Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
A Jurnal of Language, Literature, Culture, and Education Volume 5 Number 1 January 2011 ISSN 1907-6134 Pelindung/Penasihat: Dekan FIP Penanggung Jawab:
Contents
Table Of Contents ............................... i
Editorial ............................................ ..
ii
Pengukuran Kepercayaan Diri Pada Anak Usia 4-5 Tahun
Inge Pudjiastuti A, Arnita Pritayani,
Clara Evi Citraningtyas, Ph.D. Redaktur Pelaksana:
Pauline Widya N., Samuel Lukas.................
1
Clara Evi Citraningtyas, Ph.D. Dewan Redaksi: Dr. I Made Markus. Clara Evi Citraningtyas, Ph.D. Rini VVahyuningsih, Ph.D. Dr. F. Budi Hardiman. Agus Santoso, M.A, Ph.D. Dr. Hananto Kimberly Myers, M.A.
15
Kertas Berpasir Sebagai Sarana Pengenalan Konsep Angka Pada Siswa Lambat Belajar Dylmoon Hidayat Dan
Yovita Laurus ............................................. 23
Evaluating The English Test Of National Examination For SMA
Creative/Cover Design: LP. Sosiawan Sekretariat, Adrnisnistrasi Sara Melissa, SE.,S.Pd Dan Keuangan Adrian' Gunawan Sirkulasi dan Distribusi: Bandriyo Mulyani
Alamat Redaksi: Fakultas limu Pendidikan Universitas Pelita Harapan UPH Tower, Gedung B 504 JI. MH. Thamrin No. 2 Lippo Karawaci, Tangerang 15811
Sastra Dan Bukan Sastra Clara Evi Citraningtyas
Rentauli Mariah Silalahi ..........................
33
Vibe: Computer-Based Vocabulary-Size And Strength Test For Testing And Learning Hananto..................... 48
Innocence And Abuse In "My Oedipus Complex" - A Short Story By Frank O'connor
M. Nababan ............................................... ..................................................................... 59 Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis Dan Penguasaan Konsep Koloid Pada Siswa SMA Nancy Susianna ............................ 65
[email protected] Email: Guidlines for Prospective Writers ..................
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
76
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Notes on the Contributors ............................
78
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Nancy Susianna Universitas Pelita Harapan Abstracts The purpose of this research is to investigate the chemistry teaching and learning process that can enhance business plan skills and mastery of the colloid concept. The research method used was quasi experimental with one class pretest and posttest design. Forty senior high school students in West Java, Indonesia were the subjects of this research. The research instruments used were a written test sheets and interviews. The data was analyzed using normalized gain and inferential statistics. The results showed that based on Wilcoxon test statistics (α = 0.05), there were significant differences in business plan skills and mastery of colloid concepts . PENDAHULUAN Kebebasan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan tanpa perbudakan sehingga bebas menentukan apapun yang ingin dilakukan (Santoso, 2002). Berdasarkan definisi sederhana di atas, maka kebebasan finansial dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak diperbudak oleh uang sehingga orang tersebut bebas menentukan apapun yang ingin dilakukan dengan uang yang dia miliki (Santoso, 2002). Ada tiga tahapan yang berhubungan dengan kebebasan finansial yaitu memberi, menerima dan mengelola. Pada tahap memberi, seseorang harus bersedia memberi dulu uang yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. Tanpa mau memberikan uang tersebut, Tuhan tidak akan bisa memberkati mereka dengan melimpah. Oleh karena itu, langkah awal untuk mengalami terobosan dalam kehidupan keuangan adalah pemulihan dalam hal memberi secara benar baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Setelah seseorang mengalami terobosan dalam hal
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
memberikan kepada Tuhan, maka langkah berikutnya yang harus dia lakukan adalah mengusahakan supaya bisa menerima kekayaan secara benar. Tahap terakhir adalah memiliki keterampilan untuk mengelola kekayaan yang telah dia terima. Ketiga tahap ini haruslah dijalankan secara benar, sebelum mereka bisa menerima hidup keuangan sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Wirausaha merupakan salah satu peluang untuk memperoleh kebebasaan finansial, tetapi
masih sedikit masyarakat Indonesia yang memilih wirausaha sebagai profesi dalam
pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari data Sakernas 2009 yang menyatakan rakyat Indonesia yang menganggur sebanyak 9,26 juta orang, lulusan SMA yang menganggur sebanyak 33,29 %,
sedangkan elastisitas kesempatan kerja 2010-2014
hanya sebesar 0,33 – 0,35.
Persaingan untuk menjadi seorang pegawai begitu ketat, sehingga banyak menimbulkan pengangguran di Indonesia. Berdasarkan fenomena di atas Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menekankan bahwa wirausaha sangat diperlukan di Indonesia sehingga mulai tahun 2009 setiap tingkat pendidikan termasuk pendidikan SMA diwajibkan memperoleh pelajaran wirausaha. Hal ini sejalan dengan rekomendasi yang disampaikan Sub Komisi III tentang Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja, yaitu proses pembelajaran harus berorientasi pada pengembangan soft skills dan semangat kewirausahaan, selain itu proses assessment juga harus sesuai dengan ketercapaian kompetensi yang diharapkan. Sejalan dengan himbauan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono maka peneliti mewawancari
8
orang kepala sekolah menengah atas di Jakarta dan Jawa Barat untuk
menggali informasi tentang penerapan wirausaha di sekolah-sekolah yang mereka pimpin. Dua orang kepala sekolah
telah
memasukan wirausaha dalam pembelajaran dengan cara
membuat suatu produk. Sangat disayangkan sekolah-sekolah tersebut tidak menekankan perencanaan bisnis ketika produk itu dibuat, padahal perencanaan bisnis merupakan salah satu hal yang penting dalam berwirausaha.
Selanjutnya berdasarkan wawancara mendalam
terhadap ke dua sekolah di atas diperoleh data bahwa belum pernah memasukan wirausaha dalam pembelajaran kimia. Tujuan pembelajaran kimia adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan dapat menerapkan prinsip dan teori kimia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya konsep koloid
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
sangat erat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya asap, debu, tinta, cat, hair spray, keju, jelly dll. Menurut 8 orang guru SMA bidang studi Kimia di Jakarta dan Jawa Barat, konsep koloid merupakan konsep yang paling mudah diajarkan karena hanya berisi teori, sehingga jika siswa menghafal maka dapat mengerjakan tes koloid dengan baik. Malah ada beberapa guru merasa tidak perlu mengajarkan konsep koloid, siswa diminta untuk belajar sendiri. Guru akan membuat soal-soal dalam taraf mengingat dan memahami saja. Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pembelajaran kimia. Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu : 1.
Apakah pembelajaran kimia pada konsep koloid yang diimplementasikan dapat meningkatkan keterampilan merencanakan bisnis pada siswa SMA ?
2.
Apakah pembelajaran kimia pada konsep koloid yang diimplementasikan dapat meningkatkan penguasaan konsep koloid siswa SMA?
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru Kimia dalam merencanakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterampilan merencanakan bisnis dan mendorong peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan tentang upaya menumbuhkan keterampilan merencanakan bisnis pada konsep kimia lainnya. METODE PENELITIAN Subyek penelitian siswa SMA kelas XI di salah satu sekolah swasta di Jawa Barat sebanyak 40 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-experiment dengan one group pretest–posttest design. Ada tiga kegiatan dalam penelitian ini yaitu melakukan pretes, perlakuan dan postes. Bentuk pretes dan postes yang digunakan dalam penelitian ini adalah essay, karena tes essay dapat mengungkap proses berpikir pada siswa (Hamm & Adams,1992) dan untuk menghindarkan siswa menebak jawaban (Jacobs & Chase, 1992). Soal pretes dan postes yang digunakan dalam penelitian ini sama. Tes ini terdiri dari 3 soal. Soal nomor 1 dan 2 merupakan gabungan dari konsep koloid dengan produk yang ada di pasaran dan soal nomor 3 merupakan soal tentang perencanaan bisnis. Soal nomor 1 adalah tulislah masing-masing 3 contoh campuran yang termasuk larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar dengan menggunakan produk-produk yang ada di pasar. Soal nomor 2 adalah
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
jelaskan jenis koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersi dan berikan masingmasing 2 contoh dengan menggunakan produk-produk yang ada di pasar. Soal nomor 3 adalah pilihlah salah satu produk yang termasuk sistem koloid. Kemudian buatlah business plan (rancangan bisnis). Indikator untuk mengukur peningkatan perencanaan bisnis adalah latar belakang tentang pentingnya produk yang akan diproduksi, sasaran konsumen, kegunaan produk biaya pembuatan produk, proses pembuatan produk, harga jual, promosi, cara perhitungan keuangan. Indikator untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep menggunakan taksonomi Bloom revisi untuk kognitif yaitu menganalisis, mengevaluasi dan mencipta Cara penilaian dari tes tertulis ini adalah sebagai berikut. Apabila siswa dapat menjawab dengan benar soal nomor 3 yaitu untuk mengukur keterampilan merencanakan bisnis, maka akan mendapat nilai maksimum 50. Apabila siswa dapat menjawab dengan benar soal nomor 1,2 dan 3 untuk mengukur penguasaan konsep koloid, maka akan mendapat nilai maksimum 100. Satu minggu setelah postes konsep koloid diadakan, siswa mendapat umpan balik dari hasil tes yang telah dikerjakannya. Umpan balik berupa nilai untuk setiap jawaban dengan membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan diberikan skor tertentu, serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan oleh siswa. Dengan demikian siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta memperbaikinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Grace & Cathy (1992) yang mengatakan bahwa umpan balik pada siswa sangat penting agar siswa dapat menilai sendiri proses dan hasil belajarnya sehingga siswa dapat memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Tes tertulis diolah dengan menghitung gain ternormalisasi, selanjutnya diolah dengan menggunakan statistika inferensial.
Untuk menghitung gain ternormalisasi menggunakan
rumus Meltzer (2002), yaitu
–
Besarnya N-gain didiskripsikan dengan menggunakan aturan yang dikembangkan oleh Savinainen & Scott (2002), yaitu jika N-gain ≥ 0,7 berarti peningkatan termasuk katergori tinggi, 0,7 < N-gain < 0,3 termasuk sedang, dan jika N-gain ≤ 0,3 termasuk rendah. Selanjutnya nilai UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
pretes dan postes diolah dengan menggunakan statistika inferensial uji t jika memenuhi syarat parametrik atau Wilcoxon jika tidak memenuhi syarat parameterik. Selain itu tes tertulis diolah berdasarkan tingkat kemampuan siswa yaitu kelompok tinggi dan kelompok rendah, dengan menggunakan statitistik inferensial yaitu Mann Whitney. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; pertama siswa melakukan kegiatan percobaan di laboratorium, kedua siswa melakukan pengamatan di pasar untuk mengetahui karakterisitik produk yang laku dijual, ketiga siswa membuat produk dan perencanaan bisnis. Instrumen lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Wawancara digunakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran koloid yang diimplementasikan. Wawancara diolah secara diskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1.
Perencanaan Bisnis Data yang dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang konsep perencanaan bisnis
adalah nilai pretes dan nilai postes dengan rentangan nilai antara 0 sampai dengan 50. Ada 1 soal perencanaan bisnis pada penelitian ini, apabila siswa menjawab dengan benar maka akan diberi nilai 50. Ada 40 nilai yang dapat diolah. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut. Tabel 1. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Nilai Rata-Rata, dan Standard Deviasi Pretes dan Postes Perencanaan Bisnis pada Konsep Koloid Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Nilai rata-rata
Standard Deviasi
Pretes
8
2
3,6
2,432
Postes
48
23
33,7
7,723
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Setiap nilai dari 40 siswa dihitung normalisasi gainnya, kemudian dihitung nilai rataratanya.
Nilai rata-rata gain ternormalisasi (N-gain)
untuk 40 siswa adalah 0,65,
maka
peningkatan keterampilan merencanakan bisnis termasuk sedang. Pengujian normalitas data pretes dan postes menggunakan Uji-Kolmogorov Smirnov (One Sample K-S Test) dengan menggunakan program SPSS-11 . Hasil uji normalitas tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Terhadap Nilai Pretes dan Postes Perencanaan Bisnis pada Konsep Koloid Konsep
Jenis Tes
Nilai Keterangan Probabilitas
Kesimpulan
Pretes
0,000
p < 0,05
Tidak Berdistribusi Normal
Postes
0,611
p > 0,05
Berdistribusi Normal
Koloid
Nilai pretes tidak berdistribusi normal, nilai postes berdistribusi normal pada taraf signifikan 0,05. Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara nilai pretes dan postes keterampilan merencanakan bisnis maka digunakan Uji Wilcoxon. Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut, nilai Zh adalah -7,377, karena Zh < - 1,96 maka ada pebedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes keterampilan merencanakan bisnis pada taraf signifikan 0,05. Sebelum pembelajaran koloid ini dilaksanakan, siswa dites psikologi yang berhubungan dengan kreativitas. Berdasarkan nilai CQ (creativity quetiont), maka subjek penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok berkemampuan tinggi dan rendah.
Karto To
(1998)
mengatakan ada 2 cara membagi kelompok tinggi dan rendah. Cara pertama adalah siswasiswa yang memiliki nilai lebih besar dari nilai rata-rata ditambah satu simpangan baku termasuk kelompok tinggi, sedangkan siswa yang memiliki nilai lebih kecil dari nilai rata-rata dikurang satu deviasi termasuk kelompok rendah. Cara kedua adalah sebagai berikut; siswa diurutkan berdasarkan urutan nilai dari yang paling besar sampai dengan nilai yang paling kecil.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Siswa yang berada pada
27%
teratas termasuk kelompok tinggi, sedangkan siswa yang
berada 27 % terkecil termasuk kelompok rendah.
Pada penelitian ini pembagian kelompok
menggunakan cara kedua yaitu 27 % nilai CQ teratas termasuk kelompok tinggi, 27 % nilai CQ terbawah termasuk kelompok rendah Peningkatan keterampilan merencanakan bisnis (business plan) yang terjadi pada setiap kelompok siswa pada kelompok kemampuan tinggi dan rendah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Nilai Rata-rata Pretes, Postes, N-Gain Perencanaan Bisnis Kelompok Tinggi dan Rendah Konsep Kelompok
N
Pretes
Postes
N-Gain
Tinggi
11
4,4
35,5
0,68
Rendah
11
2,7
31,9
0,62
Koloid
Nilai
gain
ternormalisasi pada perencanaan bisnis untuk kelompok tinggi dan rendah termasuk sedang. Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara kelompok tinggi dan rendah maka pada konsep koloid digunakan statistika inferensial yaitu uji Mann Whitney. Hasil pengolahan data diperoleh nilai p = 0,07 karena nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok tinggi dan rendah pada keterampilan merencanakan bisnis pada taraf signifikan 0,05. 2.
Penguasaan Konsep Koloid Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah koloid. Ada 40 nilai konsep koloid
yang dapat diolah dalam penelitian ini. Data yang dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan konsep adalah nilai pretes dan nilai postes dengan rentangan nilai antara 0 sampai dengan 100.
Ada 3 soal penguasaan konsep pada penelitian ini, apabila siswa
menjawab dengan benar maka akan diberi nilai 100. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Tabel 4. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Nilai Rata-Rata, dan Standard Deviasi Pretes dan Postes Penguasaan Konsep pada Konsep Koloid Tes
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Nilai rata-rata
Standard Deviasi
Pretes
28
6
14,1
4,972
Postes
98
60
79,2
9,242
Setiap nilai dari 40 siswa dihitung normalisasi gainnya, kemudian dihitung nilai rataratanya.
Nilai rata-rata gain ternormalisasi (N-gain)
untuk 40 siswa adalah 0,76
maka
peningkatan penguasaan konsep termasuk tinggi. Pengujian normalitas data pretes dan postes menggunakan Uji-Kolmogorov Smirnov (One Sample K-S Test) dengan menggunakan program SPSS-11 . Hasil uji normalitas tertera pada tabel di bawah ini Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Terhadap Nilai Pretes dan Postes Konsep Koloid Konsep
Jenis
Nilai
Tes
Probabilitas
Pretes Postes
Keterangan
Kesimpulan
0,751
p > 0,05
Berdistribusi Normal
0,949
p > 0,05
Berdistribusi Normal
Koloid
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap nilai pretes, postes pada konsep koloid disimpulkan bahwa seluruh kelompok nilai di atas berdistribusi normal pada taraf signifikan 0,05. Untuk melihat homogenitas kelompok nilai yang akan dianalisis dilakukan pengujian homogenitas varians menggunakan Uji F . Hasil pengujian homogenitas varians diperoleh nilai p = 0,000 , karena nilai p < 0,05 maka data nilai pretes dan postes tidak homogen.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara nilai pretes dan postes konsep koloid maka digunakan Uji Wilcoxon. Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut, nilai Zh adalah -7,376, karena Zh < - 1,96 maka ada pebedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes konsep koloid pada taraf signifikan 0,05. Peningkatan penguasaan konsep yang terjadi pada setiap kelompok siswa baik pada kelompok kemampuan tinggi dan rendah dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai CQ. Nilai rata-rata nilai untuk kelompok tinggi dan rendah konsep koloid tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Nilai Rata-rata Pretes, Postes, N-Gain Koloid Kelompok Tinggi dan Rendah Konsep
Kelompok
N
Pretes
Postes
N-Gain
Tinggi
11
15,5
81,5
0,71
Rendah
11
12,7
76,9
0,62
Koloid
Nilai gain ternormalisasi pada konsep koloid untuk kelompok tinggi termasuk tinggi, sedangkan untuk kelompok rendah termasuk sedang. Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara kelompok tinggi dan rendah maka pada konsep koloid digunakan Mann Whitney. Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut p = 0,08 karena nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok tinggi dan rendah pada penguasaan konsep koloid pada taraf signifikan 0,05. Pembahasan Tujuan dari kegiatan laboratorium dalam penelitian ini adalah membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran kimia melalui konsep koloid, mengembangkan keterampilan proses sains
yaitu
observasi,
interpretasi,
klasifikasi,
prediksi,
berkomunikasi,
berhipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip dan mengajukan pertanyaan. Kegiatan laboratorium ini dilakukan secara berkelompok. Kelas dibagi menjadi 10 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap siswa memperoleh lembar kerja siswa yang berisi tujuan percobaan, alat dan bahan, cara kerja, tabel pengamatan, kesimpulan dan pertanyaan. Waktu yang dibutuhkan pada kegiatan laboratorium ini adalah 2 x 45 menit. UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Di sini siswa terlebih dahulu harus mengerti konsep dasar dari koloid agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam tes yang dihubungkan dengan perencanaan bisnis. Selain itu, setiap konsep dihubungkan dengan produk yang ada di pasaran sehingga pembelajaran kimia menjadi nyata. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa siswa dan seorang pengamat penelitian yang mengatakan bahwa siswa lebih termotivasi belajar kimia karena kimia dekat dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsep koloid dengan menggunakan contoh produk-produk yang ada di pasaran dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan merencanakan bisnis. Kenaikan gain ternormalisasi perencanaan bisnis termasuk sedang dan
kelompok tinggi maupun rendah
tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan
konsep ini
merupakan konsep baru yang belum pernah diajarkan karena dihubungkan dengan produk yang ada di pasaran dan perencanaan bisnis yang tidak pernah terpikirkan oleh kelompok IPA. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa sebagai siswa jurusan IPA tidak pernah terpikirkan tentang perencanaan bisnis apalagi harus menghubungkannya dengan pembelajaran kimia. Mula-mula siswa merasa perencanaan bisnis hanya merupakan pelajaran IPS saja dan siswa jurusan IPA merasa tidak penting
untuk
mempelajari perencanaan bisnis, tetapi pengertian di atas berubah setelah mendapatkan pembelajaran kimia ini. Guru kimia kelas XI dari sekolah yang bersangkutan menjadi seorang pengamat dalam penelitian ini. Beberapa tanggapan yang diberikan oleh guru tersebut terhadap pembelajaran ini adalah sebagai berikut; pembelajaran ini dapat melatih siswa agar dapat membuat produk yang memiliki nilai jual yang tinggi dan membuat pembelajaran pada konsep koloid menjadi lebih menarik. Lebih lanjut guru kimia kelas XI mengatakan bahwa pembelajaran ini dapat dimplementasikan pada konsep bahasan lain. Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu tentang waktu yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pembelajaran ini sangat banyak.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data, temuan dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sbb: 1. Pembelajaran koloid yang diimplementasikan dapat meningkatkan keterampilan merencanakan bisnis pada siswa SMA. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendah. 2. Pembelajaran koloid yang diimplementasikan dapat meningkatkan penguasaan konsep koloid. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok tinggi dengan kelompok rendah Saran Cakupan wirausaha sangat luas tidak sekedar perencanaan bisnis, sehingga perlu penelitian lebih mendalam tentang pengembangan wirausaha misalnya cara meningkatkan keberanian menanggung resiko, sikap kepemimpinan atau inovasi dan kreativitas melalui pelajaran kimia.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Bisnis dan Penguasaan Konsep Koloid pada Siswa SMA
Referensi Grace & Cathy. Portfolio and its use: A Developmentally Appropriate Assessment. Washington DC: Office of Educational Research and Improvement (ED), 1992. Hamm & Adams. Portfolio: It’s not just for Arts Any More. The Science Teacher Journal 68 (5), 18 -21, 1992 Jacobs & Chase1. Developing and Using Test Effectively: A Guide for Faculty. San Fransisco: Jossey – Bass Inc. Publishers, 1992 Karno To. Mengenal Analisis Tes. Pengantar ke Program Anates. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung, 1998. Meltzer,D.E. The Relation Beetween Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics. America Journal of Physics, 70, 1259-1268, 2002 Savinainen, A.,& Scott, P. The force concept inventory: A tool for monitoring student learning. Physics education. 37 (9), 45-52, 2002 Santoso . All About Money. 3 prinsip Menuju Kebebasan Finansial. Yogyakarta : Andi, 2002
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN