perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI Oleh : ANGGYTA PUTRI RATNA SARI NIM K1506006
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh : ANGGYTA PUTRI RATNA SARI NIM K1506006
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari
: Selasa
Tanggal
: 27 Oktober 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs H Suhardjono, M.Si
Eko Supri Murtiono, ST, MT
NIP.19510505 198103 1 004
NIP. 19760224 200604 1 014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 10 November 2010
Tim penguji Skripsi : Nama terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs AG. Tamrin, M.Pd, M.Si
Sekretaris
: Abdul Haris setyawan,S.Pd, M.Pd
Anggota 1
: Drs H Suhardjono, M.Si
Anggota 2
: Eko Supri Murtiono, ST, MT
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP.19600727 198702 1 001
commit to user
____________ ____________ ____ _______ ____________
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Anggyta Putri Ratna Sari. K1506006. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi. 2010. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Efektfitas penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta, (2) Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, berjumlah 23 siswa laki – laki. Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran model Problem Based Instruction, membuat lembar observasi, membuat pedoman wawancara, membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi. Validitas data menggunakan Triangulasi, member chek dan Audit Trail. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alur siklus model spiral, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, disetiap siklus terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan tes evaluasi. Tahap berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan dikumpulkan, dianalisis, dan direfleksi. Berdasarkan hasil selama penelitian, sebelum tindakan siklus: siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Hal ini tampak dari nilai raport yang dilaksanakan sebelum penelitian yaitu semester gasal tahun 2009/2010. Penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan model Problem Based Instruction mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi, hasil pengamatan dalam ranah afektif dan psikomotorik pada siklus I ke siklus II, tidak hanya itu peningkatan juga berasal dari dukungan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Instruction. Kesimpulan penelitian adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar statika misalnya: terdapat bebrapa kendala diantaranya : masih terdapat sebagian kecil siswa yang belum terfokus pada saat dikelompokkan.
Kata kunci : Model Problem Based Instruction , Hasil belajar siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan” (Surat Al Fatihah:5) “Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun berpangkat tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri nikmatnya sekecil apapun”. (Siti Markhamah) “Jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tetapi berbuatlah yang terbaik yang kamu bisa” (Benjamin Franklin). “ Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan ( Thomas A.Edison)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Penulisan
Skripsi
ini
kupersembahkan
kepada: Karya ini dipersembahkan untuk: Bapak dan Ibu yang selalu menjadi embun penyejuk jiwa dan cahaya jiwaku Mas Eka dan dik Yayang yang kusayangi Mas Prie yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang Ai, Arin, Heny yang penuh kebersamaan Teman-teman PTS/B angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Universitas Sebelas Maret. 2. Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. AG.Thamrin, M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bapak Drs. H Suhardjono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai terselesainya penulisan skripsi ini. 6. Bapak Eko Supri Murtiono, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai terselesainya penulisan skripsi ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Ibu Anis Rahmawati, ST, MT selaku Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta 8. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang telah diberikan selama ini. 9. Drs. Susanta, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta yang telah mengizinkan untuk penelitian di sekolah. 10. Bapak Hanang Yulianto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran statika sekaligus pembimbing pada saat penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta. 11. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan Angkatan Tahun 2006. 12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.
Surakarta,
Juli 2010
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
JUDUL ...........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN ............................................................................................
iii
PENGESAHAN ..............................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Pembatasan masalah……………………………………………………. 3 C. Perumusan Masalah ..........................................................................
4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................
4
1. Manfaat Praktis ............................................................................
5
2. Manfaat Teoritis ...........................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................
6
1. Pengertian Belajar. ....................................................................... commit to user
6
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 2. Pengertian Pembelajaran ..............................................................
7
3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran ............................................
8
4. Model Pembelajaran PBI ............................................................
9
a. Hakikat PBI ...........................................................................
9
b. Proses Pemecahan Masalah ...................................................
12
c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah .................
14
5. Hasil Belajar .................................................................................
15
B. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................
17
C. Hipotesis Tindakan ...........................................................................
19
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................
20
A. Perencanaan Penelitian ....................................................................
20
1. Tempat Penelitian ......................................................................
20
2. Subyek Penelitian .......................................................................
20
3. Waktu Penelitian ........................................................................
20
B. Prosedur Penelitian ..........................................................................
21
1. Siklus I .......................................................................................
23
2. Siklus II ......................................................................................
26
C. Instrumen Penelitian ........................................................................
28
1. Pedoman Observasi ...................................................................
28
2. Pedoman Wawancara ................................................................
28
3. Tes .............................................................................................
28
4. Kajian dokumen .........................................................................
28
D. Data dan Sumber Data .....................................................................
29
E. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
29
1. Metode Observasi .......................................................................
29
2. Catatan lapangan ........................................................................
29
3. Dokumentasi ...............................................................................
30
F. Validitas data ...................................................................................
30
G. Analisis Data ..................................................................................... commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman H. Tolak Ukur Keberhasilan .................................................................
32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................
33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................
33
1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta ...................................................
33
2. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta.......................................
33
3. Profil Sekolah.................................................................................
34
4. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 2 Surakarta ...........................................................
35
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................
36
1. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................
36
a. Tahap Perencanaan Tindakan I ................................................
36
b. Pelaksanaan Tindakan I ...........................................................
37
c. Pengamatan ..............................................................................
38
d. Evaluasi siklus I .......................................................................
39
e. Pelaksanaan refleksi Siklus I....................................................
40
2. Siklus II .........................................................................................
40
a. Tahap Perencanaan Tindakan II ...............................................
40
b. Pelaksanaan Tindakan II ..........................................................
41
c. Pengamatan ..............................................................................
42
d. Evaluasi siklus II ......................................................................
44
e. Pelaksanaan refleksi Siklus II ..................................................
46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................
47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................
51
A. Kesimpulan .........................................................................................
51
B. Implikasi ..............................................................................................
51
C. Saran ...................................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Tahap-Tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah ..........................
14
Tabel 2
Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................
20
Tabel 3 Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta .....................................
35
Tabel 4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I................................................
38
Tabel 5 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I………………………...
39
Table 6
Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II…………………………......
43
Tabel 7
Hasil belajar Psikomotorik Siklus II………………………………
43
Table 8
Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan sesudah Penerapan PBI……………………………..
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Kerangka berfikir ...........................................................................
18
Gambar 2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart .................................................................
22
Gambar 3 Model Analisis Interaktif ...............................................................
31
Gambar 4 Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta.........................................
34
Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kongnitif Siswa ............................................
45
Gambar 6 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa ...............................................
45
Gambar 7 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa .....................................
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Daftar Nama Kelas pnelitian Siswa X TKK SMK Negeri 2 Surakarta ............................................................... 56 Lampiran 2 Dasar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ........................... 57 Lampiran 3 Silabus ......................................................................................... 58 Lampiran 4 Satuan acara pembelajaran……………………………………. .. 61 Lampiran 5 Daftar Nama Kelompok ............................................................... 67 Lampiran 6 RPP Siklus I Pertemuan I ............................................................. 68 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ................................... 72 Lampiran 8 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus I Pertemuan I .... 76 Lampiran 9 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I Pertemuan I ...................................................................... 79 Lampiran 10 RPP Siklus I Pertemuan II .......................................................... 81 Lampiran 11 Lembar Kerja Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II………….. 85 Lampiran 12 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus I Pertemuan II .................................................................. 92 Lampiran 13 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I Pertemuan II .................................................................. .. 95 Lampiran 14 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus I................................ 97 Lampiran 15 Lembar Evaluasi Siklus I .......................................................... 98 Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I................................................................... 101 Lampiran 17 RPP Siklus II Pertemuan I ......................................................... 103 Lampiran 18 Lembar Kerja Kongnitif Siswa Siklus II Pertemuan I .............. 107 Lampiran 19 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus II Pertemuan I .................................................................. 113 Lampiran 20 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II Pertemuan I................................................................. 116 Lampiran 21 RPP Siklus II Pertemuan II ....................................................... 118 Lampiran 22 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus II Pertemuan II ................................................................ 122 Lampiran 23 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II Pertemuan II ............................................................... 125 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman
Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus II .............................. Lembar Evaluasi Kongnitif Siswa Siklus II ............................. Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ........................................ Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik ............................... Pedoman Wawancara Untuk Pendidik …… ............................
127 128 132 134 136
Lampiran 29 Catatan Lapangan Hasil Wawancara ……………………….... . 139 Lampiran 30 Dokumentasi Pengamatan ……………………………………. 157 Lampiran Surat – surat Izin Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya, sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan sistem pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan anak didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang profesional sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan kejuruan dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional berusaha memperbaiki bidang pendidikan yang meliputi kurikulum, guru dan proses pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Mata pelajaran statika salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa teknik bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta. Mata pelajaran statika berisikan konsep-konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan yaitu pengetahuan cara-cara pengidentifikasian suatu konstruksi bangunan sederhana dan cara perhitungan kekuatan konstruksi bangunan. Mata pelajaran Perhitungan statika berisikan konsep – konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan sederhana. Oleh karena
keberhasilan
proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran statika lebih menekankan pada pemahaman dan penguasaancommit materi. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Surakarta Kelas X Teknik Konstruksi Kayu mengalami permasalahan hasil belajar mata pelajaran produktif statika. Nilai rata-rata standar tuntas pelajaran produktif di SMK Negeri 2 surakarta adalah 75. Siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu pada semester 1 masih banyak yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum tuntas. Dari data menunjukan bahwa dalam pelajaran statika tersebut hanya 52,17 % siswa yang mendapat nilai 75 keatas. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajarn statika diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang guru dapat membantu pengetahuan
dengan
siswanya dalam membangun keterkaitan antara
pengalaman
lain
guna
memecahkan
permasalahan
pembelajaran. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu commit to user konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Mata pelajaran statika merupakan salah satu pelajaran produktif yang berisikan tentang konsep-konsep dasar perhitumgan untuk konstruksi bangunan yaitu cara-cara untuk mengidentifikasi suatu konsep bangunan sederhana. Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi pelajaran statika konkrit dan berkaitan langsung dengan pengalaman keseharian siswa. Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian
tindakan
kelas
dengan
judul:
PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN
HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA
KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.
B. Pembatasan Masalah Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan pengkajian sebagai berikut : 1. Efektifitas penerapan model pembelajaran Problem Bases Instruction pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran statika. 2. Hasil belajar siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran statika belum tuntas. Dari pembatasan masalah diatas, timbul beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Penelitian ini mengambil studi kasus Peserta didik Kelas X Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 23 siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Penelitian diarahkan pada hasil belajar siswa dalam penggunaan metode pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK N 2 Surakarta. 3. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pembelajaran statika dalam menetukan titik berat dan bidang datar di kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta yang belum efektif.
C. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, timbul beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas penerapan model Problem Based Instruction pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta dalam mata pelajaran Statika ? 2. Apakah penerapan Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar statika pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan efektifitas penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta dalam mata pelajaran Statika. 2. Untuk mengetahuai peningkatan hasil belajar statika pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta melalui penerapan Problem Based Instruction.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Manfaat Hasil Penelitian Secara teoritis dan praktis,penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi
b. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang model pembelajaran yang efektif untuk menigkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran statika di sekolah.
2. Manfaat Teoritis a.
Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan relevan.
b.
Sebagai bahan pustaka bagi siswa Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Pustaka 1. Pengertian Belajar Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa definisi belajar sebagai suatu perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut. a. Gagne dan Berliner dalam (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. b. Menurut Teori Belajar Konstruktivisme dalam (Ani Tri, 2004:49-50) belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus bisa menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berkutat dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri. Sebaliknya tugas guru yang paling utama adalah : 1) Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan siswa. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri. 3) Memanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dipelajarinya .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Guru berinteraksi dengan masing-masing siswa untuk mengamati bagaimana ia memperoleh informasi baru, membantu siswa merekonstruksi pengetahuan secara benar, memotivasi serta membimbing siswa dalam memecahkan masalah. Jadi adanya informasi dan pengalaman baru mengakibatkan terjadinya rekonstruksi pengetahuan yang lama sehingga terbentuk pengetahuan baru. c. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:19) mengartikan bahwa belajar merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut
batasan-batasan
belajar
dapat
disimpulkan sebagai berikut. 1. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja 2. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.
2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat "behavioral", atau berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan "measureable", atau dapat diukur artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran dapat dicapai atau belum (Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2004: 4). Gagne dalam Benny A. Pribadi, (2005 : 15) “ Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar”. Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) ” Pembelajaran adalah pengembangan cara penyampaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan spesifik” Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) “ Pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar. Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “ pengajaran “ yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru ( teacher centered )…dst
3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu, ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat ironis sekali dikarenakan semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran. Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:584) mendefinisikan efektif dengan “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh; hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”. The Liang Gie dalam Ensiklopedi Administrasi (1989:108) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut. “Suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Jika seseorang melakukan commit to user suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang
perpustakaan.uns.ac.id
itu
dikatakan
digilib.uns.ac.id
efektif
kalau
memang
menimbulkan
akibat
dari
yang
dikehendakinya itu.” Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa.Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan pengguna/client. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain :kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi siswa dan prestasi belajar.
4. Model Pembelajaran PBI
a. Hakikat PBI Model pembelajaran PBI mempunyai beberapa nama lain seperti Projectbased Teaching (belajar proyek), experienced-based Education (pembelajaran berdasar pengalaman), Authentic Learning (belajar autentik) dan Anchored Instruction (belajar berdasar kehidupan nyata). Problem Based Instruction biasa diterjemahkan menjadi pembelajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berdasar masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berfikir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. (Ibrahim, M 2000:14). Pembelajaran berdasarkan masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain. Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari, memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran siswa didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Pemecahan masalah adalah suatu jenis belajar discovery. Dalam hal ini, siswa secara individu maupun secara kelompok berusaha memecahkan masalah autentik. Memecahkan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga dapat menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan masalah. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses penyelidikan. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran jenis ini tidak difokuskan apa yang menjadi perilaku siswa tetapi lebih kepada apa yang mereka pikirkan pada saat melakukan kegiatan tersebut. Terdapat 3 aliran utama yang berpengaruh pada pembelajaran berdasar masalah: 1. Dewey dan kelas demokrasi Dewey (Ibrahim dkk, 2000:15) mengemukakan pandangan bahwa : Sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk pemecahan masalah commit to user kehidupan secara nyata. Untuk itu, guru harus mendorong siswa terlibat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam tugas-tugas berorientasi masalah dan membimbing mereka menyelidiki suatu masalah. Pembelajaran di sekolah akan lebih bermanfaat jika dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang menarik. 2. Piaget, Vygotsky dan konstruktivisme Piaget (Ibrahim dkk, 2000:17) mengemukakan pandangan bahwa : Anak mempunyai rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka secara aktif membangun pengetahuan mereka tentang lingkungan yang mereka hadapi. Oleh karena itu pada semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan, diberi motivasi untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu. Pandangan Konstruktivis-Kognitif mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses memperoleh informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus-menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka. Sedangkan Vygotsky (Ibrahim dkk, 2000:18) bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Oleh karena itu, individu mengkaitkan pengalaman baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan membangun pengetahuan baru. 3. Bruner dan pembelajaran penemuan Bruner mengemukakan suatu teori pendukung penting yang dikenal sebagai pembelajaran penemuan, yaitu suatu model penemuan yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi.Pembelajaran berdasar masalah juga bergantung pada konsep lain dari Bruner yaitu Scaffolding, yaitu suatu proses dimana seorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melalui kapasitas perkembangannya melalui bantuan dari guru atau orang yang mempunyai kemampuan lebih. Menurut Sears dan Hersh (dasari 2003:9) pembelajaran berdasar masalah ini dapat melibatkan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah. (http://agungprudent.wordpress.com) Pembelajaran berdasar masalah membantu siswa untuk memecahkan masalah dengan proses penemuan yang berkelanjutan dari tipe masalah yang tidak terstruktur yang dihadapkan oleh orang-orang dewasa atau praktisi profesional. Intinya pembelajaran berdasar masalah mengembangkan siswa agar dapat: 1. Mendefinisikan masalah dengan jelas 2. Membangun hipotesis alternatif 3. Memberikan informasi baru setelah hipotesis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Membangun solusi yang jelas yang sesuai dengan masalah dan kondisi yang seharusnya berdasatkan informasi dan penjelasan dengan alasan yang jelas. Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pembelajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah proses pembelajaran otonom yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan demikian
siswa
belajar
menyelesaikan
tugas-tugas
mereka
secara
mandiri.Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok
b. Proses Pemecahan Masalah Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat beragam antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik simpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses mencari atau memperoleh informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi (Nasution, 2001:117). Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki konsep awal terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep pada taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep pada taraf di bawahnya, karena ini commit to user berguna untuk menentukan kelancaran proses pemecahan masalah. Bila ada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesuatu yang tidak dikuasai dalam konsep, maka siswa akan menghadapi masalah dalam pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution, 2001:121) adalah sebagai berikut. a. Model John Dewey Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mengemukakan hipotesis 3) Mengumpulkan data 4) Menguji hipotesis 5) Menarik kesimpulan b. Model Karl Albreacht Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase utama: Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen 1) Menemukan masalah 2) Merumuskan masalah 3) Mencari pilihan atau alternatif Penyelesaian atau fase konvergen 1) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif) 2) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan keputusan demi hasil yang diperoleh) 3) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih payah itu berhasil atau menemui kegagalan) c. Model Berry K beyer 1) Mengidentifikasi masalah 2) Membuat rencana pemecahan 3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah 4) Memeriksa jawaban c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri darai 5 tahap yang disajikan pada tabel 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa pada masalah
logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
Tahap 2
Membantu siswa mengidentifikasi
Mengorganisasi siswa untuk
dan mengorganisasikan tugas belajar
belajar
yang berhubungan dengan tugas belajar tersebut
Tahap 3
Mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan
mengumpulkan informasi yang
individu maupun kelompok
sesuai, melaksanakan percobaan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4
Mendorong siswa merencanakan dan
Mengembangkan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti
menyajikan hasil karya
laporan
Tahap 5
Membantu siswa untuk merefleksi
Menganalisis dan
atau mengevaluasi penyelidikan
mengevaluasi proses
mereka dan proses yang mereka
pemecahan masalah
gunakan
Sumber : Ibrahim dkk, 2000:12 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 250 - 251). Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti ( Oemar Hamalik, 2006 : 30 ). Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu: 1) Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekpresif dan interpretative. Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar (Dalyono, 2005:55) adalah sebagai berikut. 1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Minat dan Motivasi Sebagaimana halnya dengan intelegensi dan bakat maka minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. c. Cara Belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. 2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. b. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut, mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/ perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. c. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang. d. Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran statika masih banyak ditemukan masalah antara lain kurang efektifnya siswa dalam mengikuti pelajaran statika yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran statika strategi guru sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dengan menggunakan metode PBI . Pada siklus pertama perlu adanya tes untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa.
Apabila hasil belajar siswa belum memenuhi dari indicator
keberhasilan yang telah ditentukan maka perlu diadakan evalusi untuk melaksanakan siklus kedua. Pembelajaran statika dengan menerapkan metode PBI berdampak positif bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena pengalaman dan percobaan langsung siswa akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar, membuat guru untuk lebih menguasai materi karena guru sebagai fasilitator harus menguasai materi dan mampu mengembangkannya serta guru sebagai motivator yang mampu memotivasi siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan menyediakan kesempatan dan pengalaman yang mendukung proses belajar. Hasil belajar statika adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajran statika berupa pemahaman dan penguasaan materi dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siswa : kurang efektif dalam mengikuti pelajaran statika Siswa : Hasil Belajar masih rendah
Kondisi Awal Guru : Belum menggunakan model pembelajaran PBI
Tindakan
Guru : Menggunakan model pembelajaran PBI
Siklus I
Tes Siklus I
Terselesaikan
Melalui model pembelajara PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika
Belum Terselesaikan
Siklus II
Tes Siklus II
terselesaikan
Belum Terselesaikan
Siklus Selanjutnya Gambarcommit 1. Kerangka to userBerfikir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan adalah: 1. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran statika dapat meningkatkan efektifitas siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta. 2. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran statika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Perencanaan Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta,Jalan LU.Adi Sucipto No.33. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena. a. SMK Negeri 2 Surakarta memerlukan evaluasi kegiatan belajar mengajar supaya dapat menigkatkan kualitas hasil belajar statika. b. SMK Negeri 2 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan penelitian untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.
2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta. Dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa.
3. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan mulai bulan Mei sampai Awal bulan Agustus 2010. Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan 14 Januari 2010 – 20 Januari 2010 Pengajuan Judul 1 26 Januari 2010 – 3 Maret 2010 Pembuatan Proposal 2 3
Seminar Proposal
30 Maret 2010
4
Perijinan Penelitian
12 April 2010 – 25 April 2010
5
Pelaksanaan Penelitian
3 Mei 2010 – 3 Agustus 2010
6
26 Januari 2010 Penulisan Laporan Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bekerjasama dengan guru yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem bersiklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto, (2006 : 93). Siklus model Kemmis dan Mc Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, seperti siklus di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persiapan Refleksi I
Perencanaan
Tindakan I Evaluasi I
SIKLUS I
Observasi I Refleksi II
Evaluasi II
SIKLUS II
Observasi II
Belum terselesaika n Rencana Terevisi
Tindakan II
Tindak Lanjut
Gambar 2. Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart (Suharsimi Arikunto,2006 : 93)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan tindakan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi. (reflecting)
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Rencana tindakan siklus I 1. Perencanaan Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi. b. Berkolaborasi dengan guru menentukan tindakan perbaikkan yaitu dengan penerapan model pembelajaran PBI c. Berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk menyusun silabus, LKS, dan skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran dengan model pembelajaran PBI d. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal pretes dan postes beserta kisikisinya. e. Menyusun lembar observasi 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu : a. Tahap awal pembelajaran : 1) Guru mengucapkan salam. 2) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran. 3) Guru mengecek kehadiran siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tahap Inti Pembelajaran : Secara garis besar tahapan pembelajaran PBI : 1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah Guru
mengkomunikasikan
menjelaskan
model
tujuan
pembelajaran
pembelajaran
yang
akan
dan
digunakan.
Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan motivasi. 2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan tingkat kemampuan. 3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. a) Pengumpulan data. Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri. b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan Siswa
mengajukan
berbagai
hipotesis,
penjelasan
dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah. 4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru
meminta
salah
seorang
anggota
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan dengan diskusi dan commit membimbing to user siswa jika mereka mengalami
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil penyelidikan. c. Tahap akhir Pembelajaran : Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pada inti pembelajaran. Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif. 3. Observasi. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. 4. Refleksi Dari hasil tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi,untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan. 2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan, dan lain-lain. 3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
2. Rencana tindakan siklus II 1. Perencanaan a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada pada siklus I. b. Menetukan Indikator pencapaian hasil belajar.
2. Pelaksanaan Pelaksaan program tindkan II mengacu pada identifikasi dan rumusan masalah pada siklus I. Tahapan pembelajaran PBI : 1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah Guru
mengkomunikasikan
menjelaskan
model
tujuan
pembelajaran
pembelajaran
yang
akan
dan
digunakan.
Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik. 2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Siswa
dikelompokkan
secara
bervariasi
dengan
memperhatikan tingkat kemampuan. 3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. a) Pengumpulan data. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri. b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah. 4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami kesulitan.
Kegiatan
ini
berguna
untuk
mengetahui
hasil
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil penyelidikan. Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif pasca siklus II. 3. Observasi. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Refleksi a. Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul. b. Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika. C. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi Observasi dilakukan dengan mengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang senyatanya kemudian mengadakan pencatatan atas data. Observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Pedoman Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa
mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Tujuan diadakan wawancara ini adalah untuk memperoleh data atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran statika.
3. Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,pengetahuan dan intelegasi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” ( Suharsimi Arikunto, 1998:25). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemamupan siswa dalam memahami statika. Tes yang dilakukan berupa tes tertulis mengunakan butir soal.
4. Kajian Dokumen Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan melaluicommit sumbertodata useryang lain. Data ini berupa catatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau arsip SMK N 2 Surakarta yang berkaitan dengan obyek penelitian,misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajran(RPP) dan silabus.
D. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data hasil setiap akhir siklus. Data-data tersebut akan digali dari beragam sumber data. Data-data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,yaitu : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat melalui sumber utama yaitu siswa dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah. Selain tersebut diperoleh juga dari hasil observasi,wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai referensi yang berasal dari berbagai dokumen.Data ini diperoleh dari dokumen dan arsip yang dimiliki sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunkan teknik pengumpulan data dengan : 1. Metode Observasi. “Metode Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. (Suharsimi Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa dikelas. 2. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi bentuk commit to user temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran.
digilib.uns.ac.id
Catatan
lapangan
menurut
Bagdad
dan
Biklen
(Moleong,1990:153) adalah “Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif ”. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu , serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
F. Validitas Data Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins dalam Wiraatmadja, (2005 : 168-171), yaitu : 1. Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pembelajaran. 2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif oleh sekolah. 3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing. Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member chek dan triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran statika. Peneliti memeriksa hasil wawancara dan obsevasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat. Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap commit peneliti to user akan membandingkan serta kinerja guru dan aktivitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat pembelajaran statika. G. Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini,analisis data yang dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dpengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Pada waktu pengumpulan data peneliti membuat reduksi data dan sajian data yaitu data yang berupa catatan lapangan adalah data yang dicatat dan di gali. Menurut M.B Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat digambarkan sebagi berikut : Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3. Proses analisis Interaktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Tolak Ukur Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya efektifitas dari penerapan model pembelajaran PBI dan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik Indikator keberhasilan meliputi : 1.
Aspek kognitif yang meliputi ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 80 % dengan nilai minimal 75.
2. Aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang meliputi minat, sikap dan nilai siswa mencapai 80% dengan nilai minimal 75. Aspek afektif juga menjadi indikator keberhasilan dari efektifitas penerapan model PBI. 3. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa mencapai 80% dengan nilai minimal 75. Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh data dari SMK N 2 Surakarta dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 yang diberi nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan membuka tiga jurusan yaitu mesin,listrik,dan bangunan. Pada tanggal 12 Juli 1952 STM Solo resmi menjadi STM Negeri Solo, pada tahun 1966 dari STM Negeri 1 Surakarta diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta. Pada tahun pelajaran 1999/2000 STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan nama SMK Negeri 2 Surakarta. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2006 SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi Sekolah Nasional Bertaraf Intrenasional ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Nomer : 0004/C5.2/Kep/MN/2006 tentang Penetapan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.
2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.33 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 2 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta
3. Profil Sekolah Profil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) Negeri 2 Surakarta : 1. Lokasi
: Jalan LU. Adisucipto No 33 Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Kode Pos 57139 Provinsi Jawa Tengah
2. Alamat Surat
: SMK Negeri 2 Surakarta JL.LU. Sdisucipto No 33 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Telp (0271)714901 Kode Pos 57139 3. Faximile
: (0271)727003
4. E-Mail
:
[email protected]
5. Kepala Sekolah
: Drs Susanta, MM
6. Nomor Statistik Sekolah (NSS)
: 32.103.61.05.001
7. Status Sekolah
: Negeri
Nomor
: 3095/B
Tanggal
: 22 Juli 1952
8. Penyelenggara
: Pemerintah Kota Surakarta
9. No. SK terakhir status sekolah
: No 188/0/2001 tanggal 28 Oktober 2002
4. Bidang Studi Keahlian dan Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 251/C/kep/2008 tanggal 22 Agustus 2008, maka bidang Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta : Tabel 3. Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta No A
Bidang Studi
Program Studi
Keahlian
Keahlian
Teknologi dan Rekayasa
1.Teknik
Kompetensi Keahlian 1.1 Teknik Konstruksi Kayu
Bangunan 1.2 Teknik Konstruksi Batu dan Beton 1.3Teknik Gambar Bangunan 2.Teknik Ketenagalistrikan commit to user
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.Teknik Mesin
Teknik Pemesinan
4.Teknik
Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif 5.Teknik
Teknik Audio Video
Elektronika B
Teknologi Informasi dan Komunikasi
1.Teknik Komputer dan Informatika
1.1 Rekayasa Perangat lunak 1.2 Teknik Komputer dan Jaringan
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi waktu 6 x 45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam pelajaran (270 menit). 2. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan 1. Peneliti mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode PBI. 2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran ststika ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung. 3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran menggunakan model PBI. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan bantuan guru. 5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.
b. Tahap Pelaksanaan 1. Berkolaborasi
dengan
guru
melaksanakan
rencanan
pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan bidang datar menggunakan model PBI. 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa. 3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat, guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam curah pendapat siswa kurang aktif, hanya siswa yang pintar dan berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan. 4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan commit to user tulis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan.
7. Pada pertemuan kedua tanggal 17 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya. 8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus 1 selama 45 menit. c. Tahap Pengamatan Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : Tabel 4. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I
No
1
Hasil Pengamatan
Aspek yang
Indikator
diamati
Minat
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kehadiran di kelas
B
B
Perhatian mengikuti pelajaran
C
B
B
B
Keaktifan mengerjakan tugas
C
B
Tanggung jawab
B
B
Kejujuran
B
B
Berinteraksi dengan guru
B
B
Teliti dan sistematis
B
B
Kerjasama dalam kelompok
B
B
B
B
C
B
Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran
2
3
Sikap
Menilai/ menghargai
Menghargai pendapat orang lain Menghargaicommit waktu to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kerapian menggunakan alat tulis
B
B
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 12 halaman 75 dan 90 Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I Hasil pengamatan No
1
Aspek yang diamati
Mempersiapkan alat dan bahan dalam
Pertemuan
Pertemuan
1
2
B
B
B
B
mengikuti pelajaran 2
Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan dengan pelajaran statika (mengukur,menghitung,menggambar,membaca hasil pengukuran)
3
Melakukan kerjasama dalam kelompok
B
B
4
Kemampuan memberikan usulan/tanggapan
C
B
saat berdiskusi 5
Penyampaian hasil diskusi secara berurutan
B
B
6
Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi
B
B
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 13 halaman 78 dan 93
d. Hasil Evaluasi Siklus I Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 73,91 % dengan nilai rata-rata 79,5 (dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 105) Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 26,09 % 2) Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 75,18 % 3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 77,08 % commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Refleksi 1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya baik,meskipun dalam membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi masih cukup baik. 2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes sebanyak 73,91 % hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu 80,00%. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 75,18 % belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 % karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
atau berbicara
sendiri ketika pelajaran berlangsung. Untuk hasil belajar psikomotorik sebanyak 77,08 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00% 3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik, meskipun masih ada beberapa hal yang masih cukup sehingga perlu ada peningkatan pada siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 31 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus dengan alokasi waktu 6 x 45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus II tersedia waktu 6 jam pelajaran (270 menit). Berdasarkan kajian dari siklus I peneliti berusaha mencoba mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pelaksanaan Siklus II a. Tahap Perencanaan 1. Peneliti
tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi
jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode PBI karena sudah dilaksanakan pada siklus 1 2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus 1 dalam kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran statiska ini dapat dilihat dari adanya beberapa siswa siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung selama siklus 1. 3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran menggunakan model PBI. 4. Peneliti tidak perlu membagi kelompok lagi karena kelompok pada siklus 1 sudah efektif. 5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.
b. Tahap Pelaksanan
1. Berkolaborasi
dengan
guru
melaksanakan
rencanan
pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan bidang datar menggunakan model PBI. 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa. 3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan pada siswa permasalahan apa toyang commit user muncul dan bagaimana cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat, guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam curah pendapat siswa kurang aktif, sudah banyak siswa yang aktif dan berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan. 4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan tulis. 6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan.
7. Pada pertemuan kedua tanggal 31 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya. 8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus 1 selama 45 menit. c. Tahap Pengamatan Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II
No
1
Hasil Pengamatan
Aspek yang
Indikator
diamati
Minat
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kehadiran di kelas
B
B
Perhatian mengikuti pelajaran
B
B
B
B
Keaktifan mengerjakan tugas
B
B
Tanggung jawab
B
B
Kejujuran
B
B
Berinteraksi dengan guru
B
B
Teliti dan sistematis
B
B
Kerjasama dalam kelompok
B
B
B
B
C
B
B
B
Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran
2
Sikap
Menghargai pendapat orang
3
Menilai/ menghargai
lain Menghargai waktu Kerapian menggunakan alat tulis
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118
Tabel 7. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II Hasil pengamatan No
1
Aspek yang diamati
Mempersiapkan alat dan bahan dalam mengikuti pelajaran
commit to user
Pertemuan
Pertemuan
1
2
BS
BS
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan
BS
BS
dengan pelajaran statika (mengukur,menghitung,menggambar,membaca hasil pengukuran) 3
Melakukan kerjasama dalam kelompok
B
B
4
Kemampuan memberikan usulan/tanggapan
B
B
saat berdiskusi 5
Penyampaian hasil diskusi secara berurutan
C
B
6
Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi
B
BS
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121 d. Hasil Evaluasi Siklus II Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa atau 82,61 % dengan nilai rata-rata 80,03(dapat dilihat pada lampiran 30 halaman 140) Peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : Tabel 8. Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan PBI No
Keterangan
Sebelum Tindakan
Sesudah Tindakan Siklus I
Siklus II
1
Nilai tertinggi
85
96,00
90,00
2
Nilai Terendah
60
52
70
3
Rata-rata
78,60
79,50
80,03
4
Ketuntasan
52,17
73,91
82,61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 100
96 90.6 85
Nilai
80
70 60 52
60
82.61 73.91
80.03 79.5 78.6
52.17
sebelum Tindakan Siklus I
40
Siklus II
20 0
Keterangan
Gambar 5. Grafik hasil belajar kongnitif siswa
2) Aspek Afektif dari siklus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 80,43 %. (dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118) Peningkatan hasil belajar afektif dari sikus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : 82 80.07
80.79
80
Nilai
78
76.49
76 74
Pertemuan 1
73.91
Pertemuan 2
72 70 Siklus I
Siklus I Keterangan
Gambar 6. Grafik hasil belajar afektif siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Aspek Psikomotorik dari silus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 85,43%. (dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121) Peningkatan hasil belajar psikomotorik dari sikus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : 90
87.5 83.33
Nilai
85 79.16
80 75 75
Pertemuan 1
70
Pertemuan 2
65 Siklus I
Siklus II Keterangan
Gambar 7. Grafik hasil belajar psikomotorik siswa
e. Refleksi 1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya semakin baik dibandingkan dengan siklus I. 2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes sebanyak 82,61 % hal ini sudah memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu 80,00% dengan nilai standar kelulusan 75,00. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 80,43 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 %. Untuk hasil belajar psikomptorik sebanyak 85,43 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%. 3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik, karena semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur keberhasilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan
Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBI. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ( dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 149) Proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model PBI pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif,setelah adanya penerapan model pembelajaran PBI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap pelajaran statika dapat terlihat,dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 135). Sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan model pembelajaran PBI mereka lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan belajar mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum mereka pahami. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran commit toPBI. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan untuk aspek kognitif 80 % dengan nilai standar kelulusan 75,00. Berdasarkan tabel 10 dan gambar 5 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rerata sebelum tindakan adalah 78,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 52,17%. Pada siklus I, hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,91%. Pada siklus II, hasil belajar kognitif
juga mengalami
peningkatan rata-rata nilai menjadi 80,03 dengan ketuntasan belajar klasikal 82,61%. Ini berarti pada silus II, 82,61% siswa mendapat nilai tes minimal 75,00 sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi statika semakin meningkat. Peningkatan nilai tes rerata maupun ketuntasan belajar klasikal pada aspek kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk (2000:7) yang merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem
Based
Instruction
dikembangkan
untuk
membantu
siswa
mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan nilai tes rerata dan ketuntasan belajar klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator keberhasilan.Kurang
berhasilnya
pembelajaran
pada
siklus
I,dikarenakan
beberapa kendala,antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami materi karena jarang belajar,kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung commit to useratau pekerjaan rumah. Materi titik mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 6, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan belajar klasikal 75,18 %. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 80,43 %,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurangkurangnya 80 %. Meskipun hasil belajar afektif secara klasikal telah tuntas, namun berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal,terlihat hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondarmandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat. Peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang ditemuinya.Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 7, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh commit to user ketuntasan belajar klasikal 77,08%. Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 85,43%,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-kurangnya 80 %. Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan ketuntasan
belajar
klasikalnya.
Peningkatan
hasil
belajar
psikomotorik
dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan membandingkan
hasil
perhitungan
dengan
perhitungan
teman.
Melalui
pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selama pembelajaran berlangsung,penyelidikan autentik sebagai usaha memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan benar tentang suatu materi. Pengalaman, pengetahuan dan konseptualisasi yang terjadi pada siswa merupakan hasil pemecahan masalah yang ditemukan siswa yang tentunya dengan bimbingan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dalam pelaksanaan pembelajaran statika. Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi “menentukan titik berat garis dan bidang datar”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan efektifitas dan hasil belajar siswa pada materi ““menentukan titik berat garis dan bidang datar”, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction dalam pelaksanaan pembelajaran statika karena model Problem Based Instruction melibatkan interaksi antara siswa yaitu dengan pengajuan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, kemudian siswa dikelompokkan secara bervariasi untuk melakukan penyelidikan. Siswa dituntut untuk melaporkan hasil penyelidikan dan menyimpulkan pemecahan dari masalah yang telah diajukan b. Secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam prosentase hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, peningkatan siswa dalam bertanya, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan adanya partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa, maka dalam pembelajaran tersebut semakin meningkat, suasana kelas bisa menjadi lebih hidup dan menyenangkan, serta tidak membosankan dan pada akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran statika meningkat.
C. Saran Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Pengajaran dengan PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar. Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan pengembangan pelaksanaan pengajaran dengan model PBI untuk pokok bahasan yang lain. 3. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus, commit to user sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesukaran materi, misalnya memberikan kesempatan diskusi lebih lama untuk materi yang lebih sukar. 4. Agar pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif sebaiknya guru lebih bersikap disiplin agar siswa bekerja kelompok dengan serius. 5. Pemberian pertanyaan atau masalah pada model Problem Based Instruction seharusnya jelas, autentik, mudah difahami, luas dan sesuai tujuan pembelajaran. 6. Untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, diperlukan variasi metode dalam mengajar menggunakan model PBI, sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat. 7. Pelaksaanaan Problem Based Instruction pada penelitian ini waktu yang digunakan pada saat diskusi kelompok masih kurang sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini. 8. Perlu diadakannya sosialisasi model pembelajaran Problem Based Instruction
agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat
menerapkan secara baik di lapangan .
commit to user