukan untuk mengetahui
penilaian pegawai, sebesar 50% menilai bahwa
faktor
determinan
proses ini lama untuk dilakukan dan sisanya sebesar
penyediaan dokumen rekam medis dan melibatkan
50% lagi menilai bahwa proses ini cepat untuk
empat
dilakukan. Berdasarkan pada skoring, proses ini
kelompokdiawali
masuk pada kategori kurang baik.
dianggap menyebabkan lamanya waktu tunggu
orang
lamanya
perwakilan mengenai
waktu
tunggu
pegawai.Diskusi
bagian
kerja
yang
Proses kedua, yaitu pencarian dokumen rekam
penyediaan dokumen rekam medis, dilanjutkan
medis, dimulai pada saat nomor karcis yang telah
dengan diskusi mengenai akar permasalahan. Sesi
dilengkapi dengan berbagai lembar persyaratan
kedua disebutkan 11 variabel yang menjadi fokus
diberikan kepada pegawai di bagian ini. Menurut
dalam
wawancara yang dilakukan, sebesar 66.6% pegawai
penelitian, peserta diskusi kembali diminta untuk
menilai pencarian dokumen rekam medis pelayanan
menuliskan
rawat jalan mudah, dan selebihnya sebesar 33.3%
merupakan faktor determinan.
menilai sulit. Berdasarkan pada hasil skoring, proses ini masuk pada kategori baik.
penelitian
tanpa
variabel
yang
menyebutkan
menurut
hasil
mereka
Selanjutnya diberikan pertanyaan mengenai variabel yang menurut penilaian mereka merupakan
Proses selanjutnya adalah distribusi dokumen
faktor determinan penyebab lamanya waktu tunggu
rekam medis, yang terdiri atas pencatatan jam
penyediaan dokumen rekam medis di pelayanan
dokumen rekam medis untuk selanjutnya
rawat jalan dan didapatkan 5 variabel yang dinilai sebagai faktor determinan untuk didiskusikan.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
251
Tabel 2
Faktor Determinan di Instalasi Rekam Medis RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya, Juli 2014
Variabel Beban kerja pegawai Fasilitas di instalasi rekam medis
Luas tempat penyimpanan dokumen di instalasi rekam medis Jarak jangkauan kerja Penyimpanan dokumen rekam medis di pelayanan rawat jalan Desain pekerjaan - Adanya standar kinerja tertulis - Adanya target capaian tertulis Standard Operating Procedure di instalasi rekam medis - Keberadaan SOP - Kelengkapan isi SOP Job description petugas pelaksana penyediaan dokumen rekam medis - Keberadaan job description - Kejelasan job description Registrasi pasien Pencarian dokumen rekam medis Distribusi dokumen rekam medis - Kecepatan pencatatan dok. RM - Kecepatan distribusi dok. RM
Penyebab Permasalahan Angka kunjungan pasien yang melebihi kapasitas kerja dan sumber daya manusia yang kurang Kekurangan komputer untuk memproses data pasien, sumber daya manusia kurang untuk mengoperasikan fasilitas komputer, kekurangan rak arsip, terutama yang berbentuk biasa, karena lebih memudahkan pencarian dibandingkan mobile file Luas tempat penyimpanan dokumen rekam medis sangat sempit Poli dicapai dengan menggunakan lift (membutuhkan waktu) dan berbagai poli rawat jalan tidak terletak pada satu lantai Sistem IT tidak mendukung Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan
Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan
Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan Tidak dibahas dalam diskusi kelompok karena tidak termasuk faktor determinan
Faktor determinan penyebab lamanya waktu
Tanpa adanya jumlah sumber daya yang memadai
penyediaan dokumen rekam medis berdasarkan
di instalasi ini, maka penyediaan dokumen rekam
pada penelitian dan diskusi kelompokmeliputi beban
medis
kerja pegawai, fasilitas di instalasi rekam medis, luas
membutuhkan waktu yang lama, meskipun faktor
tempat penyimpanan dokumen rekam medis, jarak
lain telah diperbaiki.
jangkauan kerja, penyimpanan dokumen rekam medis
di
pelayanan
rawat
jalan
dan
desain
pekerjaan.
pelayanan
rawat
jalan
dapat
tetap
Fasilitas di instalasi rekam medis yang mengalami
kekurangan
dalam
hal
kecukupan
jumlahnya adalah komputer dan rak arsip. Komputer
Beban kerja pegawai di instalasi rekam
diperlukan bersama dengan tenaga tambahan untuk
medis merupakan faktor determinan lamanya waktu
mepercepat proses registrasi pasien, sehingga
penyediaan dokumen rekam medis di pelayanan
dapat mengurangi
rawat jalan. Hal ini dikarenakan jumlah sumber daya
datang. Rak arsip, utamanya yang berbentuk tetap
manusia merupakan bagian penting dalam setiap
(bukan mobile file)
kegiatan
jumlah, karena jumlah dokumen rekam medis
operasional
memproses
suatu
masukan
menjadi
organisasi, suatu
untuk
waktu antrian pasien yang
juga
mengalami
keluaran.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
kekurangan
252
pelayanan rawat jalan yang selalu bertambah dari
poli menyebabkan lama waktu tempuh yang juga
hari ke hari kerja.
berbeda, juga mengakibatkan penyediaan dokumen
Fasilitas
merupakan
faktor
determinan
rekam medis di pelayanan rawat jalan menjadi lebih
penyebab lamanya penyediaan dokumen rekam
lama. Hal lainnya adalah waktu tunggu yang
medis pelayanan rawat jalan dikarenakan fungsi dari
diperlukan untuk menuju lantai II dan III yang
fasilitas kerja sangat diperlukan dalam pekerjaan ini.
menggunakan tangga atau lift.
Ketidakcukupan fasilitas di instalasi rekam medis
Jarak jangkauan kerja merupakan salah
akan berpengaruh pada lamanya proses registrasi,
satu
pencarian dokumen rekam medis dan berbagai
rekam medis pelayanan rawat jalan karena jarak
proses lainnya. Sehingga apabila fasilitas ini tidak
secara nyata memberikan kontribusi terhadap lama
diperhatikan maka penyediaan dokumen rekam
waktu untuk penyediaan dokumen rekam medis ke
medis juga akan tetap lebih lama meskipun faktor
berbagai poli. Semakin jauh jaraknya, maka semakin
lain sudah dilakukan pembenahan.
lama waktu yang dibutuhkan untuk pengantaran
Luas tempat penyimpanan dokumen rekam
penyebab
lamanya
penyediaan
dokumen
dokumen rekam medis.
medis di instalasi rekam medis juga berpengaruh
Penyimpanan dokumen rekam medis di
pada lamanya penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan berpengaruh pada lamanya
pelayanan rawat jalan. Meskipun berdasarkan pada
penyediaan dokumen rekam medis di pelayanan
standar luas minimum telah dipenuhi akan tetapi
rawat jalan. Sistem penyimpanan dokumen rekam
jumlah kunjungan yang sangat tinggi menyebabkan
medis
kebutuhan akan tempat penyimpanan dokumen
Soewandhie Surabaya adalah rekam medis manual.
rekam medis yang lebih besar.
Rekam medis manual diketahui memiliki efektivitas
Luas tempat penyimpanan dokumen rekam medis
berpengaruh
terhadap
kemudahan
penyimpanan dokumen rekam medis, keleluasan
yang
digunakan
di
RSUD
dr.
Moh.
dan tingkat efisien yang lebih rendah dalam penggunaannya jika dibandingkan dengan rekam medis digital.
gerak pegawai dalam mencari dokumen rekam
Rekam medis manual membutuhkan waktu
medis, keleluasan pegawai dalam mengoperasikan
yang lebih lama dalam hal pencarian dokumen
fasilitas kerja dan kemudahan dalam mobilitas.
rekam medis dikarenakan rekam medis yang dicari
Sehingga
berbentuk fisik atau lembaran dokumen. Berbeda
luas
tempat
penyimpanan
ini
juga
merupakan faktor determinan penyebab lamanya
halnya
dengan
rekam
penyediaan dokumen rekam medis di pelayanan
perbandingannya dimana rekam medis dapat dicari
rawat jalan RSUD dr. Moh. Soewandhie Surabaya.
dengan
menggunakan
medis
digital
komputer.
sebagai
Selain
ini
Jarak jangkauan kerja merupakan jarak
penggunaan rekam medis manual juga diketahui
antara instalasi rekam medis dan berbagai poli rawat
memilihki kelemahan respond-time yang lebih lama.
jalan. Jarak yang relatif lebih jauh antara berbagai
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis ini
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
253
merupakan satu faktor determinan karena juga merupakan akar penyebab berbagai faktor permasalahan lain di
SIMPULAN Terdapat
enam
faktor
determinan
instalasi rekam medis
penyebab lamanya waktu penyediaan dokumen
pelayanan rawat jalan RSUD dr. Moh. Soewandhie
rekam medis, yang memilikiberbagai penyebab
Surabaya.
permasalahan yang berakibat pada lamanya proses
Desain pekerjaan di instalasi rekam medis
pada variabel lainnya. Adapun permasalahan yang
berpengaruh pada lamanya penyediaan dokumen
dinilai perlu untuk diperhatikan dalam penelitian ini
rekam medis pelayanan rawat jalan RSUD dr. Moh.
adalah mengenai jumlah pegawai di instalasi rekam
Soewandhie Surabaya. Desain pekerjaan dibuat
fasilitas kerja utamanya mengenai komputer dan
dengan maksud salah satunya untuk persyaratan
lemari arsip dan sistem penyimpanan dokumen
dari organisasi, misalnya produktivitas yang lebih
rekam medis.
tinggi dan efisiensi teknis. Salah satu indikator dalam desain
pekerjaan
sakit
disarankan
untuk
memberikan perhatian terhadap akar permasalahan
kinerja dan capaian yang diharapkan oleh satu
yang terdapat dalam berbagai faktor determinan
organisasi.
diatas dengan harapan penyediaan dokumen rekam
diharapkan
oleh
kinerja satu
diberikannya
rumah
standar
Standar
adalah
Pihak
dan
capaian
organisasi
perlu
yang
medis di pelayanan rawat jalan di RSUD dr. Moh.
untuk
Soewandhie
Surabaya
dapat
dilakukan
sesuai
diberikan secara tertulis agar dapat bersifat formal
dengan standar dari pemerintah.Hal ini dapat berupa
dan fisik. Ketiadaan kedua hal tersebut dalam hal
penambahan
jumlah
penyediaa dokumen rekam medis menyebabkan
penambahan
fasilitas
tidak tersampaikannya harapan dan target capaian
penyimpanan
instalasi rekam medis yang telah ditetapkan oleh
penggantian sistem penyimpanan dokumen rekam
atasan kepada bawahan. Ketidaktahuan pegawai
medis yang digunakan.
mengenai harapan dan target organisasi ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan performa kerja mereka dibawah dari
Ermiati, C., n.d. [Online] Available at: http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%202%20%20Jurnal%20Dion%20Cut.pdf [Accessed 8 August 2014]. Fred C. Windisch, F. C., 2007. In A Leadership Guide for Combination Fire Departments. Sudbury: Jones and Bartlett. Ilyas, Y., 2012. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kementerian Kesehatan RI, 2010. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B. Jakarta. Klaus F.J.P., 2009. In Agent-Based Technologies and Applications for Enterprise Interoperability. Berlin: Springer-Verlag. Marihot Tua Efendi Hariandja, Y. H., 2002. In Manajemen Sumber Daya Manusia (p. 195). Jakarta: Grasindo.
yang seharusnya. Penyebab lama waktu tunggu penyediaan dokumen rekam medis, termasuk dalam hal ini dikarenakan oleh ketidaktahuan pegawai terhadap standard
operating
procedure
untuk
pekerjaan
mereka dan kesulitan dalam pencarian dokumen rekam medis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulistiyorini (2008) di RSUD Sragen, Jawa Tengah.
pegawai kerja,
dokumen
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
di
rumah
perluasan
rekam
medis
sakit, tempat dan
254
Menteri Kesehatan RI, 2004. Retrieved August 13, 2014, from http://bppsdmk.depkes.go.id/web/filesa/perat uran/6.pdf Menteri Kesehatan RI, 2008, February 6). Pelkesi. Retrieved 8 22, 2014, from PELKESI: http://www.pelkesi.or.id/ Presiden RI, 2004. Retrieved August 24, 2014, from Diretorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan: binfar.kemkes.go.id Randhawa, G.,2007. In Human Resource Management. New Delhi: Atlantic. Robert L. Mathis, J. H.,1999. Human Resource Managemen (9 ed.). Mason: South-Western Cengage Learning. Sulistiyorini, C., 2008. Tinjauan Faktor Penyebab Waktu Tunggu Pelayanan Pendaftaran Pasien Umum Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Jurnal Ilmiah AKBID dan APIKER Mitra Husada Karanganyar, 2, p.1.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014