Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui sistem produksi ternak kerbau sungai Mengetahui sistem produksi ternak kerbau lumpur Tujuan Instruksional Khusus : Mengetahui fungsi ternak kerbau Mengetahui problem dan prospek perkembangan ternak kerbau sungai dan kerbau lumpur Mengetahui sistem produksi ternak kerbau sungai dan kerbau lumpur Mengetahui laju pertumbuhan, produksi daging dan kualitas karkas daging kerbau. Uraian Materi : Fungsi ternak kerbau Kerbau di beberapa negara dipelihara dengan berbagai macam tujuan, karena ternak kerbau merupakan ternak yang multi purpose, antara lain : Sebagai ternak kerja (di Asia Tenggara) Sebagai ternak penghasil susu (India, Pakistan, Timur Tengah, Mediterania, Eropa Timur) Sebagai ternak penghasil daging (di banyak negara). Tipe kerbau sungai dari India dan Pakistan merupakan bangsa kerbau perah yang telah terseleksi untuk penghasil susu. Kerbau sungai mempunyai kromosom 2n = 50. Dengan kata lain, kerbau lumpur yang mempunyai kromosom 2n = 48 di Asia Tenggara mempunyai peranan yang sangat kecil karena tidak dikhususkan sebagai ternak penghasil susu. Problem dan prospek perkembangan kerbau Ada beberapa faktor yang menjadi problem bagi perkembangan ternak kerbau, antara lain :
95
Nutrisi Ternak kerbau membutuhkan pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi, karena kerbau mempunyai BB yang juga lebih besar. Hal ini yang menyebabkan petani kadang sulit memenuhi kebutuhan pakan kerbau, walaupun kerbau mampu beradaptasi dengan pakan yang mempunyai kualitas gizi rendah seperti jerami. Kerbau mampu mencerna serat kasar lebih baik dibandingkan dengan sapi, namun di tingkat petani pola pemberian pakannya baik tingkat pemberian pakan maupun tatalaksananya masih rendah. Pakan hanya berasal dari sisa hasil pertanian, rumput lapangan dan tanaman liar. Dengan kondisi pakan seperti tersebut, wajar kalau tingkat produktivitas ternak kerbau menjadi rendah. Perbaikan genetik Perbaikan mutu genetik pada ternak kerbau sulit dilaksanakan karena belum ada recording, jumlah pejantan (bull) sedikit, juga perlu dilakukan crossing antara kerbau lumpur dengan kerbau perah untuk menghasilkan kerbau tipe daging, perah dan kerja. Namun hal ini membutuhkan waktu yang lama dan sulit dilakukan di tingkat petani. Manajemen gudel (calves) Mortalitas gudel lebih dari 60 % (60 – 70%) pada bulan I kelahiran, hal ini disebabkan karena gangguan pernafasan dan pencernaan. Oleh karena itu untuk mengurangi tingkat kematian anak kerbau, pola pemeliharaannya perlu lebih diperhatikan, terutama masalah pakan dan kesehatan. Manajemen kerbau dewasa Penyakit dan parasit Produksi daging Sistem Produksi Ternak Kerbau Secara umum karakteristik produksi kerbau dari petani di pedesaan adalah sebagai berikut :
Integrated dengan produksi pertanian
96
Lahan marginal, produk non marketable
Tenaga kerja keluarga
Teknologi tradisional, biaya minim
Belum berorientasi pada pasar
Tingkat resiko ekonomi rendah.
Tujuan pemeliharaan ternak kerbau :
Membantu mengurangi resiko dalam usaha pertanian
Sebagai tabungan
Sebagai ternak kerja
Sebagai penghasil pupuk
Sebagai status sosial
Untuk meningkatkan income, penghasil pangan (daging dan / susu).
Produksi daging kerbau
Kontribusi daging kerbau sulit diketahui, karena biasanya data statistik yang ada menggabungkan produksi daging sapi dan daging kerbau sebagai beef.
Dengan perkembangan mesin-mesin pertanian menyebabkan penggunaan kerbau sebagai ternak kerja akan menurun, sehingga pemeliharaannya bisa lebih ditujukan untuk produksi daging dan susu.
Kerbau sungai yang dapat tumbuh cepat dan menghasilkan karkas dengan kualitas sama dengan sapi pedaging, dapat digunakan untuk memperbaiki bangsa kerbau.
Laju pertumbuhan kerbau : River buffalo umumnya tumbuh lebih cepat daripada beef cattle. River buffalo dapat tumbuh lebih dari 0,7 kg/hr, yang merupakan laju pertumbuhan maksimal dari kerbau lumpur (swamp buffalo).
97
Terdapat sedikit perbedaan laju pertumbuhan antara bull, steer dan heifer, tetapi performen relatif mereka pada kondisi stress terhadap nutrisi belum dievaluasi.
Kerbau lumpur tidak dapat tumbuh secepat sapi pada kondisi pakan intensif.
Apabila pakan diberikan secara hand-fed atau merumput pada roughages yang berkualitas rendah, performen sapi sama dengan kerbau lumpur.
Selama periode kesembuhan, kerbau lumpur yang merumput di musim kering dengan nutrisi rendah dapat mengkompensasi pertumbuhan lebih baik daripada sapi.
Di tingkat petani, perbedaan laju pertumbuhan karena jenis kelamin kecil.
Laju pertumbuhan kerbau lumpur dibandingkan dengan sapi Variabel BB awal (kg) ADG (kg/hr)
Kandang Sapi Kerbau 194 295 1,03 0,89
Pasture Sapi Kerbau 268 352 0,03 0,91
Sapi (Simmental cross breed) yang diberi pakan di kandang mempunyai ADG yang lebih tinggi daripada kerbau. Kerbau tumbuh hanya 89% dari sapi, tetapi kerbau mampu mempertahankan laju pertumbuhannya pada pasture, sementara Simmental hanya mempertahankan BB nya. Kerbau walaupun mempunyai pertumbuhan / potensi tumbuh rendah, tetapi daya adaptasi terhadap stress pada pasture lebih baik dibandingkan dengan Simmental cross breed.
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan karkas Koefisien pertumbuhan alometrik untuk tulang, otot dan lemak pada karkas river buffalo dan swamp buffalo umumnya sama dengan sapi.
Pada berat karkas yang sama, kerbau lumpur (bull) di Indonesia mempunyai persen karkas lebih besar daripada Frisian bull.
98
Kerbau jantan mempunyai otot karkas lebih banyak dan lemak karkas lebih sedikit dibandingkan dengan buffalo cow dan steer.
Pengaruh jenis kelamin terhadap distribusi jaringan karkas pada kerbau hampir sama dengan pada sapi.
Perkembangan komponen non karkas Saluran pencernaan kerbau lebih tebal dibandingkan dengan sapi dan memberikan kontribusi lebih banyak dalam meningkatkan berat badan.
Rumen dan retikulum juga lebih besar, dinding lebih tebal dan berkembang lebih awal daripada sapi.
Kerbau mempunyai dressing percentage yang lebih kecil daripada sapi. Internal dan eksternal offal lebih berat. Buffallo bull dan cows mempunyai berat offal internal dan eksternal yang berbeda, tetapi mempunyai dressing percentage yang sama.
Kualitas daging Kualitas fisik daging kerbau rendah, karena sering digunakan untuk kerja. Di Italia, kerbau sungai dipelihara dalam feedlot, sehingga pakan yang diberikan untuk pertumbuhan bisa maksimal dan dipotong pada saat berat hidup optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerbau muda (14 – 18 bulan) mempunyai diameter serat lebih kecil dibandingkan dengan sapi Simmental betina dewasa, tetapi kerbau tua (10 – 16 tahun) diameter seratnya lebih besar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pengaruh umur terhadap diameter serat pada kerbau cukup besar dibandingkan dengan sapi.
99
Komposisi kimia daging kerbau dibandingkan dengan sapi Komposisi kimia (%) Air Protein Lemak Abu Energi (KJ)
Kerbau 71,0 20,8 7,1 0,9 615
Sapi 72,0 21,3 3,1 0,8 473
Swamp Buffalo Production Systems Sistem produksi ternak kerbau di tingkat peternak berbeda-beda, tetapi pada umumnya adalah : Kerbau sebagai ternak kerja
Kerbau sebagai sumber protein
Kerbau sebagai sumber produk yang digunakan oleh petani
Kerbau sebagai sumber pendapatan.
Kerbau sebagai ternak kerja
Di banyak negara memanfaatkan tenaga ternak untuk memelihara / mengerjakan sawah
kerbau berhubungan dengan PN (padi).
Alasan penggunaan ternak karena ukuran / luas PN di Asia rata – rata 1 – 5 Ha, rata – rata secara nasional kurang dari 3 Ha sehingga penggunaan traktor menjadi kurang ekonomis.
Selain untuk pengerjaan lahan, juga untuk memompa air, mengepres minyak, dari biji - bijian, gula, untuk transportasi dll.
Masing-masing negara berbeda penggunaannya
Kerbau sebagai sumber protein Di beberapa negara pemotongan kerbau berhubungan dengan upacara keagamaan / fungsi sosial lain. Di Thailand konsumsi daging sapi dan kerbau tinggi, termasuk LARB (darah segar dari pemotongan sapi dan kerbau) yang juga dikonsumsi.
100
Di Thailand ada istilah TOK POOD, yaitu sekumpulan orang (20 – 40 orang) yang beriuran untuk memotong kerbau, kemudian karkas dan organ dalamnya dipotong-potong, kemudian dibagi untuk orang-orang tersebut. Di beberapa negara kontribusi daging kerbau lebih tinggi dari pada daging sapi. Kerbau sebagai sumber produk yang bermanfaat
Feses / manure kerbau dapat digunakan untuk pupuk
Tanduk, kulit dan tulang sebagai bahan industri
Kerbau juga dapat digunakan untuk adu kerbau, racing / perlombaan.
Kerbau sebagai sumber income Sebagai sumber pendapatan ternak kerbau dipelihara untuk diambil daging dan susunya. Perbedaan performen kerbau dibandingkan dengan sapi Variabel ADG (kg) Feed gain (kg/kg)
Holstein cross breed 0,93 0,62
Brahman cross 0,59 9,23
Sapi Thailand 0,53 8,09
Kerbau sebagai penghasil daging
Umur 4 bl persentase karkas
: 59,40 %
Kerbau kebiri
: 53,30 %
Umur 1,5 th jantan
: 49,26 %
Umur 1,5 th betina
: 47,72 %
Kerbau dewasa jantan
: 48,30 %
Kerbau dewasa betina
: 47 %
Beberapa hambatan dan permasalahan kerbau di Indonesia : Kapasitas produksi rendah
Kerbau lumpur 0,59 11,10
101
Indikasi : o Kerbau di Indonesia lambat dewasa o Interval kelahiran relatif panjang o Deteksi berahi sulit Populasi pejantan yang baik relatif kurang Indikasi : Pejantan banyak dipotong Pejantan yang baik dijual karena harga tinggi Calf crop rendah (40 %), karena : o Pakan kurang baik o Tatalaksana kurang baik o Produksi susu induk rendah Mortalitas relatif tinggi terutama pada anak-anaknya, karena : o Faktor manajemen kurang baik o Masih banyak penyakit menular, terutama karena parasit o Pengendalian / pencegahan penyakit kurang Kualitas pakan rendah Masalah-masalah lain yang perlu mendapat perhatian Populasi menurun dari tahun ke tahun Orientasi pemeliharaan belum ke arah orientasi ekonomi Pendidikan petani relatif masih rendah Modal petani lemah, sulit mengembangkan ternak kerbau Belum mengetahui breeding management. Kerbau lumpur yang ada di Indonesia : Interval kelahiran lama Beberapa wilayah kurang pejantan Prestasi kerja relatif rendah (0,1 – 0,3 Ha/pasang/hari atau + 4 jam/hari)
102
Perbandingan pakan : Pada pakan yang sama laju pertumbuhan kerbau lebih baik dari pada sapi. Parameter Berat lahir (kg) Feed intake (kg) ADG (kg) FCR Efisiensi energi (%) Efisiensi protein (%) Protein intake (%)
Kerbau 43,49 1187 0,698 1,7 19 44 0,308
Sapi 44,87 1510 0,485 3,12 14 29 0,258
Pengaruh jenis kelamin terhadap laju pertumbuhan Jenis kelamin Jantan Betina
Pertambahan bobot badan (kg) 0 – 6 bl 6 – 12 bl 12 – 18 bl 0,589 0,453 0,634 0,544 0,453 0,362
Latihan soal : 1. Jelaskan fungsi ternak kerbau bagi masyarakat petani di Indonesia ! 2. Jelaskan kelebihan ternak kerbau dibandingkan dengan ternak sapi potong ! 3. Jelaskan faktor-faktor yang menghambat perkembangan populasi ternak kerbau ! RANGKUMAN SINGKAT Ada beberapa faktor yang menjadi problem bagi perkembangan ternak kerbau, antara lain nutrisi, perbaikan genetik, manajemen gudel (calves), manajemen kerbau dewasa, penyakit dan parasit dan produksi daging. Beberapa hambatan dan permasalahan kerbau di Indonesia adalah kapasitas produksinya rendah, populasi pejantan yang baik relatif kurang, calf crop rendah (40 %), mortalitas relatif tinggi terutama pada anak-anaknya, dan kualitas pakan rendah. Sedangkan masalah-masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah populasi menurun dari tahun ke tahun, orientasi pemeliharaan belum ke arah orientasi ekonomi, pendidikan petani relatif masih rendah, modal petani lemah, sulit mengembangkan ternak kerbau, belum mengetahui breeding management.