SERTIFIKASI GURU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN Oleh : BUDIHARTO
ABSTRACT Problems of education in Indonesia is very complex, including the poor quality of teachers. Due to the low quality of the teacher education process that does not result in the maximum, so the result is not satisfactory. In turn would lower the quality of education Law. 20 Year 2003 on National Education System. Law. 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers and the PP. 19 Year 2005 on National Education Standards mandates that teachers must have academic qualifications, competencies and certification of educators. PP. 18 Year 2007 on Certification of Teachers in position to set the execution through portfolio assessment competency test to get certified educators. Educator certification will be achieved by teachers who passed the assessment in a minimum score of 850 (57% of the estimated maximum score). Teachers who graduated obvious professionalism level is high enough. There are three groups of components in the portfolio of the competency test, through: (1) elements of the qualifications and duties (academic qualifications, teaching experience, planning and implementation of learning, (2) an element of professional development (education and training, supervisor and supervisor assessment, academic achievement, professional development work), (3) professional supporting elements (participation in scientific forums, experience in the field of educational and social
115
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
organization, the award is relevant to the field of education.) With the professionalism Master Teacher certification will increase, and the enhancement of professionalism, the quality of education will increase anyway. Keywords : Certification, Teacher Professionalism and Quality Education
A.
PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak orang berkompetisi ingin jadi Guru, ingin mengabdikan di dunia pendidikan. Hal ini karena termotivasi bahwa Guru dengan mudah naik pangkat, gaji yang cukup memadai, tentu saja kalau dibanding dengan gaji sebelumnya apalagi kurun waktu antara 1968 – 1971. Padahal jadi seorang Guru merupakan panggilan hati nurani untuk memajukan dunia pendidikan, bukan sekedar karena gajinya yang memadai. Yang menjadi keprihatinan sekarang di beberapa daerah banyak kekurangan Guru terutama Guru SD, namun dilain fihak pemerintah tidak segera mengangkat Guru untuk memenuhi kekurangan tersebut. Permasalahan lain menumpuknya lulusan program studi tertentu sehingga menunggu antrean untuk diangkat jadi Guru, namun dilain fihak disuatu sekolah masih kurang Guru pada program studi tertentu, hal ini terjadi di SMP, SMA, SMK, dll. Juga sering kita jumpai bahwa Guru pada suatu sekolah tertentu mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dengan alasan kakurangan Guru, untuk memenuhi jumlah jam pelajaran per minggunya (24 jam). Hal itu dapat terjadi di sekolah negeri apalagi swasta. Permasalahan yang lain adalah rendahnya kualitas Guru yang
116
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
berakibat pada rendahnya kualitas out put/lulusan. Hal ini ada hubungannya dengan tingkat kesejahteraan Guru. Bagaimana Guru mau berkualitas? Tidak adanya (sedikit) dana untuk studi lanjut akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas Guru. Untuk itu jika perhatian lebih besar lagi dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Guru dan Dosen yaitu S1/D IV bagi Guru (Pendidikan Dasar dan Menengah) dan S2 bagi Dosen maka ada harapan kualitas Guru akan meningkat. Kualitas Guru selain kualifikasi akademik, juga ditentukan dari pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan peran Guru sebagai agen pembalajaran (Kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial). Profesi, Profesional dan Profesionalisme. Profesi, biasanya dikatkan dengan pekerjaan/jabatan yang dipegang seseorang, yang menuntut keahlian. Artinya bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang dan memerlukan pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Profesional adalah sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen daripada anggota suatu profesi 117
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalisnya (Wardani : 2004; 4.6). Jadi profesionalisme dalam hal ini adalah profesionalisme Guru yang implementasinya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan senantiasa ditingkatkan secara terus menerus secara berkesinambungan seirama dengan perkembangan iptek dan perubahan zaman. Pada era informasi dan globalisasi yang serba cepat dan terbuka pada semua aspek kehidupan menjadikan perubahan yang signifikasn dalam dunia pendidikan. Untuk itu apabila para pemegang kebijakan dibidang pendidikan tidak akomodatif dan aspiratif, maka yang terjadi pendidikan di Indonesia selalu tertinggal dari negara-negara lain. Berdasarkan data dari UNDP (United Nation Development Programme) kualitas SDM kita sangat memprihatinkan. Dari laporan UNDP bahwa indeks kualitas SDM dari 174 negara Indonesia ada pada perangkat 102 ditahun 1996. Indeks kualitas SDM ini pada tahun 1999 melorot lagi keperingkat 109 dari 174 negara di dunia (Suyanto; 2001 : 4). Dari data tersebut maka betapa rendahnya kualitas SDM kita di mata dunia. Untuk itu maka beban berat kehidupan dunia pendidikan perlu dicari solusinya. Salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) mengambil langkah dengan mensertifikasi Guru. Sertifikasi adalah suatu proses pemberian sertifikat kepada pendidik (Guru dan Dosen), sebagai pengakuan bahwa Guru dan Dosen sebagai tenaga profesional. Masalahnya adalah sejauh mana sertifikasi Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan? 118
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
Untuk menjawab permasalahan tersebut, makalah yang singkat ini akan membahas tentang sertifikasi, profesionalisme Guru dan peningkatan kualitas pendidikan. Bahasan pada makalah ini akan difokuskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan, profesionalisme Guru dan peningkatan kualitas pendidikan. B.
PEMBAHASAN
Sertifikasi, Penyelenggaraan Sertifikasi, Beban Materi Sertifikasi Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dan Dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada Guru dan Dosen sebagai tenaga profesional (Martinis Yamin; 2006 : 2). Dalam UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan bahwa Guru yang profesional adalah Guru yang memiliki sertifikat pendidik yang penetapannya diberikan oleh pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) dengan uji sertifikasi. Penyelenggaraan Sertifikasi Lembaga penyelenggara sertifikasi menurut UU No. 14 tahun 2005 Pasal 11 (ayat 2) yaitu : perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Perguruan Tinggi yang memiliki fakultas Keguruan misal FKIP dan Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, STAIS yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi 119
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
Nasional Perguruan Tinggi Departemen Nasional RI dan ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan Sertifikasi Pelaksanaannya diatur oleh penyelenggara yaitu kerjasama Dinas Pendidikan Nasional Daerah atau Departemen Agama Propinsi dengan Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Pendanaan sertifikasi ditanggung oleh Pemerintah dan Pemda, sebagaimana UU No. 14 tahun 2005 pasal 13 (ayat 1). Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi Guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Menteri Pendidikan Nasional menetapkan peraturan No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi Guru dalam jabatan untuk mengatur pelaksanaan uji kompetensi Guru. Uji kompetensi tersebut dilakukan melalui penilaian portofolio untuk memperoleh sertifikat pendidik. Beban Materi Sertifikasi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi pendidik. Sehubungan dengan hal tersebut Mendiknas menetapkan peraturan No. 18 Tahun 2007 tentang Uji Kompetensi bagi Guru, melalui penilaian portofolio. 120
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
Adapun Komponen Portofolio (beban materi sertifikasi) meliputi : 1. Kualifikasi Akademik (S1, S2, S3) atau non gelar (D-IV) / Post Graduate Diploma baik dalam / luar negeri, dengan bukti ijazah / sertifikat Diploma. 2. Pendidikan dan Pelatihan untuk peningkatan kompetensi dalam menjalankan tugas (Tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional, atau Internasional) dengan bukti sertifikat, piagam. 3. Pengalaman mengajar (Masa kerja Guru pada suatu pendidikan dibuktikan dengan SK yang sah dari lembaga yang berwenang. 4. Perencanaan Pembelajaran (RP, RPP/SP) yang diketahui/disahkan atasan. 5. Pelaksanaan pembelajaran (Pra kegiatan, inti, penutup) dengan bukti fisik hasil penilaian oleh Kepala Sekolah dan atau Pengawas. 6. Penilaian dari atasan dan pengawas terhadap kompetensi kepribadian dan sosial (taat beribadah, jujut, tanggung jawab, disiplin, keteladanan, etos kerja, kreativitas, kerjasama, kemampuan berkomunikasi). 7. Prestasi akademik (prestasi yang dicapai Guru sesuai dengan keahlian) tingkat Kecamatan, Kab/Kota, Propinsi, Nasional, Internasional. 8. Karya pengembangan profesi berupa buku yang dipublikasikan tingkat Kab/Kota, Provinsi, Nasional. Artikel yang dimuat di media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi dan internasional, menjadi reviewer buku, penulis soal UN, modul/buku cetak lokal (Kab/Kota) mencakup materi minimal 1 semester. 121
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
9.
Keikutsertaan dalam forum ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya (Tingkat Kecamatan, Kab/Kota, Propinsi, Nasional dan Internasional). Bukti fisiknya : sertifikat/piagam baik bagi nara sumber/peserta. 10. Pengalaman organisasi dibidang kependidikan sosial. Pengurus organisasi dibidang kependidikan antara lain : Kepala Sekolah, pengawas, Ketua Jurusan, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Lab, Kepala Bengkel, Pembina Ekstrakurikuler. Pengurus dibidang sosial antara lain : Ketua RT, Ketua RW, Ketua LMD, Pembina Kegiatan Keagamaan. Bukti fisiknya adalah SK dari fihak yang berwenang. 11. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (karena indikasi yang baik dalam melaksanakan tugas, TK Kab/Kota, Provinsi, Nasional atau Internasional). Bukti fisik berupa sertifikat, piagam atau surat keterangan. Adapun Skoring dari masing-masing komponen dapat dilihat pada panduan penyusunan portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan tahun 2007. Berikut ini pemaparan skor maksimum per unsur portofolio. SKOR MAKSIMUM PER UNSUR PORTOFOLIO (Sebagian merupakan skor maksimum fix dan sebagian yang lain skor maksimum taksiran) NO UNSUR PORTOFOLIO GURU SKOR 1. Kualifikasi akademik 525 2. Pendidikan dan pelatihan 200 3. Pengalaman mengajar 160 122
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Penilaian dari atasan dan pengawas Prestasi akademik Karya pengembangan profesi Keikutsertaan dalam forum ilmiah Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Jumlah
160 50 160 85 62 48 50 1500
PENGELOMPOKAN KOMPONEN PROTOFOLIO DAN KETENTUANNYA Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok (minimal 300 dan semua sub unsur tidak boleh kosong) 1. Kualifikasi akademik 525 2. Pengalaman mengajar 160 3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 160 Jumlah 845 Unsur Pengembangan Profesi (minimal 200 dan Guru yang ditugaskan pada daerah khusus minimal 150) 1. Pendidikan dan pelatihan 200 2. Penilaian dari atasan dan pengawas 50 3. Prestasi akademik 160 4. Karya pengembangan profesi 85 Jumlah 495 Unsur Pendukung Profesi (tidak boleh nol dan maksimal 100) 123
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
1. 2. 3.
Keikutsertaan dalam forum ilmiah Pengalaman organisasi dibidang kependidikan sosial Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Jumlah
62 48 50 160
BATAS LULUS : 850 (57% dari perkiraan skor maksimum) Profesionalisme Guru Profesionalisme Guru adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari Guru untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Menurut Houle (1980) yang dikutip Suyanto (2006 : 28) disebutkan bahwa seseorang dapat dikatakan profesional, jika memiliki ciri-ciri berikut : (a) memiliki landasan pengetahuan yang kuat; (b) bekerja berdasarkan atas kompetensi individual; (c) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; (d) ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat; (e) adanya kesadaran profesional yang tinggi; (f) memiliki prinsip etik (kode etik); (g) memiliki sanksi profesi; (h) adanya militansi individual dan (i) memiliki organisasi profesi (Suyanto; 2006 : 28). Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ciri-ciri profesionalisme Guru adalah sebagai berikut : (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia, (c) memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; (d) memiliki yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung 124
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya; (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai, mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan Guru (Bab III Pasal 7 ayat 1). Menurut pengamatan penulis, profesionalisme Guru-Guru di Indonesia dari jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah (meskipun belum seluruhnya) sudah sejalan dengan pendapat Houle dan UU No. 14 Tahun 2005. Sebagai indikatornya : GuruGuru sudah banyak yang berijazah S1 / D-IV Kependidikan, mengajar sesuai dengan keahliannya, melalui seleksi, memiliki kode etik Guru, punya wadah PGRI dan adanya sanksi (profesi/administrasi). Peningkatan Kualitas Pendidikan Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan senia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan dibidang Pendidikan senantiasa dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan disesuaikan dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari segi input, proses dan out come yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. 125
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
Hal ini menunjukkan ada usaha untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas yang selalu didambakan masyarakat, agar tidak selalu pada urutan rendah dibanding kualitas pendidikan di negara-negara tetangga baik kawasan Asia Tenggara, Asia bahkan kalau perlu sejajar dengan negara-negara maju. Berdasar data dari UNDP, kualitas SDM kita sangat memprihatinkan. Laporan UNDP bahwa angka indeks kualitas SDM kita dari 174 negara, Indonesia ada pada perangkat ke-102 ditahun 1996. Data tahun 1999 Indonesia melorot pada urutan 109 dari 174 negara di dunia (Suyanto; 2001 : 4). Untuk mengatasi keterpurukan kualitas pendidikan di Indonesia diantaranya dilakukan program sertifikasi Guru sebagai amanah dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KESIMPULAN Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dan Dosen sebagai bukti pengakuan bahwa Guru dan Dosen sebagai tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 Bab III Pasal 7 (ayat 1) maka Guru hendaknya memiliki sikap profesionalisme yang tinggi. Untuk mengukur bahwa Guru sebagai tenaga profesional yang memiliki sikap profesionalisme yang tinggi maka komponen yang harus diukur meliputi : (a) Kualifikasi akademik, (b) Pendidikan dan pelatihan, (c) Pengalaman mengajar, (d) Perencanaan pembelajaran, (e) Pelaksanaan pembelajaran, (f) Penilaian dari atasan dan pengawas, (g) Prestasi akademik, (h) 126
Vol. 39 No. 2, 15 Agustus 2013 : 115-128
Karya pengembangan profesi, (i) Keikutsertaan dalam forum ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya, (j) Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial, (k) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Skoring masing-masing komponen dapat dilihat pada panduan penyusunan portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan Tahun 2007. Batas lulus uji kompetensi harus memenuhi skor 850 (57% dari perkiraan skor maksimum) dari : A. Unsur kualifikasi dan tugas pokok ( Kualifikasi akademik, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran). B. Unsur pengembangan profesi (pendidikan dan pelatihan, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi). C. Unsur pendukung profesi (keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial, penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan). Bila seorang Guru memenuhi tuntutan tersebut dan lulus uji kompetensi maka berhak mendapatkan sertifikat pendidik, yang pada implementasinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan demi kemajuan bangsa Indonesia.
127
Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam ……. (Budiharto)
DAFTAR PUSTAKA
___________, 2007, Panduan Penyusunan Protofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2007, Jakarta : Ditjen. Dikti Martinis Yamin, 2006, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta : Gaung Persada Press Suyanto, 2006, Dinamika Pendidikan Nasional (Dalam Percaturan Dunia Global), Jakarta : PSAP Muhammadiyah Wardani, I.G.A.K, 2000, Kapita Selekta Kependidikan (Profesi Guru), Jakarta : Percetakan Universitas Terbuka ___________, 2005, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta
128