Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA MENCIT JANTAN Sapri1, Eka Siswanto S1, Ariska Yulianti1 1
Akademi Farmasi Samarinda Email:
[email protected] ABSTRAK Tanaman seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obat antiinflamasi karena kandungan senyawa glikosida flavonoid yaitu apiin sehingga digunakan fraksi air karena lebih mudah tertarik pada fraksi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi air ekstrak daun seledri sebagai antiinflamasi pada mencit putih dengan menggunakan metode induksi karagenan pada telapak kaki serta mengetahui nilai ED50. Pengukuran aktivitas antiinflamasi digunakan 5 kelompok perlakuan hewan uji, kontrol (+) digunakan kalium diklofenak 50 mg, kontrol (-) suspensi Na. CMC 0,5%, dosis I adalah 125mg/kgBB, dosis II adalah 250mg/kgBB dan dosis III adalah 500mg/kgBB. Dengan pengukuran setiap 30 menit selama 5 jam dengan alat pletismometer. Analisis data digunakan metode statistik One way ANOVAdengan tingkat kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis fraksi air ekstrak daun seledri memiliki aktivitas antiinflamasi. Pada menit ke-300 tidak terjadi perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan dosis 500 mg/kgBB dengan persen inhibisi 86,04%. Dari perhitungan ED50 didapatkan hasil sebesar 100 mg/kgBB. Kata Kunci: antiinflamasi, Apium graveolens L., apiin, karagenan, ED50
Artikel diterima: 12 Januari 2017 Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017 Diterbitkan: 30 Maret 2017
60
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
ABSTRACT Celery plant (Apium graveolens L.) has the potential to be developed into an antiinflammatory drug compounds that contain flavonoid glycosides that apiin that fraction of water used for apiin more easily attracted to the water fraction. This study aims to determine the activity of the water fraction as anti-inflammatory extract celery leaves on white mice using the method of induction of carrageenan on the soles of the feet as well as knowing the value of ED50. Measurement of antiinflammatory activity used 5 groups of test animals, control (+) is used diclofenac potassium 50 mg, control (-) 0.5% Na.CMC suspension, the first dose is 125mg / kg, the second dose is 250mg / kg and the third dose is 500mg / kg. With measurements every 30 minutes for 5 hours with pletismometer tool. The data analysis used statistical methods One way ANOVAdengan confidence level of 95% followed by LSD. The results showed that all three doses of the water fraction celery leaf extract has anti-inflammatory activity. In minute-300 does not occur significant difference between the positive control at a dose of 500 mg / kg with 86.04% percent inhibition. From the calculation results obtained ED50 of 100 mg / kg. Keywords: anti-inflammatory, Apium graveolens L., apiin, carrageenan, ED50 PENDAHULUAN Indonesia memiliki keragaman
alternatif
terhadap
penyembuhan
hayati flora dan fauna yang sangat
berbagai penyakit. Selain itu, efek
melimpah, sehingga memiliki banyak
samping yang ditimbulkan juga lebih
sekali tumbuhan yang berkhasiat
kecil (Kassahara dan Hemmi, 1986).
sebagai obat. Dari 28.000 jenis tumbuhan
yang
di
dari respon utama sistem kekebalan
Indonesia, kurang lebih 7.000 jenis
terhadap infeksi dan iritasi. Dapat
diantaranya adalah tumbuhan obat
juga dikatakan inflamasi ialah respon
(Kassahara dan Hemmi,1986).
biologis
Peningkatan
ditemukan
Radang atau inflamasi adalah satu
dari
jaringan
obat
vaskuler atas adanya bahaya seperti
sintetik berlangsung dengan cepat,
pathogen, kerusakan sel atau iritasi.
namun seiring bertambahnya waktu
Obat-obat antiinflamasi non-steroid
terjadi pula peningkatan kesadaran
(NSAID) merupakan suatu group
masyarakat terhadap dampak negatif
obat yang secara kimiawi tidak sama,
dari penggunaan obat-obatan sintetik.
yang berbeda aktivitas anti piretik,
Akibatnya memilih
penggunaan
kompleks
masyarakat
kembali
analgesik dan antiinflamasinya. Obat-
tumbuhan obat
sebagai
obat ini terutama bekerja dengan jalan 61
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
menghambat enzim siklo-oksigenase
termasuk ke dalam golongan flavon.
tetapi tidak enzim lipoksigenase.
Didalam
Tidak seperti obat NSAID, analgesik
flavonoid) dapat terhidrolisis oleh
non-narkotik mempuyai sedikit atau
asam lambung menjadi gula dan
tidak
aktivitas
aglikon apigenin. Apigenin terbentuk
Dibandingkan
dari proses hidrolisis apiin yang
mempunyai
antiinflamasi.
tubuh,
apiin
analgesik narkotik, maka keuntungan
dibantu
terapi analgesik non-narkotik tidak
(HCl)(Soedibyo, 1998).
menimbulkan ketergantungan fisik atau
toleransi.
Untuk
NSAID
tidak
boleh
bersama
dengan
obat-obat digunakan
Penelitian dilakukan
asam
lambung
sebelumnya
uji
efek
telah
antiinflamasi
ekstrak etanol daun seledri pada
karena
ekspresi iNOS dan produksi NO
mengurangi kadar NSAID dalam
secara in vitro pada sel makrofag
darah dan efektifitasnya (Gard, 2001).
J774.A1. Apiin sebagai komponen
Penelitian
aspirin
oleh
(glikosida
tentang
obat-obat
utama
ekstrak
daun
seledri
herbal antiinflamasi saat ini semakin
menunjukkan aktivitas penghambatan
berkembang, yaitu salah satunya daun
inflamasi
seledri. Apium graveolens L. atau
produksi nitrit oksida (NO) secara in
daun seledri memiliki komponen
vitro (dengan IC50 0,073 dan 0,08
metabolit sekunder yang berhasil
mg/mL, masing-masing untuk ekstrak
diisolasi dari seledri diantaranya
daun seledri dan apiin) dan ekspresi
glikosida,
dan
iNOS (dengan IC50 0,095 dan 0,049
flavonoid. Selain itu pada seledri juga
mg/mL, masing-masing untuk ekstrak
ditemukan apigenin, manit, inositol,
dan apiin) pada sel makrofag J774.A1
asparagina, glutamine, kolina dan
yang
linamarosa .Flavonoid merupakan
antiinflamasi dari ekstrak secara in-
senyawa
dapat
vivo ditunjukkan melalui penurunan
mempengaruhi proses inflamasi dan
ekspresi enzim iNOS (BPOM RI,
memiliki
2010).
apiin,
yang
apigenin,
dilaporkan
efek
Apigenin merupakan
antiinflamasi.
yang
diinduksi
bermakna
LPS.
pada
Efek
komponen
Berdasarkan latar belakang diatas,
flavonoid utama pada seledri yang
dilakukan penelitian uji aktivitas 62
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
antiinflamasi fraksi air ekstrak daun seledri
(ApiumgraveolensL.) pada
mencit
untuk
antiinflamasi
mengetahui dari
daun
efek seledri.
Sapri
penangas air, pletismometer.
Ekstraksi daun seledri (Hertog dkk, 1992)
Digunakan metode ekstraksi refluks karena
senyawa
Ekstraksimenggunakancarareflu
apigenin
yang
ks.Sebanyak 50 g simplisia kering
ekstrak
daun
daun seledri dan 250 ml etanol 62,5%
seledri tahan terhadap pemanasan.
di refluks selama 30 menit pada suhu
Pada penelitian ini digunakan fraksi
600C.
air karena apiin merupakan senyawa
dengan menuang filtrat dari labu. Sisa
glikosida flavonoid, dimana senyawa
filtrat direfluks sekali lagi. Satiap kali
glikosida
merupakan
proses refluks ditambahkan etanol
senyawa polar sehingga akan lebih
62,5% sebanyak 250 ml. Filtrat yang
mudah tertarik pada fraksi air.
diperoleh diuapkan hingga kental.
terkandung
dalam
flavonoid
Ekstrak
etanol
diperoleh
Ekstrak etanol kental 15 g METODE
ditambahkan dengan 50 ml etanol dan
Bahan dan Alat
ditambahkan air 150 ml. Kemudian
a. Bahan
dipartisi dengan metode cair-cair
Bahan yang digunakan adalah
menggunakan pelarut n-Heksan (3 x
daun seledri, kalium diklofenak 50
50 ml), dilakukan 3 kali partisi
mg, etanol 62,5%, air, HCL pekat,
dengan penambahan 50 ml pelarut
amil alkohol, n-heksan, kloroform,
pada setiap kali partisi sehingga
air raksa, Na CMC 0,5%, NaCL,
didapatkan ekstrak air dan ekstrak n-
dan karagenan 1%.
Heksan. Ekstrak air dipartisi kembali
b. Alat
dengan pelarut kloroform (3 x 50 ml),
Alat yang digunakan adalah neraca
dilakukan 3 kali partisi dengan
analitik, kondensor, labu alat bulat,
penambahan 50 ml pelarut pada setiap
heating mantle, statif dan klem,
kali
corong pisah, cawan porselen,
ekstrak kloroform dan ekstrak air.
gelas beker, gelas ukur, batang
Ekstrak air dari partisi kloroform
pengaduk, spuit, sonde, spidol,
tersebut
partisi
sehingga
dilanjutkan
didapatkan
ke
tahap 63
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
penguapan hingga di dapat ekstrak
ekor mencit putih jantan berumur
kental kemudian dibuat suspensi
sekitar 2 bulan dengan bobot rata-rata
untuk diinduksikan pada mencit putih
20-30 g. Mencit dibagi secara acak
sebagai antiinflamasi.
dalam 5 kelompok
yang mana
masing-masing kelompok berisi 3 mencit. Mencit diaklimatisasi dan
Uji Antiinflamasi Uji
efektivitas
antiinflamasi
ekstrak daun seledri menggunakan 15
dipuasakan selama 24 jam dengan diberi minum.
Tabel 1. Tabel kelompok perlakuan No kelompok
Nama kelompok
Hewan uji
I
Kelompok (-) / Na CMC
3 ekor
II
Kelompok (+) / kalium diklofenak
3 ekor
III
Ekstrak daun seledri 125 mg
3 ekor
IV
Ekstrak daun seledri 250 mg
3 ekor
V
Ekstrak daun seledri 500 mg
3 ekor
Setengah jam setelah perlakuan, tikus diberi injeksi 0,1 ml karagenan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian
efek
antiinflamasi
1% pada telapak kaki belakang kanan.
menggunakan metode pembentukan
Pengukuran
radang buatan pada telapak kaki
volume
edema
menggunakan pletismografdilakukan
belakang
mencit
putih
jantan.
selama 5 jam, dengan interval 1/2
Metode ini dipilih karena edema atau
jam.
radang merupakan salah satu gejala
Analisis Data
inflamasi yang dapat digunakan
Hasil pengukuran pengurangan
sebagai parameter untuk mengukur
edema atau bengkak pada kaki
potensi antiinflamasi suatu senyawa.
mencit diuji statistik dengan metode
Potensi
uji One way ANOVA dan dilanjutkan
berdasarkan kemampuan senyawa
dengan
tersebut dalam menghambat dan
uji
LSD
dengan
taraf
antiinflamasi
terjadinya
diukur
kepercayaan 95% serta perhitungan
mengurangi
radang.
ED50 dengan analis probit.
Fraksi air ekstrak daun seledri dibuat 64
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
dalam
berbagai
tingkatan
dosis
dengan tujuan melihat hubungan
Sapri
antiinflamasi
Kalium
Diklofenak
yang ditimbulkan pada hewan uji.
antara kenaikan dosis dengan efek PERSEN RADANG 180 160 140 kontrol (+)
120
kontrol (-)
100 80
dosis 125mg
60
dosis 250mg
40
dosis 500mg
20 0 0'
30'
60'
90' 120' 150' 180' 210' 240' 270' 300'
WAKTU
Gambar 4. Grafik persen radang Hasil
data
persen
radang
dilakukan uji One way ANOVA dan
kontrol positif sebagai antiinflamasi. Hasil
yang
sama
juga
dilanjutkan dengan uji LSD karena
ditunjukkan pada akhir pengamatan
terdapat perbedaan antara kelompok
menit ke-300. Ekstrak dosis I, II dan
kontrol dan perlakuan. Hasil uji LSD
III memiliki perbedaan terhadap
antara
dan
kontrol negatif (p < 0,05) tetapi pada
perlakuan pada menit ke 30 sampai ke
dosis I memiliki perbedaan terhadap
300 menunjukkan bahwa ekstrak
dosis II dan dosis III yang artinya
dosis II dan dosis III memiliki efek
dosis I, II dan III sama-sama
antiinflamasi
memiliki efek antiinflamasi tetapi
kelompok
yang
kontrol
ditunjukkan
dengan adanya perbedaan dengan
dosis
II
dan
dosis
III
daya
kontrol negatif, (p <0,05) dan tidak
antiinflamasinya lebih besar karena
memiliki perbedaan dengan kontrol
nilai pada dosis II dan dosis III tidak
positif, (p >0,05) yang artinya nilai
memiliki perbedaan dengan kontrol
pada ekstrak dosis II dan dosis III
positif (p >0,05).
memiliki efek hamper sama dengan
65
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
Inhibisi 85 75 65
Kontrol positif
55
Dosis 125 mg/kgBB
45
Dosis 250 mg/kgBB Dosis 500 mg/kgBB
35 25 15 0'
30'
60'
90' 120' 150' 180' 210' 240' 270' 300'
WAKTU
Gambar 5. Grafik persen inhibisi radang Ekstrak dosis III menunjukkan
sehingga ekstrak tersebut dapat
kemampuan menginhibisi lebih besar
memberikan efek antiinflamasi pada
dibandingkan dengan dosis I dan II.
mencit.
Setelah dilakukan perhitungan persen
menunjukkan
inhibisi radang, selanjutnya dilakukan
maksimum pada menit ke-180, hal
perhitungan ED50 pada menit ke 300
tersebut sesuai dengan penelitian
pengamatan. Nilai ED50 dari fraksi
terdahulu, yaitu edema berkembang
air ekstrak daun seledri adalah
dan mencapai puncak edema selama
sebesar 100 mg/kgBB.
3 jam setelah induksi karagenan dan
Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan ekstrak aktivitas
daun
bahwa
fraksi
seledri
antiinflamasi
menghambat
enzim
air
Dalam
penelitian
volume
edema
bertahan pada volume maksimal sekitar 5 jam setelah induksi.
memiliki dengan
yang mana
KESIMPULAN Dari
penelitian
yang
telah
merupakan mediator inflamasi. Pada
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa,
penelitian uji antiinflamasi ini diduga
fraksi
fraksi air ekstrak daun seledri
memilik aktivitas antiinflamasi pada
memiliki kandungan senyawa apiin,
mencit putih jantan. Dan dosis yang
air
ekstrak
daun
seledri
66
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 60-67
Sapri
memiliki aktivitas setara atau hampir
flavonoids in vegetables and fruits.J AgricFood Chem 40: 1591–1598. Kassahara S, Hemmi S. 1986. Medical Herb Index in Indonesia. Ed. ke-2. Jakarta : PTEisai Indonesia, dalam Makiyyah 2003 Kee, Joyce.L dan Hayes. Evelyn.R, 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Dr. Peter Anugrah (Alih Bahasa). EGC, Jakarta. Laura, JP. 2007. Perbedaan lingkungan dan masa tanam seledri (Apium graveolens L.) terhadap senyawa bioaktif apigenin. Bogor:Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Lee, J.-H et al, 2007. Antiinflammatory mechanisms of apigenin : inhibition of cyclooxygenase-2 expression, adhesion of monocytes to human umbilical vein endothelial cells, and expression of cellular adhesion molecules. Archives of pharmacal research, 30(10). Markham,K.R.1988.CaraMengidenti fikasiFlavonoid.Bandung:Penerbi tITB. Soedibyo,M., Dalimartha., S. 1998. PerawatanRambutdengan Tumbuhan Obat dan Diet Suplemen. Jakarta :Swada
sama dengan kontrol positif adalah dosis 500 mg/kgBB. ED50 dari fraksi air ekstrak daun seledri yaitu 100 mg/kgBB, yaitu dalam 100 mg/kgBB dapat memberikan efek terapi median pada 50% kelompok.
DAFTAR PUSTAKA Badan POM RI.2010.AcuanSediaanHerbal.Ja karta:BadanPengawasObatdan Makanan RI.Hal.37-39 Crozier A, Jensen E, Lean MEJ, Mc Donald MS. 1997. Quantitative analysis of the flavonoids content of commercial tomatoes, onions, lettuce, and celery. J Agric Food Chem 45: 590–593. Dalimartha, S. 2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal.171-177 Duke, JA. 1999. US. Department of Agriculture Phytochemistry and Ethnobotanical Database. DepartemenKesehatanRI.2000.Para meterStandarUmumEkstrakTana manObat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal.10-11 Gard, Paul. 2001. Human Pharmacology, Chapter IX. 135. Taylor & Francis. London, New York. Harborne,J.B.1987.MetodeFitokimia. Bandung:PenerbitITB.Hal.94,102 , 155, 234-238. Hertog MGL, Hollman PCH, Venema DP. 1992. Optimization of a quantitative HPLC determination of potentially anticarcinogenic
67