SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 – 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id
DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jakarta, 7 Oktober 2008 – Krisis keuangan di Amerika Serikat telah memberikan dampak pada melemahnya ekonomi global. Meski demikian, dalam jangka pendek krisis tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap ekspor komoditi Indonesia. Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengenai kinerja ekspor dan impor Indonesia. ”Tujuan pasar ekspor Indonesia telah semakin terdiversifikasi, sehingga peran Amerika Serikat dan Uni Eropa semakin menurun. Oleh sebab itu, dampak langsung dari krisis finansial di Amerika Serikat tersebut belum begitu dirasakan,” jelas Mendag. Lebih jauh Mendag merinci bahwa, pangsa ekspor ke Eropa cenderung menurun dari 17,1 persen pada 2003 menjadi 13,9 persen pada pertengahan tahun 2008 dan ke AS dari 14,7 persen menjadi 11,6 persen. Sementara itu dalam kurun yang sama ekspor ke Jepang tercatat dari 14,4 persen menjadi 12,5 persen, ke RRT dari 5,9 persen menjadi 7,6 persen, ke India dari 3,4 persen menjadi 6,5 persen dan ke Singapore dari 10,1 persen menjadi 9,8 persen. ”Departemen Perdagangan telah melakukan diversivikasi pasar dalam lima tahun terakhir. Untuk pasar Uni Eropa dan AS pangsa pasarnya turun, sedangkan ke Asia, Jepang dan Singapura cukup stabil, namun ke Asia emerging countries cenderung meningkat”, demikian tegas Mendag. Hal tersebut diperkuat dengan intra-industry trade di Asia Timur yang sudah sangat intens. Oleh karena itu, sekalipun perekonomian AS melemah, ekspor Indonesia masih akan akan sesuai target pertumbuhan 2008. Share Negara Tujuan Ekspor (%), Tahun 2003
Share Negara Tujuan Ekspor (%), Tahun 2008 (Jan-Agust)
Uni Eropa 17,1
Lainnya 20,7 Austalia 2,3
Jepang 14,4
Taiwan 2,7
Jepang 12,5
Austalia 1,9 Taiwan 2,6
India 3,4 Korea Selatan 3,7 Malaysia 4,9
Uni Eropa 13,9
Lainnya 23,7
Amerika Serikat 11,6
Korea Selatan 4,4
Cina 5,9
Singapura 10,1
Amerika Serikat 14,7
Malaysia 5,6
India 6,5
Cina 7,6
Singapura 9,8
Sumber : BPS (diolah oleh Pusdata Perdagangan)
1
Namun perlu diwaspadai bahwa jika krisis ini berkelanjutan maka ekspor Indonesia akan terpengaruh. ”Diversifikasi pasar yang telah berlangsung akan terus digalakkan guna mengantisipasi resesi di AS dan Eropa serta kemungkinan terjadinya penurunan pertyumbuhan negara-negara Asia karena resesi di negara-negara maju,” jelas Mendag. Kinerja Ekspor Indonesia Bulan Agustus 2008 Nilai ekspor Indonesia Agustus 2008 mencapai US$ 12,5 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,4 persen dibanding bulan Juli 2008. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2007, ekspor mengalami peningkatan sebesar 30,3 persen. Ekspor nonmigas Agustus 2008 mencapai US$9,6 miliar, turun 1,2 persen dibanding Juli 2008, sedangkan dibandingkan ekspor nonmigas Agustus 2007 naik 23,5 persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2008 mencapai US$95,4 miliar atau meningkat 29,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$73,5 miliar atau meningkat 22,4 persen. Perkembangan ekspor bulan Agustus dibandingkan bulan Juli 2008 cenderung bervariatif. Ekspor beberapa produk utama mengalami kenaikan terutama produk pertanian dan kehutanan, seperti lemak dan minyak nabati serta pulp. Beberapa bahan tambang dan industri juga mengalami kenaikan seperti bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin/peralatan listrik, mesin-mesin/pesawat mekanik. Kenaikan ekspor minyak bumi dan gas alam dalam bulan Agustus 2008 sebesar 2,2 persen yang berasal dari kenaikan ekspor gas sebesar 10,0 persen meskipun ekspor minyak mentah turun 5,2 persen. Setelah mencapai puncaknya dalam bulan Juli 2008, harga crude oil dalam bulan Agustus cenderung turun menjadi US$ 114,6 per barel, dibandingkan bulan Juli yang mencapai US$132,8 per barrel dan pada saat yang sama volume ekspor lebih rendah. Sementara itu, harga natural gas di Negara tujuan utama ekspor gas yaitu Jepang dalam bulan Agustus lebih tinggi dari Juli, naik dari US$13,5/mmbtu menjadi US$13,7/mmbtu. Secara kumulatif, ekspor migas Januari-Agustus 2008 masih meningkat tajam yaitu 63,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, teruma karena peningkatan harga migas yang hampir dua kali lipat. Kenaikan ekspor lemak dan minyak nabati sebesar 78,3 persen lebih didorong oleh kenaikan volumenya, sementara harganya di tingkat internasional sudah mulai menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dalam bulan Agustus rata-rata harga CPO mencapai US$ 884/ton sedangkan dalam bulan Juli 2008 sebesar US$ 1.213/ton. Peningkatan volume ekspor tersebut sangat terkait dengan kebijakan Pungutan Ekspor/Bea Keluar “progresif”yang berlaku di Indonesia. Dalam bulan Agustus 2008 besarnya tarif PE yaitu 10 persen, jauh lebih rendah dari tariff bulan Juli 2008 yang sebesar 20 persen. Tariff PE CPO yang berlaku bulan September 2008 adalah 7,5 persen sehingga akan lebih merangsang ekspor CPO dalam bulan ini. Dalam semester 2 tahun 2008 harga CPO akan terus tertekan terutama karena faktor-faktor menurunnya harga minyak bumi, permintaan dunia CPO yang menurun baik oleh Uni Eropa maupun India dan RRT, serta oversupply produksi CPO di Indonesia dan Malaysia. Sementara itu, beberapa produk utama yang mengalami penurunan nilai ekspor bulan Agustus terutama yaitu bahan tambang seperti tembaga, nikel, dan timah. 2
Penurunan nilai ekspor produk-produk tersebut sebagian besar karena menurunnya volume ekspor, yang juga disertai dengan penurunan harga, sebagai akibat dari mulai dirasakannya pelemahan permintaan dunia. PERKEMBANGAN IMPOR INDONESIA (DILUAR KAWASAN BERIKAT) PERIODE 2006-2008 (AGUSTUS) 14.000,0
12.000,0
(Nilai : Juta US$)
10.000,0
8.000,0
6.000,0
4.000,0
2.000,0
-
Jan'06
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan'07
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan'08
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Migas
1.207,4 1.232,6 1.252,0 1.443,5 1.714,6 2.187,0 1.846,5 1.714,4 1.888,1 1.722,0 1.387,7 1.367,2 1.392,1 1.102,5 1.697,2 1.626,8 1.912,0 1.651,3 1.768,6 1.840,4 2.277,6 1.810,2 2.436,2 2.417,7 1.918,4 2.576,9 2.499,8 2.851,1 3.315,3 3.685,9 3.549,5 2.855,7
Non Migas
3.181,6 3.295,3 3.158,1 3.336,2 3.382,6 3.538,0 3.578,5 3.989,7 3.759,0 2.860,0 4.422,3 3.601,2 3.891,4 3.560,7 3.949,4 4.016,8 4.543,3 4.363,5 4.592,0 5.076,4 4.513,4 4.475,8 5.137,9 4.420,1 7.689,6 7.266,0 7.776,9 8.795,6 8.348,9 8.424,6 7.186,8 7.198,8
Total
4.389,0 4.527,9 4.410,1 4.779,7 5.097,2 5.724,9 5.425,0 5.704,1 5.647,1 4.582,0 5.810,0 4.968,4 5.283,5 4.663,1 5.646,6 5.643,6 6.455,4 6.014,8 6.360,6 6.916,8 6.791,1 6.286,0 7.574,1 6.837,8 9.608,1 9.842,9 10.276,7 11.646,7 11.664,2 12.110,6 10.736,3 10.054,
Sumber : BPS (diolah oleh Pusdata Perdagangan)
Dalam bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli 2008, penurunan ekspor nonmigas hampir terjadi pada negara-negara maju tujuan utama ekspor Indonesia seperti Jepang (-11,8%), Amerika (-2,9%) , Australia (-15,4%) dan ekspor ke Uni Eropa hanya tumbuh rendah 0,6%. Sementara itu, ekspor ke negara Asia lainnya meningkat pesat seperti RRT (21,4%), Korea (28,6%) dan Malaysia (3,0%). Turunnya ekspor Indonesia ke Singapura (-15,5%) dan Taiwan (-25,0%) terkait dengan negara-negara tujuan ekspor utama negara tersebut yang mengalami kelesuan ekonomi seperti AS, EU, dan Jepang. Secara kumulatif Januari-Agustus 2008, ekspor ke Jepang turun 0,4 persen, sejalan dengan masih belum pulihnya perekonomian Jepang, meskipun tetap menjadi tujuan utama ekspor terbesar Indonesia. Sekalipun demikian, ekspor ke negara Asia lainnya tumbuh signifikan. Ekspor ke RRT tumbuh 29,3 persen, ke Malaysia tumbuh 43,7 persen, ke Korea tumbuh 28,8 persen, ke Singapura tumbuh 22,4 persen, dan ke Taiwan tumbuh 21,6 persen. Keadaan tersebut sangat terkait dengan kebutuhan yang tinggi untuk pangan dan energi seperti batubara, mineral, kelapa sawit, karet dan produk karet, untuk menopang pertumbuhan perekonomian di emerging market seperti Negara-negara ASEAN, RRT, Korea, dan India. Kinerja Impor Indonesia Bulan Agustus 2008 Nilai impor Indonesia Agustus 2008 mencapai US$ 11,9 miliar atau turun 7,4 persen dibanding Juli 2008 yang terdiri dari impor migas sebesar US$ 2,9 miliar (pangsa 24.4 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 9,0 miliar (pangsa 75,6 persen). Sementara itu, selama Januari-Agustus 2008 nilai impor Indonesia mencapai US$ 89,8 miliar dengan impor migas sebesar US$ 23,3 miliar (pangsa 25,9 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 66,5 miliar (pangsa 74,1 persen). Kontribusi total impor
3
tersebut terutama untuk bahan baku penolong (78,3%) dan barang modal (15,0%), sementara konsumsi hanya 6,8 persen. Nilai impor di luar Kawasan Berikat Agustus 2008 mencapai US$ 10,1 miliar atau turun 6,4 persen dibanding Juli 2008, sedangkan selama Januari-Agustus 2008 impor di luar Kawasan Berikat mencapai US$ 73,0 miliar atau meningkat 55,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
PERKEMBANGAN IMPOR INDONESIA (DILUAR KAWASAN BERIKAT) PERIODE 2006-2008 (AGUSTUS) 14.000,0
12.000,0
(Nilai : Juta US$)
10.000,0
8.000,0
6.000,0
4.000,0
2.000,0
Migas
Jan'06
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan'07
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan'08
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
1.207,4 1.232,6 1.252,0 1.443,5 1.714,6 2.187,0 1.846,5 1.714,4 1.888,1 1.722,0 1.387,7 1.367,2 1.392,1 1.102,5 1.697,2 1.626,8 1.912,0 1.651,3 1.768,6 1.840,4 2.277,6 1.810,2 2.436,2 2.417,7 1.918,4 2.576,9 2.499,8 2.851,1 3.315,3 3.685,9 3.549,5 2.855,7
Sumber : BPS (diolah oleh Pusdata Perdagangan)
Selama Januari-Agustus 2008 impor nonmigas terbesar adalah mesin/pesawat mekanik (HS 84) dan peralatan listrik (HS 85) dan dengan nilai masing-masing US$ 11,9 miliar (pangsa 17,9 persen) dan US$ 9,9 miliar ( 15,0 persen), sehingga keduanya mempunyai peranan sebesar 32,9 persen dari total impor nonmigas. Peningkatan impor tersebut sangat penting untuk peningkatan produktivitas ekonomi baik untuk ekspor maupun pemenuhan pasar dalam negeri ke depan. Namun demikian ke depan perlu diwaspadai peningkatan impor barang konsumsi sehubungan dengan pengalihan pasar dari negara-negara tertentu dari pasar negara maju yang sedang lesu ke negara emerging market termasuk Indonesia, baik melalui penyelundupan maupun dumping. Prospek Ekspor Indonesia tahun 2008 Produk ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat seperti produk karet, udang, kopi, kakao dan sepatu diperkirakan masih dapat tumbuh walaupun ada beberapa produk yang mengalami penurunan seperti halnya produk kayu olahan dan furnitur. Hal ini berkaitan dengan menurunnya pembangunan perumahan di AS. Mendag menjelaskan bahwa secara keseluruhan dalam tahun 2008 prospek ekspor Indonesia tetap baik karena pasar tujuan ekspor Indonesia relatif terdiversifikasi dan produk ekspor utamanya, seperti energi dan produk pertanian, permintaanya masih cukup kuat. Dengan kecenderungan melemahnya harga komoditi utama ekspor Indonesia di pasar internasional dan melemahnya permintaan dunia, dalam semester 2 tahun 2008, ekspor Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup berat yang
4
pada dasarnya sudah diperhitungkan sejak awal tahun sehingga target ekspor nonmigas tahun 2008 sebesar 12,5 persen yang sesuai dengan proyeksi pertumbuhan pemerintah sebesar 6,3%, diperkirakan masih tercapai. Respon Kebijakan Terhadap Melemahnya Ekonomi Global Krisis keuangan di Amerika Serikat telah membawa pelemahan ekonomi Amerika dan negara-negara maju lainnya. Apabila krisis tersebut berlanjut pada gilirannya akan membawa dampak negatif terhadap negara emerging market yang pada saat ini pondasi ekonominya cukup kuat, termasuk Indonesia. Sehubungan dengan itu perlu meningkatkan intensitas kebijakan untuk menjaga daya saing dan meningkatkan ekspor Indonesia serta mengamankan pasar dalam negeri Indonesia. Peningkatan intensitas kebijakan tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan upaya diversifikasi pasar baik produk maupun negara; penajaman insentif fiskal dan non fiskal kepada industri; menekan biaya infrastruktur pelabuhan serta biaya energi listrik; mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri; peningkatan efisiensi dan produktivitas industri serta mempercepat restrukturisasi, seperti TPT. Selain itu, ekspor produk negara-negara tertentu yang selama ini pangsa ekspor besarnya ke negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang untuk dialihkan ke Indonesia baik melalui selundupan maupun dumping harga perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Hal ini dilakukan dengan mengintensifkan pengawasan atas barang impor terutama untuk barang-barang konsumsi. Secara umum dampak krisis finansial Amerika Serikat terhadap ekspor komoditi Indonesia tidak berdampak dalam jangka pendek, tetapi bila krisis ini berlanjut maka ekspor Indonesia akan terpengaruh. Produk ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat seperti produk karet, udang, kopi, kakao dan sepatu diperkirakan masih dapat tumbuh walaupun ada beberapa produk yang mengalami penurunan seperti halnya produk kayu olahan dan furnitur. Hal ini berkaitan dengan menurunnya pembangunan perumahan di AS. Selanjutnya hal yang perlu mendapat perhatian adalah senantiasa memperkuat pondasi kebijakan untuk tahun 2009 dan 2010 (seperti yang telah tertuang dalam Inpres No.5/2008) sebagai antisipasi berlanjutnya pelemahan ekonomi global. Hal tersebut dilakukan dengan senantiasa mengurangi ekonomi biaya tinggi yang meliputi penurunan biaya dan waktu untuk transaksi bisnis (melalui National Single Window), penurunan beaya THC (Terminal Handling Cost), aspek macet di jalan dan pelabuhan dan blue print sistem logistik. Selain itu, kebijakan lainnya meliputi, perbaikan iklim investasi dengan kebijakan yang konsisten, realisasi pelayanan terpadu dan insentif fiskal dan non-fiskal; menjaga keberlangsungan UKM dengan KUR, program fasilitasi UKM, mengamankan dan menstimulasi pasar dalam negeri. --- selesai --Informasi lebih lanjut: Srie Agustina Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Departemen Perdagangan Telp: 021 – 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 Email:
[email protected]
5
Tabel 1. NILAI DAN NERACA PERDAGANGAN ( DALAM JUTA US$)
URAIAN 1 A. EKSPOR 1. MIGAS 2. NON MIGAS
AGS '07 2 9,595.6 1,855.3 7,740.3
JUL '08 * AGS '08 * 3
4
JAN-AGS '07 JAN-AGS '08 * 5
6
AGS'08 thd AGS'07 7 (4:2)
PERUB (%) AGS'08 JAN-AGS'08 thd thd JUL'08 JAN-AGS'07 8 (4:3) 9 (6:5)
TREND(%) 03-07 10
12,553.1 2,874.4 9,678.7
12,499.4 2,937.1 9,562.3
73,495.2 13,401.3 60,093.9
95,448.8 21,905.2 73,543.6
30.26 58.31 23.54
-0.43 2.18 -1.20
29.87 63.46 22.38
17.25 13.50 18.26
46,984.4 12,991.0 33,993.4
73,019.5 ** 23,135.1 49,884.4
45.36 55.17 41.81
-6.35 -19.55 0.17
55.41 78.09 46.75
21.23 29.65 18.30
B. IMPOR *** 1. MIGAS 2. NON MIGAS
6,916.8 1,840.4 5,076.4
10,736.3 3,549.5 7,186.8
10,054.5 ** 2,855.7 7,198.8
C. TOTAL 1. MIGAS 2. NON MIGAS
16,512.4 3,695.7 12,816.7
23,289.4 6,423.9 16,865.5
22,553.9 5,792.8 16,761.1
120,479.6 26,392.3 94,087.3
168,468.3 45,040.3 123,428.0
36.59 56.74 30.78
-3.16 -9.83 -0.62
39.83 70.66 31.18
18.70 20.19 18.27
1,816.8 -675.1 2,491.9
2,444.9 81.4 2,363.5
26,510.8 410.3 26,100.5
22,429.3 -1,229.9 23,659.2
-8.73 446.00 -11.27
34.57 -112.05 -5.15
-15.40 -399.72 -9.35
11.84 -54.46 18.52
D. NERACA 1. MIGAS 2. NON MIGAS
2,678.8 14.9 2,663.9
Sumber : BPS (diolah oleh Pusdata Perdagangan) Catatan : *) Angka Sementara **) Angka sangat sementara ***) Angka di luar Kawasan Berikat Keterangan : - Nilai total impor Jan-Ags 2008 termasuk di kawasan berikat sebesar US 89.828,6 Juta - Nilai total impor Agustus 2008 termasuk di kawasan berikat sebesar US 11.864,2 juta - Neraca Total Jan-Ags 2008 dengan memperhitungkan nilai impor kawasan berikat sebesar US 5.620,2 Juta - Neraca Total Agustus 2008 dengan memperhitungkan nilai impor kawasan berikat sebesar US 635,2 Juta