e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN FAKTUAL PADA TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PEGUYANGAN Ni Made Lana Astiti1, Ni Wayan Suniasih2, I Wayan Wiarta3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita-citaku siswa Kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Tahun Pelajaran 2014/2015 dan (2) meningkatkan pengetahuan faktual melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita-citaku siswa Kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara yang berjumlah 29 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes bentuk esai dan metode observasi. Data hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 14,18 dari X = 61,72 pada siklus I menjadi X = 75,90 pada siklus II, dan ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 31,04% dari 51,72% pada siklus I menjadi 82,76% dari jumlah siswa 29 pada siklus II, (2) nilai rata-rata pengetahuan faktual meningkat 15,00 dari X = 63,80 pada siklus I menjadi X = 78,80 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan. Kata Kunci : pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio, hasil belajar pengetahuan matematika, dan pengetahuan faktual Abstract This classroom action research aims to (1) improve learning results through the application of mathematical knowledge of students the scientific approach to portfolio assessment based on the theme of “cita-citaku” School Fourth Grade 3 Peguyangan academic year 2014/2015 and (2) increase the students' factual knowledge through the application of scientific approaches portfolio assessment based on the theme of “citacitaku” School Fourth Grade 3 Peguyangan academic year 2014/2015. Subjects in this study were 29 fourth grade students of SD Negeri 3 Denpasar District North Peguyangan. Data collection method used in this research is the method of testing and observation. In the test method used instrument is an essay test, whereas the method of observation instruments used were observation sheet. Data were analyzed using
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 descriptive analysis of quantitative and qualitative descriptive analysis. The results showed that (1) an increase in the average value of mathematical knowledge learning resultsby 14.18 from X = 61.72 to X = 75.90 on the first cycle to second cycle, and an increase in classical completeness knowledge of mathematics learning resultsby 31.04% from 51.72% to 82.76% on the first cycle to second cycleof the total students, (2) an increase in the average value of factual knowledge by 15.00 from X = 63.80 to X = 78.80 on the first cycle to second cycle. Based on these results it can be concluded that the application of the scientific approach to portfolio-based assessment to improve learning results and factual knowledge of mathematical knowledge of students on the theme of “cita-citaku pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Tahun Pelajaran 2014/2015”. Keywords: scientific approach based portfolio assessment, learning results of mathematical knowledge, and factual knowledge
PENDAHULUAN Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa masa mendatang. Hal tersebut mengakibatkan kurikulum selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dalam struktur program kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 terletak pada standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kelulusan. Tujuan Kurikulum 2013 adalah terbentuknya generasi yang produktif, kreatif, inovatif, dan aktif dengan lebih menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Kosasih (2014:72) menjelaskan pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Sejalan dengan hal tersebut, Kurniasih dan Berlin (2014:29) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengkontruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu siswa diharapkan agar mampu mencari tahu sendiri informasi dari berbagai sumber bukan hanya menerima informasi dari guru saja. Kurniasih dan Berlin (2014:33) menyatakan keunggulan dari pendekatan saintifik diantaranya, 1) dapat meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, 2) mampu menciptakan kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, 3) siswa mampu memperoleh hasil belajar yang tinggi, dan 4) mampu mengembangkan karakter siswa. Dalam penerapan pendekatan saintifik siswa mampu memperoleh lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Agar pendekatan saintifik dapat berjalan dengan baik, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Daryanto (2014:58) menyatakan prinsip yang dalam pendekatan saintifik adalah 1) pembelajaran yang dirancang berpusat pada siswa, 2) pembelajaran membentuk studens self concept, 3) pembelajaran
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 terhindar dari verbalisme, 4) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, dan 5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dirancang dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik. Dimana dalam satu kali pembelajaran ada beberapa muatan materi pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema. Pengaitan muatan materi pelajaran tersebut terkadang menimbulkan kesulitan bagi guru, karena ada beberapa materi yang sangat sulit untuk dikaitkan. Selain itu, pembelajaran yang dirancang guru juga kurang inovatif, karena guru belum mampu sepenuhnya menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar pengetahuan siswa dalam suatu muatan materi pelajaran. Salah satu hasil belajar pengetahuan siswa yang ditemukan rendah adalah pada muatan materi matematika. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Negeri 3 Peguyangan pada tanggal 4 Desember 2014 pada siswa kelas IV, diperoleh informasi bahwa 75% dari 29 siswa masih mendapatkan hasil belajar pengetahuan matematika yang berada pada predikat kurang. Ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab kurang optimalnya hasil belajar pengetahuan matematika siswa. Susanto (2014:12) menyatakan faktorfaktor yang memengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Salah satu penyebab yang berasal dari siswa itu sendiri yakni anggapan siswa mengenai materi matematika tersebut sangat sulit mengakibatkan siswa merasa takut
terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran. Agar mampu memperbaiki pandangan siswa mengenai muatan materi matematika, maka dalam pembelajaran guru sebaiknya mengaitkan muatan materi pembelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan seharihari yang dialami oleh siswa, sehingga siswa menjadi mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Uno dan Masri (2009:109) menyatakan, matematik sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsurunsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis. Sementara itu, Susanto (2014:185) menyatakan matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pemahaman konsepkonsep matematika, maka diperlukan pengembangan pada pengetahuan faktual siswa. Abidin (2014:14) menyatakan, pengetahuan faktual pada dasarnya adalah pengetahuan yang lahir berdasar fakta-fakta yang ada. Pengetahuan ini sering dikatakan sebagai pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk mempelajari suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Sejalan dengan hal tersebut Kuswana (2012:114), menyatakan pengetahuan faktual adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang diobservasi dengan mudah. Sementara, Supratiknya (2012:11) menyatakan pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang unsur-unsur dasar aneka disiplin ilmu/teknologi/seni agar siswa memiliki pemahaman dan mampu memecahkan aneka disiplin ilmu/telnologi/seni yang bersangkutan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Pengetahuan faktual dibedakan menjadi dua subjenis, yaitu pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan terminologi, meliputi pengetahuan khusus label-label atau simbol-simbol verbal dan nonverbal. Sedangkan pengetahuan khusus dan bagian-bagiannya berkenaan dengan pengetahuan berbagai peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya. Perkembangan pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual terjadi secara bersamaan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual siswa, diantaranya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Salah satu tahapan pembelajaran terpenting dilakukan guru adalah melakukan asesmen. Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi mengenai hasil belajar siswa. Salah satu asesmen yang dapat dilakukan guru dalam menilai hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual adalah dengan menggunakan asesmen portofolio. Asesmen portofolio merupakan salah satu bentuk asesmen otentik dalam menilai karya siswa pada kurikulum 2013. Menurut Samatowa (2011:15), asesmen portofolio adalah asesmen yang berupa kumpulan koleksi hasil kerja siswa yang disimpan dalam suatu file atau boks. Sementara Mardapi (2012:18), menyatakan asesmen portofolio adalah proses menilai secara sistematis koleksi hasil karya seseorang. Samatowa (2011:18) menjelaskan, asesmen portofolio tidak membandingkan karya siswa dengan siswa yang lainnya, melainkan membandingkan dengan dirinya sendiri. Jadi tidak ada kompetisi antar siswa, tetapi terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian dalam asesmen portofolio terkandung pula penilaian siswa oleh dirinya sendiri (self assessment). Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan siswa, tetapi merupakan sumber informasi bagi guru dan siswa. Surapranata dan Muhammad
Hatta (2006:73) menyatakan, portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan siswa. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan siswa, sehingga guru dan siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam pelaksanaan asesmen portofolio ada beberapa persyaratan penting yang harus dilakukan. Mardapi (2012:18) menyatakan, ada lima prosedur yang harus diperhatikan dalam melakukan asesmen portofolio. Prosedur asesmen portofolio di kelas, yaitu 1) menyuruh siswa menyimpan portofolio sendiri, bisa berupa tugas-tugas yang telah dikerjakan, hasil ujian, dan sebagainya, 2) menentukan jenis karya yang disimpan, 3) mengumpulkan dan menyimpan contoh karya, 3) menentukan kriteria untuk mengevaluasi portofolio, dan 5) meminta siswa menilai sendiri secara terus menerus hasil karya atau portofolionya. Dalam melaksanakan prosedur asesmen portofolio tersebut, maka ada lima persyaratan penting yang harus dilakukan, yaitu 1) karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya siswa, 2) ada bukti fisik hasil karya siswa, 3) sedapat mungkin melibatkan siswa dalam melakukan penilaian, 4) mencantumkan keterangan kapan karya itu dibuat dan siapa yang menilainya, dan 5) memiliki kriteria penilaian dalam menilai portofolio. Dengan menggunakan asesmen portofolio dalam pembelajaran, maka siswa dapat mengetahui perkembangan dirinya, siswa dapat mengetahui bagaimana perkembangan hasil belajarnya selama mengikuti pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual siswa. Oleh karena itu, melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran selalu menekankan pada lima pengalaman belajar siswa dalam pendekatan saintifik. Melalui lima
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 pengalaman yang diperoleh siswa dalam pendekatan saintifik siswa menjadi aktif dalam pembelajaran karena siswa mampu mengkontruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa menjadi memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan perpaduan asesmen portofolio, segala kegiatan siswa dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa dapat mengetahui perkembangan dirinya dalam mengikuti pembelajaran. Pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio adalah suatu pembelajaran yang lebih mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa melalui lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan tersebut siswa diberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan topik yang dibahas, sehingga melalui tugas-tugas yang diberikan siswa mempunyai kumpulan karya-karya yang dibuatnya sendiri maupun secara berkelompok. Dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio tersebut lebih ditekankan pada penerapan asesmen yang mampu menilai hasil karya siswa secara berkesinambungan, sehingga siswa dapat mengetahui perkembangan hasil belajarnya. Hal tersebut tentunya dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik. Sesuai dengan permasalahan yang ada, diupayakan untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Matematika dan Pengetahuan Faktual pada Tema Cita-Citaku Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan. METODE Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus tindakan karena dirancang mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD
Negeri 3 Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan yang berjumlah 29 orang, terdiri atas 13 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa kelas IV mengalami permasalahan dalam hasil belajar. Hasil belajar siswa cenderung rendah diakibatkan kurangnya penguasaan atau pemahaman siswa mengenai materi pelajaran. Selain itu, siswa kelas IV juga belum pernah dijadikan subjek penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual dengan diterapkannya pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio. Metode dan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metode observasi. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual siswa. Metode pengumpulan data melalui tes digunakan untuk menghimpun data tentang hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual siswa. Jenis tes yang diberikan adalah tes esai yang berjumlah 10 soal untuk mengukur hasil belajar pengetahuan matematika dan 10 soal untuk pengetahuan faktual. Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Pemberian tes hasil belajar dilakukan pada setiap akhir siklus. Metode observasi digunakan untuk mengamati segala hal yang terjadi di kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi hanya untuk mengetahui keoptimalan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio. Observasi dilakukan guru dengan menggunakan instrumen lembar observasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data berupa angka, yaitu untuk
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 menentukan nilai tes secara individu siswa, nilai rata-rata, dan ketuntasan belajar secara klasikal hasil belajar pengetahuan matematika. Secara keseluruhan, tindakan ini dikatakan berhasil jika nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika siswa meningkat dan ketuntasan secara klasikal telah mencapai 75% yang artinya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh ketuntasan hasil belajar pengetahuan matematika dengan nilai ≥ 71, dan jika nilai rata-rata pengetahuan faktual siswa meningkat. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 3 Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara tahun ajaran 2014/2015 dengan banyak siswa 29 orang yang dilaksanakan dari bulan Desember 2014 s/d Februari 2015. Setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan, pertemuan pertama, kedua, dan ketiga merupakan proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dan pertemuan keempat merupakan tes akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran selama penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio secara umum sudah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tema yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tema cita-citaku. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio. Kedua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan tes dalam bentuk esai. Tahap pembelajaran dalam penelitian ini disesuaikan dengan lima tahapan dalam pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Agar siswa mampu mengembangkan pemahaman dan menggali pengetahuannya sendiri
mengenai materi yang akan dipelajari, maka dalam pembelajaran siswa ditugaskan untuk mengamati media atau alat peraga yang mendukung materi yang dipelajari. Pada kegiatan mengamati tersebut, dikembangkan pengetahuan faktual siswa dengan memberikan faktafakta atau contoh-contoh nyata yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa mengenai materi yang dipelajari. Hal tersebut tentunya dapat memudahkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi, karena siswa sudah secara langsung mengetahui contoh-contoh nyata dari materi yang dipelajarinya. Dari kegiatan mengamati, siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang diamati dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Selanjutnya siswa mengumpulkan sejumlah informasi dari berbagai sumber mengenai materi yang dipelajari, hal tersebut dapat menambah pengetahuan siswa karena siswa dapat membaca berbagai sumber. Selanjutnya, siswa menyimpulkan informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber dan menyampaikan informasi yang telah diperolehnya tersebut. Dalam pembelajaran siswa diberikan LKS baik secara kelompok maupun individu yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Siswa diberikan kesempatan berdiskusi untuk menyelesaikan LKS yang telah diberikan dengan cara mereka masing-masing melalui bimbingan dan pengawasan dari guru. Dalam kegiatan berdiskusi, guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Motivasi diberikan kepada siswa karena selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS yang diberikan, selanjutnya perwakilan masingmasing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan pendapat, membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 masing-masing kelompok pada diskusi kelas dan memberikan penguatan dari hasil pekerjaan kelompok untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. Untuk LKS individu siswa mengerjakannya sendiri dengan bimbingan dan petunjuk dari guru. Hal tersebut dilakukan agar siswa mampu mengembangkan sendiri pengetahuannya dan siswa terlatih untuk mengerjakan tugas secara mandiri. Setelah siswa menyelesaikan LKS yang diberikan, selanjutnya beberapa perwakilan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan pendapat, membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa pada diskusi kelas dan memberikan penguatan dari hasil pekerjaan siswa untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. Tugas dan LKS yang dikerjakan siswa secara individu dikumpulkan dan dijadikan arsip portofolio. Arsip portofolio siswa tersebut dikumpulkan agar siswa mengetahui perkembangan hasil belajarnya selama mengikuti pembelajaran. Arsip portofolio siswa tersebut akan dilihat dan dibandingkan oleh siswa itu sendiri pada pertemuan ketiga setiap akhir siklus dan pertemuan keempat sebelum dilaksanakannya evaluasi akhir siklus. Siswa diharapkan mampu menilai sendiri portofolionya tersebut, sehingga siswa mengetahui hasil belajarnya selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan dan penurunan hasil portofolio siswa akan membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar agar mampu memperoleh nilai yang lebih baik. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan keseluruhan hasil pembelajaran. Guru juga melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran dan memberikan informasi mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio sesuai dengan tahapan yang ada, diperoleh data
hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan pada pelaksanaan siklus I dan siklus II. Secara umum, data hasil belajar pengetahuan matematika dan ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika, serta pengetahuan faktual siswa serta temuan-temuan pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika siswa X = 61,72. Dari 29 siswa, 15 siswa yang memperoleh nilai ≥ 71, sedangkan 14 siswa masih memperoleh nilai di bawah 71. Ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika pada siklus I adalah 51,72% dari jumlah siswa keseluruhan. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan faktual siswa X = 63,80. Pencapaian hasil belajar pengetahuan matematika dan ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika serta pengetahuan faktual pada pelaksanaan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian, sehingga penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditentukan dalam penelitian ini dikarenakan masih ada beberapa kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan siklus I, diantaranya pada saat guru memberikan penjelasan terlihat ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, sehingga mengakibatkan terjadinya sedikit kegaduhan pada saat pembelajaran dan pembelajaran menjadi sedikit terganggu. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat belum berani untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru, karena hanya terlihat beberapa siswa atau siswa yang pintar saja yang dominan mengajukan pertanyaan dan menjawab permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, sedangkan siswa yang lain terlihat takut dan kurang percaya diri untuk bertanya ataupun menjawab hal-hal yang diberikan oleh guru. Selain itu, pada saat pembagian kelompok siswa terlihat masih memilih-milih teman yang akan diajaknya berkelompok. Siswa tidak mau dipisahkan dengan teman yang biasanya diajak
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 bermain. Pelaksanaan kerja kelompok penegasan kalau terjadi kesalahan dalam mengerjakan LKS hanya konsep. mengandalkan beberapa siswa yang Setelah dilaksanakan siklus II pintar saja, sedangkan anggota kelompok dengan perbaikan-perbaikan tersebut lain terlihat kurang tertarik untuk saling maka diperoleh hasil belajar pengetahuan bertukar pikiran, pendapat, ide, maupun matematika dan ketuntasan klasikal hasil gagasan. belajar pengetahuan matematika serta Berdasarkan kelemahanpengetahuan faktual siswa dari kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan siklus I meningkat . Data pelaksanaan siklus I, maka dilakukan hasil belajar pengetahuan matematika diskusi antara peneliti dengan guru kelas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil dan dosen pembimbing untuk mencari belajar pengetahuan matematika siswa solusi perbaikan-perbaikan sehingga pada siklus II X = 75,90. Hal tersebut mendapatkan hasil yang optimal pada menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil pelaksanaan siklus II. Dari hasil diskusi belajar pengetahuan matematika disepakati beberapa perbaikan yang meningkat dari pelaksanaan siklus I X = dilaksanakan pada siklus II, yaitu 61,72. Dari 29 orang siswa, 24 orang pembelajaran dengan pendekatan saintifik siswa memperoleh nilai ≥ 71, atau berbasis asesmen portofolio didahului ketuntasan klasikal hasil belajar dengan memotivasi siswa untuk belajar, pengetahuan matematika pada siklus II dengan cara mengajukan pertanyaanadalah 82,76%. Ini berarti ketuntasan pertanyaan tentang materi yang akan klasikal hasil belajar pengetahuan dipelajari dengan mengaitkan materi matematika meningkat dari pelaksanaan terhadap kehidupan sehari-hari siswa. siklus I adalah 51,72%. Data nilai Untuk menumbuhkan keberanian pengetahuan faktual pada siklus II siswa bertanya atau menjawab menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan permasalahan yang diajukan dengan faktual siswa X = 78,80. Hal tersebut memberikan motivasi dan memberikan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kesempatan kepada setiap siswa, pengetahuan faktual meningkat dari sehingga pembelajaran tidak didominasi pelaksanaan siklus I X = 63,80. oleh beberapa orang siswa saja, selain itu Hasil belajar pengetahuan juga memberikan penguatan yang positif matematika dan ketuntasan klasikal hasil atau reinforcement untuk menumbuhkan belajar pengetahuan matematika, serta rasa percaya diri siswa ketika siswa aktif pengetahuan faktual siswa dari bertanya, menjawab, dan melakukan pelaksanaan siklus II sudah mencapai proses kerja kelompok sehingga siswa indikator keberhasilan yang ditentukan, termotivasi dalam mengikuti sehingga penelitian dihentikan pada siklus pembelajaran. II. Secara ringkas data hasil belajar Pada saat penyampaian materi, pengetahuan matematika dan ketuntasan siswa menggali dan menemukan konsep klasikal hasil belajar pengetahuan yang dipelajari dengan melalui bantuan matematika, serta pengetahuan faktual alat peraga atau mencari informasi pada siswa pada siklus I dan siklus II disajikan buku sumber. Guru hanya berperan pada tabel 1 berikut. sebagai fasilitator dan memberikan Tabel 1 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pengetahuan Matematika dan Pengetahuan Faktual pada Tema Cita-citaku Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Data Hasil belajar pengetahuan matematika Ketuntasan Klasikal hasil belajar pengetahuan matematika Pengetahuan faktual
Siklus I 61,72 51,72%
Siklus II 75,90 82,76%
63,80
78,80
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Berdasarkan rekapitulasi data tersebut, dapat disajikan pada gambar 1 berikut.
Gambar 1 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Pengetahuan Matematika Persentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pengetahuan Matematika dan Nilai Ratarata Pengetahuan Faktual, dan Penelitian Siklus I dan Siklus II. Pencapaian indikator keberhasilan penelitian pada pelaksanaan siklus II karena terjadi beberapa kemajuan dalam pelaksanaannya. Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio, sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi dengan selalu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Pada saat pembelajaran siswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran, ini dikarenakan adanya penguatan (reinforcement) dan pengarahan yang diberikan guru bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa sangat berguna pada kehidupan nyata siswa. Siswa tidak lagi malu-malu ataupun ragu untuk menyampaikan pendapat ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dalam diskusi kelompok siswa sudah mampu bekerjasama dengan baik, sehingga semua anggota kelompok ikut terlibat dalam mengerjakan LKS yang diberikan. Walaupun hasil belajar pengetahuan matematika dan ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika, serta pengetahuan faktual
siswa pada akhir siklus II meningkat, namun masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan optimal. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor dari luar diri siswa selain dengan memperbaiki pendekatan dalam pembelajaran juga perlu adanya bimbingan dari pihak lain seperti orang tua siswa. Selain faktor dari luar diri siswa, juga disebabkan oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Rendahnya kemampuan dari dalam diri siswa menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari. Ini tentunya terjadi pada beberapa siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan yang menyebabkan hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual siswa belum memenuhi indikator keberhasilan. Sehingga perlu adanya upaya yang dapat dilakukan guru seperti memberikan bimbingan khusus pada siswa tersebut. Berdasarkan temuan-temuan pada pelaksanaan siklus I dan siklus II, dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio siswa dituntut mampu menemukan sendiri pengetahuannnya melalui lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dan siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena siswa mengetahui perkembangan hasil belajarnya selama mengikuti pembelajaran. Mencermati penjelasan di atas, hasil penelitian tindakan kelas pada akhir siklus II sudah mampu mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan pengetahuan faktual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa, 1) penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 14,18 dari siklus I X = 61,72 menjadi X = 75,90 pada siklus II. Dan ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 31,04% dari siklus I 51,72% menjadi 82,76% pada siklus II dari keseluruhan jumlah siswa atau telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dan 2) penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan pengetahuan faktual pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara. Hal ini dapat dilihat dari nilai ratarata pengetahuan faktual meningkat 15,00 dari siklus I X = 63,80 menjadi X = 78,80 pada siklus II. Dalam penelitian ini dapat dituliskan saran-saran sebagai berikut. 1) Siswa diharapkan belajar dalam konteks yang beragam, bukan hanya di kelas, tetapi belajar dalam ruang terbuka, dan siswa dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran, serta dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan dengan materi yang dipelajari; 2) guru diharapkan dapat merancang pembelajaran dengan pendekatan saintifik dipadukan dengan asesmen portofolio yang dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna; 3) sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman dalam pembelajaran agar selalu memilih alternatif pendekatan dan penilaian yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah; dan 4) hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan banding dalam meneliti penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dalam pembelajaran dengan tempat dan subjek yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Yrama Widya. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasi Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mardapi, Djmari. 2012. Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Supranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2006. Portofolio. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Uno, Hamzah dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam PembelajaranI Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan.Jakarta: PT Bumi Aksara.