PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KELEKATAN AMAN DENGAN TINGKAT PERILAKU PICKY EATING PADA ANAK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Maria Octa Risky Aryanti NIM : 109114163
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“It takes sun and rain to see a rainbow, because there’s nothing worthy in instant” -Maria Octa Risky Aryanti-
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” (Lukas 1;38)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK Tuhan Yesus Kristus Bunda Perawan Maria Bapak Karmin dan Ibu Tatik Brian Windupraja “Terimakasih atas kasih yang selalu menguatkan”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KELEKATAN AMAN DENGAN TINGKAT PERILAKU PICKY EATING PADA ANAK Studi Pada Anak Usia 1 Hingga 2,5 Tahun
Maria Octa Risky Aryanti
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat perilaku kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah ada hubungan yang negatif antara tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Penelitian ini menggunakan 40 anak yang berusia 1 hingga 2,5 tahun. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk kedua variabel penelitian adalah observasi dengan skala rating sebagai alat pencatatan pengumpulan data. Data penelitian yang dihasilkan menunjukkan rata-rata tingkat perilaku picky eating dari para subjek dalam kategori rendah sedangkan tingkat kelekatan aman dalam kategori tinggi. Peneliti menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson sebagai teknik analisis data. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah – 0,410 dengan signifikansi (p 0,004; p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kelekatan aman dan tingkat perilaku picky eating pada anak.
Kata Kunci : kelekatan aman, perilaku picky eating, anak
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SECURE ATTACHMENT LEVEL AND PICKY EATING BEHAVIOR LEVEL CHILDREN
A Study of Children Between 1 to 2,5 Year Old
Maria Octa Risky Aryanti
ABSTRACT The research aimed to find out the relation between secured attachment level and picky eating behavior level in children. The research hypothesis there was a negative relation between secured attachment level and picky eating behavior level in children. This research involved 40 children between 1 to 2,5 year old. The instrument for collecting data is observation with rating scale as a recorded instrument. The research data showed that subjects mean of picky eating behavior level was on low category and subjects mean of secured attachment was on high category. Analyzing data used Pearson Product Moment correlation technique. Result of correlation coefficient was 0,410 with significance level (p 0,004, p<0,05). It showed that hypothesis approved and there was a negative relation between secured attachment level and picky eating behavior level in children.
Keywords : secured attachment, picky eating behavior, children
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Perawan Maria karena kasih dan berkat-Nya yang tidak berkesudahan menaungi dan menguatkan saya terutama selama proses penyusunan skripsi ini. Persembahan sederhana ini sebagai ungkapan rasa syukur yang begitu dalam atas rencana-Mu yang indah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Terimakasih yang begitu dalam saya haturkan untuk kedua orangtua tersayang Bapak Antonius Sukarmin dan Ibu Lucia Hudi Antarti atas cinta dan kasih yang luar biasa diberikan kepada saya hingga mencapai tahap ini. Terimakasih Bapak dan Ibu, kebahagiaan kalian adalah salah satu tujuan dalam hidup saya. Saya haturkan terimakasih yang begitu dalam pula untuk Brian Windupraja, sahabat dan cinta terbaik yang selalu mampu menghadirkan senyuman dan semangat baru bagi saya. Terimakasih atas kasih sayang, kesabaran, dan motivasi yang begitu besar selama perjuangan menyelesaikan skripsi ini. I fall in love with you everyday, more and more. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Dosen Pembimbing Akademik dari tahun 2010 hingga 2011. 2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M. App. Psych selaku Dosen Pembimbing Akademik dari tahun 2011 hingga 2013. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik dari tahun 2013 hingga sekarang. 4. Ibu Sylvia Carolina MYM.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terimakasih Ibu, atas bimbingannya hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya mohon maaf sebesar-besarnya jika ada salah kata maupun perbuatan selama bimbingan ya, Ibu. Tuhan selalu memberkati 5. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing awal skripsi saya. Terimakasih atas bimbingan selama penyusunan skripsi dari awal hingga batas pengambilan data. Mohon maaf jika ada salah kata maupun perbuatan selama proses membimbing penyusunan skripsi saya. Sukses selalu untuk studinya, Ibu. 6. Bapak Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas ilmu yang diberikan. Kalian dosen terbaik yang pernah saya miliki. 7. Staff Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas keramahan dalam melayani dan membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini. 8. Elisabeth Yan Vivi Aryanti dan Julius Tri Ananto, kakak dan adik yang menjadi salah satu motivasi saya menyelesaikan skripsi ini. Sukses selalu dengan kegiatan kalian masing-masing. 9. Bapak Wibowo Hadi, Ibu Indah Parmanawati, dan Refoningtyas Windahapsari. Terimakasih atas motivasi dan bantuan yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Tuhan memberkati keluarga Wonosari. xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Para sahabat, teman, dan kakak yang selalu membantu, mendukung, dan menguatkan saya selama jatuh-bangun penyusunan skripsi ini. Cha-cha, Monic, Astrid, Indah, Novrin, Media, Regina, Mami Owe, Mega, Sr. Marcel, Kak Ria, Kak Leza, Miss Agatha, Miss Tina, Bunda Yani, Miss Trish, Miss Yuli, Miss Ratna, Miss Bella, Miss Acha, Mr. Ali, Mr. Anjar, Mr. Ajik, „Mblo Erdha, Bella, Retno, Selly, Vendix, Tatag, Gogot, Mbak Prina, Mas Nico, Mas Hanung, Mas Alex, dan yang belum bisa saya sebutkan satu-persatu. Kalian semua merupakan uluran tangan dan anugerah Tuhan untuk saya. Sukses selalu untuk kalian. 11. Specially thanks for Miss Komang, kakak yang selalu memukau saya dengan cara berpikirnya, kemampuannya mendengarkan dan menganalisis masalah. Juga kakak yang selalu mengingatkan saya untuk tidak bermain dengan pikiran saya sendiri. Makasi ya, Miss Komang sudah mau selalu mendengarkan cerita si anak kecil ini. Sayang deh sama Miss Komang, hehehe. Lancar dan sukses selalu ya, Miss untuk semua rencana kedepan. Amin. 12. Para ibu subjek selaku observer penelitian. Terimakasih ibu-ibu sudah mau membantu dan saya repotkan untuk mengobservasi anak. Terimakasih pula selalu menerima kunjungan saya dengan sangat ramah. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada salah kata atau perbuatan selama proses tersebut. 13. Anak-anak kecil nan lucu yang saya jadikan subjek penelitian. Adik-adik, terimakasih banyak ya sudah membantu Mbak Kiki. Maaf ya Mbak Kiki cuma kasih snack kecil-kecilan padahal Mbak Kiki sudah kebantu sekali. xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………….……...ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………....…iii HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………...v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………....vi ABSTRAK…………………………………………………………………….…vii ABSTRACT……………………………………………………………………..viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………...ix KATA PENGANTAR………………………………………………………….....x DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiv DAFTAR TABEL……………………………………………………………....xvii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xviii BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1 A. Latar Belakang………………………………………………………...1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………..9 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………...9 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Manfaat Penelitian…………………………………………….………9 BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………….11 A. Perilaku Picky Eating………………………………………………...11 1. Pengertian Perilaku Picky Eating………………………………...11 2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Picky Eating……………...12 3. Gejala Perilaku Picky Eating…………………………………….15 B. Kelekatan Aman Anak……………………………………………….16 1. Pengertian Kelekatan Aman Anak……………………………….16 2. Faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Aman Anak…………….18 3. Aspek Kelekatan Aman Anak……………………………………21 4. Bentuk Tingkah Laku Lekat Aman Anak………………………..22 C. Hubungan Antara Tingkat perilaku Picky Eating dengan Tingkat Kelekatan Aman pada Anak………………………………………….27 D. Skema Hubungan Antara Tingkat perilaku Picky Eating dengan Tingkat Kelekatan Aman pada Anak…………………………...……34 E. Hipotesis Penelitian…………………………………………………..35 BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………………36 A. Jenis Penelitian……………………………………………………….36 B. Variabel Penelitian…………………………………………………...36 C. Definisi Operasional………………………………………………….37 1. Perilaku Picky Eating…………………………………………….37 2. Kelekatan Aman Anak…………………………….......................37 D. Subjek Penelitian……………………………………………………..38 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data……………………………...…39 1. Perilaku Picky Eating…………………………………………….40 2. Kelekatan Aman Anak……………………………………….......44 F. Prosedur Penelitian…………………………………………...………47 1. Persiapan…………………………………………………………47 2. Pelaksanaan………………………………………………………49 3. Analisis Data……………………………………………………..50 G. Kredibilitas Alat Ukur………………………………………………..50 H. Analisis Data…………………………………………………………51 1. Analisis Deskriptif……………………………………………….52 2. Uji Persyaratan Analisis Data……………………………………52 a. Uji Normalitas Data………………………………………….53 b. Uji Linearitas Data…………………………………………...53 3. Uji Hipotesis Penelitian…………………………………………..53 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………...55 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian………………………………..55 B. Deskripsi Subjek Penelitian………………………………………….57 C. Data Demografi Subjek Penelitian…………………………………...58 1. Demografi Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal...........................58 2. Demografi Subjek Berdasarkan Usia…………………………….59 3. Demografi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………..………59 D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian………………………………60 E. Analisis Hasil Penelitian…………………………………………..…62 xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Hasil Uji Asumsi…………………………………………...……62 a. Hasil Uji Normalitas Data……………………………………63 b. Hasil Uji Linearitas Data……………………………………..63
2.
Hasil Uji Korelasi Pearson Produk Moment…………………....64
3.
Pembahasan……………………………………………………...65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..72 A.
Kesimpulan………………………………………………………72
B.
Saran…………………………………………………………...…72
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...75 LAMPIRAN……………………………………………………………………..80
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Jadwal Pengambilan Data Penelitian…………………………….56
Tabel 4.2
Data Demografi Tempat Tinggal Subjek Penelitian……………..58
Tabel 4.3
Data Demografi Usia Subjek Penelitian…………………………59
Tabel 4.4
Data Demografi Jenis Kelamin Subjek Penelitian……………….59
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif……………………………………………….60
Tabel 4.6
Perbandingan Rata-rata Teoritis dan Empiris……………………61
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Data………………………………………..63
Tabel 4.8
Hasil Uji Linearitas Data…………………………………………63
Tabel 4.9
Hasil Uji Korelasi Pearson……………………………………….64
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran I.
Skala Rating Penelitian…………………………..………81
Lampiran II.
Data Penelitian…………………………………………...84
Lampiran III.
Hasil Wawancara………………………………………...86
Lampiran IV.
Hasil Karakteristik Subjek……………………………….96
Lampiran V.
Histogram………………………………………………...97
Lampiran VI.
Hasil Frekuensi Data……………………………………..98
Lampiran VII.
Hasil Analisis Deskriptif………………………………..103
Lampiran VIII.
Hasil Uji Normalitas Data………………………………104
Lampiran IX.
Hasil Uji Linearitas Data………………………………..105
Lampiran X.
Hasil Uji-T………………………………………...........107
Lampiran XI.
Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment…………..109
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan seputar pemberian makan pada anak menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan para ibu khususnya selama anak pada masa prasekolah. Salah satu permasalahan yang kerap terjadi adalah perilaku makan
anak
yang
memilih-milih
makanan
dan
menunjukkan
ketidaksukaan pada makanan tertentu. Perilaku memilih-milih makanan ini dikenal dengan istilah Picky Eating. Survei Harris-Interactive, Amerika Serikat, menunjukkan 43% ibu di Indonesia mengeluh anaknya menunjukkan perilaku picky eating. 40% dari responden terjadi pada anak umur 1-10 tahun (Dubois, et al., 2007). Sebuah penelitian dari Quebec Longitudinal Study of Child Development, 36% anak-anak dari umur 2,5 4
tahun
memiliki
kecenderungan
picky
eating.
Greene
(2011)
menunjukkan bahwa 13-22% anak mulai usia 2 tahun tergolong berperilaku picky eating. Iqbal (1996) menguraikan bahwa 10-20% anak normal usia 2,5 tahun memperlihatkan perilaku picky eating. Goh & Jacob (2012), mengindikasikan 20,3% anak usia 1-2 tahun berperilaku picky eating. Penelitian dari Georgetown University Affiliated for Child Development (1973), menunjukkan bahwa 33% dari anak prasekolah berperilaku picky eating. Selain itu, penelitian representatif yang berbasis di Amerika Serikat pada tahun 2002 menunjukkan sebanyak 50% dari
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
anak-anak umur 19-24 bulan diklasifikasikan berperilaku picky eating (dalam Mascola, et al., 2010). Berdasarkan persentase data-data tersebut, diketahui bahwa anak-anak usia perkembangan awal dengan rata-rata usia 1 sampai sekitar 2,5 tahun ternyata sudah mengembangkan perilaku picky eating. Picky eating dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan sebagai salah satu perilaku sulit makan. Dalam Carruth, et al. (1998), picky eating adalah kesulitan makan dengan gejala; makan hanya sedikit, sulit untuk mencoba makanan baru, secara total menghindari beberapa jenis makanan, dan memiliki makanan yang sangat disukainya. Picky eating juga didefinisikan sebagai perilaku mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi. Pelaku picky eating dikenal dengan istilah picky eater yang berarti anak dengan perilaku susah makan atau hanya menyukai makanan jenis tertentu saja. Anak picky eater makan dengan kuantitas sedikit dan memiliki kesukaan pada makanan tertentu secara berlebihan (Goh & Jacob, 2012). Perilaku picky eating sebenarnya merupakan salah satu fase perkembangan awal yang sebenarnya wajar dialami oleh anak (Jessica, 2010). Pada usia tersebut terjadi perkembangan dalam cara mengkonsumsi makanan dimana peranan menghisap untuk mendapat makanan lunak secara berangsur-angsur digantikan oleh keterampilan makan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat atau makanan dewasa. Transisi dari makanan lunak ke makanan dewasa umumnya terjadi mulai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
anak mulai usia 12 bulan. Pada umumnya anak akan memasukkan makanan ke mulutnya sebagai salah satu perilaku eksplorasi terhadap makanan baru dan menunjukkan perilaku baik verbal maupun nonverbal atas kesukaan atau ketidaksukaan yang merupakan bagian dari tingkah laku menentang (negativisme) dan bersamaan dengan perubahan tingkah laku dependent menjadi independent dimana anak mulai ingin membuat keputusan sendiri yang membuat waktu makan dimulai dengan rasa tegang pada anak maupun ibu. Ketidaksukaan terhadap makanan baru yang asing dan mencurigakan bagi anak baik dari rasa, bau, maupun tampilan makanan akan menghasilkan penolakan terhadap jenis makanan tertentu yang mengarah pada perilaku picky eating (Carruth, et al., 2004; Greene, 2011; Iqbal, 1996). Perilaku picky eating memiliki beberapa dampak negatif berupa gangguan perkembangan baik fisik maupun psikologis. Gangguan perkembangan fisik digambarkan dengan meningkatnya kemungkinan anak mengalami gangguan berat badan khususnya under-weight karena kurangnya asupan nutrisi. Anak picky eater cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalori dengan variasi nutrisi yang terbatas dan umumnya menolak jenis makanan yang merupakan sumber nutrisi utama dan berkontribusi penting pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak seperti buah, sayuran, dan daging (Carruth, et al., 2004; Dubois, 2007; Shim, 2011). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 58% anak picky eater dilaporkan dapat hilang pada anak namun jika perilaku ini terus berkembang maka anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
akan semakin kekurangan nutrisi. Gangguan perkembangan psikologis digambarkan dengan berkembangnya simptom gangguan makan lain di usia selanjutnya seperti anoreksia nervosa. Hal tersebut terkait dengan penerimaan terhadap makanan yang semakin buruk jika perilaku picky eating tidak teratasi (Marchi & Cohen, 1990; Mascola, 2010). Menurut Judarwanto (2006), salah satu faktor penyebab munculnya picky eating adalah pengaruh psikologis, meliputi keinginan menarik perhatian, gangguan sikap negativisme, kebiasaan anak yang tidak kooperatif terhadap ibu yang digunakan untuk mendapatkan yang diinginkannya, meniru pola makan orangtua atau saudaranya, atau sedang tertarik dengan benda atau permainan lainnya. Di beberapa anak, penolakan makanan bisa berupa salah satu usaha mencari perhatian yang merupakan indikator kesulitan dalam relasi anak-ibu. Anak merasa tidak mendapat respon yang tepat atas sinyal kebutuhannya sehingga anak cenderung mencari perhatian dengan menolak makanan yang disajikan (Leung et al, 2013). Berkaitan dengan hal tersebut, Louise (dalam Wardlan & Gordlon, 1999) menambahkan bahwa masalah makan seperti picky eating dapat menjadi indikator kesulitan emosi antara anak dan orangtua khususnya figur ibu. Kesulitan emosi cenderung akan terlihat saat anak dan ibunya berelasi yang tercerminkan dari anak yang merasa cemas, tidak nyaman, dan bahkan canggung saat berelasi dengan ibunya. Hal tersebut akan memunculkan beberapa perilaku yang mengarah pada faktor penyebab munculnya
picky eating seperti yang telah diuraikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
sebelumnya, yaitu mencari perhatian, sikap menentang atau negativisme, dan perilaku tidak kooperatif untuk mendapatkan yang diinginkan. Relasi antara ibu dan anak ini didasari oleh kelekatan anak terhadap figur ibunya yang telah terbentuk sejak anak berada pada usia perkembangan awal. Dalam bahasa psikologi perkembangan, kelekatan ialah relasi antara figurfigur sosial dengan suatu fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang unik. Dalam hal ini, periode perkembangan ialah masa bayi, figur-figur sosial ialah bayi dengan seorang atau lebih pengasuh, dan fenomenanya adalah ikatan diantara mereka (Bowlby dalam Santrock, 2002). Menurut Ainsworth (dalam Bukatko, 2008), kelekatan dapat dilihat dari beberapa aspek lekat yaitu perilaku terhadap pengasuh sebagai dasar eksplorasi (mother as a secure base for exploration), perilaku saat berpisah dengan ibu (separation anxiety), perilaku atau reaksi saat bertemu dengan ibu (reunion behavior), dan perilaku saat berhadapan dengan lingkungan asing (strange anxiety). Keempat aspek perilaku lekat ini saling berhubungan dan membentuk dua kelompok kelekatan yang berbeda. Dalam Papalia (2008), Ainsworth mengelompokkan kelekatan menjadi kelompok kelekatan yang aman (secure attachment) dan kelompok kelekatan yang tidak aman (insecure attachment). Kelekatan aman (secure attachment) menunjukkan perilaku lekat yang cenderung positif antara lain penerimaan pada figur ibu dan menjadikan ibu sebagai dasar yang aman untuk eksplorasi. Umumnya, anak berada dekat ibu untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
beberapa saat kemudian melakukan eksplorasi. Anak kembali pada ibu ketika ada orang asing, tetapi memberikan senyuman apabila ada ibu didekatnya. Berbalik dari kelekatan aman, kelekatan yang tidak aman (insecure attachment) menunjukkan perilaku lekat yang cenderung negatif antara lain penolakan terhadap figur ibu, pengabaian termasuk didalamnya sikap permusuhan terhadap ibu. Beberapa terlalu cemas saat jauh dengan ibu dan terlalu bergantung pada ibu, cenderung menunjukkan keengganan untuk mengeksplorasi lingkungan dan selalu menempel ibu (Cicchetti & Toth, 1995). Tinggi rendahnya tingkat kelekatan aman anak tidak terlepas dari peran ibu itu sendiri dan mencakup bagaimana anak bereaksi terhadap figur ibu. Linscheid (2012) menganalis suatu pola yang mengarah pada kecenderungan anak menjadi picky eater. Secara bertahap, saat pemberian makan (feeding practices), orangtua khususnya ibu akan cenderung memberikan makanan yang lebih menarik pada anak agar anak mau makan sehingga terbentuk pola makan anak yang hanya mau makan makanan tertentu. Pola makan yang terbentuk akan menggambarkan tinggi rendahnya kecenderungan anak mengembangkan perilaku picky eating. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa praktek pemberian makan (feeeding practices) merupakan relasi antara ibu dan anak yang dapat memuat dan mampu menggambarkan hubungan tinggi rendahnya tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Semakin tinggi tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
mereka cenderung semakin merasa nyaman dan percaya terhadap figur ibu. Berdasarkan empat aspek kelekatan aman Ainsworth yang telah diuraikan sebelumnya, anak akan menjadikan ibu sebagai dasar yang aman bagi anak untuk berani mengeksplorasi lingkungan (secure base for exploration)dan hal-hal yang baru atau asing bagi anak (strange anxiety). Anak akan semakin mampu mengatasi keadaan distress saat berpisah dengan ibu (separation anxiety) dan menunjukkan kegembiraan dan penerimaan yang positif saat bertemu kembali dengan ibunya (reunion behavior). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa saat ibu melakukan feeding practices pada anak khususnya makanan yang baru atau asing bagi anak, anak akan memunculkan reaksi psikologis dan perilaku yang positif saat makan seperti cenderung tidak memilih-milih makanan yang diberikan sehingga pola makan yang terbentuk akan meminimalisir kecenderungan anak untuk mengembangkan perilaku picky eating. Semakin tidak aman (insecure) kelekatan yang dimiliki anak terhadap ibunya biasanya anak akan merasa tidak nyaman berada dekat ibu baik merasa cemas dan terlalu menempel maupun menolak berada di dekat ibu maka saat feeding practices diberikan, anak akan cenderung susah makan dan lebih besar kemungkinannya untuk memilih-milih makan sehingga pola makan
yang terbentuk nantinya akan cenderung
memunculkan perilaku picky eating pada anak. Pengetahuan tentang picky eating yang merupakan salah satu perilaku makan bermasalah pada anak kurang populer dan belum cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
menjadi perhatian khususnya di Indonesia meskipun fakta menunjukkan picky eating sebenarnya banyak dialami oleh anak-anak mulai dari usia perkembangan awal. Penelitian ilmiah dengan tema picky eating belum banyak ditemukan di Indonesia meskipun peneliti banyak menemukan artikel mengenai penanganan anak picky eating. Picky eating pada anakpun diakui masih kurang dijadikan fokus beberapa figur ibu selama pengasuhan. Perilaku picky eating pada anak sepatutnya mendapat perhatian lebih khususnya pada usia perkembangan awal. Perilaku picky eating yang tidak teratasi dengan baik akan menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan seperti yang telah diuraikan sebelumnya, gangguan perkembangan fisik seperti under-weight karena kekurangan nutrisi, berkembangnya simptom gangguan makan lain di usia selanjutnya seperti anoreksia nervosa karena penolakan terhadap makanan semakin kuat dan penerimaan terhadap makanan semakin kecil. Anak juga kemungkinan tidak dapat makan dengan bijaksana dalam pemilihan makanan saat beranjak dewasa (Stephens, 2007). Hal tersebut tentu akan akan semakin menambah kecemasan pada orangtua khususnya figur ibu. Berdasarkan semua uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku picky eating patut digali lebih dalam dengan salah satu faktor yang diduga mampu mempengaruhi tinggi rendahnya perilaku picky eating yang banyak dialami oleh anak usia perkembangan awal dengan harapan dapat menjadi pengetahuan baru dan menjadi referensi upaya pencegahan yang bermanfaat khususnya bagi para ibu yang merupakan figur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
significant others primer pada anak. Oleh karena itu, peneliti akan menggali dan berusaha menunjukkan hubungan antara tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak terhadap tingkat perilaku picky eating pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Peneliti merumuskan judul penelitian “Hubungan Antara Tingkat Kelekatan Aman dengan Tingkat Perilaku Picky Eating pada Anak”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana hubungan antara tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak?
C. Tujuan Penelitian Untuk melihat hubungan antara tingkat kelekatan aman pada anak dengan tingkat perilaku picky eating pada anak.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dalam
bidang
keilmuan,
seperti
Psikologi
Perkembangan
khususnya Perkembangan Anak diharapkan penelitian ini dapat menyumbang
pengetahuan
baru
tentang
hubungan
tingkat
kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
b. Menjadi referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya yang terkait dengan tema penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para orangtua khususnya ibu dalam memahami bahwa perilaku makan yang bermasalah pada anak seperti picky eating dapat dipengaruhi oleh faktor kelekatan anak yang berhubungan dengan figur ibu sendiri serta diharapkan dapat menjadi salah satu referensi langkah mencegah meningkatnya perilaku picky eating pada anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Picky Eating 1. Pengertian Perilaku Picky Eating
Picky eating dalam bahasa Indonesia disebutkan sebagai salah satu perilaku sulit makan. Picky eating adalah kesulitan makan dengan gejala berupa; makan hanya sedikit, sulit untuk mencoba makanan baru, secara total menghindari beberapa jenis makanan, dan sangat menyukai makanan tertentu (Carruth, et al. 1998).
Picky
eating
juga
didefinisikan
sebagai
perilaku
mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi (Wright, et al. 2007). Pelaku picky eating dinamakan picky eater yaitu anak dengan perilaku susah makan atau hanya suka makanan jenis tertentu saja (Goh & Jacob, 2012). Anak picky eater makan sedikit dan memiliki kesukaan pada makanan yang berlebihan.Mereka juga makan perlahan-lahan, kurang nafsu makan, dan makan variasi makanan yang sedikit (Wright, 2008; Carruth, B.R., & Jean Skinner, et al. 1998). Menurut
Judarwanto,
salah
satu
tokoh
Peditrisian
Indonesia, picky eating didefinisikan sebagai perilaku anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari 11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan, hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu (Judarwanto dalam Priyanah, 2008). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa picky eating merupakan perilaku kesulitan makan dimana pelaku hanya mau mengkonsumsi makanan tertentu yang kurang bervariasi dan menolak makanan lain atau makanan baru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Picky Eating
Faktor yang mempengaruhi perilaku picky eating,antara lain : a. Pola makan orang tua Fitzgerald (2011) mengatakan bahwa picky eater akan cenderung lebih terkondisi oleh lingkungannya salah satunya adalah pola makan dari anggota keluarga maupun pengasuh yang signifikan. Selain itu, hasil studi dalam Galloway (2003) menunjukkan bahwa anak perempuan picky eater umumnya mempunyai ibu dengan variasi asupan sayuran yang rendah. b. Praktik pemberian makan atau feeding practices saat masa bayi Shim, et al. (2011) menunjukkan praktek pemberian makan saat usia bayi yang kurang tepat seperti ibu yang kurang konsisten
dan
kurang
sabar
dapat
menyebabkan
anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
mengembangkan perilaku picky eating. Klesges, et al (dalam Oliveria, 2008) menambahkan bahwa interaksi ibu yang mendorong anak untuk makan mempunyai hubungan kuat pada perilaku makan anak. Durasi pemberian ASI eksklusif juga berasosiasi dengan perkembangan picky eating di usia awal kanak-kanak. Perilaku positif ibu saat menyusui berupa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan cenderung dapat mengurangi terjadinya picky eating pada anak (Taveras, 2004). Faktor ini berhubungan dengan kelekatan anak terhadap ibunya dilihat dari adanya interaksi ibu dan anak baik praktek pemberian makan masa bayi maupun pemberian ASI ekslusif yang akan membantu dalam fase awal pembentukan kelekatan aman anak terhadap ibunya. c. Kehilangan nafsu makan Hilangnya nafsu makan anak dapat disebabkan oleh gangguan fungsi saluran cerna, penyakit infeksi seperti infeksi saluran kencing, tuberkulosis, serta infeksi parasit cacing (Judarwanto, 2006). d. Gangguan proses makan di mulut Gangguan proses makan di mulut seringkali berupa gangguan mengunyah makanan, keterlambatan bicara dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
gangguan bicara seperti cadel, gagap, bicara terlalu cepat dan sulit dimengerti (Judarwanto, 2006). e. Pengaruh psikologis Pengaruh psikologis yang menyebabkan anak cenderung berperilaku picky eating meliputi anak ingin menarik perhatian, gangguan sikap menentang atau negativisme, kebiasaan rewel anak yang cenderung digunakan untuk mendapatkan yang diinginkannya, serta sedang tertarik dengan benda atau permainan lainnya (Judarwanto, 2006). Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, faktor pengaruh psikologis yang berasal dari internal anak mencerminkan adanya kesulitan emosi anak terhadap ibunya yang dicerminkan dari relasi antara ibu dan anak. Relasi ini menguraikan adanya sensitivitas, kemampuan, dan kemauan ibu untuk mengerti dan memahami perilaku dan emosi dari perspektif anak serta berdasar pada bagaimana anak mengharapkan ibu merepon anak saat mereka merasa distress akan lingkungan sekitarnya (Centre for Parenting & Research, 2006). Hubungan relasi yang dilakukan dengan penuh kasih sayang dan kecintaan antara anak berpengaruh positif mencegah semakin berkembangnya perilaku picky eating pada anak (Iqbal, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Gejala Perilaku Picky Eating
Gejala perilaku picky eating menurut Shim,et al (2011) antara lain secara konsisten tidak mau mencoba makanan baru atau mengemukakan
pendapat
menolak
yang
keras
mengenai
penampilan makanan, cara menyajikan makanan serta pemilihan dari kelompok makanan yang disajikan, mengonsumsi sedikit makanan dengan variasi yang sangat terbatas, serta adanya penolakan terhadap jenis makanan tertentu. Beberapa tokoh menambahkan bahwa anak dengan perilaku picky eating cenderung tidak menerima sayuran atau kelompok makanan jenis tertentu, terkadang sampai mengarahkan si pemberi makan untuk memberi makanan yang berbeda dari anggota keluarga lain. Pelaku picky eating juga akan makan lambat dengan menyimpan makanan di mulut, menolak makanan khususnya buah dan sayuran, memilih makanan manis dan makanan berlemak daripada makanan sehat, serta lebih memilih memakan makanan ringan atau snack ringan daripada makanan berat (Carruth, et al., 2004; Goh & Jacob, 2012; Mascola, 2010). Menurut Kusumadewi (dalam Poenirah, 2002), seorang anak
yang
dikatakan
berperilaku
picky
eating
umumnya
menunjukkan beberapa gejala, yaitu anak menolak dan tidak mau makan, lama waktu makan yang tidak wajar hingga lebih dari 30 menit, serta hanya mau makan makanan tertentu saja. Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
menurut Judarwanto (dalam Priyanah, 2008) anak dengan perilaku picky eating akan cenderung tidak menyukai banyak variasi makanan, menepis suapan dari orangtua, sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat, anak cenderung memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut, serta beberapa akan terlihat kesulitan mengunyah, menghisap, maupun menelan makanan. Berdasarkan semua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa anak yang berperilaku picky eating secara garis besar menunjukkan gejala, yaitu perilaku menolak makanan, lama waktu makan yang tidak wajar, serta perilaku mengeluarkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulut.
B. Kelekatan Aman Anak 1. Pengertian Kelekatan Aman (Secure Attachment) Dalam area psikologi perkembangan, yang disebut dengan kelekatan atau attachment adalah ikatan emosional yang kuat dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney & Dearing, 2002). Menurut Bowlby (dalam Santrock, 2002; dalam Haditono dkk, 1994), kelekatan adalah suatu relasi antara figur sosial tertentu (bayi dan pengasuh) dengan suatu fenomena tertentu (ikatan antara figur sosial) yang dianggap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
mencerminkan karakteristik relasi yang unik. Relasi ini akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu. Ainsworth (dalam Hetherington & Parke, 2001) menambahkan bahwa kelekatan bersifat spesifik, mengikat secara kekal sepanjang waktu, dan tetap ada walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata anak. Bahkan jika figur digantikan oleh orang lain, kelekatan tersebut akan menimbulkan rasa aman (Ainsworth dalam Adiyanti, 1985). Masa peka untuk mengembangkan kelekatan anak adalah pada usia satu tahun (Bernt, 1992) dengan efek yang lebih kuat pada orang yang sering melakukan interaksi dan berhubungan langsung dengan anak. Kelekatan aman anak didasari oleh perasaan aman, percaya diri, dan perasaan dicintai oleh pengasuh atau ibunya yang dimiliki anak (Hazan & Shaver dalam Parritz & Troy, 2011). Anak yang memiliki kelekatan aman merasa percaya kepada ibu sebagai figur yang selalu siap mendampingi, sensitif, responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan atau kenyamanan, dan selalu menolong serta membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menakutkan (Bowlby dalam Santrock, 2002). Richard Bowlby (2008) menambahkan anak dapat mengembangkan perasaan aman, percaya diri, perasaan dicintai jika pada dasarnya anak merasa terlindung secara emosional pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pengasuh atau ibunya. Sebagai pembanding, kelekatan tidak aman yang dibagi menjadi dua jenis (avoidant dan resistant) umumnya menunjukkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan maupun sifat defensive yang berlebihan (Hazan & Shaver dalam Parritz dan Troy, 2011). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelekatan aman anak adalah adalah ikatan emosional anak terhadap ibunya yang telah terbentuk sejak awal perkembangan anak. Kelekatan aman memiliki karakteristik relasi yang unik ditandai oleh rasa percaya anak dan perasaan aman secara emosional terhadap ibunya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Aman Anak Faktor yang mempengaruhi kelekatan aman anak, antara lain: a. Kenyamanan kontak Penelitian kenyamanan kontak klasik dari Harry Harlow dan Robert Zimmerman dalam Santrock (2007) menekankan pentingnya kenyamanan kontak dalam kelekatan. Penelitian dengan anak monyet memunculkan kesimpulan bahwa tanpa memandang apakah monyet diberi makan oleh “ibu” yang terbuat dari kawat atau oleh “ibu” yang terbuat dari pakaian, bayi monyet lebih senang melakukan kontak dengan “ibu”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
yang terbuat dari pakaian. Hal tersebut menunjukan pentingnya kenyamanan bagi anak saat melakukan kontak dan interaksi dengan ibunya. Perilaku picky eating merupakan salah satu bentuk interaksi anak dengan ibu yang menuntut kenyamanan anak terhadap ibunya saat ibu memberi makan terkait dengan tingkat tinggi atau rendahnya perilaku picky eating pada anak. b. Responsivitas pengasuh Perspektif etologis dari Bowbly (dalam Santrock, 2002) menekankan pentingnya kelekatan pada tahun pertama kehidupan dan ketanggapan atau responsivitas dari mereka yang mengasuh bayi. Stayton, et al (dalam Malekpour, 2007) juga menemukan bahwa anak dengan ibu yang sensitif dan responsif cenderung akan mengembangkan kelekatan aman pada usia 12 bulan. Menurut Richard Bowlby (2008) kelekatan aman berkembang saat ibu sensitif terhadap sinyal kebutuhan anak dan mampu berkomunikasi dengan anak secara intens. Ibu juga diharapkan mampu konsisten dan secara segera memenuhi kebutuhan anak salah satunya adalah kebutuhan makan anak yang berhubungan dengan pengenalan makanan kepada anak, penerimaan dan penolakan makanan yang mungkin terjadi jika ibu kurang responsif dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan anak tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
c. Hubungan timbal balik antara ibu dan anak Interaksi anak dengan ibu membutuhkan waktu dan pengulangan. Fungsi ibu atau pengasuh adalah memulai interaksi dan bukan sekedar memberi respon terhadap kebutuhan anak. Interaksi yang intens antara ibu dan anak biasanya dimulai saat proses pemberian ASI (air susu ibu). Melalui proses pemberian ASI terjadi kontak fisik dan upaya untuk membangun hubungan psikologis antara ibu dan anak yang diharapkan akan mengembangkan kelekatan dan tingkah laku lekat (Newman & Newman dalam Hadiyanti,1992). Antara ibu dengan anak harus terjalin komunikasi yang saling melengkapi satu sama lain secara positif. Ibu harus mampu merespon sinyal anak pada waktu yang tepat dan dengan perlakuan yang pantas (Berk, 2008). Richard Bowlby (2008) menambahkan ibu harus selalu ada di sekitar anak dan memberikan perasaaan sayang pada anak. Dukungan, rasa cinta, waktu, dan perhatian dari ibu tidak boleh terlepas dari hubungan timbal balik antara ibu dan anak. Hubungan tinbal balik antara ibu dan anak juga dibutuhkan pada interaksi saat waktu pemberian makan dimana ibu merespon sinyal kebutuhan anak dengan tepat dan pantas, begitu pula anak yang harus bersikap kooperatif terhadap ibu saat ibu memberi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
makan. Hal tersebut berkaitan dengan tinggi rendahnya kecenderungan anak memunculkan perilaku picky eating. 3. Aspek Kelekatan Aman Anak Mary
Ainsworth
(dalam
Parritz
&
Troy,
2011)
menggunakan metode eksperimen dengan situasi asing (the strange situation). Anak ditempatkan dalam ruangan yang dirancang dengan lingkungan fisik yang tidak familiar, adanya perpisahan dengan pengasuh atau ibunya, dan adanya kontak dengan orang asing. Kombinasi dari ketiga aspek tersebut dengan sengaja diciptakan untuk melihat reaksi anak. Berdasarkan eksperimen tersebut disimpulkan empat aspek kelekatan. Menurut Ainsworth (dalam Bukatko, 2008) dan Cicchetti & Toth (1995), empat aspek kelekatan yang dapat digunakan untuk melihat kualitas kelekatan aman antara anak dan ibu pada strange situation, yaitu : a. Pengasuh atau ibu sebagai basis yang aman untuk ekplorasi (mother as a secure base for exploration) Aspek ini mencakup perilaku kelekatan saat anak mengeksplorasi lingkungannya. Anak yang memiliki kelekatan aman, menggunakan ibu sebagai dasar aman untuk
melakukan
eksplorasi
terhadap
lingkungan
sekelilingnya dan berinteraksi dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Reaksi dan kecemasan pada orang lain dan lingkungan asing (strange anxiety) Aspek
ini
mencakup
reaksi
ketakutan,
kekhawatiran, dan kecemasan yang ditunjukkan anak pada saat orang asing melakukan pendekatan. c. Perilaku
cemas
anak
saat
ibu
meninggalkannya
(separation anxiety) Aspek kecemasan
ini yang
mencakup
reaksi
ditunjukkan
kesedihan
anak
ketika
dan ibu
meninggalkannya. Seberapa kuat anak menunjukkan emosi negatif seperti sedih dan merasa terganggu ketika ibu pergi. d. Reaksi anak pada saat bertemu kembali dengan ibunya (reunion behavior) Aspek ini mencakup reaksi anak dalam menyambut ibu setelah sebelumnya berpisah. Seberapa mampu anak menunjukkan emosi positif seperti kebahagiaan ketika ibu kembali.
4. Bentuk Tingkah Laku Lekat Aman Anak Tingkah laku lekat adalah berbagai macam tingkah laku yang
dilakukan
anak
untuk
mencari,
menambah
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya (Ainsworth dalam Adiyanti, 1985). Menurut Bowbly dan Ainsworth (dalam Ervika, 2005), bentuk tingkah laku lekat anak, yaitu signaling behavior dan approaching behavior. Signaling behavior memunculkan efek mendekatnya ibu pada anak. Tingkah laku ini diharapkan dapat meningkatkan kedekatan anak dengan ibu. Beberapa bentuk tingkah laku yang termasuk signaling behavior, yaitu menangis, tersenyum, acungan tangan (gesture raised arms), dan tingkah laku menarik perhatian. Berkebalikan dari signaling behavior, approaching behavior memunculkan efek anak mendekat pada ibu. Beberapa tingkah laku yang termasuk dalam approaching behavior, yaitu mendekat dan mengikuti, gerakan memeluk (clinging), dan menghisap. Berdasarkan definisi kelekatan aman anak dan tingkah laku lekat, peneliti menyimpulkan tingkah laku lekat aman anak sebagai tingkah laku anak untuk mempertahankan relasi dengan ibu yang ditandai oleh rasa percaya dan perasaan aman anak terhadap ibunya. Berdasarkan empat aspek perilaku lekat aman anak yang telah diuraikan sebelumnya, bentuk tingkah laku lekat aman anak sebagai berikut : a. Pengasuh atau ibu sebagai basis yang aman untuk ekplorasi (mother as a secure base for exploration)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Anak berada dekat ibu untuk beberapa saat kemudian mau dan mampu melakukan eksplorasi terhadap lingkungan yang baru dikenalnya dan secara berkala kembali pada ibu untuk memastikan ibu mereka ada jika mereka
membutuhkannya.
Anak
akan
kembali
mengeksplorasi lingkungannya setelah memastikan ibu masih ada (Fairchild, 2006). Anak akan menunjukkan cenderung lebih luwes bersosialisasi, bersikap ceria, banyak
tersenyum,
tidak
ragu
bereksplorasi,
dan
cenderung tidak begitu malu-malu (Papalia, et al., 2008; Hazan & Shaver dalam Parritz & Troy, 2011). b. Reaksi dan kecemasan pada orang lain dan lingkungan asing (strange anxiety) Anak dengan kelekatan aman akan lebih bersedia untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan asing dan berinteraksi dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Berbasis dari eksperimen Ainsworth, semakin aman anak akan cenderung mau bermain dengan orang asing saat orangtua ada di sekitarnya (Fitzgerald, et al., 1982). Anak merasakan kecemasan terhadap lingkungan maupun orang asing. Namun, jika anak telah memastikan bahwa ibu berada didekatnya maka anak akan kembali dengan cepat pada eksplorasinya semula tetapi tetap memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
senyuman pada ibu yang didekatnya (Hasan & Shaver dalam Lemme, 1995; Centre for Parenting & Research, 2006). c. Perilaku
cemas
anak
saat
ibu
meninggalkannya
(separation anxiety) Bagi anak dengan kelekatan aman, perpisahan dengan ibu dapat menimbulkan keadaan distress (perilaku menangis) meskipun ada pula yang tidak. Semakin aman kelekatan yang dimiliki, anak akan mencari kontak dengan ibu saat merasa distress atau cemas maupun ragu-ragu. Anak cenderung akan bersemangat untuk berusaha bertemu kembali dengan ibunya meskipun kekecewaan dapat muncul kembali jika pertemuan dengan ibu tidak mungkin terjadi (Centre for Parenting & Research, 2006; Hasan & Shaver dalam Lemme, 1995; Ainsworth dalam Fitzgerald et al, 1982). d. Reaksi anak pada saat bertemu kembali dengan ibunya (reunion behavior) Anak yang memiliki kelekatan aman akan merasa senang saat ibu kembali (Papalia et al, 2008). Ketika ibu kembali pada anak setelah terjadinya perpisahan, anak akan secara aktif melakukan kontak dengan ibu dan tangisan anak dapat berkurang seketika (Berk, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Anak yang mengalami distress saat perpisahan akan langsung memeluk ibunya saat ibu kembali. Sedangkan, anak yang tidak mengalami distress
cenderung tidak
mendekati ibu namun tetap memberikan senyuman. Mereka akan tetap menunjukkan kontak dengan ibu baik berbicara atau menunjukkan mainan (Fitzgerald et al, 1982). Semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan cenderung lebih kooperatif, relatif bebas dari rasa marah, dan lebih afeksional terhadap ibunya (Londerville, et al. dalam Malekpour, 2007)
Sebagai pendukung bentuk tingkah laku lekat aman, Sroufe (dalam Fitzgerald et al., 1982) menyimpulkan bahwa semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, mereka akan cenderung berinteraksi lebih positif dengan ibunya dan lebih mampu menerima tawaran yang diberikan pada mereka. Anak akan lebih mudah menunjukkan senyuman saat melihat ibunya, aktif berbicara dengan ibunya, mencari sentuhan fisik seperti memeluk, dan tidak ragu dalam mengeksplorasi suara. Selain itu, semakin aman anak maka anak cenderung lebih penurut dan menunjukkan sedikit agresi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
C. Hubungan Antara Tingkat Kelekatan Aman dengan Tingkat Perilaku Picky Eating pada Anak Penelitian ini akan mencari tahu hubungan antara tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Fokus penelitian ini berawal dari fakta mengenai perilaku picky eating yang banyak dan sebenarnya wajar dialami anak-anak pada usia perkembangan awal. Penelitian ini didasari dari kerangka berfikir seperti berikut: Beberapa definisi tentang picky eating disimpulkan menjadi perilaku kesulitan makan dimana pelaku hanya mau mengkonsumsi makanan tertentu yang kurang bervariasi dan menolak makanan lain atau makanan baru. Pengamatan awal terhadap perilaku makan anak usia perkembangan awal memang menunjukkan perilaku makan yang beragam. Beberapa anak cenderung tidak banyak mengalihkan perhatian seperti bermain sesuatu saat jam makan. Mereka akan menunggu dengan tenang sampai makanan disajikan atau pengasuh siap menyuapi mereka. Selain itu, anak cenderung tidak memilih-milih makanan yang disajikan atau disuap kepada mereka. Namun, beberapa anak ternyata memunculkan perilaku makan yang cenderung sangat sulit seperti menepis suapan makanan, mengeluarkan kembali makanan, dan sulit untuk tenang waktu makan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghabiskan sedikit porsi makanan. Beberapa perilaku makan yang diuraikan diatas masuk dalam golongan perilaku picky eating, yaitu menolak dan tidak mau makan, menepis suapan atau makanan yang diberikan ibu, mengeluarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulut, serta makan dengan waktu yang tidak wajar (Judarwanto, 2006; Kusumadewi dalam Poenirah, 2002). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku picky eating pada anak usia perkembangan awal memiliki tingkat yang berbeda-beda. Pada usia mulai dari 1-2 tahun, terjadi transisi dalam cara mengkonsumsi makanan dari makanan lunak yang secara berangsurangsur digantikan oleh keterampilan makan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat atau makanan dewasa (Carruth et al., 2004). Pada umumnya anak akan memasukkan makanan ke mulutnya sebagai salah satu perilaku eksplorasi terhadap makanan baru dan menunjukkan perilaku baik verbal maupun nonverbal atas kesukaan atau ketidaksukaan yang merupakan bagian dari tingkah laku menentang (negativisme) dan bersamaan dengan perubahan tingkah laku dimana anak mulai ingin membuat keputusan sendiri yang membuat waktu makan dimulai dengan rasa tegang pada anak maupun ibu. Tinggi rendahnya perilaku picky eating yang dimunculkan anak dapat dilihat dari relasi anak dengan ibunya khususnya saat momen pemberian makan (feeding practices). Momen pemberian makan merupakan momen yang memuat dan mampu menggambarkan hubungan antara tingkat kelekatan aman anak dan tinggi rendahnya tingkat perilaku picky eating. Pada momen pemberian makan terjadi interaksi antara ibu dan anak yang memunculkan perilaku makan yang berbeda-beda dari anak. Anak akan bereaksi semakin positif terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
perilaku memberi makan dari ibunya yang ditunjukkan melalui beberapa perilaku makan seperti bersabar menunggu ibu menyiapkan makanan, menerima tawaran makanan yang diberikan oleh ibu, tidak rewel saat makan, teratur dan terencana dalam memakan makanan yang dihidangkan, dan bertanggung jawab menghabiskan makanan (Ayah-Bunda, 2012). Peneliti menduga bahwa tingkat perilaku picky eating akan semakin rendah saat anak mampu berinteraksi secara positif dengan ibu sehingga anak memunculkan perilaku makan yang positif saat momen pemberian makan. Reaksi anak yang membangun interaksi antara ibu dan anak ini didasari oleh kualitas kelekatan yang dimiliki oleh anak. Kochanska (2001) mengatakan kelekatan dihubungkan dengan respon emosional anak terhadap stimulus atau lingkungan sekitarnya. Louise (dalam Wardlan & Gordlon, 1999) menyebutkan bahwa masalah makan seperti picky eating dapat menjadi indikator kesulitan emosi antara anak dan orangtua khususnya figur ibu. Kesulitan emosi cenderung akan terlihat saat anak dan ibunya berelasi yang tercerminkan dari anak yang merasa cemas, tidak nyaman, dan bahkan canggung saat berelasi dengan ibunya. Dalam kasus picky eating, Leung et al (2013) menambahkan bahwa penolakan makanan bisa berupa salah satu usaha mencari perhatian yang merupakan indikator kesulitan dalam relasi anak-ibu. Anak merasa tidak mendapat respon yang tepat atas sinyal kebutuhannya sehingga anak cenderung mencari perhatian dengan menolak makanan yang disajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Kelekatan aman anak sendiri disimpulkan sebagai ikatan emosional anak terhadap ibunya yang telah terbentuk sejak awal perkembangan anak dan memiliki karakteristik relasi yang unik ditandai oleh perasaan aman anak bahwa ibunya selalu ada disekitarnya baik saat berada dekat ibunya, saat bereksplorasi dengan lingkungan, maupun saat momen berpisah. Menurut Ainsworth (dalam Bukatko, 2008), anak akan menunjukkan beberapa perilaku yang dapat mencerminkan seberapa aman kelekatan yang dimiliki anak. Hal tersebut dilihat dari empat aspek, yaitu ibu sebagai basis yang aman untuk eksplorasi (mother as a secure base for exploration), reaksi dan kecemasan anak pada orang lain dan lingkungan asing (strange anxiety), perilaku cemas anak saat ibu meninggalkannya (separation anxiety), serta reaksi anak pada saat bertemu kembali dengan ibunya (reunion behavior). Berkaitan dengan perilaku penerimaan dan penolakan makan, semakin aman kelekatan yang anak miliki, anak akan menjadikan ibu sebagai basis aman dalam mengeksplorasi lingkungan dan terlihat lebih bersedia untuk melakukan eksplorasi maupun berinteraksi dalam lingkungan asing (Cicchetti dan Toth, 1995; Fairchild, 2006; Hasan dan Shaver dalam Lemme, 1995). Sajian makanan baru termasuk salah satu lingkungan asing bagi anak. Semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan cenderung lebih berani mengekplorasi dan tidak keberatan untuk mencoba makanan baru. Anak akan cenderung tidak merasakan kecemasan yang berlebihan dari makanan baru tersebut sehingga secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
langsung akan memperkuat keinginan dan rasa penasaran anak untuk merasakan atau mengkonsumsi sajian makanan baru yang disajikan kepadanya. Anak memang akan merasakan distress saat mengalami perpisahan dengan ibu namun semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, maka anak akan cenderung lebih bersemangat untuk berusaha bertemu kembali dengan ibunya dan kembali mau mengekplorasi lingkungannya (Hasan & Shaver dalam Lemme, 1995). Ketika ibu kembali pada anak setelah terjadinya perpisahan, anak akan merasa senang dan secara aktif melakukan kontak dengan ibu dan tangisan anak dapat berkurang seketika (Berk, 2006; Papalia et al, 2008). Selain itu, semakin aman kelekatan anak, maka anak akan makin merasa percaya terhadap responsivitas dan kesediaan ibu sebagai figur yang selalu ada dan siap mendampingi, sensitif, responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan atau kenyamanan, dan selalu menolong serta membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menakutkan (Bowlby dalam Santrock, 2002). Berdasarkan hal tersebut, anak akan cenderung lebih mampu untuk berinteraksi lebih positif dengan ibunya dan lebih mampu menerima tawaran yang diberikan pada mereka. Anak juga memiliki sikap yang lebih kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah (Hazan & Shaver dalam Parritz & Troy, 2011). Berkaitan dengan kegiatan makan bersama ibu dan penerimaan maupun penolakan anak terhadap makanan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, semakin aman kelekatan aman maka pada momen pertemuan dengan ibu, anak relatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
lebih mampu mengganti emosi negatif saat perpisahan menjadi emosi positif sehingga anak langsung merasa senang, nyaman dan tetap percaya kepada ibunya sehingga semakin rendah kemungkinan munculnya ketegangan antara anak dengan ibu saat momen pemberian makan. Anak akan menunjukkan perilaku yang lebih kooperatif terhadap ibunya begitu pula terhadap sajian makanan yang diberikan kepadanya salah satunya semakin mampu menerima tawaran makanan dari ibu. Berdasarkan semua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan semakin mampu untuk berinteraksi secara positif terhadap ibunya khususnya berkaitan dengan momen pemberian makan. Anak semakin mampu dan mau mengekplorasi makanan yang disajikan kepadanya. Anak akan cenderung tidak cemas terhadap sajian makanan yang dianggap baru atau asing bagi anak. Anak tetap bersemangat untuk mengekplorasi lingkungan sekitarnya khususnya yang terkait dengan makanan. Anak juga cenderung mau dan aktif melakukan kontak positif dengan ibu, bersikap lebih kooperatif dengan ibu, dan lebih mau menerima tawaran yang diberikan padanya. Reaksi tersebut akan berdampak pada munculnya perilaku makan yang juga positif dari anak seperti mau bersabar menunggu ibu menyiapkan makanan, menerima tawaran makanan yang diberikan oleh ibu, lebih penurut dan kooperatif dengan ibu saat waktu makan, teratur dan terencana dalam memakan makanan yang dihidangkan, dan anak dapat bertanggung jawab menghabiskan makanan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
bahwa semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan semakin mampu memberikan reaksi positif terhadap ibu saat momen pemberian makan dan menunjukkan perilaku makan yang positif. Hal tersebut akan berdampak secara langsung terhadap rendahnya kecenderungan anak berperilaku picky eating.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
D. Skema Korelasi Antara Tingkat Kelekatan Aman dengan Tingkat Perilaku Picky Eating pada Anak Semakin aman kelekatan anak : 1. Ibu sebagai basis aman eksplorasi (secure base for exploration), anak berani mengekplorasi lingkungan sekitarnya termasuk makanan baru atau asing bagi anak. 2. Reaksi saat bertemu orang atau sesuatu hal yang asing (strange anxiety), anak tidak keberatan dan tidak merasa cemas akan hal yang baru baginya termasuk berbagai jenis sajian makanan yang disajikan padanya. 3. Reaksi saat ibu meninggalkannya (separation anxiety), anak mungkin saja merasa distress atau cemas dan ragu-ragu namun anak tetap bersemangat untuk berusaha bertemu kembali dengan ibunya dan mengekplorasi lingkungan atau hal baru baginya. 4. Reaksi saat pertemuan kembali dengan ibu (reunion behavior), anak merasa senang dan secara aktif melakukan kontak dengan ibu baik verbal seperti mengajak bicara maupun non-verbal seperti memegang tangan dan tersenyum, tangisan anak yang umumnya muncul saat distress pada momen perpisahan dapat berkurang seketika.
Semakin positif reaksi anak saat berinteraksi dengan ibu : 1. Anak relatif bebas dari rasa marah 2. Anak lebih mudah menunjukkan senyuman saat melihat ibunya 3. Anak cenderung mencari sentuhan fisik seperti memeluk 4. Anak memiliki sikap yang lebih kooperatif dengan ibunya 5. Anak cenderung lebih penurut dan menunjukkan sedikit agresi 6. Anak lebih mampu menerima tawaran yang diberikan pada mereka
Semakin positif perilaku makan anak : 1. Tenang menunggu ibu menyajikan makanan 2. Tidak mengalihkan perhatian seperti bermain 3. Menerima tawaran makanan dan tidak memilih-milih makanan yang diberikan oleh ibu 4. Tenang saat proses makan 5. Mau bertanggung jawab menghabiskan makanan
Semakin rendah tingkat perilaku picky eating pada anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang peneliti munculkan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak maka semakin rendah tingkat perilaku picky eating.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasional.
Tujuan
penelitian
memungkinkan
peneliti
untuk
menggunakan jenis kuantitatif karena berawal dari uraian teori umum mengenai dua variabel yang dirumuskan menjadi suatu hipotesis. Berdasarkan hipotesis tersebut, peneliti akan melakukan pengujian terhadap sejumlah subjek dengan harapan hasil dan kesimpulan penelitian mampu mewakili suatu situasi secara umum. Pemilihan teknik korelasi didasarkan oleh beberapa karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Teknik korelasi bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel atau menetapkan besaran hubungan antar variabel yang bukan merupakan hubungan sebab akibat namun kesimpulan bahwa setiap kali variabel pertama berubah maka variabel yang lain ikut berubah (Kountour, 2003; Kasmadi & Sunariah, 2013).
B. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 1. Variabel Bebas
: Kelekatan aman anak
2. Variabel Tergantung
: Perilaku picky eating
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
C. Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini, sebagai berikut : 1. Perilaku picky eating Perilaku picky eating merupakan perilaku kesulitan makan dimana pelaku hanya mau mengkonsumsi makanan tertentu yang kurang bervariasi dan menolak makanan lain atau makanan baru. Perilaku picky eating akan diukur dengan metode observasi menggunakan cara pencatatan skala rating (rating scale). Semakin tinggi skor yang didapat dari skala rating menunjukkan semakin tinggi pula tingkat perilaku picky eating pada anak. 2. Kelekatan aman anak Kelekatan aman anak adalah ikatan emosional anak terhadap ibunya yang telah terbentuk sejak awal perkembangan anak. Kelekatan aman anak memiliki karakteristik relasi yang unik ditandai oleh perasaan aman anak bahwa ibunya selalu ada disekitarnya baik saat berada dekat ibunya, saat bereksplorasi dengan lingkungan, maupun saat momen berpisah. Kelekatan aman anak akan diukur dengan metode observasi menggunakan cara pencatatan yang sama dengan variabel sebelumnya yaitu skala rating (rating scale). Semakin tinggi skor yang didapat dari skala rating kelekatan aman, menunjukkan semakin aman kelekatan yang dimiliki anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
D. Subjek Penelitian Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Kountour, 2003; Sugiyono, 2013). Penelitian ini mengambil subjek dengan kriteria, yaitu: 1. Anak usia 1-2,5 tahun. Subjek dengan usia tersebut dipilih karena merupakan usia transisi dimana anak mulai berpindah dari makanan bayi ke makanan orang dewasa dan anak mulai siap untuk mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi (Rutledge, 2010). Selain itu dari uraian sebelumnya, beberapa studi menggambarkan bahwa picky eating ternyata telah ditemukan pada anak usia dini mulai dari umur 1 tahun. Usia tersebut juga merupakan usia kritis pembentukan kelekatan anak terhadap seorang figur lekat. Seperti yang dikemukakan oleh Scaffer (dalam Santrock, 2007), berdasarkan konseptualisasi Bowbly mengenai fase kelekatan yaitu fase ketiga (clear-cut attachment phase) dimana bayi mulai menunjukkan kelekatan yang spesifik pada salah satu figur lekat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menjadikan anak usia 1-2,5 tahun menjadi kriteria subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
2. Anak yang diasuh oleh ibu kandung. Kriteria ini dipilih untuk menyesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara perilaku picky eating dan kelekatan aman. Diketahui bahwa anak sampai dengan umur 1 tahun akan mencari objek lekat pada satu orang, biasanya ibunya (Maccoby, et al. dalam Monks, 2002). Ibu juga merupakan salah satu figur lekat utama pada anak yang selalu siap memberikan respon terhadap kebutuhan anak (Bowbly dalam Durkin, 1995). Dengan kata lain, ibu merupakan figur lekat yang jelas berperan dalam memenuhi kebutuhan anak, salah satunya praktek pemberian makan anak. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menjadikan anak yang diasuh ibu kandung menjadi salah satu kriteria subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini akan menggunakan 40 subjek dengan dua kriteria diatas yang diharapkan mampu mewakili dua variabel penelitian dan menjawab hipotesis dalam penelitian ini.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi yang berfungsi untuk mendeskripsikan perilaku selengkap dan seakurat mungkin (Basuki, 2006). Dengan metode ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran yang detail dan akurat mengenai perilaku dari kedua variabel yang akan diukur dalam penelitian ini. Metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
observasional yang baik harus mempunyai tujuan, fokus atau target perilaku, batasan perilaku dalam pengumpulan data, dan alat ukur atau pengumpul data yang reliabel dan valid (Sattler, 2002). Dalam penelitian ini, tujuan dilakukan observasi adalah mengukur tingkat tinggi rendahnya kelekatan aman anak dan perilaku picky eating pada anak. Observasi yang dilakukan akan menggunakan skala rating sebagai metode pencatatan. Skala rating dibuat berdasarkan penilaian subjektif tentang derajat atau kuantitas sifat atau kondisi tertentu (Bandt, 1972 dalam Shaughnessy, et al., 2007). Sumber data primer dari alat ukur ini berupa nilai atau skor dari skala rating itu sendiri. Skala rating dipilih sebagai metode pencatatan dengan beberapa kelebihan, yaitu mampu mengevaluasi aspek global dari perilaku; dapat merekam aspek kualitatif dari suatu perilaku; mempermudah untuk melihat perbandingan perilaku beberapa individu; efisiensi waktu; serta memudahkan dalam analisis statistika (Sattler, 2002).
1. Perilaku Picky Eating Berikut langkah-langkah observasi beserta cara pencatatan pada variabel pertama penelitian ini : a. Observer atau ibu mendapatkan penjelasan dari peneliti yang meliputi : i.
Target dan indikator perilaku yang akan diamati serta menjadi perhatian dalam periode observasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii.
Ketentuan
pengisian
skala
rating.
41
Peneliti
menjelaskan kepada observer mengenai kuantitas per nilai dalam skala rating. Nilai skala rating mencerminkan frekuensi munculnya target perilaku selama observasi dilakukan. Nilai 1 atau “tidak pernah” berarti berarti anak tidak pernah sama sekali memunculkan target perilaku. Nilai 2 atau “jarang” berarti anak lebih sedikit memunculkan target perilaku daripada tidak memunculkan. Nilai 3 atau “kadang-kadang” berarti anak memunculkan target
perilaku
sama
besar
dengan
tidak
memunculkan. Nilai 4 atau “sering” berarti anak lebih banyak memunculkan target perilaku daripada tidak memunculkan. Nilai 5 atau “selalu” anak selalu memunculkan target perilaku setiap kali observasi dilakukan. iii.
Setting dan konteks yang ditentukan selama observasi dilakukan, antara lain figur pemberi makan (feeders) adalah ibu dan tidak diperkenankan untuk mengganti figur ibu sebagai pemberi makan selama observasi dilakukan serta ibu diharapkan secara intens menemani anak selama jam makan selama
periode
observasi
dengan
maksud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
mengontrol perilaku makan yang dimunculkan anak didasarkan oleh reaksi yang dimunculkan dari kualitas kelekatan yang anak miliki terhadap ibunya; ibu diharuskan memvariasikan makanan yang diberikan pada anak selama periode observasi dengan harapan tingkat perilaku picky eating dapat lebih terlihat karena makanan yang tidak monoton atau makanan yang hanya disukai anak; secara teknis, anak diberi kebebasan untuk makan sendiri ataupun disuapi terkait dengan keberagaman sudah bisa atau belumnya subjek penelitian makan sendiri. iv.
Durasi pengamatan dilakukan kurang lebih 3x sehari pada waktu pemberian makan yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Observer melakukan pengamatan terhadap target perilaku makan anak yang telah diuraikan dalam skala rating selama waktu pemberian makan.
b. Observer
diperbolehkan
membuat
catatan
tertentu
mengenai perilaku anak yang diamati selama periode observasi. Pencatatan dilakukan dengan tujuan sebagai pengingat untuk pengisian rating pada skala. Pencatatan tersebut sebaiknya tidak dilakukan setiap saat, observer dianjurkan mencatat pada sore atau malam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
c. Periode observasi dengan skala rating ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Setelah periode observasi berakhir, observer mengisi skala rating yang telah disediakan. Skala rating yang akan diisi oleh observer menggunakan indikator perilaku picky eating yang berdasar pada beberapa sumber teoritis dan pengamatan awal saat proses makan terhadap beberapa subjek yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Peneliti telah menyimpulkan 3 indikator perilaku picky eating yaitu perilaku menolak dan tidak mau makan, lama waktu makan yang tidak wajar, dan perilaku mengeluarkan kembali makanan yang sudah masuk dalam mulut. Data skala
rating
wawancara.
akan
diperiksa
Wawancara
kebenarannya
dilakukan
sebagai
dengan metode
pendukung dalam penelitian ini. Peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan durasi waktu yang tidak ditentukan atau fleksibel terhadap observer setelah peneliti menarik kesimpulan sementara mengenai tingkat tinggi rendahnya perilaku picky eating anak sebagai gambaran awal dari hasil skala rating per subjek. Pertanyaan wawancara berjenis pertanyaan terbuka dengan jumlah yang dibatasi terkait dengan kedudukan wawancara sebagai metode pendukung. Salah satu contoh pertanyaan yang akan diajukan adalah “Bagaimanakah perilaku anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
saat jam makan?” Pertanyaan tersebut diharapkan mampu menjawab keseluruhan indikator observasi dengan tujuan memastikan kebenaran skala rating yang diisi oleh observer.
2. Kelekatan Aman Anak Berikut langkah-langkah observasi beserta cara pencatatan pada variabel kedua penelitian ini : a. Observer atau ibu mendapatkan penjelasan dari peneliti yang meliputi : i.
Target dan indikator perilaku yang akan diamati serta menjadi perhatian dalam periode observasi.
ii.
Ketentuan
pengisian
skala
rating.
Peneliti
menjelaskan kepada observer mengenai kuantitas per nilai dalam skala rating. Nilai skala rating mencerminkan frekuensi munculnya target perilaku selama observasi dilakukan. Penjelasan mengenai nilai 1-5 dari skala rating ini sama dengan variabel picky eating yang telah dijelaskan sebelumnya. iii. Setting dan konteks yang ditentukan selama observasi dilakukan. Anak berada dalam strange situation yang diartikan sebagai lingkungan yang baru dikenal atau tidak biasa bagi anak. Lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
atau situasi dimana banyak orang berkumpul dan diantaranya ada orang yang bukan merupakan anggota keluarga serta mencakup adanya interaksi dengan orang asing atau tidak sehari-hari ditemui oleh anak. Beberapa contoh strange situation adalah situasi di tempat umum (public space) seperti transportasi umum, rumah tetangga (misalnya saat arisan), sekolah playgroup atau PAUD, tempat ibadah, dan sebagainya. Strange situation juga dapat dikondisikan di rumah saat ada tamu yang belum dikenal anak datang berkunjung, maupun saat ibu meninggalkannya si anak misalnya melakukan pekerjaan rumah tangga atau pergi berbelanja. Observer dapat mengkondisikan berbagai situasi yang memungkinkan terjadi momen perpisahan dan bertemu kembalinya anak dengan observer atau ibu. Observer tidak diharuskan selalu berada di dekat anak namun pengawasan dan pengamatan selalu dilakukan selama anak berada dalam strange situation. Strange situation ditentukan sebagai setting dan konteks observasi kelekatan aman berdasar pada penelitian dan teori Mary Ainsworth
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
untuk melihat kualitas kelekatan aman anak yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. iv. Durasi pengamatan dilakukan tanpa batas waktu. Observer melakukan pengamatan terhadap anak selama setting dan konteks situasi telah sesuai dengan ketentuan. Observer diharapkan mampu mengkondisikan setting dan konteks agar periode observasi menghasilkan data observasi yang kuat. b. Observer
diperbolehkan
membuat
catatan
tertentu
mengenai perilaku anak yang diamati selama periode observasi. Pencatatan dilakukan dengan tujuan sebagai pengingat untuk pengisian rating pada skala. Pencatatan tersebut sebaiknya tidak dilakukan setiap saat, observer dianjurkan mencatat pada sore atau malam hari. c. Periode observasi dengan skala rating ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Setelah periode observasi berakhir, observer dipersilakan mengisi skala rating yang telah disediakan. Skala rating yang akan diisi oleh observer menggunakan 4 indikator perilaku kelekatan aman anak yang berdasar pada beberapa sumber teoritis, yaitu ibu sebagai basis yang aman untuk ekplorasi (mother as a secure base for exploration), reaksi dan kecemasan pada orang lain dan lingkungan asing (strange anxiety), reaksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dan kecemasan pada orang lain dan lingkungan asing (separation anxiety), dan reaksi anak pada saat bertemu kembali dengan ibunya (reunion behavior). Tidak berbeda dari variabel sebelumnya, data skala rating dari variabel kedua penelitian ini juga akan diperiksa kebenarannya dengan wawancara sebagai metode pendukung. Peneliti juga akan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan durasi waktu yang tidak ditentukan atau fleksibel terhadap observer setelah peneliti menarik kesimpulan sementara mengenai tingkat tinggi rendahnya perilaku lekat aman anak sebagai gambaran awal dari hasil skala rating per subjek. Salah satu contoh pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara adalah “Bagaimanakah perilaku anak selama berada di lingkungan yang tidak biasa atau kurang familiar?”
Pertanyaan
tersebut
diharapkan
mampu
menjawab keseluruhan indikator observasi dengan tujuan memastikan kebenaran skala rating yang diisi oleh observer.
F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Persiapan dalam penelitian ini meliputi persiapan instrumen alat ukur, persiapan subjek penelitian, dan persiapan observer penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Berikut uraian persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian dilaksanakan : a. Instrumen Alat Ukur Penelitian ini menggunakan observasi sebagai alat ukur dan skala rating sebagai metode pencatatan observasi. Peneliti melakukan beberapa langkah untuk menetapkan pedoman observasi, yaitu peneliti mengumpulkan sumber teoritis dari berbagai referensi dan melakukan pengamatan awal. Peneliti kemudian
berkonsultasi
dengan
beberapa
ahli
untuk
menentukan indikator variabel penelitian yang akan dijadikan sebagai pedoman observasi dalam penelitian ini. Lembar pencatatan juga dicobakan pada 2 ibu dengan subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian. Langkah tersebut peneliti lakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa indikator atau pedoman observasi yang dibuat dapat dipahami dengan baik serta direspon sesuai dengan maksud penelitian. b. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek anak usia 1-2,5 tahun dan diasuh oleh ibu kandung. Peneliti melakukan networking khususnya dengan beberapa teman dan kerabat untuk membantu peneliti menemukan subjek yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Dari usaha pencarian tersebut, peneliti berhasil menemukan 40 anak sebagai subjek penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
c. Observer Penelitian Penelitian ini menggunakan ibu kandung subjek penelitian sebagai observer. Peneliti akan menjelaskan kepada observer beberapa langkah-langkah observasi beserta cara pencatatan yang telah diuraikan pada metode pengumpulan data. Peneliti juga akan memastikan kesamaan persepsi antara observer dan peneliti tentang target perilaku dalam observasi.
2. Pelaksanaan Proses
pengambilan
data
mulai
dilakukan
segera
setelah
dilakukannya persiapan penelitian baik instrumen alat ukur, subjek, dan observer. Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian : a. Peneliti bertemu dengan subjek (anak) dan observer (ibu) kemudian memberi waktu kepada observer untuk mengamati dan mengobservasi subjek serta mencatat interaksi yang terjadi antara ibu dan anak pada saat situasi makan dan situasi tidak biasa (strange situation) selama 7 hari. b. Pada hari ke-7, observer mengisi skala rating yang telah disediakan. c. Setelah mendapatkan data skala rating, peneliti melakukan wawancara pada waktu yang telah disepakati dengan observer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk
memastikan
kebenaran
hasil
skala
rating
50
yang
sebelumnya diisi oleh observer.
3. Analisis Data Peneliti melakukan analisis data dengan tujuan mencari korelasi antara tingkat perilaku picky eating pada anak dan tingkat kelekatan aman anak. Peneliti menggunakan metode statistik Uji Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPPS for Windows versi 17.0.
G. Kredibilitas Alat Ukur Suatu alat ukur dinyatakan baik jika mampu mengukur variabel penelitian secara jelas dan akurat serta memiliki kredibilitas yang tinggi. Creswell (2012) menyebutkan validitas kualitatif sebagai kredibilitas yang didasarkan pada kepastian keakuratan hasil penelitian dari sudut pandang peneliti, partisipan, maupun pembaca secara umum. Beberapa strategistrategi validitas menurut Creswell (2012), yaitu triangulate atau memeriksa bukti-bukti dari sumber-sumber data untuk membangun justifikasi yang koheren, member checking atau memaparkan hasil penelitian pada tiap partisipan dengan tujuan pengecekan akurasi hasil penelitian, rich and thick description atau mendeskripsikan data secara kaya dan padat, mengklarifikasi kemungkinan bias-bias yang muncul dalam penelitian, negative or discrepant information atau menyajikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
informasi yang bertentangan dengan tema-tema tertentu dalam penelitian, prolonged time atau memanfaatkan waktu yang relatif lama di lapangan atau lokasi penelitian, peer debriefing atau melakukan tanya jawab antar peneliti, serta external auditor atau mengajak auditor untuk mereview keseluruhan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan strategi validitas triangulate atau triangulasi. Menurut Denzin (dalam Meloeng, 2007), strategi triangulasi dapat memanfaatkan berbagai penggunaan sumber, metode, pengamat, maupun teori. Penelitian ini memanfaatkan strategi triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan memastikan keakuratan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan sebagai metode penelitian dengan data hasil wawancara yang dilakukan sebagai
pendukung
keakuratan
data.
Selain
itu,
peneliti
juga
membandingkan perspektif atau data yang telah dimiliki dengan beberapa pandangan dari orang yang berpendidikan tinggi (professional judgment) dan orang awam yang kedudukannya sejajar dengan partisipan dalam penelitian ini.
H. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara computerized dengan bantuan program SPPS for Windows versi 17.0. Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
dalam Kasmadi & Sunariah (2013), tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian, sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Peneliti mengolah data yang telah terkumpul dari kedua variabel secara deskriptif dengan program SPSS sehingga menghasilkan tabel data meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, median, modus, sum, skor minimum, skor maksimum, serta histogram per variabel. Selain itu, peneliti juga menganalisis mean teoritik dari data penelitian dari kedua variabel.
2. Uji Persyaratan Analisis Data Peneliti menggunakan metode statistik Uji Korelasi Pearson Product Moment sebagai metode analisis data maka dari itu sebelum menguji hipotesis dalam penelitian ini, data harus memenuhi beberapa asumsi atau persyaratan untuk mendasari tingkat kepercayaan pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini.yaitu data harus berdistribusi normal dan bersifat linear. Taraf signifikansi (α) yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 atau 5% dengan taraf kepercayaan 95% yang berarti kira-kira 5 dari 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima atau 95% percaya bahwa kesimpulan penelitian ini benar adanya (Sarwono, 2009). Uji persyaratan analisis yang dilakukan, sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normalitas dari distribusi data kedua variabel penelitian. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS. Signifikansi
normalitas
membandingkan
harga
data
akan
normalitas
diuji
dengan
melalui
metode
Komogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Data penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai hasil pengujian normalitas p value Sig > 0.05. b. Uji Linearitas Data Uji linearitas data dilakukan untuk mengetahui linear atau tidaknya kedua variabel dalam penelitian ini. Peneliti menguji lineriaritas data dengan menggunakan Test of Linearity dalam program SPSS. Hubungan dua variabel penelitian dikatakan linear jika nilai perhitungan uji lineritas p value Sig < 0.05.
3. Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini (H0) adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara perilaku picky eating pada anak dengan tingkat kelekatan aman anak. Uji hipotesis dengan teknik korelasi Pearson Product Moment dilakukan dengan bantuan program SPSS. Kriteria H0 diterima jika angka koefisien korelasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
yang dihasilkan bukan sama dengan 0 dan menunjukkan tanda negatif serta nilai signifikansi atau p value Sig < 0.05 (Sarwono, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan tahap uji coba indikator observasi atau tahap preliminary pada kedua variabel beserta skala rating pada tanggal 2 September 2014 kepada dua orang subjek yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Uji coba dilakukan dengan tujuan memastikan indikator observasi mampu dipahami oleh para ibu sebagai orang awam yang nantinya menjadi observer bagi subjek penelitian. Uji coba dilakukan dengan sesuai dengan prosedur pengumpulan data yang telah direncanakan. Peneliti memberi briefing secara lengkap dan akurat kepada kedua ibu subjek untuk mengobservasi anaknya sesuai dengan indikator yang terlampir selama 7 hari. Pada hari ketujuh, 9 September 2014 peneliti berdiskusi dengan para ibu mengenai pemahaman mereka terhadap indikator yang dibuat oleh peneliti. Hasil diskusi tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti untuk menetapkan indikator observasi dan mempersiapkan skala rating dalam penelitian ini. Peneliti mulai mengumpulkan data dengan bertemu secara privat dengan satu persatu subjek beserta ibu yang akan menjadi observer dalam penelitian ini dimulai dari tanggal 11-26 September 2014. Skala rating sebagai alat pencatatan observasi yang telah dilakukan diambil setiap pada akhir periode observasi atau hari ke-tujuh. Secara keseluruhan, pengambilan
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
data berakhir pada tanggal 2 Oktober 2014. Sebagai pendukung hasil observasi yang telah terkumpul, peneliti melakukan wawancara kepada para observer 1 hari setelah setiap skala rating diterima oleh peneliti. Wawancara dilakukan dari tanggal 19 September-3 Oktober 2014 dengan durasi waktu yang tidak ditentukan atau fleksibel pada setiap wawancara dilakukan. Hasil wawancara sebagai metode pendukung secara keseluruhan disimpulkan sesuai dan mendukung hasil observasi. Peneliti juga sebenarnya melakukan sedikit observasi setiap mendatangi rumah subjek dan berinteraksi dengan subjek yang secara tidak langsung mencerminkan data inter-observer agreement. Berikut penjabaran dalam tabel, waktu pengambilan data yang dilakukan peneliti baik dengan metode utama dan metode pendukung: Tabel 4.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian Jumlah Waktu Observasi
Waktu Wawancara Subjek
11-18 September 2014
3
19 September 2014
13-20 September 2014
1
21 September 2014
14-21 September 2014
5
22 September 2014
15-22 September 2014
4
23 September 2014
16-23 September 2014
3
24 September 2014
17-24 September 2014
5
25 September 2014
18-25 September 2014
3
26 September 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19-26 September 2014
4
27 September 2014
20-27 September 2014
2
28 September 2014
21-28 September 2014
2
29 September 2014
22-29 September 2014
1
30 September 2014
23-30 September 2014
3
1 Oktober 2014
24 September-1 Oktober 2014
2
2 Oktober 2014
25 September-2 Oktober 2014
2
3 Oktober 2014
57
B. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat perilaku picky eating pada anak dengan tingkat kelekatan aman anak. Penelitian ini menggunakan 40 subjek dengan kriteria anak usia 1-2,5 tahun dan diasuh oleh ibu kandung. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental dan mendapatkan 40 subjek penelitian yang tersebar di beberapa kabupaten. Terkait dengan metode observasi yang dilakukan sebagai metode penelitian, peneliti selalu memastikan kesanggupan para ibu dari ke-40 subjek penelitian dengan briefing yang dilakukan secara lengkap sebelum melanjutkan pada prosedur pengambilan data. Para ibu dari ke-40 subjek ini sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan berperan sebagai pengasuh utama bagi anak. Sedangkan, subjek penelitian ini sebagian besar belum bersekolah dan hanya beberapa yang sudah disekolahkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
C. Data Demografi Subjek Penelitian Data demografi subjek penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini meliputi tempat tinggal, usia, dan jenis kelamin, sebagai berikut: 1. Demografi subjek berdasarkan tempat tinggal Tabel 4.2 Data Demografi Tempat Tinggal Subjek Penelitian Kabupaten Sleman
Kodya Yogyakarta
Bantul
Kecamatan
Kelurahan
Jumlah Subjek
Ngaglik
Minomartani
1
Depok
Condong Catur
4
Maguwoharjo
1
Berbah
Tegaltirto
1
Prambanan
Gayam
1
Kalasan
Selomartani
1
Gamping
Gamping
1
Gondokusuman
Baciro
16
Pengok
1
Gedong
1
Banguntapan
Kuning
Klaten
Senden
Gading Sari
1
Klaten Selatan
Trunuh
8
Kalangan
1
Glodogan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jogonalan
Pakahan
59
1
Total
40
Persentase (%)
100
2. Demografi subjek berdasarkan usia Tabel 4.3 Data Demografi Usia Subjek Penelitian Usia
Frekuensi
Persentase (%)
12-24 bulan
33
82.5
25-30 bulan
7
17.5
Total
40
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berusia 12-24 bulan sebanyak 33 subjek (82,5%) dan subjek usia 25-30 bulan sebanyak 7 subjek (17,5%).
3. Demografi subjek berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.4 Data Demografi Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
18
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perempuan
22
55
Total
40
100
60
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek adalah perempuan sebanyak 22 subjek (55,0%) dan subjek laki-laki sebanyak 18 subjek (45,0%).
D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran data yang akan dianalisis meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, median, sum, skor minimum, skor maksimum, serta histogram per variabel. Hasil gambaran data secara empiris tampak pada tabel berikut: Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Perilaku Picky Eating
Kelekatan Aman Anak
19,68
35,05
19
35
Standar Deviasi
6,642
4,175
Varian
44,122
17,433
Skor Minimum
9
25
Skor Maksimum
34
44
Sum
787
1402
Rata-rata Median
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata kelekatan aman anak sebesar 35,05 dengan standar deviasi 4,175. Sedangkan rata-rata perilaku picky eating sebesar 19,68 dengan standar deviasi 6,642. Nilai standar deviasi yang kecil pada kedua variabel menunjukkan bahwa penyebaran data dalam penelitian dalam kategori baik. Variabel perilaku picky eating dan kelekatan aman anak masing-masing terdiri dari 9 pertanyaan dengan skala 1-5 sehingga dapat dihitung nilai ratarata teoritis adalah sebagai berikut: Skor minimum = 1 x 9 = 9 Skor maksimum = 5 x 9 = 45 Nilai rata-rata = (45+9)/2 = 27 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata teoritik perilaku picky eating dan kelekatan aman anak masing-masing sebesar 27 yang berarti jika rata-rata empirik perilaku picky eating maupun kelekatan aman anak lebih besar dari 27 dalam kategori tinggi dan sebaliknya jika lebih kecil dari 27 dalam kategori rendah. Berikut perbandingan rata-rata teoritis dan empiris: Tabel 4.6 Perbandingan rata-rata teoritis dan empiris Variabel
Teoritis Min. Max.
Kelekatan
9
45
Empiris Mean
Min.
Max.
Mean
27
25
44
35.05
t
p
-8.622
0.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
aman anak Picky Eating
9
45
27
9
34
19.68
4.932
0.000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata kelekatan aman anak sebesar 35,05 lebih besar dari rata-rata teoritis yaitu 27 dan perbedaan tersebut signifikan secara statistik (p=0,000; p<0,05) yang berarti bahwa kelekatan aman anak dalam kategori tinggi. Sedangkan ratarata perilaku picky eating sebesar 19,68 lebih kecil dari rata-rata teoritis yaitu 27 dan perbedaan tersebut signifikan secara statistik (p=0,000; p<0,05) yang berarti bahwa perilaku picky eating anak dalam kategori rendah.
E. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Data penelitian mengenai hubungan kelekatan aman anak dengan tingkat perilaku picky eating ini diolah menggunakan uji korelasi Pearson dengan asumsi data berdistribusi normal dan kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hasil uji normalitas dan linearitas variabel kelekatan aman anak dan tingkat perilaku picky eating, sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
a. Hasil Uji Normalitas Data Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Variabel
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Sig.
Perilaku picky eating
,094
40
,200(*)
Kelekatan aman anak
,108
40
,200(*)
Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (n>30) menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel lebih besar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data kelekatan aman anak dan tingkat perilaku picky eating berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Linearitas Data Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas Data
Perilaku picky Between eating Kelekatan
df
F
Sig
(Combined)
16
1,663
0,129
Linearity
1
8,335
0,008
Deviation from
15
1,219
0,326
Groups
aman anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Linearity Within Groups
23
Total
39
Hasil uji linearitas di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari linearitas sebesar 0,008 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kelekatan aman anak dan tingkat perilaku picky eating bersifat linear sehingga dapat dilanjutkan ke uji korelasi Pearson.
2. Hasil Uji Korelasi Pearson Produk Momen Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Pearson Perilaku picky eating Kelekatan aman anak
Pearson Correlation Sig. (1 tailed) N
-
0,410 (**) 0,004 40
Hasil uji korelasi Pearson di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan atau p value sebesar 0,004 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat perilaku picky eating pada anak dengan tingkat kelekatan aman anak. Nilai korelasi sebesar -0,410 dalam kategori sedang (0,4 - 0,6) dan tanda negatif menunjukkan hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
yang negatif atau yang berarti semakin tinggi tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak maka semakin rendah tingkat perilaku picky eating.
F. Pembahasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu hubungan antara tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak (r = -0,410, p= 0,004; p<0,05). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelekatan aman anak menunjukkan hubungan yang negatif dan juga signifikan dengan tingkat perilaku
picky
eating
yang
membuktikan
hipotesis
penelitian
dan
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak maka semakin rendah tingkat perilaku picky eating. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak maka semakin tinggi tingkat perilaku picky eating pada anak. Terkait dengan kekuatan korelasi antara kelekatan aman dengan tingkat perilaku picky eating pada anak menunjukkan kekuatan korelasi sedang (r = -0,410) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan sedang yang negatif antara tingkat kelekatan aman dengan perilaku picky eating pada anak. Hasil penelitian diatas dengan jelas mencerminkan bahwa tingkat kelekatan aman anak memiliki hubungan dengan tingkat perilaku picky eating pada anak. Dasar dari hubungan tersebut adalah kualitas relasi antara anak dan ibunya dalam momen pemberian makan (feeding practices) yang didasari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
oleh tingkat kelekatan aman anak dimana dari hal tersebut anak akan memunculkan perilaku makan yang berbeda-beda, termasuk perilaku picky eating. Picky eating menjadi indikator kesulitan emosi antara anak dan ibu yang dapat terlihat saat anak berelasi dengan ibunya, misalnya anak merasa cemas, tidak nyaman, dan bahkan canggung saat berelasi dengan ibunya. Anak cenderung merasa tidak mendapat respon yang tepat atas sinyal kebutuhannya sehingga anak cenderung mencari perhatian dengan menolak makanan yang disajikan. (Louise dalam Wardlan & Gordlon, 1999; Leung et al., 2013). Berdasarkan tinjauan dari empat aspek kelekatan aman Ainsworth, semakin aman kelekatan yang anak miliki, anak akan menjadikan ibu sebagai basis aman dalam mengeksplorasi lingkungan (aspek mother as a secure base for exploration) dan terlihat lebih bersedia untuk melakukan eksplorasi maupun berinteraksi dalam lingkungan asing (aspek strange anxiety) (Cicchetti dan Toth, 1995; Fairchild, 2006; Hasan dan Shaver dalam Lemme, 1995). Saat momen pemberian makan, anak mau memasukkan makanan ke mulutnya sebagai salah satu perilaku eksplorasi terhadap makanan baru yang merupakan salah satu bentuk lingkungan asing bagi anak dan menunjukkan perilaku baik verbal maupun nonverbal atas kesukaan atau ketidaksukaan yang merupakan bagian dari tingkah laku menentang (negativisme). Namun, semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan cenderung lebih berani mengekplorasi dan tidak keberatan untuk mencoba makanan baru. Anak akan cenderung tidak merasakan kecemasan yang berlebihan dari makanan baru tersebut sehingga secara langsung akan memperkuat keinginan dan rasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
penasaran anak untuk merasakan atau mengkonsumsi sajian makanan baru yang disajikan kepadanya. Anak memang akan merasakan distress saat mengalami perpisahan dengan ibu (aspek separation anxiety) namun semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, maka anak akan cenderung lebih bersemangat untuk berusaha bertemu kembali dengan ibunya dan kembali mau mengekplorasi lingkungannya (Hasan & Shaver dalam Lemme, 1995). Ketika ibu kembali pada anak setelah terjadinya perpisahan, anak akan merasa senang dan secara aktif melakukan kontak dengan ibu dan tangisan anak dapat berkurang seketika(aspek reunion behavior) (Berk, 2006; Papalia et al, 2008). Saat momen pemberian makan dimana anak mulai mengekplorasi makanan baru seringkali bersamaan dengan perubahan tingkah laku dimana anak mulai ingin membuat keputusan sendiri yang membuat momen pemberian makan seringkali dimulai dengan rasa tegang pada anak maupun ibu. Namun, semakin aman kelekatan anak maka anak akan makin merasa percaya terhadap responsivitas dan kesediaan ibu sebagai figur yang selalu ada dan siap mendampingi, sensitif, responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan atau kenyamanan, dan selalu menolong serta membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menakutkan (Bowlby dalam Santrock, 2002). Berdasarkan hal tersebut, anak akan cenderung lebih mampu untuk berinteraksi lebih positif dengan ibunya dan lebih mampu menerima sajian makanan yang diberikan pada mereka. Anak juga memiliki sikap yang lebih kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah (Hazan & Shaver dalam Parritz & Troy, 2011). Dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
semakin aman kelekatan aman maka pada momen pertemuan dengan ibu, anak relatif lebih mampu mengganti emosi negatif saat perpisahan menjadi emosi positif sehingga anak langsung merasa senang, nyaman dan tetap percaya kepada ibunya sehingga semakin rendah kemungkinan munculnya ketegangan antara anak dengan ibu saat momen pemberian makan. Anak akan menunjukkan perilaku yang lebih kooperatif terhadap ibunya begitu pula terhadap sajian makanan yang diberikan kepadanya salah satunya semakin mampu menerima tawaran makanan dari ibu. Berdasarkan semua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kelekatan aman memiliki hubungan dengan perilaku picky eating. semakin aman kelekatan yang dimiliki anak, anak akan semakin mampu untuk berinteraksi secara positif terhadap ibunya khususnya berkaitan dengan momen pemberian makan. Anak semakin mampu dan mau mengekplorasi makanan yang disajikan kepadanya. Anak akan cenderung tidak cemas terhadap sajian makanan yang dianggap baru atau asing bagi anak. Anak tetap bersemangat untuk mengekplorasi lingkungan sekitarnya khususnya yang terkait dengan makanan. Anak juga cenderung mau dan aktif melakukan kontak positif dengan ibu, bersikap lebih kooperatif dengan ibu, dan lebih mau menerima tawaran yang diberikan padanya. Reaksi tersebut akan berdampak pada munculnya perilaku makan yang juga positif dari anak seperti mau bersabar menunggu ibu menyiapkan makanan, menerima tawaran makanan yang diberikan oleh ibu, lebih penurut dan kooperatif dengan ibu saat waktu makan, teratur dan terencana dalam memakan makanan yang dihidangkan, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
anak dapat bertanggung jawab menghabiskan makanan. Hal ini berlaku sebaliknya, semakin rendah kelekatan aman anak (insecure attachment) anak akan cenderung kurang mau mengekplorasi makanan yang disajikan kepadanya. Anak akan cenderung cemas disajikan makanan baru atau asing bagi anak. Anak juga cenderung menunjukkan perilaku lekat yang cenderung negatif antara lain penolakan terhadap figur ibu dan pengabaian termasuk didalamnya sikap permusuhan terhadap ibu (Cicchetti& Toth, 1995) yang berdampak pada kemunculan perilaku makan yang negatif seperti rewel atau mengalihkan perhatian seperti bermain sesuatu saat jam makan, cenderung memilih-milih makanan yang disajikan atau disuap kepada mereka, menolak dan tidak mau makan, menepis suapan atau makanan yang diberikan ibu, mengeluarkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulut, serta makan dengan waktu yang tidak wajar (Judarwanto, 2006; Kusumadewi dalam Poenirah, 2002). Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata subjek menunjukkan kelekatan aman anak yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai mean empirik sebesar 35,05 jika dibandingkan dengan mean teoritik 27 dan nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara mean empirik dan mean teoritik. Nilai mean empirik yang lebih tinggi dibandingkan mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk memiliki kelekatan yang aman yang relatif tinggi. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan nilai rata-rata subjek penelitian yang menunjukkan perilaku picky eating yang relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
mean empirik sebesar 19,68 jika dibandingkan dengan mean teoritik 27 dan nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara mean empirik dan mean teoritik. Nilai mean empirik yang lebih rendah dibandingkan mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk memiliki perilaku picky eating yang rendah. Perbedaan mean teoritik dan empiris dari hasil penelitian kedua variabel secara langsung mendukung hipotesis penelitian yaitu, semakin aman kelekatan yang dimiliki anak akan semakin mampu memberikan reaksi positif saat momen pemberian makan dan menunjukkan perilaku makan yang positif. Hal tersebut akan berdampak secara langsung terhadap rendahnya kecenderungan anak berperilaku picky eating karena semakin aman kelekatan yang dimiliki anak. Berdasarkan data demografi subjek berdasarkan jenis kelamin terkait dengan perilaku picky eating menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang
signifikan mengenai persebaran perilaku picky eating yang dialami baik anak perempuan maupun laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari Mascola yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam perilaku picky eating. Secara umum, anak usia 1-2 tahun memiliki kecenderungan mengembangkan perilaku picky eating. Selain itu, data demografi subjek berdasarkan usia menunjukkan sebanyak 33 anak usia 12 sampai 24 bulan dan 7 anak usia 25 sampai 30 bulan menunjukkan perilaku picky eating. Hal tersebut menggambarkan bahwa dalam penelitian ini, anak usia 1-2 tahun memang cenderung lebih banyak mengalami perilaku picky eating sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
dengan beberapa data dari berbagai sumber yang menemukan bahwa anak paling banyak cenderung berperilaku picky eating pada usia 1-2 tahun. Kecenderungan ini dimulai dari terjadinya transisi dalam cara mengkonsumsi makanan dari makanan lunak yang secara berangsur-angsur digantikan oleh keterampilan makan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat atau makanan dewasa pada usia tersebut (Carruth et al., 2004) yang akan membuat anak memunculkan perilaku baik verbal maupun nonverbal atas kesukaan atau ketidaksukaan pada makanan baru yang merupakan bagian dari tingkah laku menentang (negativisme) yang mengarah pada pengembangan perilaku picky eating.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kelekatan aman anak memiliki korelasi sedang yang bersifat negatif dengan tingkat perilaku picky eating dimana semakin tinggi tingkat kelekatan aman yang dimiliki anak maka cenderung semakin rendah tingkat perilaku picky eating pada anak.
B. Saran Berdasarkan
pada
kesimpulan
diatas,
selanjutnya
dapat
disimpulkan beberapa saran sebagai berikut: 1. Orangtua Berdasarkan pada kesimpulan penelitian ini, orangtua diharapkan mampu mendukung anak mengembangkan kelekatan aman khususnya terhadap figur ibu sebagai langkah meminimalisir kecenderungan anak mengembangkan perilaku picky eating, sebagai berikut: a. Mengusahakan kenyamanan bagi anak saat melakukan kontak dengan ibu seperti membalas pelukan dari anak dengan pelukan hangat, membalas tersenyum saat anak tersenyum pada ibu, tidak ragu menggenggam tangan anak saat anak meminta bergandengan tangan.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
b. Bersikap peka dan selalu memberikan respon atas kebutuhan anak seperti membantu anak mengambil minuman atau menawarkan minuman saat dia terlihat haus, bersedia menemani anak maupun menenangkan anak dengan memegang atau mengelus kepalanya saat anak terlihat cemas. c. Memperkuat kualitas hubungan timbal balik antara ibu dan anak seperti tidak menghindari komunikasi dengan anak khususnya saat anak mengajak berbicara dan mengutarakan pendapat akan sesuatu yang menarik hatinya. 2. Bagi penelitian selanjutnya Keterbatasan penelitian ini adalah proses pengambilan data dengan alat ukur penelitian serta pemilihan metode pendukung alat ukur penelitian yang kurang maksimal dari keduanya. Pada penelitian selanjutnya, peneliti menganjurkan pemberian skala rating untuk setiap hari dalam periode observasi sehingga nilai rating dari proses observasi lebih mencerminkan frekuensi dari target perilaku serta penelitian selanjutnya hendaknya meminta catatan dari para observer mengenai proses observasi baik setting atau konteks yang telah dibuat maupun keterangan frekuensi perilaku yang terjadi dalam satu hari melakukan observasi. Selain itu, hasil wawancara sebagai metode pendukung alat ukur dalam penelitian dinilai kurang kuat untuk mendukung keabsahan data penelitian karena tidak dilakukan pengkodingan dalam bentuk skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
sehingga kurang mutlak untuk mencerminkan dan membuktikan kebenaran hasil observasi yang telah dilakukan oleh ibu para subjek serta dinilai kurang mampu untuk meminimalisir faking-good yang memungkinkan dilakukan para observer penelitian atau ibu dari para subjek dalam menilai perilaku anaknya. Metode pendukung yang paling kuat metode observasi sebagai metode pengumpulan data adalah inter-observer agreement (Sattler, 2002). Peneliti sebenarnya secara tidak langsung telah sedikit melakukan inter-observer agreement berupa pengamatan kecil setiap kali mengunjungi subjek penelitian, namun peneliti tidak memaparkan hal tersebut sebagai salah satu hasil penelitian. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan inter-observer agreement sebagai metode pendukung keabsahan data penelitian. Peneliti juga menganjurkan agar penelitian selanjutnya semakin jeli dan akurat dalam menggali indikator observasi bagi perilaku kelekatan aman
anak
dan
perilaku
picky
eating
dengan
memperkaya
perbandingan dari beberapa referensi baik buku maupun jurnal dengan tema yang berkaitan dengan penelitian ini untuk memastikan tidak adanya overlap pada indikator perilaku setiap variabel sehingga benarbenar sesuai dan mewakili variabel penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adiyanti. M.G., 1985. Perkembangan Kelekatan Anak. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Psikologi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Basuki, S., 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Bukatko, 2008. Child and Adolescent Development. USA: Houghton Mifflin Company. Berndt, T.J., 1992. Child Development. Harcourt: Brace Jovanovich College Publishers. Berk, E.L., 2008. Infants and Children. New York: Pearson Education Bowbly, R., 2008. Attachment, What It Is, Why It Is Important and What We Can Do About It to Help Young Children Acquire a Secure Attachment. The U.K. Carruth, B. R, Skinner J, Houck K, Moran J 3rd, Coletta F, Ott D., 1998. The Phenomenon of “Picky Eater”: A Behavioral Marker in Eating Patterns of Toddlers. Journal of the American College of Nutrition. Volume 17. Pages 180186. Carruth, B.R, Gordon, A, Barr, S, Ziegler, P., 2004. Prevalance of Picky Eaters among Infants dan Toddlers and Their Caregivers‟ Decisions about Offering New Food. Journal of American Dietetic Association. Volume 104. Pages 57-64. Cicchetti, D & Toth, S.L., 1995. Developmental Psychopatology: Risk Disorder and Adaptation. Volume 2.. Pages 369-420. John Willey and Sons Inc. Centre for Parenting & Research, 2006. The Importance of Attachment in the Live of Foster Children. Creswell, W.J., 2012. Research Design: Pendekata Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dubois L, Farmer Dubois L, Farmer AP, Girard M, Peterson K., 2007. Preschool Children's Eating Behaviours are Related to Dietary Adequacy and
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Body Weight. Journal of the Europe Clinical of Nutrition. Volume 61. Pages 846855. Durkin, K. (1995). Development Social Psychology. Massachussets: Blackwell Publisher Inc. Ervika, E., 2005. Kelekatan (Attachment) Pada Anak. Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas Kedokteran Sumatera Utara. Fairchild, R. S., 2006. Understanding Attachment: Reliability and Validity of Selected Attachment Measures for Preschoolers and Children. Child and Adolescent Social Work Journal. Volume 23. Pages 235-261. Fitzgerald, S., 2011. Article of Selective Eating Disorders in Children. Fitzgerald, E. H., McKinney, P. J., Strommen, A. E., 1982. Developmental Psychology: The Infant and Young Child. Revised Edition. Illinois: The Dorsey Press. Galloway, AT, Lee Y, Birch LL., 2003. Predictors and Consequences of Food Neophobia and Pickiness in Young Girls. Journal of American Diet Association. Volume 103. Pages 692-698. Greene, A. 2011. Article of Creating A Healthy Diet for Picky Eaters. Horizon Organic. Goh, D., Jacob, A., 2012. Perception of Picky Eating Among Children in Singapore and Its Impact on Caregivers: A Questionnarie Survey. Goh and Jacob Asia Pacific Family Medicine, 11:5. Haditono, S.R., dkk, 1994. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hadiyanti, F.N.R., 1992. Perkembangan Perilaku Adaptif Pada Anak ditinjau dari Perilaku Ibu saat Bersama Anak dan Lama Anak Menerima ASI. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Psikologi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Hetherington, E.M & Parke R.D., 2001. Child Psychology: A Contemporary View Point. 6th Edition. Mc Graw-Hill College.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Iqbal, M. 1996. Kesulitan Makan pada Anak Balita. Medika. November, Nomor 11 Tahun XXII. Halaman 868-872. Jessica. 2010. Article of Making Sense of Picky Eating Problems. Judarwanto, W. 2006. Parenting Health Picky Eaters (Kesulitan Makan Pada Anak). Jakarta: Picky Eaters Clinic. Diakses pada 10 Januari 2014 dari http://kesulitanmakan.blogsome.com Kochanska, G., 2001. Emotional Development in Children with Different Attachment Histories: The First Three Years. Child Development. March/April. Volume 72/2. Pages 474-490. Kountur, R., 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Kusmadi & Sunariah, S., 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Lemme, H., 1995. Development in Adulthood. USA: A.Simon & Schuster Company. Leung, A., Marchand, V., Sauve., The „Picky Eater‟: The Toddler or Preschooler Who Does Not Eat. Journal of Canaidan Paediatr Child Health. Volume 17 (8). Pages 455-457. Linscheid, R. T., 2012. Article of Picky Eating in Children with Autism and How to Treat it. Malekpour, M., 2007. Effects of Attachment on Early and Later Development. The British Journal of Developmental Disabilities. July/ Part 2? Volume 53/105. Pages 81-95. Marchi M, & Cohen, P., 1990. Early Childhood Eating Behaviors and Adolescent Eating Disorders. Journal of the American Academy of Children and Adolescent Psychiatry. Volume 29. Pages 112-117. Mascola, J.A., Bryson, W.S., Agras, S.W., 2010. Picky Eating During Chilhood: A Longitudinal Study to age 2-11 years. Journal of Eating Behavior, December/Volume 1. Pages 253-257.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Mc Cartney, K. & Dearing, E., 2002. Child Development. USA: Mc Millan Refference. Moleong, L.J., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya. Monks, F.J, Knoers., 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Oliveria, A., & Ellison, C.R., 2008. Parent-child Relationship in Nutrient Intake: The Framingham Children’s Study. Pages 593-597 Papalia, D., Old, S.W & Feldman R.D., 2008. Human Development. Edisi Indonesia. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group. Parritz, H. & Troy, F.M., 2011. Disorders of Childhood: Development and Psychopatology. 1st edition. Wadsworth. Poenirah. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Makan pada Anak. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia. Priyanah, 2008. Gambaran Karakteristik Anak yang Pernah Memeriksakan Diri ke Klinik Picky Eater Jakarta. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Rutledge, R., 2010. Panduan Pengasuhan Batita (Toddler).
Jakarta:
Indeks. Santrock, J.W., 2002. Life-Span Development. Jilid 1. Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Santrock, J.W., 2007. Perkembangan Anak. Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sarwono, J., 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sattler, J., 2002. Assessment of Children: Behavioral and Clinical Applications, 4th edition. La Mesa, CA: Jerome M. Sattler, Inc., Publisher.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Shaugnessy, J.J., Zechmeister, 2007. Metode Penelitian Psikologi. Edisi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shim, J.E., Kim, J., Mathai, R.A., 2011 . Associations of Infant Feeding Practices and Picky Eating Behaviors of Preschool Children. Journal of the American Dietetic Association. September/Volume 111. Number 9. Pages 13631368. Stephens, K. 2007. Nutrition: Build Good Eating Habits to Side-Step Picky Eaters. Parenting Exchange Article. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Taveras, E.M. 2004. Association of Breastfeeding with Maternal Control of Infants Feeding at Age 1 Year. Pediatrics. Volume 114/5. Wardlan, Gordon M, Kessel, M., 1999. Perspectives in Nutrition. Fifth Edition. New York: Mc Graw-Hill. Wright C. M, Parkinson K. N, Shipton D, Drewett R. F., 2007. How do Toddler Eating Problems Relate to Their Eating Behavior, Food Preferences, and Growth?. Pediatrics. Volume 120. Pages 1069-1075. Wright, Charlotte, M., 2008. How do Toddler Eating Problems Relate to Their Eating Behavior, Food Preferences, and Growth?. Journal of American Academy of Pediatrics. Pages 1069-1075. Zimmerman, R. R & Harlow, H. F., 1959. Affectional Responses in the Infant Monkey. Journal of the American Psychological Association. August/Volume 130, Pages 421-432. (tidak ada nama penulis). 2012. Majalah Ayah Bunda Online. Diakses pada 9 Agustus 2014 pukul 13.50 dari http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/banyak.pembelajaran.di.balik .kegiatan.makan/001/007/487/1/1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Lampiran I SKALA RATING PENELITIAN
Inisial Subjek
:
Umur Subjek
: ____ tahun ____ bulan
Jenis Kelamin Subjek
: L / P (lingkari salah satu)
Inisial Observer
:
Alamat
:
Tanggal Observasi
:____/____/______
sampai
dengan
____/____/______ *Dilakukan untuk keperluan penelitian.
PETUNJUK PENGISIAN SKALA Petunjuk ini berlaku baik untuk skala rating perilaku picky eating maupun skala rating perilaku kelekatan aman anak. Berikut petunjuk pengisian kedua skala rating ini : 1. Isilah skala rating ini sebenar-benarnya pada hari ke-7 atau setelah periode observasi berakhir. 2. Perhatikan indikator yang mewakili perilaku saat observasi berlangsung kemudian berilah tanda checklist (√) di dalam kotak nilai rating yang sesuai dengan hasil observasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Skala Rating Perilaku Picky Eating Perilaku Picky Eating Anak menolak atau tidak mau makan
Lama waktu makan yang tidak wajar
Mengeluarkan makanan yang sudah masuk ke mulut
Indikator
1
Rating* 2 3 4
5
Rating* 2 3 4
5
Anak menggelengkan kepala sebagai tanda menolak makanan yang diberikan atau disajikan padanya Anak menutup mulut saat hendak disuapi makanan Anak menepis suapan makanan dari ibu Anak memilih melakukan aktivitas lain seperti bermain Anak menyisihkan bahkan membuang jenis makanan tertentu dari piring makanannya Lama waktu makan lebih dari 30 menit Anak menyimpan dan mengemut makanan dalam mulutnya atau mengunyah makanan dengan sangat lambat Anak mengeluarkan makanan yang sudah masuk dalam mulutnya Anak menyemburkan makanan yang sudah masuk dalam mulutnya
Skala Rating Kelekatan Aman Anak Kelekatan Aman Anak Ibu sebagai basis yang aman untuk ekplorasi
Indikator
Anak tampak tenang saat berada di dekat ibu Anak tampak tenang atau berani untuk mengekplorasi lingkungan baru atau tidak biasa bagi dirinya Reaksi dan Anak kembali atau berlindung kecemasan pada ibu jika ada orang asing
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
anak pada orang lain dan lingkungan asing
yang mendekatinya Anak mulai mau berkenalan bahkan bermain dengan orang asing atau baru dikenalnya selama ibu tetap berada didekatnya Reaksi saat Anak menarik diri atau ibu menghindar dari lingkungan meninggalkan eksplorasinya saat ibu nya meninggalkannya atau tidak berada di dekatnya Anak mencari-cari ibu saat ibu meninggalkannya Anak menangis sewajarnya saat ibu meninggalkannya Reaksi anak Tangisan anak berkurang seketika pada saat ketika mendapati ibu kembali bertemu Anak aktif memulai interaksi kembali dengan ibu saat ibu kembali dengan seperti mencari kontak mata, ibunya tersenyum, mengajak berbicara, menunjukkan sesuatu, menggandeng tangan, ataupun memeluk *Keterangan 1 = Tidak Pernah 2 = Jarang 3 = Kadang-kadang 4 = Sering 5 = Selalu
*** Terimakasih atas Partisipasinya***
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Lampiran II DATA PENELITIAN Subjek NA RP AH AL CC AS BR RA PA EB CA DA AY TA NA KF RS JO MY OE GN QH YN AN AT AC MM AL TR AB FR MA MD ZA LS AG MT EV VA CH
Observer/Ibu AI PS GN RS MG EN AS NI ST EB DA TD PN JJ SS WN AM AR LL RS NN UL MT TT AG DW MU TN TN TW RT DS AH YU IS NW SP AR Al EK
Umur subjek JK subjek 30 2 18 1 16 2 28 2 24 2 12 1 24 1 23 1 24 2 12 1 21 1 20 2 30 2 14 1 15 1 18 2 20 1 22 1 19 2 24 2 27 2 20 2 24 2 19 1 13 1 22 1 25 2 23 2 23 2 17 1 15 1 27 1 16 2 24 2 15 2 18 1 24 2 18 2 27 2 19 1
Alamat Minomartani Samirono Gedong Kuning Bantul Mangkukusuman Mangkukusuman Mangkukusuman Mangkukusuman Mangkukusuman Berbah Mangkukusuman Mangkukusuman Gayam Kalasan Mangkukusuman Gondang Timoho Baciro Timoho Baciro Gamping Samirono Trunuh Trunuh Pengok Trunuh Trunuh Sagan Sagan Mangkukusuman Mangkukusuman Mangkukusuman Mangkukusuman Trunuh Tegal Krapyak Kalangan Glodongan Trunuh Trunuh Trunuh
PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 2 2 1 2 1 3 2 1 3 1 2 3 3 3 1 3 3 2 4 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 4 3 2 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 1 2 5 2 2 1 1 2 1 2 4 4 5 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 4 1 1 3 1 3 2 2 2 2 1 3 3 5 5 5 4 3 4 3 4 2 1 1 1 1 1 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 2 1 4 2 1 3 2 3 3 4 5 4 3 3 2 2 1 3 1 2 3 3 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 1 3 2 4 3 2 4 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PE6 PE7 PE8 PE9 PE KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA 4 2 2 1 17 5 5 3 5 2 2 2 5 5 34 5 3 1 1 20 5 4 5 4 2 3 3 5 5 36 3 3 3 1 22 5 5 2 4 2 2 2 5 5 32 1 1 3 1 21 5 2 4 3 4 4 4 3 3 32 1 1 1 1 9 3 4 3 3 5 5 5 5 5 38 3 2 2 1 18 5 4 4 4 2 2 2 5 5 33 2 3 1 4 27 3 4 3 3 2 2 1 5 5 28 2 3 2 2 23 5 3 5 3 4 2 3 5 5 35 3 3 2 1 17 5 5 3 5 1 3 1 5 5 33 1 3 2 2 15 5 4 5 4 3 3 3 5 5 37 1 1 1 1 12 5 3 5 3 4 4 5 5 5 39 1 1 1 1 10 5 3 4 3 4 4 4 4 5 36 2 1 3 1 19 5 4 2 5 1 3 2 5 5 32 3 2 1 1 17 5 3 4 3 3 3 1 5 5 32 5 1 3 1 19 4 4 2 3 2 3 2 5 5 30 3 2 2 1 19 5 5 2 5 2 3 3 5 5 35 1 1 1 1 11 5 5 2 4 2 1 1 5 4 29 5 4 2 4 33 4 4 4 3 2 2 2 2 4 27 3 1 3 2 24 5 5 3 4 2 3 3 5 4 34 2 2 3 1 23 5 3 4 4 3 3 4 5 4 35 2 2 3 1 18 5 5 4 4 2 2 2 5 5 34 2 1 1 1 15 5 5 3 4 1 2 2 5 5 32 2 1 2 2 17 4 4 4 4 2 3 3 5 5 34 2 4 3 3 34 5 2 3 2 3 3 3 2 2 25 4 4 3 2 29 4 4 5 3 4 5 5 5 5 40 1 1 1 1 9 5 4 3 5 5 3 5 5 5 40 4 3 2 2 29 5 3 4 3 4 5 5 5 5 39 3 1 3 1 21 5 2 5 2 5 4 5 5 5 38 3 1 4 1 22 5 5 2 3 2 3 5 5 3 33 4 4 4 1 25 5 3 4 3 4 4 3 5 5 36 4 4 4 1 32 4 5 3 4 4 4 5 5 5 39 3 3 2 1 20 5 3 5 3 3 5 2 5 5 36 1 1 3 1 18 5 4 3 4 3 3 3 5 5 35 1 1 1 1 14 5 4 4 4 4 5 5 5 5 41 1 1 1 1 9 5 4 5 4 5 5 5 5 4 42 1 1 1 1 9 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44 1 1 3 1 21 5 5 3 4 4 4 5 5 5 40 3 3 1 1 24 5 5 3 4 3 3 2 4 5 34 1 1 2 2 18 5 5 5 3 4 4 4 5 5 40 3 3 4 1 27 5 4 3 3 3 3 3 4 5 33 *Umur subjek (bulan) *Jenis Kelamin Laki-laki (1), Perempuan (2)
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Lampiran III HASIL WAWANCARA
19 Sept
AM
InObs /Ibu GM
19 Sept
RP
PS
Samirono
19 Sept
NA
AI
Minomartani
Tgl
InSbj
Alamat
Perilaku Picky Eating
Perilaku Kelekatan Aman
Gedong Kuning
Memberi di jam yang tepat dan anak sedang lapar pasti mudah makan. Jika kurang tepat biasanya sulit makan. Dengan pengalih perhatian misalnya sambil bermain dan bercerita. Anak terkadang ingin makan sendiri dan sudah pintar makan sendiri. Anak terkadang mengeluarkan makanan yang masih asing. Terkadang menyingkirkan sendok tidak mau disuap. Makan cukup lama, hampir satu jam, biasanya karena mengemut makanannya. Setiap jam makan anak cenderung lama untuk makan, paling cepat sekitar 30 menit. Lama waktu makan paling tidak 1 jam. Anak tidak bisa fokus makan, biasanya makan sambil bermain, jika didukung untuk makan sambil duduk pasti makannya lama sekali. Terkadang anak menolak makanan tertentu namun tidak disembur amaupun dikeluarkan lagi, hanya memalingkan wajah sesaat saja. Setiap jam makan selalu langsung makan apalagi jika makanannya disuka, jika tidak suka anak akan melihat terlebih dahulu namun tidak menolak, anak langsung mau
Tipe anak yang cepat akrab dan mudah beradaptasi. Meskipun jarang dikenal, anak jarang terlihat takut. Terkadang jika ditinggal pergi, anaknya tidak rewel dan jarang mencari ibunya. Jika bertemu kembali dengan ibunya, anak langsung senang dan biasanya minta gendong. Anak selalu terlihat sumringah lalu mencium dan memeluk.
Jika anak bertemu dengan orang baru cenderung malu-malu, setelah cukup lama atau setelah beberapa kali bertemu, anal baru mau berkenalan. Anak cnderung tenang jika berada di dekat ibu. Saat ibu meninggalkan, anak tidak marah. Menunjukkan perilaku yang biasa saja bagi ibu, terkadang menangis namun bisa langsung bermain lagi. Setelah bertemu dengan ibunya, anak pasti senang dan selalu melakukan kontak positif. Jika ibu berada dekat anak, anak selalu tenang. Jika ada jarak antara ibu dan anak, selama ibu terlihat oleh anak, anak tidak terlalu cemas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 mencoba.
21 Sept
AL
RS
Bantul
Anak makan pada jam –jam tertentu. Ketika lapar sekali, anak pasti makan banyak. Jika sudah mengemil sesuatu, anak akan sulit makan. Jika lapar pasti minta makan sendiri. Anak terkadang menolak makanan apalagi saat tidak lapar dan terkadang juga memilih-milih makanan. Penolakan makanan terkadang dengan mengeluarkan makanan.
22 Sept
EB
EB
Berbah
Anak mudah makan dan tidak pernah menolak saat mencoba makanan baru. Lama waktu makan tidak pernah lama, ibu tidak membiasakannya. Jika harus mengunyah maka harus mengunyah. Anak hanya terkadang menyimpan atau mengemut makanan namun ibu selalu mengarahkan untuk langusng mengunyah.
22 Sept
CC
MG
Mangkukusu man
Makan tidak pernah rewel, biasa saja menurut ibu. Anak mudah makan dan tidak ada penolakan, makanan apapun pasti mau. Bangun tidur saja, anak terbiasa langsung minta makan.
22 Sept
PA
ST
Mangkukusu man
Jika saatnya makan, anak pasti makan. Jika tidak suka makanannya, ibu akan mengalihkan perhatian dengan
Anak senang eksplorasi lingkungan, terlebih jika sudah nyaman dengan lingkungan tersebut anak tidak akan rewel. Begitu bertemu kembali dengan ibu, anak langsung senang dan selalu melakukan kontak positif. Anak benar-benar menarik diri saat berinteraksi dengan orang baru namun jika sudah terbiasa anak bisa mulai membaur. Jika bukan orang rumah yang dikenalnya terkadang harus ada pendekatan beberapa waktu dulu agar anak mau mendekat. Setiap ibu pergi, anak selalu marah. Saat bertemu kemabli juga memunculkan perilaku marah terlebih dahulu meskipun lama kelamaan lengket kembali dengan ibu. Langsung melakukan kontak positif hanya terkadang saja, anak selalu marah terlebih dulu dengan ibu. Anak selalu tenang didekat ibu, jika ibu memberikan jarak cukup jauh maka anak akan bingung mencari ibu. Anak lebih sering berani mengeksplorasi lingkungan karena ingin tahunya besar. Jika bertemu orang asing, anak mau didekati meskipun terlihat was-was namun anak mau untuk dipegang. Anak terkadang menagis jika ibu tinggal namun respon negatif lain tidak sering muncul. Jika bertemu kembali dengan ibu, anak tidak pernah berperilaku negatif, selalu senang kembali dan tidak menangis lagi. Jika bertemu orang asing, anak senang mengamati dan bertanya siapa gerangan. Anak cukup rewel jika berada dekat ibu. Waktu ditinggalkan ibu, anak selalu rewel dan menangis. Anak mencari ibunya dan terlihat takut, cemas di lingkungan tersebut. Jika bertemu dengan ibu kembali, anak langsung tenang dan biasanya memeluk ibu. Anak mudah kenal dengan orang, cepat kenal dan tidak rewel, anak berperilaku sama seperti jika di lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
22 Sept
RA
NI
Mangkukusu man
22 Sept
BR
AS
Mangkukusu man
23 Sept
CA
DA
Mangkukusu man
23 Sept
DA
TD
Mangkukusu man
berjalan-jalan hingga makanan habis. rumah. Anak tidak pernah menyisihkan makanan. Anak selalu tenang di dekat ibu. Anak terkadang makan cepat, terkadang lama. Lama Sewaktu ditinggalkan ibu, anak selalu mencari-cari namun biasanya karena mengemut makanan. tidak menangis. Anak terkadang menggelengkan kepala jika sudah Saat bertemu ibu, langsung tenang dan baik, tidak marah dan kenyang. rewel. Biasanya mengajak berbicara. Anak dikatakan periang oleh ibunya. Anak ada penolakan terhadap makanan dengan terkadang Anak selalu tenang didekat ibu. menggelengkan kepala, dan menutup mulut dengan Dengan lingkungan barunya, anak terkadang takut terkadang kuantitas jarang. berani. Dengan orang asing yang ditemui, anak akan kembali Lama waktu makan sekitar 30 menit, jarang lebih dari 30 dahulu pada ibu, jika ibu maka anak baru mau berkenalan. menit. Saat ibu meninggalkan anak, anak terkadang menangis Anak terkadang mengemut makanan. namun tetap dapat lanjut bermain. Anak jarang menyembur makanan yang dimakannya. Begitu bertemu kembali, anak selalu tenang dan berhenti Terkadang mengeluarkan makanan jika sudah kenyang. menangis. Anak langsung mendekati dan memeluk. Anak mudah makan namun terkadang juga menolak Anak sering rewel berada dekat ibu. makanan dengan menggelengkan kepala, menutup mulut, Anak berani mengeksplorasi lingkungan baru bahkan jika ibu dan menepis suapan ibu. tidak didekatnya namun masih takut dengan orang asing yang Makan cepat meskipun terkadang juga lama karena ditemuinya meskipun anak mau saja berkenalan. mengemut makanan. Anak tidak pernah nangis saat ditinggalkan ibu, hanya Anak tidak mengeluarkan makanan namun sering terkadang mencari-cari. menyemburkan. Jika bertemu kembali, anak selalu langusng memeluk ibu. Anak terkadang sulit makan. Anak selalu tenang berada di dekat ibu Anak akan menggelengkan kepala jika tidak mau makan Jika ditinggalkan selalu menangis. namun tidak pernah menyembur dan mengeluarkan Jika bertemu kembali, pasti selalu memeluk ibu. makanan. Anak berani mengeksplor lingkungannya jika ibu berada Lama waktu makan kurang dari 30 menit. dekat anak. Terkadang masih takut dengan orang asing yang ditemuinya meskipun lama kelamaan mau berkenalan. Anak tenang saat jam makan, tidak bergerak kesana Anak selalu kembali pada ibu dan memegang ibu jika kemari, anak dapat diarahkan untuk duduk. bertemu dengan orang baru, mau berkenalan jika ibu mengenalkan. Anak tidak menyemburkan makanan karena ibu mengajarkan sopan santun saat jam makan Jika ditinggalkan ibu, anak menangis namun tidak berlamalama rewelnya. Anak juga tidak rewel dengan variasi makanan. Jika bertemu kembali pasti senang dan mengajak berbicara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 23 Sept
AY
PN
Gayam
23 Sept
TA
JJ
Kalasan
24 Sept
KF
WN
Gondang
24 Sept
NA
SS
Mangkukusu man
24 Sept
RS
AM
Timoho
Anak terkadang mudah terkadang sulit makan. Anak cenderung berani dengan orang baru meskipun tidak ada ibu, anak mau langsung berkenalan. Terkadang terlihat Anak sesekali menepis dan menggelengkan kepala. takut jika raut wajahnya menyeramkan namun anak mudah Terkadang anak juga menyisihkan makanan. bergaul. Waktu makan anak tidak lama, terlebih jika sambil Jika ibu meninggalkannya, anak lebih sering biasa saja dan bermain biasanya lebih cepat. tidak bermasalah menurut si ibu. Anak terkadang mengeluarkan makanan yang tidak Begitu bertemu kembali jika awalnya menangis pasti anak disukainya namun tidak pernah menyemburkan. langsung dia dan memeluk ibu. Tidak ada penolakan terhadap variasi makanan, anak Anak selalu tenang berada di dekat ibu. senang dan tidak rewel dengan makanan yang diberikan. Saat masuk ke lingkungan baru, awalnya anak pasti takut dan malu, anak sering menarik-narik ibu dan terlihat ragu-ragu namun lama kelamaan pasti mau berkenalan. Saat ibu tinggalkan, anak tidak akan menangis selama dia sedang asik bermain. Begitu bertemu dengan ibu, tidak rewel dan selalu kontak positif. Anak lebih sering tidak menolak makann yang diberikan, Anak tidak begitu takut ketika bertemu dengan orang asing. yang disukai pasti mau makan dan tidak memilih-milih. Anak pasti mengajak bersalaman dan berkenalan. Anak mudah menerima variasi makan. Anak jarang sekali Anak mudah mudah beradaptasi. mengeluarkan makanan. Anak tidak sering berada di dekat ibu, anak senang mendekati yang orang baru. Terkadang saat ingin ditinggal ibu anak malah sedikit rewel. Begitu bertemu kembali selalu langsung memeluk ibu dan tidak merajuk. Jika mau makan, anak akan makan cepat dan tidak Anak tergolong aktif, tidak bisa diam, dan selalu mencari dibuang-buang. Jika sudah kenyang, anak biasanya mainan atau bermain kesana kemari. menggelengkan kepala untuk menolak. Didekat ibu cenderung tenang, rewel hanya jika mengantuk Anak tidak pernah makan lebih dari satu jam namun diatas atau minta minum. 30 menit, terkadang bisa cepat jika sedang mau makan. Jika tahu akan ditinggal, anak pasti menangis. Saat bertemu lagi, anak langsung mengajak kontak dengan ibu, tidak rewel dan tidak menangis. Anak mudah makan, apapun makanan tidak ada Anak selalu tenang dan tidak pernah rewel. Begitu pula saat penolakan. ditinggalkan ibu maupun saat bertemu kembali. Anak dikatakan ramah dan tidak penakut. Ada aku atau tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
25 Sept
GN
NN
Gamping
Anak terbiasa makan sambil bermain dan mengeluarkan makanan saat sudah kenyang. Anak tidak pernah mengemut dan langsung mengunyah. Sesekali tetap ada penolakan karena sudah kelihatan makanan yang anak suka. Anak sudah memilih-milih sayuran, anak tetap memakan namun sedikit sulit.
25 Sept
AS
EN
Mangkukusu man
Anak makan dengan cepat jika anak suka Anak makan cepat karena langsung mengunyah dan menelan, jarang mengemut makanan. Kadang ada penolakan misalnya sayuran, anak akan menyisihkan atau mengeluarkannya meskipun jarang.
25 Sept
MY
LL
Timoho
25 Sept
JO
AR
Baciro
25
OE
RS
Baciro
sama saja. Saat bertemu kembali setelah perpisahan, anak akan memanggil ibu, memastikan ibu ada. Anak dikatakan mudah beradaptasi. Jika bertemu orang asing akan mengamati terlebih dahulu, namun jika sudah nyaman langsung berani mengeksplor. Anak mudah nyaman dengan tempat baru. Setiap mau meninggalkan, ibu terbiasa pamit terlebih dahulu dan anak tidak pernah rewel. Anak langsung melakukan kontak positif begitu bertemu kembali dengan ibu. Anak tidak takut terhadap lingkungan asing, langusng dapat berbaur. Di dekat ibu, anak tenang dan jarang sekali rewel, terkadang bermanja-manjaan. Jika ibu meninggalkannya, anak masih tetap berani mengeksplor lingkungannya dan jarang menangis atau mencari ibu. Anak mencari hanya jika membutuhkan ibu. Saat bertemu lagi dengan ibu pasti diam jika sebelumnya menangis, anak langsung ceria dan memeluk ibu. Anak tenang dan mau mengeksplorasi lingkungan baru. Anak tidak bermasalah ditinggalkan oleh ibu, diajarkan mandiri sejak dini. Begitu bertemu kembali, langusng senang dan biasanya memanggil ibu.
Anak dibiasakan menyentuh makanan sendiri agar mandiri. Anak akan langusng memakan yang diberikan. Terkadang jika hendak disuapi anak kadang tidak mau. Jika tidak diawasi, anak pasti fokus ke makanannya. Anak memiliki beberapa makanan yang disukai dan ada penolakan terhadap makan tertentu. Anak sering mengeluarkan makanan yang tidak disukainya. Anak susah makan, sering mengemut dan menyembur Anak belum berani berinteraksi dan berkenalan dengan orang makanan. asing terkadang harus selalu ditemani ibu. Jika tidak cocok dengan makanannya pasti sering Anak tenang dan jarang rewel berada di dekat ibu. menolak, anak memilih-milih makanan. Jika ditinggalkan jarang menangis atau mencari, anaknya Anak selalu lama makannya. diam jika berada di lingkungan baru namun begitu bertemu kembali anak malah sering merajuk dan marah. Setiap jam makan terkadang menggelengkan kepala dan Anak cenderung takut di lingkungan baru, sering mengajak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 Sept
26 Sept
QH
UL
Samirono
26 Okt
YN
MT
Trunuh
26 Sept
AN
TT
Trunuh
27 Sept
MM
MU
Trunuh
menutup mulutnya. pulang. Namun jika ada teman yang dikenalnya, anak berani mengeksplorasi dan bermain. Terkadang mengeluarkan makanan, dipilih-pilih dan Anak selalu tenang di dekat ibu. dibuang. Waktu makan tidak lama, paling lama hanya setengah jam. Saat bertemu orang asing, pasti memperhatikan dan mau diajak berkenalan maupun berinteraksi. Jika ditinggalkan ibu, anak selalu menangis namun tangisan berhenti saat bertemu kembali dengan ibu. anak juga selalu senang saat bertemu kembali dengan ibunya. Jika menunya sesuai langsung makan, jika ada sesuatu Anak cukup rewel berada di dekat ibu. Biasanya anak yang kurang disuka anak akan menutup mulutnya dan merengek manja meminta banyak hal. harus dirayu ibu agar mau makan. Anak berani mengekplorasi dan bermain di lingkungan baru. Anak tidak mengeluarkan dan menyemburkan makanan. Anak dikatakan mudah beradaptasi. Begitu ditinggal ibu, anak tidak rewel asalkan ibu pamit terlebih dahulu. Begitu bertemu kembali, anak langsung senang dan ceria sekali serta langsung mencari perhatian dengan memeluk ibu dan mengajak berbicara. Anak mudah makan namun anak kerap menyisihkan Anak tenang dan penurut terhadap ibu. sayuran. Anak dikatakan mudah bergaul serta berani mengekplorasi Sesekali menyemburkan makanan yang tidak disukai lingkungan baru. namun tidak menyemburkannya. Anak terkadang rewel dan menangis jika ditinggalkan. Begitu bertemu lagi, anak selalu sumringah dan melakukan kontak positif dengan ibu. Anak susah makan, pilih-pilih makanan dan sering ada Anak tenang didekat ibunya. penolakan terhadap makanan. Di lingkungan asing anak jarang mau mengeksplorasi dan bermain sendiri. Anak dikatakan sulit beradaptasi. Jika ditinggalkan, anak cenderung rewel dan mencari ibunya. Saat bertemu kembali, anak sering merajuk dan harus dirayurayu ibu agar tenang. Anak masih susah setiap jam makan. Semua mau dimakan Dengan lingkungan, anak terkadang berani terkadang takut, namun hanya beberapa suap, terkadang minta sesuatu anak akan cenderung mengamati terlebih dahulu. hanya beberapa suap juga. Anak lebih tenang jika berada dekat ibu. Terkadang juga pilih-pilih makanan dan menyisihkan Anak selalu menangis dan mencari jika ditinggalkan ibu. makanan yang tidak mau dimakan. Begitu bertemu kembali, anak langsung senang dan berhenti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 Waktu makan terkadang lama terkadang sekitar 30 menit karena terkadang masih mengemut makanan. Sewaktu makan, anak sering menutup mulut, sulit sekali makan, sering tidak mau makan. Anak sering menyimpan makanan dalam mulut. Terkadang ada penolakan tergantung jenis makanan yang diberikan. Terkadang menggelengkan kepala. Waktu makannya lebih sering lama.
27 Sept
AT
AG
Pengok
27 Sept
TR dan AL
TN
Sagan
Kakak dan adik sama-sama susah makan, adik lebih sering menepis tangan ibu saat hendak disuapi. Kakak lebih mudah didukung dan diarahkan untuk makan. Si adik sering mengeluarkan kembali makanannya, kakak tidak seperti itu.
28 Sept
AB
TW
Mangkukusu man
Waktu makan anak sering lama karena sambil berjalanjalan, biasanya sekitar 1 jam. Ada penolakan terhadap makanan, anak biasa menggelengkan kepala dan mengeluarkan makanan setelah sebelumnya mengemut makanan tersebut.
28 Sept
FR
RT
Mangkukusu man
Anak terkadang cepat terkadang lama saat makan karena sambil bermain.
menangis. Anak selalu lengket dengan ibu. Jika ada orang asing, anak lebih sering menghindari karena merasa tidak familiar. Jika didukung dan ditemani ibu, anak mau berkenalan. Jika ibu tinggalkan, anak pasti menangis. Saat bertemu kembali dengan ibu, anak langsung tertawa dan tangannya ingin meraih ibu. Kakak dan adik cukup tenang jika didekat ibu. Kakak selalu menempel ibu sedangkan si adik lebih senang mengeksplorasi lingkungan baru. Jika ada orang asing, adik terlihat kurang peduli dan masih lebih tertarik dengan eksplorasinya. Didukungpun tetap sulit diajak berkenalan. Sedangkan, si kakak selalu malu dan bersembunyi namun mau diajak berkenalan dengan dukungan ibu. Kakak dan adik selalu menangis jika ibu meninggalkannya. Namun, adik lebih mudah dialihkan, kakak lebih sering mencari-cari ibu. Begitu bertemu kembali dengan ibu, kakak dan adik langsung senang namun yang selalu membuat kontak dengan ibu terlebih dulu adalah si kakak. Kakak selalu peluk ibu begitu bertemu kembali. Sedangkan adik, ia terlihat biasa saja, lebih sibuk dengan sekitarnya. Anak tenang didekat ibu. Dengan orang asing, anak cenderung malu. Namun lebih tenang jika ibu berada di dekatnya. Jika ibu meninggalkan anak, anak lebih sering langusng menarik diri dari lingkungannya. Begitu bertemu kembali dengan ibu, anak langsung senang, tenang dan melakukan kontak positif dengan ibu. Anak tenang berada dekat ibu. Dengan orang asing, anak cenderung takut dan tenang jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
29 Sept
MD
AH
Mangkukusu man
29 Sept
MA
DS
Mangkukusu man
30 Sept
AC
DW
Trunuh
1 okt
CH
EK
Trunuh
ada ibunya. Ada penolakan, biasanya dengan menggelengkan kepala. Jika anak tidak suka, juga pasti dikeluarkan. Jika ditinggalkan, anak selalu menangis dan memanggilmanggil. Begitu bertemu kembali, anak akan kembali tenang. Anak sudah memilih-milih makanan, jika suka makan Anak dikatakan cepat beradaptasi dan ada reaksi jika diajak anak akan meminta terus, jika tidak suka anak akan berkomunikasi. menolak. Anak selalu tenang berada di dekat ibu. Terkadang jika ada makanan yang asing atau baru pasti Terkadang jika anak tahu ibu meninggalkannya, anak dikeluarkan. menangis dan mencari-cari. Lama waktu makan dikatakan biasa saja oleh si ibu. Saat bertemu kembali, anak pasti selalu senyum dan sumringah. Anak cukup mudah makan, kalau lapar pasti meminta Anak terkadang berani mengeksplor lingkungan baru, makan. terkadang menempel ibu kemanapun. Anak sering lama dalam waktu makan karena mengemut Saat bertemu orang asing, anak terkadang malu dan pasti makanan dan makan sambil jalan-jalan. menempel ibu, namun jika sudah memperhatikan beberapa lama, anak mau berkenalan. Terkadang ada penolakan, jika sudah kenyang pasti tutup mulut. Jika belum lapar juga pasti tidak mau makan. Saat ibu meninggalkan terkadang anak mencari namun tidak menangis. Saat bertemu kembali, anak pasti senang dan mengikuti ibu kemanapun. Anak mudah makan, menerima variasi makanan, tidak ada Anak tenang jika didekat ibu. penolakan dan selalu cepat waktu makannya. Anak berani mengeksplorasi lingkungan baru dan berani saat bertemu dengan orang asing, anak tidak ragu untuk berkenalan. Jika ibu tidak di dekatnya anak selalu menangis terlebih jika tidak ada temannya, anak langsung terlihat takut, terkadang mencari-cari ibu juga. Saat bertemu kembali, anak pasti tersenyum senang. Anak sering menggelengkan kepala saat tidak tertarik pada Anak tenang berada dekat ibu makanannya. Anak dikatakan sangat percaya diri dan senang dengan Selalu makan sambil bermain agar lebih mau makan. lingkungan baru. Terkadang ada penolakan, anak mengeluarkan makanan Dengan orang baru, anak tetap tenang dan terkadang namun tidak pernah menyemburkan makanan. langsung mau berkenalan sendiri. Terkadang anak menangis jika ditinggal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
1 okt
VA
AL
Trunuh
1 okt
EV
AR
Trunuh
2 Okt
LS
IS
Tegal Krapyak
2 Okt
ZA
YU
Trunuh
Saat bertemu kembali, anak selalu minta dipeluk. Anak akan mudah makan jika ia suka, akan sulit makan Anak berani eksplorasi di lingkungan baru, mau aktif bermain jika ia tidak suka, akan disisihkan meskipun itu jarang. selama ditunggu oleh ibu. Namun jika dialihkan biasanya mau diberi makanan yang Saat bertemu orang asing, anak masih takut dan bersembunyi tidak ia suka. dibelakang ibu. Anak selalu makan cepat. Saat ibu meninggalkan, anak sering mencari dan menangis. Setelah bertemu kembali, anak langsung melakukan kontak seperti minta gendong dan berhenti menangis. Anak sulit sekali makan, sering menolak dan pilih-pilih Anak dikatakan pemberani dan sangat senang berada dekat makanan meskipun tidak pernah mengeluarkan maupun orang baru. menyemburkan makanan. Hanya menggelengkan kepala. Anak tenang, tidak terlalu rewel dan ribut, serta suka dengan Makan terbiasa cukup lama karena harus diajak jalan jalan orang-orang disekitarnya. atau bermain. Jika ditinggalkan ibu, anak tidak menangis dan tidak menghindar dari lingkungannya. Begitu bertemu kembali dengan ibu, anak tidak merajuk dan langsung senang. Anak mudah sekali makan, tidak ada penolakan dan pilih- Anak tidak rewel di dekat ibu. pilih makanan. Anak berani bermain dan mengeksplorasi lingkungan sendiri Terbiasa langsung mengunyah makanan dan makan cepat. terlebih jika sudah kenal temannya. Jika belum ada yang dikenalnya, anak cenderung takut dan harus didukung oleh ibu. Saat ditinggalkan ibu, anak tidak bermasalah asalkan sedang bermain dengan temannya. Jika tidak, anak akan rewel ingin ikut. Begitu bertemu kembali, anak selalu tidak menangis dan kontak positif. Anak tidak susah makan namun terkadang menyisihkan Anak tidak rewel berada dekat ibu. sayuran yang tidak disukai. Jika ada orang asing mendekati, anak cenderung malu dan Tidak pernah lama saat makan dan tidak mengeluarkan kembali ke ibu namun dengan dukungan ibu, anak langsung maupun menyemburkan makanan. bisa berkenalan. Anak berani mengeksplor lingkungan. Anak selalu menangis dan mencari-cari jika ditinggal ibu. Jika sudah bertemu ibu, anak langsung berhenti menangis dan minta dipangku atau digendong.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 3 Okt
MT
SP
Glodongan
3 Okt
AG
NW
Kalangan
Anak memilih-milih makanan. Kerap menyisihkan Anak berani mengeksplorasi lingkungannya. makanan yang tidak disukai seperti sayuran dan terkadang Dengan orang asing terkadang takut, namun jika sudah dekat mengeluarkan makanan yang tidak disukainya. pasti mau berkenalan dengan dukungan dari ibu. Lama waktu makan paling lama 10 menit. Saat ditinggalkan, anak selalu menangis dan terkadang mencari-cari ibu. Begitu bertemu kembali, anak berhenti menangis dan memeluk ibu. Anak mudah makan dan tidak ada penolakan maupun Anak sedikit penakut saat berinteraksi dengan teman, bahkan pilih-pilih makanan. biasanya selalu bersembunyi jika ada orang asing. Namun selalu mau berkenalan asal ibu menemani. Anak dikatakan pendiam dan cukup tenang berada dekat ibu. Anak berani mengeksplorasi lingkungannya dan tidak manja namun jika ditinggalkan pasti takut dan cemas. Anak selalu menangis dan mencari-cari ibu jika ibu tidak berada di dekatnya. Begitu bertemu kembali dengan ibu, anak hanya melakukan kontak seadanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran IV HASIL KARAKTERISTIK SUBJEK
Umur
Valid
12-24 bulan 25-30 bulan Total
Frequency 33
Percent 82.5
Valid Percent 82.5
Cumulative Percent 82.5 100.0
7
17.5
17.5
40
100.0
100.0
Jenis kelamin
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
18
45.0
45.0
45.0
Perempuan
22
55.0
55.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran V HISTOGRAM
Perilaku Picky Eating
Kelekatan Aman Anak
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Lampiran VI HASIL FREKUENSI DATA
Perilaku Picky Eating Statistics
N
Valid
PE1 40
PE2 40
PE3 40
PE4 40
PE5 40
PE6 40
PE7 40
PE8 40
PE9 40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Missin g
PE1
Frequency Valid
Tidak pernah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
17.5
17.5
17.5
Jarang
14
35.0
35.0
52.5
Kadang-kadang
17
42.5
42.5
95.0 100.0
Sering Total
2
5.0
5.0
40
100.0
100.0
Frequency 14
Percent 35.0
Valid Percent 35.0
Cumulative Percent 35.0
PE2
Valid
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering
8
20.0
20.0
55.0
13
32.5
32.5
87.5
4
10.0
10.0
97.5 100.0
Selalu
1
2.5
2.5
Total
40
100.0
100.0
Frequency 18
Percent 45.0
Valid Percent 45.0
Cumulative Percent 45.0
Jarang
8
20.0
20.0
65.0
Kadang-kadang
7
17.5
17.5
82.5
Sering
6
15.0
15.0
97.5
Selalu
1
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
PE3
Valid
Tidak pernah
PE4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Frequency Valid
Tidak pernah Jarang
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
17.5
17.5
17.5
7
17.5
17.5
35.0
14
35.0
35.0
70.0
Sering
7
17.5
17.5
87.5
Selalu
5
12.5
12.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Kadang-kadang
PE5
Frequency Valid
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
17
42.5
42.5
42.5
7
17.5
17.5
60.0
12
30.0
30.0
90.0 100.0
4
10.0
10.0
40
100.0
100.0
PE6
Frequency Valid
Tidak pernah
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
13
32.5
32.5
32.5
8
20.0
20.0
52.5
11
27.5
27.5
80.0
Sering
5
12.5
12.5
92.5
Selalu
3
7.5
7.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Jarang Kadang-kadang
PE7
Frequency Valid
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
19
47.5
47.5
47.5
6
15.0
15.0
62.5
10
25.0
25.0
87.5
5
12.5
12.5
100.0
40
100.0
100.0
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PE8
Valid
Frequency 13
Percent 32.5
Valid Percent 32.5
Cumulative Percent 32.5
Jarang
11
27.5
27.5
60.0
Kadang-kadang
12
30.0
30.0
90.0 100.0
Tidak pernah
Sering
4
10.0
10.0
40
100.0
100.0
Frequency 30
Percent 75.0
Valid Percent 75.0
Cumulative Percent 75.0
Jarang
7
17.5
17.5
92.5
Kadang-kadang
1
2.5
2.5
95.0 100.0
Total
PE9
Valid
Tidak pernah
Sering Total
2
5.0
5.0
40
100.0
100.0
Kelekatan Aman Anak Statistics KA1 N
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
40
40
40
40
40
40
40
40
40
Missin g
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KA1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kadang-kadang
2
5.0
5.0
5.0
Sering
5
12.5
12.5
17.5
Selalu
33
82.5
82.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Frequency 3
Percent 7.5
Valid Percent 7.5
Cumulative Percent 7.5
KA2
Valid
KA9
Valid
Jarang Kadang-kadang
8
20.0
20.0
27.5
Sering
15
37.5
37.5
65.0
Selalu
14
35.0
35.0
100.0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total
40
100.0
100.0
Frequency 6
Percent 15.0
Valid Percent 15.0
Cumulative Percent 15.0
Kadang-kadang
13
32.5
32.5
47.5
Sering
12
30.0
30.0
77.5 100.0
KA3
Valid
Jarang
Selalu
9
22.5
22.5
Total
40
100.0
100.0
KA4
Frequency Valid
Jarang
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
5.0
5.0
5.0
Kadang-kadang
16
40.0
40.0
45.0
Sering
16
40.0
40.0
85.0
Selalu
6
15.0
15.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
KA5
Frequency Valid
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
7.5
7.5
7.5
13
32.5
32.5
40.0
8
20.0
20.0
60.0
11
27.5
27.5
87.5 100.0
Selalu
5
12.5
12.5
Total
40
100.0
100.0
KA6
Frequency Valid
Tidak pernah Jarang
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2.5
2.5
2.5
8
20.0
20.0
22.5
16
40.0
40.0
62.5
Sering
8
20.0
20.0
82.5
Selalu
7
17.5
17.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Kadang-kadang
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KA7
Valid
Frequency 4
Percent 10.0
Valid Percent 10.0
Cumulative Percent 10.0
Jarang
10
25.0
25.0
35.0
Kadang-kadang
10
25.0
25.0
60.0
Sering
4
10.0
10.0
70.0
Selalu
12
30.0
30.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Frequency 2
Percent 5.0
Valid Percent 5.0
Cumulative Percent 5.0
1
2.5
2.5
7.5
Tidak pernah
KA8
Valid
Jarang Kadang-kadang Sering
3
7.5
7.5
15.0
Selalu
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Frequency 1
Percent 2.5
Valid Percent 2.5
Cumulative Percent 2.5 7.5
KA9
Valid
Jarang Kadang-kadang
2
5.0
5.0
Sering
5
12.5
12.5
20.0
Selalu
32
80.0
80.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Lampiran VII HASIL ANALISIS DESKRIPTIF Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Perilaku picky eating
40
Percent 100.0%
Kelekatan aman anak
40
100.0%
N
Total
0
Percent .0%
0
.0%
N 40
Percent 100.0%
40
100.0%
Descriptives Statistic Perilaku picky eating
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
5% Trimmed Mean
21.80
19.00
Variance
44.122
Std. Deviation
6.642
Minimum
9
Maximum
34
Range
25
Interquartile Range
8
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
.244
.374
-.304
.733
35.05
.660
33.71 36.39
5% Trimmed Mean
35.11
Median
35.00
Variance Std. Deviation
17.433 4.175
Minimum
25
Maximum
44
Range
19
Interquartile Range
1.050
17.55
19.50
Median
Kelekatan aman anak
Std. Error
19.68
7
Skewness
-.157
.374
Kurtosis
-.030
.733
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Lampiran VIII HASIL UJI NORMALITAS DATA
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic .094
Perilaku picky eating
Df 40
Kelekatan aman anak
.108 40 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig. .200(*)
Statistic .965
.200(*)
.982
Normal Q-Q Plot of Perilaku picky eating
Expected Normal
2
1
0
-1
-2 5
10
15
20
25
30
35
Observed Value
Normal Q-Q Plot of Kelekatan aman anak
Expected Normal
2
1
0
-1
-2 25
30
35
Observed Value
40
45
df 40
Sig. .247
40
.759
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Lampiran IX HASIL UJI LINEARITAS DATA
Means Case Processing Summary Cases Included N Perilaku picky eating * Kelekatan aman anak
Excluded
Percent 40
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 40
100.0%
Report Perilaku picky eating Kelekatan aman anak 25
Mean 34.00
N 1
Std. Deviation .
27
33.00
1
.
28
27.00
1
.
29
11.00
1
.
30
19.00
1
.
32
18.80
5
2.864
33
21.00
4
4.546
34
20.00
5
3.674
35
20.75
4
2.630
36
18.75
4
6.292
37
15.00
1
.
38
15.00
2
8.485
39
24.33
3
10.786
40
19.25
4
8.261
41
14.00
1
.
42
9.00
1
.
44 Total
9.00
1
.
19.67
40
6.642
ANOVA Table Sum of Squares Perilaku picky eating * Kelekatan aman anak
Between Groups
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
Linearity
923.058
16
57.691
1.663
.129
289.100
1
289.100
8.335
.008
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Deviation from Linearity
633.958
15
42.264
797.717
23
34.683
1720.775
39
Within Groups Total
Measures of Association R Perilaku picky eating * Kelekatan aman anak
-.410
R Squared .168
Eta .732
Eta Squared .536
106
1.219
.326
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Lampiran X HASIL UJI-T Perilaku Picky Eating Group Statistics
PE
Mean Teoritis
40
Mean 27.0000
Std. Deviation 6.64247
Std. Error Mean 1.05027
40
19.6750
6.64247
1.05027
N
Empiris
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
PE
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
.000
1.000
t
df
t-test for Equality of Means Sig. Std. 95% (2Mean Error Confidence tailed Differ Differ Interval of the ) ence ence Difference Lower
Upper
4.932
78
.000
7.325 00
1.485 30
4.367 99
10.28 201
4.932
78.00 0
.000
7.325 00
1.485 30
4.367 99
10.28 201
Kelekatan Aman Anak Group Statistics
KA
Mean Teoritis
N
Empiris
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
40
27.0000
4.17532
.66018
40
35.0500
4.17532
.66018
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t
df
t-test for Equality of Means Std. Mean Error Sig. (2- Differe Differ tailed) nce ence
95% Confidence Interval of the Difference
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KA
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.000
1.000
-8.622
78
.000
8.0500 0
.9336 3
-8.622
78.00 0
.000
8.0500 0
.9336 3
108
Lowe r 9.908 72
Uppe r 6.191 28
9.908 72
6.191 28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran XI HASIL UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT Correlations
Kelekatan aman anak
Pearson Correlation
Kelekatan aman anak 1
Sig. (1-tailed) N Perilaku picky eating
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Perilaku picky eating -.410(**) .004
40
40
-.410(**)
1
.004 40
40
109