STUDI PENETUAN KINERJA KELESTARIAN DAN SOSIAL PENGELOLAAN DAS DI SUB DAS LESTI
JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T)
Disusun Oleh :
WARDATUL FIRDAUS NIM. 105060400111029-64
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG 2015
STUDI PENENTUAN KINERJA KELESTARIAN DAN SOSIAL PENGELOLAAN DAS DI SUB DAS LESTI Wardatul Firdaus1, Rini Wahyu Sayekti2, Linda Prasetyorini2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya wardatulfirdaus28 @gmail.com
ABSTRAK Tata guna lahan di Sub DAS Lesti telah mengalami banyak perubahan serta semakin luasnya lahan kritis yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan. Sehingga, dibutuhkan kinerja pengelolaan DAS atau Sub DAS untuk meningkatkan fungsi kawasan lahan serta air sehingga degradasi lahan dapat terkendali dan masyarakat sejahtera. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui hasil klasifikasi dari parameter yang dikaji meliputi koefisien regim sungai, koefisien varian, indeks penggunaan air, sedimentasi, koefisien limpasan, indeks penutupan lahan, kesesuaian penggunaan lahan, indeks erosi, kepedulian masyarakat, partisipasi masyarakat, dan tekanan penduduk di Sub DAS Lesti serta untuk mengetahui pengelolaan kinerja pada Sub DAS Lesti. Studi ini menggunakan metode perhitungan sesuai dengan Peraturan Keputusan Menteri Kehutanan No.52/Kpts-II/2001. Dari hasil studi, diperoleh hasil klasifikasi nilai Koefisien Regim Sungai sebesar 20,35 termasuk kelas baik, Indeks Penggunaan Air sebesar 0,667 termasuk kelas sedang, Koefisien Limpasan sebesar 0,735 termasuk kelas jelek, Koefisien Varian sebesar 0,448 termasuk kelas jelek, Laju Sedimentasi sebesar 2,328 ton/ha/th termasuk dalam kelas sedang, Indeks Penggunaan Lahan sebesar 33,52% termasuk kelas sedang, Kesesuaian Penggunaan Lahan sebesar 83,85% termasuk kelas baik, Indeks Erosi sebesar 112,654% termasuk kelas jelek, Kepedulian Individu termasuk kelas baik, Partisipasi Masyarakat sebesar 20% termasuk dalam kelas jelek, Tekanan Penduduk sebesar 0,42 termasuk kelas baik. Hasil kinerja DAS di Sub DAS Lesti untuk kriteria Tata Air diperoleh nilai kinerja sebesar 2,25 termasuk kategori agak baik, untuk kriteria Daerah Tangkapan Air (penggunaan lahan dan sosial) diperoleh nilai kinerja sebesar 3 termasuk kategori sedang, sedangkan untuk kriteria Tata Air dan DTA diperoleh nilai kinerja sebesar 2,84 termasuk kategori sedang. Kata Kunci: Kinerja DAS, Tata Air, Penggunaan Lahan, dan Sosial
ABSTRACT Land use in the Lesti sub-watershed has already gone many changes and the wider critical area which lead to land degradation. Thus, the performance of watershed or sub-watershed management need to take to improve the functioning of land and water area so that land degradation can be controlled and prosperous society. The purpose of this study was to determine the classification results of the parameters examined include the coefficient of river regime, Coefficient of Variance, index of water use, sedimentation, runoff coefficient, an index of land cover, land use suitability, erosion index, individual awarness, public participation, and population pressures in Lesti sub-watershed and to investigate the performance of the sub-watershed management Lesti. This study uses the method of calculation in accordance of the Minister of Forestry regulation No.52 / Kpts-II / 2001. The result of this study obtained for coefficient of river regime 20,35 include in good class, index of water use 0,667 include in medium class, Run Off Coefficient 0,735 include in bad class, Coefficient of Variance 0,448 include in bad class, Sedimentation rate of 2,328 ton/ha/th include in medium class, an index of land cover 33,52% include in good class, Land Use Suitability 83,85% include in good class, Erosion Index 112,654% include in bad class, Individuals awarness include in good class, Public Participation 20% include in bad class, Population pressure of 0,42 include in medium class. The results of the performance of DAS in Lesti subwatershed for Water System, criteria value of 2,25 was obtained including the category rather well, for Watershed criteria (land use and social) performance values obtained for 3 including the medium category, while the criteria for Water Management and DTA performance values obtained for 2,84 including medium category. Kata Kunci: Watershed’s Performance, Water system, Land use, and Social
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pengelolaan seluruh sumberdaya penyusunnya dan struktur system yang ada guna melindungi, memelihasra, dan memperbaiki keluaran dari sistem DAS yang berupa hasil air, hasil sedimen, dan hasil-hasil ekonomis (Soemarno, 2006:12). Salah satu akibat dari pengelolaan DAS dan pengaturan lahan yang tidak dilakukan secara benar dan tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan timbulnya lahan kritis pada DAS tersebut. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan Dan Perhutanan Sosial Tentang Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai P.04/V-Set/2009, perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi lahan. Studi evaluasi terhadap kinerja suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) ini dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi DAS (biofisik, hidrologis, sosial, ekonomi, kelembagaan) sehingga upaya- upaya pengelolaannya dapat dilakukan secara tepat dan terencana dengan baik. 1.2 Identifikasi Masalah Sub DAS Lesti yang penggunaan lahannya telah mengalami banyak perubahan serta semakin luasnya lahan kritis yang menyebabkan terjadinya dampak buruk bagi lingkungan, sehingga kemungkinan terjadinya erosi semakin besar, bahkan juga dapat memungkinkan untuk terjadinya longsor yang meyebabkan peningkatan sedimen di Waduk Sengguruh. Sedimentasi yang semakin meningkat, membuat sisa tampungan yang ada di waduk Sengguruh hanya tersisa 25 % dari tampungan awal, hal ini yang mengakibatkan PLTA yang ada di waduk
Sengguruh tidak dapat beroperasi. (www.jasatirta1.go.id) Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan lahan yang semakin besar di wilayah Sub DAS Lesti, mengakibatkan pemenuhan kebutuhan akan lahan yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan kaidah konservasi. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan bersosial masyarakat terhadap lahannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya studi tentang kinerja pengelolaan DAS atau Sub DAS untuk meningkatkan fungsi kawasan baik lahan serta air sehingga degradasi lahan dapat terkendali dan masyarakat sejahtera. 1.3 Tujuan Tujuan dari studi ini adalah: 1. Mengetahui hasil klasifikasi sub DAS Lesti ditinjau dari kriteria tata air yang meliputi koefisien regim sungai, koefisien varian, indeks penggunaan air , sedimentasi, koefisien limpasan. Kriteria penggunaan lahan yang meliputi indeks peutupan lahan, kesesuaian penggunaan lahan, dan indeks erosi. Kriteria sosial yang meliputi kepedulian individu, partisipasi masyarakat, dan tekanan penduduk. 2. Mengetahui hasil klasifikasi kinerja Sub DAS Lesti ditinjau dari kriteria tata air, penggunaan lahan, dan sosial. 3. Mengetahui parameter yang perlu diperbaiki agar kinerja dan kondisi di Sub DAS Lesti menjadi lebih baik. 2.
LANDASAN TEORI Monitoring dan Evaluasi DAS Sesuai dengan keputusan Menteri Kehutanan No 52/Kpts-II/2001 bahwa monev dipilah antara monev kinerja DAS dan monev pengelolaan DAS. Monev yang akan dilakukan adalah monev kinerja DAS, yaitu sistem monev yang dilakukan secara periodik untuk memperoleh data dan informasi tentang gambaran menyeluruh mengenai perkembangan kinerja DAS, khususnya untuk tujuan pengelolaan DAS secara lestari, maka diperlukan kegiatan monev DAS yang
ditekankan pada aspek tata air, penggunaan lahan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. A. Koefisien Regim Sungai (KRS) Koefisien regim sungai (KRS) adalah perbandingan antara debit maksimum (Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS. KRS = Ket : Q maks (m3/det) = debit harian rata-rata (Q) tahunan tertinggi Q min (m3/det) = debit harian rata-rata (Q) tahunan terendah
Tabel 1. Klasifikasi Nilai KRS No 1 2 3
Nilai KRS < 50 50 – 120 > 120
Kelas Baik Sedang Jelek
Skor 1 3 5
Ket : Q (mm) = tebal limpasan tahunan P (mm) = tebal hujan tahunan Tabel 3. Klasifikasi koefisien limpasan (C) No Nilai C Kelas Skor 1 < 0,25 Baik 1 2 0,25 – 0,50 Sedang 3 3 0,51 – 1,0 Jelek 5 D. Koefisien Variansi (CV) Koefisien variansi (CV) adalah gambaran kondisi variasi dari debit aliran air (Q) tahunan dari suatu DAS. CV =
B. Indeks Penggunaan Air (IPA) Perbandingan antara kebutuhan dengan persediaan air yang ada di DAS.
C=
air
IPA = Ket : - Kebutuhan air (m3 atau mm) = jumlah air yang dikonsumsi untuk berbagai keperluan/penggunaan lahan di DTA selama satu tahun (tahunan) misalnya untuk pertanian, rumah tangga, industri dll. - Persediaan air (m3 atau mm), dihitung dengan cara langsung, yaitu dari hasil pengamatan volume debit (Q, mm) pada SPAS serta jumlah curah hujan rata-rata tahunan (P, mm) di DTA.
Tabel 2. Klasifikasi nilai Indeks Penggunaan Air (IPA) No Nilai IPA Kelas Skor 1 ≤ 0,5 Baik 1 2 0,6 – 0,9 Sedang 3 3 ≥ 1,0 Jelek 5 C. Koefisien Limpasan (C)
Koefisien limpasan adalah perbandingan antara tebal limpasan tahunan (Q, mm) dengan tebal hujan tahunan (P, mm) di DAS atau dapat dikatakan berapa persen curah hujan yang menjadi limpasan (runoff) di DAS.
x 100 %
Ket : Sd = standar deviasi data debit (Q) tahunan dari SPAS Qrata-rata = data debit rata-rata tahunan dari SPAS. Tabel 4. Klasifikasi nilai CV No Nilai CV Kelas Skor 1 < 0,1 Baik 1 2 0,1 – 0,3 Sedang 3 3 > 0,3 Jelek 5 E. Sedimentasi (Sy) Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari kecepatan angkutannya. Nilai erosi dari hasil sedimen di SPAS dihitung dengan persamaan : A= Ket : A = nilai erosi (mm/th atau ton/th) Sy = hasil sedimen di SPAS (mm/th atau ton/th)
SDR = rasio penghantaran sedimen Tabel 5. Klasifikasi tingkat sedimentasi Sedimentasi No Kelas Skor (mm/th) 1 <2 Baik 1 2 2–5 Sedang 3 3 >5 Jelek 5 F. Indeks Penutupan Lahan oleh Vegetasi (IPL) Monev terhadap penutupan lahan oleh vegetasi di DAS adalah untuk mengetahui indeks penutupan lahan (IPL) dari luas lahan bervegetasi permanen yang ada di DAS. IPL =
x 100 %
Ket : LVP = luas lahan bervegetasi permanen (ha) Luas DAS = luas DTA atau DAS yang menjadi sasaran (ha) Tabel 6. Klasifikasi nilai Indeks Penutupan Lahan No Nilai IPL (%) Kelas Skor 1 > 75 Baik 1 2 30 – 75 Sedang 3 3 < 30 Jelek 5 G. Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL) Monev kesesuaian penggunaan lahan (KPL) DAS adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan atau zona kelas kemampuan lahan dan yang ada di DAS. KPL =
x 100 %
Ket : LPS = luas penggunaan lahan yang sesuai di DAS (ha) Luas DAS = luas DTA atau DAS yang menjadi sasaran (ha)
Tabel 7. Klasifikasi nilai Kesesuaian Penggunaan Lahan No Nilai KPL (%) Kelas Skor 1 > 75 Baik 1 2 40 – 75 Sedang 3 3 < 40 Jelek 5 H. Indeks Erosi (IE) Monev indeks erosi (IE) pada DAS bertujuan untuk mengetahui besarnya erosi aktual terhadap nilai batas erosi yang bisa ditoleransi di DAS. IE = x 100 % Ket : A = nilai erosi aktual (ton/ha/th) T = nilai toleransi erosi (ton/ha/th) Tabel 8. Klasifikasi nilai Indeks Erosi No Nilai IE (%) Kelas Skor 1 < 50 Baik 1 2 50 – 100 Sedang 3 3 > 100 Jelek 5 I.
Kepedulian Individu (KI) Indikator kepedulian individu dalam DAS dinilai melalui ada/tidaknya kegiatan positif konservasi tanah dan air dan atau RHL (rehabilitasi hutan dan lahan) yang telah dilakukan oleh masyarakat pada lahannya di DAS secara mandiri, misalnya pembuatan hutan rakyat/HR, terasiring, dan sumur resapan. Tabel 9. Klasifikasi Nilai Kepedulian Individu (KI) No Nilai Kepedulian Kelas Skor Individu 1 Ada Baik 1 2 Tidak ada Jelek 5 J.
Partisipasi Masyarakat (PM) Monev indikator partisipasi masyarakat, indikator partisipasi masyarakat di DAS dilakukan dengan mengetahui keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan pengelolaan DAS yaitu tingkat kehadiran masyarakat (tingkat desa) dalam kegiatan bersama dalam pengelolaan DAS (misal keikutsertaannya dalam pelaksanaan kegiatan RLKT/ RHL/ GERHAN).
Tabel 10. Klasifikasi Nilai Partisipasi Masyarakat (PM) No Nilai Partisipasi Kelas Skor Masyarakat 1 > 70 Baik 1 2 40 - 70 Sedang 3 3 < 40 Jelek 5 K. Tekanan Penduduk (TP) Masalah kependudukan baik kuantitas maupun kualitas penduduk mempunyai pengaruh penting terhadap lingkungan. Salah satu permasalahan penduduk di DAS adalah tekanan penduduk (TP). Makin besar jumlah penduduk, makin besar pula kebutuhan akan sumberdaya sehingga tekanan terhadap sumberdaya yang ada juga meningkat. Tekanan penduduk terhadap lahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Ket: z = luas lahan minimal untuk hidup layak (ha) f = perbandingan jumlah petani terhadap populasi penduduk di DAS (%) Po = jumlah penduduk pada waktu t = 0 (org) r = laju pertumbuhan penduduk per tahun/org t = waktu (periode waktu hitungan missal 5 th) L = luas lahan pertanian di DAS (ha) Tabel 11. Klasifikasi Nilai Tekanan Penduduk (TP) No Nilai Tekanan Kelas Skor Penduduk 1 <1 Baik 1 2 1-2 Sedang 3 3 >2 Jelek 5 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Wilayah lokasi studi adalah Sub DAS Lesti. Sub DAS Lesti dilihat dari posisi astronomis terletak diantara 112o42’58” – 112o56’21” Bujur Timur dan 8o02’50” – 8o12’10” Lintang Selatan dan memiliki luas daerah ± 61000 ha secara administratif masuk dalam wilayah Daerah Kabupaten Malang.
Gambar 1. Peta administrasi Sub DAS Lesti Sumber : BBWS Brantas 3.2 Data Yang Diperlukan 1. Data curah hujan DAS Sub DAS Lesti tahun 2003-2013 2. Data debit harian rata – rata tahun 2003-2013 3. Peta dalam bentuk digital, yaitu: a. Peta Sub DAS Lesti dengan skala 1:250000 b. Peta tata guna lahan dengan skala 1:250000 c. Peta kemiringan lereng dengan skala 1:250000 d. Peta pos hujan dengan skala 1:280000 e. Peta Jenis Tanah dengan skala 1:270000 4. Data kependudukan dan tenaga kerja dari BPS kabupaten malang, 5. Data produksi pertanian dari BPS Kabupaten Malang 6. Data Kegiatan konservasi dan kehadiran masyarakat dari Dinas Kehutanan Kab.Malang 3.3 Tahapan Studi Terdapat beberapa tahapan dalam penyelesaian studi ini, yaitu: 1. Perhitungan Data a. Menghitung Koefisien Regim Sungai (KRS), Indeks Penggunaan Air (IPA), Koefisien Varian (CV), Koefisien Limpasan (C), Laju Sedimentasi. b. Menghitung Indeks Penutupan Lahan (IPL), Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL), Nilai Erosi Aktual
dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation), erosi yang masih dapat ditoleransi dengan berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 150 Th 2000. c. Menghitung Kepedulian Individu (KI), Partisipasi Masyarakat (PM), Tekanan Penduduk (TP). 2. Analisa perhitungan a. Melakukan klsifikasi kinerja DAS (total skor) untuk kriteria tata air b. Melakukan klasifikasi kinerja das (total skor) untuk kriteria daerah tangkapan air (penggunaan lahan dan sosial) c. Melakukan klasifikasi kriteria kinerja DAS (total skor) meliputi kriteria tata air dan kriteria daerah tangkapan air. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koefisien Regim Sungai (KRS) Koefisien regim sungai (KRS) adalah perbandingan antara debit maksimum (Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS.
Contoh perhitungan Koefisien Regim Sungai tahun 2003 Q maks (m3/dt) = 165,23 m3/dt (data) Q min (m3/dt) = 8,12 m3/dt (data) KRS
=
= 20,35
Tabel 12. Hasil Perhitungan Koefisien Regim Sungai KRS Tahun (Q maks/Q min) 2003 20.35 2004 17.65 2005 7.68 2006 9.00 2007 14.60 2008 5.04 2009 16.71 2010 4.76 2011 6.27 2012 7.10 2013 4.90 Sumber: Hasil Perhitungan
B. Indeks Penggunaan Air (IPA) Perhitungan Indeks Penggunaan Air adalah Perbandingan antara kebutuhan air dengan persediaan air yang ada di DAS. Contoh Perhitungan : Indeks Penggunaan Air pada tahun 2003 Persediaan = 3200,2291 mm (data) Kebutuhan = 2134,6761 mm (data) IPA
=
= 0,6670 Tabel 13. Hasil Perhitungan Indeks Penggunaan Air IPA
Tahun
(kebutuhan / persediaan) 2003 0.6670 2004 0.4372 2005 0.6414 2006 0.7159 2007 0.7154 2008 0.7849 2009 0.5454 2010 0.8584 2011 0.5980 2012 0.5587 2013 0.6803 Sumber : Hasil Perhitungan C. Koefisien Limpasan (C) Koefisien Limpasan adalah perbandingan antara tebal limpasan tahunan (Q, mm) dengan tebal hujan tahunan (P, mm) di DAS atau dapat dikatakan berapa persen curah hujan yang menjadi limpasan (runoff) di DAS. Contoh Perhitungan: Koefisien Limpasan pada tahun 2003 Q = 1355,2291 mm (data) P = 1845 mm (data) C
=
=
= 0,735
Tabel 14. Hasil Perhitungan Koefisien Limpasan C Tahun Q tahunan / P tahunan 2003 0.735 2004 1.823 2005 0.528 2006 0.507
C Tahun Q tahunan / P tahunan 2007 0.548 2008 0.401 2009 1.092 2010 0.745 2011 0.682 2012 1.591 2013 0.844 Sumber: Hasil Perhitungan D. Koefisien Varian (CV) Koefisien Varian (CV) adalah gambaran kondisi variasi dari debit aliran air (Q) tahunan dari suatu DAS. Contoh perhitungan: Koefisien Varian CV = x 100 % = 0,448 Tabel 15. Perhitungan Koefisien Varian Q inflow Tahun (m3/dt) 2003 9557.890
Untuk penentuan SDR (Sediment Delivery Ratio) digunakan rumus Boyce 1975, yaitu: SDR = 0,41 A-0,3 Dimana : A = Luas DAS (ha) Contoh perhitungan: Sedimentasi Tahun 2003-2013 A = 60934,47 ha (data) SDR = 0,41 A-0,3 = 0,0150 ≈ 2% E = 154,7524 ton/ha/th (data) Sy = E . SDR = 2,3279 ton/ha/th F. Indeks Penggunaan Lahan oleh Vegetasi (IPL) Indeks Penutupan Lahan oleh vegetasi di DAS adalah untuk mengetahui luas lahan bervegetasi permanen yang ada di DAS. Contoh perhitungan: LVP = 20425,015 ha (data) Luas DAS = 60934,473 ha (data) IPL
=
x 100%
2004
24863.700
2005
8213.010
2006
7832.100
2007
7168.220
2008
6654.710
2009
16135.372
2010
13299.619
= 33,5196% G. Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL) Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL) DAS adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan klasifikasi kemampuan lahan yang ada di DAS. Contoh Perhitungan: KPL = 51095,4080 ha (data) Luas DAS = 60934,473 ha (data)
2011
13356.901
KPL
2012
19123.090
2013
13569.820
Jumlah 139774.432 Rerata 12706.767 Sd 5686,907 Sumber : Hasil Perhitungan E. Laju Sedimentasi Pengukuran hasil sedimen (Sy) dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya erosi dari DTAnya, yaitu dengan cara membagi nilai sedimen dengan nilai nisbah atau ratio penghantaran sedimen (Sediment Delivery Ratio/SDR).
=
x 100%
= 83,8530% H. Indeks Erosi (IE) Indeks Erosi (IE) pada DAS bertujuan untuk mengetahui besarnya erosi aktual terhadap nilai batas erosi yang bisa ditoleransi di DAS. Contoh perhitungan: IE
= = 112,6537%
lingkungan. Makin besar jumlah penduduk, makin besar pula kebutuhan akan sumberdaya sehingga tekanan terhadap sumberdaya yang ada juga meningkat. Contoh Perhitungan: Tekanan Penduduk pada Kecamatan Poncokusumo
I.
Kepedulian Individu (KI) Indikator kepedulian individu dalam DAS dinilai melalui ada/tidaknya kegiatan positif konservasi tanah dan air dan atau RHL (Rehabilitasi Hutan dan Lahan) yang telah dilakukan oleh masyarakat pada lahannya di DAS secara mandiri. Tabel 16. Daftar Kegiatan Konservasi di Sub DAS Lesti No
Jenis Kegiatan Pengembangan Hutan Rakyat Pengembangan Usaha Hutan Rakyat Aneka Usaha Kehutanan Kebun Bibit Desa Kebun Bibit Rakyat Dam Penahan Arboretum Gully Plug Kebun Bibit Masyarakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Gedangan
TP
Jumlah masy yg terlibat 157
= 0,65 Tabel 17. Tekanan Penduduk TP
Bantur
No
104
Kecamatan z
Ampelgading
125
Wajak
141
Tirtoyudo
156
1 Poncokusumo 2 Wajak 3 Turen 4 Tirtoyudo 5 Gondanglegi 6 Dampit 7 Pagelaran 8 Pagak 9 Bantur 10 Sbr.manjing wetan 11 Gedangan 12 Ampelgading 13 Bululawang Sumber: Hasil Perhitungan
Gedangan Tumpang Dampit Poncokusumo
140
Sumber: Dinas Kehutanan, Kabupaten Malang J.
=z
Partisipasi Masyarakat (PM)
Indikator partisipasi masyarakat di DAS dilakukan dengan mengetahui keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan pengelolaan DAS yaitu tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan bersama dalam pengelolaan DAS. Klasifikasi tingkat partisipasi masyarakat dinilai dari presentase kehadiran dalam kegiatan bersama. Berdasarkan data tingkat Partisipasi Masyarakat didapat dari rumus: PM =
PM = 20% K. Tekanan Penduduk (TP) Dengan meningkatnya jumlah penduduk akan berakibat pada permasalahan lapangan kerja, pendidikan, pangan bergizi, kesehatan, dan degradasi
0.65 0.31 0.52 0.46 0.56 0.29 0.48 0.18 0.17 0.42 0.28 0.86 0.30
L. Hasil Kinerja DAS dari Segi Tata Air dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Hasil akhir Kinerja DASdidapat dengan menjumlahkan hasil kali skor dengan nilai bobot masing-masing parameter kemudian dibagi dengan total prosentase bobot yaitu : 208 / 66 = 3,15 Tabel 18. Nilai Bobot dan Skor dari Masing-masing Parameter Kinerja DAS A. 1. a. b. c. d. 2.
INDIKATOR/ PARAMETER Tata Air Banjir dan Kekeringan Koefisien Regim Sungai (KRS) Koefisien Varian (CV) Indeks Penggunaan Air (IPA) Koefisien Limpasan ( C ) Sedimentasi (laju
Bobot %
Skor
Hasil
10
1
10
5
5
25
5
3
15
10 10
5 3
50 30
INDIKATOR/ PARAMETER sedimentasi) B. DTA 1. Pengelolahan Lahan a. Indeks Penggunaan Lahan (IPL) b. Kemampuan Penggunaan Lahan (KPL) c. Indek Erosi (IE) 2. Sosial dan Ekonomi a. Kepedulian Individu (KI) b. Pertisipasi Masyarakat (PM) c. Tekanan Penduduk (TP) Jumlah Total
Bobot %
Skor
Hasil
4
3
12
4
1
4
8
5
40
3
1
3
3
5
15
4 66
1 33
4 208
Sumber: Hasil Perhitungan 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
1.
Hasil Klasifikasi masing-masing indikator untuk kriteria tata air dan daerah tangkapan sungai (penggunaan lahan dan sosial) di Sub DAS Lesti, yaitu: a. Hasil klasifikasi untuk kriteria tata air pada Sub DAS Lesti (dengan bobot 40% dati 64%), didapat: 1) Koefisien Regim Sungai (KRS) tahun 2003-2013 sebesar 20,35 atau < 50 (kurang dari 50), dengan bobot 10% termasuk dalam klasifikasi kelas baik dengan skor (1). 2) Indeks Penggunaan Air (IPA) tahun 2003-2013 sebesar 0,667 atau antara 0,6 – 0,9 dengan bobot 5% termasuk dalam kelas sedang dengan skor (3). 3) Koefisien Limpasan (C) tahun 2003-2013 sebesar 0,735 atau antara 0,51 – 1,0 dengan bobot 10% termasuk dalam kelas jelek dengan skor (5). 4) Koefisien Varian (CV) sebesar 0,448 atau > 0,3 dengan bobot 5% termasuk dalam kelas jelek dengan skor (5). 5) Laju Sedimentasi rata-rata tahun 2003 - 2013 sebesar 2,3279 gr/cm2/th atau 2-5 dengan bobot 10% termasuk dalam kelas baik dengan skor (3). b. Hasil klasifikasi untuk kriteria penggunaan lahan pada Sub DAS
Lesti (dengan bobot 16% dari 64%), didapat: 1) Indeks Penggunaan Lahan (IPL) sebesar 33,5196% atau antara 30 – 75 dengan bobot 4% termasuk dalam kelas sedang dengan skor (3). 2) Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL) sebesar 83,8530% atau >75 dengan bobot 4% termasuk dalam kelas baik dengan skor (1). 3) Indeks Erosi (IE) rata-rata pada tahun 2003 - 2013 sebesar 112,6537% atau >100 dengan bobot 8% termasuk dalam kelas jelek dengan skor (5). c. Hasil klasifikasi untuk kriteria sosial pada Sub DAS Lesti (dengan bobot 10% dari 64%), didapat: 1) Kepedulian Individu (KI) terdapat kegiatan konservasi termasuk dalam kelas baik dengan skor (1) dengan bobot 3%. 2) Partisipasi Masyarakat (PM) sebesar 20% atau antara < 40 dengan bobot 3% termasuk dalam kelas jelek dengan skor (5). 3) Tekanan Penduduk (TP) sebesar 0,42 atau < 1 dengan bobot 4% termasuk dalam kelas baik dengan skor (1). 2. Hasil kinerja DAS pada Sub DAS Lesti, didapat: a. Kriteria Tata Air diperoleh nilai kinerja sebesar 3,25 termasuk dalam kategori agak baik. b. Kriteria Daerah Tangkapan Air (Penggunaan Lahan dan Sosial) diperoleh nilai kinerja sebesar 3 termasuk dalam kategori sedang. c. Kriteria Tata Air dan Daerah Tangkapan Air (DTA) diperoleh nilai kinerja sebesar 3,15 termasuk dalam kategori sedang. 3. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dan diperbaiki terhadap hasil kinerja DAS di Sub DAS Lesti, yaitu: a. Koefisien Limpasan yang dipengaruhi oleh perubahan tata guna lahan serta tingginya curah hujan, sehingga menyebabkan
besarnya limpasan pada Sub DAS Lesti. b. Koefisien Varian yang dipengaruhi oleh perubahan tata guna lahan serta penggunaan air di Sub DAS yang berlebihan. c. Indeks Erosi yang dipengaruhi oleh besarnya nilai erosi aktual yang terjadi pada wilayah Sub DAS Lesti. d. Partisipasi Masyarakat yang dipengaruhi oleh kurangnya respon atau keikutsertaan masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan Sub DAS Lesti. 5.2 Saran Saran-saran setelah dilakukannya studi ini, antara lain: 1. Peran serta masyarakat dan juga pemerintah untuk menerapkan usaha konservasi dan rehabilitasi sangat diperlukan agar tercipta lingkungan kelestarian yang baik. Karena menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait. 2. Untuk menciptakan kelestarian dan keseimbangan fungsi lahan, diperlukannya pemisahan penggunaan lahan untuk pemukiman, industri, pertanian, perkantoran, dan usahausaha lainnya. 3. Perlu diterapkan usaha konservasi dan rehabilitasi terutama pada daerah pemukiman, semak atau lahan kosong, karena lokasi tersebut berpotensi besar dalam meningkatkan laju erosi. Salah satu usaha rehabilitasi adalah dengan melakukan reboisasi pada lahan-lahan kosong, karena lahan tanpa vegetasi bisa dengan mudah menyebabkan erosi. 4. Perlunya penyatuan visi, misi dan integrasi antar lembaga yang terlibat dalam pengelolaan lahan di DAS Brantas, karena sejauh ini lembaga
yang terlibat sudah memiliki rencana pengendalian degradasi namun belum memiliki suatu kebijakan pencadangan lahan dan pengendalian lahan potensial yang didukung dengan sistem informasi lahan yang komprehensif, akurat, dan memadai untuk pemantauan, perencanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA Anonim.www.Jasatirta1.go.id/berita. Diakses pada 4 September 2014 Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi daerah Aliran Sungai. Jakarta: Jurnal Dephut. Shodriyah,Fitriatus.2014.Studi Penentuan Kinerja Pengelolaan DAS (Kelestarian Lingkungan dan Ekonomi) di Sub DAS Brantas Hulu.Skripsi Tidak Diterbitkan.Malang:Jurusan Teknik Pengairan. Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga. Utomo, Wani, Hadi. 1994. Erosi dan Konservasi tanah. Malang: IKIP Malang. Valiant, Raymond.2014.Tantangan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Mencapai Lingkungan Lestari Berkelanjutan : Potret Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Malang. Di iunduh dari dokumen elektronik http://s3.amazonaws.com/academia.ed u.documents/33954522/201404_PDB_ DT_Kualitas_Lingkungan_Brantas_L owRes_7.pdf pada tanggal 10 Oktober 2014.