Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA
DISIAPKAN OLEH : KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 26
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 merupakan dokumen rencana strategis sanitasi yang dibuat khusus sebagai percepatan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan jangka waktu 5 (Lima) tahun kedepan. Strategi dimaksud untuk mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten), sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat sehingga program dan kegiatan sektor sanitasi dapat terwujud optimal dan berkesinambungan. Dalam penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, City Facilitator (CF), serta SKPD terkait yang membantu dalam penyelesaian dokumen SSK ini, kiranya bantuan yang saudara berikan menjadi suatu amal kebajikan dan membawa manfaat bagi orang banyak. Kami juga menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan dokumen SSK Kabupaten Labuhanbatu Utara, akhirnya kami berharap Buku Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 dapat membawa manfaat bagi semua pihak khususnya untuk percepatan pembangunan Sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Aek Kanopan,
November 2014
BUPATI LABUHANBATU UTARA
H. KHARUDDIN SYAH, SE
27
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi sanitasi kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat Kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Pengembangan layanan sanitasi kota harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka pendek (1-2 Tahun) jangka menengah (3-4 Tahun) dan jangka panjang (diatas 5 Tahun) yang kompehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat Kabupaten/Kota diIndonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi Kabupatennya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi Kota akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan Sanitasi Kabupaten yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara berisi tentang visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kerangka Pengembangan Sanitasi, Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi, Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi dan Strategi Monev. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan Program berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya.
28
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................................. i RingkasanEksekutif (Excecutive Summary) .................................................................... ii Daftar Isi ...................................................................................................................... iv DaftarTabel .................................................................................................................. v Daftar Peta .................................................................................................................. DaftarGambar .............................................................................................................. Daftar Istilah ............................................................................................................... BAB 1. Pendahuluan ..................................................................................................... 1.1 LatarBelakang ............................................................................................................ 1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................... 1.3 Metodologi ................................................................................................................ 1.4 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ............................... BAB 2. Kerangka Pengembangan Sanitasi...................................................................... 2.1 Visi Misi Sanitasi ....................................................................................................... 2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi ............................................................................. 2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi ....................................................... BAB 3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi ....................................................... 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik....................... 3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan .................................. 3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan ....................... 3.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi PHBS terkait Sanitasi ................................................ BAB 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi ................................. 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ............................................................... 4.2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ................................. 4.3 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ............................................ 4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan .................................. 4.5 Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi ........................................................... BAB 5. Strategi Monev ................................................................................................. Lampiran Lampiran 1 : Hasil analisis SWOT Lampiran 2 : Tabel KKL Lampiran 3 : Tabel program dan kegiatan rinci
29
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara ................................................. Tabel 2.2 Tahapan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara .. Tabel 2.3 Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara ............ Tabel 2.4 Tahapan pengembangan drainase perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara ... Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk Sanitasi .................................................................................................................................. Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendapatan APBD ke Depan .................................................. Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi ............................................................... Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 ........ Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK .......................................................................................................... Tabel 3.1 Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan
Air
Limbah Domestik .................................................................................................................. Tabel 3.2 Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan
Persampahan
............................................................................................................................................... Tabel
3.3
Tabel
Tujuan,
Sasaran,
dan
Tahapan
Pencapaian
Pengembangan
Drainase Perkotaan .............................................................................................................. Tabel 3.4 Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga ......................................................................................................................
30
Tabel
3.5
Tabel
Tujuan,
Sasaran,
dan
Tahapan
Pencapaian
Pengembangan
Sanitasi Sekolah .................................................................................................................... Tabel 4.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ................................................................................ Tabel 4.2 Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik .................... Tabel 4.3 Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ............................... Tabel 4.4 Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan ...................... Tabel 4.5 Tabel Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi .............................................. Tabel 5.1 Matriks Monitoring dan Evaluasi Implementasi ................................................... Tabel 5.2 Mekanisme Monev Implementasi SSK .................................................................
31
DAFTAR PETA Peta 2.1 Peta Tahapan pengembangan air limbah domestik .............................................. Peta 2.2 Peta Tahapan pengembangan persampahan ........................................................ Peta 2.3 Peta Tahapan pengembangan drainase .................................................................
32
DAFTAR ISTILAH I. ‘’Umum 1.1. AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 1.2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. 1.3. BPS : Buku Putih Sanitasi 1.4. DDS : Diagram Sistem Sanitasi Diangram yang digunakan untuk membantu dalam identifikasi sistem sanitasi yang berlaku saat ini (maupun pengembangan yang diperlukan) dimulai dari produksi limbah sampai kembali ke lingkungan. 1.5. EHRA : Environmental Health Risks Assesment 1.6. Feasibility Study (Studi Kelayakan) Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. 1.7. Masterpalan (Rencana Induk) Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang 1.8. Milestone : Tahapan pencapaian sebuah proses yang terdiri dari satu atau lebih kegiatan dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi 1.9. MPS : Memorandum Program Sanitasi 1.10. PHBS : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaraan sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. 1.11. PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman 1.12. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah 1.13. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah 1.14. Sanitasi Sanitasi secara umu mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinj yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit diseluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik dilingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata ‘Sanitasi’ juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi
33
higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/.Diakses pada 30 November 2011) 1.15. SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota II. ‘’Air Limbah 2.1. Activated Sludge - Produksi dari biomassa aktif aau mikro organisme yang mampu menstabilkan air limbah secara aerobik (Metcalf & Eddy) - Zat padat aktif secara biologis dalam instalasi pengolahan air limbah proses lumpur aktif (Water Environment Federation) - Partikel Lumpur yang dihasilkan oleh pertumbuhan organisme pada tangki aerasi yang dhadirkan/diberikan oksigen terlarut 2.2. Aerobic Dikondisikan oleh kehadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.3. Air Limbah Air yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan 2.4. Air Limbah Domestik Air Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.5. Anaerobic Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.6. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan penambahan filter pada bak akhir 2.7. Badan air penerima Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah 2.8. Bangunan atas jamban Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit 2.9. Bangunan bawah Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik
34
2.10. Bangunan tengah jamban Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban 2.11. Bidang resapan Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah rumah tangga 2.12. Biochemical Oxygen Demand (BOD) Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan secara biologis kehadiran zat organik (Metcalf & Eddy) 2.13. Biofilter Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak 2.14. Black water Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja. 2.15. Clarifier Tangki sedimentasi berbentuk persegi atau lingkaran yang biasa dipakai untuk mengendapkan zat padat dari air atau air limbah. Jenis khusus dari clarifier adalah Upflow Clarifier yang menggunakan prinsip pengambangan (flotation) untuk menghilangkan zat padat. Pemakaiannya lebih sedikit dibandingkan dengan Sedimentasi 2.16. Constructed wetland Sistem pengolahan secara terencana atau terkontrol yang telah didisain dan dikonstruksi dengan memanfaatkan proses alami yang melibatkan vegetasi wetland, tanah, dan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair 2.17. Cubluk Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air 2.18. Dissolved Oxygen Oksigen terlarut dalam cairan (Water Environment Federation) 2.19. Excreta Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion) 2.20. Faeces (feces) Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation) 2.21. Grey water Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur 2.22. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan) (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 35
2.23. Jamban Fasilitas pembuangan tinja 2.24. Kolam anaerob Kolam yang ditempatkan pada awal dari rangkaian kolam stabilisasi, digunakan untuk pengendapan dan pemisahan materi organik 2.25. Kolam fakultatif Kolam yang digunakan untuk memisahkan BOD dan bakteri patogen secara anaerob. Di lapisan atas kolam ini ditumbuhi alga yang akan mendapatkan nutrisi dari bakteri, dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bakteri aerob 2.26. Kolam maturasi Kolam yang digunakan untuk mengurangi bakteri patogen pada akhir dari rangkaian kolam stabilisasi. Kolam ini mengandung oksigen di setiap kedalamannya, karena konsentrasi organik yang rendah dan konsentrasi alga yang tinggi 2.27. Kolam stabilisasi Bentuk paling sederhana pada pengolahan air limbah tempat terjadi proses penguraian zat-zat pencemar secara alamiah 2.28. Lantai jamban Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa 2.29. Leher angsa Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari jamban 2.30. Off site system (sistem sanitasi terpusat) Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe) 2.31. Onsite system (sistem sanitasi setempat) Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.32. Pencemaran Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya
36
2.33. Pengolahan air limbah Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan 2.34. Penyaluran resapan aliran atas Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik 2.35. Plat jongkok Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik 2.36. Sewage Lihat wastewater (Water Environment Federation) 2.37. Sewer Pipa atau pembawa lainnya yang mengalirkan air limbah dari beberapa atau banyak properti (Sanitation and Hygiene Promotion) 2.38. Sewerage Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment Federation) 2.39. Wastewater Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water Environment Federation) 2.40. Water seal (air perapat) Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan masuknya hewan kecil 2.41. Wetland aliran permukaan Salah satu jenis constructed wetland yang airnya menggenang pada kolam. Atau air yang mengalir berada di atas permukaan media, seperti kolam, empang, dan rawa 2.42. Wetland aliran sub-permukaan (subsurface flow system wetland) Salah satu jenis constructed wetland yang airnya mengalir di bawah permukaan media 2.43. Tangki septik (septic tank) Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga 2.44. Yellow water Air limbah yang mengandung urine saja
37
III. ‘’Persampahan 3.1. 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah 3.2. Bangunan sarana pembuatan kompos Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca) 3.3. Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali) Metode pengurugan di areal pengurugan sampah, dengan cara dipadatkan dan ditutup dengan tanah penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari. 3.4. Daur ulang kertas Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara-cara sederhana 3.5. Jenis sampah (UU No. 18 tahun 2008) Sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik Sampah sejenis sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya Sampah spesifik Adalah sampah yang meliputi : Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun Sampah yang timbul akibat bencana Puing bongkaran bangunan Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau Sampah yang timbul secara tidak periodik 3.6. Kompos Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis 3.7. Komposter windrow Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari bambu 3.8. Landfill Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan maupun bawah permukaan)
38
3.9. Leachate (Lindi) Cairan yang timbul sebagai limbah akibat masuknya air eksternal ke dalam urugan atau timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis. 3.10. Open dumping (penimbunan terbuka) Proses penimbunan sampah di TPA tanpa melalui proses pemadatan dan penutupan secara berkala 3.11. Pengelolaan sampah Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah 3.12. Pipa gas Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik 3.13. Sampah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008) 3.14. Sanitary Landfill Metode pengurugan di areal pengurugan sampah yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis, dengan penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan serta penutupan sampah setiap hari (Permen PU No. 03/PRT/M/2013) 3.15. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008) 3.16. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008) 3.17. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008) 3.18. TPA Regional TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota. 3.19. Transfer Depo Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut
39
IV. Darinase 4.1. Badan penerima air adalah wadah-wadah air alamiah atau buatan berupa laut, sungai, danau, kolam retensi, kolam detensi, kolam tandon, sumur resapan dan sarana resapan lainnya yang ramah lingkungan 4.2. Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia 4.3. Drainase perkotaan Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia 4.4. Kolam detensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan disuatu wilayah. 4.5. Kolam retensi adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah. 4.6. Kolam retensi Adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah. 4.7. Saluran primer Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air 4.8 Saluran sekunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer 4.8. Saluran Skunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkan ke saluran primer 4.9. Saluran tersier Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder 4.10. Sistem drainase lokal Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan 4.11. Sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah jaringan drainase perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer, saluran sekunder, saluran tersier, bangunan peresapan, bangunan tampungan, beserta sarana pelengkapnya yang berhubungan secara sistematis satu dengan lainnya.
40
V. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terkait Sanitasi 5.1. Cuci Tangan Pakai Sabun Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir (Pedoman STBM, 2008) 5.2. Sanitasi total Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Mencuci tangan pakai sabun Mengelola air minum dan makanan yang aman Mengelola sampah dengan benar Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
41
Bab 1: Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai
kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia, dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi‘ juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/.Diakses pada 16 September 2014). Khususnya untuk Kabupaten Labuhanbatu Utara, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong pemerintah kabupaten untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kota. Pendekatan ini dimulai dengan pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Sanitation White Book atau Buku Putih Sanitasi (BPS). Selanjutnya BPS dan dokumen perencanaan kota dijadikan dasar oleh Pokja untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara jangka menengah tahun 2015-2019.
42
SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota/kabupaten saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. Kajian wilayah sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara meliputi wilayah administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 10 (sepuluh) desa/kelurahan: 1. Desa Adian Torop, Kecamatan Aek Natas 2. Desa Sidua-dua, Kecamatan Kualuh Selatan 3. Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan 4. Desa Sei Sentang, Kecamatan Kualuh Hilir 5. Kelurahan Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuh Hilir 6. Desa Air Hitam, Kecamatan Kualuh Leidong 7. Kelurahan Tanjung Leidong, Kecamatan Kualuh Leidong 8. Desa Lubo Rampah, Kecamatan Marbau 9. Desa Sipare-pare Hilir, Kecamatan Marbau 10. Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan Na IX-X. 1.2
Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan strategis sanitasi kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam jangka menengah tahun 2015-2019.
Tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan sektor sanitasi jangka menengah dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara oleh semua pihak terkait. Secara khusus tujuan dijabarkan menjadi:
43
Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara disusun sebagai acuan
dalam penyusunan rencana pembangunan sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara selama kurun waktu 5 tahun 2015-2019. Strategi Sanitasi Kota memuat gambaran visi, misi, tujuan dan sasaran sektor
sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dan kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara jangka menengah tahun 2015-2019. Sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para pemangku kepentingan di
Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam merumuskan dan menentukan strategi, tahapan dan arahan kegiatan dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pedoman bagi para pelaku pembangunan khususnya pembangunan sanitasi di
Kabupaten Labuhanbatu Utara terutama pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, masyarakat serta pihak swasta untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.3
Metodologi Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa
pendekatan dan alat bantu, secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan-tahapan berikut ini: Menetapkan kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dan kondisi sanitasi yang
diinginkan Kabupaten Labuhanbatu Utara ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kota, serta tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusannya mengacu pada Buku Putih Sanitasi (BPS), Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Renstra SKPD, RAD MDGs dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 44
Menilai kesenjangan antara kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dengan kondisi
yang diinginkan. Analisis kesenjangan ini digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala sektor sanitasi yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan.
JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah: 1. Data Primer yakni data yang diperoleh dari survei lapangan, interview dengan
narasumber. 2. Data sekunder yakni data yang diperoleh dengan melakukan kajian terhadap
dokumen-dokumen strategis daerah antara lain RTRW, RPJMD, RPJPD, RPIJM, APBD Kota, Kabupaten Labuhanbatu Utara Dalam Angka, Renstra SKPD, RAD MDGs data dokumen pendukung lainnya seperti aturan-aturan baik dari pusat, provinsi dan kota.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain :
Kajian Literatur, data sekunder
Observasi, wawancara responden
FGD dan indepth interview
Studi spesifik: Kesadaran masyarakat dan pemberdayaan masyarakat,
jender dan kemiskinan (PMJK), Pemetaan media, Partisipasi dunia usaha, Pendanaan dan pembiayaan, Kelembagaan. Studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA).
45
PROSES PENYUSUNAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Sebagai bagian dari proses, maka penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara mengikuti langkah-langkah antara lain:
Pengkajian Fakta Sanitasi
Penyusunan Visi dan Misi Sanitasi Kota
Penentuan Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian
Identifikasi Isu dan Hambatan Strategis
Perumusan Strategi
Penyusunan Program dan Kegiatan Sanitasi
Konsultasi Publik dan Finalisasi SSK
Proses penulisan/dokumentasi Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukan oleh Pokja dengan merujuk pada jadwal tahapan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten yang telah ditetapkan oleh Pusat. Sedangkan proses penyepakatannya dilakukan dalam forum rapat koordinasi Pokja Sanitasi.
1.4
Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Strategi Sanitasi Kota (SSK) pada dasarnya bukan tujuan, akan tetapi sebagai alat
untuk mencapai tujuan tersebut yakni pada pembangunan sektor sanitasi. Oleh karena itu, SSK disusun secara komprehensif, skala kota, disusun dengan proses perpaduan antara top down dan bottom up yang berfungsi sebagai dokumen sumber (source document). Dengan posisi demikian, maka SSK perlu diinternalisasikan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kota, dengan melakukan advokasi ringkasan SSK kepada para pengambil kebijakan yang tepat.
46
a. Hubungan RPJMD dengan Strategi Sanitasi Kota RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kota ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsip-prinsip penataan ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua Pembangunan Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk periode 2015-2019 yang tertuang dalam RPJMD. b. Hubungan Renstra SKPD dengan Strategi Sanitasi Kota Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota, maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi. c. Hubungan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Buku Putih Sanitasi RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Strategi Sanitasi Kota mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari Strategi Sanitasi Kota.
47
d. Hubungan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) dengan Strategi Sanitasi Kota Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat menjadi 81% dari tahun 2010 sebesar 76,17%;
48
Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1
Visi Misi Sanitasi Visi dan misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah
organisasi. Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur, sehingga pada akhir periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi keberhasilan sebuah program. Kabupaten Labuhanbatu Utara telah merumuskan visi dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pokja PPSP telah merumuskan visi dan misi sanitasi yang diturunkan dari visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tertuang dalam RPJMD. Rumusan visi dan misi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara telah memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Adapun isu strategis dan permasalahan mendesak mengenai kondisi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara antara lain :
1. Subsektor Air Limbah Domestik Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu Utara, antara lain : a. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah domestik masih sangat rendah
Kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) saat ini di Kabupaten Labuhanbatu Utara 60,3%
Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penanganan limbah domestik
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah domestiknya, meskipun sudah memiliki jamban pribadi dan septic tank
49
masih ada 16,8% merupakan tangki septik suspek tidak aman. Hal ini dikarenakan tangki septik sudah di bangun lebih dari 5 tahun atau lebih tetapi belum pernah dikuras.
b. Sarana dan prasaran air limbah domestik yang masih terbatas
Belum adanya sarana truk tinja milik Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Belum tersedianya IPAL atau IPLT di Kabupaten Labuhanbatu Utara sehingga pembuangan akhir limbah domestik tidak jelas
Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan air limbah
c. Belum adanya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik
Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan air limbah
d. Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan air limbah domestik
Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah
Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas bagi pengambil kebijakan
Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
Belum adanya master plan air limbah permukiman
2. Subsektor Persampahan Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, antara lain : a. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan persampahan masih rendah
73,5 % masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara masih mengolah sampah dengan cara dibakar
Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai dan selokan
Masih kurangnya kegiatan sosialisasi dan komunikasi persampahan
b. Sarana dan prasarana persampahan masih terbatas
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah, masih meminjam lahan dari pihak swasta.
Belum ada master plan persampahan 50
Armada pengangkutan sampah masih kurang
Terbatasnya fasilitas pengumpulan sampah
c. Perda tentang persampahan belum optimal dilaksanakan
Melakukan sosialisasi tentang Perda Persampahan
d. Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan persampahan
Anggaran Sanitasi untuk subsektor persampahan masih kurang
Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas
3. Subsektor Drainase Perkotaan Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor drainase perkotaan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, antara lain : a. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya drainase lingkungan masih rendah
Kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang sudah ada sangat rendah
Masih ada masyarakat masih menyalurkan air limbah lingkungan non tinja (grey water) dengan mengarahkan ke lokasi rendah, namun tidak melalui saluran
Kebiasaan masyarakat membuang air ke sungai dan ke parit
b. Sarana dan prasarana saluran drainase masih kurang memadai
Masih ada Rumah tangga yang mengalami banjir rutin sebanyak 27,5%
Sarana dan prasarana saluran drainase masih kurang terjaga perawatannya
c. Fungsi perencanaan drainase yang masih kurang
Tupoksi Kelembagaan daerah tentang pengelolaan drainase masih kurang
Tidak adanya peraturan pengelolaan dan pengembangan sistem drainase
d. Belum adanya regulasi yang mengatur tentang drainase lingkungan
Belum adanya Perda yang mengatur tentang drainase lingkungan
51
4. Subsektor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kabupaten Labuhanbatu Utara, antara lain : a. Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan PHBS
Masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan PHBS (77 % masyarakat belum berperilaku PHBS)
b. Kurangnya peran serta stakeholder dalam penyampaian informasi tentang PHBS
Masyarakat belum memiliki motivator yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pelaksanaan PHBS
c. Masih kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam memicu masyarakat untuk melakukan PHBS
Belum adanya tenaga fasilitator dan tenaga pemicu yg kompeten ditingkat kelurahan/desa
d. Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi
Belum
adanya
kebijakan
yang
dapat
memayungi
masyarakat
dalam
meningkatkan kesadarannya untuk berperan serta dalam penyediaan sarana sanitasi dan pelaksanaan PHBS e. Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program
Belum ada koordinasi pada saat penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program terkait
f. Masih kurangnya jumlah sarana sanitasi dasar di sekolah dan penerapan pengetahuan tentang PROHISAN di lingkungan sekolah
Kurangnya intervensi dinas terkait dalam upaya pemuatan materi PHBS dan STBM di lingkungan sekolah
Proses penyusunan visi dan misi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukan melalui beberapa rangkaian pertemuan dan diskusi yang dilakukan oleh kelompok kerja (Pokja Sanitasi). Maksud dari penyusunan visi dan misi SSK tersebut adalah :
52
1. Untuk memberikan arah dalam pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara 2. Memberikan pedoman bagi penyusunan strategi dan program strategis penanganan permasalahan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Agar visi dan misi tersebut selaras dengan kegiatan maupun program-program serta kebijakan yang berada di atasnya dan dapat berlangsung secara berkelanjutan, maka perlu adanya keterpaduan dengan program-program tersebut. Visi dan misi yang menjadi acuan dalam penyusunan visi dan misi SSK Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011 – 2015. Pada pertengahan tahun 2010 Kabupaten Labuhanbatu Utara telah melaksanakan pemilihan langsung kepala daerah dan pada kesempatan ini dimenangkan oleh pasangan bupati H. Kharuddin Syah, SE dan wakil bupati H. Minan Pasaribu, SH, MM. Visi dan misi bupati dan wakil bupati yang baru sekaligus menjadi visi Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Utara 2011-2015 adalah : VISI “ Terwujudnya Kabupaten Labuhanbatu Utara Sejahtera, Berlandaskan Iman dan Takwa “ Sedangkan misi pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2011-2015 adalah : 1. Menciptakan tata pemerintahan yang baik 2. Menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran 3. Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat 5. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana umum 6. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Tabel di bawah ini merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Misi per-subsektor.
53
Tabel 2.1: Visi Misi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Visi Kab
Misi Kab
Visi Sanitasi
Misi Sanitasi
Terwujudnya Kabupaten Labuhanbatu Utara Sejahtera, Berlandaskan Iman dan Takwa.
Menciptakan tata pemerintahan yang baik Menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana umum Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan.
Mewujudkan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bersih dan sehat berbasis sanitasi di Tahun 2024.
Misi Air Limbah Domestik: Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan. Misi Persampahan: Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan bebas sampah. Misi Drainase: Menjadikan Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bersih, sehat dan bebas genangan melalui perencanaan pembangunan dan pemeliharaan drainase. Misi PHBS terkait sanitasi: Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sumber : Pokja Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014.
2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu srategis air limbah domestik dan permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebagai berikut:
54
Peta 2.1 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik 55
Dalam menentukan wilayah pengembangan air limbah domestik yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing
wilayah
di
tingkat
desa/Kelurahan
disusun
prioritas
pengembangan air limbah domestik. Penentuan wilayah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi, yaitu : Kepadatan penduduk, Kawasan CBD, daerah ekstrim terhadap banjir, genangan air hujan dan terkena dampak ROB, kondisi tanah serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan air limbah domestik ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:
Zona 1, Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik dengan menggunakan sistem on-site yang juga merupakan kawasan bisnis (Central Business District) yang harus diatasi dalam jangka menengah dan jangka panjang khususnya di Kecamatan Kualuh Hulu yang ibukota Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pada zona 1 ini diutamakan sistem on-site dengan tangki septik individual yang direncanakan pokja sanitasi untuk memfasilitasi pengadaan mobil sedot tinja, pengadaan tenaga kerjanya, dan perda terkait air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Zona 2, Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik melalui sistem STBM, serta pembangunan Ipal Komunal. Daerah yang seperti ini dapat diatasi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang dikhususkan di Kecamatan Kualuh Leidong dan Kualuh Hilir yang merupakan daerah pesisir yang akan dijadikan daerah percontohan pembangunan Ipal komunal.
Zona 3, Merupakan area dengan pengolahan limbah domestik sistem komunal yang direncanakan akan dibangun IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah dan Tinja) di Kecamatan Kualuh Selatan, khususnya yang akan dilokasikan di desa Damuli.
56
Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara No (a) A B 1 2 C 1 2 3 D
Sistem (b) Buang Air Besar Sembarangan (BABS)** Sistem On-Site (setempat) Cubluk dan sejenisnya Individual (tangki septik) Sistem Komunal MCK/MCK ++ IPAL komunal Tangki septik komunal Sistem Off-Site (terpusat) TOTAL
Cakupan layanan eksisting* (%) (c)
Target cakupan layanan* (%) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f)
60,3%
50%
30%
0%
6,7% 33%
3,3% 43%
3,4% 53%
0% 73%
0% 0% 0% 0%
2,2% 1,5% 0% 0%
8,2 5,4 0% 0%
18% 9% 0% 0%
100%
100%
100%
100%
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud diatas total penduduk. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silahkan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi. **) Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai, dll. Termasuk di dalamnya adalah jamban yang tidak memiliki fasilitas pengolahan (dibuang langsung ke lingkungan) atau yang dikenal juga dengan istilah BABS terselubung. Berdasarkan Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara diketahui bahwa kondisi saat ini (existing) terdapat 60,3% masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara yang masih BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Dengan target cakupan jangka pendek (1-2 tahun) akan mengurangi BABS menjadi 50%, target cakupan jangka menengah (5 tahun) akan mengurangi BABS menjadi 30%, dan tidak ada masyarakat yang BABS untuk target cakupan jangka panjang (10-15 tahun). Untuk sistem On-site (setempat) termasuk cubluk sebesar 6,7% dan tangki septik individual sebesar 33% untuk kondisi saat ini (existing). Dengan target cakupan jangka pendek (1-2 tahun) akan mengurangi masyarakat yang menggunakan cubluk menjadi 3,3% dan meningkatkan penggunaan tangki septik menjadi 43%, target cakupan jangka menengah (5 tahun) untuk mengurangi penggunaan cubluk menjadi 3,4% dan meningkatkan penggunaan tangki septik menjadi 53%, dan tidak ada masyarakat yang BABS dengan cubluk untuk target cakupan jangka panjang (10-15 tahun) dan meningkatkan penggunaan tangki septik individual menjadi 73%. 57
Kondisi existing di Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak memiliki komunal yang terdiri MCK/MCK++, ipal komunal, dan tangki septik komunal. Untuk itu pokja sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara merencanakan pembangunan sistem komunal yaitu membangun MCK/MCK++ target cakupan jangka pendek (1-2 tahun) sebesar 2,2%, target cakupan jangka menengah (5 tahun) sebesar 8,2%, dan target cakupan jangka panjang (10-15 tahun) sebesar 18%. Pembangunan ipal komunal target cakupan jangka pendek (1-2 tahun) sebesar 1,5%, target cakupan jangka menengah (5 tahun) sebesar 5,4%, dan target cakupan jangka panjang (10-15 tahun) sebesar 9%.
58
Peta 2.2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
59
Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS) bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara sarana persampahan telah terlayani sebesar 20,7% dari total keseluruhan sampah kabupaten. Berdasarkan isu srategis persampahan dan permasalahan mendesak persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebagai berikut: Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi Persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan kriteria yang ada di dalam wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1) Tata guna lahan/klasifikasi wilayah: komersial/ Central of Business Development (CBD), permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2) Kepadatan penduduk. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:
Zona 1, merupakan area yang cukup padat, kawasan bisnis dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full coverage) dan continue selection. Daerah yang seperti ini dapat diatasi dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang dengan sistem layanan langsung dari TPS ke TPA dan sebagian terlayani oleh pelayanan penyapuan jalan. Untuk itu pokja sanitasi merencanakan untuk penambahan dumb truck di enam kecamatan yaitu: Marbau, Na IX-X, Aek Kuo, Aek Natas, Kualuh Selatan dan Kualuh Hulu. Sedangkan untuk kecamatan Kualuh Leidong dan Kualuh Hilir menggunakan betor sampah.
Zona 2, merupakan area yang harus terlayani minimal 40% dengan sistem secara langsung dari TPS ke TPA dan juga sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan syarat kesehatan serta konsep 3 R (reduce, reuse, recycle). Cakupan layanan wilayah yang seperti ini dapat diatasi dalam dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Pokja sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara merencankan untuk pengadaan amroll truck yang sekaligus berfungsi sebagai TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) yang akan ditempatkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
60
Zona 3, merupakan area yang tidak terlalu padat penduduknya, pada area ini direncanakan untuk pengadaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah Sanitary Landfill di Kecamatan Kualuh Selatan dan Na IX-X karena pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki TPA milik pemerintah. Selain itu pokja sanitasi akan membuat kegiatan yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan syarat kesehatan serta konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) dan pembangunan TPST.
Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara No (a) A 1 2 B
Sistem (b) Persentase sampah yang terangkut (2) Penanganan langsung (direct) Penanganan tidak langsung (3)3r (indirect) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum (5) terlayani TOTAL
Cakupan layanan eksisting* (%) (c)
Target cakupan layanan* (%) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f)
20,7%
40%
60%
90%
-
22%
35%
50%
-
18%
25%
40%
79,3%
60%
40%
10%
100%
100%
100%
100%
Keterangan: 1) Cakupan layanan dapat didekati dengan persentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif. Untk cakupan layanan eksisting (kolom c) silahkan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi. 2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian ke TPA 3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk. 4) Apabila data terkait penanganan langsung dan tidak langsung tidak tersedia, maka silahkan langsung diisikan di baris persentase sampah terangkut (yang seharusnya adalah penjumlahan dari penanganan langsung dan tidak langsung). 5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar, dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.
61
Peta 2.3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
62
Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan wilayah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi, yaitu : Kepadatan penduduk, Kawasan CBD, daerah ROB, daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:
Zona 1, Merupakan area dengan tingkat resiko yang relative kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 2 Kecamatan yaitu: Kualuh Hulu dan Marbau.
Zona 2, Merupakan area dengan tingkat resiko menengah dengan kepadatan kurang dari 25 orang/ha yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang mencakup Kecamatan Na IX-X dan Kualuh Selatan.
Zona 3, Merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan/wilayah dataran rendah yang merupakan daerah kiriman dari wilayah atas dan areal pasang surut ai laut. Wilayah yang seperti ini dapat diatasi dengan pembangunan jalan dan drainase lingkungan permukiman di Kecamatan Kualuh Hilir dan Kualuh Leidong.
Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara No (a) 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan (b) Kualuh Hilir Kualuh Leidong Kualuh Selatan Kualuh Hulu Aek Natas Marbau Aek Kuo Na IX-X TOTAL
Luas genangan eksisting (ha) (c) 7.709,6 6.806,4 1.033,53 1.912,17 1017 1.067,7 3.753 1.662 24.961
Jangka Pendek (d) 6.167,6 5.445,1 826,8 1.529,7 813,6 854,1 3.002,4 1329,6 19.968
Luas genangan (ha) Jangka Menengah (e) 3854,8 3403,2 516,765 956,085 508,5 533,85 1876,5 831 12480,7
Jangka Panjang (f) 1541,92 1361,28 206,706 382,434 203.4 213,54 750,6 332,4 4992,28
63
2.3Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Perkiraan pendanaan sektor sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam 5 (lima) tahun terakhir dan proyeksinya dalam 5 (lima) tahun ke depan disajikan pada tabel-tabel berikut.
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD untuk Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp) No 1
Uraian
2011
2012
2013
733.391.000,00
977.744.900,00
4.967.025.509,00
3.505.512.000,00
11.300.000.000,00
8.700.000.000,00
15.600.000.000,00
97.057.100,00
157.475.000,00
500.551.500,00
2.392.401.800,00
1.921.233.000,00
0
500.000.000,00
814.495.000,00
820.094.000,00
1.577.906.000,00
601.139.000,00
2014
Belanja Sanitasi
Air Limbah Domestik Sampah Rumah 1.2 Tangga Drainase 1.3 Lingkungan 1.4 PHBS Dana Alokasi 2 Khusus 2.1 DAK Sanitasi DAK Lingkungan 2.2 Hidup DAK Perumahan 2.3 dan Permukiman Pinjaman/Hibah 3 untuk Sanitasi Belanja APBD murni untuk sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung 1.1
2010
Ratarata pertum -buhan
93.055.370,00 -
342.917.000,00 -
-
93.055.370,00
11.739.974.100,00
16.950.293.309,00
22.505.041.400,00
329.113.928.550,00
386.638.919.331,00
415.284.365.030,00
468.887.419.314,70
0,45%
3,07%
4,08%
4,79%
4.834.350.000,00
-
2.461.333.001,00 665.000.001,00 990.000.000,00 806.333.000,00
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
64
Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Tahun 2015-2019 Kabupaten Labuhanbatu Utara Uraian
No
Perkiraan Belanja Langsung
1
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2
3
2015
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) 2016 2017 2018
2019
Total Pendanaan
513.431.724.148
562.207.737.942
615.617.473.046
674.101.132.985
738.140.740.618
3.103.498.808.739
15.402.951.724
16.866.232.138
18.468.524.191
20.223.033.989
22.144.222.218
93.104.964.262
20.537.268.965
22.488.309.517
24.624.698.921
26.964.045.319
29.525.629.624
124.139.952.349
Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp) No 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Biaya operasional / pemeliharaan Sampah Rumah Tangga Biaya operasional / pemeliharaan Drainase Lingkungan Biaya operasional / pemeliharaan
2010
-
2011
294.640.000,
-
-
-
300.000.000
2012
17.612.000
2013
2014
-
-
1.503.761.509
2.710.512.000
700.000.000
600.000.000
Ratarata pertumbuhan
3.323.350.000,
-
65
Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kab/Kota untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019 Belanja Sanitasi Rp) No 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Biaya operasional / pemeliharaan Sampah Rumah Tangga Biaya operasional / pemeliharaan Drainase Lingkungan Biaya operasional / pemeliharaan
Ratarata pertum -buhan
2015
2016
2017
2018
2019
2.000.000.000
2.500.000.000
3.000.000.000
3.500.000.000
4.000.000.000
25%
3.000.000.000
3.750.000.000
4.500.000.000
5.250.000.000
6.000.000.000
25%
1.000.000.000
1.200.000.000
1.400.000.000
1.600.000.000
1.800.000.000
20%
Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam Mendanai Program/kegiatan SSK No
1
2
3
4
5
Uraian Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
2015
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) 2016 2017 2018
2019
Total Pendanaan
6.000.000.000
7.450.000.000
8.900.000.000
10.350.000.000
10.800.000.000
43.500.000
15.402.951.724
16.866.232.138
18.468.524.191
20.223.033.989
22.144.222.218
93.104.964.262
20.537.268.965
22.488.309.517
24.624.698.921
26.964.045.319
29.525.629.624
124.139.952.349
9.402.951.724
9.416.232.138
9.568.524.191
9.873.033.989
11.344.222.218
49.604.964.260
14.537.268.965
15.038.309.517
15.724.698.921
16.614.045.319
18.725.629.624
80.639.952.346
66
Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Tujuan pengembangan air limbah : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan. Sasaran pengembangan air limbah : 1. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik serta meningkatkan cakupan pelayanan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dan pengelolaan air limbah secara komunal 2. Meningkatkan kinerja layanan pengelolaan air limbah
melalui penyusunan perda
pengelolaan air limbah 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS 4. Meningkatkan efektivitas layanan pengelolaan air limbah domestik Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air limbah adalah :
1. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik a.
Pembangunan sarana air limbah system on site individual
b. Pembangunan sarana air limbah system on site communal c.
Pembangunan sarana IPAL communal
d. Pembangunan fisik sanimas/MCK++ e.
Peningkatan kemampuan aparat pengelola air limbah
f.
Pembangunan dan Pemeliharaan IPLT
g.
Pemeliharaan Sanimas/MCK++
h. Penyediaan/penambahan sarana mobil tinja i.
Pemeliharaan sarana IPAL Communal
j.
Biaya operasional pengelolaan air limbah 67
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS a.
Tersusunnya produk hukum tentang pengelolaan air limbah domestik
b. Melakukan penyuluhan tentang pencemaran dan pengelolaan air limbah domestik c.
Melakukan sosialisasi kebijakan tentang pengelolaan air limbah
d. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pengelolaan air limbah dengan sistem on site maupun sistem off site 3. Meningkatkan efektivitas layanan pengelolaan air limbah domestik a.
Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik
b. Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik. Untuk lebih jelas mengenai tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan air limbah domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dilihat pada Tabel 3.1 3.2
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Tujuan pengembangan persampahan:
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pengelolaan persampahan. Sasaran pengembangan persampahan :
1. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan 2. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan persampahan 3. Mengurangi jumlah timbulan sampah melalui sistem 3R Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor persampahan adalah :
1.
Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan a.
Melaksanakan Pembangunan TPA
b.
Tersusunnya masterplan persampahan Kabupaten Labura
c.
Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
d.
Mengoptimalkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
e.
Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan untuk masyarakat
f.
Meningkatkan kinerja operator layanan persampahan 68
2.
3.
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan persampahan a.
Tersusunnya produk hukum tentang pengelolaan persampahan
b.
Sosialisasi dan kampanye tentang kebijakan persampahan
c.
Penyuluhan pengelolaan persampahan di beberapa kelurahan
Mengurangi jumlah timbulan sampah melalui sistem 3R a.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3R
b.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan persampahan dengan konsep 3R
c.
Mendorong masyarakat untuk mereplikasikan komposter rumah tangga
Untuk lebih jelas mengenai tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan persampahan Kabupaten Labuhan Batu Utara dapat dilihat pada Tabel 3.2 3.3
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Tujuan pengembangan drainase :
Mengurangi genangan air di wilayah permukiman sampai dengan 100%. Sasaran pengembangan drainase :
1.
Terpeliharanya saluran drainase dan bebas genangan
2.
Terwujudnya kawasan permukiman yang bebas dari genangan Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam
berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor drainase adalah :
1.
Terpeliharanya saluran drainase dan bebas genangan a.
Melaksanakan penyuluhan dan kampanye untuk menjaga kebersihan saluran drainase
b.
Tersusunnya evaluasi capaian target kinerja pengelolaan drainase lingkungan
c.
Tersusunnya pendataan kondisi saluran drainase
d.
Penyusunan DED saluran drainase Kabupaten Labura
e.
Tersususunya produk hukum tentang pengelolaan drainase lingkungan
69
2.
Terwujudnya kawasan permukiman yang bebas dari genangan a.
Meningkatkan kualitas perencanaan sistem drainase yang terintegrasi dan komperhensip
b.
Mengoptimalkan fungsi saluran drainase
c.
Membangun saluran drainase lingkungan
Untuk lebih jelas mengenai tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan Drainase Kabupaten Labura dapat dilihat pada Tabel 3.3 3.4
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS Tujuan pengelolaan PHBS :
Meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Labuhan Batu Utara
dengan membudayakan
prilaku hidup bersih dan sehat. Sasaran pengelolaan PHBS :
1.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
2.
Perbaikan kondisi sanitasi yang bersih dan sehat
3.
Meningkatkan peran media dalam promosi PHBS Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam
berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pengelolaan PHBS dan promosi higiene adalah :
1.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan a.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS
2.
b.
Melaksanakan penyuluhan untuk hidup bersih dan sehat
c.
Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS
Perbaikan kondisi sanitasi yang bersih dan sehat a.
Melaksanakan pembangunan dan perbaikan sanitasi lingkungan
b.
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan 70
3.
Meningkatkan peran media dalam promosi PHBS a.
Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat
b.
Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui media informasi yang ada
c.
Mengoptimalkan pendanaan dari swasta (CSR) untuk mempromosikan PHBS
Untuk lebih jelas mengenai tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan pengelolaan PHBS dan promosi higieni dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5
71
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Tercapainya peningkatan kuantitas Tersedianya sarana dan prasarana Masyarakat
memiliki
dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik
pengelolaan air limbah yang
pengelolaan air limbah rumah tangga
aman dan septik
Pembangunan sarana air limbah system on site individual
yang ramah lingkungan
Pembangunan sarana air limbah system on site communal
Pembangunan sarana IPAL communal
Pembangunan fisik sanimas/MCK++
Peningkatan kemampuan aparat pengelola air limbah
Pembangunan dan Pemeliharaan IPLT
Pemeliharaan Sanimas/MCK++
Penyediaan/penambahan sarana mobil tinja
Pemeliharaan sarana IPAL Communal
Biaya operasional pengelolaan air limbah
39
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Meningkatkan
kesadaran Masyarakat
masyarakat untuk tidak BABS
tidak ada lagi
yang BABS pada tahun 2020
Melakukan penyuluhan tentang pencemaran dan pengelolaan air limbah domestik
Melakukan sosialisasi kebijakan tentang pengelolaan air limbah
Melakukan
sosialisasi
dan
penyuluhan
tentang
pengelolaan air limbah dengan sistem on site/off site Meningkatkan efektivitas layanan kinerja pelayanan air limbah pengelolaan air limbah domestik
meningkat
menjadi
pada tahun 2020
100%
Tersusunnya produk hukum tentang pengelolaan air limbah domestik
Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik.
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhan Batu utara
40
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 TABEL 3.2 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatkan cakupan dan kualitas Meningkatkan cakupan pelayanan Jumlah kawasan pelayanan
Melaksanakan pembangunan TPA
pelayanan pengelolaan persampahan persampahan
Tersusunnya masterplan persampahan Kab. Labura
Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan
Persampahan meningkat
persampahan
Mengoptimalkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
Meningkatkan
cakupan
pelayanan
persampahan
untuk masyarakat
Meningkatkan masyarakat persampahan
peran
aktif Ketrampilan dan pengetahuan
Meningkatkan kinerja operator layanan persampahan
Tersusunnya produk hukum tentang pengelolaan
dalam pengelolaan masyarakat meningkat dalam pengelolaan sampah
persampahan
Sosialisasi
dan
kampanye
tentang
kebijakan
41
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 persampahan
Penyuluhan pengelolaan persampahan dibeberapa kelurahan
Mengurangi
jumlah
timbulan Timbulan
sampah melalui sistem 3R
sampah
sampah
berkurang
Meningkatkan pengetahuan/ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3R
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan persampahan dengan konsep 3R
Mendorong
masyarakat
untuk
mereplikasikan
komposter rumah tangga Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhan Batu Utara
42
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 TABEL 3.3 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN DRAINASE Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Mengurangi genangan air di wilayah Terpeliharanya saluran drainase Terciptanya saluran drainase permukiman sampai dengan 100%.
dan bebas genangan
yang baik dan bersih
Melaksanakan penyuluhan dan kampanye untuk menjaga kebersihan saluran drainase
Tersusunnya
evaluasi
capaian
target
kinerja
pengelolaan drainase lingkungan
Tersusunnya pendataan kondisi saluran drainase
Penyusunan
DED
saluran
drainase
Kabupaten
Labuhan Batu Utara
Tersususunya produk hukum tentang pengelolaan drainase lingkungan
Terwujudnya
kawasan Kawasan permukiman yang
permukiman yang bebas dari bebas genangan genangan
Meningkatkan kualitas perencanaan sistem drainase yang terintegrasi dan komperhensip
Mengoptimalkan fungsi saluran drainase
43
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
Membangun saluran drainase lingkungan
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhan Batu Utara TABEL 3.4 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGELOLAAN PHBS TERKAIT SANITASI (tatanan rumah tangga) Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatkan kesehatan masyarakat Meningkatkan pengetahuan dan Peningkatan Kabupaten dengan
Labuhan
Batu
membudayakan
hidup bersih dan sehat.
Utara kesadaran perilaku menjaga
masyarakat kesehatan
kebersihan lingkungan
untuk masyarakat
pengetahuan
terhadap
dan kebersihan lingkungan melalui
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS
penyuluhan
Melaksanakan penyuluhan untuk hidup bersih dan sehat
Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS
Perbaikan kondisi sanitasi yang Peningkatan bersih dan sehat
kesehatan
masyarakat
Melaksanakan pembangunan dan perbaikan sanitasi lingkungan
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan
44
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 prasarana sanitasi lingkungan
Meningkatkan peran media dalam Masyarakat berperilaku hidup promosi PHBS
bersih dan sehat
Mengembangkan
program
promosi
PHBS
yang
menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat
Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui media informasi yang ada
Mengoptimalkan pendanaan dari swasta (CSR) untuk mempromosikan PHBS
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhan Batu Utara
45
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 TABEL 3.5 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGELOLAAN PHBS TERKAIT SANITASI (tatanan sekolah) Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatkan kesehatan siswa di Meningkatkan pengetahuan dan Peningkatan Kabupaten dengan
Labuhan
Batu
membudayakan
hidup bersih dan sehat.
Utara kesadaran siswa untuk menjaga siswa perilaku kesehatan lingkungan
dan
terhadap
kebersihan lingkungan
pengetahuan
kebersihan melalui
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS di sekolah-sekolah
penyuluhan
Melaksanakan penyuluhan untuk hidup bersih dan sehat bagi siswa
Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS
Perbaikan kondisi sanitasi yang Peningkatan kesehatan bagi
bersih dan sehat di lingkungan siswa sekolah
Melaksanakan pembangunan dan perbaikan sanitasi di lingkungan sekolah
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah
46
Strategi Sanitasi Kabupaten Meningkatkan peran media dalam Siswa-siswa berperilaku hidup promosi PHBS
bersih dan sehat
Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Mengembangkan program promosi PHBS
yang
menarik khususnya bagi siswa sekolah dasar
Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui media informasi yang ada
Mengoptimalkan pendanaan dari swasta (CSR) untuk mempromosikan PHBS
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhan Batu Utara
47
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
BAB 4 : Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara disusun berdasarkan prioritas kebutuhan, dana yang tersedia untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dokumen SSK Kabupaten Labuhanbatu Utara yang disusun telah mempertimbangkan kemampuan dari segi aspek teknis, biaya dan waktu yang dilengkapi dengan komitmen pendanaan untuk sektor sanitasi. Skenario pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Utara melalui Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan pelaksanaan daerah. SSK Kabupaten Labuhanbatu Utara menjadi payung dalam setiap pembangunan dan peningkatan untuk sektor sanitasi. Rencana Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, meliputi: 1. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik; 2. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan; 3. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase; 4. Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene.
48
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Semua program dan kegiatan sanitasi di atas, sebagian besar telah didukung dengan dokumen perencanaannya sehingga diharapkan
dari dokumen perencanaan tersebut dapat dilanjutkan dengan implementasi program dan kegiatan di lapangan. Sedangkan untuk program dan kegiatan yang mendesak, dokumen perencanaannya disusun dalam tahun anggaran yang sama dengan pelaksanaan kegiatan. Tabel 4. 1
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun
RINGKASAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH 2016 s/d 2020 Kabupaten Provinsi Tahun
: Labuhanbatu Utara : Sumatera Utara : 2014 Indikasi Biaya PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
NO
1 A
2 KOMPONEN AIR LIMBAH
Lokasi
APBD Kab
APBD Prov
APBN
Swasta / CSR
Jumlah (Juta Rupiah)
SKPD Penangg ung Jawab
11
12
13
14
15
16
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
3
5
6
7
8
9
10
KAB. LABURA
1.030
2.936
8.037
10.844
957
23.804
5.834
300
17.000
670
23.804
39.368, 68
42.410, 483
128.979, 463
33.942,9 778
20.000
74.456, 4852
580
128.979, 463
KAB. LABURA
5.045
14.678
27.477, 3
KOMPONEN DRINASE LINGKUNGAN
KAB. LABURA
16.400
23.400
30.700
37.700
45.200
153.400
52.400
37.000
54.000
10.000
153.400
PHBS TERKAIT SANITASI
KAB. LABURA
2.700
4.470
5.360
6.390
3.420
26.340
6.134
2.650
15.206
750
26.340
25.175
45.484
71.574, 3
87.302, 68
91987, 483
332.523, 463
98.310,9 778
59.950
160.662, 4852
12.000
332.523, 463
B
KOMPONEN PERSAMPAHAN
C D
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan (juta rupiah)
Juta Rupiah
TOTAL
Sumber : Bappeda Kab. Labuhanbatu Utara
49
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
4.2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 4. 2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN SANITASI JANGKA MENENGAH KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK TAHUN Kabupaten Provinsi Tahun
: Labuhanbatu Utara : Sumatera Utara : 2014 Indikasi Biaya PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
NO
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan (juta rupiah)
Juta Rupiah
Lokasi
APBD Kab
APBD Prov
APBN
Swasta / CSR
Jumlah (Juta Rupiah)
SKPD Penangg ung Jawab
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1.1 Study Kelayakan Pembangunan IPLT
Kab. Labura
200
0
0
0
0
200
200
0
0
0
200
BLH
1.2 Sosialisasi Pembangunan IPLT
Kab. Labura
200
0
0
0
0
200
200
0
0
0
200
BLH
1.3 Perencanaan Pembangunan DED IPLT
Kab. Labura
0
300
0
0
0
300
0
300
0
0
300
BLH
1.4 Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan IPLT
Kab. Labura
0
1000
0
0
0
1000
1000
0
0
0
1000
BLH
Kec Kualuh Selatan & Kec. Na IX-X
0
0
7000
0
0
7000
0
0
7000
0
7000
BLH
1 A
2016 s/d 2020
2 SUB SEKTOR AIR LIMBAH 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
1.5 Pembangunan IPLT 2.
3.
Program Pembangunan IPAL Komunal
Kab. Labura
2.1 Sosialisasi Pembangunan IPAL Komunal
Kab. Labura
250
0
0
0
0
250
250
0
0
0
250
BLH
2.2 Pembebasan Lahan
Kab. Labura
0
1000
0
0
0
1000
1000
0
0
0
1000
BLH
2.3 Perencanaan Jaringan Perpipaan
Kab. Labura
0
0
300
0
0
300
300
0
0
0
300
BLH
2.4 Pembangunan IPAL Komunal Lingkungan Permukiman
Kab. Labura
0
0
0
10.000
0
10.000
0
0
10.000
0
10.000
BLH
Kab. Labura
0
36
72
108
144
360
360
0
0
0
360
DPKP
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.1 Penyediaan jasa pelayanan THL/PNS daerah - 8 org THL petugas penyedotan
4.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
50
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4.1. Pengadaan kendaraan dinas operasional - Pengadaan 4 unit mobil tinja
Kab. Labura
0
600
660
726
798
2.784
2.124
0
0
670
2.784
DPKP
Kab. Labura
0
0
5
10
15
20
20
0
0
0
20
DPKP
Kab. Labura
380
0
0
0
0
380
380
0
0
0
380
Bag. Hukum
1.030
2.936
8.037
10.844
957
23.804
5.834
300
17.000
670
23.804
4.2. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas operasional - Perawatan 4 unit mobil tinja
5.
Program Legislasi Daerah 5.1 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Domestik
Jumlah Pembiayaan/Pendanaan Sub Sektor Air Limbah
Sumber : DPKP Kabupaten Labuhanbatu Utara
51
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
4.3
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan
Tabel 4.3 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH KOMPONEN PERSAMPAHAN TAHUN 2016 s/d 2020 Kabupaten : Labuhanbatu Utara Provinsi : Sumatera Utara Tahun : 2014 Indikasi Biaya NO
Program/Kegiatan (Output/Sub Output/Komponen)
Detail Lokasi (Kec, Desa, Kel/Kur)
Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah)
Juta Rupiah
Jumlah
APBD KAB
APBD PROV
APBN
Swasta / CSR
Jumlah (Juta Rupiah)
SKPD Penanggung Jawab Pelaksana
2016
2017
2018
2019
2020
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
450
0
0
544,5
0
994,5
994,5
0
0
0
994,5
Marbau
0
495
0
0
658,845
1.153,845
1.153,845
0
0
0
1.153,845
Aek Kuo
450
0
0
544,5
0
994,5
994,5
0
0
0
1.048,95
Aek Natas
0
495
0
0
658,845
1.153,845
1.153,845
0
0
0
1.153,845
Kualuh Selatan
0
495
0
0
658,845
1.153,845
1.153,845
0
0
0
1.153,845
Kualuh Hulu
0
0
544,5
0
0
544,5
544,5
0
0
0
544,5
Kualuh Hilir
140
154
169,4
186,34
204,974
854,714
85,4714
0
769,2426
0
854.714
Kualuh Leidong
140
154
169,4
186,34
204,974
854,714
85,4714
0
769,2426
0
854.714
1.3 Pengadaan Mesin Potong Rumput ( 90 Bh)
90 Desa/Kel
45
100
110
120
130
505
300
0
0
205
505
DPKP
1.4 Pengadaan Amroll Truck (25 Bh)
8 Kecamatan
280
375
400
425
450
1.930
1.555
0
0
375
1.930
DPKP
40
60
84
112
144
440
440
0
0
0
440
DPKP
120
150
200
250
300
1.020
102
0
918
0
1.020
1 B
2 SUB SEKTOR PERSAMPAHAN
1.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1.1 Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk ( 6 Unit)
3
NA IX-X
1.2 Pengadaan Betor Sampah
1.5 Pemeliharaan Kenderaan Dinas Operasional 1.6 Pengadaan Tong Sampah Plat (Double)
Kabupaten Labuhanbatu Utara Sekolah & Tempat Umum
19
DPKP
BLH (DAK)
BLH
47
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.
Pembangunan TPA Sanitary Landfill 2.1 Pembebasan Lahan 2.2 Pembuatan DED TPA Sanitary Landfill 2.3 Study Kelayakan
3
4
1.500
0
0
0
0
1.500
1.500
0
0
0
1.500
DPKP
0
300
0
0
0
300
300
0
0
0
300
DPKP
0
200
0
0
0
200
200
0
0
0
200
DPKP
2.4 Sosialisasi Pembangunan TPA Sanitary Landfill
Kab. Labura
0
0
200
0
0
200
200
0
0
0
200
DPKP
2.5 Pengadaan TPA Sanitary Landfill
Kec. K. Selatan, K Na IX-X,
0
0
12.000
14.000
16.000
42.000
0
0
42.000
0
42.000
DPKP
Pembangunan TPS 3R
8 Kecamatan
3.1 Pembebasan Lahan TPS 3R
Kab. Labura
1000
1000
2000
2000
2000
8000
8000
0
0
0
8000
DPKP
3.2 Penyusunan DED TPS 3R
Kab. Labura
300
300
600
600
600
2.400
2.400
0
0
0
2.400
DPKP
3.3 Study Kelayakan Pembangunan TPS 3R
Kab. Labura
200
200
400
400
400
1.600
1.600
0
0
0
1.600
DPKP
3.4 Sosialisasi Pembangunan TPS 3R
Kab. Labura
0
200
0
0
0
200
200
0
0
0
200
DPKP
3.5 Pembangunan TPS 3R
Kab. Labura
0
10.000
10.000
20.000
20.000
60.000
10.000
20.000
30.000
0
60.000
DPKP
0
0
300
0
0
300
300
0
0
0
300
DPKP
0
0
300
0
0
300
300
0
0
0
300
DPKP
380
0
0
0
0
380
380
0
0
0
380
DPKP
5.045
14.678
27.477, 3
39.368,68
42.410,483
128.979, 463
33.942,9778
20.000
74.456, 4852
580
128.979, 463
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur 4.1 Melaksanakan Pelatihan kepada Lembaga Pengelola TPA Sanitary Landfill 4.1 Melaksanakan Pelatihan kepada Lembaga Pengelola TPS 3R
5
Kec. K. Selatan, K Na IX-X, Kec. K. Selatan, K Na IX-X, Kec. K. Selatan, K Na IX-X,
Kab. Labura Kab. Labura
Program Legislasi Daerah Penyusuanan Perda tentang Pengelolaan Persampahan Jumlah Pembiayaan Sub Sektor Persampahan
Kab. Labura
Sumber : DPKP, BLH dan Dinas PU Kabupaten Labuhanbatu Utara
48
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan Tabel 4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH KOMPONEN DRAINASE TAHUN 2016 s/d 2020 Kabupaten : Labuhanbatu Utara Provinsi : Sumatera Utara Tahun : 2014
Indikasi Biaya (juta rupiah) NO
Program/Kegiatan (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah)
Detail Lokasi (Kec, Desa, Kel/Kur)
3
Jumlah
APBD KAB
APBD PROV
APBN
Swasta / CSR
Jumlah Keseluruh an (juta rupiah)
SKPD Penanggung Jwb
19
2016
2017
2018
2019
2020
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1000
1000
1500
1500
2000
7000
1000
2000
4000
0
7000
200
200
0
0
0
400
400
0
0
0
400
SUB SEKTOR DRAINASE Penyusunan Masterplan saluran drainase Pendataan saluran drainase
Kabupaten Labuhanbatu Utara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Pembangunan saluran drainase
Kabupaten Labuhanbatu Utara
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
100.000
20.000
30.000
40.000
10.000
100.000
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Kabupaten Labuhanbatu Utara
200
200
200
200
200
1000
1000
0
0
0
1000
Pemeliharaan rutin drainase
Kabupaten Labuhanbatu Utara
3000
4000
5000
6000
7000
25.000
25.000
0
0
0
25.000
Kegiatan Pembangunan jalan dan drainase lingkungan permukiman
Kabupaten Labuhanbatu Utara Kabupaten Labuhanbatu Utara
2000
3000
4000
5000
6000
20.000
5000
5000
10.000
0
20.000
16.400
23.400
30.700
37.700
45.200
153.400
52.400
37.000
54.000
10.000
153.400
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub Sektor Drainase
Dinas PU
Sumber : Dinas PU Kabupaten Labuhanbatu Utara
49
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4.5
Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tabel 4.5 : Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH PHBS TERKAIT SANITASI TAHUN 2016 s/d 2020 Kabupaten : Labuhanbatu Utara Provinsi : Sumatera Utara Tahun : 2014 Indikasi Biaya (juta rupiah) NO
Program/Kegiatan (Output/Sub Output/Komponen)
1
Indikasi Sumber Pembiayaan (Juta Rupiah)
Detail Lokasi (Kec, Desa, Kel/Kur)
2
3
Jumlah
APBD KAB
APBD PROV
APBN
Swasta/ CSR
Jumlah Keseluruh an (juta rupiah)
SKPD Penanggu ng Jwb
2016
2017
2018
2019
2020
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
SUB SEKTOR PHBS 1.
Pemutaran Film (Pesan-pesan Kesehatan)
(90 Desa/kel)
90
90
90
90
90
450
450
0
0
0
90
KPP-KB
2.
Penyuluhan PHBS di Sekolah (gerakan cuci tangan pakai sabun)
100 sekolah
200
200
200
200
200
1000
1000
0
0
0
1000
Dinkes
3.
Pengadaan Tempat Cuci Tangan (wastafell)
100 Sekolah
300
300
300
300
300
1.500
750
0
0
750
1.500
Dinkes
4
Senam Kesehatan Jasmani di Kecamatan2
8 Kecamatan
240
270
300
330
360
1.500
1.500
0
0
0
1.500
Kecamatn
5
Pelatihan Kader Poskesdes
Kab. Labura
200
200
200
200
200
1.000
1.000
0
0
0
1.000
Dinkes
6
Pemeriksaan Kwalitas Air
Sampel
50
50
50
50
50
250
0
250
0
0
250
Dinkes
7
Kegiatan Foging Nyamuk
50 Kel/Desa
100
100
100
100
100
500
0
0
500
0
500
Dinkes
8
Bimtek klinik sanitasi
Puskesmas
120
120
120
120
120
600
600
0
0
0
600
Dinkes
Kec.Kualuh Hilir
350
385
400
450
500
2.085
208,5
0
1.876,5
0
2.085
Dinas PU
350
385
400
450
500
2.085
208,5
0
1.876,5
0
2.085
Dinas PU
700
770
800
900
1000
4.170
417
0
3.753
0
4.170
Dinas PU
9
Pengadaan MCK Umum
Kec.Kualuh Leidong Sekolah/sarana Ibadah
50
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 10
Pembangunan IPAL Sakit/Puskesmas
Komunal
d
Rumah
Rumah Sakit dan Puskesmas di Labura
Jumlah Pembiayaan/Pendanaan Sub Sektor PHBS
0
1.600
2.400
3.200
4000
11.200
1.600
2.400
7.200
0
11.200
2.700
4.470
5.360
6.390
3.420
26.340
6.134
2.650
15.206
750
26.340
Sumber : Dinas PU Kabupaten Labuhanbatu Utara
51
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
BAB V STRATEGI MONEV 5.1
Gambaran Umum Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Tujuan pembangunan sanitasi kabupaten telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Labuhanbatu Utara dan dinyatakan dalam sebuah dokumen Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK). Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten juga mencantumkan target-target pembangunan sanitasi subsektor air limbah, persampahan, drainase dan aspek perilaku hidup bersih dan sehat. Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan telah disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi kota. Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumberdaya baik keuangan maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten juga perlu dilakukan untuk mengetahui hamabatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses dikemudian hari. Pemantauan dan evaluasi Strategi Sanitasi Kabupaten akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian subsektor sanitasi dan aspek perilaku hidup bersih dan sehat. Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk : 1.
Memverifikasi tingkat efektivitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan,
2.
Mengindentifikasi capaian dan kelemahan,
3.
menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan pencapaian.
52
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Sedangkan evaluasi evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan dan manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi. Hasil pematauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan: 1.
Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati.
2.
Bentuk usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi.
3.
Kelembagaan untuk pemantauan dan evaluasi sanitasi.
5.2
Pemantauan Strategi Sanitasi Kabupaten Bentuk kegiatan dari pemantauan strategi sanitasi kabupaten antara lain:
1.
Pemantauan capaian pelaksanaan kegiatan adalah untuk menilai tingkat investasi dan keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan (rencana tindak) Strategi Sanitasi Kabupaten maupun kegiatan-kegiatan diluar usulan Strategi Sanitasi Kabupaten yang dilaksanakan oleh SKPD.
2.
Pemantauan capaian strategis adalah untuk menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan.
3.
Pemantauan perencanaan dan pengambilan keputusan adalah untuk menilai tingkat kepedulian pengambilan keputusan terhadap rekomendasi program dan kegiatan usulan Strategi Sanitasi Kabupaten. Hal ini dilakukan dengan melihat jumlah usulan kegiatan Strategi Sanitasi Kabupaten yang diakomodasi sebagai kegiatan SKPD dalam tahun perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten.
53
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 5.3
Pendokumentasian Pendekatan untuk dokumentasi data dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Pembagian peran dan tanggungjawab dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan kedudukan institusi formal dan informal. Institusi formal adalah SKPD pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan masing-masing SKPD. Sedangkan institusi informal adalah institusi yang melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi diluar SKPD dalam hal ini Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bertanggung jawab atas koordinasi kegiatan monitoring dan evaluasi kemajuan sanitasi. Tugas khusus pokja sanitasi yang terkait monev adalah: Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan pemantauan capaian kegiatan, capaian strategis dan perencanaan dan pengambilan keputusan. Koordinasi untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang diusulkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten dapat diimplementasikan dan dipantau dengan menggunakan instrumen yang tepat untuk memantau pencapaian sasaran, visi dan tujuan. Tugas ini memerlukan dua kegiatan penting monitoring yakni: 1.
Pemantauan proses perencanaan, untuk memastikan bahwa proses perencanaan sanitasi sudah berjalan efektif dalam mencapai sasaran.
2.
Pemantauan pelaksanaan kegiatan dan keluaran yang dihasilkan serta aspek strategisnya.
5.4
Evaluasi Strategi Sanitasi Evaluasi dilakukan untuk menemukan penyebab munculnya deviasi antara rencana tercantum dalam Strategi Sanitasi Kabupaten dengan realisasi capaian.
Untuk eveluasi pelaksanaan kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten dengan jumlah kegiatan yang diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari perbandingan jumlah investasi dan keluaran kegiatan.
54
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Evaluasi capaian strategi dapat dilihat dari deviasi target dengan capaian sasaran subsektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian strategis menggunakan data dari kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis pemerintah kabupaten. Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar pemerintah kabupaten yaitu swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, survei sanitasi seluruh kabupaten perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan minimal setiap dua tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari dilaksanakanya kegiatan, perlu dilakukan tersendiri dalam jangka waktu yang lebih panjang (5 tahunan).
5.5
Pelaporan Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi menyampaian 3 hal yaitu:
1.
Deviasi capaian pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten terhadap rencannya.
2.
Potensi penyebab deviasi
3.
rekomendasi Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi akan disampaiakn kepada elemen pemerintahan Kabupaten yaitu Bupati, Tim Pengawas, Tim Pengarah/Kepala
SKPD dan juga ketua DPRD. Pelaporan juga disampaikan kepada pihak swasta yaitu BUMN/BUMD dan pelaku bisnis. Pelaporan kepada masyarakat disampaikan kepada ulama, forum kota, perguruan tinggi atau masyarakat langsung. Pelaporan diberikan dalam bentuk audensi dan forum selain laporan tertulis. Media yang digunakan untuk pelaporan adalah presentasi dan sosialisasi melalui media cetak dan elektronik. Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan serta perencanaan dan pengambilan keputusan wajib disampaian kepada ketua tim pengarah dan Bupati saat kegiatan pematauan pelaksanaan kegiatan telah selesai dilaksanakan. Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan capaian strategis dilaksanakan setiap tahun di bulan Januari/Februari setelah dilaksanakannya usulan kegiatan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten. Pelaporan capaian strategis tahunan
55
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 ini hanya melaporkan tingkat kontribusi program dan kegiatan pemerintah kabupaten dalam mewujudkan tercapaian target strategis atau yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran subsektor sanitasi. Hasil survei tingkat kabupaten juga perlu disampaikan dalam pelaporan pemantauan capaian strategis. Untuk lebih jelas mengenai dapat dilihat pada Tabel 5.1 Matriks Monev Implementasi dan Tabel 5.2 Mekanisme Monev Implementasi Strategi Sanitasi Kabupaten.
56
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Tabel 5.1 : Matriks Monev Implementasi AIR LIMBAH DOMESTIK Tujuan : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan Data Dasar Sasaran
Indikator Nilai
Sumber & Tahun
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Target Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Berkurangnya praktek BABS dari 60,3 % menjadi 0 % pada tahun 2020)
Masyarakat tidak BABS pada tahun 2020
31.515 KK
Hasil Analisa Pokja
47.868 KK
5.01%
-
17.8%
-
2.3%
-
77.22%
-
-
-
Meningkatkan cakupan pelayanan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septic maupun secara komunal dari cakupan pelayanan sebesar 33% menjadi 77 %
Masyarakat melakukan praktik sedot tangki septik pada tahun 2020
26.196 KK
Hasil Study EHRA Dinkes Labura Tahun 2014
57.949 KK
-
-
20.1%
-
23.3%
-
26.7%
-
30.25%
-
Meningkatkan kinerja layanan pengelolaan air limbah melalui
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki
0 (nol) BLH Kab. dokumen Labura Tahun
Satu dokumen
100%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
57
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 penyusunan perda pengelolaan air limbah
perda tentang pengelolaan air limbah pada tahun 2020
Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik
Pembangunan sarana air limbah tepat sasaran sesuai study kelayakan yang dilakukan pemerintah
2014
BLH Kab. Labura Tahun 2014
Rp. 0
Rp.23.424.
-
-
50%
-
50%
-
-
-
-
-
000.000
PERSAMPAHAN Tujuan : Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pengelolaan persampahan Data Dasar Sasaran
Indikator Nilai
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan persampahan guna mengurangi jumlah timbulan sampah
Jumlah kawasan pelayanan Persampahan meningkat
14.384 KK
Sumber & Tahun DPKP Kab. Labura Tahun 2014
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Target
64.997 KK
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
48.7%
-
25.6%
-
25.6%
-
-
-
-
-
58
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dari 20,7 % menjadi 90 %
Jumlah kawasan pelayanan Persampahan meningkat
16.432 KK
DPKP Kab. Labura Tahun 2014
71.444 KK
3.5%
-
11,08%
-
20.82%
-
31%
-
33.4%
-
Mengurangi jumlah timbulan sampah melalui sistem 3R
Timbulan sampah sampah berkurang
21.036 KK
DPKP Kab. Labura Tahun 2014
58.345 KK
-
-
-
-
100%
-
-
-
-
-
Meningkatkan efektivitas layanan pengelolaan persampahan
kinerja pelayanan persampahan naik menjadi 100% pada tahun 2020
Rp 7.156.
DPKP Kab. Labura 2014
Rp. 127.599.
11.11%
-
22.22%
-
22.22%
-
22.22%
-
22.22%
-
445.200
463.000
DRAINASE PERKOTAAN Tujuan : Mengurangi genangan air di wilayah permukiman sampai dengan 100% Data Dasar Sasaran
Indikator Nilai
Terpeliharanya saluran drainase dan bebas genangan
Terciptanya saluran drainase yang baik dan bersih
87.448 Meter
Sumber & Tahun Dinas PU Kab. Labura 2014
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Target
1.002.056 Meter
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
16.6%
-
16.6%
-
20.2%
-
20.2%
-
26.2%
-
59
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Terwujudnya kawasan permukiman yang bebas dari genangan dengan meningkatkan cakupan pelayanan drainase lingkungan
Kawasan permukiman yang bebas genangan
34.114 Ha
Dinas PU Kab. Labura Tahun 2014
17.729 Ha
10.34%
-
15.17%
-
20%
-
24.8%
-
29.65%
-
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Tujuan : Meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Data Dasar Sasaran
Indikator Nilai
Sumber & Tahun
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Target Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kebersihan lingkungan melalui penyuluhan
18.258 KK
Dinkes Kab. Labura Tahun 2014
61.125 KK
17.8%
-
18.95%
-
19.55%
-
21.07%
-
22.6%
-
Perbaikan kondisi sanitasi yang buruk
Peningkatan kesehatan masyarakat
2 unit
Dinkes Kab. Labura
16 Unit
-
-
11.3%
-
21.4%
-
28.6%
-
35.7%
-
60
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Tabel 5.2 : Mekanisme Monev Implementasi SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten) AIR LIMBAH DOMESTIK Penanggung jawab Objek Pemantauan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
Pelaporan Pengolahan data / pemantau
Waktu Pelaksanaan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi Hard Copy dan Soft Copy
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Study Kelayakan Pembangunan IPLT
BLH
BLH
-
2016
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Sosialisasi Pembangunan IPLT
BLH
BLH
-
2016
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Perencanaan Pembangunan DED IPLT
BLH
BLH
-
2017
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan IPLT
BLH
BLH
-
2017
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Pembangunan IPLT
BLH
BLH
BLH
2018
BLH
Hard Copy dan Soft Copy Hard Copy dan Soft Copy
Program Pembangunan IPAL Komunal Sosialisasi Pembangunan IPAL Komunal
BLH
BLH
-
2016
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Pembebasan Lahan
BLH
BLH
-
2017
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Perencanaan Jaringan Perpipaan
BLH
BLH
-
2018
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
Pembangunan IPAL Komunal
BLH
BLH
BLH
2019
BLH
Hard Copy dan Soft Copy
61
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Hard Copy dan Soft Copy
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 8 org THL petugas penyedotan
DPKP
DPKP
-
2017 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy Hard Copy dan Soft Copy
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadaan 4 unit mobil tinja
DPKP
DPKP
-
2017 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Perawatan 4 unit mobil tinja
DPKP
DPKP
-
2017 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
PERSAMPAHAN Penanggung jawab Objek Pemantauan
Pelaporan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
Pengolahan data / pemantau
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Na IX-X)
DPKP
DPKP
DPKP
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Marbau)
DPKP
DPKP
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Aek Kuo)
DPKP
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Aek Natas)
Waktu Pelaksanaan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
2016 dan 2019
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
DPKP
2017 dan 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
DPKP
DPKP
2016 dan 2019
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
DPKP
DPKP
DPKP
2017 dan 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Kualuh Selatan)
DPKP
DPKP
DPKP
2017 dan 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional Dump Truk (Kec. Kualuh Hulu)
DPKP
DPKP
DPKP
2018
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
62
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Pengadaan Betor Sampah (Kec. Kualuh Hilir)
BLH (DAK)
BLH (DAK)
DPKP
2016 – 2020
BLH (DAK)
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Betor Sampah (Kec. Kualuh Leidong)
BLH (DAK)
BLH (DAK)
DPKP
2016 – 2020
BLH (DAK)
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Mesin Potong Rumput ( 90 Bh)
DPKP
DPKP
DPKP
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Amroll Truck (25 Bh)
DPKP
DPKP
DPKP
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pemeliharaan Kenderaan Dinas Operasional
DPKP
DPKP
DPKP
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan Tong Sampah Plat (Double)
DPKP
DPKP
-
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pembebasan Lahan
DPKP
DPKP
-
2016
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pembuatan DED TPA Sanitary Landfill
DPKP
DPKP
-
2017
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Study Kelayakan
DPKP
DPKP
-
2017
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan TPA Sanitary Landfill
DPKP
DPKP
DPKP
2018 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pembebasan Lahan TPS 3R
DPKP
DPKP
-
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Penyusunan DED TPS 3R
DPKP
DPKP
-
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Study Kelayakan Pembangunan TPS 3R
DPKP
DPKP
-
2016 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Pembangunan TPS 3R
DPKP
DPKP
DPKP
2017 – 2020
DPKP
Hard Copy dan Soft Copy
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Pembangunan TPS 3R
DRAINASE PERKOTAAN
63
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Penanggung jawab Objek Pemantauan
Pelaporan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
Pengolahan data / pemantau
Perencanaan pembangunan saluran drainase
PU
PU
-
Pembangunan saluran drainase
PU
PU
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
PU
Pemeliharaan rutin drainase
Kegiatan Pembangunan jalan dan drainase lingkungan permukiman
Waktu Pelaksanaan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
-
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
PU
-
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
PU
PU
-
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
PU
PU
PU
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Objek Pemantauan Objek Pemantauan
Pelaporan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
Pengolahan data / pemantau
KPP-KB
KPP-KB
-
Penyuluhan PHBS di Sekolah (gerakan cuci tangan pakai sabun)
Dinkes
Dinkes
Pengadaan Tempat Cuci Tangan (wastafell)
Dinkes
Senam Kesehatan Jasmani Pelatihan Kader Poskesdes
Pemutaran Film (Pesan-pesan Kesehatan)
Objek Pemantauan
Penanggung jawab utama
Pengumpulan data dan dokumentasi
2016 – 2020
KPP-KB
Hard Copy dan Soft Copy
-
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
Dinkes
Dinkes
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
Kecamatan
Kecamatan
-
2016 – 2020
Kecamatan
Hard Copy dan Soft Copy
Dinkes
Dinkes
-
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
64
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Pemeriksaan Kwalitas Air
Dinkes
Dinkes
-
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
Kegiatan Foging Nyamuk
Dinkes
Dinkes
-
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
Bimtek klinik sanitasi
Dinkes
Dinkes
-
2016 – 2020
Dinkes
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan MCK Umum Kec. Kualuh Hilir
PU
PU
PU
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan MCK Umum Kec. Kualuh Leidong
PU
PU
PU
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
Pengadaan MCK Umum sekolah/sarana umum
PU
PU
PU
2016 – 2020
PU
Hard Copy dan Soft Copy
65
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
HASIL ANALISIS SWOT Sub Sektor : PHBS No.
Faktor Internal
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 Aspek Kelembagaan Adanya program upaya kesehatan berbasis 1.1 masyarakat yang didukung oleh kader PHBS 2 Aspek Keuangan Adanya dukungan dari APBD kabupaten kepada dinas kesehatan 2.1 dalam upaya sosialisasi dan implementasi program dan kegiatan PHBS Aspek Teknis 3 Operasional 3.1 Tersedianya sarana dan prasarana dalam mendukung PHBS ( Puskesmas, Pustu) 3.2 ADA SKPD Yang Jelas aspek PHBS
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
√
4.00
√
4.00
4.00 √
√
3.00
66
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4 4.1 5 5.1
Aspek Komunikasi Adanya media komunikasi yang bisa digunakan dalam sosialisasi SDM Adanya Sdm yang mendukung aspek PHBS
2.00
√
√ 2.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
1.1
1.2
2
17.00
Aspek Kelembagaan
Belum adanya kebijakan yang dapat memayungi masyarakat dalam meningkatkan kesadarannya untuk berperan serta dalam penyediaan sarana sanitasi dan pelaksanaan PHBS Belum ada koordinasi pada saat penyusunan rencana kegiatan diantara instansi dan lintas program terkait
√
3.00
√
3.00
Aspek Keuangan
67
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.1
2.2
3 3.1 3.2 4 4.1 5
5.1
Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota tim anggaran pemerintah daerah Aspek Teknis Operasional sarana untuk PHBS yang ada kurang dipelihara dengan baik Sarana untuk PHBS masih kurang Aspek Komunikasi Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi kurang menarik SDM
Belum adanya tenaga fasilitator dan tenaga pemicu yg kompeten ditingkat kelurahan/desa
JUMLAH NILAI KELEMAHAN SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
√
3.00
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
3.00
20.00 -3.00
68
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
No.
Faktor Eksternal
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
1.1
1.2 2 2.1 2.2 3
3.1
3.2
Aspek Kelembagaan Adanya dukungan dari kelembagaan informal di masyarakat (PKK, Pengajian, Pos Yandu) sebagai sarana sosialisasi sanitasi Tersedia lembaga di provinsi/pusat dalam pengelolaan Air Limbah Aspek Keuangan Adanya peluang pendanaan dari APBN maupun APBD Provinsi Adanya program kerjasama dengan pihak swasta (CSR) Aspek Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya PHBS Adanya media massa milik swasta yang bisa digunakan untuk promosi
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
69
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4 4.1 5
5.1
6 6.1 7 7.1
Aspek Teknis Operasional Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Adanya partisipasi aktif dari lembaga formal, informal, masyarakat dalam mendukung PHBS Aspek Sosial Budaya Demografi dan LH -
√
JUMLAH NILAI PELUANG ANCAMAN (THREATS) 1 1.1 2
2.1
3 3.1
3.00
21.00
Aspek Kelembagaan Aspek Keuangan Sudah ada beberapa program CSR dari perusahaan namun belum terkordinasi dengn baik khususnya dalam sektor sanitasi Aspek Komunikasi Belum optimalnya perluasan, jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok
√
2.00
√
2.00
70
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 sasaran (media massa, sekolah, universitas, kelompok keagamaan, posyandu)
3.2
3.3
4 4.1 5
5.1
5.2
6
Media pengembangan untuk promosi PHBS masih sangat kurang dan belum dikemas secara menarik Belum terbangun sistem informasi sanitasi kota untuk pemangku kepentingan (stakeholdrs) Aspek Teknis Operasional Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender
√
2.00
√
2.00
Masyarakat belum memiliki motivator yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pelaksanaan PHBS Kesadaran masyarakat untuk indikator sanitasi sangat sulit dicapai (BABS, buang sampah sembarangan, CTPS, dll) Aspek Sosial Budaya
√
√
3.00
2.00
71
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 6.1
7
7.1
Kebiasaan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai membuang sampah dan BABS di sungai Demografi dan LH
2.00
√
Masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan PHBS (77%) masyarakat yang belum berperilaku PHBS)
√
3.00
18.00 3.00
JUMLAH NILAI ANCAMAN SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
Sub Sektor : Air Limbah No.
Faktor Internal
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 1.1 1.2 2
Aspek Kelembagaan Adanya dokumen perencanaan (RPJMD,Renstra dll) Adanya Dokumen Perda tentang RTRW
√
4.00
√
4.00
Aspek Keuangan
72
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.1 2.2 3 3.1 4
4.1 5 5.1
Adanya dana APBD untuk air limbah domestik yang bisa dialokasikan Pendapatan retribusi dari sedot tinja masih bisa dikembangkan Aspek Teknis Operasional ADA SKPD Yang Jelas dalam Pengelolaan Air Limbah
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
Aspek Komunikasi Adanya media komunikasi yang bisa digunakan dalam sosialisasi SDM Adanya Sdm yang mendukung pengelolaan Air Limbah
√ 3.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 1.1
1.2
1.3
23.00
Aspek Kelembagaan Belum Adanya PERDA Air Limbah domestik Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam menangani permasalahan air limbah Kurang sosialisasi kepada masyarakat dari lembaga terkait
√
4.00
√
3.00
√
3.00
73
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
1.4
1.5
2
2.1
2.2
2.3
2.4 3. 3.1 3.2
Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yang terkait dalam pengelolaan air limbah domestik Dukungan SKPD terkait sanitasi masih rendah terhadap pembangunan sanitasi kabupaten dalam bentuk dana operasional, program, perangkat kerja, dll
√
2.00
√
2.00
Aspek Keuangan Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal Belum masuknya aspek sanitasi dalam dokumen perencanan kota Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota tim anggaran pemerintah daerah Retribusi Pengelolaan Air Limbah Tidak Ada Aspek Teknis Operasional Tidak ada truck penyedot tinja Tidak ada Sarana dan Prasarana Air Limbah (IPAL dan IPLT)
√
3.00
√
3.00
2.00
√
√
3.00
√
3.00
√
3.00
74
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4.
Aspek Komunikasi
4.1
Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi kurang menarik
5 4.1
3.00
√
SDM Kapasitas SDM pengelolaan Air Limbah masih kurang
2.00
√
35.00 12.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN No.
Skor
Faktor Eksternal 1.00
2.00
Angka 3.00
4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
1.1
1.2 2 2.1 2.2
Aspek Kelembagaan Adanya dukungan dari kelembagaan informal di masyarakat (PKK, Pengajian, Pos Yandu) sebagai sarana sosialisasi sanitasi Tersedia lembaga di provinsi/pusat dalam pengelolaan Air Limbah
√ 3.00 2.00
√
Aspek Keuangan Adanya peluang pendanaan dari APBN maupun APBD Provinsi Adanya program kerjasama dengan pihak swasta (CSR)
√
3.00
√
3.00
75
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 3.
3.1
3.2 4.
Aspek Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya sanitasi Adanya media massa milik swasta yang bisa digunakan untuk promosi Aspek Teknis Operasional
√
3.00
√
3.00
√
3.00
4.1 5
5.1
5.2
6
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam layanan sanitasi seperti pemanfaatan limbah hewan Perempuan diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan dan pengambilan keputusan dalam pengadaan sarana sanitasi di rumah tangga
2.00
√
Aspek Sosial Budaya Adanya perilaku gotong royong oleh masyarakat
6.1
7.
√
3.00
Demografi dan LH
76
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 7.1
Kepadatan penduduk masih rendah
√
JUMLAH NILAI PELUANG
2.00 27.00
ANCAMAN (THREATS) 1.
Aspek Kelembagaan
2
Aspek Keuangan
2.1
2.2
Penggalian pendanaan masyarakat belum optimal Sudah ada beberapa program CSR dari perusahaan namun belum terkordinasi dengn baik khususnya dalam sektor sanitasi
2.3
Belum adanya sektor swasta untuk melakukan investasi
3.
Aspek Komunikasi
3.1
3.2
Belum optimalnya perluasan, jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, kelompok keagamaan, posyandu) Belum terbangun sistem informasi sanitasi kota untuk pemangku kepentingan (stakeholdrs)
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
2.00
77
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4 4.1
4.2
5.
5.1
5.2
6
Aspek Teknis Operasional Masih banyak tangki septik masyarakat yang tidak aman (tidak pernah dikuras) Permintaan warga dalam pelayanan sedot tinja untuk pengurasan tanki septic masih rendah Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Masih banyak masyarakat yang membuang limbah domestik ke saluran drainase Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana air limbah domestik yang telah terbangun
4.00
3.00
√
√
4.00
3.00
√
Aspek Sosial Budaya
6.1
Praktek BABs masih tinggi
6.2
Kurangnya tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan limbah domestik dan bahayanya bagi lingkungan
7
√
√
√
4.00
2.00
Demografi dan LH
78
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 7.1
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi (air limbah)
2.00
√
JUMLAH NILAI ANCAMAN
35.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-8.00
Sub Sektor : Drainase No.
Faktor Internal
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 Aspek Kelembagaan Adanya dokumen 1.1 perencanaan (RPJMD,Renstra dll) Adanya Dokumen Perda 1.2 tentang RTRW 2 Aspek Keuangan Pendanaan APBD yang 2.1 cukup besar di sektor drainase Aspek Teknis 3 Operasional ADA SKPD Yang Jelas 3.1 dalam Pengelolaan draianse 4 Aspek Komunikasi Adanya media komunikasi yang bisa digunakan dalam 4.1 sosialisasi 5 SDM
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
√
4.00
√
4.00
√
4.00
√
3.00
√
3.00
79
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 5.1
Adanya Sdm yang mendukung pengelolaan drainase
√ 2.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
20.00
Aspek Kelembagaan Belum adanya dokumen rencana dan strategi pembangunan sistem drainase kota/permukiman Kurangnya kordinasi dan kerjasama antar instansi terkait sistem darinase kota/permukiman Belum adanya Perda yang mengatur pengelolaan drainase lingkungan Dukungan SKPD terkait sanitasi masih rendah terhadap pembangunan sanitasi kabupaten dalam bentuk dana operasional, program, perangkat kerja, dll Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yang terkait dalam pengelolaan drainase lingkungan
√
2.00
√
2.00
√
3.00
√
1.00
√
1.00
80
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1.6 2 2.1 3 3.1 4
4.1
5 5.1
Kurangnya kegiatan sosialisasi dan informasi tentang fungsi darinase Aspek Keuangan Pendanaan sanitasi untuk sektor drainase masih banyak yang belum tepat sasaran Aspek Teknis Operasional Pemeliharaan saluran darinase lingkungan yang masih terbatas Aspek Komunikasi Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi kurang menarik
√
3.00
√
2.00
3.00
√
SDM Kapasitas SDM pengelolaan drainase masih kurang
√
2.00
√
2.00
21.00 -1.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
No.
Faktor Eksternal
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
PELUANG (OPPORTUNITIES)
81
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1
1.1
1.2 2 2.1 2.2 3
3.1
3.2 4 4.1 5 5.1 6
Aspek Kelembagaan Adanya dukungan dari kelembagaan informal di masyarakat (PKK, Pengajian, Pos Yandu) sebagai sarana sosialisasi sanitasi Tersedia lembaga di provinsi/pusat dalam pengelolaan Air Limbah Aspek Keuangan Adanya peluang pendanaan dari APBN maupun APBD Provinsi Adanya program kerjasama dengan pihak swasta (CSR) Aspek Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya saniatsi Adanya media massa milik swasta yang bisa digunakan untuk promosi Aspek Teknis Operasional Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Aspek Sosial Budaya
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
2.00
√
2.00
82
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 6.1 7 7.1 JUMLAH NILAI PELUANG ANCAMAN (THREATS) 1 1.1 2
2.1
3
3.1
3.2
4 4.1
Adanya perilaku gotong royong oleh masyarakat Demografi dan LH -
2.00
√
18.00
Aspek Kelembagaan Aspek Keuangan Sudah ada beberapa program CSR dari perusahaan namun belum terkordinasi dengn baik khususnya dalam sektor sanitasi Aspek Komunikasi Belum optimalnya perluasan, jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, kelompok keagamaan, posyandu) Belum terbangun sistem informasi sanitasi kota untuk pemangku kepentingan (stakeholdrs) Aspek Teknis Operasional Masih ada terjadinya genangan air pada saat hujan di permukiman
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
3.00
83
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 penduduk
4.2
5
5.1
6
6.1
7
7.1
di alur drainase lingkungan kota terjadi sedimentasi oleh lumpur Di beberapa saluran drainase lingkungan kota dijadikan tempat pembuangan sampah Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Kurang dilibatkannya masyarakat dan swasta dalam perencanaan dan pembangunan sistem drainase kota Aspek Sosial Budaya Kebiasaan masyarakat yang membuang limbah domestik ke saluran drainase
Demografi dan LH Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara sarana drainase yang telah ada sehingga banyak saluaran yang tidak terawat
√
3.00
√
3.00
2.00
√
√
3.00
√
2.00
84
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 7.2
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi lingkungan 22.00 -4.00
JUMLAH NILAI ANCAMAN SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
Sub Sektor : Persampahan No.
Faktor Internal
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 Aspek Kelembagaan 1.1 Sudah ada Perda tentang Retribusi layanan persampahan /kebersihan Perda No . 29 tahun 2011 2 Aspek Keuangan Adanya dana APBD 2.1 untuk persampahan yang bisa dialokasikan Pendapatan retribusi dari persampahan 2.2 masih bisa dikembangkan Tersedianya sumber sumber pendanaan potensial alternatif 2.3 (pendanaan berbasis masyarakat) yang berpotensi memfasilitasi dalam mengakses
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
√
Angka
4.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
85
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 pendanaan terkait pembangunan sarana air limbah domestik sederhana
3 3.1 4
4.1 5 5.1
Aspek Teknis Operasional ADA SKPD Yang Jelas dalam Pengelolaan Persampahan Aspek Komunikasi Adanya media komunikasi yang bisa digunakan dalam sosialisasi SDM Adanya Sdm yang mendukung pengelolaan persampahan
√
3.00
√
3.00
√ 3.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
1.1
1.2
22.00
Aspek Kelembagaan belum tersedianya dokumen rencana dan strategi pengelolaan persampahan termasuk kelembagaan dan pengaturannya pembangunan pengelolaan
√
3.00
√
3.00
86
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
1.3
1.4
1.5
2 2.1
2.2
2.3
3
persampahan belum menjadi prioritas daerah Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk database persampahan Dukungan SKPD terkait sanitasi masih rendah terhadap pembangunan sanitasi kabupaten dalam bentuk dana operasional, program, perangkat kerja, dll Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yang terkait dalam pengelolaan persampahan Aspek Keuangan Belum efektifnya pola pemungutan retribusi sampah yang berjalan selama ini Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota tim anggaran pemerintah daerah Aspek Teknis
√
3.00
√
2.00
√
2.00
√
√
√
2.00
√
3.00
2.00
87
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
3.1 3.2 3.3 3.4 4 4.1 5 5.1
Operasional sarana pengelolaan sampah yang ada kurang dipelihara dengan baik TPA yang masih status pinjam pakai Armada pengangkutan sampah masih kurang Terbatasnya fasilitas pengumpulan sampah (TPS, Kontainer,dan transper depo Aspek Komunikasi Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi kurang menarik SDM Kapasitas SDM pengelolaan persampahan masih kurang
2.00
√
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
2.00
√
2.00
35.00 13.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
No.
Faktor Eksternal
1.00
Skor 2.00 3.00
4.00
Angka
PELUANG (OPPORTUNITIES)
88
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1
1.1
1.2
Aspek Kelembagaan Adanya dukungan dari kelembagaan informal di masyarakat (PKK, Pengajian, Pos Yandu) sebagai sarana sosialisasi sanitasi Tersedia lembaga di provinsi/pusat dalam pengelolaan Air Limbah
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
1.3 1.4 2 2.1 2.2
Aspek Keuangan Adanya peluang pendanaan dari APBN maupun APBD Provinsi Adanya program kerjasama dengan pihak swasta (CSR)
2.3 2.4 3
3.1
3.2
4
Aspek Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya saniatsi Adanya media massa milik swasta yang bisa digunakan untuk promosi
√
2.00
√
2.00
Aspek Teknis
89
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Operasional 4.1 4.2 4.3
5
5.1
5.2
5.3
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam layanan sanitasi seperti pengepul dan pengolah sampah Sudah ada inisiatif masyarakat untuk pemasaran daur ulang sampah walaupun masih terbatas Partisipasi masyarakat dalam pengumpulan sampah dari rumah tangga ke TPS sudah berjalan di beberapa tempat
√
2.00
√
2.00
√
2.00
5.4 6 6.1
Aspek Sosial Budaya Adanya perilaku gotong royong oleh masyarakat
√
3.00
6.2 7 7.1
Demografi dan LH
90
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 JUMLAH NILAI PELUANG
ANCAMAN (THREATS) 1 1.1
2 2.1
2.2
3
3.1
3.2
25.00
Aspek Kelembagaan
Aspek Keuangan Kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi masih rendah Sudah ada beberapa program CSR dari perusahaan namun belum terkordinasi dengn baik khususnya dalam sektor sanitasi Aspek Komunikasi Belum optimalnya perluasan, jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, kelompok keagamaan, posyandu) Belum terbangun sistem informasi sanitasi kota untuk pemangku kepentingan (stakeholdrs)
√
2.00
√
2.00
√
2.00
√
2.00
91
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4 4.1
4.2 4.3 5
5.1
5.2
5.3 6
6.1
6.2
Aspek Teknis Operasional Masih ada masyarakat yang belum terjangkau layanan persampahan Terbatasnya fasilitas pengumpulan sampah (TPS, Kontainer,dan transper depo Keterbatasan armada pengangkutan sampah Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Kesadaran masyarakat masih kurang dalam pengelolaan sampah Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke saluran drainase Peran swasta masih terbatas untuk pengelolaan persampahan Aspek Sosial Budaya Kebiasaan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai membuang sampah di sungai Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan
2.00
√
√
3.00
√
3.00
√
3.00
√
3.00
1.00
√
√
√
3.00
1.00
92
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
7 7.1
7.2
7.3
Demografi dan LH semakin tingginya timbunan sampah seiring peningkatan jumlah penduduk Masih banyak masyarakat yang membuang sampah dengan cara dibakar Minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi lingkungan
JUMLAH NILAI ANCAMAN SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
√ 2.00 √
3.00
√ 1.00 31.00 -6.00
93
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
Posisi Pengelolaan Sanitasi 1. Subsektor air limbah Hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal subsektor air limbah diperoleh hasil total nilai kekuatan: 23, total nilai kelemahan: 35 sehingga posisinya adalah -12. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal subsektor air limbah diperoleh hasil total nilai peluang: 27 , total nilai ancaman: 35 sehingga posisinya adalah -8. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor air limbah pada kuadran sebagai berikut:
94
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Lingkungan Kuat (+)
-12
Internal lemah (-)
Berputar
Internal Kuat (+)
-8
Lingkungan tidak/kurang mendukung (-)
95
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2. Subsektor persampahan Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor internal subsektor persampahan diperoleh hasil total nilai kekuatan: 22, total nilai kelemahan: 35 sehingga posisinya adalah -13. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal subsektor persampahan diperoleh hasil total nilai peluang: 22, total nilai ancaman: 31 sehingga posisinya adalah -6. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor persampahan pada kuadran sebagai berikut :
96
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Lingkungan mendukung (+)
Internal lemah (-)
Internal Kuat (+)
-13
-6 Berputar
Lingkungan tidak/kurang mendukung (-) 97
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 3. Subsektor drainase Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor internal subsektor drainase diperolehhasil total nilai kekuatan: 20, total nilai kelemahan: 21, sehingga posisinya adalah: - 1. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal subsektor drainase diperoleh hasil total nilai peluang: 18, total nilai ancaman: 21, sehingga posisinya adalah - 3. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor drainase pada kuadran sebagai berikut:
98
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Lingkungan mendukung (+)
-5
Internal lemah (-) Berputar
Internal kuat (+) -3
Lingkungan tidak /kurang mendukung (-)
99
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor internal PHBS diperoleh hasil total nilai kekuatan: 17, total nilai kelemahan: 20, sehingga posisinya adalah -3. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal PHBS diperoleh hasil total nilai peluang: 21, total nilai ancaman: 18 sehingga posisinya adalah +2.
100
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Posisi faktor internal dan eksternal aspek PHBS pada kuadran sebagai berikut:
Lingkungan mendukung (+)
Pemeliharaan Selektif Internal lemah (-)
2 -3
Lingkungan tidak /kurang mendukung (-)
Internal kuat (+)
101
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 ISU STRATEGIS YANG DISEPAKATI ; Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak (Air Limbah) Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor air limbah di Kabupaten Labura, antara lain: 1. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih rendah. Permasalahan yang mendesak: Masyarakat masih banyak yang BABS Tanki septic masyarakat masih banyak yang belum dikuras Persepsi dari sebagian masyarakat bahwa sarana air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak Sebagian masyarakat lebih mudah membuang limbahnya kesaluran sungai Pola pembinaan masyarakat masih rendah
2. Belum adanya PERDA yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik Keterbatasan lembaga teknis penunjang untuk menjalankan fungsi pengelolaan air limbah domestik ditingkat yang sangat operasional Belum memadai instrumen perda yang mengatur tentang penanganan air limbah cair rumah tangga
3. Sarana dan prasarana air limbah domestik yang masih terbatas Tidak ada IPAL/IPLT Keterbatasan truck tinja Keterbatasan anggaran sehingga belum mampu menyediakan sarana pengolahan air limbah bagi masyarakat
102
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Air limbah domestik dibuang kesaluran drainase
4. Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan air limbah domestik Belanja daerah untuk sektor air limbah domestik masih rendah/terbatas Fungsi pengawasan daerah untuk sektor air limbah belum optimal
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak (Persampahan) Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor persampahan di Kabupaten Labuhan Batu Utara , antara lain: 1. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan persampahan masih rendah Permasalahan yang mendersak: Masyarakat masih membuang sampah sembarang Masyarakat belum melakukan sistem 3 R Masyarakat masih banyak yang membakar sampah Masyarakat belum dilibatkan dalam sistem pengelolaan sampah Pola pembinaan terhadap masyarakat masih kurang
2. Cakupan pelayanan persampahan masih rendah Permasalahan yang mendesak: TPA yang belum memadai 103
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Timbulan sampah semakin meningkat Jumlah sarana dan prasarana persampahan masih terbatas Penerapan 3 R dalam pengelolaan sampah belum berjalan Peran pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih rendah
3. Peran kelembagaan masih rendah Permasalahan yang mendesak: Program kegiatan persampahan belum menjadi kegiatan prioritas utama Anggaran untuk sektor persampahan masih rendah Dukungan Pemda masih rendah dalam hal pelaksanaan pengelolaan sampah
4. Perda persampahan belum efektif dilaksanakan Permasalahan yang mendesak: Sosialisasi kepada masyarakat masih rendah Perda yang mengatur pengelolaan sampah belum ada Belum ada sanksi yang menindak tegas terhadap pelanggaran perda Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak ( Drainase) Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor drainase lingkungan di Kabupaten Labuhan Batu Utara , antara lain: 1. Kesadaran masyarakat masih rendah 104
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Permasalahan yang mendesak: Masyarakat masih membuang sampah dan limbah kesaluran drainase Peran serta masyarakat dalam pemeliharaan drainase masih rendah Pembinaan terhadap masyarakat masih kurang
2. Fungsi perencanaan drainase masih kurang Diameter/dimensi saluran tidak sesuai dengan kondisi di lapangan Perawatan saluran drainase masih kurang diperhatikan Perencanaan dan penanganan sistem drainase masih bersifat lokal dan parsial/belum menyeluruh Belum adanya data valid tentang drainase perkotaan
3. Perda yang berkaitan dengan drainase lingkungan belum optimal diberlakukan maupun dijalankan Belum adanya peraturan yang tegas mengenai fungsi saluran drainase Kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap masyarakat Tidak ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak ( PHBS) Secara umum isu strategis dan permasalahan yang mendesak untuk subsektor PHBS di Kabupaten Labuhan Batu Utara , antara lain: 1.
Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan 105
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Kesadaran masyarakat tentang PHBS masih kurang 2.
Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk Pembiayaan pembangunan sanitasi belum optimal Sarana dan prasarana sanitasi masih kurang
106
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 RENCANA KERANGKA KERJA LOGIS PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2016-2020 A. No 1
1
SEKTOR AIR LIMBAH TUJUAN DAN SASARAN
Permasalahan Mendesak
Isu-Isu Strategis
2
3
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah domestik masih sangat rendah
-
-
Kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) saat ini di Kabupaten Labuhanbatu Utara 60,3% Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat pentingnya penanganan limbah domestic Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah domestiknya, masih ada 16,8% merupakan tangki septik suspek tidak aman.
Rumusan Tujuan 4
Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan
Rumusan Sasaran 5
Berkurangn ya praktek BABS dari 60,3 % menjadi 0 % pada tahun 2020)
Target Capaian
Indikator
6
7
Program Nilai data Dasar 8
47.868 Masyaraka 31.515 KK t tidak KK BABS pada tahun 2020
Sumber dan Thn Data Dasar 9
Strategi 10
Program
Kegiatan
11
12
Hasil Study a. EHRA Dinkes Labura b. Tahun 2014
Tersusunya 1. Program 1.1. Study Kelayakan dokumen utk Pengembanga Pembangunan IPLT IPLT dan IPAL n Kinerja 1.2. Sosialisasi Melakukan Pengelolaan Pembangunan IPLT sosialisasi Air Minum 1.3. Pengadaan Tanah untuk dan Air Untuk Pembangunan pembanguna Limbah IPLT n IPLT dan 1.4. Pembangunan IPLT IPAL c. Tersedianya lahan untuk pembanguna 2. Program 2.1 Sosialisasi n IPLT dan Pmbangunan Pembangunan IPAL IPAL IPAL Komunal Komunal 2.2 Pembebasan Lahan 2.3 Pembangunan IPAL Komunal di Lingkungan Permukiman
107
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1
2
3
2
Sarana dan prasarana air limbah domestic yang masih terbatas
Belum adanya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik
3
4
5
6
Belum adanya sarana truk tinja milik Pemkab Labura Belum tersedianya IPAL atau IPLT di Kabupaten Labura sehingga pembuangan akhir limbah domestik tidak jelas.
Meningkat kan cakupan pelayanan kepemilika n jamban keluarga dengan penggunaa n tangki septic maupun secara komunal dari cakupan pelayanan sebesar 33% menjadi 77 %
57.949 KK
Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan air limbah.
Meningkat kan kinerja layanan pengelolaa n air limbah melalui penyusuna n perda pengelolaa n air limbah
1 Doc
7
8
9
10
11
26.196 Hasil Study a. Meningkatkan 1. Program KK EHRA kebutuhan Pelayanan Dinkes pengadaan Administrasi Labura Mobil Tinja Perkantoran Tahun 2014 jamban untuk Lingkungan 2. Program Perumahan peningkatan Perkotaan sarana dan b. Tersedianya prasarana Tenaga utk aparatur mengoperasion alkan Mobil Tinja c. Terpeliharanya Mobil Tinja utk Kab. Labura
0 BLH Kab. Doc Labura Tahun 2014
a. Tersusunnya 1. Program produk Legislasi hukum Daerah tentang pengelolaan air limbah domestik b. Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik
12
1.1. Penyediaan jasa pelayanan THL/PNS daerah
2.1 Pengadaan kendaraan dinas operasional (Mobil Tinja) 2.2 Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas operasional (Mobil Tinja)
1.1. Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Domestik
108
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1 4
2 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan air limbah domestik
-
-
-
3 Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas bagi pengambil kebijakan Belum adanya master plan air
4
5 Tersediany a perencana an pengelolaa n air limbah domestik
6 Rp. 300.00 0.000
7
8 9 Rp. BLH Kab. 0 Labura Tahun 2014
10 11 12 a.Menyusun 1. Program 1.1. Perencanaan masterplan Pengembanga Pembangunan DED air limbah n Kinerja IPLT Kab. Labura Pengelolaan b.Melakukan Air Minum kajian tentang dan Air pengelolaan Limbah air limbah sistem on site dan off site 2. Program 2.1 Perencanaan Jaringan c.Penyusunan Pembangu Perpipaan utk IPAL DED nan IPAL pengelolaan Komunal air limbah sistem on site dan off site
109
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 B.
SEKTOR AIR PERSAMPAHAN
TUJUAN DAN SASARAN N o
Permasalahan Mendesak
Isu-Isu Strategis
Rumusan Tujuan
Rumusan Sasaran
Target Capaia n
Indikato r 7
Program Nilai data Dasa r 8
Sumber dan Thn Data Dasar
Strategi
Kegiatan
11
12
1
2
3
4
5
6
1
Perda tentang persampahan belum optimal dilaksanakan
Penguatan aspek payung hukum dan kerangka teknis sangat diperlukan sebagai pedoman dasar dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara
Meningkatk an cakupan dan kualitas pelayanan pengelolaan persampaha n
Meningkat kan peran aktif masyaraka t dalam pengelolaa n persampah an guna menguran gi jumlah timbulan sampah
64.997 KK
Jumlah 14.384 DPKP Kab. kawasan KK Labura pelayana Tahun n 2014 Persamp ahan meningk at
a. Tersusunnya 1. Program 1.1 Penyusunan Perda produk Legislasi tentang Pengelolaan hukum Daerah Persampahan tentang pengelolaan 2. Program 2.1 Sosialisasi persampahan Pengembanga Pembangunan TPA b. Sosialisasi dan n Kinerja Sanitary Landfill kampanye Pengelolaan 2.2 Sosialisasi tentang Persampahan Pembangunan TPS 3R kebijakan persampahan
2
Cakupan - Belum memiliki pelayanan TPA , masih sampah masih meminjam lahan rendah dari pihak swasta. - Armada pengangkutan sampah masih kurang -Terbatasnya fasilitas pengumpulanBsam pah
Meningkat kan cakupan pelayanan persampah an dari 20,7 % menjadi 90 %
71.444 KK
Jumlah 16.432 DPKP Kab. kawasan KK Labura pelayana Tahun n 2014 Persamp ahan meningk at
1.1 Pengadaan Kendaraan g. Menyediakan 1. Program dinas/operasional Dump sarana dan Pengembanga Truk prasarana n Kinerja 1.2 Pengadaan Betor pengelolaan Pengelolaan Sampah persampahan Persampahan 1.3 Pengadaan Mesin h. Mengoptimal Potong Rumput kan sarana 1.4 Pengadaan Amroll Truck dan prasarana 1.5 Pemeliharaan Kenderaan pengelolaan Dinas Operasional persampahan 1.6 Pengadaan Tong i. Meningkatkan Sampah Plat (Double) cakupan pelayanan persampahan
9
10
Program
110
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1
2
3
4
5
6
7
8
9
untuk MBR 10 2.
3.
3
Kesadaran masyarakat masi kurang terhadap pegelolaan persampahan
- 73,5 % masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara masih mengolah sampah dengan cara dibakar - Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai dan selokan - Masih kurangnya kegiatan sosialisasi dan komunikasi persampahan
Menguran gi jumlah timbulan sampah melalui sistem 3R
58.345 Timbulan 21.036 DPKP Kab. KK sampah KK Labura sampah Tahun berkurang 2014
11 Pembangun 2.1 an TPA 2.2 Sanitary 2.3 Landfill
12 Pembebasan Lahan Study Kelayakan Pengadaan TPA Sanitary Landfill
Pembangun 3.1 Pembebasan Lahan an TPS 3R 3.2 Study Kelayakan 3.3 Pengadaan TPS 3R
a. Meningkatkan 1. Program pengetahuan Peningkatan Lembaga Kapasitas Pengurus TPA Aparatur tentang pengelolaan persampahan dengan system Sanitary Landfill b. Meningkatkan pengetahuan Lembaga Pengurus TPS tentang pengelolaan persampahan dengan system 3R
1.1
1.2
Melaksanakan Pelatihan kepada Lembaga Pengelola TPA Sanitary Landfill Melaksanakan Pelatihan kepada Lembaga Pengelola TPS 3R
111
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1 4.
2 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan persampahan
3 1. Anggaran Sanitasi untuk subsektor persampahan masih kurang 2. Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas 3. Belum ada master plan persampahan
4
5 Meningkat kan efektivitas layanan pengelolaa n persampah an
6 Rp. 127.59 9.463.0 00
7 kinerja pelayana n persamp ahan meningk at menjadi 100% pada tahun 2020
8 Rp 7.156. 445.20 0
9 10 11 12 DPKP Kab. a. Menyusun 1. Penyusunan 1.1. Penyusunan DED Labura masterplan DED Pembangunan TPA Tahun persampahan pengelolaan Sanitary Landfill 2014 Kab. Labura persampahan 1.2. Penyusunan DED b. Melakukan Pembangunan TPS 3R kajian tentang pengelolaan persampahan c. Penyusunan DED pengelolaan persampahan d. Penyusunan evaluasi pencapaian target kinerja pengelolaan persampahan
112
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 C.
SEKTOR DRAINASE
N o
1 1
2
TUJUAN DAN SASARAN Permasalahan Mendesak
Isu-Isu Strategis
2 Fungsi Perencanaan drainase yang masih kurang
Masih banyak daerah yang belum dibangun saluran drainase
Rumusan Tujuan
Rumusan Sasaran
3 - Belum ada ny data base tentang drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sehingga tidak diketahui kondosi yang sebenarnya - Belum adanya masterplain drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara
4 Mengurangi genangan air di wilayah permukiman sampai dengan 100%.
5 Terpelihar anya saluran drainase dan bebas genangan
- Masih ada Rumah tangga yang mengalami banjir rutin sebanyak 27,5% - Sarana dan prasarana saluran drainase masih kurang terjaga perawatannya
Mengurangi genangan air di wilayah permukiman sampai dengan 100%.
Terwujudny a kawasan permukima n yang bebas dari genangan dengan meningkatk an cakupan pelayanan drainase lingkungan
Target Capaia n 6 1.002.0 56 Meter
Indikator
Program Nilai data Dasar
Sumber dan Thn Data Dasar 9
7 8 Terciptan 87.448 Dinas PU ya Meter Kab. saluran Labura drainase Tahun yang baik 2014 dan bersih
4.992,2 Kawasan 24.961 Dinas PU 8 Ha permukim Ha Kab. an yang Labura bebas Tahun genangan 2014
Strategi
Program
10 11 a. Tersusunnya 1. Perencanaan perencanaan Tekhnis drainase lingkungan b. Tersusunnya Data tentang kondisi Drainase di Kab. Labura c. Terlaksananya 2. Perencanaan pembangunan Pembanguna drainase n Daerah dengan baik
Kegiatan 12 1.1 Penysunan
Masterplain saluran Drainase di Kab. Labura. 1.2 Pendataan saluran drainase di Kabupaten Labuara
2.1
Evaluasi dan monitoring pembangunan drainase
a. Mengoptimal 1. Pembangunan 1.1 Pembangunan kan fungsi Saluran Drainase saluran Drainase/ 2.2 Pembangunan Jalan drainase Gorong2 dan drainase b. Terbangun lingkungan perumahan nya saluran drainase lingkungan 2. Operasional 1.2 Pemeliharaan rutin c. Terpelihara dan saluran drainase nya saluran Pemeliharaan drainase Drainase
113
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 dengan baik
D. SEKTOR PHBS N o
Permasalahan Mendesak
1 1
2 Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Isu-Isu Strategis 3 Masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan PHBS (77 % masyarakat belum berperilaku PHBS Masyarakat belum memiliki motivator yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pelaksanaan PHBS
TUJUAN DAN SASARAN Target Nilai Sumber Rumusan Rumusan dan Thn Capaia Indikator data Tujuan Sasaran n Dasar Data Dasar 9 4 5 6 7 8 Meningkatk 1. Meningk 61.125 1. 18.258 Dinkes an atkan KK Pening KK Kab. kesehatan pengeta katan Labura masyarakat huan penget Tahun Kabupaten dan ahuan 2014 Labuhan kesadara masyar Batu Utara n akat dengan masyara terhad membudaya kat ap kan prilaku untuk kebersi hidup bersih menjaga han dan sehat. kesehata lingkun n dan gan kebersih melalui an penyul lingkung uhan an 2. 2. Meningk Masya atkan rakat peran berpril media aku dalam hidup promosi bersih PHBS dan sehat
Program Strategi
Program
10 11 a. Meningkatkan 1. Program kuantitas dan Sosialisasi kualitas kader PHBS. kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS b. Melaksanakan 2. Program penyuluhan Peningkatan untuk hidup Kapasitas bersih dan Aparatur sehat c. Mengembang kan program promosi PHBS 3. Program yang menarik Pengembanga dan n Lingkungan menjangkau Sehat semua lapisan masyarakat d. Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui media informasi yang ada
Kegiatan 12 Pemutaran Film (Pesan-pesan Kesehatan) 1.2. Penyuluhan PHBS di Sekolah (gerakan cuci tangan pakai sabun) 1.1.
Senam Kesehatan Jasmani di Kecamatan2 3.2 Pelatihan Kader Poskesdes 3.3 Bimtek klinik sanitasi 3.1
a. b. c. d.
Pemeriksaan Kwalitas Air Kegiatan Foging Nyamuk Pengadaan MCK Umum Pengadaan Tempat Cuci Tangan (wastafell)
114
Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1 2
2 Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk
3 Belum adanya kebijakan yang dapat memayungi masyarakat dalam meningkatkan kesadarannya untuk berperan serta dalam penyediaan sarana sanitasi dan pelaksanaan PHBS
4
5 Perbaikan kondisi sanitasi yang buruk
6 16 Unit`
7 8 Peningka 2 Unit tan keseha tan masyara kat
9
Dinkes Kab. Labura Tahun 2014
10 a. Melaksanakan pembangunan dan perbaikan sanitasi lingkungan b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan
11 a. Pembuatan IPAL di Puskesmas
12 Pembangunan IPAL Puskesmas
115