RANCANGAN KHOTBAH IBADAH REMAJA dan SEKOLAH MINGGU Dalam rangka Hari Doa Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia 2013
KAN, H U G E T AN, MU” “KUATK I A T R E Y N AKU ME a 1:9) (Yosu
Febe Rustini Sunardi, S.PAK.,M.Pd.K
Perjanjian Lama
Dalam Bahasa Mori Mori adalah bahasa yang digunakan oleh penuturnya yang umumnya tinggal di wilayah Sulawesi Tengah bagian Tenggara dan wilayah-wilayah sekitarnya. Bahasa Mori secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Mori Bawah dan Mori Atas. Berdasarkan Ethnologue: Languages of the World, Edisi 15, tahun 2005, pengguna bahasa Mori Bawah dengan berbagai dialeknya (Tambe’e, Nahina, Petasia, Soroako, Karonsie), berkisar 15.000-16.000 orang, dan Mori Atas (Aikoa) sekitar 11.000-12.000 orang. Kesamaan leksikal bahasa Mori Atas dan Mori Bawah antara 73% - 86%. Perjanjian Baru dalam bahasa Mori (Mori Bawah, Ngusumbatu) dicetak pertama kali pada tahun 1949. Namun, cukup banyak istilah yang digunakan sudah tidak dikenal lagi oleh penutur-penutur bahasa Mori. Karena itu, LAI memulai penerjemahan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Mori pada tahun 2004, dan diterbitkan pada tahun 2010. Dialek yang dipakai masih dialek Mori Bawah, dengan istilah-istilah yang dikenal oleh semua dialek Mori yang lain. Tata bahasanya pun mengikuti cara pemakaian oleh para penggunanya pada masa sekarang, yang sudah cukup banyak berinteraksi dengan bahasa-bahasa lainnya namun tetap dikenal oleh para penutur Mori. Saat ini penutur bahasa Mori mempunyai kerinduan untuk memiliki Alkitab lengkap dalam bahasa mereka. Karena itu, LAI telah merencanakan untuk memulai penerjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Mori. Dengan terjemahan ini, diharapkan kelak semakin banyak lagi umat Tuhan penutur bahasa Mori yang semakin mencintai Firman Tuhan, karena mereka bisa menikmatinya secara lengkap dalam bahasa mereka sendiri. Mari kita doakan agar semakin banyak pribadi-pribadi terbeban untuk memberi dukungan pada penerjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa ini, baik dukungan doa maupun dana, sehingga proyek ini bisa berjalan dengan lancar. ANGGARAN PENERJEMAHAN Penerjemah ............................................................. Rp.
362.474.000,-
Pengetik .................................................................. Rp.
48.360.000,-
Perjalanan/Cheking ................................................. Rp.
336.000.000,-
Administrasi/peralatan ............................................. Rp.
41.300.000,-
Total Biaya ...................................................................Rp.
788.134.000,-
3
Qfokfmbtbo!'!Sfgmfltj!bubt!Ufnb!Ljubc!Tvdj “Kuatkan, Teguhkan, Aku menyertaimu” (Yosua 1:9) Menurut kamus bahasa Indonesia, kata “kuatkan” dari kata dasar kuat yang artinya: tahan, tidak mudah goyah (terpengaruh) atau kukuh. Sedangkan “teguhkan” dari kata dasar teguh yang artinya: tetap tidak berubah, kuat berpegang dalam (pendirian, kesetiaan, iman) dst. Dalam kitab NIV, Yosua 1:9 dituliskan “Be strong and courageous” artinya “kuatkan dan beranilah.” Kata teguhkan disamakan dengan beranilah. Berbicara mengenai kuat, teguh atau berani dalam tema ini, pertama-tama yang ditekankan adalah sikap hati. Yosua sebagai seorang pemimpin baru harus memiliki hati yang kuat, teguh atau berani dalam melaksanakan mandat Ilahi. Yakni merealisasikan visi Tuhan yang mana pertama diberikan kepada Musa kemudian dilanjutkan oleh Yosua. Visi tersebut adalah janji teritorial dari Allah yaitu mendiami tanah Kanaan. Namun demikian untuk merealisasikan visi itu sangatlah tidak mudah, meskipun tinggal melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Musa. Seperti Musa menghadapi banyak tantangan, demikian pula Yosua, sehingga dalam Yosua pasal 1, nasehat supaya kuat dan teguh itu diulang sampai 4 kali. Tantangan apa saja yang dapat kita temukan di sini dan harus dihadapi oleh Yosua sebagai pemimpin baru untuk meneruskan visi Ilahi, setelah ditinggal wafat oleh Musa pemimpin sebelumnya.
2/!Uboubohbo!lbsblufs!cbohtb!Jtsbfm Karakter bangsa Israel disebutkan dengan tegas dalam kitab Ulangan 9:6b, bahwa mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Dalam kamus bahasa Indonesia, tegar tengkuk sama dengan keras kepala, tidak mau menurut. Dalam bahasa asli Alkitab istilah tersebut menunjuk pada seekor kuda yang tidak dapat dijinakkan. Dalam kitab Bilangan 14:1-4, salah satu bukti karakter mereka yaitu mudah bersungutsungut/menggerutu, senang mengingat masa lalu, (dapat dibayangkan seperti orang yang berjalan ke depan tetapi kepalanya menengok ke belakang), jika marah mereka membanding-bandingkan dan mencari solusi menurut caranya sendiri, menyakiti hati pemimpin, suka bertengkar (Bil.17:2-3), berjiwa pemberontak, sudah tahu salah tetapi tetap dilakukan. Sungguh pastilah tidak mudah bagi Yosua harus memimpin orangorang dengan karakter seperti itu kurang-lebih 2-3 juta jiwa.
3/!Uboubohbo!mbubs!cfmblboh Yosua menerima suksesi Ilahi (penerusan kepemimpinan) kira-kira umur 85 tahun (bdk.Yosua 14:10b, Bil. 13). Namun jika dibandingkan dengan Musa, Yosua tidak ada apa-apanya. Musa: dia sekolah formal/akademi di Mesir selama 40 tahun, sekolah rohani (penggembalaan di padang selama 40 tahun), pernah face to face dengan Tuhan di Gunung Sinai, meskipun hanya melihat belakang-Nya Tuhan (Kel. 33:23), penerima langsung Hukum Taurat, memilki tongkat ajaib. Yosua: tidak pernah sekolah formal/akademi, pengalaman leadership, management, ilmu pedang, ilmu perang tidak sebanding dengan Musa, Yosua adalah abdi/budak Musa. Melihat sekilas perbandingan tersebut maka layaklah sebetulnya jika Yosua berkecil hati, namun Tuhan tidak memilih pemimpin berdasarkan latar belakang manusia.
4
Sehingga mandat Ilahi yang diberikan Tuhan kepada Yosua sama seperti kepada Musa yaitu untuk menaklukkan tanah Kanaan sebagai tanah perjanjian.
4/!Uboubohbo!bmbn0Tvohbj!Zpsebo!)Zptvb!2;3* Nama ‘Yordan” berasal dari akar kata “Yarad” yang berarti “to descend” (turun). Ini menunjuk bahwa Sungai Yordan adalah sungai yang turunnya relatif curam. Sebagai perbandingan, menurut catatan Sungai Yordan turun 15 kaki (= 4,5 m) setiap mil (=1,6 km). Sedangkan Sungai Thames sungai terpanjang di Inggris, hanya turun 9 inci (=22,5cm) setiap mil. Ini menyebabkan arus Sungai Yordan sangat deras dan pasti mempersulit penyeberangan pada waktu itu. Menurut catatan yang ditulis Jamieson, Fausset & Brown, lebar normal Sungai Yordan 50 yard. 1 yard= 3 kaki/kurang-lebih 91,5 cm. Biasanya pada awal musim panas, salju di Gunung Libanon mencair dan masuk ke Sungai Yordan sehingga airnya dapat meluap. Pada saat seperti itu saat di mana Yosua dan bangsa Israel harus menyeberang, merupakan saat di mana Sungai Yordan paling deras airnya. Sehingga untuk menyeberang sungguh-sungguh menjadi tantangan yang menakutkan (lihat Yosua 3:15b; 4:18). Memang disebutkan dalam Yosua 2:7; Hak. 3:28;12:5-6; 2Sam. 17:22, 24, 2Sam. 19:1518, 39, bahwa sungai ini mempunyai tempat penyeberangan, namun yang dimaksud bukanlah jembatan seperti bayangan kita sekarang ini. Dalam bahasa Inggris “tempat penyeberangan” diterjemahkan: ford yang artinya bagian yang agak dangkal dari suatu sungai, dapat dipakai sebagai tempat penyeberangan. Sehingga meskipun airnya meluap masih dapat diseberangi dengan cara biasa tetapi pastilah bagi orang-orang tertentu saja tidak termasuk anak-anak (Yes. 2:23; 1Taw. 2:15). Sedangkan jumlah orang Israel pada waktu itu sekitar 2-3 juta termasuk anak-anak, apalagi membawa banyak barang dan ternak. Kemungkinan besar mereka juga tidak dapat berenang karena mayoritas lahir di padang gurun. Dan seandainya 2-3 juta jiwa itu berbaris dengan lebar lima puluh orang, maka panjang barisan dapat mencapai 25-35 km. Seandainya berbaris dengan lebar lima ratus orang pun, maka panjang barisan dapat mencapai 3-4 km. Dengan demikian sungguh memerlukan campur tangan Tuhan untuk menyeberangi sungai tersebut selama itu. Meskipun akhirnya mukjizat pun terjadi, Sungai Yordan berhenti saat kaki para imam menginjak di air sungai tersebut dan pastilah cukup lama berhentinya karena memberi kesempatan menyeberangkan 2-3 juta orang Israel. (Yosua 3:10-13).
5/!Uboubohbo!ebsj!cbohtb!Lbobbo Disebutkan dalam Bilangan 13:28-33, bahwa dari hasil pengintaian, mereka memberikan “kabar busuk”. Yaitu bahwa bangsa yang diam di Kanaan adalah orang-orang yang lebih besar, lebih kuat, kota-kotanya besar dan berkubu sampai ke langit. Orang Enak dikatakan besar dan tinggi, mungkin karena besar dan tingginya maka para pengintai menyebut orang-orang raksasa dan mereka membandingkan dirinya sebagai belalang. Meskipun kabar ini dikatakan busuk, menurut terjemahan KSKK disebutkan “kabar tidak baik atau “a bad” dalam kitab NIV. Menurut VMD dikatakan “laporan yang membuat umat tidak berani.” Dan menurut FAYH, disebutkan sebagian besar pengintai “memberikan tanggapan yang mematahkan semangat.” Meskipun kabar ini dikatakan demikian tetapi bukan berarti mengada-ada atau dilebih-lebihkan, sebab dalam Ulangan 9:1-2 Alkitab sendiri menegaskan akan hal itu. Adam Clarke menambahkan, alasan orang-orang Het adalah yang paling kuat dan suka berperang di antara orangorang Kanaan, karena mereka menempati daerah selatan Kanaan. Daerah itu bergunung-gunung, sehingga jelas bahwa merekalah yang paling sukar untuk dikalahkan.
5
Ia menambahkan bahwa kata “orang Het” boleh dikatakan merupakan wakil dari semua bangsa Kanaan. Namun demikian, meskipun ada berbagai tantangan seperti dijelaskan di atas, semestinya tidak perlu membuat Yosua kecil hati sebab ada jaminan akan penyertaan Tuhan. Janji penyertaan-Nya ditegaskan dalam Yosua 1:5, 9. Dari berbagai tantangan yang harus dihadapi sebagai pemimpin baru, ada penghiburan yang dijanjikan Tuhan kepada Yosua, ia tidak dibiarkan sendiri meneruskan visi tetapi Tuhan berjanji akan menyertai kemana pun dia pergi. Kata menyertai dapat diartikan mendampingi, melindungi, tidak meninggalkan atau berjalan bersama-sama. Akhirnya rasa takut, khawatir, tidak mampu dapat saja dirasakan oleh Yosua tetapi dengan meyakini janji penyertaan Tuhan, maka kemenangan demi kemenangan akan dialami. Sebab Tuhan sendirilah yang telah memilih dan mempersiapkan Yosua sebagai pemimpin jauh sebelumnya untuk menggantikan Musa (Bil. 27:18; Bnd. Ul. 34:9). Demikian pula bagi kita sekarang ini, jika Tuhan memberikan visi kepada Yosua yaitu menduduki tanah Kanaan, maka Tuhan pun memberikan visi kepada kita, orang-orang percaya sekarang ini untuk pergi memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19-20). Kita tahu banyak tantangan/kesulitan yang harus kita hadapi, namun seperti Tuhan menyertai Yosua, demikian pula Dia berjanji menyertai kita sampai akhir zaman. Oleh karena itu mari kita tetap kuat, teguh menghadapi setiap tantangan sesulit apa pun sebab Tuhan beserta kita, amin.
B/!Nbufsj!Qfmbkbsbo!Lfmbt!!Cbmjub Tema: Kuatkan, Teguhkan, Aku menyertaimu (Yosua 1:9)
Tujuan: Mengajar anak supaya percaya bahwa ada Tuhan yang menyertai mereka.
Metode: Cerita, Bermain peranan, Gerak dan lagu, Permainan Maze.
Persiapan guru: Kertas bergambar berupa permainan maze sebanyak anak yang ada, spidol warna.
C/!Qfncfsjubbo!Gjsnbo;
1
Firman Tuhan dimulai dengan membagi gambar permainan maze yang berjudul: Bantu Bapak Yosua dan bangsa Israel menemukan jalan menuju negeri Kanaan. (Contoh gambar permainan maze terlampir). Dengan dibimbing guru biarkan anak
6
menemukan jalan-jalan yang harus dilalui untuk menuju negeri Kanaan dengan memberi tanda spidol warna dari setiap jalan yang harus ditempuh. Permainan diusahakan tidak lebih dari 10 menit, sebab permainan ini dimaksud untuk menghantar cerita Firman Allah tentang perjalanan Yosua dan bangsa Israel menuju ke Kanaan.
2
Setelah selesai permainannya, dengan gambar permainan maze tersebut atau dapat ditambah gambar yang lain, ceritakan Firman Allah tentang kisah perjalanan Bapak Yosua dan bangsa Israel yang sedang menjalankan perintah Tuhan untuk pergi ke suatu negeri namanya Kanaan. Untuk sampai ke negeri itu mereka harus menghadapi berbagai rintangan, salah satunya adalah harus menyeberangi sebuah sungai namanya Sungai Yordan. Kondisi sungai waktu itu sedang deras arusnya dan sulit untuk diseberangi, apalagi bagi anak-anak kecil. (Yosua 3:15b; 4:18). Tetapi karena itu perintah Tuhan, maka bapak Yosua dan semua bangsa Israel taat, mereka percaya bahwa Tuhan pasti akan menolong dan menyertai mereka. Dan mukjizat terjadi, air Sungai Yordan berhenti mengalir seketika tatkala para imam yang berjalan mendahului mereka membawa Tabut Tuhan menginjakkan kaki ke sungai tersebut. (Tabut Tuhan adalah lambang kehadiran Tuhan, ketika Tuhan hadir dan mengawali perjalanan mereka maka mukjizat terjadi).
3
Pada waktu guru bercerita di bagian bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan, ajaklah semua anak, semua guru yang sedang bertugas, juga orang tua mereka jika kebetulan harus menemani anak-anak mereka saat itu, untuk membentuk barisan yang panjangnya disesuaikan dengan ruangan yang ada. Jika ruangannya tidak luas buatlah barisan seperti ular-ularan setiap baris bisa berisi 4/5 orang tergantung jumlah orang. Anak-anak yang sudah dapat berjalan dapat digandeng tangannya, yang belum dapat berjalan dengan baik digendong sambil dipeluk dengan erat. (Ingat bahwa pemahaman tentang Tuhan bagi anak seusia mereka adalah orang tua yang menyayanginya). Kemudian buatlah mereka seakan-akan sebagai bangsa Israel yang sedang berjalan dan harus menyeberangi sungai yang besar dan deras airnya. Pada saat guru menyampaikan cerita proses menyeberangi sungai, sambil sebaris demi sebaris mereka seakan-akan menyeberang sungai yang telah dikeringkan Tuhan untuk sementara itu. Dan akhirnya karena penyertaan Tuhan maka mereka semua berhasil menyeberangi sungai mengalahkan rintangan, mereka bersukacita, bersyukur memuji Tuhan.
4 5
Cerita diakhiri dengan memuji Tuhan “Jalan Serta Yesus” sebab dengan berjalan disertai Yesus mereka mengalami kemenangan. Dengan masih berbaris nyanyikan lagu ini sambil memakai gerakan berjalan ke depan, kemudian berbalik dst. nya.
Sebagai penutup dengan dipimpin oleh guru bimbinglah anak untuk menghafal tema di atas (Yosua 1:9) dengan memakai gerakan sederhana supaya mudah diingat sebagai berikut: Ketika menyebut kata, “Kuatkan” tangan kiri diangkat, ditekuk ke depan dada sambil mengepalkan jari-jari kiri. “Teguhkan” tangan kanan diangkat, ditekuk ke depan dada sambil mengepalkan jari-jari kanan. Kata “hatimu” tempelkan kedua tangan ke depan dada. “Aku” angkat tangan tinggi-tinggi ke atas (menunjuk kepada Tuhan) dan “menyertaimu” turunkan kedua tangan dengan melebar ke kanan dan kiri.
6
Doa penutup dipimpin oleh guru dengan ditirukan kepada anak-anak.
7
8
JJ/!NBUFSJ!QFMBKBSBO!LFMBT!!BOBL!LFDJM Tema: “Kuatkan, Teguhkan, Aku menyertaimu”. (Yosua 1:9)
Tujuan: Mengajar anak supaya memiliki sikap hati yang tunduk/taat kepada Perintah Tuhan.
Metode: Cerita, permainan partisipasi.
Persiapan guru: Kertas kartun warna-warni yang telah dibentuk seperti hati sebanyak jumlah murid yang ada, spidol warna-warni, papan flannel.
E/!Qfncfsjubbo!Gjsnbo;
1
Dengan memakai gambar-gambar guru menceritakan kisah perjalanan Yosua dan bangsa Israel untuk melaksanakan perintah Tuhan, supaya pergi menuju ke negeri Kanaan. Untuk sampai ke negeri tersebut, mereka harus menempuh perjalanan bertahun-tahun dan menghadapi berbagai rintangan, salah satu rintangannya adalah melewati Sungai Yordan. Kondisi sungai pada waktu bangsa Israel mau menyeberang arusnya sangat deras dan sulit untuk diseberangi (Yosua 3:15b; 4:18), padahal harus menyeberangkan sekitar 2-3 juta jiwa termasuk bayi, anak-anak kecil dan juga ada binatang serta barang-barang bawaan mereka. Namun karena mereka memiliki hati/ iman yang kuat dan taat pada perintah Tuhan, maka Tuhan memberikan mukjizatNya yaitu air Sungai Yordan berhenti mengalir seketika. Peristiwa ini terjadi pada saat para imam karena perintah Tuhan mendahului menyeberang menginjakkan kakinya ke sungai sambil membawa Tabut Tuhan. Yosua dan bangsa Israel taat kepada perintah Tuhan, yaitu mengutamakan Tabut Tuhan yang adalah lambang kehadiran Allah, maka mukjizat pun terjadi, Tuhan memberikan pertolongan yang sangat dibutuhkan pada waktu itu.
2
Pada akhir cerita, sebagai penerapan anak-anak diingatkan bahwa jika mereka taat kepada perintah Tuhan maka mereka pun akan diberkati Tuhan seperti bangsa Israel. Guru dapat menyebutkan taat pada perintah Tuhan bagi anak-anak misalnya dalam bentuk tindakan seperti, rajin berangkat ke sekolah minggu, menghormati orang tua, mengasihi teman-teman dll. Selanjutnya guru dapat melatih anak-anak untuk belajar taat dengan membuat janji yang ditulisnya sendiri. Di sini guru sudah menyiapkan kertaskertas kartun warna-warni yang membentuk sebuah hati, spidol, papan flanel. Kemudian membimbing anak-anak untuk menulis sebuah kalimat boleh memilih salah satu contoh misalnya (AKU MAU RAJIN SEKOLAH MINGGU, AKU MAU MENGHORMATI AYAH-BUNDA, AKU MAU MENYAYANGI TEMAN-TEMAN, AKU MAU MENGASIHI
9
TUHAN YESUS, dll.) biarkan mereka berkreasi, berikan kebebasan dengan tulisan sesuai kemampuan dan keinginan mereka, guru dalam hal ini hanya memberi bimbingan. Dengan memberi kebebasan kepada mereka kita akan menemukan keunikan dan kejutan-kejutan kreatif sebagai ekspresi iman mereka. Setelah selesai suruhlah mereka memberi nama masing-masing di sudut bawah dan menempelkan sendiri hasil karya mereka pada papan flannel yang telah disediakan. Kemudian taruhlah hasil karya itu pada satu tempat yang setiap waktu dapat dilihat anak-anak sebagai pengingat akan janji ketaatannya kepada Tuhan, dengan sebelumnya guru menuliskan judul di papan di atas hasil karya anak-anak. Misalnya: “AKU ANAK YANG TAAT PADA PERINTAH TUHAN YESUS”.
3
Di akhir kelas berikanlah ayat hafalan dalam Yosua 1:9: “Kuatkan, teguhkan hatimu, jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu menyertai engkau ke mana pun engkau pergi.” Dengan gerakan-gerakan seperti berikut: Ketika menyebut kata, “Kuatkan” tangan kiri diangkat, ditekuk ke depan dada sambil mengepalkan jari-jari kiri. “Teguhkan” tangan kanan diangkat, ditekuk ke depan dada sambil mengepalkan jari-jari kanan. Kata “hatimu” tempelkan kedua tangan ke depan dada. Kata “janganlah” buatlah gerakan tangan ke kanan-ke kiri seperti menunjuk kata”bukan/tidak.” Kata “kecut & tawar hati” minta anak memegang kedua pipi mereka sambil kedua tangan mereka sedikit menarik kedua pipi mereka ke bawah (seperti membuat wajah sedih). “Sebab Tuhan Allahmu” ajak mereka mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi ke atas. “Menyertai engkau” ajak mereka menurunkan tangan kiri sambil melebar ke samping kiri. Dan “Ke mana pun engkau pergi” turunkan tangan kanan sambil melebar ke samping kanan. (Selanjutnya kata mu dan engkau dapat juga diganti dengan ku/saya).
4
Guru memimpin doa penutup dengan ditirukan oleh anak-anak.
10
JJJ/!NBUFSJ!QFMBKBSBO!LFMBT!!NBEZB Tema: “Kuatkan, Teguhkan, Aku menyertaimu”. (Yosua 1:9)
Tujuan: Mengajar anak supaya menyadari bahwa Tuhan dapat menolong memberikan jalan keluar untuk setiap kesulitan.
Metode: Cerita, Make a match (mencari pasangan).
Persiapan guru: Kertas/kartu berpasangan. Sebagian kartu berisi gambar dan sebagian berisi penjelasan dari gambar sebagai pasangannya.
E/!Qfncfsjubbo!Gjsnbo;
1
Di awal sebelum memulai cerita, guru mengukur seberapa besar mereka memahami cerita tentang perjalanan Yosua dan bangsa Israel menuju tanah Kanaan. Dengan cara membagikan kartu-kartu berisi gambar dan kartu-kartu berisi penjelasan dari gambar secara acak kepada mereka sehubungan dengan cerita tersebut. Apabila anakanaknya banyak dan gambar tidak mencukupi untuk memenuhi masing-masing anak satu pasangan, maka guru dapat membuat menjadi beberapa kelompok. Kemudian mintalah setiap orang untuk mencari pasangan dari kartu gambar yang mereka miliki dengan kartu penjelasan gambar yang cocok, setelah menemukan mereka bergabung menjadi satu kelompok. Selanjutnya guru mengecek apakah masing-masing gambar mendapatkan pasangan penjelasan yang tepat dari yang mereka temukan. Misalnya gambar Yosua, maka anak harus mencari pasangan kartu penjelasan tentang siapa Yosua. Gambar barisan bangsa Israel, maka dia harus mencari pasangan kartu yaitu penjelasan mengenai jumlah bangsa Israel sekitar 2-3 juta jiwa harus berjalan bertahun-tahun untuk menuju tanah Kanaan. Gambar para imam, maka mereka harus menemukan kartu penjelasan bagaimana para imam harus memandu tabut Allah dan memiliki iman untuk masuk ke Sungai Yordan yang arusnya deras dan sulit diseberangi. Gambar Tuhan Yesus, untuk menjelaskan bahwa rintangan sesulit apa pun dapat diatasi jika disertai oleh Tuhan dst.nya. Guru dapat menyiapkan berbagai kreatifitas gambar yang lain seputar Firman Allah dalam Yosua Pasal 1-9, dan membuat penjelasan dengan menuliskan masing-masing pada tiap-tiap kartu/kertas. Kemudian setelah mereka merasa menemukan pasangannya, guru dapat mengecek satu persatu apakah mereka benar-benar menemukan pasangan yang cocok dari kartu gambar dan kartu penjelasan dari gambar tersebut. Bisa jadi mereka tidak/belum menemukan kartu gambar dan pasangan penjelasan gambar yang cocok. Bila itu terjadi untuk sementara sebaiknya dibiarkan dulu, dan guru mulai mengambil waktu untuk bercerita Firman Tuhan. (Contoh kartu gambar dan kartu penjelasan gambar terlampir).
11
2
Guru menyampaikan Firman Tuhan dalam bentuk cerita sesuai dengan tema, yaitu kisah yang berdasarkan fakta sejarah dari Firman Allah mengenai perjalanan bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua. Ceritakan kisah perjalanan Yosua dan bangsa Israel untuk melaksanakan perintah Tuhan pergi menuju suatu negeri Kanaan. Untuk sampai ke negeri tersebut, mereka harus menempuh perjalanan bertahun-tahun dan menghadapi berbagai rintangan. Jelaskan rintangan apa saja yang mungkin dialami oleh Yosua dan bangsa Israel untuk menuju negeri yang diperintahkan Tuhan. Misalnya rintangan yang dihadapi Yosua sebagai seorang pemimpin baru menggantikan Musa tuannya (bdk. Yosua 14:10b, Bilangan 13), rintangan dari bangsa Israel yang berjumlah kira-kira 2-3 juta jiwa dengan segala sifat yang mereka miliki tegar tengkuk dll. Ulangan 9:6b, Bilangan 14:1-4, Bilangan 17:2-3, rintangan yang dihadapi oleh para imam ketika harus memandu tabut Allah, rintangan alam Sungai Yordan yang arusnya deras saat itu (Yosua 3:15b; 4:18), rintangan dari bangsa Kanaan (Bilangan 13:28-33) dll. (Untuk menjelaskan rintangan-rintangan guru dapat membaca bagian penjelasan dan refleksi tema sebagai dasar pengembangan cerita). Di penutup cerita, guru dapat menyimpulkan bahwa tidak ada rintangan/kesulitan yang tidak dapat diatasi apabila Tuhan menyertai kita, sehingga kita perlu melibatkan Tuhan Yesus dalam setiap kehidupan kita.
3
Setelah selesai bercerita, guru memberi kesempatan anak untuk kembali mengoreksi dan mencari pasangan kartu gambar dan kartu penjelasan yang tepat. Guru mengecek satu persatu dalam kelompok, apakah setiap kelompok sudah dapat menemukan gambar dengan pasangan penjelasan dengan tepat. Jika mereka dapat menemukan pasangan yang benar/cocok berarti mereka telah mendengar dan memahami Firman yang telah disampaikan.
4
Cerita Firman Tuhan ditutup dengan manghafal ayat tema (Yosua 1:9). Guru dapat membimbing anak dalam menghafal ayat tema dengan cara menuliskan dulu ayat tersebut secara lengkap di papan tulis. Sesudah itu biarkan anak membacanya 2-3 kali, hapuslah beberapa kata tertentu, misalnya tahap pertama hapus 2 kata. Anak diminta lagi membaca secara lengkap (termasuk mengingat kata yang telah dihapus). Tahap berikutnya, hapus lagi beberapa kata lainnya, demikian seterusnya sampai semua kata terhapus, artinya mereka sudah harus hafal keseluruhan ayat tersebut.
5 6
Kemudian ditutup dengan menyanyi lagu: Bersama Yesus lakukan perkara besar. Doa Penutup dapat meminta salah satu anak untuk berdoa.
12
Mbnqjsbo!4;! Contoh metode Make-a match/Mencari pasangan untuk kelas Madya
Kartu gambar Kartu pasangan penjelasan gambar
Perjalanan bangsa Israel beserta para pasukannya yang dipimpin oleh Yosua menuju ke sebuah negeri yang bernama Kanaan, yaitu tempat yang dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi milik mereka.
13
WJ/!NBUFSJ!QFMBKBSBO!LFMBT!!SFNBKB Tema: “Kuatkan, Teguhkan, Aku menyertaimu”. (Yosua 1:9)
Tujuan: Melatih remaja supaya tidak takut menghadapi rintangan dalam kehidupan dengan cara percaya akan penyertaan Tuhan.
Metode: Diskusi kelompok, sharing, permainan partisipatif.
Persiapan guru: Tali raffia sepanjang kurang-lebih 100 cm sebanyak sejumlah peserta, dibagi dua.
E/!Qfncfsjubbo!Gjsnbo;
1
Pertama-tama guru dapat memulai dengan sebuah permainan yang berjudul “Terjerat Tali”.
Untuk permainan ini guru dapat membagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah murid yang ada. Guru membagi ke masing-masing kelompok tali rafia yang telah digulung-gulung dan dibuat sedemikian rumit untuk diuraikan. Anggota kelompok menguraikan tali tanpa melepasnya sampai masing-masing tali terpisah dan menjadi lurus dalam waktu yang dibatasi 10 menit (jika ingin tali terurai caranya dengan membungkukkan badan). Guru kemudian meneliti apakah ada kelompok yang talinya tidak dapat terurai? Apakah ada yang dengan cepat dapat menguraikan talinya?
2
Setelah permainan usai, sesuai dengan kelompok tadi guru meminta tiap kelompok membaca Yosua pasal 1:1-18, jika memungkinkan bisa juga membaca sampai pasal 3. Kemudian apabila jumlah kelompok tiga, maka masing-masing kelompok misalnya dapat diberi nama kelompok Yosua, kelompok bangsa Israel, kelompok para imam dsb. Dengan bimbingan guru masing-masing kelompok diarahkan untuk mencoba menemukan rintangan/kesukaran-kesukaran apa yang kira-kira dapat menghalangi perjalanan mereka baik sebagai Yosua, bangsa Israel, atau para imam, untuk mentaati perintah Tuhan sampai menuju ke tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan.
3
Setelah selesai minta tiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan hasil diskusinya ke depan dan kelompok yang lain menyimak. Guru menyimpulkan hasil presentasi tiap kelompok dan menghubungkan dengan permainan Terjerat Tali di awal pertemuan, bahwa tali diibaratkan permasalahan yang harus dipecahkan. Proses pemecahan masalah adalah meminta bantuan teman/kelompok. Kemudian hubungkan dengan kehidupan pribadi mereka, bahwa setiap manusia pasti memiliki kesulitan/ rintangan dalam menjalani hidup, tetapi yakinkan mereka bahwa tidak ada rintangan/ kesulitan yang tidak dapat diatasi bagi setiap umat yang percaya kepada-Nya, Tuhan pasti memberikan jalan keluar.
14
4
Selanjutnya apabila waktu memungkinkan dapat ditayangkan slide show singkat yang berjudul “Faith & Trust” (video dapat diunduh melalui www.tomyswindow. com) . Kemudian guru meminta anak-anak remaja untuk menuliskan apa saja rintangan/kesulitan pribadi yang sedang mereka hadapi saat itu, kemudian ditukarkan pada teman dalam satu kelompok untuk saling mendoakan. Dengan sebelumnya menyanyikan bersama lagu “Tuhan Pasti Sanggup/Kuatkanlah Hatimu”.
5
Kelas ditutup dengan menghafalkan ayat temaYosua 1:9 dalam bahasa Inggris:
“Be strong, vigorous, and very courageous. Be not afraid, neither be dismayed, for the Lord your God is with you wherever you go.” Dengan cara menuliskan dulu ayat tersebut secara lengkap di papan tulis. Sesudah itu biarkan anak membacanya 2-3 kali, hapuslah beberapa kata tertentu, misalnya tahap pertama hapus 2 kata. Anak diminta lagi membaca secara lengkap (termasuk mengingat kata yang telah dihapus). Tahap berikutnya, hapus lagi beberapa kata lainnya, demikian seterusnya sampai semua kata terhapus, artinya mereka sudah harus hafal keseluruhan ayat tersebut. Lampiran 4: contoh permainan “Terjerat Tali” untuk kelas Remaja (Bentuk tali setelah diurai menjadi seperti gambar di bawah )
15
Nama: Febe Rustini Sunardi,S.PAK.,M.Pd.K
Tempat/Tgl. lahir: Salatiga, 28 Agustus 1965
Alamat: Jl. Sidanegara III/16 Purwokerto 53141
Pekerjaan: 1. Pengajar PAK di SMK Mardikenya Purwokerto 2. Pengajar PAK di STT ABDIEL Ungaran
Pelayanan: Gereja Isa Almasih Pringgading Cabang Purwokerto sebagai istri gembala sidang.
16