Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
STRATEGI NELAYAN KAPAL MOTOR DALAM MENGHADAPI KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Oleh : ANDREAS PANJI PRIYO NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 e-mail:
[email protected]
Abstrak Kemiskinan yang dialami nelayan tradisional di Kecamatan Sungai Kakap, berdampak kekurangan pemenuhan keperluan asasi, seperti; makanan, pakaian dan kediaman, serta keadaan ekonomi. Nelayan tradisional tidak mempunyai modal yang menjamin pemenuhan kebutuhan melautnya. Naik turunnya harga BBM khususnya solar seharga Rp 6.400 perliter melalui kebijakan pemerintah, ternyata menciptakan permasalahan baru, terutama nelayan tradisional motorisasi di bawah 5 GT. Sulitnya mendapatkan solar bersubsidi memaksanya mendapatkan solar dari pengecer dengan kisaran harga Rp 7.000 hingga Rp 7.500 perliter. Tujuan penelitian, adalah: (1) Mengungkapkan strategi nelayan kapal motor dalam menjalani pekerjaan utama; (2) Mengungkapkan strategi nelayan kapal motor dalam menjalani pekerjaan sampingan di saat tidak melaut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengolahan data secara deskriptif melalui pendekatan studi kasus (case study) di Kecamatan Sungai kakap. Analisis permasalahan berdasarkan Teori Struktural Fungsional – Parsons, khususnya pendapat Soekanto (1990:7) bahwa proses penyesuaian dari kelompok, maupun pribadi terhadap lingkungan, serta penyesuaian terhadap halangan-halangan dari lingkungan melalui pemanfaatan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem, maupun pendapat Clelland (dalam Alma, 2003:23), meliputi penyesuaian sistem dari tuntutan yang keras dari lingkungan yang sulit untuk dirubah, dan proses transformasi aktif dari situasi, meliputi; penggunaan segi-segi situasi yang dapat dimanipulasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian adalah kebijakan menaikan harga BBM solar berdampak diikuti kelangkaannya, sehingga membebani operasional/penghasilan melaut. Persoalan hidup keluarga nelayan semakin bertambah, dan terpaksa menjalani pekerjaan sampingan sebagai buruh industri pengolahan ikan, maupun menjadi buruh bangunan. Strategi nelayan menjalani pekerjaan utama, meliputi: (1) Mengurangi armada penangkapan ikan; (2) Mengganti jenis motor dan peralatan tangkap yang lebih sederhana; dan (3) Mengurangi frekuensi melaut. Sedangkan strategi nelayan menjalani pekerjaan sampingan, meliputi: (1) Mengembangkan diversifikasi mata pencaharian, yakni menjalani pekerjaan sebagai nelayan dan berusaha di bidang lainnya, seperti berdagang; dan (2) Pemberdayaan modal sosial, melalui peningkatan hubungan patron clien antara nelayan dan juragan maupun tauke, memanfaatkan peran koperasi simpan pinjam, dan membangun perkumpulan arisan. Atas hasil penelitian maka pemerintah perlu membenahi keteraturan pasokan dan pengawasan penyaluran BBM bersubsidi. Pihakpihak terkait juga perlu terlibat dalam memfasilitasi pengolahan ikan di kampung-kampung nelayan melalui sistem simpan pinjaman secara bergilir melalui proses pembinaan usaha secara intensif. Demikian pula peningkatan pendidikan maupun kesehatan keluarga nelayan, dan kepastian perempuan nelayan mendapatkan pengakuan politik melalui program-program pemberdayaan. Kata-kata Kunci: BBM Solar dan Strategi Nelayan Motorisasi.
1 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract Poverty that faced by the traditional fisherman at Sungai Kakap Sub District, has bad impact to fulfilled their needs. Such as: Foods, cloths, home and economic situation. The traditional fisherman doesn’t have funds to guarantee their needs in fishing. Through Government Policy, the price of fuel went up especially diesel fuel as price as Rp 6.400 per liter. It make a new problem for them, especially traditional fisherman motorization under 5 GT. It’s hard to get subsidy diesel fuel make them force to get diesel fuel in retailer with price Rp 7.000 until Rp 7.500 per liter. The aim of this research are: (1) Reveal the strategy of fisherman to face their main job; and (2) reveal the strategy of fisherman to fisherman to face their job side when their do not fishing. This research used qualitative method with collecting data using descriptive through case study approach at Sungai Kakap Sub District. The analysis of problem based on Structural Functional Theory—Parsons, especially according to Soekanto (1990:7) said that. The process of adaptation from group or individual towards environment, and adaptation towards environment hindrance and exploit every sources to environment benefits, according to Celleland (in Alma, 2003:23) system adaptation from hard demand to change environment and process of transformation active from situation that manipulated to reach the aim. The result of this research are the policy of increasing diesel fuel have impact with rare diesel fuel, until has a bad impact for fisherman. The problem of fisherman making increase, they have to get job side as laborer in fish factory, or manual laborer. The strategy of fisherman to face their main job are: (1) Decrease fleet fish; (2) To change boat with simple equipments for fishing; and (3) decrease frequency of fishing. The strategy of fisherman to face their job side are: (1) To develop diversification of job, like still become fisherman and also has job side, like trade; and (2) Endeavor of social funds, through patron client relationship between fisherman and owner of an enterprise, make use of cooperation, and build group of regular social gathering whose members contribute to and take turns at winning an aggregate sum of money. Based on the result of research, the government needs to change and supervise distribution of fuel subsidy. The people who involved in facilitate to manufacture fish give efforts founding intensively. Thus, increasing of education or fisherman health and make sure that fisherman can get their right in politics through making efficient use of programs. Keywords: Diesel Fuel and The Strategy of Fisherman Motorization.
menciptakan
A. PENDAHULUAN
permasalahan
baru
bagi
nelayan tradisional motorisasi khususnya, Kemajuan teknologi dalam hal
di bawah 5 GT. Sulitnya mendapatkan
motorisasi termasuk perahu, secara umum
solar
telah memberikan pengaruh positif bagi
tradisional terpaksa memperoleh solar dari
perkembangan perikanan tangkap, namun
pengecer dengan kisaran harga Rp 7.000
dibalik
hingga Rp 7.500 perliter (Data Januari
itu
semua
bahwa
pengunaan
motorisasi sebagai sarana penangkapan berimplikasi
pada
bersubsidi
menjadikan
nelayan
2015).
konsekuensi
Berdasarkan harga BBM jenis solar
ketergantungan yang tinggi terhadap Bahan
tersebut menjadikan stock capital nelayan
Bakar Minyak (BBM).
tradisional
Meningkatnya
pembengkakkan
BBM
dari pada hasil tangkapan yang belum
khususnya BBM jenis solar seharga Rp
pasti. Rata-rata keperluan dalam sekali
6.400
kebijakan
melaut (jenis motor tempel dan jenis kapal
semakin
motor 0-5 GT—Gross Ton), minimal 20
perliter
pemerintah,
telah
harga
mengalami
melalui dan
2 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
liter solar. Jadi, nelayan tradisional untuk
sebagai dampak keterbatasan atas daya beli
keperluan
atas pada harga BBM, terutama solar.
melaut
harus mengeluarkan
BBM solar (harga normal) sebesar Rp 128.000
belum
termasuk
untuk
Sebagai gambaran awal Kecamatan Sungai Kakap memiliki 7 desa (dari 12
penggantian spare part sebagai komponen
desa),
habis pakai.
memilih
Hasil pengamatan menunjukkan, bahwa
beberapa
bekerja
besar di
penduduknya
sektor
perikanan
tangkap, yaitu; Desa Sungai Kakap, Desa
tradisional
Sungai Kupah, Desa Sungai Rengas, Desa
mengakui, setidaknya untuk sekali melaut
Sungai Belidak, Desa Punggur Kecil, Desa
harus mempersiapkan modal sekitar Rp
Tanjung Saleh dan Desa Sepok Laut
250.000 untuk keperluan BBM solar,
dengan kapasitas jumlah rumah tangga
perawatan suku cadang motor maupun
nelayan motorisasi sebanyak 345 RTP
biaya perawatan alat tangkap. Nelayan
(Rumah Tangga Pemilik). Perinciannya:
tradisional akan mengalami keuntungan
RTP jenis motor tempel sebanyak 183
manakala dalam
dapat
buah, RTP jenis kapal motor 0-5 GT
menutupi biaya operasional melautnya,
sebanyak 123 buah dan RTP jenis kapal
karena bisa mengejar keuntungan bersih.
motor diatas 5GT sebanyak 39 buah (Dinas
Sebaliknya, manakala mengalami kerugian
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kubu
maka
Raya, Tahun 2014).
sangat
nelayan
sebagian
sekali
melaut
mempengaruhi
proses
operasional selanjutnya, sehingga para
Dasar
penentuan
Desa
Sungai
nelayan berpikir lagi ketika hendak turun
Kakap sebagai lokasi penelitian, karena
melaut.
umumnya
pekerjaan
masyarakatnya
Kondisi faktual berkenaan untung/
sebagai nelayan dibanding enam desa
rugi melaut bagi nelayan bukan merupakan
lainnya yang lebih memilih pekerjaan yang
masalah
bervariatif.
baru,
karena
telah
menjadi
Di
desa
ini
terlihat
permasalahan yang kerapkali dihadapi,
masyarakatnya sangat merasakan dampak
bahkan mungkin sebagai kendala sebagian
manakala dalam waktu dekat BBM solar
besar nelayan di wilayah pesisir Indonesia,
akan mengalami kenaikan kembali. Alasan
terutama sejak diberlakukan pemotongan
lainnya karena masyarakat Desa Sungai
subsidi BBM—berujung pada kenaikan
Kakap memiliki nelayan motorisasi paling
harga BBM—pada tiga tahun terakhir dan
besar dan paling bervariasi manakala
dalam waktu dekat kedepan. Tidak jarang
diukur dari tingkat kepemilikan RTP,
atas persoalan itu, menjadikannya nelayan
yakni; sebanyak 242 RTP dengan rincian
terpaksa mengambil sikap berhenti melaut
armada penangkapan sebesar 54 unit 3
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
perahu mesin kecil, 49 unit kapal motor 0-5
B. TINJAUAN LITERATUR
GT, 139 unit kapal motor di atas 5 GT (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kubu Raya, tahun 2014).
Setiap
kehidupan
masyarakat
pastilah mengalami perubahan sebagai
Di sisi lain bahwa pemilik kapal
fenomena sosial, mengingat kepentingan
motor ukuran di bawah 5 GT yang masih
manusia yang tidak terbatas, bahkan selalu
memilih melaut atau tetap beroperasi, itu
berubah
pun harus dengan konsekuensi, hasil
dengan
tangkapannya harus diserahkan kepada
(dalam Ritzer, 2004:28) melalui konsep
tauke
biaya
perubahan sosialnya yang terkenal, yaitu:
Maknanya,
“Historical Materialism” bahwa faktor
yang
operasional kehidupan
telah
membantu
melautnya. nelayan
bergerak
kondisi
menyesuaikan
lingkungannya.
Marx
pada
perubahan sosial pada manusia ataupun
dan
masyarakat dari waktu ke waktu adalah
banyaknya hasil tangkapan, dan itu sama
materi, oleh karenanya manusia akan selalu
sekali semakin menjauhkan kemandirian
berusaha memenuhi kebutuhan akan materi
nelayan dari sejahtera.
tersebut.
“kebijakan”
tauke
tergantung
dan
berikut
jenis
Bertitik tolak dari latar belakang
Perubahan
yang
terjadi
dapat
penelitian, judul penelitian yang diajukan
berupa perubahan fungsi kebudayaan dan
adalah: Strategi Nelayan Kapal Motor
perilaku manusia dalam masyarakat dari
dalam Menghadapi Kenaikan Harga Bahan
keadaan
Bakar Minyak Solar di Kecamatan Sungai
Perubahan
Kakap Kabupaten Kubu Raya. Mengingat
berkaitan dengan perubahan pengetahuan
keberadaan nelayan kapal motor (baik
(budaya)
dalam usaha besar maupun skala kecil)
penemuan-penemuan baru (inovasi) di
selalu melibatkan beberapa pihak yang
bidang
berkepentingan. Kehadiran tauke sangat
perubahan
mempengaruhi kehidupan nelayan, dan
diketahui adanya modernisasi di bidang
sebagai pihak yang kerapkali diuntungkan,
perikanan.
akibat
kesulitan
keterdesakan
melaut
hidup
maupun
nelayan,
keterjangkauan-nya pada BBM solar.
atas
tertentu
ke
fungsi
kebudayaan
masyarakat,
teknologi. teknologi
Modernisasi
keadaan
akibat
lain. dapat
adanya
Demikian
pula
perikanan
yang
perikanan
secara
umum memang membawa pengaruh positif di bidang perikanan tangkap, antara lain terjadinya peningkatan produksi perikanan, meningkatkan pendapatan nelayan dan mendorong tersedianya lapangan kerja baru 4
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(Satria,
2002:51).
Konsekuensi
lain
dalam kurun waktu tertentu. Di dalam
sehubungan mekanisasi perahu tangkap
strategi yang baik terdapat koordinasi tim
(motorisasi), justru semakin menambah
kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
tingkat
ketergantungan
pemilik
kapal
motor
nelayan
pada
faktor pendukung yang sesuai dengan
(tauke)
yang
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
mengarah pada hubungan patron clien. Penggunaan
motorisasi
rasional, efisien dalam pendanaan dan
yang
menciptakan ketergantungan tinggi pada
memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
penggunaan BBM solar, kini sebagai persoalan
yang
cukup
Perihal karakteristik unit-unit sosial
mengganggu
sebagai dasar tindakan sosial memuat
aktivitas para nelayan. Kesulitan dalam
unsur individu selaku aktor, memiliki
ketersediaan dan kenaikan harganya jelas
tujuan-tujuan
mengganggu
berhadapan
kegiatan
nelayan—sangat
melaut
para
tertentu, dengan
dimana
sejumlah
aktor kondisi
menggantungkan
situasional, membatasi tindakannya dalam
hidupnya pada aktivitas melaut (mencari
mencapai tujuan, mempunyai alternatif
ikan).
cara, alat serta teknik dalam mencapainya Ketergantungan
terhadap
yang
BBM
solar
dikhawatirkan
tinggi
(Ritzer, 2003:48). Aktor dimaksud adalah
kedepan
pengejaran tujuan berkenaan situasi secara
memperburuk
situasional,
diantaranya
perekonomian nelayan dari sebelumnya
sebagai
yang
memang sudah memprihatinkan,
alternatif cara dan alat untuk mencapai
terutama berkisar akar kemiskinan nelayan.
tujuan. Hanya saja norma-norma tersebut
Menghadapi persoalan kenaikan harga
bukanlah hanya untuk menetapkan pilihan
BBM solar menjadikan nelayan mencoba
terhadap cara atau alat untuk mencapai
mencari usaha-usaha baru dalam rangka
tujuan, melainkan didasarkan kemampuan
mengatasi persoalannya, namun tetap dapat
aktor
melaut
Kemampuan
sebagai
nelayan—kemudian
membudaya menjadi strategi nelayan. Secara
bahwa
dalam
sebagai
dalam
menentukan inilah
menentukan
pilihannya.
menurut
“voluntarism”
Parsons sebagai
strategi
kemampuan individu melakukan tindakan
menurut Wikipedia (dalam Arianto, 2007)
dengan menetapkan cara-cara atau alat dari
mengandung
sejumlah alternatif yang tersedia dalam
pendekatan
bahasa
pengarah
norma-norma
pengertian secara
keseluruhan
sebagai yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
rangka
mencapai
tujuannya
(Ritzer,
2003:49).
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas 5 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Soekanto (1990:7) menambahkan
C. PEMBAHASAN
bahwa suatu proses penyesuaian dari kelompok,
maupun
pribadi
terhadap
1.
Hasil Penelitian
lingkungan, serta penyesuaian terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang
halangan-halangan dari lingkungan dengan
peneliti lakukan di lapangan, dimana
memanfaatkan
yang
peneliti mengklasifikasi informan menjadi:
terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
(a) Informan Pokok, yaitu Aparatur Dinas
sistem. Clelland (dalam Alma, 2003:23)
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kubu
kemudian menegaskan, melalui 2 dimensi
Raya,
terkait
nelayan
Tangkap; dan (b) Informan kunci, yaitu
menghadapi kenaikan harga BBM solar:
ketua kelompok nelayan dan nelayan yang
(1)
dari
menggunakan kapal motor (tradisional
tuntutan yang keras dari lingkungan yang
maupun modern) di Kecamatan Sungai
sulit untuk dirubah; dan (2) Adanya proses
Kakap Kabupaten Kubu Raya.
sumber-sumber
penerapan
Adanya
strategi
penyesuaian
sistem
khususnya
Bidang
Perikanan
transformasi aktif dari situasi tersebut,
Nelayan perahu bermotor di bawah
meliputi; penggunaan segi-segi situasi yang
5 GT terbilang cukup rentan atas naikan
dapat dimanipulasi sebagai alat untuk
harga BBM. Rata-rata pendapatan yang
mencapai tujuan.
diperoleh nelayan ini dalam sekali melaut
Kondisi tersebut menjadi berbeda
berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 1
seiring digulirkannya kebijakan pemerintah
juta—belum termasuk persiapan belanja
untuk menaikkan harga BBM. Pekerjaan
BBM khususnya Solar dan perbaikan-
sambilan yang dahulunya dilakukan hanya
perbaikan alat-alat tangkap lainnya untuk
sebatas pengisi waktu luang kini telah
keperluan melaut berikutnya.
menjadi alternatif mata pencaharian baru bagi
masyarakat
(2005:52)
menilai
nelayan. bahwa
Mochtar perubahan
kondisi sosial dan ekonomi dapat menjadi penyebab
terganggunya
pemerintah
dan
rakyat.
hubungan Akibatnya,
Seorang nelayan kapal motor jenis dompeng 3 GT asal Desa Tanjung Saleh Kecamatan
Sungai
Kakap,
mengungkapkan: “Kenaikan harga BBM solar telah membuat
saya
merugi
apabila
terus
frekuensi melaut (menangkap ikan) sebagai
melaut. Bayangkan saja, sejak kenaikan
mata pencarian utama nelayan bermotor
harga solar, sekali melaut kami harus
menjadi
menyiapkan dana operasional sebesar Rp
berkurang,
bahkan
berhenti melaut sama sekali.
memilih
750 ribu. Sementara hasil yang diperoleh selama melaut hanya mencapai Rp 500 6
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ribu. Atas hal ini, kami hanya berharap
Maknanya bahwa implikasi dari
selalu mendapat ikan banyak. Meskipun
transformasi teknologi telah menghasilkan
kenyataan yang terjadi kerapkali tidak
polarisasi
sesuai dengan apa yang diharapkan.
mengelompoknya nelayan pemilik dan
Belum lagi ikan sebagai hasil tangkapan
nelayan non-pemilik alat produksi. Hal ini
apabila dijual hasilnya tidak sebanding
selanjutnya berpengaruh pada hubungan
dengan biaya operasional (Data Primer
antara pemilik alat produksi dan non
Diolah, Juni 2015).
pemilik, yaitu lebih menguntungkan secara
Realitas tersebut oleh para pemilik kapal
motor
disiasati
sepihak,
dimana
nelayan,
nelayan
yaitu
pemilik
ikut
mendominasi dalam relasi hubungan sosial
membebankan biaya operasional melaut
ekonomi, sehingga keputusan yang dibuat
dengan hasil tangkapan. Meskipun hasil
dinilai selalu sepihak.
tangkapan
oleh
semuanya
bisa
sebagaimana karena
para
nelayan
tidak
Praktek monopoli oleh pemilik alat
jual—
produksi tersebut membuat kondisi nelayan
diinginkan,
di bawah 5 GT semakin terpuruk dalam
dipasarkan—di
harga
tingkat
ketidakberdayaan
dengan
ekonomi
yang
persaingan nelayan,
dan bahkan
ketergantungannya kepada juragan yang
kondisi ekonomi yang memprihatinkan, tidak
berdaya
dalam
tataran
tawar
menawarnya.
terbilang cukup tinggi, terutama sebagai
Ketergantungannya
terhadap
tempat meminjam uang untuk keperluan
hubungan patron clien yang telah dibangun
keluarga dikala tidak melaut, atau terjadi
menyebabkannya tidak bersikap rasional
persoalan yang sifatnya mendesak.
sesuai
Besarnya ketergantungan nelayan terhadap mengkonfigurasi
dengan
keinginannya.
pemikiran
maupun
Perubahan
tingkat
juragan,
semakin
pendapatan yang relatif mencolok justru
asumsi
bahwa posisi
terjadi pada pendapatan nelayan kapal
nelayan bermotor di bawah 5 GT berada
motor
pada posisi 'terjepit' dalam arti sama sekali
pendapatan yang dihasilkan dalam sekali
tidak
untuk
melaut antara Rp 300 ribu hingga Rp 500
perbaikan hidup diri dan keluarganya.
ribu. Setelah setelah mengalami kenaikan
Mengisyaratkan
BBM frekuensi penghasilnya menurun
memiliki
posisi
tawar
bahwa
perilaku
di
20
bawah
persen,
5
GT.
yakni
Rata-rata
irasionalitas nelayan kapal motor di bawah
sekitar
rata-rata
5 GT karena memiliki ketergantungan
penghasilan bersih antara Rp 150
dalam ikatan patron clien.
hingga Rp 300 ribu.
ribu
7 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kondisi penurunan hasil yang diperoleh
Adaptasi nelayan dalam kegiatan
nelayan bermotor di bawah 5 GT tersebut,
operasional
ketika
dilakukan
diricek
kembali
kepada
para
penangkapan secara
perorangan—nelayan
informan lainnya, umumnya memberikan
mandiri
jawaban
yaitu
demikian tidak berarti dalam menjalani
dikarenakan adanya perubahan sistem bagi
aktivitas melautnya tidak bersistem. Sistem
hasil yang diterapkan oleh tauke antara
pengelompokkan
sebelum dan setelah kenaikan harga BBM.
dilakukan, karena para nelayan tetap
Menurutnya perubahan sistem bagi hasil
menganggap
tersebut berpengaruh terhadap pendapatan
bermotor di bawah 5 GT merupakan satu
yang diterima, pendapatan ini menjadi
kesatuan
menurun 30 persen sampai 50 persen dari
penangkapannya,
mengingat
sebelumnya.
keputusan
berkaitan
yang
hampir
sama,
atau
umumnya
nelayan
bahwa
dalam
yang
operasional 2.
Strategi
Nelayan
Kapal
Motor
Meski
pekerjaan
nelayan
kegiatan
tetap
perahu
operasional setiap kegiatan
penangkapan
biasanya
tergantung pada juragan motor. Juragan motor adalah pihak yang
dalam Menjalani Pekerjaan Utama Strategi nelayan perahu bermotor di
atas
lepas.
memiliki
andil
yang
cukup
besar,
bawah 5 GT di Kecamatan Sungai Kakap
khususnya dalam hal membantu keperluan
Kabupaten dalam menghadapi kenaikan
nelayan saat melaut. Tidak jarang para
BBM solar dilakukan dengan 2 (dua)
nelayan sebelum melaut meminta izin
pendekatan, yaitu: (1) Adaptasi nelayan
kepada juragan motor dengan harapan
dalam lingkup pekerjaan; dan (2) Adaptasi
mendapat bantuan modal melaut, kemudian
nelayan di luar lingkup pekerjaan.
dibayar dengan perolehan hasil tangkapan.
Pertama, adaptasi dimaksud adalah
Juragan motor adalah tempat “bergantung”
upaya nelayan dalam mengatasi atau
nelayan
menanggulangi
melaut, maupun sebagai penjamin atas
eksternal
persoalan
yang
atas
dihadapinya.
situasi Seiring
kebutuhan
menjadikan Kecamatan
sejumlah Sungai
dasar
melaut,
nelayan Kakap
di harus
mengalami
persoalan
perolehan hasil melaut.
meningkatnya harga BBM khususnya solar sebagai
disaat
Beberapa penyesuaian dilakukan, meliputi:
(1)
Mengurangi
armada
penangkapan ikan; (2) Mengganti jenis motor
dan
peralatan
tangkap
yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan
digunakan; dan (3) Mengurangi frekuensi
menyesuaikan
melaut.
lingkungan
dengan
kebutuhannya. 8 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kedua, nelayan perahu motor di
selalu berusaha agar dapat keluar dari
bawah 5 GT selain melakukan penyesuaian
himpitan
dalam lingkup pekerjaan, ternyata juga
memanfaatkan segenap
melakukan penyesuaian di luar lingkup
sosial yang ada dalam komunitasnya.
pekerjaan
Potensi modal sosial ini berbentuk pranata-
menjaga
melautnya usaha
mempertahankan keluarganya
dalam
untuk
rangka
ekonominya, potensi
dapat
pranata
kelangsungan
hidup
kerjasama
BBM.
Beberapa pranata sosial dalam komunitas
kenaikan
yang
modal
tetap
setelah
sosial
berupa
dan
kesepakatan
bersama.
nelayan
aktivitas penyesuaian nelayan, diantaranya:
Kecamatan Sungai Kakap, diantaranya: (a)
(1) Mengembangkan diversifikasi
Membangun hubungan patron clien; dan
mata pencaharian. Keluarga nelayan harus
(b) Memanfaatkan peran koperasi simpan
berhemat
pinjam; dan (c) Membangun perkumpulan
penghasilan
yang
semakin terbatas seiring meningkatnya
desa-desa
atas
Setelah kenaikan BBM diperoleh beberapa
dengan
di
dibentuk
dalam
wilayah
arisan.
harga-harga barang yang melonjak naik. Realitas ini menyebabkan para nelayan
Strategi
Nelayan
berpikir keras dengan pertimbangan, tidak
dalam
Menjalani
mungkin dapat bertahan jika pemenuhan
Sampingan Disaat Tidak Melaut
ekonomi
keluarga
3.
semata-mata
Upaya
Kapal
Motor
Pekerjaan
memenuhi
terpenuhinya
bersandarkan pada sektor perikanan saja.
kebutuhan hidup keluarga, tidak menutup
Sehingga setiap keluarga nelayan ini
kemungkinan setiap anggota keluarga akan
membangun strategi baru demi menjaga
mengerahkan/
kalangsungan hidup anggota keluarganya
sumberdaya yang ada dalam keluarga—
dengan pola nafkah ganda atau oleh penulis
diantaranya memanfaatkan potensi tenaga
dinamakan diversifikasi mata pencaharian.
kerja rumah tangga secara optimum. Hal
Dalam arti, mengusahakan income baru
ini dilakukan melalui alokasi tenaga kerja
dengan cara memasuki atau membangun
rumah tangga baik pria dan wanita, dewasa
aktivitas nafkah baru di luar sektor
dan anak-anak yang serasional mungkin
perikanan yang selama ini telah digeluti.
terdistribusi
(2) Pemberdayaan modal sosial.
melibatkan
dalam
berbagai
segenap
kegiatan
produksi.
Pada komunitas nelayan di Kecamatan
Distribusi pekerjaan ini terlihat
Sungai Kakap, khususnya nelayan perahu
dimana pria bergerak dalam kegiatan
bermotor di bawah 5 GT kerapkali
perikanan laut, sedangkan wanita bekerja
dirundung penghasilan yang terbatas, tentu
sebagai
pengolah
hasil
laut,
seperti; 9
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
industri
pembuatan kerupuk ikan, ikan
kerupuk. Sedangkan 2 orang pedagang ikan
asin atau ikan kering tipis dengan kreteria
emperan di Pasar Mawar dan Flamboyan
baik sebagai pemilik usaha/usaha sendiri
Pontianak.
ataupun pedagang
sebagai ikan
buruh, atau
dan
sebagai
Aktivitas yang digeluti umumnya
usaha
sebanyak 3 orang bekerja di bidang
membuka
warung secara kecil-kecilan. Keterlibatan
ibu
pengolahan ikan dan 2 orang membuka tangga
usaha warung secara kecil-kecilan. Perihal
ataupun bersama anggota keluarga lainnya
usaha pengolahan ikan ini, biasanya dari
bagi nelayan terutama terhadap keluarga
ikan hasil tangkapan yang tidak laku lagi
nelayan perahu bermotor di bawah 5 GT
untuk di jual, berupa jenis ikan yang
sangat
dalam
ukurannya kecil, untuk di buat ikan asin
ekonomi
tipis, seperti; jenis ikan bilis, ikan layur,
memberikan
mendongkrak keluarganya.
rumah
arti
keterpurukan
Hal ini terpaksa dilakukan
ikan kepetek, dan anak ikan gulama.
sebagai akibat kenaikan BBM yang cukup
Mengenai
keterlibatan
sejumlah
mengancam taraf pemenuhan nafkah untuk
anggota keluarga dalam upaya menunjang
“bertahan hidup.” Oleh karena itu, peran
tingkat
serta anggota keluarga, sangat membantu
terpuruk
meskipun dinilai belum memadai, tetapi
didasarkan pada alasan yang berbeda-beda.
telah dirasakan memberikan keleluasaan
perekonomian akibat
yang
semakin
kenaikkan
Keterlibatan
sejumlah
BBM,
anggota
dalam meringankan beban perekonomian
keluarga ini umumnya bukan dikarenakan
keluarga.
pendapatan yang diterima sebelumnya
Berbagai informasi yang didapat dari
informan
dan
segenap
anggota
kurang/tidak mencukupi, hanya saja hal tersebut
dilakukan
memiliki
bawah 5 GT mengemukakan tentang
tertanam pada dirinya masing-masing,
keterlibatan anggota keluarga untuk turut
terutama berasal dari etnis Tionghoa.
serta
Selain itu, kegiatan ini umumnya dilakukan
nafkah,
terutama
pada
pengolahan hasil ikan tangkapan.
dagang"
umumnya
keluarga nelayan perahu bermotor di
mencari
"jiwa
karena
yang
telah
sudah dalam jangka waktu yang lama 5 –
Para anggota keluarga nelayan ini
10 tahun lalu, sehingga mengasumsikan
umumnya bekerja sebagai tenaga buruh di
bahwa hal tersebut dilakukan bukan karena
industri pengolahan ikan milik orang lain,
faktor desakan ekonomi akibat kenaikan
baik sebagai buruh kupas udang, buruh
BBM.
kupas renjong maupun didalamnya terdapat 5 orang tenaga buruh di industri pembuatan 10 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Disisi lain ternyata berbeda dengan keterlibatan
anggota
dari
ribu perkilogramnya, ikan asin talang Rp
kelompok nelayan perahu bermotor di
50 ribu perkilogramnya dan ikan asin
bawah 5 GT, misalnya dengan memberikan
tenggiri
alasan
dalam
Terhadap harga kerupuk udang Rp 25 ribu
menyangga perekonomian keluarga ini
perkilogramnya, kerupuk ikan tenggiri Rp
umumnya
ekonomi,
50 ribu perkilogramnya dan kerupuk ikan
mengingat sekarang ini tingkat pendapatan
belida Rp 50 ribu perkilogramnya, dan
yang
banyak lagi terdapat jenis lainnya.
bahwa
keterlibatan
karena
diperoleh
mengandalkan
keluarga
sebagai gambaran dinilai seharga Rp 40
desakan
sebelumnya—hanya peran
Rp
60
ribu
perkilogramnya.
suami—dinilai
Seorang istri nelayan asal Desa
tidak/kurang mencukupi dalam memenuhi
Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap di
kebutuhan
sela-sela waktu luangnya sebagai ibu
keluarga
yang
cenderung
meningkat.
rumah tangga, ikut membantu menafkahi
Atas dasar alasan demikian hingga mengakibatkan
keluarganya
“Saya berpikir sebenarnya banyak
memilih untuk melibatkan diri dalam
pekerjaan yang bisa dilakukan perempuan
membantu bekerja mencari nafkah, selain
nelayan,
memainkan peran dan tugas utama sebagai
pengupas udang. Kegiatan ini dirasakan
ibu rumah tangga. Kegiatan pengolahan
cukup baik dari segi waktu, tenaga dan
hasil
cara,
laut
anggota
keluarga. Dia mengungkapkan, bahwa:
yang
dilakukan,
seperti;
diantaranya
sehingga
menjadi
dapat
buruh
membantu
pembuatan ikan kering, ikan asin dan
menambah penghasilan keluarga. Dengan
kerupuk. Pekerjaan sambilan ini tidak
hanya berprofesi sebagai buruh pengupas
secara rutin dilakukan, melainkan secara
udang
sambilan terutama menjelang saat-saat ada
pendidikan yang tinggi, meskipun banyak
ikannya, mengingat tidak setiap jenis ikan
mengeluarkan
bisa dibuat kerupuk atau ikan kering.
berpikir” (Data Primer Diolah, Juni
Perihal penghasilan yang peroleh
tidak
memerlukan
energi
tetapi
tingkat
sedikit
2015).
dari kegiatan ini terlihat bervariasi, sebagai
Penghasilan dari bekerja sebagai
ukuran awal untuk ikan kering layur dan
buruh baik buruh kupas udang maupun
ikan Kepetek dihargai sebesar Rp 10 ribu
buruh pembuat kerupuk sangat bervariasi
perkilogramnya, ikan kering gulama Rp 20
tergantung jenis kegiatan yang dilakukan.
ribu perkilogramnya dan ikan kering bilis
Upah untuk membuat kerupuk dihargai Rp
Rp 40 ribu perkilogramnya. Sedangkan
20 ribu perhari, upah mengiris kerupuk
terhadap ikan asin terutama ikan asin hiu,
tergantung
berdasarkan
kapasitas 11
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“longkong” atau batangan adonan yang
Nilai pendapatan buruh kupas renjong
dipotong dan secara umum berkisar Rp
disini umumnya juga bervariatif, yakni
12.500 hingga Rp. 15.000/hari. Sedangkan
tergantung berdasarkan bagian-bagian yang
upah buruh kupas udang Rp 3 ribu
telah ditetapkan sebelumnya, seperti; capit
perkilogram, hingga jika diukur dalam
dan dada yang memiliki nilai hitungan jasa
kesehariannya bisa mencapai hasil sekitar
yang berbeda. Rata-rata penghasilan yang
Rp 15 ribu hingga Rp 20 rubu perharinya.
diperoleh dari hasil kupas renjong ini
Sedangkan
terhadap
anggota
dinilai sedikit lebih besar dari hasil kupas
keluarga lainnya—terutama pada anak-
udang, yaitu; bekisar antara Rp 17 ribu
anak—bahwa
disesuaikan
hingga Rp 20 ribu perharinya. Hanya saja,
berdasarkan umur dan jenis kelamin.
karena bahan renjong sejenis hasil laut
Artinya anak laki-laki dewasa dan tidak
musiman mengakibatkan pekerjaan ini
lagi sekolah, biasanya turut membantu
sangat
orang tuanya melaut, menjadi buruh atau
tertentu karena sifatnya musiman.
kegiatannya
tergantung
pada
waktu-waktu
membantu menjual ikan hasil tangkapan.
Pilihan jenis pekerjaan/usaha yang
Sedangkan anak perempuan umumnya
umumnya ditekuni oleh sejumlah anggota
bekerja sebagai buruh pengupasan udang
keluarga nelayan ini—baik istri maupun
dan pengupasan renjong dari industri
anak-anaknya—tidaklah didasarkan pada
kerupuk yang tersedia, dan umumnya
tingkat keahlian atau keterampilan tertentu,
masih berumur belasan tahun, juga terdapat
sehingga mempengaruhi pemenuhan upah
diantaranya masih sebagai pelajar.
secara layak apalagi memadai. Terpenting
Bagi
yang
berstatus
pelajar
biasanya pekerjaan dilakukan usai bubaran
bisa membantu penghasilan keluarga. Merujuk
pendekatan
struktural
sekolah. Perolehan nilai pendapatan cukup
fungsional terlihat dalam suatu keluarga
bervariatif
diibaratkan sebuah sistem sosial yang
berdasarkan
volume
bahan
(udang) yang dikerjakan. Buruh kupas
fungsional.
udang
ribu
menurut Parson (dalam Ritzer, 2003:125)
perkilogram. Jika sehari dapat dikerjakan
diantaranya harus: (1) Terstruktur; (2)
selama 3 – 4 jam, biasanya dimulai pukul
Didukung sistem lainnya; (3) Kebutuhan
13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB maka
aktornya; (4) Melahirkan partisipasi; (5)
dapat mengantongi penghasilan rata-rata
Mengendalikan
mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu
terjadi konflik harus dikendalikan; dan (7)
perharinya.
Sistem sosial memerlukan bahasa.
jasanya
dihargai
Rp
4
Persyaratan
perilaku;
fungsional
(6)
itu
Apabila
12 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Perihal
keterlibatan
segenap
anggota
Akibatnya,
nelayan
harus
melakukan
keluarga nelayan yang turut membantu
strategi untuk tetap menjalani pekerjaan
perekonomian
dilihat
utamanya sebagai nelayan, meliputi: (1)
sebagai bentuk dukungan dan partisipasi
Mengurangi armada penangkapan ikan; (2)
anggota
guna
Mengganti penggunaan jenis motor dan
mempertahankan kelangsungan hidup dari
peralatan tangkap; dan (3) Mengurangi
sistem—keluarga—itu sendiri, sehingga
frekuensi melaut.
keluarga
dari
suatu
dapat
sistem
sistem sosial tersebut mampu memenuhi
Nelayan kapal motor di saat tidak
kebutuhan para aktor atau anggotanya demi
melaut melakukan pekerjaan sampingan.
terwujudnya
Pekerjaan
suatu
kondisi
sampingan
itu
biasanya
keseimbangan—keharmonisan—dari suatu
dilakukan nelayan kapal motor di bawah 5
sistem, dalam hal ini bagi kelangsungan
GT,
hidup dari keluarga nelayan itu sendiri.
diversifikasi mata pencaharian, yakni tetap
meliputi:
(1)
Mengembangkan
sebagai nelayan, tetapi juga berusaha di bidang lainnya, seperti berdagang; dan (2) D. PENUTUP
a) Kesimpulan
Pemberdayaan
modal
sosial
memanfaatkan
hubungan
yakni
patron
clien
antara nelayan dan juragan maupun tauke,
Berdasarkan hasil penelitian dan
memanfaatkan
peran
koperasi
simpan 76
pembahasan yang dijelaskan pada bab
pinjam
sebelumnya,
ditarik
arisan. Pekerjaan sampingan nelayan kapal
kesimpulan bahwa strategi nelayan kapal
motor dalam mengatasi masalah kenaikan
motor dalam menghadapi kenaikan harga
BBM Solar, umumnya menjadi tenaga
BBM solar di Kecamatan Sungai Kakap
buruh di industri pengolahan ikan, buruh
Kabupaten Kubu Raya, meliputi:
bangunan
maka
Nelayan
dapat
kapal
motor
praktis
dan
melibatkan
sekitar 40 persen – 50 persen biaya
untuk
operasional
keluarga.
maupun
kenaikan
dan
beternak.
perkumpulan
Pelaksanaan
pekerjaan sampingan nelayan kerapkali
menghadapi kenaikan harga BBM solar melaut,
membangun
segenap
terpenuhinya
anggota kebutuhan
keluarga hidup
biaya pemeliharaan dan penggantian suku cadang. Penghasilan sekali melaut hanya
b) Saran
mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu,
Berdasarkan pemaparan di atas,
dan mengalami penurunan Rp 150 ribu
maka saran yang dapat penulis berikan
hingga Rp 300 ribu
adalah:
sekali melaut.
13 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Menyikapi kenaikan harga BBM
menurunnya
hasil
tangkapan
yang
solar dan seiring meningkatnya biaya
mengakibatkan kualitas keluarga terus
melaut
disarankan
menurun, maka disarankan kepada pihak-
pemerintah setempat segera membenahi
pihak terkait, khususnya pemerintah bisa
keteraturan
pengawasan
memastikan hadirnya fasilitas pengolahan
penyaluran BBM bersubsidi, karena BBM
ikan di kampung-kampung nelayan melalui
hingga kini masih dinilai sebagai urat nadi
sistem pinjaman secara bergilir melalui
kehidupan para nelayan, sehingga nelayan
proses pembinaan usaha secara intensif.
nelayan,
maka
pasokan
dan
tidak perlu melakukan berbagai strategi melaut
dalam
rangka
penghematan-penghematan
melakukan yang
justru
E. REFERENSI
dapat merugikan keberlangsungan melaut dan mempersulit kehidupan nelayan itu
1.
Buku-buku:
sendiri. Hal
lain
yang
juga
perlu
Alma, Buchari. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
mendapatkan perhatian adalah strategi nelayan saat tidak melaut. Ketergantungan nelayan ke lembaga pinjaman maupun kepada juragan atau tauke yang hanya menciptakan kesejahteraan
masalah hidupnya
baru perlu
bagi menjadi
perhatian serius pemerintah. Oleh karena itu, disarankan ada kebijakan khusus untuk
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian—Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Aneka Cipta. Mochtar, Hilmy. 2005. Politik Lokal dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ritzer, George-Douglas Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.
nelayan berkenaan peningkatan pendidikan maupun kesehatan keluarga nelayan, selain itu
memastikan
perempuan
nelayan
mendapatkan pengakuan politik di dalam kebijakan nasional dan program-program pemberdayaan
yang
diarahkan
meningkatkan
kapasitas
keberadaannya.
Selain
untuk
peran itu,
dan untuk
Ritzer, Georgie. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada. Satria, Arif. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Pustaka Cidesindo. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
menudukung aktivitas sampingan nelayan, selain menjalani profesi utamnya sebagai nelayan
tangkap,
seiring
semakin 14
ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Dokumen dan Publikasi Internet:
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kubu Raya. 2014. Database Perkembangan Perikanan Tangkap. Diakses di Sungai Raya. Rabu, 5 Nopember 2014. Pukul 09.30 WIB.
3.
Peraturan Perundang-undangan:
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.29/MEN/2003 tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan. Jakarta: Sekretariat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
15 ANDREAS PANJI PRIYO, NIM. E41111004 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
~-----,
-~~-:-----~------------
'.
\ ~KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan A. Yani Pontianak, Kode Pos 78124 Homepage: http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id Email:
[email protected]
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAHIPl/BLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISW A Sebagai Civitas Akademika
Universitas
.Nama Lengkap NIMfPriode Lulus Fakultas/Jurusan Email addresslHp Demi
pengembangan
menyetujui sosiatri
untuk
Fakultas
Tanjungpura,
yang bertanda
tang an di bawah ini, saya:
: ANDREAS P ANJI PRIYO : E.41111004 : ISIP/SOSIOLOGI :
[email protected] /085787222993 ilmu
memberikan
pengetahuan kepada
dan
pengelola
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
eksklusif (non-exclusive
syarat jurnal
administrasi mahasiswa
Universitas
kelulusan sosiologi
Tanjungpura,
mahasiswa
(S 1),
pada program
hak bebas
royalty
studi non-
royalty free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
STRATEGI NELAYAN KAPAL MOTOR DALAlVl ~MENGHADAPI KENAIKAN BARGA BAHAN BAKAR lVIINYAK SOLAR DI KECAivIATAN SUNG AI KAKAP KABUPATEN KUBU RA YA Beserta perangkat
yang diperlukan
jurnal berhak menyimpan, (database)
mengalih
mendistribusikanya,
C=:J cL
media/forrnatkan,
Content
dan menampilkanlmempublikasikanya
dalam bentuk
ini, pengelola rangkaian
data
di internet atau media lain.
artikel sesuai dengan standar penulisan jurnal yang berlaku.
akademis
saya sebagai penulis/pencipta,
sangat perlu meminta
ijin dari saya selama tetap mencantumkan
untuk menanggung
pernyataan
nama
dan atau penerbit yang bersangkutan. secara pribadi,
tanpa melibatkan
bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Demikian
mengelolanya
non eksklusif
Fulltext
Untuk kepentingan
Saya bersedia
(bila ada) dengan hak bebas royalty
pihak pengelola, jurnaL
segala
hak cipta dalam karya say a ini.
ini saya buat dengan sebenarnya. : Pontianak Dibuat di Pada Tanggal: 19 Nopfmoer
20 t5 /
Andreas Panji Iyo NIM: E.41111004