97
EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KAMPANYE ANTI NARKOBA YAYASAN CINTA ANAK BANGSA
Nama
: Dian Nurillah
NIM
: 04201-135
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
102
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
:
Dian Nurillah
NIM
:
04201-135
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi :
Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KAMPANYE ANTI NARKOBA YAYASAN CINTA ANAK BANGSA
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing I
Irmulan Sati Tomohardjo, SH M.Si
Pembimbing II
Drs. Nono Sungkono, MM
103
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
:
Dian Nurillah
NIM
:
04201-135
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi :
Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi :
EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KAMPANYE ANTI NARKOBA YAYASAN CINTA ANAK BANGSA Disetujui dan diterima oleh
Jakarta, Agustus 2008 Ketua Sidang Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si.
(……………………...)
Penguji Ahli Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si.
(……………………...)
Pembimbing I Irmulan Sati Tomohardjo, SH M.Si
(……………………...)
PembimbingII Drs. Nono Sungkono, MM
(……………………...)
104
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
:
Dian Nurillah
NIM
:
04201-135
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi :
Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi :
EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KAMPANYE ANTI NARKOBA YAYASAN CINTA ANAK BANGSA Mengetahui:
Pembimbing I
Pembimbing II
Irmulan Sati Tomohardjo, SH M.Si
Drs. Nono Sungkono, MM Mengetahui:
Dekan Fikom UMB
Dra. Diah Wardhani, M. Si
Ketua Bidang Studi Humas
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si.
112
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT ABSTRAKSI Dian Nurillah (04201-135) Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa Jakarta xii-90 halaman dan lampiran Bibliografi: 22 Acuan (1987-2004) Pada dasarnya, hubungan antara Humas dengan kegiatan kampanye merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Humas dalam menjalankan tugasnya, tidak terlepas dari kegiatan kampanye, karena kegiatan kampanye merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Humas untuk menyampaikan pesannya kepada public audience. Melalui kampanye inilah pesan yang berupa ide, gagasan, informasi, pengetahuan dapat membangun atau menciptakan pengertian. Hal yang sama juga dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa. Untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menyelamatkan anak muda Indonesia dari bahaya NARKOBA melalui upaya pencegahan primer dan penyadaran lewat pendidikan. Melakukan kegiatan kampanyenya, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) merupakan lembaga sosial kemasyarakatan yang independen dan non profit, telah melakukan program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Program tersebut adalah yang berbasiskan sekolah dan masyarakat, yaitu program yang menekankan pada keterampilan ketahanan sosial. Program ini diperlukan untuk membantu remaja tidak hanya tahu kepada apa mereka berkata “tidak”, tetapi juga bagaimana mengatakan “tidak” dan selanjutnya kepada apa mereka mengatakan “ya”. Program seperti ini melengkapi remaja dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menahan tekanan kelompok sebaya (peer pressure)
113
Pokok permasalahan dalam penelitian adalah evaluasi penggunaan media kampanye anti NARKOBA Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) (studi pada siswasiswi SMK Jakarta Pusat 1) Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penyebaran kuesioner kepada 79 responden yang sebelumnya telah ditentukan yang menjadi populasi adalah siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan Yayasan Cinta Anak bangsa sudah berhasil ini terbukti dari perhitungan berdasarkan weight mean score sebesar 71,42 % yang berarti hasil tersebut dikategorikan berhasil
105
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifita Kampanye Anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba (Studi pada Siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1)” tepat pada waktunya. Setiap langkah dalam hidup ini tak terlepas dari adanya cobaan yang berupa hambatan dan rintangan dalam mencapai tujuan hidup untuk jauh lebih baik,Hal yang sama juga dirasakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, meskipun harus melewati berbagai macam kendala terutama “melawan diri sendiri” untuk semangat menyelesaikan skripsi ini. Selam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
106
1. Ibu Irmulan Sati Tomohardjo, SH M.Si., selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing penulis dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, mengoreksi dan banyak memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 2. Bapak Drs. Nono Sungkono, MM, selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar dan penuh pengertian dalam membimbing penulis serta memberikan banyak masukan dan koreksi yang membangun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Kedua orangtua-ku tercinta H. Fachruddin HB & Hj. Maryamah yang membesarkan dan merawatku serta mendo’akan setiap langkahku dengan penuh kasih sayang “….Umi sama Aji anakmu lulus….” 4. Seluruh dosen Fikom yang selama masa perkuliahan memberikan ilmunya khusunya bidang kehumasan. 5. Serta pihak TU Fikom yang telah membantu penulis mengurus administrasi perkuliahan. 6. Keluarga besar Yayasan Cinta anak bangsa (YCAB), kepada Ibu Veronica Colondam selaku Executive Director, Ibu Linda dan Sherly selaku Executive Offocer/PR, serta Ka Yustina, Ka Petrus dan Ka Firman selaku staff
107
kampanye yang berkenan meluangkan waktu dan memberikan informasi serta kesediaannya memberikan kesempatan dan fasilitas dalam proses pencarian data. 7. Kepala sekolah, staff pengajar, serta siswa-siwi SMK Jakarta Pusat 1 yang telah meluangkan waktunya membantu dan memudahkan penulis dalam menyeabrkan kuesioner. 8. Kakakku M.Syarief & Endang serta keponakanku Zahra Aulia Syarief yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis. 9. Teman-temanku Widya Indriani Kurniaty, Siti Rohmah, Wulan Suci Ningsih, yang tak pernah bosan mengingatkanku, menyemangatiku, Tri Handayani “Ani” Yuda Wasesa, Emiati Windi yarni, serta teman senasibku Ana Retno Dewi, Dewi Lestari, Tatu “Ayo……..teman terus semangat…! 10. Untuk teman-teman Fikom Jurusan Humas angkatan 2001, banyak kesan selama masa kuliah bersama kalian. 11. Serta semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara moril, materil yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak dan berharap skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kehumasan.
108
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
100
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………….1
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………..1 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………1 1.2 Pokok Permasalahan……………………………………..7 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………...7 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………….8 1.4.1 Manfaat Akademis…………………………………8 1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………….8
BAB II
KERANGKA KONSEP……………………………………9 2.1 Pengertian Komunikasi………………………………….9 2.2 Pengertian Humas……………………………………….10 2.2.1 Peranan Humas………………………………………..11 2.2 Pengertian Kampanye Humas…………………………..13 2.2.1 Jenis-jenis Kampanye……………………………..17 2.2.2 Pesan Kampanye………………………………….20 2.2.3 Khalayak Sasaran Kampanye……………………..25 2.2.4 Saluran Kampanye………………………………..27 2.3 Evaluasi…………….…………………………………...29
BAB III
METODOLOGI……………………………………………33
3.1 Tipe Penelitian…………………………………………..33 3.2 Metode Penelitian……………………………………….33 3.3 Populasi dan Sampel…………………………………….34 3.3.1 Populasi……………………………………………34 3.3.2 Sampel……………………………………………..35 3.4 Tehnik Penarikan Sampel……………………………….36
101
3.5 Tehnik Pengumpulan Data………………………………38 3.6 Definisi Konsep………………………………………….39 3.7 Operasionalisasi Konsep…………………………………41 3.8 Tehnik Analisa Data……………………………………..47
BAB IV
HASIL PENELITIAN……………………………………...49 4.1 Gambaran Umum Organisasi……………………………49 4.1.1Program kampanye YCAB……………………………..51 4.2 Hasil Penelitian…………………………………………..52 4.2.1 Identitas Responden……………………………………53 4.2.2 Kejelasan Dalam Penyampaian Pesan…………………57 4.2.3 Pemahaman Isi Pesan Lampanye Anti Narkoba……….60 4.2.4 Kesesuaian Isi Pesan Kampanye Anti Narkoba ……….63 4.2.5 Penilaian Terhadap Keseluruhan Kampanye…………65 4.3 Hasil Keseluruhan………………………………………68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..88 5.1 Kesimpulan……………………………………………...88 5.2 Saran…………………………………………………….89
DAFTAR TABEL DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
109
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Operasionalisasi konsep
Tabel 2.1
Identitas Responden (Jenis Kelamin)
Tabel 2.2.
Identitas Responden (Usia)
Tabel 2.3.
Identitas responden (Kelas)
Tabel 2.4.
Identitas responden (Pernah mengikuti kampanye anti Narkoba)
Tabel 2.5.
Identitas responden (Pernah mengikuti kampanye anti Narkoba)
Tabel 3.1.
Tentang gaya bahasa pembicara dalam talkshow
Tabel 3.2.
Tentang Kejelasan Audio-visual yang ditampilkan dalam film Dokumenter
Tabel 3.3.
Kejelasan tentang tulisan dan gambar yang terdapay pada brosur YCAB
Tabel 4.1.
Pemahaman tentang isi pesan kampanye yang disampaikan pembicara dalam talkshow
Tabel 4.2.
Pemahaman tentang isi pesan kampanyeyang ditampilkan melalui audio-visual dalam bentuk film dokumenter
Tabel 4.3.
Pemahaman tentang isi pesan kampanye
110
yang disampaikan melalui media brosur YCAB Tabel 5.1.
Kesesuai isi pesan kamapnye dalam bentuk talkshow
Tabel 5.2.
Kesesuaian isi pesan audi-visual dalam bentuk film dokumenter
Tabel 5.3.
Kesesuaian isi pesan tulisan dan gambar dalam bentuk brosur
Tabel 6.1.
Penilaian tentang gaya bahasa pembicara dalam talkshow
Tabel 6.2.
Penilaian tentang audio-visual film dokumenter
Tabel 6.3.
Penilaian tentang tulisan dan gambar dalam brosur YCAB
Tabel 7.1.
Ketertarikan untuk mengikuti program kampanye berikutny
Tabel 7.2.
Ketertarikan untuk berbagi pengetahuan tentang Narkoba kepada orang lain
Tabel 8.1.
Scor rata-rata Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye anti Narkoba
Tabel 8.2
Pemahaman Tentang Pesan Kampanye Anti Narkoba
Tabel 8.3.
Pemahaman Tentang Kesesuaian Isi Pesan Kampanye Anti Narkoba
Tabel 8.4.
Pemahaman Tentang Penilaian Terhadap Kampanye Anti Narkoba
111
Tabel 8.5.
Ketertarikan Terhadap Kampanye Anti Narkoba
Tabel 9.1.
Efektifitas Kampanye Anti Narkoba Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba (Studi Pada siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan sebuah perubahan dalam suatu lingkungan masyarakat bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan cara-cara yang persuasif yang ditujukan untuk dapat menyadarkan, memberdayakan, atau mempengaruhi masyarakat dengan caracara yang menyenangkan dan relevan. Salah satu caranya adalah dengan berkampanye. Kegiatan kampanye mempengaruhi masyarakat secara persuasif yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaan. Tujuan kampanye adalah menciptakan “perubahan” atau “perbaikan” dalam masyarakat. Oleh karena itu Raice dan Paiskey menyebutkan bila dalam suatu lingkungan sosial terjadi perubahan atau perbaikan, maka kampanye telah berlangsung di lingkungan tersebut. Berdasarkan tujuan itulah Raice dan Paiskey mendefinisikan bahwa kampanye (compaign) adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.1 Kampanye dalam arti umum atau luas adalah memberikan penerangan secara
1
F. Rachmadi. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Gramedia, Jakarta, 1996, Hal 134.
2
terus-menerus serta pengertian dan memotivasi terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan tehnik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. Sedangkan dalam arti sempit, kampanye bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercapai suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. 2 Kampanye dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga, dimana penyelenggara kampanye umumnya bukan individu melainkan lembaga atau organisasi. Lembaga tersebut dapat berasal dari lingkungan pemerintah, kalangan swasta atau lembaga swadaya masyarakat. Kampanye selalu memiliki tujuan yang yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses kampanye melalui komunikasi tersebut, antara lain merupakan penyebaran informasi, pengetahuan, gagasan, kesadaran dan ide untuk membangun atau menciptakan pengertian melalui tehnik komunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi
2
dalam
melakukan
kampanye
adalah
komunikasi
interpersonal,
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, Cetakan ketiga, Armico, Bandung, 1994, Hal 9.
3
komunikasi antarpersonal (face to face), komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi melalui media massa dan media nirmassa. 3 Kondisi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm dalam bukunya The Process Effect of Communication, yaitu sebagai berikut: 1. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian 2. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan 3. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya 4. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi sesuai dengan situasi dan kondisi dari komunikan Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan. Pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui komunikan jika tidak menggunakan suatu lambang yang sama-sama dimengerti.4 Pada dasarnya, hubungan antara Humas dengan kegiatan kampanye merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Humas dalam menjalankan tugasnya, tidak terlepas dari kegiatan kampanye, karena kegiatan kampanye merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Humas untuk menyampaikan 3
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 60. 4 Asegaf Ja’far H, Hubungan Masyarakat dalam Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987, Hal 15.
4
pesannya kepada public audience. Melalui kampanye inilah pesan yang berupa ide, gagasan, informasi, pengetahuan dapat membangun atau menciptakan pengertian. Seperti penjelasan di atas tadi, kampanye selalu bermula dari sebuah gagasan. Kampanye anti NARKOBA (Narkotik dan Obat-obatan Berbahaya) yang dijalankan oleh instansi pemerintah, swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat di berbagai belahan dunia, berawal dari keprihatinan melihat tingginya angka penyalahgunaan NARKOBA
(Narkotik
dan
Obat-obatan
Berbahaya)
serta
dampak
yang
ditimbulkannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa. Untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menyelamatkan anak muda Indonesia dari bahaya NARKOBA melalui upaya pencegahan primer dan penyadaran lewat pendidikan5. Melakukan kegiatan kampanyenya,. Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) merupakan lembaga sosial kemasyarakatan yang independen dan non profit, telah melakukan program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Program tersebut adalah yang berbasiskan sekolah dan masyarakat, yaitu program yang menekankan pada keterampilan ketahanan sosial. Program ini diperlukan untuk membantu remaja tidak hanya tahu kepada apa mereka berkata “tidak”, tetapi juga bagaimana mengatakan “tidak” dan selanjutnya kepada apa mereka mengatakan “ya”.
5
www.ycab.org.id
5
Program seperti ini melengkapi remaja dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menahan tekanan kelompok sebaya (peer pressure).6 Salah satu program yang dilakukan YCAB adalah program berbasis sekolah (School Based Compaign). Program ini merupakan kampanye anti narkoba yang dilakukan YCAB di sekolah-sekolah. Kampanye berbasis sekolah ini dilakukan dengan tujuan agar para siswa mendapatkan informasi yang benar seputar NARKOBA dan berani berkata tidak terhadap NARKOBA, yang pada kelanjutannya diharapkan para siswa tersebut dapat menyampaikan informasi seputar NARKOBA kepada teman-temannya yang lain, baik yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Mengingat masalah penyalahgunaan NARKOBA dan peredaran gelap NARKOBA sudah sangat memprihatinkan. Hampir setiap hari media cetak maupun elektronik memberitakan tentang penyalahgunaan NARKOBA dan peredarannya. Selain itu, Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi para pengedar narkoba karena jumlah penduduk Indonesia lebih dari 210 juta jiwa. Dan kini Indonesia tidak hanya sebagai jalur transit perdagangan narkoba internasional, tetapi telah menjadi salah satu sasaran peredaran NARKOBA.7 Dalam hal ini yang paling banyak menggunakan narkoba adalah remaja.
6 7
Ibid. www.nurularifin.com
6
Remaja adalah sekelompok manusia yang tidak mau dianggap anak-anak, tetapi belum mampu menempati dunia dewasa. Intinya sedang dalam perjalanan menuju kedewasaan, berusia sekitar 13-19 tahun. Pada masa remaja itulah justru keinginan untuk mencoba-coba mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang sangat besar. Hal itulah yang dapat memudahkan remaja terdorong untuk menyalahgunakan NARKOBA. Program kampanye barbasis sekolah ini dilakukan dalam bentuk Interschool Compaign (ITCP) yang merupakan program pencegahan primer penyalahgunaan NARKOBA yang berupa penyuluhan interaktif. Interschool Compaign (ITCP) ini didisain dalam bentuk talkshow
dan informasi yang disampaikan dalam ITCP
diantaranya adalah: (1). Aspek medis dan HIV/AIDS dalam penyalahgunaan NARKOBA, (2). Bagaimana berkata Tidak, (3). Gaya hidup pro-aktif. Berdasarkan data itulah penulis tertarik untuk meneliti evaluasi penggunaan media kampanye anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) (studi pada siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1). Sekolah ini dipilih oleh penulis, karena SMK Jalarta Pusat 1 merupakan salah satu dari 5 sekolah di Jakarta yang mengikuti program Interschool Compaign (ITCP) yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan bekerjasama dengan International Labour Organitation (ILO)8.
8
www.ycab.org.id
7
Selain itu Jakarta Pusat merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta yang rawan terhadap penyalahgunaan Narkoba. Periode Januari 2007-Desember 2007
1.2. Pokok Permasalahan Dari uraian yang telah penulis jabarkan tersebut di atas, maka penulis menentukan pokok permasalahan dari penelitian ini adalah sejau mana hasil evaluasi dari penggunaan media kampanye anti NARKOBA Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) studi pada siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi penggunaan media kampanye anti NARKOBA Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) studi pada siswasiswi SMK Jakarta Pusat 1
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan teori dan konsep
8
komunikasi secara spesifik pada bidang kehumasan, khususnya dalam penggunaan media kampanye sehingga kampanye dapat dikatakan berhasil
1.4.2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini diharapkan YCAB khususnya staff kampanye dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan program kampanye terdahulu dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan pelaksanaan program kampanye yang akan datang.
9
BAB II KERANGKA KONSEP
2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku si penerima pesan. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana suatu komunikasi dapat menarik perhatian individu yang mendengar, melihat, dan membacanya. Oleh karena itu komunikasi harus dikemas semenarik mungkin, sehingga hasil akhir dari sebuah proses komunikasi adalah perubahan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan serta pembentukan opini publik baik negatif atau yeng bersifat positif.9 Sebelum sebuah proses komunikasi akan berlangsung efektif
jika tujuan
komunikasinya tepat. Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana adalah menimbulkan:10 1. perubahan sikap (attitude change) 2. perubahan pendapat (opinion change) 3. perubahan sosial (social change) 4. perubahan perilaku (behavior change) 9
H. Frezier Moore, Hubungan Masyarakat; Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal 78. 10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal 4.
10
Selain tujuan dari komunikasi, fungsi dari komunikasi juga harus diperhatikan, yaitu:11 1. menyampaikan informasi (to inform) 2. mendidik (to educate) 3. menghibur (to entertaint) 4. mempengaruhi (to influence) 2.2. Pengertian Humas Pengertian Humas menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi yang terencana baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.12 Lebih lanjut Frank Jefkins juga menjabarkan bahwa Humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.13 Tujuannya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentinagn. Dengan adanya kata
11
Ibid. Frank Jefkins, Public Relations, Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, Tahun 2004, hal 10 13 Ibid. 12
11
“saling”, maka itu berarti organisasi juga harus memahami seiap khalayak sasarannya. 2.2.1. Peranan Humas Peranan umum Humas dalam manajemen suatu organisasi itu terlihat dengan adanya beberapa aktivitas pokok kehumasan, yaitu:14 a. Mengevaluasi sikap atau opini publik b.
Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi atau perusahaan dengan kepentingan publik
c. Merencanakan dan melaksanakan penggiatan aktivitas Humas Secara garis besar kegiatan Humas dibagi dalam dua bagian, yaitu hubungan ke dalam dan hubungan keluar. Untuk itu mutlak dilakukan suatu kegiatan komunikasi. Komunikasi internal adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk publik internal yaitu yang terkait langsung dengan perusahaan atau organisasi seperti karyawan pemegang saham dan eksekutif puncak. Sedangkan hubungan keluar atau eksternal relations adalah unsure-unsur atau pihak-pihak yang berada diluar perusahaan atau organisasi.15
14
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media komunikasi (Konsep dan Aplikasi), PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal 16. 15 Ibid
12
Menurut Arifin Abdurachman seperti yang dikutip oleh IG. Wursanto, eksternal relations dapat dibagi dalam kategori-kategori sebagai berikut:16 1. Government Relations, yaitu hubungan dengan organisasi atau instansi pemerintah 2. Community Relations, yaitu hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan atau organisasi 3. Customer Relations, hubungan dengan relasi atau pelanggan 4. Press relations, hubungan dengan media massa Seorang Public Relations harus mampu untuk memperhitungkan sasaran dan strategi, perencanaan dan anggaran, serta penelitian dan evaluasi, seperti yang diungkapkan Cutlip dan Center
bahwa proses Public Relations ssepenuhnya
mengacu kepada pendekatan manajerial dimana proses ini terdiri dari empat proses, yaitu:17 1. Fact fainding, adalah mencari dan menumpulkan fakta serta data-data sebelum melakukan tindakan 2. Planning, berdasarkan fakta yang ada kemudian membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam memecahkan dan menghadapi suatu masalah
16
IG. Wursanto, Pokok-pokok Pengertian Human Relations dan manajemen, Pustaka Dian, Jakarta. Tahun 1995, Hal 45-46 17
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, Remadja Rosdakarya Ofiset, Bandung 2003, hal 90
13
3. Communicating, adalah rencana yang telah disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasrkan fakta dan data yang kemudian dikomunikasikan atau pelaksanaan kegiatan 4. Evaluations, adalah menevaluasi tentang suatu kegiatan yang telah dilakukan apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau belum yang kemudian hasil evaluasi ini menjadi acuan bagi Humas dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. 2.3. Pengertian Kampanye Humas Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.18 Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni:19 1. tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu 2. jumlah sasaran khalayak yang besar 3. biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu 4. melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir
18 19
Jalaludin Rakhmat, Manajemen Kampanye, Antar Venus, Bandung, 2004, hal 5 Ibid, hal 6
14
Disamping keempat ciri pokok diatas, kampanye juga memiliki karakteristik lain, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (compaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas pesan tersebut setiap saat Pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan landasanlandasan pokok yang melatarbelakangi diselenggarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasif, yakni mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.20 Rice dan Paskey menyebutkan bahwa kampanye (ompaign) adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Sedangkan tujuan kampanye adalah menciptakan “perubahan” atau “perbaikan” dalam masyarakat. Oleh karena itu Raice dan Paskey menyebutkan bila dalam suatu lingkungan sosial terjadi perubahan atau perbaikan, maka kampanye mungkin telah berlangsung di lingkungan tersebut.21
20 21
Jalaludin Rakhmat, Manajemen Kampanye, Antar Venus, Bandung, 2004, hal 6 F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta, 1996, hal 134.
15
Menurut Rosady Ruslan, kampanye Humas merupakan suatu kegiatan propaganda komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya.22 Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan kampanye Humas untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye tersebut, yaitu:23 1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai Dalam pelaksanaan program kampanye, tentu saja tidak lepas dari yang dinamakan hubungan antar manusia (human relations). Tentu saja hubungan ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk memelihara harmoni, saling
pengaruh-mempengaruhi,
mengubah
sikap
dan
perilaku,
dan
sebagainya 2. Menentukan sasaran kampanye Humas Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program kampanye, yaitu memperoleh citra positif dan atau memperoleh kepercayaan 3. Menentukan ruang lingkupnya Ruang lingkup dalam pelaksanaan program kampanye Humas harus diperhatikan, baik itu lokal, regional, nasional, atau internasional 22
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 31. 23 Ibid.
16
4. Menentukan jangka waktunya 5. Menentukan publik sasarannya Yang menjadi sasaran dari suatu program kampanye Humas, yaitu pemerintah, swasta, masyarakat, pelanggan, konsumen, dan lain-lain) 6. Menentukan tema, topik atau isu dari kampanye tersebut 7.
Menentukan efek yang ingin dicapai Secara umum ada 3 aspek yang dapat ditimbulkan dari sebuah program kampanye Humas, yaitu: a. aspek kognitif, aspek yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan b. aspek afektif yang menyangkut sikap atau perasaan c. aspek konatif yang menyangkut perilaku atau tindakan
8. Menentukan fasilitas, perlengkapan atau sarana yang akan memudahkan atau menunjang pelaksanaan suatu program kampanye Humas Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yakni mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasr kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata.
17
2.3.1. Jenis-jenis Kampanye Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah mana kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi pada dasarnya ada keterkaitan antar motivasi dari sebuah penyelenggaraan program kampanye dengan tujuan yang nantinya akan dicapai. Bertolak dari keterkaitan tersebut Charles U. Larson, membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori, yaitu:24 1. Product-oriented compaign adalah kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi pada dunia bisnis. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang digunakan adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan produk penjualan, sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye Humas yang ditujukan untuk membangun citra positif perusahaan dimata publik juga dapat dimasukkan dalam kelompok ini. 2. Candidate-oriented compaign adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat. Hal ini umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh
24
Jalaludin Rakhmat, Manajemen Kampanye, Antar Venus, Bandung, 2004, hal 7.
18
kekuasaan politik. Contoh dari kategori ini adalah kampanye partai politik untuk memperoleh dukungan pada saat Pemilihan Umum. 3. Ideologically or cause oriented compaign adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali yang berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler
disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang
ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Pada dasarnya berbagai jenis kampanye yang tidak termasuk dalam kategori kampanye politik atau kampanye produk dapat dimasukkan dalam kampanye perubahan sosial. Untuk lebih jelasnya tentang kampanye perubahan sosial yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis memilih model kampanye yang dikembangkan oleh Leon Ostergaard, yaitu:25
25
Ibid, Hal 8
19
Model Kampanye Ostergaard Problem
Compaign
Knowladge
Attitudes
Skills
Behavior
Reduced Problem Menurut Ostergaard, langkah pertama sebelum melakukan kampanye adalah mengidentifikasikan masalah faktual yang terjadi ditengah masyarakat. Setelah mngidentifikasi masalah, selanjutnya langkah kedua adalah pengelolaan kampanye yang dimulai dari perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dalam tahap ini perlu dilakukan riset untuk mengidentifikasikan karakteristik khalayak untuk dapat merumuskan pesan, aktor kampanye, saluran hingga teknis pelaksanaan kampanye yang sesuai. Pada tahap pengelolaan ini seluruh isi program kampanye (compaign content) diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan khalayak sasaran. Sehingga diharapkan melalui program kampanye ini
20
terjadi transformasi atau perubahan tingkat pengetahuan, sikap, keterampilan bahkan perubahan perilaku. Tahap pengelolaan kampanye ini ditutup dengan evaluasi tentang keefektifan program kampanye yang dilaksanakan. Disini akan dievaluasi apakah pesan-pesan kampanye sampai kepada khalayak sasaran? Apakah mereka dapat mengingat pesanpesan tersebut? Apakah mereka dapat menerima isi pesan-pesan kampanye tersebut? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat keefektifan program kampanye dalam
menanggulangi
atau
mengurangi
masalah
sebagaimana
yang
telah
diidentifikasikan sebelumnya. 2.3.2. Pesan Kampanye Suatu gagasan dapat muncul karena berbagai alasan. Tetapi apapun latar belakangnya, suatu gagasan pada akhirnya akan dikonstruksi dalam bentuk pesanpesan yang dapat disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesan itulah yang akan dipersepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak oleh khalayak. Jadi intinya kampanye tidak lain adalah pesan.26 Kampanye pada dasarnya penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk, mulai dari poster, spanduk, baligo atau billboard , pidato diskusi hingga selebaran. Apapun
26
Ibid, hal 70.
21
bentuk, pesan selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun nonverbal. Melalui simbol-simbol, pesan-pesan kampanye dirancang secara sistematis agar dapat memunculkan respon tertentu dalam pikiran khalayak. Agar respons tersebut muncul, maka prasyarat yang harus dipenuhi adanya kesamaan pengertian tentang simbolsimbol yang digunakan antara penyampai pesan dan penerima pesan. Jadi menciptakan kesamaan makna
antara penyampai pesan dan penerima pesan
merupakan landasan agar tercapainya tujuan kampanye yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan kampanye hanya dapat dicapai bila khalayak memahami pesan-pesan yang ditujukan kepada mereka. Ketidakmampuan mengonstruksikan pesan sesuai dengan khalayak sasaran yang dihadapi merupakan awal kegagalan dari sebuah program kampanye. Berhasil atau tidaknya sebuah program kampanye tergantung pada bagaimana
mengelola, mendesain, mengorganisasikan
pesan kampanye
tersebut. Aspek yang perlu diperhatikan agar mampu mendesain pesan secara efektif menurut Betinghaus (1973); Applbaum & Anatol (1976); Shimp & Delozier (1986) serta Johston (1994), setidaknya ada dua aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu:27
27
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta, Tahun 2004, Hal 35.
22
1. Isi Pesan Banyak hal yeng terkait dengan isi pesan, mulai dari materi pendukung, visualisasi pesan, isi negatif pesan, pendekatan emosional, pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan kelompok rujukan. Penjelasannya sebagai berikut: a. Material pendukung, yaitu berupa ilustrasi atau kejadian bersejarah. Hal ini jika disisipkan dalam sebuah pesan kampanye akan sangat berpengaruh pada perubahan sikap orang yang menerima pesan tersebut. Menurut Kohalla (1986) sikap yang terbentuk berdasarkan contoh-contoh dari peristiwa bersejarah yang terjadi di masa lalu lebih menetap dalam diri seseorang dalam waktu yang lama, dibandingkan dengan sikap yang terbentuk berdasarkan data-data. Karena alasan ini, maka sebuah kampanye, misalnya kampanye anti Narkoba, akan lebih efektif bila di dalam pesan kampanye dimasukkan contoh-contoh nyata dan foto-foto yang menggambarkan bagaimana seorang pecandu Narkoba sedang sekarat kesakitan akibat over dosis, hal ini jauh lebih efektif bila dibandingkan hanya memaparkan data-data tentang jumlah pecandu Narkoba yang meninggal akibat over dosis.
23
b. Visualisasi pesan, yaitu makin nyata visualisasi konsekuensi pesan, maka makin mudah khalayak sasaran mengevaluasi pesan tersebut. c.
Pendekatan emosional, yaitu pendekatan yang dilakukan oleh pelaku kampanye
kepada
khalayak
sasarannya
berdasarkan
dimensi
afektifnya. d. Kretivitas dan humor, yaitu mengemas pesan dalam bentuk yang lebih sederhana
dan
menyisipkan
unsure-unsur
humoris,
sehingga
mengurangi tingkat kejenuhan pada khalayak yang menerima pesan kampanye tersebut e. Pendekatan kelompok rujukan, yaitu sekumpulan orang yang dapat memberi inspirasi bagi orang lain dan mereka menjadi panutan untuk dicontoh. Pesan kampanye akan lebih efektif bila memperlihatkan orang-orang yang menjadi rujukan bagi orang lainnya sebagai orang yang mengadopsi pesan kampanye. Seseorang akan lebih mudah menerima isi pesan jika orang lain yang menjadi rujukannya juga menerima pesan tersebut. Misalnya, dalam berkampanye anti Narkoba menampilkan sosok artis sinetron remaja yang hidup sehat, aktif, dan berprestasi tanpa Narkoba.
24
2. Struktur Pesan Struktur pesan adalah bagaimana unsur-unsur pesan diorganisasikan. Secara umum ada tiga aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan kampanye, yaitu: a. Sisi pesan, aspek ini menjelaskan bagaimana sebuah argumentasi yang mendasari suatu pesan persuasif disajikan kepada khalayak sasaran b.
Susunan penyajian, aspek ini menjelaskan bahwa bagaimana mengatur atau menempatkan argumentasi dalam pesan kampanye. Penempatan ini erat kaitannya dengan cara penyusunan pesan yang meliputi susunan klimaks, antiklimaks, dan piramida. Susunan antiklimaks artinya adalah menempatkan argumen tentang pokok isi oesan kampanye pada bagian awal kampanye. Hal ini dilakukan bila khalayak yang menjadi sasaran kampanye memiliki tingkat ketertarikan yang rendah. Sebaliknya, jika khalayak yang menjadi sasaran kampanye memiliki ketertarikan dan minat yang tinggi terhadap program kampanye yang disajikan, maka penempatan argumentasi sebaiknya diletakkan di akhir kampanye atau disebut dengan klimaks. Dan yang terakhir adalah susunan piramida, yaitu menempatkan argumen kunci ditengah-tengan pembicaraan, kebanyakan cara ini kurang efektif.
25
c. Pernyataan kesimpulan, aspek ini berkaitan dengan apakah pelaku kampanye menyajikan kesimpulan secara eksplisit atau implisit dimana khalayak menyimpulkan sendiri tentang isi pesan kampanye yang diterimanya secara keseluruhan. Pesan kampanye yang efektif adalah pesan yang menginformasikan dengan segera kejadian penting yang sedang terjadi disekitar khalayak sasaran, sehingga mudah dikenali dan ditanggapi oleh khalayak. Penggunaan hal-hal yang menggambarkan sesuatu secara visual juga mampu menarik perhatian khalayak Kegiatan kampanye dilakukan dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi, mulai dari penggunaan media presentasi power point, hingga yang menggunakan media massa cetak atau elektronik. Penggambaran yang dilakukan bukan hanya sekedar pada arti kata gambar, namun menyangkut pada semua petunjuk yang memberikan penjelasan tertentu pada isi pesan yang disampaikan. Penggambaran itu juga mencakup penggunaan efek-efek suara dan efek-efek grafis.28 2.3.3. Khalayak Sasaran Kampanye Khalayak merupakan titik tolak dari sebuah kegiatan kampanye, karena pemahaman tentang khalayak akan menentukan bagaimana kampanye dilaksanakan
28
Ibid, Hal 37
26
dan apa hasil yang akan dicapai. McQuail & Windahl mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap dan perilakunya akan dirubah melalui kegiatan kampanye.29 James Gruning membagi 4 jenis publik yang menjadi sasaran kampanye, yaitu:30 1. Non Public, yaitu kelompok yang menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan isu kampanye, namun tidak menyadarinya 2. Laten Public, yaitu kelompok yang menyadari bahwa persoalan tersebut ada, namun tidak mau melibatkan diri di dalamnya 3. Aware Public, yaitu mereka yang menyadari bahwa permasalahan tersebut ada, terlibat dalam memikirkan masalah tersebut, namun belum mengambil tindakan apa-apa. 4. Active Public, yaitu kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut. Pemilihan publik mana yang menjadi sasaran, tergantung pada tujuan kampanye yang akan dicapai. Untuk memilih atau menentukan khalayak mana yang tepat berdasarkan tujuan kampanye, pesan apa yang akan disampaikan, serta media 29
Jalaludin Rakhmat, Opcit, hal 98. Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 26. 30
27
apa yang digunakan, maka perlu adanya segmentasi khalayak. Dalam bahasan yang lebih sederhana segmentasi dapat diartikan sebagai pengelompokkan khalayak kedalam kategori-kategori tertentu berdasarkan cirri-ciri umum yang dimiliki baik secara geografis, demografis maupun psikografis. Dari segi geografis, khalayak dikelompokkan berdasarkan lokasi tempat tinggal mereka. Dari segi demografis, khalayak umumnya dikelompokkan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi, seperti usia, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, sampai pada status sosial ekonomi. Sedangkan segi psikografis, khalayak
meliputi gaya hidup, minat,
motivasi, hingga pendapat-pendapat mereka tentang berbagai isu tertentu berdasarkan sikap, keyakinan, serta nilai yang dimiliki. Data mana yang akan menjadi fokus perhatian utama, ditentukan oleh jenis kampanye yang dilakukan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, kampanye perubahan sosial fokusnya lebih pada kebutuhan yang dirasakan khalayak dan juga pada minat dan resistensi mereka terhadap gagasan sosial yang ditawarkan. 2.3.4. Saluran Kampanye Secara umum Schramm mengartikan saluran lampanye sebagai perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima. Sementara Klingemann dan Rommele (2002) secara lebih spesifik mengartikan saluran
28
kampanye sebagai segala bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya dapat berupa kertas yang digunaka untuk menulis pesan, telepon, internet, radio, atau bahkan televisi. Dalam program kampanye harus ditentukan dulu aspek-aspek yang akan mempengaruhi pemilihan media yang digunakan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:31 Jangkauan
Jumlah orang yang memberi perhatian tertentu dalam batasan geografis tertentu dan merupakan bagian dari seluruh populasi.
Tipe
Profil dari orang-orang yang potensial dan memberi
Khalayak
perhatian tertentu. Seperti perhatian terhadap nilai-nilai sosial, budaya atau bahkan gaya hidup.
Tujuan
Apa yang dapat dicapai dan respon apa yang dibutuhkan
komunikasi Ukuran
Berapa banyak orang yang bisa dijangkau oleh media
khalayak Biaya
Menyesuaikan biaya dengan budget yang tersedia dan hasil yang diperoleh
Waktu
Skala waktu untuk respon yang dikehendaki
Setelah itu dilihat jenis media mana yang akan digunakan berdasarkan penghitungan alasan positif dan negatif dari penggunaannya sebagai saluran
31
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta, Tahun 2004, Hal 40
29
kampanye. 2.4. Evaluasi Faktor-faktor apa saja yang menunjang keberhasilan suatu program kampanye mulai dari penentuan tujuan, karakteristik khalayak, media yang digunakan, sampai pada evaluasi yang nantinya akan dapat diketahui apakah program kampanye dapat dikatakan efektif atau tidak efektif. Menurut Ruce dan Atkin, faktor-faktor yang secara nyata memberikan kontribusi pada keberhasilan kampanye, meliputi:32 1. Peran media massa. Media massa dianggap sangat efektif dalam menciptakan kesadaran, meningkatkan pengetahuan, dan mendorong khalayak dalam berpartisipasi dalam proses kampanye. 2. Peran komunikasi antarpribadi. Bentuk komunikasi ini diperlukan sebagai tindak lanjut dari kampanye sebelumnya, untuk melihat apakah kampanye yang telah dilakukan telah menciptakan perubahan yang diinginkan oleh si pelaku kampanye. 3. Kredibilitas sumber dan media. Kredibilitas sumber memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan kampanye. Demikian halnya dengan pemanfaatan media komunikasi yang tepat yang sejalan dengan kebiasaan bermedia (media
32
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996, hal 46
30
habit) khalayak. 4. Himbauan pesan. Dalam hal ini pesan harus dirancang secara spesifik (bukan bersifat umum) agar mampu menghimbau nilai-nilai individual 5. Mengkampanyekan sesuatu yang bersifat preventif dimana hasilnya tidak dapat dirasakan secara langsung lebih sulit ketimbang gagasan atau produk yang dapat dirasakan langsung. Dalam kondisi ini harus diupayakan suatu yang bermanfaat antara yang menyadarkan khalayak bahwa hasil tersebut tidak dapat dirasakan seketika. 6. Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan selama proses kampanye dan terutama diarahkan untuk mengevaluasi tujuan dan efektifitas pesan kampanye. Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang menunjang keberhasilan sebuah program kampanye, maka dapat diketahui apakah sebuah program kampanye dapat dikatakan efektif atau tidak. Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang untuk menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksudkan dapat meliputi perubahan sikap, pengetahuan, dan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif
bila komunikasi itu dapat menghasilkan
31
perubahan dipihak penerima sesuai yang diharapkan komunikator. Perubahan tersebut dapat terlihat dari umpan balik yang diterimanya kembali. Ada 4 faktor yang mempengaruhi umpan balik atau tanggapan, yaitu pesan, situasi ketika pesan itu diterima atau ditanggapi, kepribadian komunikan, serta konteks kelompok ketika komunikan menjadi anggotanya.33 Ada tiga komponen pembentuk secara sederhana, yaitu:35 1. Cognition atau pengertian. Efek komunikasi tentang pengetahuan, dimana komunikan mengetahui pesan yang disampaikan oleh komunikator. Secara umum cognition, suatu kepercayaan yang dipegang oleh seseorang terhadap suatu objek pendirian. Bentuk cognition dapat disampaikan seperti; menyebabkan, menghasilkan, adalah, dan lain-lain. Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. 2. Affect atau perasaan. Efek komunikasi tentang persepsi dan emosi, dimana komunikan memberikan penilaian terhadap pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada komponen ini antara lain; suka, tidak suka, sayang, benci, takut, tidak takut, senang, sedih, dan lain-lain. Dengan kata lain, komponen affect ini adalah merupakan
33 35
Wiryanto, Strategi Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2000, hal 41. Jalaludin Rachmat, Manajemen Kampanye, Antar Venus, Bandung, 2004, hal 54
32
elemen evaluasi dalam unsur pendirian berdasarkan perasaan seseorang untuk menilai sesuatu baik atau buruk. Efek ini menyangkut sikap, emosi, dan nilai. 3. Behavior, atau perilaku. Efek komunikasi tentang perilaku, dimana komunikan menunjukkan tindakan terhadap pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Komponen Behavior ini merupakan elemen penggerak
33
BAB III METODOLOGI
3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif evaluatif. Deskriptif evaluatif adalah meneliti secara deskriptif atas suatu objek penelitian, dan seringkali dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial, melihat dan meneliti pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut.36 Suchman mendefinisikan penelitian deskriptif evaluatif sebagai penentuan (apakah berdasarkan opini, catatan, data subjektif, atau subjektif) hasil (apakah baik atau tidak baik, sementara atau permanen, segera atau ditunda) yang diperoleh dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program, dan sebagainya) yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai dan performance.37 Untuk menguji keefektifan suatu program kampanye, berdasarkan hal itulah penulis menggunakan tipe penelitian ini
3.2. Metode Penelitian Berdasarkan tehnik pengamatannya, penelitian ini menggunakan metode
36 37
Masri Singaribuan dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal 5. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesian, Jakarta, 2003, hal 91.
34
survei. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan. Dengan survei, peneliti hendaknya menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainnya.38 Pada penelitian survei ini dilakukan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa, dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan sampel. Penelitian survei ini berarti penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.39 Adapun informasi yang dikumpulkan dari reponden dengan menggunakan kuesioner, sehingga penelitian yang menggunakan metode surnei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai-nilai, tes, peristiwa-peristiwa dan benda38
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Sosial, Universitas Trebuka, Jakarta, 2000, hal 10. 39 Opcit, hal 13.
35
benda sebagai sumber data yang memiliki karakteristik didalam suatu penelitian. Populasi juga merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.40 Populasi juga sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.41 Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1, dari kelas 1, kelas 2, kelas 3 yang berjumlah 795 orang siswa.42 3.3.2. Sampel Sampel merupakan suatu prosedur dimana hanya sebagian saja dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan cirri serta sifat yang dikehendaki dari populasi. M. Iqbal Hasan menyebutkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.43 Menurut Gay dan Diehl, menyatakan ukuran sampel yang dapat diterima tergantung dari jenis penelitian yang dilakukan, dan untuk jenis penelitian yang deskriptif minimum jumlah sampel adalah
40
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Opcit, hal 9. Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo, Jakarta, 1999, hal77. 42 Tata Usaha SMK Jakarta Pusat 1 43 38 M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal 58. 41
36
10 % dari jumlah populasi.44 Maka dalam penelitian ini penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 10 % dari jumlah populasi, yaitu 795 x 10 % = 79,5 dibulatkan menjadi 79 orang siswa yang menjadi sampel penelitian. 3.4 Tehnik Penarikan Sampel Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode purposive sampling dan mengambil sampel sebesar 10 % dari jumlah siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1 (dari kelas 1-kelas 3) jumlah tersebut dianggap lebih memadai dan representatif. Adapu tehnik perhitungan penarikan sampel dari masing-masing strata dengan menggunakan rumus sebagai berikut:45 Sampel Strata = Jumlah siswa/kelas x Jumlah Sampel Jumlah Populasi Berikut data jumlah siswa-siswi/kelas SMK Jakarta Pusat 1 yang dijadikan sampel galam penelitian ini:
44 39 45
Ibid, hal 60. Ibid
37
Populasi siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1 No
Kelas Kelas I Akutansi 1 Akutansi 2 Sekretaris 1 Sekretaris 2 Sekretaris 3 Manajemen 1 Manajemen 2
Jumlah Siswa
Sampel
35 36 43 42 42 41 41
3 3 4 4 4 4 4
35 35 41 41 42 41 42
3 3 4 4 4 4 4
36 35 41 42 42 42 795
4 4 5 5 5 4 79
Kelas II Akutansi 1 Akutansi 2 Sekretaris 1 Sekretaris 2 Sekretaris 3 Manajemen 1 Manajemen 2 Kelas III Akutansi 1 Akutansi 2 Sekretaris 1 Sekretaris 2 Manajemen 1 Manajemen 2 Jumlah Sumber: Tata Usaha SMK Jakarta Pusat 1
Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 79 orang.
38
3.5. Tehnik Pengumpulan data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti. Data primer ini juga disebut data asli atau data baru. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan data primer berupa angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan kepada responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respons) atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.40 Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data ini biasanya diperoleh melalui perpustakaan atau laporan-laporan peneliti terdahulu. 46
40 46
M. Iqbal Hasan, Opcit, hal 83. Ibid, hal 83
39
3.6. Definisi Konsep Untuk lebih memahami data-data dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menjabarkan beberapa definisi konsep yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Efaluasi Kampanye Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah evaluasi. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengetahui apakah kegiatan kampanye telah terlaksana sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan Evaluasi dapat dikatakan sebagai usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu program atau kegiatan Menurut Brinkerhoff definisi evaluasi adalah sebagai proses untuk menentukan seberapa jauh suatu program telah dicapai. Definisi ini menekannkan pada penilaian pencapaian sasaran program yang telah ditetapkan sebelum program dilaksanakan atau dimulai Evaluasi juga diartikan sebagai proses untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan. Definisi ini menekankan pada pentingnya informasi sebagai dasar pengambilan keputusan 2. Media Kampanye Media kampanye adalah segala bentuk media yang digunakan untuk
40
menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya dapat berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio, televisi, atau media presentasi. Tidak semua media yang disebutkan diatas harus digunakan dalam pelaksanaan program kampanye, ada beberapa media (media exposure) yang digunakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa untuk melaksanakan program kampanyenya, yaitu: media presentasi, pemutaran film dokumenter, brosur, . 3. Isi Pesan kampanye Isi pesan kampanye adalah gagasan-gagasan yang dikonstruksikan dalam bentuk pesan-pesan yang nantinya disampaikan kepada khalayak sasaran. Pesanpesan itulah yang akan dipersepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak oleh khalayak.Sebuah pesan akan diterima atau ditolak oleh khalayak, tergantung bagaimana si pelaku kampanye mengemas sebuah pesan kampanye yang efektif.
3.7.Operasionalisasi Konsep Berdasarkan beberapa definisi konsep di atas, mala penulis meneruskan operasionalisasi konsep dari evaluasi penggunaan media kampanye Anti NARKOBA yang diukur melalui: 1. Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye
41
Artinya, kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan kampanye kepada khalayak sasaran atau komunikan, serta alat bantu atau media yang digunakan pada saat kampanye berlangsung a. Kampanye anti NARKOBA yang berbentuk talk show, hal ini dapat diukur
jika
pembicara
dalam
talk
show
tersebut
mampu
menyampaikan pesan kampanye dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh khalayak sasaran kampanye b. Pemutaran film dokumenter, media ini digunakan sebagai salah satu alat pendukung pada saat kampanye berlangsung. Film dokumenter ini berisi tentang visualisasi NARKOBA serta dampak nyata yang ditimbulkannya. Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye jika khalayak sasaran kampanye memperoleh kejelasan tentang bahaya penyalahgunaan NARKOBA yang disampaikan dalam bentuk audiovisual. c.
Pemberian brosur, media ini juga digunakan sebagai salah satu alat pendukung pada saat kampanye berlangsung. Brosur merupakan selebaran yang berisikan informasi tentang jenis-jenis NARKOBA, zat yang terkandung didalamnya serta dampak dari penyalahgunaan
42
NARKOBA. Hal ini dapat diukur jika khalayak sasaran kampanye mudah mengerti pesan kampanye yang berbentuk tulisan dan gambar. 2. Pemahaman khalayak sasaran terhadap pesan kampanye Pemahaman khalayak sasaran kampanye terhadap pesan kampanye anti NARKOBA dapat diukur dengan: a. Talk show;
dalam hal ini pembicara mampu mengemas pesan
kampanye dengan gaya bahasa yang mudah di pahami peserta kampanye. b. Film dokumenter; melalui media ini peserta kampanye memahami isi pesan kampanye anti NARKOBA serta dampak yang ditimbulkannya. c. Brosur; melalui media ini juga peserta kampanye memahami isi pesan kampanye anti NARKOBA yang berbentuk tulisan dan gambar. 3. Kesesuaian isi pesan kampanye dengan harapan peserta lampanye a. Talk show; pembicara mampu menyampaikan pesan kampanye sesuai dengan apa yang diharapkan peserta kampanye b. Film dokumenter; melalui film dokumenter pesan kampanye sesuai dengan apa yang diharapkan peserta kampanye c. Brosur; kesesuain isi pesan kampanye anti NARKOBA
yang
43
berbentuk tulisan dan gambar, memenuhi harapan yang diinginkan peserta kampanye 4. Penilaian peserta kampanye terhadap keseluruhan kampanye yang diikutinya: a. Penilaian peserta kampanye terhadap pembicara dalam menyampaikan pesan kampanye anti NARKOBA b. Penilaian
peserta kampanye terhadap
film
dokumenter
yang
ditampilkan pada saat kampanye berlangsung tentang NARKOBA dan dampak nyata yang ditimbulkannya c. Penilaian
peserta
kampanye
terhadap
brosur
kampanye
anti
NARKOBA yang disebarkan pada saat kampanye berlangsung 5. Ketertarikan peserta kampanye terhadap kampanye anti NARKOBA a. Peserta kampanye tertarik untuk mengikuti program kampanye berikutnya b. Peserta
kampanye
tertarik
unruk
berpartisipasi
membagi
pengetahuannya tentang NARKOBA serta dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NARKOBA kepada orang lain
44
Tabel 1.1 Operasionalisasi Konsep Variabel
Dimensi
Evaluasi Media penggunaa kampan n media ye kampanye Anti Narkoba YCAB
Indikator
Skala
1) Kejelasan dalam menyampaikan pesan kampanye a. Gaya bahasa pembicara dalam talk show b. Audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter c. Tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur YCAB
a.Sangat jelas b.Jelas c.Kurang jelas d.Tidak jelas e.Sangat tidak jelas
2) Pemahaman tentang pesan kampanye anti Narkoba a. Gaya bahas pembicara dalam talk show b. Audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter c. Tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur YCAB
a.Sangat paham b.Paham c.Kurang pahan d.Tidak paham e.Sangat tidak paham
45
3) Kesesuaian isi pesan dengan apa yang diharapkan peserta kampanye a. Gaya bahas pembicara dalam talk show b. Audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter c. Tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur YCAB
a.Sangat sesuai b,Sesuai c.Kurang sesuai d.Tidak sesuai e.Sangat tidak sesuai
4) Penilaian peserta kampanye terhadap keseluruhan kampanye yang diikutinya a. Gaya bahasa pembicara dalam talk show b. Audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter c. Tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur YCAB
a.Sangat bagus b.Bagus c.Kurang bagus d.Tidak bagus e.Sangat tidak bagus
5) Ketertarikan peserta kampanye terhadap kampanye anti Narkoba a. Ketertarikan untuk mengikuti program kampanye berikutnya b. Ketertarikan untuk berpartisipasi mengkampanyekan anti Narkoba kepada orang lain
a.Sangat tertarik b.Tertarik c.Kurang tertarik d.Tidak tertarik e.Sangat tidak tertarik
46
3.8. Tehnik Analisa Data Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data terhimpun dan disusun secara deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, maka pada penelitian ini, analisa data dapat dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, kemudian diolah melalui tahap-tahap berikut: 1. Data dikumpulkan dari kuesioner yang telah diisi oleh responden 2. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan 3. Kemudian data dianalisa secara kuantitatif, sehingga diperoleh tabel-tabel yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. Pada penelitian ini tehnik analisa datanya menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan jawaban terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur, instrumen penelitian yang berisi skala ini, diisi oleh responden dengan memilih salah satu tanggapan yang sudah disediakan.42 Skala adalah ukuran gabungan yang didasarkan
42
M. Iqbal Hasan, Opcit, hal 72.
47
pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Dengan demikian nilai peringkat setiap jawaban dijumlahkan sehingga menjadi nilai total.47 Score jawaban akan dihitung dengan tehnik berikut ini: Setiap kategori jawaban akan diberi nilai 1-5 Pilihan jawaban a
= diberi skor 5
Pilihan jawaban b
= diberi skor 4
Pilihan jawaban c
= diberi skor 3
Pilihan jawaban d
= diberi skor 2
Pilihan jawaban e
= diberi skor 1
Kemudian
untuk
menghitung
persentase
jawaban
dari
responden
menggunakan rumus Weight Mean Score 48, yaitu:
∑ = ni x i x 100 % n+5 Keterangan: ni
= Banyaknya responden yang memberi skor I
i
= Kategori jawaban (5,4,3,2,1)
n
= Jumlah keseluruhan responden Range efektifitas pesan kampanye anti narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa
47 48
Ibid Agus Subandono, Modul Metode Penelitian Sosial (MPS), Jakarta, 2003
48
studi pada siswa siswi SMK Jakarta Pusat 1 adalah sebagai berikut: Sangat efektif
= 80-100 %
Efektif
= 70-79 %
Cukup efektif
= 60-69 %
Kurang efektif
= 50-59 %
Tidak efektif
= < 50 %
Dengan demikian dapat diketahui skor dari jawaban responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Organisasi Yayasan Cinta Anak Bangsa adalah organisasi non profit, non pemerintah (NGO), tidak berbasiskan agama dan apalagi berbasiskan politik. Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) berdiri pada tanggal 13 Agustus 1999. Yayasan ini didirikan dilatar belakangi oleh adanya keprihatinan melihat perkembangan penyalahgunaan Narkoba yang sudah sangat membahayakan. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak hanya dijadikan sebagai wilayah transitsi peredaran Narkoba internasional, tapi Indonesi sudah menjadi target pasar peredaran Narkoba yang cukup potensial, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Selain itu target peredaran Narkoba adalah remaja. Berdasarkan hal itulah Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) mengklasifikasikan target audiencenya menjadi dua bagian, yaitu: (1). Target primer adalah remaja yang berusia 12-24 tahun, (2). Target sekunder adalah orangtua di rumah dan di tempat kerja, serta komunitas yang berhubungan dengan masalah Narkoba.49 Visi dari Yayasan Cinta Anak Bangsa adalah bahwa Yayasan Cinta Anak
49
www.ycab.org.id
50
Bangsa percaya bahwa setiap anak memiliki keunikan tersendiri, setiap anak memiliki hak untuk memperoleh informasi dan edukasi, informasi yang membuat mereka bebas membuat pilihan yang tepat. Edukasi yang menampukkan mereka menjadi pengendali hidup mereka sendiri. Kecanduan dalam bentuk apapun dapat merampas kebebasan dan kendali tersebut. Sedangkan misi yang diusung oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa adalah menyelamatkan anak muda Indonesia dari bahaya penyalahgunaan Narkoba melalui upaya pendidikan, penyadaran dan pencegahan primer. 4.1.1 Objektifitas dan sasaran Yayasan Cinta Anak Bangsa 1.
Menggerakkan
masyarakat
untuk
berperan
dalam
usaha
pencegahan
penyalahgunaan Narkoba dan penggunaan obat-obatan terlarang a. membangkitkan kesadaran umum lewat kampanye media b. menyediakan layanan konseling melalui telepon dan internet sebagai output dari strategi kampanye c. dukungan selebriti 2.
Memberikan pengetahuan tentang Narkoba kepada masyarakat. a. memfokuskan diri pada anak muda dengan memberdayakan mereka untuk tetap bertahan pada penyalahgunaan Narkoba
51
b. mengadakan survei dan riset Narkoba merupakan mekanisme penggunaan data setempat sebagai acuan pengembangan program kampanye yang efektif c. memberdayakan orangtua, pendidik, dan komunitas untuk membangun masyarakat bebas Narkoba d. menyediakan informasi sebagai strategi interfensi diri bilamana diperlukan 3.
Membangun sumberdaya manusia yang berorientasi pada hasil sebagai juru kampanye dan juru latih a. membangun jiwa relawan melalui program pelatihan yang terstruktur b. meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pelatihan dan pengembangan c. memultiplikasikan program kampanye ke seluruh Indonesia
4.1.1 Program Kampanye Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Program kampanye yang dilakukan Yayasan Cinta Anak Bangsa untuk mencegah dan mengurangi masalah Narkoba pada remaja adalah melalui program kampanye yang berbasiskan sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan kampanye berbasiskan sekolah yang dilakukan
52
Yayasan Cinta Anak Bangsa, yaitu: 1. Fase pertama, kampanye masa, yaitu program berbasis antar sekolah. Kampanye dengan melibatkan musik audio dan dialog interaktif yang menampilkan seorang pembicara yang akan membahas tentang bahaya Narkoba dan akibatnya. 2. Fase kedua, kampanye tindak lanjut, yaitu rangkaian workshop yang melibatkan doktermedis, selebritis, atlet terkenal, psikolog, mantan pecandu sebagai nara sumber 3. Fase ketiga, pencegahan jangka panjang, yaitu dengan memberikan berbagai macam kegiatan pengembangan diri melalui wadah Youth Again Drug Abuse atau YADA Club. 4. Fase keempat, pelatihan untuk pelatih, yaitu memberikan pelatihan untuk para pemimpin pemuda dengantujuan multiplikasi program, membangun jiwa relawan dean meningkatkan keterampilan.50
4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Jakarta Pusat 1. Pada pembahasannya dimulai dengan mengklasifikasikan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 79
50
www.ycab.org.id
53
orang responden (N=79) kedalam satuan frekuensi dan persentasenya. Data yang telah diperoleh, kemudian dimasukkan kedalam tabel-tabel. Hasil penelitian dijabarkan ke dalam sub-sub tabel berikut ini: 4.2.1. Identitas responden Identitas responden dalam penelitian ini terdiri dari 3 pertanyaan, yaitu; 1. Jenis kelamin 2. Usia 3. kelas 4. Pernahkah mengikuti kampanye anti narkoba? 5. Berapa kali mengikuti kampanye anti narkoba? Adapun klasifikasi tersebut, masing-masing disajikan dalam tabel-tabel yang dilengkapi dengan angka frekuensi dan persentasenya. Mengenai jenis kelamin responden, hasil penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
54
Tabel 2.1 Identitas Responden (Jenis Kelamin) No
Jenis Kelamin
F
%
1.
Laki-laki
32
40,51
2.
Perempuan
47
59,49
Jumlah
79
100
Sumber: Kuesioner no 1
Dalam tabel tersebut, terlihat bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 47 orang dengan persentasi 59,49 % dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkan sisanya adalah responden yanh berjenis kelamin laki-laki. Tabel 2.2. Identitas Responden (Usia) No
Usia
1.
14 tahun
19
24,05
2.
15 tahun
21
26,58
3.
16 tahun
22
27,84
4.
17 tahun
15
18,98
5.
>17 tahun
2
2,53
79
100
Jumkah Sumber: Kuesioner no 2
F
%
55
Pada tabel 1.2. tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa
responden yang
berusia 16 tahun berjumlah 22 orang dengan persentase terbesar sebanyak 27,84 % dari jumlah keseluruhan responden Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa hanya sedikit siswa yang berusia diatas 17 tahun, yaitu berjumlah 2 orang dengan persentase 2,53 % dari keseluruhan responden. Tabel 2.3. Identitas responden (Kelas) No
Kelas
F
%
1.
I
26
32,91
2.
II
26
32,91
3.
III
27
34,17
Jumlah
79
100
Sumber: Kuesioner no 3
Masi seputar data responden, yaitu banyaknya responden yang duduk di kelas I, II, dan III SMK, dalam tabel 1.3. diatas, terlihat bahwa dari masing-masing kelas memiliki persentase yang tidak jauh berbeda, yaitu responden yang duduk di kelas I dan II berjumlah masing-masing 26 orang dengan persentase sebesar 32,91 %, sedangkan jumlah responden yang duduk dikelas III sebanyak 27 orang dengan persentase 34,17 %.
56
Tabel 2.4. Identitas responden (Pernah mengikuti kampanye anti Narkoba) No
Jawaban
1.
Pernah
2.
Tidak Pernah
Jumlah
F
%
79
100
0
0
79
100
Sumber: Kuesioner no 4
Semua responden pernah mengikuti kampanye anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa.
Tabel 2.5. Identitas responden (Pernah mengikuti kampanye anti Narkoba) No
Jawaban
F
%
1.
Satu kali
60
75,94
2.
Lebih satu kali
19
25,06
Jumlah
79
100
Sumber: Kuesioner no 5
57
4.2.2. Kejelasan dalam penyampaian pesan Setelah penjelasan tentang identitas responden, selanjutnya adalah penjelasan tentang jawaban-jawaban reponden yang berhubungan dengan kejelasan dalam penyampaian pesan lampanye anti NARKOBA, yang termasuk dalam hal tersebut adalah sebagai berikut: gaya bahasa pembicara dalam menyampaikan pesan kampanye anti NARKOBA yang dikemas dalam bentuk talkshow, kejelasan audiovisual yang ditampilkan dalam bentuk film dokumenter yang berhubungan dengan bahaya penyalahgunaan NARKOBA serta dampak yang akan ditimbulkannya, selanjutnya adalah kejelasan penyampaian pesan melalui brosur. Pernyataanpernyataan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Tentang gaya bahasa pembicara dalam talkshow No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Jelas
27
34,17
2
Jelas
52
65,82
3
Kurang Jelas
0
0
4
Tidak Jelas
0
0
5
Sangat Tidak Jelas
0
0
58
Jumlah
79
100
Sumber: Kuesioner no 6
Tabel tersebut diatas menjelaskan bahwa 65,82 % (52 orang) yang menyatakan jelas terhadap pesan kampanye yang disampaikan oleh pembicara dalam talkshow, artinya gaya bahasa si pembicara mudah dimengerti, sedangkan sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 34,17 % menyatakan sangat jelas terhadap gaya bahasa pembica dalam menyampaikan pesan kampanye anti NARKOBA, dan sebanyak 11,39 % yang menyatakan kurang jelas. Tabel 3.2. Tentang Kejelasan Audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Jelas
60
75,94
2
Jelas
19
24,06
3
Kurang Jelas
0
0
4
Tidak Jelas
0
0
5
Sangat Tidak Jelas
0
9
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 7
Sebanyak 60 orang responden atau dengan persentase sebesar 75,94 % menyatakan sangat jelas dengan audio-visual yang ditampilkan dalam film
59
dokumenter yang berisikan tentang bahaya penyalahgunaan NARKOBA serta dampak yang ditimbulkannya. Serta sebanyak 19 orang atau dengan persentase sebesar 24,06 % yang menyatakan jelas.
Tabel 3.3. Kejelasan tentang tulisan dan gambar yang terdapay pada brosur YCAB No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Jelas
18
22,78
2
Jelas
61
77,21
3
Kurang Jelas
0
0
4
Tidak Jelas
0
0
5
Sangat Tidak Jelas
0
9
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 8
Berdasarkan tabel 2.3. tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa sebanyak 61 orang responden dengan persentase sebesar 77,21 % yang menjawab jelas terhadap tampilan tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur yang disebarkan oleh YCAB pada saay pelaksanaan kampanye anti NARKOBA. Sedangkan sebesar 22,78 % yang menyatakan sangata jelas.
60
4.2.3. Pemahaman Tentang Isi Pesan Lampanye Anti Narkoba Berikut ini adalah penjelasan tentang pemahaman responden terhadap pesan kampanye anti NARKOBA. Adapun pemahaman itu ialah responden memahami pesan kampanye yang disampaikan oleh pembicara dalam talkshow, responden memahami pesan kampanye yang disampaikan dalam bentuk film dokumenter, dan yang terakhir responden memahami pesan kampanye yang disampaikan dalam bentuk brosur yang disebarkan pada saat pelaksanaan kampanye. Berikut ini penjelasannya: Tabel 4.1. Pemahaman tentang isi pesan kampanye yang disampaikan pembicara dalam talkshow No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Paham
27
34,17
2
Paham
52
65,82
3
Kurang Paham
0
0
4
Tidak Paham
0
0
5
Sangat Tidak Paham
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 9
Pemahaman responden terhadap pesan kampanye yang disampaikan pembicara dalam talkshow berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel
61
2.4. di atas menununjukkan bahwa sebanyah 52 orang atau dengan persentase sebesar 65,82 % responden yang menyatakan paham, dan sebanyak 24,05 % responden menyatakan sangat paham. Tabel 4.2. Pemahaman tentang isi pesan kampanye yang ditampilkan melalui audio-visual dalam bentuk film dokumenter No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Paham
21
26,58
2
Paham
58
73,42
3
Kurang Paham
0
0
4
Tidak Paham
0
0
5
Sangat Tidak Paham
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 10
Berdasarkan hasil penelitian, tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 58 orang responden atau dengan persentase sebesar 73,42 % dari jumlah keseluruhan yang paham akan isi pesan kampanye yang disampaikan melalui film dokementer, sedangkan sisanya sebanyak 21 orang responden atau dengan persentase sebesar 26,58 % yang menjawab sangat pahan akan isi pesan kampanye anti Narkoba melalui film dokumenter.
62
Tabel 4.3. Pemahaman tentang isi pesan kampanye yang disampaikan melalui media brosur YCAB No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Paham
22
27,84
2
Paham
57
72,15
3
Kurang Paham
0
0
4
Tidak Paham
0
0
5
Sangat Tidak Paham
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 11
Kemampuan responden dalam memahami sebuah pesan kampanye yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar dalam sebuah brosur, dapat dilihat dari tabel 2.6. Tabel tersebut menjelaskan bahwa sebanyak 57 responden atau sebesar 72,15 % yang menjawab paham akan tulisan dan gambar yang tertera dalam brosur kampanye anti Narkoba yang disebarkan YCAB, sedangkan yang menjawab sangat paham sebanyak 22 orang responden atau sebesar 27,84 %.
63
4.2.4. Kesesuaian Isi Pesan Kampanye Kesesuaian isi pesan kampanye dengan apa yang diharapkan peserta kampanye merupakan kemampuan komunikator yaitu YCAB dalam menyampaikan pesan kampnye sesuai dengan kemampuan komunikan dalam hal ini siswa-siswi SMK dalam menerima dan menelaah sebuah pesan kampanye anti Narkoba menjadi sebuah pengetahuan yang sangat berharga bagi mereka. Kesesuai ini meliputi: gaya bahas pembicara dalam talkshow, kesesuaia audio-visual yang ditampilkan dalam film dokumenter, kesesuai tulisan dan gambar yang tertera dalam brosur kampanye anti Narkoba YCAB.Penjelasan hasil penelitiannya sebagai berikut; Tabel 5.1. Kesesuai isi pesan kamapnye dalam bentuk talkshow No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Sesuai
16
20,25
2
Sesuai
63
79,74
3
Kurang Sesuai
0
0
4
Tidak Sesuai
0
0
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 12
Tabel 4.2. dapat dijelaskan bahwa sebanyak 63 orang responden atau dengan
64
persentase 79,74 % yang menjawab bahwa kampanye yang anti Narkoba yang disampaikan pembicara dalam talkshow
telah sesuai dengan yang diharapkan
responden, sedangkan sebanyak 16 orang responden atau sebesar 20,25 % menjawab sangat sesua Tabel 5.2. Kesesuaian isi pesan audi-visual dalam bentuk film dokumenter No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Sesuai
60
75,94
2
Sesuai
19
24,05
3
Kurang Sesuai
0
0
4
Tidak Sesuai
0
0
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 13
Sebanyak 60 orang responden atau dengan pesentase sebesar 75,91 % dari jumlah keseluruhan yang menjawab bahwa isi pesan kampanye anti Narkoba sangat sesuai denga yang diinginkan responden, sedangkan yang menjawab sesuai sebanyak 19 orang responden atau dengan persentase sebesar 19,05 %.
65
Tabel 5.3. Kesesuaian isi pesan tulisan dan gambar dalam bentuk brosur YCAB No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Sesuai
20
25,31
2
Sesuai
59
74,68
3
Kurang Sesuai
0
0
4
Tidak Sesuai
0
0
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 14
Tabel 4.3. tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 59 orang responden atau dengan persentase sebesar 74,68 % menjawab bahwa isi tulisan dan gambar dalam brosur YCAB telah sesuai dengan harapan responden sedangkan sebanyak 20 orang responden atau sebesar25,31 % responden menjawab Sangat sesuai. 4.2.5. Penilaian Terhadap Keseluruhan Kampanye Penilaian diikutinyameliputi:
peserta
kampanye
penilaian
peserta
terhadap kampanye
keseluruhan terhadap
kampanye pembicara
yang dalam
menyampaikan pesan kampanye anti NARKOBA, penilaian peserta kampanye
66
terhadap film dokumenter yang ditampilkan pada saat kampanye berlangsung tentang NARKOBA dan dampak nyata yang ditimbulkannya, penilaian peserta kampanye terhadap brosur kampanye anti NARKOBA yang disebarkan pada saat kampanye berlangsung. Penjelasan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut; Tabel 6.1. Penilaian tentang gaya bahasa pembicara dalam talkshow No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Bagus
20
25,31
2
Bagus
59
74,68
3
Kurang Bagus
0
0
4
Tidak Bagus
0
0
5
Sangat Tidak Bagus
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 15
Berdasarkan hasil penelitian yang dituangkan dalam tabel 5.1. tersebut dapat dijelaskan bahwa sebanyak 59 orang responden atau dengan persentase sebesar 74,68 % responden menjawab bahwa geya bahas pembicara dalam menyampaikan pesan kampanyenya sudah bagus, sedangkan sisanya sebanyak 20 orang reponden atau sebesar 25,31 % responden menjawab sangat bagus.
67
Tabel 6.2. Penilaian tentang audio-visual film dokumenter No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Bagus
64
81,01
2
Bagus
15
18,98
3
Kurang Bagus
0
0
4
Tidak Bagus
0
0
5
Sangat Tidak Bagus
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 16
Berdasarkan tabel 5.2. diatas bahwa srbanyak 64 orang responden atau sebesar 81,01 % responden menjawab bahwa penyampaian kampanye anti Narkoba secara audio-visual dalam film dokumenter sudah sangat bagus, sedangkan sisanya sebanyak 15 orang responden atau sebesar 18,98 % menjawab bagus.
68
Tabel 6.3. Penilaian tentang tulisan dan gambar dalam brosur YCAB No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Bagus
19
24,05
2
Bagus
60
75,94
3
Kurang Bagus
0
0
4
Tidak Bagus
0
0
5
Sangat Tidak Bagus
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 17
Berdasarkan tabel 5.3. tersebut diatas menjelaskan bahwa sebanyak 60 orang responden atau sebesar 75,94 % responden menyatakan bahwa tulisan dan gambar dalam brosur kampanye anti Narkoba YCAB dinyatakan bagus, sedangkan sisanya sebanyak 19 orang responden atau sebesar 24,05 % menyatakan sangat bagus. 4.2.6. Ketertarikan terhadap Kampanye Anti Narkoba Ketertarikan peserta kampanye terhadap kampanye anti NARKOBA, meliputi:peserta kampanye tertarik untuk mengikuti program kampanye berikutnya, peserta kampanye tertarik unruk berpartisipasi mebagi pengetahuannya tentang NARKOBA serta dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NARKOBA kepada orang lain. Pembahasan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut;
69
Tabel 7.1. Ketertarikan untuk mengikuti program kampanye berikutny No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Tertarik
53
67,08
2
Tertarik
26
32,91
3
Kurang Tertarik
0
0
4
Tidak Tertarik
0
0
5
Sangat Tidak Tertarik
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 18
Berdasarkan hasil penelitian, tabel 6.1. dapat dijelaskan bahwa sebanyak 53 orang responden atau sebesar 67,08 % responden menjawab sangat tertarik untuk mengikuti program kampanye berikutnya, sedangkan sebanyak 26 orang responden atau sebesar 32,91 % responden menjawab tertarik.
70
Tabel 7.2. Ketertarikan untuk berbagi pengetahuan tentang Narkoba kepada orang lain No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Tertarik
53
32,91
2
Tertarik
26
67,08
3
Kurang Tertarik
0
0
4
Tidak Tertarik
0
0
5
Sangat Tidak Tertarik
0
0
79
100
Jumlah Sumber: Kuesioner no 19
Berdasarkan tabel 6.2. di atas, sebanyak 53 orang responden atau sebesar 67,08 responden menjawab sangat tertarik untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain tentang bahaya penyalahgunaan NARKOBA serta dampak yang ditimbulkannya, sedangkan 26 orang responden atau dengan persentase sebesar 32,91 % menjawab tertarik.
71
Tabel 8.1. Scor rata-rata Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye anti Narkoba N
Pertanyaan
5
4
3
2
1
o
Jumla
%
h
1 Gaya bahasa pembicara dalam
27
52
0
0
0
343
68,6
60
19
0
0
0
376
75,2
18
61
0
0
0
334
66,58
525
660
0
0
0
1053
210,6
talkshow 2 Audio-visual
yang
ditampilkan
dalam film dokumenter 3 Tulisan dan gambar dalam brosur YCAB Total Sumber: Kuesioner 6 s/d 8
Nilai rata-rata = 210,6 x 100 % =71,2 % 3 Dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam mengkampanyekan anti Narkoba serta bahaya yang ditimbulkan
akibat
penyalahgunaan
Narkoba
dalam
hal
kejelasan
dalam
menyampaiakn pesan anti Narkoba mendapat skor rata-rata 71,2 . Jika disimpulkan
72
dari nilai tersebut bahwa
kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye sudah
efektif. Tabel 8.2 Pemahaman Tentang Pesan Kampanye Anti Narkoba N
Pertanyaan
5
4
3
2
1
o
Jumla
%
h
1 Gaya bahasa pembicara dalam
27
52
0
0
0
343
67,9
21
58
0
0
0
337
68,1
22
57
0
0
0
338
67,6
350
668
0
0
0
1018
208,6
talkshow 2 Audio-visual
yang
ditampilkan
dalam film dokumenter 3 Tulisan dan gambar dalam brosur YCAB Total Sumber: Kuesioner 9 s/d 11
Nilai rata-rata = 208,6 x 100 % = 69,53 % dibulatkan menjadi 70 % 3 Dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam mengkampanyekan anti Narkoba serta bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba dalam hal pemahaman terhadap pesan
73
kampanye anti Narkoba mendapat skor rata-rata 70 % . Jika disimpulkan dari nilai tersebut bahwa
pemahaman peserta kampanye terhadap pesan kampanye anti
Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa sudah efektif. Tabel 8.3. Pemahaman Tentang Kesesuaian Isi Pesan Kampanye Anti Narkoba N
Pertanyaan
5
4
3
2
1
o
Jumla
%
h
1 Gaya bahasa pembicara dalam
16
63
0
0
0
332
66,4
60
19
0
0
0
376
75,2
20
59
0
0
0
336
67,2
480
564
0
0
0
1044
208,8
talkshow 2 Audio-visual
yang
ditampilkan
dalam film dokumenter 3 Tulisan dan gambar dalam brosur YCAB Total Sumber: Kuesioner 12 s/d 14
Nilai rata-rata = 208,8 x 100 % = 69,6 % dibulatkan menjadi 70 % 3 Dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam mengkampanyekan anti Narkoba serta bahaya yang
74
ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba dalam hal kesesuaian pesan kampanye anti Narkoba dengan harapan peserta kampanye mendapat skor rata-rata 70 % . Jika disimpulkan dari nilai tersebut bahwa kampanye anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa sudah efektif. Tabel 8.4. Pemahaman Tentang Penilaian Terhadap Kampanye Anti Narkoba N
Pertanyaan
5
4
3
2
1
o
Jumla
%
h
1 Gaya bahasa pembicara dalam
20
59
0
0
0
336
67,2
64
15
0
0
0
380
76
20
59
0
0
0
336
67,2
520
532
0
0
0
1052
210,4
talkshow 2 Audio-visual
yang
ditampilkan
dalam film dokumenter 3 Tulisan dan gambar dalam brosur YCAB Total Sumber: Kuesioner 15 s/d 17
Nilai rata-rata = 210,4 x 100 % = 70,6 % 3 Dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak
75
Bangsa (YCAB) dalam mengkampanyekan anti Narkoba serta bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba dalam hal penilaian terhadap kampanye anti Narkoba mendapat skor rata-rata 70,6 % . Jika disimpulkan dari nilai tersebut bahwa kampanye anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa sudah efektif. Tabel 8.5. Ketertarikan Terhadap Kampanye Anti Narkoba N
Pertanyaan
5
4
3
2
1
o
Jumla
%
h
1 Ketertarikan
untuk
mengikuti
53
26
0
0
0
369
73,8
53
26
0
0
0
369
73,8
530
208
0
0
0
738
147,6
program kampanye berikutnya 2 Ketertarikan
untuk
mengkampanyekan anti Narkoba kepada orang lain Total Sumber: Kuesioner 18 s/d 19
Nilai rata-rata = 147,6 x 100 % = 73,8 % 2 Dapat diketahui bahwa kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak
76
Bangsa (YCAB) dalam mengkampanyekan anti Narkoba serta bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba dalam hal penilaian terhadap kampanye anti Narkoba mendapat skor rata-rata 73,8 % . Jika disimpulkan dari nilai tersebut bahwa kampanye anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa sudah efektif. 4.3.
Hasil Keseluruhan Setelah melihat hasil penelitian dari tiap-tiap jawaban responden, selanjutnya
hasil tersebut dihitung berdasarkan score dari rata-rata jawaban responden secara keseluruhan, yang kemudian data diolah menggunakan rumus weight mean score: ∑ = ni x I nx5
x 100 %
Keterangan: ni
= Banyaknya responden yang memberi skor I
i
= Kategori jawaban (5,4,3,2,1)
n
= Jumlah keseluruhan responden Adapun hasil data keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
77
Tabel 8.1. Evaluasi Pengguanaan media Kampanye Anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa (Studi Pada siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1) No
Pertanyaan
5
4
3
2 1 ∑ = ni x I x 100 % n+5
Kejelasan 1
dalam
penyampaian
Pesan
27
52
0 0 0
68,6
ditampilkan
60
19
0 0 0
75,2
Tulisan dan gambar dalam brosur
18
61
0 0 0
66,58
525
660
0 0 0
210,6
27
52
0 0 0
67,9
Gaya
bahasa
pembicara
dalam
talkshow 2
Audio-visual
yang
dalam film dokumenter 3
YCAB Jumlah Pemahaman
Tentang
Pesan
Kampanye Anti Narkoba 4
Gaya
bahasa
talkshow
pembicara
dalam
78
5
ditampilkan
21
58
0 0 0
68,1
Tulisan dan gambar dalam brosur
22
57
0
0
67,6
480
564
0 0 0
208,6
dalam
16
63
0 0 0
66,4
ditampilkan
60
19
0 0 0
75,2
Tulisan dan gambar dalam brosur
20
59
0 0 0
67,2
480
564
0 0 0
208,8
20
59
0 0 0
67,2
Audio-visual
yang
dalam film dokumenter 6
0
YCAB Jumlah Pemahaman Tentang Kesesuaian Isi Pesan Kampanye Anti Narkoba 7
Gaya
bahasa
pembicara
talkshow 8
Audio-visual
yang
dalam film dokumenter 9
YCAB Jumlah Pemahaman
Tentang
Penilaian
Terhadap Kampanye Anti Narkoba 10
Gaya
bahasa
talkshow
pembicara
dalam
79
11
ditampilkan
64
15
0 0 0
76
Tulisan dan gambar dalam brosur
20
59
0 0 0
67,2
520
532
0 0 0
210,4
53
26
0 0 0
73,8
53
26
0 0 0
73,8
530
208
0 0 0
147,6
Audio-visual
yang
dalam film dokumenter 12
YCAB Jumlah Ketertarikan Terhadap Kampanye Anti Narkoba 13
Ketertarikan
untuk
mengikuti
program kampanye berikutnya 14
Ketertarikan
untuk
mengkampanyekan anti Narkoba kepada orang lain
Total
2525 2528 0 0 0
986
Sumber: kuesioner no 4 s/d 17
Nilai rata-rata keseluruhan = 986 x 100 % = 71.42 % 14 Range keberhasilan penggunaan media kampanye anti narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa studi pada siswa siswi SMK Jakarta Pusat 1 adalah sebagai berikut:
80
Sangat berhasil
= 80-100 %
Berhasil
= 70-79 %
Cukup berhasil
= 60-69 %
Kurang berhasil
= 50-59 %
Tidak berhasil
= < 50 %
Dengan demikian dapat diketahui skor dari jawaban responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dan dapat dinyatakan bahwa kampanye anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa sudah berhasil 4.4.
Pembahasan Berdasarkan data kasus tindak pidana di Indonesia sejak 2001 hingga 2007
menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. Pada 2001 tercatat 3.617 kasus dengan jumlah tersangka 4.624 orang dan pada Desember 2007 melonjak menjadi 22.630 kasus dengan jumlah tersangka 36.169 orang. Kelompok penyalahguna terbesar berada pada rentang usia 16-29 tahun sebesar 20.170 urang dengan rincian pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 4.138 siswa, SLTP dan SLTA sebanyak 31.213 siswa serta perguruan tinggi berjumlah 818 orang.51 Di
atas
merupakan
kutipan
dari
gambaran
betapa
Narkoba
bisa
menghancurkan masa depan generasi bangsa. Untuk mencegah terus bertanbahnya
51
Tabloid Dua Mingguan “SADAR” (“Indonesia Serius Perangi Narkoba”), Badan Narkotika Nasional (BNN), No 6/II/2008, Jakarta
81
jumlah korban akibat Narkoba. maka salah satunya adalah digalakkannya kampanye Anti Narkoba yang dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah dan lembaga swasta. Salah satu LSM yang peduli terhadap nasib masa depan generasi muda bangsa Indonesia adalah Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Dalam kampanyenya, Yayasan Cinta Anak Bangsa menggunakan beberapa media dalam menyampaikan pesan kampanyenya, dan salah satunya adalah melalui tatap muka langsung dengan khalayak sasaran kampanye dengan mengadakan talkshow yang membahas masalah penyalahgunaan Narkoba serta dampak yang dapat ditimbulkannya. Selain penjelasan secara langsung tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba serta dampak yang dapat ditimbulkannya yang disampaikan oleh pembicara sebagai nara sumber, juga menggunakan alat bantu yaitu dengan pemutaran film dokumenter yang menggambarkan bahwa Narkoba dapat merusak secara fisik maupun psikologik, selain itu juga brosur disebarkan/dibagikan kepada khalayak sasaran kampanye dalam hal ini siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1 pada saat talkshow berlangsung. Dari data tersebut diatas penulis tertarik untuk mengevaluasi penggunaan media kampanye Anti Narkoba yang Yayasan Cinta Anak Bangsa terhdap siswasiswi SMK Jakarta Pusat 1. Setelah penelitian dilakukan dan kuesioner disebarkan kepada 79 responden,
82
maka pembahasannya adalah Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye, yaitu kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan kampanye kepada khalayak sasaran atau komunikan, serta alat bantu atau media yang digunakan pada saat kampanye berlangsung. Kampanye anti NARKOBA yang berbentuk talk show, hal ini dapat diukur jika pembicara dalam talk show tersebut mampu menyampaikan pesan kampanye dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh khalayak sasaran kampanye. Dari hasil penelitian tentang hal tersebut menunjukkan bahwa penyampaian pesan kampanye yang dilakukan oleh pembicara dalam talkshow sudah efektif. Pemutaran film dokumenter, media ini digunakan sebagai salah satu alat pendukung pada saat kampanye berlangsung. Film dokumenter ini berisi tentang visualisasi NARKOBA serta dampak nyata yang ditimbulkannya. Kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye jika khalayak sasaran kampanye memperoleh kejelasan tentang bahaya penyalahgunaan NARKOBA yang disampaikan dalam bentuk audio-visual. Dari hasil penelitian tentang hal tersebut menunjukkan bahwa kampanye yang dilakukan melalui media film dokementer sebagai salah satu alat bantu dalam kampanye anti narkoba yang dilakukan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) sudah berhasil
83
Pemberian brosur, media ini juga digunakan sebagai salah satu alat pendukung pada saat kampanye berlangsung. Brosur merupakan selebaran yang berisikan informasi tentang jenis-jenis NARKOBA, zat yang terkandung didalamnya serta dampak dari penyalahgunaan NARKOBA. Hal ini dapat diukur jika khalayak sasaran kampanye mudah mengerti pesan kampanye yang berbentuk tulisan dan gambar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye anti Narkoba melalui penyebaran brosur yang dilakukan YCAB sudah berhasil Pemahaman khalayak sasaran kampanye terhadap pesan kampanye anti NARKOBA melalui Talk show; dalam hal ini pembicara mampu mengemas pesan kampanye dengan gaya bahasa yang mudah di pahami peserta kampanye. Berdasarkan dari data hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden paham akan pesan kampanye yang disampaikan oleh pembicara dalam talkshow. Pemahaman khalayak sasaran kampanye terhadap pesan kampanye anti NARKOBA
melalui Film dokumenter; melalui media ini peserta kampanye
memahami isi pesan kampanye anti NARKOBA serta dampak yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar responden sangat paham akan pesan kampanye yang disampaikan melalui film dokumenter yang ditontonnya.
84
Pemahaman terhadap Brosur; melalui media ini juga peserta kampanye memahami isi pesan kampanye anti NARKOBA
yang berbentuk tulisan dan
gambar.Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh data bahwa sebagian responden menjawab pertanyaan tentang hal ini sangat paham dengan isi pesan berupa tulisan dan gambar yang terdapat dalam brosur yang disebarkan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa Kesesuaian isi pesan kampanye dengan harapan peserta kampanye melalui Talk show; pembicara mampu menyampaikan pesan kampanye sesuai dengan apa yang diharapkan
peserta kampanye dan hasilnya adalah sesuai dengan harapan
peserta kampanye, begitu juga melalui pemutaran film dokumenter pesan kampanye sesuai dengan apa yang diharapkan peserta kampanye, serta brosur; kesesuain isi pesan kampanye anti NARKOBA yang berbentuk tulisan dan gambar, memenuhi harapan yang diinginkan peserta kampanye. Penilaian peserta kampanye terhadap keseluruhan kampanye yang diikutinya: serta penilaian peserta kampanye terhadap pembicara dalam menyampaikan pesan kampanye anti NARKOBA, maka berdasrkan hasil penelitian diperoleh hasil dengan penilaian bagus dari para responden. Penilaian peserta kampanye terhadap film dokumenter yang ditampilkan pada
85
saat kampanye berlangsung tentang NARKOBA
dan dampak nyata yang
ditimbulkannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tentang hal tersebut, maka diperoleh jawaban bahwa penilaian responden tentang film dokumenter yang dilihatnya sangat bagus. Penilaian peserta kampanye terhadap brosur kampanye anti NARKOBA yang disebarkan pada saat kampanye berlangsung juga memperoleh penilaian sangat bagus dari para responden. Secara keseluruhan kampanye yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa berdasarkan hasil penelitian, maka hasilnya adalah efektif. Dapat dijelaskan bahwa melalui proses komunikasi yang dapat terlaksana dengan baik dan sistematis, maka dapat melahirkan dampak positif yang signifikan terhadap apa yang dijalani oleh Public Relations dalam luncurkan sebuah program kampanye, karena kampanye sangat erat kaitannya secara fungsional terhadap setiap komponen komunikasi, dimana proses komunikasi yang dimulai siapa mengatakan apa, melalui apa, dan berdampak apa secara tidak langsung telah mawakilkan pesan dalam kampanye tersebut. Seorang Public Relations harus mampu untuk memperhitungkan sasaran dan strategi, perencanaan dan anggaran, serta penelitian dan evaluasi, seperti yang
86
diungkapkan Cutlip dan Center
bahwa proses Public Relations ssepenuhnya
mengacu kepada pendekatan manajerial dimana proses ini terdiri dari empat proses, yaitu: 1. Fact fainding, adalah mencari dan mengumpulkan fakta serta data-data sebelum melakukan tindakan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini adalah Humas Yayasan Cinta Anak bangsa dalam melaksanakan program kampanye sebelum melakukan pencarian data serta fakta-fakta yang ada di lapangan tentang seberapa banyak remaja terlibat dengan yang namanya Narkoba, seberapa rentan remaja usia sekolah berhubungan dengan Narkoba, cara-cara apa yang perlu dilakukan agar remaja tidak terlibat dengan narkoba 2. Planning, berdasarkan fakta yang ada kemudian membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam memecahkan dan menghadapi masalah penyalahgunaan Narkoba yang melibatkan remaja usia sekolah 3. Communicating, adalah rencana yang telah disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasrkan fakta dan data yang kemudian dikomunikasikan atau pelaksanaan kegiatan kampanye. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka
bagaimana Humas Yayasan Cinta Anak Bangsa
mengkomunikasi pesan kampanye Anti Narkoba dengan cara-cara yang
87
menyenangkan dan mudah dimengerti oleh remaja yang menjadi sasaran kampanyenya 4. Evaluations, adalah menevaluasi tentang suatu kegiatan yang telah dilakukan apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau belum yang kemudian hasil evaluasi ini menjadi acuan bagi Humas dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Hal ini maksudny adalah melihat sejauh mana efektifitas sebuah pesan kamapnye apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. bila dikaitkan dengan penelitian ini, maka apa yang telah dilakukan oleh Humas Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam mengkampanyekan Anti Narkoba kepada kalangan remaja khususnya siswasiswi SMK Jakarta Pusat 1 dapat dikatakan efektif , karena tujuan dari kamapnye Anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa adalah Basic Prevention. yaitu dasar pencegahan penyalahgunaan Narkoba sebelum seorang anak terjerumus atau terlibat dengan Narkoba
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasrkan hasil penelitian dan pengolahan data lapangan yang diperoleh peneliti mengenai evaluasi penggunaan media kampanye Anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa studi pada siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kampanye Anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak bangsa dalam hal kejelasan dalam penyampaian pesan kampanye baik penjelasan yang diberikan oleh pembicara dalam talkshow, maupun melalui alat Bantu yang digunakannya yaitu film dokumenter dan brosur, secara keseluruhan dinilai berhasil dengan skor rata-rata 71,42 % 2. Pemahaman khalayak sasaran kampanye terhadap pesan kampanye anti NARKOBA, baik yang disampaikan pembicara dalam talkshow, maupun melalui film dokumenter dan juga brosur dinilai berhasil 3. Kesesuaian isi pesan kampanye dengan harapan peserta lampanye dinilai efektif
89
4. Penilaian peserta kampanye terhadap keseluruhan kampanye yang diikutinya dinilai bagus atau dalam artian berhasil 5. Lebih dari setengah responden atau sebagian besar responden menyatakan tertarik terhadap kampanye Anti Narkoba yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa dan tertarik untuk mengikuti program kampanye berikutnya.
5.2. Saran Setelah menganalisa data dan menyimpulkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam mengkampanyekan anti Narkoba kepada masyarakat khususnya para remaja yang rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba. Adapun saran-sarannya akan dijabarkan sebagai berikut:
5.2.1. Saran Praktis Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) khususnya staff kampanye harus terus mengoptimalkan kemampuan tehnik berkampanye sosial (social compaign) dalam hal ini kampanye Anti Narkoba, karena yang menjadi khalayak sasarannya adalah remaja yang berusia 12-19 tahun. Pada usia ini keingin tahuan remaja terhadap sesuatu yang
90
belum diketahuinya sangat tinggi, akan tetapi tidak semua informasi yang seharusnya mereka ketahui bisa mereka serap atau pahami secara baik. Hal ini terjadi dikarenakan ada informasi-informasi yang sangat penting bagi masa depan mereka tapi tidak menarik perhatian mereka. Oleh karena itu, Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam mengemas pesan kampanyenya harus dikemas semenarik mungkin, menyenangkan dan tidak monoton atau membosankan.
5.2.2. Saran Akademis Penelitian ini hanya mengungkapkan evaluasi penggunaan media kampanye Anti Narkoba Yayasan Cinta Anak Bangsa Studi pada siswa-siwi SMK Jakarta Pusat 1 Tentang penelitian selanjutnya adalah meneliti faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi penggunaan media kampanye anti Narkoba tersebut. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai fungsi Public Relations bagi keberlangsungan sebuah lembaga yang terkait dengan kepentingan banyak orang. Maka perlu dibuktikan secara kongkrit melalui penelitian selanjutnya tentang kampanye.
98
'$)7$53867$.$ Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi sebuah Pengantar Ringkas. Armico. Bandung. 1994. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2003. Djuarsa Sendjaja, Sasa. Pengantar Ilmu Komunikasi. Materi Modul 1-9. Universitas Terbuka. Jakarta. 1996. Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004
Public
Hasan M, Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2002. Husein, Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo. Jakarta. 1999. Ja’far H, Asegaf. Hubungan Masyarakat dalam Praktek. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1987. Jefkins, Frank. Public Relations-Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2002 Moore, Frezier, H. Hubungan Masyarakat (Prinsip, Kasus dan Masalah). Remaja Rosdakarya. Bandung 2000. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian komunikasi. Universitas terbuka. Jakarta. 1999. Nazir, Muhammad. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1999.
99
Rachmadi F. Public Relations dalam teori dan Praktek. PT. Gramedia. Jakarta. 1996. Rachmat, Jalaludin. Manajemen Kampanye. Antar Venus. Bandung. 2004. Ruslan, Rosady. Kiat dan strategi Kampanye Public Relations. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2002. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta. 1989. Soemirat, Soleh. Ardianto, Elvinaro. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2002. Setiawan, Bambang. Muntaha, Ahmad. Metode Penelitian Sosial. Universitas terbuka. Jakarta. 2000. Uchjana Effendy, Onong. Ilmu komunikasi dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1994. Wiryanto. Teori Komunikasi. Grasindo. Jakarta. 2000. Wursanto. IG, Pokok-pokok Pengertia Human Manajemen, Pustaka Dian, Jakarta, 1995.
Relations
SUMBER LAIN www.ycab.org.id Diakses Minggu, 14 Januari 2007, Pk 13.00 WIB www.nurularifin.com Diakses MInggu, 14 Januari 2007, Pk 14.00 WIB
dan
91
KUESIONER
Evaluai Penggunaan Media Kampanye Anti Narkoba YCAB (Studi pada Siswa-siswi SMK Jakarta Pusat 1)
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih I. Data Responden 1. Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia
:
a. 14 th
b. 15 th
d. 17 th
e.> 17 th
a. I
b. II
3. Kelas
:
4. Pernahkah anda mengikuti program kampanye? 5. Berapa kali anda mengikuti program kampanye a. satu kali b. lebih dari satu kali II. Evaluasi Kampanye A. Kejelasan dalam Penyampaian Pesan Kampanye Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (x) 1. Sangat Jelas 2. Jelas 3. Kurang Jelas 4. Tidak Jelas 5. Sangat Tidak Jelas
c.16 th
c. III
92
Kampanye melalui talkshow No
Pertanyaan
6
Bagaimana menurut anda tentang gaya bahasa pembicara
1 2 3 4 5
dalam menyampaikan kamnpanye anti Narkoba?
Kampanye melalui film dokumenter Pertanyaan
No 7
Bagaimana
menurut
anda
1 2 3 4 5
tentang
audio-visual
yang
ditampilkan dalam film dokumenter yang berisi tentang bahaya
penyalahgun
Narkoba
serta
akibat
yang
ditimbulkannya?
Kampanye melalui media brosur No
Pertanyaan
8
Bagaimana menurut anda tentang tulisan dan gambar terdapat dalam brosur YCAB?
B. Pemahaman responden terhadap pesan kampanye Jawablah pertanyaan berihut dengan memberi tanda silang (x) 1. Sangat Paham 2. Paham 3. Kurang Paham 4. Tidak Paham 5. Sangat Tidak Paham
1 2 3 4 5
93
Kampanye melalui talkshow No
Pertanyaan
9
Pahamkah anda tentang apa yang disampaikan oleh pembicara
1 2 3 4 5
dalam talkshow tadi?
Kampanye melalui film dokumenter No
Pertanyaan
1 2 3 4 5
10. Pahamkah anda tentang pesan kampanye yang disampaikan dalam film dokumenter tadi?
Kampanye melalui media brosur No
Pertanyaan
11
Pahamkah anda tentang pesan kampanye yang disampaikan dalam ftulisan dan gambar pada brosur YCAB?
C. Kesesuaian Isi Pesan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang (x) 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Kurang Sesuai 4. Tidak Sesuai 5. Sangat Tidak Sesuai
1 2 3 4 5
94
Kampanye melalui talkshow No
Pertanyaan
12
Sesuaikah menurut anda cara penyampaian pembicara dalam
1 2 3 4 5
talkshow dengan yang anda harapkan?
Kampanye melalui film dokumenter No
Pertanyaan
1 2 3 4 5
13. Sesuaikah menurut anda pesan kampanye yang disampaikan melalui film dokumenter?
Kampanye melalui media brosur No
Pertanyaan
14. Sesuaikah menurut anda pesan kampanye dalam bentuk tulisan dan gambar yang disampaikan melalui media brosurr?
D. Penilaian Terhadao Keseluruhan Kampanye Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang (x) 1. Sangat Bagus 2. Bagus 3. Kurang Bagus 4. Tidak Bagus 5. Sangat Tidak Bagus
1 2 3 4 5
95
Penilaian terhadap kampanye melalui talkshow No
Pertanyaan
1 2 3 4 5
15. Bagaimana penilaian anda tentang kampanye anti Narkoba yang dilakukan melalui talkshow?
Penilaian terhadap isi pesan kampanye melalui pemutaran film dokumenter No
Pertanyaan
1 2 3 4 5
16. Bagaimana penilaian anda tentang kampanye anti Narkoba yang dilakukan melalui pemutaran film dokumenter?
Penilaian terhadap isi pesan kampanye melalui brosur Pertanyaan
No
17. Bagaimana penilaian anda tentang kampanye anti Narkoba yang dilakukan melalui media brosur?
E. Ketertarikan Terhadap Kampanye Anti Narkoba Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang (x) 1. Sangat Tertarik 2. Tertarik 3. Kurang Tertarik 4. Tidak Tertarik
1 2 3 4 5
96
5. Sangat Tidak Tertarik
Ketertarikan untuk mengikuti Kampanye anti Narkoba selanjutnya No
Pertanyaan
1 2 3 4 5
18. Tertarikkah anda untuk mengikuti kampanye anti Narkoba yang akan dilaksanakan selanjutnya?
Ketertarikan untuk berbagi pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba No
Pertanyaan
19. Tertarikkah anda untuk berbagi pengetahuan yang telah di dapatnya melalui kampanye anti Narkoba yang dilakukan YCAB kepada orang lain?
1 2 3 4 5