V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Per Kecamatan Kota Bogor yang terdiri dari enam kecamatan memiliki proporsi jumlah
penduduk yang tidak sama karena luas masing-masing kecamatan berbeda dan memiliki fasilitas yang terpusat serta tidak menyebar secara merata. Pada kurun waktu 1995-2008 jumlah penduduk Kota Bogor mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil, walaupun terdapat beberapa pertumbuhan penduduk yang tinggi dan mengalami penurunan di beberapa titik tahun. Untuk memproyeksi jumlah penduduk Kota Bogor di tahun 2030, maka dibutuhkan model pertumbuhan yang tepat. Pada penelitian ini, model pertumbuhan yang digunakan adalah Kurva Gompertz/saturation, yaitu model pertumbuhan yang memiliki titik jenuh pada sebuah pertumbuhan, sehingga model pertumbuhan ini akan mengalami titik stasioner (tidak terus meningkat). Sehingga suatu kota akan memiliki “batas ambang” berapa jumlah penduduk yang dapat dipenuhi kebutuhannya. Metode ini terpilih karena memiliki nilai R2 yang lebih tinggi dibanding dengan model pertumbuhan lainnya, seperti ditampilkan pada Tabel 5. Masing-masing kecamatan memiliki model pertumbuhan penduduk yang berbeda-beda, oleh karna itu pemodelan pertumbuhan penduduk dianalisis per jumlah penduduk per kecamatan, dengan titik tahun perhitungan dari tahun 1995 hingga tahun 2008. Model petumbuhan penduduk memiliki nilai R2 atau koefisien determinasi. Tingginya nilai persentase dari koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa pemodelan pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah pemodelan yang mendekati pertumbuhan penduduk nyata di lapang. Nilai persentase koefisien determinasi terdapat pada selang 0-100%. Semakin tinggi presentasi nilainya, maka semakin menunjukan keadaan nyata di lapang, sebaliknya semakin rendah presentasi nilainya, maka semakin tidak menunjukan atau tidak sesuai dengan keadaan nyata di lapang. Perbandingan nilai R2 masingmasing kecamatan kecamatan ditampilkan pada Tabel 6.
42
Tabel 5. Perbandingan nilai R2 Masing-masing Kecamatan. Model Pertumbuhan
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Barat
Tanah Sareal
Discrete Time
67
46
72
67
68
80
Continous Time
72
63
65
71
70
83
Eksponensial
61
60
66
61
64
72
Saturation
98,43
98,36
97,39
98,36
99,57
84,19
Nilai R2 dan perhitungan hasil model proyeksi pertumbuhan penduduk per kecamatan Kota Bogor disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Tabel Model Persamaan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor per kecamatan. Kecamatan
R2 (%)
Bogor Selatan
98,43
Bogor Timur
98,36
Bogor Utara
97,39
Bogor Tengah
98,36
Bogor Barat
99,57
Tanah Sareal
84,19
Pt
,*
349950,21exp 0,67 ( 0,052* 1 ( exp0,67 ( 0,052*
,*
232786,25exp 1,0 ( 0,045* 1 ( exp1,0 ( 0,045*
,*
,*
250240,3exp 0,6 ( 0,1* 1 ( exp0,6 ( 0,1*
1145773exp 2,34 ( 0,0042* 1 ( exp2,34 ( 0,0042*
,*
,*
390116,8exp 0,6 ( 0,1* 1 ( exp0,6 ( 0,1*
438971,1exp 1,1 ( 0,047t 1 ( exp1,1 ( 0,047t
43
Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model pada Tabel 6 maka dapat diketahui bahwa model persamaan Kecamatan Bogor Barat memiliki nilai persentase koefisien determinasi tertinggi bila dibandingkan dengan 5 kecamatan lainnya, yaitu 99,57% dan Kecamatan Tanah Sareal memiliki nilai persentase terendah yaitu 84,19% namun angka ini tetap menunjukan bahwa pemodelan jumlah penduduk di Kecamatan Tanah Sareal mendekati keadaan nyata di lapang pada tahun 2030. Tabel 7. Tabel Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Ta hun
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Barat
Tanah Sareal
Jumlah
1995 1996
122773
66598
98636
113903
66764
101145
102521 103650
143482
132800
146903
120143
647913 671405
1997
131756
66976
101436
103973
150088
119651
673880
1998 1999
133598 134595
67443 69004
101964 109556
103545 104390
151638 157041
122326 172108
680514 746694
2000
136152
77257
110569
103414
164222
123098
714712
2001
150300 154622
77025 80747
136294 138370
92436
137421 144652
760329
160007
83924
144590
95690 99790
166853 175342 181995
150401
789423 820707
2004
163295
83907
148107
101162
184464
150636
831571
2005 2006
166745 170909
86978 89237
149578 153843
103176 106075
190421 195808
158187 163266
855085 879138
2007
176094
91609
161562
109039
198296
168532
905132
2008
179494
94329
166245
111952
205123
185061
942204
2030
269070
151362
238372
115449
371615.2
282620
1428488
2002 2003
Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kota Bogor diproyeksikan memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.428.488 jiwa pada tahun 2030. Dengan rincian masing-masing kecamatan sebagaimana uraian berikut :
44
300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Tahun Hasil Proyeksi
Data BPS
Gambar 14. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bogor Selatan Jumlah Penduduk Kecamatan Bogor Selatan mengalami penurunan dari tahun 1996-1997. Namun pada tahun lainnya, jumlah penduduk terus meningkat hingga tahun 2008. Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Bogor Selatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 19% dari seluruh prediksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030, yaitu 269.070 jiwa.
2029
2027
2025
2023
2021
2019
2017
2015
2013
2011
2009
2007
2005
2003
2001
1999
1997
1995
160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
Tahun Hasil Proyeksi
Data BPS
Gambar 15. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bogor Timur 45
Jumlah Penduduk Kecamatan Bogor Timur mengalami pertumbuhan yang cukup besar dari tahun 1999-2000. Namun pada tahun lainnya, jumlah penduduk terus meningkat dengan stabil hingga tahun 2008. Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Bogor Timur memiliki jumlah penduduk sebanyak 10% dari seluruh prediksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030, yaitu 151.362 jiwa. 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Tahun Hasil Proyeksi
Gambar 16.
data BPS
Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bogor Utara
Jumlah Penduduk Kecamatan Bogor Utara mengalami pertumbuhan yang cukup besar dari tahun 2000-2001. Namun pada tahun lainnya, jumlah penduduk terus meningkat dengan stabil hingga tahun 2008. Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan
saturation model
(Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Bogor Utara memiliki penduduk sebanyak 17% dari seluruh prediksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030, yaitu 238.372 jiwa.
46
140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
Tahun
Gambar 17. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bogor Tengah Jumlah Penduduk Kecamatan Bogor Tengah mengalami penurunan pada tahun 2000-2001 kemudian mengalami pertumbuhan yang stabil hingga 2008. Berdasarkan
hasil
analisis
pendugaan
pertumbuhan
penduduk
dengan
menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Bogor Tengah diproyeksikan mengalami peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2030 hingga berjumlah 115.449 jiwa. 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Tahun
Gambar 18. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bogor Barat
47
Dari tahun 1995 jumlah penduduk Kecamatan Bogor Barat mengalami pertumbuhan yang meningkat dengan stabil hingga tahun 2008. Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Bogor Barat memiliki penduduk sebanyak 26% dari seluruh prediksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030, yaitu 371.615 jiwa. 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Tahun
Gambar 19. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tanah Sareal Pertumbuhan jumlah penduduk Kecamatan Tanah Sareal
mengalami
pertumbuhan yang cukup besar dari tahun 1998-1999 dan kembali turun pada 1999-2000 kemudian terus meningkat dengan stabil hingga tahun 2008. Berdasarkan
hasil
analisis
pendugaan
pertumbuhan
penduduk
dengan
menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Tanah Sareal memiliki penduduk sebanyak 20% dari seluruh prediksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030, yaitu 282.620 jiwa.
48
300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Tahun
Gambar 20. Grafik data BPS dan hasil proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Bogor
mengalami pertumbuhan
yang cukup besar pada tahun 1998-1999 dan kembali turun pada 1999-2000 kemudian terus meningkat dengan stabil hingga tahun 2008. Berdasarkan hasil analisis pendugaan pertumbuhan penduduk dengan menggunakan saturation model (Tabel 7) maka dapat diketahui bahwa Kota Bogor memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.428.488 jiwa pada tahun 2030. Masing-masing kecamatan memiliki persentase jumlah penduduk yang berbeda-beda sesuai dengan pertumbuhan masing-masing kecamatan, persentase tersebut disajikan pada Gambar 11.
49
Tanah Sareal 282.620 20%
Bogor Selatan 269.070 19%
Bogor Timur 151.362 10% Bogor Barat 371.615 26% Bogor Tengah 115.449 8%
Gambar 21.
Bogor Utara 238.372 17%
Grafik Proyeksi Presentasi Jumlah Penduduk Kota Bogor per Kecamatan di Tahun 2030
350000 300000 250000 Bogor timur 200000 150000
Bogor selatan Bogor Utara Bogor Tengah
100000
Bogor Barat Tanah Sareal
50000 0
Gambar 22. Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor per Kecamatan aaaaaaaaaaadi Tahun 2030
50
5.2.
Proyeksi Kebutuhan RTH Kota Bogor Per Kecamatan Kota Bogor Berdasarkan Jumlah Penduduk di Tahun 2030 Dengan diketahuinya proyeksi jumlah penduduk Kota Bogor per
kecamatan, maka dapat pula dihitung kebutuhan RTH Kota dan per Kecamatan sesuai dengan standar kebutuhan RTH per orang pada Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008, yaitu 2,53 m2/orang. Tabel 8. Proyeksi Kebutuhan RTH Kota Bogor dan per Kecamatan sesuai jumlah penduduk kota di tahun 2030
Bogor Selatan
(jiwa) 269.070
(m ) 466.748,59
Bogor Timur
151.362
245.157,49
38,29
0,32
Bogor Utara
238.372
436.672,67
60,31
0,51
Bogor Tengah
115.449
267.907,43
29,21
0,25
Bogor Barat
371.615
529.683,37
94,02
0,79
Tanah Sareal
282.620
456.528,93
71,50
0,60
1.428.488
2.402.698,48
361,41
3,04
Jumlah
Kebutuhan RTH/kecamatan
Persen Luas RTH Terhadap Luas Kota Bogor
Kebutuhan RTH/ kecamatan (ha) 68,07
Kecamatan
Jumlah Penduduk
2
(%) 0,57
Sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk, maka besar kecilnya kebutuhan RTH per kecamatan pun bergantung besar kecilnya jumlah penduduk. Pada Tabel 7, Kecamatan Bogor Barat memiliki angka kebutuhan RTH yang paling tinggi, yaitu 94,02 ha, luas ini merupakan 0,79% dari seluruh luas Kota Bogor. Kemudian Kecamatan Bogor Selatan dengan kebutuhan RTH seluas 0,57% dari luas Kota Bogor, yaitu 68,07 ha. Kecamatan Tanah Sareal membutuhkan RTH seluas 0,6% dari seluruh luas Kota Bogor, yaitu 71,50 ha. Kecamatan Bogor Utara membutuhkan RTH seluas 60,31 ha yang setara dengan 0,51% dari keseluruhan luas Kota Bogor. Kecamatan Bogor Tengah dengan luas wilayah paling sempit memiliki kebutuhan RTH seluas 0,25% dari luas keseluruhan Kota Bogor, atau setara dengan 29,21 ha. Kecamatan Bogor Timur memiliki luas kebutuhan RTH 0,32% dari luas Kota Bogor, yaitu seluas 38,21 ha.
51
Jumlah Kebutuhan RTH Kota Bogor seluas 361,4 ha apabila dibandingkan dengan luas Kota bogor, hanya membutuhkan 3,04% dari seluruh luas Kota Bogor. Jumlah ini masih di bawah standarisasi luas RTH yang harus dipenuhi oleh kawasan perkotaan sesuai dengan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008 yaitu 30% dari total luas wilayah. Hasil dari metode ini masih memiliki kekurangan karena sumber data sekunder yang digunakan tidak terdapat jumlah penduduk yang hanya pulang-pergi tanpa tinggal di Kota Bogor. Seperti pada akhir minggu, jumlah individu meningkat akibat jumlah wisatawan domestik maupun asing yang berlibur maupun yang hanya berekreasi. Sehingga hasil dari proyeksi ini diduga masih di bawah dari angka yang sesungguhnya dibutuhkan. 5.3.
Proyeksi Kebutuhan RTH Kota Bogor Per Kecamatan Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Kota Salah satu fungsi RTH perkotaan adalah fungsi ekologis salah satunya
adalah memproduksi oksigen. Struktur batang, cabang, ranting, dan daun tetumbuhan dapat mereduksi bising, debu, dan view yang mengganggu Melalui proses-proses fisiologis, tumbuhan melakukan evapotranspirasi dan fotosintesis. Proses ini dapat menetralisir karbondioksida (CO2), memproduksi oksigen (O2), dan meningkatkan kadar uap air yang mendinginkan udara di sekitarnya pada siang hari. Untuk menghitung kebutuhan RTH sesuai kebutuhan oksigen kota, dibutuhkan data jumlah ternak dan kebutuhan oksigen ternak untuk masingmasing jenis ternak, data jumlah kendaraan dan kebutuhan bahan bakar serta jenis kendaraan, data jumlah industri dan kebutuhan oksigen masing-masing skala industrinya, serta jumlah penduduk dan kebutuhan oksigen masing-masing individu, dibutuhkan juga konstanta berat kering tanaman. Dari data tersebut dapat di prediksi pula proyeksi kebutuhan RTH pada titik tahun yang diinginkan dengan menggunakan perhitungan kebutuhan RTH sesuai Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008. 52
Tabel 9. Proyeksi Kebutuhan RTH menurut kebutuhan oksigen Kota Bogor dan per Kecamatan di tahun 2030
Kendaraan
Ternak
Industri
Penduduk
Jumlah
Berat Kering Tanaman (g/m2)
1 gram Berat Kering Tanaman (g/hari)
Kebutuhan RTH (m2)
Kebutuhan RTH (ha)
a
b
C
D
a+b+c+d
e
F
(a+b+c+d)/e.f
(a+b+c+d)/e.f
Bogor Selatan
95189789
17752,38
25374,12
269070
95501985
54
0,9375
1886458.97
188.65
Bogor Timur
47594894,5
8,076,007
25027,95
151362
47779360
54
0,9375
943789.83
94.38
Bogor Utara
85670810,1
31947,36
45050,31
238372
85986180
54
0,9375
1698492.45
169.85
Bogor Tengah
52354383,95
5,730,477
27530,75
115449
52503094
54
0,9375
1037098.16
103.71
Bogor Barat
104708767,9
42800,32
55061,49
371615
105178245
54
0,9375
2077594.96
207.76
Tanah Sareal
90430299,55
56178,43
47553,11
282620
90816651
54
0,9375
1793909.16
179.39
Jumlah
475948945
162485
225598
1428488
477765516
54
0,9375
9437343.53
943.73
Kecamatan
Dari hasil pengolahan data perhitungan yang disajikan pada Tabel 9, luas proyeksi kebutuhan RTH kebutuhan oksigen, Kecamatan Bogor Barat seluas 207,76 ha, Kecamatan Bogor Selatan membutuhkan RTH seluas 188,65 ha. Kecamatan Tanah Sareal seluas 179,39 ha.
Kecamatan Bogor Utara
membutuhkan RTH seluas 169,85 ha. Kecamatan Bogor Tengah membutuhkan 103,71 ha dan Kecamatan Bogor Timur membutuhkan RTH seluas 94,38 ha. Tabel 10. Proporsi RTH Sesuai Kebutuhan Oksigen Tiap Kecamatan Terhadap Luas Kecamatan Kecamatan
Kebutuhan RTH/kecamatan
Luas Wilayah
Kebutuhan RTH/kecamatan
(ha)
(ha)
(%)
188,65
3.081
6,12
Bogor Timur
94,38
1.015
9,30
Bogor Utara
169,85
1.772
9,59
Bogor Tengah
103,71
813
12,76
Bogor Barat
207,76
3.285
6,32
Tanah Sareal
179,39
1.884
9,52
Kota Bogor
943,73
11.85
7,96
Bogor Selatan
Masing-masing persentase luas kebutuhan RTH sesuai kebutuhan oksigen dapat dilihat dari Tabel 10. Total proyeksi kebutuhan luas RTH sesuai dengan kebutuhan oksigen, kota Bogor membutuhkan RTH seluas 943,73 ha, atau setara dengan 7,96% dari seluruh luas wilayah Kota Bogor. Konstanta yang digunakan 53
dalam perhitungan merupakan konstanta berat kering tanaman untuk tanaman dalam hutan kota, sehingga yang menjadi arahan RTH adalah RTH sebagai hutan kota. Hasil dari metode ini masih memiliki kekurangan karena sumber data sekunder yang ada tidak sesuai 100% dengan data di lapang, data sekunder untuk jumlah kendaraan di Kota Bogor, tidak dapat dihitung jumlah pasti kendaraan selain plat nomer Kota Bogor, kendaraan yang hanya melewati Kota Bogor, namun tidak berdomisili di Kota Bogor pun tidak ada datanya. Sehingga angka perhitungan RTH sesuai kebutuhan oksigen Kota Bogor ini diperkirakan masih lebih rendah dari angka kebutuhan seharusnya. 5.2.
Arahan dan Pola Penyebaran Proyeksi Kebutuhan RTH Kota Bogor Per Kecamatan Kota Bogor Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Kota dan Jumlah Penduduk di Tahun 2030 Pembuatan peta pola penyebaran arahan RTH mengunakan jumlah luasan
RTH dari perhitungan kebutuhan RTH sesuai jumlah penduduk dan kebutuhan oksigen Kota Bogor. Arahan pola sebaran RTH adalah penentuan daerah mana yang tidak boleh dibangun, bukan menentukan daerah mana yang boleh dibangun. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk ditampilkan pada Gambar 24 dan berdasarkan kebutuhan oksigen pada Gambar 23. Kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk di Kota Bogor paling besar distribusinya adalah Kecamatan Bogor Barat yaitu seluas 94,02 ha karena Kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah penduduk paling banyak dibandingkan kecamatan lainnya. Sebaran RTH di kecamatan ini merata di setiap desanya karena pemukiman cenderung tersebar merata walaupun sedikit lebih padat di bagian timur kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Bogor Barat, memiliki sebaran yang merata di setiap desanya, sama seperti sebaran RTH berdasarkan jumlah penduduknya. Distribusi sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk Kecamatan Bogor Timur, hampir merata di setiap desanya namun cenderung lebih banyak di bagian selatan kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong, sebagai 54
contohnya adalah tanah kosong yang sejajar dengan Jalan Tol Jagorawi yang menjadi batas wilayah Kecamatan Bogor Timur. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Bogor Timur, memiliki sebaran yang kurang merata di setiap desanya, sebarannya lebih banyak di bagian selatan kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong, pepohonan, semak dan ladang. Sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk Kecamatan Tanah Sareal, terdistribusi hampir merata di setiap desanya namun cenderung lebih banyak di bagian utara dan barat kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Tanah Sareal, memiliki sebaran yang merata di setiap desanya. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong, semak dan pepohonan. Distribusi sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk Kecamatan Bogor Utara, hampir merata di setiap desanya karena pemukiman cenderung tersebar merata. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong dan semak. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Bogor Utara, memiliki sebaran yang merata di setiap desanya, sama seperti sebaran RTH berdasarkan jumlah penduduknya. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong, semak dan pepohonan.
55
0 0 0 8 0 7
0 0 0 6 0 7
0 0 0 4 0 7
0 0 0 2 0 7
0 0 0 0 0 7
0 0 0 8 9 6
0 0 0 6 9 6
0 0 0 4 9 6
0 0 0 2 9 6
0 0 0 0 9 6
0 0 0 8 8 6
0 0 0 0 8 2 9
0 0 0 0 8 2 9
N E
0 0 0 8 7 2 9
0 0 0 8 7 2 9
W S
0 0 0 6 7 2 9
0 0 0 6 7 2 9
0 0 0 4 7 2 9
0 0 0 4 7 2 9
0 0 0 2 7 2 9
0 0 0 2 7 2 9
0
900
0 0 0 0 7 2 9
0 0 0 0 7 2 9
900
1800 Meters
Skala 1 : 45.000 0 0 0 8 6 2 9
0 0 0 8 6 2 9
0 0 0 6 6 2 9
0 0 0 6 6 2 9
jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Primer Non RTH Arahan RTH
0 0 0 4 6 2 9
0 0 0 4 6 2 9
Sumber Peta Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2007
0 0 0 2 6 2 9
0 0 0 2 6 2 9 0 0 0 8 0 7
0 0 0 6 0 7
0 0 0 4 0 7
0 0 0 2 0 7
0 0 0 0 0 7
0 0 0 8 9 6
0 0 0 6 9 6
0 0 0 4 9 6
0 0 0 2 9 6
0 0 0 0 9 6
0 0 0 8 8 6
Gambar 23. Peta Arahan Sebaran Proyeksi RTH Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Kota Bogor 2030
56
692000
694000
696000
698000
700000
702000
704000
706000
708000
W
696000
698000
700000
702000
704000
706000
708000
E S
9270000 9268000 9266000 9264000 9262000
9262000 9264000 9266000 9268000 9270000 9272000 9274000 9276000 9278000 9280000
690000
N
1000 0 1000 Meters Skala 1 : 130.000
Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Primer Arahan RTH Non RTH Sumber : Peta Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2007
688000
690000
692000
694000
9280000 9278000 9276000 9274000 9272000
688000
Gambar 24. Peta Arahan Sebaran Proyeksi RTH Sesuai Penduduk Kota Bogor 2030
57
Sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk Kecamatan Bogor Selatan, cenderung terdistribusi lebih bayak di bagian selatan kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong. Arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Bogor Selatan, memiliki sebaran yang sama dengan RTH kebutuhan penduduk, yaitu kurang merata di setiap desanya, sebarannya lebih banyak di bagian selatan kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan sebagai tanah kosong, sebagai contohnya adalah tanah kosong di TPU Gunung Gadung, yang merupakan kawasan pemakaman yang luas. Distribusi sebaran RTH berdasarkan kebutuhan penduduk Kecamatan Bogor Tengah, terpusat pada tengah kecamatan yaitu kawasan Kebun Raya Bogor dan Istana Presiden. Sama halnya dengan arahan sebaran RTH berdasarkan kebutuhan oksigen Kecamatan Bogor Tengah, memiliki sebaran yang terpusat pada tengah kecamatan. Kondisi eksisting yang digunakan sebagai arahan RTH merupakan areal dengan penggunaan lahan hingga pemukiman, untuk mengatasi hal ini dapat digunakan alternatif penanaman tanaman (pohon) yang memiliki produksi oksigen tinggi hingga mampu memenuhi kebutuhan oksigen kecamatan, maupun dengan penanaman pada lahan sempit, seperti taman vertikal maupun taman pada atap bangunan.
58