EFEKTIFITAS SELIMUT ALUMUNIUM FOIL TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI PADA PASIEN POST OPERASI DI RSUD KOTA SALATIGA Wahyu setiyanti1) , Meri Oktariani2) , Ika Subekti3) 1)
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2)
Dosen Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
3)
Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Hipotermi adalah penurunan temperature tubuh hingga 320C(890F) atau lebih redah. Kejadian hipotermi dapat terjadi pada pasien post operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas selimut alumunium foil terhadap kejadian hipotermi pada pasien post operasi di RSUD Kota Salatiga. Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperiment dengan sample accidental sampling terhadap 32 orang pasien post operasi mayor dewasa yang berada di ruang perawatan yang mengalami hipotermi di RSUD Kota Salatiga pada bulan OktoberDesember 2015 yang dibagi menjadi 16 orang sebagai kelompok kontrol dan 16 orang sebagai kelompok perlakuan. Analisis data dengan menggunakan uji wilcoxon match pairs dan mann-withney. Angka kejadian hipotermi pada pasien post operasi di ruang rawat inap baik kelompok kontrol maupun perlakuan sama yaitu 16 orang(100%) mengalami hipotermi sedang. Pada kelompok kontrol setelah 30 menit diberi selimut katun sebanyak 13 orang(81,2%) masih mengalami hipotermi ringan, sedangkan pada kelompok perlakuan setelah 30 menit diberi selimut alumunium foil sebanyak 4 orang(25%) masih mengalami hipotermi ringan. Ada pengaruh yang signifikan pasien yang diberi selimut alumunium foil terhadap kejadian hipotermi pada pasien post operasi yaitu dengan nilai z -2.777 dengan nilai p- value 0.005(p<0,05). Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada efektifitas selimut alumunium foil terhadap kejadian hipotermi pada pasien post operasi di ruang rawat inap di RSUD Kota Salatiga. Kata kunci : Hipotermi pada pasien post operasi, selimut alumunium foil The Effectiveness of Emergency Blankets on Postoperative Hypothermia Incidence Experienced by Patients at Inpatient Rooms of Regional Public Hospital of Salatiga Abstract Hypothermia is defined as a state in which body temperature falls below 320C (89 F). This incidence may occur in postoperative patients. This research aims at finding out the effectiveness of emergency blankets on postoperative hypothermia experienced by patients at inpatient rooms of Regional Public Hospital of Sragen. Quasi-experimental method was applied. Samples of 32 adult patients with postoperative hypothermia at inpatient rooms of Regional Public Hospital of Salatiga were taken using accidental sampling from October to December 2015. They were divided into two groups including control and treatment groups, each of which consists of 0
1
16 persons. Data were then analyzed using Wilcoxon matched-pairs and Mann-Whitney tests. Moderate hypothermia was experienced by all patients (100%) in both control and treatment groups. Thirty minutes after cotton blankets had been given to the control group and emergency blankets had been provided to the treatment group, the number of patients in control and treatment groups experiencing moderate hyperthermia dropped to 13 (81.2%) and 4 (25%) respectively. This proves that there is a significant influence of emergency blankets given to the patients with postoperative hypothermia with z value of 2.777 and p-value of 0.005 (p<0.05). In conclusion, the provision of emergency blankets is proven to be effective to cope with postoperative hypothermia experienced by patients at inpatient rooms of Regional Public Hospital of Sragen. Keywords
: postoperative hypothermia in patients, emergency blankets
suhu rendah kamar operasi, infus
PENDAHULUAN merupakan
dengan cairan yang dingin, inhalasi
yang
dingin, kavitas luka pada tubuh,
menggunakan tehnik invasif dengan
aktifitas otot yang menurun, usia
membuka atau menampilkan bagian
lanjut,
tubuh yang akan ditangani melalui
digunakan
sayatan
umum, dan lain-lain).
Pembedahan tindakan
pengobatan
yang
penutupan
di
dan
akhiri penjahitan
dengan
serta
obat-obatan
(vasodilator,
Pada
luka,
yang
anastetik
penelitian
yang
karena
dilakukan oleh Anggita, tahun 2014
beberapa alasan serta diagnostik
telah membuktikan dampak negatif
(Sabiston, 2011). Beberapa masalah
hipotermi terhadap pasien, antara
dapat
lain
pembedahan
dilakukan
muncul
setelah
dilakukan
adalah
resiko
tindakan pembedahan diantaranya
meningkat,
adalah
Hipotermi
pemulihan pasca anastesi yang lebih
temperatur
lama, gangguan penyembuhan luka,
hipotermi.
merupakan
penurunan
iskemia
perdarahan
tubuh hingga 320C atau lebih rendah
serta
(Dorland, 2002). Hipotermi juga
Keadaan
dapat
menguntungkan
didefinisikan
suhu
tubuh
0
meningkatnya ini
miokardium,
resikoinfeksi.
sangat bagi
pasien.
kurang dari 36 C (Tamsuri anas,
Sulistiawan
2007). Beberapa faktor yang dapat
prevalensi kejadian hipotermi pada
menyebabkan hipotermi antara lain :
ruang operasi sebanyak 10 dari 10
2
(2011)
tidak
menyebutkan
pasien, sedangkan pada penelitian
selimut
yang dilakukan oleh Anggita (2014)
diharapkan
menyebutkan
angka
hipotermi dan dapat menjaga suhu
hipotermi saat
pasien di
pemulihan
sebanyak
kejadian
113
alumunium
foil
dapat
mengatasi
ruang
tetap
orang
merupakan bahan yang terbuat dari
(87,6%).
normal.
yang
Alumunium
foil
alumunium yang mempunyai sifat
Berdasarkan
studi
antara lain lentur, fleksibel, tidak
pendahuluan di RSUD Kota Salatiga
beracun, tidak mahal, tahan lama,
di salah satu ruang rawat inap dalam
tahan korosi, sebagai penghantar
kurun waktu antara bulan September
panas yang baik dan penghangat
2014-Juli 2015, jumlah pasien post
ruangan.
operasi
8-10
tersebut, peneliti merasa tertarik
pasien, dari data rekam medis yang
untuk melakukan penelitian untuk
didapat hampir 80% pasien post
mengkaji
operasi
alumunium foil terhadap kejadian
rata-rata
perbulan
mengalami
kejadian
hipotermi.
Berdasarkan
efektifitas
uraian
selimut
hipotermi pada pasien post operasi di
Beberapa
intervensi
untuk
RSUD Salatiga.
mengatasi kejadian hipotermi antara
METODE
lain dengan penghangatan eksternal
Desain
penelitian
pasif, eksternal aktif dan internal
quasi
eksperimental
aktif. Di RSUD Salatiga kejadian
pendekatan pre test and post test only
hipotermi pada post operasi diatasi
with control group design. Sampel
dengan metode penghangatan yaitu
diambil dari pasien post operasi
dengan penghangatan eksternal pasif
mayor yang mengalami hipotermi
dengan menggunakkan selimut katun
yang telah berada di ruang perawatan
biasa, tetapi hasilnya menunjukkan
RSUD
kurang maksimal. Sebagai alternatif
accidental sampling, berjumlah 32
pilihan untuk mengatasi kejadian
responden yang dibagi dalam dua
hipotermi pada pasien post operasi
kelompok
dengan
metode
kelompok kontrol dan 16 responden
eksternal
pasif
penghangatan yaitu
pemberian
Salatiga
yaitu
menggunakan dengan
dengan
16
tehnik
responden
kelompok perlakuan. Setelah data
3
terkumpul, dilakukan uji statistik
Tabel 2Jenis Kelamin Kelompok
untuk mengetahui perbedaan suhu
Perlakuan(menggunakan selimut
pada
alumunium foil) n=16
responden
alumunium dengan
foil
selimut
tanpa dan
selimut responden
alumunium
foil
dengan uji wilcoxon match pairs, dan untuk
mengetahui
alumunium
selimut
foil
dengan
Jenis
Frekuensi
Kelamin
Presentasi (%)
Laki-laki
6
37,5
Perempuan
10
62,5
Total
16
100
menggunakan
uji
mann-
withney.Penelitian
ini
dilakukkan
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui
pada bulan Oktober-Desember 2015
bahwa jumlah pasien post operasi
di RSUD Kota Salatiga.
yang mengalami hipotermi pada
HASIL PENELITIAN
kelompok
1.Karakteristik Responden
berjenis
a.Karakteristik
sebanyak 10 orang (62,5%).
responden
perlakuan kelamin
mayoritas perempuan
berdasarkan jenis kelamin
b.Karakteristik
Tabel 1 Jenis Kelamin Kelompok
berdasarkan umur
Kontrol (tanpa selimut alumunium
Tabel 3Usia Kelompok Kontroln=16 Umur
foil) n=16 Jenis
Frekuensi
Kelamin
responden
Frekuensi
Presentasi (%)
(∑)
Presentasi (%)
Laki-laki
3
18,8
Perempuan
13
81,3
Total
16
100
21-40 th
13
81,3
41-60 th
2
12,5
61-80 th
1
6,3
Total
16
100
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui
bahwa jumlah pasien post operasi
bahwa
yang mengalami hipotermi pada
kelompok kontrol mayoritas berumur
kelompok kontrol mayoritas berjenis
21-40
kelamin perempuan sebanyak 13
orang(871,2%).
orang (81,2%).
Tabel 4Usia Kelompok
terdapat
tahun
Perlakuann=16
4
responden
sebanyak
pada
13
Umur
Frekuensi
Presentasi (%)
(∑)
Tabel 6Suhu Post Kelompok kontrol setelah 30 menit menggunakkan selimut katun n=16
<21 th
3
18,8
21-40 th
6
37,5
Klasifikasi
Frekuensi
Presentasi
41-60 th
2
12,5
Hipotermi
(∑)
(%)
61-80 th
5
13,3
Total
16
100
Suhu normal
3
18,8
Ringan (32-36⁰C)
13
81,2
Sedang (28-32⁰C)
0
0
Berat (<28⁰C)
0
0
Total
16
100
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa
terdapat
kelompok
responden
perlakuan
pada
mayoritas
berumur 21-40 tahun sebanyak 6
Berdasarkan tabel 6 di atas diketahui
orang(37,5%).
bahwa suhu post operasi kelompok
2.Suhu Pre Kelompok Kontrol dan
kontrol
Perlakuan
menggunakan
Tabel 5Suhu Pre Kelompok Kontrol
mayoritas sebanyak 13orang(81,2%)
dan Perlakuan n=16
mengalami hipotermi ringan, dan
setelah
30
menit
selimut
katun
Klasifikasi
Frekuensi
Presentasi
Hipotermi
(∑)
(%)
Suhu normal
0
0
Ringan (32-36⁰C)
16
100
Sedang (28-32⁰C)
0
0
Perlakuan setelah 30 menit
Berat (<28⁰C)
0
0
menggunakkan selimut alumunium
Total
16
100
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa
suhu
post
operasi
pada
minoritas sebanyak 3 orang (18,8%) tidak mengalami hipotermi. Suhu post Kelompok perlakuan Tabel 7 Suhu Post Kelompok
foil n=16 Klasifikasi
Frekuensi
Presentasi
Hipotermi
(∑)
(%)
Suhu normal
12
75
Ringan (32-36⁰C)
4
25
Sedang (28-32⁰C)
0
0
Berat (<28⁰C)
0
0
Total
16
100
kelompok kontrol dan perlakuan secara keseluruhan atau 100% (16 orang) mengalami hipotermi ringan 0
suhu antara 32-36 C. 3.Suhu Kontrol
Post
Pada
Kelompok
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa suhu responden post operasi 5
setelah
perlakuan
30
menit
menggunakan selimut alumunium
alumunium foil terhadap kejadian hipotermi pada pasien post operasi.
foil mayoritas sebanyak 12 orang (75%) mengalami kenaikkan suhu pada
suhu
minoritas
normal,
sebanyak
PEMBAHASAN
sedangkan 4orang(25%)
RSUD
Salatiga
mayoritas
mengalami hipotermi ringan baik
mengalami hipotermi sedang.
pasien kontrol atau yang tidak diberi
4.Efektifitas Selimut Alumunium
selimut alumunium foil maupun
Foil
kelompok perlakuan atau yang diberi
Tabel 8 Efektifitas selimut
selimut alumunium foil. Pasien yang
Allumunium terhadap kejadian
mengalami
hipotermi pada Pasien Post Operasi
karena suhu kamar yang terlalu
Uji Mann-Withney
hipotermi
disebabkan
dingin, infus dengan cairan yang dingin, Inhalasi dingin, aktifitas otot
Kelompok Kontrol-
Z
p-value
Kategori
- 2.777
0.005
Ada Pengaruh
yang menurun, ataupun pengaruh obat-obatan yang digunakan (seperti vasodilator, anastetik umum, dan
Kelompok Perlakuan
lain-lain) (Elsavier, 2005). Karena semuanya itu bisa mempengaruhi
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa
dari
uji
Mann-Withney
diperoleh angka signifikansi dengan p-value 0.005. Karena nilai p<0.005 maka
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat perbedaan bermakna antara kelompok
kontrol
tanpa
selimut
alumunium foil dengan kelompok perlakuan
dengan
terdapat
efektifitas
selimut
tubuh
pasien pasien
mengalamihipotermi. Hipotermi bisa terjadi
karena
tubuh
kehilangan
panas melalui beberap mekanisme antara
lain
konveksi,
radiasi,
evaporasi dan konduksi (Lissauer, 2009). Sinantyanta
(2013)
mengatakan pasien pasca operasi juga beresiko mengalami hipotermi intra
6
suhu
sehingga
selimut
alumunium foil, atau dengan kata lain
penurunan
dan
pasca
operasi karena
akibat
bahwa selimut biasa juga merupakan
terpapar oleh suhu kamar operasi
metode pemanasan eksternal pasif
0
yang dingin (18 C). Sama halnya
untuk mengatasi hipotermi. Alat
yang
penghangat
kehilangan
panas
dikatakan
tubuh
oleh
Sugiyanto
pasif
termasuk
(2013) bahwa setiap pasien yang
menggunakkan selimut katun dapat
menjalani
dipergunakan
operasi
berada
dalam
resiko mengalami hipotermi. Sama
pelepasan
seperti penelitian ini, penelitian yang
lingkungan.
untuk panas
mengurangi tubuh
ke
dilakukan di RSUD Salatiga ini juga
Setelah dilakukkan intervensi
menunjukkan mayoritas pasien post
pada kelompok perlakuan atau pasien
operasi menunjukkan mayoritas juga
yang diberi perlakuan dengan diberi
menderita hipotermi ringan. Pasien
selimut
yang
ini
mengalami kenaikkan suhu pada
dikarenakan faktor ruangan yang
suhu normal yaitu suhu antara 36-
terlalu dingin, ataupun obat – obatan
37,50C atau sudah tidak hipotermi
yang digunakan, karena semua ini
sebanyak 12 orang (75%) dan yang
mempengaruhi penurunan suhu.
masih
mengalami
Dari
hipotermi
hasil
penelitian
alumunium
foil
mengalami
yang
hipotermi
sebanyak 4 Orang (25%).
menunjukkan bahwa pasien post
Dari hasil uji Mann-Whitney
operasi setelah dilakukan Intervensi
menunjukkan bahwa ada perbedaan
menunjukkan pebedaan yaitu pada
antara
pasien yang yang diberi
pasien kontrol atau tidak diberi
selimut
allumunium
selimut
foil
selimut katun pada pasien post
yang
mengalami
Oprasi dengan perlakuan selama 30
suhunya
mengalami
menit ditunjukkan dengan hasil z -
kenaikkan suhu menjadi normal (36-
2.777 dengan nilai signifikan p-value
37,50C) sebanyak 4 orang (25%)
0.005 < α 0.05. Karena walaupun
sedangkan yang masih mengalami
sama
hipotermi sebanyak 12 orang (75%).
eksternal pasif selimut katun hanya
Menurut penelitian yang dilakukan
berfungsi
oleh Sugiyanto (2013) mengatakan
tubuh
menunjukkan hipotermi
alumunium
sama
sebagai
untuk
saja,
foil dengan
penghangat
menghangatkan
sedangkan
selimut
7
alumunium
foil
menghangatkan
selain
untuk
tubuh
juga
kejadian
hipotermi
lingkungan.
karena
Menurut
suhu
Brugger
membantu dalam memelihara panas
(2001), alumunium foil digunakkan
tubuh, mampu menahan 90% panas
untuk pencegahan penurunan suhu
tubuh sehingga dapat digunakan
pada kejadian bencana tanah longsor.
untuk mencegah dan memulihkan
Selain itu alumunium foil digunakan
kondisi hipotermi, tahan air dan
sebagai bahan bangunan dan sebagai
tahan
bahan pembungkus.
angin,
memberikan
perlindungan darurat kompak dalam segala
kondisi
Sehingga pasien yang diberi
cuaca,
dapat
perlakuan dengan diberi selimut foil
alat
bantu
lebih banyak mengalami kenaikkan
permukaannya
suhu yang signifikan dibandingkan
sangat reflektif dan memantulkan
pasien yang tidak diberi perlakuan
cahaya matahari dengan sangat baik,
dengan diberi selimut alumunium
reflektor panas matahari sehingga
foil.
dapat digunakan sebagai paneduh
KESIMPULAN DAN SARAN
digunakan
sebagai
Signalling
karena
dalam kondisi terik, ringan dan dapat
Berdasarkan hasil penelitian
dilipat menjadi seukuran dompet
dan
sehingga
kesimpulan sebagai berikut:
mudah
dibawa
dan
diselipkan diransel/carrier. Selimut
alumunium
foil
sendiri mempunyai manfaat menurut penelitian yang dilakukan oleh Harris (2007) alumunium foil digunakan sebagai menghangatkan
selimut
untuk
bayi
premature,
dengan prinsip kangaroo care yang dilakukan Menurut
selama
30-60
Avellanas
menit. (2011),
alumunium foil digunakkan untuk passive external rewarming pada
8
hasil
pembahasan
didapat
1. Jeniskelaminrespondenpadak elompokkontrolsebagianbesar adalahperempuanyaitusebesar 81,2%
(13
orang),
samahalnyadengankelompok perlakuanyaitusebesar 62,5% (10 orang).Umurrespondensebagi anbesarberumur antara21-40 tahunyaitusebesar 81,2%(13 orang)
padakelompokkontrolsamahal nyadengankelompokperlakua nyaitusebesar
37,5%
(6
orang). 2. Suhupada
post
operasipadakelompokkontrol maupunperlakuansecarakesel uruhanmengalamihipotermiri ngan
32-350C)
(suhu
yaitusebesar
100%
(16
orang). 3. Suhu
post
operasipadakelompokkontrols etelahdiberiintervensisebesar 81,2%
(13
orang)
mengalamikenaikansuhutapi masihdalamrentanghipotermir ingan, sedangkanpadakelompokperl akuansebesar 75% (12 orang) mengalamikenaikkansuhume njadisuhu normal antara 3637,50C.
efektifitasselimutalumunium foil terhadapkejadianhipotermipa
RSUD
1. Bagi RSUD Salatiga Disarankan
di
rumahsakituntukmenggunaka nseliutalumunium
foil
sebagaialternatifuntukmengat asikejadianhipotermipadapasi en
post
operasidanmengembangkanca rauntukmengatasikejadianhip otermipadapasien
post
operasiselainmenggunakansel imutalumunium foil. 2. BagiInstitusiPendidikan Menyelenggarakan
seminar
mengenaiefektifitasselimutalu munium
foil
terhadapkejadianhipotermi post operasidanmengadakanpeneli tianlebihlanjutmengenaipenel itianiniataupenelitian
yang
berkaitan.
4. Ada
dapasien
Saran
post Kota
operasi Salatiga
valuesebesar 0,005)
di (p-
3. BagiPerawatBangsal Perawatbangsaldapatmenggu nakkanselimutalumunium foil untukmengatasikejadianhipot ermipadapasien
post
operasidandapatmengembang kancara lain.
9
4. BagiPasien
terhadapkejadianhipotermipa
Mau
dapasien post operasi.
bekerjasamadenganperawatsu payapasien
yang
mengalamikejadianhipotermi
1. Arikunto, Suharsimi. (2010).
post operasidapatteratasitidakterja
Prosedur Penelitian Suatu
dikomplikasi yang lainnya.
Pendekatan Praktik. Jakarta : RinekaCipta
5. BagiPeneliti Menggunakanselimutalumuni um
foil
padapasien
operasi
berikanpelayanan
2. Dahlan,
M.
Sopiyudin.
post
(2010).
yang
Kedokteran Dan Kesehatan.
mengalamihipotermidanmem di
Statistik
Untuk
Jakarta :SalembaMedika. 3. Dorland,
W.a.
Newman.
rumahsakitlebihbaikdanmaksi
(2002). Kamus Kedokteran
mallagidandapatmengembang
Dorland. Jakarta : EGC 4. Elsevier
kanpenelitian yang lain.
&
Rose
Mary
Pudner. (2005). Nursing the
6. BagiPeneliti Lain Padapenelitianinipenelitihany
Surgical
amelihatrespondendariumurd
Edition).Jakarta : EGC.
anjeniskelaminnyasajasehing ga
data
yang
Patient
(Second
5. Guyton, Arthur C &Joun. E. Hall.
(1997).
Buku
Ajar
diperolehkurangmendalam.Di
Fisiologi Kedokteran (Edisi
sarankanuntukpenelitianselan
9).Jakarta : EGC.
jutnyaditelitijugamengenaipe
6. Hani,
Ahmadi
Ruslan.
ngaruhlamanyatindakanopera
(2010). Teori dan Aplikasi
si,
FIsika
danjenisanastesi
10
DAFTAR PUSTAKA
jenisoperasi, yang
Kedokteran.
Yogyakarta :NuhaMedika.
digunakanpengaruhnyaterhad
7. Haris, Heather. (2007). A
appemberianselimutalumuniu
little help from my friends:
m
caring for premature babies in
foil
a war zone. International
Yogyakarta : Jogja Great!
Breastfeeding
Publisher.
Journal.
Diakses 13 Agustus 2015,
13. Lissauer, Tom. (2009). At A
dari
Glance Neonatologi. Jakarta
http://www.internationalbreas
:Erlangga.
tfeedingjournal.com/content/ 2/1/3.
14. Minarsih,
Rini.
(2013).
Effectiveness of Intravenous
8. Hartono, Bambang. (2010). Manajemen
Pemasaran
Fluid Warmer Treatment on Decreasing
Hypothermic
Untuk Rumah Sakit. Jakarta
Sign For Client Post Caesar
:RinekaCipta.
Surgery.
9. Herman Durrer,
Jurnal
Brugger,
Bruno
Keperawatan,
Lisellotte
Adler-
3071. Volume 4, 1, 36-42.
Kastner, Markus Falk, Frank Tschirky.
(2001).
management
of
avalanche
victims.
Elsevier
Resuscitation. Agustus
Field
Diakse 2015,
13 dari
ISSN
15. M. L Avellanas, A. Ricart, J. Botella,
F.
Mengelle,
(2011).
Management
accidental
hypothermia.
Medicina Diakses
te/resuscitation.
Agustus
2015,
dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta :SalembaMedika. 11. Jong, Wim De. (2004). BukuAjar
Ilmu
Bedah
(Edisi
2).Jakarta : EGC. 12. Larasati, Riana. (2009). 350 Tips Bebas Masalah Rumah.
of
severe
Intensiva.
(2007). Riset Keperawatan
I.
Soteras, T. Veres, M. Vidal.
http://www.elsevier.com/loca
10. Hidayat, A. Azia Alimul.
2086-
13 dari
http://www.elsevier.es/medint ensiva. 16. Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2010).
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. RinekaCipta. 17. O’Connel,
James.,
2011. Hypothermia
et
al.
Accidental &
Frostbite:
Cold – Related Conditions,
11
The Health Care of Homeless
(Pendekatan
Persons, Part II, pp. 189 –
Kualitatif,
197.
R&D).Bandung
18. Purwaningsih, Eko. (2007). Cara
Pembuatan
Tahu
dan
24. Tamsuri,
Anas.
Konsep
:Ganeca Exact.
Penatalaksanaan
Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC 20. Setiati.,
et
Hipotermia,
al.
2008.
dalam
Lima
Puluh Masalah Kesehatan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. BukukesatuInternaPubishing, Jakarta: PusatPenerbitanIlmuPenyakit DalamFakultasKedokteranUn iversitas Indonesia. 21. Sinantyanta, Hadyan. (2013). Management of Anesthesia in A
Patient
with
Cystoma
Ovarian Permagna. Jurnal Anestesiologi
Indonesia.
Volume V, 3, 225-231. 22. Sugiyono. (2011). Statistik Non
Parametris
Untuk
Penelitian.Bandung
:
CV>Alvabeta. 23. Sugiyono. Penelitian
(2015).
Metode
Pendidikan
:
CV>Alfabeta.
&Manfaat Kedelai. Jakarta
19. Sabiston, David. C. (2011).
12
Kuantitatif,
Jakarta : EGC
(2007). Dan Nyeri.