Laporan Tahunan
Towards Greater Performance
2010
Annual Report
Laporan Tahunan
2010 Annual Report
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 5th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Tel. (62-21) 515 5115 (hunting) Fax. (62-21) 515 5106 www.kpei.co.id
Towards Greater Performance
Laporan Tahunan
2010
Annual Report
Daftar Isi Contents 01
Halaman Tema Theme Page
38
Teknologi Informasi Information Technology
02
Sekilas KPEI KPEI In Brief
42
Sumber Daya Manusia Human Resources
03
Visi Misi Vision Mission
48
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
04
Nilai-nilai Inti Core Values
60
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
05
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
64
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
06
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
74
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
12
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
80
Data Perusahaan Corporate Data
18
Strategi Bisnis Business Strategy
86
26
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors’ Statement
Tinjauan Bisnis Business Review
87
Laporan Keuangan Financial Statements
Menuju Kinerja yang Lebih Baik Dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional, di tahun 2010 Pasar Modal Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan yang sangat baik. KPEI terus memberikan dukungan dengan meningkatkan layanan serta mengembangkan kapasitas dan kompetensi dalam bidang manajemen risiko. Fokus pada pengguna jasa dan tekad untuk meraih pencapaian terbaik, disertai integritas, kehati-hatian, dan kerja sama merupakan nilai inti yang senantiasa dijunjung. Semua hal ini mengantarkan KPEI menuju kinerja yang lebih baik.
Towards Greater Performance
KPEI Annual Report 2010
By leveraging the momentum of national economic growth, the Indonesian Capital Market in 2010 managed to record an outstanding growth. KPEI continued to give supports by improving services and developing its capacity and competence in the area of risk management. Customer focus and determination to attain achievement of excellence, as well as integrity, prudence, and fellowships are the core values which remain upheld. All of these have led KPEI towards greater performance.
1
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sekilas KPEI KPEI In Brief
2
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian atas transaksi bursa. Perusahaan yang juga merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) ini didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 dan memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri Kehakiman RI. KPEI memperoleh ijin operasional dari Bapepam-LK pada tanggal 1 Juni 1998 berdasarkan SK No. Kep-26/PM/1998. Seluruh saham KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sesuai dengan Akta Notaris Perubahan Anggaran Dasar No. 173 tanggal 19 Juni 2009.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) is the only institution in Indonesia performing the clearing and guarantee for the settlement of stock exchange transactions. The Company, which is also a Self-Regulatory Organization (SRO), was established based on a Notarial Deed No. 8 dated 5 August 1996 and obtained its status as a legal entity on 24 September 1996 through the approval of RI Minister of Justice. KPEI received operational licence from Bapepam-LK on 1 June 1998 based on SK No. Kep-26/PM/1998. All of KPEI shares is owned by the Indonesia Stock Exchange (IDX) according to the Notarial Deed Amendment of Articles of Association No. 173 dated 19 June 2009.
Dalam kurun waktu lebih dari satu dasawarsa menjalankan fungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI terus berperan aktif dalam pengembangan infrastruktur pasar modal guna mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik. KPEI senantiasa berusaha menyediakan layanan terbaik dengan terus menerus menyempurnakan sistem pengelolaan risikonya. Saat ini KPEI menyelenggarakan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk saham, obligasi, serta produk derivatif. Dalam kapasitasnya sebagai Central Counterparty (CCP), KPEI menerapkan sistem Continuous Settlement dengan fasilitas intraday, menyediakan fasilitas pinjam meminjam efek, serta mengelola Agunan Anggota Kliring dan Dana Jaminan. Secara umum, kehadiran KPEI lebih meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi bursa di BEI.
Within more than a decade performing its function as a Clearing and Guarantee Institution, KPEI remains its active role in developing capital market infrastructures to actualize a safe and attractive Indonesian capital market. KPEI maintains its endeavors by providing the best service by conducting constant improvements on its risk management system. Currently, KPEI performs clearing and guarantee of settlement transactions for stocks, bonds, and derivative products. In its capacity as the Central Counterparty (CCP), KPEI applies the Continuous Settlement with intraday facility, provides securities borrowing and lending, and manage the Clearing Member’s Collateral and Guarantee Funds. In general, the presence of KPEI has increased efficiency and certainty of the settlement of stock exchange transactions in IDX.
Visi Misi Vision Mission VISI Menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di Pasar Modal Indonesia
VISION To become the Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best service in Indonesian Capital Market
MISI
MISSION
To actualize a safe and attractive Indonesian Capital Market
KPEI Annual Report 2010
Mewujudkan Pasar Modal Indonesia yang aman dan menarik
3
Nilai-Nilai Inti Core Values Customer Focus KPEI senantiasa mengutamakan kepentingan dan kebutuhan Pengguna Jasa serta berupaya memberikan pelayanan dengan mutu terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Fokus terhadap pengguna jasa merupakan sikap yang responsif, proaktif, berpandangan luas, dan siap membantu pihak yang membutuhkan.
KPEI places strong emphasis of the needs and interest on the Customers at all times, also exerts every effort to provide the best-quality service to all stakeholders, both internal and external. Customer Focus reflects our collective conduct that are responsive, proactive, with broad perspectives and ready to lend a hand.
Achievement of Excellence KPEI senantiasa berupaya memberi kontribusi yang maksimal, menjaga keseimbangan antara tujuan dan proses guna meraih hasil yang terbaik.
KPEI constantly strives to contribute optimally, maintaining a balance between aims and means to produce the very best.
Integrity KPEI senantiasa menjaga konsistensi antara pikiran, ucapan dan tindakan, melakukan diskusi secara terbuka, mendukung keputusan yang telah ditetapkan, serta menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi.
KPEI is always consistent in thoughts, words as well as deeds. Engages in open discussions, supports the decision that has been taken, and cultivates a high sense of belonging.
Prudence KPEI mengharuskan semua pihak di lingkungan Perusahaan untuk mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan dan pengambilan keputusan serta menerapkan kaidah pengelolaan risiko yang baik dan benar.
KPEI requires everyone in the Company to consider the outcome of every action and decision and adopt the principles of risk management in line with best practices.
Fellowship
KPEI Laporan Tahunan 2010
KPEI senantiasa menumbuhkan kerja sama tim yang erat, bersikap saling mendukung dan saling menghargai.
4
KPEI continuously nurtures strong teamwork and is supportive and respectful to one another.
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Neraca
Balance Sheets
dalam jutaan Rupiah
in million Rupiah
2010
2009
2008
2007
2006
ASET
Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2,127,622
1,754,911
867,896
2,689,215
1,175,081
Current Assets
91,707
68,886
36,106
28,649
24,985
Non-Current Assets
2,219,329
1,823,797
904,002
2,717,864
1,200,066
TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar JUMLAH KEWAJIBAN JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY 1,664,887
1,396,802
606,648
2,480,748
1,068,182
Current Liabilities
7,905
6,957
6,645
6,113
6,013
Non-Current Liabilities
1,672,792
1,403,758
613,293
2,486,861
1,074,195
TOTAL LIABILITIES
546,536
420,039
290,709
231,003
125,871
TOTAL EQUITY
2,219,329
1,823,797
904,002
2,717,864
1,200,066
TOTAL LIABILITIES and EQUITY
Laporan Laba Rugi
Income Statements
dalam jutaan Rupiah
in million Rupiah
2010
2009
2008
2007
2006
Pendapatan Usaha
217,408
181,520
189,834
192,381
92,550
Operating Revenues
Setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak
(16,306)
(13,614)
(14,237)
(14,429)
0
Contribution on Non Tax State Revenues
Pendapatan Usaha Bersih
201,102
167,906
175,596
177,952
92,550
Net Operating Revenues
85,419
65,712
64,182
48,702
42,919
Operating Expenses
115,683
102,194
111,414
129,250
49,631
Operating Income (Loss)
41,790
54,036
(2,139)
19,235
11,592
Other Income - Net
Pendapatan Sebelum Pajak
157,473
156,230
109,275
148,485
61,223
Income Before Tax
Beban Pajak
(35,787)
(34,872)
(41,734)
(43,389)
(18,521)
Tax Expense
Laba Bersih
121,686
121,358
67,541
105,096
42,702
Net Income
Beban Usaha Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (beban) lain Bersih
Rasio-rasio
Ratios
dalam persentase
in percentage
2010
2009
2008
2007
2006
Laba Usaha/Pendapatan Usaha
53.21
56.30
58.69
67.18
53.63
Operating Income/Operating Revenues
Laba Usaha/Pendapatan Usaha Bersih
57.52
60.86
63.45
72.63
53.63
Operating Income/Net Operating Revenues
Beban Usaha/Pendapatan Usaha
39.29
36.20
33.81
25.32
46.37
Operating Expenses/Operating Revenues
Laba Bersih/Pendapatan Usaha
55.97
66.86
35.58
54.63
46.14
Net Income/Operating Revenues
Laba Usaha Bersih/ Pendapatan Usaha Bersih
60.51
72.28
38.46
59.06
46.14
Net Operating Income/Net Operating Revenues
Pendapatan (Beban) Lain-lain/ Pendapatan Usaha
19.22
29.77
(1.13)
10.00
12.53
Other Revenues (Expenses) / Operating Revenues
8.11
8.09
4.50
7.01
2.85
Earning per Share
Laba Bersih per Saham
KPEI Annual Report 2010
Aset Lancar
ASSETS
5
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
Dari kiri ke kanan - From left to right : Rahmat Waluyanto, Sebastianus Harry Wiguna. Inarno Djajadi
Rencana Strategis Bisnis KPEI yang baru untuk lima tahun ke depan (2010-2014) memantapkan langkah guna meraih kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
KPEI Laporan Tahunan 2010
KPEI’s new Strategic Business Plan for the next five years (2010-2014) strengthens its steps to achieve greater performance in the future.
6
Most Honored Stakeholders,
Tahun 2010 merupakan tahun yang penuh berkah bagi industri pasar modal Indonesia secara umum. Perkembangan ekonomi global maupun domestik yang terus membaik di sepanjang tahun 2010 sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan baik sektor riil maupun keuangan dan pasar modal Indonesia. Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun terakhir, perekonomian dunia secara bertahap mengalami pemulihan, yang ditandai oleh kebangkitan Asia sebagai pemimpin pemulihan kawasan dari krisis global. Didukung oleh kekuatan konsumsi domestik dan kebijakan ekonomi yang tepat, pada akhir tahun 2010, Indonesia berhasil mencatatkan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 6,1%, sementara nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 berada di kisaran Rp 2.310,7 triliun dengan pendapatan per kapita sekitar USD 3.000.
2010 has been a propitious period for Indonesian capital market industry in general. Steady improvements to the global and domestic economy throughout 2010 have significantly contributed to consistent growth in Indonesia’s real sector as well as the Indonesian financial and capital market. Having undergone an economic development slowdown in the past two years, the world’s economy is gradually on the road to recovery with Asia at the forefront of pulling the region out of the global crisis. Riding on the back of strong domestic consumption and sound economic policies, by the end of 2010 Indonesia posted 6.1% in Gross Domestic Product (GDP) growth, while the GDP value based on constant price in 2010 reached approximately Rp 2,310.7 trillion with income per capita around USD 3,000.
Sepanjang tahun 2010, pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan 2010 meningkat sekitar 45,96% hingga mencapai level 3.703,51 dibandingkan posisi awal tahun. Dilihat dari pertumbuhan IHSG pada tahun 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja terbaik dan menduduki peringkat pertama untuk pertumbuhan indeks di kawasan Asia Pasifik. Sementara jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar, sepanjang tahun 2010 nilai kapitalisasi pasar saham berada di kisaran Rp 3.243,77 triliun, mengalami kenaikan sekitar 60,63% dibanding akhir Desember 2009 yang mencapai angka sekitar Rp 2.019,38 triliun. Selama tahun 2010 terdapat 23 emiten yang mencatatkan perusahaannya di BEI, sehingga total emiten yang terdaftar menjadi 415 emiten.
Throughout 2010, Indonesian capital market experienced tremendous growth. The 2010 IDX Composite Index closed at an increase of around 45.96% to reach the level of 3,703.51 compared to its position at the start of the year. Based on this index growth, the Indonesia Stock Exchange (IDX) recorded the best performance and ranked first for the index growth in the Asia Pacific region. In terms of market capitalization, over the course of 2010 the market capitalization of stock market was within the range of Rp 3,243.77 trillion, increasing by approximately 60.63% compared to end of December 2009 which reached Rp 2,019.38 trillion. In addition, as 23 issuers listed their companies in the IDX in 2010, bringing the total number of issuers to 415 issuers.
Hal lain yang menjadi indikator pertumbuhan pasar modal Indonesia adalah peningkatan nilai, volume dan frekuensi transaksi, penambahan jumlah investor lokal dan asing, serta peningkatan minat perusahaan untuk mencatatkan saham di BEI.
Another indicator of Indonesian capital market growth can be observed from an upward trend in transaction value, volume and frequency, and the number of local and foreign investors, as well as heightened interest among corporations to have their shares listed at the IDX. KPEI Annual Report 2010
Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
7
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
8
Sejalan dengan peningkatan tersebut, kondisi keuangan KPEI di tahun 2010 pun mengalami peningkatan yang cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan KPEI yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio dan Rekan (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) jumlah aset KPEI per 31 Desember 2010 mencapai Rp 2,22 triliun, sementara di tahun 2009 berjumlah Rp 1,82 triliun. Pendapatan usaha bersih di tahun 2010 adalah Rp 201,1 miliar dan di 2009 sebesar Rp 167,91 miliar. Beban usaha di tahun 2010 adalah Rp 85,42 miliar sementara di 2009 adalah Rp 65,71 miliar. Pendapatan lain-lain bersih adalah Rp 41,79 miliar di tahun 2010 dan Rp 54,03 miliar di tahun 2009. Sebagai hasilnya, laba bersih Perusahaan di tahun 2010 adalah Rp 121,69 miliar sedangkan di 2009 adalah Rp 121,36 miliar. Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp 10,25 miliar.
In line with these increases, KPEI financial condition in 2010 had also experienced a relatively good improvement. Based on KPEI’s financial statements audited by Osman Bing Satrio and Associates Public Accounting Firm (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), as of 31 December 2010 KPEI’s assets reached Rp 2.22 trillion, while in 2009 was Rp 1.82 trillion. Net operating income in 2010 was Rp 201.1 billion and in 2009 was Rp 167.9 billion. Operating expenses in 2010 was Rp 85.42 billion, while in 2009 was Rp 65.71 billion. Other income (net) in 2010 was Rp 41.79 billion and Rp 54.03 billion in 2009. These have resulted in company net income of Rp 121.69 billion in 2010 as compared to Rp 121.36 billion in 2009. Cash flow from investment activities amounted to Rp 10.25 billion.
Perkembangan-perkembangan yang positif ini merupakan kesempatan dan tantangan bagi KPEI untuk terus melangkah maju dalam menjalankan perannya di pasar modal.
These favorable developments presented both opportunities and challenges for KPEI to take confident and bold strides forward in effectively assuming its role in the capital market.
Menuju Kinerja yang Lebih Baik Dewan Komisaris menilai bahwa sejauh ini Direksi KPEI telah berhasil memimpin dan mengarahkan Perusahaan untuk menuju kinerja yang lebih baik dalam mengemban perannya mendukung kegiatan transaksi bursa dan mengembangkan pasar modal Indonesia. Pada akhir tahun 2009, Direksi dan manajemen telah merumuskan Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014), yang telah disepakati oleh Dewan Komisaris. Rencana Strategis Bisnis tersebut bermuara pada empat tema strategi perusahaan yaitu memperkuat peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, membangun kapasitas (capacity building), Straight Through Processing (STP), dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledgebased organization). KPEI fokus dalam pencapaian visinya menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di pasar modal Indonesia.
Towards Greater Performance The Board of Commissioners has taken due notice of KPEI Board of Directors’ ability to lead and steer the Company towards greater performance in undertaking its role to support stock exchange transactions and develop the Indonesian capital market. At the end of 2009, the Board of Directors and management formulated the KPEI Business Strategic Plan for the next five years (2010 – 2014), which has gained approval from the Board of Commissioners. The Business Strategic Plan sets forth four overarching corporate strategy themes, i.e., strengthening the Central Counterparty (CCP) and Regulatory role, capacity building, application of Straight Through Processing (STP) and evolving into a knowledge-based organization. KPEI remains focused on achieving its mission of becoming the Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best services in Indonesian capital market.
Di bidang pengembangan pasar modal, Direksi dan karyawan KPEI senantiasa berusaha mengembangkan diri agar dapat mengatasi tantangan yang ada serta berperan aktif pada tingkat domestik, regional, maupun global. Selama tahun 2010, KPEI meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan sistem pasar modal nasional dengan mengembangkan sistem manajemen risiko, menerapkan sistem Continuous Settlement, dan memantau portofolio Anggota Kliring (AK). KPEI juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi, serta pendirian institusi pendidikan pasar modal yang diselenggarakan bersama Bapepam–LK, BEI dan KSEI. Pada tingkat internasional, KPEI terus membina hubungan kerjasama dengan CCP dari negara-negara lain dengan tujuan untuk mengembangkan infrastruktur pasar modal agar lebih maju dan efisien.
With regard to capital market development, the Board of Directors and employees of KPEI constantly strives toward selfdevelopment in order to surmount challenges and play an active role at the domestic, regional and global levels. Throughout 2010, KPEI assured greater contribution in advancing the national capital market system by developing the risk management system, applying the Continuous Settlement system, and monitoring the portfolios of Clearing Members (CMs). KPEI also avidly engages in socialization and educational activities, and the establishment of capital market educational institutions jointly managed with Bapepam-LK, IDX and KSEI. At the international level, KPEI continues to foster cooperative ties with CCP from other countries in the hope of developing a more advanced and efficient capital market infrastructure.
Dengan memperhatikan kondisi keuangan KPEI dan untuk mempertegas peran selaku CCP dalam pasar modal Indonesia, maka sangatlah penting bagi KPEI untuk memperkuat sumber dana untuk menjalankan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa dengan mengelola suatu bentuk Cadangan Jaminan. Oleh karenanya, Dewan Komisaris mengusulkan agar persetujuan penyisihan besaran Cadangan Jaminan menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
By considering KPEI financial condition and in order to heighten its role as a CCP in the Indonesian capital market, it is deemed necessary for KPEI to strengthen the financial resources required in performing its function to guarantee the settlement of securities transactions by managing a form of Fund Reserved for Guarantee. Accordingly, the Board of Commissioners proposes the approval of allowance for the amount of Fund Reserved for Guarantee as one the agendas to be discussed at the General Meeting of Shareholders (GMS).
Tata Kelola Perusahaan Dewan Komisaris memahami bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) merupakan hal yang sangat vital bagi KPEI sebagai sebuah Perusahaan sekaligus Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendukung penegakan GCG di KPEI dengan senantiasa menjalankan fungsi pengawasan kami dengan penuh tanggung jawab, serta mendorong evaluasi dan penyempurnaan penerapan GCG di seluruh jajaran perusahaan.
Corporate Governance The Board of Commissioners in every respect understands that Good Corporate Governance (GCG) is fundamental for KPEI in its capacity as a Company and Self Regulatory Organization (SRO) at Indonesian capital market. We stand by the commitment to support the upholding of GCG principles in KPEI by consistently implementing our oversight function in a responsible manner, promoting GCG evaluation and ensuring improvements to GCG application at all corporate levels.
Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan, maka selama tahun 2010 Dewan Komisaris telah melakukan 12 kali Rapat Gabungan Komisaris dan Direksi yang rutin dilaksanakan setiap bulannya. Rapat Gabungan tersebut bertujuan untuk menginformasikan kegiatan operasional dan jalannya perusahaan kepada Dewan Komisaris. Untuk menjalankan fungsi pengawasan terutama dari perspektif laporan keuangan, secara konsisten Dewan Komisaris menyelenggarakan Rapat Internal dengan Komite Audit selaku organ pendukung Dewan Komisaris. Di samping itu secara berkala Dewan Komisaris dan Direksi SRO menyelenggarakan rapat gabungan untuk membahas agenda terkait perkembangan pasar modal.
In order to perform its oversight function, during 2010 the Board of Commissioners has conducted 12 Joint Meetings of the Board of Commissioners and Board of Directors, regularly held each month. The Joint Meetings aimed to give information of operational activities and the running of the company to the Board of Commissioners. To perform its oversight function particularly in financial statements perspective, the Board of Commissioners consistently convened Internal Meetings and sought constructive input from the Audit Committee as an organ supporting the Board of Commissioners. In addition, the Board of Commissioners and the Board of Directors of SROs regularly convene joint meetings to discuss agendas related to capital market developments.
Sebagai upaya untuk menindaklanjuti program GCG yang telah dilaksanakan dengan baik oleh Komisaris, Direksi dan karyawan di tahun 2010 KPEI memulai persiapan untuk penerapan Enterprise Risk Management (ERM) sebagai kerangka kerja dan panduan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko internal KPEI.
In an effort to follow-up the GCG program that has been properly implemented by the Board of Commissioners, Board of Directors and employees in 2010 KPEI commenced the preparation for the Enterprise Risk Management (ERM) as a framework and guideline in identifying and managing KPEI’s internal risks.
Adapun terkait dengan pemeriksaan Bapepam-LK terhadap KPEI yang dilakukan di tahun 2010, Dewan Komisaris memperhatikan hasil pemeriksaan tersebut dan terus memantau status tindak lanjut yang dilakukan oleh Direksi.
Related to the audit of Bapepam-LK to KPEI held in 2010, the Board of Commissioners puts attention to the audit results and continuously monitors the follow-up status carried out by the Board of Directors.
KPEI Annual Report 2010
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
9
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
10
Rencana Ke Depan Kami optimis bahwa pasar modal akan tetap bergerak positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksikan masih tetap berlangsung di tahun 2011. Kami harapkan KPEI akan senantiasa mencermati perkembangan yang terjadi sehingga dapat mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang yang berkaitan dengan perannya sebagai CCP. Pengembangan peran dan bisnis KPEI akan diselaraskan dengan Rencana Strategis Bisnis KPEI selama lima tahun ke depan.
Future Plan We are convinced that the capital market will remain on a positive trajectory in parallel with a healthy outlook on national economic growth in 2011. Hopefully KPEI will constantly keep abreast with on-going developments in order to anticipate emerging challenges and opportunities with regard to its role as CCP. Further developments in KPEI’s role and business interests shall be consistent with its five-year Business Strategic Plan.
Komposisi Dewan Komisaris Baru Sesuai hasil RUPS Tahunan yang diadakan tanggal 4 Juni 2010, komposisi Dewan Komisaris KPEI untuk masa jabatan tahun 2010-2013 terdiri dari Bapak Sebastianus Harry Wiguna sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh Bapak Rahmat Waluyanto dan Bapak Inarno Djajadi. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Agus Muhammad atas kontribusinya yang sangat berharga selama menjabat sebagai Komisaris Utama KPEI sejak tahun 2001-2010, serta mengharapkan kesuksesan senantiasa menyertai dalam tugas-tugasnya di masa mendatang.
New Composition of the Board of Commissioners Based on the result of the Annual General Meeting of Shareholders held on 4 June 2010, composition of KPEI Board of Commissioners for period of 2010-2013 consisted of Mr. Sebastianus Harry Wiguna as President Commissioner, with Mr. Rahmat Waluyanto and Mr. Inarno Djajadi. On this occasion, we would like to express our highest appreciation to Mr. Agus Muhammad for his valuable contributions during his term as KPEI President Commissioner from 2001-2010, and wish him luck in his future assignments.
Apresiasi Dewan Komisaris menilai manajemen dan karyawan KPEI telah berusaha dengan maksimal dan berkontribusi secara positif untuk senantiasa bekerja sama dengan BapepamLK dan SRO lainnya terutama dalam Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO) dalam rangka pengembangan infrastruktur pasar modal yang meliputi penerapan Single Investor Identity (SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan pengembangan mekanisme Data Warehouse. Penerapan ketiga pilar ini akan meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan transparansi transaksi, mempermudah mekanisme pengendalian dan pengawasan, serta lebih memberikan perlindungan terhadap investor. Selain itu, pilarpilar ini juga merupakan bagian dari upaya mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia dan mewujudkan transaksi bursa yang aman, teratur, wajar, dan efisien.
Appreciation The Board of Commissioners observes that the management and employees of KPEI have put maximum efforts and contributed positively in promoting the cooperation with Bapepam-LK and other SROs particularly in the areas of Strategic Management Office (SMO) and Project Management Office (PMO), held in accordance with the development of capital market infrastructures, which includes application of the Single Investor Identity (SID), development of Straight Through Processing (STP) system, and development of the Data Warehouse mechanism. The implementation of all three pillars will further create greater efficiency, capacity, and transaction transparency, facilitate control and oversight mechanisms, and ensure increased protection for investors. In addition, these pillars also serve as part of efforts in anticipating the Indonesian capital market development and creating a secure, organized, proper, and efficient stock exchange transactions.
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
Sebagai penutup, kami mengucapkan selamat kepada manajemen dan karyawan KPEI atas prestasi yang diraih pada tahun 2010. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pemegang saham, mitra kerja dan otoritas pasar modal atas dukungan yang diberikan. Kami memiliki keyakinan penuh bahwa dengan memelihara kerja sama yang baik di lingkup internal maupun dengan SRO dan otoritas pasar modal Indonesia serta para pemegang kepentingan lainnya, KPEI akan mampu meraih pencapaian yang semakin baik di masa mendatang.
Allow us to conclude by congratulating the management and employees of KPEI for their outstanding contributions and achievements in 2010. Our highest appreciation also to the shareholders, professional partners and the capital market authorities for their unreserved support. We abide in the conviction that by nurturing cooperation within the Company as well as with other SROs, the Indonesian capital market authorities and other stakeholders, KPEI shall unfailingly attain even greater accomplishments in years to come.
Sebastianus Harry Wiguna Komisaris Utama President Commissioner
Inarno Djajadi Komisaris Commissioner
KPEI Annual Report 2010
Rahmat Waluyanto Komisaris Commissioner
11
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
Dari kiri ke kanan - From left to right : Hoesen, Bambang Widodo
Bagi KPEI, tahun 2010 merupakan titik awal untuk meningkatkan peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, serta semakin fokus dalam upaya meraih kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu.
KPEI Laporan Tahunan 2010
For KPEI, the year 2010 marks as the defining moment to further strengthen its role as a Central Counterparty (CCP) and Regulator, while staying focused on bolstering efforts to achieve greater performance from time to time.
12
Most Honored Stakeholders,
Dengan memanjatkan syukur ke hadirat-Nya, perkenankan kami menyampaikan ringkasan pencapaian yang telah diraih PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) selama periode tahun 2010.
As we humbly express our gratitude for the Almighty’s blessings, allow us to put forth highlights achieved by PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) throughout 2010.
Kondisi ekonomi makro nasional yang kondusif di sepanjang tahun 2010 memberikan iklim yang baik bagi pertumbuhan investasi di Indonesia, termasuk di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan signifikan sekitar 45,96%. Total frekuensi transaksi bursa mencapai 27,29 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 111.392 kali transaksi. Total volume transaksi bursa mencapai 1,45 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,93 miliar unit saham. Sementara total nilai transaksi bursa mencapai Rp 1.181 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4,82 triliun.
An advantageous national macroeconomic condition all through 2010 creates a favorable climate for investment growth in Indonesia including the capital market. The IDX Composite Index at the Indonesia Stock Exchange (IDX) experienced a significant upsurge of 45.96%. Total stock exchange transaction frequency reached 27.29 million times with an average daily transaction frequency of 111,392 times. Total transaction volume at the stock exchange registered at 1.45 trillion shares with an average daily transaction volume of 5.93 billion shares. Total transaction value on the other hand, amounted to Rp 1,181 trillion with an average daily transaction value worth Rp 4.82 trillion.
Di sisi pengembangan pasar modal, Bapepam-LK, BEI, KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus bekerja bahu membahu melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik. Perkembanganperkembangan ini memberikan dampak positif bagi para pelaku dalam industri pasar modal secara umum. Bagi KPEI sendiri, tahun 2010 merupakan titik awal untuk meningkatkan peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, serta semakin fokus dalam upayanya meraih kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu.
With regard to capital market development, Bapepam-LK, IDX, KPEI and Indonesian Central Securities Depository (KSEI) work hand in hand to initiate far-reaching efforts aimed at creating a secure and attractive Indonesian capital market. These encouraging developments have brought about positive impact to capital market players and the industry in general. For KPEI itself, the year 2010 marks as the defining moment to further strengthen its role as a Central Counterparty (CCP) and Regulator, while staying focused on bolstering efforts to achieve greater performance from time to time.
Menuju Kinerja yang Lebih Baik Menjelang tahun 2010, dalam rangka memenuhi misi Perusahaan untuk ikut mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik, KPEI telah mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014). Rencana ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dan arah strategis Perusahaan guna mengembangkan dan memperkokoh posisi dan peran KPEI di pasar modal Indonesia. Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal perusahaan, KPEI merumuskan empat tema Rencana Strategis Bisnis yaitu memperkuat peran KPEI sebagai CCP dan Regulator, membangun kapasitas (capacity building), implementasi Straight Through Processing (STP), dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledgebased organization). Keempat tema ini diyakini akan menjadikan KPEI lebih fokus dalam menjalankan fungsi-fungsinya dan meraih kinerja yang lebih baik.
Towards Greater Performance As KPEI approaches 2010 and seeks to achieve the Corporate mission of safe and attractive Indonesian capital market, the Company has prepared a Strategic Business Plan for the forthcoming five years (2010-2014). The principal purpose of this plan is to provide guidance and strategic Corporate direction to advance and assert KPEI’s position and role in Indonesian capital market. Based on results of a corporate internal and external analysis, KPEI has formulated four central themes to its Business Strategic Plan, namely strengthening the CCP and Regulatory role, capacity building, implementation of Straight Through Processing (STP), and evolving into a knowledgebased organization. All four themes shall indeed make KPEI become increasingly focused in carrying out its functions and attain greater performance.
Perkembangan Operasional Pada akhir tahun 2010, KPEI berhasil membukukan total Pendapatan Usaha sebesar Rp 217,41 miliar, naik 19,77% dari tahun sebelumnya. Pendapatan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa atas saham merupakan kontributor utama, dengan nilai yang mencapai Rp 207,12 miliar. Laba Usaha meningkat 13,2% menjadi Rp 115,68 miliar, sementara Laba Bersih naik 0,27% menjadi Rp 121,69 miliar.
Progress in Operations In 2010, KPEI managed to post total operating income worth Rp 217.41 billion, a 19.77% jump from the previous year. Income from clearing and settlement guarantee services for stock exchange transactions represents as the main contributor with a value of Rp 207.12 billion. Operating income rose 13.2% to Rp 115.68 billion, while Net Income rose 0.27% to Rp 121.69 billion.
KPEI Annual Report 2010
Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
13
KPEI Laporan Tahunan 2010
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
14
Pada sisi operasional sehari-hari, proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2010 telah mencapai efisiensi volume penyelesaian transaksi bursa dengan rata-rata harian sebesar 59,59% sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 40,41% atau 2,3 miliar unit saham per hari. Efisiensi nilai dari penyelesaian transaksi bursa rata-rata harian adalah sebesar 82,74%, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi sebesar 17,26% atau sejumlah Rp 792,74 miliar.
Within the context of daily operations, the stock exchange transaction clearing process applied by KPEI through the netting mechanism in 2010 has attained 59.59% average efficiency of daily transaction settlement volume, hence stock volume settled through KPEI reached 40.41% or 2.3 billion shares each day. Efficiency of average daily transaction settlement value recorded at 82.74% which meant that the average daily fund settlement value that goes through KPEI reached 17.26% or equivalent to Rp 792.74 billion.
Pengelolaan agunan milik Anggota Kliring (AK) dan Dana Jaminan berlangsung dengan baik. Hingga akhir tahun 2010, agunan milik AK telah mencapai Rp 10,93 triliun yang terdiri dari Rp 5,94 triliun agunan off-line dan Rp 4,99 triliun agunan on-line. Sedangkan untuk posisi saldo Dana Jaminan per akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 1,44 triliun, meningkat Rp 278,76 miliar atau 23,98% dibandingkan saldo Dana Jaminan tahun 2009. Dana Jaminan digunakan sebagai last resort dari mekanisme penjaminan yang dilakukan oleh KPEI. Untuk mengantisipasi risiko likuiditas KPEI juga memiliki fasilitas kredit dari bank serta menyisihkan sebagian surplus operasional sebagai Cadangan Jaminan yang merupakan salah satu instrumen utama atau sumber pembiayaan dalam proses penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Besaran penyisihan surplus operasional untuk penyisihan Cadangan Jaminan tahun buku 2010 akan direkomendasikan oleh Komite Kebijakan Kredit & Pengendalian Risiko dan oleh Dewan Komisaris serta Direksi untuk selanjutnya disetujui dan ditetapkan oleh Pemegang Saham KPEI dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Posisi Cadangan Jaminan per akhir 2010 mencapai Rp 6,95 miliar.
The management of collateral under the possession of Clearing Members (CMs) and Guarantee Funds proceeded smoothly. By the end of 2010, CMs-owned collateral reached Rp 10.93 trillion, consisting of Rp 5.94 trillion off-line collateral and Rp 4.99 trillion on-line collateral. Guarantee Funds at the end of 2010 has totaled Rp 1.44 trillion, an increase of Rp 278.76 billion or 23.98% compared with the position in 2009. The Guarantee Funds as the last resort of the guaranteeing mechanism applied by KPEI. In anticipation to the liquidity risk, KPEI also has in place credit facilities from bank and allocated some part of its operational surplus as a Fund Reserved for Guarantee as one of the main instruments of financing sources in the stock exchange transaction guaranteeing process. The amount of allowance of operational surplus for Fund Reserved for Guarantee for financial year 2010 will be recommended by the Credit Policy & Risk Management Committee as well as the Board of Commissioners and Board of Directors, for further approved and determined by KPEI Shareholders in the General Meeting of Shareholders. Fund Reserved for Guarantee as of end of 2010 amounted to Rp 6.95 billion.
Peningkatan transaksi bursa mendorong KPEI untuk memperkokoh perannya sebagai CCP, antara lain dengan terus meningkatkan kompetensinya di bidang manajemen risiko. KPEI melakukan penyempurnaan manajemen risiko yang telah ada dengan melakukan pengembangan metodologi dan sistem berbasis teknologi informasi mutakhir, yang memungkinkan perhitungan risiko lebih cepat. Pengembangan sistem yang dilakukan oleh Razor Risk Technologies, Ltd. ini dimulai sejak bulan Maret 2009 dan telah selesai awal bulan Juli 2010. Sistem tersebut akan diintegrasikan dengan sistem-sistem KPEI lainnya dan merupakan bagian dari pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia.
A rise in stock exchange transactions has encouraged KPEI to further strengthen its role as CCP, among others by continuing to build its competency on risk management. KPEI has made the necessary improvements to the existing risk management system by developing a cutting edge information technologybased system which enable a faster risk calculation. The system was developed by Razor Risk Technologies Ltd. in March 2009 and completed by early July 2010. The entire mechanism shall be synchronized with other KPEI supporting systems and treated as part of efforts to develop Indonesian capital market infrastructure.
Guna memperlancar proses penyelesaian transaksi bursa dan menegaskan peran KPEI selaku CCP, sejak tanggal 5 Agustus 2010 KPEI mengimplementasikan metode Continuous Settlement dalam proses penyelesaian transaksi bursa. Untuk mendukung hal tersebut selain dilakukan pengembangan sistem e-CLEARS, KPEI telah mendapatkan fasilitas intraday yang berasal dari tiga bank pembayaran yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri dan Bank Permata sehingga total fasilitas intraday yang diperoleh KPEI sebesar Rp 1,49 triliun. Sejak tanggal 5 Agustus 2010 hingga 29 Desember 2010, penggunaan fasilitas intraday telah mencapai total nilai lebih dari Rp 11,07 triliun, dengan rata-
In order to ensure a smooth stock exchange transaction settlement process, since 5 August 2010 KPEI has applied the method of Continuous Settlement for the stock exchange transactions settlement. To support this, aside of the development of the e-CLEARS system, KPEI has gained an intraday facility from certain Payment Banks, which includes Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri and Bank Permata, thus total intraday facilities received by KPEI amounted to Rp 1.49 trillion. Since 5 August 2010 to 29 December 2010, intraday facility usage has totaled more than Rp 11.07 trillion, with average intraday facility usage
rata harian penggunaan fasilitas intraday sebesar Rp 123 miliar dan penggunaan tertinggi sebesar Rp 575,14 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp 461,3 juta.
of Rp 123 billion daily and the highest usage of Rp 575.14 billion. Total expense paid by KPEI for this intraday facility amounted to Rp 461.3 million.
Penerapan metode Continuous Settlement dalam proses penyelesaian transaksi bursa telah meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penyelesaian transaksi bursa di AK. Sejauh ini telah terlihat peningkatan rata-rata jumlah instruksi penyelesaian transaksi bursa yang telah diselesaikan sebelum pukul 11.00 WIB telah mencapai 93,74% dibandingkan dengan sebelum implementasi Continuous Settlement yang sebesar 65,52%.
The application of Continuous Settlement method for transaction settlement at the stock exchange has improved the efficiency and effectiveness of transaction settlement process by CMs. Thus far, average settlement instruction processed before 11.00 WIB reached 93.74%, compared to 65.52% prior to the implementation of Continuous Settlement.
Bersama-sama dengan Bapepam-LK, dan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya, KPEI juga melakukan pengembangan modul berupa Pemantauan Portofolio AK sebagai pendukung sistem pengendalian dan pengelolaan risiko penyelesaian transaksi bursa. Sistem ini akan memudahkan Bapepam-LK dan SRO, termasuk KPEI untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya risiko akibat ketidaksesuaian pelaporan portofolio oleh AK.
Together with Bapepam-LK and other Self Regulatory Organization (SRO), KPEI has also developed the module for Monitoring CMs Portfolio as a control system support and the risk management of stock exchange transaction settlement. This system will assist Bapepam-LK and SROs, including KPEI, in anticipating the probability of risks arising from the incompatibility of portfolio reporting by CMs.
Membangun Kapasitas Visi KPEI untuk menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di pasar modal Indonesia hanya dapat tercapai dengan dukungan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi dan sistem operasional yang efektif. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan, terutama untuk memelihara dan menyebarluaskan keahlian dan kompetensi individu serta mentransformasikannya menjadi kompetensi kelembagaan, KPEI menerapkan metode Knowledge Management. Selain itu, KPEI telah mengimplementasikan suatu sistem penilaian dan remunerasi karyawan yang diharapkan akan mendorong karyawan untuk mencapai prestasi yang lebih baik. KPEI juga telah melakukan otomasi terhadap berbagai proses operasional guna mendukung peningkatan efektivitas pencapaian target Perusahaan.
Capacity Building KPEI’s vision to become the Clearing and Settlement Institution reliable of providing the best service in Indonesian capital market can only be achieved with the support of highly-competent employees and an effective operational system. As part of efforts to enhance employee knowledge and competencies, particularly to retain and spread individual skills and competencies and transforming into an institutional competence, KPEI has adopted the Knowledge Management method. In addition, the KPEI has applied an effective employee assessment and remuneration system intended to encourage employees to continue to raise their performance standards. KPEI has also assured the automation of various operational processes necessary to support greater effectiveness in achieving Company goals.
Pengembangan Pasar Modal Indonesia Selama tahun 2010, pengembangan infrastruktur pasar modal terus berlanjut. Pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia mencakup tiga pilar, yakni penerapan Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP), dan sistem Data Warehouse. Ketiga pilar ini diwujudkan demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasar modal Indonesia, termasuk diantaranya perlindungan terhadap investor, sesuai dengan tujuan otoritas pasar modal untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang teratur, wajar dan efisien. Melalui Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO) yang dibentuk Bapepam-LK pada tahun 2009, KPEI bertanggung jawab mengkoordinasikan beberapa inisiatif untuk mendukung tercapainya mekanisme STP pada perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi bursa. Inisiatif yang dilakukan antara lain meliputi pengembangan Risk Management System (RMS), sistem penghubung Pre Deal Check (PDC), Continuous Settlement dan mekanisme Netting Per Saham (Netting Per Counter).
Indonesian Capital Market Development The year 2010 is characterized by continuous improvements to the capital market infrastructure. Such developments cover three main pillars, i.e., application of Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP) and Data Warehouse systems. All three pillars are necessary to provide premier services for Indonesian capital market, including the protection of investors in accordance with the objective of the capital market authorities to provide for regulated, appropriate, and efficient capital market in the country. Through the Strategic Management Office (SMO) and the Project Management Office (PMO) established by Bapepam-LK in 2009, KPEI takes responsibility for coordinating several initiatives to support the application of STP mechanisms in the stock exchange trading, clearing and settlement transactions. Among the initiatives carried out are the development of Risk Management System (RMS), Pre Deal Check (PDC) interface, Continuous Settlement and Netting Per Counter mechanisms.
KPEI Annual Report 2010
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
15
KPEI Laporan Tahunan 2010
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
16
KPEI juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang diselenggarakan bersama Bapepam– LK, BEI dan KSEI, diantaranya melalui penyelenggaraan acara Campus to Campus, Sekolah Pasar Modal, Forum Calon Investor, workshop wartawan, serta mendirikan Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) dan The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Selain itu, sebagai bagian dari sosialisasi pengembangan Risk Management System (RMS), KPEI menyelenggarakan workshop dan Focus Group Discussion bagi AK. Pada tingkat internasional, KPEI terus membina hubungan kerja sama dengan CCP dari negara-negara lain untuk mengembangkan sistem kliring dan penjaminan dan menyesuaikan dengan standar internasional.
KPEI is also keenly involved in socialization and educational activities related to the capital market carried out together with Bapepam-LK, IDX and KSEI, among others by organizing the Campus to Campus event, the School of Capital Market, Forum for Potential Investor, journalist workshops, and establishing the Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) and The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Furthermore, as part of the Risk Management System (RMS) development socialization, KPEI has held workshops and Focus Group Discussion for Clearing Members (CMs). At the international level, KPEI continues to foster cooperation with the CCP from other countries with the purpose of developing the clearing and guarantee system and aligning with international standards.
Tata Kelola Perusahaan Tuntutan untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya kompleksitas transaksi di pasar modal. Untuk mengimbangi hal ini, KPEI terus mengembangkan berbagai langkah untuk menyempurnakan penerapan GCG pada seluruh organisasi. Sebelum memasuki tahun 2010, kami telah mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis untuk periode 2010-2014. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan kesiapan KPEI dalam mengantisipasi beragam kesempatan dan tantangan yang muncul di masa depan.
Corporate Governance Demands for the effective implementation of Good Corporate Governance (GCG) have clearly intensified in line with the increasing complexity of capital market transactions. In response to this, KPEI always initiates various measures to improve on company-wide GCG implementation. Before entering the year 2010, we have earlier prepared the Strategic Business Plan for 2010 – 2014. This planning process is expected to enhance KPEI’s readiness in dealing with diverse opportunities and challenges that may emerge in the following years.
Hal lain yang telah dilakukan KPEI adalah memastikan berlangsungnya mekanisme pengawasan, diantaranya dengan keberadaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dan Komite Audit yang bekerja secara independen, serta penggunaan jasa akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan. Selain itu, terkait dengan penanganan risiko internal Perusahaan, di tahun 2010 KPEI mulai mengembangkan Enterprise Risk Management (ERM). Seluruh sistem yang dikembangkan KPEI untuk kepentingan pasar modal, termasuk diantaranya Risk Management System (RMS), sebelum diimplementasikan telah terlebih dahulu dikaji oleh pihak ketiga yang independen dan berpengalaman. Selain untuk memastikan keandalan sistem, langkah ini juga dilakukan dalam rangka menegakkan GCG dan kepatuhan.
Another thing that has been performed by KPEI is to ensure ongoing monitoring mechanisms, among others with the presence of the Internal Audit Unit (SPI) and Audit Committee, which work independently, and use of public accountants services to audit financial statements of the Company. In addition, related to the Company internal risk management, in 2010 KPEI started to develop the Enterprise Risk Management (ERM). The entire system developed by KPEI for the benefit of capital market, including Risk Management System (RMS), has already been reviewed by an independent and experienced third party prior to its implementation. In addition to ensuring system reliability, this activity is also carried out in order to enforce GCG and compliance.
Sebagai bagian dari fungsi Bapepam-LK sebagai pengawas sehari-hari kegiatan pasar modal, pada tahun 2010 BapepamLK melakukan audit atas KPEI dengan tujuan untuk mengukur kepatuhan operasional KPEI terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku. KPEI telah menetapkan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan dan secara berkala melaporkan perkembangannya ke Bapepam-LK.
As part of Bapepam-LK’s functions as the supervisor of capital market daily activities, in 2010 Bapepam-LK conducted audit to KPEI with aim to measure KPEI’s operational compliance towards the applicable law and regulations. KPEI has determined the follow-ups on audit results and regularly reported the progress to Bapepam-LK.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang pendidikan tetap menjadi sasaran utama kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan karena kami percaya bahwa pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Secara rutin, KPEI memberikan donasi kepada tiga yayasan yang berlokasi di Bantar Gebang, Bekasi, serta beasiswa bulanan kepada 10 siswa/mahasiswa
Corporate Social Responsibility The education sector remains to be the priority of our Corporate Social Responsibility activities as we are fully aware of its profound contribution in elevating the life quality of the people. KPEI regularly donates to several foundations situated in Bantar Gebang, Bekasi, and offers monthly scholarships to 10 PERTUNI students. In addition, KPEI in collaboration with Bapepam-LK
PERTUNI. Selain itu, KPEI bersama Bapepam-LK dan SRO lainnya turut memberikan sumbangan kepada para korban bencana alam Wasior, Mentawai, dan Merapi, yang disampaikan melalui Palang Merah Indonesia pada bulan Desember 2010. Secara keseluruhan, kontribusi KPEI dalam CSR tahun 2010 mengalami peningkatan 594,12 % atau sekitar Rp 2,02 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
and other SROs have channeled donations to natural disaster victims in Wasior, Mentawai and Merapi distributed through the Indonesian Red Cross in December 2010. In overall, KPEI contributions to CSR-related activities in 2010 experienced a significant increase of 594.12% or approximately Rp 2.02 billion compared to the previous year.
Rencana Ke Depan Pengembangan KPEI di masa mendatang akan dilakukan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014) serta pendekatan Balance Score Card yang telah dirumuskan sebelumnya. Dari perspektif Learning and Growth, pengembangan akan diarahkan pada Competency Building terhadap karyawan, termasuk membentuk KPEI sebagai Organisasi Pembelajar dengan menerapkan metode Knowledge Management. Sementara itu, dari perspektif Internal Business Process, pengembangan perusahaan dilakukan melalui pengembangan infrastruktur pasar modal, seperti implementasi Risk Management System (RMS) dan Netting per Counter - Single Investor Identity (NPCSID).
Future Plan Developments within KPEI in the near future shall be consistent with its Strategic Business Plan for the next five years (2010-2014) and Balance Score Card approach which previously has been formulated. From Learning and Growth perspective, development will be directed to Competency Building for employees, including establishment of KPEI as a Learning Organization by applying the Knowledge Management method. As for Internal Business Process perspective, company development will be carried out through capital market infrastructure development, such as implementation of the Risk Management System (RMS) and Netting Per Counter – Single Investor Identity (NPC-SID).
Berkenaan dengan perspektif Customer Focus, KPEI akan terus menyelenggarakan workshop dan Focus Group Discussion kepada seluruh AK, melakukan kunjungan ke AK dan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada AK. Dari perspektif pemangku kepentingan, KPEI akan melanjutkan partisipasi aktifnya dalam pengembangan infrastruktur pasar modal, serta meningkatkan peran sebagai lembaga CCP sekaligus Regulator dalam pasar modal Indonesia. KPEI juga akan terus berusaha meningkatkan pendapatan usahanya untuk kepentingan pengembangan KPEI khususnya dan pasar modal Indonesia pada umumnya. Kerja sama dengan SRO lainnya senantiasa dibina demi mewujudkan pasar modal yang aman, teratur, wajar dan efisien, serta meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian nasional.
Related with Customer Focus perspective, KPEI will remain conducting workshops and Focus Group Discussion for CMs, visiting CMs office, and improving the quality of services to CMs. From stakeholder perspective, KPEI will continue its active participation in capital market infrastructure development, as well as heightening its CCP and Regulatory roles in Indonesian capital market. Furthermore, KPEI strives to increase its operating revenues for the purpose of KPEI development in particular and Indonesian capital market in general. Cooperation with other SROs will be maintained in order to establish a safe, organized, fair and efficient capital market, and to heighten the role of capital market in the national economy.
Penutup Akhir kata, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan penuh Bapepam-LK dan BEI, serta arahan yang diberikan Dewan Komisaris. Kami juga berterimakasih kepada otoritas perbankan, bank-bank pembayaran, dan seluruh SRO atas kerja sama yang baik, para pemakai jasa dan mitra kerja KPEI atas kepercayaannya, dan seluruh karyawan atas dedikasinya yang tinggi.
Closing In closing, we wish to take this opportunity to extend our sincere appreciation and indebtedness to Bapepam-LK and the IDX for their full support, and the Board of Commissioners for their constructive guidance. Our sincere thanks also for the banking authorities, payment banks, and all SROs for effective cooperation, KPEI service users and business partners for the unfailing trust, and all employees for true dedication.
Hoesen Direktur Utama President Director
Bambang Widodo Direktur Director
KPEI Annual Report 2010
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
17
Strategi Bisnis KPEI Laporan Tahunan 2010
Business Strategy
18
Empat tema strategis Perusahaan yaitu memperkuat peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, membangun kapasitas, menerapkan Straight Through Processing (STP), dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan, menjadi landasan bagi pengembangan KPEI dalam periode tahun 2010-2014.
Tahun 2010 merupakan awal tahun dari rangkaian rencana kerja menengah Perusahaan, setelah periode 2006-2009 berakhir. Adapun tema strategis KPEI yang akan dibawa untuk periode jangka menengah 2010-2014 yaitu Strengthening CCP & Regulatory Roles, Capacity Building, Straight Through Processing (STP) dan Knowledge Based Organization. Keempat tema tersebut akan menjadi pijakan untuk menyusun rencana kerja tahun 2010 sampai 2014 berikut sasaran-sasaran strategisnya.
2010 is a starting year of the Company’s medium-range work plan after the 2006-2009 period ends. The strategic themes of KPEI that would be conveyed to the 2010-2014 medium-term period are Strengthening CCP & Regulatory Roles, Capacity Building, Straight Through Processing (STP) and KnowledgeBased Organization. These four themes serve as a foundation for preparing the 2010 to 2014 work plan including its strategic objectives.
Penyusunan rencana kerja merupakan bentuk implementasi dalam rangka pencapaian sasaran strategis Perusahaan. Selain itu, juga merupakan upaya Perusahaan untuk terus menerus melakukan perbaikan dari sisi pelayanan maupun pengembangan kapasitas organisasi dengan mengacu pada standar terbaik dan hasil studi banding terhadap lembagalembaga sejenis di negara lain, serta rekomendasi lembagalembaga internasional.
The work plan preparation is an implementation carried out to achieve the Company’s strategic objectives. It also represents the Company’s effort to conduct continuous improvements both in services and development of organization capacity by referring to the best standards and result of comparative studies to similar institutions in other countries as well as international institutions recommendations. KPEI Annual Report 2010
The four Corporate strategic themes, namely strengthening the Central Counterparty (CCP) and Regulatory roles, capacity building, applying the Straight Through Processing (STP), and evolving into a knowledge based organization, serve as a foundation for KPEI development for 2010-2014 period.
19
Strategi Bisnis Business Strategy
INISIATIF DAN SASARAN STRATEGIS Agenda pengembangan yang disusun setiap tahun merupakan uraian singkat dari berbagai inisiatif yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam Key Performance Indicator (KPI). Inisiatif-inisiatif ini merupakan bentuk implementasi dari sasaran-sasaran strategi yang telah ditetapkan Perusahaan sebagai penjabaran dari visi dan misi yang dimiliki Perusahaan. Adapun kaitan dan proses rencana pengembangan tahunan, visi-misi Perusahaan, dan unsur perencanaan strategis lainnya digambarkan sebagai berikut:
Mission : To actualize a safe and attractive Indonesia capital market Vision : To become a Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best service in Indonesia capital market Value : Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, Fellowship
Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role Capacity Building Straight Through Processing (STP) Knowledge Based Organization
Stakeholder = Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role Customer = Capacity building Internal Process = Straight Through Processing (STP) Learning & Growth = Knowledge Based Organization
KPEI Laporan Tahunan 2010
Project Initiatives Non-Project Initiatives
20
Mission, Vision & Values
Strategic Themes
Strategic Business Plan (2010-2014)
Internal & External Analysis Strategy Formulation & Selection
Measurement Target
INITIATIVES AND STRATEGIC OBJECTIVES The agenda of development which is prepared every year represents a brief description of the various initiatives to be implemented in order to achieve the targets determined in the Key Performance Indicator (KPI). These initiatives reflect an implementation of the Company’s predetermined strategy objectives which translate the vision-mission of the Company. The inter relationships and process of the annual development plan, the Company’s vision and mission, and other strategic planning elements are described as follows:
Strategy Map/Strategy Objective (BSC Frames) (2010-2014)
Key Performance Indicator (KPI)
Strategic Initiatives
Gambar 1. Hirarki Proses Perumusan dan Implementasi Strategi Image 1. The Hierarchy of Formulation Process and Strategy Implementation
Strategi Bisnis Business Strategy
Build Image & Reputation
Customer Satisfaction
Enhance Clearing/Sett. Process
Improve Rules & Governance
IT Good Governance Improve General Administrative Process
Enhance Risk Mgt. Process
Capacity Building
Improve Strategic Process & Implementation
Improve Employee Performance
Build Competency Knowledge Based Organization
High Motivation
Effective Corp. Communication
Organization Development
Stakeholder
Manage Cost Effectively
Increase Revenue
Clearing Member/ Customer
Strengthen CCP & Regulatory Roles
Internal Process
Capital Market Development
Increase Cash Flow
Create New Product or Services
Formulation of strategic objectives was carried out based on the Company’s vision and mission, and aligned with strategic themes and the Board of Directors’ guidances for the next five years. Following is the Company’s strategy map which was prepared by applying the Balance Score Card (BSC) framework:
Learning & Growth
Perumusan sasaran strategis dilakukan dengan berpedoman pada visi dan misi yang dimiliki Perusahaan, serta diselaraskan dengan tema-tema strategis dan arahan dari Direksi untuk lima tahun ke depan. Berikut ini adalah peta strategi (strategy map) Perusahaan yang disusun dengan menerapkan kerangka Balance Score Card (BSC):
INISIATIF PROYEK DAN NON-PROYEK Inisiatif merupakan kegiatan strategis yang dilakukan Perusahaan dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Inisiatif ini meliputi rangkaian aktivitas baru yang akan dilakukan selama periode tahun berjalan. Adapun inisiatif Perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu inisiatif yang bersifat proyek dan yang bersifat non-proyek.
PROJECT AND NON-PROJECT INITIATIVES An initiative is a strategic activity carried out by the Company in order to achieve predetermined strategic objectives. The initiative includes a series of new activities that will be conducted during the corresponding year. The Company’s initiatives can be divided into two types, namely project and non-project initiatives.
KPEI Annual Report 2010
Gambar 2. Peta Strategi Perusahaan Image 2. Company Strategy Map
21
KPEI Laporan Tahunan 2010
Strategi Bisnis Business Strategy
22
Inisiatif yang dikategorikan sebagai inisiatif proyek harus mengikuti mekanisme/prosedur dan metodologi proyek sebagaimana yang tertuang dalam standar operasional prosedur dan metodologi project management. Adapun aktivitas yang bersifat non proyek tidak melewati mekanisme dalam metodologi proyek melainkan hanya mengikuti proses pelaporan melalui Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO). Hal ini juga berlaku pada kegiatan yang berupa program atau kegiatan rutin.
Initiatives under category of project initiatives shall follow the project mechanism/procedure and methodology as set forth in the standard operational procedures and project management methodology. Non-project activities do not need to go through the project methodology mechanism, but follow the reporting process through Strategic Management Office (SMO) and Project Management Office (PMO). This also applies to routine program or activities.
INISIATIF 2010 DAN PENCAPAIANNYA Sebagai bagian penting dalam rangka implementasi strategi, berbagai inisiatif telah direncanakan dan dilaksanakan di tahun 2010. Berikut ini uraian singkat rencana pengembangan di tahun 2010 dan pencapaiannya:
2010 INITIATIVES AND ACHIEVEMENTS As an integral part of strategy implementation, several initiatives have been planned and implemented in 2010. Following are brief explanations on the 2010 development plan and achievements:
1. Keuangan dan Pengembangan Usaha Sebagai Perusahaan yang tidak berorientasi laba, aspek keuangan KPEI ditujukan pada pencapaian posisi kas Perusahaan yang memadai sehingga bisa mencapai financial independence untuk membiayai kegiatan operasional serta membiayai dan melakukan investasi pengembangan pasar modal. Untuk mencapai posisi kas yang memadai, beberapa inisiatif yang dapat dilakukan Perusahaan dalam rangka mengoptimalkan pemasukan kas adalah optimalisasi kebijakan pengelolaan investasi, memperluas pasar, dan mengembangkan produk.
1. Finance and Business Development As a non-profit Company, KPEI’s financial aspect is aimed at achieving an adequate cash position to achieve financial independence for funding its operational activities as well as funding and performing investments for capital market development. To achieve adequate cash position, some initiatives that can be performed by the Company to optimize cash income include optimization of investment management policies, market expansion and product development.
Seiring dengan meningkatnya nilai transaksi bursa di bursa efek, posisi kas Perusahaan meningkat pada posisi yang cukup memadai, meskipun masih harus terus ditingkatkan ke posisi yang lebih aman sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kebijakan pengelolaan investasi juga sudah dirancang dan diterapkan dalam rangka memperoleh tingkat imbal hasil investasi yang optimal dengan meningkatkan aspek tata kelolanya. Perluasan pasar dan pengembangan produk masih dilakukan bersama-sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pemegang saham.
2. Kliring dan Penyelesaian Sebagai salah satu proses bisnis inti (core business process), maka pengembangan proses kliring dan penyelesaian di tahun 2010 diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta memberikan kepuasan bagi Anggota Kliring (AK) sebagai pengguna jasa. Sesuai dengan sasaran strategis perusahaan, maka tahun 2010 merupakan tahun dimulainya implementasi Straight Through Processing (STP). Salah satu titik penting yang mengawali penerapan STP adalah implementasi Continuous Settlement. Dengan implementasi Continuous Settlement yang didukung oleh fasilitas intraday dari perbankan, AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efek akan menerima hak terima dana lebih awal.
Along with the increasing value of transactions at the stock exchange, the Company’s cash position has been increased to a fairly reasonable position, though still must be improved to a safer position in accordance with the target. Investment management policy has also been designed and implemented in order to obtain an optimum level of investment returns by improving its governance aspect. Market expansion and product development is still conducted together with the Indonesia Stock Exchange (IDX) as the shareholder.
2. Clearing and Settlement As one of the core business processes, development of the clearing and settlement process in 2010 was aimed to improve the efficiency and effectiveness and provide satisfaction for Clearing Members (CMs) as users. In accordance with the corporate strategic objectives, 2010 is the beginning year of the Straight Through Processing (STP) implementation. One of the milestones for starting the STP application is the implementation of Continuous Settlement. With the implementation of Continuous Settlement supported by intraday facilities from banking institutions, CMs who have settled their obligation to deliver shares will receive their right of cash earlier.
Strategi Bisnis Business Strategy
Pengembangan Continuous Settlement telah selesai tahun lalu dan sudah berhasil diimplementasikan di bulan Agustus 2010. Pengembangan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai CCP di pasar modal Indonesia.
The Continuous Settlement development has been finalized last year and successfully implemented since August 2010. This development is part of efforts to heighten the role and function of KPEI as CCP in the Indonesian capital market.
3. Manajemen Risiko Inisiatif di bidang manajemen risiko yang merupakan salah satu kompetensi inti Perusahaan didominasi oleh pelaksanaan tahap-tahap menuju implementasi Risk Management System (RMS) yang baru, yang telah selesai dikembangkan di tahun 2010. Mengingat banyaknya hal yang harus dipersiapkan (termasuk regulasi), berbagai tahapan ini masih akan berlangsung hingga tahun 2011.
3. Risk Management Initiatives in risk management as one of the Company’s core competencies are dominated by necessary steps carried out towards the implementation of a new Risk Management System (RMS), which has been completely developed in 2010. Considering a number of aspects to be prepared (including the regulation), some of the steps are still being performed in 2011.
Selain itu, sebagai upaya memperbaiki manajamen risiko secara internal KPEI, di tahun 2010 Perusahaan melanjutkan tahapan inisiatif Enterprise Risk Management (ERM) yang sudah dimulai di tahun 2009 dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan internalisasi.
In addition, in an attempt to improve KPEI’s internal risk management, in 2010 the Company continued the Enterprise Risk Management (ERM) initiative which had been started in 2009 in form of socialization and internalization activities. KPEI Annual Report 2010
23
KPEI Laporan Tahunan 2010
Strategi Bisnis Business Strategy
24
4. Keanggotaan dan Dana Jaminan Strategi di area Dana Jaminan adalah meningkatkan administrasi dan pemantauan atas penempatan Dana Jaminan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan adminisitrasi dan optimalisasi hasil/tingkat pengembalian dari investasi Dana Jaminan. Sedangkan di area keanggotaan masih akan dilakukan upaya sentralisasi pengelolaan dana agunan offline yang saat ini masih terpisah-pisah untuk setiap pasar ekuitas, obligasi, dan derivatif dengan melakukan pengembangan terhadap sistem Automated Risk Management System (ARMS). Selain itu, pengembangan dan upaya yang mengarah kepada penerapan konsep restrukturisasi AK juga masih akan dilakukan.
4. Memberships and Guarantee Funds The strategy in Guarantee Funds management was to improve the administration and monitoring of guarantee funds placement to reduce the administration errors and optimize the returns from Guarantee Funds investment. The strategy in membership, on the other hand, will still be focused on efforts to centralize the offline collateral funds management, which currently still separates for each market i.e. equities, bonds, and derivatives, by developing the Automated Risk Management System (ARMS). In addition, development and efforts directed to the implementation of CMs restructuring will remain to be performed.
Sistem pengelolaan Dana Jaminan sudah diimplementasikan di tahun 2010, sedangkan sentralisasi pengelolaan agunan masih berlangsung seiring dengan implementasi sistem manajemen risiko yang baru. Pendekatan keanggotaan kliring yang baru sudah diakomodasi dalam pengembangan beberapa sistem yang ada, namun implementasi pada tingkat industri memerlukan tahapan panjang berupa kesiapan peraturan dan institusional/organisasi para pelaku pasar.
The Guarantee Funds management system has been implemented in 2010, while the centralization of collateral management are still ongoing in line with the implementation of new risk management system. Approach for the new clearing memberships has been accommodated in some of the system developments. However, implementation at industry level requires a long process concerning the preparedness of regulations and institution/organization of the market participants.
5. Teknologi Informasi (TI) Sebagian besar sumber daya Teknologi Informasi (TI) difokuskan untuk menyiapkan berbagai perangkat teknologi pendukung dalam rangka implementasi STP dan sistem manajemen risiko yang baru. Salah satunya adalah pengembangan data feed dan sistem middleware yang nantinya akan menjadi pusat komunikasi berbagai sistem yang ada di Perusahaan, terutama terkait implementasi Straight Through Processing (STP) dan Risk Management System (RMS). KPEI juga membangun interface gateway dalam rangka implementasi Pre-Deal Check (PDC) melalui sistem perdagangan BEI. Selain itu, Perusahaan juga melakukan revitalisasi sistem pemantauan di area TI yang berhasil diimplementasikan di tahun 2010.
5. Information Technology (IT) Most of the Information Technology (IT) resources were focused to prepare various supporting technology devices in accordance with the STP implementation and new risk management system. One of them was development of data feed and middleware system that will become the central communication of the systems applied within the Company, particularly related to the Straight Through Processing (STP) and Risk Management System (RMS) implementation. The KPEI also built an interface gateway to implement PreDeal Check (PDC) through the trading system in the IDX. In addition, the Company also succeeded to revitalize the IT area monitoring system in 2010.
6. Hukum, Komunikasi, dan Umum Dalam bidang Hukum, Perusahaan telah memulai langkah harmonisasi berbagai peraturan terkait implementasi STP dan sistem manajemen risiko yang baru. Proses ini masih berlangsung hingga tahun 2011. Sedangkan di bidang Komunikasi, Perusahaan melakukan penyempurnaan website yang proyeknya juga masih berlanjut hingga tahun 2011. Perusahaan juga telah melakukan penjajakan untuk membangun sistem otomasi administrasi umum sebagai inisiatif bagian Departement Umum.
6. Legal, Communication, and General Affairs In Legal aspect, the Company has begun the steps towards harmonizing various regulations related to the implementation of STP and new risk management system. The process is still being carried out until 2011. In Communication, the Company’s effort to enhance its website is also still ongoing until 2011. The Company also has initiated to establish automation of general administration as an initiative of the General Affairs Department.
7. Satuan Pemeriksa Internal Satuan Pemeriksa Internal (SPI) memiliki tanggung jawab antara lain untuk memastikan bahwa KPEI memiliki sistem pengendalian internal yang baik dan mematuhi hukum dan perundang-undangan, termasuk kebijakan dan prosedur internal KPEI, mengevaluasi kehandalan informasi keuangan dan tersedianya sarana-sarana yang memadai untuk menjaga dan melindungi aset-aset KPEI, serta melaksanakan tugas-tugas khusus yang relevan dengan pekerjaan audit. Disamping itu, dengan diterapkannya kebijakan manajemen mutu di KPEI sesuai standar internasional, yaitu ISO 9001 : 2008, maka SPI merupakan mitra dari konsultan eksternal terkait kebijakan mutu tersebut. Sepanjang tahun 2010, SPI telah menyampaikan laporan-laporan audit yang terdiri dari laporan operasional audit. Selain itu SPI bekerja sama dengan konsultan eksternal telah melakukan audit terhadap kesiapan dari sisi TI dalam rangka implementasi sistem manajemen risiko yang baru. Terkait dengan hasil pemeriksaan BapepamLK, SPI berkewajiban untuk memantau tindak lanjut KPEI terhadap hasil pemeriksaan Bapepam-LK.
7. Internal Audit Internal Audit (SPI) has responsibility, among others, to ensure that KPEI has a good system of internal control and compliance with laws and regulations, including internal policies and procedures of KPEI; evaluate the reliability of financial information and the availability of adequate facilities to maintain and protect the assets of KPEI, and perform specific tasks relevant to the work of audit. In addition, with the implementation of quality management in KPEI to meet with the international standards, namely ISO 9001 : 2008, the SPI became a partner of the external consultants related to the quality management policy. During 2010, SPI has submitted audit reports consisting of operational audit reports. In addition, SPI in collaboration with an external consultant conducted an audit on the readiness of the IT in regard with the implementation of new risk management system. In relation to the audit results of Bapepam-LK, SPI shall monitor the follow-up of KPEI on those results.
8. Sumber Daya Manusia (SDM) Di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Perusahaan melanjutkan implementasi SDM sebagai mitra strategis. Sepanjang tahun 2010 inisiatif ini telah berjalan baik dengan perkembangan kemajuan kegiatan yang dilaporkan setiap bulan. Kegiatan lainnya yang telah dilakukan adalah survei gaji pada bulan Desember 2010. SDM juga telah melakukan kajian terhadap sistem SDM yang ada saat ini dan kemungkinan dilakukannya pengembangan/pembelian Human Resources Information System (HRIS). Selain itu, implementasi Knowledge Management (KM) yang sudah dimulai di tahun 2009, telah resmi diluncurkan di kuartal pertama tahun 2010. Hal-hal lain yang sudah dilakukan di tahun 2010 adalah melengkapi berbagai sarana dalam rangka implementasi KM, seperti struktur organisasi, pembentukan Community of Practices (CoP), dan mekanisme Reward and Recognition (R&R). HRIS dan teknologi pendukung KM diharapkan selesai dikembangkan di tahun 2011.
8. Human Resources (HR) In Human Resources (HR) area, the Company continued the implementation of HR as a strategic partner. Throughout 2010, this initiative has been running well as shown by the monthly report of activity development progress. Other activity which was successfully carried out was the salary survey held in December 2010. The HR has also conducted an assessment of the existing HR system and the possibility of developing or purchasing a Human Resources Information System (HRIS). In addition, the implementation of Knowledge Management (KM), which had begun in 2009, was officially launched in the first quarter of 2010. Other activities carried out in 2010 were completion of various means to implement KM, such as organizational structure, establishment of the Community of Practices (CoP), and Reward and Recognition (R&R) mechanisms. HRIS and KM support technology is expected to complete in 2011.
9. Perencanaan Strategi Tahun 2010 merupakan tahun awal dari program jangka menengah perusahaan untuk periode 5 tahun ke depan yaitu 2010-2014. Tema strategi dan sasaran strategi pada tingkat korporasi dan divisi untuk 5 tahun ke depan telah ditetapkan dan disosialisasikan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan Key Performance Indicator (KPI) dan gambaran rencana kerja lima tahun ke depan di masing-masing divisi. KPI ini akan dijadikan acuan dalam mengukur pencapaian strategi dan kinerja organisasi. Sedangkan gambaran rencana kerja (roadmap) lima tahun ke depan diharapkan memberikan arahan dalam penetapan insiatif atau rencana pengembangan tahunan.
9. Strategy Planning 2010 is the starting year of the corporate medium-term program for the next 5 years period of 2010-2014. The themes of the strategy and target at the corporate and division level for the next 5 years have been established and socialized. The next step is to define the Key Performance Indicator (KPI) and description of the work plan for the next five years in each division. The KPI will serve as reference in measuring the achievement of strategy and organization performance. While the roadmap for the next five years is expected to provide direction in setting the annual development initiatives or plans. KPEI Annual Report 2010
Strategi Bisnis Business Strategy
25
Tinjauan Bisnis KPEI Laporan Tahunan 2010
Business Review
26
Sepanjang tahun 2010, KPEI mencatat berbagai kemajuan penting diantaranya dengan menerapkan Continuous Settlement yang didukung fasilitas intraday, mengembangkan Risk Management System, dan mengawali penerapan Enterprise Risk Management. Throughout 2010, KPEI recorded several important progresses, among others by implementing the Continuous Settlement with support of intraday facilities, developing the Risk Management System, and initiating the Enterprise Risk Management implementation.
Throughout 2010, Indonesia’s economy has made strides forward through significant advancements sectors. The country’s macroeconomic condition entire year augured well for investment growth in including the capital market.
impressive in various during the Indonesia,
Pertumbuhan investasi di sektor pasar modal diantaranya tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang terus menguat. Pada tanggal 9 Desember 2010, tercatat pertumbuhan tertinggi dalam rekor perdagangan IHSG yang mencapai 3.786,09. Pertumbuhan IHSG hingga akhir tahun 2010 meningkat sekitar 45,96% dibandingkan posisi awal tahun, hingga ke level 3.703,51. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan indeks tertinggi di Asia Pasifik. Nilai kapitalisasi pasar saham di akhir Desember 2010 mencapai sekitar Rp 3.243,77 triliun, naik lebih kurang 60,63% dibanding akhir Desember 2009 sebesar Rp 2.019,38 triliun.
Investment growth in the capital market among others is reflected in the steady strengthening of the IDX Composite Index. On 9 December 2010, the IDX Composite Index peaked at a record high of 3,786.09. The IDX Composite Index by the end of 2010 soared roughly 45.96% to the level of 3,703.51 compared to the position attained at the start of the year. This registered as the highest index growth in Asia Pacific. Stock market capitalization by the end of December 2010 reached the value of Rp 3,243.77 trillion, an approximate 60.63% upsurge compared to the end of December 2009 at Rp 2,019.38 trillion.
KPEI Annual Report 2010
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang membanggakan, dengan peningkatan signifikan di berbagai sektor. Kondisi ekonomi makro nasional yang kondusif di sepanjang tahun 2010 pun berdampak positif pada pertumbuhan investasi di Indonesia, termasuk di pasar modal.
27
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tinjauan Bisnis Business Review
28
Selanjutnya jika dilihat dari sisi pengembangan pasar yang terjadi dalam industri keuangan khususnya pasar modal, telah muncul berbagai inisiatif yang umumnya diarahkan pada pengembangan yang berorientasi pada integrasi pasar secara regional. Semua inisiatif tersebut pada intinya menuntut dilakukannya harmonisasi dan standarisasi berbagai market practices dan regulasi antar negara. Pasar Modal Indonesia harus siap menghadapi berbagai tekanan regional ini karena cepat atau lambat kondisi ini akan mengharuskan pasar modal Indonesia untuk mengikuti arus regional dan global tersebut. Oleh karena itu, pasar modal Indonesia harus terus-menerus berupaya melakukan pengembangan dengan mengedepankan berbagai praktik dan regulasi sehingga dapat diharmonisasikan dengan pasar-pasar lain baik di lingkup regional maupun global.
With regard to market development within the financial industry particularly the capital market, several development initiatives have emerged primarily geared at market integration on a regional scale. These initiatives generally call for the harmonization and standardization of various market practices and cross-border regulations. Regardless of the government’s political and economic stance and strategy in dealing with these initiatives, Indonesia Capital Market must remain poised in facing various regional pressures as in due course these conditions will require Indonesian capital market to persistently work towards further advancements by placing priority on various practices and regulations for greater harmonization with other markets both at the regional and global levels.
Kinerja Perusahaan di tahun 2010 tentunya tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh fluktuasi kondisi pasar global dan regional. Selain dari itu, sebagai bagian dari regulator pasar, Perusahaan harus siap menghadapi berbagai tuntutan perubahan yang terjadi. Sejauh ini KPEI tetap konsisten berusaha memperbaiki berbagai layanan jasa yang diberikan dengan melaksanakan berbagai inisiatif pengembangan, seperti pengembangan sistem Continuous Settlement di tahun 2010. Selain itu KPEI juga senantiasa melakukan pengembangan terhadap jasa-jasa yang diberikan Perusahaan di seputar bisnis inti yang meliputi Jasa Kliring dan Penyelesaian, Manajemen Risiko, Pengelolaan Agunan dan Dana Jaminan, serta layanan Pinjam Meminjam Efek.
The Company performance in 2010 is inextricably linked to the impact brought forth by global and regional market fluctuations. Furthermore, as part of the market regulatory system, the Company must be prepared to deal with these emerging shifts. KPEI has thus far been consistent in improving various services on offer by introducing a range of development initiatives such as the establishment of the Continuous Settlement system in 2010. In addition, KPEI also continues to develop services related to core businesses which cover Clearing and Settlement Services, Risk Management, Collateral and Guarantee Fund Management, also Securities Borrowing and Lending.
LAYANAN JASA KLIRING Layanan jasa yang diberikan Perusahaan melalui sistem Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS) masih didominasi jasa kliring atas transaksi pasar saham (ekuitas). Hal ini dikarenakan transaksi bursa atas pasar obligasi dan derivatif sampai saat ini masih belum berkembang sesuai dengan harapan. Sepanjang tahun 2010, total nilai transaksi bursa mencapai Rp 1.181,86 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4,82 triliun. Adapun total frekuensi transaksi bursa yang terjadi sebanyak 27,29 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 111.392 kali transaksi. Volume transaksi mencapai 1,45 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,93 miliar unit saham. Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2010 telah mencapai rata-rata efisiensi sebesar 59,59% jika dilihat dari sisi volume efeknya, sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 40,41% atau 2,3 miliar unit saham per hari. Sementara itu, jika dilihat dari sisi nilai, rata-rata efisiensi penyelesaian Transaksi Bursa di tahun 2010 mencapai 82,74%, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana menjadi sebesar 17,26% atau senilai Rp 792,74 miliar per harinya. Tingkat efisiensi kliring penyelesaian transaksi bursa secara netting baik dari sisi volume efek maupun dana yang tinggi, merupakan bentuk nilai tambah bagi Angggota Kliring (AK). Kinerja efisiensi netting selama tiga tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:
CLEARING SERVICES Services rendered by the Company through Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS) remain principally focused on clearing services for stock market transactions (equity). This is due to the current state of the bonds and derivatives market which have yet to develop as expected. Throughout 2010, total stock exchange transaction value amounted to Rp 1,181.86 trillion with a daily average stock exchange transaction value of Rp 4.82 trillion. Total frequency of stock exchange transactions is 27.29 million times with an average daily stock exchange transaction frequency of 111,392 times. Transaction volume registered at 1.45 trillion shares with a daily average stock exchange transaction volume of 5.93 billion shares. Stock exchange transactions cleared by KPEI through the netting process in 2010 reached the average efficiency of 59.59% in terms of securities volume of which those settled through KPEI amounted to 40.41% or 2.3 billion shares each day. With regard to its value, the average efficiency of stock exchange transactions settlement in 2010 attained the level of 82.74%, thereby the daily average value of funds settlement reached 17.26% or equivalent to Rp 792.74 billion on a daily basis. The efficiency level for the clearing of stock exchange transactions settlement through the netting process in terms of securities volume and substantial funds is an added value for Clearing Members (CMs). Netting efficiency in the past three years is provided in Table 1 below:
Tinjauan Bisnis Business Review
Tabel 1. Transaksi Netting dan Tingkat Efisiensi Rata-rata Table 1. Netting Transaction and Average Efficiency Rate
Total Volume (Unit Efek) Total Nilai (Rupiah)
2009
2008
564,896,113,000
509,199,200,500
337,090,998,000
Total Volume
194,223,233,637,000
154,297,747,887,000
188,326,993,072,559
Total Value
2,305,698,420
2,112,859,753
1,404,545,825
Average Volume
792,747,892,396
640,239,617,788
784,695,804,469
Average Value
Efisiensi Efek (Rata-rata)
59.59%
62.31%
55.90%
Securities Efficiency (Average)
Efisiensi Dana (Rata-rata)
82.74%
82.55%
81.16%
Fund Efficiency (Average)
Rata-rata Volume Rata-rata Nilai
CONTINUOUS SETTLEMENT Dalam rangka menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai Central Counterparty (CCP) di pasar modal Indonesia, KPEI telah melakukan pengembangan sistem e-CLEARS untuk mendukung kelancaran proses penyelesaian transaksi bursa dengan konsep yang disebut Continuous Settlement. Implementasi sistem ini sejak 5 Agustus 2010 terbukti telah meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penyelesaian transaksi bursa. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata instruksi penyelesaian transaksi bursa sebelum pukul 11.00 WIB yang telah mencapai 93,74%, sementara sebelum implementasi Continuous Settlement sebesar 65,52%. Dengan implementasi Continuous Settlement yang didukung oleh fasilitas intraday, AK yang telah menyelesaikan kewajiban serah efek akan menerima hak terima dana lebih awal.
CONTINUOUS SETTLEMENT In efforts to strengthen its role and function as a Central Counterparty (CCP) in the Indonesian capital market, KPEI has developed e-CLEARS to ensure for the smooth running of the Continous Settlement process of stock exchange transactions. Implemented since 5 August 2010, the system has proven to boost the efficiency and effectiveness of the stock exchange transaction settlement process. This is evident in higher average instructions of stock exchange settlements before 11.00 WIB have reached 93.74% as compared to prior to the Implementation of Continuous Settlement 65.52%. With the implementation of Continuous Settlement supported by intraday facilities, CMs who have settled their obligation to deliver shares will receive their right of cash earlier.
Dalam melaksanakan Continuous Settlement, KPEI memerlukan dukungan pembiayaan dalam bentuk fasilitas intraday yang diperoleh dari sejumlah Bank Pembayaran agar dapat segera memenuhi hak terima dana AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya, tanpa harus menunggu terlebih dahulu penyelesaian kewajiban serah dana dari AK lainnya.
In the implementation of Continuous Settlement, KPEI requires funding support in the form of intraday facilities drawn from a number of Payment Banks to ensure the immediate fulfillment of CMs right to receive funds for those who have settled all obligations of handing over securities without having to wait for other CMs to settle their part of the obligation to hand over funds.
BANK PENYEDIA FASILITAS INTRADAY Saat ini, telah terdapat 3 Bank Pembayaran yang memberikan fasilitas intraday kepada KPEI. Bank tersebut adalah Bank CIMB Niaga sejumlah Rp 290 miliar, Bank Mandiri sejumlah Rp 1 triliun, dan Bank Permata sejumlah Rp 200 miliar. Dengan demikian, total fasilitas intraday yang dapat digunakan oleh KPEI dalam memperlancar proses penyelesaian transaksi bursa adalah sebesar Rp 1,49 triliun. Mengingat frekuensi, volume dan nilai transaksi yang semakin meningkat, kebutuhan akan penggunaan fasilitas intraday tersebut diperkirakan juga akan terus meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, KPEI juga tengah menjajaki untuk memperoleh fasilitas intraday lainnya dari Bank BCA sebagai salah satu Bank Pembayaran dengan nilai kurang lebih sebesar Rp 300 miliar.
BANK PROVIDER OF INTRADAY FACILITY There are currently 3 Payment Banks offering intraday facilities to KPEI. These Banks are Bank CIMB Niaga for Rp 290 billion, Bank Mandiri for the Rp 1 trillion, and Bank Permata for Rp 200 billion. Total intraday facilities available to KPEI in expediting the stock exchange settlement process therefore amounted to Rp 1.49 trillion. Given the increasing level of transaction frequency, volume and value, demand for these intraday facilities shall also correspondingly rise. To anticipate this, KPEI is currently looking into the possibility of utilizing other intraday facilities from Bank BCA as a Payment Bank with the value of roughly Rp 300 billion.
KPEI Annual Report 2010
2010
29
Tinjauan Bisnis Business Review
PEMAKAIAN FASILITAS INTRADAY Sepanjang Tahun 2010, sejak tanggal 5 Agustus 2010 hingga 29 Desember 2010, penggunaan fasilitas intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa telah mencapai total nilai lebih dari Rp 11 triliun. Sementara itu, rata-rata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp 123 miliar, dengan angka tertinggi harian sebesar Rp 575 miliar dan angka terendah harian sebesar Rp 7,3 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp 461,3 juta.
Intraday Facility Usage Throughout 2010, from 5 August 2010 to 29 December 2010, KPEI’s usage of intraday facilities for stock exchange transaction settlement reached a total value of more than Rp 11 trillion. The daily average of intraday facility usage amounted to Rp 123 billion with the highest daily value of Rp 575 billion and the lowest at Rp 7.3 billion. Total expenditure incurred by KPEI in utilizing intraday facilities posted at Rp 461.3 million.
Secara keseluruhan, penggunaan fasilitas intraday oleh KPEI di tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
In overall, KPEI’s usage of intraday facilities in 2010 is provided in Table 2.
Tabel 2. Penggunaan Fasilitas Intraday Tahun 2010 Table 2. Intraday Facility Usage in 2010 Penggunaan Fasilitas Intraday Intraday Facility Usage
Oktober 2010 October 2010
Nopember 2010 November 2010
Desember 2010 December 2010
11,070,344,953,222
1,456,366,469,000
1,915,661,757,500
2,940,692,100,222
2,485,060,434,500
2,272,564,192,000
Total IF Usage
575,139,572,500
225,876,763,000
355,622,743,500
539,280,390,722
301,061,575,500
575,139,572,500
Daily Highest
Rata-Rata Harian
123,003,832,814
85,668,615,824
119,728,859,844
142,877,376,326
118,336,211,167
126,253,566,222
Daily Average
7,363,844,000
9,255,208,000
7,363,844,000
24,357,895,000
22,168,726,000
10,785,604,500
Daily Lowest
90
17
16
18
21
18
Number of Days
Terendah Harian Jumlah Hari
KPEI Laporan Tahunan 2010
September 2010 September 2010
Tertinggi Harian
Total Penggunaan FI
30
Agustus 2010 August 2010
Pengelolaan Agunan Agunan AK yang ditempatkan di KPEI merupakan bagian terpenting dari pengelolaan risiko yang dilakukan oleh KPEI untuk memitigasi risiko penyelesaian transaksi bursa dan menentukan batasan transaksi atau limit bagi order transaksinya. Oleh karena itu, AK diwajibkan untuk menempatkan agunannya di KPEI. Agunan ini dapat berupa agunan online, yaitu agunan dalam bentuk uang dan atau efek yang ditempatkan ke dalam rekening agunan di KSEI, atau pun berupa agunan offline dalam bentuk instrumen keuangan seperti deposito, bank garansi termasuk juga saham BEI milik AK yang diagunkan pada KPEI. Sampai dengan akhir Desember 2010, agunan AK yang dikelola oleh KPEI telah mencapai Rp 10,93 triliun, terdiri dari agunan offline senilai Rp 5,94 triliun dan agunan online senilai Rp 4,99 triliun.
Collateral Management CMs collateral deposited at KPEI is an integral part of KPEI’s risk management process aimed at covering risks arising from stock exchange transaction settlement and maintaining transaction limits. It is therefore compulsory for CMs to deposit their collateral at KPEI. Deposited collateral may take the form of online collateral which refers to money and or securities placed in a collateral account at KSEI or offline collateral in the form of financial instruments such as time deposit, bank guarantee including CMs owned stock exchange seats put up as collateral at KPEI. By end of December 2010, CMs collateral managed by KPEI amounted to Rp 10.93 trillion, consisting of offline collateral at Rp 5.94 trillion and online collateral valued at Rp 4.99 trillion.
Komposisi agunan offline senilai Rp 5,94 triliun yang terdiri dari Rp 4,73 triliun atau 79,77% berbentuk bank garansi dan Rp 1,18 triliun atau sekitar 20,03% berbentuk deposito berjangka, serta Rp 11,9 miliar atau 0,20 % merupakan nilai nominal yang berasal dari saham BEI milik AK. Sementara komposisi agunan online berjumlah senilai kurang lebih Rp 4,99 triliun, sebagian besar masih berasal dari efek senilai Rp 4,78 triliun (95,77%), dan sisanya sebesar Rp 211,33 miliar (4,23%) berbentuk tunai. Komposisi masing-masing jenis agunan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
The composition of offline collateral worth Rp 5.94 trillion comprised bank guarantee at Rp 4.73 trillion or 79.77%, time deposits at Rp 1.18 trillion or approximately 20.03%, as well as CMs owned IDX shares valued at Rp 11.9 billion or 0.20%. Online collateral composition worth Rp 4.99 trillion on the other hand largely consists of securities amounting to Rp 4.78 trillion (95.77%) and the remaining Rp 211.33 billion (4.23%) comes in cash form. The composition of each type of collateral is provided in the graphs below.
Tinjauan Bisnis Business Review
Komposisi Agunan Off line per 30 Desember 2010 Offline Collateral Composition as of 30 December 2010
Komposisi Agunan On line per 30 Desember 2010 Online Collateral Composition as of 30 December 2010
0,20% 20,03%
4,23% 95,77%
79,77%
Bank Garansi | Bank Guarantee
Uang | Cash
Deposito | Time Deposits
Saham | Shares
Dana Jaminan Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.III.B.7, Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan atau efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang dapat digunakan untuk membiayai penjaminan penyelesaian transaksi bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. Dana Jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak dapat didistribusikan untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan yang telah diatur dalam ketentuan tersebut. Dana Jaminan akan digunakan untuk penanggulangan atas kegagalan penyelesaian transaksi bursa pada perdagangan efek tanpa warkat dan perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE). Pelaporan keuangan Dana Jaminan tidak termasuk dalam laporan keuangan KPEI dan wajib dilaporkan secara terpisah.
Guarantee Fund Based on Bapepam-LK Regulation No.III.B.7, Guarantee Fund is collection of funds and/or securities administered and managed by Clearing and Guarantee Institution, which can be utilized to cover the guarantee of settlement of stock exchange transactions by Clearing and Guarantee Institution. Guarantee Fund is not owned by a particular party and cannot be distributed for any purpose except for those stipulated in the regulation. The Guarantee Fund will be utilized for handling the default of settlement of stock exchange transactions for scripless trading and Index Futures (KBIE) trading. The Guarantee Fund financial statement is not included in KPEI financial statement and shall be reported separately.
Dana Jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam Surat Utang Negara (SUN) dan atau deposito bank dengan komposisi yang disetujui oleh Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko. Hingga akhir tahun 2010, Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI telah mencapai Rp 1,44 triliun, terdiri dari Dana Jaminan Ekuitas sebesar Rp 1,43 triliun, KBIE sebesar Rp 963,48 juta, Obligasi sebesar Rp 1,08 juta serta Cadangan Jaminan berjumlah Rp 6,95 miliar.
Guarantee Fund can only be invested in Government Bonds (SUN) and time deposits, with a composition that has been approved by the Credit Policy and Risk Management Committee. By the end of 2010, the position of Guarantee Fund managed by KPEI has totaled Rp 1.44 trillion, consisting of Equity worth Rp 1.43 trillion, KBIE at Rp 963.48 million, Bonds at Rp 1.08 million, and Fund Reserved for Guarantee.
KPEI Annual Report 2010
Saham BEI Milik AK | IDX Shares Belonging to CM
31
Tinjauan Bisnis Business Review
Layanan Jasa Kliring Untuk Transaksi Bursa Obligasi Dan Derivatif Dalam memberikan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa atas instrumen obligasi yang terdiri dari Obligasi Korporasi dan Surat Utang Negara (SUN), KPEI didukung oleh sistem Electronic Bonds Clearing System (e-BOCS), sedangkan untuk transaksi produk derivatif seperti kontrak opsi saham dan KBIE menggunakan sistem Risk Monitoring Online (RMOL). Sejauh ini transaksi obligasi dan derivatif hampir tidak pernah terjadi.
Clearing Services For Bonds And Derivatives Market Transactions In providing services for the clearing and settlement of stock exchange transactions for debt instruments consisting of Corporate Bonds and Government Bonds (SUN), KPEI is supported by the Electronic Bonds Clearing System (e-BOCS), while transactions for derivatives such as stock options and stock index futures adopt the Risk Monitoring Online (RMOL) system. Thus far, bonds and derivatives transactions are practically non-existent.
Layanan Pinjam Meminjam Efek (Pme)
Securities Borrowing And Lending (SBL) Services Securities Borrowing and Lending is a KPEI service aimed at assisting CMs in meeting temporary needs for securities and to avert the occurrence of default on stock exchange transaction settlement. In addition, SBL can also be utilized to support CM trading strategies such as hedging, arbitrage, short selling and others.
Pinjam Meminjam Efek adalah layanan KPEI yang bertujuan membantu AK dalam memenuhi sementara kebutuhan efek, untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Selain itu PME dapat juga digunakan untuk mendukung strategi perdagangan AK seperti hedging, arbitrage, short selling dan lain sebagainya. Total AK yang terdaftar sebagai anggota PME KPEI hingga akhir tahun 2010 sebanyak 97 AK dan 3 Bank Kustodian. Total frekuensi pinjaman tercatat sebanyak 1.736 transaksi, total volume efek sekitar 839,57 juta unit efek, dengan total nilai sejumlah Rp 1,74 triliun. Transaksi tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan total nilai sebesar Rp 385,67 miliar dengan volume 72,51 juta unit efek dan frekuensi sebanyak 244 transaksi.
Total CM registered as KPEI SBL members by the end of 2010 reached 97 CMs and 3 Custodian Banks. Total loan frequency recorded at 1,736 transactions, total securities volume amounted to 839.57 million securities with a total value of Rp 1.74 trillion. The highest transaction occurred in December for a total value of Rp 385.67 billion for the volume of 72.51 million securities and at a frequency of 244 transactions.
Secara keseluruhan, pelaksanaan Transaksi Pinjam Meminjam Efek di KPEI sepanjang tahun 2010 dirangkum dalam Tabel 3.
In overall, the implementation of Securities Borrowing and Lending Transactions at KPEI throughout 2010 is summarized in Table 3.
Tabel 3. Transaksi Pinjam Meminjam Efek KPEI 2010 Table 3. KPEI Securities Borrowing and Lending Transaction in 2010 Nilai Value
KPEI Laporan Tahunan 2010
Total
32
1,749,010,314,000
Volume Volume 839,573,500
Frekuensi Frequency 1,736
Jumlah Hari Number of Days 357
Total
Rata-rata
145,750,859,500
69,964,458
144.67
Average
Tertinggi
385,669,858,000
243,485,000
244
Highest
Terendah
47,034,925,000
25,667,500
63
Lowest
Penanganan Kegagalan Melalui Mekanisme Alternate Cash Settlement (Acs) dan Kasus Gagal Bayar ACS merupakan mekanisme yang diterapkan bagi AK yang gagal memenuhi kewajiban serah efeknya pada tanggal penyelesaian, yang mengakibatkan AK tersebut dikenakan kewajiban menyediakan uang pengganti yang dihitung sebesar 125% dari volume dan harga tertinggi efek tersebut. Selama periode tahun 2010, penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme ACS terjadi atas 29 AK Serah dan 49 AK Terima dalam hari yang berbeda, dengan total volume
Handling Default Through Alternate Cash Settlement Mechanism (ACS) and Payment Default Cases ACS is a mechanism applicable to CMs who have failed to fulfill their obligation in handing over securities at the date of settlement which makes it compulsory for CMs to ensure alternate cash settlement set at 125% from the highest volume and price of the securities. In 2010, stock exchange transactions settled through the ACS mechanism involved 29 Delivery CMs and 49 Recipient CMs on different dates with a total securities settlement volume of 23.17 million shares at the equivalent ACS value of Rp 94.56
Tinjauan Bisnis Business Review
penyelesaian efek sebesar 23,17 juta unit saham yang setara dengan nilai ACS-nya yaitu sebesar Rp 94,56 miliar. Persentase volume dan nilai ACS tersebut masing-masing adalah 0,0041% dan 0,05 % dari total volume dan nilai penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui KPEI (lihat Tabel 4).
billion. The ACS volume and value percentages are 0.0041% and 0.05 % respectively from the total stock exchange transaction settlement volume and value carried out by KPEI (see Table 4).
Tabel 4. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2008 sampai 2010 Table 4. Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism from 2008 to 2010
Tahun Year
Penyelesaian Transaksi Bursa Stock Exchange Transaction Settlement
Persentase Penggunaan ACS dari Penyelesaian Transaksi Bursa Percentage of ACS Utilitization to Stock Exchange Transaction Settlement
Alternate Cash Settlement (ACS)
Volume Volume
Nilai Value
Volume Volume
Nilai Value
Volume % Volume %
Nilai % Value %
2010
564,896,113,000
194,223,233,637,000
23,170,500
94,563,685,000
0.0041
0.0487
2009
509,199,200,500
154,297,747,887,000
33,770,000
33,427,435,625
0.0066
0.0217
2008
337,090,998,000
188,326,993,072,500
8,015,000
8,476,820,750
0.0023
0.0045
For 2010 in particular, data on Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism is presented below (see Table 5):
Khusus untuk tahun 2010, data Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS adalah sebagai berikut (lihat Tabel 5):
Tabel 5. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2010 Table 5. Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism in 2010 Keterangan Description
Alternate Cash Settlement (ACS) Volume Nilai Volume Value
ACS (% Dari Netting) ACS (% of Netting) Volume % Nilai % Volume % Value %
Jumlah AK Number of CMs AK Serah AK Terima Delivery CMs Recipient CMs
Total Total
23,170,500
94,563,685,000
0.00
0.05
29
49
Tertinggi Highest
11,396,500
74,533,221,875
0.36
4.23
2
14
Rata-rata Average
94,573
385,974,224
0.00
0.03
0.12
0.20
Terendah Lowest
0
0
0.00
0.00
0
0
Untuk informasi mengenai gagal bayar yang terjadi dalam penyelesaian transaksi bursa, selama tahun 2010 tidak terdapat kasus gagal bayar oleh AK (lihat Tabel 6).
With regard to default payment associated with stock exchange transaction settlement, there were no such cases involving CMs during 2010 (see Table 6).
Tabel 6. Transaksi Gagal Bayar Table 6. Default Transaction 2009
Anggota Kliring (AK)
-
-
1
Clearing Members (CMs)
Nilai Netting
-
-
188,114,836,096,500
Value of Netting
Nilai Gagal Bayar
-
-
439,458,702,911.27
Value of Default
0%
0%
0.23%
Percentage
Persentase
2008
KPEI Annual Report 2010
2010
33
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tinjauan Bisnis Business Review
34
Layanan Keanggotaan dan Kepuasan Pengguna Jasa Saat ini KPEI melayani sebanyak 119 AK. Selain mengelola berbagai data administratif dan agunan AK, KPEI secara rutin menyelenggarakan pelatihan bagi AK dengan topik terkait dengan layanan jasa KPEI. Selain itu, Departemen Keanggotaan juga melakukan kunjungan ke kantor AK guna mendapatkan berbagai masukan atau feedback sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas layanan yang telah berjalan selama ini. Bentuk nyata kegiatan yang telah dilaksanakan KPEI sepanjang tahun 2010 adalah penyelenggaraan workshop dan Focused Group Discussion (FGD). Workshop dilaksanakan dalam dua seri, yaitu seri pertama dilaksanakan satu kali di Jimbaran, Bali dan seri kedua sebanyak empat kali di Jakarta. Workshop seri pertama ditujukan kepada para Direksi AK yang membahas mengenai pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia secara keseluruhan, dengan pembicara berasal dari BapepamLK dan SRO. Workshop seri kedua ditujukan kepada bagian operasional masing-masing AK, membahas secara rinci mengenai Risk Management System dengan tema “New Risk Management & Member Interface for Clearing Members” .
Membership Services and Customer Satisfaction KPEI currently serves 119 CMs. In addition to the management of various administrative data and CM collateral, KPEI also regularly holds training for CMs on topics related to KPEI services. The Membership Department also organizes visits to CM offices to generate various inputs or feedbacks as part of an effort to continually improve service quality. Tangible actions initiated by KPEI throughout 2010 included the organizing of workshops and Focus Group Discussion (FGD). Workshops are held in two series from which the first round was held once in Jimbaran, Bali while the second series consisted of four separate events convened in Jakarta. The first round of the Workshop was designed for CMs Directors highlighting on the development of Indonesia’s capital market infrastructure in general and featured guest speakers from Bapepam-LK and SROs. The second series of Workshops were intended for the operational units of each CMs which encouraged in-depth discussions on Risk Management System specifically on the theme “New Risk Management & Member Interface for Clearing Members”.
Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Guna mengkoordinasikan pengembangan infrastruktur pasar modal, Bapepam-LK dan SRO telah membentuk tim kerja Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO) dalam mengelola dan memantau berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal. Terdapat tiga inisiatif utama dalam pengembangan infrastruktur pasar modal, yaitu implementasi Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP), dan Data Warehouse industri pasar modal. Dalam hal ini, KPEI berkontribusi dan bertanggung jawab dalam pengembangan dan implementasi STP, disamping mendukung berbagai proyek-proyek lainnya yang terkait dengan inisiatif utama lainnya.
Capital Market Infrastructure Development To coordinate activities associated with capital market infrastructure development, Bapepam-LK and SROs have established working groups known as the Strategic Management Office (SMO) and Project Management Office (PMO) to manage and oversee various capital market infrastructure development initiatives. Three of these main initiatives are the implementation of the Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP) and the capital market industry Data Warehouse. In light of this, KPEI contributes to and holds responsibility for STP development and implementation, in addition to providing support for various other projects related to the other main initiatives.
KPEI sebagai bagian dari industri pasar modal Indonesia terus melakukan pembangunan kapasitas (capacity building) untuk dapat berperan aktif dalam percaturan pasar modal baik domestik, regional, maupun global. Selama tahun 2010 program-program kerja yang dijalankan meliputi:
KPEI as a part of Indonesian capital market industry must constantly build its capacity in order to assume a more active role in the dynamics of the domestic, regional and global capital markets. All through 2010, work programs implemented covered the following:
1. Straight Through Processing (STP) Proyek pengembangan STP merupakan salah satu proyek dalam lingkup pengembangan infrastruktur pasar modal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Secara definisi, STP adalah integrasi sistem dan proses dengan cara mengotomasi semua proses dari mulai order, eksekusi transaksi, kliring, konfirmasi/afirmasi dan penyelesaian tanpa adanya intervensi manual dan/atau input ulang data.
1. Straight Through Processing (STP) STP development project is one of the projects in the capital market infrastructure development aimed to increase overall market efficiency. By definition, STP is an integration of system and process performed by automating all processes from order, transaction execution, clearing, confirmation/ affirmation, and settlement without manual intervention and/ or data input repetition.
STP memungkinkan partisipan dapat melakukan seluruh proses tersebut melalui sistem elektronik yang terintegrasi. Manfaat yang akan diperoleh dari penerapan STP ini, antara
STP enables participants to conduct the whole processes through an integrated electronic system. The benefits that will be obtained from the STP implementation among others
Tinjauan Bisnis Business Review
lain adalah: meningkatkan kapasitas proses, meningkatkan transparansi, mencegah intervensi manual, mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Beberapa inisiatif yang terkait dengan rencana implementasi STP antara lain meliputi Risk Management System, Sistem penghubung Pre Deal Check (PDC), Continuous Settlement dan Netting Per Saham (Netting Per Counter). Disamping itu untuk meningkatkan transparansi atas administrasi aset nasabah oleh AK khususnya yang terkait dengan aktivitas kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, KPEI telah mengembangkan sistem e-CLEARS. Sistem ini memungkinkan dilakukannya pemisahan aset nasabah dan aset AK yang terkait dengan aktivitas PME dan pengelolaan agunan di KPEI.
Several initiatives related to STP implementation plan include Risk Management System, Pre Deal Check (PDC) interface, Continuous Settlement and Netting Per Counter. Furthermore, to enhance transparency of client assets’ administration by CMs primarily those related to clearing and guarantee for settlement of stock exchange transaction, KPEI has developed e-CLEARS. This system allows for the separation of client and CMs assets associated with SBL and the management of Collateral in KPEI.
2. Single Investor Identity (SID) Salah satu kegiatan besar yang menjadi agenda utama pengembangan infrastruktur pasar modal adalah pembuatan SID. Pengembangan SID dimulai dengan pembuatan fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSES) oleh KSEI. Pengembangan basis data investor dengan penerapan SID merupakan landasan utama untuk pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya yaitu STP dan Data Warehouse. Untuk selanjutnya, SID merupakan identitas investor yang diterbitkan bagi setiap nasabah untuk dipergunakan dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi bursa. Penerapan SID akan mendukung pelaksanaan STP karena memungkinkan proses kegiatan kliring dan penyelesaian transaksi bursa dilakukan sampai level nasabah.
2. Single Investor Identity (SID) One of the key activities that become the main agenda of capital market infrastructure development is the creation of SID. SID development was begun with creation of Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSES) by KSEI. Development of investor database by implementing SID serves as the primary basis for developing other capital market infrastructures, namely STP and Data Warehouse. Further, SID serves as an investor identity issued for each customer to be used in trading, clearing, and stock exchange transaction activities. SID implementation will support STP application by allowing stock exchange transaction clearing and settlement to be processed up to customer level.
3. Risk Management System (RMS) Pengembangan strategi manajemen risiko perlu terus dilakukan sejalan dengan meningkatnya transaksi di pasar modal Indonesia. Strategi pengembangan manajemen risiko diarahkan pada terciptanya suatu mekanisme dan sistem manajemen risiko yang didasari oleh prinsip kehati-hatian; lebih sensitif terhadap risiko, namun tetap efisien bagi pasar. Inisiatif yang dilakukan adalah dengan mengembangkan suatu sistem manajemen risiko baru yang beroperasi secara real time dan terintegrasi antar produk di semua pasar, yang terhubung secara online dengan sistem Pre Deal Check (PDC) di sistem perdagangan BEI. Terkait pemantauan AK dan efek, akan dilakukan perancangan ulang berbagai parameter dan metode dalam mengawasi risiko AK dan efek. Sementara untuk kepentingan manajemen risiko internal, Perusahaan juga telah mempersiapkan penerapan Enterprise Risk Management (ERM) yang merupakan elemen penting dalam Good Corporate Governance (GCG).
3. Risk Management System (RMS) Risk management strategies should continually be developed in keeping with ever increasing transactions in Indonesian capital market. Risk management should be developed towards creating a risk management mechanism and system founded on the prudence principle; more sensitive towards risks yet remains efficient for the market. A key initiative is to develop a new risk management system which operates based in real time and integrated into products available at all markets, which is connected online with Pre Deal Check (PDC) system in IDX trading engine. In relation to the monitoring of CM and securities, various tools (parameters and methods) shall be redesigned to ensure more effective risk oversight of CMs and securities. For the purpose of internal risk management, the Company also plans to apply Enterprise Risk Management (ERM) as a crucial element in Good Corporate Governance (GCG).
4. Continuous Settlement Dalam upaya meningkatkan performa dan kapasitas sistem e-CLEARS, KPEI melakukan upgrade atas platform teknologi yang digunakan e-CLEARS dan menambah fungsionalitas
4. Continuous Settlement In efforts to boost the performance and capacity of e-CLEARS, KPEI has upgraded the technological platform for the previous e-CLEARS and added the functionality of the
KPEI Annual Report 2010
are increasing capacity of process, enhancing transparency, preventing manual intervention, reducing error risks and improving overall market efficiency.
35
Tinjauan Bisnis Business Review
proses Continuous Settlement. Sebelum adanya Continuous Settlement, proses penyelesaian transaksi dilakukan dalam 2 batch yaitu penyelesaian pagi dan penyelesaian siang. Namun dengan Continuous Settlement, proses penyelesaian pagi dilakukan dalam beberapa batch secara berkesinambungan dan otomatis sehingga keseluruhan proses penyelesaian transaksi dapat dipercepat.
KPEI Laporan Tahunan 2010
36
Continuous Settlement memberikan keuntungan bagi AK yang sudah menyerahkan seluruh kewajiban serah efek untuk mendapatkan hak terima dana lebih cepat. Guna mendukung penyelesaian transaksi bursa melalui sistem tersebut, KPEI memperoleh fasilitas intraday dari beberapa bank.
Continuous Settlement process. Prior to the application of Continuous Settlement, the transaction settlement process was performed in 2 batches, which are morning settlement and afternoon settlement process. With Continuous Settlement in place, morning settlement is implemented in several batches in a continual and automatic manner which expedites the transaction settlement process.
Continuous Settlement allows CMs who have delivered their entire securities obligations to receive their rights of cash in an even speedier fashion. In order to support the stock exchange transaction settlement process through this system, KPEI draws intraday facilities from several banks.
5. Netting per Counter - Single Investor Identity (NPCSID) Untuk mendukung pengembangan building block STP, akan dilakukan penyempurnaan e-CLEARS untuk dapat melakukan proses NPC-SID. Penyempurnaan ini akan menyediakan fungsi kliring penyelesaian, sehingga netting uang juga dilakukan secara per saham dengan menggunakan instruksi Delivery Versus Payment (DVP) & Receive Versus Payment (RVP). Proses pembuatan instruksi penyelesaian akan dilakukan oleh sistem e-CLEARS secara otomatis untuk meminimalkan intervensi manual. Saat ini pengembangan sistem NPC-SID masih dalam tahap construction system dan diharapkan selesai pada tahun 2011. Implementasi sistem NPC-SID selanjutnya akan diintegrasikan dengan sistem RMS yang sudah dikembangkan lebih dulu. Tahap berikut dari aktivitas pengembangan sistem NPC-SID adalah construction system (lanjutan), user acceptance test dan integration test.
5. Netting per Counter - Single Investor Identity (NPCSID) To support the enhancement of the STP building block, e-CLEARS shall be refined to incorporate the NPC-SID process. The upgrading of the system shall allow for the inclusion of the clearing settlement, which in turn shall make it possible for netting per counter by using the Delivery Versus Payment (DVP) & Receive Versus Payment (RVP) instructions. Settlement instructions process shall automatically be perforned by e-CLEARS in order to minimize manual intervention. The development of the NPC-SID system is currently at the construction system phase and scheduled for completion by 2011. The implementation of NPC-SID will later be integrated into the already developed RMS. The subsequent stage for NPC-SID system development involves the construction system (advanced development), user acceptance test and integration test.
PENGEMBANGAN PASAR MODAL
CAPITAL MARKET DEVELOPMENT
1. Sosialisasi dan Edukasi KPEI bersama dengan SRO lain sejak lama telah menjalankan beberapa program sosialisasi dan edukasi yang secara spesifik dikaitkan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan produk-produk pasar modal. Selama tahun 2010, terdapat kunjungan mahasiswa dari berbagai universitas antara lain Pasca Sarjana Islam Nusantara, STIE Kusuma Negara, Universitas Lampung (UNILA), Sekolah Bisnis Manajemen ITB dan beberapa lainnya di Jakarta. Pada kesempatan tersebut KPEI melakukan sosialisasi mengenai peran dan fungsi KPEI di pasar modal dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan pasar modal kepada masyarakat umum.
1. Socialization and Education KPEI together with other SROs has long been committed to the initiation of various socialization and education programs specifically related to the enhancement of knowledge and skills on capital market products. Throughout 2010, KPEI has welcomed visits from university students from various higher institutions such as Pasca Sarjana Islam Nusantara, STIE Kusuma Negara, Universitas Lampung (UNILA), School of Business Management ITB and several others in Jakarta. During these visits, KPEI took the opportunity to socialize on its role and function in the capital market with the intention of making the capital market better known to the public at large.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan industri pasar modal, Bapepam-LK, bersama dengan BEI, KPEI dan KSEI berinisiatif mendirikan institusi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia di bidang pasar modal. Hal tersebut dilaksanakan dengan pendirian Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) dan The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) pada tahun 2010, yang diselenggarakan bekerja
In anticipating the further growth of the capital market, Bapepam-LK in partnership with IDX, KPEI and KSEI has taken the initiative to establish educational institutions expected to enhance the competency of Indonesia’s human resource on the capital market. This is implemented through the establishment of Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) and The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) in 2010 under the joint management with Universitas
Tinjauan Bisnis Business Review
sama dengan Universitas Indonesia. Selain institusi baru tersebut, telah diselenggarakan Sekolah Pasar Modal, yang dikembangkan sejak tahun 2006 untuk memasyarakatkan pasar modal Indonesia dan meningkatkan jumlah investor. Sepanjang tahun 2010 terdapat lebih dari 11.479 pendaftar dengan 7.624 peserta aktif yang mengikuti pendidikan melalui sekolah yang tidak dipungut biaya ini. Selama tahun 2010, KPEI bersama SRO lainnya juga menyelenggarakan acara Campus to Campus dan Workshop Wartawan di beberapa kota di Indonesia seperti Denpasar, Yogyakarta, Bandar Lampung, Makassar, Solo dan Surabaya. Disamping itu, sebagai bagian dari Peringatan 33 Tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, untuk pertama kalinya diadakan acara Olimpiade Pasar Modal tingkat SMA yang diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dunia pasar modal sedini mungkin kepada para siswa SMA se-Indonesia. Kegiatan sosialisasi dan edukasi lainnya yang dilakukan adalah penyelenggaraan Workshop General Master Repo Agreement (GMRA) di Jakarta pada tanggal 17 September 2010, Investor Summit and Capital Market Expo pada tanggal 10-11 November 2010 di Jakarta, serta pada tanggal 17-18 November 2010 di Surabaya.
In 2010, KPEI along with other SROs has also organized the Campus to Campus events and Journalists’ Workshops in several cities across Indonesia such as Denpasar, Yogyakarta, Bandar Lampung, Makassar, Solo and Surabaya. Furthermore, in commemoration of 33 years since the revival of Indonesia’s capital market, a Capital Market Olympic was held for the first time for senior high school students, which managed to draw in participants from various provinces throughout Indonesia. This particular activity is meant for an early introduction of the capital market to high school students in Indonesia. Other socialization and educational activities included Workshop General Master Repo Agreement (GMRA) in Jakarta held on 17 Septenber 2010, the Investor Summit and Capital Market Expo held on 10-11 November 2010 in Jakarta, and on 17-18 November 2010 in Surabaya.
2. Kerjasama Nasional dan Internasional Selain bekerja sama dengan Bapepam-LK serta SRO, KPEI juga senantiasa membina hubungan kerja sama baik di taraf nasional dan internasional dengan tujuan untuk memajukan industri pasar modal. Pada tanggal 23-25 September 2010, KPEI menyelenggarakan pertemuan dengan CCP dari negara lain se-Asia Oceania melalui CCP Meeting di Bali. Dalam acara tersebut masing-masing CCP dari berbagai negara memaparkan ide-ide terbaru untuk terus mengembangkan infrastruktur pasar modal agar lebih maju dan efisien.
2. National and International Cooperation Apart from cooperation with Bapepam-LK and SROs, KPEI also constantly fosters collaborative ties at the national and international levels for the advancement of the capital market industry. On 23-25 September 2010, KPEI organized a meeting with CCP from other countries in Asia Oceania held in Bali. During the CCP Meeting, each CCP represented the latest initiatives for the development of more advanced and efficient capital market infrastructures.
Pada tahun 2010, Bapepam-LK bersama Direktorat Jendral Pengelolaan Utang dan Bank Indonesia membentuk Working Group-Market Participant yang terdiri dari BEI, KPEI, KSEI, Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN), dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) serta pihak lainnya untuk mengkaji dan menyesuaikan GMRA Annexes Indonesia sehingga dapat digunakan dalam transaksi REPO di Indonesia baik untuk instrumen pendapatan tetap (fixed income) maupun ekuitas. Setelah menyelenggarakan survei kepada pelaku pasar dan turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan workshop GMRA pada tanggal 20 September 2010 di Jakarta, saat ini kelompok kerja dibantu oleh Konsultan Hukum masih melakukan kajian aspek hukum dari perjanjian GMRA.
In 2010, Bapepam-LK together with the Directorate General for Debt Management and Bank Indonesia established the Working Group-Market Participant comprising of IDX, KPEI, KSEI, Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN), and Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) as well as other parties to review and make the necessary adjustments to the GMRA Annexes Indonesia for its application in REPO transactions in Indonesia both for fixed income and equity instruments. Following a survey on market players and having participated in the organizing of the GMRA workshop on 20 September 2010 in Jakarta, the working group is currently assisted by a Legal Consultant in an ongoing review of legal aspects pertaining to GMRA.
KPEI Annual Report 2010
Indonesia. In addition to this newly-established institution, a Capital Market School was also founded in 2006 to further promote Indonesian capital market to the wider public and increase the number of investors. In 2010, more than 11,479 people with 7,624 active participants have undergone education through such school which is free of charge.
37
Teknologi Informasi KPEI Laporan Tahunan 2010
Information Technology
38
Teknologi Informasi Information Technology
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN Teknologi Informasi KPEI senantiasa mendukung Perusahaan untuk mencapai kinerja yang tinggi dengan melakukan kegiatankegiatan antara lain:
ROLES OF INFORMATION TECHNOLOGY TO SUPPORT THE COMPANY’S PERFORMANCE KPEI’s Information Technology always supports the Company to accomplish high performance by performing activities such as the following:
a. Menyediakan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang handal, memiliki kapasitas dan kinerja yang tinggi, serta tingkat keamanan yang baik dengan menyempurnakan arsitektur jaringan dan mengganti perangkat UPS. b. Meningkatkan kapabilitas server produksi dan Disaster Recovery Center (DRC) e-CLEARS dengan tipe yang sama sehingga kinerja dan kapasitas antara lingkungan produksi dan DRC dapat diandalkan. c. Mengadopsi kerangka kerja pengembangan sistem yang sudah baku (.NET Framework) sehingga memudahkan penyediaan sumber daya dan peningkatan kompetensi Perusahaan di bidang TI. d. Mengimplementasikan konsep layanan TI yang berorientasi pada pengguna jasa sehingga diharapkan layanan-layanan yang diberikan oleh KPEI sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa dan selaras dengan inisiatif Perusahaan. e. Meningkatkan utilisasi System Monitoring Tools sehingga diharapkan semua aplikasi yang ada di lingkungan produksi dapat dipantau dengan lebih baik dan potensi kegagalan sistem dapat diketahui lebih awal. f. Menyediakan dukungan untuk memenuhi permintaan layanan yang diajukan oleh pengguna, baik yang terkait dengan pengembangan aplikasi ataupun masalah teknis lainnya.
a. Providing a reliable Information Technology (IT) infrastructure which has high capacity and performance and adequate security level by enhancing network architecture and replacing UPS devices. b. Increasing the capability of production server and e-CLEARS Disaster Recovery Center (DRC) with the same type in order to achieve a reliable performance and capacity between production and DRC. c. Adopting a standardized system development framework (.NET Framework) to facilitate the supply of resources and improvement of Company competencies in the area of IT.
FOKUS PROGRAM KPEI DI BIDANG TI Rencana kerja di bidang TI merupakan bentuk implementasi strategis dari rencana bisnis Perusahaan. Fokus utama rencana kerja di bidang TI tahun 2010 adalah:
FOCUS OF KPEI’s PROGRAM IN IT The IT KPEI work program stands as a form of strategic implementation of the Company business plan. The main focus of IT program in 2010 are:
Straight Through 1. Mendukung Pengembangan Processing (STP) Sebagai salah satu program utama Perusahaan pada tahun 2010, STP juga menjadi acuan penyempurnaan arsitektur dan infrastruktur TI KPEI, diantaranya dengan mengembangkan Risk Management System (RMS). Sebagai sistem manajemen risiko yang baru, penerapan RMS juga menuntut penyesuaian terhadap sistem-sistem yang sudah digunakan sejak lama antara lain Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS), Automated Risk Management System (ARMS), Risk Monitoring On Line (RMOL), dan Electronic Bonds Clearing System (e-BOCS) yang akan bersinergi dengan RMS melalui middleware. Member Interface, sebagai interface AK ke RMS, juga dikembangkan tahun ini. Selain itu, agar RMS bisa terhubung dengan sistem perdagangan BEI, TI KPEI juga mengembangkan aplikasi Pre-Deal Check (PDC) Interface.
1. Supporting the Straight Through Processing (STP) Development As one of the main programs of the Company in 2010, the STP also serves as a reference for IT architecture and infrastructure improvements in KPEI, among others by developing the Risk Management System (RMS). Implementation of RMS as a new risk management system also needs adjustment towards the existing systems such as Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS), Automated Risk Management System (ARMS), Risk Monitoring On Line (RMOL), and Electronic Bonds Clearing System (e-BOCS) which will synergize with RMS through middleware. The Member Interface, as an interface of CMs to RMS, will also be developed this year. In addition, for RMS to be connected with the IDX trading system, the KPEI’s IT also developed the Pre-Deal Check (PDC) Interface application.
KPEI Annual Report 2010
d. Implementing the IT services concept which prioritize on customers with the hope that the services provided by KPEI would meet customer needs and is aligned with the Company initiatives. e. Increasing utilization of the System Monitoring Tools so that all applications available in production area can be better monitored and potential system failures can be detected earlier. f. Providing supports to fulfill services requested by users, for those related with application development as well as other technical problems.
39
KPEI Laporan Tahunan 2010
Teknologi Informasi Information Technology
40
2. Memberlakukan Standar-Standar di Lingkungan TI Untuk meningkatkan Tata Kelola TI (IT Governance), salah satu fokus utama KPEI di bidang IT tahun 2010 adalah menerapkan standar-standar TI di lingkungan Perusahaan. Di area aplikasi, KPEI mulai menggunakan roadmap .NET Framework sebagai standar dalam pengembangan sistem dan menerapkan middleware dalam arsitektur aplikasi yang akan menjembatani komunikasi antara aplikasi yang satu dengan aplikasi lainnya. Di area infrastruktur, standarisasi juga dilakukan sebagai bagian dari proyek Penyempurnaan Arsitektur Jaringan Internal KPEI. Pada tahun ini, TI KPEI juga mulai menerapakan IT Service Management berdasarkan roadmap implementasi IT-Infrastructure Library yang sudah disusun sebelumnya.
2. Implementing the Standards in IT Areas To enhance the IT Governance, a major focus of KPEI’s IT in 2010 was to implement standards in KPEI. In the application area, IT has started utilizing the .NET Framework roadmap as a standard in system development and implementing middleware in application architecture which will connect the communications between an application with the other. In infrastructure area, standardization was also carried out as part of the Improvement of KPEI Internal Network Architecture project. In year 2010, KPEI’s IT also began to implement the IT Service Management based on roadmap of IT-Infrastructure Library implementation which had been prepared previously.
3. Dukungan Operasional dan Perencanaan Kapasitas Di area operasional, pada tahun 2010 Perusahaan mengimplementasikan System Monitoring Tools dalam melakukan pemantauan terhadap aplikasi, server dan jaringan KPEI. Dengan diimplementasikannya sistem ini, diharapkan potensi kegagalan sistem dapat diketahui lebih awal sehingga kegagalan sistem dapat diminimalkan. Masih di area operasional TI, untuk mengantisipasi meningkatnya transaksi yang membutuhkan kapasitas sumber daya TI yang lebih besar, Perusahaan juga melakukan peremajaan server e-CLEARS pada area produksi dan Disaster Recovery Center (DRC). Server DRC dibuat sama dengan server pada area produksi sehingga kinerja, kapasitas, dan keandalannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Operational Supports and Capacity Planning In operational area, in 2010 the Company implemented the System Monitoring Tools in monitoring KPEI’s application, server, and network. It is expected that through this implementation the system failure potential can be recognized earlier, thus minimizing system failure. In addition, to anticipate the increasing transactions requiring larger capacity of IT resources, the Company also refurbished the e-CLEARS server in production and Disaster Recovery Center (DRC) areas. Both DRC and production servers were made similar to ensure an accountable performance, capacity and reliability.
4. Program Bersama Pasar Modal KPEI bersama dengan SRO secara aktif menjalankan beberapa program bersama untuk mendukung pengembangan industri pasar modal Indonesia. Program bersama SRO diwujudkan dalam bentuk Kajian Data Warehouse Pasar Modal dan Implementasi Single Network Pasar Modal. Terkait dengan STP, KPEI juga bekerja sama dengan BEI mengembangkan PDC.
4. Capital Market Joint Programs KPEI in collaboration with SROs actively conducted some joint programs to support the Indonesian capital market industry development. The SROs’ joint programs was shown in the Review of Capital Market Data Warehouse and Implementation of Capital Market Single Network. Related to STP, KPEI also held cooperation with IDX in developing PDC.
INVESTASI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Untuk merealisasikan program Perusahaan seperti STP yang menuntut adanya penyempurnaan arsitektur dan infrastruktur, KPEI sudah melakukan beberapa investasi di bidang TI di sepanjang tahun 2010. Investasi tersebut terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu pengembangan aplikasi sebesar Rp 14 miliar, pembelian perangkat server senilai Rp 12 miliar, pembelian perangkat jaringan sebesar Rp 3 miliar, dan pengadaan perangkat kantor dan lisensi senilai Rp 2 miliar.
INVESTMENT IN INFORMATION TECHNOLOGY To actualize the Company program such as STP that requires architecture and infrastructure improvements, KPEI has performed some investments in IT in 2010. The investments were divided into 4 large categories, namely application development valued Rp 14 billion, server devices purchase valued Rp 12 billion, network devices purchase valued Rp 3 billion, and procurement of office supplies and licence valued Rp 2 billion.
Pengembangan arsitektur dan infrastruktur TI juga melibatkan konsultan eksternal. Sepanjang tahun 2010, jasa konsultan diantaranya digunakan dalam pengembangan dan pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan server dan jaringan, serta jasa konsultasi lainnya.
The IT architecture and infrastructure developments also involved external consultants. Throughout 2010, consultant services were used among others in application development and maintenance, server and network maintenance, and other consulting services.
Rencana Ke Depan Pengembangan TI ke depan akan diselaraskan dengan strategi bisnis Perusahaan dengan tetap berperan aktif dalam pengembangan infrastruktur pasar modal. Khusus untuk area internal, KPEI akan melanjutkan dan memperkuat inisiatif penerapan tata kelola TI dengan memberlakukan standarstandar TI di lingkungan KPEI seperti IT Service Management, platform pengembangan sistem, jaringan dan keamanan TI, serta pemantauan TI.
Future Plan Development of IT in the future will be aligned with the Company business strategy while maintaining its active participation in capital market infrastructure development. Internally, KPEI will continue the initiatives for reinforcing the IT governance by applying IT standards within KPEI such as IT Service Management, system development platform, IT network and security, and IT monitoring.
KPEI Annual Report 2010
Teknologi Informasi Information Technology
41
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sumber Daya Manusia 42
Human Resources
Pengembangan SDM di KPEI difokuskan pada penyiapan organisasi dalam menghadapi globalisasi industri di masa mendatang melalui pengembangan organisasi, individu, dan hubungan SRO.
Sebagai lembaga yang memiliki peran dan fungsi spesifik di pasar modal Indonesia, KPEI dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dapat memberikan kinerja yang memuaskan untuk menghantarkan perusahaan mengikuti perkembangan industri pasar modal yang dinamis. Pengembangan SDM juga ditujukan untuk menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi dalam jangka panjang. Selain memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mengembangkan kemampuan dan membangun karir, upaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan mempertahankannya dilakukan dengan terus menyempurnakan sistem penilaian dan remunerasi karyawan, serta berusaha menyediakan lingkungan kerja yang mendukung pencapaian prestasi lebih baik.
As an entity with specific roles and functions within the Indonesian capital market, KPEI is expected to consistently bolster its organizational and Human Resource (HR) capacity in order to ensure peak performance and keep pace with the dynamics of the capital market industry. HR development is also intended to guarantee the continuity of long-term organizational leadership. Apart from allowing employees ample opportunities to enhance competencies and build successful careers, efforts to improve HR quality and retention are assured by constantly refining employee appraisal and remuneration system, and taking all the necessary measures to create an uplifting work environment that leads to enhanced achievements.
Strategi Pengembangan SDM Pada tahun 2010, pengembangan SDM di KPEI difokuskan pada penyiapan organisasi dalam menghadapi globalisasi industri di masa mendatang. Untuk mendukung hal ini, pengembangan SDM dilakukan melalui 3 area utama, sebagai berikut:
HR Development Strategy In 2010, HR development in KPEI emphasizes on preparing the organization in bracing for the future globalization of the industry. To support this, HR is developed through the following 3 key areas:
KPEI Annual Report 2010
HR development in KPEI emphasizes on preparing the organization in bracing for the future globalization of the industry carried out through developments of organization, individuals, and SRO relations.
43
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sumber Daya Manusia Human Resources
44
a. Pengembangan Organisasi Pengembangan organisasi dilaksanakan secara mandiri oleh KPEI, diawali dengan membangun road map dan cetak biru bagi pengembangan Knowledge Management (KM) pada tahun 2009. Pengembangan KM merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan Organisasi Pembelajar (Learning Organization) melalui terbentuknya karakter manusia pembelajar dalam Perusahaan. Sebagai realisasinya, telah dilakukan pembentukan Community of Practice (CoP) dan penyusunan taksonomi KM.
a. Organizational Development KPEI independently develops its organization by starting with the establishment of a road map and blue print for Knowledge Management (KM) in 2009. KM development is part of an effort to create a Learning Organization by creating a learning culture among individuals within the Company. As a realization, the Company has developed the Community of Practice (CoP) and prepared the taxonomy of KM.
b. Pengembangan Individu Pengembangan individu melibatkan seluruh jenjang dalam organisasi dengan program yang berkelanjutan dalam pelatihan tahunan. KPEI juga berkomitmen untuk meningkatkan peran para manajer lini dengan menyelenggarakan program serial kepemimpinan berupa pelatihan coaching dan counseling.
b. Individual Development Individual development involves all levels within the organization through a sustainable program of annual training. KPEI also holds firm to its commitment to heighten the role of its line managers by organizing a succession of leadership programs through coaching and counseling sessions.
c. Hubungan dengan Self Regulatory Organization (SRO) Upaya harmonisasi dengan SRO dimulai dengan penyelarasan kebijakan antar perusahaan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi pada masa mendatang. Tahapan yang telah dilakukan adalah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyempurnakan sistem remunerasi melalui pelaksanaan survei gaji, diawali dengan kegiatan evaluasi jabatan atas berbagai posisi jabatan yang ada. Berdasarkan hasil survei ini, KPEI secara bertahap melakukan penyesuaian remunerasi karyawannya ke posisi yang lebih baik dalam industri dengan mengedepankan harmonisasi di lingkungan SRO.
c. Relationship with Self Regulatory Organization (SRO) Measures to ensure harmonization with SROs commenced with the synchronizing of inter-company policies aimed at meeting future organizational needs. Other corresponding actions include the forging of cooperation with third parties to improve on the remuneration system by regularly carrying out salary surveys following job evaluations for various positions within the company. Based on survey results, KPEI gradually made necessary adjustments to employee remuneration at an improved level within the industry by prioritizing on the harmonization in the SRO.
Pelatihan Dan Pengembangan Visi untuk menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di pasar modal Indonesia menjadi landasan bagi KPEI untuk senantiasa meningkatkan kompetensi para karyawannya. Jenis pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan di tahun 2010 diarahkan pada pengembangan kompetensi karyawan yang mendukung pencapaian rencana strategi perusahaan, yaitu:
Training And Development The Company’s vision to become a Clearing and Settlement Institution reliable of providing the best service in Indonesian capital market serves as a foundation for KPEI to continually enhance employee competencies. Training and development programs implemented in 2010 are geared at building on employee competencies in order to support the achievement of corporate strategic plan, which include the following:
1. Penguatan Peran Regulator KPEI telah menyelenggarakan sharing session dengan tema Company Case Study yang diikuti oleh seluruh karyawan KPEI. Kegiatan ini bertujuan antara lain untuk meningkatkan pengetahuan karyawan dengan mempelajari pengalaman KPEI dalam menghadapi permasalahan dalam industri pasar modal, khususnya yang terkait dengan peran dan tanggung jawab Perusahaan.
1. Strengthening Regulatory Roles KPEI has organized sharing sessions on the theme Company Case Study with participation from all employees personnel. These sessions are intended among others to enhance employee knowledge by learning from KPEI experience in dealing with issues related to the capital market industry, primarily those associated with the roles and responsibilities of the Company.
2. Sosialisasi Internal Kegiatan sosialisasi internal mengenai perkembangan proses bisnis KPEI terus dilakukan, antara lain terkait Straight Through Processing (STP) dan Risk Management System (RMS).
2. Internal Socialization Internal socialization regarding developments in KPEI business processes such as Straight Through Processing (STP) and Risk Management System (RMS).
3. Membangun Kapasitas Sepanjang tahun 2010 KPEI juga mengikutsertakan karyawannya dalam Seminar, kongres, pelatihan dalam lingkup cross border, antara lain The 2nd Annual Securities Financing and Collateral Management Asia, The 4th Clearing Settlement & Custody Asia Conference, CCP Meeting, SEC Market Operation, dan lain-lain. Kegiatan ini berfungsi sebagai salah satu media pengumpulan informasi dan menambah pengetahuan terkait proses bisnis KPEI. KPEI mulai mengikutsertakan karyawan pada kegiatan public training terkait Pelatihan untuk Pelatih yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas karyawan khususnya di unit bisnis dalam melakukan kegiatan presentasi kepada AK. Selain itu, guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, KPEI memberikan program pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan, bekerja sama dengan salah satu lembaga pelatihan bahasa Inggris ternama di Jakarta.
3. Capacity Building Throughout 2010, KPEI encouraged the active participation of its employees in cross-border seminars, congresses, or training programs including the 2nd Annual Securities Financing and Collateral Management Asia, The 4th Clearing Settlement & Custody Asia Conference, CCP Meeting, SEC Market Operation, and others. These activities function as an effective medium to collect data and enhance knowledge pertaining to KPEI business processes. KPEI also started to send its employees in public training related with Training for Trainers which is essential to build employee capacity particularly those assigned in business units and involved in the delivery of presentations to CMs. Furthermore, for the purpose of increasing the proficiency in communicating in English, KPEI provides regular language training programs for its employees by establishing cooperation with one of Jakarta’s leading English language training institutions.
4. Organisasi Berbasis Pengetahuan Berkaitan dengan pembentukan KPEI sebagai Organisasi Berbasis Pengetahuan, KPEI telah melaksanakan kegiatan Resilience Training dengan peserta seluruh karyawan KPEI. Program serial tahunan yang telah dilakukan sejak tahun 2009 ini bertujuan meningkatkan determinasi dan daya juang baik sebagai individu maupun tim. Selain itu, KPEI mengikutsertakan karyawannya dalam seminar dan pelatihan seputar Knowledge Management.
4. Knowledge Management In relation to KPEI’s intention to develop into a Knowledge Based Organization, the Company has organized Resilience Training sessions participated by all KPEI employees. These annual program series introduced in 2009 are directed at heightening the resoluteness and perseverance of individuals and teams. In addition, KPEI has assured that part of its regular agenda includes the enrolling of its employees in seminars and training programs related to Knowledge Management.
KPEI Annual Report 2010
Sumber Daya Manusia Human Resources
45
KPEI Laporan Tahunan 2010
Sumber Daya Manusia Human Resources
46
5. Orientasi Karyawan Baru (OKB) Program OKB bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar kepada karyawan baru antara lain mengenai bisnis perusahaan dan pengenalan lingkungan kerja.
5. New Employee Orientation Orientation programs are aimed at providing new employees with the basic understanding among others of company business and an introduction to the work place.
6. Program Kepemimpinan Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan bawahan dan diri pribadi, telah diselenggarakan rangkaian pelatihan kepemimpinan dengan tema coaching dan counselling bagi seluruh manajer lini.
6. Leadership Program To broaden knowledge and increase skills for personal development and the development of subordinates, all line managers are provided with the opportunity to take part in a series of leadership training through coaching and counselling sessions.
Selama tahun 2010, total biaya pelatihan dan pengembangan mencapai Rp 1,785 miliar. Porsi terbesar penggunaan biaya adalah pada program Membangun Kapasitas dan Organisasi berbasis Pengetahuan Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan secara berkesinambungan membangun individu untuk mewujudkan organisasi pembelajar.
In 2010, total expenditure for training and development amounted to Rp 1.785 billion. The largest portion of such spending is dedicated to the Capacity Building and Knowledge Based Organization programs This is in line with the commitment of the Company to continuously conduct individual development to build a learning organization.
Budaya Perusahaan dan Panduan Perilaku Budaya perusahaan KPEI mengandung nilai-nilai inti yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Nilai-nilai inti ini mencakup lima hal, yaitu Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, dan Fellowship. Melalui sosialisasi internal yang diberikan kepada seluruh karyawan secara berkelanjutan, diharapkan seluruh karyawan memahami dan melaksanakan nilai-nilai inti Perusahaan ini.
Corporate Culture and Code Of Conduct KPEI’s corporate culture embraces core values that remain consistent with company vision and mission. These core values cover five key elements, i.e., Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, and Fellowship. Continuous internal socialization is expected to ensure that all employees fully understand and implement Company core values.
KPEI juga memiliki Panduan Perilaku yang wajib ditandatangani oleh setiap karyawan pada saat memulai masa kerjanya di KPEI. Pengawasan atas berjalannya panduan tersebut dilakukan baik oleh SDM maupun masing-masing atasan. Pelanggaran atas ketentuan Panduan Perilaku ditindaklanjuti dengan sistem sanksi yang jelas, transparan dan berlaku sama untuk semua orang sesuai ketentuan peraturan perusahaan dan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan.
KPEI’s also abides by a Code of Conduct which ever employee as the obligation to sign upon starting work at KPEI oversight on compliance with the Code of Conduct is carried out both by personal and the respective supervisor. Any breach of Code of Conduct shall be acted upon through a well destructure and transparent sanction mechanism applicable to all applicable to all individual in accordance with company rules and government regulation concerning labour.
Profil SDM Tingkat pemanfaatan SDM yang optimal diupayakan dengan menyeimbangkan penggunaan sumber daya internal dan eksternal serta teknologi. Sejalan dengan tuntutan perkembangan bisnis yang terjadi, pada tahun 2010 KPEI melakukan penambahan jumlah karyawan dari 81 orang menjadi 91 orang.
HR Profile Efforts are made to optimize the utilization of HR by striking a balance between internal and external resources through the use of technology. In line with business developments and shifting needs, in 2010 KPEI found the need to augment the number of employees from 81 to 91.
Rencana Ke Depan Rencana dan fokus strategi SDM di tahun mendatang merupakan kelanjutan dari strategi dan kebijakan SDM yang sudah berjalan. Seluruh pengembangan dan penyempurnaan fungsi SDM maupun infrastruktur sistem dibangun dengan basis kompetensi. Pada tahun 2011 KPEI akan mulai membangun fungsi career management serta menyempurnakan Human Resource Information System (HRIS), dan menjajaki integrasi dengan sistem unit organisasi lainnya seperti General Affair dan Akuntansi. KM tahap lanjutan akan diterapkan dengan tema “Pengembangan Knowledge Asset” yang bertujuan
Future Plan In coming years, the Company’s HR plan and strategic focus shall be a continuation of existing human resource strategies and policies. All developments and improvements to the HR function and system infrastructure are competence-based. In 2011, KPEI shall commence with the establishment of the career management function and ensure improvements to the Human Resource Information System (HRIS), and by looking into the possibility of integrating with other organizational unit systems such as General Affairs and Accounting. Subsequent KM stage shall focus on “Knowledge Asset Development” for the purpose
Sumber Daya Manusia Human Resources
meningkatkan partisipasi anggota organisasi dalam aktivitas pengembangan, penyimpanan, dan penyebaran aset pengetahuan serta meningkatkan kualitas aset pengetahuan perusahaan sehingga menjadi semakin komprehensif.
of increasing the participation of organizational members in knowledge asset development, storing and dissemination, as well as improving knowledge asset quality in a comprehensive manner.
Pertumbuhan dan Komposisi Pegawai Tahun 2010-2009 Berdasarkan Pendidikan: Employee Growth and Composition in 2010-2009 Based on Education:
61
60
53
40
10 1
1
HR long-term strategic plan shall concentrate on complementing HR functions in order to fulfill competency needs, heighten work performance and motivate employees, among others through the development of a total reward system and talent management. The implementation of the Balance Score Card shall be facilitated, managed and monitored in a structured and systematic manner by the Strategic Management Office (SMO). The formulation of the Key Performance Indicator (KPI) for all divisions shall be done by line managers and managed by SMO, while individual KPI is managed by HR unit as input for performance appraisal.
KPEI Annual Report 2010
Rencana strategis jangka panjang SDM adalah melengkapi fungsi-fungsi SDM guna memastikan pemenuhan kompetensi dan meningkatkan unjuk kerja serta motivasi kerja karyawan, antara lain melalui pengembangan total reward system dan talent management. Implementasi Balance Score Card difasilitasi, dikelola, dan dipantau secara terstruktur dan sistematis oleh Strategic Management Office (SMO). Proses perumusan Key Performance Indicator (KPI) pada divisi–divisi dilakukan oleh para manajer lini dan dikelola oleh SMO, sedangkan untuk KPI individu dikelola oleh unit SDM dan digunakan dalam penilaian kinerja.
10
SMP Junior High School
7
D3 Diploma
7
SMA High School
10 S1 Bachelor
0
12
S2 Master Degree
20
2010 2009
47
KPEI Laporan Tahunan 2010
48
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
Penegakan GCG merupakan hal yang sangat vital bagi KPEI sebagai sebuah perusahaan sekaligus SRO di pasar modal Indonesia. Komitmen kami dalam hal ini diwujudkan dengan senantiasa menyempurnakan tata kelola perusahaan dengan mengacu pada praktik terbaik.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance – GCG) tidak hanya penting bagi dunia usaha secara umum, tetapi juga bagi pengembangan industri pasar modal. Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO), KPEI memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan dan menetapkan peraturan-peraturan pada tingkatan tertentu. Hingga saat ini, secara umum KPEI telah mengakomodasi prinsip-prinsip GCG, baik dalam kapasitasnya sebagai SRO maupun di dalam menjalankan organisasi dan kegiatan operasionalnya. Namun demikian, praktik internasional di bidang GCG yang terus berkembang menuntut dilakukannya kajian lebih lanjut terhadap penerapan yang berlangsung saat ini di dalam Perusahaan. Dalam rangka turut mengembangkan penerapan GCG di industri pasar modal, maka KPEI terus melakukan perbaikan tata kelolanya dengan mengacu pada ketentuan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), yang dalam hal ini telah mengadopsi prinsip yang diterbitkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), suatu lembaga yang memegang peranan penting dalam pengembangan GCG baik untuk pemerintah maupun dunia usaha.
Implementation of Good Corporate Governance (GCG) is not only important to the business community in general, but also for the capital market industry development. As one of the Self Regulatory Organizations (SROs), KPEI has authority to determine policies and set rules at a certain level. To date, KPEI in general has accommodated the GCG principles, both in its capacity as an SRO and in running its organization and operations. However, the continuing development in international GCG practices requires further reviews on the existing GCG implementation within the Company. In order to give contribution in developing the GCG implementation in capital market industry, KPEI constantly improves its corporate governance with reference to the provisions of Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), which in this regard has adopted the principles issued by the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), an institution that plays an important role in GCG development for government as well as business community.
KPEI Annual Report 2010
GCG enforcement is fundamental for KPEI in its capacity as a company and SRO at the Indonesian capital market. Our commitment in this regard is actualized by our continuous efforts to improve corporate governance by referring to best practices.
49
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
50
Penerapan Asas-Asas GCG
Application Of GCG Principles
Transparansi Transparansi merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki untuk menjaga obyektifitas dan keterbukaan dalam menjalankan usaha, serta memudahkan proses evaluasi dan pengambilan keputusan oleh pemegang saham dan pemangku kepentingan. KPEI berupaya mewujudkan hal ini dengan senantiasa memastikan ketersediaan informasi yang material dan relevan di bidang keuangan dan operasional secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan, dengan cara yang mudah untuk diakses serta dipahami bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingannya. Pemegang saham, Anggota Kliring (AK), mitra bisnis, dan masyarakat luas dapat dengan mudah mengakses informasi penting yang terkait dengan KPEI dalam bentuk laporan-laporan berkala, konferensi pers, siaran pers, dan situs resmi KPEI.
Transparency Transparency shall exist in order to maintain objectivity and disclosure in running business and facilitating the evaluation and decision-making process by shareholders and stakeholders. KPEI strives to accomplish this by continuing to ensure the availability of material and relevant information both in financial and operational in a timely manner, adequate, clear, accurate and comparable, in a way that is accessible and easily understood by our shareholders and stakeholders. The shareholders, Clearing Members (CMs), business partners, and public can easily access important information related to KPEI in form of periodic reports, press conferences, press releases, and official site of KPEI.
Akuntabilitas Akuntabilitas mengharuskan perusahaan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan, wajar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan. Sebagai realisasi komitmen KPEI untuk menjaga akuntabilitasnya, semenjak tahun 2006 KPEI menerapkan prinsip-prinsip Balance Score Card untuk mengukur aktivitas perusahaan dipandang dari sudut visi dan strateginya, serta untuk memberikan gambaran yang menyeluruh kepada para karyawan atas kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan menerapkan Key Performance Indicator (KPI) pada setiap jenjang organisasi, mulai dari jenjang korporasi hingga individu, sehingga memungkinkan manajemen untuk memonitor dan menyelaraskan setiap aktivitas organisasi dengan sasaran perusahaan. Di samping itu, KPEI juga memiliki sistem audit internal dan eksternal yang efektif, serta etika bisnis dan pedoman perilaku yang berlaku bagi setiap organ perusahaan dan seluruh karyawan.
Accountability Accountability requires a company to be accountable for their performance in a transparent, fair, measurable and in line with corporate interests, while still considering the interests of shareholders and stakeholders. As a realization of KPEI’s commitment to maintaining accountability, since 2006 KPEI has applied the Balance Score Card principles to measure the Company’s activities in light of vision and strategy, as well as to provide a thorough overview to the employees of the Company’s performance. Corporate performance is measured by applying a Key Performance Indicator (KPI) at every level of organization from corporate to individual level, allowing management to monitor and align each activity in the organization with corporate goals. In addition, KPEI also has in place an effective internal and external audit system, as well as business ethics and code of conduct that apply to every company organ and all employees.
Tanggung Jawab KPEI secara konsisten menerapkan prinsip Tanggung Jawab dengan senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Komitmen ini dilakukan guna memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga negara yang baik. KPEI juga aktif dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat sosial dengan fokus pada bidang pendidikan di lingkungan pasar modal maupun masyarakat umum.
Responsibility KPEI consistently applies the principle of Responsibility to comply with laws and regulations in conducting its business activities as well as implementing responsibility towards society and environment. Such commitment is performed in order to maintain business continuity in the long term and to be recognized as a good citizen. KPEI is also active in carrying out social activities with a focus on education for capital market society and public in general.
Independensi Independensi mensyaratkan tidak adanya dominasi dan intervensi pihak lain terhadap organ perusahaan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. Sebagai SRO yang independen, KPEI melakukan pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan manajemen perusahaan. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi KPEI terdiri dari para profesional yang tidak memiliki hubungan khusus dengan Bursa Efek Indonesia sebagai pemegang sahamnya.
Independency Independency requires the absence of domination and intervention of other parties to the company organ in order that decision-making can be done objectively. As an independent SRO, KPEI has implemented a clear separation between company ownership and management. Members of the Board of Commissioners and Board of Directors of KPEI comprise professionals who do not have any special relationship with the Indonesian Stock Exchange as shareholder.
Kewajaran dan Kesetaraan Dalam menjalankan usahanya, KPEI senantiasa menerapkan perlakuan yang wajar dan setara kepada pemegang saham, para pemangku kepentingan, maupun AK. Dalam hubungan dengan mitra bisnis, KPEI melakukan transaksi atas dasar saling menguntungkan. Terkait dengan karyawan, KPEI memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir, dan melaksanakan tugas secara profesional tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun.
Fairness and Equality In performing its business, KPEI consistently applies fair and equal treatment to shareholders, stakeholders, and the CMs. In dealing with business partners, KPEI conducts transactions on the basis of mutual benefit. In relation to employees, KPEI provides equal opportunities in recruitment, career, and performs its duties in a professional manner without discrimination of any kind.
Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Keberhasilan jangka panjang hanya dapat tercapai apabila pelaksanaan GCG dilandasi oleh integritas yang tinggi. KPEI memiliki Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku yang memuat aturan-aturan dan standar tentang perilaku dalam melakukan pekerjaan sehari-hari terutama hubungan dengan Perusahaan, sesama karyawan, mitra bisnis dan pengguna jasa. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku ini berlaku bagi Direksi, manajemen dan seluruh karyawan KPEI serta bagi setiap pihak yang bertindak atas nama KPEI, serta disusun berdasarkan nilai-nilai inti yang telah dikembangkan selama ini, yakni customer focus, achievement of excellence, integrity, prudence, dan fellowship.
Business Ethics and Code of Conduct A long-term success can only be achieved if GCG is implemented based on high integrity. KPEI has a Business Ethics and Code of Conduct covering the rules and standards of conduct in performing the daily work, especially in relationship with the company, fellow employees, business partners and customers. Business Ethics and Code of Conduct apply to Board of Directors, management and all employees of KPEI and for every person acting on behalf of KPEI, and were prepared based on the core values that have been developed so far, namely customer focus, achievement of excellence, integrity, prudence, and fellowship.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Structure
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah organ Perseroan yang mempunyai kekuasaan dan wewenang tertinggi. RUPS Tahunan diselenggarakan untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan atas Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan, mengangkat anggota Dewan Komisaris dan Direksi berikut penentuan honorariumnya, serta menentukan penggunaan laba bersih Perseroan. RUPS Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan antara lain untuk memberikan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) untuk tahun berikutnya.
General Meeting of Shareholders (GMS) GMS is an organ of the Company who has the supreme power and authority. The Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) is held to obtain approval and ratification of the Annual Reports and Financial Statements, appoint members of the Board of Commissioners and the Board of Directors including determination of honorarium, and decide the use of Company’s net income. The Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) is held according to the needs of the Company, among others, for the purpose of granting approval for the Annual Work Plan and Budget (RKAT) for the next year.
Selama tahun 2010, KPEI menyelenggarakan 1 kali RUPS Tahunan pada tanggal 4 Juni 2010. Diantara keputusan penting yang ditetapkan pada RUPS Tahunan tersebut adalah penunjukan dan pengangkatan Dewan Komisaris KPEI periode 2010-2013, penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku-buku Perseroan untuk tahun buku 2010, dan persetujuan pemberian apresiasi untuk tahun buku 2010. RUPS Luar Biasa diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober 2010 dengan hasil yang diputuskan adalah menyetujui RKAT KPEI Tahun 2011.
During 2010, KPEI held 1 AGMS on 4 June 2010. Among the important decisions resolved at the AGMS were the appointment and election of the Board of Commissioners of KPEI for the period of 2010-2013, appointment of Public Accountant to audit the the Company books for financial year 2010, and approval of appreciation for financial year 2010. The EGMS was held on 22 October 2010 and granted approval for KPEI Annual Work Plan and Budget (RKAT) in 2011.
KPEI Annual Report 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
51
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
52
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam hal pengawasan operasional dan kontrol terhadap perusahaan serta arah strategis dan pengembangan perusahaan, termasuk bertanggung jawab dalam memastikan berlangsungnya sistem pengendalian internal, tata kelola perusahaan dan kepatuhan terhadap aturan, serta kecukupan sumber daya manusia dan keuangan. Dewan Komisaris berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG melalui fungsi pengawasan yang dilakukan. Setiap tahun Dewan Komisaris turut melaporkan fungsi pengawasannya terhadap Perusahaan kepada Pemegang Saham dalam pelaksanaan RUPS.
Duties and Responsibilities The Board of Commissioners is responsible to the shareholders in terms of operational supervision and control of the company and towards the company strategic direction and development, including responsibility for ensuring the availability of internal control system, corporate governance and adherence to rules, and adequacy of human resources and finance. The Board of Commissioners’ role is instrumental in implementing the GCG principles through its supervisory function. Each year the Board of Commissioners reports its oversight of the Company to the Shareholders during the GMS.
Keanggotaan dan Periode Jabatan Per tanggal 31 Desember 2010, Dewan Komisaris KPEI terdiri dari 3 orang, yaitu Bapak Sebastianus Harry Wiguna (Komisaris Utama), Bapak Rahmat Waluyanto (Komisaris), dan Bapak Inarno Djajadi (Komisaris). Komposisi ini diputuskan pada RUPS Tahunan tanggal 4 Juni 2010 dan telah mendapat persetujuan dari Bapepam-LK. Masa tugas Dewan Komisaris adalah 3 (tiga) tahun untuk setiap periode.
Membership and Term of Position As of 31 December 2010, the Board of Commissioners of KPEI consisted of 3 members, namely Mr. Sebastianus Harry Wiguna (President Commissioner), Mr. Rahmat Waluyanto (Commissioner), and Mr. Inarno Djajadi (Commissioner). This composition was decided at the AGMS held on 4 June 2010 and has received approval from Bapepam-LK. The period of the Board of Commissioners is 3 (three) years for each term.
Sesuai ketentuan Anggaran Dasar, ketiga formatur Dewan Komisaris ini telah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Komisaris KPEI yaitu antara lain: Warga Negara Indonesia yang memiliki kompetensi dan wawasan di bidang pasar modal, memiliki komitmen mengembangkan pasar modal Indonesia, tidak pernah melanggar Undang-Undang Pasar Modal atau pernah dipenjara karena kasus kriminal, tidak pernah menjadi Direktur atau Komisaris pada perusahaan yang dinyatakan pailit.
Pursuant to the Articles of Association, the three members of the Board of Commissioners have met requirements to become a member of the Board of Commissioners of KPEI, which include, among other things: Indonesian citizen who has capital market competence and insight, a commitment to develop Indonesia’s capital market, no record for violation against the Capital Market Law or imprisoned for any criminal cases, and never become a Director or Commissioner of a company declared under bankruptcy.
Rapat Dewan Komisaris Selama tahun 2010, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 12 kali Rapat Gabungan Komisaris dan Direksi. Rapat Gabungan antara Komisaris dengan Direksi yang dilakukan rutin setiap bulan merupakan salah satu mekanisme dari fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris terkait kegiatan operasional perusahaan, serta untuk menginformasikan Dewan Komisaris terkait perkembangan yang terjadi di perusahaan. Disamping melakukan rapat rutin dengan Direksi, Dewan Komisaris secara konsisten menyelenggarakan Rapat Internal Dewan Komisaris beserta Komite Audit guna membahas kinerja bulanan dan permasalahan yang terjadi di perusahaan terutama dari perspektif keuangan. Dewan Komisaris secara berkala melaksanakan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi SRO untuk membahas agenda terkait pengembangan pasar modal Indonesia.
Board of Commissioners Meeting During 2010, the Board of Commissioners has convened 12 Joint Meetings of Commissioners and Directors. The Joint Meetings between the Commissioners and Directors, which are conducted regularly every month, is one of the oversight function mechanisms performed by the Board of Commissioners in relation to operations, as well as informing the Commissioners on the progress within the company. In addition to regular meetings with the Directors, the Board of Commissioners consistently held Internal Meetings with Internal Audit Committee to discuss the monthly performance and any issues in the company, especially from a financial perspective. The Board of Commissioners also conducted joint meetings with the Board of Commissioners and the Board of Directors of SROs to discuss agendas related to Indonesian capital market development.
Direksi
Board of Directors
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi bertanggung jawab atas arah strategis dan keseluruhan manajemen dalam kegiatan operasional sehari-hari melalui pengelolaan risiko dan pelaksanaan GCG pada seluruh jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Audit Internal sesuai dengan arahan dari Dewan Komisaris. Pada setiap RUPS Tahunan, Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pencapaian target-target perusahaan kepada pemegang saham.
Duties and Responsibilities The Board of Directors is responsible for strategic direction and overall management of day-to-day operations through the implementation of risk management and GCG at all levels of the organization. The responsibilities also include application of internal control structure, implementation of internal audit function, and take necessary actions based on Internal Audit findings in accordance with the directives from the Board of Commissioners. At each AGMS, the Board of Directors shall be accounted for the implementation of tasks and achievement of company targets to the shareholder.
Keanggotaan dan Periode Jabatan KPEI memiliki sistem pertanggungjawaban yang dirancang sedemikian rupa sehingga independensi Direksi dalam mengelola perusahaan tetap terjaga, dan pada saat yang sama menjamin berlangsungnya organisasi dengan baik secara etika maupun teknis. KPEI memiliki organisasi yang ramping dengan Direksi yang hanya terdiri dari 2 orang yang memenuhi syarat administratif maupun kompetensi. Syarat administratif yang dimaksud, diantaranya: Warga Negara Indonesia, tidak dinyatakan pailit, tidak pernah dipenjara karena kasus kriminal. Syarat kompetensi antara lain meliputi keahlian dan wawasan di bidang pasar modal, memiliki komitmen pengembangan pasar modal, serta tidak pernah melanggar UU Pasar Modal.
Membership and Term of Position KPEI has an accountability system which is designed in such a way that the independence of the Board of Directors in managing the company is maintained, and at the same time ensuring a well managed organization both technically and ethically. KPEI has a lean organization with a Board of Directors comprising of only 2 persons who has fulfilled both administrative and competency requirements. Administrative requirements include: Indonesian citizen, not stated bankrupt, never been imprisoned for any crime. Competency requirements include capital market expertise and insight, a commitment to capital market development, and no record of violation against the Capital Market Law.
Per tanggal 31 Desember 2010, Direksi terdiri dari Bapak Hoesen (Direktur Utama) dan Bapak Bambang Widodo (Direktur). Komposisi ini diputuskan dalam RUPS tanggal 19 Juni 2009 yang juga telah disetujui oleh Bapepam-LK. Masa jabatan Direksi adalah 3 tahun untuk setiap periode.
As of 31 December 2010, the Board of Directors consisted of Mr. Hoesen (President Director) and Mr. Bambang Widodo (Director). This composition was decided at the AGM on 19 June 2009, which has also been approved by Bapepam-LK. The period of the Board of Directors is 3 years for each period.
Rapat Direksi Sepanjang tahun 2010, Direksi telah menyelenggarakan lebih dari 12 kali Rapat Direksi. Rapat ini diselenggarakan berdasarkan permintaan minimal satu anggota Direksi atau satu anggota Dewan Komisaris. Dengan komposisi yang hanya terdiri dari 2 (dua) Direktur, maka Rapat Direksi harus dihadiri oleh kedua Direktur dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Meetings of the Board of Directors During 2010, the Board of Directors has organized more than 12 Directors Meetings. The meetings were held based on request of at least one member of the Board of Directors or a member of the Board of Commissioners. With a composition comprising only 2 (two) Directors, the meeting must be attended by both Directors and shall be entitled to take a legal and binding decision.
Pemegang saham menilai kinerja Dewan Komisaris dan Direksi pada RUPS Tahunan. Kinerja Direksi, baik secara perseorangan maupun keseluruhan, dievaluasi oleh Dewan Komisaris melalui rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi.
The shareholders assess the performance of the Board of Commissioners and Board of Directors at the AGMS. The overall and individual performance of the Board of Directors is evaluated by the Board of Commissioners through joint meetings of the Board of Commissioners and Board of Directors.
KPEI Annual Report 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
53
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
54
Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk gaji, tunjangan, dan fasilitas. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan dalam RUPS.
Remuneration Policy The Board of Commissioners and Directors receive rewards in form of salaries, allowances, and facilities. Remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors are determined in the GMS.
Penetapan besaran remunerasi antara lain dipengaruhi oleh faktor kompetensi dan pengalaman, tanggung jawab, pencapaian target, serta kondisi keuangan perusahaan dan aspek makro ekonomi yang mempengaruhinya.
The amount of remuneration is determined, among others, by factors such as competence and experience, responsibility, achievement of targets, as well as the company financial condition and macro-economic aspects.
Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko
Credit Policy and Risk Management Committee
Tugas dan Tanggung Jawab Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, KPEI membentuk Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko, yang tugas dan tanggung jawabnya adalah untuk membantu Direksi dalam hal pengelolaan risiko KPEI, dengan melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan risiko dan memberikan rekomendasi atas kebijakan-kebijakan seperti investasi Dana Jaminan, rencana kebijakan kredit dan manajemen risiko, serta penanganan masalah kepailitan AK.
Duties And Responsibilities In accordance with Bapepam-LK Regulation No. III.B.6 concerning the Guarantee for Settlement of Stock Exchange Transaction, KPEI established the Credit Policy and Risk Management Committee, with duties and responsibilities to assist the Board of Directors in managing the risks faced by KPEI, by supervising the risk management policies and providing recommendations on policies such as Guarantee Fund investments, credit and risk management policy plans, as well as handling bankruptcy issues of CMs.
Keanggotaan dan Masa Jabatan Sama halnya dengan komposisi tahun sebelumnya, komposisi anggota Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Chaeruddin Berlian (Koordinator merangkap Anggota) 2. Alpino Kianjaya (Anggota) 3. Edi Soetrisno (Anggota) 4. F.X. Eddy Hartanto (Anggota) 5. Risa Effennita Guntoro (Anggota)
Membership and Term of Position Similar with previous year, composition of members of the Credit Policy and Risk Management Committee during 2010 were as follows: 1. Chaeruddin Berlian (Coordinator and Member) 2. Alpino Kianjaya (Member) 3. Edi Soetrisno (Member) 4. F.X. Eddy Hartanto (Member) 5. Risa Effennita Guntoro (Member)
Pengangkatan Anggota Komite ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi No. Kep-003/DIR/KPEI/0210 dengan masa jabatan selama 1 (satu) tahun. Para anggota komite ini berasal dari AK yang merupakan pihak-pihak independen dan profesional dalam bidangnya masing-masing, serta memiliki kompetensi dan pengalaman yang mendukung pelaksanaan tugas mereka. Rapat Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko dilakukan sekali tiap bulannya selama tahun 2010 dengan agenda Rapat sesuai tugas dan fungsi Komite tersebut.
Appointment of the Committee Members was determined by the Board of Directors Decision No. Kep-003/DIR/KPEI/0210 with the term of position of 1 (one) year. Members of this committee are CMs representatives who are independent and professional in their respective fields and have the required competence and experience that will support them in implementing their duties. The Credit Policy and Risk Management Committee meetings were held once a month in 2010 with the meeting agenda that is relevant with their duties and functions.
Komite Audit
Audit Committee
Tugas dan Tanggung Jawab Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. III.B.8 tentang Komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan dan menindaklanjuti hasil RUPST KPEI tanggal 6 Juni 2008 dibentuklah Komite Audit. Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris sebagai pengawas Perusahaan. Tugas utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, antara lain dengan melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan, memastikan ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang relevan, melakukan penelaahan atas pemeriksaan oleh Audit Internal, serta memantau kinerja auditor eksternal dan memastikan kemandiriannya dalam menjalankan tugas.
Duties and Responsibilities The Audit Committee was established pursuant to Bapepam-LK Regulation No. III.B.8 concerning Commissioner of the Clearing and Guarantee Institution and as a follow-up result of KPEI AGMS on 6 June 2008. The Audit Committee was established by the Board of Commissioners to support its functions and duties as supervisor of the company. The main duties of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners in performing oversight functions, such as by reviewing the financial information that will be issued by the Company, ensuring the Company’s compliance towards the relevant rules and regulations, reviewing the audit performed by Internal Audit, as well as monitoring performance of external auditors and ensuring their independence in performing their duties.
KPEI Annual Report 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
55
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
56
Komite Audit sebagai organ Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya berwenang untuk meminta data-data yang relevan terkait dengan kegiatan operasional. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi audit internal.
The Audit Committee as an organ of Board of Commissioners in carrying out its functions has an authority to request for data which is relevant to operational activities. In exercising its authority, the Audit Committee shall cooperate with the parties conducting internal audit function.
Keanggotaan dan Periode Jabatan Pengangkatan anggota Komite ditetapkan sesuai Keputusan Dewan Komisaris No. SK-01/DEKOM/IX/2008 dan selanjutnya diperpanjang dengan Keputusan Dewan Komisaris No. SK-02/ DEKOM/VI/2010 tentang Pengangkatan dan Perpanjangan Masa Kerja Komite Audit. Para anggota Komite ini merupakan pihak-pihak yang independen dan profesional dalam bidangnya masing-masing, serta memiliki kompetensi dan pengalaman yang mendukung pelaksanaan tugas mereka. Komite Audit bekerja berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit KPEI dan memiliki masa jabatan selama 1 tahun.
Membership and Term of Position Appointment of the Committee members was decided based on the Board of Commissioners Decision No. SK-01/ DEKOM/IX/2008 and subsequently extended by the Board of Commissioners Decision No. SK-02/DEKOM/VI/2010 concerning the Appointment and Extention Period of Audit Committee. The Committee members are independent and professional in their respective fields and have the required competence and experience to support the implementation of their duties. The Audit Committee works based on KPEI Guidelines of Audit Committee Work Implementation and has a term of position for 1 year.
Anggota Komite Audit selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Sebastianus Harry Wiguna (Komisaris/Ketua) 2. Noeniek Herliani, SE AK, MM (Anggota) 3. Vonny Sulaimin (Anggota)
The Audit Committee members during 2010 were as follows:
Satuan Pemeriksa Internal (SPI)
Internal Audit (SPI)
Satuan Pemeriksa Internal (SPI) bekerja secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. SPI bertanggung jawab antara lain untuk memastikan bahwa KPEI memiliki sistem pengendalian internal yang baik dan mematuhi hukum dan perundang-undangan, termasuk kebijakan dan prosedur internal KPEI, mengevaluasi kehandalan informasi keuangan dan tersedianya sarana-sarana yang memadai untuk menjaga dan melindungi aset-aset KPEI, serta melaksanakan tugas-tugas khusus yang relevan dengan pekerjaan audit. Sepanjang tahun 2010, SPI telah menyampaikan laporanlaporan audit yang terdiri dari audit laporan operasional dan aktivitas kegiatan perusahaan.
The Internal Audit (SPI) works independently in carrying out their duties and responsibilities. SPI is responsible among others for ensuring that KPEI has a good system of internal control and complies with the laws and regulations, including KPEI internal policies and procedures, evaluating the reliability of financial information and the availability of sufficient means to maintain and protect KPEI assets, as well as performing specific tasks relevant to audit work. Throughout 2010, SPI has submitted audit reports which consisted of operational audit reports and the company’s business activities.
Enterprise Risk Management (ERM)
Enterprise Risk Management (ERM)
Sebagai upaya untuk menindaklanjuti program GCG, di tahun 2010 KPEI memulai persiapan untuk menerapkan ERM sebagai kerangka kerja dan panduan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko internal KPEI. Selain itu, ERM juga mengoptimalkan peran SPI sebagai sistem pengendali internal perusahaan. Dalam implementasinya, ERM selanjutnya berada di bawah tanggung jawab SPI, yang bertugas untuk menyusun
In an effort to follow-up the GCG program, in 2010 KPEI began the preparations to implement ERM as a framework and guidelines to identify and manage KPEI’s internal risks. In addition, the ERM also optimize the role of SPI as the company’s internal control system. In its implementation, ERM is under the
1. Sebastianus Harry Wiguna (Commissioner/Chairman) 2. Noeniek Herliani, SE AK, MM (Member) 3. Vonny Sulaimin (Member)
kebijakan ERM, menyusun daftar risiko bersama-sama dengan seluruh Divisi di KPEI, menentukan mitigasi terhadap potensi risiko yang mungkin muncul, membuat prioritas risiko di tingkat Divisi dan Perusahaan, serta menyediakan data untuk mendukung Risk Based Internal Audit.
responsibility of SPI, which duties are to formulate ERM policies, compile the list of risks together with all Division in KPEI, determine the mitigation against potential risks that may arise, prioritize risks at the Division and Corporate levels and provide data to support the Risk Based Internal Audit.
Auditor Independen KPEI selalu menggunakan jasa akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan meskipun KPEI bukan merupakan perusahaan publik. Laporan Keuangan yang diaudit adalah untuk tengah tahun dan akhir tahun yang meliputi Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Keuangan Dana Jaminan. Hal ini dilakukan guna menjamin transparansi dan akuntabilitasnya. RUPS Tahunan tanggal 4 Juni 2010 menyetujui penggunaan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio dan Rekan selaku anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu, untuk mengaudit laporan keuangan KPEI untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Adapun biaya audit Laporan Keuangan tahun 2010 adalah Rp 235.000.000 (dua ratus tiga puluh lima juta rupiah).
Independent Auditor KPEI always uses the public accountant services to audit its financial statements despite KPEI is not a public company. The audited Financial Statements are for mid-year and yearend, which include the Company Financial Statements and Guarantee Fund Financial Statements. This is performed to ensure its transparency and accountability. The AGMS held on 4 June 2010 approved the use of Public Accounting Firm (KAP) Osman Bing Satrio and Partners as a member of Deloitte Touche Tohmatsu, to audit KPEI financial statements for the fiscal year ended 31 December 2010. The cost of audit of Financial Statements for 2010 is Rp 235,000,000 (two hundred and thirty-five million rupiah).
Pemeriksaan Bapepam-LK Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Bapepam-LK memiliki fungsi pengawas sehari-hari kegiatan pasar modal guna mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, Bapepam-LK diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang telah diberikan izin usaha berdasarkan UUPM.
Audit of Bapepam-LK Pursuant to the mandate of Law No. 8 Year 1995 concerning Capital Market (UUPM), Bapepam-LK has supervisory function of daily Capital Market activities in order to realize an orderly, fair, and efficient capital market, and protect the interests of investors and public. To perform these functions, Bapepam-LK is authorized to perform audit to every party which has been granted a business license based on the Capital Market Law (UUPM).
KPEI adalah salah satu pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK, sehingga Bapepam-LK memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap KPEI. Pemeriksaan terhadap KPEI pada tahun 2010 dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Ketua Bapepam-LK Nomor: ST-519/BL/2010 tanggal 30 Juli 2010. Pemeriksaan yang dilaksanakan selama 10 hari kerja terhitung mulai tanggal 2-13 Agustus 2010 ini merupakan pemeriksaan atas kepatuhan KPEI dalam menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ruang lingkup kegiatan yang diperiksa mencakup aspek Organisasi, Teknologi Informasi, Pengawasan Internal, dan Operasional. Pemeriksaan dilakukan terhadap kegiatan yang berakhir pada periode tahun 2008 dan 2009 serta periode sampai dengan bulan Juni 2010. Namun demikian, pemeriksaan juga dapat dilaksanakan terhadap kegiatan-kegiatan pada periode sebelumnya yang masih berkaitan.
As KPEI has obtained a business license from Bapepam-LK, Bapepam-LK is authorized to perform audit on KPEI. The audit of KPEI in 2010 was conducted by Bapepam-LK Task Letter Number: ST-519/BL/2010 dated 30 July 2010. The audit, which was carried out within 10 working days from 2-13 August 2010, was an audit towards KPEI compliance in running its operations in accordance with the pertinent laws and regulations. The scope of audit includes aspects of Organization, Information Technology, Internal Control, and Operations. The audit was conducted on activities which ended in 2008 and 2009 period and the period until June 2010. However, the audit can also be conducted on related activities in previous periods.
KPEI Annual Report 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
57
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
Berdasarkan audit Bapepam-LK, SPI mengidentifikasi divisidivisi terkait sebagai penanggung jawab untuk proses perbaikan. Selanjutnya, SPI secara berkala memantau dan melaporkan perkembangan atas tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan kepada Bapepam-LK.
Based on the audit of Bapepam-LK Internal Audit identified the related divisions to be in charge of the improvement process. Furthermore, the Internal Audit regularly monitored and reported the progress of follow-up of audit findings to Bapepam-LK.
Komunikasi dengan Para Pemangku Kepentingan
Communication With Stakeholders
Dalam rangka memelihara akuntabilitas dan transparansi perusahaan, KPEI secara teratur menyampaikan berbagai informasi, khususnya yang terkait dengan kepentingan AK dan para pemangku kepentingan lainnya.
In order to maintain accountability and transparency of the company, KPEI regularly delivers a range of information, particularly with regard to the interests of CMs and other stakeholders.
Sepanjang tahun 2010, KPEI menerbitkan informasi yang terdiri dari:
Over the course of 2010, KPEI published information that consisted of:
1. 28 pengumuman, antara lain tentang libur bursa, perubahan peraturan, penyesuaian nilai haircut efek, pemberlakuan saham eligible untuk transaksi PME.
1. 28 announcements, among others concerning exchange holiday, regulatory changes, securities haircut value adjustments, the applied eligible securities for SBL transaction. 2. 6 press releases consisting article of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS), commemoration of the Capital Market Anniversary, year-end press conference, signing of Intraday Facility with Bank CIMB Niaga, Bank Permata, and Bank Mandiri. 3. Annual Report in both Indonesian and English language.
2. 6 siaran pers tentang RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa, peringatan HUT Pasar Modal, konferensi pers akhir tahun, Penandatanganan Fasilitas Intraday dengan Bank CIMB Niaga, Bank Permata, dan Bank Mandiri.
3. Laporan Tahunan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
KPEI Laporan Tahunan 2010
Masyarakat umum dapat mengikuti perkembangan terkini mengenai KPEI melalui situs www.kpei.co.id. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, dapat menghubungi Departemen Komunikasi Perusahaan KPEI melalui telepon no. 62-21-5155115, and fax no. 62-21-5155120.
58
The public can follow the latest developments regarding KPEI through www.kpei.co.id. For further enquiries, please contact KPEI Unit of Corporate Communication through phone no. 6221-5155115, dan fax no. 62-21-5155120.
LAIN-LAIN
MISCELLANEUOUS
Kasus Kegagalan Penyelesaian Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan, KPEI selalu berusaha memitigasi setiap risiko kegagalan penyelesaian transaksi bursa melalui perangkat-perangkat pengendali risiko yang ada. Namun demikian, masih terdapat kemungkinan terjadi kegagalan penyelesaian transaksi bursa yang disebabkan hal-hal di luar kendali KPEI. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat kegagalan penyelesaian transaksi bursa.
Settlement Default Cases As the Clearing and Guarantee Institution, KPEI strives to mitigate every risk of securities transactions settlement default through the existing risk control measures. However, there is still a possibility of securities transactions settlement default due to matters beyond the control of KPEI. Throughout 2010, there were no securities transactions settlement default occurred.
Permasalahan Hukum Sehubungan dengan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal berupa tindak pidana penyalahgunaan aset nasabah pada salah satu AK, KPEI menjadi pihak Turut Tergugat dalam 2 gugatan perdata yang diajukan oleh beberapa nasabah AK tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selaku pihak yang menjadi Turut Tergugat, KPEI hanya berkewajiban mematuhi putusan Majelis Hakim dan proses ini tidak berdampak terhadap operasional dan keuangan Perusahaan. Hingga saat ini, 2 gugatan perdata tersebut telah memasuki tahap banding di Pengadilan Tinggi Jakarta.
Legal Issues In regard with the violation of capital market legislation in form of criminal misuse of customer assets at one of the CMs, KPEI became a Co-Defendant in 2 civil lawsuits filed by some customers of CMs in the South Jakarta District Court. As a CoDefendant, KPEI was only obliged to comply with decisions made by the Panel of Judges and this process did not impact the Company’s operational and financial standing. Until now, these 2 civil lawsuits have entered the appeal stage in the Jakarta High Court.
KPEI Annual Report 2010
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
59
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 60
Corporate Social Responsibilities
KPEI berkeyakinan bahwa pendidikan dan kesehatan yang memadai akan membuka akses bagi bangsa Indonesia untuk memiliki tatanan hidup yang lebih baik.
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan KPEI sebagai agen pembangunan dalam perekonomian Indonesia. Dua bidang utama yang menjadi prioritas utama kegiatan CSR KPEI adalah pendidikan dan kesehatan. KPEI berkeyakinan bahwa pendidikan dan kesehatan yang memadai akan membuka akses bagi bangsa Indonesia untuk memiliki tatanan hidup yang lebih baik. Kontribusi KPEI merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan sebagai bagian dari warga negara yang baik.
Corporate Social Responsibility (CSR) serves as an integral part of activities initiated by KPEI as an agent of development in Indonesian economy. Two key areas occupying the top of KPEI’s CSR priority list are education and health. KPEI is firmly convinced that the availability of adequate education and health care will afford the people of Indonesia with ample opportunity to build a better existence for themselves. KPEI’s contribution to this larger scheme of life constitutes as a manifestation of its corporate concern and obligation in fulfilling its role as a good citizen.
Kegiatan CSR dijalankan oleh KPEI baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan Bapepam-LK dan SRO lain di pasar modal. Kegiatan yang merupakan bagian dari program rutin CSR KPEI sendiri meliputi pemberian bantuan kepada beberapa yayasan dan organisasi umum, serta sponsor kepada instansi, institusi dan yayasan pendidikan dalam rangka pengembanganan pasar modal Indonesia. Selama tahun 2010, KPEI melanjutkan program CSR rutinnya berupa pemberian bantuan dana operasional bulanan kepada 3 yayasan yatim piatu dan Rumah
CSR-related activities are conducted by KPEI either on its own or in collaboration with Bapepam-LK and other SROs within the capital market. CSR regular programs initiated single-handedly by KPEI encompass the channeling of aid to several foundations and organizations as well as providing sponsorships to educational agencies, institutions and foundations for the purpose of developing the Indonesian capital market. Throughout 2010, KPEI consistently engaged in its routine CSR programs including the monthly commitment of operational funds for 3 orphanages
KPEI Annual Report 2010
KPEI is firmly convinced that the availability of adequate education and health care will afford the people of Indonesia with ample opportunity to build a better existence for themselves.
61
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
62
Singgah (RS) di daerah Bantar Gebang dan Rawa Lumbu, yaitu Yayasan Al-Istikomah, Yayasan Al-Fallah, dan Yayasan Akhiruz Zaman. KPEI juga melanjutkan program beasiswa yang telah berlangsung sejak tahun 2006 dalam bentuk pemberian beasiswa bulanan kepada 10 siswa/mahasiswa berprestasi dari Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI). Selain itu, di tahun ini KPEI bekerjasama dengan Yayasan Yagasu dan Yayasan Kehati, berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman pohon bakau (mangrove) di sisi jalan tol Sudiyatmo Kapuk Muara.
and shelters in Bantar Gebang and Rawa Lumbu, namely AlIstikomah Foundation, Al-Fallah Foundation and Akhiruz Zaman Foundation. KPEI also carried on with its scholarship program introduced since 2006 by awarding monthly scholarships for 10 academically outstanding students from Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI). In addition, KPEI has also worked in concert with Yagasu Foundation and Kehati Foundation to help conserve the environment by planting mangrove trees along the Sudiyatmo highway in Kapuk Muara.
A range of other CSR activities was also introduced by KPEI together with Bapepam-LK and other SROs throughout 2010. To commemorate 33 years since the revitalization of Indonesian capital market, Bapepam-LK and all SROs have initiated a CSR program dedicated to the establishment of water wells, clean water pipelines as well as public bathing, washing and toilet facilities at Sukawijaya Village, Tambelang, Bekasi in West Java. Other social activities conducted by Bapepam-LK and SROs include the provision of assistance to orphanages and retirement homes, scholarships and educational support, and blood donation drives.
Sehubungan dengan bencana alam yang berlangsung di beberapa daerah di Indonesia, Bapepam-LK bersama dengan SRO turut membantu meringankan beban saudara-saudara setanah air yang tertimpa musibah dengan menggalang dana dari kalangan pasar modal. Sumbangan sebesar Rp 1,75 miliar bagi para korban bencana alam Wasior, Mentawai, dan Merapi diberikan melalui Palang Merah Indonesia pada tanggal 3 Desember 2010 dalam acara bertema ”Pasar Modal Peduli Indonesia”. Selain itu, bantuan sejumlah Rp 175,25 juta diberikan kepada para korban bencana Gunung Merapi melalui acara “Wayang Kulit Merapi”.
In response to the wave of natural disasters that struck several regions across Indonesia, Bapepam-LK and SROs have jointly worked towards alleviating the afflictions of fellow citizens affected by these calamities through fundraising efforts within the capital market community. Donations worth Rp 1.75 billion for disaster victims in Wasior, Mentawai and Merapi were distributed through the Indonesian Red Cross Society on 3 December 2010 for the “Pasar Modal Peduli Indonesia” program. Furthermore, aid amounting to Rp 175.25 million was handed out to survivors of the Mount Merapi disaster through the “Wayang Kulit Merapi” event.
Selama tahun 2010, total bantuan KPEI dalam kegiatan CSR, baik melalui sumbangan rutin maupun non-rutin adalah sebesar Rp 2.362.700.000, meningkat 594,12% atau sekitar Rp 2,02 miliar lebih tinggi dari tahun 2010. Kenaikan beban CSR tersebut disebabkan karena adanya sumbangan sebesar Rp 2 miliar yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan “Pasar Modal Peduli Indonesia”.
Throughout 2010, the total contributions of KPEI in CSR, both through routine and non-routine donations amounted Rp 2,363,700,000, a sharp increase of 594.12% or approximately Rp 2.02 billion higher from the 2010 figure. This increase was due to Rp 2 billion donation spent in conjunction with “Pasar Modal Peduli Indonesia” activity.
KPEI Annual Report 2010
Berbagai kegiatan CSR lain juga dilakukan KPEI secara bersamasama dengan Bapepam-LK dan SRO lainnya selama tahun 2010 ini. Dalam rangka memperingati 33 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, Bapepam-LK dan seluruh SRO melaksanakan program CSR berupa pembangunan sumur air, pipanisasi air bersih dan sarana MCK di Desa Sukawijaya, Tambelang, Bekasi, Jawa Barat. Kegiatan sosial lainnya yang dilaksanakan oleh Bapepam-LK dan SRO meliputi pemberian santunan kepada panti asuhan dan panti jompo, beasiswa dan bantuan pendidikan serta kegiatan donor darah.
63
KPEI Laporan Tahunan 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen 64
Management Discussion and Analysis
Seiring dengan meningkatnya nilai transaksi di bursa efek selama tahun 2010, Pendapatan Usaha KPEI meningkat sebesar 19.77%. Kebijakan pengelolaan investasi diarahkan untuk memperoleh tingkat imbal hasil investasi yang optimal, sementara belanja modal difokuskan pada pengembangan sistem RMS dan sistem pendukungnya.
Hasil-Hasil Operasional Laba Usaha Pada tahun 2010, KPEI telah berhasil membukukan Laba Usaha sebesar Rp 115,683 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 13,49 miliar atau 13,2% bila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2009 yang besarnya Rp 102,19 miliar. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya Pendapatan Usaha Bersih Perseroan sebesar Rp 33,20 miliar atau 19,77% bila dibandingkan dengan tahun 2009.
Results Of Operations Operating Income In 2010, KPEI managed to book an Operating Income of Rp 115.683 billion, an increase of Rp 13.49 billion or 13.2% as compared to 2009 achievement of Rp 102.19 billion. The increase was due to a rise in the Company Net Revenues amounted to Rp 33.20 billion or 19.77% as compared to 2009.
Rasio Laba Usaha dibandingkan dengan Pendapatan Usaha pada tahun 2010 adalah sebesar 53,21% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 56,30%. Demikian pula rasio Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha Bersih pada tahun 2010 sebesar 57,52% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 60,86%. Penurunan ini disebabkan kenaikan Pendapatan Usaha sebesar 19,77 %, lebih rendah dibandingkan kenaikan pada komponen Beban Usaha sebesar 29,99%.
The ratio of Operating Income to Operating Revenues in 2010 was 53.21%, a decrease of 56.30% from 2009 figure. Similarly, the ratio of Operating Income to Net Operating Revenue in 2010 was 57.52%, down from 60.86% in 2009. The decline was due to a 19.77% rise in Operating Revenue, lower than the rise in Operating Expenses of 29.99%.
KPEI Annual Report 2010
Along with the increasing value of transactions at the stock exchange in 2010, KPEI’s Operating Revenue increased by 19.77%. Investment management policy was directed towards achieving an optimum level of investment returns, while capital expenditure was focused on development of the RMS and its supporting systems.
65
KPEI Laporan Tahunan 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
66
Laba Bersih Pada tahun 2010, KPEI berhasil membukukan Laba Bersih sebesar Rp 121,69 miliar naik sebesar Rp 329 juta atau 0,27% dibandingkan dengan Laba Bersih tahun 2009 yang besarnya Rp 121,36 miliar.
Net Income In 2010, KPEI posted a Net Income of Rp 121.69 billion, increasing by Rp 329 million or 0.27% compared to 2009 figure of Rp 121.36 billion.
Walaupun Laba Bersih mengalami kenaikan, tetapi Rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha Bersih mengalami penurunan dari 72,28% pada tahun 2009 menjadi 60,51%pada tahun 2010. Hal ini disebabkan penurunan pada komponen Pendapatan (Beban) Lain-lain sebesar 22,66% dibandingkan dengan tahun 2009.
Although Net Income increased, the Ratio of Net Income to Net Operating Revenue decreased from 72.28% in 2009 to 60.51% in 2010. This was due to a decline in Other Income (Expenses) of 22.66% compared to 2009.
Laba Bersih per saham pada tahun 2010 sebesar Rp 8,11 juta, naik sebesar 0,27% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 8,09 juta.
Net Income per share in 2010 amounted to Rp 8.11 million, an increase of 0.27% compared to 2009 figure of Rp 8.09 million.
Pendapatan Usaha Bersih Komponen Pendapatan Usaha KPEI adalah Pendapatan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Saham, Jasa Pengelolaan Dana Jaminan dan Jasa Pinjam Meminjam Efek, serta Pendapatan Lainnya. Secara Keseluruhan Pendapatan Usaha KPEI pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 217,41 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 35,89 miliar atau 19,77% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 181,52 miliar.
Net Operating Revenues The components of KPEI Operating Revenues consist of Clearing and Settlement Guarantee Services for Stock Exchange Transactions, Guarantee Fund Management Services, Securities Borrowing and Lending Income, and Others. KPEI Total Revenues in 2010 amounted to Rp 217.41 billion, an increase of Rp 35.89 billion or 19.77% compared to 2009 figure of Rp 181.52 billion.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No.KEP181/BL/2007 tanggal 13 Juni 2007, KPEI dikenakan biaya tahunan sebesar 7,5% dari Pendapatan Usaha sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Besarnya PNBP tahun 2010 adalah sebesar Rp 16,31 miliar. Komponen Beban PNBP disajikan sebagai pengurang Pendapatan Usaha Perseroan.
Based on the Chairman of Bapepam-LK Decree No.KEP-181/ BL/2007 dated 13 June 2007, KPEI was imposed an annual fee of 7.5% of Operating Revenues for annual contribution on NonTax State Revenues (PNBP). The contribution of PNBP in 2010 amounted to Rp 16.31 billion. Component of PNBP Expense is presented as a deduction from the Company Operating Revenues.
Dengan adanya Beban PNBP tersebut, maka Pendapatan Usaha–Bersih KPEI pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 201,10 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 33,20 miliar atau 19,77% dari Rp 167,91 miliar pada tahun 2009.
With the PNBP Expense, KPEI Operating Revenues-Net in 2010 was Rp 201.10 billion, an increase of Rp 33.20 billion or 19.77% from Rp 167.91 billion in 2009.
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Laporan Laba Rugi
Income Statements
dalam jutaan Rupiah
in million Rupiah
2009
2008
2007
2006
Pendapatan Usaha
217,408
181,520
189,834
192,381
92,550
Operating Revenues
Setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak
(16,306)
(13,614)
(14,237)
(14,429)
0
Contribution on Non-Tax State Revenues
Pendapatan Usaha Bersih
201,102
167,906
175,596
177,952
92,550
Net Operating Revenues
85,419
65,712
64,182
48,702
42,919
Operating Expenses
115,683
102,194
111,414
129,250
49,631
Operating Income (Loss)
41,790
54,036
(2,139)
19,235
11,592
Other Income (Expenses) - Net
Pendapatan Sebelum Pajak
157,473
156,230
109,275
148,485
61,223
Income Before Tax
Beban Pajak
(35,787)
(34,872)
(41,734)
(43,389)
(18,521)
Tax Expense
Laba Bersih
121,686
121,358
67,541
105,096
42,702
Net Income
Beban Usaha Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan (beban) lain – Bersih
Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Saham Pendapatan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Saham memberi kontribusi terbesar atas total Pendapatan Usaha KPEI di tahun 2010 yang mencapai Rp 207,12 miliar. Sejalan dengan kenaikan nilai transaksi pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009, nilai Pendapatan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Saham mengalami kenaikan sebesar Rp 36,13 miliar atau 21,13% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 170,99 miliar.
Clearing And Settlement Guarantee Services for Stock Exchange Transactions Revenue from Clearing and Settlement Guarantee Services for Stock Exchange Transactions gave the largest contribution to total KPEI Revenues in 2010, reaching Rp 207.12 billion. In line with the increase in transaction value in 2010 compared to 2009, Revenue from Clearing and Settlement Guarantee Services for Stock Exchange Transactions increased by Rp 36.13 billion or 21.13% compared to 2009 that amounted to Rp 170.99 billion.
Jasa Pinjam Meminjam Efek (PME) Pendapatan Jasa Pinjam Meminjam Efek (PME) pada tahun 2010 sebesar Rp 182 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 31 juta atau 14,55% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 213 juta.
Securities Borrowing and Lending Income (SBL) Revenue from Securities Borrowing and Lending (SBL) income in 2010 amounted to Rp 182 million, a decrease of Rp 31 million or 14.55% compared to 2009, which was Rp 213 million.
Jasa Pengelolaan Dana Jaminan Berbeda dengan pendapatan yang berasal dari Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa atas Saham yang mengalami kenaikan, pendapatan dari Jasa Pengelolaan Dana Jaminan justru mengalami penurunan. Meskipun nilai aset atas Dana Jaminan yang dikelola oleh KPEI pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 278,77 miliar menjadi sebesar Rp 1,44 triliun, Perseroan hanya membukukan pendapatan dari Jasa Pengelolaan Dana Jaminan sebesar Rp 9,97 miliar atau turun sebesar 2,15% bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar Rp 10,19 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan tingkat bunga deposito atas aset kelolaan Dana Jaminan. Pada tahun 2010 tingkat bunga deposito per tahun sebesar 7% sedangkan pada tahun 2009 berkisar antara 6,00%-13,25% sehingga rata-rata tingkat bunga deposito yang diterima pada tahun 2009 berada di atas 7% yang menyebabkan pendapatan bunga deposito Dana Jaminan tahun 2010 mengalami penurunan.
Guarantee Fund Management Services Unlike the revenue generated from Clearing and Settlement Guarantee Services for Stock Exchange Transactions which was increasing, revenue from Guarantee Fund Management Services declined. Although the value of Guarantee Fund assets managed by KPEI in 2010 increased by Rp 278.77 billion to Rp 1.44 trillion, the Company only booked revenues from Guarantee Fund Management income amounted to Rp 9.97 billion, down by 2.15% as compared to 2009 figure of Rp 10.19 billion. The decrease was caused by a decline in time deposit interest rates for Guarantee Fund assets. In 2010 the time deposit interest rate was 7% per annum, whereas in 2009 the ranges were between 6.00%-13.25% Average time deposits interest rate in 2009 was above 7% in 2009, causing revenues from Guarantee Fund management income in 2010 to decline.
KPEI Annual Report 2010
2010
67
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Meskipun pendapatan bunga deposito mengalami penurunan tetapi pengelolaan Investasi Dana Jaminan pada Surat Utang Negara tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 29,89% dibandingkan tahun 2009.
Despite revenues from time deposits declined, revenues from management of Guarantee Fund in Government Bonds in 2010 increased by 29.89% compared to 2009.
Komposisi Pendapatan Usaha Bersih per Akun
Composition of Net Operating Revenues by Account
dalam jutaan Rupiah
2010
in million Rupiah
%
2009
%
2008
%
Pendapatan Usaha Jasa Kliring Saham
Operating Revenues 207,121
95.27
170,990
94.20
185,067
97.49
Stock Clearing Fee
-
-
-
-
-
-
Derivative Clearing Fee
182
0.08
213
0.12
431
0.23
Securities Borrowing & Lending Fee
9,967
4.58
10,186
5.61
4,220
2.22
Guarantee Fund Management Fee
138
0.06
131
0.07
115
0.06
Other Services
217,408
100.00
181,520
100.00
189,834
100.00
Total Operating Revenues
Jasa Kliring Derivatif Jasa Pinjam Meminjam Efek Jasa Pengelolaan Dana Jaminan Jasa Lainnya Jumlah Pendapatan Usaha Dikurangi:
Less:
Setoran atas Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP)
(16,306)
(13,614)
(14,238)
Contribution on Non-Tax State Revenues
Jumlah Pendapatan Usaha Bersih
201,102
167,906
175,596
Net Operating Revenues
Beban Usaha Komponen Beban Usaha terdiri dari beban Gaji, Honor dan Tunjangan, Beban Pengembangan Usaha, Beban Umum dan Administrasi, Beban Penyusutan, Beban Sewa dan Beban Pemeliharaan Teknologi informasi serta Beban Komisi Fasilitas Intraday. Secara keseluruhan, Beban Usaha pada tahun 2010 memang mengalami peningkatan. Beban Usaha pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp 19,71 miliar atau 29,99% dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu dari Rp 65,71 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 85,42 miliar pada tahun 2010.
Operating Expenses The components of Operating Expenses consist of Salaries, Honorarium and Allowances, Business Development Expenses, General and Administrative, Depreciation Expenses, Rental Expenses, and IT Maintenance Expenses, and Intraday Facility Commission Expenses. Overall, Operating Expenses in 2010 increased by Rp 19.71 billion or 29.99% compared to 2009, from Rp 65.71 billion in 2009 to Rp 85.42 billion in 2010.
Beban Usaha per Akun
Operating Expenses by Account
dalam jutaan Rupiah
in million Rupiah
2010
2009
2008
2007
2006
KPEI Laporan Tahunan 2010
Beban Usaha
68
Operating Expenses
Gaji, Honor dan Tunjangan
37.174
28.499
29.982
21.787
17.831
Salaries, Honorarium, Allowances
Pengembangan Usaha
20.831
15.420
16.037
11.912
9.959
Business Development
Umum dan Administrasi
13.941
12.908
10.161
8.245
8.067
General and Administrative
Penyusutan
6.897
3.772
3.547
2.694
2.843
Depreciation
Sewa
2.658
2.632
2.248
2.192
2.032
Rent
Pemeliharaan Teknologi Informasi
3.450
2.481
2.207
1.872
2.187
Information Technology Maintenance
468
-
-
-
-
Intraday Facility Commission
85.419
65.712
64.182
48.702
42.919
Total Operating Expenses
Komisi Fasilitas Intraday Jumlah Beban Usaha
Gaji, Honor dan Tunjangan Beban Gaji, Honor dan Tunjangan terdiri dari Gaji, Honor dan Tunjangan Karyawan, Direksi dan Komisaris, serta imbalan pasca kerja.
Salaries, Honorarium and Allowances Salaries, Honorarium, and Allowances consist of Salaries, Honorarium, and Allowances for Employees, Directors and Commissioners, as well as post-employment benefits.
Beban ini tetap merupakan komponen terbesar dari seluruh Beban Usaha, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, Beban Gaji, Honor dan Tunjangan sebesar Rp 37,17 miliar, naik sebesar Rp 8,68 miliar atau 30,44% dibandingkan dengan beban tahun 2009 yang besarnya Rp 28,50 miliar.
These expenses remain the largest component of total Operating Expenses, as it had been in previous years. In 2010, Salaries, Honorarium, and Allowances amounted to Rp 37.17 billion, an increase of Rp 8.68 billion or 30.44% compared with 2009 expenses of Rp 28.50 billion.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya penambahan jumlah pegawai, penyesuaian gaji dan tunjangan, serta apresiasi karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris pada tahun 2010. Jumlah karyawan KPEI pada tahun 2010 sebanyak 91 orang sedangkan tahun 2009 sebanyak 81 orang.
The increase was primarily due to the rises in number of employees, adjustments of salary and allowances for employees, Board of Directors and Board of Commissioners in 2010. The number of KPEI employees in 2010 was 91 persons while in 2009 was 81 persons.
Beban Pengembangan Usaha Beban Pengembangan Usaha terdiri dari Beban Pengembangan Pasar Modal, Beban Pelatihan Anggota Kliring, Beban Publikasi, Beban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Beban Sponsor serta Beban Lainnya.
Business Development Expenses Business Development Expenses consist of Capital Market Development Expenses, Training of Clearing Members Expenses, Publication Expenses, Corporate Social Responsibility (CSR) Expenses and Sponsorship Expenses and Others Expenses.
Pada tahun 2010, Beban Pengembangan Usaha tercatat sebesar Rp 20,83 miliar, naik sebesar Rp 5,41 miliar atau 35,09% dari tahun 2009 yang besarnya Rp 15,42 miliar. Kenaikan Beban Pengembangan Usaha ini terutama disebabkan oleh naiknya Beban Pengembangan Pasar Modal, Beban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Beban Sponsor serta Beban Lainnya. Beban Pengembangan Pasar Modal naik sebesar Rp 5,48 miliar atau 51,71% yaitu dari Rp 10,60 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 16,08 miliar pada tahun 2010. Kenaikan Beban Pengembangan Pasar Modal sebesar Rp 5,48 miliar terutama dikarenakan gencarnya kegiatan sosialisasi ke daerah-daerah seluruh Indonesia bersama Bapepam-LK dan SRO lainnya dalam rangka meningkatkan jumlah investor lokal. Beban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) meningkat signifikan sebesar Rp 2,02 miliar atau 594,12% yaitu dari Rp 0,34 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 2,36 miliar pada tahun 2010. Beban Sponsor naik sebesar Rp 0,27 miliar atau 187,60% yaitu dari Rp 0,14 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 0,41 miliar pada tahun 2010 serta adanya peningkatan Beban Lainnya sebesar Rp 0,74 miliar atau 80,78% yaitu dari Rp 0,92 miliar menjadi Rp 1,66 miliar.
In 2010, Business Development Expenses amounted to Rp 20.83 billion, an increase of Rp 5.41 billion or 35.09% from 2009 figure of Rp 15.42 billion. The increase in Business Development Expenses was mainly attributable to the increase in Capital Market Development Expenses, Corporate Social Responsibility (CSR) Expenses, Sponsorship Expenses, and Other Expenses. Capital Market Development Expenses increased by Rp 5.48 billion or 51.71%, from Rp 10.60 billion in 2009 to Rp 16.08 billion in 2010. The increase in Capital market Development Expenses of Rp 5.48 billion was mainly due to active socialization to areas all over Indonesia held with Bapepam-LK and other SROs to increase the number of local investors. Corporate Social Responsibility (CSR) Expenses increased significantly by Rp 2.02 billion or 594.12% from Rp 0.34 billion in 2009 to Rp 2.36 billion in 2010. Sponsorships Expenses increased by Rp 0.27 billion or 187,60% from Rp 0.14 billion in 2009 to Rp 0.41 billion in 2010, and increase of Other Expenses of Rp 0.74 billion or 80.78% from Rp 0.92 billion to Rp 1.66 billion.
Disisi lain, terdapat penurunan pada Beban Pelatihan Anggota Kliring sebesar Rp 1,40 miliar yaitu dari Rp 1,73 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 0,32 miliar pada tahun 2010 dan penurunan Beban Publikasi sebesar Rp 1,70 miliar yaitu dari Rp 1,70 miliar pada tahun 2009 menjadi hanya Rp 0,004 miliar pada tahun 2010.
On the other side, Training of Clearing Members Expenses dropped by Rp 1.40 billion from Rp 1.73 billion in 2009 to Rp 0.32 billion in 2010, and a decrease in publication expenses by Rp 1.70 billion, from Rp 1.70 billion in 2009 to only Rp 0.004 billion in 2010.
KPEI Annual Report 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
69
KPEI Laporan Tahunan 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
70
Beban Umum dan Administrasi Komponen Beban Umum dan Administrasi adalah Beban Konsultan, Beban Peralatan Kantor, Beban Pelatihan dan Literatur, Beban Komunikasi, Beban Asuransi, dan Beban Rapat serta Beban Lainnya.
General and Administrative Expenses The components of General and Administrative Expenses are Consultant Fee, Office Supplies Fee, Training and Library Fee, Communication Fee, Insurance Fee, Meetings Fee, and Others Fee.
Pada tahun 2010, Beban Umum dan Administrasi tercatat sebesar Rp 13,94 miliar meningkat sebesar Rp 1,03 miliar atau 8,00% bila dibandingkan dengan Beban Umum dan Administrasi tahun 2009 yang besarnya Rp 12,91 miliar. Peningkatan terbesar Beban Umum dan Administrasi adalah Beban Rapat diikuti oleh Beban Komunikasi dan Beban Peralatan Kantor.
In 2010, the General and Administrative expenses amounted to Rp 13.94 billion, an increase of Rp 1.03 billion or 8.00% as compared with 2009 figure of Rp 12.91 billion. The largest increase in General and Administrative Expenses is Meeting Expenses, followed by Communication and Office Supplies Expenses.
Peningkatan Beban Rapat sebesar Rp 0,34 miliar atau 97,25% yaitu dari Rp 0,35 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 0,69 miliar pada tahun 2010. Peningkatan Beban Rapat terutama disebabkan adanya kegiatan sosialisasi pengembangan infrastruktur dan proses bisnis KPEI. Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya KPEI untuk terus menerus dalam mengembangkan infrastruktur dan proses bisnis agar menjadi lebih efisien dan efektif sehingga diharapkan KPEI dapat meningkatkan layanan kepada AK dan mendukung daya saing pasar modal Indonesia.
An increase of Rp 0.34 billion or 97.25% in Meeting Expenses has increased the expenses from Rp 0.35 billion in 2009 to Rp 0.69 billion in 2010. The increase was mainly due to activities held to socialize infrastructure development and KPEI business processes. This was closely related with KPEI efforts to continue developing its business infrastructures and processes in order to enhance efficiency and effectiveness. By so doing, it is expected that KPEI could improve services to Clearing Members and bolster the Indonesian capital market competitiveness.
Beban komunikasi mengalami kenaikan sebesar Rp 0,47 miliar atau 31,18% yaitu dari Rp 1,51 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 1,98 miliar pada tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya beban single network pasar modal bersama SRO sebesar Rp 0,14 miliar dan network internal KPEI sebesar Rp 0,2 miliar, serta kenaikan langganan informasi dari PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).
Communication Expenses increased by Rp 0.47 billion or 31.18% from Rp 1.51 billion in 2009 to Rp 1.98 billion in 2010. The increase was primarily due to expenses from capital market single network development carried out with other SRO amounted to Rp 0.14 billion, KPEI internal network amounted to Rp 0.2 billion, as well as increase of Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA) information subscription.
Beban Penyusutan Beban Penyusutan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 6,90 miliar, naik sebesar Rp 3,13 miliar atau 82,88% dibandingkan dengan Beban Penyusutan pada tahun 2009 yang besarnya Rp 3,77 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan adanya penambahan Aset Tetap ditahun 2010.
Depreciation Expenses Depreciation Expenses in 2010 amounted to Rp 6.90 billion, up Rp 3.13 billion or 82.88% compared to 2009 figure of Rp 3.77 billion. The increase was due to additional Fixed Assets in 2010.
Beban Sewa Beban Sewa merupakan beban atas sewa ruang kantor. Beban sewa pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2,66 miliar naik sebesar Rp 0,026 miliar atau 0,98% dari Rp 2,63 miliar pada tahun 2009.
Rent Expenses Rent Expenses are expenses for office space rentals. Rent expenses in 2010 amounted to Rp 2.66 billion, an increase of Rp 0.026 billion or 0.98% from Rp 2.63 billion in 2009.
Beban Pemeliharaan Teknologi Informasi Beban Pemeliharaan Teknologi Informasi merupakan beban atas pemeliharaan hardware, software, dan jaringan yang dimiliki oleh Perseroan. Pada tahun 2010, Beban Pemeliharaan Teknologi Informasi sebesar tercatat sebesar Rp 3,45 miliar, naik sebesar Rp 969 juta atau 39,05% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 2,48 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya pemeliharaan Risk Management System (RMS) senilai Rp 0,39 miliar dan pemeliharaan jaringan senilai Rp 0,38 miliar serta pemeliharaan middleware.
Information Technology Maintenance Expenses Information Technology Maintenance expenses represent expenses for the maintenance of hardware, software, and network owned by the Company. In 2010, Information Technology Maintenance Expenses amounted to Rp 3.45 billion, an increase of Rp 969 million or 39.05% compared to 2009 figure of Rp 2.48 billion. The increase was mainly due to Risk Management System (RMS) maintenance of Rp 0.39 billion, network maintenance of Rp 0.38 billion, and middleware maintenance.
Penghasilan Lain Lain – Bersih Penghasilan Lain Lain – Bersih pada tahun 2010 sebesar Rp 41,79 miliar turun sebesar Rp 12,25 miliar atau 22,66% dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencatat Penghasilan Lain Lain - Bersih sebesar Rp 54,04 miliar. Komponen terbesar Penghasilan Lain-Lain adalah Laba Belum Terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksa dana dan Penghasilan Bunga.
Other Income - Net Other Income - Net in 2010 amounted to Rp 41.79 billion, a decrease of Rp 12.25 billion or 22.66% compared to 2009 which amounted to Rp 54.04 billion. The largest component of Other Income is Unrealized Gain in changes of fair value of mutual funds and Interest Income.
Penghasilan Laba belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana tercatat sebesar Rp 11,26 miliar turun sebesar Rp 17,67 miliar atau 61,08% dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencatat laba atas nilai wajar reksa dana sebesar Rp 28,93 miliar. Penurunan ini disebabkan kenaikan harga sahamsaham yang menjadi underlying reksa dana pada tahun 2010 lebih rendah dibandingkan kenaikan harga saham-saham pada tahun 2009.
Unrealized gain in changes of fair value of mutual funds stood at Rp 11.26 billion, a decline of Rp 17.67 billion or 61.08% compared to 2009 figure of Rp 28.93 billion. This decrease was attributable to a lower increase of stock prices underlying mutual funds compared to the increase of stock prices in 2009.
Penghasilan Bunga pada tahun 2010 sebesar Rp 26,13 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 0,025 miliar atau 0,09% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 26,16 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan tingkat bunga deposito tahun 2010 dibandingkan tahun 2009.
Interest Income in 2010 amounted to Rp 26.13 billion, a decrease of Rp 0.025 billion or 0.09% compared to 2009 figure of Rp 26.16 billion. This decrease was due to a decline in time deposit interest rates in 2010 compared to 2009.
Beban Pajak Beban Pajak – Bersih Perseroan pada tahun 2010 sebesar Rp 35,79 miliar, naik sebesar Rp 0,92 miliar atau 2,62% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 34,87 miliar.
Tax Expenses The Company Tax Expenses - Net in 2010 amounted to Rp 35.79 billion, an increase of Rp 0.92 billion or 2.62% as compared to 2009, which was Rp 34.87 billion.
Arus Kas Kas dan setara Kas pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 288,21 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 94,91 miliar atau 49,10% dari Rp 193,30 miliar pada akhir tahun 2009.
Cash Flows Cash and Cash equivalents at the end of 2010 stood at Rp 288.21 billion, increasing by Rp 94.91 billion or 49.10%, from Rp 193.30 billion at the end of 2009.
KPEI Annual Report 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
71
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Kas Bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi turun dari Rp 86,68 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 84,66 miliar pada tahun 2010. Sedangkan Kas Bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 10,26 miliar. Tambahan Kas tersebut berasal dari pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp 28,48 miliar, disisi lain digunakan untuk pembelian Aset Tetap sebesar Rp 18,22 miliar.
Net Cash provided by operating activities decreased from Rp 86.68 billion in 2009 to Rp 84.66 billion in 2010. Net Cash provided from investing activities in 2010 stood at Rp 10.26 billion. Additional Cash was resulted from the liquidation of short term investment amounted to Rp 28.48 billion, while on the other side was utilized to purchase Fixed Assets worth Rp 18.22 billion.
Arus Kas Bersih
Net Cash Flows
dalam jutaan Rupiah
in million Rupiah
2010
2009
2008
2007
2006
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
84.656
86.676
82.122
120.688
38.456
Net Cash Provided by Operating Activities
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi
10.258
(49.526)
(47.675)
(100.588)
(6.457)
Net Cash Provided by (Used in) Investment Activities
0
0
0
0
0
Net Cash from Financing
Jumlah Kenaikan/Penurunan Kas
94.914
37.150
34.447
20.100
31.999
Net Increase (decrease) in Cash & Cash Equivalent
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
193.298
156.148
121.701
101.601
69.602
Cash and Cash Equivalent at Beginning of Year
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
288.212
193.298
156.148
121.701
101.601
Cash and Cash Equivalent at End of Year
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan
KPEI Laporan Tahunan 2010
Pengelolaan Aset Modal Kerja Aset Lancar pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2.128 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 372,71 miliar atau 21,24% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 1.755 miliar. Sedangkan Kewajiban Lancar pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 1.665 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp 268,09 miliar atau 19,19% dibandingkan dengan tahun 2009 yang besarnya Rp 1.397 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan Piutang dan Hutang Penyelesaian Transaksi Bursa pada 3 hari terakhir tahun 2010 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009. Selain disebabkan adanya peningkatan Piutang Penyelesaian Transaksi Bursa, peningkatan Aset Lancar juga disebabkan adanya peningkatan pada Kas dan Setara Kas. Sedangkan pada Kewajiban Lancar, kenaikan selain disebabkan adanya peningkatan Hutang Penyelesaian Transaksi Bursa juga disebabkan adanya peningkatan pada Biaya Masih Harus Dibayar dan Hutang Lain-lain.
72
Assets Management Working Capital Current Assets at the end of 2010 stood at Rp 2,128 billion, an increase of Rp 372.71 billion or 21.24% compared to 2009 which was Rp 1,755 billion. Current Liabilities at the end of 2010 stood at Rp 1,665 billion, an increase of Rp 268.09 billion or 19.19% compared to 2009 which was Rp 1,397 billion. The raise was attributable to increases in Securities Transactions Settlement receivables and payables within the last 3 days of 2010 compared with the same period in 2009. In addition to the increase of Securities Transaction receivables, raise of Current Assets was also due to an increase of Cash and Cash Equivalents. While in Current Liabilities, in addition to the raise in Securities Transaction Payables, the increase was also due to raises in Accrued Expenses and Other Liabilities.
Modal Kerja Bersih yang tercermin dari besarnya nilai Aset Lancar dikurangi dengan Kewajiban Lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 104,62 miliar atau 29,22% dari Rp 358,11 miliar pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 462,73 milar pada akhir tahun 2010.
Net Working Capital as reflected by the value of Current Assets less Current Liabilities increased by Rp 104.62 billion or 29.22%, from Rp 358.11 billion at the end of 2009 to Rp 462.73 billion at the end of 2010.
Rasio lancar (current ratio) pada tahun 2010 sebesar 127,79% dan pada tahun 2009 sebesar 125,64%, dengan demikian mengalami kenaikan sebesar 1,72%. Peningkatan rasio ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk senantiasa mempertahankan tingkat likuiditas untuk menjamin tersedianya dana untuk kegiatan operasional dan Pengembangan Pasar Modal dan Belanja Modal.
Current ratio in 2010 was 127.79% and in 2009 was 125.64%, thus increasing by 1.72%. The increase of this ratio was in line with the company objectives to continuously maintain a certain level of liquidity to ensure the availability of funds for operations, Capital Market Development, and Capital Expenditures.
Belanja Modal Pada tahun 2010, Belanja Modal untuk Aset Tetap difokuskan pada pengembangan Risk Management System dan sistem pendukungnya termasuk aplikasi dan jaringan Pre-Deal Check yang dikembangkan bersama Bursa Efek Indonesia, yang diperkirakan akan digunakan pada akhir tahun 2011. Disamping itu terdapat pula pengadaan aset terkait System Monitoring Tools, peremajaan perangkat Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS) dan Disaster Recovery Center (DRC) serta sistem pendukung operasional perusahaan lainnya. Pengembangan sistem pengendalian risiko dilakukan untuk memperoleh pengendalian risiko yang lebih real time, berstandar internasional dan dalam rangka mempersiapkan implementasi penyelesaian transaksi secara langsung (Straight Through Processing). Selama tahun 2010, Belanja Modal untuk menambah Aset Tetap tercatat sebesar Rp 31,68 miliar.
Capital Expenditures In 2010, Capital Expenditures for Fixed Assets were focused on development of Risk Management System and its supporting systems, including Pre-Deal Check application and network developed in cooperation with the Indonesia Stock Exchange, which is estimated to be operable by end of 2011. In addition, there were also procurement of assets related to System Monitoring Tools, renewal of Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS) and Disaster Recovery Center (DRC) system devices, and other systems supporting operational activities. Development of risk management system was carried out to obtain a world-class risk management providing real time information, and to prepare the implementation of direct settlement (Straight Through Processing). Over the course of 2010, the Capital Expenditures spent for additional Fixed Assets was Rp 31.68 billion.
Total Ekuitas Jumlah Ekuitas pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 546,54 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp 126,50 miliar atau 30,12%. Peningkatan tersebut berasal dari Laba Bersih Tahun Berjalan dan Laba Belum Terealisasi atas Efek Hutang Tersedia Untuk Dijual.
Total Equity Total Equity at the end of 2010 stood at Rp 546.54 billion, an increase of Rp 126.50 billion or 30.12%. The increase was generated from Net Income for the Year and Unrealized Gain on Available for Sale Debt Securities.
KPEI Annual Report 2010
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
73
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
Januari - January 04
Pembukaan Perdagangan Pembukaan perdagangan bursa oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, bertempat di lantai Bursa Efek Indonesia. Hadir mendampingi Presiden antara lain Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati beserta beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Gubernur DKI, Ketua Bapepam-LK serta jajaran Dewan Komisaris dan Direksi SRO. Tema yang diusung dalam pembukaan ini adalah ‘Meningkatkan Peran Pasar Modal dalam Menggerakkan Sektor Riil’.
KPEI Laporan Tahunan 2010
Opening of Trading Opening of the trading by President Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, held at the Indonesia Stock Exchange floor. Present to accompany the President, among others, Finance Minister Sri Mulyani Indrawati and some of the Kabinet Indonesia Bersatu Ministers, Governor of Jakarta, Chairman of Bapepam-LK and SROs Board of Commissioners and Board of Directors. The theme of this opening was ‘Enhancing the Capital Market Role in Stimulating the Real Sector’.
74
22-24
Sosialisasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Acara ini diselenggarakan di InterContinental Resort, Bali dan bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman yang utuh terkait pengembangan infrastruktur pasar modal serta mempererat hubungan kerja sama dan silaturahmi antara Bapepam-LK, SRO dan AK. Socialization of Capital Market Infrastructures Development Held in the InterContinental Resort, Bali, this event aimed to provide a complete explanation and understanding in regard to the development of capital market infrastructures and strengthen the cooperation and relationship among Bapepam-LK, SRO, and CMs.
30
Peluncuran Knowledge Management (KM) KPEI Penerapan KM di KPEI berfungsi sebagai ajang transfer pengetahuan di antara sesama karyawan yang meliputi bidang Manajemen Risiko, Investasi, Hobi dan Bahasa yang tergabung dalam Community of Practice (CoP). Launching of KPEI Knowledge Management (KM) Implementation of KM in KPEI serves as a forum for transfer of knowledge among employees which includes Risk Management, Investment, Hobby and Language incorporated to the Community of Practice (CoP).
April- April 01
Forum Investor di Semarang KPEI bersama SRO menggelar Forum Investor untuk menjaring investor yang berada di Semarang dan sekitarnya. Investor Forum in Semarang KPEI together with the SRO conducted the Investor Forum to capture investors in Semarang and surrounding areas.
Mei - May Mal ke Mal Roadshow pasar modal ke-2 dengan tema ‘Invest For Your Future’ diselenggarakan KADIN bersama SRO dan BapepamLK di Surabaya, Semarang, Jakarta. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran serta investor lokal untuk berinvestasi di BEI. Mall to Mall The 2nd stock market roadshow with theme ‘Invest For Your Future’ was held by the Indonesian Chamber of Commerce (KADIN) together with SRO and Bapepam-LK in Surabaya, Semarang, Jakarta. The aim was to increase the participation of local investors to invest in the IDX.
16
Maret - March 03
Peresmian Sekolah Pasar Modal Untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat, SRO dan AK menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal yang terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya. Inauguration of the Capital Market School To provide capital market socialization and education to public, SROs and CMs held the Capital Market School which is open for public and free of charge.
Teawalk Dalam rangka melepas kepenatan dari rutinitas harian, KPEI menggelar acara Teawalk bersama keluarga karyawan di Kebun Teh PTP Nusantara VIII Agrowisata Gunung Mas Puncak, Bogor. Teawalk In order to relieve fatigue from daily routine, KPEI held a Teawalk for the family of employees at PTP Nusantara VIII Agrowisata Tea Plantation Gunung Mas Puncak, Bogor.
27
Forum Investor di Batam KPEI bersama SRO menggelar Forum Investor untuk menjaring investor yang berada di Batam dan sekitarnya. Investor Forum in Batam KPEI together with the SRO conducted the Investor Forum to capture investors in Batam and surrounding areas.
31
Investor Forum in Pekalongan KPEI together with the SRO conducted the Investor Forum to capture investors in Pekalongan and surrounding areas.
31
Penandatanganan Perjanjian Fasilitas Intraday dengan Bank CIMB Niaga dan Bank Permata Dalam rangka menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai CCP di pasar modal Indonesia, KPEI berinisiatif mengembangkan sistem Continuous Settlement. Untuk mendukung sistem ini, KPEI memperoleh fasilitas intraday dari Bank CIMB Niaga dan Bank Permata. Kesepakatan ditandatangani oleh Bapak Hoesen (Direktur Utama KPEI), Ibu Catherinawati Hadiman (Wakil Presiden Direktur Bank CIMB Niaga), dan Bapak Roy Arman Arfandy (Head Client Relationship-Wholesale Banking – Bank Permata).
KPEI Annual Report 2010
Forum Investor di Pekalongan KPEI bersama SRO menggelar Forum Investor untuk menjaring investor yang berada di Pekalongan dan sekitarnya.
75
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
Signing of Intraday Facility Agreement with Bank CIMB Niaga and Bank Permata In order to heighten the role and function of KPEI as CCP in the Indonesian capital market, KPEI initiated to develop Continuous Settlement system. To support the system, KPEI obtained intraday facility from Bank CIMB Niaga and Bank Permata. The agreement was signed by Mr. Hoesen (President Director of KPEI), Mrs. Catherinawati Hadiman (Vice President Director of Bank CIMB Niaga), and Mr. Roy Arman Arfandy ((Head Client Relationship-Wholesale Banking – Bank Permata).
Juni- June 04
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) RUPST KPEI menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2009. Selain itu, RUPST mengesahkan susunan Dewan Komisaris KPEI periode 2010-2013 yang terdiri dari Bapak Harry Wiguna sebagai Komisaris Utama, serta Bapak Rahmat Waluyanto dan Bapak Inarno Djajadi sebagai Komisaris. The Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) KPEI AGMS approved the Annual Report and authorized the Financial Statements 2009. In addition, the AGMS authorized the composition of KPEI Board of Commissioners for 20102013 period, which consisted of Mr. Harry Wiguna as President Commissioner, as well as Mr. Rahmat Waluyanto Inarno and Mr. Inarno Djajadi as Commissioners.
Agustus - August 01
Penanaman Bakau di Pantai Indah Kapuk Dalam rangka HUT 33 Pasar Modal Bapepam-LK dan SRO bekerjasama dengan Yayasan Yagasu dan Yayasan Kehati melakukan penanaman bakau (mangrove) di sisi tol Sudiyatmo Kapuk, Jakarta Utara. Mangrove Planting at Pantai Indah Kapuk In accordance with the 33rd Capital Market Anniversary, Bapepam-LK and the SRO in cooperation with Yagasu Foundation and Kehati Foundation planted the mangrove trees along the Sudiyatmo Kapuk highway, North Jakarta.
05
Juli - July 20
KPEI Laporan Tahunan 2010
Penandatanganan Perjanjian Fasilitas Intraday dengan Bank Mandiri Bertempat di Galeri PT Bursa Efek Indonesia, dilakukan penandatanganan perjanjian Fasilitas Intraday dan Perjanjian Induk Jual Beli Dengan Pembelian Kembali (Master Repurchase Agreement/MRA) oleh KPEI dan Bank Mandiri. KPEI diwakili oleh Bapak Hoesen (Direktur Utama), sedangkan Bank Mandiri diwakili oleh Bapak Thomas Arifin selaku Direktur Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management.
76
Signing of Intraday Facility Agreement with Bank Mandiri Located at the Gallery of Indonesia Stock Exchange, the Intraday Facility and Master Sale and Purchase Agreement With Buyback (Master Repurchase Agreement/MRA) agreement was signed by KPEI and Bank Mandiri. KPEI was represented by Mr. Hoesen (President Director), while Bank Mandiri by Mr. Thomas Arifin as the Director of Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management.
Ulang Tahun ke-14 KPEI 5 Agustus 2010 menjadi saat spesial dimana KPEI merayakan ulang tahun yang ke-14. Pidato singkat disampaikan oleh Bapak Hoesen, Direktur Utama KPEI dan Bapak Ito Warsito, Direktur Utama BEI. KPEI 14th Anniversary August 5, 2010 was a special moment where KPEI celebrated the 14th birthday. A short speech was delivered by Mr. Hoesen, President Director of KPEI and Mr Ito Warsito, President Director of IDX.
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
09
Peluncuran Continuous Settlement Acara yang diselenggarakan di Ballroom Ritz Carlton ini dibuka oleh Kabiro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK, Ibu Nurhaida dan dihadiri oleh AK, Bank Pembayaran serta para tamu undangan. Penerapan Continuous Settlement mendukung likuiditas penyelesaian Transaksi Bursa. Launching of Continuous Settlement The event, held at the Ritz Carlton Ballroom, was opened by the Head of Bureau of Transactions and Securities Institution Bapepam-LK, Ms. Nurhaida, and attended by the CMs, Payment Banks and the guests. Application of Continuous Settlement system supports the liquidity of Stock Exchange Transaction settlement.
Kampus ke Kampus Sebagai bagian dari diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, Bapepam-LK dan SRO menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi ke sejumlah perguruan tinggi di berbagai daerah di Indonesia. Campus to Campus As part of the Indonesian capital market reactivation, BapepamLK and SRs conducted socialization and education in universities in some areas in Indonesia. Workshop AK Sosialisasi kepada AK KPEI dengan tema “New Risk Management and Membership for Clearing Member” CMs Workshop Socialization for KPEI Clearing Members, carrying theme: “New Risk Management and Membership for Clearing Member”
September - September 20
HUT Pasar Modal : Konferensi Pers Bapepam-LK dan SRO mengadakan konferensi pers memperingati 33 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Acara tersebut dibuka dengan pemaparan perkembangan pasar modal terkini oleh Ketua Bapepam-LK Bapak A. Fuad Rahmany dan jajaran Direksi SRO, antara lain Bapak Ito Warsito (Direktur Utama BEI), Bapak Hoesen (Direktur Utama KPEI) dan Bapak Sulistyo Budi (Direktur KSEI). Capital Market Anniversary: Press Conference Bapepam-LK and SROs held a press conference to commemorate the 33rd year of the Indonesian capital market activation. The event was held by an explanation of the recent capital market developments by Chairman of Bapepam-LK, Mr. A. Fuad Rahmany and the Board of Directors of SROs, among others Mr. Ito Warsito (President Director of IDX), Mr. Hoesen (President Director of KPEI), and Mr. Sulistyo Budi (Director of KSEI).
Global Master Repo Agreement (GMRA) Workshop: Indonesia Annexes Bapepam-LK together with the Directorate General for Debt Management and Bank Indonesia established the Working Group-Market Participant comprising of IDX, KPEI, KSEI, Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN), and Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) as well as other parties held GMRA workshop to review and make necessary adjustments to the GMRA Annexes Indonesia for its application in REPO transactions in Indonesia both for fixed income and equity instruments.
KPEI Annual Report 2010
10
Workshop Global Master Repo Agreement (GMRA): Indonesia Annexes Bapepam-LK, Direktorat Jendral Pengelolaan Utang dan Bank Indonesia, dan Working Group-Market Participant yang terdiri dari BEI, KPEI, KSEI, Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN), dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) serta pihak lainnya menyelenggarakan workshop GMRA untuk mengkaji dan menyesuaikan GMRA Annexes Indonesia sehingga dapat digunakan dalam transaksi REPO di Indonesia, baik untuk instrumen pendapatan tetap (fixed income) maupun ekuitas.
77
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
22
Annual Report Award 2010 Untuk mendukung transparansi dan kinerja emiten, SRO dan Bapepam-LK dan institusi pemerintah lainnya menyelenggarakan Annual Report Award 2009. The 2010 Annual Report Award To support transparency and performance of public companies, Bapepam-LK and other government institutions organized the 2009 Annual Report Award.
25-27
Pertemuan Central Counterparty (CCP) KPEI bertindak sebagai tuan rumah pertemuan CCP di Bali. Acara ini dihadiri oleh Lembaga Kliring se-Asia Pasifik. Central Counterparty (CCP) Meeting KPEI hosted the CCP meeting in Bali. The event was attended by the Clearing Institutions in Asia-Oceania.
Journalist Gathering The 2010 journalist gathering was conducted in Bali, attended by capital market journalists from various media, the SRO Directors, and Head of Bureau of Transactions and Securities Institution of Bapepam-LK.
November - November 10-11
Investor Summit 2010 Kegiatan ini diselenggarakan oleh SRO bersama Bapepam-LK, bertempat di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta. Tujuannya adalah mewujudkan sinergi strategis di kalangan masyarakat pasar modal (regulator dan pelaku) dalam memanfaatkan peluang bisnis/investasi yang tersedia, serta menggerakkan potensi berinvestasi dengan mengubah pola masyarakat dari budaya menabung menjadi budaya berinvestasi melalui pasar modal Indonesia. The 2010 Investor Summit This event was held by the SRO together with Bapepam-LK at the Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta. The purpose was to create a strategic synergy among the capital market community (regulator and participants) in utilizing the business opportunities and investments available, as well as activating the investment potential by shifting the society’s patterns from a savings culture to investment culture through the Indonesian capital market.
Oktober - October 22
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) RUPSLB KPEI menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) untuk tahun 2011. The Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) KPEI EGMS approved the Annual Work Plan and Budget for year 2011.
22
KPEI Laporan Tahunan 2010
Peresmian The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) Bertempat di Universitas Indonesia - Salemba, Bapepam-LK dan SRO yang bekerja sama dengan Universitas Indonesia meresmikan The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Pendirian TICMI merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia di bidang pasar modal.
78
29-31
Gathering Wartawan Gathering wartawan tahun 2010 dilaksanakan di Bali, dihadiri oleh wartawan pasar modal dari berbagai media, serta Direksi SRO dan Kabiro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK.
Inauguration of The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) Located at Universitas Indonesia in Salemba, Bapepam-LK and SROs in collaboration with Universitas Indonesia inaugurated the Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Establishment of TICMI is one of the steps to improve competence of Indonesian human resources in capital market.
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
Desember - December 1-3
Resilience Training Resilience Training merupakan bagian dari program pengembangan karyawan yang mencerminkan komitmen perusahaan membangun kapasitas dan karakter karyawan sebagai tim kerja yang solid. Pelatihan yang diadakan di Situ Gunung, Sukabumi ini merupakan lanjutan dari Adversity Training yang dilakukan pada tahun 2009. Resilience Training Resilience Training is part of employee development program that reflects the company’s commitment to build the capacity and character of employees as a solid working team. Held at Situ Gunung, Sukabumi, the training was a continuation of Adversity Training conducted in 2009.
10
5th Surveillance Visit Assessment ISO 2009 Untuk menjaga mutu sesuai dengan standar internasional, Lloyd Registered Quality Assurance (LRQA) melakukan review tahunan terhadap prosedur standar operasional KPEI. 5th Surveillance Visit Assessment ISO 2009 To maintain an international quality standard, Lloyd Registered Quality Assurance (LRQA) performed annual review on KPEI’s standard operating procedures.
19
Wisata Kebun Buah Mekarsari KPEI mengadakan kegiatan rekreasi ke Kebun Buah Mekarsari bagi karyawan dan keluarga. Mekarsari Fruit Garden Tour KPEI held recreation activity to Mekarsari Fruit Garden for employees and their family members.
30
Konferensi Pers Penutupan Perdagangan Bapepam-LK dan SRO mengadakan konferensi pers terkait penutupan perdagangan bursa tahun 2010 di Galeri BEI. Penutupan perdagangan dilakukan oleh Wakil Menteri Keuangan RI Ibu Anny Ratnawati, didampingi oleh jajaran Direksi SRO, Ketua Bapepam-LK, dan tamu undangan lain. Perdagangan tanggal 30 Desember 2010 ditutup dengan IHSG yang meningkat tipis 4,295 poin (0,13%) ke level 3.703,42, sementara Indeks LQ 45 menguat 0,531 poin (0,08%) ke level 661,378. Closing of Trading Press Conference Bapepam-LK and SROs held a press conference in relation with the closing of 2010 stock exchange trading in IDX Gallery. The closing of trading was performed by the RI Deputy Minister of Finance, Ms. Anny Ratnawati, who was accompanied by the SROs Directors, Chairman of Bapepam-LK, and other guests. The trading on 30 December 2010 was closed with a slight increase of 4.295 point (0.13%) to 3,703.42, while the LQ 45 Index strengthened by 0.531 point (0.08%) to 661.378.
15-17
Olimpiade Pasar Modal Nasional 2010 Olimpiade Pasar Modal Nasional 2010 diselenggarakan di Jakarta oleh Bapepam-LK dan SRO, sebagai bagian dari Peringatan 33 Tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Acara yang diikuti siswa SMA dari berbagai provinsi di Indonesia ini bertujuan untuk mengenalkan dunia pasar modal kepada para siswa SMA.
KPEI Annual Report 2010
The 2010 National Capital Market Olympic The 2010 National Capital Market Olympic was held in Jakarta by Bapepam-LK and SROs, as part of the 33 Years Commemoration of Indonesian capital market reactivation. The event, which was attended by High School students from all provinces in Indonesia, aimed to introduce capital market to high school students.
79
KPEI Laporan Tahunan 2010
Data Perusahaan 80
Corporate Data
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Sebastianus Harry Wiguna Komisaris Utama - President Commissioner Sebastianus Harry Wiguna has an extensive experience of more than a quarter century gained from his career in capital market industry. Prior to his current post as KPEI President Director, he had assumed positions such as KPEI Commissioner (2007-2009), Director of Listing (1999-2005) and Director of Trading (1999-2002) of the Jakarta Stock Exchange. He had also been in charge as President Director of PT Sinarmas Securities (1995-1999), Director of Banker Trust Prima Securities Indonesia (19891995), Director of PT Danareksa (20052009). He is concurrently Director at PT Eagle Capital. He attained his Accounting Degree from Faculty of Economics, University of Indonesia, Jakarta, in 1981.
KPEI Annual Report 2010
Sebastianus Harry Wiguna memiliki pengalaman yang luas yang diperolehnya melalui perjalanan karir selama lebih dari seperempat abad di bidang pasar modal. Sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama KPEI sejak tahun 2010, beliau menjabat sebagai Komisaris KPEI (20072010), Direktur Pencatatan (1999-2005) merangkap Direktur Perdagangan (19992000) PT Bursa Efek Jakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Sinarmas Sekuritas (19951999), Direktur Bankers Trust Prima Securities Indonesia (1989-1995), dan Direktur PT Danareksa (2005-2009). Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur di PT Eagle Capital. Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta di tahun 1981.
81
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Rahmat Waluyanto Komisaris - Commissioner Rahmat Waluyanto memulai karirnya di Departemen Keuangan Republik Indonesia dan memiliki keahlian di bidang audit keuangan yang telah teruji di beberapa perusahaan BUMN. Selain menjabat sebagai Komisaris sejak tahun 2007, beliau juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia, serta sebagai dosen tamu di beberapa lembaga pendidikan dan aktif sebagai anggota di Ikatan Komite Audit Indonesia. Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di tahun 1983 dan meraih gelar Ph.D dari University of Birmingham, Inggris di tahun 1997.
Rahmat Waluyanto started his career at the Republic of Indonesia Finance Ministry and has expertise in financial audit, proven in several State-owned Enterprises. Besides his position as Commissioner since 2007, he is concurrently Director General of Debt Management at the Republic of Indonesia Finance Ministry, active as guest lecturer at several educational institutions, and an active member at the Indonesian Audit Committee Association. He obtained his Accounting Degree from Faculty of Economics, Gadjah Mada University, Yogyakarta in 1983 and his Ph.D from Birmingham University in England in 1997.
Inarno Djajadi Komisaris - Commissioner
KPEI Laporan Tahunan 2010
Inarno Djajadi telah berkecimpung di bidang keuangan dan pasar modal sepanjang lebih dari dua puluh tahun terakhir. Sebelum menjabat sebagai Komisaris KPEI sejak tahun 2010, beliau menjabat sebagai Direktur Utama KPEI sejak Juni 2003 hingga Juni 2009. Beliau mengawali karir sebagai Dealer Pasar Uang dan Pasar Modal di PT Bank Uppindo (1989-1991). Sejak itu beliau pernah beberapa kali menjabat sebagai Direktur di sejumlah perusahaan sekuritas seperti PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), PT Widari Securities (1999) dan terakhir sebagai Direktur Utama PT Madani Securities (2001-2003). Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
82
Inarno Djajadi has been involved in the finance and capital market business for more than twenty years. Prior to his current post as KPEI Commissioner since 2010, he had been the President Director of KPEI since June 2003 until June 2009. He began his career as a Money Market and Capital Market Dealer at PT Bank Uppindo (1989-1991). Thereafter, Mr. Djajadi held the Director positions in several securities companies, including PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), PT Widari Securities (1999), and lastly as President Director of Madani Securities (2000-2003). He attained his Economics Degree from Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Profil Direksi Board of Directors’ Profile Hoesen Direktur Utama - President Director Menjabat sebagai Direktur Utama KPEI sejak Juni 2009, Hoesen memiliki pengalaman sekitar 17 tahun di dunia pasar modal. Beliau mengawali karirnya di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai koordinator riset dan metodologi program. Karirnya di KPEI dimulai sebagai Kepala Divisi Penjaminan dan Manajemen Risiko (1996–2005), kemudian menjabat sebagai Direktur (2005-2009). Menyandang gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Padjadjaran Bandung dan Magister Management dari Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
President Director of KPEI since June 2009, Hoesen has approximately seventeen years experience in the capital market business. He started his career at a Non-governmental Organization (NGO) as research and program methodology coordinator. His career at KPEI started as Head of Guarantee and Risk Management Division (1996-2005), then Director (20052009). He holds a Bachelor degree in Agriculture from Padjadjaran University, Bandung and Magister of Management Degree from Pelita Harapan University, Jakarta.
Bambang Widodo Direktur - Director Director of KPEI since 2009, Bambang Widodo has a vast experience from his career in capital market built since 1989. Starting at the Capital Market Executive Agency as a staff of Financial Reports Analysis of Bureau Registration Issuance and Accounting, his career continued in Surabaya Stock Exchange from 1989 to 1991 and the Indonesian Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) from 1991 to 2009 with his last position as Head of Membership. He holds a Bachelor degree in Accounting from Gadjah Mada University, Yogyakarta.
KPEI Annual Report 2010
Menjabat sebagai Direktur KPEI sejak tahun 2009, Bambang Widodo memiliki pengalaman luas dari karirnya di pasar modal yang dibangun sejak tahun 1989. Diawali di Badan Pelaksana Pasar Modal sebagai staf Analisa Laporan Keuangan Biro Pendaftaran Emisi dan Akuntansi, karirnya berlanjut di Bursa Efek Surabaya dari tahun 1989 hingga 1991 dan berlanjut di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dari tahun 1991 hingga 2009, dengan jabatan terakhir Kepala Divisi Keanggotaan. Menyandang gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
83
Profil General Manager General Managers’ Profile
Dari kiri ke kanan - From left to right : Sunandar - General Manager II, Indriani Darmawati - General Manager I
KPEI Laporan Tahunan 2010
Profil Kepala Divisi Heads of Divisions’ Profile
84
Dari kiri ke kanan - From left to right : Antonius Herman Azwar - Divisi Operasional Kliring & Penyelesaian/Operations Division, Suryadi - Satuan Pemeriksa Internal/Internal Audit, Roni Gunardi - Divisi Penjaminan, Pengendalian Risiko dan Pengembangan/Risk Management Division, Wening Kusharjani - Divisi Keuangan, Akuntansi & Sumber Daya Manusia/Finance, Accounting & Human Resources Division, Aditya Gadiri H.P. - Divisi Teknologi Informasi/Information Technology Division
Struktur Organisasi Organization Structure RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM General Meeting of Shareholders DEWAN KOMISARIS
Komite Kebijakan Kredit & Pengendalian Risiko Credit Policy & Risk Management Committee
Board of Commissioners
KOMITE AUDIT Audit Committee
DIREKTUR UTAMA President Director Hoesen
Satuan Pemeriksa Internal Internal Audit
DIREKTUR Director Bambang Widodo
Divisi Penjaminan, Pengendalian Risiko, dan Pengembangan Risk Management Division Roni Gunardi
General Manager II Sunandar
Divisi Keuangan, Akuntansi & SDM Finance, Accounting & Human Resources Division Wening Kusharjani
Divisi Operasional Kliring dan Penyelesaian Operations Division Antonius Herman Azwar
Departemen Pengendalian Risiko Risk Management Department Satya Birawa
Departemen Keuangan Finance Department Arie Budieningsih
Departemen Ekuiti Equity Department Listyarini Hikmaningrum
Departemen Hukum Legal Department Reynant Hadi
Departemen Operasional & Administrasi Sistem System Operations Department Abdul Hadi
Departemen Pengkajian & Pengembangan Bisnis Research & Development Department Iding Pardi
Departemen Akuntansi Accounting Department Kristina Ernawati
Departemen Surat Utang & Derivatif Fixed Income & Derivative Department Hanifah
Departemen Komunikasi Perusahaan Corporate Communication Department Swasti Kartikaningtyas
Departemen Pengembangan Sistem System Development Department Jerry Parulian
Departemen Dana Jaminan, Agunan & Keanggotaan Fund Management & Membership Department Yossy Oktaviany
Departemen SDM Human Resources Department Lucia Sintha Sari
Departemen Pinjam Meminjam Efek & Repo Securities Borrowing Lending & Repo Department Rachmadewi Sjahesti
Departemen Urusan Umum General Affairs Department Budiono
Departemen Dukungan Teknis Technical Support Department Galuh Dian Maulana
Divisi Hukum, Komunikasi & Umum Legal, Communication & Support Division
Divisi Teknologi Informasi Information Technology Division Aditya Gadiri HP
KPEI Annual Report 2010
General Manager I Indriani Darmawati
85
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Board of Directors’ Statement Laporan Tahunan ini, berikut Laporan Keuangan dan informasi terkait lainnya, merupakan tanggung jawab Manajemen KPEI dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing dibawah ini:
This Annual Report and the accompanying financial statements and related financial information are the responsibility of the Management of KPEI and have been approved by members of the Board of Commissioner and Board of Directors whose signatures appear below:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Sebastianus Harry Wiguna Komisaris Utama - President Commissioner
Inarno Djajadi Komisaris - Commissioner
Rahmat Waluyanto Komisaris - Commissioner
Direksi Board of Directors
KPEI Laporan Tahunan 2010
Hoesen Direktur Utama - President Director
86
Bambang Widodo Direktur - Director
Laporan Keuangan Financial Statements PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
KPEI Annual Report 2010
31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009
87
KPEI Laporan Tahunan 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
88
89 89
KPEI KPEI Annual Annual Report Report 2010 2010
90
KPEI Laporan Tahunan 2010
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang penyelesaian transaksi bursa Piutang usaha Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset dana pengaman Dana disisihkan sebagai cadangan jaminan Investasi saham Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 60.179.195.831 tahun 2010 dan Rp 53.603.697.058 tahun 2009 Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 2010 Rp
Catatan/ Notes
2009 Rp
288.212.650.793 173.353.302.618
4 5
193.298.469.458 180.761.998.295
1.625.383.119.000 23.465.179.574 12.603.959.755 4.603.433.437 2.127.621.645.177
6 7 8
1.355.418.269.500 9.937.552.722 12.589.720.872 2.904.766.883 1.754.910.777.730
5.219.221.538
6
5.192.052.254
6.951.804.321 10.022.094.091 -
9 10 27
6.951.804.321 11.786.582.209 191.438.220
65.259.425.688 4.254.317.097 91.706.862.735
11 12
40.570.751.240 4.193.765.538 68.886.393.782
2.219.328.507.912
1.823.797.171.512
ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Securities transactions settlement receivables Accounts receivable Other accounts receivable Prepaid expenses Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Security fund assets Fund reserved for guarantee of settlement of securities transactions Investment in shares of stock Deferred tax assets - net Equipment and facilities - net of accumulated depreciation of Rp 60,179,195,831 in 2010 and Rp 53,603,697,058 in 2009 Other assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN LANCAR Hutang penyelesaian transaksi bursa Hutang pajak Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Jumlah Kewajiban Lancar
CURRENT LIABILITIES Securities transactions settlement payables Taxes payable Other liabilities Accrued expenses Unearned revenues Total Current Liabilities
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban dana pengaman Kewajiban imbalan pasca kerja Kewajiban pajak tangguhan - bersih Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1 juta per saham Modal dasar - 60.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 15.000 saham Laba belum direalisasi atas efek hutang tersedia untuk dijual Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1.625.383.119.000 8.400.186.586 17.437.968.872 13.327.360.439 338.182.736 1.664.886.817.633
6 13 14 15 16
1.355.418.269.500 14.158.735.489 15.411.819.136 10.798.434.257 1.014.548.176 1.396.801.806.558
5.219.221.538 2.610.828.000 75.245.759 7.905.295.297
6 28 27
5.192.052.254 1.764.580.000 6.956.632.254
15.000.000.000
17
15.000.000.000
4.983.766.496
5
172.511.736
11.768.422.206 514.784.206.280 546.536.394.982
18
11.768.422.206 393.097.798.758 420.038.732.700
2.219.328.507.912 0
1.823.797.171.512
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
NONCURRENT LIABILITIES Security fund liabilities Post-employment benefits obligation Deferred tax liabilities - net Total Noncurrent Liabilities EQUITY Capital stock - Rp 1 million par value per share Authorized - 60,000 shares Subscribed and paid-up 15,000 shares Unrealized gain on available-for-sale debt securities Retained earnings Appropriated Unappropriated Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.
-3-
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
91
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 2010 Rp
Catatan/ Notes
PENDAPATAN USAHA BERSIH
201.102.305.733
19
167.906.099.243
BEBAN USAHA Gaji, honor dan tunjangan Pengembangan usaha Umum dan administrasi Penyusutan Pemeliharaan teknologi informasi Sewa Komisi fasilitas intraday Jumlah Beban Usaha
37.174.284.674 20.830.576.238 13.941.368.519 6.897.276.301 3.449.969.041 2.658.118.340 467.621.875 85.419.214.988
20 21 22 11 24
28.499.217.984 15.419.950.102 12.908.318.778 3.771.559.557 2.481.048.950 2.632.312.407 65.712.407.778
LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Laba belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana Keuntungan atas pelepasan investasi reksadana Penghasilan reksadana Penghasilan dana kontribusi bank pembayaran Bagian rugi bersih asosiasi Lainnya - bersih Pendapatan Lain-lain - Bersih
23
115.683.090.745
102.193.691.465
26.133.546.933
25
26.158.394.910
11.259.959.749
5
28.933.657.123
5.000.684.523 1.331.250.000
5
634.000.000 1.337.088.939
676.365.440 (1.764.488.118) (847.001.890) 41.790.316.637
16 10 26
2.077.259.299 (1.627.225.288) (3.476.943.067) 54.036.231.916
LABA SEBELUM PAJAK
157.473.407.382
BEBAN PAJAK
(35.786.999.860)
LABA BERSIH
121.686.407.522
27
KPEI Laporan Tahunan 2010
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
92
2009 Rp NET OPERATING REVENUES OPERATING EXPENSES Salaries, honorarium and allowances Business development General and administrative Depreciation Information technology maintenance Rent Intraday facility commission expense Total Operating Expenses INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME (CHARGES) Interest income Unrealized gain in changes of fair value of mutual fund Gain on sale investment of mutual funds Income from mutual funds Payment bank contribution income Equity in net loss of an associate Others - net Other Income - Net
156.229.923.381
INCOME BEFORE TAX
(34.872.194.751)
TAX EXPENSE
121.357.728.630
NET INCOME
See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.
-4-
93
15.000.000.000
-
KPEI Annual Report 2010
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Saldo per 31 Desember 2010
Laba bersih tahun berjalan
-
Laba belum direalisasi atas efek hutang tersedia untuk dijual
-
-
15.000.000.000
5
5
15.000.000.000
Modal saham/ Capital stock Rp
Saldo per 31 Desember 2009
Laba bersih tahun berjalan
Laba belum direalisasi atas efek hutang tersedia untuk dijual
Saldo per 1 Januari 2009
Catatan/ Notes
4.983.766.496
-
4.811.254.760
172.511.736
-
7.971.612.167
(7.799.100.431)
Laba (rugi) belum direalisasi atas efek hutang tersedia untuk dijual/ Unrealized gain (loss) on available-for-sale debt securities Rp
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
514.784.206.280
121.686.407.522
-
393.097.798.758
121.357.728.630
-
271.740.070.128
526.552.628.486
121.686.407.522
-
404.866.220.964
121.357.728.630
-
283.508.492.334
546.536.394.982
121.686.407.522
4.811.254.760
420.038.732.700
121.357.728.630
7.971.612.167
290.709.391.903
Jumlah ekuitas/ Total equity Rp
-5-
See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.
11.768.422.206
-
-
11.768.422.206
-
-
11.768.422.206
Saldo laba/Retained earnings Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Jumlah/ Appropriated Unappropriated Total Rp Rp Rp
Balance as of December 31, 2010
Net income for the year
Unrealized gain on availablefor-sale debt securities
Balance as of December 31, 2009
Net income for the year
Unrealized gain on availablefor-sale debt securities
Balance as of January 1, 2009
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 2010 Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba sebelum pajak Penyesuaian untuk: Penyusutan Kerugian pelepasan aset tetap Amortisasi dana kontribusi bank pembayaran Kewajiban imbalan pasca kerja Penghasilan bunga Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi Laba terealisasi atas penjualan reksadana Laba belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana Arus kas operasi sebelum perubahan modal kerja Perubahan modal kerja: Piutang penyelesaian transaksi bursa Piutang usaha Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Aset lain-lain Hutang penyelesaian transaksi bursa Hutang pajak Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pembayaran manfaat karyawan Penerimaan dana kontribusi bank pembayaran Penerimaan bunga Pembayaran pajak Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penempatan investasi saham Pencairan (penempatan) investasi jangka pendek Perolehan aset tetap Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS DANA PENGAMAN Kenaikan aset dana pengaman Kenaikan kewajiban dana pengaman Kas Bersih Dari Aktivitas Dana Pengaman KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2009 Rp
157.473.407.382
156.229.923.381
6.897.276.301 97.715.023 (676.365.440) 856.632.000 (26.133.546.933) 1.764.488.118 (5.000.684.523)
3.771.559.557 20.630.938 (2.077.259.299) 427.970.000 (26.158.394.910) 1.627.225.288 (634.000.000)
(11.259.959.749) 124.018.962.179
(28.933.657.123) 104.273.997.832
(269.964.849.500) (13.527.626.852) 456.059.315 (1.698.666.554) (60.551.559) 269.964.849.500 1.045.302.857 (11.434.820.510) 2.528.926.181 (10.384.000) 25.663.248.736 (42.324.167.641) 84.656.282.152
(777.118.156.000) (3.688.125.813) (5.359.097.339) (783.153.538) 56.077.827 777.118.156.000 158.540.581 (4.005.808.541) (2.474.564.145) (140.785.000) 1.352.730.880 23.978.295.158 (26.691.582.089) 86.676.525.813
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Income before tax Adjustments for: Depreciation Loss on disposal of equipment and facilities Amortization of payment bank contribution Post-employment benefits expense Interest income Equity in net loss of an associate Realized gain on sale of mutual fund Unrealized gain in fair value of mutual fund Cash flows before changes in working capital Changes in working capital: Securities transactions settlements receivables Accounts receivable Other accounts receivable Prepaid expenses Other assets Securities transactions settlements payables Taxes payable Other liabilities Accrued expenses Employee benefits paid Contribution from Payment Banks Interest received Income tax paid Net Cash Provided By Operating Activities
28.480.594.710 (18.222.695.527) 10.257.899.183
(5.000.000.000) (23.196.000.000) (21.330.013.645) (49.526.013.645)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Placement in investment in shares of stocks Redemption (placement) in short-term investments Acquisitions of equipment and facilities Net Cash Used In Investing Activities
(27.169.284) 27.169.284 -
(24.365.105) 24.365.105 -
94.914.181.335
37.150.512.168
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
193.298.469.458
156.147.957.290
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
288.212.650.793
193.298.469.458
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas operasi dan investasi yang tidak mempengaruhi kas: Penambahan aset tetap melalui hutang lain-lain
KPEI Laporan Tahunan 2010
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES
13.460.970.244
12.033.436.448
Noncash operating and investing activities: Addition to equipment and facilities through other liabilities
Cash and cash equivalents at beginning of period as reported in See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
94
CASH FLOWS FROM SECURITY FUND ACTIVITIES Increase in security fund assets Increase in security fund liabilities Net Cash From Security Fund Activities
-6-
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT UMUM
1.
GENERAL
P.T. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (Perusahaan), didirikan berdasarkan akta notaris No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 dari Mudofir Hadi, S.H.. Akta pendirian dan anggaran dasar Perusahaan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9083.HT.01.01.Th.96 tanggal 24 September 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 4 Pebruari 1997, Tambahan No. 484. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 173 tanggal 19 Juni 2009 dari Aulia Taufani, S.H., selaku notaris pengganti dari Notaris Sutjipto, S.H., mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-39880.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 18 Agustus 2009.
P.T. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (the Company) was established based on Notarial Deed No. 8 dated August 5, 1996 of Mudofir Hadi, S.H.. The Company’s articles of association were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his decision letter No. C2-9083.HT.01.01.Th.96 dated September 24, 1996 and were published in Supplement No. 484 to State Gazette No. 10 dated February 4, 1997. The articles of association have been amended several times, most recently by notarial deed No. 173 dated June 19, 2009 of Aulia Taufani, S.H., as a substitute notary of Notary Sutjipto, S.H., concerning the changes in the Company’s article of association in accordance with Law No. 40 year 2007 on Limited Liability Company (UU PT). These changes have been approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision letter No. AHU-39880.AH.01.02.Tahun 2009, dated August 18, 2009.
Perusahaan mendapat persetujuan sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui Surat Keputusannya No. Kep-26/PM/1998 tanggal 1 Juni 1998.
The Company obtained its operating license as a Clearing and Guarantee Institution from the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) in his decision letter No. Kep26/PM/1998 dated June 1, 1998.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan didirikan adalah untuk menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam mengembangkan Pasar Modal Nasional, dengan menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.
In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the Company was established to support the Indonesian Government’s policies in developing the National Capital Market by providing clearing and stock exchange transaction settlement guarantee services in an orderly, fair and efficient manner.
Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1997. Aktivitas Perusahaan adalah menyelenggarakan jasa kliring penyelesaian transaksi bursa untuk perdagangan efek dengan warkat dan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk perdagangan efek tanpa warkat. Pelaksanaan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk perdagangan efek tanpa warkat dimulai sejak tanggal 24 Juli 2000, berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. 1687/PM/2000.
The Company commenced its operations in 1997. The Company is engaged in providing services for settlement of transactions involving scrip trading of securities, as well as clearing and guarantee services for settlements of stock exchange transactions on scripless trading of securities. Settlement guarantee services for scripless trading of securities became effective on July 24, 2000, based on the decision letter of the Chairman of Bapepam No. 1687/PM/2000.
Perusahaan juga menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk perdagangan derivatif yaitu Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE), Opsi Saham (OS), Jasa Pinjam Meminjam Efek serta Obligasi Korporasi.
The Company also provides services for clearing and guarantee of derivative securities transactions such as stock index futures trading, stock option trading, services for securities lending and borrowing and corporate bond.
-7-
KPEI Annual Report 2010
1.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
95
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
2.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Perusahaan beralamat di Gedung Bursa Efek Indonesia Menara I Lantai 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Jumlah karyawan Perusahaan adalah 91 orang pada tahun 2010 dan 81 orang pada tahun 2009.
The Company is located at Indonesia Stock th Exchange Building, Tower I, 5 Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. The Company had 91 employees in 2010 and 81 employees in 2009.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
The Company’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
2010
2009
Komisaris Utama Komisaris
Harry Wiguna Rahmat Waluyanto Inarno Djayadi
Agus Muhammad Rahmat Waluyanto Harry Wiguna
President Commissioner Commissioners
Direktur Utama Direktur
Hoesen Bambang Widodo
Hoesen Bambang Widodo
President Director Director
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
2.
Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
a.
Pada tahun berjalan, Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
KPEI Laporan Tahunan 2010
96
ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATION OF PSAK (“ISAK”) Standards effective in the current period In the current year, the Company adopted the following revised PSAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Cost PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurements
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
PSAK 26 (revised 2008) requires borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying asset to be capitalized as part of the cost of the asset. Other borrowing costs are recognized as expense. The application of this standard has had no impact on the prior and current year amounts, but may affect the accounting for future borrowing costs.
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
The application of PSAK 50 (revised 2006) resulted in expanded disclosure on financial instruments, including some qualitative disclosures relating to financial risks and management objectives.
-8-
b.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan.
PSAK 55 (revised 2006) provides guidance on the recognition and measurement of financial instruments and some contracts to buy non-financial items. Among other things, the application of this standard requires the use of effective interest rate method when an asset or liability is measured at amortized cost. Additionally, this PSAK also changes the way the company measure the impairment loss of financial assets depending on the classification of the financial instrument.
Penerapan awal tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi-transaksi atau perjanjian yang akan datang.
The intial adoption has no significant effect on the financial statements but may effect the accounting for future transactions or arrangements.
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan i.
b.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
Standards and interpretations in issue not yet adopted i.
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
Effective for periods beginning on or after January 1, 2011:
-9-
PSAK1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
97
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan ii.
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ii.
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya
- 10 -
PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Cost ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
Effective for periods beginning on or after January 1, 2012:
KPEI Laporan Tahunan 2010
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
98
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Sharebased Payments PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
As of the issuance date of the financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the financial statements, and could foresee that among those PSAKs that will take effect in 2011, PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will bring some significant changes in the financial statement presentation. PSAK 1 requires an entity, among other things:
Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
To present, in a statement of changes in equity, all owner changes in equity. All non-owner changes in equity (i.e. comprehensive income) are required to be presented in one statement of comprehensive income or in two statements (a separate income statement and a statement of comprehensive income).
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
To present a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period in a complete set of financial statements when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes a retrospective restatement in accordance with PSAK 25.
Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas).
To present as part of equity the noncontrolling interest (previously called minority interest).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a.
3.
Penyajian Laporan Keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Financial Statement Presentation The financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia, and are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
- 11 -
KPEI Annual Report 2010
3.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
99
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan dana pengaman.
The statements of cash flows are prepared using the indirect method with classifications of cash flows into operating, investing, financing and security fund activities.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
b.
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. c.
KPEI Laporan Tahunan 2010
100
Transactions
and
The books of accounts of the Company are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the period involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Penggunaan Estimasi
c.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan dan jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah diestimasi. d.
Foreign Currency Balances
Use of Estimates The preparation of financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
Aset Keuangan
d.
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Financial Assets All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
- 12 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL) Available-for-Sale Loans and Receivable
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Financial assets are classified as at FVTPL where the financial asset is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
sebagai
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
it is a part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:
A financial asset other than a financial asset held for trading may be designated as at FVTPL upon initial recognition if:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
such designation eliminates or significantly reduces a measurement or recognition inconsistency that would otherwise arise; or
aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau kewajiban atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau
the financial asset forms part of a group of financial assets or financial liabilities or both, which is managed and its performance is evaluated on a fair value basis, in accordance with the Company’s documented risk management or investment strategy, and information about the grouping is provided internally on that basis; or
merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau kewajiban) ditetapkan sebagai FVTPL.
it forms part of a contract containing one or more embedded derivatives, and PSAK 55 (revised 2006) permits the entire combined contract (asset or liability) to be designated as at FVTPL.
- 13 -
KPEI Annual Report 2010
The Company financial assets are classified as follows:
101
KPEI Laporan Tahunan 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
102
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 5.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in statements of income. The net gain or loss recognised in statements of income incorporates any dividend or interest earned on the financial asset. Fair value is determined in the manner described in Note 5.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale financial assets (AFS)
Surat Utang Negara yang diperdagangkan di pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.
Government bonds held by the Company that are traded in an active market are classified as being AFS and are stated at fair value.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in equity with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in statements of income. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in equity is reclassified to statements of income.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in statements of income when the Company’s right to receive the dividends is established.
Investasi jangka panjang dalam bentuk saham, kecuali investasi pada perusahaan asosiasi, diklasifikasikan dalam kategori ini. Bila tidak ada pasar aktif untuk investasi tersebut dan nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal, investasi ini diukur sebesar biaya perolehan, dikurangi penurunan nilai.
Long-term investments in shares, except investments in associates, are classified in this category. As there is no active market for these investments and the fair value cannot be reliably measured, these investments are measured at cost, less impairment.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Piutang anggota kliring dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Receivable from clearing members and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
- 14 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
- 15 -
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
103
KPEI Laporan Tahunan 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
104
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to statements of income in the period.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
- 16 -
e.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received
Kewajiban Ekuitas
Keuangan
dan
Instrumen
e.
Financial Liabilities Instruments
and
Equity
Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas
Classification as debt or equity
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Kewajiban keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company derecognize financial liabilities when, and only when, the Company’s obligations are discharged, cancelled or they expire.
- 17 -
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
105
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan f.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Kas dan Setara Kas
f.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. g.
h.
Piutang dan Transaksi Bursa
Hutang
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the dates of placement.
Penyelesaian
g.
KPEI Laporan Tahunan 2010
106
Securities Transactions Receivables and Payables
Settlements
Piutang dan hutang penyelesaian transaksi bursa merupakan tagihan/kewajiban Perusahaan kepada anggota kliring atas transaksi bursa normal maupun kontrak berjangka indeks efek sebelum tanggal penyelesaian.
Securities transactions settlements receivables and payables represent the Company’s receivable/payable arising from normal securities transactions and stock index futures trading of the clearing members prior to settlement date.
Perusahaan tidak menanggulangi kegagalan penyelesaian transaksi bursa yang diselesaikan secara per transaksi oleh karena itu akun ini tidak termasuk piutang dan hutang yang timbul dari transaksi tersebut.
The Company does not handle failure on trade for trade settlement of securities transactions, and accordingly this account does not include receivables and payables arising from such transactions.
Biaya Dibayar Dimuka
h.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. i.
Cash and Cash Equivalents
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Dana Pengaman, Cadangan Jaminan dan Dana Jaminan
i.
Security Fund, Reserve for Guarantee Fund and Guarantee Fund
Dana Pengaman
Security Fund
Dalam rangka penanganan kegagalan penyelesaian transaksi perdagangan kontrak berjangka indeks efek secara netting, anggota kliring diwajibkan menyetor dana pengaman.
For the purpose of handling failure on net settlement of stock index futures trading, the clearing members are required to contribute to a security fund.
Dana pengaman yang berasal dari setoran anggota kliring, serta hasil pengelolaannya, ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang akan digunakan untuk menanggulangi kegagalan dalam penyelesaian transaksi perdagangan kontrak berjangka indeks efek.
The security fund arising from contributions of clearing members and the yield thereon are placed in time deposits which will be used for the purpose of handling any failures in settlement of stock index futures transactions.
Dana pengaman dapat ditarik kembali apabila anggota kliring yang bersangkutan tidak lagi memakai jasa Perusahaan dan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya pada Perusahaan.
The security funds are refundable once the clearing member ceases to utilize the Company’s services and its liabilities to the Company have been fully settled.
- 18 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Cadangan Jaminan
Reserve for Guarantee Fund
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-25/PM/2000 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan No. KEP-46/PM/2004 tanggal 9 Desember 2004, Perusahaan membentuk cadangan jaminan yang disisihkan dari surplus operasional Perusahaan yang dipergunakan untuk membiayai penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Cadangan jaminan ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka dan rekening giro.
In accordance with the decision letter of the Chairman of Bapepam No. KEP-25/PM/2000, regarding Securities Transactions Settlement Guarantee as amended with the decision letter of the Chairman of Bapepam No. KEP-46/PM/2004 dated December 9, 2004, the Company established a reserve for guarantee fund which is taken from the Company’s operating surplus which will be used to guarantee the settlement of securities transactions. The reserve for guarantee fund is placed in time deposits and current accounts.
Dana Jaminan
Guarantee Fund
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-26/PM/2000 tanggal 30 Juni 2000 tentang Dana Jaminan, yang sebelumnya diatur dalam surat Bapepam No. S-1484/PM/1997 tanggal 27 Juni 1997, Bapepam memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk melakukan pungutan sebesar 0,01% dari nilai transaksi bursa sebagai salah satu sumber utama pembentukan dana jaminan.
Based on the decision letter of the Chairman of the Bapepam No. KEP-26/PM/2000 dated June 30, 2000 regarding Guarantee Fund, which is previously regulated by the letter of Bapepam No. S-1484/PM/1997 dated June 27, 1997, Bapepam has approved the Company to collect 0.01% of cumulative value of securities transactions as a major source for the guarantee fund.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-47/PM/2004 tanggal 9 Desember 2004, Bapepam menyetujui Perusahaan untuk memungut Dana Jaminan sebesar 0,005% dari nilai transaksi kontrak berjangka dan 0,00125% dari nilai transaksi efek hutang.
Moreover, based on the decision letter of the Chairman of Bapepam No. Kep-47/PM/2004 dated December 9, 2004, Bapepam has approved the Company to collect 0.005% of future transactions and 0.00125% of debt securities transaction for the guarantee fund.
Dana jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak didistribusikan untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan yang telah diatur dalam ketentuan tersebut. Dana jaminan akan digunakan untuk penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa pada perdagangan efek tanpa warkat dan perdagangan kontrak berjangka indeks efek. Perusahaan diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan dana jaminan tersebut dan tujuan penggunaannya harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam.
The guarantee fund does not belong to a certain party and is not distributed for any purpose unless as stated in the regulation. The guarantee fund is intended to provide resources for handling failures in settlements of scripless trading of securities and stock index future trading. The Company is responsible in managing the guarantee fund, and the purpose of its utilization should have prior approval from Bapepam.
Dana jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam Surat Utang Negara dan atau deposito bank dengan komposisi yang disetujui oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian resiko. Hasil investasi dana jaminan wajib ditambahkan ke dalam dana jaminan setelah dikurangi biaya atas jasa pengelolaan kepada lembaga kliring dan penjaminan.
The guarantee fund is only allowed to be invested in Government Bonds and/or time deposits with a certain composition which has been approved by a credit policy and risk management committee. The investment’s results, net of the clearing and guarantee institution’s management fee should be added to the guarantee fund.
- 19 -
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
107
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan j.
k.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Investasi pada Perusahaan Asosiasi
j.
Investments in Associate
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
Penghasilan dan aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
The results and assets and liabilities of associates are incorporated in these financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the balance sheet at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Company share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company interest in those associates are not recognized except if the Company has incurred obligations or made payments on behalf of the associates to satisfy obligations of the associates that the Company has guaranteed, in which case, additional losses are recognized to the extent of such obligations or payments.
Aset Tetap
k.
Equipment and Facilities
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Equipment and facilities held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed using the straightline method based on the estimated useful lives of the assets as follows: Tahun/ Years
Peralatan dan sistem komputer Pembangunan ruangan Peralatan dan perabotan Kendaraan
4 4 4 4
KPEI Laporan Tahunan 2010
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
108
Computer hardware and system Leasehold improvement Furniture and fixtures Vehicles The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
- 20 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset, jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of equipment and facilities are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost and is transferred to the respective equipment and facilities account when completed and ready for use.
Penurunan Nilai Aset
l.
Impairment of Asset
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3d.
Accounting policy for impairment of financial assets is dicussed in Note 3d.
m. Sewa
m. Lease
Pembayaran sewa operasi dimana Perusahaan adalah sebagai lessee diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments wherein the Company is the lessee are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
- 21 -
KPEI Annual Report 2010
l.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
109
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
KPEI Laporan Tahunan 2010
n.
110
Pengakuan Pendapatan, Diterima Dimuka, dan Beban
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Pendapatan
n.
Revenue, Unearned Expense Recognition
Revenue,
and
Pendapatan usaha Perusahaan diperoleh dari (i) Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi perdagangan saham di bursa sebesar 0,009% dari nilai transaksi; (ii) Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi perdagangan kontrak berjangka indeks efek sebesar Rp 7.000 untuk LQ 45, Rp 1.500 untuk Mini LQ 45, Rp 5.000 untuk LQ 45 periodik, Rp 1.500 untuk Mini LQ 45 periodik dan Rp 6.250 untuk DJ Japan Titans 100 yang dikenakan pada setiap transaksi yang menimbulkan posisi terbuka; (iii) Jasa pinjam meminjam efek sebesar 3% dari nilai transaksi pinjam meminjam efek; (iv) Opsi saham sebesar 40% dari biaya transaksi; (v) Jasa efek bersifat utang sebesar 30% dari biaya transaksi.
The Company’s revenues are derived from (i) Clearing and settlement guarantee services for transactions at the stock exchange amounting to 0.009% of the transaction value; (ii) Clearing and settlement guarantee services for local stock index futures trading transactions amounting to Rp 7,000 for LQ 45, Rp 1,500 for Mini LQ 45, Rp 5,000 for LQ 45 periodik, Rp 1,500 for Mini LQ 45 periodik and Rp 6,250 for DJ Japan Titans 100 each transaction in relation with open position; (iii) Borrowing and lending stocks amounting to 3% of the borrowing and lending stocks transactions; (iv) Stock options amounting to 40% of the transaction fee; (v) Bonds amounting to 30% of the transaction fee.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-47/PM/2004 tanggal 9 Desember 2004 tentang Dana Jaminan, Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat mengenakan biaya atas jasa pengelolaan investasi maksimum 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan bersih setelah pajak hasil investasi dana jaminan.
Moreover, based on the Decision Letter of the Chairman of Bapepam No. Kep47/PM/2004 dated December 9, 2004 regarding Guarantee Fund, the Clearing and Guarantee Institution is allowed to charge investment management fee at maximum of 10% (ten percent) of net investment income after tax from gain of guarantee fund investment.
Pendapatan lainnya diakui pada saat jasa diserahkan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada periode yang bersangkutan.
Other revenue is recognized when the service is rendered. Expense is recognized when incurred.
Pendapatan diterima dimuka diakui secara proporsional sesuai dengan periode jasa berdasarkan perjanjian dengan Bank Pembayaran.
Unearned revenue is recognized proportionately over service period of Payment Banks based on agreement.
- 22 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
p.
Imbalan Pasca Kerja
o.
Post-employment Benefits
Program Tabungan Karyawan
Employee Savings Plan
Perusahaan menyelenggarakan program tabungan karyawan untuk seluruh karyawan tetap yang berumur tidak lebih dari 55 tahun. Kontribusi yang ditanggung Perusahaan diakui sebagai beban pada periode berjalan.
The Company established an employee savings plan covering all of its local permanent employees who are not more than 55 years old. Contribution is charged to current operations.
Imbalan Pasca Kerja
Defined Post-Employment Benefits
Perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Program tabungan karyawan digunakan sebagai alat pendanaan bagi manfaat pensiun sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Kekurangan imbalan yang diberikan dari program tabungan karyawan dibandingkan dengan manfaat yang diwajibkan oleh Undang-undang Ketenagakerjaan dicatat sebagai imbalan pasti pasca kerja tanpa pendanaan.
The Company also provides defined postemployment benefits to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. Employee savings plan is used as a funding instrument for pension benefit as stated in the Labor Law. The shortage of benefits provided under the employee saving plan against the benefits required by the Labor Law is accounted for as unfunded defined post-employment benefits plan.
Perhitungan imbalan pasca kerja imbalan pasti ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the Company’s defined benefit obligations is recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The benefits obligation recognized in the balance sheet represents the present value of defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.
Pajak Penghasilan
p.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Income Tax Current tax expense is determined based on the taxable income for the period computed using prevailing tax rates.
- 23 -
KPEI Annual Report 2010
o.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
111
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
4.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences while deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the statement of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the balance sheet, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Rupiah PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Danamon, Tbk Jumlah Dollar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Jumlah
KPEI Laporan Tahunan 2010
Jumlah kas dan bank
112
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2010 Rp
2009 Rp
20.000.000
20.000.000
58.327.842
74.498.543
29.469.653 18.626.180 8.055.104 4.093.349 118.572.128
20.725.828 32.569.144 4.459.349 132.252.864
67.825.227
9.952.908
37.546.505 105.371.732
13.284.268 23.237.176
U.S. Dollar PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Subtotal
243.943.860
175.490.040
Total cash on hand and in banks
- 24 -
Cash on hand Cash in banks Rupiah PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Danamon, Tbk Subtotal
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Deposito berjangka Rupiah PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Danamon, Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Permata, Tbk PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Jumlah deposito berjangka Jumlah kas dan setara kas Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah Dolar Amerika Serikat
5.
2009 Rp
60.962.000.000 58.440.620.023
36.509.000.000 47.212.044.521
54.985.000.000
52.864.500.000
44.365.000.000 41.434.000.000 2.000.000.000 37.100.530
29.675.000.000 8.070.000.000 35.084.577
25.210.021.882 413.585.999
432.400.000
121.378.499 287.968.706.933
18.324.950.320 193.122.979.418
Time deposits Rupiah PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Permata, Tbk PT Bank Danamon, Tbk U.S. Dollar PT Bank Permata, Tbk PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Total time deposits
288.212.650.793
193.298.469.458
Total cash and cash equivalents
5,00% - 13,60% 0,10% - 4,50%
Interest rates per annum on time deposits Rupiah U.S. Dollar
5,00% - 10,25% 1,25% - 2,25%
INVESTASI JANGKA PENDEK
Deposito berjangka Efek diperdagangkan Efek tersedia untuk dijual Jumlah
5.
SHORT-TERM INVESTMENTS
2010 Rp
2009 Rp
13.196.000.000 56.813.252.618 103.344.050.000 173.353.302.618
23.196.000.000 79.580.998.295 77.985.000.000 180.761.998.295
Time deposits Trading securities Available for sale securities Total
Rincian investasi adalah sebagai berikut:
Details of the investments are as follows:
Deposito Berjangka
Time Deposits
Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah
2010 Rp
2009 Rp
10.770.000.000 2.426.000.000 13.196.000.000
7,00% - 10,25%
Jangka waktu deposito berjangka diatas antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan.
20.770.000.000 2.426.000.000 23.196.000.000
7,00% - 10,25%
Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Total Interest rate per annum on time deposits Rupiah
The above time deposits have terms of 3 months to 6 months.
- 25 -
KPEI Annual Report 2010
2010 Rp
113
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Diperdagangkan
Reksadana Harga perolehan BNP Paribas Infrastuktrur Plus (d/h Fortis Infrastruktur Plus) Schroders Regular Income Plan IV Schroders Dana Istimewa Mandiri Investa Atraktif Danareksa Anggrek Danareksa Mawar Danareksa Indeks Syariah Schroders Obligasi Extra Schroders Prestasi Plus Schroders Terpadu II Laba belum terealisasi Jumlah investasi dalam unit reksadana
KPEI Laporan Tahunan 2010
2010 Rp
2009 Rp
17.100.000.000 12.500.000.000 10.500.000.000 5.000.000.000 11.713.252.618
10.000.000.000 12.500.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 10.500.000.000 9.500.000.000 7.000.000.000 6.730.000.000 5.107.000.000 4.100.000.000 7.143.998.295
56.813.252.618
79.580.998.295
Mutual Funds Cost BNP Paribas Infrastuktrur Plus (formerly Fortis Infrastruktur Plus) Schroders Regular Income Plan IV Schroders Dana Istimewa Mandiri Investa Atraktif Danareksa Anggrek Danareksa Mawar Danareksa Indeks Syariah Schroders Obligasi Extra Schroders Prestasi Plus Schroders Terpadu II Unrealized gain Total investment in units of mutual funds
Sampai dengan 31 Desember 2010, laba belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana sebesar Rp 11.713.252.618 terdiri atas laba sebesar Rp 11.259.959.749 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan laba sebesar Rp 453.292.869 untuk tahun-tahun sebelum 2010.
As of December 31, 2010, unrealized gain in fair value of mutual fund amounted to Rp 11,713,252,618 which consists of gain amounting to Rp 11,259,959,749 for the year ended December 31, 2010 and gain amounting to Rp 453,292,869 for the years prior to 2010.
Keuntungan atas pelepasan investasi reksadana tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.000.684.523 dan Rp 634.000.000.
Gain on sale of mutual fund which in 2010 and 2009 amounted to Rp 5,000,684,523 and Rp 634,000,000, respectively.
Sampai dengan 31 Desember 2009, laba belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana sebesar Rp 7.143.998.295 terdiri atas laba sebesar Rp 28.933.657.123 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan rugi sebesar Rp 21.789.658.828 untuk tahun-tahun sebelum 2009.
As of December 31, 2009, unrealized gain in fair value of mutual fund amounted to Rp 7,143,998,295 which consists of gains amounting to Rp 28,933,657,123 for the year ended December 31, 2009 and losses amounting to Rp 21,789,658,828 for the years prior to 2009.
Tersedia untuk Dijual
Available for Sale
Surat Utang Negara/ Government Bonds
114
Trading
ORI - 003 Sukuk Ritel SR-001 ORI - 004 Ina Recap ZC 0003 Sukuk Ritel SR-002 ORI - 007 SBSN IFR 001 Ina Recap FR 0048 Ina Recap FR 0045 Jumlah/Total
Nilai Nominal/ Nominal Value Rp
2010
10.000.000.000 10.000.000.000 40.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 100.000.000.000
- 26 -
Nilai Wajar/ Fair Value Rp
Tingkat Bunga/ Interest Rate %
Jatuh Tempo/ Maturity Date
10.260.890.000 10.636.250.000 41.249.120.000 8.958.750.000 5.159.755.000 5.127.380.000 5.919.645.000 10.970.010.000 5.062.250.000 103.344.050.000
9,40 12,00 9,50 Zero coupon 8,70 7,95 11,80 9,00 9,75
12-09-2011 25-02-2012 12-03-2012 20-11-2012 10-02-2013 15-08-2013 15-08-2015 15-09-2018 15-05-2037
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
ORI - 003 Sukuk Ritel SR-001 ORI - 004 Ina Recap ZC 0003 SBSN IFR 001 Ina Recap FR 0045 Jumlah/Total
2009
Nilai Nominal/ Nominal Value Rp 10.000.000.000 10.000.000.000 40.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 80.000.000.000
Rincian diskon yang belum diamortisasi atas efek tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
Surat Utang Negara Ina Recap FR 0048 Ina Recap ZC 0003 Ina Recap FR 0045 Diskon yang belum diamortisasi Ina Recap FR 0048 Ina Recap ZC 0003 Ina Recap FR 0045 Nilai wajar
Nilai Wajar/ Fair Value Rp 9.800.000.000 10.000.000.000 40.400.000.000 7.725.000.000 5.525.000.000 4.535.000.000 77.985.000.000
Tingkat Bunga/ Interest Rate %
Jatuh Tempo/ Maturity Date
9,40 12,00 9,50 Zero coupon 11,80 9,75
12-09-2011 25-02-2012 12-03-2012 20-11-2012 15-08-2015 15-05-2037
Details of available for sale investments with unamortized discount are as follow:
2010 Rp
2009 Rp
11.167.602.593 10.386.363.833 5.076.760.069
9.897.455.833 4.550.055.903
(197.592.593) (1.427.613.833) (14.510.069) 24.991.010.000
(2.172.455.833) (15.055.903) 12.260.000.000
Government Bonds Ina Recap FR 0048 Ina Recap ZC 0003 Ina Recap FR 0045 Unamortized discount Ina Recap FR 0048 Ina Recap ZC 0003 Ina Recap FR 0045 Fair value
Biaya perolehan Surat Utang Negara adalah masing-masing sebesar Rp 96.039.415.000 dan Rp 76.259.415.000 di tahun 2010 dan 2009.
Acquisition cost of the government bonds amounted to Rp 96,039,415,000 and Rp 76,259,415,000 in 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai wajar Surat Utang Negara dinyatakan berdasarkan harga referensi PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) dan harga referensi PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Laba belum direalisasi atas efek hutang tersedia untuk dijual adalah sebesar Rp 4.983.766.496 per 31 Desember 2010 dan Rp 172.511.736 per 31 Desember 2009.
As of December 31, 2010 and 2009, the fair value of government bonds were based on reference from Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) and Indonesian Stock Exchange (BEI). Unrealized gain on available-for-sale debt securities amounted to Rp 4,983,766,496 as of December 31, 2010 and Rp 172,511,736 as of December 31, 2009, respectively.
- 27 -
KPEI Annual Report 2010
Surat Utang Negara/ Government Bonds
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
115
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 6.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
6.
Piutang dan Hutang Penyelesaian Transaksi Bursa
Piutang penyelesaian transaksi bursa: Kliring utama
Hutang penyelesaian transaksi bursa: Kliring utama
Settlements
2010 Rp
2009 Rp
1.625.383.119.000
1.355.418.269.500
Securities transactions settlements receivables: Main clearing
1.355.418.269.500
Securities transactions settlements payables: Main clearing
1.625.383.119.000
Main clearing receivables and payables represent obligations by/to the clearing members arising from securities transactions which occurred on T + 0 (on the day of transaction) until T + 3 (three days after the transaction date).
Dana Pengaman
Security Fund
Kewajiban dana pengaman Setoran anggota kliring
KPEI Laporan Tahunan 2010
Securities Transactions Receivables and Payables
Piutang dan hutang kliring utama merupakan kewajiban pembayaran oleh/kepada anggota kliring sehubungan dengan transaksi bursa yang terjadi pada T + 0 (pada hari transaksi bursa) sampai dengan T + 3 (tiga hari setelah tanggal transaksi bursa).
Aset dana pengaman Bank Deposito berjangka
116
SECURITIES CLEARING AND TRANSACTIONS SETTLEMENT
2010 Rp
2009 Rp
2.019.221.538 3.200.000.000 5.219.221.538
1.992.052.254 3.200.000.000 5.192.052.254
5.219.221.538
5.192.052.254
Security fund assets Cash in banks Time deposits Security fund liabilities Clearing members' contribution
Dana pengaman merupakan agunan atas transaksi Kontrak Berjangka Indeks Efek yang ditempatkan dalam rekening giro Dana Pengaman KBIE atau ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atas nama anggota kliring.
The security fund represents deposits for stock Index Futures Trading transactions which are placed in security fund for Stock Index Futures Trading current account or in time deposits under clearing member’s name.
Dana pengaman disimpan dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan PT Bank Mega, Tbk dengan tingkat bunga berkisar antara 4% sampai dengan 7% dan antara 4,9% sampai dengan 14% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009.
The security fund is placed as time deposits in PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk and PT Bank Mega, Tbk with interest rates ranging from 4% to 7% and from 4.9% to 14% for the years ended December 31, 2010 and 2009, respectively.
- 28 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
8.
PIUTANG USAHA
7.
Tagihan ini berasal dari pemberian jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, perdagangan opsi saham, kliring dan penjaminan transaksi perdagangan kontrak berjangka indeks efek dan transaksi perdagangan efek bersifat hutang kepada anggota kliring yang penagihannya dilakukan melalui PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
These receivables were derived from clearing and settlement guarantee for securities transactions, stock option trading, clearing and settlement guarantee for stock index future trading transactions, and bonds trading transactions which were collected from clearing members through PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen berpendapat tidak ada konsentrasi yang signifikan atas risiko kredit pada pihak ketiga.
No allowance for doubtful accounts was provided as the management believes that the above receivables are fully collectible. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivable.
PIUTANG LAIN-LAIN
8.
Jasa pengelolaan dana jaminan (Catatan 32a) Bunga deposito berjangka Bunga Surat Utang Negara Pinjaman karyawan Lain-lain Jumlah
9.
ACCOUNTS RECEIVABLE
DANA DISISIHKAN JAMINAN
SEBAGAI
2010 Rp
2009 Rp
9.967.075.247 1.106.185.747 998.222.495 416.083.951 116.392.315 12.603.959.755
CADANGAN
10.186.542.696 1.151.699.142 482.410.902 629.328.226 139.739.906 12.589.720.872
9.
2010 Rp Bank Deposito berjangka Jumlah
OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE
Guarantee fund management (Note 32a) Interest on time deposits Interest on government bonds Loans to employees Others Total
FUND RESERVED SETTLEMENT TRANSACTIONS
FOR OF
GUARANTEE OF SECURITIES
2009 Rp
50.000.000 6.901.804.321 6.951.804.321
50.000.000 6.901.804.321 6.951.804.321
Cash in bank Time deposits Total
Dana cadangan jaminan dikelola Perusahaan dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dari periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2010, dengan tingkat bunga 7% untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010.
The fund reserved for guarantee of securities transaction settlement was invested by the Company in time deposits placed in PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk for the period January 2010 to December 2010 and with 7% interest rate for the year ended December 31, 2010.
Pada tahun 2009, dana tersebut ditempatkan pada PT Bank Danamon, Tbk dari periode Januari 2009 sampai dengan Maret 2009, dan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dari periode Maret 2009 sampai dengan 31 Desember 2009, dengan tingkat bunga berkisar mulai dari 7% sampai dengan 13,25% untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.
In 2009, the funds was placed in PT Bank Danamon, Tbk for the period January 2009 to March 2009 and in PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk for the period March 2009 to December 31, 2009, with interest rates ranging from 7% to 13.25% for the year ended December 31, 2009.
- 29 -
KPEI Annual Report 2010
7.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
117
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
10. INVESTASI SAHAM
10. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK Tempat kedudukan/ Domicile
Metode Ekuitas/ Equity Method PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Tersedia untuk dijual - sebesar biaya/ Available-for-sale - at cost PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Jumlah/ Total
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 dan/and 2009
6.058.778.711
7.823.266.829
Jakarta
8,50%
3.963.315.380 10.022.094.091
3.963.315.380 11.786.582.209
Changes in investments in an associate company using equity method is as follows:
2009 Rp
7.823.266.829 (1.764.488.118) 6.058.778.711
Investasi pada KSEI dan PHEI tersebut diatas diperoleh terutama untuk tujuan potensi pertumbuhan jangka panjang, karena KSEI bergerak dibidang jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien serta jasa-jasa lain yang terkait; PHEI bergerak dalam bidang jasa pengolahan dan penyediaan data efek, penilai harga efek, serta kegiatan atau jasa terkait yang dapat mendukung kegiatan operasional SRO.
KPEI Laporan Tahunan 2010
2009 Rp
33,33%
2010 Rp
118
Jumlah/Total
Jakarta
Mutasi investasi dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penambahan Bagian rugi perusahaan asosiasi Saldo akhir
2010 Rp
4.450.492.117 5.000.000.000 (1.627.225.288) 7.823.266.829
Beginning balance Addition Share in net loss of an associate Ending balance
The investment in KSEI and PHEI are the above company are held primarily for long-term growth potential, since the KSEI is engaged providing central custodial services and orderly, fair and efficient transaction settlement and other related services; PHEI is engagement in the providing and tabulating data of shares, valuating price of shares, and other related services that support SRO’s operational activity.
- 30 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued 11. EQUIPMENT AND FACILITIES
1 Januari/ January 1, 2010 Rp Biaya perolehan Peralatan dan sistem komputer Pembangunan ruangan gedung yang disewa Peralatan dan perabotan kantor Kendaraan Aset tetap dalam penyelesaian Jumlah
Pengurangan/ Deduction Rp
59.732.750.776
14.384.107.030
3.102.977.617
97.110.000
1.771.721.037 783.400.000
175.610.471 305.500.000
24.300.000 -
28.783.598.868 94.174.448.298
16.721.338.270 31.683.665.771
419.492.550
Akumulasi penyusutan Peralatan dan sistem komputer Pembangunan ruangan gedung yang disewa Peralatan dan perabotan kantor Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat
40.570.751.240
49.833.741.236
6.170.783.032
1.521.553.618
573.914.420
1.630.939.703 617.462.501 53.603.697.058
66.912.182 85.666.667 6.897.276.301
1 Januari/ January 1, 2009 Rp Biaya perolehan Peralatan dan sistem komputer Pembangunan ruangan gedung yang disewa Peralatan dan perabotan kantor Kendaraan Aset tetap dalam penyelesaian Jumlah
Penambahan/ Additions Rp
Penambahan/ Additions Rp
395.192.550 -
304.058.778 17.718.750 321.777.528
Pengurangan/ Deduction Rp
53.163.706.611
1.292.634.325
1.677.725.117
238.727.500
-
1.737.235.037 783.400.000
34.486.000
-
3.578.398.390 60.940.465.155
31.797.602.268 33.363.450.093
Akumulasi penyusutan Peralatan dan sistem komputer Pembangunan ruangan gedung yang disewa Peralatan dan perabotan kantor Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat
10.999.491.642
46.631.573.084
3.311.004.164
1.312.703.795
208.849.823
1.543.971.633 452.725.001 49.940.973.513
86.968.070 164.737.500 3.771.559.557
129.466.950
129.466.950
108.836.012 108.836.012
- 31 -
Reklasifikasi/ Reclassification Rp
31 Desember/ December 31, 2010 Rp
13.418.204.419
87.139.869.675
266.521.550
3.466.609.167
(13.684.725.969) -
1.923.031.508 1.088.900.000 31.820.211.169 125.438.621.519
At cost Computer hardware and system Leasehold improvements Furniture and fixtures Vehicles Construction in progress Total
-
55.700.465.490
-
2.095.468.038
-
1.680.133.135 703.129.168 60.179.195.831
Accumulated depreciation Computer hardware and system Leasehold improvements Furniture and fixtures Vehicles Total
65.259.425.688
Net Book Value
Reklasifikasi/ Reclassification Rp
31 Desember/ December 31, 2009 Rp
5.405.876.790
59.732.750.776
1.186.525.000
3.102.977.617
-
(6.592.401.790) -
1.771.721.037 783.400.000 28.783.598.868 94.174.448.298
At cost Computer hardware and system Leasehold improvements Furniture and fixtures Vehicles Construction in progress Total
-
49.833.741.236
-
1.521.553.618
-
1.630.939.703 617.462.501 53.603.697.058
Accumulated depreciation Computer hardware and system Leasehold improvements Furniture and fixtures Vehicles Total
40.570.751.240
Net Book Value
KPEI Annual Report 2010
11. ASET TETAP
119
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Aset tetap dalam penyelesaian merupakan biaya pengembangan sistem kliring dan jasa penjaminan terutama risk management system, sistem pendukung dan perangkat kerasnya yang diperkirakan akan selesai tahun 2011.
Construction in progress represents development costs of clearing and guarantee services particularly risk management system automated system and its hardware, which are estimated to be completed in 2011.
Beban penyusutan adalah Rp 6.897.276.301 dan Rp 3.771.559.557 masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009.
Depreciation charged to operations amounted to Rp 6,897,276,301 and Rp 3,771,559,557 for the years ended December 31, 2010 and 2009, respectively.
Pada Desember 2010 aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi AXA Indonesia, PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Chartis Insurance Indonesia dengan perincian sebagai berikut:
In December 2010, equipment and facilities were insured with PT Asuransi AXA Indonesia, PT Asuransi Central Asia and PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Allianz Utama Indonesia and PT Chartis Insurance Indonesia with details as follows:
Nilai pertanggungan/ Insurance coverage a. Seluruh resiko dan gempa bumi i. Kerusakan material ii. Terhentinya usaha b. Peralatan elektronik c. Kendaraan d. Perlindungan kriminalitas
Rp Rp Rp Rp US$
3.009.180.309 86.927.000.000 13.649.007.404 916.100.000 5.000.000
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
KPEI Laporan Tahunan 2010
120
30/12/2011 30/12/2011 30/12/2011 15/12/2011 5/2/2011
a. Property all risk and earthquake i. Material damage ii. Business interruption b. Electronic equipment c. Motor vehicles d. Comprehensive crime
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
12. ASET LAIN-LAIN
Dana kliring anggota kliring tidak aktif (Catatan 14) Uang jaminan Jumlah
Jatuh tempo/ Expiration date
12. OTHER ASSETS
2010 Rp
2009 Rp
2.472.475.018 1.781.842.079 4.254.317.097
Sesuai dengan Surat No. S-2324/PM/1997 tanggal 6 Oktober 1997, Bapepam menyetujui Perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kliring, penyelesaian pembayaran, pengelolaan dana kliring serta pengendalian risiko. Perusahaan menerima dan mengelola dana kliring sebesar 2% dari modal disetor anggota kliring. Hasil pengelolaan atas setoran tersebut diakumulasikan sebagai bagian dari dana kliring.
2.338.126.688 1.855.638.850 4.193.765.538
Clearing fund of inactive clearing members (Note 14) Security deposits Total
Based on Bapepam approval No. S-2324/PM/1997 dated October 6, 1997, the Company performs clearing, settlement, clearing fund management and risk management activities. In relation to these activities, the Company receives and manages a clearing fund equivalent to 2% of the clearing members’ paidup capital. The yield of the fund is accounted for as part of the clearing fund.
- 32 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Dana kliring anggota kliring tidak aktif merupakan dana kliring yang belum dapat dikembalikan Perusahaan karena anggota kliring tidak aktif. Sampai dengan 31 Desember 2010, dana tersebut belum ditentukan penggunaannya oleh Perusahaan. Kewajiban dana kliring anggota kliring tidak aktif dicatat dalam akun hutang lainlain (Catatan 14).
Clearing fund of inactive clearing members represents the clearing fund which have not been returned by the Company to the inactive clearing members. At December 31, 2010, the use of this fund has not been decided by the Company. The clearing fund liabilities to inactive clearing members are presented as other liabilities (Note 14).
13. HUTANG PAJAK
13. TAXES PAYABLE 2010 Rp 3.977.172.000
10.449.023.760
1.062.686.994 281.470.693 2.158.000.000 920.856.899 8.400.186.586
254.403.326 90.141.354 2.490.000.000 875.167.049 14.158.735.489
14. HUTANG LAIN-LAIN
14. OTHER LIABILITIES 2010 Rp
Pembelian aset tetap Dana kliring anggota kliring tidak aktif (Catatan 12) Lainnya Jumlah
2009 Rp
14.244.557.535
12.254.252.283
2.472.475.018 720.936.319 17.437.968.872
2.338.126.688 819.440.165 15.411.819.136
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Purchase of equipment and facilities Clearing fund of inactive clearing members (Note 12) Others Total
15. ACCRUED EXPENSES 2010 Rp
Biaya tahunan - setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (Catatan 32c) Keperluan kantor Pengembangan pasar modal Biaya konsultan Lainnya Jumlah
Current tax (Note 27) Income tax Article 21 Article 23 Article 25 Value added tax - net Total
2009 Rp
5.758.022.327 3.575.937.970 2.876.967.238 1.054.984.920 61.447.984 13.327.360.439
16. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
3.991.216.785 2.243.419.223 3.967.689.267 561.055.000 35.053.982 10.798.434.257
Annual contribution on Non-Tax State Revenues (Note 32c) Office supplies Capital market development Consultant fees Others Total
16. UNEARNED REVENUES
Pendapatan diterima dimuka merupakan penerimaan Perusahaan berupa dana kontribusi untuk pengembangan Pasar Modal yang diterima P.T. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dari PT Bank Central Asia, Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, yang berfungsi sebagai bank pembayaran KSEI untuk jangka waktu empat tahun.
Unearned revenues represents the Company’s share in the allocation of contribution for capital market development received by P.T. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) from PT Bank Central Asia, Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk and PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, which function as KSEI payment banks for four years.
- 33 -
KPEI Annual Report 2010
Pajak kini (Catatan 27) Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak pertambahan nilai - bersih Jumlah
2009 Rp
121
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Pada bulan Juni 2009 perjanjian di atas telah berakhir. Selanjutnya pada bulan Juli 2009, KSEI mengadakan perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk, PT Bank Central Asia, Tbk dan PT Bank Permata, Tbk sebagai Bank Pembayaran untuk jangka waktu dua tahun dengan total iuran keanggotaan US$ 600.000. Iuran keanggotaan tersebut dialokasikan kepada Perusahaan sebesar US$ 150.000.
In June 2009, the abovementioned agreement with Payment Banks has matured. Therefore in July 2009, KSEI entered into an agreement with PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank CIMB Niaga, Tbk, PT Bank Central Asia, Tbk and PT Bank Permata, Tbk to function as Payment membership Banks for two years, which entails membership fee requirement of US$ 600,000. The membership fee from Payment Banks was allocated to the Company for the amount of US$ 150,000.
2010 Rp Saldo awal Amortisasi Saldo akhir
2009 Rp
1.014.548.176 (676.365.440) 338.182.736
17. MODAL SAHAM
Jumlah saham/ Number of shares
PT Bursa Efek Indonesia
15.000
18. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
KPEI Laporan Tahunan 2010
Beginning balance Amortization Ending balance
17. CAPITAL STOCK
Nama Pemegang Saham/ Name of Stockholder
122
3.091.807.475 (2.077.259.299) 1.014.548.176
2010 dan/ and 2009 Persentase Jumlah modal pemilikan/ disetor/ Percentage of Total paid-up ownership capital stock % Rp 100
15.000.000.000
18. APPROPRIATION OF RETAINED EARNINGS
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 21 September 1998, para pemegang saham telah menetapkan cadangan untuk jaminan pelaksanaan kliring dan penjaminan sebesar 40% dari laba bersih tahunan.
Based on the minutes of the extraordinary stockholders’ meeting dated September 21, 1998, the stockholders approved an appropriation for clearing and guarantee activities reserve equivalent to 40% of annual net income.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 19 Mei 2006 No. 29, para pemegang saham memutuskan, antara lain, mengesahkan / meratifikasi cadangan jaminan sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar Rp 2,1 milyar, dan menyetujui untuk tahun buku 2005, Perusahaan tidak akan melakukan penyisihan dari laba usaha Perusahaan untuk cadangan dana jaminan.
Based on the minutes of the extraordinary stockholders’ meeting dated May 19, 2006 No. 29, the stockholders decided, among others, to approve / ratify that the reserve fund up to 2004 is amounting to Rp 2.1 billion, and approve that for fiscal year of 2005, the Company will not make a provision for reserve of guarantee fund from the Company’s profit.
Sampai dengan tanggal laporan ini diterbitkan, belum ada keputusan mengenai penambahan penyisihan dari laba usaha Perusahaan untuk cadangan dana jaminan.
As of the date of the issuance of these financial statements, there is no decision regarding additional provisions for reserve of guarantee fund from the Company’s profit.
- 34 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
19. PENDAPATAN USAHA BERSIH
Jasa pengelolaan dana jaminan Jasa pinjam meminjam efek Lainnya Jumlah Pendapatan Usaha Dikurangi: Biaya tahunan setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Pendapatan Usaha Bersih
2010 Rp
2009 Rp
207.121.226.496
170.989.623.056
9.967.075.248
10.186.542.696
181.952.147 137.644.199 217.407.898.090
213.255.437 130.686.100 181.520.107.289
Clearing and settlement guarantee services for securities transactions Guarantee fund management services Securities lending and borrowing income Others Total Operating Revenues
(13.614.008.046) 167.906.099.243
Less: Annual contribution on Non-Tax State Revenues Net Operating Revenues
(16.305.592.357) 201.102.305.733
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua BapepamLK No. KEP-181/BL/2007 tanggal 13 Juni 2007, Perusahaan telah menganggarkan 7,5% dari pendapatan usaha untuk bagian jasa sebagai biaya tahunan setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Setoran tersebut adalah sebesar Rp 16.305.592.357 dan Rp 13.614.008.046 masing-masing untuk tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 32c).
Based on the Decision Letter of the Chairman of the Bapepam-LK No. KEP-181/BL/2007 dated June 13, 2007, the Company budgeted 7.5% from its operating revenues for annual contribution on Non-Tax State Revenues (PNBP). This contribution amounted to Rp 16,305,592,357 and Rp 13,614,008,046 for the years ended December 31, 2010 and 2009, respectively (Note 32c).
20. BEBAN GAJI, HONOR DAN TUNJANGAN
20. SALARIES, HONORARIUM AND ALLOWANCE EXPENSES 2010 Rp
Karyawan Direksi dan Komisaris Beban imbalan pasca kerja (Catatan 28) Jumlah
2009 Rp
24.498.700.425 11.818.952.249
20.501.887.151 7.569.360.833
856.632.000 37.174.284.674
427.970.000 28.499.217.984
21. BEBAN PENGEMBANGAN USAHA
Pengembangan pasar modal Sumbangan (CSR) Sponsor Pelatihan anggota kliring Publikasi Lainnya Jumlah
Employees Directors and Commissioners Provision for post-employment benefits (Note 28) Total
21. BUSINESS DEVELOPMENT EXPENSES
2010 Rp
2009 Rp
16.075.063.023 2.362.700.000 410.323.190 322.419.049 4.028.026 1.656.042.950 20.830.576.238
10.595.811.543 340.390.000 142.672.205 1.724.774.529 1.699.840.592 916.461.233 15.419.950.102
- 35 -
Capital market development Donation (CSR) Sponsorship Training of clearing members Publication Others Total
KPEI Annual Report 2010
Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi perdagangan saham
19. NET OPERATING REVENUES
123
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Biaya konsultan Peralatan kantor Telekomunikasi Pelatihan dan literatur Asuransi Rapat Lainnya Jumlah
22. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2010 Rp
2009 Rp
4.294.537.319 2.268.845.232 1.977.743.121 1.784.922.657 1.354.168.841 689.204.080 1.571.947.269 13.941.368.519
4.574.018.970 1.887.257.912 1.507.639.425 1.631.758.232 1.410.481.832 349.414.263 1.547.748.144 12.908.318.778
23. BEBAN KOMISI FASILITAS INTRADAY
23. INTRADAY FACILITY COMMISSION EXPENSE
Akun ini merupakan beban atas komisi fasilitas kredit (intraday) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank Permata, Tbk dan PT Bank CIMB Niaga, Tbk sebesar 1,5% per tahun yang dihitung dari jumlah nilai penggunaan fasilitas selama 1 (satu) hari (Catatan 32g, 32h dan 32i). 24. BEBAN PEMELIHARAAN INFORMASI
This account represents expense arising from the commission expense facility (intraday) paid to PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank Permata, Tbk and PT Bank CIMB Niaga, Tbk, computed at 1.5% per annum of total amount of facility used per day (Notes 32g, 32h and 32i).
TEKNOLOGI
24. INFORMATION TECHNOLOGY MAINTENANCE EXPENSE
Akun ini merupakan beban pemeliharaan sistem komputer, perangkat lunak dan perangkat keras.
This account represents expense arising from the maintenance of computer system, computer software and hardware.
25. PENGHASILAN BUNGA
Deposito berjangka Surat Utang Negara Jasa giro Jumlah
25. INTEREST INCOME
2010 Rp
2009 Rp
17.097.442.640 9.033.246.779 2.857.514 26.133.546.933
17.719.994.580 8.429.238.100 9.162.230 26.158.394.910
26. LAINNYA - BERSIH
KPEI Laporan Tahunan 2010
Rugi selisih kurs Pendapatan lain-lain Jumlah
Time deposits Government bonds Current accounts Total
26. OTHERS - NET
2010 Rp
124
Consultant fee Office supplies Telecommunication Training and library Insurance Meeting Others Total
2009 Rp
(632.321.074) (214.680.816) (847.001.890)
- 36 -
(2.318.999.617) (1.157.943.450) (3.476.943.067)
Loss on foreign exchange Other income Total
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
27. PAJAK PENGHASILAN
27. TAXATION
Pajak kini Pajak final Pajak tangguhan Beban pajak
The Company’s tax expense consists of the following:
2010 Rp
2009 Rp
31.043.172.000 4.477.143.881 266.683.979 35.786.999.860
30.294.023.760 4.446.311.247 131.859.744 34.872.194.751
Current tax Final tax Deferred tax Tax expense
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per statements of income and taxable income, is as follows:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi Perbedaan temporer: Penyusutan Kewajiban imbalan pasca kerja Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Beban gaji, honor dan tunjangan Beban pengembangan usaha Beban umum dan administrasi Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi Penghasilan bunga Laba yang belum terealisasi atas penurunan nilai wajar reksadana Keuntungan atas pelepasan investasi reksadana Penghasilan reksadana Lainnya Laba kena pajak
2010 Rp
2009 Rp
157.473.407.382
156.229.923.381
(1.912.983.917) 846.248.000
(814.623.976) 287.185.000
5.666.187.396 2.065.317.950
4.288.823.142 1.195.570.901
1.985.224.301
1.210.941.916
1.764.488.118 (26.133.546.934)
1.627.225.288 (26.158.394.910)
(11.259.959.748)
(28.933.657.123)
(5.000.684.523) (1.331.250.000) 10.240.551 124.172.688.576
(634.000.000) (1.337.088.939) 1.231.037.577 108.192.942.257
- 37 -
Income before tax per statements of income Temporary differences: Depreciation Post-employment benefits obligation Permanent differences: Salaries, honorarium and allowance expenses Business development expenses General and administrative expenses Equity in net loss of an associate company Interest income Unrealized gain in fair value of mutual funds Gain on sale investment of mutual fund Income from mutual funds Others Taxable income
KPEI Annual Report 2010
Beban pajak Perusahaan terdiri dari:
125
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
2010 Rp Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku: 2010 25% x Rp 124.172.688.000 2009 28% x Rp 108.192.942.000 Pajak penghasilan final Jumlah Pajak penghasilan dibayar di muka Pasal 25 Pajak penghasilan final Jumlah Hutang pajak kini (Catatan 13)
2009 Rp
31.043.172.000
-
4.477.143.881 35.520.315.881
30.294.023.760 4.446.311.247 34.740.335.007
(27.066.000.000) (4.477.143.881) (31.543.143.881)
(19.845.000.000) (4.446.311.247) (24.291.311.247)
2009 28% x Rp 108,192,942,000 Final income tax Total Prepaid income taxes Article 25 Final income tax Total
3.977.172.000
10.449.023.760
Current tax payable (Note 13)
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Rincian dari aset (kewajiban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
The details of the Company’s deferred tax assets (liabilities) are as follows:
Kewajiban imbalan pasca kerja Aset tetap Bersih
1 Januari/ January 1, 2009 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income Rp
31 Desember/ December 31, 2009 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income Rp
369.348.750 (46.050.786) 323.297.964
71.796.250 (203.655.994) (131.859.744)
441.145.000 (249.706.780) 191.438.220
211.562.000 (478.245.979) (266.683.979)
KPEI Laporan Tahunan 2010
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36/2008 pengganti Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan ditetapkan sesuai dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan.
126
Current tax expense at applicable tax rates: 2010 25% x Rp 124,172,688,000
31 Desember/ December 31, 2010 Rp 652.707.000 (727.952.759) (75.245.759)
Post-employment benefits obligation Equipment and facilities Net
Based on Tax Law No. 36/2008 the Amendment of Tax Law No. 7/1983 on income taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective January 1, 2010. Accordingly, deferred enacted tax assets and liabilities have been adjusted to the enacted tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled.
- 38 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Rekonsiliasi antara beban pajak perusahaan dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Beban pajak sesuai dengan tarif pajak yang berlaku Pajak penghasilan final Pengaruh pajak atas beban (manfaat) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Beban gaji, honor dan tunjangan Beban pengembangan usaha Beban umum dan administrasi Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi Penghasilan bunga Laba yang belum terealisasi atas kenaikan nilai wajar reksadana Keuntungan atas pelepasan investasi reksadana Penghasilan reksadana Lainnya Penyesuaian atas perubahan tarif pajak Beban Pajak
2010 Rp
2009 Rp
157.473.407.382
156.229.923.381
39.368.351.700 4.477.143.881
43.744.378.475 4.446.311.247
1.416.546.849 516.329.488
1.200.870.480 334.759.852
496.306.075
339.063.736
441.122.030 (6.533.386.733)
455.623.081 (7.324.350.575)
(2.814.989.937)
(8.101.423.995)
(1.250.171.131) (332.812.500) 2.560.138 35.786.999.860
(177.520.000) (374.384.903) 344.690.522 (15.823.169) 34.872.194.751
28. IMBALAN PASCA KERJA
Income before tax per statements of income Tax expense at effective tax rates Final income tax Tax effect of permanent differences: Salaries, honorarium and allowance expenses Business development expense General and administrative expenses Equity in net loss of an associate company Interest income Unrealized gain in fair of mutual funds Gain on sale investment of mutual funds Income from mutual funds Others Adjustment due to changes in tax rates Tax expense
28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Program Tabungan Karyawan
Employee Savings Plan
Perusahaan menyelenggarakan program tabungan karyawan untuk semua karyawan tetap yang berumur tidak lebih dari 55 tahun. Perusahaan memberikan kontribusi iuran sebesar 12% dan karyawan menanggung sebesar 6% dari jumlah gaji pokok per bulan. Jumlah karyawan yang berhak atas program ini adalah 76 karyawan di tahun 2010 dan 64 karyawan di tahun 2009. Beban tabungan karyawan dicatat pada akun gaji dan tunjangan masing-masing sebesar Rp 726.253.200 dan Rp 558.072.000 untuk tahun -tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009.
The Company established an employee savings plan covering all its permanent employees who are not more than 55 years old. The contributions are based on employees’ gross monthly salaries whereby the Company contributes 12% and the employees contribute 6% to the savings plan. The number of employees entitled to the plan is 76 employees in 2010 and 64 employees in 2009. Employee savings expense of Rp 726,253,200 and Rp 558,072,000 for the years ended December 31, 2010 and 2009, respectively, were recorded under salaries and allowances account.
- 39 -
KPEI Annual Report 2010
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
A reconciliation between the Company’s tax expense and the amount computed by applying the effective tax rates to income before tax per statements of income is as follows:
127
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Perusahaan menugaskan pengelolaan tabungan karyawan tersebut kepada divisi Keuangan, Akuntansi dan Sumber Daya Manusia (KAS) KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dana tersebut ditempatkan pada:
The Company assigned the management of the employee savings to Finance, Accounting and Human Resources (KAS) KPEI division. As of December 31, 2010 and 2009, the fund was placed on:
2010 Rp ORI Deposito berjangka Sukuk Ritel Bank Jumlah
2009 Rp
2.000.000.000 4.055.000.000 1.000.000.000 136.649.744 7.191.649.744
Defined Post-Employment Benefits
Perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Program tabungan karyawan digunakan sebagai alat pendanaan bagi manfaat pensiun sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Kekurangan imbalan yang diberikan dari program tabungan karyawan dibandingkan dengan manfaat yang diwajibkan Undang-undang Ketenagakerjaan dicatat sebagai imbalan pasca kerja tanpa pendanaan.
The Company also provides defined postemployment benefits to its employees in accordance with Labor Law. Employee savings plan is used as a funding instruments for pension benefits as stated in the Labor Law. Shortage of benefits provided under the employee savings plan against the benefits required by the Labor Law is accounted for as unfunded defined postemployment benefits plan.
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 91 karyawan di tahun 2010 dan 64 karyawan di tahun 2009.
The number of employees entitled to the benefits is 91 employees in 2010 and 64 employees in 2009.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah:
Amounts recognized as expense in income statements with respect to these postemployment benefits are as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi bersih Jumlah
2009 Rp
553.781.000 259.836.000 43.015.000 856.632.000
Kewajiban imbalan pasca kerja yang termasuk dalam neraca adalah sebagai berikut:
KPEI Laporan Tahunan 2010
ORI Time deposits Sukuk Ritel Cash in bank Total
Imbalan Pasca Kerja
2010 Rp
128
3.000.000.000 1.590.000.000 1.000.000.000 126.342.139 5.716.342.139
Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Keuntungan aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Jumlah
225.397.000 198.073.000 4.500.000 427.970.000
Current service cost Interest costs Net amortization Total
The amounts included in the balance sheets arising from the Company’s obligation with respect to these post employment benefits are as follows:
2010 Rp
2009 Rp
6.177.011.000 (3.550.843.000) (15.340.000) 2.610.828.000
- 40 -
2.497.523.000 (713.246.000) (19.697.000) 1.764.580.000
Present value of unfunded obligations Unrecognized actuarial gains Unrecognized past service cost Total
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut:
Movements in the net liability recognized in the balance sheets are as follows:
2010 Rp 1.764.580.000 (10.384.000) 856.632.000 2.610.828.000
Perhitungan imbalan pasca kerja untuk tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 dihitung oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution. Penilaian aktuarial menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
1.477.395.000 (140.785.000) 427.970.000 1.764.580.000
Beginning of the year Benefits payment Amount charged to income Ending balance
The cost of providing post-employment benefits for years ended December 31, 2010 and 2009 were calculated by an independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution. The actuarial valuations were carried out using the following key assumptions:
2010
2009
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian
8,5% 10% Indonesian Mortality Table (TMI II) - 1999 Tingkat pengunduran diri 15% sampai 25 tahun, menurun linier sampai 1% pada usia 45 tahun dan berikutnya/ 15% p.a. up to age 25 years old and reducing linearly to 1% p.a. at age 45 years old and thereafter Tingkat perkiraan hasil investasi dari tabungan pensiun 7%
29. SIFAT HUBUNGAN ISTIMEWA
10,50% 10% Indonesian Mortality Table (TMI II) - 1999 10% sampai 25 tahun, menurun linier sampai 1% pada usia 45 tahun dan berikutnya/ 10% up to age 25 years old and reducing linearly to 1% p.a. at age 45 years old and thereafter 9%
Discount rate Salary increment rate Mortality rate Resignation rate
Investment rate from pension fund
29. NATURE OF RELATIONSHIP WITH RELATED PARTIES
a.
PT Bursa Efek Indonesia pemegang saham Perusahaan.
merupakan
a.
PT Bursa Efek Indonesia is the Company’s stockholder.
b.
Perusahaan merupakan pemegang saham dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT Penilai Harga Efek Indonesia.
b.
The Company is a stockholder of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia and PT Penilai Harga Efek Indonesia.
- 41 -
KPEI Annual Report 2010
Saldo awal Pembayaran manfaat Beban imbalan kerja Saldo akhir
2009 Rp
129
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 30. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
30. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
At December 31, 2010 and 2009, the Company had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follow:
ASET Kas dan setara kas Uang jaminan Jumlah KEWAJIBAN Hutang pembelian aset tetap Biaya masih harus dibayar Jumlah Aset Bersih
KPEI Laporan Tahunan 2010
Mata uang asing/ Foreign currency US$ 2.875.137 181.019 3.056.156
2010 Ekuivalen/ Equivalent Rp
Mata uang asing/ Foreign currency US$
25.850.358.112 1.627.541.829 27.477.899.941
1.997.935 181.019 2.178.954
2009 Ekuivalen/ Equivalent Rp 18.780.587.496 1.701.578.600 20.482.166.096
ASSETS Cash and cash equivalents Security deposits Total
1.355.122
12.183.901.902
1.099.309
10.333.502.488
LIABILITIES Liabilities for purchases of equipment and facilities
53.266 1.408.388
478.910.111 12.662.812.013
93.012 1.192.321
874.313.066 11.207.815.554
Accrued expenses Total
1.647.769
14.815.087.929
986.633
9.274.350.542
Net Assets
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan masingmasing adalah Rp 8.991 per 1 US$ dan Rp 9.400 per 1 US$.
On December 31, 2010 and 2009, the conversion rates used by the Company were Rp 8,991 per US$ 1 and Rp 9,400 per US$ 1, respectively.
31. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
31. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a.
130
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
a.
Financial risk management objectives and policies
Kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi, pengembangan usaha, serta untuk pengelolaan risiko pasar, kredit dan likuiditas Perusahaan melakukan kegiatan investasi berdasarkan Pedoman Kebijakan Investasi yang telah disetujui oleh Manajemen.
The Company’s financial risk management and policy seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of its business, while managing its market risk, credit and liquidity risks. The Company operates within defined guidelines that are approved by the Board of Directors.
i.
i.
Risiko Pasar
Market risk
Risiko Harga
Price Risk
Risiko terkait kerugian atas penurunan harga obligasi dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana dibandingkan harga pembelian awal, akibat menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara signifikan.
Risks associated to loss on decline in value of bond prices and the Net Asset Value (NAV) of mutual funds compared to the original purchase price, due to declining performance of the stock market or bond market is significant.
- 42 -
ii.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Risiko harga atas obligasi dikelola dengan cara melakukan seleksi berdasarkan jangka waktu dan yield obligasi yang akan dibeli, dengan harga maksimum pada harga Par.
Price risk on the bonds are managed by performing selection based on maturity and yield of bonds to be purchased, with a maximum price of Par.
Perusahaan mengelola risiko harga reksadana dengan melakukan analisis atas produk reksadana yang secara historical memiliki kinerja yang baik, dan melakukan pemantauan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menentukan timing atas transaksi reksadana.
The Company manages Mutual Fund price risk by analyzing mutual fund product which has a historical good performance, and monitoring the movement of Jakarta Composite Index (IHSG) to determine the timing of mutual fund transactions.
Risiko Tingkat Bunga
Interest Rate Risk
Risiko tingkat bunga terkait dengan fluktuasi arus kas di masa yang akan datang dan nilai wajar dari instrumen keuangan perusahaan, yaitu kas dan setara kas, deposito dan Surat Utang Negara. Pengelolaan atas risiko tingkat bunga dilakukan dalam rangka optimalisasi pendapatan bunga melalui diversifikasi portofolio dan proporsi yang memadai antara deposito dan Surat Utang Negara.
Interest rate risk associated with fluctuations in cash flows in the future and the fair value of financial instruments companies, that is cash and cash equivalents, time deposit and Government Bonds. Interest rate risk is managed to optimize the interest income through portfolio diversification and an adequate proportion between time deposit and Government Bonds.
Risiko Nilai Tukar
Foreign Exchange Risk
Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing seperti diungkapkan dalam Catatan 30. Perusahaan melakukan peninjauan berkala pengaruh penggerakan kurs mata uang asing terhadap pendapatan dan beban. Perusahaan melakukan perhitungan atas kebutuhan belanja operasional dan belanja modal dalam mata uang asing. Atas kebutuhan tersebut, dengan mempertimbangkan pergerakan kurs berjalan perusahaan menyiapkan mata uang asing bagi pemenuhannya.
The Company has monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as disclosed in Note 30. The Company periodically reviews the effect of foreign exchange rate movements on income and expenses. The Company calculates the requirements for operational and capital expenditures in foreign currencies then after considering the current exchange rate movements, the Company prepares the related foreign currencies to fill their requirements.
Risiko Kredit
ii.
Credit Risk
Aset keuangan utama Perusahaan adalah kas dan setara kas, instrumen investasi jangka pendek (deposito, Surat Utang Negara dan reksadana), piutang usaha dan piutang lain-lain.
The Company's major financial assets are cash and cash equivalents, shortterm investment instruments (time deposits, Government Bonds and mutual fund), trade receivables and other receivables.
Risiko kredit pada saldo bank adalah terbatas karena counterpart Perusahaan merupakan lembaga keuangan terpercaya. Penempatan dana pada bank dilakukan dengan analisis seksama atas bank dan batasan proporsi penempatan pada setiap bank sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan investasi perusahaan.
Credit risk on bank balances is limited because the counterparty of the Company is a trusted financial institution. Placement of funds in bank is managed by careful analysis of the banks and placing limits on the proportion of each bank as stipulated in the Company's investment policy.
- 43 -
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
131
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Risiko kredit pada instrumen reksadana dikelola dengan melakukan pemilihan Manajer Investasi yang terpercaya, diakui dan profesional. Disamping itu dilakukan pula pembatasan nilai investasi dalam reksadana. Perusahaan juga melakukan pemantauan harian atas nilai reksadana dan regular review atas kinerja reksadana.
Credit risk on the mutual fund instruments are managed by choosing trustworthy, credible and professional mutual fund investment manager. Moreover, the Company placed limits on the proportion of investments in mutual funds. The Company also conducts daily monitoring of the value of mutual funds and regular review of the performance of mutual funds.
Risiko kredit Perusahaan atas piutang usaha relatif minim karena terdiri atas piutang jasa kliring kepada induk perusahaan (PT Bursa Efek Indonesia).
Corporate credit risk on trade receivables is relatively low because it consists of receivables from clearing services from parent company (PT Bursa Efek Indonesia).
iii. Risiko Likuiditas
iii. Liquidity Risk
Risiko likuiditas muncul terutama dari pendanaan umum atas operasi Perusahaan. Perusahaan memiliki kebijakan untuk mengelola likuiditas secara hati-hati dengan memelihara kecukupan saldo kas dan ketersediaan modal kerja. b.
Liquidity risk arises mainly from general funding of the Company’s operations. It is the Company policy to apply prudent liquidity management by maintaining sufficient cash balance and manageable level of available working capital.
Nilai wajar instrumen keuangan
b.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar yang berlaku.
Management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the financial statements approximate their fair values either because of their short-term maturities or they carry market rates of interest. 32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
KPEI Laporan Tahunan 2010
a.
132
Fair value of financial instruments
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-26/PM/2000 tanggal 30 Juni 2000 tentang Dana Jaminan, Bapepam memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk menerima 0,01% dari nilai kumulatif transaksi bulanan di bursa efek. Perusahaan diwajibkan melakukan pembentukan, pengelolaan dan penggunaan dana jaminan tersebut. Pelaporan keuangan dana jaminan dilakukan terpisah dari laporan keuangan Perusahaan.
a.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-47/PM/2004 tanggal 9 Desember 2004, Bapepam memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk melakukan pungutan Dana Jaminan sebesar 0,005% dari nilai transaksi kontrak berjangka dan 0,00125% dari nilai transaksi obligasi.
Based on the decision letter of the Chairman of Bapepam No. KEP-26/PM/2000 dated June 30, 2000, regarding Guarantee Fund, Bapepam has given its approval for the Company to receive 0.01% of the monthly securities transactions cumulative value on the stock exchange. The Company is responsible for the establishment, management and utilization of the guarantee fund. The financial statements of the guarantee fund are maintained separately from the Company’s financial statements. Based on the decision letter of the Chairman of Bapepam No. Kep-47/PM/2004 dated December 9, 2004, Bapepam has approved the Company to withhold Guarantee Fund of 0.005% and 0.00125%, respectively, of the value of futures and debt securities transactions.
- 44 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, posisi dana jaminan adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010 and 2009, the financial position of the guarantee fund is as follows:
2010 Rp
b.
9.058.578 1.072.656.818.698
6.258.817 862.588.098.957
356.735.710.000 15.855.879.451 6.002.318.230 (10.024.957.470) 1.441.234.827.487
295.975.000.000 8.777.548.850 5.322.008.054 (10.201.151.030) 1.162.467.763.648
Pada Agustus 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas mengalami gagal bayar atas transaksi saham. Perusahaan memperkirakan adanya potensi kegagalan beruntun sebesar Rp 30.986.550.000. Selanjutnya, Perusahaan memutuskan untuk menunda penyelesaian transaksi tersebut. Keputusan ini telah sesuai dengan surat Ketua Bapepam tanggal 11 Nopember 2002, untuk memberikan kesempatan kepada Bapepam untuk melakukan penyidikan atas adanya indikasi transaksi yang tidak wajar.
b.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan masih melakukan penundaan penyelesaian sehubungan dengan status hukum transaksi tersebut. c.
Cash in bank Time deposits Investment in Government Bonds Guarantee fund receivable Interest receivable Liabilities Net Asset
In August 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas failed to settle securities transactions. The Company estimated potential recurring failure of Rp 30,986,550,000. Moreover, the Company decided to postpone the settlement of such transaction. The decision was in accordance with the letter of the Chairman of Bapepam dated November 11, 2002, in order to give Bapepam a chance to investigate any indication of unfair transaction. As of the date of the issuance of these financial statements, the Company has still placed on hold the settlement of such transaction due to the legal status of the transactions.
Berdasarkan Surat Bapepam-LK No. S-3411/ BL/2006 tanggal 28 Desember 2006 mengenai penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2007, terdapat perubahan mengenai komposisi pembagian porsi fee transaksi bursa, yaitu PT Bursa Efek Indonesia dari 52,5% menjadi 60%, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dari 32,5% menjadi 30%, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 15% menjadi 10%.
c.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-181/BL/2007 tanggal 13 Juni 2007, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dikenakan biaya tahunan masing-masing sebesar 7,5% dari pendapatan usaha berdasarkan laporan realisasi anggaran sebagai setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB).
Based on the Letter from Bapepam-LK No. S-3411/BL/2006 dated December 28, 2006 regarding the establishment of Annual Operational Budget Plan (RKAT) 2007, there were changes made to the composition of securities transaction fee, which are, for PT Bursa Efek Indonesia increased from 52.5% to 60%, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia decreased from 32.5% to 30%, and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia decreased from 15% to 10%. Based on the Decision Letter of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP181/BL/2007 dated June 13, 2007, Stock Exchange, Clearing and Guarantee Institution and Custodial and Settlement Institution is charged for annual fee of 7.5% on its operating revenue according to the budget realization statements as contribution on Non-Tax State Revenues (PNBP).
- 45 -
KPEI Annual Report 2010
Bank Deposito berjangka Investasi dalam Surat Utang Negara Piutang dana jaminan Piutang bunga Kewajiban Aset Bersih
2009 Rp
133
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
d.
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dana talangan (standby credit facility) dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sebesar Rp 30 miliar yang jatuh tempo pada 31 Juli 2011 sesuai Addendum II No. RCO.JSD/156/PKAD/2009 tanggal 9 Agustus 2010. Fasilitas kredit ini sematamata digunakan untuk menanggulangi kegagalan penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat dan dijamin dengan deposito berjangka dana jaminan di bank yang sama.
d.
The Company obtained a standby credit facility from Bank Mandiri (Persero), Tbk amounting to Rp 30 billion, which is originally due on July 31, 2011 with reference to Addendum II No. RCO.JSD/156/ PKAD/2009 dated August 9, 2010. This credit facility is solely intended for handling failure in settlement of securities transactions and is collateralized by time deposits of the guarantee fund in the same bank.
e.
Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruang kantor dengan PT First Jakarta International (FJI) untuk masa sewa yang berakhir 31 Agustus 2009, atas ruang kantor di Gedung Bursa Efek Indonesia, Lantai 4 dan 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53.
e.
The Company entered into an office space lease agreement with PT First Jakarta International (FJI) for a period expiring on August 31, 2009, for an office space at Indonesia Stock Exchange Building, fourth and fifth floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53.
KPEI Laporan Tahunan 2010
Berdasarkan Addendum XVIII tanggal 18 Juni 2010, masa sewa telah diperpanjang sampai dengan 31 Agustus 2014 untuk ruang kantor lantai 2, 4 dan 5.
134
Based on Addendum XVIII dated June 18, 2010, the rental period for office space on second floor, fourth and fifth floors were extended until August 31, 2014, respectively.
f.
Perusahaan mengadakan perjanjian untuk pembelian aset perdagangan dari beberapa pemasok.
f.
The Company entered into agreements to purchase trading facilities and equipment from several suppliers.
g.
Perusahaan memperoleh fasilitas intraday (perjanjian intraday) dari PT Bank Permata, Tbk sebesar Rp 200 miliar yang jatuh tempo pada 31 Mei 2011. Fasilitas kredit ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam rangka penyelesaian transaksi harian perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
g.
The Company obtained a intraday facility from PT Bank Permata, Tbk amounting to Rp 200 billion, which is due on May 31, 2011. This credit facility is solely intended for handling settlement of daily transaction in PT Bursa Efek Indonesia.
h.
Perusahaan memperoleh fasilitas intraday dari PT CIMB Niaga, Tbk sebesar Rp 290 miliar yang jatuh tempo pada 31 Mei 2011. Fasilitas kredit ini dipergunakan untuk penyelesaian dana secara multi batch settlement atas pemenuhan kewajiban serah efek oleh anggota kliring.
h.
The Company obtained a intraday facility from PT Bank CIMB Niaga, Tbk amounting to Rp 290 billion which is due on May 31, 2011. This credit facility is solely intended for handling settlement of daily transaction in PT Bursa Efek Indonesia.
i.
Perusahaan memperoleh fasilitas intraday dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, sebesar Rp 1 triliun yang akan jatuh tempo pada 20 Juli 2011. Fasilitas kredit ini merupakan talangan penyelesaian transaksi pasar modal yang dilakukan oleh nasabah.
i.
The Compay obtained intraday facility from PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, amounting to Rp 1 trillion which is due on July 20, 2011. This facility is solely intended for handling settlement of daily transaction in PT Bursa Efek Indonesia.
- 46 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
Berdasarkan Surat Keputusan No. SR02/BL/2009 tertanggal 6 Januari 2009, BapepamLK telah memerintahkan Perusahaan untuk melakukan pembekuan aset-aset atas nama PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS), sehubungan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan Bapepam-LK terhadap adanya dugaan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang pasar modal yang diduga dilakukan oleh SPS, kecuali aset-aset untuk penyelesaian transaksi bursa yang terjadi sebelum keluarnya surat tersebut, yang merupakan kewajiban kepada Perusahaan.
Based on decision letter of Bapepam-LK No. SR02/BL/2009 dated January 6, 2009, Bapepam-LK has ordered the Company to freeze the assets of PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS) in connection with the on-going investigation by Bapepam-LK of the alleged violation of capital market regulations by SPS, except for assets for the settlement of securities transactions of SPS that occurred before the decision letter was issued which represent obligations to the Company.
Sehubungan dengan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal berupa penyalahgunaan Rekening Efek Nasabah tersebut, beberapa nasabah SPS (para Penggugat) mengajukan gugatan perdata kepada SPS, Menteri Keuangan dan Bapepam-LK sebagai Tergugat I, II dan III (Para Tergugat) serta Perusahaan dan KSEI sebagai Turut Tergugat I dan II (para Turut Tergugat) melalui Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji/Wanprestasi No. MS.DS/01.Ggtn.NPSP/ VII/2009 tanggal 24 Juli 2009 yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 1356/Pdt.G/ 2009/PN.Jkt.Sel.
In connection with the violation of capital market regulations such as manipulation of SPS customer stock accounts, several SPS customers (the plaintiffs) filed a civil lawsuit against SPS, the Minister of Finance and Bapepam-LK as defendants I, II and III (the defendants) with the Company and KSEI as accessory defendants I and II (the co-defendants) by means of Summon Letter for Breach of Contract (Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji) / Default No. MS.DS/01. Ggtn.NPSP/VII/2009 dated July 24, 2009 and registered to the South Jakarta District Court with case No. 1356/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel.
Pada tanggal 4 Agustus 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan para penggugat tersebut.
On August 4, 2010, the South Jakarta District Court decided to reject the plaintiffs’ claims.
Tanggal 4 Nopember 2010, Perusahaan menerima Relaas Pemberitahuan Pernyataan Permohonan Banding, dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1356/Pdt.G/2009/ PN.Jkt.Sel., yang menyatakan bahwa pada tanggal 12 Mei 2010 beberapa Penggugat melalui Kuasa Hukumnya menyatakan banding.
On November 4, 2010, the Company received Official Notification of Declaration of Request for Appeal from the South Jakarta District Court No. 1356/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel., which states that on May 12, 2010 some of the Plaintiffs through their Legal Counsel, filed an appeal.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan Perusahaan belum ada keputusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta.
As of the date of this financial statements, the Company has not yet received the decision from the High Court Jakarta.
Disamping itu, terdapat gugatan beberapa nasabah SPS lainnya kepada SPS, Menteri Keuangan dan Bapepam–LK sebagai Tergugat I, II dan III (Para Tergugat) serta Perusahaan dan KSEI sebagai turut tergugat I dan II (para Turut Tergugat) sebagaimana dimaksud dalam Gugatan Perdata No. 1604/Pdt.G/2009/ PN.Jkt.Sel. Atas gugatan tersebut Majelis Hakim pada tanggal 22 Juni 2010 telah memutuskan, yang pada intinya hal-hal sebagai berikut:
In addition, there was legal claims from several SPS other customers against SPS, the Minister of Finance and Bapepam–LK as defendants I, II and III (the defendants) with the Company and KSEI as accessory defendants I and II (the codefendants) as mentioned in Civil Complaint No. 1604/Pdt.G/2009/PN.Jak.Sel. In this lawsuit, on June 22, 2010, the Panel of Judges issued a verdict, the essence of which is as follows:
1.
1.
Menyatakan Tergugat I (SPS) wanprestasi.
- 47 -
Declared Defendant I (SPS) to be in default.
KPEI Annual Report 2010
33. OTHERS SIGNIFICANT EVENTS
33. PERISTIWA PENTING LAINNYA
135
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued
2.
Menghukum Tergugat I untuk membayar secara tunai dan sekaligus dana milik Para Penggugat yang ada pada Tergugat I, dengan total senilai Rp 6.232.917.490.
2.
Ordered Defendant I to pay in cash and all at once the funds owned by the Plaintiffs held by Defendant I, in the total amount of Rp 6,232,917,490.
3.
Menghukum Tergugat I untuk membayar bunga atas kewajiban pembayaran yang besarnya 2% perbulan selama 17 bulan, dengan total senilai Rp 2.119.191.946.
3.
Ordered Defendant I to pay interest of payment liability in the amount of 2% per month for 17 months, in the total amount of Rp 2,119,191,946.
4.
Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp 2.641.000.
4.
Ordered the Defendants and the Codefendants to pay litigation costs, jointly and severally, in the amount of Rp 2,641,000.
Atas putusan tersebut, SPS melakukan upaya banding pada tanggal 6 Juli 2010.
In response to this verdict, SPS undertook an appeal on July 6, 2010.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan masih melakukan penundaan penyelesaian sehubungan dengan status hukum transaksi tersebut.
As of the date of the issuance of these financial statements, the Company has still placed on hold the settlement of such transaction due to the legal status of the transactions.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa gugatan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dengan pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan oleh nasabah tersebut hanya menuntut ganti rugi kepada Tergugat I atas aset-aset nasabah SPS yang diduga diselewengkan oleh SPS, dan tidak menuntut ganti rugi kepada Perusahaan, namun hanya meminta Perusahaan selaku Turut Tergugat I mematuhi putusan Majelis Hakim apabila aset-aset milik SPS, yang saat ini sedang dibekukan oleh Perusahaan berdasarkan perintah Bapepam-LK, diputuskan untuk diserahkan kepada Para Penggugat.
The Management of the Company believes that the above mentioned civil lawsuit will not have a significant impact on the financial statements of the Company, considering that the claim submitted by the customers is only demanding indemnification from defendant I for assets of SPS customers that were allegedly embezzled by SPS and is not demanding indemnification from the Company, it only requests the Company, as co-defendant I, to comply with the Judges’ decision if it is decided that SPS assets that were frozen by the Company based on the instruction from Bapepam-LK are to be surrendered to the plaintiffs. 34. SUBSEQUENT EVENT
34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Pada tanggal 11 Maret 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas intraday dari PT Bank Central Asia, Tbk, sebesar Rp 300 miliar yang akan jatuh tempo pada 11 Maret 2012. Fasilitas ini merupakan fasilitas yang diberikan kepada Perusahaan untuk keperluan penyelesaian transaksi bursa.
On March 11, 2011, the Company obtained intraday facility from PT Bank Central Asia, Tbk, amounting to Rp 300 billion which is due on March 11, 2012. This facility is solely intended for handling settlement of daily transaction with PT Bursa Efek Indonesia.
35. APPROVAL OF FINANCIAL STATEMENTS
35. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
KPEI Laporan Tahunan 2010
Laporan keuangan Perusahaan dari halaman 3 sampai 48 telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2011.
136
The Company’s financial statements on pages 3 to 48 have been approved by the Company’s Directors for issue on March 25, 2011.
********
- 48 -
Laporan Keuangan Dana Jaminan Financial Statement of Guarantee Fund PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
KPEI Annual Report 2010
31 Desember 2010 dan 2009 31 December 2010 and 2009
137
KPEI Laporan Tahunan 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
138
139
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA DANA JAMINAN LAPORAN ASET DAN KEWAJIBAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2010 Rp
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA GUARANTEE FUND STATEMENTS OF ASSETS AND LIABILITIES DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Catatan/ Notes
2009 Rp
ASET Bank Deposito berjangka Investasi dalam Surat Utang Negara Piutang dana jaminan Piutang bunga JUMLAH ASET
ASSETS 9.058.578
6.258.817
Cash in banks
1.072.656.818.698
4
862.588.098.957
Time deposits
356.735.710.000
5
295.975.000.000
Investment in Government Bonds
15.855.879.451
6
8.777.548.850
Guarantee fund receivables
6.002.318.230
7
5.322.008.054
Interest receivables
1.451.259.784.957
1.172.668.914.678
KEWAJIBAN Biaya masih harus dibayar ASET BERSIH
LIABILITY 10.024.957.470
8
1.441.234.827.487
Accrued expenses NET ASSETS
See accompanying notes to financial statements of guarantee fund which are an integral part of the financial statements of guarantee fund. See accompanying notes to consolidated financial statements
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang
KPEI Laporan Tahunan 2010
10.201.151.030 1.162.467.763.648
Lihat catatan atas laporan keuangan dana jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan dana jaminan.
140
TOTAL ASSETS
-2-
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA DANA JAMINAN LAPORAN OPERASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PENGHASILAN INVESTASI Penghasilan bunga
78.910.042.479
Jumlah Penghasilan Investasi
78.910.042.479
BEBAN Pengelolaan dana jaminan Administrasi
9.967.075.248 213.445.777
Catatan/ Notes
9
8 8
2009 Rp 83.456.426.963
INVESTMENT INCOME Interest income
83.456.426.963
Total Investment Income
10.186.542.696 183.758.222
EXPENSES Guarantee fund management Administration
Jumlah Beban
10.180.521.025
10.370.300.918
Total Expenses
Penghasilan Investasi Bersih
68.729.521.454
73.086.126.045
Net Investment Income
18.409.000.000
UNREALIZED GAIN Change in fair value of Government Bonds
91.495.126.045
INCREASE IN NET ASSETS FROM OPERATING ACTIVITIES
KEUNTUNGAN BELUM DIREALISASI Perubahan nilai wajar Surat Utang Negara
20.760.710.000
KENAIKAN ASET BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI
89.490.231.454
5
Lihat catatan atas laporan keuangan dana jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan dana jaminan. Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang
See accompanying notes to financial statements of guarantee fund which are an integral part of the financial statements of guarantee fund.
-3-
KPEI Annual Report 2010
2010 Rp
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA GUARANTEE FUND STATEMENTS OF OPERATIONS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
141
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA DANA JAMINAN LAPORAN PERUBAHAN ASET BERSIH UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA GUARANTEE FUND STATEMENTS OF CHANGES IN NET ASSETS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
2010 Rp KENAIKAN ASET BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI
2009 Rp
89.490.231.454
91.495.126.045
KONTRIBUSI DARI ANGGOTA BURSA Penerimaan dana jaminan atas jasa transaksi tahun berjalan Piutang dana jaminan
173.420.952.934 15.855.879.451
153.379.427.301 8.777.548.850
MEMBERS' CONTRIBUTIONS Guarantee fund contributions on transaction services during the year Guarantee fund receivables
Jumlah Kontribusi dari Anggota Bursa
189.276.832.385
162.156.976.151
Total Members' Contributions
JUMLAH KENAIKAN ASET BERSIH
278.767.063.839
253.652.102.196
TOTAL INCREASE IN NET ASSETS
ASET BERSIH AWAL TAHUN
1.162.467.763.648
908.815.661.452
NET ASSETS AT BEGINNING OF YEAR
ASET BERSIH AKHIR TAHUN
1.441.234.827.487
1.162.467.763.648
KPEI Laporan Tahunan 2010
Lihat catatan atas laporan keuangan dana jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan dana jaminan.
142
INCREASE IN NET ASSETS FROM OPERATING ACTIVITIES
NET ASSETS AT END OF YEAR
See accompanying notes to financial statements of guarantee fund which are an integral part of the financial statements of guarantee fund.
-4-
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT UMUM
1.
GENERAL
Dana Jaminan dibentuk berdasarkan UndangUndang Pasar Modal No. 8 pasal 55 ayat 4, tentang penyelesaian transaksi bursa yang menetapkan bahwa Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat menetapkan dana jaminan penyelesaian transaksi bursa yang wajib dipenuhi oleh pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan.
The Guarantee Fund was established based on Article 55 section 4 of the Capital Market Law No. 8 concerning securities transactions settlement which states that a Clearing and Guarantee Institution may establish a guarantee fund for securities transactions settlement to be funded by the users of such service.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-26/PM/2000 tentang Dana Jaminan tanggal 30 Juni 2000, yang sebelumnya diatur dalam surat Bapepam No. S-1484/PM/1997 tanggal 27 Juni 1997, P.T. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) disetujui untuk melakukan pungutan sebesar 0,01% dari nilai transaksi bursa sebagai salah satu sumber utama pembentukan dana jaminan.
Based on the Decision Letter of the Chairman of the Capital Supervisory Agency (Bapepam) No. KEP-26/PM/2000 dated June 30, 2000 regarding Guarantee Fund, which is previously regulated by the Letter of the Bapepam No. S-1484/PM/1997 dated June 27, 1997, Bapepam has approved P.T. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) to collect 0.01% of cumulative value of securities transactions as the main source for the guarantee fund.
Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-47/PM/2004 tanggal 9 Desember 2004, Bapepam menyetujui KPEI untuk memungut Dana Jaminan sebesar 0,005% dari nilai transaksi kontrak berjangka dan 0,00125% dari nilai transaksi obligasi.
Moreover, based on the Decision Letter of the Chairman of Bapepam No. Kep-47/PM/2004 dated December 9, 2004, Bapepam has approved KPEI to collect 0.005% of future transactions and 0.00125% of bond transaction for the guarantee fund.
Dana Jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak didistribusikan untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan yang telah diatur dalam ketentuan tersebut. Dana jaminan akan digunakan untuk penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa pada perdagangan efek tanpa warkat dan perdagangan kontrak berjangka indeks efek. KPEI diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan dana jaminan tersebut dan penggunaannya harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam.
The guarantee fund does not belong to a certain party and is not distributed for any other purpose other than those stated in the regulation. The guarantee fund is intended to provide resource for handling failures in settlements of scripless trading of securities and stock index futures trading. KPEI is responsible in managing the guarantee fund, and its utilization should have prior approval from Bapepam.
Dana jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam Surat Utang Negara dan atau deposito bank dengan komposisi yang disetujui oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko. Hasil investasi Dana Jaminan wajib ditambahkan ke dalam Dana Jaminan setelah dikurangi biaya atas jasa pengelolaan kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan.
The guarantee fund is only allowed to be invested in Government Bonds and or time deposits with a certain composition which has been approved by a credit policy and risk management committee. The investment’s results, net of the clearing and guarantee institution’s management fee should be added to the guarantee fund.
-5-
KPEI Annual Report 2010
1.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
143
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan 2.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK)
2.
a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
ADOPTION OF REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) a.
Pada tahun berjalan, Dana Jaminan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
In the current year, the Guarantee Fund adopted the following revised PSAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
The application of PSAK 50 (revised 2006) resulted in expanded disclosure on financial instruments, including some qualitative disclosures relating to financial risks and management objectives.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Dana Jaminan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan.
PSAK 55 (revised 2006) provides guidance on the recognition and measurement of financial instruments and some contracts to buy non-financial items. Among other things, the application of this standard requires the use of effective interest rate method when an asset or liability is measured at amortized cost. Additionally, this PSAK also changes the way the Guarantee Fund measure the impairment loss of financial assets depending on the classification of the financial instrument.
Penerapan awal tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi-transaksi atau perjanjian yang akan datang.
The initial adoption has no significant effect on the financial statements but may effect the accounting for future transactions or arrangements.
i.
b.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
KPEI Laporan Tahunan 2010
PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurements
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
144
Standards effective in the current period
Standards and Interpretations in issue not yet adopted i.
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
Effective for Periods Beginning on or after January 1, 2011:
- 6 -
PSAK1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010, Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
ii.
PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
ii.
Effective for Periods Beginning on or after January 1, 2012:
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi
- 7 -
PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-cash Assets to Owners IASK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Cost ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
145
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
KPEI Laporan Tahunan 2010
3.
146
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.
PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (Revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Sharebased Payments PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan.
As of the issuance date of the financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the financial statements.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut Dana Jaminan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Prinsip-prinsip akuntansi yang penting diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Guarantee Fund conform to accounting principle generally accepted in Indonesia. The significant accounting principles which were consistently applied in the preparation of the financial statements are as follows:
a.
a.
Lingkup dan Basis Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Jaminan, yang meliputi laporan aset dan kewajiban, laporan operasi dan laporan perubahan aset bersih, disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku pada reksadana sebagaimana diatur dalam butir 8 Peraturan Bapepam No. III.b.7.
Scope and Basis for Preparation of Financial Statements The financial statements of Guarantee Fund, consist of statements of assets and liabilities, statements of operations and statements of changes in net assets, have been prepared using accounting principles and reporting practices for mutual fund as stipulated in item number 8 of Bapepam’s Rule No. III.b.7.
- 8 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
b.
The financial statements are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Aset Keuangan
b.
Financial Assets
Aset keuangan diakui pada neraca ketika Dana Jaminan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.
Financial assets are recognized on the balance sheet, when and only when, the Guarantee Fund become a party to the contractual provisions of the instrument.
Metode Suku Bunga Efektif
Effective Interest Method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premium atau diskonto lainnya) selama perkiraan umur dari aset keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income or expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts or payments (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial assets, or where appropriate, a shorter period.
Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat segera dikonversikan ke sejumlah kas tertentu dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Cash and cash equivalents include cash on hand and in banks and short-term highly liquid investments that are readily convertible to a known amount of cash and are subject to an insignificant value risk change.
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Investasi dalam Surat Utang Negara diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Investment in Government Bonds are classified as at FVTPL where the financial asset is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
sebagai
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
- 9 -
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
KPEI Annual Report 2010
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.
147
KPEI Laporan Tahunan 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
148
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
it is a part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in statements of income. The net gain or loss recognised in statements of income incorporates any dividend or interest earned on the financial asset.
Pinjaman dan Piutang
Loans and Receivables
Piutang dana jaminan dan piutang lainnya dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Piutang dana jaminan dan piutang lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.
Guarantee fund and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Guarantee fund and other receivables are measured at amortized cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognized by applying the effective interest rate method, except for short term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Impairment of Financial Assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Guarantee Fund’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
- 10 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Derecognition of Financial Assets
Dana Jaminan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Dana Jaminan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan kepada pihak lain.
The Guarantee Fund derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity.
Kewajiban Ekuitas
Keuangan
Klasifikasi Ekuitas
sebagai
dan
Instrumen
Kewajiban
c.
atau
Financial Liabilities Instruments
and
Equity
Classification as Debt or Equity
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas diterbitkan oleh Dana Jaminan diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual yang diadakan dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Guarantee Fund are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen Ekuitas
Equity Instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu Dana Jaminan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan, bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Guarantee Fund after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
- 11 -
KPEI Annual Report 2010
c.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
149
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
Kewajiban Keuangan
Financial Liabilities
Hutang dana jaminan dan hutang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Guarantee fund and other payables are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognized on an effective yield basis.
Penghentian Keuangan
Derecognition of Financial Liabilities
Pengakuan
Kewajiban
Dana Jaminan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban keuangan tersebut dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa. d.
e.
The Guarantee Fund derecognises financial liabilities when, and only when, the Guarantee Fund obligations are discharged, cancelled or they expire.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
d.
Pendapatan bunga diakui secara akrual berdasarkan proporsi waktu, nilai nominal dan tingkat bunga yang berlaku.
Interest income is recognized when incurred (accrual basis) based on time proportion, nominal value and interest rate.
Beban diakui pada saat terjadinya (secara akrual).
Expense is recognized (accrual basis).
Pengelolaan Dana Jaminan
e.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-47/PM/2004 Tanggal 9 Desember 2004 tentang Dana Jaminan, Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat mengenakan biaya atas jasa pengelolaan investasi maksimum 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan bersih setelah pajak hasil investasi dana jaminan. Biaya jasa pengelolaan dibebankan dalam laporan operasi tahun berjalan. 4.
KPEI Laporan Tahunan 2010
Tingkat bunga per tahun
when
incurred
Guarantee Fund Management Based on the Decision Letter of the Chairman of Bapepam No. Kep-47/PM/2004 dated December 9, 2004 regarding Guarantee Fund, the Clearing and Guarantee Institution is allowed to charge investment management fee at maximum of 10% (ten percent) of net investment income after tax from gain of guarantee fund investment. The management fee is charged to statements of operations for the year.
DEPOSITO BERJANGKA
Rupiah PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Mandiri Tbk Jumlah
150
Income and Expense Recognition
4.
TIME DEPOSITS
2010 Rp
2009 Rp
248.320.433.302 279.524.270.968 274.477.125.862 270.334.988.566 1.072.656.818.698
237.619.082.944 217.223.349.641 212.562.325.797 195.183.340.575 862.588.098.957
Rupiah PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Mandiri Tbk Total
7%
6,00% - 13,25%
Interest rate per annum
Deposito berjangka sebesar Rp 35 miliar di PT Bank Mandiri Tbk digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit dana talangan (standby credit facility) dari bank yang sama (Catatan 11a).
Time deposit of Rp 35 billion in PT Bank Mandiri Tbk is used as collateral for the standby credit facility from the same bank (Note 11a).
- 12 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan INVESTASI DALAM SURAT UTANG NEGARA – DIPERDAGANGKAN
5.
Akun ini merupakan investasi dalam Surat Utang Negara, dengan rincian sebagai berikut:
INVESTMENT IN GOVERNMENT BONDS – HELD FOR TRADING This account represents Government Bonds, as follows:
investment
in
2010 Surat Utang Negara/ Government Bonds Ina Recap FR 0025 Sukuk Ritel 01 ORI 004 ORI 006 Ina Recap ZC 0003 Sukuk Ritel 02 ORI 007 Ina Recap FR 0027 Ina Recap FR 0046 Jumlah/ Total
Nilai Nominal/ Nominal Value Rp 50.000.000.000 60.000.000.000 20.000.000.000 50.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 340.000.000.000
Nilai Wajar/ Fair Value Rp 51.679.350.000 63.814.920.000 20.622.400.000 52.019.000.000 17.911.220.000 20.636.320.000 20.507.800.000 55.125.000.000 54.419.700.000 356.735.710.000
Tingkat Bunga/ Interest Rate %
Jatuh Tempo/ Maturity Date
10 12 9,50 9,35 Zero coupon 8,70 7,95 9,50 9,50
15-10-2011 25-02-2012 12-03-2012 15-08-2012 20-11-2012 10-02-2013 15-08-2013 15-06-2015 15-07-2023
Tingkat Bunga/ Interest Rate %
Jatuh Tempo/ Maturity Date
10 12 9,50 9,35 Zero coupon 9,50 9,50
15-10-2011 25-02-2012 12-03-2012 15-08-2012 20-11-2012 15-06-2015 15-07-2023
2009 Surat Utang Negara/ Government Bonds Ina Recap FR 0025 Sukuk Ritel 01 ORI 004 ORI 006 Ina Recap ZC 0003 Ina Recap FR 0027 Ina Recap FR 0046 Jumlah/ Total
Nilai Nominal/ Nominal Value Rp 50.000.000.000 60.000.000.000 20.000.000.000 50.000.000.000 20.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 300.000.000.000
Nilai Wajar/ Fair Value Rp 52.175.000.000 60.000.000.000 20.200.000.000 51.000.000.000 15.450.000.000 51.000.000.000 46.150.000.000 295.975.000.000
Biaya perolehan Surat Utang Negara adalah sebesar Rp 328.586.656.228 di tahun 2010 dan Rp 288.586.656.228 di tahun 2009. Sesuai dengan sifat dan fungsi dana jaminan, penempatan dana jaminan pada Surat Utang Negara dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan direalisasi pada nilai nominal. Namun, peraturan Bapepam-LK mensyaratkan agar penyajian laporan keuangan dana jaminan menggunakan prinsip akuntansi dan bentuk yang berlaku pada Reksa Dana, sehingga investasi dalam Surat Utang Negara tersebut disajikan sebesar nilai wajar.
Acquisition cost of the Government Bonds amounted to Rp 328,586,656,228 in 2010 and Rp 288,586,656,228 in 2009. In accordance with the nature and purpose of the guarantee fund, placement of guarantee fund in Government Bonds is intended to be held until maturity and will be realized at nominal value. However, Bapepam-LK rule requires the financial statements of the guarantee fund to be prepared in the accordance with accounting principles and reporting format of Mutual Fund, accordingly the investment in Government Bonds are stated at fair value.
- 13 -
KPEI Annual Report 2010
5.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
151
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
6.
7.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010, Surat Utang Negara dinyatakan berdasarkan harga referensi Penilai Harga Efek Indonesia, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009 dinyatakan berdasarkan harga referensi Bursa Efek Indonesia. Keuntungan belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 20.760.710.000 dan Rp 18.409.000.000.
As of December 31, 2010 and 2009, the Government Bonds values were based on reference price of Indonesia Bond Pricing Agency, whilst as of December 31, 2009, were based on reference price of Indonesia Stock Exchange. Unrealized gain due to changes in fair value in 2010 and 2009 amounted to Rp 20,760,710,000 and Rp 18,409,000,000, respectively.
Sehubungan dengan investasi ini, KPEI menunjuk PT Bank Mandiri Tbk sebagai Kustodian.
In relation to the investment, KPEI has appointed PT Bank Mandiri Tbk as the Custodian.
PIUTANG DANA JAMINAN
6.
Akun ini merupakan tagihan dana jaminan kepada P.T. Bursa Efek Indonesia (BEI) yang timbul sehubungan dengan perjanjian antara KPEI dengan BEI No. SP-74/BEJ.3-2/0897 - PJ002/KPEI/0897 tanggal 18 Agustus 1997, dimana disepakati bahwa BEI atas nama KPEI melakukan pungutan Dana Jaminan kepada anggota kliring.
This account represents guarantee fund receivable from P.T. Bursa Efek Indonesia (BEI) arising from agreement between KPEI and BEI No. SP-74/BEJ.3-2/0897 - PJ-002/KPEI/0897 dated August 18, 1997, pertaining to collection of BEI on behalf of KPEI of Guarantee Fund from clearing members.
Penyisihan atas piutang ragu-ragu tidak dibentuk karena berdasarkan pengalaman masa lalu tidak terdapat pemegang rekening yang tidak tertagih.
The allowance for doubtful accounts is not provided on receivable since based on past experience there were no default on its account holder.
PIUTANG BUNGA
7.
2010 Rp Surat Utang Negara Deposito berjangka Jumlah 8.
3.429.339.840 2.572.978.390 6.002.318.230
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
3.303.872.036 2.018.136.018 5.322.008.054 8.
9.
KPEI Laporan Tahunan 2010
Rp
152
Government Bonds Time deposits Total
ACCRUED EXPENSES This account consists of accrued guarantee fund management fee, accrued audit fee and accrued custodian fee.
PENGHASILAN BUNGA
Deposito berjangka Surat Utang Negara Jasa giro bank Jumlah
INTEREST RECEIVABLES
2009 Rp
Akun ini terdiri atas beban pengelolaan dana jaminan, beban jasa audit dan beban jasa bank kustodian yang masih harus dibayar. 9.
GUARANTEE FUND RECEIVABLES
INTEREST INCOME
Rp
53.020.116.408 25.883.856.371 6.069.700 78.910.042.479
- 14 -
65.951.624.567 17.502.696.707 2.105.689 83.456.426.963
Time deposits Government Bonds Bank accounts Total
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan MANAJEMEN
10. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES
Kebijakan manajemen risiko keuangan Dana Jaminan bertujuan untuk memastikan bahwa sumber dana dikelola di instrumen dan lembaga keuangan yang aman, sesuai dengan aturan yang ditetapkan dengan memperhatikan risiko-risiko yang terkait yang meliputi risiko tingkat bunga, risiko kredit, risiko likuiditas, dan juga tersedia pada saat digunakan sesuai dengan fungsi Dana Jaminan untuk menalangi kegagalan transaksi bursa.
Guarantee Fund financial risk management policy is aimed to ensuring that financial resources are managed in the secure instruments and secure financial institutions, in accordance with rules established by taking into account associated risks including interest rate risk, credit risk, liquidity risk, and also available at the time used in accordance with the functions of Guarantee Funds to cover the failure of securities transactions.
Dalam pengelolaan Dana Jaminan mengacu kepada Peraturan Bapepam III. B. 6, III B.7, Hasil Pertemuan Komite Kebijakan Investasi dan Pengendalian Risiko, dan Kebijakan Investasi Dana Jaminan.
For the management of Guarantee Funds refer to Bapepam III. B. 6, III B.7, Investment Policy and Risk Management Committee Meeting Results and Investment Policy of Guarantee Fund.
a.
a.
Risiko Tingkat Bunga Risiko suku bunga terkait dengan fluktuasi arus kas di masa yang akan datang dan nilai wajar dari instrumen keuangan Dana jaminan yaitu kas setara kas, deposito dan surat utang negara. Pengelolaan atas risiko tingkat bunga dilakukan melalui proporsi yang memadai antara deposito dan surat utang negara.
b.
Interest Rate Risk Interest rate risk is associated with fluctuations in cash flows in the future and the fair value of financial instruments of guarantee fund namely cash equivalents, time deposits and government bonds. Interest rate risk is managed by adequate proportion between time deposits and government bonds.
Risiko Kredit
b.
Credit Risk
Risiko kredit terkait dengan kerugian yang timbul sehubungan dengan kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajiban kontraktual. Aset keuangan Dana Jaminan adalah kas dan setara kas, deposito dan surat utang negara.
Credit risk relating to losses incurred in connection with the failure of its counterparty’s in fulfilling contractual obligations. Guarantee fund financial assets are cash and cash equivalents, deposits and government bonds.
Penempatan Dana Jaminan pada Lembaga Keuangan dilakukan setelah proses analisis dengan mempertimbangkan kinerja bank, batasan proporsi penempatan pada setiap bank sebagaimana yang ditetapkan dalam kebijakan investasi Dana Jaminan, dan atas persetujuan manajemen.
Placements of Guarantee Fund in Financial Institutions are made after careful analysis by considering the performance of banks, limits on proportion of each bank as defined in the guarantee fund investment policies, and with management approval.
Risiko kredit atas kas dan setara kas serta piutang bunga dan surat utang negara adalah terbatas karena counterparty Dana Jaminan adalah lembaga keuangan yang terpercaya.
Credit risk on cash and cash equivalents and related interest receivable and government bonds are limited because the counterparties are reputable financial institution.
Risiko kredit atas piutang Dana Jaminan dari BEI adalah terbatas, karena penerimaan Dana Jaminan sudah dilakukan secara rutin dengan BEI dan KPEI setiap bulannya dan tidak pernah terjadi gagal bayar.
Credit risk on Guarantee Fund’s receivables from BEI is considered limited because such has been carried out routinely with BEI and KPEI each month and there is no history of default.
- 15 -
KPEI Annual Report 2010
10. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
153
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan c.
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
Risiko Likuiditas
c.
Risiko likuiditas dapat timbul dari pendanaan kredit oleh bank penyedia kredit. Dana yang dikucurkan bank dalam rangka pemenuhan kegagalan transaksi bursa. Tetapi risiko tersebut terbatas karena counterparty Dana Jaminan merupakan lembaga keuangan terpercaya (bank pemerintah).
Liquidity risk may arise from financing activities by bank as credit providers. Funds are disbursed in the context of fulfilling the failure of bank transactions. But that risk is limited because the counterpart of the Guarantee Fund is a trusted financial institution (government banks).
11. KOMITMEN
11. COMMITMENTS
a.
KPEI memperoleh fasilitas kredit dana talangan (standby credit facility) dari PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 30 miliar yang jatuh tempo pada 31 Juli 2011 sesuai Addendum II No. RCO.JSD/156/PKAD/2009 tanggal 9 Agustus 2010. Fasilitas kredit ini sematamata digunakan untuk menanggulangi kegagalan penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat dan dijamin dengan deposito berjangka dana jaminan di bank yang sama.
a.
KPEI obtained a standby credit facility from Bank Mandiri amounting to Rp 30 billion, which is originally due on July 31, 2011 with reference to Addendum II No. RCO.JSD/156/ PKAD/2009 dated August 9, 2010. This credit facility is solely intended for handling failure in settlement of securities transactions and is collateralized by time deposits of the guarantee fund in the same bank.
b.
Pada Agustus 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas mengalami gagal bayar atas transaksi saham. KPEI memperkirakan potensi kegagalan beruntun sebesar Rp 30.986.550.000. Selanjutnya, KPEI memutuskan untuk menunda penyelesaian transaksi tersebut. Keputusan ini telah sesuai dengan surat Ketua Bapepam tanggal 11 Nopember 2002, untuk memberikan kesempatan kepada Bapepam untuk melakukan penyidikan atas adanya indikasi transaksi yang tidak wajar.
b.
In August 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas failed to settle securities transactions. KPEI estimated potential recurring failure of Rp 30,986,550,000. Moreover, KPEI decided to postpone the settlement of such transaction. The decision was in accordance with the letter of the Chairman of Bapepam dated November 11, 2002, in order to give Bapepam a chance to investigate any indication of unfair transactions.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, KPEI masih melakukan penundaan penyelesaian sehubungan dengan status hukum transaksi tersebut.
As of the date of the financial statements, KPEI has still placed on hold the settlement of such transaction due to the legal status of the transactions.
KPEI Laporan Tahunan 2010
12. PERISTIWA PENTING LAINNYA
154
Liquidity Risk
12. OTHER SIGNIFICANT EVENTS
Berdasarkan Surat Keputusan No. SR02/BL/2009 tertanggal 6 Januari 2009, BapepamLK telah memerintahkan KPEI untuk melakukan pembekuan aset-aset atas nama PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS), sehubungan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan Bapepam-LK terhadap adanya dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang diduga dilakukan oleh SPS, kecuali aset-aset untuk penyelesaian transaksi bursa yang terjadi sebelum keluarnya surat tersebut, yang merupakan kewajiban kepada KPEI.
Based on decision letter of Bapepam-LK No. SR02/BL/2009 dated January 6, 2009, Bapepam-LK has ordered KPEI to freeze the assets of PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS) in connection with the on-going investigation by Bapepam-LK of the alleged violation of capital market regulations by SPS, except for assets for the settlement of securities transactions of SPS that occurred before the decision letter was issued which represent obligations to KPEI.
- 16 -
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan Sehubungan dengan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal berupa penyalahgunaan Rekening Efek Nasabah tersebut, beberapa nasabah SPS (Para Penggugat) mengajukan gugatan perdata kepada SPS, Menteri Keuangan dan Bapepam-LK sebagai Tergugat I,II dan III (Para Tergugat) serta KPEI dan KSEI sebagai Turut Tergugat I dan II (para Turut Tergugat) melalui Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji/ Wanprestasi No. MS.DS/01. Ggtn.NPSP/VII/2009 tanggal 24 Juli 2009 yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 1356/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel.
In connection with the violation of capital market regulations such as manipulation of SPS customer stock accounts, several SPS customers (the plaintiffs) filed a civil lawsuit against SPS, the Minister of Finance and Bapepam-LK as defendants I, II, and III (the defendants) with KPEI and KSEI as accessory defendants I and II (the co-defendants) by means of Summon Letter for Breach of Contract (Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji) / Default No. MS.DS/01.Ggtn. NPSP/VII/2009 dated July 24, 2009 and registered to the South Jakarta District Court with case No. 1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.Sel.
Pada tanggal 4 Agustus 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan para penggugat tersebut.
On August 4, 2010, the South Jakarta District Court decided to reject the plaintiffs’ claims.
Tanggal 4 Nopember 2010, KPEI menerima Relaas Pemberitahuan Pernyataan Permohonan Banding, dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.SEL, yang menyatakan bahwa pada tanggal 12 Mei 2010 beberapa Penggugat melalui Kuasa Hukumnya menyatakan banding.
On November 4, 2010, KPEI received Official Notification of Declaration of Request for Appeal from the South Jakarta District Court No. 1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.SEL, which states that on May 12, 2010 some of the Plaintiffs through their Legal Counsel, filed an appeal.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan KPEI belum ada keputusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta.
As of the date of this financial statements, KPEI has not yet received the decision from the High Court Jakarta.
Disamping itu, KPEI juga menerima gugatan beberapa Nasabah SPS, sebagaimana dimaksud dalam Gugatan Perdata No. 1604/Pdt.G/2009/ PN.Jak Sel. Atas gugatan tersebut Majelis Hakim pada tanggal 22 Juni 2010 telah memutuskan, yang pada intinya hal-hal sebagai berikut:
In addition, KPEI also received legal claims from several SPS customers as mentioned in Civil Complaint No. 1604/Pdt.G/2009/PN.Jak.Sel. In this lawsuit, on 22 June 2010, the Panel of Judges issued a verdict, the essence of which is as follows:
1.
Menyatakan Tergugat I (SPS) wanprestasi.
1.
Declared Defendant I (SPS) to be in default.
2.
Menghukum Tergugat I untuk membayar secara tunai dan sekaligus dana milik Para Penggugat yanga da pada Tergugat I, dengan total senilai Rp 6.232.917.490.
2.
Ordered Defendant I to pay in cash and all at once the funds owned by the Plaintiffs held by Defendant I, in the total amount of Rp 6,232,917,490.
3.
Menghukum Tergugat I untuk membayar bunga atas kewajiban pembayaran yang besarnya 2% perbulan selama 17 bulan, dengan total senilai Rp 2.119.191.946.
3.
Ordered Defendant I to pay interest of payment liability in the amount of 2% per month for 17 months, in the total amount of Rp 2,119,191,946.
4.
Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp 2.641.000.
4.
Ordered the Defendants and the Codefendants to pay litigation costs, jointly and severally, in the amount of Rp 2,641,000.
Atas putusan tersebut, SPS melakukan upaya banding pada tanggal 6 Juli 2010.
In response to this verdict, SPS undertook an appeal on July 6, 2010.
- 17 -
KPEI Annual Report 2010
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
155
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued
Manajemen KPEI berpendapat bahwa gugatan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan KPEI dengan pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan oleh nasabah tersebut hanya menuntut ganti rugi kepada Tergugat I atas aset-aset nasabah SPS yang diduga diselewengkan oleh SPS, dan tidak menuntut ganti rugi kepada KPEI, namun hanya meminta KPEI selaku Turut Tergugat I mematuhi putusan Majelis Hakim apabila aset-aset milik SPS, yang saat ini sedang dibekukan oleh KPEI berdasarkan perintah Bapepam-LK, diputuskan untuk diserahkan kepada Para Penggugat.
The Management of KPEI believes that the above mentioned civil lawsuit will not have a significant impact on the financial statements of KPEI, considering that the claim submitted by the customers is only demanding indemnification from defendant I for assets of SPS customers that were allegedly embezzled by SPS and is not demanding indemnification from KPEI; it only requests KPEI, as co-defendant I, to comply with the Judges’ decision if it is decided that SPS assets that were frozen by KPEI based on the instruction from Bapepam-LK are to be surrendered to the plaintiffs.
13. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
13. APPROVAL OF FINANCIAL STATEMENTS
Laporan keuangan telah disetujui oleh Direksi KPEI untuk diterbitkan pada tanggal 24 Pebruari 2011.
The financial statements have been approved by the Directors of KPEI for issue on February 24, 2011.
KPEI Laporan Tahunan 2010
********
156
- 18 -
Daftar Isi Contents 01
Halaman Tema Theme Page
38
Teknologi Informasi Information Technology
02
Sekilas KPEI KPEI In Brief
42
Sumber Daya Manusia Human Resources
03
Visi Misi Vision Mission
48
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance
04
Nilai-nilai Inti Core Values
60
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
05
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
64
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
06
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
74
Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights
12
Laporan Direksi Report of the Board of Directors
80
Data Perusahaan Corporate Data
18
Strategi Bisnis Business Strategy
86
26
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors’ Statement
Tinjauan Bisnis Business Review
87
Laporan Keuangan Financial Statements
Laporan Tahunan
Towards Greater Performance
2010
Annual Report
Laporan Tahunan
2010 Annual Report
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 5th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Tel. (62-21) 515 5115 (hunting) Fax. (62-21) 515 5106 www.kpei.co.id
Towards Greater Performance
Laporan Tahunan
2010
Annual Report