. Untuk konfigurasi secara umum dapat dilihat pada gambar berikut ini.
adalah untuk mengkomunikasikan sinyal I/O antara prosesor kontrol (DCCA), Protection Core (
) atau TCEA dan Digital I/O core ( . 4. Sistem kontrol SPEEDTRONICTM MARK V merupakan sistem kontrol digital yang berisi logic-logic kontrol, proteksi dan sequence pada operasi turbin gas 5. Kontrol Start-Up mengatur perubahan keadaan gas turbin, dari pemutar awal sampai mencapai kecepatan putaran tertentu sehingga gas turbine tersebut mampu berputar dan berakselerasi sendiri sampai ke kecapatan putaran nominalnya. 6. Pendeteksian kecepatan putar Turbin menggunakan magnetik pick up menjadi faktor yang penting dalam tahap kontrol Start Up.
R
Digital I/O
<S>
Protection
Protection
Protection
Digital I/O
Digital I/O
Digital I/O
Gambar 1 Dasar sistem TMR pada SPEEDTRONICTM MARK V
Seperti terlihat pada gambar di atas, untuk bisa bekerja dengan baik, informasi dikomunikasikan, dibagi dan diputuskan pada sistem proteksi tersebut melalui tiga jaringan yang berbeda. Yang pertama adalah jaringan eksternal (Stage Link) yaitu alat utama komunikasi antara Operator Interface () dan Common Data Processor (
Gambar 2 Konfigurasi kontrol TMR Mark V
Pada konfigurasi TMR sendiri terdapat tiga buah modul kontrol
3.3 Operator Interface Mark V Interface Mark V berfungsi sebagai upload, download, monitoring maupun pengontrolan sehingga dengan interface ini seluruh aktifitas dari Mark V kontrol panel bias terwakili. Work Station Interface < I >, terdiri dari serangkaian alat – alat, antara lain: sebuah PC (Personal Computer) layar monitor berwarna, Cursor Positioning Device (Mouse, atau Trackball), Keyboard (QWERTY Keyboard) dan Printer. Peralatan-peralatan tersebut dapat menghubungkan antara operator dengan keadaan mesin atau sebagai work station pemeliharaan lokal, baik itu pengamatan peralatan turbin, pengontrolan turbin, pengamanan turbin maupun pemasukan data baru ke kontrol panel. 3.4 Hardware Input-Output Mark V di desain untuk berhubungan langsung dengan peralatan turbin dan generator seperti :
Makalah Kerja Praktek IP UBP Semarang
• • • • •
magnetic speed pickups servos dan LVDT/Rs sensor vibrasi thermocouples Resistive Temperature Devices (RTDs)
IV. PENGENDALIAN START UP 4.1 Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM MARK V 4.1.1 Desain Dasar Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM MARK V Kontrol turbin gas dilakukan dengan kontrol start-up, kontrol percepatan, kontrol kecepatan, kontrol temperatur dan fungsi kontrol yang lain seperti tampak pada gambar 3, sensor dari kecepatan turbin, temperatur gas buang, dan parameter yang lain menetukan kondisi operasi dari unit. Saat diperlukan perubahan pada kondisi operasi turbin karena perubahan beban atau kondisi yang membahayakan turbin, maka kontrol akan mengatur aliran bahan bakar ke turbin. Misalnya bila temperatur gas buang cenderung melebihi nilai yang referensi yang diberikan untuk operasi turbin, maka kontrol temperatur akan mengurangi suplai bahan bakar ke turbin.
4.2 Start Up Control 4.2.1 Sistem Starting Seperti pada mesin-mesin yang ber – ruang bakar internal lainnya, Gas Turbine tidak bisa berputar atau tidak menghasilkan tenaga putaran awalan sendiri pada saat putarannya 0 ( zero speed ) oleh sebab itu dibutuhkan sebuah sistem start untuk melakukan perubahan keadaan Gas Turbine, sebagai pemutar awal sampai mencapai kecepatan putaran untuk pembakaran dan membantu untuk mencapai kecepatan putaran tertentu, sehingga Gas Turbine yang sudah dalam keadaan start pembakaran tersebut mampu berputar dan berakselerasi sendiri menuju ke kecepatan putaran nominalnya. Hal tersebut terselesaikan dengan bantuan peralatan sebuah motor induksi sebagai Motor Starter, dan dibantu dengan Torque Converter yang dioperasikan dimana ia berfungsi sebuah kopling penyambung dengan accessory gear.
TO CRT DISPLAY
FUEL TEMPERATURE
TO CRT DISPLAY
MINIMUM VALUE SELECT LOGIC
ACCELERATION RATE
FSR FUEL SYSTEM
TO CRT DISPLAY START UP
SHUR DOWN MANUAL
TO TURBIN
Gambar 3 Skema kontrol sederhana
Kondisi operasi turbin disensor dan digunakan sebagai sinyal feedback ke sistem kontrol Speedtronic. Ada tiga kontrol loop utama, start-up, kontrol kecepatan, dan kontrol temperatur yang di kontrol selama turbin beroperasi.
Gambar 4 Skema Turbin
4.2.1.1 Motor Starter Motor Starter atau Motor Cranking ini adalah produk dari GE Co, Custom 8000®, motor induksi dengan jenis Horisontal Motor dilengkapi dengan bantalan-bantalan antifriction, 3 phase, 6000 Volt, dengan daya 1250 HP, pada putaran 3000 rpm.
Makalah Kerja Praktek IP UBP Semarang
4.2.1.2 Torque Coverter Torque converter merupakan suatu peralatan dengan menggunakan media hydruaulic dalam hal ini minyak lube oil. Adapun fungsi dari minyak pada Torque Converter adalah : • Sebagai media kerja penggerak daya hydrodinamik. • Sebagai media control system torque Converter. • Sebagai pelumas dan pendingin system. • Sebagai pemutar pada waktu on cool down. Fungsi utama dari torque converter adalah : • Untuk meneruskan putaran motor cranking ke turbine dengan menggunakan flexible coupling pada waktu start up. • Untuk memutar turbine pada waktu on cooldown dengan media lube oil. 4.2.1.2 Accessory Gear. Fungsi Accessory Gear pada sistem ini adalah sebagai penggerak untuk beberapa peralatan bantu lainnya, seperti Pompa Utama Minyak Pelumas, Pompa Utama Minyak Hydraulik, Kompressor Utama Atomizing Air maupun Pompa Utama Bahan Bakar. Utamanya ia berfungsi sebagai penghubung antara Motor Cranking dengan Kompressor Turbine Gas. 4.2.1.3 Fungsi – Fungsi Kerja Sistem Start Torque Converter dan Motor Starter ( Motor Cranking ), keduanya sebagai supply tenaga kepada Gas Turbine Generator ketika siklus start-up dan ketika siklus sesudah shutdown ( cool down ). Ketika siklus Start-up, peralatan – peralatan pada sistem starting mempunyai tiga macam fungsi, antara lain : 1. Sebagai pemutar awal, ketika Gas Turbine masih diam belum berputar. 2. Mengakselerasi putaran Gas Turbine sampai pada putaran pengapian.
3.
Membantu akselerasi putaran Gas Turbine yang sudah terjadi
pengapiannya sampai dengan tercapainya kemampuan Gas Turbine untuk berakselerasi sendiri menuju putaran nominalnya. Atau yang mana sampai dengan kecepatan putaran Gas Turbine lebih besar dari pada kecepatan putaran peralatan sistem startingnya. 4.1.1.3 Control Start Up Bagian yang penting dalam tahap control start-up dan shutdown Turbin Gas (TG) adalah penginderaan/pembacaan kecepatan yang tepat. Kecepatan turbin diukur dengan magnetic pickup. Detector kecepatan dan relay kecepatan ini pada dasarnya digunakan untuk : • L14HR Kecepatan Nol (kira-kira 0% kecepatan) • L14HM Kecepatan Minimum (kira-kira 16% kecepatan) • L14HA Kecepatan Akselerasi (kira-kira 50% kecepatan) • L14HS Kecepatan Operasi (kira-kira 95% kecepatan) Detector kecepatan nol, L14HR memberikan sinyal ketika poros turbin start atau stop berputar. Ketika kecepatan poros dibawah 14HR, atau pada kecepatan nol, L14HR bekerja (fail safe) dan permissive logic memerintahkan ratchet atau operasi slow roll selama sequence start-up/cooldown turbin otomatis.
Gambar 5 kurva start up
Makalah Kerja Praktek IP UBP Semarang
Fase warm up dimaksudkan untuk penyesuaian turbin. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 1 menit. Setelah 1 menit, fase warm up akan berakhir dan memasuki fase accelerate. Motor crank akan terlepas. Turbin mulai berputar dengan energi dari udara bertekanan. Setelah ini kecepatannya akan terus bertambah hingga set point yang di inginkan. Kecepatan set point awal inilah yang disebut Full Speed No Load. Pada Tahap ini akan dilakukan sinkronisasi.
Gambar 5 State Chart Start Up Turbine Gas Fase – Fase dalam start up Gas Turbine : Zero Fire Warm Up Accelarate Max Tahapan turbin dari mulai fase off cooldown hingga mencapai sinkron dapat dijelaskan sebagai berikut : Fase Zero merupakan kondisi di mana turbin dalam keadaan mati. Sebelum beroperasi dari keadaan mati, turbin harus melewati beberapa tahapan terlebih dahulu, diantaranya adalah on cooldown dimana turbin diputar pada kecepatan rendah. Hal ini berfungsi memberikan waktu untuk melumasi bagian bagian turbin. Setelah itu, dilakukan purging. Purging dilakukan untuk menghilangkan sisa bahan bakar yang masih ada di ruang bakar. Fase selanjutnya adalah firing. Bersamaan dengan ini, turbin berputar dibantu dengan motor cranking. Setelah melalui proses purging, bahan bakar akan dialirkan ke 14 ruang bakar. Bersamaan itu, spare plug akan menghasilkan percikan api. Kombinasi antara bahan bakar, udara dari kompresor dan percikan api, akan menghasilkan udara dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Udara bertekanan inilah yang digunakan untuk memutar turbin gas. Setelah proses firing, adalah proses warming up, mulai proses firing, kecepatan turbin akan terus meningkat hingga FSNL.
4.1.1.4 Sinkronisasi Sinkronisasi otomatis disempurnakan dengan menggunakan program algoritma sinkronisasi ke software R, S, T dan P. Sinyal tegangan Bus dan generator dimasukkan ke core P dengan berisikan transformer isolasi (transformer isolation), dan diparalelkan dengan core (RST). Software (RST) menggerakkan pemeriksa sinkron (synch check) dan relay permissive sinkron, sementara core P menyediakan perintah actual menutup breaker. Ada tiga model dasar sinkronisasi. Mode ini dapat dipilih dari kontak eksternal contohnya selector switch panel generator, atau dari layer CRT Speedtronic Mk V. • OFF-Breaker tidak akan closed melalui control speedtronic MK V. • MANUAL-Operator menginisiasi penutupan breaker ketika permissive synch check relay memenuhi. • AUTO-Sistem secara automatis mencocokkan tegangan dan frekuensi dan kemudian menutup breaker pada waktu yang tepatUntuk sinkronisasi, unit dibawa kecepatan 100,3% untuk menjaga generator lebih cepat dari jaringan, menjamin beban bias masuk ketika breaker close. Ada 3 syarat turbin mencapai sinkron : • Tegangannya sama • Frekuensinya sama • Sudut fasenya sama Setelah sinkron, maka breaker pada switchyard akan close dan listrik dapat disalurkan ke jaringan
Makalah Kerja Praktek IP UBP Semarang
V. KESIMPULAN 1. Komponen utama sistem PLTGU terbagi menjadi tiga, yaitu Gas Turbine Generator (GTG), Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan Steam Turbin Gas (STG). 2. SPEEDTRONICTM MARK V adalah suatu sistem kontrol dan proteksi yang telah dikembangkan oleh General Electric (GE) dengan menggunakan software dan hardware yang modern. 3. SPEEDTRONICTM MARK V menggunakan sistem TMR yang terdiri dari tiga buah processor control
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
Lubis, Rahmat . Fundamental of SpeedtronicTM Mark V Control System. Tambak Lorok Combyne Cycle Plant. 2002, Semarang. Arif, Masrul . Laporan Kerja Praktek Penerapan Metode Routht Ruhwitz Untuk Menentukan Kestabilan Sistem Pengendalian Exhaust Temperatur Pada Proses Pembakaran Di Gas Turbin MS 9001 E Pembangkit Listrik Tenaga
[4]
[5]
[6]
[7]
Gas Dan Uap (PLTGU) UBP Semarang PT Indonesia Power. Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Subroto, Samsu Haryo. SpeedtronicTM Mark V. 2007. Semarang --------------MS-9000 Service Manual:Turbine, Accessories and Generator Volume I. PT.PLN (Persero) Tambak Lorok -------------MS-9000 Service Manual:Turbine, Accessories and Generator Volume IA. PT.PLN (Persero) Tambak Lorok -------------SpeedtronicTM Mark V Control Description and Application Volume I. 1993, Semarang.
BIODATA Huda Ilal Kirom (L2F008045), Lahir di Semarang pada tahun 1990 ini adalah mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro angkatan 2008 dengan mengambil konsentrasi Kontrol.
Semarang,
Mei 2012
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Budi Setiyono,ST, MT NIP. 197005212000121001
Makalah Kerja Praktek IP UBP Semarang