TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan modus kalimat pengungkapan tindak ilokusi tersebut dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. Dalam artikel ini membahas tentang mengenai tindak tutur, dengan batasan masalah tindak ilokusi. Dengan demikian batasan masalah adalah Apa sajakah tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. Searle dalam Wijana (1996:17-20) menyatakan bahwa secara pragmatik ada tiga jenis tindak tutur yang diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu 1) tindak lokusi. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif mudah untuk diidentifikasi. Dalam pengidentifikasian tindak lokusi cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks yang tercakup dalam situasi tutur. 2) Tindak ilokusi. Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, jugaberfungsi untuk melakukan sesuatu. Dalam mengidentifikasi tindak ilokusi terlebih dahulu harus dipertimbangkan siapa penutur dan mitra tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Oleh karena itu, tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Metode yang digunakan adalah metode simak, yakni menyimak tindak tutur yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. Teknik lanjutan yang digunakan. Teknik simak bebas libat cakap (SBLC), yaitu kegiatan menyadap dilakukan peneliti sambil menyimak dan tidak terlibat dalam peristiwa tutur dengan memperhatikan calon data. Kata Kunci : Tindak Tutur, Lokusi, Ilokusi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala aktifitas yang akan kita lakukan diatas muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. Diera globalisasi saat ini seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dan infomasi sangat mempengaruhi penggunaan bahasa sebagai media berkomunikasi, ada dua sisi yang mempengaruhi sistem komunikasi dibalik kecanggihan teknologi informasi yang juga bagian dari media komunikasi yang pertama adalah pengaruh positif dimana media teknologi informasi sangat memperlancar hubungan komunikasi antar sesama. Disisi yang
lain majunya perkembangan teknologi informasi dalam tanda kutip sangat mencendrai kaidah atau tata cara bahasa terutama bahasa kita yang tercinta ini Bahasa Indonesia. Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antara individu melalui sistem, tanda atau tingkah laku yang umum. Menurut Brown dalam Tarigan (1986:11), komunikasi dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur, yang mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi tidak hanya berupa kejadian, peristiwa, atau sesuatu yang terjadi, tetapi juga sesuatu yag fungsional, mengandung maksud dirancang untuk menghasilkan beberapa efek serta akibat pada lingkungan pembaca dan pendengar. Searle dalam Wijana (1996:17-20) menyatakan bahwa secara pragmatik setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu 1) tindak lokusi, ialah tindak tutur yang mengatakan sesuatu; 2) tindak ilokusi, ialah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan sesuatu dan juga berfungsi untuk melakukan sesuatu; dan 3) tindak perlokusi, ialah sebuah tuturan yang diutarakan seseorang yang memiliki daya atau efek terhadap pendengar. Tindak tutur sebenarnya merupakan salah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule, misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Thomas menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik
dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan dibahas dalam artikel ini yaitu mengenai tindak tutur, dengan batasan masalah tindak ilokusi. Dengan demikian batasan masalah adalah Apa sajakah tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari artikel ini adalah menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan modus kalimat pengungkapan tindak ilokusi tersebut dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. 1.4 Landasan Teori Tindak Tutur Searle dalam Wijana (1996:17-20) menyatakan bahwa secara pragmatik ada tiga jenis tindak tutur yang diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu: 1. Tindak lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif mudah untuk diidentifikasi. Dalam pengidentifikasian tindak lokusi cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks yang tercakup dalam situasi tutur.
2. Tindak ilokusi
Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, jugaberfungsi untuk melakukan sesuatu. Dalam mengidentifikasi tindak ilokusi terlebih dahulu harus dipertimbangkan siapa penutur dan mitra tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Oleh karena itu, tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Beberapa klasifikasi tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle dalam Traigan (1986: 47-48) yaitu, pertama asertif, pada ilokusi ini pembicara terikat pada kebenaran yang diekspresikannya. Kedua direktif, merupakan ilokusi yang dipakai untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan pendengar. Ketiga komisif, pada ilokusi ini penutur terikat kepada sesuatu tindakan yang akan datang. Keempat ekspresif, mempunyai fungsi untuk mengutarakan atau mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan ang tersirat. Kelima deklaratif, ilokusi yang bila peformasinya berhasil akan menyebabkan korespodensi yang baik antar proporsional dengan realitasnya. 1.5
Metode
1.5.1
Metode dan Teknik Penyediaan Data
Metode yang digunakan adalah metode simak, yakni menyimak tindak tutur yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini,terdiri dari teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik sadap, yaitu menyadap tindak tutur yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahanUNAND. Teknik lanjutan yang digunakan. Teknik simak bebas libat cakap (SBLC), yaitu kegiatan menyadap dilakukan peneliti sambil menyimak dan tidak terlibat dalam peristiwa tutur dengan memperhatikan calon data. 1.5.2
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan. Metode padan pragmatik, alat penentunya adalah mitra tutur. Metode padan pragmatik, digunakan untuk melihat bentuk tuturan dari tindak tutur yang ada. Metode padan memiliki dua teknik, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) yang alatnya berupa daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki peneliti, dalam hal ini adalah daya pilah pragmatis. 1.5.3
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam analisis data adalah metode penyajian informal. Hasil analisis data dengan metode informal diuraikan melalui katakata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). II. PEMBAHASAN Tindak Ilokusi Asertif dalam Tuturan Remaja Komplek Perumahan UNAND Tindak Ilokusi asertif merupakan suatu tindakan yang melibatkan penutur pada kebenaran dari setiap kata-kata atau kalimat yang diungkapkan. Tindak ilokusi asertif yang ditemukan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND adalah tindak ilokusi asertif berupa menyatakan, menyarankan, menjelaskan, memberitahukan, dan mengeluh. •
Menyatakan
Bentuk tindak ilokusi menyatakan adalah mengungkapkan suatu pernyataan tentang suatu hal. Pada tindak asertif menyatakan ini, remaja komplek perumahan UNAND mencoba untuk mengungkapkan suatu pernyataan kepada mitra tuturnya. Tindak ilokusi menyatakan dapat terlihat pada contoh berikut ini. Pn: Disiko urangnyo elok-elok ‘disini orangnya baik-baik’. Pt: Iyo ndak, hari rayo acok maagiah pitih.
‘Iya, hari raya sering memberi uang’. Pada peristiwa tutur di atas ditemukan tindak ilokusi asertif dengan verba ilokusi menyatakan. Penutut (Pn) menyatakan kepada Petutur (Pt) bahwa masyarakat di sekitar tempat tinggalnya memiliki sifat yang baik. Tindak ilokusi menyatakan ditandai dengan tuturan Disiko urangnyo elok-elok. Berdasarkan modus kalimat pengungkapannya, tuturan di atas diutarakan dengan modus pengungkapan tindak tutur langsung literal, karena maksud menyatakan diungkapkan dengan modus kalimat informatif. Penutur (Pn) mengucapkan sebuah pernyataan secara langsung kepada petutur (Pt). Literalkarena makna kata yang menyusun tuturan itu sesuai dengan apa yang dimaksudkan Penutur (Pn) pada peristiwa tutur (PT) di atas, yaitu penutur bermaksud menyatakan kepada petutur (Pt) bahwa masyarakat di sekitar tempat tinggalnya memiliki sifat yang baik. •
Menyarankan
Bentuk tindak ilokusi menyarankan adalah memberi saran atau menganjurkan tentang sesuatu. Tindak ilokusi ini dapat dilihat pada contoh dibawah berikut. (Pn): Ga, rancak pakai baju warna biru ko lai! ‘ Kamu lebih baik pakai baju warna biru ini! (Pt) : Tapi, baju tu siap dipakai Devi lo patang. ‘Baju itu sudah dipakai Devi kemarin’. Dalam peristiwa tutur (Pt) di atas, terdapat tindak ilokusi asertif dengan verba ilokusi menyarankan. Pada peristiwa tutur tersebut Pn menyarankan bahwa sebaiknya Pt memakai baju warna biru karna bajunya berwarna biru. Tindak ilokusi menyarankan ditandai dengan tuturan Ga, rancak pakai baju warna biru ko lai!. Berdasarkan modus kalimat pengungkapannya, tuturan di atas diutarakan dengan modus pengungkapan tindak tutur langsung literal, karena maksud menyarankan diungkapkan dengan modus kalimat imperatif. Pn bermaksud memberikan saran kepada Pt secara langsung, bahwa sebaiknya Pt memakai baju warna biru. Literal karena makna kata yang menyusun tuturan itu sesuai dengan apa yang dimaksudkan Pn, yaitu Pt bermaksud menyarankan agar Pt memakai baju warna biru.
•
Menjelaskan
Bentuk tindak ilokusi asertif menjelaskan adalah mengungkapkan sesuatu dengan jelas kepada lawan tutur agar ia paham dan mengerti. Tindak ilokusi menjelaskan dapat dilihat pada contoh berikut. Pn : Urang ma se yang tingga disiko pak? ‘Orang mana saja yang tinggal disini pak? Pt :Di komplek ko ado urang Medan, urang Cino, urang Jawa ado lo. ‘Di komplek ini ada orang Medan, orang Cina, dan orang Jawa juga ada’.
Pada PT di atas, ditemukan tindak ilokusi asertif dengan verba ilokusi menjelaskan. Pada peristiwa tutur di atas, Pn menjelaskan kepada Pt bahwakomplek disitu banyak terdapat orang yang berasal dari berbagai daerah yaitu dari Medan, Cina dan ada juga yang berasal dari Jawa. Tindak ilokusi menjelaskan ditandai dengan tuturan Di komplek ko ado urang Medan, urang Cino, urang Jawa ado lo. Berdasarkan modus kalimat pengungkapannya, tuturan di atas diutarakan dengan modus pengungkapan tindak tuturlangsung literal, karena maksud menjelaskan diungkapkan dengan modus kalimat informatif. Pt menjelaskan secara langsung bahwa di komplek tersebut banyak orang yang berasal dari berbagai daerah. Literal karena makna kata yang menyusun tuturan itu sesuai dengan apa yang dimaksudkan Pt, yaitu Pt bermaksud menjelaskan. •
Memberitahukan
Bentuk ilokusi asertif memberitahukan adalah memberitahukan sesuatu kepada lawan tutur. Tindak ilokusi menjelaskan dapat dilihat pada contoh berikut. Pn : Pak RT berang-berang tadi. Lampu lah siang ndak jo bamatian. ‘Pak RT marah-marah. Sudah siang lampu belum juga dimatikan’. Pt : Kan masih kalam hari mah. ‘hari masih gelap’. Pn :Tu lah, namo e kakek-kakek. ‘Ya begitulah kalau kakek-kakek’.
Dalam PT di atas, ditemukan tindak ilokusi asertif dengan verba ilokusi memberitahukan. Pada peristiwa tutur di atas, Pn memberitahukan kepada Pt bahwa Pak RT baru saja marahmarah karena lampu belum juga dimatikan padahal hari sudah siang. Tindak ilokusi memberitahukan ditandai dengan tuturan Pak RT berang-berang tadi. Lampu lah siang ndak jo bamatian.berdasarkan modus kalimat pengungkapannya, tuturan di atas diutarakan dengan modus pengungkapan secara langsung yaitu tindak tutur literal, karena maksud memberitahukan
diungkapkan
dengan
modus
kalimat
informatif.
Pn
bermaksud
memberitahukan kepada Pt secara langsung bahwa Pak Rt baru saja marah-marah karena lampu belum juga dimatikan padahal udah siang. Literal karena makna kata yang menyusun tuturan itu sesuai dengan apa ayang dimaksudkan Pn, yaitu Pn bermaksud memberitahukan bahwa Pak RT marah-marah karena listrik belum dimatikan. •
Mengeluh
Bentuk ilokusi asertif mengeluh merupakan suatu tindak atau ekspresi dalam menyatakan sesuatu karena penderitaan dan kekecewaan. Tindak ilokusi ini dapat terlihat pada contoh di bawah ini. Pn : Ndak lamak tingga disiko do Ni, Ibuk tu pamberang bana. ‘Tidak asyik tinggal disini kak. Iibuk tu pemarah sekali’ Pt : Jan lah dimasuakkan ka hati, nyo tu bantuak se pamberang tu nyo padahal ibuk tu elok bana Pada PT di atas, Pn menyatakan keluhannya kepada Pt bahwa Pn merasa kurang nyaman tinggal di komplek perumahan itu karena Ibuk itu pemarah. Tindak ilokusi mengeluh ditandai dengan tuturan Ndak lamak tingga disiko do Ni, Ibuk tu pamberang bana. Berdasarkan modus kalimat pengungkapannya, tuturan di atas diutarakan dengan modus pengungkapan tindak tutur langsung literal, karena maksud mengeluh diungkapkan degan modus kalimat informatif. Pn bermaksud mengeluh secara langsung kepada Pt, bahwa Pn merasa kurang nyaman tinggal di komplek tersebut karena Ibuk itu pemarah. Literal karena makna kata
ayang menyusun tuturan itu sesuai dengan apa yang dimaksudkan Pn, yaitu Pn bermaksud mengeluh.
III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu ada tindak ilokusi yang ditemukan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND, tindak ilokusi tersebut ialah tindak ilokusi asertif dengan verba ilokusi menyatakan, menyarankan, menjelaskan, memberitahukan, dan mengeluh. 3.2 Saran Artikel ini membahas tentang tindak tutur remaja komplek perumahan UNAND. Untuk itu, artikel ini diharapkan dapat membuka celah bagi pembaca selanjutnya yang tertarik untuk membahas bahasa anak remaja komplek. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Hendry Guntur, 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offse. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.