EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PPWT Berdasarkan beberapa konsep efektivitas komunikasi seperti yang telah diuraikan di dalarn Tinjauan Pustaka maka efelttivitas komuniltasi di dal'am penelitian ini dianalisis berdasarkan pendeltatan perubahan perilaltu petani setelah proses komunikasi PPWT berlangsung. Perubahan perilaltu yang dianalisis meliputi aspelt pengetahuan, siltap, dan tindakan petani yang
masing-masing
diukur
berdasarltan
perasaan senang, dan hubungan baik.
indiltator
pesan
diterima,
Dengan demikian, efelttivitas
ltomunikasi PPWT dapat didefinisiltan sebagai berikut: "dapat diterimanya pesan-pesan PPWT oleh petani sehingga menimbulltan perasaan senang serta terjalin hubungan baik antara petani dan PPL." Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komuniltasi PPWT yang berlangsung antara PPL dan petani di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gi'anyar sudah dapat berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjultltaii oleh total sltor
diperoleh sebesar 3.590 atau 81,59O/o dari skor maksimal. Dari
80 orang responden petani, 18,75% menyatakan komunikasi PPWT sangat efektif; 21,25% menyatakan efektif; 42,50% menyatakan cukup efektif; 13,75%menyatakan kurang efektif; dan 3,75% menyatakan sangat lturang efektif. Distribusi skor unsur-unsur efektivitas komunikasi PPWT secara lengltap disajikan di dalam Tabel 8.
Pesan Diterima Berdasarkan data pada Tabel 8 tampak bahwa indikator yang paling besar persentase skornya adalah pesan diterima yalmi 84,60°/o.
Hal ini
menunjultkan bahwa materi penyuluhan tentang PPWT dapat diterima dengan sangat baik oleh petani, atau dengan ltata lain pesan ltomunikasi PPWT sangat efelttif sampai ltepada petani. Pesan-pesan komunikasi PPWT yang dimaksud meliputi sifat-sifat program, jenis-jenis bantuan dalam A
paket program, dan teltnik produksi atau budidaya.
Tabel 8 Distribusi Skor Unsur-unsur Efektivitas Komunikasi PPWT INDIKATOR
A. Pesan diterima
B. Perasaan senang
TOTAL SKOR
SKOR MAX
SKOR
1.Mengetahuijenis bantuan
379
400
94,75
2.Menghetahui sifat bantuan
379
400
94,75
3,Mengetahui teknik budidaya
366
400
91,50
4.Bantuan sesuai kebutuhan
284
400
71,OO
5.Bantuan dapat diterapkan
284
400
71,OO
Total A
1692
2000
84,60
1.Membahas masalah petani
363
400
90,75
303
400
75,75
298
400
74,50
964
1200
80,33
1.Komunikasi dua arah
297
400
74,25
2.Mencari solusi bersama
299
400
74,75
3.Keputusan bersama
338
400
84,50
934
1200
77,83
3.590
4.400
81,55
PARAMETER
2.Petani ikut dilibatkan 3.Pendapat petani diperhatikan Total B C. Hubungan baik
Total C TOTAL
1
Yo
Dengan diterimanya pesan-pesan tersebut, petani mengetahui serta memahami lteberadaan PPWT, sehingga merelta dapat menerima dan menerapltan program tersebut.
Namun demiluan, persentase skor untuk
parameter kesesuaian program dengan ltebutuhan petani dan tingkat
penerap~annyadi lapang tampak jauh lebih ltecil dibandingltan dengan tiga parameter lainnya, dimana masing-masing hanya mencapai sltor sebesar 71,00%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ltomoditas bantuan program belum sesuai betul dengan kebutuhan petani, sehingga penerapannya di lapang tidak dapat mencapai hasil yang memuasltan petani. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa secara fisik jenis ltomoditas bantuan PPWT belum benar-benar cocolt dengan ltondisi lapang.
Hal ini
mengindiltasiltan bahwa hasil analisis kebutuhan petani belum akurat. Ada d u a ltemungkinan yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, proses I
--
berupa rencana, program, dan sebagainya
pada tingkat penerapan -- karena sesuatu dan lain hal sesuai dengan apa yang telah disepaltati.
--
--
namun
bisa saja tidak
Hal ini mempertegas bahwa
proses ltomuniltasi dan proses implementasinya memiliki dimensi waktu dan ruang yang berbeda, sehingga cenderung terjadi ltetidak selarasan ,antara perencanaan dan pelaltsanaan di lapang.
ICeefelttifan ltomuniltasi PPWT dari aspelt penerimaan pesan oleh petani tidalt terlepas dari ltompetensi ltomuniltasi PPL dan petani itu sendiri.
PPL yang sangat ltompeten berltomuniltasi serta didultung oleh
ltemampuan
ltomunikasi
petani
yang
tergolong
ltompeten
dapat
menciptaltan ltomuniltasi yang efelctif. Hal tersebut telah ditunjultltan oleh PPL melalui lteterampilannya berkomunikasi, pemahamannya terhadap aspelt sosial-budaya petani, pemahamannya tentang PPWT, dan siltapnya yang positif terhadap PPWT dan kondisi petani.
Demikian juga petani,
merelta menunjukkan sikap yang sangat positif terhadap PPWT dan sangat apresiatif terhadap
PPL.
Petani juga
terampil
berltomuniltasi
dan
berpengalaman berusahatani, termasuk mengusahakan ltomoditas seperti yang ditawarltai dalam paket bantuan PPWT.
Perasaan Senang Secara umum proses komuniltasi PPWT menimbulkan perasaan senang petani.
Hal ini ditunjultkan oleh sltor yang diperoleh sebesar
80,33% dari skor maksimal.
Tumbuhnya siltap petani berupa perasaan
senang lebih banyak disebabkan oleh kontelts ltomunikasi PPWT yang membicarakan masalah yang dihadapi oleh petani. Disamping itu, sebagai partisipan dalam proses komunikasi tersebut petani diberiltan ltesempatan untult menyampaikan pendapat, pandangan, serta saran-saran.
Pada
dasarnya di dalarn ltonteks komunikasi PPWT aspirasi petani diperhatiltan, ditanggapi, dan ditampung oleh PPL. Perlaltuan PPL memposisiltan petani pada level yang setara sangat menunjang efektivitas ltomuniltasi PPWT.
Bila parameter-parameter yang menyusun indikator perasaan senang diperhatikan secara cermat, ternyata parameter membahas masalah petani memperoleh sltor tertinggi, yaitu sebesar 90,75%. Hal ini berarti bahwa proses komuniltasi PPWT sangat menyenangltan petani, dimana salah satu penyebabnya adalah topik pembicaraannya menyangkut masalah yang dihadapi oleh petani.
Pesan-pesan seperti ini tampak sangat cocolt
disarnpaikan ltepada petani termasuk ltepada audien lainnya,
sehingga
proses komunikasi dapat berlangsung dengan efektif. Icondisi tersebut sejalan dengan beberapa pendapat para ahli bahwa audien aka11 menunjukkan antusias atau perhatian yang tinggi bila di dalam proses ltomunikasi membahas hal-hal yang berkaitan dengan ltepentingan
diri
serta komunitasnya.
Disarnping
itu,
komunikasi
cenderung berjalan ltomuniltatif apabila partisipan memungltinkan dapat terlibat secara aktif serta memiliki posisi setara dalam interaksi selama proses ltomuniltasi berlangsung. Lebih lanjut dapat dilihat bahwa di dalam proses ltomuniltasi PPWT petani telah dilibatkan sejak awal. Sejak proses penentuan jadwal hingga hari pelaksanaan penyuluhan terjadi interaksi yang intensif antara PPL dan petani. Selama berlangsungnya penyuluhan, petani diberikan lteleluasaan untult menyampaikan pertanyaan, tanggapan, saran, pertimbangan, serta berbagai informasi yang berltaitan dengan ltomoditas yang dikemas dalam paket bantuan PPWT. Tampak di dalam konteks penyuluhan PPWT telah diterapltan ltomunikasi partisipatif, dimana petani tidak semata-mata dijadikan objek
proyek PPWT, merelta telah diajak bicara serta diminta pendapatnya. Dari ltesiapan merelta menerima paltet bantuan sampai menentultan langltah1:ungltah yang pcrlu diambil di dalam pclaltsnnnan PPWT. Keterlibatan petani secara alttif di dalam ltegiatan penyuluhan menambah panjang catatan partisipasi merelta di dalam PPWT, setelah sebelumnya terlibat di dalam proses penetapan program tersebut. Dengan demiltian,
program
pembangunan
Pemerintcah
Kabupaten
Gianyar
lthususnya PPWT secara nyata telah melibatltan partisipasi masyaraltat khususnya petani, sehingga paradigma pembangunan dengan pendekatan top down yang selama ini sering ditengarai diterapltan oleh pihak pemerintah ternyata tidak tampalc untuk kasus PPWT ini.
Hubungan Baik Selama berlangsungnya penyuluhan tentang PPWT terjalin hubungan ltomuniltasi yang bailt antara petani dan PPL. Hal ini ditunjultltan oleh sltor yang diperoleh sebesar 77,83% dari skor maksimal..
Komunikasi antara
PPL dan petani berlangsung d u a arah secara interaktif dalam bentuk tanyajawab serta disltusi. Di dalam ltonteks ltomunikasi tersebut kedua belah pihak tampak membincangkan komoditas paltet bantuan program dan membahas masalah-masalah yang mungkin &an muncul serta mencari alternatif solusi untuk mengatasinya. Hubungan yang tampak sangat baik addc& pada saat proses pengambilan keputusan, dimana PPL berusaha meyakinkan petani tentang keberadaan PPWT, sehingga petani dapat memutuskan menerima dan menerapltan paket bantuan program tersebut.
Terjalinnya hubungan bailt antara PPL daii petani menandaltan tumbuhnya simpati diantara merelta, walaupun sebatas hubungan antara aparatur pemerintah dan masyaraltat dalam ltaitan pelaltsanaan proyelt pembangunan pertanian. Tetapi di dalam ltontelts ltomunikasi, hubungan tersebut sangat mendukung terjadinya komuniltasi yang efelttif.
Apalagi
bila dilihat dari sisi PPL, tampak bahwa PPL cultup mampu melakultan empati, dimana mereka telah mampu meiiempatltan diri pada ltondisi yang honzophylous dengan petani. Kemampuan untult bersimpati dan berempati dari pasangan atau pihak-pihak yang berinteraksi dalam proses ltomuniltasi menentukan tingltat hubungan merelta dan hal tersebut sangat menentultan tingkat efelttivitas ltomuniltasi. Kondisi seperti itulah y a i g tampak terjadi di dalam ltonteks ltomuniltasi PPWT, dimana antara PPL dan petani
terjalin
hubungan yang bailt, sehingga ltomuniltasi PPWT dapat berlangsung dengcan efelttif. Terjalinnya hubungan bailt antara petani dan PPL tidak terlepas dari kompetensi masing-masing di dalam memahami aspelt sosial berupa nilainilai serta norma-norma yang ada diantara merelta.
Dalam ltasus ini
ltebetulan petani dan PPL memiliki latar belaltang sosial yang sama, dimana merelta sama-sama berasal dari daerah penelitian. Dengan ltata lain PPL bertugas di wilayah lterja yang juga merupaltan daerah asalnya, sehingga merelta tahu betul keadaan petani dan lingltungan sistem sosialnya. Hal inilah yang menunjang kompetensinya di dalam mewujudltan ltomunikasi PPWT yang efelttif.