RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
OLEH:
ARDI TAMBUNAN 050902036
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ARDI TAMBUNAN 050902036 ABSTRAK RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MAYRAKAT (JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR (Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 103 halaman, 38 tabel, 4 gambar, 7 lampiran) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) merupakan salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Program ini diadakan sesuai ketentuan dalam undang-undang dasar 1945 pasal 28 H dan UU no. 23/1993 tentang kesehatan, menetapakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas dilakukan oleh puskesmas dan rumah sakit serta jaringannya. Rumah Sakit HKBP Balige sebagai salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Toba Samosir ikut serta dalam pelaksanaan program Jamkesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat peserta Jamkesmas. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit HKBP Balige, yang bertempat di Jl. Gereja Nomor 17 Balige kabupaten tobasa. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 299 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu 30 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket, metode wawancara dan metode kepustakaan, Data yang didapat dari lapangan ditabulasikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisa dan dijelaskan secara terperinci. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lapangan dapat di buat kesimpulan bahwa Rumah Sakit HKBP balige melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai pedoman pelaksanaan Jamkesmas dan pelaksanaan program Jamkesmas tersebut mendapat respon yang positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban responden yang bersifat mendukung terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan seperti alasan responden menggunakan kartu Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige, intensitas penggunaan kartu Jamkesmas, sikap dokter dan petugas kesehatan kepada responden, prosedur administrasi, kelengkapan alat-alat kesehatan, kelengkapan obat-obatan, kebersihan, jumlah petugas, kepuasan terhadap pelayanan kesehatan, serta kelanjutan program Jamkesmas.
Kata kunci: Respon, Pelayanan Kesehatan, Program Jamkesmas. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih, berkat dan penyertaanNya yang penulis rasakan setiap saat bahkan di saat-saat tersulit dalam penulisan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) oleh Rumah Sakit HKBP Balige di Kabupaten Toba Samosir”. Tanpa disadari dalam penulisan skripsi ini begitu banyak pihak-pihak yang membantu penulis dalam hal materi, moral dan moril hingga skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, saat ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. 3. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan banyak sekali bimbingan bahkan setia memberikan waktunya untuk mendengarkan keluhan penulis. 4. Seluruh Dosen FISIP USU, terkhusus dosen-dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah begitu baik dan mengajari penulis dari awal semester 1 hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5. Kedua Orang Tua penulis yang sangat disayangi. Terima kasih atas doa, dukungan dan motivasi dari orang tua selama ini. Semuanya sangat berarti sekali, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagiku. 6. Keluarga, abang, kakak, dan adek saya. Terima kasih atas doanya selama ini, semoga kita semua bisa mendapat apa yang diinginkan dan dapat menyenangkan perasaan orang tua. 7. Kepada bere saya yang ku sayang. Terima kasih atas doa-doanya, tetap semangat, rajin berdoa dan belajar. 8. Teman-teman pemuda-pemudi dalam pelayanan di GKPI Pamen semuanya yang tidak dapat disebut satu persatu. Terima kasih atas doa kalian selama ini yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skrispi. 9. Untuk teman-teman seperjuangan Kessos 2005. Ada Ando, Maxuel, Morris, Jonnis, Julidarto, Timotius, Alvian, Jolli, Rudi, Rohani, Cristina, Putri Anne dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Theodora, Rusmawati, Rossy, Eva dan teman-teman yang telah lebih dahulu menyiapkan skripsinya. Terima kasih atas semua dukungan dan kebersamaan kita selama ini dalam menjalani kegiatan perkuliahan. 10. Buat senior-senior dan junior-junior di Kessos, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, semangatnya dan bantuan selama ini. 11. Pimpinan Rumah Sakit HKBP Balige beserta staf di askes ada namboru Bertua, ka Risne, ka Rena, ka.Meilan, bg Annes, Tina dan ka Dewi Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
sebagai verifikator independen. Terima kasih atas semua bantuannya selama penulis mengadakan penelitian hingga selesai. 12. Semua yang menjadi responden peneliti yang telah memberikan waktu untuk dapat membagi pengalamannya masing-masing semoga Tuhan memberkati dan menjauhkan kita dari sakit. 13. Untuk warga paten 10, atas kebersamaan selama ini. Semoga kita dapat sukses sesuai dengan harapan masing-masing, Tuhan memberkati. 14. Buat semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih buat semuanya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya. Dengan penuh kerendahan hati, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun ke depannya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Agustus 2009 Penulis
(ARDI TAMBUNAN)
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………
ii
ABSTRAK …………………………………………………………..
iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………..
vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………..
xi
DAFTAR BAGAN... ………………………………………………..
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………
1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………...
6
1.3 Tujuan Penelitian ………………………….......................
7
1.4 Manfaat penelitian...............................................................
7
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon.....……………………………………………….
9
2.2 Jamkesmas.........………………………………………...
11
2.2.1 Pengertian Jamkesmas ..............…………………..
11
2.2.2 Landasan Hukum .....……………………………...
12
2.2.3 Tata Laksana Kepesertaan ......................................
14
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2.2.4 Administrasi Kepesertaan .......................................
17
2.3 Tata Laksana Pelayanan kesehatan .....................……….
19
2.3.1 Ketentuan Umum ....................................................
19
2.3.2 Prosedur Pelayanan .................................................
22
2.4 Pelayanan Kesehatan…………………………………….
25
2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan .............................
25
2.4.2 Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar ..................
25
2.4.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan .........................
26
2.4.4 Syarat-syarat Pelayanan Kesehatan .........................
28
2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas ....……….
32
2.6 Kerangka Pemikiran .........……………………………...
33
2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional .....................
36
2.7.1 Defenisi Konsep ......................................................
36
2.7.2 Defenisi Operasional ...............................................
38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian …………………………………………...
40
3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………....
40
3.3 Populasi dan Sampel ……………………………………..
40
3.3.1 Populasi ....................................................................
40
3.3.2 Sampel ......................................................................
42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
43
3.5 Teknik Analisa Data ……………………………………...
44
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Lembaga …………………………………
45
4.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi serta Klasifikasi RSU HKBP Balige .....................………………………….
47
4.2.1 Kedudukan .................................................................
47
4.2.2 Tugas ..........................................................................
47
4.2.3 Fungsi .........................................................................
47
4.2.4 Visi dan Misi ..............................................................
48
4.2.5 Klasifikasi ..................................................................
48
4.3 Tujuan, Sasaran, Srategi dan Program Lembaga .....………
49
4.3.1 Tujuan Lembaga ……………………………..………
49
4.3.2 Sasaran Lembaga .......…………………….………….
50
4.3.3 Srategi Lembaga ........................……………………...
51
4.3.4 Program Lembaga …................………………………
51
4.4 Susunan Organisasi Rumah Sakit HKBP Balige ..................
53
4.5 Sarana dan Prasarana ............................................................
63
BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Identitas Responden …………………………….
66
5.2 Analisis Data Penelitian ………………………………….
71
5.2.1 Pengetahuan Masyarakat tentang Program Jamkesmas
71
5.2.2 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kepada Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan ...…………………………...
75
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5.2.3 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kepada Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan ...………………………………...
86
5.2.4 Kondisi Kesehatan Masyarakat Dilihat dari Tingkat Kesembuhan ................................................................... 5.2.5 Respon Masyarakat terhadap Program Jamkesmas .........
98 100
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ……………………………………………….
102
6.2 Saran ………………………………………………………
102
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Jumlah Populasi Pasien Jamkesmas .....................................
42
Tabel 2 : Jumlah Kamar Setiap Ruangan di RSU HKBP Balige .........
65
Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin .....................
67
Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Umur ..................................
68
Tabel 5 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan .............
69
Tabel 6 : Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ............................
69
Tabel 7 : Distribusi Responden Menurut Suku ...................................
70
Tabel 8 : Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi Pelaksanaan Program Jamkesmas di RSU HKBP Balige..........................
71
Tabel 9 : Distribusi Responden Tentang Tujuan Jamkesmas................
72
Tabel 10 : Distribusi Responden Tentang Adanya program Jamkesmas
73
Tabel 11 : Distribusi Responden Tentang Lamanya Terdaftar Sebagai Peserta Jamkesmas ...............................................................
74
Tabel 12 : Distribusi Responden Tentang Jumlah Pemakaian Kartu Jamkesmas ...........................................................................
75
Tabel 13: Distribusi Responden Tentang Penjelasan yang Diberikan Dokter atau Petugas Kesehatan Lain .....................................
76
Tabel 14: Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter Atau Petugas Kesehatan Lain .....................................................................
77
Tabel 15: Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Dalam Membuka Pelayanan Kesehatan ............................................................
79
Tabel 16: Distribusi Responden Tentang kedisplinan Dalam Menutup Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Pelayanan Kesehatan ............................................................
80
Tabel 17: Distribusi Responden Tentang Kepedulian Dokter Dalam Menangani Keluhan Penyakit Responden .............................
81
Tabel 18: Distribusi Responden Tentang Prosedur Administrasi ..........
82
Tabel 19: Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik dari Petugas Rumah Sakit .....................................................
83
Tabel 20: Distribusi Responden Tentang Alat-alat Pengobatan.............
84
Tabel 21: Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan ....
85
Tabel 22: Distribusi Responden Tentang Jumlah Pemakaian Kartu Jamkesmas ...........................................................................
86
Tabel 23: Distribusi Responden Tentang Lama Waktu Rawat Inap ......
87
Tabel 24: Distribusi Responden Tentang Pemeriksaan yang Dilakukan Oleh Dokter..........................................................................
87
Tabel 25: Distribusi Responden Tentang Penjelasan yang Diberikan Dokter atau Petugas Kesehatan Lain .....................................
88
Tabel 26: Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter Atau Petugas Kesehatan Lain .....................................................................
89
Tabel 27: Distribusi Responden Tentang Perbedaan Sikap Dokter Atau Petugas Kesehatan Lain Kepada Pasien Jamkesmas Dengan Pasien Lain ...........................................................................
90
Tabel 28: Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Dalam Membuka Pelayanan Kesehatan ............................................................
91
Tabel 29: Distribusi Responden Tentang Dalam Menutup Pelayanan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Kesehatan .............................................................................
92
Tabel 30: Distribusi Responden Tentang Kepedulian Dokter Dalam Menangani Keluhan Penyakit Responden .............................
93
Tabel 31: Distribusi Responden Tentang Prosedur Administrasi ..........
94
Tabel 32: Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik dari Petugas Rumah Sakit .....................................................
95
Tabel 33: Distribusi Responden Tentang Alat-alat Pengobatan.............
96
Tabel 34: Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan ....
96
Tabel 35: Distribusi Responden Tentang Kebersihan Kamar Inap ........
97
Tabel 36: Distribusi Responden Tentang Tingkat Kesembuhan ............
98
Tabel 37: Distribusi Responden Tentang Ketepatan Diagnosa ..............
99
Tabel 38: Distribusi Responden Tentang Intensitas Pemakaian Kartu Jamkesmas ...........................................................................
100
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
DAFTAR BAGAN Bagan 1 : Alur Registrasi dan Disrtibusi Kartu Peserta.........................
18
Bagan 2 : Alur Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit ...........................
25
Bagan 3 : Kerangka Pemikiran ............................................................
35
Bagan 4 : Struktur Organisasi HKBP Balige ........................................
62
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dalam model kebutuhan pokok telah dapat diidentifikasi kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan dasar manusia tersebut antara lain: makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, kebersihan, transportasi, serta partisipasi masyarakat (Sumardi, 1985). Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Akan tetapi, masih banyak masyarakat belum mampu untuk memenuhinya. Oleh karena itu, derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Pada dasarnya kemiskinan dan kesehatan saling berhubungan, dengan hubungan yang tidak pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi yakni pada kemiskinaan atau penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin rentan terhadap berbagai penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti : menderita gizi buruk, pengetahuan
kesehatan
kurang,
perilaku
kesehatan
kurang,
lingkungan
permukiman buruk, serta biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya, kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang sehat memiliki kondisi seperti : produktivitas kerja tinggi, pengeluaran berobat rendah, investasi dan tabungan memadai, tingkat pendidikan maju, tingkat fertilitas dan kematian rendah serta stabilitas ekonomi mantap. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Beberapa data empiris global menemukan hubungan, yaitu kematian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin, kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin, pertumbuhan ekonomi negara dengan tingkat kesehatan lebih baik (Infant Mortality Rate antara 50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara tingkat kesehatan lebih buruk (Infant Mortality Rate lebih besar 150/1000 kelahiran hidup) (http://www.ppkm-online,net). Untuk itu, dalam mendapatkan standar kesehatan diperlukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin yang tujuannya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin apalagi memasuki era globalisasi ini untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara di tuntut daya saing yang memerlukan sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang No.23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu, setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi orang miskin dan tidak mampu (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248/100.000 kelahiran hidup serta umur harapan hidup 70,5 tahun (Departemen kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008 ). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja yang akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes ( Persero ) dalam
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
pengelolaan
program
pemeliharaan
kesehatan
bagi
masyarakat
miskin
(Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). Program ini telah berjalan dan telah banyak hasil yang dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan dari pemanfaatan program ini dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan pemerintah telah meningkatkan jumlah masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya. Namun disamping keberhasilan yang telah dicapai masih terdapat bebagai permasalahan yang perlu dibenahi antara lain : kepesertaan yang belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan dalam pembayaran, kurangnya pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko. Atas dasar perkembangan untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan, peningkatan
mutu,
transparansi
dan
akuntabilitas
dilakukan
perubahan
pengelolaan program jaminan kesehatan masyarakat miskin pada tahun 2008. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari kas negara, penggunaan tarif paket jaminan kesehatan masyarakat di rumah sakit, penempatan pelaksana verifikasi di setiap rumah sakit, pembentukan tim pengelola dan tim koordinasi di tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten/kota serta penugasan PT. Askes (Persero) dalam manajemen kepersertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi jaminan kesehatan masyarakat yang Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
selanjutnya disebut JAMKESNAS dengan tidak ada jumlah perubahan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). Berdasarkan data penduduk Propinsi Sumatera Utara jumlah kuota yang ditanggung pada 2008 jumlahnya sama dengan 2007 yaitu 4.124.247 jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02%. Sebanyak 4.008.730 kartu jaminan kesehatan masyarakat pengganti askeskin telah diterbitkan dan didistribusikan kepada masyarakat miskin Sumatera Utara sejak 7 September
2008
(http://www.harianglobal.com/news.php?item
47757.23).
Sementara penduduk Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah penduduk 169.577 jiwa (BPS 2004) yang tersebar di 11 kecamatan, 179 desa, 13 kelurahan dengan luas 2.021,8 km2 dimana terdapat jumlah rumah tangga miskin sebanyak 18.529 jiwa, dan jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 82.031.telah mendapatkan kartu peserta Jamkesmas (http://tobasamosir kab.go.id/index.php). Rumah Sakit merupakan salah satu lembaga atau organisasi yang bergerak dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit mempunyai tugas sekaligus fungsi sebagai berikut : melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan medis penunjang tambahan, melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman, pelayanan medis khusus, pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan kedokteran gigi dan sosial, pelayanan penyuluhan kesehatan, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap, pelayanan administratif, pendidikan para medis, membantu pendidikan tenaga medis umum dan spesialis, penelitian dan pengembangan kesehatan serta kegiatan penyelidikan epidemiologi (http://Id,wikipedia,org/wiki/rumahsakit). Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Oleh karena itu, rumah sakit sangat diperlukan dalam pelaksanaan program jaminan pemeliharaan kesehatan. Tugas rumah sakit dalam program ini terutama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang berlandaskan keagamaan turut serta dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin dalam hal memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit HKBP Balige kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pemberian obat, Pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan Pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya (kecuali pelayanan haemodialisa). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit HKBP Balige sebagai salah satu pelaksana program Jamkesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi pengguna Jamkesmas dengan mencari tahu “ Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit HKBP Balige di Kabupaten Toba Samosir ”.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1.2
Perumusan masalah Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikemukakan yaitu “Bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat oleh Rumah Sakit HKBP Balige”?
1. 3
Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui “Respon
Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rimah Sakit HKBP Balige”.
1. 4
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti berguna sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait khususnya Rumah Sakit HKBP Balige agar kedepannya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. 3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan lokasi penelitian, tipe penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian.
BAB V
: ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB VI
: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Respon Respon pada hakekatnya merupakan tingkah laku balas atau juga sikap yang menjadi tingkah laku balik, yang juga merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994;105). Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respon diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahan yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum respon juga diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkahlaku atau adu kuat (Adi, 1994;105). Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka,pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui: Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1. Pengaruh atau penolakan. 2. Penilaian. 3. Suka atau tidak suka. 4. Kepositipan atau kenegatifan suatu objek psikologi. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variable yang mempengaruhi respon, yaitu: 1. Variabel sruktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam ransangan fisik. 2. Variable fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Cruthefield, dalam Sarwono, 1991;47). Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menagani represetasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwaperistiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlansung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu Respon (Adi, 1994;129). Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Teori rangsang balas (stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia. 2.2 Jamkesmas 2.2.1 Jamkesmas Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan program bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Adapun yang menjadi tujuan dan sasaran dari Jamkesmas adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum Tujuan umum dari program Jamkesmas untuk meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efisien dan efektif. b. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari Jamkesmas adalah: 1. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3. Terselenggaranya
penglolaan
keuangan
yang
transfaran
dan
akuntabel. c. Sasaran Sasaran program Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejmlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). 2.2.2 Landasan Hukum Pelaksanaan program Jamkesmas berdasarkan pada : 1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh kesehatan. Pasal 34 mengamanatkan ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara sedangkan ayat (3) bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak. 2. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495). 3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuamgan Negar (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286). 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400). 6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431). 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437). Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UndangUndang, Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara No. 4548). 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637). 9. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008 ( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4778). 10. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637). Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737). 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741). 13. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006. 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). 2.2.3 Tata Laksana Kepesertaan. Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa ketentuan umum yang antara lain: 1. Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 2. Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Tumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
jumlah sasaran peserta secara nasonal oleh Menkes
Kesehatan RI
(MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota. 3. Berdasarkan kuota/ kota sebagaimana butir kedua di atas, bupati/ walikota menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/ kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama, dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/ walikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/ walikota melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung jawab Pemda setempat. 4. Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada : a. PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan. b. Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan analisis. c. Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi, dan bahan analisis. d. Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Provinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisi, pelaporan serta pengawasan. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
e. Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional, bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan. 5. Bagi Pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan nama, masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku
sepanjang yang bersangkutan ada dalam daftar
masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/ walikota. 6. Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang belum menetapkan jumlah, nama, dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut sampai dengan penerbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat. 7. Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang pencetakan blanko, entry data, penerbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta menjadi tanggung jawab PT Askes (Persero). 8. Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu peserta. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
9. Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti gelandangan, pengemis, anak terlantar, yang karena sesuatu hal tidak terdaftar dalam surat keputusan bupati/ walikota, akan dikordiansikan oleh PT Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya. 10. Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi perserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung hilang hak kepesertaannya (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). 2.2.4. Administrasi Kepesertaan Administrasi
kepesertaan
meliputi:
registrasi,
penerbitan,
dan
pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Askes (Persero) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh PT Askes (Pesero) untuk menjadi database kepesertaan di kabupaten/ kota. 2. Entry data setiap peserta meliputi antara lain : a. Nomor kartu. b. Nama peserta. c. Jenis kelamin. d. Tempat dan tanggal lahir/ umur. e. Alamat. 3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan sampai ke peserta.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
4. PT Askes (Persero) menyerahkan Kartu peserta kepada yang berhak, mengacu kepada penetapan bupati/ walikota dengan tanda terima yang ditandatangani/ cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta. 5. PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada bupati/ walikota, gubernur, departemen kesehatan RI, dinas kesehatan propinsi dan kabupaten/ kota serta rumah sakit setempat (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).
Bagan 1 ALUR REGISTRASI DAN DISTRIBUSI KARTU PESERTA
SASARAN NASIONAL 76,4 JUTA JIWA
SASARAN KUOTA KABUPATEN/KOTA
PENETAPAN SK BUPATI/WALIKOTA BERDASARKAN KUOTA
ENTRY DATA BASE KEPESERTAAN TERBIT
SINKRONISASI DATA BPS KAB/KOTA PESERTA
DISTRIBUSI KARTU
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2. 3 Tatalaksana Pelayanan Kesehatan 2.3.1 Ketentuan Umum Adapun yang menjadi ketentuan umum dalam tata pelaksanaan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan (RJ) dan Rawat Inap (RI), serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RITL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat. 2. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. 3. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM/ dan Rumah Sakit. 4. Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/ POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan departemen kesehatan. Departemen kesehatan melalui dinas kesehatan kabupaten/ kota atas nama Menteri Kesehatan membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek peraturan. 5. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupu tidak memiliki perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud butir 4. Penggantian biaya pelayanan kesehatan diklaimkan ke departemen kesehatan melalui tim Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
pengelola
kabupaten/ kota setempat setelah diverifikasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada program ini. 6. RS/BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM melaksanakan pelayanan rujukan lintas wilayah dan biayanya dapat diklaimkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bersangkutan ke Departemen Kesehatan. 7. Pelayanan obat di Puskesmas beserta jaringannya dan di Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk memenuhi kebutuhan obat generik di puskesmas dan jaringannya akan dikirim langsung melalui pihak ketiga frangko kabupaten/ kota. b. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi/ Apotik rumah sakit bertanggung jawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesahatan masyarakat miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu kepada Formularium obat pelayanan kesehatan program ini. c. Apabila terjadi kekurangan dan ketiadaan obat sebagaimana butir b di atas maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui kordinasi dengan pihak-pihak terkait. d. Pemberian obat untuk pasien RJTP dan RJTL diberikan selama 3 (tiga) hari kecuali untuk penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 (tiga) hari sesuai dengan kebutuhan medis. e. Apabila terjadi peresepan obat di luar ketentuan sebagaimana butir b di atas maka pihak RS bertanggung jawab menangung silisih harga tersebut. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
f. Pemberian obat di RS menerapkan prinsip one day dose dispensing g. Instalasi farmasi/ Apotik Rumah Sakit dapat mengganti obat sebagaimana butir di atas dengan obat-obatan yang jenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter penulis resep. 8. Pelayanan kesehatan RJTL di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM dan di rumah sakit, serta pelayanan RI di Rumah Sakit yang mencakup tindakan, pelayanan, obat, penunjang diagnostik, pelayanan darah serta palayanan lainnya (kecuali palayanan haemodialisa) dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas tahun 2008, atau penggunaan INA-DRG (apabila sudah diberlakukan), sehingga dokter berkewajiban melakukan penegakan diagnosa sebagai dasar pengajuan klaim. 9. Apabila dalam proses pelayanan terdapat kondisi yang memerlukan palayanan khusus dengan diagnosa penyakit/ prosedur yang belum tercantum dalam Tarif Paket INA-DRG sebagaimana bitur 8, maka kepala Balai/ Direktur Rumah Sakit memberi keputusan tertulis untuk sahnya penggunaan pelayanan tersebut setelah mendengar pertimbangan dan saran dari Komite Mendik RS yang tarifnya sesuai dengan jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas tahun 2008. 10. Pada kasus-kasus dengan diagnosa sederhana, dokter yang memeriksa harus mencantumkan nama jelas.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
11. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks harus dicantumkan nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh komite mendik RS. 12. Untuk pemeriksaan/ pelayanan dengan menggunakan alat canggih (CT Scan, MRI, dan lain-lain), dokter dengan menangani harus mencantumkan namanya dengan jelas dan menandatangani lembar pemeriksaan/ pelayanan kemudian diketahui oleh Komite Mendik. 13. Pembayaran pelayanan kesehatan disesuaikan dengan pola tarif paket Jamkesmas tahun 2008 . 14. Verifikasi pelayanan di Puskesmas (RJTP,RITP, Persalinan, dan Pengiriman specimen, transportasi dan lainnya) di laksanakan oleh pelaksana verifikasi. 15. Verifikasi pelayanan di BKKM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit dilaksanakan oleh pelaksana verifikasi. 16. Peserta tidak boleh dikenakan biaya dengan alasan apapun. 17. Dalam
hal
sengketa
terhadap
hasil
penilaian
BKKM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan rumah sakit
pelayanan
di
maka dilakukan
langkah-langkah penyelesaian dengan meminta pertimbangan kepada tim AdHok yang terdiri dari unsur-unsur dinas kesehatan propinsi, IDI wilayah, Arsada, dan MAB(Medical Advisor Board) dan keputusannya bersifat final (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). 2.3.2 Prosedur Pelayanan Prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut:
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya. 2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang keabsahan kepersertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya. 3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang di tunjukkan sejak awal sebelum mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency. 4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke tiga diatas meliputi: a. Pelayanan
rawat
jalan
lanjutan
(spesialistik)
di
RS,
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM. b. Pelayanan rawat inap kelas III di Rumah Sakit. c. Pelayanan obat-obatan. d. Pelayanan rujukan specimen dan penunjang diagnostik. 5. Untuk
memperoleh
pelayanan
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
dan
rawat rumah
sakit
jalan peserta
di harus
menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (persero) Surat Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Keabsahan Peserta (SKP) dan peserta selanjutnya mendapatkan pelayanan kesehatan. 6. Untuk
memperoleh
pelayanan
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
dan
rawat rumah
sakit
inap peserta
di harus
menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari puskesmas di Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan diverifikasi kebenarannya oleh PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta selanjutnya mamperoleh pelayanan rawat inap. 7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk gawat darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
dan
Rumah
Sakit
peserta
harus
menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) Surat Keabsahan Peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap. 8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan diberi waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu yang bersangkutan belum mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).
Bagan 2 ALUR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
RJTL Loket RS
Peserta
SKP
Pelayanan Kesehatan
Verifikasi Kepesertaan Oleh
Pulang
RITL
PPATRS (PT.ASKES)
Daftar Peserta JAMKESMAS menurut SK BUPATI/Walikota
Kasus Emergecy
2. 4 Pelayanan Kesehatan 2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,
mencegah
dan
menyembuhkan
peyakit
serta
memudahkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 1995:1). 2.4.2 Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
dengan penekanaan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut (Tjitarsa, 1992:5). 1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumberdaya-bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial-ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan. 2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanaya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya. 3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang memperngaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan. 4. Pencapaian tarif kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih baik dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat. 2.4.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan Menurut Evan (www.astaqauliyah.com) dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atas jasa lainnya. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1. Uncertainty Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahawa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan kesehatannya.
biaya Penduduk
untuk yang
memenuhi
kebutuhan
penghasilannya
rendah
akan
pelayanan
tidak
mampu
menyisihkan sebagian penghasilannya rendah tidak mampu meyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderiata sakit. 2. Asymetry of Infromation Sifat kedua asymetry if Infromatioan menunjukkan bahwa konsumen palayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan proveder (dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahi berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang profesor sekalipun. 3. Externality Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab bersama (public). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein. 2.4.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diingikan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, serta bermutu (Azwar, 1995:33-36). 1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat. 2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan. 4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut. 6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan
kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat
dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan Artinya palayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien. 8. Mutu Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila palayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman. Secara umum dimensi kepuasan pasien bervariasi sekali. Suatu palayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standard dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang mengacu pada standar dan kode etik profesi yang pada Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai (Azwar, 1995:31-33). a. Hubungan Dokter-Pasien Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah salah satu dari kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan dokter-pasien yang baik ini harus dapat dipertahankan. Adalah amat diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup, menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien. b. Kenyamanan Pelayanan Untuk dapat menyelenggarkan pelayanan kesehatan yang bermutu, suasana pelayanan yang nyaman harus dapat dipertahankan. Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya yang menyakut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. c. Kebebasan Melakukan Pilihan Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan, dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan. d. Pengetahuan Dan Kompetensi Teknis Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang didukung oleh pengetahuan dan kompetensi teknis bukan saja merupakan bagian dari kewajiban etik, tetapi Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
juga merupakan prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi. Secara umum disebutkan memakai tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis tersebut maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan. e. Efektifitas Pelayanan Semakin efektif pelayanan kesehatan tersebut, maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan. f. Keamanan Tindakan Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini haruslah diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, dan karena itu tidak boleh dilakukan. Adapun kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata, http://one.indoskripsi.com) adalah: 1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi. 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 3. Tidak berbelit – belit. 4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat. 5. Dapat menguntungkan semua pihak. Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terdapat tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995: 30).
2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit, yaitu: 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi: a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum. b. Rehabilitasi medik. c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik. d. Tindakan medis kecil atau sedang. e. Pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan. f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit. g. Pelayanan darah. h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit. 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi: a. Akomodasi rawat inap pada kelas III. b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan. c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik. d. Tindakan medis. e. Operasi sedang dan besar. f. Pelayanan rehabilitasi medis. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
g. Perawatan intensif (ICU). h. Pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit. i. Pelayanan darah. j. Persalinan dengan resiko tinggi. 3. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat (Departemen Kesehatan RI 2008).
2.6 Kerangka Pemikiran Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Keadaan ini terjadi terutama pada keadaan dimana pembiayaannya harus di tanggung sendiri (out of pocket) dalam sistem tunai (fee for service). Solusi masalah pembiayaan kesehatan mengarah kepada peningkatan pendanaan kesehatan agar melebihi 5% Produk Domestik Bruto sesuai rekomendasi WHO, dengan pendanaan pemerintah yang terarah untuk kegiatan kesehatan masyarakat seperti pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, promosi kesehatan serta pemeliharan kesehatan penduduk miskin. Sedangkan pendanaan masyarakat harus diefisienkan dengan pendanaan gotongroyong untuk berbagi resiko ganguan kesehatan, dalam bentuk jaminan kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sejak 1 Januari 2005 Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas. Pelaksanaan dan pengelolaan Program Jamkesmas dilakukan oleh Departemen Dinas Kesehatan, PT. Askes (Persero) dan Verifikator Independen, tugas dari ketiga lembaga ini
adalah membantu masyarakat sangat miskin,
miskin, dan mendekati miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan cara mendata dan mengikutsertakan mereka menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Apabila masyarakat terdaftar sebagai peserta Jamkesmas maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit HKBP Balige, akan memberikan respon tersendiri kepada penguna Jamkesmas. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana respon mayarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit HKBP Balige.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Bagan 3 Kerangka Pemikiran
Rumah Sakit HKBP Balige
Pelaksanaan Program Jamkesmas a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) c. Pelayanan Gawat Darurat
Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program JAMKESMAS
1. Respon Positif 2. Respon Negatif
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep Konsep adalah istilah atau definisi yang di gunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Untuk menfokuskan penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini. 1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban. 2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan salah satu program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu. 3. Pengguna atau Peserta Jamkesmas adalah orang yang tergolong miskin dan kurang mampu serta memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat 4. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselengarakan secara sendiri maupun kelompok dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluaraga, kelompok, maupun masyarakat. 5. Program Jamkesmas merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu. Program Jamkesmas ini meliputi : Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum, rehabilitasi medik, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis kecil atau sedang, pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan, pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit, pelayanan darah, pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit. b. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: akomodasi rawat inap pada kelas III, konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis, operasi sedang dan besar, pelayanan rehabilitasi medis, perawatan intensif (ICU), pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit, pelayanan darah, persalinan dengan resiko tinggi. c. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2.7.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dangan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989). Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini, maka diukur melalui indikator-indikator atas dasar respon masyarakat pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige dalam program Jamkesmas, meliputi: 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum, tindakan medis kecil atau sedang, rehabilitasi medik, meliputi: 1) Kemudahan administrasi. 2) Keramahtamahan. 3) Kedisiplinan pelayanan. 4) Ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien. b. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, pemeriksaan pengobatan gigi tingkat lanjutan, pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit, pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit, meliputi: 1) Kebersihan rumah sakit. 2) Kelengkapan peralatan medis. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3) Ketepatan diagnosa. 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) a. Akomodasi rawat inap pada kelas III, operasi sedang dan besar, perawatan intensif (ICU), pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit, pelayanan darah, persalinan dengan resiko tinggi, meliputi: 1) Kebersihan kamar inap. 2) Kelengkapan peralatan medis. 3) Ketepatan diagnosa. b. Pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis, pelayanan rehabilitasi medis, meliputi: 1) Kemudahan administrasi. 2) Keramahtamahan. 3) Kelancaran komunikasi. 4) Ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien. c. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) Pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan gawat darurat tidak dapat diambil informasi, karena pada saat itu kondisi kesehatan tidak mendukung.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Peneltian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit HKBP Balige Jalan Gereja No.17 Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dan direncanakan atas pertimbangan yang ada. Adapun pertimbangan tersebut karena Rumah Sakit Umum HKBP Balige merupakan salah satu rumah sakit yang ikut dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
3.2 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1991).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige di Kab. Toba Samosir.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1991). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berobat (pasien) di Rumah sakit HKBP Balige. Mulai diberlakukannya program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige, setiap bulannya memiliki rata-rata kunjungan yang berbeda jumlahnya, hal ini disebabkan kualitas tingkat kesehatan tiap bulan berbeda. Namun untuk memudahkan penelitian, maka peneliti mengambil populasi enam bulan terakhir saja, yaitu mulai bulan September sampai bulan Maret. Berikut rata-rata kunjungan pasien Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige. Jumlah keseluruhannya adalah 299 orang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 1 Rata-Rata Jumlah Populasi Pasien Jamkesmas di RSU HKBP Balige Nomor Bulan
Jumlah
1
September
24
2
Oktober
40
3
November
34
4
Desember
45
5
Januari
33
6
Februari
57
7
Maret
65
Sumber: Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu RSU HKBP Balige
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998). Menurut Arikunto, jumlah populasi lebih dari seratus maka dianjurkan untuk menentukan jumlah populasi antara 10%-20% dan 20%-25%. Masyarakat yang dijadikan sebagai sampel lebih dari 100 orang, maka peneliti mengambil sampel sebesar 10% dari populasi agar representatif, sehingga : Sampel = 10% x 299 = 29,9 = 30 Sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut: a. Metode angket Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk di isi, setelah diisi angket di kembalikan kepada peneliti. b. Metode wawancara Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah diperoleh dari studi kepustakaan yaitu dengan membuka, mencatat, dan mengutif data yang berkaitan dengan masalah penelitian dan yang dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3.4 Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan secara manual, data dikumpulkan dari hasi kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Latar Belakang Lembaga Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah rumah sakit umum milik Gereja Huria Kristan Batak Protestan (HKBP) dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan HKBP, yang beralamat di Jln. Gereja No 17 Balige. Awal pembentukannya pada tahun 1918, dimana sekelompok Misionaris Badan Pekabaran Injil jerman yaitu Rheinische Missions Gesselshalf (RMG), mendirikan Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan. Dalam sejarahnya di tahun 1900 sejak dimulainya penginjilan di Silindung dan sekitarnya para misionaris telah membangun sebuah rumah sakit di Tarutung. Terasalah bahwa kebutuhan akan rumah sakit di tempat lain mulai dibutuhkan. Pada tanggal 1 Augustus 1918, didrikan rumah sakit di Balige yang pada dipimpin oleh Schw. Ida Graeber. Pada tahun 1920 dr. Wilhelm Wagner dan arsitek H. Klais membuat pembaharuan di rumah sakit balige menjadi rumah sakit yang dinaungi gereja HKBP dan kemudian mengganti namanya menjadi Rumah Sakit HKBP, namun pada waktu agresi tentara Jepang hingga akhir perang dunia Ke II, Rumah sakit HKBP diambil alih oleh Jepang dan dijadikan rumah sakit militer. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 , rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia, namun kepemilikan gereja masih tetap berlaku.. terhitung tanggal 1 januari 1955, pemerintah secara resmi memberikan dua unit rumah sakit Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
masing-masing dengan kapasitas 250 tempat tidur, 14 rumah sakit pembantu dengan kapasitas antara 30-60 tempat tidur, 12 unit poliklinik, leprosaria di hta salem, rumah sakit buta di hephata, namun yang dapat dikelola oleh HKBP saat ini adalah rumah sakit HKBP Balige dan rumah sakit HKBP Nainggolan. Dua tahun kemudian pelayanan secara diakones pun semakin berkembang setelah kedatangan tiga diakones yang juga membantu meringankan pekerjaan Dr. Schaible yang pada saat itu bekerja sebagai dokter yang bekerja di rumah sakit HKBP Balige. Sejak rumah sakit HKBP Balige berdiri, banyak sudah kegiatan kemanusiaan yang sudah dilakukan, dahulu rumah sakit HKBP Balige ini sangat dikenal sampai ke propinsi tatangga untuk mencari kesembuhan karena pada saat itu dokter-dokter yang melayani berasal dari Jerman yang sudah pandai bahasa batak seperti, Dr. Wilhem Wagner, Dr. Dannert, Dr. Herman Lowenstein, Dr. Theodor Gose, Dr. Johansen Winkler, Dr. Johan Aalbers, Dr. Werner Gross, Dr. Schaible, Dr. Otto Hueck, Dr. Sprondel, Dr. Schubert dan tiga orang wanita Dr. Warsing ahli bedah, Dr. Westarhausen ahli kebidanan, serta Dr. Alex Fritz. Dan sampai saat ini mereka masih mendukung segala bentuk pengabdian mereka melalui hubungan kemitraan dengan Forderverein Krankenhaus Balige e. V. di Wezlar yang dipimpin oleh Prof. E. Kunntz.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
4.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi serta Klasifikasi Rumah Sakit HKBP Balige 4.2.1 Kedudukan Lembaga 1. Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah unit organik di lingkungan HKBP yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada pucuk pimpinan HKBP. 2. Rumah Sakit Umum HKBP balige berlokasi di kota Balige, Kabupaten Tobasa, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan pusat rujukan di wilayah eks Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya. 3. Rumah Sakit Umum HKBP Balige dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur. 4.2.2 Tugas Rumah Sakit Umum HKBP Balige mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan uoaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. 4.2.3 Fungsi Untuk melaksansakan tugas tersebut, Rumah Sakit Umum HKBP Balige mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan pelayanan medis 2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan. 4. Menyelnggarakan pelayanan rujukan. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 6. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan. 4.2.4 Visi dan Misi Visi dari Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah menjadikan salah satu rumah sakit pusat rujukan di wilayah Kabupaten Toba Samosir dan sekitarnya yang bermutu tinggi sesuai satandar pelayanan kesehatan serta berbasis pada kasih kristiani Misi dari Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan
pelayanan
medis,
penunjang
medis
dan
asuhan
keperawatan sesuai standar. 2. Menyelenggarakan pelayanan rohani untuk mendukung proses penyembuhan pasien. 3. Menyelenggarakan sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputerisasi. 4. Menyelenggarakan upaya
peningkatan profesionalisme tenaga
medis,
keperawatan dan non medis. 5. Mengadakan peningkayan sarana dan prasarana agar mampu menjadikan tempat pendidikan. 6. Menyelenggarakan
peningkatan
dan
pengembangan
pelayanan
penanggulangna penyakit HIV dan AIDS sebagai rumah sakit pusat rujukan. 4.2.5 Klasifikasi 1. Rumah sakit Umum HKBP Balige adalah rumah sakit umum kelas madya atau setaraf kelas C rumah sakit pemerinah.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2. Rumah Sakit Umum HKBP Balige digunakan oleh fakultas kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan dan Akademi Keperawatan HKBP Balige sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon perawat. 3. Rumah Sakit Umum HKBP Balige digunakan oleh lembaga pendidikan lain sebagai tempat pendidikan dan lahan praktek.
4.3 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Program Kerja Lembaga 4.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2008-2012, yaitu pengembangan dan peningkatan fungsi sehingga dapat menjadi kelas madya plus atau setara kelas C plus rumah sakit pemerintah dan dapat bersaing dengan rumah sakit lain, sebagai berikut: 1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanan pelayanan sehingga indikator mutu pelayanan mencapai nilai ideal pada tahun 2012. 2. Meningkatkan jumlah dan jenis dokter spesialis dan kualitas atas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan Iptek dan tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. 3. Meningkatkan pendapatan dan efisiensi pengeluaran. 4. Meningkatkan pemanfaatan serta penambahan sarana dan peralatan baik medis maupun non medis untuk mendukung pelayanan yang lebih baik.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
4.3.2 Sasaran Sasaran-sasaran yang dapat dijabarkan dari tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut: 1. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan pertama adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas semua kegiata pelayanan sesuai standar, yaitu: a. Peningkatan kunjungan rawat inap. b. Perbaikan nilai indikator pelayanan. c. Peningkatan kunjungan instalasi gawat darurat. d. Peningkatan pelayanan operasi. e. Peningkatan golongan pelayanan medis. 2. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan kedua adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya menusia sesuai ketentuan yaitu: a. Tersedianya tenaga dokter spesailis tetap terutama dokter spesialis bagian penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan penyakit kandungan. b. Jumlah sumber daya manusia professional sesuai dengan kebutuhan. c. Alokasi dana untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. 3. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan ketiga adalah meningkatkan jumlah pelayanan dokter spesialis, yaitu: a. Jumlah pelayanan dokter spesialis. b. Meningkatnya kerja sama yang menguntungkan. c. Terlaksananya system keuangan yang akuntabel. d. Terlaksananya pola tarif sesuai dengan unit cost.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
4. Sasaran yang dapat diidentifikasi dari tujuan yang keempat yaitu: a. Meningkatnya pemanfaatan pada masing-masing unit. b. Meningkatnya pengadaan sarana dan peralatan sesuai kebutuhan dan standar. 4.3.3 Strategi Prinsip strategi yang diterapkan adalah: 1. Melakukan kosolidasi untuk memprkuat kemampuan dibidang pelayanan. 2. Mengembangkan profesionalisme disemua unit kerja sesuai perkembangan Iptek. 3. Mengadakan tenaga dokter spesialis yang dapat bekerja full timer. 4. Melaksanakan system keuangan yang akuntabel. 5. Mewujudkan perencanan pengembangan sarana dan perlatan sesuai dengan kebutuhan. 4.3.4 Progam Rumah Sakit HKBP Balige Program kerja yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan a. Menyempurnakan alur, protop (SOP) dan standar pelayanan dan terapi rumah sakit: hal ini masih perlu dilakukan oleh karena respons time masih panjang. b. Menambah jenis pelayanan spesialis. c. Memperhatikan trend permintaan masyarakat terhadap pelayanan spesialis, maka program ini sudah sangat mendesak. Dengan terpenuhinya Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
pelayanan dokter spesisalis dasar akan dapat meningkatkan BOR. Namun apabila hal ini tidak dapat terpenuhi maka rumah sakit akan terus mengalami kesulitan. d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Peningkatan mutu pelayanan agar sesuai dengan standar pelayanan dan terapi, harus dilakukan pula oleh setiap unit kerja, pelayanan medis, penunjang medis, asuhan keperawatan dan non medis. Agar hal ini dapat dicapai maka semua unit kerja sudah harus mempunyai standar dan disosialisasikan secara terus menerus. e. Melakukan monitoring evaluasi dan pengawasan pelayanan yang berkesinambungan. 2. Sumber Daya Manusia dan Organisasi -. Sumber Daya Manusia a. Dokter Spesialis Untuk memenuhi tenaga dokter spesialis dimaksud ada 2 alternatif: -
Bantuan Tenaga Spesialis dari mitra kerja Medizinisch Cristiliches Hilfswerk C.V. Jerman.
-
Melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran USU. Hal ini telah dilakukan pendekatan dan pada prinsipnya mereka bersedia bekerja sama. Adapun departemen yang akan bekerja sama dengan RS HKBP Balige adalah Dept. Penyakit Dalam, Kesehatan Anak dan Bedah. Departemen kebidanan sudah bekerja sama dalam 3 tahun dan sampai saat ini masih berlangsung dengan baik. Memperhatikan
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
keadaan keuangan RS pada saat ini masih sulit untuk membiayai tenaga-tenaga dimaksud, terutama pada tahuin pertama (2008-2009) diharapkan ada dukungan pembiayaan untuk program ini. b. Pelatihan Pegawai Melaksanakan pelatihan pegawai di dalam dan luar Rumah Sakit: -
Pelatihan tenaga dokter pada umumnya dilakukan di rumah sakit Pendidikan dan Kedokteran.
-
Merekrut dokter umum yang masih berusia muda dan memenuhi persyaratan lulus testing masuk pendidikan dokter spesialis.
-
Pelatihan tenaga perawat dilakukan di dalam rumah sakit dan untuk keterampilan tertentu dilakukan di rumah sakit pendidikan.
-
Tenaga Non Medis pelatihan pada umumnya dilaksanakan di dalam rumah sakit.
c. Tersedianya peraturan kepegawaian yang mengacu kepada peraturan yang berlaku. d. Melaksanakan ketatausahaan kepegawaian tepat waktu. e. Melaksanakan reward dan punishmen.
4.4 Susunan Organisasi RSU HKBP Balige Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah terdiri sebagai berikut: 1. Direktur. 2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3. Kepala Bidang Keperawatan dan Pendidikan. 4. Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha. 5. Kepala Bagian Keuangan. 6. Satuan Pengawas Intern. 7. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional. Tugas-tugas dari masing-masing susunan organisasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Direktur RSU HKBP Balige mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai tugas mengelola pelayanan medis pada instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap ABCDEF, Rawat Darurat, Rawat Intensif, Bedah, dan mengelola pelayanan penunjang medis pada instalasi Radiologi, Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Patologi Klinik,
Diagnostik
terpadu
serta
urusan
ketatausahaan
dan
kerumahtanggaan.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan penyusunan kebutuhan tenaga dan fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis. b. Menyelenggarakan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis. c. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis dan penunjang medis. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
d. Menyelenggarakan pengawasan dan pengelolaan penerimaan serta pemulangan pasien. e. Menyelenggarakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis membawahi: 1. Seksi Pelayanan Medis, yang membawahi: a. Instalasi Rawat Jalan. b. Instalasi Rawat Inap ABCDEF. c. Instalasi Rawat Darurat. d. Instalasi Rawat Intensif. e. Instalasi Bedah. 2. Seksi Pelayanan Penunjang Medis, yang membawahi: a. Urusan Penunjang Medis. b. Instalasi Radiologi. c. Instalasi Rehabilitasi Medis. d. Instalasi Farmasi. e. Instalasi Gizi. f. Instalasi Patologi Klinik. g. Instalasi Diagnostik Terpadu. Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinir seluruh kebutuhan instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap ABCDEF, Rawat Darurat, Rawat Intensif, dan Bedah Pusat.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi pelayanan mempunyai fungsi:
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga paramedis dan nonmedis, alat, obat-obatan, dan atau bahan untuk fasilitas pelayanan. b. Melakukan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. d. Melakukan pemantauan, pengawasan, dan penilaian penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan. e. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Seksi Pelayanan Penunjangan Medis membawahi: a. Urusan Penunjang Medis. b. Instalasi Radiologi. c. Instalasi Rehabilitasi Medis. d. Instalasi Farmasi. e. Instalasi Gizi. f. Instalasi Patologi Klinik. g. Instalasi Diagnostik Terpadu. Seksi Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan instalasi radiologi, rehabilitasi medis, farmasi, gizi, patologi klinik, sterilisasi dan diagnostik terpadu.Untuk menyelengarakan tugas tersebut, Seksi Pelayanan Penunjang Medis mempunyai fungsi: a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga paramedis, nonmedis, alat, onatobatan, dan atau bahan untuk fasilitas pelayanan penunjang medis. b. Melakukan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan penunjang medis. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
c. Melakukan mengawasan dan pengendalian pasien. d. Melakukan pemantauan, pengawasan, dan penilaian penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan penunjang medis. e. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. 3. Bidang Keperawatan dan Pendidikan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan, etika dan
mutu
keperawatan.Untuk
melaksanakan
tugas
tersebut,
Bidang
Keperawatan dan Pendidikan mempunyai fungsi: a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan penyusunan program asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan serta peningkatan pelaksanaan etika profesi keperawatan dan mutu keperawatan. b. Melakukan menyusunan standard asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan serta membina pelaksanaan peningkatan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan. c. Melakukan bimbingan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan penilaian pelaksaan kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan, pelaksanaan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan. d. Melakukan pengusulan penempatan tenaga keperawatan atas permintaan Kepala Bidang terkait. e. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, tenaga medis, keperawatan dan nonmedis. f. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Bidang keperawatan membawahi: 1. Seksi Asuhan Keperawatan dan Logistik mempunyai tugas melakukan penyiapan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan serta peningkatan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan serta melakukan penyiapan bimbingan pelaksanaan kebutuhan, logistik asuhan, dan pelayanan keperawatan serta pamantauan, pengawasan, dan penilaian kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan. 2. Seksi Profesi Keperawatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bimbingan pelaksanaan penyusunan kebutuhan tenaga keperawatan dan peningkatan mutu tenaga keperawatan serta pelaksanaan etika profesi keperawatan. 3. Seksi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis, keperawatan dan nonmedis. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Pendidikan dan Latihan Tenaga Medis, Keperawatan dan Nonmedis mempunyai fungsi: a. Melakukan bimbingan pelaksanaan penyusunan program kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis, keperawatan dan nonmedis. b. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga paramedis; nonmedis; bahan dan fasilitas untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan serta perpustakaan c. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis, paramedis, dan nonmedis serta keperawatan.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
d. Melakukan pemantauan, pengawasan, dan penilaian kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis, paramedis, dan nonmedis serta perpustakaan e. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. 4. Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha mempunyai tugas mengelola kegiatan kesekretariatan, perencanaan, dan informasi, teknik sipil, pemulasaran jenazah, tata usaha rawat pasien dan memberikan pelayanan kesekretariatan, penyusunan program dan informasi di lingkungan rumah sakit serta penyuluhan masyarakat.Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kabag Umum dan Tata Usaha mempunyai fungsi: a. Menyelanggarakan
penyusunan
program
kegiatan
kesekretariatan,
perencanaan dan informasi kegiatan pemulasaran jenazah, tehnik sipil, dan tata usaha rawat pasien serta penyuluhan masyarakat. b. Membimbing
pelaksanaan
kegiatan
kesekretariatan,
perencanaan,
informasi kegiatan pemulasaran jenazah, tehnik sipil, dan tata usaha rawat pasien serta penyuluhan masyarakat. c. Mengkoordinasikan
dan
memberikan
pelayanan
kesekretariatan,
perencanaan dan informasi. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan penyediaan seluruh kebutuhan sumber daya yang diperlukan rumah sakit. e. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan kesekretariatan, perencanaan dan informasi, kegiatan pemulasaran jenazah, tehnik sipil, dan tata usaha rawat pasien serta penyuluhan masyarakat.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha membawahi: a. Kasubbag Tata Usaha dan Penyuluhan Masyarakat. b. Kasubbag Perencanaan dan Informasi. c. Kasubbag Kepegawaian. d. Kasubbag Perlengkapan. e. Kasubbag Rumah Tangga. f. Kasubbag Rekam Medis (Tata Usaha Rawat Pasien). 5. Bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan proses kebendaharaan, administrasi hutang piutang, dan administrasi pembukuan (akuntasi).Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 33, Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. Melakukan perbendaharaan. b. Melakukan verifikasi penerimaan dan pengeluaran. c. Melakukan kegiatan akuntansi. Bagian Keuangan membawahi: 1. Kegiatan kebendaharaan dilaksanakanoleh kasir. 2. Subbag Hutang Piutang melakukan kegiatan administrasi atas hutang piutang. 3. Subbag
Finance
mempunyai tugas
melakukan kegitan
verifikasi
penerimaan dan pengeluaran uang serta perkiraan rekening pasien. 4. Subbag Akuntasi mempunyai tugas melakukan kegiatan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan verifikasi.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
6. Satuan Pengawas Intern adalah kelompok fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan pegawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit. 7. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional, a. Komite medis adalah wadah non sruktural yang keaggotaannya di pilih oleh ketua staf medis fungsional atauyang mewakili yang ada di Rumah Sakit HKBP balige. Komite medis mempunyai tugas memberikan pertimbangan
kepada
direktur
dalam
standar
pelayanan
medis,
pengawasan dan penilaian mutu pelayanan medis, hak klinis khusus kepada staf medis fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya , komite medis dibantu oleh panitia-panitia antara lain: Panitia Infeksi Nosokomial, Panitia Rekam Medis, Panitia Farmasi dan Terapi, Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan. b. Staf Medis Fungsional adalah terdiri dari: para dokter umum dan dokter gigi, para dokter spesialis dan sub spesialis. Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis , pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan , penelitian, pengembangan, pendidkan dan pelatihan.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Bagan 3 Struktur Organisasi RSU HKBP Balige
DIREKTUR
Bidang Pelayanan Medis Dan Penunjang
Seksi Pelayanan Medis
Seksi Pelayanan Menunjang Medis
Bidang Kepegawaian
Seksi Asuhan Keperawatan & Logistik Keperawatan
Seksi profesi Keperawatan
Bagian Keuangan
Komite Medis
Seksi Pendidikan
Bagian Umum Dan Tata Usahan
Subbag TU
Subbag Kepegawaian
Kasir
Subbag RT & Perlengkapan
Subbag Perencanaan & Informasi Pi
Subbag Hutang Piutang
ASKES
Instalasi Pelayanan Medis
a b c d e f g h i j Instalasi 1. PNS k Staf Medis l Pelayanan 2. Oleh Jamkesmas Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap PelaksanaanmProgramFungsional Jaminan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba (SMF) n (JAMKESMAS) Menunjang Samosir, 2009. 3. Tobamas Medis o p q r w
Subbag finace
Subbag Akutansi
4.5 Sarana dan Prasarana Potensi pasar Rumah Sakit Umum HKBP Balige adalah penduduk pada Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbahas, Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten-kabupaten ini dihubungkan oleh jalur darat yang baik dan lancar, kecuali untuk Kabupaten Samosir dihubungkan dengan transportasi air yang baik juga. Untuk melayani penduduk yang berada di kabupaten-kabupaten tersebut, Rumah Sakit HKBP Balige memiliki potensi sebagai berikut: 1. Spesialisasi Medik di Instalasi Rawat jalan: a. Penyakit dalam. Mempunyai dokter spesialisasi paruh waktu, bekerja di Rumah Sakit HKBP Balige selama 4 hari dalam seminggu. b. Bedah. Seorang dokter spesialisasi bedah yang bekerja setiap hari di Rumas Sakit HKBP Balige. c. Kesehatan Anak. Masih dilayani oleh dokter spesialis yang datang dari Medan 1 (satu) seminggu setiap hari sabu, namun tidak dapat diperkirakan keteraturan kehadirannya, karena beban tugasnya di Medan. d. Obsterti dan Ginekologi. Merupakan tenaga dokter PPDS dari FK USU yang bekerja selama 6 (enam) bulan secara bergantian. e. Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT).
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Dilayani oleh seorang dokter spesialis THT yang bekerja selama 2 (dua) hari yaitu kamis dan jumat dalam seminggu. f. Gigi dan Mulut. Dilayani oleh seorang dokter gigi yang bekerja waktu tengah paruh, secara bergantian setiap hari.
2. Pelayanan Penunjang Medis/ Non Medis a. Instalasi Patologi Klinik. b. Instalasi Radiologi. c. Instalasi Rehabilitasi Medik. d. Instalasi Giji. e. Instalasi Farmasi. f. Instalasi Sarana dan Prasarana. 3. Instalasi Pelayanan sebagai berikut: a. Instalasi Rawat Jalan Terdiri dari: - Poli Obstetri dan Ginekologi. - Poli Gigi. - Poli Anak. - Poli Penyakit Dalam. - Poli Bedah. - Poli THT. b. Instalasi Rawat Inap terdiri dari: - Kelas Super VIP = 8 tempat tidur. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
- Kelas VIP
= 13 tempat tidur.
- Kelas I Plus
= 54 tempat tidur.
- Kelas I
= 9 tempat tidur.
- Kelas II
= 58 tempat tidur.
- Kelas III (A dan B)
=138 tempat tidur.
Tabel 2 Jumlah Kamar disetiap Ruangan di Rumah Sakit HKBP Balige Nomor
Ruangan
Jumlah Kamar
1
VIP
3
2
Zaal A Plus
2
3
Zaal A
6
4
Zaal B
6
5
Zaal C
7
6
Zaal D
8
7
Zaal E
8
8
Zaal F
7
Sumber: Rencana Strategis RSU HKBP Balige 2008-2013
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran angket. Kuesioner diisi oleh pasien peserta program Jamkesmas yang merupakan pasien rawat jalan tingkat lanjutan dan pasien rawat inap tingkat lanjutan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu bahwa sampel yang akan diambil adalah sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat oleh Rumah Sakit HKBP Balige di Kabupaten Toba Samosir. Pengumpulan kembali kuesioner yang disebar kepada 30 orang semuanya terkumpul dan semua pertanyaan dalam kuesioner terjawab sesuai dengan petunjuk yang telah ada. Berdasarkan hasil penellitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, agama, pekerjaan dan suku, pengetahuam masyarakat tentang program Jamkesmas, pelaksanaan pelayanan program jamkesmas kepada pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan kepada pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan, kondisi kesehatan masyarakat dilihat dari tingkat kesembuhan dan respon masyarakat tentang program jamkesmas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut beserta penjelasannya. Pembahasan data dalam penelitian ini penulis membagi dalam 2 sub bab, agar penelitian tersusun secara sistematis, yaitu: Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1. Analisis identitas responden 2. Analisis data penelitian
5.1 Identitas/ Karakteristik Responden Jumlah pasien dalam pogram Jamkesmas yang pernah atau sedang sebagai pasien rawat jalan tingkat lanjutan dan pasien yang pernah atau sedang sebagai pasien rawat inap tingkat lanjutan yang menjadi responden peneliti adalah berjumlah 30 orang dimana responden yang berjenis kelamin Laki-laki sebesar 21 orang dan Perempuan sebasar 9 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Distribusi Menurut Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki-laki
21
70
2
Perempuan
9
30
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin Laki-laki lebih banyak yaitu 21 orang atau 70%, daripada responden perempuan yang jumlahnya yaitu 9 orang atau 30%. Hal ini dikarenakan selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Balige, pasien dalam program jamkesmas yaitu Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden kebanyakan dari kaum laki-laki. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 4 Distribusi Menurut Umur No
Kategori Umur (Tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
10-20
3
10
2
21-30
3
10
3
31-40
4
13,33
4
41-50
8
26,77
5
51-60
4
13,33
6
61-70
6
20
7
71 keatas
2
6,77
30
100
Jumlah Sumber:Data primer
Berdasarkan tabel 4, jumlah responden paling banyak adalah umur antara 41 tahun-50 tahun yaitu sebesar 8 orang atau 26,77% sedangkan responden yang paling sedikit adalah umur 71 tahun keatas yaitu sebesar 2 orang atau 6,77%, hal ini dikarenakan ketika peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit HKBP Balige pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas sebagian besar adalah pasien yang umurnya berkisar antara 41-50 tahun.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 5 Distribusi Menurut Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
SD
7
23,33
2
SMP
9
30
3
SMA
14
46,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 5, diketahui jumlah responden yang tingkat pendidikan SMA paling banyak yaitu sebesar 14 orang atau 46,7%, sedangkan yang paling sedikit yaitu yang tingkat pendidikannya SD yaitu sebesar 7 orang atau 23,33%. Hal ini dikarenakan selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit HKBP Balige, yang menjadi responden kebanyakan tingkat pendidikannya SMA.
Tabel 6 Distribusi Menurut Pekerjaan No
Pekerjaan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Wiraswasta
6
20
2
Petani
22
73,33
3
Pelajar
2
6,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Pasien dalam program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige yang menjadi responden memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda. Berdasarkan tabel 6, pekerjaan sebagian pasien yang menjadi responden adalah petani yaitu sebanyak 22 orang atau 73,33% sedangkan pekerjaan yang sebagai buruh tidak ada. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari responden peneliti adalah masyarakat Toba Samosir yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa yang menjadi responden seluruhnya beragama Kristen. Hal ini dikarenakan Rumah Sakit HKBP Balige adalah salah satu rumah sakit di Toba Samosir yang bernafaskan Kristen. Hal ini terlihat dari visi, misi falsafah dan motto dari Rumah Sakit HKBP Balige.
Tabel 7 Distribusi Menurut Suku No
Suku
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Batak
29
96,77
2
Jawa
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Rumah sakit Umum HKBP Balige merupakan salah satu rumah sakit yang terletak di Jalan Gereja No.17 Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Penduduk yang tinggal disekitar rumah sakit tersebut mayoritas suku batak, bagitu juga pada saat penelitian pasien yang paling banyak untuk mendapatkan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
pelayanan kesehatan adalah dari suku batak. Hal ini terlihat dari tabel 7, dimana sebagian besar pasien dalam program jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige adalah suku batak yaitu berjumlah 29 orang atau 96,77%, sedangkan suku Jawa sebesar 1 orang atau 3,33%.
5.2 Analisis Data Penelitian 5.2.1 Pengetahuan dan Masyarakat Tentang Program Jamkesmas
Tabel 8 Distribusi Responden Dari Mana Mengetahui Program Jamkesmas Yang Dilaksanakan Di Rumah Sakit HKBP Balige No
Sumber Informasi
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Dari Rumah Sakit
9
30
2
Dari masyarakat
11
36,77
3
Dari media cetak
3
10
4
Dari lain-lain
7
23,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data primer Berdasarakan tabel 8, dari seluruh responden yang mengetahui adanya program jamkesmas di rumah Sakit HKBP Balige lebih banyak sumber informasi dari masyarakat ke masyarakat, hal ini terlihat dari jumlah responden pada tabel 8 dimana jumlah responden yang mengetahui adanya pelaksanaan program Jamkesmas di Rumah Sakit
HKBP
Balige sebanyak
11 orang atau
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
36,77%.sedangkan sumber informasi yang paling sedikit kepada pasien peserta program Jamkesmas adalah dari media cetak yaitu sebesar 3 orang atau 10%. sementara dari sumber lain-lain peserta Jamkesmas mengetahuinya dari puskesmas dan bidan desa sebesar 7 orang atau 23,77 %.
Tabel 9 Distribusi Responden Tentang Tujuan Jaminan Kesehatan Masyarakat No
Tujuan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Tahu
23
76,77
2
Kurang tahu
5
16,77
3
Tidak tahu
2
6,66
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 9, sebagian besar dari responden yang diteliti tahu tentang tujuan program Jamkesmas, dari total keseluruhan sampel yang berjumlah 30 orang sebanyak 23 orang mengetahui tujuan dari program Jamkesmas atau 76,77%. Sedangkan responden yang kurang tahu sebanyak 5 orang atau 16,77% dan yang tidak tahu merupakan responden yang jumlahnya paling sedikit yaitu sebanyak 2 orang atau 6,66%. Hal ini dikarenakan sebelum responden mendapatkan pelayanan Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige terlebih dahulu peserta harus mengurus surat rujukan dari puskesmas dan pada saat peserta di puskesmas diberikan penyuluhan tentang tujuan Jamkesmas. Namun sebagian
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
responden yang kurang tahu dan tidak tahu tentang tujuan program Jamkesmas mendapatkan kartu Jamkesmas dari orang lain. Perlu diketahui juga, bahwa tujuan dari program Jamkesmas menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh mayarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselenggaranya
pengelolaan
keuangan
yang
transparan
dan
akuntabel.
Tabel 10 Distribusi Responden Tentang Adanya Program Jamkesmas No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Setuju
29
96,77
2
Kurang setuju
1
3,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa sebagian besar responden yang diteliti menyetujui adanya program jamkesmas ini di Rumah Sakit HKBP Balige. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang setuju dengan program ini berjumlah 29 orang atau 96,77%, sedangkan yang kurang setuju sebesar 1 orang atau 3,33%. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat sangat terbantu dalam memperoleh pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tabel 11 Distribusi Responden Tentang Lamanya Terdaftar Sebagai Peserta Jamkesmas No
Lamanya
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Kurang dari 3 bulan
2
6,77
2
3-6 bulan
6
20
3
7-9 bulan
12
40
4
Diatas 1 tahun
10
33,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa lamanya responden sebagai peserta Jamkesmas lebih banyak diantara 7-9 bulan yaitu sebesar 12 orang atau 40%, sedangkan lamanya responden terdaftar sebagai peserta Jamkesmas yang lebih sedikit yaitu kurang dari 3 bulan sebesar 2 orang atau 6,77%. Hal ini diakibatkan pada saat peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit HKBP Balige, pasien peserta Jamkesmas lebih banyak yang telah terdaftar diantara 7-9 bulan.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5.3.2 Pelaksanaan pelayanan Program Jamkesmas Kepada Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
Tabel 12 Distribusi Responden Tentang Jumlah Menggunakan Kartu Jamkesmas Untuk Berobat Di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jumlah
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Kurang dari 2 kali
9
30
2
2-4 kali
11
36,77
3
5-7 kali
2
6,66
4
Di atas 8 kali
8
26,77
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 12, responden yang menjadi pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di Rumah Sakit HKBP Balige yang menjadi responden peneliti, lebih banyak telah melakukan rawat jalan diantara 2-4 kali yaitu sebesar 11 orang atau 36,77%, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di Rumah Sakit HKBP Balige adalah pemakaian antara 5-7 kali yaitu sebesar 2 orang atau 6.66% sementara untuk responden yang pemakaian kartu jamkesmas kurang dari 2 kali sebanyak 9 orang atau 30 %., begitu juga untuk responden yang telah menggunakan kartu Jamkesmas sebanyak 8 kali keatas berjumlah 8 orang atau 26,77%. Perbedaan jumlah pemakaian kartu
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
diatas disebabkan kondisi kesehatan setiap individu itu berbeda-beda dimana dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti kondisi tubuh, suhu, usia dan lain-lain.
Dari hasil kuesioner tentang pemerikasaan kesehatan yang dilakukan dokter, diketahui sebanyak 30 orang responden menjawab bahwa yang melakukan pemeriksaan kepada responden ketika berobat selalu ditangani oleh dokter dan dibantu oleh petugas kesehatan lain seperti perawat dan petugas apotek. Hal ini dikarenakan dokter adalah sebuah profesi yang sudah memiliki kode etik profesinya sendiri dan untuk menjadi seorang dokter, dimana sebelum seseorang menjadi seorang dokter harus mengucapkan sumpah profesi. Oleh karena itu, di Rumah Sakit HKBP Balige yang berhak memeriksa dan mengeluarkan resep obat untuk pasien adalah dokter.
Tabel 13 Distribusi Responden tentang Penjelasan yang Diberikan Dokter atau Petugas Kesehatan Lain Mengenai Penyakit responden No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Mengerti
27
90
2
Kurang Mengerti
3
10
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 13 di atas, sebagian besar responden mengatakan bahwa dokter yang bekerja di rumah sakit HKBP Balige mampu memberikan penjelasan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
yang baik dan benar kepada responden. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang mengerti terhadap penjelasan yang diberikan dokter sebanyak 27 orang atau 90%, sedangkan responden yang menjawab kurang mengerti terhadap penjelasan yang diberikan dokter sebanyak 3 orang atau 10%. Sebelum melakukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu bertanya mengenai keluhan penyakit yang diderita oleh pasien. Apabila dokter belum mampu memastikan tentang penyakit yang diderita pasien, dokter menyarankan pasien untuk melakukan tes pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, Rontgen, scan USG dan lain sebagainya. Apabila tes lanjutan sudah dilakukan, maka dokter bisa memastikan dan menjelaskan penyakit yang diderita pasien tersebut. Apabila penyakit yang diderita sudah parah, maka pasien dianjurkan untuk melakukan rawat inap tingkat lanjutan.
Tabel 14 Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter atau Petugas Kesehatan Lain No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Ramah
17
56,77
2
Ramah
12
40
3
Kurang Ramah
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan standard dan kode etik profesi yang mengacu kepada hubungan dokter dan petugas kesehatan Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
lain dengan pasien (Anwar, 1995), dimana hubungan yang baik antara kedua belah pihah tersebut sangat diperlukan. Contoh yang dapat kita lihah dari hubungan tersebut adalah bagaimana sikap dokter atau petugas kesehatan lain dalam menangani keluhan pasien. Pada saat melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian secara langsung ketika dokter dan petugas kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit HKBP Balige melakukan pelayanan kepada pasien peserta Jamkesmas, dimana peneliti melihat secara langsung bagaimana dokter dan petugas kesehatan lain memperlakukan pasien dengan baik. Pendapat ini juga sesuai dengan tanggapan responden. Berdasarkan tabel 14, diketahui bahwa responden yang menilai sikap dokter dan petugas kesehatan lain sebagian besar sangat ramah dimana jumlahnya sebesar 17 orang atau 56.77 %, sedangkan responden yang menilai kurang ramah merupakan responden dengan jumlah paling sedikit yaitu hanya 1 orang atau 3,33%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden yang menyatakan kurang ramah, dimana sikap dokter dan petugas kesehatan lain terhadap responden tersebut menurutnya kurang diperhatikan.
Salah satu unsur lain dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan standard dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Anwar, 1995). Kenyamanan pelayanan disini maksudnya tidak hanya yang menyangkut
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
fasilitas yang sediakan, tetapi yang terpenting lagi adalah yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pertanyaan yang diberikan tentang ada tidaknya perbedaan sikap dokter kepada pasien Jamkesmas dengan pasien non Jamkesmas, penilaian responden menyatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap yang diberikan dokter dan petugas kesehatan lain kepada pasien, hal ini terlihat dari jawaban responden dalam kuesioner dimana 30 0rang yang menjadi responden peneliti seluruhnya menjawab tidak ada yang mendapat perbedaan sikap dari dokter dan petugas kesehatan lain kepada pasien Jamkesmas.
Tabel 15 Distribusi Responden tentang Kedisplinan Rumah Sakit dalam Membuka Pelayanan kesehatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
27
90
2
Jarang
3
10
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Menurut Dr. Bob Woworutu salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan apabila dapat
menyingkat
waktu tunggu pasien
(Noveniawanata, 2008). Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu pasien adalah melalui cara dokter dan petugas kesehatan lain harus selalu tepat waktu dalam membuka pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Berdasarkan tabel 15, sebanyak 27 0rang atau 90% menyatakan bahwa rumah sakit selalu tepat waktu dalam membuka pelayanan kesehatan. Sedangkan yang menjawab jarang tepat waktu membuka pelayanan kesehatan berjumlah 3 orang atau 10%. Tabel 16 Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Rumah Sakit HKBP Balige Dalam Menutup Pelayanan Kesehatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
28
93,33
2
Tidak Tahu
2
6,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 16, sebanyak 28 0rang atau 93,33% menyatakan bahwa rumah sakit selalu tepat waktu dalam menutup pelayanan kesehatan. Sedangkan yang menjawab tidak tahu penutupan pelayanan kesehatan berjumlah 2 orang atau 6,77%. Berdasarkan wawancara kepada 2 orang responden yang tidak tahu apakah rumah sakit menutup pelayanan kesehatan di RS HKBP Balige diakibatkan kedua responden tersebut sudah pulang sebelum waktu penutupan pelayanan.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 17 Distribusi Responden Tentang Kepedulian Dokter Dalam Menangani Keluhan Penyakit Responden No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Peduli
18
60
2
Peduli
12
40
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu faktor kepuasan pasien yang mengacu pada pelayanan kesehatan terlihat juga dalam tingkat kepedulian dokter atau petugas kesehatan lain dalam menangani keluhan pasien (Azwar, 1995). Pasien yang sedang dalam kondisi sakit membutuhkan situasi yang menyenangkan sehingga dibutuhkan sikap dokter atau petugas kesehatan lain
yang
memberikan perasaan
menyenangkan tersebut kepada pasien melalui kepeduliannya untuk menangani keluhan pasien. Berdasarkan tabel 17, diketahui bahwa kepedulian dokter dalam menangani keluhan pasien sebagian besar sangat peduli, dimana jumlah responden yang menjawab kepedulian dokter sangat besar yaitu sebanyak 18 orang atau 60%. Sedangkan responden yang menjawab dokter peduli dalam menangani keluhan pasien sebanyak 12 orang atau sebesar 40%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 18 Distriebusi Jawaban Responden Terhadap Prosedur Administrasi No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Mudah
27
90
2
Agak Sulit
3
10
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu kriteria suatu pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan menurut Dr. Bob Woworutu apabila prosedur administrasi pelayanan kesehatan tersebut tidak berbelit-belit (Noveniawanata, 2008).
Prosedur administrasi
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit HKBP Balige tergolong mudah. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban para responden yang sebagian besar menyatakan bahwa prosedur administrasi di Rumah Sakit HKBP Balige mudah. Berdasarkan tabel 18, terlihat bahwa sebanyak 27 orang atau 90% menyatakan bahwa prosedur administrasi untuk bisa rawat jalan tingkat lanjutan di Rumah Sakit HKBP Balige mudah, sedangkan yang menjawab agak sulit sebanyak 3 orang atau 10%, sementara yang menjawab sulit atau berbelit-belit tidak ada. Untuk bisa menggunakan kartu Jamkesmas dalam berobat rawat jalan tingkat lanjutan seorang pasien harus melengkapi beberapa berkas untuk keperluan administrasi. Berkas tersebut adalah: 1. Kartu Jamkesmas (asli) 2. Surat Rujukan dari Puskesmas atau bidan desa Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
3. Photocopy Kartu Jamkesmas dan surat rujukan dari Puskesmas atau bidan desa (rangkap dua). Jika semua berkas di atas telah dilengkapi oleh pasien maka pihak administrasi akan memproses data-data pasien, apabila belum lengkap pihak administrasi tidak akan memproses data-data pasien. Namun diberikan penjelasan agar pasien memenuhi perlengkapan administrasi tersebut.
Tabel 19 Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik dari Petugas Rumah Sakit No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pernah
1
3,33
2
Tidak Pernah
29
96,77
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 19, diketahui bahwa jumlah responden yang tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik dari petugas rumah sakit lebih banyak dari yang pernah mendapat perlakuan yang tidak baik. Hal ini terlihat dari jumlah jawaban responden yaitu 29 orang atau 96,77% pasien tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik. Sedangkan yang pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik hanya 1 orang atau 3,33%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada satu orang yang mendapat perlakuan yang tidak baik dimana responden tersebut merasa tidak mendapat pelayanan yang baik pada saat berobat.
Tabel 20 Distribusi Responden Tentang Alat-Alat Pengobatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Lengkap
27
90
2
Kurang Lengkap
3
30
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu unsur dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standard an kode etik profesi adalah kenyamanan palayanan (Azwar, 1995). Salah satu contoh dari unsur kenyamanan pelayanan ini adalah tersedia fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. fasilitas harus tersedia di rumah sakit adalah apotek atau bagian obat serta alat pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan tabel 20, responden yang menilai kelengkapan obat di Rumah Sakit HKBP Balige lengkap berjumlah 27 orang atau 90%. Sedangkan yang menjawab kurang lengkap sebanyak 3 orang atau 10%. Tiga orang tersebut yang menjawab kurang lengkap diakibatkan pada saat 3 orang tersebut akan melakukan pemeriksaan kesehatan ternyata tidak ada alat pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan dengan jenis penyakitnya. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 21 Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan dalam Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Cukup
29
96,77
2
Kurang Cukup
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan apabila jumlah petugas kesehatan yang melayanani pasien jumlahnya cukup. Berdasarkan tabel 21, penilaian pasien rawat jalan tingkat lanjutan terhadap jumlah petugas kesehatan di Rumah Sakit HKBP Balige cukup. Hal ini terlihat bahwa responden yang menyatakan cukup sebanyak 29 orang atau sebesar 96,77% sedangkan yang menyatakan kurang cukup hanya 1 orang atau 3,33%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5.2.3 Pelaksanaan Pelayanan Program Jamkesmas Kepada Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
Tabel 22 Distribusi Responden Tentang Jumlah Menggunakan Kartu Jamkesmas Untuk Berobat Di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jumlah
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Kurang dari 2 kali
17
56,77
2
2-4 kali
7
23,33
3
Di atas 8 kali
6
20
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 22, responden yang menjadi pasien rawat inap tingkat lanjutan di Rumah Sakit HKBP Balige yang menjadi responden peneliti, lebih banyak telah melakukan rawat inap kurang dari 2 kali yaitu sebesar 17 orang atau 56,77%, sedangkan jumlah responden yang menggunakan kartu Jamkesmas sebanyak 2-4 kali untuk berobat di Rumah Sakit HKBP Balige adalah sebanyak 7 orang atau 23,33% . Dan untuk pemakaian kartu Jamkesmas kurang di atas 8 kali sebanyak 6 orang atau 20%. Perbedaan jumlah pemakaian kartu diatas disebabkan kondisi kesehatan setiap individu itu berbeda-beda dimana dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti kondisi tubuh, suhu, usia dan lain-lain.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 23 Distribusi Responden Tentang Lama Waktu Rawat Inap di Rumah Sakit HKBP Balige No
Lama Waktu
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
2 hari
12
40
2
3-5 hari
11
36,77
3
Di atas 5 hari
7
23,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 23, diketahui bahwa jumlah responden yang dirawat 2 hari lebih banyak yaitu sebesar 12 orang atau 40%, sedangkan jumlah responden yang dirawat di atas 5 hari merupakan jumlah responden yang paling sedikit yaitu sebesar 7 orang atau 23,33%. Hal ini diakibatkan bahwa tingkat kesembuhan pasien yang menjadi responden berbeda-beda.
Tabel 24 Distibusi Responden Tentang Pemeriksaan Kesehatan yang Dilakukan oleh Dokter No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
29
96,77
2
Jarang
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Dari tabel 24, diketahui sebanyak 29 orang atau 96,77% yang menjadi responden menjawab bahwa yang melakukan pemeriksaan kepada responden ketika berobat selalu ditangani oleh dokter sedangkan jumlah responden yang menjawab tidak ditangani oleh dokter hanya 1 orang atau 3,33%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden yang menjawab jarang ditangani oleh dokter menyatakan lebih sering ditangani oleh perawat.
Tabel 25 Distribusi Responden tentang Penjelasan yang Diberikan Dokter atau Petugas Kesehatan Lain Mengenai Penyakit Responden No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Mengerti
26
86,77
2
Kurang Mengerti
3
10
3
Tidak Mengerti
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 25, sebagian besar responden mengatakan bahwa dokter yang bekerja di rumah sakit HKBP Balige mampu memberikan penjelasan yang baik dan benar kepada responden. Hal ini terlihat dari jawaban responden yaitu dari 30 jumlah responden sebanyak 26 orang atau 86,77% menjawab mengerti terhadap penjelasan yang diberikan dokter, sementara responden yang menjawab kurang mengerti terhadap penjelasan dokter sebesar 3 orang atau 10%, sedangkan yang tidak mengerti hanya 1 orang atau 3,33%. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, alasan 1 orang yang menyatakan tidak mengerti menyatakan tidak mengerti karena dokter belum bisa memastikan penyakit yang diderita pasien.
Tabel 26 Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter atau Petugas Kesehatan Lain No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Ramah
13
43,33
2
Ramah
16
53,44
3
Kurang Ramah
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan standard dan kode etik profesi yaitu mengenai hubungan dokter dan petugas kesehatan lain dengan pasien (Anwar, 1995), dimana hubungan yang baik antara kedua belah pihah tersebut sangat diperlukan. Contoh yang dapat kita lihah dari hubungan tersebut adalah bagaimana sikap dokter atau petugas kesehatan lain dalam menangani keluhan pasien. Pada saat melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian secara langsung ketika dokter dan petugas kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit HKBP Balige melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien peserta Jamkesmas yang menjalani rawat inap tingkat lanjutan, dimana sikap dokter atau petugas
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
kesehatan kepada pasien begitu baik atau ramah. Hal ini terlihat juga dari jawaban responden yang menilai sikap dokter atau petugas kesehatan adalah baik. Berdasarkan tabel 26, diketahui bahwa responden yang menilai sikap dokter dan petugas kesehatan lain sebagian besar sangat ramah dimana jumlahnya sebesar 13 orang atau 43,33%, sedangkan responden yang menilai kurang ramah merupakan responden dengan jumlah paling sedikit yaitu hanya 1 orang atau 3,33%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden yang menyatakan kurang ramah, dimana sikap dokter dan petugas kesehatan lain terhadap responden tersebut menurutnya kurang mendapat perhatiaan dalam hal pelayanan kesehatan.
Tabel 27 Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter atau Petugas Kesehatan Lain terhadap Pasien Program Jamkesmas dengan Pasien Lain No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Ada
3
10
2
Tidak Ada
26
86,77
3
Tidak Tahu
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu unsur lain dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan standard dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Anwar, Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
1995). Kenyamanan pelayanan disini maksudnya tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang sediakan, tetapi yang terpenting lagi adalah yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Berdasarkan tabel 27, penilaian responden yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap yang diberikan dokter dan petugas kesehatan lain kepada pasien sebesar 26 orang atau 86,77%, sedangakan jumlah responden yang menyatakan ada perbedaan sikap dokter atau petugas kesehatan lain sebeasr 3 orang atau 10%, sementara 1 orang pasien atau 3,33% menyatakan tidak tahu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada 3 orang yang menyatakan ada perbedaan sikap dokter atau petugas kesehatan lain kepada pasien peserta Jamkesmas bentukunya adalah mengenai perbedaan kamar rawat inap dimana kamar inap peserta Jamkesmas ditempatkan di Zaal F.
Tabel 28 Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Rumah Sakit dalam Membuka Pelayanan kesehatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
28
93,33
2
Jarang
2
6,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Menurut Dr. Bob Woworutu salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan apabila dapat
menyingkat
waktu tunggu pasien
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
(Noveniawanata, 2008). Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu pasien adalah melalui cara dokter dan petugas kesehatan lain harus selalu tepat waktu dalam membuka pelayanan kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan tabel 28, sebanyak 28 0rang atau 93,33% menyatakan bahwa rumah sakit selalu tepat waktu dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sedangkan yang menjawab jarang tepat waktu memberikan kesehatan berjumlah 3 orang atau 10%.
Tabel 29 Distribusi Responden Tentang kedisplinan Rumah Sakit HKBP Balige Dalam Menutup Pelayanan Kesehatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
27
90
2
Jarang
3
10
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 29, diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa penutupan pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter atau petugas kesehatan lain kepada pasien Jamkesmas selalu tepat waktu yaitu sebesar 27 orang atau 90%, selebihnya responden menyatakan pihak Rumah Sakit HKBP Balige jarang menutup pemberian pelayanan kesehatan dengan tepat waktu .
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 30 Distribusi Responden Tentang kepedulian Dokter Dalam Menangani Keluhan Penyakit Responden No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Peduli
16
53,33
2
Peduli
14
46,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu faktor kepuasan pasien yang mengacu pada pelayanan kesehatan terlihat juga dalam tingkat kepedulian dokter atau petugas kesehatan lain dalam menangani keluhan pasien (Azwar, 1995). Pasien yang sedang dalam kondisi sakit membutuhkan situasi yang menyenangkan sehingga dibutuhkan sikap dokter atau petugas kesehatan lain
yang
memberikan perasaan
menyenangkan tersebut kepada pasien melalui kepeduliannya untuk menangani keluhan pasien. Berdasarkan tabel 30, diketahui bahwa kepedulian dokter dalam menangani keluhan pasien sebagian besar sangat peduli dimana jumlah responden yang menjawab kepedulian dokter sangat besar yaitu sebanyak 16 orang atau 53,33%. Sedangkan responden yang menjawab dokter peduli dalam menangani keluhan pasien sebanyak 14 orang atau sebesar 46,66%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 31 Distribusi Responden Tentang Prosedur Administrasi No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Mudah
29
96,77
2
Agak Sulit
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu kriteria suatu pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan menurut Dr. Bob Woworutu apabila prosedur administrasi pelayanan kesehatan tersebut tidak berbelit-belit (Noveniawanata, 2008).
Prosedur administrasi
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit HKBP Balige tergolong mudah, apabila pasien rawat inap tingkat lanjutan tidak dapat menunjukkan kelengkapan peserta pada saat pasien harus di rawat maka diberikan waktu 24 jam untuk kepada keluarga pasien untuk melengkapi berkas untuk keperluan administrasi. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban para responden yang sebagian besar menyatakan bahwa prosedur administrasi di Rumah Sakit HKBP Balige mudah. Berdasarkan tabel 31, terlihat bahwa sebanyak 29 orang atau 96,77% menyatakan bahwa prosedur administrasi untuk bisa rawat jalan tingkat lanjutan di Rumah Sakit HKBP Balige mudah, sedangkan yang menjawab agak sulit sebanyak 1 orang atau 3,33%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 32 Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik dari Petugas Rumah Sakit No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pernah
1
3,3
2
Tidak Pernah
29
96,7
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 32, diketahui bahwa jumlah responden yang tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik dari petugas rumah sakit lebih banyak dari yang pernah mendapat perlakuan yang tidak baik. Hal ini terlihat dari jumlah jawaban responden yaitu 29 orang atau 96,77% pasien tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak baik. Sedangkan yang pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik hanya 1 orang atau 3,33%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada satu orang yang mendapat perlakuan yang tidak baik dimana responden tersebut merasa kurang diperhatikan oleh pihak rumah sakit.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 33 Distribusi Responden Tentang Alat-Alat Pengobatan No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Lengkap
28
93,33
2
Kurang Lengkap
2
6,66
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Salah satu unsur dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standard an kode etik profesi adalah kenyamanan palayanan (Azwar, 1995). Salah satu contoh dari unsur kenyamanan pelayanan ini adalah tersedia fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas harus tersedia di rumah sakit adalah apotek atau bagian obat. Berdasarkan tabel 33, responden yang menilai kelengkapan obat di Rumah Sakit HKBP Balige lengkap berjumlah 28 orang atau 93,3%. Sedangkan yang menjawab kurang lengkap sebanyak 2 orang atau 6,6%. Tabel 34 Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan dalam Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Cukup
29
96,77
2
Kurang Cukup
1
3,33
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan apabila jumlah petugas kesehatan yang melayanani pasien jumlahnya cukup. Berdasarkan tabel 34, penilaian pasien rawat jalan tingkat lanjutan terhadap jumlah petugas kesehatan di Rumah Sakit HKBP Balige cukup. Hal ini terlihat bahwa responden yang menyatakan cukup sebanyak 29 orang atau sebesar 96,7% sedangkan yang menyatakan kurang cukup hanya 1 orang.
Tabel 35 Distribusi Responden Tentang Kebersihan Kamar Inap dalam Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Bersih
10
33,33
2
Bersih
18
60
3
Kurang Bersih
2
6,77
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 35, pasien rawat inap tingkat lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa kebersihan kamar inap di Rumah Sakit HKBP Balige sangat bersih adalah sebanyak 10 orang atau 33,33 %, sedangkan responden yang menyatakan kebersihan kamar inap adalah bersih sebanyak 18 orang atau 60 %, sementara responden yang menyatakan kebersihan kamar inap kurang bersih adalah sebanyak 2 orang atau 6,77%.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5.3.4 Kondisi Kesehatan Masyarakat dilihat Dari Tingkat Kesembuhan
Tabel 36 Distribusi Responden Tentang Tingkat Kesembuhan setelah Berobat dalam Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Cepat
19
63,33
2
Kurang Cepat
5
16,77
3
Lambat
6
20
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 36, sebagian besar responden menyatakan bahwa setelah berobat di Rumah Sakit HKBP Balige, tingkat kesembuhan dari sakit adalah cepat, hal ini terlihat dari jawaban responden dimana dari 30 responden yang menyatakan tingkat kesembuhannya cepat adalah 19 orang atau 63,33 %, sedangkan responden yang menyatakan kurang cepat sebanyak 5 orang atau 16,77 %, sementara responden yang menyatakan lambat sebanyak 6 orang atau 20 %. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden yang menyatakan tingkat kesembuhannya kurang cepat dan lambat bahwa kesembuhan itu relative tergantung jenis penyakitnya.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Tabel 37 Distribusi Responden Tentang Pernah, Tidaknya Kesalahan Diagnosa Penyakit dalam Program Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pernah
3
10
2
Tidak Pernah
27
90
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 37, diketahui
bahwa jumlah responden yang
menyatakan tidak pernah terjadi kesalahan diagnosa jenis penyakit sebesar 27 orang atau 90%, sedangkan responden yang menyatakan pernah terjadi kesalahan diagnosa jenis penyakit sebesar 3 orang atau 10%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden yang menyatakan pernah terjadi keselahan diagnosa beralasan karena keterbatasan alatalat diagnosa terhadap jenis-jenis penyakit. Berdasarkan hasil kuesioner tentang kepuasan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, bahwa semua pasien yang menjadi responden peneliti menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit HKBP Balige. Hal ini dapat dilihat dari tata kerja petugas kesehatan Rumah Sakit HKBP Balige selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
5.5.5 Respon Masyarakat Terhadap Program Jamkesmas Berdasarkan hasil kuesioner tentang peningkatan derajat kesehatan masyarakat setelah diberlakukan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige, bahwa 30 orang yang menjadi responden peneliti, seluruhnya menyatakan bahwa program Jamkesmas yang dilaksanakan Rumah Sakit HKBP Balige sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat umum khususnya masyarakat di Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan hasil kuesioner tentang perlu tidaknya Pelaksanaan program Jamkesmas, responden menyatakan bahwa program Jamkesmas sangat di perlukan kesinambungannya hal ini juga terlihat dari jawaban responden, dimana dari 30 responden, seluruhnya menyatakan program Jamkesmas sangat perlu dilanjutkan hal ini dikarenakan program sangat membantu masyarakat miskin dan kurang mampu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tabel 38 Distribusi Responden Tentang Intensitas Pemakaian Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige No
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Selalu
21
70
2
Sering
6
20
3
Jarang
3
10
30
100
Jumlah Sumber: Data Primer
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Berdasarkan tabel 38, responden yang selalu menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di Rumah Sakit HKBP Balige sebesar 21 orang atau 70 %., sedangkan responden yang menyatakan sering sebesar 6 orang atau 20 %, sedangkan responden yang menyatakan jarang memakai kartu Jamkesmas untuk berobat di Rumah Sakit HKBP Balige sebesar 3 orang atau 10 %. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden yang menjawab jarang menyatakan alasan yang di akibatkan jarak yang di tempuh dari rumah ke Rumah Sakit HKBP Balige jauh.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon masyarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit HKBP Balige, dilihat dari segi fasilitas atau sarana dan prasarana, pelayanan medis maupun pelayanan administrasi adalah positif. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban responden yang bersifat positif atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti seperti alasan responden menggunakan kartu Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige, intensitas penggunaan kartu Jamkesmas, sikap dokter dan petugas kesehatan kepada responden, prosedur administrasi,
kelengkapan
alat-alat
kesehatan,
kelengkapan
obat-obatan,
kebersihan, jumlah petugas, kepuasan terhadap pelayanan kesehatan, serta kelanjutan program Jamkesmas
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua, yaitu: 1. Bagi rumah sakit harus tetap bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya lagi, baik itu dari segi fasilitas, pelayanan medis maupun palayanan administrasinya.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
2. Pihak rumah sakit hendaknya memperbanyak pelatihan-pelatihan dan pendidikan
tentang
pelayanan
bermutu
yang
berhubungan
dengan
pengetahuan dan keterampilan sehari-hari. 3. Hendaknya pemerintah melalui instansi-insatansi terkait
harus
lebih
mensosialisasikan program Jamkesmas ini kepada masyarakat luas, khususnya kepada mereka yang berhak menerima bantuan. 4. Hendaknya masyarakat yang sudah terdaftar sebagai peserta Jamkesmas mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah mengenai Jamkesmas dan mengunakan kartu Jamkesmas sebaik mungkin serta dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat lain yang layak menggunakan kartu Jamkesmas tetapi belum terdaftar sebagai peserta Jamkesmas.
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Adi. Isbandi R. 1994. Psikologi Pekerja Sosial dan Ilmu Kesejahteraan sosial. PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Koentjaranningrat. 1979. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia: Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/2/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008. Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajahmada University Press: Yogyakarta. Rumah Sakit Umum HKBP Balige. 2007. Rencana Strategis Rumah Sakit Umum HKBP Balige 2008-2013. Sarwono, Sarlito W.1984. Pengantar Umum Psikologi. PT Bulan Bintang: Jakarta. Sciortino, Rosalia. 1999. Menuju Kesehatan Madani. Pustaka Pelajar: Jakarta. Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S Jakarta. Soediono, dkk. 1990. Meningkatkan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Untuk Menunjang Pembangunan Nasional. Depkes RI: Jakarta. Sumardi, Mulyanto. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali: Jakarta. Tjitarsa, Ida Bagus. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB Bandung. Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.
Sumber Lain : http://www.harian-global.com/news/php?items47757.23 Diakses pada tanggal 9 Maret 2009 http://toba samosir kab.go.id/index.php Diakses pada tanggal 15 Maret 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/rumah sakit Diakses pada tanggal 1 April 2009 http://www.ppkm-online.net/ Diakses pada tanggal 1 April 2009 http://www.jpkm-online.net/index.php?option=com_content&task=view&i. Diakses pada tanggal 1 April 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik Diakses pada tanggal 6 April 2009 http://www.astaqauliyah.com/pelayanan /kesehatan Diakses pada tanggal 27 April 2009 http://one.indoskripsi.com Diakses pada tanggal 27 April 2009
Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.