EROTISME DAN SPIRITUALISME DALAM NOVEL PENGAKUAN “EKS PARASIT LAJANG” KARYA AYU UTAMI Yogi Prasetya1), Syofiani2), Romi Isnanda2) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
1)
ABSTRACT The purpose of this research was to describe the intrinsic element of a novel. The aspect was theme, massage, plot, characterizations and background, the form of eroticism, and the form of spiritual in Pengakuan Eks Parasit Lajang’s novel by Ayu Utami. This research used eroticism theory by Holman and spiritual theory by Elkins et al (1988). The type of this research was qualitative which produced descriptive data in the form of observable written and spoken words, Moleong (2010). This research used descriptive method which was started from collecting, identifying, analyzing the data, and concluding, Moleong (2010). The object of this research was Pengakuan Eks Parasit Lajang’s novel by Ayu Utami. Based on the result of the data analysis in this novel, there was found intrinsic elements. They were theme, plot, character, background, and message. The form of eroticism was literal eroticism which consisted of the description of sexual organ and sexual activity. There was found 44 data about eroticism which encompassed 3 data to literal eroticism in describing sexual organ and 41 data to literal eroticism in describing sexual activity. Then, the spirituality in this novel has extroverted moral message and spoken or action in the form of vertical and horizontal which is incorporated to the component of spirituality. There was found 84 data of transcendental dimension, 2 data cover the message and the purpose in life, 2 data cover the mission of life, 1 data covers sanctity, 3 data cover the value of material, 4 data cover altruism, 5 data cover idealism, 8 data cover the awareness of tragic event, and 13 data cover core of spirituality. The ninth of dimensions are revealed in Pengakuan Eks Parasit Lajang’ novel. Keywords: Eroticism, Spiritualism, Pengakuan Eks Parasit Lajang’s novel. Peran karya sastra sebagai produk
A. PENDAHULUAN Sastra merupakan suatu bentuk dan
budaya, selain mampu membawa moral
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
dan etika pergaulan yang diterima dalam
adalah manusia dan kehidupannya dengan
kehidupan masyarakat, juga menyuarakan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
kritik sosial yang perlu disikapi secara
Di samping itu, sastra juga menjadi wadah
kritis oleh semua kalangan.
untuk
menyampaikan
ide-ide
yang
dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia.
Kuatnya pengaruh budaya dan gaya hidup yang berasal dari peradaban barat
tidak sesuai dengan norma kehidupan di masyarakat
Indonesia,
menyebabkan
Kehadiran bernuansa
karya
erotisme
sastra
dan
yang
spiritualisme
kemerosotan moral baik di kalangan muda
dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia
maupun tua sudah mulai menyebar luas di
modern perlu dipertimbangkan sebagai
tengah-tengah kehidupan masyarakat, dan
salah satu ragam sastra. Seiring dengan
kondisi
munculnya karya yang cukup digemari
seperti
ini
perlu
diwaspadai
sebagai ancaman yang merusak tatanan kehidupan masyarakat yang beradap. Hal
ini
hendaknya
disikapi
kaum remaja.usia itu sendiri. Seiring
dengan
dengan
perkembangan
zaman, pengarang sering menuliskan dan
meningkatkan pendidikan moral dan etika
mengambarkan
pergaulan. Seiring munculnya karya yang
karyanya
bernuansa
kehidupan bangsanya. Pengungkapan seks
erotisme
dan
spiritualisme,
hubungan
sebagai
tabu
dalam
pembauran
pola
maka muncul polemik dalam masyarakat
bukanlah
tentang keberadaan karya tersebut. Gejala
bermasyarakat pada era sekarang ini.
seperti ini terjadi karena sebagian besar
hal
seks
dalam
kehidupan
Kayam (dalam Hoerip, 1982:245)
masyarakat beranggapan bahwa erotisme
mengemukakan
identik dengan pornografi. Karya yang
dalam karya sastra selalu ada, hal ini
identik dengan pornografi tidak layak
disebabkan: pertama, persoalan seks tidak
dibaca secara terbuka, karena sangat
terlepas dari kehidupan manusia dan
bertentangan dengan moral, agama, dan
dijumpai dalam kesusastraan kapan saja;
sikap yang akan menimbulkan efek negatif
kedua, karya sastra yang mengungkapkan
di
dalam
soal seks tidak akan dianggap melanggar
kepribadian
nilai kesusilaan, apabila didukung ide yang
kalangan
pembentukan
masyarakat moral
manusia itu sendiri.
dan
“pengungkapan
seks
baik; dan ketiga, pengungkapan seks dipersiapkan
dengan
matang,
serta
memberi pengertian yang baik tentang
tertentu dibalik semua dinamika semesta
kehidupan manusia.”
dan fenomena-fenomena alam.
Karya sastra mengandung unsur erotisme dan spiritualisme tidaklah selalu
Jadi, sebuah karya sastra mampu dalam segala aspek kehidupan manusia dan lingkungannya dengan menggunakan
dapat dikatakan sebagai karya yang tidak memiliki nilai literer.
gaya bahasa yang khas dan jujur oleh pengarangnya.
Secara etimologis, istilah erotis
menciptakan
nuansa
spiritualisme berasal dari kata yunani kuno Eros, nama dewa cinta, putra
Aphrodite. Bahasa
Inggris mengenal kata Eroticsm yang
Sehingga
untuk
erotisme
dan
dalam sebuah karya sastra
seperti dalam cerpen dan novel, pengarang menggunakan bahasa-bahasa yang santun sebagai bahan agar tidak menyinggung perasaan pembaca itu sendiri.
makna dasarnya sexsual excitement, suatu bentuk hasrat dorongan seksual sebagai kajiannya.
Dorongan
seksual
yang
Salah
seorang
pengarang
perempuan yang cukup ternama adalah Ayu Utami, salah satu Novelnya berjudul Pengakuan Eks Parasit Lajang yang
dimaksud adalah perasaan yang timbul
banyak dibaca masyarakat dan menjadi pro
yang membuat orang siap beraktivitas
dan kontra bagi banyak orang menjadi
seksual.Erotisme
bukanlah
hal
yang
suatu hal yang dianggap menarik untuk dijadikan
objek
penelitian
karena
negatif melainkan suatu daya yang ada
menampilkan
dalam
berbentuk seksualitas, spritualitas dan
diri
manusia
untuk
terus
sisi
kehidupan
yang
erotisme.
melangsungkan kehidupannya.
Dalam novel Pengakuan Eks Parasit Spritualisme merupakan keturunan langsung
atau
pengembangan
dari
animisme yang percaya bahwa semua
Lajang karya Ayu Utami, pengarang menceritakan tentang bagaimana jadinya jika seorang perempuan harus melepas masa
keperawanannya
ketika
masih
benda dan kejadian alam berjiwa dan
berstatus pacaran. Sementara disisi lain, ia
dinamisme
juga memproklamirkan diri untuk tidak
yang percaya bahwa ada
manivestasi-manivestasi
dari
kekuatan
menikah. Mengenai erotisme, Ayu Utami menggunakan gaya bahasa yang khas dan
jujur tentang manusia dan kehidupannya,
2. Hakikat Erotisme
sehingga menjadikan novel yang berjudul Pengakuan
Eks
Parasit
Lajang
ini
Karya
sastra
mengandung unsur
erotisme tidaklah selalu dapat dikatakan
memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini yang
menjadi
dasar
peneliti
untuk
melakukan penelitian mengenai bentuk erotisme dan spiritual yang terdapat dalam
sebagai karya yang tidak memiliki nilai literer.
Karya
sastra
yang
temanya
mengungkapkan seksualitas tidak selalu
novel Pengakuan Eks Parasit Lajang sama dengan pornografi.
karya Ayu Utami.
Erotisme bukanlah hal yang negatif B. KERANGKA TEORETIS melainkan suatu daya yang ada dalam diri
1. Hakikat Novel Novel adalah sebuah cerita yang memuat beberapa kesatuan permasalahan yang membentuk rantai permasalahan yang disertai
oleh
faktor
Permasalahan kesedihan,
sebab
kehidupan
seperti
kegembiraan,
pengkhianatan,
serta
akibat. ini
kejujuran, permasalahan
untuk
Novel sebagai karya fiksi dibangun pembangun yakni unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Jika dilihat dari
terus
melangsungkan
kehidupannya. Syahwat adalah nafsu atau keinginan
bersetubuh
kebirahian.Naluri
adalah dorongan hati atau nafsu yang di bawa sejak lahir(KBBI 1991: 681, 672, 275). Karya sastra dan karya seni erotis tidak
dapat
pornografis
kemanusiaan lainnya.
oleh unsur
manusia
begitu
saja
karena
diekspoitasikan
dianggap
erotis
menjadi
karya
dapat yang
pornografis jika yang ditonjolkan bersifat kecabulan.
segi panjang cerita novel lebih panjang dari
pada
mengemukakan
cerpen, sesuatu
novel
dapat
secara
bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak,
3. Hakikat Spiritualisme Tischler
(2002)
mengemukakan
bahwa spiritualitas mirip atau sama dengan
lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
suatu cara, berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seseorang
individu.
Menjadi
seorang
spiritual
bearti
menjadi
orang
yang
C. METODOLOGI PENELITIAN
terbuka, memberi, dan penuh kasih.
1. Jenis dan Metode Penelitian
Lebih lanjut, Elkins et al (1988) mengungkapkan sembilan komponen dari
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.Menurut
spiritualitas yaitu, (1) dimensi transenden, (2)makna dan tujuan dalam hidup, (3) misi hidup, (4) kesakralan hidup, (5) nilai
Moleong(
2010:4)
menjelaskan bahwa metodologi kualitatif sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
material, (6) altruisme, (7) idealisme, (8) kesadaran akan peristiwa tragis, (9) buah
perilaku
diamati.Data
yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan
dari spiritualitas.
yang
bukan
angka-angka
(Moleong,
2010:11). 4. Teori Struktural Untuk
dapat
Metode deskriptif adalah suatu metode
mengidentifikasi
bentuk
erotisme dan spiritualisme dalam novel
yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan
sesuatu
hal,
dan
peristiwa seperti apa adanya. Dalam Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami, perlu dipahami terlebih dahulu isi cerita dalam novel Pengakuan Eks Parasit
penelitian ini akan dideskripsikan bentuk erotisme dan spiritualisme pada novel ”Pengakuan Eks Parasit Lajang” karya Ayu Utami yang terungkap melalui kata,
Lajang karya Ayu utami. Pemahaman terhadap isi cerita dapat dilakukan melalui analisis unsur-unsur
intrinsik novel.
Seperti alur, tokoh, latar, tema dan amanat yang
diharapkan
dapat
menghasilkan
simpulan mengenai ada tidaknya erotisme literal dan spiritualisme dalam novel tersebut srtuktural.
dengan
menggunakan
teori
frasa, klausa dan kalimat, atau paragraf yang menyiratkan hal tersebut. 2. Data dan Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami diterbitkan oleh komunitas Salihara Jakarta 19 Februari 2013. Datanya adalah kutipan
yang
terdapat
dalam
novel
Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami.
3. Instrumen Penelitian
Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu
Instrumen penelitian ini adalah peneliti
Utami dilakukan inventarisasi data, (5)
sebagai instrument utama. Alat bantu
mencatat data yang ada dari berbagai
instrument adalah lembaran pencatatan
sumber, khususnya mengenai erotisme
data dalam bentuk format isian data.
literal
dan
spiritualisme
yang
dapat
menunjang penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian
5. Teknik Analisis Data
ini adalah studi kepustakaan, yaitu (1)
Untuk
menganalisis
data
dan
membaca referensi dan sumber yang
mengolah data yang telah dikumpulkan,
berhubungan dengan bentuk erotisme dan
yang digunakan analisis sebagai berikut:
spiritualisme yang ada di perpustakaan,
(1) menganalisis data berupa nilai erotisme
sebagai bahan acuan dalam membahas
literal dan spiritualisme dalam novel
novel Pengakuan Eks Parasit Lajang
“Pengakuan Eks Parasit Lajang” karya
karya Ayu Utami. (2) Kemudian membaca
Ayu Utami (2) menganalisis data yang
novel Pengakuan Eks Parasit Lajang
berhubungan dengan nilai yang meliputi
karya Ayu Utami secara cermat, (3) data
nilai
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
penelaahan isi novel Pengakuan Eks Parasit
Lajang
karya
Ayu
Utami.
Selanjutnya, (4) mencari bentuk erotisme
erotisme
6. Teknik
dan
spiritualisme
Pengujian
(3)
Keabsahan
Data Teknik
yang
digunakan
adalah
literal dan spiritualisme yang ada dalam isi
melakukan pembuktian langsung yang
novel Pengakuan Eks Parasit Lajang
diambil dari isi novel Pengakuan Eks
karya Ayu Utami. Untuk memperoleh data
Parasit Lajang karya Ayu Utami yang
mengenai bentuk erotisme berdasarkan
bersifat deskriptif. Bagian-bagian yang
kajian teori dan spiritualisme pada novel
mengandung bentuk erotisme literal dan
spiritualisme dikutip kemudian di data sebagai pembuktian terhadap objek yang
pornografis dan bergaya bahasa yang estetis, sehingga dari kata-kata tersebut pembaca tidak akan merasakan gairah
diteliti.
Selanjutnya
data
yang
telah
terkumpul dianalisis melalui ketercakupan
seksual
ataupun
nafsu
birahi
ketika
membaca novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ini. Kata-kata
referensi yang ada.
yang digunakan adalah, persetubuhan, D. HASIL PENELITIAN Pada
bab
mendeskripsikan
ini
peneliti
mengenai
cumbuan, ciuman, cinta dan bercinta. Serta akan bentuk
bentuk
spritualiatas
dalam
novel
Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami yang mengandung pesan moral dan
erotissme literal dan bentuk spiritualisme
ucapan ataupun tindakan
dalam novel Pengakuan Eks Parasit
secara
Lajang karya Ayu Utami. Unsur intrinsik
vertikal
dan
yang terbuka
horizintal
yang
tergabung kepada komponen spiritualitas. Dalam hal ini ditemukan 84 data yaitu:44
novel difokuskan dalam mendeskripsikan
data dimensi transenden terdapat 44 data,
bentuk erotisme literal dan spiritualisme
makna dan tujuan hidup ditemukan 2 data,
dalam novel pengakuan eks parasit lajang
misi hidupditemukan 2 data,kesakralan hidup ditemukan 1 data, nilai material
karya Ayu Utami, yang terdiri dari alur
ditemukan 3 data, altruisme ditemukan 4
atau penceritaan, tokoh, latar, tema dan
data,
idealisme
ditemukan
5
data,
kesadaran akan peristiwa tragis ditemukan
amanat.
8 bentuk erotisme yang digambarkan pengarang yaitu bentuk erotisme literal yang terbagi kepada gambaran organ seksual dan gambaran aktifitas seksual. Dalam hal ini, ditemukan 44 data tentang erotisme yang terdiri dari 3 data untuk erotisme literal dalam penggambaran organ seksual dan 41 data untuk erotisme literal dalam penggambaran aktivitas seksual. Namun,
pengarang menggambarkan hal
tersebut
secara
halus,
sopan,
tidak
data,
dan
buah
dari
spiritualitas
ditemukan 13 data. Kesembilan dimensi itu terungkap dalam kutipan novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Tersebut. E. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan deskripsi data hasil penelitian dapat disimpulkan mengenai
bentuk
erotisme
dan
spiritualisme dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami sebagai berikut: pertama, struktur intrinsik novel
yang terdiri dari tema, alur, tokoh, dan
secara
latar. Tema novel pengakuan Eks Parasit
tergabung kepada komponen spiritualitas.
Lajang adalah kisah seorang gadis dua
Dalam hal ini ditemukan 84 data yaitu:44
puluh tahun yang memutuskan untuk
data dimensi transenden terdapat 44 data,
melepas keperawanannya, untuk alur novel
makna dan tujuan hidup ditemukan 2 data,
ini menggunakan alur progesif atau alur
misi hidupditemukan 2 data,kesakralan
maju namun divariasikan dengan sorot
hidup ditemukan 1 data, nilai material
balik atau flasback, dan tokoh
ditemukan 3 data, altruisme ditemukan 4
penggerak
cerita,
digambarkan
sebagai secara
data,
vertikal
dan
idealisme
horizintal
ditemukan
yang
5
data,
dilematis lewat masalah yang terjadi oleh
kesadaran akan peristiwa tragis ditemukan
tokoh
8
A
selaku
tokoh
utama.
data,
dan
buah
dari
spiritualitas
Kedua,bentuk erotisme yang digambarkan
ditemukan 13data. Kesembilan dimensi itu
pengarang yaitu bentuk erotisme literal
terungkap dalam kutipan novel Pengakuan
yang terbagi kepada gambaran organ
Eks Parasit Lajang Tersebut.
seksual dan gambaran aktifitas seksual.
2. Saran
Dalam hal ini, ditemukan 44 data tentang
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
erotisme yang terdiri dari 3 data untuk
bentuk erotisme literal dan spiritualitas
erotisme literal dalam penggambaran organ
yang terdapat dalam novel Pengakuan Eks
seksual dan 41 data untuk erotisme literal
Parasit
dalam penggambaran aktivitas seksual.
disarankan kepada: (1) Kepada mahasiswa,
Namun,
pengarang menggambarkan hal
sebagai pengetahuan mengenai pentingnya
tersebut
secara
mengenal
halus,
sopan,
tidak
Lajang
karya
Ayu
bentuk
Utami,
erotisme
dan
pornografis dan bergaya bahasa yang
spiritualisme dalam novel, dan sebagai
estetis, sehingga dari kata-kata tersebut
penambah
pembaca tidak akan merasakan gairah
mengenai erotisme dan spiritualisme di
seksual
lingkungan
ataupun
nafsu
birahi
ketika
pengetahuan
masyarakat
lebih
dalam
melalui
membaca novel Pengakuan Eks Parasit
sastra, khususnya
Lajang karya Ayu Utami ini. Kata-kata
Penikmat sastra, melalui perkembangan
yang digunakan adalah, persetubuhan,
novel di Indonesia, khususnya menambah
cumbuan, ciuman, cinta dan bercinta.
kecintaan terhadap novel Indonesia, dan
Ketiga,bentuk spritualiatas dalam novel
kemudian
Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu
memahami lebih dalam mengenai isi yang
Utami yang mengandung pesan moral dan
terkandung
ucapan ataupun tindakan
memberikan pengetahuan dan pengalaman
yang terbuka
melalui
dunia
membantu
dalam
novel.
penikmat
novel,
(2)
sastra
sehingga
tersendiri dalam memahami permasalahan yang terdapat dalam novel. (3) Peneliti
Poerwadarminta, Wjs. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
lain, sebagai bahan masukan awal dalam melakukan
penelitian
dan
menambah
Semi, M. Atar 1993.MetodePenelitian Sastra. Bandung: Angkasa
pengetahuan erotisme dan spiritualisme.
DAFTAR PUSTAKA
Atmazaki. 2005. Sastra dan Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya Atmazaki. 2006. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus besar Bahasa Indonesia: Ketiga, Jakarta: Balai Bahasa. Hoerip,
Satyagraha. 1982. Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta: Sinar Harapan.
Irawan, Aguk. 2005. “Sastra Seksual dan Pembusukan Budaya”. (http://www.republika. online.com/news.html). Kurnianto, Ery Agus. 2004. “Erotisme dalam Sastra”.(http://www.indomedia.co m/sripo/budi.html) Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Press.
Septia, Emil. 2004. Unsur Erotis dalam Kumpulan Cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu). Skripsi: FBSS UNP. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Utami, Ayu. 2013. Pengakuan Eks Parasit Lajang.Jakarta: Kepustakaan Populer gramedia