Promosi Museum Geologi Bandung melalui Media Konvensional dan Internet

Prosiding Manajemen Komunikasi

ISSN: 2460-6532

Promosi Museum Geologi Bandung melalui Media Konvensional dan Internet 1 1,2

Nayinda Rafiqamila, 2Zulfebriges.

Prodi Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: [email protected], [email protected]

Abstract. Bandung is not only rich by nature and culinary tourism but also the right destination for educational tourism. Bandung had a lot of history witness buildings. Beside landmark buildings with Dutch colonial architectures, museum is one of historical tourism destination in Bandung. A research claim that the most museum visitor calculation in Indonesia are IPTEK Museum at TMII Jakarta and Museum Geologi Bandung. It can be defined from many visitors whose came to Museum Geologi Bandung are the reflection of promotion goals. Promotion are important instrument in effort to developing information for selling products, services or even an ideas. But, why Museum Geologi Bandung still doing promotional activities instead of many visitors who came. What is the reason Museum Geologi still doing promotional efforts. According to the questions, this research is to find out promotional steps and efforts which Museum Geologi has done in purpose to maintain and increasing the number of visitors. This study used a qualitative method with a case study approach. This study conducted by doing interviews and direct observation. Data were obtained by interview directly to the Head of Public Service at Museum Geologi, some visitors and another source such literature study. Keywords: Promotion, Museum, Museum Geologi

Abstrak. Bandung tidak hanya kaya akan wisata alam dan kulinernya saja. Bandung juga merupakan kota destinasi yang tepat untuk wisata edukasi. Selain gedung-gedung landmark dengan arsitektur khas kolonial Belanda, museum juga menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Bandung. Sebuah riset menyatakan bahwa kalkulasi pengunjung museum terbanyak di Indonesia adalah Museum IPTEK di TMII Jakarta dan Museum Geologi Bandung. Dapat diartikan bahwa dengan banyaknya pengunjung di Museum Geologi ini merupakan suatu bentuk pencapaian dari tujuan promosi. Karena promosi merupakan instrumen penting dalam upaya mengembangkan informasi untuk menjual barang dan jasa atau juga sebuah gagasan. Namun, mengapa Museum Geologi Bandung masih melakukan promosi padahal pengunjungnya sudah banyak. Apa yang menjadi alasan Museum Geologi masih melakukan upaya promosi. Maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui langkahlangkah dan upaya promosi apa saja yang dilakukan oleh Museum Geologi dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjungnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena dianggap tepat dengan melakukan wawancara dan observasi langsung terhadap objek yang diteliti. Wawancara kepada pihak Museum Geologi dan beberapa pengunjung merupakan salah satu langkah diperolehnya data penelitian. Tentunya didukung dengan studi kepustakaan dan berbagai langkah lainnya. Kata kunci: Promosi, Museum, Museum Geologi

A.

Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir ini, Kota Bandung merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara. Terbukti dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bandung dan tercatat dalam rekapitulasi data kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tahun 2014 berjumlah 5.807.564 orang. Selain wisata kuliner, fashion dan alam, Bandung juga memiliki tempat untuk berwisata sejarah. Selain gedung-gedung landmark peninggalan kolonial Belanda, museum juga merupakan salah satu tujuan untuk berwisata sejarah. Sejarah dapat membantu manusia terutama untuk generasi muda. Memahami kebiasaan manusia di masa lalu dan sekarang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan kita. Ada beberapa cara untuk mempelajari sejarah seperti melalui buku,

83

84

|

Nayinda Rafiqamila, et al.

film dan museum. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana manusia dapat belajar dan memahami kebiasaan manusia dari tiga masa yang berbeda sekaligus dan museum memiliki peranan penting dalam menjawab pertanyaan tersebut. Geologisch Laboratoratorium atau lebih dikenal dengan Museum Geologi Bandung merupakan museum yang dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1929 untuk mendokumentasikan contoh batuan, mineral serta fosil yang dikumpulkan para ahli geologi dari berbagai daerah di kawasan Hindia-Belanda. Dalam museum ini kini tersimpan materi-materi geologi yang berlimpah seperti fosil, batuan dan mineral. Dalam era perkembangan teknologi dan budaya masa kini yang senantiasa mengalami perubahan, museum berperan sebagai bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan. Museum bukan hanya tempat untuk menyimpan dan memamerkan benda bernilai historis namun juga untuk mendokumentasikan dan mengoleksi produk dari kreasi orang-orang di masa lalu dari generasi ke generasi (Sarojini, 2010: 4). Penulis melihat bahwa Museum Geologi Bandung selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik turis domestik maupun mancanegara yang sebagian besar adalah dari kalangan pelajar maupun pengunjung umum dan lebih ramai dibandingkan kunjungan ke museum-museum lain yang ada di Bandung. Misalnya bila Museum Geologi dibandingkan dengan Museum Konferensi Asia-Afrika. Hal ini dikuatkan pula oleh pernyataan Kepala Museum Geologi Bandung, Sinung Baskoro pada 2010, jumlah kunjungan hanya 375.000 orang. Tiga tahun kemudian, menurut Sinung Baskoro, jumlah kunjungan melonjak hingga 500.000 orang per tahun dan Dani Wigatna, Kasubdit Pengembangan dan Pemanfaatan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman menyatakan bahwa saat ini, museum dengan kalkulasi pengunjung terbanyak ialah Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di TMII dan Museum Geologi di Bandung. Penulis beranggapan bahwa Museum Geologi Bandung telah mencapai tujuan dari sebuah promosi yakni banyaknya juga peningkatan pengunjung yang datang ke Museum Geologi Bandung namun mengapa langkah promosi masih dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. B.

Landasan Teori

Penelitian yang diteliti oleh penulis ialah mengenai promosi Museum Geologi Bandung melalui media konvensional dan internet. Promosi adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi produk, sebagai alat untuk menghimbau pembeli dan sebagai alat untuk meneruskan infromasi dalam proses pengambilan keputusan pembeli (Saladin, 2011: 123). Promosi menurut Swastha DH dalam bukunya Saluran Pemasaran (1999 :26) merupakan salah satu unsur atau variabel dalam marketing mix yang bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan, membujuk serta memberitahu konsumen mengenai suatu produk atau barang maupun jasa yang ditawarkan. Bauran promosi atau promotion mix merupakan program yang terkoordinasi dan di dalamnya terdapat gabungan dari advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), personal selling (penjualan pribadi), publicity (publisitas) dan direct marketing (pemasaran langsung) (Kotler, 2005: 264). Teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah Promosi menurut Kotler. Promosi merupakan aktivitas atau kegiatan pemasaran yang paling kentara dan mungkin paling kontroversial yang secara rutin dilaksanakan oleh sebuah

Volume 2, No.1, Tahun 2016

Promosi Museum Geologi Bandung melalui…| 85

perusahaan. Dalam promosi terjadi proses penyajian pesan-pesan yang ditujukan untuk membantu penjualan barang dan jasa, dan keberhasilan kegiatan promosi tergantung dari bagaimana isi pesan yang disampaikan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan. Sebagai mana yang dijelaskan menurut Kotler terdapat tiga hal yang menjadi dasar tujuan promosi, yaitu: 1. To Inform (menginformasikan) pelanggan potensial harus mengetahui seseuatu mengenai produk jika mereka hendak membelinya. 2. To Persuade (membujuk) perusahaan tidak hanya menginformasikan kepada pelanggan bahwa produknya tersedia, akan tetapi juga membujuk mereka untuk membelinya. 3. To Remind (mengingatkan) dengan mengingatkan pelanggan akan kepuasaan yang telah diperoleh sebelumnya perusahaan dapat menjaga mereka dari perpindahaan pembelian asing. Kotler (1997: 745) C.

Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dan dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moeleong, 2007:6). Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa cara antara lain wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara atau interviewer dan yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara atau interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985: 266) antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. (Lexy, 2009:186). Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Data yang diperoleh dari observasi adalah fakta mengenai dunia kenyataan. Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2013 : 64). Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari penelitian sejenis mengenai Promosi Museum dan Situs Wisata lain serta media promosi dari Museum Geologi seperti flyer, banner dan buku panduan museum. D.

Hasil Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Kegiatan Promosi Museum Geologi Bandung melalui Media Konvensional dan Internet?” yang selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

1.

Kegiatan promosi Museum Geologi Bandung. Kegiatan promosi merupakan aktivitas pemasaran yang paling kentara dan paling kontroversial yang secara rutin dilaksanakan oleh sebuha perusahaan. Promosi berarti berkomunikasi dengan pelanggan dan komunikasi merupakan bagian penting dari sebuah aktivitas pemasaran. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Museum Geologi Bandung ini merupakan sebagai program terkoordinasi gabungan dari berbagai bauran promosi guna menarik perhatian pengunjung serta untuk mengedukasi pengunjung. Manajemen Komunikasi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

86

|

Nayinda Rafiqamila, et al.

Program tersebut ialah publisitas dan advertising. Pada dasarnya, tujuan promosi dari Museum Geologi telah tercapai dengan hadirnya predikat museum terbanyak dikunjungi ke-2 di Indonesia sesuai dengan pernyataan Kasubdit Pegembangan dan Direktorat Pelestarian Cagar dan Permuseuman yang dikutip dari kompas.com, bahwa saat ini museum dengan kalkulasi pengunjung terbanyak adalah Museum IPTEK di TMII dan Museum Geologi di Bandung. 2. Pesan promosi Museum Geologi Bandung Agar pesan mendapatkan perhatian, mudah dipahami dan merangsang kebutuhan penerima atau receiver, maka salah satu upaya yang harus dilakuka adalah menampilkan keunikan dari kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Museum Geologi Bandung harus menampilkan keunikan dalam media yang digunakan untuk kegiatan promosinya.Hal ini dilakukan agar informasi yang disampaikan mendapatkan perhatian dari masyarakat atau calon pengunjung sehingga mereka tertarik untuk datang ke Museum Geologi. Menurut Koordinator Pelayanan Publik Museum Geologi Bandung, saat ini pesan-pesan promosi yang dilakukan oleh Museum Geologi disampaikan salah satunya melalui website dan media sosial. Pesan yang disampaikan selalu menonjolkan warna-warna, desain, tampilan koleksi terbaik museum dan tampilan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Pesan yang disampaikan dalam kegiatan promosi haruslah mampu membujuk, membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan. Hal ini memerlukan daya tarik pada isi pesan yang akan disampaikan karena menjadi salah satu indikator keberhasilan komunikasi dengan audiens. Semua pesan yang terdiri atas sekumpulan lambang-lambang baik kata-kata verbal, gerakan anggota tubuh, berbagai bunyi dan bau-bau yang termasuk dalam nonverbal ini diucapkan juga diperagakan sehingga bermanfaat apabila seseorang menggunakannya untuk melukiskan persetujuan terhadap pikirannya, pendapatnya, perasaannya, sikapnya terhadap suatu objek, orang lain, kejadian yang ditujukannya. . (Effendy, 2003: 32) Selain dari lambang-lambang, isi pesan juga meliputi informasi yang disampaikan pada kegiatan promosi yang dilakukan oleh Museum Geologi. 3. Museum Geologi masih melakukan promosi Menurut Kotler, jika pelanggan telah mengetahui suatu produk atau jasa, telah terbujuk untuk membeli atau menggunakannya juga pelanggan sudah memiliki pikiran di benak mereka akan suatu kepuasan dan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dalam menggunakan produk atau jasa maka tujuan promosi telah tercapai. Tujuan tersebut juga sudah dicapai oleh Museum Geologi dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Museum Geologi Bandung. Didukung oleh pernyataan Kasubdit Pengembangan dan Pemanfaatan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman yang diambil dari berita online travel.kompas.com pada November 2014 bahwa museum dengan kalkulasi pengunjung terbanyak ialah Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) TMII dan Museum Geologi Bandung. Terhitung sebanyak 349.710 orang pengunjung yang datang ke Museum Geologi Bandung sejak bulan Januari hingga bulan Agustus 2015. Walaupun Museum Geologi terbilang telah memenuhi tujuan promosi dan pernyataan stereotip bahwa museum merupakan tempat wisata dan rekreasi pastilah banyak pengunjungnya namun Museum Geologi masih melakukan langkah promosi.Alasannya ialah guna mempertahankan, meningkatkan dan meninggalkan

Volume 2, No.1, Tahun 2016

Promosi Museum Geologi Bandung melalui…| 87

kesan baik di benak pengunjung. E.

Kesimpulan 1. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Museum Geologi antara lain adalah gabungan dari aktivitas bauran pemasaran seperti publisitas dan periklanan. Walaupun tidak beriklan di media massa yang berbayar dikarenakan belum adanya anggaran untuk periklanan, Museum Geologi melakukan berbagai langkah untuk tetap melakukan kegiatan periklanan tersebut seperti bekerjasama dengan radio yang ada di Kota Bandung juga beriklan dengan menggunakan media internet. Kegiatan promosi yang dilakukan seperti sosialisasi dan pameran, relation, internet dan social media, poster, guide map, , spanduk, buku materi sosialisasi, media cetak dan elektronik. 2. Untuk memaksimalkan promosi yang dilakukan, Museum Geologi memanfaatkan kehadiran internet. Dengan adanya media sosial twitter dan facebook yang bertujuan untuk menginformasikan kegiatan yang dilakukan Museum Geologi Bandung guna menarik perhatian dan minat pengunjung. Dengan kelebihan media sosial yaitu bisa diakses dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja serta dengan tampilan visual yang bisa dilihat langsung oleh masyarakat. Hal ini membuat Museum Geologi tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mencetak iklan. Membangun hubungan dengan sponsor juga dilakukan oleh Museum Geologi Bandung seperti bekerja sama dengan radio swasta di Kota Bandung untuk sounding kegiatan apa saja yang tengah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. 3. Museum Geologi masih melakukan promosi dikarenakan tujuan promosi Museum Geologi Bandung kini ialah untuk mempromosikan, menginformasikan dan memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai apa yang ada di dalam Museum Geologi Bandung. Karena berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator pelayanan publik Museum Geologi Bandung, dengan usia museum yang telah mencapai 80 tahun lebih, kiranya masyarakat telah mengetahui Museum Geologi Bandung namun kini pihak Museum Geologi Bandung berusaha untuk memberi tahu masyarakat mengenai hal-hal yang ada di dalam Museum Geologi Bandung. Karena kini Museum Geologi Bandung tampil dengan konsep yang baru. Salah satu cara untuk menarik perhatian dan minat pengunjung ialah promosi melalui suatu event, seperti seminar, pameran dan special event lainnya. 4. Berdasarkan analisis dari masing-masing pertanyaan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa promosi Museum Geologi Bandung masih mengacu pada 3 tujuan dasar promosi yaitu 1) To inform, 2) To persuade dan 3)To remind melalui kegiatan dan pesan yang telah dikemas dan disalurkan melalui media konvensional promosi dan internet.

Daftar Pustaka Effendy U, Onong. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Impementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prenhallindo Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Manajemen Komunikasi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

88

|

Nayinda Rafiqamila, et al.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran. Bandung: Linda Karya. Swastha, Basu. 1999. Saluran Pemasaran, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta

Volume 2, No.1, Tahun 2016