Penelitian FMIPA
DRAFT LAPORAN FINAL PENELITIAN KELEMBAGAAN PRODI
IDENTIFIKASI TINGKAT KESADARAN METAKOGNISI MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI: UNTUK PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAN STUDI TIM PENGUSUL : Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S. (NIDN 0001095919) Dr. Saiful Ridlo, M.Si. (NIDN 0019046605) Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. (NIDN 0024056203)
Dibiayai oleh: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) Universitas Negeri Semarang Nomor: 042.04.2.400052/2016, tanggal 15 April 2016 Sesuai dengan Surat Tugas Penelitiam Kependidikan dan Konservasi Nomor: 15.30.6/UN37/PPK.4.4/2016 Tanggal 30 Juni 2016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEPTEMBER 2016
HALAMAN PENGESAHAN DRAFT LAPORAN FINAL PENELITIAN KELEMBAGAAN PRODI 1. Judul Kegiatan
2. Bidang Penelitian 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. Gol/Pangkat/NIDN d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/Jurusan g. Pusat Penelitian 4. Alamat Ketua Peneliti a. Alamat Kantor/Telp/Fax/Email b. Alamat Rumah/Telp/Fax/Email 5. Anggota Peneliti A. Nama Lengkap B. Nama Lengkap 6. Lokasi Penelitian 7. Kerja sama dengan institusi lain 8. Lama Penelitian 9. Biaya Penelitian a. Sumber dari Lembaga Penelitian Unnes b. Sumber lain Jumlah
: Identifikasi Tingkat Kesadaran Metakognisi Mahasiswa Pendidikan Biologi: untuk Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Capaian Pembelajaran Progran Studi : Pendidikan Biologi : : : : : : :
Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S. Perempuan IVc/Pembina Utama Muda/0001095919 Profesor FMIPA/Biologi LP2M Unnes
: Biologi, FMIPA, Unnes Gd D6 Lt 1 Kampus Sekarang/(024) 8508033/
[email protected] : Jl Sidoluhur II / 6 Perum Tlogosari Semarang, Telp. (024) 6702763 HP 081325532277 : 2 orang (1 dosen dan 1 tendik) : Dr. Saiful Ridlo, M.Si. (Kaprodi Pendidikan Biologi FMIPA UNNES) NIDN 0019046605 : Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. (Sekjur Biologi FMIPA UNNES) NIDN 0024056203 : Jurusan Biologi FMIPA Unnes : : 6 bulan : : Rp. 7.000.000,00 : : Rp 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah)
Mengetahui Dekan FMIPA Unnes
Semarang, 26 September 2016 Ketua Peneliti,
Prof. Dr. Zaenuri, M.Si. Akt.
Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S. NIP 1959090119862001
NIP 195412231988031001
Menyetujui Ketua LP2M Unnes Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd. NIP. 196410271991021001
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Inovasi terhadap kurikulum pendidikan tinggi terus menerus dilakukan. Unnes sebagai lembaga pendidikan tinggi telah melakukan inovasi dengan menerapkan Kurikulum 2015 yang berbasis KKNI dan berwawasan konservasi. Terbitnya Permendikbud No 44 tahun 2015 mengharuskan kurikulum pendidikan tinggi semakin diteguhkan ke arah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). Oleh karena itu Program Studi Pendidikan Biologi telah merumuskan capaian pembelajaran (CP) atau learning outcome sikap dan keterampilan umum. Rumusan keterampilan umum berupa kemampuan di bidang kerja dan penguasaan pengetahuan. Pencapaian CP sikap dan keterampilan umum saling terkait dan merupakan satu kesatuan. Struktur dimensi pengetahuan sesuai revisi taksonomi Bloom (Krathwohl, 2002) memasukan pengetahuan metakognitif sebagai dimensi baru yang ditambahkan pada edisi aslinya, yaitu pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum. Metakognitif berperan sebagai pengatur dan pengontrol proses-proses kognitif dalam belajar dan berpikir sehingga belajar dan berpikir yang dilakukan lebih efektif dan efisien (Sophianingtyas & Sugiarto, 2013). Dalam rumusan CP Pendidikan Biologi disebutkan bahwa prodi menginginkan agar diperoleh lulusan yang memiliki pengetahuan metakognitif, seperti kemampuan menggunakan dan mengembangkan (use and create) keilmuan biologi dan kependidikan biologi, dan cerdas memilah dan memilih media dan alat evaluasi sesuai kurikulum yang diajarkannya dengan mengamalkan nilai konservasi dan menumbuhkan karakter peserta didiknya. Efektivitas dan efisiensi metakognitif terbukti dalam meningkatkan proses dan hasil belajar biologi siswa baik yang memiliki kemampuan rendah, biasa/sedang maupun tinggi (Susantini, 2005, dan Ahnam, 2007). Sophianingtyas & Sugiarto (2013) telah mengidentifikasi level metakognitif siswa SMA dalam memecahkan masalah pada level reflective use, strategic use, dan aware use masing-masing untuk kelompok siswa yang bekemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
1 Dengan demikian mahasiswa selayaknya juga memiliki kemampuan yang minimal sama.
Schraw, Crippen, & Hartley (2006) telah menulis tentang penelitian mengenai pengaturan diri siswa dalam pembelajaran (self-regulated learning atau SRL) dan mendiskusikan implementasinya dalam pembelajaran sains dimana metakognisi merupakan salah satu komponennya. Dua komponen SRL lainnya adalah kognitif dan motivasi. Mereka memfokuskan pada pengaruh penggunaan enam strategi pembelajaran dalam membangkitkan pengaturan diri dalam pembelajaran sains. Banyak peneliti (Hartman, 1998; Sternberg, 1998; Schraw, Crippen, & Hartley, 2006; Veenman, Van Hout-Wolters, & Afflerbach, 2006; Kung & Linder, 2007; Downing, et.al., 2009) bersepakat bahwa pemberdayaan keterampilan metakognitif perlu dilakukan bahkan di universitas. Bahkan Wang, Haertel, and Walberg (Veenman, Van HoutWolters, & Afflerbach, 2006) menyebutkan bahwa metakognitif merupakan prediktor pembelajaran yang paling kuat. Tujuan pengembangan keterampilan metakognitif adalah agar siswa memahami bagaimana tugas itu dilaksanakan. Pengembangan keterampilan metakognitif siswa ditujukan agar siswa dapat memantau perkembangan belajarnya sendiri. Mata kuliah Prodi Pendidikan Biologi aktivitas pembelajarannya lebih banyak dilakukan di laboratorium. Mahasiswa diajari mulai dari keterampilan yang paling dasar sampai dilepas untuk menentukan tujuan, alat dan bahan, prosedur, dan cara pelaporannya sendiri. Mahasiswa juga ada yang diarahkan untuk mengatur sendiri jadwal pembuatan preparat, misalnya, dan mengajukan kebutuhan alat dan bahan. Mereka belajar dan mengerjakan tugas dalam kelompokkelompok. Waktu belajar mereka cenderung bahkan tidak mengikuti irama jadwal mingguan seperti dijadwalkan oleh jurusan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disarikan bahwa strategi pembelajaran matakuliah berbasis praktikum mengarah pada kebutuhan kemampuan mahasiswa untuk mengatur belajarnya sendiri. Pembelajaran dengan metakognisi akan memberi pengalaman metakognisi yang melahirkan siswa yang dapat merasakan, memutuskan atau memperkirakan (Efklides, 2006). Oleh karena itu keterampilan metakognisi sangat diperlukan mahasiswa yang menempuh mata kuliah biologi.
2 Kesadaran diri mahasiswa untuk memahami bagaimana melaksanakan tugas dan memantau perkembangan belajarnya sendiri sangat diperlukan dalam belajar biologi. Sementara penggunaan strategi-strategi pembelajaran oleh dosen berarti sangat terkait erat dengan kesadaran mahasiswa
tersebut.
Pembangkitan
metakognisi
mahasiswa
yang
terencana
dan
berkesinambungan akan memberi akumulasi pengalaman metakognitif. Pengalaman metakognitif sebagai produk bawah sadar berpotensi untuk membentuk karakter. Karakter afektif dari pengalaman metakognitif masih belum mendapat perhatian di dunia penelitian (Efklides, 2006), bahkan sampai saat ini masih jarang dijumpai literature hasil penelitian yang menghubungkan metakognitif dan karakter afektif. Riset kelembagaan telah dilakukan oleh Ridlo & Irsadi, (2012) tentang pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis konservasi pada rencana perkuliahan semester (RPS) di Jurusan Biologi. Hasil penelitian didesiminasikan untuk pengembangan RPS pada pembelajaran kurikulum 2015. Oleh karena itu menarik untuk diteliti metode pembelajaran yang menggunakan aktivitas metakognitif terhadap karakter-karakter yang disadari diketahui, dirasakan, dan diaktualisasikan oleh mahasiswa.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut. a. Level metakognitif apa saja yang teridentifikasi terdapat pada mahasiswa pendidikan Biologi? b. Metode pembelajaran apa yang sesuai dengan level metakognitif tersebut?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: a. mengidentifikasi level metakognitif apa saja yang terdapat pada mahasiswa pendidikan Biologi menggunakan instrumen Metacognitive Awareness Inventory (MAI), b. mendeskripsikan apakah metode pembelajaran yang sesuai dengan level metakognitif tersebut sesuai pendapat dosen biologi.
3 D. Kontribusi Penelitian Bagi prodi pendidikan biologi, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran berbasis capaian pembelajaran sehingga sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis KKNI dan berwawasan konservasi. Selanjutnya dapat dikembangkan pengembangan Kurikulum Pendidikan Biologi yang beracuan KKNI dan SNDikti sehingga
menjadi model pengembangan matakuliah di prodi. Luaran penelitian yang akan dihasilkan berupa artikel untuk seminar internasional ICMSE FMIPA ke 3 tahun 2016.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tingkat Kesadaran Metakognisi Istilah metakognitif mengarah pada dilibatkannya proses mental tingkat tinggi pada pembelajaran yang meliputi merencanakan pembelajaran, penggunaan keterampilan dan strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, membuat perkiraan-perkiraan unjuk kerja dan mengalibrasi untuk pembelajaran lainnya (Dunslosky & Thiede, 1998). Para peneliti seperti Brown, Flavell, Jacobs and Paris membedakan dua komponen metakognisi, yaitu: metacognitive knowledge (pengetahuan metakognitif) dan metacognitive regulation (pengaturan metakognitif) (Coutinho & Neuman, 2008). Pengetahuan metakognisi menunjuk pada pengetahuan kognisi atau Efklides (Desoeto & Oszoy, 2009) mendefinisikan sebagai pengetahuan deklaratif yang tersimpan dalam memori seseorang, sedangkan pengaturan metakognitif merujuk pada aktifitas yang mengontrol berpikir dan belajar seseorang. Keterampilan kognitif dan metakognitif, sekalipun berhubungan tetapi berbeda; keterampilan kognitif dibutuhkan untuk melaksanakan tugas, sedangkan keterampilan metakognitif diperlukan untuk memahami bagaimana tugas itu dilaksanakan (Schraw, Crippen, & Hartley, 2006). Desoeto & Oszoy (2009) menambahkan satu komponen lagi yaitu metacognitive experience (pengalaman metakognitif ) sebagaimana diwacanakan Efklides sebelumnya yang merujuk pada apa seorang itu sadar dan apa dia merasa memiliki tugas dan pengolahan informasi yang berkaitan dengan hal itu. Perasaan metakognitif memiliki karakter kognitif dan afektif. Karakter afektif pengalaman metakognitif dapat dijelaskan oleh dua loop umpan balik. Pertama, terkait dengan hasil pengolahan kognitif dan mendeteksi perbedaan dari set tujuan. Kedua, penilaian / perkiraan metakognitif meliputi penilaian pembelajaran, perkiraan pengeluaran usaha, perkiraan waktu yang diperlukan atau dihabiskan, tetapi juga memperkirakan dari kebenaran solusi. Adapun tingkat kesadaran seseorang dalam proses berpikir menurut Swartz dan Perkins (Sophianingtyas & Sugiarto, 2013) meliputi: a. Level 1: tacit use, merupakan jenis berpikir dalam membuat keputusan tanpa berpikir tentang keputusan tersebut. Siswa hanya mencoba atau asal menjawab dalam memecahkan soal. 5
b. Level 2: aware use, merupakan jenis berpikir yang menunjukkan seseorang menyadari “apa” dan “kapan” dia melakukan sesuatu. Siswa menyadari segala sesuatu yang dilakukan dalam memecahkan masalah. c. Level 3: strategic use, merupakan jenis berpikir yang menunjukkan seseorang mengorganisasi
pemikirannya
sengan
menyadari
strategi-strategi
khusus
yang
meningkatkan ketepatan berpikir. Siswa mampu menggunakan dan menyadari strategi yang tepat dalam memecahkan masalah. d. Level 4: reflective use, merupakan jenis berpikir yang menunjukkan seseorang melakukan refleksi tentang pemikirannya dengan mempertimbangkan perolehan dan bagaimana memperbaikinya. Siswa mampu menyadari atau memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Pembelajaran biologi lebih menekankan pada peletakan dasar dan pengembangan berfikir cara menghasilkan konsep. Mahasiswa belajar dalam kelompok dan dosen lebih banyak menggunakan model pembelajaran inkuiri. Menurut Sudjana (2006) kelebihan dari model pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan pembelajaran ekpositori karena lebih efektif. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Metode pembelajaran inkuiri merupakan metode yang mampu menggiatkan siswa untuk berfikir secara aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan intelektual tetapi seluruh kemampuan yang ada, termasuk emosional dan pengembangan ketrampilan mahasiswa. Taktik atau cara yang ditempuh menggunakan praktek dibawah bimbingan asisten mahasiswa. Rombongan belajar mengatur sendiri dengan difasilitasi asisten mahasiswa pekerjaan membuat berbagai macam preparat. Hanifah, et.al. (2014) membuktikan taktik membelajarkan biologi dengan memberi masalah dapat digunakan untuk meningkatkan metakognisi siswa. Strategi metakognitif merujuk pada pengetahuan umum tentang bagaimana orang belajar dan memproses informasi. Aderson & Krathwohl (2001) menjelaskan bahwa metakognitif adalah pengetahuan kognisi secara umum, seperti kesadaran diri dan pengetahuan kognisi diri sendiri. Strategi metakognitif adalah strategi untuk merencanakan, memonitoring dan merefleksi seluruh aktivitas-aktivitas kognitif yang terjadi dalam pembelajaran. 6 Strategi ini menimbulkan kebermaknaan pada siswa terhadap apa yang dipelajarinya yang akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa (Sudiarta 2010). Strategi pembelajaran
metakognitif merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan proses berfikir dan motivasi siswa. Mengajar strategi metakognitif kepada siswa dapat membawa ke arah peningkatan hasil belajar mereka secara nyata. Hal tersebut di atas didasari oleh beberapa penelitian yang serupa antara lain Susanti (2004) membuktikan bahwa strategi metakognitif dalam pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Genetika di SMA. Dwitasari (2010) membuktikan bahwa strategi metakognitif dengan jurnal belajar berpotensi meningkatkan kemampuan kognitif. Namun sebagaimana diketahui bahwa penilaian keberhasilan belajar siswa bukan didasarkan pada ranah kognitif semata. Pengalaman metakognitif sebagai produk bawah sadar dapat memicu bahkan mempercepat kontrol bawah sadar pengambilan keputusan dan kemampuan analitik sadar seseorang (Efklides, 2006). Jinghui Wang, Spencer, & Minjie Xing (2008) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki pengaturan diri dalam belajar, tekun menyelesaikan tugas dan memiliki tujuan belajar yang realistic akan lebih sukses. Strategi ini sangat penting bagi siswa untuk membentuk tanggung jawab mereka. Hasil penelitian mereka juga membuktikan bahwa siswa yang belajar dengan strategi metakognitif memiliki keunggulan dalam hal harga diri dan keyakinannya. Hal-hal tersebut membawa keyakinan dapat dicapai pada perkuliahan dengan mengaplikasikan strategi ini pada pembelajaran dengan cara/taktik pembelajaran praktikum difasilitasi asisten mahasiswa. Capaian pembelajaran yang dirumuskan oleh Prodi Pendidikan Biologi FMIPA Unnes adalah sesuai lampiran Permenristekdikti 44 tahun 2015 dan rumusan hasil lokakarya Jaringan Kerjasama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi bidang MIPA pada tanggal 30-31 Oktober 2013 di Hotel Amaris Bogor sebagai berikut.
B. Rumusan Sikap Lulusan Prodi Pendidikan Biologi Setiap lulusan Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Unnes memiliki sikap sebagai berikut. 7 a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. k. menginternalisasi sikap apresiatif dan konservasi khususnya kepedulian dalam pelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di masyarakat.
C. Rumusan Keterampilan Umum Lulusan Program Sarjana wajib memiliki keterampilan umum sebagai berikut. a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya; b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
8 c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; d. menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; e. mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; f. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya; g. mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya; h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; i. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi j. cerdas memilah dan memilih media dan alat evaluasi sesuai kurikulum yang diajarkannya dengan mengamalkan nilai konservasi dan menumbuhkan karakter peserta didiknya; D. Keterampilan Khusus dan Pengetahuan Rumusan keterampilan dan pengetahuan khusus Prodi Pendidikan Biologi didasarkan pada rumusan hasil lokakarya Jaringan Kerjasama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi bidang MIPA pada tanggal 30-31 Oktober 2013 di Hotel Amaris Bogor.
9 Keterampilan Khusus (Kemampuan kerja) a. Mampu melakukan perencanaan, pengelolaan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan pembelajaran berdasarkan ilmu pendidikan dan biologi sehingga menghasilkan karya kreatif perangkat pembelajran konsep-konsep biologi sebagai sebuah solusi dan adaptasi perkembangan bidang pembelajaran b. Mampu menggunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi dengan teknologi terkini untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler
c. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya pembelajaran menggunakan ilmu kependidikan biologi dalam penyelenggaraan kelas, laboratorium, sekolah, dan Lembaga Pendidikan dan mengevaluasi aktivitasnya secara komprehensif dan berorientasi pada life skill d. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data sehingga menghasilkan karya ilmiah yang dapat digunakan dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah di pendidikan biologi Selain kemampuan tersebut di atas, lulusan program Pendidikan Biologi S1 FMIPA Unnes: Mampu melakukan perencanaan, pengelolaan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan pembelajaran berdasarkan ilmu pendidikan dan biologi sehingga menghasilkan karya kreatif perangkat pembelajaran konsep-konsep biologi sebagai sebuah solusi dan adaptasi perkembangan bidang pembelajaran Penguasaan Pengetahuan a. Menguasai kurikulum dan strategi implementasinya b. Menguasai model, metode, pendekatan, media, dan evaluasi/asesmen pembelajaran di bidang Pendidikan Biologi untuk diterapkan di Sekolah Menengah c. Menguasai metodologi penelitian pendidikan Biologi d. Menguasai prinsip Biologi dan terapannya untuk Sekolah Menengah
10 e. Menguasai keterampilan kerja dan manajemen laboratorium untuk Sekolah Menengah Selain penguasaan pengetahuan tersebut di atas, lulusan program Pendidikan Biologi S1 FMIPA Unnes menguasai konsep teoritis pendidikan secara umum dan konsep teoritis kependidikan biologi secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural khususnya dalam bidang kependidikan biologi; Setiap mata kuliah yang ada di Prodi Pendidikan Biologi dengan demikian seharusnya ikut bertanggung jawab atas pencapaian capaian pembelajaran tersebut. Sebagai contoh matakuliah Evaluasi Pengajaran Biologi diberi tanggung jawab untuk memberi sumbangan terhadap capaian pembelajaran lulusan mampu melakukan perencanaan, pengelolaan, implementasi, evaluasi, dan
pengembangan pembelajaran berdasarkan ilmu pendidikan dan biologi sehingga menghasilkan karya kreatif perangkat pembelajaran
konsep-konsep biologi sebagai sebuah solusi dan adaptasi
perkembangan bidang pembelajaran. Oleh karena itu matakuliah ini memeiliki rumusan capaian pembelajaran matakuliah memahami pengukuran dan penilaian dalam pembelajaran biologi, penilaian berbasis kompetensi, perancangan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan alat ukur tes dan non tes, penskoran dan penilaian tindakan evaluasi, penganalisisan kualitas alat ukur evaluasi pembelajaran dan penafsiran tindakan evaluasi dengan mendasarkan pada nilai-nilai karakter konservasi.
Berdasarkan kajian teoritis di tentang metakognitif dan penerapan stratetgi metakognitif dalam pembelajaran diasumsikan dapat berpengaruh pada hasil belajar pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa. Keberhasilan belajar mahasiswa dalam ranah pengetahuan dan keterampilan akan dapat menggamit sikap mahasiswa sehingga tercapai penanaman karakter (konservasi) sebagaimana diinginkan.
10
BAB 3. METODE PENELITIAN
1) Jenis Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kuantitatif digunakan terlebih dahulu setelah itu disusul dengan teknik kualitatif. 2) Sumber Data/ Sumber informasi Sumber informasi atau subjek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Biologi seluruh angkatan. Setiap angkatan akan diambil 30% jumlah mahasiswa. Selanjutnya akan dimintakan pendapat para dosen tentang metode pembelajaran yang relevan. 3) Waktu Penelitian Penelitian dirancang dalam waktu 6 bulan, meliputi penyusunan proposal/ perencanaan, pelaksanaan penelitian, menganalisis data dan pelaporan. 4) Lokasi Penelitian Jurusan Biologi, Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, UNNES
5) Instrumen 1. Instrumen Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang dikembangkan oleh Schraw dan Dennison tahun 1994 untuk mengidentifikasi level metakognisi. 2. Instrumen kuisioner untuk memperoleh pendapat dosen tentang metode pembelajaran yang relevan dengan level metakognitif mahasiswa
6). Metode Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil MAI dilanjutkan dengan analsis kualitatif berdasarkan hasil kuisioner pendapat dosen Data hasil MAI akan dimasukkan ke dalam spreadsheet Microsft Excel. Spreadsheet tersebut dimasukkan ke dalam SPSS untuk dianalisis. Level metakognisi ditentukan dengan nilai Mean dan Standar Deviasi (SD), Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsi skor MAI seluruh sampel berdasarkan tahun angkatan. Hasilnya akan dirangkum pada tabel berikut.
Tabel 1. Total Skor Kesadaran Metakognitif Min Pengetahuan metakognisi
Max
Mean
Deklaratif Prosedural Kondisional Total (Faktor 1)
Regulasi metakognisi
Perencanaan Manajemen informasi Monitoring Debugging Evaluasi Total (Faktor 2)
Kesadaran Metakognisi
.
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SD
A. Hasil Identifikasi Dimensi Pengetahuan Metakognitif
1
skor sub dimensi
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1
2
3
sub dimensi pengetahuan
skor sub dimensi
B. Hasil Identifikasi Dimensi Regulasi Metakognitif
1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
1
2
3
4
sub dimensi regulasi
5
Struktur dimensi pengetahuan sesuai revisi taksonomi Bloom memasukan pengetahuan metakognitif sebagai dimensi baru. Prodi Penddikan Biologi UNNES menginginkan agar diperoleh lulusan yang memiliki pengetahuan metakognitif. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi level metakognitif apa saja yang terdapat pada mahasiswa pendidikan Biologi menggunakan instrumen Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan mendeskripsikan apakah metode pembelajaran yang sesuai dengan level metakognitif tersebut sesuai pendapat dosen biologi. Penelitian ini didesain sebagai penelitian campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kuantitatif digunakan terlebih dahulu setelah itu disusul dengan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif dilakukan menggunakan instrumen metaconitive awarness inventory dengan mengukur dimensi pengetahuan dan regulasi kognisi. Sampel diambil sebanyak 110 mahasiswa dari angkatan 2013, 2014, dan 2015. Teknik kualitatif dilakukan dengan menghubungkan temuan dengan berbagai teori model pembelajaran guna menemukan kesesuaiannya dengan kesadaran yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi pengetahuan teridentifikasi paling menonjol pada pengetahuan prosedural, sedangkan pada dimensi regulasi teridentifikasi paling menonjol pada kesadaran menggunakan strategi penelusuran. Berdasarkan hasil tersebut di atas, capaian pembelajaran lulusan dan analisis 10 model pembelajaran yang direkomendasikan digunakan dalam pembelajaran pendidikan tinggi maka diperoleh kesesuaian model pembelajaran berbasis proyek untuk memfasilitasi pengetahuan prosedural, sedang dilihat dari dimensi regulasi maka model penyingkapan, kooperatif dan kolaboratif, diskusi kelompok kecil dan berbasis masalah yang harus diperbanyak.
Daftar Pustaka
Ahnam, L. 2007. Persepsi Pelajar Belbagai Gaya Pembelajaran Terhadap Penerapan Strategi Metakognitif Guru. Disertasi. Universitas Teknologi Malaysia Anderson, L W, & Krathwohl, L D R (eds.) 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman Coutinho, S.A. & Neuman, G. 2008. A model of metacognition, achievement goal orientation, learning style and self-efficacy. [Versi elektronik]. Learning Environ Res. 11:131–151 Desoeto, A. & Ozsoy, G. 2009. Introduction: Metacognition, more than the lognes monster? [Versi elektronik]. International Electronic Journal of Elementary Education. 1 (2): 1-6 Downing, K., Kwong, Th. Sui-Wah Chan, Tsz-Fung Lam.& Downing, W-K. 2009. Problembased learning and the development of metacognition. [Versi elektronik]. High Educ. 57:609–621 Dunslosky, J., & Thiede, K. W. (1998). What makes people study more? An evaluation of factors that affect self-paced study. Acta Psychologica, 98, 37–56. Dwitasari, Y. 2010. Pengaruh perbedaan strategi metakognitif dan kemampuan akademik terhadap kemampuan metakognitif dan kemampuan kognitif peserta didik kelas XI-IPA SMA. Tesis. Universitas Negeri Malang. Efklides, A. 2006. Metacognition and affect: What can metacognitive experiences tell us about the learning process? [Versi elektronik]. Educational Research Review. 1 : 3–14 Hanifah, N., Ridlo, S., & Lisdiana. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Zat Adiktif dan Psikotropika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa. Makalah. Disampikan dalam Seminar Nasional Biologi 2014 Universitas Negeri Semarang, 29 November 2014 Hartman, H.J. 1998. Metacognition in teaching and learning: An introduction. [Versi elektronik]. Instructional Science 26: 1–3 Jinghui Wang, Spencer, K. & Minjie Xing. 2008. Metacognitive beliefs and strategies in learning Chinese as a foreign language. [Versi elektronik]. System. 37 (1): 46-56 Krathwohl, D.R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An overview. [Versi elektronik]. Theory in to Practice. 41 (4): 213-264
14 Kung, R.L. & Linder, C. 2007. Metacognitive activity in the physics student laboratory: is increased metacognition necessarily better? [Versi elektronik]. Metacognition Learning . 2:41–56
Ridlo, S. & Irsadi, A. 2012. Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi pada Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan. Proseding Seminar Nasional Biologi. Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang Schraw,G., Crippen, K. J. & Hartley, K. 2006. Promoting Self-Regulation in Science Education: Metacognition as Part of a Broader Perspective on Learning. [Versi elektronik]. Research in Science Education. 36: 111–139 Sophianingtyas, F. & Sugiarto, B. 2013. Identifikasi Level Metakognitif Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi Perhitungan Kimia. [Versi elektronik]. UNESA Journal of Chemical Education. 2(1): 21-27 Sterenberg, R.J. 1998. Metacognition, abilities, and developing expertise: What makes an expert student? [Versi elektronik]. Instructional Science 26: 127–140 Sudiarta, P. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif. Karangasem : Universitas Pendidikan Ganesa Susantini, E. 2005. Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran Genetika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan (12): 62-74 Veenman M.V.J., Van Hout-Wolters B.H.A.M., & Afflerbach, P. 2006. Metacognition and learning: conceptual and methodological considerations. [Versi elektronik]. Metacognition Learning. 1: 3–14
15
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Judul Penelitian
:
Identifikasi Tingkat Kesadaran Metakognisi Mahasiswa Pendidikan Biologi: untuk Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Capaian Pembelajaran Progran Studi. 2. Tim Peneliti
:
Dr. Sri Ngabekti, M.S. (NIDN 0001095919) Dr. Saiful Ridlo, M.Si. (NIDN 0019046605) Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. (NIDN 0024056203) 3. Lama dan Tempat Penelitian
:
6 bulan di Jurusan Biologi FMIPA UNNES 4. Sumber dana/skim/jumlah rupiah : DIPA FMIPA 2016/Kelembagaan/Rp 7.000.000 5. Instrumen untuk mahasiswa
:
INVENTORI KESADARAN METAKOGNISI Petunjuk : Dalam inventori ini, Anda diminta untuk memberikan tanda (√) di samping pernyataan sesuai dengan seberapa besar pernyataan itu mewakili diri Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah, Anda hanya diminta menjawab sesuai dengan kenyataan diri Anda. Untuk objektivitas jawaban, Anda juga tidak perlu sebutkan nama (anonim). Terima kasih atas partisipasinya.
No 1 2
Sangat Sesuai
Sesuai
Netral
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
SS
S
N
TS
STS
Pernyataan Secara berkala, saya bertanya pada diri sendiri jika saya mencapai tujuan. Saya mempertimbangkan beberapa pilihan alternatif untuk memecahkan masalah sebelum menjawabnya.
SS
S
N
TS
STS
No 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
Pernyataan Saya berusaha menerapkan strategi yang sebelumnya telah berhasil. Saya menguji diri sendiri saat belajar jika ada waktu luang. Saya mengerti kekuatan dan kelemahan intelektual saya. Saya berpikir mengenai apa yang benar-benar saya perlu pelajari sebelum memulai sebuah tugas. Saya tahu sebaik apa saya menyelesaikan sebuah tes. Saya merumuskan tujuan khusus sebelum memulai suatu tugas. Saya belajar dengan pelan ketika menemui informasi baru. Saya mengetahui informasi apa yang paling penting untuk dipelajari. Saya bertanya pada diri sendiri jika saya harus mempertimbangkan semua pilihan ketika memecahkan sebuah masalah. Saya mampu mengorganisasi informasi. Saya secara sadar memfokuskan perhatian pada informasi yang penting. Saya mempunyai tujuan khusus untuk setiap strategi yang saya gunakan. Saya belajar paling baik ketika saya tahu sesuatu yang berhubungan dengan topiknya. Saya tahu apa yang guru inginkan untuk saya pelajari. Saya bagus dalam mengingat informasi. Saya menggunakan strategi belajar yang berbeda bergantung pada situasi. Setelah meneylesaikan tugas, saya bertanya pada diri sendiri jika ternyata ada jalan yang lebih mudah untuk dilakukan. Saya memegang kendali atas apa yang saya pelajari. Secara berkala saya melakukan review untuk menambah pemahaman. Saya bertanya pada diri sendiri mengenai materi sebelum pembelajaran dimulai. Saya memikirkan beberapa cara untuk menyelesaikan masalah dan memilih cara yang terbaik. Saya merangkum apa yang saya pelajari setelah selesai belajar. Saya bertanya pada orang lain ketika saya kurang mengerti sesuatu. Saya dapat memotivasi diri sendiri untuk belajar.
SS
S
N
TS
STS
No 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Pernyataan Saya sadar strategi apa yang saya gunakan ketika belajar. Saya menganalisis sendiri manfaat strategi yang saya gunakan untuk belajar. Saya menggunakan kekuatan intelektual untuk mengimbangi kelemahan saya. Saya fokus pada pemahaman dan manfaat dari informasi baru. Saya menciptakan contoh sendiri untuk membuat informasi baru lebih bermakna. Saya mampu menilai bagaimana pemahaman saya pada sesuatu. Saya menemukan strategi belajar yang bermanfaat secara otomatis. Untuk memeriksa pemahaman saya, saya berhenti sejenak secara teratur. Saya mengetahui kapan masing-masing strategi yang saya gunakan akan paling bermanfaat. Setelah selesai belajar, saya bertanya pada diri sendiri seberapa sempurna tujuanku tercapai. Saya membuat gambar atau diagram untuk membantu pemahaman ketika belajar. Setelah memecahkan sebuah masalah, saya bertanya pada diri sendiri apakah saya telah mempertimbangkan semua pilihan. Saya mencoba menerjemahkan informasi baru ke dalam kalimat sendiri. Saya merubah strategi ketika gagal memahami. Saya mengorganisasi teks untuk membantu saya belajar. Saya membaca instruksi secara hati-hati sebelum memulai belajar. Saya mengevaluasi kembali assumsi saya ketika saya bingung. Saya mengatur waktu untuk menyelesaikan tujuanku. Saya belajar lebih ketika saya tertarik pada topiknya. Saya mencoba membagi pembelajaran ke dalam langkah-langkah kecil. Saya fokus pada maksud keseluruhan dari pada makna khusus. Saya mengajukan pertanyaan pada diri sendiri mengenai sebaik apa saya belajar ketika sedang mempelajari informasi baru.
SS
S
N
TS
STS
No 50 51 52
Pernyataan Saya bertanya pada diri sendiri “Sebanyak apakah saya telah belajar?” Saya berhenti dan mengulang kembali informasi baru yang belum jelas. Ketika saya bingung, saya berhenti dan membaca kembali.
SS
S
N
TS
STS
Terimakasih
Schraw, G. & Dennison, R.S. (1994). Assessing metacognitive awareness. Contemporary Educational Psychology, 19, 460-475. INSTRUMEN ANALISIS PUSTAKA
:
a. Metode pembelajaran yang dianalisis ……………………………………………………………………………………. b. Karakteristik yang menonjol 1. ……………………… 2. ……………………… 3. ……………………… c. Kesesuaian untuk jenis bahan kajian SS
: sangat sesuai
S
: sesuai
N
: netral
TS
: tidak sesuai
STS
: sangat tidak sesuai
No
Jenis Bahan Kajian
1
Faktual
2
Konseptual
3
Prosedural
SS
S
N
TS
STS
4
Matakognitif
d. Kesesuaian untuk tipe kesadaran metakognitif SS
: sangat sesuai
S
: sesuai
N
: netral
TS
: tidak sesuai
STS
: sangat tidak sesuai
No Dimensi
Subdimensi
1
Deklaratif
Pengetahuan
2
Prosedural
3
Kondisional
4
Regulasi
SS
S
Perencanaan
5
Menejemen informasi
6
Monitoring
7
Debuging
8
Evaluasi
Catatan model pembelajaran yang akan dianalisis
:
(1) Small Group Discussion
(6) Role‐Play & Simulation;
(2) Case Study;
(7) Discovery Learning (DL);
(3) Self‐Directed Learning (SDL);
(8) Cooperative Learning (CL);
(4) Collaborative Learning (CbL);
(9) Contextual Instruction (CI);
N
TS
STS
(5) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL);