103 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 103 – 111
EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK THE EFFECTIVENESS EM4 DOSE (Effective Microorganism) IN MANUFACTURING OF LIQUID FERTILIZER FROM ORGANIC WASTE Syahrizal* Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Email :
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui efektifitas dosis EM4 (effective microorganism) pada pembuatan pupuk cair dari sampah organik. Penelitian ini merupakan rancangan eksperimen yaitu pembuatan pupuk cair dari dengan menggunakan EM4 (effective microorganism) yang dilaksanakan di Gampoeng Lampineung Aceh Besar, pada bulan Juli 2014. Subjek penelitian adalah lama perendaman, pH dan hasil rendemen terhadap proses pengomposan secara anaerob menggunakan dosis EM4 10 ml, 20 ml, dan 30 ml dalam 40 kg sampah organik. Analisis data secara deskriptif yaitu melalui perhitungan persentase terbentuknya pupuk cair pada sampah organik yang ditambahkan dosis EM4 (effective microorganism) 10 ml, 20 ml, dan 30 ml dalam waktu 7 hari. Kesimpulan dari penelitian ini hasil yang lebih efektif pada dosis EM4 (effective microorganism) 30 ml pada pembuatan pupuk cair dalam 10 kg sampah organik mengalami 100% terbentuknya pupuk cair yang sempurna dengan waktu 7 hari, pH sebesar 6,07, hasil rendemen sebesar 147,46% dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya perlu dicari bahan yang dapat mengurangi bau pada pupuk cair. Kata Kunci:
d i .
c
Dosis EM4, Lama perendeman, pH, Rendemen, Pupuk
a . h
e
Abstract: This study aims to determinan the effective dose EM4 (effective microorganism) in the manufacture of liquid fertilizer from organic waste. This study is an experimental design that is the manufacture of liquid fertilizer from using EM4 (effective microorganism) is implemented in Gampoeng Lampineung Aceh Besar, in July 2014. With the research subjects were soaking time, pH and yield results against anaerobic composting process using EM4 dose 10 ml, 20 ml, and 30 ml in 40 kg of organic waste. Descriptive data analysis through the calculation of the percentage formation of liquid fertilizer on organic waste added EM4 dose (effective microorganism) 10 ml, 20 ml, and 30 ml within 7 days. The conclusion of this study more effective results at a dose of EM4 (effective microorganism) 30 ml in the manufacture of liquid fertilizer in 10 kg of organic waste experiencing 100% perfect formation of liquid fertilizer with a time of 7 days, pH of 6.07, the results yield of 147, 46% and it is expected that further research is necessary to find materials that can reduce odor in liquid manure.
c a s
e
k a w
u
s na
Keywords : EM4 dose, Old perendeman, pH, yield, fertilizer
masyarakat dari berbagai lokasi di suatu
PENDAHULUAN Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam
selalu
sisa
yang
dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi
berguna
lagi
masalah penting untuk kota yang padat
sehingga diperlakukanya sebagai barang
penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh
buangan yang disebut sampah. Sampah
beberapa faktor, diantaranya adalah volume
secara sederhana diartikan sebagai sampah
sampah yang sangat besar sehingga melebihi
dianggapnya
meninggalkan
daerah. Sumber sampah umumnya berasal
sudah
tidak
organik dan anorganik yang dibuang oleh 103
Efektifitas Dosis EM4 (Effective Microorganism) Dalam Pembuatan Pupuk…..104
kapasitas daya tampung tempat pembuangan
keras, air tercemar, dan keseimbangan alam
sampah akhir (TPA).
akan terganggu. 2
Permasalahan sampah merupakan hal yang
krusial.
tidak
dilakukan penelitian yang dapat mengubah
terhadap
sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
kebijakan
Salah satunya adalah memanfaatkan sampah
pemerintah, dalam memanfaatkan produk
khususnya sampah organik untuk bahan baku
samping dari sampah dirasakan belum
pupuk cair sehingga dapat mengurangi
maksimal.
penumpukan sampah dan dapat membantu
memberikan
Penanganannya
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu
dampak
lingkungan.
positif
Sementara
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh tertumpuknya
sampah
diberbagai
petani dalam menyediakan pupuk.
sisi
Sebenarnya permasalahan sampah bisa
kehidupan, khususnya di kota-kota besar.
dikurangi jika penanganannya dimulai dari
Pasalnya, rata-rata tiap orang perhari dapat
rumah ke rumah dengan cara mengolahnya
menghasilkan sampah 1-2 kg dan akan terus
menjadi kompos. Selama ini pupuk kompos
bertambah sejalan dengan meningkatnya
yang dihasilkan id dari sampah organik dalam
.
bentuk ac padat memang banyak. Namun,
kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat.
.
Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelamsa
c
ke
dalam timbunan sampah berbarengan dengan a
w u segala dampak negatif yang ditimbulkannya s natanah, dan seperti pencemaran air, udara,
h yang berbentuk cair, padahal kompos ejarang cair ini lebih praktis digunakan, proses pembuatannya relatif mudah, dan biaya pembuatan yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar. 3
sumber penyakit. 1
Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat
Persentase kandungan unsur hara dalam
dari
bahan-bahan
organik
atau
alami.
pupuk anorganik relatif tinggi sehingga
Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat
petani
ini.
dikelompokkan menjadi pupuk organik padat
pupuk
dan pupuk organik cair. Beberapa pupuk
anorganik semakin naik. Hal ini tentu saja
organik yang diolah di pabrik misalnya
menambah beban biaya bagi petani. Selain
adalah tepung darah, tepung tulang, dan
itu pupuk anorganik dapat menimbulkan
tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain
ketergantungan dan dapat membawa dampak
adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan
kurang baik, misalnya tanah menjadi rusak
fermentasi
akibat penggunaan yang berlebihan dan terus
fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-
menerus akan menyebabkan tanah menjadi
lain.
Namun
cenderung
memakai
belakangan
ini,
pupuk
harga
limbah
cair
peternakan,
105 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 103 – 111
Hal yang perlu diingat dalam memilih
dilakukan di Gampoeng Lampineung Aceh
sampah organik untuk diolah menjadi pupuk
Besar, yang dilaksanakan pada bulan Juli
yaitu kandungan bahan organiknya. Ada
Instrumen Penelitian ini adalah :
sebagian bahan organik yang bergetah dan
1.
Mempersiapkan alat dan bahan
tidak baik untuk menjadi bahan baku pupuk
a. Alat :
organik, misalnya daun damar, pinus, daun
-
bambu, serta daun tembakau. Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan atau sayur- sayuran. Selain mudah terkomposisi, bahan ini juga kaya
Tong berukuran 20 Ltr Goni Pisau Gayung pH meter Beker Glass 500 ml Pipet tetes 10 ml Tali rafia Sarung tangan Masker Timbangan Sepatu Bot
: 4 buah : 4 buah : 1 bua : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah :1m : 1 pasang : 1 buah : 1 buah : 1 pasang
akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Bahan d:
Semakin besar kandungan selulosa dari
-
bahan organik (C/N rasio) maka proses
.a
penguraian oleh bakteri akan semakin lama. 4 Penggunaan Effective Microorganisms
e
(EM4) dalam pembuatan pupuk cair adalah ak untuk
mempercepat
proses
w
u sfermentasi.
a
n Effective Microorganism merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi aktinomisetes dan jamur fermentasi)
yang
dapat
meningkatkan
keragaman mikroba tanah. Pemanfaatan EM4 dapat memperbaiki pertumbuhan dan
h
e ac
i . Sampah c
-
organik dari jenis sisa sayuran : 40 kg Gula putih (dalam keadaan cair): 2 kg yang dicairkan dengan 2 ltr air Air bersih : ± 25 ltr Aktivator EM4 : 60 mL
Jalannya Penelitian ini sbb : a. Dicacah sampah organik agar mudah dimasukkan ke dalam goni. b. Dimasukkan
sampah
organik
ke
dalam goni ke-I, ke-II, ke-III dan keIV yang masing-masing goni diisikan 10 Kg. c. Dimasukkan gula putih yang telah
hasil tanaman. 5
dicairkan dan aktivator EM4 ke dalam masing-masing tong sebanyak:
METODE PENELITIAN Jenis rancangan
penelitian
ini
merupakan
eksperimen
yaitu
pembuatan
pupuk cair dari dengan menggunakan EM4 (effective microorganism). Penelitian ini
Tong ke-I (T1) : ¼ ltr gula putih dan 10 mL EM4 Tong ke-II (T2) : ¼ ltr gula putih dan 20 mL EM4
Efektifitas Dosis EM4 (Effective Microorganism) Dalam Pembuatan Pupuk…..106
Tong ke-III (T3) : ¼ ltr gula putih dan
sehingga
30 mL EM4
b. Koding
tanpa aktivator EM4
yang
mengklasifikasikan
memberikan kode tertentu terhadap
dalam goni ke dalam masing-masing
tiap tong dan beker glass.
tong yang telah berisi larutan media. bersih
yaitu
jawaban menurut jenisnya dengan
d. Masukkan sampah organik yang di
air
sifat-sifat
dimiliki oleh data tersebut.
Tong ke-IV (T4) : ¼ ltr gula putih dan
e. Isi
jelas
sampai
c. Tabulating yaitu data yang sudah
dengan
benar kemudian dimasukkan dalam
menutupi 1/3 bagian sisa volume
tabel distribusi frekuensi.
tong. f. Supaya
goni
tidak
mengapung,
Analisa data yang digunakan secara
diletakkan beban berupa batu diatas
deskriptif
goni.
persentase terbentuknya pupuk cair pada
g. Ditutup tong dengan rapat agar udara
yaitu
melalui
perhitungan
sampah organik yang ditambahkan dosis EM4 (effective id microorganism) 10 ml, 20 ml,
tidak bisa masuk.
.
dan 30 acml dalam waktu 7 hari.
h. Setelah tertutup rapat, simpan tong di tempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung.
c a s PEMBAHASAN
e
pengomposan ak
i. Fermentasi/proses
. h e
Berdasarkan hasil dari penelitian yang
w secara anaerob yg berhasilsu di tandai na dengan adanya bercak-bercak putih
dilakukan pada tanggal 17 – 23 Juli 2014
pada permukaan cairan.
liter air dalam proses pembuatan pupuk cair
Pengumpulan data dilakukan yaitu data
dengan bahan sampah organic 40 Kg dan 32
dengan menggunakan activator EM4 yang
yang diperoleh langsung melalui perlakuan
dilakukan
eksperimen
terhadap
Kecamatan Baitussalam Kota Aceh Besar.
pembuatan pupuk cair sebanyak 3 perlakuan,
Hasil penelitian ini dilihat berdasarkan
yaitu di Gampoeng Lampineung Aceh Besar.
parameter yang diamati yaitu sebagai berikut
(Data
Pengolahan
data
Primer)
dilakukan
dengan
langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing yaitu melakukan pengolahan data dengan baik sedemikian rupa
di
Gampoeng
Lampineung
: 1. Persentase Terbentuknya Pupuk Cair
107 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 103 – 111
Tabel 1.
Hasil Persentase Terbentuknya Pupuk Cair Dengan Penambahan Dosis EM4 (Effective Microorganism) Berdasarkan Lama Perendaman
No
Bahan pembuatan pupuk cair
Waktu (hari)
Hasil persentase (%) terjadinya pupuk cair
1
Kontrol
7 hari
50%
2
Dosis EM4 10 ml
7 hari
60%
3
Dosis EM4 20 ml
7 hari
90%
4
Dosis EM4 30 ml
7 hari
100%
Keterangan Tidak terdapat bercak-bercak putih pada permukaan cairan, agak berbau, dan belum ada perubahan warna Terdapat sedikit bercak-bercak putih pada permukaan cairan, sedikit agak berbau, dan belum ada perubahan warna Terdapat bercak-bercak putih pada permukaan, berbau, dan sedikit perubahan warna Terdapat banyak bercak-bercak putih pada permukaan cairan, sangat berbau, dan warna kuning kecoklatan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
terdapat
bercak-bercak
putih
pada
lamanya perendaman sampah organik pada
permukaan cairan, berbau, dan warna sedikit
pembuatan pupuk cair dengan dosis EM4 10
berubah . Sedangkan pada pembuatan pupuk
ml dalam waktu 7 hari mengalami 60%
cair dengan dosis EM4 30 ml dalam waktu 7
terbentuknya pupuk cair dimana ditandai
hari mengalami id 100% dimana ditandai
.
dengan ackeadaan terdapat banyaknya bercak-
dengan keadaan terdapat sedikit bercak-
.
bercak putih pada permukaan cairan, agak
c
berbau, dan belum ada perubahan warna .sa
ke
h putih pada permukaan cairan, sangat ebercak berbau,
dan
Pada pembuatan pupuk cair dengan a dosis
kecoklatan.
EM4 20 ml dalam waktu 7 hari s mengalami
2. pH
90%
dimana
Tabel 2. No 1 2 3 4
ditandai
na dengan
uw
warna
menjadi
kuning
keadaan
Hasil Pengukuran pH Pada Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Dosis EM4 Bahan pembuatan pupuk cair kontrol Dosis EM4 10 ml Dosis EM4 20 ml Dosis EM4 30 ml
Waktu (hari) 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Hasil pengukuran pH 5,78 5,80 5,88 6,07
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
dari sampah organic dengan dosis EM4 20
hasil pengukuran pH pada pembuatan pupuk
ml dalam waktu 7 hari yaitu 5,88. Dan pada
cair
dengan
pembuatan pupuk cair dari sampah organic
menggunakan dosis EM4 10 ml dalam waktu
dengan dosis EM4 30 ml dalam waktu 7 hari
7 hari yaitu 5,80. Pada pembuatan pupuk cair
yaitu 6,07.
dari
sampah
organik
Efektifitas Dosis EM4 (Effective Microorganism) Dalam Pembuatan Pupuk…..108
3. Hasil Rendemen Tabel 3.
Hasil Pengukuran Rendemen Pada Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Dosis EM4
No
Bahan pembuatan pupuk cair
1 2 3 4
kontrol Dosis EM4 10 ml Dosis EM4 20 ml Dosis EM4 30 ml
Waktu (hari) 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Volume awal (ml) 8.250 ml 8.260 ml 8.270 ml 8.280 ml
Volume akhir (ml) 9.059 ml 10.540 ml 10.850 ml 12.210 ml
Hasil pengukuran rendemen (%) 109,81 % 127,60 % 131,20 % 147,46 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
memberi pengaruh yang nyata pada proses
hasil pengukuran rendemen pada pembuatan
pengomposan anaerob dengan penambahan
pupuk cair dari sampah organik dengan
dosis EM4 10 ml dalam 10 kg sampah
menggunakan dosis EM4 10 ml dalam waktu
organik, penambahan dosis EM4 20 ml
7 hari yaitu 127,60%. Pada pembuatan
dalam
pupuk cair dari sampah organic dengan dosis
penambahan dosis EM4 30 ml dalam 10 kg
EM4 20 ml dalam waktu 7 hari yaitu
sampah organic.
dari sampah organic dengan dosis EM4 30
a s e
ak
kg
sampah
organic,
dan
d i Adapun c. penambahan dosis EM4 yang a paling . efektif mendapatkan hasil yaitu h cedengan penambahan dosis EM4 30 ml dalam
131,20%. Dan pada pembuatan pupuk cair
ml dalam waktu 7 hari yaitu 147,46%.
10
10 kg sampah organic pada waktu 7 hari.
Persentase Terbentuknya Pupuk w Cair
Pada penambahan dosis EM4 10 ml
Pupuk cair dikatakan bagus a dan siap
dalam waktu 7 hari telah mengalami 50%
diaplikasikan jika tingkat kematangannya
terbentuknya pupuk cair dimana ditandai
sempurna. Pengomposan yang matang bisa
dengan keadaan terdapat sedikit bercak-
diketahui dengan memperhatikan keadaan
bercak putih pada permukaan cairan, agak
bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang
berbau, dan belum ada perubahan warna .
berhasil ditandai dengan adanya bercak –
Pada pembuatan pupuk cair dengan dosis
bercak putih pada permukaan cairan. Cairan
EM4 20 ml dalam waktu 7 hari mengalami
yang
90%
n
dihasilkan
dari
proses
su
ini
akan
dimana
ditandai
bercak-bercak
dengan putih
keadaan
berwarna kuning kecoklatan dengan bau
terdapat
pada
yang menyengat. 4
permukaan cairan, berbau, dan warna sedikit
Dari hasil pengamatan pada penelitian
berubah . Sedangkan pada pembuatan pupuk
menunjukkan bahwa pengaruh penambahan
cair dengan dosis EM4 30 ml dalam waktu 7
dosis
microorganism)
hari mengalami 100% dimana ditandai
terhadap lama perendaman sampah organik
dengan keadaan terdapat banyaknya bercak-
EM4
(effective
109 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 103 – 111
bercak putih pada permukaan cairan, sangat
dari sampah organik dengan menggunakan
berbau,
dosis EM4 10 ml dalam waktu 7 hari yaitu
dan
warna
menjadi
kuning
kecoklatan.
5,80. Pada pembuatan pupuk cair dari
Dari hasil penelitian ini menunjukkan
sampah organic dengan dosis EM4 20 ml
semakin banyak penambahan dosis EM4
dalam waktu 7 hari yaitu 5,88. Dan pada
maka semakin cepat terbentuknya pupuk cair
pembuatan pupuk cair dari sampah organic
dan
dengan dosis EM4 30 ml dalam waktu 7 hari
semakin
singkat
juga
waktu
perendamannya. Hal ini dikarenakan dosis EM4
tersebut
bakteri
Adapun penambahan dosis EM4 yang
fotosintesis (Rhodopseudomonas sp.), bakteri
paling efektif mendapatkan hasil yaitu
asam
sp.),
dengan penambahan dosis EM4 30 ml dalam
actinomycetes dan aspergillus sp yang
10 kg sampah organic pada waktu 7 hari.
merupakan bakteri yang dapat meningkatkan
Dimana menurut djuarnani dkk (2005)
fermentasi limbah dan sampah organik,
kisaran pH kompos yang optimal adalah 6,0
meningkatkan ketersedian unsur hara untuk
– 8,0.
tanaman,
serta
2.
serangga,
hama
laktat,
mengandung
yaitu 6,07.
ragi
(Sacharomices
menigkatkan dan
mikroorganisme
patogen. 1.
aktivitas
s ke
pH
c Rendemen Hasil
a . h
e ac
d i .
Menurut Sutanto (2002), pengomposan
diartikan
sebagai
proses
biologi
oleh
a w Kisaran pH kompos yang optimal su adalah a 6,0-8,0, derajat keasaman nbahan pada
kegiatan mikroorganisme dalam mengurai
permulaan pengomposan pada umumnya
pada bahan dasarnya. Hal ini sesuai dengan
asam sampai netral (pH 6,0 - 7,0). Derajat
yang dikatakan oleh Indriani (2004) bahwa
keasaman pada awal proses pengomposan
lama
akan mengalami penurunan karena sejumlah
aktivitas mikroba untuk menyerap air dan
mikroorganisme
oksigen dari udara kemudian menggu-
pengomposan menjadi
asam
yang
terlibat
dalam
bahan
organik
mengubah organik
.
Pada
bahan
organik.
Bahan
yang
dibentuk
mempunyai volume yang lebih rendah dari
pengomposan
nakannya
untuk
akan
meningkatkan
mengubah
karbohidrat,
proses
lemak dan lilin menjadi air dan CO2
selanjutnya, mikroorganisme dari jenis yang
sehingga kadar air kompos menjadi tinggi
lain akan mengkonversi asam organik yang
karena kadar air kompos tinggi maka
telah terbentuk sehingga derajat keasaman
rendemen kompos akan semakin tinggi.
yang tinggi dan mendekati netral.5 Dari tabel V.2 diatas dapat dilihat hasil pengukuran pH pada pembuatan pupuk cair
Dari hasil pengamatan pada penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan dosis
EM4
(effective
microorganism)
Efektifitas Dosis EM4 (Effective Microorganism) Dalam Pembuatan Pupuk…..110
terhadap hasil rendemen memberi pengaruh yang
nyata
pada
proses
KESIMPULAN
pengomposan
Berdasarkan
hasil
pengamatan
anaerob dengan penambahan dosis EM4 10
terhadap pengolahan sampah organik pada
ml
proses pembuatan pupuk cair organik dengan
dalam
10
kg
sampah
organik,
penambahan dosis EM4 20 ml dalam 10 kg
menggunakan
sampah organic, dan penambahan dosis EM4
microorganism) dapat diambil kesimpulan
30 ml dalam 10 kg sampah organik.
sebagai berikut : Dengan menggunakan dosis
Adapun penambahan dosis EM4 yang
dosis
EM4
(effective
EM4 (effective microorganism) 10 ml,
paling efektif mendapatkan hasil yaitu
proses
dengan penambahan dosis EM4 30 ml dalam
mengalami 60%. Dengan menggunakan
10 kg sampah organic pada waktu 7 hari.
dosis EM4 (effective microorganism) 20 ml,
Pada penambahan dosis EM4 10 ml
pembuatan
proses
pembuatan
pupuk
pupuk
cair
cair
organik
organik
dalam 10 kg sampah organik pada waktu 7
mengalami 90%. Dengan menggunakan
hari hasil rendemen menjadi 127,60%,
dosis EM4 (effective microorganism) 30 ml,
sedangkan pada penambahan dosis EM4 20
proses
ml dalam 10 kg sampah organik pada waktu
mengalami a 100%. Hasil yang lebih efektif
.
7 hari hasil rendemen menjadi 131,20%, dan
ke
10 kg sampah organik pada waktu 7ahari
uw
c.
pupuk
cair
organik
h dosis EM4 (effective microorganism) epada
c
pada penambahan dosis EM4 30 ml dalamsa
pembuatan id
30 ml pada pembuatan pupuk cair dalam 10 kg sampah organik mengalami 100%.
hasil rendemen menjadi 147,46%. s
a
Dari hasil penelitian ininmenunjukkan
bahwa semakin banyak penambahan dosis
SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dalam
EM4 terhadap proses pengomposan maka
pembuatan pupuk cair yang menggunakan
kadar air kompos menjadi tinggi karena
dosis EM4 (effective microorganism) pada
kadar air kompos tinggi maka rendemen
proses pengomposan anaerob dengan tiga
kompos akan semakin tinggi. Hal ini
perlakuan
dikarenakan
akan
penelitian selanjutnya perlu dicari bahan
untuk
yang dapat mengurangi bau pada pupuk cair.
menyerap air dan oksigen dari udara
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemudian menggunakannya untuk mengubah
mengetahui nilai perbandingan C/N dari
karbohidrat, lemak dan lilin menjadi air dan
pupuk cair.
meningkatkan
CO2.
pada
pengomposan
aktivitas
mikroba
menyarankan
bahwa
Untuk
111 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 103 – 111
4.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3.
Sudradjat.H.R. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya; 2006. Indriyani YH. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004. S H. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka; 2007.
5. 6.
Purwendro. S, Nurhidayat. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Dan Pestisida Organik, Seri Agritekno. Jakarta: Penebar Swadaya; 2007. Sutanto. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius; 2002. Djuarnani N, Kristia, B.S. S. Cara Tepat Membuat Kompos. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2005.
c
d i .
e
a . h
e
c a s
s na
u
k a w