M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
22092310
INDONESIAN B – HIGHER LEVEL – PAPER 1 INDONÉSIEN B – NIVEAU SUPÉRIEUR – ÉPREUVE 1 INDONESIO B – NIVEL SUPERIOR – PRUEBA 1 Thursday 14 May 2009 (morning) Jeudi 14 mai 2009 (matin) Jueves 14 de mayo de 2009 (mañana) 1 h 30 m
TEXT BOOKLET – INSTRUCTIONS TO CANDIDATES • Do not open this booklet until instructed to do so. • This booklet contains all of the texts required for Paper 1. • Answer the questions in the Question and Answer Booklet provided. LIVRET DE TEXTES – INSTRUCTIONS DESTINÉES AUX CANDIDATS • N’ouvrez pas ce livret avant d’y être autorisé(e). • Ce livret contient tous les textes nécessaires à l’Épreuve 1. • Répondez à toutes les questions dans le livret de questions et réponses fourni. CUADERNO DE TEXTOS – INSTRUCCIONES PARA LOS ALUMNOS • No abra este cuaderno hasta que se lo autoricen. • Este cuaderno contiene todos los textos para la Prueba 1. • Conteste todas las preguntas en el cuaderno de preguntas y respuestas.
2209-2310
7 pages/páginas © International Baccalaureate Organization 2009
–2–
Blank page Page vierge Página en blanco
2209-2310
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
–3–
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
TEKS A
Menghadapi Bencana dengan Cara yang Asyik Judul Buku: Bersahabat dengan Ancaman Bagian 1: Pendidikan Pengelolaan Bencana untuk Sekolah Dasar Bagian 2: Modul Pengajaran Untuk Guru 5
10
Bagian 3: Bacaan Murid Pendidikan Pengelolaan Bencana Untuk Anak Usia Sekolah Dasar Halaman: Bagian 1: (64 halaman); Bagian 2: (40 halaman); Bagian 3: (140 halaman) Bersahabat dengan Bencana: Buku Penulis: Dhani Armanto, Marzunita, Saprudin, Mustafa Dadang Panduan Pendidikan Sudarja, Ahmad Royan, Suryamah, Sri Wijayanti, Didit L, Pengelolaan Bencana Iwan S, Sarsih untuk Anak Usia Sekolah dasar Penerbit: Grasindo dan WALHI Harga Buku: Rp 75.000 (harga satu paket/1-3 bagian)
15
20
25
30
Lahirnya buku ini awalnya memang diperuntukkan bagi anak-anak karena setiap encana terjadi di Indonesia, maka anak-anaklah yang selalu menjadi korban terluka parah, atau jadi korban pengungsi atau hingga menjadi korban meninggal. Namun banyak respon yang menganggap buku ini pantas dikonsumsi bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana caranya kita menghadapi bencana dan mengenal bencana-bencana yang ada di Indonesia dan dunia. Buku ini sendiri tidak saja memperkenalkan pembacanya tentang bencana gempa, tsunami atau banjir, tetapi juga segala bentuk bencana, baik yang pernah terjadi di Indonesia tetapi juga dunia. Termasuk tips menghadapi bencana dan simulasi yang bisa dipraktekkan seolah kita berhadapan dengan bencana, sehingga lewat buku ini para pembaca diajarkan baik teori maupun prakteknya cara menghadapi bencana dengan baik dan benar. Modul yang Fun Namun yang jelas buku ini sendiri tidak bisa dikatakan sebagai buku yang hanya memperkaya khasanah buku-buku sejenis lainnya. Karena buku ini disusun berdasarkan pengalaman anak-anak, para guru, dan masyarakat yang pernah mengalami dan menghadapi secara langsung bencana itu sendiri. Sehingga keakuratannya cukup mendekati kenyataan yang terjadi. Jadi sangat patut jika buku ini diketahui dan dipahami masyarakat kita, terutama anak-anak. Karena ini menjadi relevan mengingat 83 % kawasan Indonesia rawan bencana, dan dari 220 juta jiwa penduduk, 98 % warga negara Indonesia berada dalam tingkat tidak siap menghadapi ancaman bencana. http://www.walhi.or.id/kampanye/bencana/080219_shbt_bncn_res/
2209-2310
Turn over / Tournez la page / Véase al dorso
–4–
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
TEKS B
MEROKOK
5
Kebiasaan merokok di kalangan anak dan remaja mengalami kenaikkan sebagai akibat gencarnya promosi rokok di berbagai media. Selain itu anak dan remaja belum tahu bahaya merokok bagi kesehatan dan dampak adiktif dari nikotin. Untuk itu diperlukan sosialisasi secara terus menerus tentang bahaya rokok dan perlindungan bagi perokok pasif kepada para remaja dan anak-anak agar mereka dapat tahu sejak dini bahaya dari merokok. Tapi ternyata cara berkampanye antirokok kepada para remaja dengan menghubungkan akibat merokok yang merugikan kesehatan tidak mempan. Upaya itu harus diubah menjadi kampanye antirokok yang langsung ditujukan kepada perokok itu sendiri tanpa mengaitkan dengan kesehatan.
10
15
Lebih konkretnya, sekarang kampanye dilakukan sesuai dengan hukum efek ditambah peran model (tokoh idola remaja). Di AS dan Singapura menggunakan metode hukum efek, larangan merokok di kantor-kantor, universitas (termasuk sekolah), dan pesawat terbang. Pelanggar aturan diingatkan, disuruh keluar ruangan atau didenda. Di bawah ini adalah cerita dari Tracy Trinita, artis yang aktif di kelompok Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) itu. Tidak merokok, tetap pede (percaya diri). Tracy Trinita meyakini betul prinsip ini. Ia mengaku tanpa rokok pun dirinya bisa berkiprah di panggung model internasional. “Saya tidak setuju kalau (dikatakan) rokok bisa meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Itu cuma sugesti saja. Buktinya saya tidak merokok, kok, bisa tetap pede,” katanya.
20
Sayangnya, keluh Tracy, di Indonesia belum ada aturan ketat yang diberlakukan terhadap para perokok agar tidak merokok sembarangan. “Sekarang lihat saja, di ruangan berAC (beralat pendingin) banyak orang yang tetap asyik ngebul. Atau di kendaraan umum. Padahal, seharusnya ini dilarang karena bisa membuat orang yang tidak merokok terpaksa mengisap asapnya,” ujar gadis berambut panjang itu saat dijumpai di sela sebuah acara di Jakarta.
25
Kalau perlu, kata dia, perokok yang merokok sembarangan dikenai denda cukup besar sehingga ada efek jeranya. “Kalau merokok itu di ruangan khusus saja yang tidak mengganggu orang lain,” katanya. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan siperokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. ASAP rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem keuangan. Sebagian cuplikan dari Kompas, Humaniora, Senin (27 September 2004) & GloriaNet
2209-2310
–5–
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
TEKS C
Valentine Day Sekadar Geliat Budaya Zaman begitu cepat berubah seiring dengan geliat kehidupan manusia. Coba saja lihat setiap tahun pada 14 Februari ada sebagian dari kita latah ikut-ikutan merayakan Hari Kasih Sayang alias Valentine’s Day. Namun, ada juga yang menolaknya dengan alasan itu diadopsi dari budaya “asing” dan kurang pas jika dikembangbiakan di Indonesia. 5
Valentine dianggap hari istimewa dan spesial. Di hari itu orang boleh mengekspresikan cinta dan kasih sayang. Kapan dan siapa yang mempopulerkan kebiasaan ini di Indonesia? Sepertinya pertanyaan ini tak perlu dijawab, sebab yang ikutan merayakan cuma komunitas yang sangat sempit dan tidak berpengaruh pada perkembangan budaya bangsa. Karena itu, di kalangan kawula muda sendiri – Valentine eksistensinya sekadar hadir tanpa harus mengakar.
10
Banyak tingkah yang dilakukan sekelompok kecil untuk menunjukkan kasih sayang pada orang terdekat seperti sang kekasih Ada juga antar teman saling bertukar cindera mata atau membagi kado kasih sayang yang diekspresikan dengan bahasa cinta, melalui kartu ucapan atau lewat SMS atau merayakannya secara bersama-sama sambil menikmati makan kesukaan. Namun dalam konteks menjalin tali pergaulan sesama manusia, Valentine barangkali bisa diekspresikan sebagai wahana penyadaran diri akan pentingnya kasih sayang. Motivasi semacam ini menjadi penting, apalagi disaat bangsa ini sedang dilanda perpecahan dan punya hobby baru bertarung dan saling gontok-gontokan.
15
20
Hari kasih sayang itu sebenarnya tidak harus spesial pada 14 Februari saja. Seharusnya kasih itu terus mengalir tanpa pandang bulu dan pandang waktu. Kasih seharusnya tiada henti walaupun orang kadang tidak menyadari bahwa pada setiap tarikan nafas, kasih itu mengalir sepanjang masa. Di masyarakat komunitas kasih harus diterjemahkan dalam kehidupan manusia yang memandang perlu hidup saling menghormati, saling mengasihi, dan saling berdampingan. Geliat Budaya
25
Di tanah air, perayaan Valentine’s Day mengundang banyak keraguan di kalangan masyarakat. Keraguan itu dikarenakan Valentine datangnya dari negara asing. Sementara, [ – X – ] tehnologi berkembang bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Sedangkan batasan tembok [ – 28 – ] budaya sangat tipis dan bahkan tidak lagi ada sekat-sekat pemisah.
30
Melalui saluran jarak jauh yang tidak lagi dihubungkan dengan kabel, membuat [ – 29 – ] manusia berubah sangat drastis. Dan kehidupan itu lahir, karena pada dasarnya manusia terus berkembang. Melalui bahasa cinta, barangkali Valentine sebagai geliat budaya untuk membuka ajang [ – 30 – ] melalui ungkapan Kasih Sayang. Sebab bagaimanapun juga Valentine dalam perkembangannya dapat dijuluki sebagai Saint of Lovers.
35
Valentine’s Day, eksistensinya makin meluas. Bukan hanya melanda pada jiwa dan [ – 31 – ] kawula muda, tetapi sudah merasuk pada sisi kehidupan secara massal. Terbukti, nilai kasih sayang itu tidak hanya tercipta dan untuk memperingati hari-hari istimewa saja. Melainkan, kasih sayang menjadi suatu dinamika dari kehidupan manusia yang sejak dulu hingga sekarang terus berkembang. Nirwanto Ki S. Hendrowinoto, Budayawan
2209-2310
Turn over / Tournez la page / Véase al dorso
– 6 –
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
TEKS D
WAWANCARA: Angelique Widjaja Bangga Jadi Orang Indonesia Tak bisa disangkal, Angelique Widjaja merupakan anak muda yang paling berprestasi di antara atlet-atlet Indonesia lainnya. Bagaimana tidak, gelar juara Wimbledon berhasil diraihnya pada Juli tahun 2007. Meskipun hanya kategori junior, tapi keberhasilan itu bisa dibanggakan karena merupakan arena yang paling bergengsi di cabang tenis. Selain Wimbledon, gelar juara Prancis Terbuka junior pun juga berhasil disabet “Angie” – demikian ia disapa, menjadikannya petenis Asia pertama yang mampu menjadi juara di arena tersebut. Berikut ini cuplikan dari wawancara harian Media Indonesia dengan dara kelahiran 12 Desember 1984, yang telah diedit seperlunya dan dikembangkan Oleh Gloria Cyber Ministries. Apa target kamu di olahraga tenis ini? Dalam dua atau tiga tahun depan aku ingin masuk 20 besar dunia. Sekarang (20/10) posisi saya di 59 dunia. Kalau target kamu itu tercapai, apa untungnya untuk Indonesia? Ya, kalau saya bertarung ke luar negeri, kan tetap bawa nama Indonesia, misalnya Asian Games, SEA Games, dan sejenisnya. Kalau menang, kan lagu kebangsaan didengarkan dan bendera kita dinaikkan. Kecil sih, tetapi sedikitnya sekian ribu orang yang menonton pertandingan itu mendengar dan melihat tentang Indonesia. Yang sebelumnya tidak tahu, kan akan bilang, “Oh, itu lambang dan lagu kebangsaan Indonesia”. Memang nggak begitu konkret, sih. Sebab, yang muncul dari lagu dan bendera yang dikibarkan dan didendangkan itu hanyalah spirit, lalu menjadi pembicaraan, “Oh, Indonesia menang”. Tetapi, kan ada pepatah, semua yang besar-besar itu dimulai dari yang kecil-kecil. Kamu yakin lewat jalur tenis dapat menyumbangkan sesuatu bagi Indonesia? Yakin. Indonesia kan saat ini sedang bagaimana, gitu, dalam kehidupan ekonominya. Mudah-mudahan dengan spirit olahraga yang tidak ada belat-belitnya itu, persoalan yang dihadapi bangsa ini dapat diatasi. Apakah teman-temanmu juga punya pandangan seperti itu? Oh, yakin sekali…, saya ini apalah. Teman-teman banyak yang lebih baik dibanding saya. Mereka juga ingin melihat Indonesia bangkit kembali. Kita juga siap kok, jika pada saatnya nanti harus mengendalikan negeri ini dan kuncinya, ya itu tadi, sikap yang lugas, jujur, dan tanpa belat-belit. Lantas, apa kira-kira yang harus dilakukan generasi muda seperti kamu? Ya, melalui talenta mereka masing-masing, melalui talenta saya. Kalau saya berbakat di bidang tenis ini, ya berjuang lewat jalur olahraga ini, yang ahli fi sika, ya tekuni bidang itu, yang ingin jadi politikus, ya tekunilah ilmu dan sikap sebagai seorang politikus. Pokoknya, kita harus yakini dulu apa jalur yang dapat kita tempuh dan cocok dengan kemampuan. Semua bidang punya potensi untuk membangun Indonesia. Tetapi, di atas semua itu, sikap dasarnya ya itu tadi, bicara lugas, jujur dan tidak belat-belit.
2209-2310
–7–
M09/2/ABIND/HP1/IND/TZ0/XX/T
Apa yang bikin kamu pusing dari Indonesia saat ini? Yah, karena saya sering ke luar negeri, yang bikin pusing itu nilai rupiahnya yang anjlok. Saya harus merogoh uang sangat dalam untuk dapat bertanding di negara lain. Itu saya rasakan. Ke mana-mana pergi menjadi lebih mahal. Rupiah anjlok karena ekonomi. Sekarang ini, sih, situasinya sudah mendingan baik. Kalau dulu itu, setiap hari orang ribut tentang seorang pemimpin. Kita jadi nggak pasti, semuanya saling merasa benar. Saya jadi bingung. Yang benar itu yang mana dan yang salah itu yang mana, kok semuanya merasa benar dan semuanya menilai yang lain salah. Lalu, menurut kamu, apa yang harus dikerjakan para pemimpin itu? Ya, untuk sementara, para pemimpin kita harus memberikan teladan untuk hidup jujur, lugas. Lalu memberikan kesempatan kepada yang muda untuk muncul. Kami ini juga ingin kok, melihat Indonesia jaya dan kalau diberi tanggung jawab, kami juga dapat dipercaya. Kami peduli, kok, dengan Indonesia. (GCM/*) GloriaNet
2209-2310