LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL PENGARTJI{ BTMBINGAI\I KELOMPOK
TEKMK SOSIODRAMA
TERIIADAP KENAKALAII REMAJA PADA SISWA KE,LAS XI SMA PR,ASETYA KOTA GORONTALO
OLEH M. RAIS TA}IE,R
NIM.
111 410 031
Telah diseminarkan dan disetujui untuk dipublikasikan
Pembimbingll
QhM /*f Meiske Puluhulawa M.Pd
r\iIP. 19590718 198602 2 001
r[rP. 1983Q131 200812 2 001
Mengetahui Ketue Jurusan Bimbingar dan Konseling
NIP. 19590718 198602 2 001
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA PRASETYA KOTA GORONTALO M. Rais Taher, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa. , ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya siswa yang mengalami masalah kenakalan remaja di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa melalui suatu eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang menggunakan desain “one group pre-test and post-test design”. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel X (teknik sosiodrama) dan variabel Y (kenakalan remaja), dengan sampel penelitian siswa kelas XI yang berjumlah 15 orang dari jumlah populasi seluruh siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo yang berjumlah 73 orang yang terbagi dalam 4 kelas. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan teknik pengumpul data berupa teknik angket tentang variabel Y (kenakalan remaja). Angket yang disebarkan sebanyak dua kali yakni sebelum pemberian treatment dan sesudah pemberian treatment. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan diuji hipotesis menggunakan uji t. Hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 6,274. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t0,975 (28)=2,05. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Artinya bahwa bimbingan kelompok teknik sosiodrama berpengaruh dalam meminimalisir kenakalan remaja, sehingga dapat direkomendasikan bimbingan kelompok teknik sosiodrama secara intensif dan berkelanjutan untuk meminimalisir kenakalan remaja.
Kata kunci : Bimbingan Kelompok, Teknik Sosiodrama, Kenakalan Remaja
___________________________________ M. Rais Taher, 1Dra. Maryam Rahim, M.P,d, 2Meiske Puluhulawa, M.Pd selaku dosen tetap di Jurusan Bimibingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. 1
Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan sebagai batang muda yang akan menentuka nasib negara itu sendiri. Karena remajalah yang akan membangun bangsa ini. Sebagai penentu bangsa, remaja seharusnya menyiapkan bekal untuk berkiprah membangun masyarakat dan tidak mudah terjebak diberbagai permasalahan. Salah satu permasalahan remaja yang paling menonjol saat ini yaitu kenakalan remaja. Kenakalan remaja seperti, sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Kenakalan remaja yang paling menonjol dan sering dilakukan oleh para remaja maupun anak-anak terutama para pelajar saat ini yaitu merokok, seks bebas, penyalahgunaan obat-obatan, tidak masuk kelas, bolos sekolah, perkelahian, serta perilaku yang tidak menyenangkan bagi orang lain. Kartono (2013: 6) mengungkapkan bahwa kenakalan remaja atau disebut juga sebagai Juvenile delinquency ialah perilaku jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Sedangkan menurut Hartina, (2008: 151), bahwa kenakalan menunjuk pada perilaku yang berupa penyimpangan atau pelanggaran pada norma yang berlaku. Kenakalan remaja yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu kenakalan remaja yang sering terjadi di lingkungan sekolah contohnya seperti merokok, bolos sekolah, perilaku ugal-ugalan, dan perkelahian antar individu atau siswa.
2
Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Bk di SMA Prasetya Kota Gorontalo, hasil wawancara dengan guru Bk, Guru BK mengatakan bahwa siswa yang ada di SMA Prasetya Kota Gorontalo yang terjerumus ke hal yang tidak baik atau kenakalan remaja khususnya di kelas XI yaitu dan yang paling dominan adalah bolos sekolah, berkelahi, serta membawa rokok di lingkungan sekolah dan merokok baik di lingkungan sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah bahkan ada juga yang menkonsumsi minuman beralkohol dengan menggunakan seragam, dan menurut guru BK jika di persenkan kenakalan remaja pada siswa kelas XI yaitu sebanyak 15 %. Kenakalan remaja dapat diatasi dengan layanan bimbingan dan konseling. Damayanti (2012: 33) menyatakan bahwa ada sembilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling individual. Layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi. yang digunakan peneliti dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yaitu layanan bimbingan kelompok. Menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012: 43) menyatakan bahwa Teknik atau metode dalam bimbingan kelompok yaitu: program home rome, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remedial. Salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang digunakan peneliti dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yaitu teknik sosiodrama. sedangkan menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012: 44) Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial.
3
Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan pengujian pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Praseyta Kota Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a) siswa yang merokok di lingkungan sekolah, (b) siswa yang bolos sekolah, (c) siswa yang mengkonsumsi minuman beralkohol di luar sekolah dengan menggunakan seragam, (d) perkelahian antar siswa maupun antar kelompok. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu manfaat secara teoritis dan praktis. (a) Manfaat teoritis yaitu Memperkaya kajian tentang penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dalam upaya membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya. (b) Manfaat praktis yaitu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan
kepada guru
pembimbing (konselor) mengenai cara mengatasi masalah kenakalan remaja yang terjadi pada siswa, dan meningkatkan pemahaman siswa tentang kenakalan remaja sehingganya tidak terjerumus ke perilaku yang tidak baik (kenakalan remaja). KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Kenakalan Remaja Hartina (2008: 151), mengatakan bahwa Kenakalan menunjuk pada perilaku yang berupa penyimpangan atau pelanggaran pada norma yang berlaku. Ditinjau dari segi hukum, kenakalan merupakan pelanggaran terhadap hukum yang belum bisa dikenai hukum pidana sehubungan dengan usianya. Santrock
4
(dalam Damayanti, 2012: 51) mengemukakan pendapatnya bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial sehingga terjadi tindakan kriminal. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency yaitu kumpulan dari berbagai perilaku/kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melanggar hukum, anti sosial dan menyalahi norma serta aturan yang berlaku dalam masyarakat. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja Hartina (2008: 153) mengemukakan bahwa ada empat bentuk kenakalan remaja yaitu (a) Delinkuensi individual, (b) Delinkuensi situasional, (c) Delinkuensi sistematik, (d)Delinkuensi komulatif. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja Perilaku nakal remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu (a) faktor internal, (b) faktor eksternal. Pengertian Bimbingan Kelompok Strategi lain dalam meluncurkan layanan bimbingan dan konseling adalah bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012: 40), mengatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan suatu bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. 5
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta didik atau siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing atau konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak. Tujuan Bimbingan Kelompok Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastuti (dalam Damayanti, 2012: 41) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan keompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia. Sementara itu, tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012: 41) dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan ksusus. Pertama adalah tujuan layanan bimbingan kelompok secara umum. Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialaisasi, ksususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa). Kedua, tujuan layanan bimbingan kelompok secara khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.
6
Dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi, dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Keuntungan Menggunakan Metode Pendekatan Kelompok Keuntungan metode pendekatan kelompok yaitu (a) anak bermasalah dapat mengenal dirinya melalui teman-teman kelompok, (b) sifat-sifat positif anak dapat dikembangkan, (c) dapat dihilangkan beban-beban moril, (d) dapat dihilangkan ketegangan-ketegangan emosi, (e) dapat dikembangkan gairah hidup dalam melakukan tugas, suka menolong, disiplin, dan sikap-sikap social lainya. Bentuk-Bentuk Bimbingan Kelompok Menurut Tohirin (dalam Damayanti, 2012: 43) bentuk-bentuk bimbingan kelompok yaitu (a) Program home rome, (b) karyawisata, (c) diskusi kelompok , (d) kegiatan kelompok, (e) organisasi siswa, (f) sosiodrama, (g) psikorama, dan (h) engajaran remedial. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok Dalam Hartinah (2009: 132-151), mengatakan bahwa terdapat empat tahap dalam bimbingan kelompok yaitu : (a) tahap pembentukan, (b) tahap peralihan, (c) tahap kegiatan, (d) tahap pengakhiran. Sosiodrama Menurut Winkel (2012: 175), sosiodrama adalah dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain,
7
termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Hartinah (2009: 164), berpendapat bahwa sosiodrama merupakan dramatisasi dari berbagai persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain. Sedangkan menurut Roestiyah (2001:90), sosiodrama adalah drama yang dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama adalah salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dialami oleh siswa (klien) terutama masalah sosial. Langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama Menurut Damayanti (2012: 45) bahwa, pelaksanaan sosiodrama secara umum mengikuti langkah-langkah yaitu (a) persiapan, (b) Menentukan kelompok yang akan dimainkan sesuai dengan kebutuhan skenariao, (c) Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya, (d) Pelaksanaan sosiodrama, (e) Evaluasi dan diskusi, dan (f) ulangan permaianan. Jadi, Teknik yang digunakan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA prasetya Kota Gororntalo yakni teknik Sosiodrama. Melalui teknik Sosiodrama diharapkan siswa termotivasi agar tidak lagi melalukan kenakalan. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu “Terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo”. 8
Metode Penelitian Pelelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan April 2014 sampai bulan mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (quasi experiment atau eksperimen semu) dengan desain ”One Group Pre-test and Postest Design”. Pre-test X1
Treatment T
Pos-test X2
Damayanti, Nidya. 2012. Panduan Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta : Araska, hal.45 Keterangan : X1 = Pre-test kenakalan remaja sebelum diberikan perlakuan teknik sosiodrama X2 = Post-test kenakalan remaja sesudah diberikan perlakuan teknik sosiodrama T = penerapan teknik sosiodrama Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu (1) kenakalan remaja adalah variabel terikat (dependent variable), (2) bimbingan kelompok teknik sosiodrama sebagai variabel bebas (independent variable). Indikator dalam penelitian ini adalah bolos, merokok, perkelahian, perilaku ugal-ugalan. Anggota populasi adalah siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo yang yang berjumlah 73 orang yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu IPA-1= 29 orang, IPS-1=14 orang, IPS-2=14 orang, dan IPS-3=16 orang.. Anggota sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 15 orang. Dalam kegiatan bimbingan kelompok tehnik sosoidrama, peneliti memilih siswa berjumlah 15 orang karena menurut Hartinah (2009:112) bahwa dalam dinamika kelompok tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok. Untuk
9
pengambilan sampel, peneliti menggunakan
purposive sampling, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui test yang terbagi atas Pre-test (tes awal) & Post-test (tes akhir), sedangkan instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian normalitas data digunakan uji Lilliefors, dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil analisis deskriptif variabel X1 (Pre-test) diperoleh skor minimum= 163; skor maximum = 220; banyak kelas = 5; panjang kelas 11,4; ratarata kelas = 202,47; varian = 16,03; dan standar deviasi = 16,687. Sedangkan variabel X2 (Post-test) diperoleh skor minimum = 154; skor maximum = 218; banyak kelas = 5; panjang kelas 12,8; rata-rata kelas = 193.3; varian = 290,4881; dan standar deviasi = 17,292. Pengujian Normalitas Data Variabel Pre-test dan Post-test Dari hasil perhitungan variabel pre-test dan post-test diperoleh data Lhitung Pre-Test = 0,125 dan Lhitung Post-Test = 0,115 sedangkan taraf nyata 0,05 didapat Ltabel = 0,220. Kesimpulannya adalah Lhitung < Ltabel, sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar 6,274 sedangkan distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t0,975 (28)=2,05. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1.
10
Artinya bahwa hipotesis terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa, dapat diterima. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang telah dilaksanakan, menunjukan adanya perubahan tingkat kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo, setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Hal ini dilihat dari hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa ratarata tingkat kenakalan remaja sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama yaitu sebesar 3012 dan setelah memperoleh layanan menjadi 2892. Artinya bahwa setelah diberikan treatment terdapat penurunan kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo. Hasil pengujian hipotesis juga memperoleh harga thitung sebesar 6,274 dan daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t0,975 (28)=2,05. Artinya thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, skor total tingkat kenakalan remaja sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama yaitu sebesar 3012 dan setelah memperoleh layanan menjadi 2892. Artinya bahwa setelah diberikan treatment terdapat penurunan kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Prasetya Kota Gorontalo, dan hasil perhitungan uji t diperoleh harga thitung sebesar 6,274, sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t0,975 (28)=2,05. Artinya bahwa hipotesis yang berbunyi 11
“terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik sosodrama terhadap kenakalan remaja pada siswa XI SMA Prasetya Kota Gorontalo”, dapat diterima. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan serta kendala yang dihadapi sebelumnya, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik yang tepat untuk digunakan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja pada siswa, jika teknik ini dilaksanakan dengan cara yang intensif. b. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian tentang teknik sosiodrama, maka diharapkan harus memahami secara aktual dalam menerapkan ke peserta didik atau siswa. c. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar bisa bernegosiasi dengan pihak sekolah atau guru sehingga penelitiannya dapat berjalan dengan baik dan tidak terburu-buru dengan waktu yang diberikan. d. Bagi peneliti selanjutnya agar mampu merasionalisasikan kepada siswa agar tidak bosan dalam mengikuti kegiatan serta tidak bosan dalam pengisian lembaran penilaian segera. DAFTAR PUSTAKA Arikunto & Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Penelitian Praktis. Jakarta: Asdi Mahasatya. Damayanti, Nidya. 2012. Panduan Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta : Araska. Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : refika aditama.
12
Hartinah, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Bandung : refika aditama. Nurihsan, Achmad, Juntika. 2007. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling, Bandung : refika aditama. Luluk, Nursalim. 2012. Penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kema n mpuan interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah. (http://ppb.jurnal.unesa.ac.id) diakses pada 26 Mei 2014 Kartono, Kartini. 2013. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta : rajawalipers. Nursalim,
Mochammad
dkk.2002.
Layanan
Bimbingan
dan
Konseling.
Surabaya:UnesaUniversity Press. Nursafitri Rizki & Setiawati. 2013. Penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk membantu meningkatkan kemampuan hubungan interpesonal siswa. http://ejournal.unesa.ac.id. diakses pada 26 Mei 2014. Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemuda. Bandung: PT Alfabeta. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana, 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito Sarlito. W. Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo. Winkel. 2012. Bimbingan dan Konseling di institusi pendidikan: media abadi
13
