TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KONVERSI SISTEM INFORMASI PEGADAIAN
Dosen Mata Ajaran : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Primasti Ramadhani P056131842.47E
Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014
BAB I Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi ditandai dengan berbagai kemudahan-kemudahan dalam menjalan sebuah proses dimana sebelumnya beberapa hal harus dilakukan secara manual dengan pencatatan yang lebih rumit. Teknologi menjadikan beberapa pekerjaan tersebut menjadi jauh lebih rapi dan terpola sehingga meningkatkan efisiensi dari waktu, tenaga dan biaya. Peluang sepeti ini dapat dimanfaatakan tiap individu penggunanya baik dari skala individu hingga perusahaan sebagai peluang untuk memperbesar usahanya dengan menerapakan teknologi sistem informasi pada proses yang berlangsung pada perusahaannya. Seiring dengan berjalannya waktu. Semakin banyak pula perusahaan yang menerapkan sistem informasi pada usahanya. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu mencari inovasi lebih agar dapat bertahan dan bersaing ditengah perusahaan sejenis. Adanya beberapa perubahan dalam berbagai lini dalam perusahaan yang bertujuan meningkatkan efisiensi dalam proses usaha, sehingga dapat memberikan perusahaan kesempatan untuk memperluas bisnisnya. Adanya perubahan maupun penambahan sistem informasi pada pelayanan yang diberikan kepada nasabah dapat menambah nilai lebih pada perusahaan tersebut. Semakin mudah dan prakstis pelayanan yang diberikan kepada nasabah, semakin banyak nasabah yang tertarik untuk bekerja sama maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh perusahaan. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaanfokus pada perkembangan sistem informasi dalam usahanya. Kemudahan akses nasabah pada perusahaan menciptakan komunikasi yang baik sehingga membangun kepercayaan nasabah terhadap perusahaan, selain tentusaja mempermudah divisi marketing dalam pemasaran produknya dan menurunkan cost pemasaran.
1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak dari konversi sitem informasi dari sebuah perusahaan baik kepada perusahaan itu sendiri maupun customer
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Informasi
Definisi sistem informasi Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM., (1999: 11), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. . Sedangkan menurut O’Brien sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Menurut O’Brien (2005), tujuan dari banyak perusahaan saat ini adalah untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi untuk mendukung para pegawai mereka dalam mengeimplementasikan proses bisnis kooperatif dengan para pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Oleh karena itu, keberhasilan sistem informasi tidak seharusnya hanya diukur melalui efisiensi dalam hal meminimalkan waktu, biaya, dan penggunaan sumber daya informasi. Keberhasilan juga harus diukur dari efektivitas teknologi informasi dalam mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Dilihat dari perspektif managerial, fungsi dari sistem informasi adalah 1. Minimalisasi Resiko Kehadiran teknologi informasi diharapkan mampu membantu perusahaan untuk mengurangi resiko bisnis yang ada, dapat pula menjadi sarana untuk membantu manajemen untuk mengelola resiko. Salah satu contoh resiko yang berkaitan dengan keuangan. 2. Pengurangan Biaya Perbaikan, efisiensi dan optimalisasi berbagai divisi yang ada diperusahaan smerupakan salah satu fungsi teknologi informasi sebagai katalisator dalam usaha perusahaan mengurani
biaya
operasional
perusahaan pada akhirnya
dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Terdapat 4 cara teknologi informasi untuk
mengurangi biaya yang kerap keluar pada kegiatan operasional perusahaan, antara lain Eliminasi proses, Simplikasi proses, Integrasi Proses dan Otomatisasi proses. 3. Value Adding Tujuan akhir dari proses peningkatan nilai tambah suatu bisnis bukan sekedar kepuasan pelanggan semata, tetapi juga menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga konsumen bersedia menjadi pelanggan perusahaan untuk jangka panjang. 4. Menciptakan Arena bersaing Baru Perkembangan teknologi informasi ditandai pesatnya teknologi internet yang telah menciptakan arena bersaing baru bagi suatu bisnis.yaitu persaingan di dunia maya melalui konsep e-bussines, eprocurement, e-commerce, e-commerce dan lain-lain. Sistem Informasi dapat bersifat formal atau informal. Sistem Formal bertumpu pada aturan yang tetap dan disepakati bersama mengenai data serta prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, menyebarkan dan menggunakan data tersebut, contohnya Sistem Informasi Bisnis. Sistem Informal bertumpu pada kesepakatan secara tersirat (implisit) serta kebiasaan yang tidak diatur secara jelas. Tidak ada kesepakatan informasi apa yang terlibat, bagaimana menyimpan dan menyebarkan informasi tersebut, contohnya jaringan gosip di kantor. Sistem Informasi yang bersifat formal dapat dijalankan secara manual menggunakan kertas dan pensil.atau dengan bantuan computer menggunakan hardware dan software. 2.2 Konversi Sistem Konversi system merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan IT dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari system lama ke sistem baru. Derajad kesulitan dan kompleksitas dalam pengkonversian dari system lama ke sistem baru tergantung pada sejumlah faktor. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus (canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan relatif lebih mudah. Jika Konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, database baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendaii baru, jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedumya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang. Ada empat metode konversi sistem, yaitu : 1. Konversi Langsung (Direct Conversion) Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru. Cara ini merupakan yang paling berisiko, tetapi murah. Konversi langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang
kadang-kadang disebut pendekatan cold turì<ey. Apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama. Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila : 1. Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain. 2. Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai. 3. Sistem yang barn bersifat kecil atau sederhana atau keduanya. 4. Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara sistem – sistem tersebut tidak berarti. Kelebihan : Relatif tidak mahal. Kelemahan : -Mempunyai risiko kegagalan yang tinggi. -Apabila konversi langsung akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan --pelatihan yang dibahas sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting.
Gambar 1. Konversi Langsung 2. Konversi Paralel (Parallel Conversion) Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah melalui masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama segera dihentikan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua system sekaligus. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa période waktu dan kebalikan dari konversi langsung. Dalam mode konversi paralel, output dari masing-masing system tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi. Kelebihan : Memberikan derajad proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru. Kelemahan : Besarnya biaya untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut.
Ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan pemakai.
Gambar 2. Konversi Paralel 3. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) Konversi ditakukan dengan menggantikan suatu bagian dari system lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modulmodul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit mengganti yang lama. la menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus disegmentasi. Kelebihan : Kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimasi, dan sumbersumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama période waktu yang luas. Kelemahan : Keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab orang-orang tidak pernah merasa menyelesaikan sistem.
Gambar 3. Konversi Bertahap
Sistem baru diimplementasi beberapa kali, sedikit demi sedikit untuk menggantikan sistem yang lama
Sistem harus disegmentasi
Perlu biaya tambahan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama.
Daya terapnya terbatas, proses implementasi membutuhkan waktu yang panjang
4. Konversi Pilot (Pilot Conversion) Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi.
Gambar 4. Konversi Pilot
Metode Untuk Mengkonversi File Data Yang Ada Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh profesional sistem menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru. Dengan mengkorversi suatu file, maksudnya adalah bahwa file yang telah ada {existing) harus dimodifikasi setidaknya dalam : 1.
Format file tersebut
2.
Isi file tersebut
3.
Media penyimpanan dimana file ditempatkan
Dalam suatu konversi sistem, kemungkinan beberapa file bisa mengalami ketiga aspek konversi tersebut secara serentak. Terdapat dua metode dasar yang bisa digunakan untuk menjalankan konversi file : 1. Konversi File Total Konversi file total dapat digunakan bersama dengan semua metode konversi file sistem di atas. Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada media yang bisa dibaca komputer, maka bisa dituliskan program sederhana untuk mengkonversi file dari format lama ke format baru. Umumnya pengkonversian dari satu sistem komputer ke sistem yang lain akan melibatkan tugas-tugas yang tidak bisa dikerjakan secara otomatis. Rancangan file baru hampir selalu mempunyai field-field record tambahan, struktur pengkodean baru, dan cara baru perelasian item- item data (misalnya, file-file relasional). Seringkali, selama konversi file, kita perlu mengkonstruksi prosedur
kendali yang rinci untuk memastikan integritas data yang bisa digunakan setelah konversi itu. Dengan menggunakan klasifikasi file berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama konversi. 2. Konversi File Gradual Konversi file gradual (sedikit demi sedikit), umumnya digunakan dengan metode paralel dan phase-in. Dalam beberapa contoh, ia akan bekerja untuk metode pilot. Umumnya konversi file gradual tidak bisa diterapkan untuk konversi sistem langsung. Pengalihan Sistem Informasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru dapat berakibat fatal, terjadi karena : 1. Belum siapnya sumber daya untuk mengaplikasikan system yang baru. 2. System baru sudah terpasang, namun terdapat kesalahan prosedur dalam pelaksanaanya, sehingga perubahan tidak dapat terjadi. Sehingga keberadaan system baru justru mempersulit kinerja yang sudah ada. 3. Perencanaan dan aplikasi sistem Informasi tidak memiliki arah dan tahapan yang baik. 4. Tidak ada komunikasi yang baik diantara vendor sebagai penyedia IT dengan perusahaan sebagai pengguna, sehingga system baru yang terbentuk menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. 5.
Perusahaan memandang perubahan teknologi merupakan hal yang harus dilakukan agar perusahaan
tidak
ketinggalan
zaman.
Namun
sebenarnya
perusahaan
tidak
membutuhkan teknologi tersebut. 6.
Level kematangan perusahaan terhadap TI masih rendah.
7.
Fenomena ini terjadi karena dengan adanya perubahan dari sistem lama ke sistem baru maka akan terjadi keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi, proses kerja), kultural (perilaku, mind set, komitmen) dan politikal (munculnya isu efisiensi karyawan/PHK, sponsorship/dukungan top management). Dengan adanya ketiga hal ini maka terjadi saling tuding di dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan bawahan yang bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu sendiri.
Langkah-langkah yang dilakukan agar kesalahan alih sistem informasi dapat dihindari: 1.
Lihat kembali dan koreksi visi yang ingin di bangun, pelajari implementasi apa yang belum maksimal dan latih sumber daya manusia agar mampu mengoptimalkan peranti yang sudah dibeli. Hal ini hanya akan mungkin untuk dilaksanakan apabila pimpinan
perusahaan mengetahui tentang TI/sedikit tentang TI, sehingga dia paham apa yang ingin dicapai perusahaannya dengan mengaplikasikan TI ini. 2.
Harus menciptakan sinergisme diantara subsistem-subsistem yang mendukung pengoperasian sistem sehingga akan terjadi kerjasama secara terintegrasi diantara subsistem-subsistem ini. Asumsi hanya akan tercapai apabila para perancang sistem ini mengetahui masalah-masalah informasi apa yang ada di perusahaan dan yang harus segera di selesaikan. Biasanya para perancang sistem ini akan mulai pada tingkat perusahaan, selanjutnya turun ke tingkat-tingkat sistem.
3.
Para perancang Sistem Informasi harus menyadari bagaimana rasa takut di pihak pegawai maupun manajer dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proyek pengembangan dan sistem operasional. Manajemen perusahaan, dibantu oleh spesialis informasi, dapat mengurangi ketakutan ini dan dampaknya yang merugikan dengan mengambil empat langkah berikut :
4.
Menggunakan komputer sebagai suatu cara mencapai peningkatan pekerjaan (job enhancement) dengan memberikan pada komputer tugas yang berulang dan membosankan, serta memberikan pada pegawai tugas yang menantang kemampuan mereka.
5.
Menggunakan komunikasi awal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan. Pengumuman oleh pihak manajemen puncak pada awal tahap analisis dan penerapan dari siklus hidup sistem merupakan contoh strategi ini.
6.
Membangun hubungan kepercayaan antara pegawai, spesialisasi informasi dan manajemen. Hubungan tersebut tercapai dengan sikap jujur mengenai dampak-dampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji. Komunikasi formal dan penyertaan pemakai pada tim proyek mengarah pada tercapainya kepercayaan.
7.
Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan. Pertama, identifikasi kebutuhan pegawai, kemudian memotivasi pegawai dengan menunjukkan pada mereka bahwa bekerja menuju tujuan perusahaan juga membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka.
AJAX Asynchronous JavaScript And XML, atau disingkat
AJAX adalah suatu teknik
pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar interaksi pada komputer web surfer, melakukan pertukaran data dengan server di belakang layar, sehingga halaman web tidak harus dibaca
ulang secara keseluruhan setiap kali seorang pengguna melakukan perubahan. Hal ini akan meningkatkan interaktivitas, kecepatan, dan usability. AJAX merupakan kombinasi dari : 1. XHTML (atau HTML) dan CSS untuk bahasa mark up dan tampilan. 2. DOM yang diakses dengan client side scripting language, khususnya implementasi ECMAScript seperti JavaScript dan Jscript, untuk menampilkan secara dinamis dan berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan. 3. Objek XMLHttpRequest untuk melakukan pertukaran data asinkronus dengan web server. Pada beberapa framework dan kasus AJAX, objek IFrame lebih dipilih daripada XMLHttpRequest untuk melakukan pertukaran data dengan web server. 4. XML umumnya digunakan sebagai format untuk pengiriman data, walaupun format lain juga memungkinkan seperti HTML, plain text, JSON dan EBML. Seperti halnya DHTML, LAMP, atau SPA, AJAX bukanlah teknologi spesifik, melainkan merupakan gabungan dari teknologi yang dipakai bersamaan. Bahkan, teknologi turunan/komposit yang berdasarkan AJAX, seperti AFLAX sudah mulai bermunculan. Teknologi AJAX memungkinkan sebuah aplikasi berbasis web akan seinteraktif aplikasi berbasis desktop. Jika pada aplikasi web sekarang ini user perlu me-refresh atau me-load ulang seluruh halaman web jika ingin melihat update data, maka dengan menggunakan teknologi AJAX ini aplikasi berbasis web hanya me-load data yang akan di-update tanpa harus me-load seluruh halaman web. AJAX menggunakan sebuah objek yang bernama XMLHTTP Respon untuk berkomunikasi dengan server, kemudian dengan DOM hasil dari permintaan tersebut ditampilkan pada halaman web yang diinginkan. PHP Menurut dokumen resmi PHP (Abdul Kadir, 2002), PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya akan dikirim ke klien, tempat User menggunakan browser. Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihatlihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut ”Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal-bakal PHP. PHP adalah server side scripting environment yang dapat digunakan untuk membuat dan menjalankan aplikasi-aplikasi di web server agar menjadi lebih interaktif dan programmable. Dengan PHP, aplikasi-aplikasi yang ada di web server benarbenar akan
dijalankan di web server tanpa mengharuskan adanya tambahan atau syarat tertentu untuk sisi client (web browser). PHP biasanya dijadikan sebagai modul dalam suatu web server agar bisa mengeksekusi file-file PHP yang tersedia di web server. PHP dapat berjalan di hampir seluruh platform, open source, dan berlisensi Gnu Public License (GPL). Sebagai tambahan untuk memanipulasi isi dari halaman web, PHP juga dapat mengirimkan HTTP header yang dapat digunakan untuk setting cookies, mengatur proses authentikasi dan me-redirect User. PHP juga mempunyai koneksi dengan banyak database termasuk dengan ODBC serta berintegrasi dengan beragam librari eksternal yang membantu web developer untuk melakukan semuanya. PHP menyatu dengan halaman web sehingga tidak dibutuhkan aplikasi khusus untuk membuatnya. Secara sintaks PHP serupa dengan bahasa C dan Perl. Web developer tidak harus mendeklarasikan variabel sebelum menggunakannya dan dengan PHP mudah untuk membuat array dan hash (array berassosiasi). Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain : 1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. 2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan configurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. 4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah system. MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasuskasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB,
dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius. MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizernya dalam melakukan proses perintahperintah SQL, yang dibuat
oleh user maupun
programprogram aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.
Perusahaan umum pegadaian Perusahaan umum pegadaian adalah suatu perusahaan milik dibawah naungan
departemen keuanganIndonesia. Perusahaan ini sendiri bergerak dibidang perkreditan seperti dunia perbankan lainnya, namun pencairan kredit yang telah diajukan harus disertai barang ataupun lainnya sebagai barang jaminan. Perbedaan yang kedua adalah pengajuan kredit tersbut lebih mengarah masyarakat menengah kebawah, hal ini tercermin dari barang jaminan serta besarnya jumlah pengajuan kredit yang ada. Perusahaan umum pegadaian dalam perkembangannya menjalankan banyak bidang usaha agar dapat bertahan atau bahkan mungkin bersaing dengan dunia perbankan lainnya. Saat ini ada 5 (lima) bidang usaha antara lain perkreditan/pegadaian, jasa taksir, galeri 24, koin emas ONH, jasa penitipan barang dan yang paling baru adalah pegadaian syariah. Selain banyaknya bidang usaha tersebut membuat perusahaan umum pegadaian juga menginginkan adanya pembaharuan dalam proses transaksi sehari-hari. Guna semakin memantapkan langkah perusahaan umum pegadaian dalam menyongsong eraglobalisasi dan pasar bebas, dimana tidak ada lagi istilah monopoli dan perlindungan dari pemerintah. Dan penggunaan teknlogi informasi (TI) menjadi salah satu selain pengembangan sumber daya manusia yang ada. Pengembangan teknologi informasi yang tengah berjalan di PT Pegadaian (Persero) dengan mengganti program Siscadu dengan Passion merupakan transformasi agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Sentralisasi data yang dilakukan dengan sistem online akan mempermudah manajemen melakukan monitoring dan evaluasi program-program kerja yang terkait dengan kegiatan operasional secara realtime. Pembuatan rencana kerja pun dapat dilakukan dengan lebih tepat lantaran didukung oleh data yang akurat. 3.2 Pengaruh Konversi Perubahan SI lama ke SI baru dapat mengakibatkan kesalahan yang berakibat fatal bagi organisasi dapat terjadi karena pemahaman organisasi akan SI yang digunakan tidak memadai dan bentuk organisasi yang tidak tepat bagi SI. Hal lainnya adalah koreksi, pengujian serta evaluasi dari SI yang dilakukan. Suatu kesalahan/kegagalan dapat saja terjadi dan berakibat fatal pada organisasi ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke sistem yang baru. Faktor manusia, proses dan teknologi adalah beberapa penyebabnya. Namun demikian, kebanyakan kegagalan justru terjadi bukan karena
teknologinya, tetapi lebih kepada masalah selain teknologi. Beberapa penyebab suatu sistem baru gagal untuk diimplementasikan antara lain deisebabkan oleh
minimnya integrasi
program manajemen perubahan. Implementasi sistem teknologi informasi (TI) tentunya membutuhkan perubahan radikal, mulai dari pola pikir, cara kerja, sampai pada pelaksanaan rutinitas sehari-hari. Misalnya untuk membuat user kompatibel terhadap sistem kerja baru membutuhkan
usaha
yang
lebih
dari
sekedar
instalasi
dan
training
teknis.
Kegagalan menjabarkan business value. Kebanyakan implementator melakukan kesalahan yang paling mendasar, yaitu dalam mengimpementasikan sistem baru hanya melihat dari sisi teknologi saja. Kebanyakan dari mereka hanya menghabiskan waktu untuk membuat analisa, desain dan arsitektur tetapi lupa bahwa sistem baru dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah bisnis mereka. Jadi, sebaiknya perusahaan memulai dengan melihat masalah bisnisnya terlebih dulu. Meremehkan akibat yang ditimbulkan karena perubahan organisasi. Resisten terhadap perubahan merupakan faktor utama yang menggagalkan sebuah proyek, resistensi seringkali terjadi karena takut berubah dan menyesuaikan dengan sistem yang baru. Untuk mengatasinya perlu dibuat suatu rencana Manajemen Perubahan Organisasi (OCM). Kekurangan tenaga ahli. Dalam implementasi suatu sistem/teknologi baru dibutuhkan tenagatenaga yang ahli dibidangnya. Perusahaan biasanya tidak mempersiapkan tenaga tersebut dalam implementasi sistem barunya. Membiarkan vendor mengatur arsitektur bisnis perusahaan. Impementasi sistem baru sebaiknya tidak diserahkan sepenuhnya ke vendor, karena biar bagaimanapun perusahaan adalah yang paling memahami proses bisnis yang dijalaninya, sehingga akan sangat mungkin terjadi kekacauan apabila vendor yang memegang kendali terhadap perencanaan dan pengembangan aplikasi bisnis perusahaan. Partisipasi langsung end user dalam perencanaan dan pengembangan aplikasi bisnis perusahaan sangatlah penting untuk memastikan bahwa sistem tersebut memenuhi kebutuhan mereka. Kemampuan manajemen proyek yang lemah/buruk. Perusahaan tidak memperhatikan manajemen proyek sebagai sesuatu yang penting sehingga proses-proses implementasi sistem tidak mengacu standar manajemen proyek yang diawali dengan perencanaan. Di samping itu, kurangnya sumberdaya yang berdedikasi dan berkonsentrasi penuh sehingga kelanjutan implementasi sistem baru dapat tersendat. Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan pada konfigurasi sistem. Percobaan-percobaan teknologi. Usaha-usaha untuk membangun interface, mengubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan mengubah data biasanya diremehkan. Rendahnya keterlibatan Eksekutif. Implementasi
membutuhkan keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adanya partisipasi yang terdiri dari bisnis dan TI serta dapat membantu penyelesaian konflik-konflik. Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target, terutama untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, customisasi laporan dan biaya konsultan. Evaluasi sistem informasi yang tidak mencukupi. Organisasi biasanya tidak cukup memahami apa dan bagaimana sistem/teknologi informasi bekerja sampai mereka sepakat untuk menerapkannya. Konversi suatu sistem lama ke sistem baru memerlukan suatu proses secara bertahap. Metode konversi dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru kedalam organisasi. Analisa hasil uji coba fitur aplikasi dilakukan untuk mengetahui dan menguji manfaat aplikasi terhadap kebutuhan dasar sistem. Analisa uji coba ini ditujukan untuk mengevaluasi hasil akhir terhadap uji coba yang telah dilakukan trerhadap kebutuhan sistem. Pada uji coba aplikasi yang dilakukan seperti pada Uji Coba login hingga Uji Coba laporan membuktikan bahwa aplikasi telah dapat berjalan dengan baik, tidak terdapat error dan terdapat error handling atau penanganan kesalahan. Dengan hasil uji coba tersebut maka membuktikan aplikasi telah dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya penerapan SIM dalam PERUM Pegadaian diharapkan dapat membantu pegawai dalam proses pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Dalam beberapa pengamatan PERUM Pegadaian mengalami masalah pembengkakan biaya pada penyediaan barang-barang, yang diakibatkan karena pada pengeluaran barang yang kurang terkoordinir. Hal ini tentunya berakibat pada peningkatan biaya yang harus ditanggung perusahaan. Faktor lain yang mendukung kinerja pegawai adalah Kemampuan yang dimiliki oleh pegawai. Kemampuan pegawai yang sesuai tuntutan tugas pekerjaan, merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan. Program pengembangan pegawai melalui pelatihan yang sesuai dan kontinu merupakan sarana untuk memutakhirkan kemampuan pegawai tersebut. Lebih-lebih pada perusahaan yang berada pada industri yang mengalami perubahan fundamental dalam proses bisnisnya melalui implementasi teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu industri yang tengah mengalami transformasi dalam implementasi teknologi informasi adalah industry perbankan. Tekanan persaingan dan tuntutan kualitas layanan bagi nasabah, serta aktivitas operasi bank yang kompleks, akibat jenis transaksi beragam, frekuensi transaksi yang tinggi setiap hari, mendorong perusahaan melakukan otomatisasi operasionalnya dengan implementasi teknologi informasi. Namun permasalahan yang terjadi dilapangan adalah bahwa karena
kurangnya kemampuan pegawai dalam menggunakan peralatan yang ada, sehingga masih ada pekerjaan yang dilakukan secara manual. Pembukaan Unit Pelayanan Cabang (UPC) dan kantor cabang Pegadaian yang semakin pesat memaksa pengadaan barang harus tepat waktu di seluruh kantor cabang Pegadaian. Pemenuhan kebutuhan cabang tersendat karena harus menunggu Kantor Pusat melakukan tender pengadaan barang terlebih dahulu. Tender yang dilakukan sering berjalan lama karena proses tender tersebut tidak semudah organisasi lain seperti Pertamina yang sudah memiliki sendiri, sehingga pada saat mereka ingin melakukan tender, rekanan sudah dapat langsung mengirimkan syarat administrasi yang diperlukan sehingga tidak memakan waktu lama dan lebih efektif. Keluar masuknya barang sering tidak disesuaikan dengan bukti dokumen surat keluar, misalnya terkadang setiap pengiriman barang ke cabang langsung dikirim ke cabang-cabang tanpa koordinasi dengan bagian administrasi di logistik. Bagian Pembelian langsung mengirimkan barang, setelah sebulan bukti pengiriman di berikan ke bagian administrasi logistik, sehingga terkadang barang keluar dengan sisa barang di gudang tidak sama. Selain itu juga terlihat bahwa motivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan masih kurang, hal ini terlihat dari banyaknya pegawai yang menyelesaikan melewati jam kerja dan bahkan harus melakukan lembur. Tidak tertibnya sistem administrasi ini seringkali membuat pihak rekanan mendapat kesulitan pada saat melakukan penagihan, karena barang material inventaris/pengadaan yang akan dibayar tidak dilakukan registerasi terlebih dahulu. Setiap pembelian barang inventaris dan pengadaan barang perusahaan seharusnya dilakukan pencatatan nomor register. Sehingga pada saat bagian kasir melakukan pembayaran, dapat langsung mengambil nomor register yang dituju, dan setelah dilakukan pembayaran, maka barang yang dibayar tersebut akan menjadi barang inventaris dan akan menambah jumlah barang inventaris milik perusahaan. Bagian Administrasi juga sering mengalami kendala pada saat melakukan mutasi dan penghapusan barang inventaris. Banyak sekali barang-barang inventaris yang tidak dilakukan registrasi, karena bagian pembelian tidak menginformasikan kepada bagian administrasi, sehingga pada saat akan dilakukan penghapusan atau mutasi dari suatu divisi tidak dapat dilakukan karena inventaris tersebut tidak tercatat dalam daftar inventaris lain perusahaan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Sistem Informasi telah banyak mempermudah berbagai proses transaksi di perum pegadaian. Sehingga meningkatkan efisiensi berbagai proses di pegadaian. Hal ini menyediakan waktu bagi pegadaian untuk melakukan hal lain seperti ekspansi pasar dan erbaikan di bidang operasional. Konversi dapat bernilai baik apabila sosialisasi juga ditlakukan oleh perusahaan. Sehingga karyawan dapat memahami kelebihan penggunaannya. Penyelasan tujuan antara manajemen dan karyawan diharapkan dapat mebawa kemajuan bagi perusahaan. 4.2 Saran Kemajuan pada sistem pegadaian baiknya dapat dijadikan salah satu promosi untuk memperluas pasar pegadaian. Berbagai kemudahan dapat menjadi pertimbangan bagi nasabah untuk menjadikan pegadaian sebagai solusi bagi kebutuhan nasabah. Walaupun Pegadian sudah besar dan solid, tidak ada salahnya untuk melakukan perluasan pasar
DAFTAR PUSTAKA Jogianto, H.M., 1995, Analisa dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta Anoraga Pandji dan Sudantoko Djokos, 2002, Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. Muhammad, 2003, Pegadaian Syariah, Salemba, Jakarta. Hakim, Lukmanul, 2010, Bikin Website Super Keren dengan PHP & jQuery, Lokomedia, Yogyakarta. Kadir, Abdul, 2010, Membuat Aplikasi Laporan Menggunakan PHP, Andi, Yogyakarta. Pegadaian, “Kredit Cepat Aman”, http://www.pegadaian.co.id/p.kca.php?uid= (Diakses tanggal 01 Februari 2014). O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition. Mc Graw Hill. Inc Boston