PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
GAYA BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VII DAN VIII SERTA GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP CHARITAS 02 MOJOSARI KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : BENIDICTA RETVINA PRASETIANTI NIM : 091424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
GAYA BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VII DAN VIII SERTA GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP CHARITAS 02 MOJOSARI KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : BENIDICTA RETVINA PRASETIANTI NIM : 091424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Sumber Kekuatanku dan Bunda Maria
Bapakku Yosef Suryono, Ibuku Rosalia Endang, Kakak-kakakku Henrika Meylina, Ch. Noviliana dan F.X. Hanantri “Kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan syukur, tanda terima kasih, bukti, dan cintaku untuk keluargaku yang selalu mendoakan ku, mendukungku, memotivasiku untuk terus belajar, tidak mudah putus asa dan selalu berusaha agar mendapatkan yang terbaik”
Almamaterku Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Di dalam hidup ini, semua ada waktunya, Ada waktunya kita menabur .... Ada juga waktu kita menuai”
“Tuhan takkan terlambat! Juga tak akan lebih cepat Semuanya .... Dia jadikan indah tepat pada waktuNya”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK GAYA BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VII DAN VIII SERTA GAYA MENGAJAR GURU DIKELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP CHARITAS 02 MOJOSARI KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATAN Benidicta Retvina Prasetianti Universitas Sanata Dharma 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Charitas 02 Mojosari pada bulan April 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Charitas 02 Mojosari sejumlah 90 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen berikut: (1) angket dan wawancara untuk meneliti gaya belajar siswa; dan (2) pengamatan dan wawancara untuk meneliti gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang ditemukan adalah dominan pada gaya belajar visual untuk pembelajaran secara umum dan dominan pada aspek gaya belajar auditorial untuk pembelajaran IPA. Selain itu, gaya mengajar guru yang ditemukan adalah memberikan materi dengan cara menjelaskan dimana metode mengajarnya adalah ceramah.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT STUDENTS’ LEARNING STYLES OF CLASS VII AND VIII AND TEACHING STYLE OF TEACHER IN THAT CLASS IN LEARNING OF SCIENCE OF THE MOJOSARI CHARITY YUNIOR HIGH SCHOOL 02 REGENCY OF EAST OKU IN SOUTH SUMATRA
Benidicta Retvina Prasetianti Sanata Dharma University 2013 This research was aimed to understand students' learning styles and teaching styles of teacher in learning of science. This research was done in Mojosari Charity Yunior High School 02 on April 2013. The subjects of this study were students of class VII and VIII Mojosari Charity Yunior High School 02 some 90 people. The instruments used in this research were: (1) questionnaires and interviews for collecting data on students' learning styles, and (2) observation and interviews for collecting data on teaching style of teachers in learning of science. The data was analyzed qualitatively and quantitatively. The result of the study shows that students’ learning styles were found is dominant aspect of visual to learning of general and dominant aspect of auditory to learning of science. In addition, teaching style of teacher were found is to provide materials in a way to explain where the method of teaching is lecture.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gaya Belajar Siswa-Siswi Kelas VII dan VIII Serta Gaya Mengajar Guru di Kelas Tersebut Dalam Pembelajaran IPA di SMP Charitas 02 Mojosari Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan dengan baik. Skripsi tersebut ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan dan bantuan oleh banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada: 1. Bpk. T. Sarkim, Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dengan baik dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini. 2. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang dengan penuh kedisiplinan mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di Pendidikan Fisika. 3. Bpk. A. Tukatno, BA., selaku Kepala Sekolah SMP Charitas 02 Mojosari yang telah memberikan ijin sewaktu penulis melakukan penelitian pada bulan April 2013.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Bpk. A. Romlan, selaku guru IPA SMP Charitas 02 Mojosari yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta memberi masukan-masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir. 5. Keluargaku tercinta, Y. Suryono (bapak), Rosalia Endang (ibu), Silvester Sriwibowo, Henrika Meylina, Ch. Noviliana, Hanantri (kakak), Viando, Wika, Wina (adik) yang menjadi penyemangat hidupku. Terimakasih atas doa dan dukungan yang sudah kalian berikan kepadaku dalam menyelesaikan studi. 6. Keluargaku di Pakem, terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. 7. Bapak-Ibu guru dan karyawan SMP Charitas 02 yang terus mendukung dan menyemangati penulis selama melakukan penelitian. 8. Siswa-siswi kelas VII dan VII SMP Charitas 02 Mojosari tahun ajaran 2012/2013 atas bantuan dan keterlibatannya dalam penelitian tugas akhir ini. 9. Teman-temanku di Pendidikan Fisika, khususnya angkatan 2009, juga tim futsal velocity. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang kalian berikan. 10. Sahabat-sahabatku, Ika dan Mela, terimakasih atas kerjasamanya selama ini dalam menyelesaikan skripsi.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Sahabat-sahabatku bulek Chatrin, Monik, dan Veni, terimakasih atas doa, bantuan dan dukungannya selama ini. 12. Untuk Bpk Sugeng, Ibu Heni dan Mas Arif, terimakasih atas bantuannya dalam keperluan surat menyurat untuk ijin penelitian. 13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihakpihak lain yang membutuhkan. Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sangat diharapkan dan akan dipertimbangkan dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 19 Agustus 2013 Penulis
Benidicta Retvina Prasetianti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
ABSTRACT .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Permasalahan ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
2
C. Tujuan Penelitian...........................................................................
3
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Manfaat Penelitian..........................................................................
3
E. Batasan Pengertian .........................................................................
4
F. Keterangan Penelitian ....................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI .........................................................................
7
A. Definisi Belajar ..............................................................................
7
B. Gaya Belajar ...................................................................................
11
1. Pengertian Gaya Belajar ...........................................................
11
2. Klasifikasi Gaya Belajar...........................................................
12
3. Gaya Belajar menurut Preferensi Sensori ................................
18
4. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar ..........................................
23
C. Gaya Mengajar Guru ......................................................................
24
1. Pengertian Mengajar ................................................................
24
2. Pengertian Gaya Mengajar .......................................................
28
D. IPA atau Sains ...............................................................................
29
E. Gaya Belajar IPA ...........................................................................
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
32
A. Jenis Penelitian ...............................................................................
32
B. Subyek Penelitian ...........................................................................
33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
33
D. Metode Penelitian ...........................................................................
33
E. Instrumen Penelitian .......................................................................
34
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Kuesioner/Angket.....................................................................
34
2. Wawancara ...............................................................................
36
3. Observasi/Pengamatan .............................................................
37
F. Validitas Data .................................................................................
38
G. Metode Analisis Data .....................................................................
38
1. Analisis data kuesioner/angket .................................................
38
2. Analisis hasil wawancara .........................................................
40
3. Analisis pengamatan dengan video ..........................................
41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
42
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
42
B. Data dan Analisis Data ...................................................................
45
1. Data ..........................................................................................
45
2. Analisis Data ............................................................................
45
C. Pembahasan ....................................................................................
66
1. Gaya Belajar Siswa ..................................................................
66
2. Gaya Mengajar Guru ................................................................
73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................
81
A. Kesimpulan ...................................................................................
81
B. Saran ...............................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
84
LAMPIRAN .....................................................................................................
88
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kisi-kisi Angket gaya belajar siswa ...................................................
35
Tabel 2. Jadwal Penelitian untuk Proses Pengamatan ....................................
44
Tabel 3. Jumlah Skor Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Check-list SMP Charitas 02 Mojosari ........................................................................................
46
Tabel 4. Descriptives Statistics Angket Check-List Melalui Uji F Dependent
49
Tabel 5. Hasil Signifikansi Analisis Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Checklist .....................................................................................................................
49
Tabel 6. Hasil Analisis Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Pilihan Ganda SMP Charitas 02 Mojosari ........................................................................................
50
Tabel 7. Pengelompokkan Aspek Gaya Belajar pada Angket Pilihan Ganda..
54
Tabel 8. Rangkuman Pengelompokkan Aspek Gaya Belajar pada Angket Pilihan Ganda ...............................................................................................................
56
Tabel 9. Rangkuman hasil coding aktivitas .....................................................
65
Tabel 10. Data Angket Gaya Belajar Dalam Bentuk Check-List ....................
96
Tabel 11. Data Angket Gaya Belajar Dalam Bentuk Pilihan Ganda ...............
99
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Panjang Kurva Normal ...................................................................
39
Gambar 2. Kurva Normal dengan 4 Standar Deviasi .......................................
40
Gambar 3. Guru menjelaskan tentang jaringan meristim.................................
74
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru ........................
74
Gambar 5. Guru menulis dan menggambar di papan tulis ...............................
75
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian .....................................................................
89
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ........................................................
90
Lampiran 3. Angket Gaya Belajar ...................................................................
91
Lampiran 4. Data Angket Check-list ...............................................................
96
Lampiran 5. Data Angket Pilihan Ganda .........................................................
99
Lampiran 6. Data Wawancara Siswa ..............................................................
102
Lampiran 7. Data Wawancara Guru.................................................................
110
Lampiran 8. Data Hasil Pengamatan ................................................................
113
Lampiran 9. Hasil Angket Gaya Belajar ..........................................................
123
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belajar adalah sebuah proses berpikir. Karena itu belajar tidak cukup hanya sekedar tahu, menguasai ilmu, dan menghafalkan semua teori yang tercantum di dalam buku-buku. Belajar perlu dilakukan oleh semua orang, terutama siswa sebagai peserta didik di dalam lingkungan pendidikan. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), sudah tidak asing lagi jika banyak ditemukan siswa yang tidak suka belajar. Mereka tidak suka belajar karena menurut mereka situasi belajar yang mereka jalani sangat tidak menyenangkan, sehingga dalam belajar mereka merasa tertekan, frustasi dan bosan. Hal ini mungkin terjadi karena proses belajar yang mereka alami tidak sesuai dengan gaya belajar mereka. Padahal mereka dapat belajar dengan maksimal apabila gaya belajar yang digunakan dalam belajar sesuai dengan kekuatan pribadi mereka. Karena diantara mereka ada yang lebih mudah belajar dengan melihat, belajar dengan mendengar dan belajar dengan mencoba-coba sendiri. Sehingga apapun cara yang ditempuh siswa, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara terbaik untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Informasi yang diterima siswa tersebut banyak diperoleh dari pendidik (guru). Jika informasi tersebut disampaikan oleh guru sesuai dengan gaya belajar siswa, maka informasi tersebut akan diterima dengan baik oleh siswa.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Guru yang memahami perbedaan gaya belajar masing-masing siswa di dalam satu kelas, akan menggunakan metode yang bervariasi agar semua siswa dapat menyerap informasi dengan maksimal. Namun yang ada di dalam proses pendidikan kita adalah sebuah kenyataan bahwa kebanyakan guru menyampaikan informasi dengan cara mereka sendiri tanpa peduli dengan gaya belajar siswa. Cara mengajar seperti ini juga sering dijumpai siswa pada guru mata pelajaran IPA. Hal ini semakin mempersulit mereka dalam belajar IPA, yang menurut mereka materinya saja sudah sulit untuk dipelajari. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gaya belajar seperti apa yang sering digunakan oleh siswa-siswi di SMP Charitas 02 Mojosari dalam memahami materi IPA dan mengetahui gaya mengajar seperti apa yang dilakukan oleh guru IPA mereka. Sehingga dalam skripsi ini diambil judul Gaya Belajar Siswa-Siswi Kelas VII dan VIII serta Gaya Mengajar Guru di Kelas Tersebut Dalam Pembelajaran IPA di SMP Charitas 02 Mojosari Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan.
B. Rumusan Masalah 1.
Apa gaya belajar siswa-siswi di SMP Charitas 02 Mojosari dalam pembelajaran IPA?
2.
Apa gaya mengajar guru IPA di SMP Charitas 02 Mojosari?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
C. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui gaya belajar siswa-siswi di SMP Charitas 02 Mojosari.
2.
Mengetahui gaya mengajar guru IPA di SMP Charitas 02 Mojosari.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi siswa Dapat memberikan informasi bagi siswa untuk mengenali gaya belajarnya sendiri, sehingga dalam belajar IPA siswa tidak merasa terbebani.
2.
Bagi Sekolah Dapat menjadi upaya bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran IPA.
3.
Bagi Peneliti Mempunyai
pengalaman
melakukan
penelitian
dan
dapat
mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan pendidikan terkhusus dalam pembelajaran IPA dan dapat menambah wawasan dalam upaya memberikan pengetahuan mengenai gaya belajar kepada siswa. 4.
Bagi Guru Mendapat gambaran mengenai gaya belajar siswanya dan dapat mengembangkan metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
E. Batasan Pengertian 1. Gaya Belajar Gaya belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
2. Gaya Belajar Visual (Visual Learners) Gaya belajar visual yaitu belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat (Hamzah Uno, 2006: 181).
3. Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners) Gaya belajar auditorial adalah belajar dengan cara mendengar. Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya (Hamzah Uno, 2006: 181).
4. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners) Gaya belajar kinestetik adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik. Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu
yang memberikan informasi
mengingatnya (Hamzah Uno, 2006: 182).
tertentu agar kita bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
5. Gaya Mengajar Gaya mengajar adalah metode mengajar dan media yang digunakan oleh guru yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan dalam materi pelajaran.
F. Keterangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersama yang dilakukan oleh Margareta Pamela, Benidicta Retvina Prasetianti, dan Agnes Ika. Sehingga dalam penelitian ini, hal yang diteliti pun sama yaitu tentang gaya belajar siswa-siswi dan gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Penelitian tentang gaya belajar dalam studi skripsi ini adalah hal yang baru di Prodi Pendidikan Fisika, sehingga akan lebih mudah kalau penelitian ini dilakukan bersama. Selain itu, kami ingin melakukan penelitian tentang gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru di situasi yang berbeda, maka akan terlalu besar cakupannya jika penelitian ini dilakukan sendiri. Perbedaan kami dalam penelitian ini adalah penelitiannya dilakukan di tiga tempat yang berbeda dengan jenjang yang berbeda pula yaitu di SDS Subsidi Pusat Damai Kabupaten Sanggau, SMP Charitas 02 Mojosari Kabupaten OKU Timur dan SMA Bhakti Karya Kabupaten Temanggung. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi teori gaya belajar dan untuk melihat apakah ada kesamaan hasil penelitian dari ketiga tempat yang berbeda itu atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Sebagai penelitian awal, jika ada penelitian lanjut dapat menggunakan skripsi ini sebagai pedoman. Oleh karena itu, kami bertiga juga menggunakan teori bersama. Sehingga jika ada kata-kata atau kalimat yang sama, itu karena kami melakukan diskusi bersama dan kami menyetujuinya. Selain itu, analisis data dan pembahasan kami akan saling merujuk dengan data hasil penelitian dari anggota tim yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Belajar Dalam mengkaji definisi konsep pendidikan, Hamdani (2011: 17) mengulas pendapat Zuhairini yang mengatakan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia dalam meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi rohaninya (pikir, rasa, karsa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (pancaindra dan keterampilan). Menurut Driyarkara (1980: 128), pendidikan sebagai suatu bentuk hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan kesatuan antar pribadi yang mempribadikan. Sedangkan Tatang (2012: 14) mengulas pendapat Basri yang mengutarakan pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Sementara itu Tatang (2012: 15) juga mengulas pendapat Teddy yang menyampaikan bahwa pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Dari pengertian-pengertian pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan kualitas dirinya dalam segala aspek untuk menjadi lebih baik. Di dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang terdiri dari belajar dan mengajar. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan, karena belajar adalah kunci utama dalam setiap usaha pendidikan (Muhibbin, 2008: 59). Dalam mengkaji hakikat belajar Muhibbin (1995: 90) mengulas pendapat Hintzman mengatakan bahwa “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior”. Selanjutnya Muhibbin (1995: 90) mengartikan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Muhibbin (1995: 90) juga mengulas pendapat dari Wittig untuk mengkaji hakikat belajar yang didefinisikan sebagai: any relatively permanent change in an organism’s behavioral rappertoire that occrus as a result of experience. Artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Menurut Muhibbin (1995: 92), dari beberapa definisi diatas, maka Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Selain itu Eveline dan Hartini (2011: 3) menyatakan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Eveline dan Hartini (2011: 4) mengulas pendapat Burton yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Van Rossum dan Hamer (2010: 2) mengulas pendapat Roger Saljo yang menyatakan bahwa belajar juga dapat dilihat dari sudut pandang siswa. Saljo menyimpulkan lima konsep belajar, yaitu : 1. Belajar sebagai peningkatan pengetahuan Belajar sebagai peningkatan pengetahuan artinya belajar adalah mendapatkan hal-hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Sehingga semakin lama kita belajar maka pengetahuan kita semakin bertambah. 2. Belajar adalah mengingat Belajar adalah mengingat artinya belajar sama dengan menghafal dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang dihafal. Dalam hal ini apa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
yang dihafal adalah produknya sementara menghafal adalah bentuk prosesnya. 3. Belajar sebagai kemahiran memperoleh fakta, prosedur dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan di masa depan Belajar dalam hal ini artinya memilih dan menghafal fakta-fakta, prosedur, gagasan dan sebagainya kemudian mencerminkan lebih lanjut atas apa yang dipelajari untuk memutuskan kegunaannya di masa depan. Sehingga dalam belajar hal yang dilakukan tidak hanya menghafal tetapi juga berlatih sampai sempurna tanpa mengubah pengetahuan atau prosedur. 4. Belajar sebagai pemisahan makna Belajar sebagai pemisahan makna artinya belajar adalah suatu proses pemahaman yang dicapai melalui ide-ide yang berkaitan dalam subyek, menemukan hal-hal apapun, melihat materi pelajaran lebih mendalam, mengumpulkan berbagai sudut pandang pada materi yang dipelajari dan mendapatkan gambaran besar. Jadi belajar adalah berpikir lebih jelas, melihat sesuatu yang baru dengan cara yang jauh lebih logis, dan melihat langkah-langkah untuk sampai pada kesimpulan. 5. Belajar sebagai proses menafsirkan yang bertujuan pada pemahaman realita Dalam hal ini belajar adalah mengubah cara melihat sesuatu dengan mengubah perspektif untuk menuju ke pemahaman yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia yang relatif menetap dalam menambah ilmu pengetahuan dengan mengingat dan memahaminya, sehingga cara berpikir menjadi lebih logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan itu dalam proses menuju ke pemahaman yang lebih baik untuk kemudian mempraktekkannya sampai sempurna.
B. Gaya Belajar Untuk memahami apa itu gaya belajar, maka pada bagian ini penulis akan mengulas tentang pengertian gaya belajar, klasifikasi gaya belajar, ciri-ciri dari masing-masing tipe gaya belajar dan manfaat pemahaman gaya belajar bagi guru dan siswa. 1. Pengertian Gaya Belajar Semua orang dalam segala usia dapat benar-benar mempelajari apapun apabila dibiarkan melakukannya dengan gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka sendiri (Barbara, 2007: 29). Gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka adalah gaya belajar yang mereka terapkan, yang akan membuat mereka merasa terbantu dalam menyerap dan mengolah infomasi sehingga belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah. Menurut Winkel (2004: 90), gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Menurut Nasution (1984: 93) gaya belajar merupakan cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar. Menurut DePorter dan Mike Hernacki (2006: 110-112), gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa gaya belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
2. Klasifikasi Gaya Belajar Sejak awal tahun 1997, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengenali dan mengkategorikan cara manusia belajar, cara memasukkan informasi ke dalam otak. Secara garis besar, ada tujuh pendekatan yang umum
dikenal
dengan
kerangka
referensi
yang
berbeda
dan
dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasinya masingmasing. Adi W. Gunawan adalah seorang pakar mind technology dan transformasi diri yang dalam bukunya “Genius Learning Strategy” merangkum ketujuh cara belajar tersebut, yaitu: a. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty. b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda-beda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Myer-Briggs, Lawrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, GreyWheelright, Holland dan Geering. c. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat ketergantungan
terhadap
indera
tertentu.
Pendekatan
ini
dikembangkan oleh Bandler & Grinder dan Messick. d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield. e. Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini dikembangkan oleh Grasha-Reichman, Perry, Mann, Furmann-Jacobs, dan Merill. f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy. g. Pendekatan berdasarkan wilayah otak; menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards, dan Hermann (Adi W. Gunawan, 2007: 140).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Banyaknya pendekatan dalam mengklasifikasikan atau membedakan gaya belajar disebabkan karena setiap pendekatan yang digunakan mengakses aspek yang berbeda secara kognitif. Menurut Adi W. Gunawan (2007: 142) ada tiga pendekatan gaya belajar yang populer, yaitu pendekatan berdasarkan preferensi sensori, preferensi kognitif, dan profil kecerdasan. Pendekatan
gaya
belajar
berdasarkan
preferensi
sensori
(ketergantungan terhadap indera tertentu) terdiri dari tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas fisik). Pendekatan gaya belajar berdasarkan preferensi kognitif (kemampuan berpikir) dikembangkan oleh Anthony Gregorc. Gregorc membagi gaya belajar menurut kemampuan mental menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Gaya belajar konkret-sekuensial. Merupakan gaya belajar yang membuat siswa menjadi terorganisir, dapat diandalkan, pekerja keras. Mereka mengikuti petunjuk guru dan mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi. Pekerjaan mereka biasanya akurat, faktual,
dan
konsisten.
Mereka
lebih
memilih
kegiatan
pembelajaran konvensional. 2. Gaya belajar abstrak-sekuensial. Merupakan gaya belajar yang membuat siswa menjadi berpikir logis dan disengaja. Mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
belajar terbaik dalam lingkungan yang terstruktur. Mereka memiliki pengetahuan, pemikir analitik dengan pengertian yang jelas tentang objektivitas. Mereka lebih memilih proses yang sistematis dan menyeluruh dalam pekerjaan mereka. 3. Gaya belajar konkret acak. Merupakan gaya belajar yang membuat siswa menjadi kreatif, petualang, dan tentu ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Mereka adalah pemikir inovatif. Mereka menggunakan naluri dan intuisi mereka ketika membuat keputusan. 4. Gaya belajar abstrak acak. Merupakan gaya belajar yang membuat siswa menjadi imajinatif dan idealis. Mereka sensitif dan merupakan siswa yang cenderung sentimental. Mereka lebih suka fleksibilitas dan cenderung spontan. Mereka adalah siswa yang sangat perseptif. Pendekatan gaya belajar berdasarkan profil kecerdasan dikembangkan oleh Howard Gardner. Gardner (dikutip oleh Adi W. Gunawan) awalnya mengusulkan tujuh jenis kecerdasan yaitu: 1. Linguistik. Merupakan kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. 2. Logika-matematika. Merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3. Interpersonal. Merupakan kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. 4. Intrapersonal. Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. 5. Musikal. Merupakan kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. 6. Visual-spasial. Merupakan kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat. 7. Kinestetik. Merupakan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Namun sesuai dengan perkembangan penelitian yang dilakukannya, Gardner lalu memasukkan kecerdasan kedelapan yaitu kecerdasan naturalis. Merupakan kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Konsep kecerdasan ganda dapat dilihat sebagai pengembangan model gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik yang biasanya disingkat menjadi VAK dan membuat hubungan yang jelas antara kepribadian dan gaya belajar yang disukai (Nick Rushby, 2008: 78). Konsep, teori dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
metode VAK pertama kali dikembangkan pada tahun 1920 oleh psikolog dan spesialis mengajar seperti Fernald, Keller, Orton, Gillingham, Stillman dan Montessori (Nick Rushby, 2008: 93). Spesialis VAK mengakui bahwa seseorang belajar dengan menggunakan berbagai cara, misalnya ketika seseorang belajar untuk mengoperasikan peralatan baru dia akan memilih untuk membaca instruksi jika dia lebih dominan ke gaya belajar visual. Namun jika dia lebih dominan ke gaya belajar auditorial, maka dia akan lebih memilih untuk mendengarkan penjelasan. Model gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik ini tidak menutup kecerdasan ganda Gardner, tetapi dengan adanya model VAK akan memberikan perspektif yang berbeda untuk memahami dan menjelaskan pilihan seseorang untuk mengetahui gaya belajar dan kekuatannya. Karena gaya belajar seseorang merupakan cerminan dari campuran kecerdasan mereka dan juga merupakan jenis refleksi otak. Dari ketiga pendekatan diatas, yang dikenal luas di Indonesia adalah pendekatan berdasarkan preferensi sensori (Adi W. Gunawan, 2007:142). Selain itu, De Porter & Hernacki (2006) menyatakan bahwa pada tahap awal untuk mengenali gaya belajar siswa, salah satu langkah diantara langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh guru adalah mengenali modalitas belajar siswa sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Oleh karena ketenarannya di Indonesia dan penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengenali gaya belajar siswa, maka penelitian ini hanya menitikberatkan pada pengklasifikasian gaya belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
menurut preferensi sensori yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Selain itu, gaya belajar berdasarkan preferensi sensori menurut Flemming (dikutip oleh Suyono dan Hariyanto) juga terdiri dari tiga modalitas belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.
3. Gaya Belajar menurut Preferensi Sensori Berdasarkan prefensi sensori atau kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, maka gaya belajar individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa setiap individu hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa setiap individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika dia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu juga akan memanfaatkan kombinasi karakteristik gaya belajar tertentu.
Menurut Hamzah Uno (2006: 181) pada preferensi sensori terdapat tiga tipe gaya belajar, yang terdiri dari: a. Gaya belajar Visual ( Visual Learners)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat. b. Gaya belajar Auditorial (Auditory Learners) Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara mendengar. Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. c. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners) Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik. Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya belajar seperti
disebutkan diatas, Suyono dan Hariyanto
(2011:
151)
mengadaptasi dari Bobbi de Porter dan Mike Hernacki menyatakan sebagai berikut: a. Gaya belajar Visual ( Visual Learners) Gaya belajar visual dapat dideteksi dari kebiasaan individu ketika belajar, antara lain: -
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar;
-
mudah mengingat dengan asosiasi visual;
-
pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi membaca;
-
lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
20
biasa berbicara dengan cepat, karena dia tidak merasa perlu mendengarkan esensi pembicaraannya;
-
mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika dituliskan, dan seringkali meminta bantuan orang lain untuk mengulangi instruksi verbal tersebut;
-
sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain;
-
pengeja yang baik, kata demi kata;
-
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya atau tidak, sudah atau belum;
-
mempunyai kebiasaan rapi dan teratur, karena itu yang akan di lihat orang. Misalnya rapi dan teratur dalam berpakaian dan membuat catatan;
-
mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi;
-
memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik;
-
teliti terhadap rincian dan hal-hal kecil yang harus dilakukan;
-
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar,
-
lebih
suka
mendemonstrasikan
sesuatu
daripada
berpidato/berceramah; -
membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
masalah atau proyek, dan terbiasa melakukan check dan recheck sebelum membuat kesimpulan; -
lebih menyukai seni visual daripada seni musik;
-
suka mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau pada saat melakukan rapat.
b. Gaya belajar Auditorial (Auditory Learners) Gaya belajar auditorial dapat dideteksi dari kebiasaan individu ketika belajar, antara lain: -
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di diskusikan daripada apa yang dilihat;
-
berbicara kepada diri sendiri ketika sedang belajar dan bekerja;
-
senang membaca dengan suara keras dan mendengarkannya;
-
berbicara dengan irama yang terpola dengan baik;
-
biasanya jadi pembicara yang fasih;
-
menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca;
-
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar;
-
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya;
-
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
22
dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;
-
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, karena dia akan sukar berkonsentrasi;
-
mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi;
-
lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik.
-
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya;
c. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners) Gaya belajar kinestetik dapat dideteksi dari kebiasaan individu ketika belajar, antara lain: -
selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;
-
banyak menggunakan isyarat tubuh;
-
menggunakan jari sebagai penunjuk tatkala membaca;
-
menghafal dengan cara berjalan atau melihat langsung;
-
memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar;
-
menanggapi perhatian fisik;
-
tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama;
-
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka;
-
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;
-
ingin melakukan segala sesuatu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
-
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain;
-
berbicara dengan perlahan;
-
belajar melalui praktek langsung dan manipulasi (mengembangkan data atau fakta);
-
tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut;
-
menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai bentuk penghayatan terhadap apa yang di baca;
-
kemungkinan memiliki tulisan yang jelek;
-
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik);
4. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar Berdasarkan beberapa gaya belajar diatas, maka dapat dilihat bahwa mengetahui gaya belajar itu sangat penting. Pemahaman gaya belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategi-strategi apa yang harus mereka gunakan dalam belajar sehingga menjadi pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka (Barbara, 2007: 93). Sedangkan pemahaman gaya belajar bagi guru berguna untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki gaya belajar yang unik (De Porter & Hernacki, 2010: 213). Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
pemahaman akan gaya belajar dapat membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar di dalam suatu kelas sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap murid (Barbara, 2007: 93). Karena dengan itu metode mengajar guru bisa menggunakan berbagai kombinasi seperti pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Guru juga dapat memperkenalkan berbagai unsur pengalaman ke dalam kelas misalnya dengan bunyi-bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan, pengalaman, dan bahkan percakapan (Suyono dan Hariyanto, 2011: 164). Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang berfokus pada gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan gaya belajar auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan gaya belajar visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran guru dapat memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.
C. Gaya Mengajar Guru 1. Pengertian Mengajar Istilah mengajar sudah dikenal sejak lama, bahkan sejak disadari pentingnya pendidikan dan persekolahan. Konsep mengajar sering ditafsirkan berbeda-beda karena senantiasa dilandasi oleh teori belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
tertentu, sedangkan tafsiran tentang belajar juga banyak macam ragamnya. Dalam mengkaji pengertian mengajar, Muhibbin (1995: 182) membahas pendapat Nasution yang mendefinisikan mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas (ruang belajar), tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa. Slameto (2010: 30) mengulas pendapat DeQueliy dan Gazali yang menyatakan bahwa definisi mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian
waktu
yang
singkat
sangat
penting.
Guru
kurang
memperhatikan bahwa di antara siswa ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila semua siswa dianggap sama kemampuannya, maka bahan pelajaran yang diberikan pun akan sama pula. Hal ini bertentangan dengan kenyataan yang ada. Dalam penelitian Van Rossum dan Hammer (2010: 10) disimpulkan enam konsep mengajar, yaitu: 1.
Mengajar
adalah
menanamkan
dengan
jelas/informasi
yang
diberikan terstruktur dengan baik Artinya mengajar adalah menyajikan materi pelajaran yang harus dipelajari sedemikian rupa sehingga tidak terlalu kering (disajikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
dengan humor jika mungkin). Materi pelajaran perlu dijelaskan dengan baik dan disajikan dalam cara yang terorganisir dengan baik, sehingga siswa tidak merasa kesulitan ketika harus belajar sendiri. 2.
Mengajar adalah mengirimkan pengetahuan terstruktur, mengakui keberadan siswa Dalam konsep ini, mengajar adalah proses yang harus dilakukan dengan jelas, teratur, efisien, menghibur dan termasuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara siswa dan guru, sehingga siswa merasa keberadaannya di dalam kelas diakui.
3.
Mengajar adalah berinteraksi dan pembentukan Dalam hal ini, mengajar ditandai dengan diskusi yang didominasi oleh guru, dimana di dalamnya ada seorang guru yang antusias membentuk dan memotivasi para siswa menggunakan umpan balik positif dan negatif. Yang paling penting dalam hal ini adalah bahwa seorang guru dan siswanya memiliki kontak yang baik. Guru tidak boleh otoriter dan tidak harus menunjukkan bahwa dirinya sendiri lebih unggul dari pada siswanya. Dalam hal ini guru harus mendengarkan pendapat siswa, sehingga segala permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan diskusi.
4.
Mengajar adalah tantangan dan pengembangan jalan pikir bagi diri sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Dalam hal ini mengajar adalah menantang siswa untuk berpikir dalam mencapai tujuan. Guru tidak mengarahkan siswa terlalu banyak, atau membiarkan siswa mencari tahu sendiri apakah sesuatu itu tidak mungkin atau benar. Sehingga penilaian yang diberikan oleh guru harus fokus pada proses dan tidak bergantung pada hasil akhir. Dalam proses ini siswa menjadi peserta aktif, sedangkan peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran. 5.
Mengajar adalah pengajaran dialog Dalam hal ini, mengajar adalah melibatkan siswa sebanyak mungkin ke dalam subyek. Dalam hal ini, guru dan siswa bersama-sama mengerjakan suatu masalah dan membahasnya, sehingga semua pihak dapat mengajar.
6.
Mengajar adalah saling percaya dan saling peduli Mengajar saling percaya dan peduli berarti mengajar yang berkembang dalam situasi pemahaman total antara siswa dan guru sehingga metode pengajaran tidak lagi penting.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara terstruktur dengan singkat dan tepat, agar informasi tersebut dapat tertanam jelas dalam pikiran siswa dan membentuk pengembangan jalan pikir siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2. Pengertian Gaya Mengajar Dalam mengkaji definisi gaya mengajar, Ika Marisa (2013: 3) mengulas pendapat Suparman yang menyatakan bahwa gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar guru biasanya sangat erat hubungannya dengan gaya belajar anak didik. Sedangkan menurut Sara Ashworth (1998), gaya mengajar adalah metode, model, strategi yang digunakan sebagai rencana dalam sebuah kegiatan dimana di dalamnya didefinisikan perilaku guru dan siswa untuk mencapai tujuan dalam materi pelajaran. Menurut Felder (1988) gaya mengajar adalah metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengatasi komponen belajar yang diusulkan. Selain itu, Mehrak Rahimi (2012) mengulas pendapat Kaplan dan Kies menyatakan bahwa gaya mengajar itu terdiri dari perilaku pribadi guru dan media yang digunakan untuk mengirimkan informasi kepada siswa. Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar adalah metode dan media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan dalam materi pelajaran. Sehingga dalam hal ini gaya mengajar guru melibatkan metode dan media, juga urutan kegiatan dan alokasi waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
D. IPA atau Sains Dalam mengkaji hakikat IPA Sumaji (1998: 31) mengulas pendapat James yang mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi
dan
observasi,
serta
berguna
untuk
diamati
dan
dieksperimentasikan lebih lanjut. Selanjutnya Sumaji (1998: 31) menganalisis pendapat Whitehead yang menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional). Dengan demikian, IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-habisnya. Sementara itu menurut Usman (2010: 2) mengulas pendapat Hendro Darmojo yang menyatakan bahwa secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu, Usman (2010: 3) mengulas pendapat Nash (dalam The Nature Of Science) yang menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Sedangkan Usman (2010: 3) juga membahas pendapat Powler (dalam Winaputra) yang mengungkapkan bahwa IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku bagi seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Usman (2010: 3) mengulas pendapat Winaputra yang mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA adalah suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain berupa kumpulan dari hasil observasi yang bersifat rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
E. Gaya Belajar IPA Dari pengertian gaya belajar dan sains maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar IPA atau sains adalah cara siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap, mengatur serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
mengolah informasi secara kritis akan fenomena-fenomena alam yang ada dengan suatu metode ilmiah yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga sains dapat dipelajari melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka sains tidaklah mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, validitas instrumen dan metode analisis data. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru. Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Suparno, 2010: 135).
Untuk
data
kuantitatif,
data
diperoleh
melalui
penyebaran
kuesioner/angket ke semua siswa kelas VII dan VIII. Sedangkan penelitian kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan (Suparno, 2010: 154). Untuk data kualitatif deskriptif, diperoleh melalui dua cara yaitu wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan terhadap guru yang mengampu mata pelajaran IPA dan terhadap 3 orang siswa dari kelas VII dan VIII dengan menggunakan bahan wawancara yang telah disusun sebagai instrumen dalam penelitian ini. Sedangkan untuk data kualitatif pengamatan, diperoleh dari salah satu kelas dengan memvideokan proses pembelajaran IPA sebanyak 6 kali pertemuan.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
B. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini subyek penelitian di ambil dari seluruh siswa kelas VII dan VIII di SMP Charitas 02 Mojosari, yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah total 90 siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Charitas 02 Mojosari 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II, yaitu pada bulan April 2013.
D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru. Penelitian ini terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah memberikan kuesioner/angket kepada siswa kelas VII dan VIII. Tahap kedua adalah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA, tahap ketiga adalah melakukan wawancara dengan 3 orang siswa dan tahap keempat adalah melakukan pengamatan di dalam kelas saat proses pembelajaran IPA berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno, 2010: 56). Untuk memperoleh data dan informasi, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu kuesioner/angket, wawancara dan pengamatan 1. Kuesioner/Angket Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh infomasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010: 61). Penulis menggunakan cara ini untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan gaya belajar siswa. Dalam penelitian ini ada dua angket yang digunakan, yaitu: a. Angket gaya belajar dalam bentuk chek-list Angket gaya belajar ini terdiri dari 15 butir pernyataan. Dari 15 butir pernyataan tersebut, terdapat 5 butir pernyataan tentang aspek visual, 5 butir pernyataan tentang aspek auditorial, dan 5 butir pernyataan tentang aspek kinestetik. Dalam angket gaya belajar ini, nomor 1 sampai dengan 5 adalah pernyataan untuk aspek visual, nomor 6-10 adalah pernyataan untuk aspek auditorial, dan 11-15 adalah pernyataan aspek kinestetik. Kisi-kisi pernyataan dalam angket ini digambarkan dalam tabel 1 dibawah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 1. Kisi-kisi Angket gaya belajar siswa
Aspek Gaya Belajar
Indikator
No butir
Visual
-
-
Auditorial
-
Memahami sesuatu dengan asosiasi visual Belajar dengan cara mendengar Baik dalam aktivitas lisan
Kinestetik
-
Belajar melalui aktivitas fisik Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak Menyukai kegiatan coba-coba
-
1, 2, 3, 4, 5 6, 7 8, 9, 10 12, 14 13, 15
-
11
-
-
Pilihan jawaban dalam angket gaya belajar siswa terdiri atas 4 alternatif yang berupa pernyataan positif dan masing-masing diberi skor yaitu: -
Skor 4 untuk jawaban sangat setuju
-
Skor 3 untuk jawaban setuju
-
Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
-
Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
b. Angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda Angket gaya belajar ini diadopsi dari skripsi yang berjudul Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan Gaya Mengajar Guru Matematika SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa. Angket ini beberapa sudah dimodifikasi sesuai dengan topik yang dibahas pada penelitian ini. Angket gaya belajar ini terdiri dari 15 butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dalam angket ini memiliki 3 jawaban pilihan ganda yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
terdiri dari aspek visual, aspek auditorial dan aspek kinestetik. Jumlah skor maksimal yang dapat dimiliki oleh salah satu aspek gaya belajar adalah 15 dan jumlah skor minimal yang dapat dimiliki oleh salah satu aspek gaya belajar adalah 0.
2. Wawancara Wawancara adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan peneliti dan narasumber untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Suparno, 2010: 62). Pada penelitian ini wawancara digunakan pada tahap kedua dan ketiga, yaitu untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pola mengajar guru dan gaya belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Wawancara tahap kedua merupakan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA dan wawancara tahap ketiga merupakan wawancara dengan 3 orang siswa. Untuk tahap ketiga ini wawancara dilakukan pada siswa yang mempunyai kecenderungan belajar dengan menggunakan salah satu aspek gaya belajar saja, sesuai dengan hasil analisis data pada tahap pertama. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara dengan beberapa daftar pertanyaan lengkap ditambah dengan pertanyaanpertanyaan yang sekiranya perlu untuk ditanyakan. Berikut adalah daftar rencana pertanyaan yang akan ditanyakan kepada subjek yang diwawancarai. a. Rencana pertanyaan wawancara Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
37
Apa cara yang dipilih guru dalam menyampaikan sebuah materi? Bercerita atau menjelaskan, menampilkan gambar atau grafik, menyuruh siswa melakukan praktikum atau melakukan peragaan konsep IPA?
-
Seberapa sering ketiga hal itu dilakukan?
-
Perhatian guru terhadap tanggapan anak dengan cara mengajar guru tersebut?
-
Untuk guru sendiri sebenarnya gaya belajarnya itu seperti apa?
b. Rencana pertanyaan wawancara siswa -
Bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran IPA?
-
Bagaimana prestasi siswa dalam pelajaran IPA?
-
Bagaimana cara siswa belajar?
-
Bagaimana cara guru mengajar? Dengan memberikan gambar, ceramah, atau melakukan praktikum?
-
Siswa bisa duduk berapa lama kalau sedang belajar IPA?
3. Observasi/Pengamatan Menurut Suparno (2010: 63) pengamatan meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman suara, dll). Pengamatan dalam penelitian ini meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan rekaman gambar. Pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
yang dilakukan bertujuan untuk meneliti proses pembelajaran IPA di kelas dan digunakan untuk melihat pola mengajar guru dalam pembelajaran IPA.
F. Validitas Data Validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2010: 67-68). Pada penelitian ini instrumen penelitian (kuesioner/angket) diuji validitasnya di sekolah sebanyak 2 kali. Setelah itu, instrumen dibenahi kembali dengan bantuan dosen agar kalimat yang ada dalam instrumen mudah dipahami oleh siswa hingga kemudian sudah dinyatakan valid oleh dosen pembimbing.
G. Metode Analisis Data 1. Analisis data kuesioner/angket a. Analisis data angket gaya belajar dalam bentuk check-list Data yang diperoleh dari angket gaya belajar dalam bentuk checklist akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan menggunakan tehnik Uji F dependent. Uji F dependent ini digunakan untuk mengetes beberapa variabel pada subjek yang sama (Suparno, 2006: 81).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Uji F dependent tersebut, maka dapat diketahui tingkat signifikansi dari gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Kemudian dapat dilihat gaya belajar mana yang mempunyai perbedaan yang paling dominan. b. Analisis data angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda Data yang diperoleh dari angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan sederhana. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak dalam setiap aspek gaya belajar. Cara menganalisisnya adalah dengan melihat kurva normal. Ketika nilai maksimal masing-masing aspek adalah 15 dan nilai minimalnya adalah 0, maka dapat diketahui bahwa panjang kurva normal adalah 0 sampai dengan 15.
Gambar 1. Panjang Kurva Normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Kemudian panjang kurva normal tersebut dibagi menjadi empat (4) standar deviasi seperti pada gambar berikut:
Gambar 2. Kurva Normal dengan 4 Standar Deviasi
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa nilai tengah dari kurva tersebut adalah 7,5. Kemudian nilai tengah tersebut digunakan sebagai acuan untuk melihat signifikansi setiap aspek gaya belajar, yaitu dengan cara ketika salah satu aspek gaya belajar memiliki jumlah skor 7,5 dan perbedaan skor dengan aspek lainnya
3,75, maka aspek
tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan dengan aspek lainnya. Sedangkan jika jumlah skor salah satu aspek dengan aspek lain
7,5 dan perbedaan skor
3,75, maka aspek tersebut tidak mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan aspek yang lain. Nilai 3,75 diatas merupakan nilai tengah dari 7,5.
2. Analisis hasil wawancara Data yang diperoleh melalui wawancara adalah berupa rekaman hasil wawancara. Cara menganalisis data tersebut adalah dengan membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
transkip data. Transkip data dilakukan pada hasil rekaman wawancara. Transkip data dari rekaman wawancara nantinya akan diolah kembali.
3. Analisis pengamatan dengan video Pengamatan
yang
dilakukan
dalam
penelitian
ini
adalah
pengamatan dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti. Peneliti tidak secara aktif melibatkan diri dalam situasinya dan sungguhsungguh hanya menjadi pengamat yang mengumpulkan data. Hasil dari pengamatan dengan video ini dianalisis dengan menggunakan 2 tahap yaitu: a. Membuat transkip data Semua data yang masih belum berwujud bahasa tertulis perlu ditranskip ke dalam bentuk tulisan terlebih dahulu. b. Kategorisasi coding Setelah data-data di transkip, kemudian dibaca dengan teliti, selanjutnya adalah memberi tanda (coding). Coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukkan isi dari bagian data tertentu. Data-data yang sama coding-nya, disatukan, kemudian diberi nama dengan suatu kategori yang menyatukan isinya. Setelah itu kategori yang dekat disatukan dalam satu konsep yang sama. Konsep-konsep yang tersebut kemudian diurutkan dan dituliskan secara lengkap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama swasta di daerah OKU Timur yaitu di SMP Charitas 02 Mojosari. Sekolah ini merupakan sekolah heterogen yang jumlah seluruh siswanya adalah 137 siswa. Tetapi dalam penelitian ini, sampel yang diambil oleh peneliti berjumlah 90 siswa yang terdiri dari siswa kelas VII dan VIII. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan 4 tahap penelitian. Tahap pertama adalah melakukan pengamatan di dalam kelas ketika proses pembelajaran IPA berlangsung. Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan di tiga kelas yaitu di kelas VIIA, VIIB dan VIIIA dimana guru yang melakukan proses pembelajaran adalah satu orang guru yang sama. Tahap pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang gaya mengajar guru. Tahap kedua adalah membagikan angket kepada siswa kelas VII dan VIII. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang gaya belajar siswa. Tahap ketiga adalah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA. Pada tahap ini, data yang diperoleh digunakan untuk mengkonfirmasi apakah gaya mengajar guru dari hasil pengamatan sama dengan gaya mengajar guru dari hasil wawancara. Tahap yang keempat adalah melakukan wawancara dengan 3 orang siswa dari
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
kelas VII. Pada tahap ini, data yang diperoleh digunakan untuk mengkonfirmasi apakah gaya belajar siswa dari hasil angket sama dengan gaya belajar siswa dari hasil wawancara. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 4, 10, dan 11 April 2013. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mempunyai kesempatan untuk mengamati proses pembelajaran IPA sebanyak 6 kali pertemuan. Sebenarnya peneliti masuk ke kelas untuk proses pengamatan lebih dari 6 kali pertemuan, tetapi karena banyak kendala yang dihadapi yang menyebabkan banyak data menjadi tidak lengkap, maka peneliti hanya mengambil data selama 6 kali pertemuan saja. Karena data selama 6 kali pertemuan tersebut merupakan data yang paling lengkap daripada data lainnya. Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian sendirian sehingga peneliti merasa agak kesulitan dalam memvideo dan mengamati proses pembelajaran. Untuk mengatasinya, dalam proses pengamatan peneliti membuat data dalam dua bentuk yaitu field note dan video. Jadi saat melakukan pengamatan, dalam satu kelas peneliti hanya membuat field note dan dalam satu kelas yang lain peneliti hanya memvideo saja. Kendala lain yang dihadapi oleh peneliti adalah padatnya jadwal pelajaran IPA dalam satu hari. Dalam satu hari terdapat minimal 4-5 jam pelajaran IPA untuk kelas VII dan VIII. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar IPA, dalam 1 minggu hanya mengajar selama 3 hari dan guru tersebut mengajar di kelas VII sampai dengan kelas IX. Selain itu karena peneliti hanya mempunyai satu kamera, maka terkadang di saat proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
pembelajaran berlangsung kamera yang digunakan mati karena habis baterai. Sehingga peneliti melanjutkan pengamatan dengan membuat field note. Dari 6 kali pertemuan, peneliti memiliki 3 field note dan 3 video pengamatan. Setelah mempunyai data dalam bentuk field note dan video, kemudian peneliti mentranskip kedua data tersebut. Field note ditulis ulang dan video diputar berulang-ulang untuk dideskripsikan dan dibuat transkipnya. Berikut ini adalah jadwal untuk memperoleh data hasil pengamatan proses pembelajaran IPA dari enam kali pertemuan. Tabel 2. Jadwal Penelitian untuk Proses Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tanggal 4 April 2013 4 April 2013 4 April 2013 10 April 2013 10 April 2013 11 April 2013
JP 2 2 1 2 2 2
Materi Pemuaian Pemuaian Pemuaian Ekosistem Organisasi kehidupan Pemuaian
Hasil Pengamatan Field note Field note Field note Video Video + Field note Video
Setelah memperoleh hasil pengamatan, peneliti melakukan wawancara dengan guru. Wawancara guru dilakukan pada tanggal 11 April 2013. Selain melakukan wawancara dengan guru, peneliti juga menyebar angket ke kelas VII dan VIII untuk mengetahui gaya belajar siswa. Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 10-11 April 2013 di jam mata pelajaran lain selain IPA. Setelah memperoleh data dari angket, kemudian peneliti memilih 3 orang siswa untuk diwawancarai tentang gaya belajarnya. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang masuk dalam kelompok gaya belajar yang signifikan. Sehingga sebelum melakukan wawancara dengan siswa, peneliti harus menganalisis hasil angket terlebih dahulu untuk mengetahui siswa-siswi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
yang masuk dalam kelompok gaya belajar yang signifikan. Wawancara dengan siswa ini dilakukan pada tanggal 11 April 2013.
B. DATA DAN ANALISIS DATA 1. DATA a. Data hasil kuesioner/angket: lampiran 4 dan lampiran 5 Data mentah hasil kuesioner kami buat pada tabel 10 dan tabel 11 (halaman 96 dan halaman 99 ) b. Data hasil wawancara: lampiran 6 dan lampiran 7 Data hasil wawancara siswa dan guru kami buat dalam bentuk transkip (halaman 102 dan halaman 110 ) c. Data hasil pengamatan di kelas: lampiran 8 Data hasil pengamatan kami buat dalam bentuk transkip (halaman 113)
2. ANALISIS DATA a. Gaya Belajar Siswa Gaya belajar siswa diketahui melalui hasil pengisian angket checklist dan angket pilihan ganda serta wawancara. Maka dari itu, hasil analisis akan dibahas masing-masing seperti berikut ini: 1) Analisis data angket gaya belajar Dari hasil angket gaya belajar didapatkan hasil sebaran responden yaitu sebanyak 90 siswa, yang berasal dari empat kelas yang berbeda. Kemudian, data tentang gaya belajar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
dari kedua angket tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu signifikan dan tidak signifikan. Dalam penelitian ini, kelompok data signifikan adalah kelompok data yang dapat dilihat perbedaannya secara signifikan, sedangkan kelompok data yang tidak signifikan (TS) adalah kelompok data yang tidak dapat dibedakan secara signifikan.
Angket gaya belajar dalam bentuk check-list Setelah dilakukan penskoran pada hasil angket yang telah diisi oleh siswa, kemudian dilakukan penjumlahan skor untuk setiap aspeknya. Hasil penjumlahan skor ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Jumlah Skor Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Check-list SMP Charitas 02 Mojosari
No
Kelas
Jumlah Skor Visual
Auditorial
Kinestetik
1
12
13
12
2
12
12
16
3
14
12
12
4
15
13
14
5
11
12
12
6
16
15
14
13
12
14
8
14
11
19
9
11
14
12
10
14
12
14
11
15
11
17
12
12
15
13
13
14
13
13
14
13
12
12
7
VIIA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
14
14
15
16
12
17
11
17
13
15
19
18
14
13
13
19
10
12
11
20
12
9
14
21
14
13
15
22
13
15
13
23
11
13
11
24
15
16
17
25
15
14
18
26
13
12
15
27
15
13
14
28
12
13
16
29
10
15
14
30
13
15
14
31
14
17
15
32
13
17
16
33
13
15
15
34
13
14
14
35
14
16
15
17
17
15
37
13
15
12
38
12
12
14
39
13
14
13
40
13
14
16
41
11
18
13
42
17
17
16
43
12
13
19
44
16
14
13
45
13
13
19
46
13
17
13
47
14
14
12
48
14
14
17
10
15
13
14
16
17
36
49 50
VIIB
VIIIA
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
14
18
14
52
15
14
10
53
13
16
12
54
14
14
13
55
12
13
11
56
14
15
11
57
14
16
14
58
14
15
12
59
12
14
13
60
11
16
12
61
17
13
7
62
12
15
13
63
15
14
12
64
12
15
11
65
15
15
15
66
12
14
12
67
14
13
13
68
12
13
13
69
9
15
17
70
12
18
11
71
10
14
13
72
11
15
11
73
13
12
16
74
13
14
13
75
15
12
9
76
11
17
11
77
10
14
11
12
14
13
79
12
18
13
80
14
16
14
81
14
14
11
82
14
14
15
83
16
15
11
84
11
18
11
85
14
16
14
86
13
15
12
78
VIIIB
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
13
17
13
88
15
12
10
89
14
16
15
90
13
12
15
49
Dari tabel diatas, kemudian dilakukan uji F dependent untuk mengetahui signifikansi dari aspek gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Berikut ini adalah hasil analisis data angket gaya belajar dalam bentuk check-list melalui uji F dependent. Tabel 4. Descriptives Statistics Angket Check-List Melalui Uji F Dependent
Visual Auditorial Kinestetik
N 90 90 90
Descriptive Statistics Std. Mean Deviation 13.13 1.664 14.32 1.853 13.53 2.299
Minimum 9 9 7
Maximum 17 18 19
Tabel 5. Hasil Signifikansi Analisis Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Check-list Test Statisticsa N Chi-square Df Asymp. Sig. Monte Carlo Sig.
a. Friedman Test
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
90 16.994 2 .000 .000 .000 .033
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa aspek gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik mempunyai perbedaan secara signifikan. Kemudian dari tabel 4, dapat dilihat bahwa aspek gaya belajar yang paling dominan adalah aspek gaya belajar auditorial. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil rata-rata jumlah skor masing-masing aspek gaya belajar.
Angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda Setelah memperoleh data, maka skor masing-masing aspek dijumlahkan. Jumlah skor yang dimiliki oleh masingmasing aspek kemudian dibandingkan dan di analisis. Kemudian dilihat apakah jumlah skor masing-masing aspek tersebut memiliki perbedaan secara signifikan atau tidak. Berikut ini adalah hasil analisis data angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda. Tabel 6. Hasil Analisis Angket Gaya Belajar dalam Bentuk Pilihan Ganda SMP Charitas 02 Mojosari Jumlah Skor V
A
K
Signifikan/Tidak signifikan
1
4
7
4
Tidak Signifikan
2
9
4
2
3
7
4
4
Signifikan Tidak Signifikan
4
7
4
Tidak Signifikan
7
5
3
Tidak Signifikan
6
10
4
1
Signifikan
7
6
7
2
Tidak Signifikan
8
8
3
4
Signifikan
No
4 5
Kelas
VIIA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
9
5
1
Signifikan
10
9
2
4
Signifikan
11
12
3
0
12
5
4
6
Signifikan Tidak Signifikan
13
7
3
5
Tidak Signifikan
14
7
3
5
Tidak Signifikan
15
3
5
7
Tidak Signifikan
16
6
5
4
Tidak Signifikan
17
8
3
4
18
4
6
5
Signifikan Tidak Signifikan
19
5
6
4
Tidak Signifikan
20
7
6
2
Tidak Signifikan
21
8
3
4
Signifikan
22
6
6
3
Tidak Signifikan
23
9
4
2
Signifikan
24
10
4
1
Signifikan
25
6
5
4
Tidak Signifikan
26
10
2
3
Signifikan
27
9
5
1
Signifikan
28
5
5
5
Tidak Signifikan
29
8
4
3
30
8
7
0
Signifikan Tidak Signifikan
31
6
4
5
Tidak Signifikan
32
6
5
4
Tidak Signifikan
33
8
3
4
Signifikan
34
5
3
7
Tidak Signifikan
8
3
4
36
8
5
2
Signifikan Tidak Signifikan
37
8
2
5
Tidak Signifikan
38
9
5
1
Signifikan
39
9
4
2
40
8
5
2
Signifikan Tidak Signifikan
41
8
7
0
Tidak Signifikan
42
5
5
5
Tidak Signifikan
43
8
4
3
Signifikan
44
4
3
8
45
6
4
5
Signifikan Tidak Signifikan
35
VIIB
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
6
5
4
Tidak Signifikan
47
9
3
3
48
5
4
6
Signifikan Tidak Signifikan
49
6
5
4
Tidak Signifikan
50
8
2
5
Tidak Signifikan
51
7
0
8
Tidak Signifikan
52
7
6
2
Tidak Signifikan
53
7
4
4
Tidak Signifikan
54
8
4
3
Signifikan
55
9
5
1
Signifikan
56
8
3
4
Signifikan
57
11
2
2
Signifikan
58
9
4
2
Signifikan
4
7
4
Tidak Signifikan
8
3
4
Signifikan
61
10
2
3
Signifikan
62
10
2
3
Signifikan
63
9
4
2
Signifikan
64
10
3
2
Signifikan
65
7
6
2
Tidak Signifikan
66
9
1
5
Signifikan
67
8
3
4
Signifikan
68
8
6
1
Tidak Signifikan
69
9
3
3
Signifikan
70
4
9
2
Signifikan
71
9
5
1
Signifikan
72
10
4
1
Signifikan
73
8
3
4
Signifikan
74
11
2
2
Signifikan
75
6
6
3
Tidak Signifikan
8
3
4
Signifikan
10
5
0
Signifikan
78
10
3
2
Signifikan
79
9
4
2
80
7
4
4
Signifikan Tidak Signifikan
81
7
4
4
Tidak Signifikan
82
11
2
2
Signifikan
59 60
76 77
VIIIA
VIIIB
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
9
4
2
Signifikan
84
13
1
1
85
7
5
3
Signifikan Tidak Signifikan
86
3
6
6
Tidak Signifikan
87
8
6
1
Tidak Signifikan
88
9
4
2
Signifikan
89
12
2
1
Signifikan
90
8
4
3
Signifikan
53
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa data yang masuk dalam kelompok data signifikan sebanyak 48 data, sedangkan data yang masuk ke dalam kelompok data tidak signifikan sebanyak 42 data. Data yang masuk dalam kelompok data signifikan kemudian dibagi lagi untuk mengetahui apakah gaya siswa memiliki aspek gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. Cara menentukan aspek gaya belajar yang dimiliki oleh siswa tersebut adalah dengan melihat jumlah skor tertinggi dari masing-masing aspek. Sedangkan untuk data yang masuk ke dalam kelompok data yang tidak signifikan, merupakan data yang tidak bisa dibedakan. Sehingga keseluruhan aspeknya dibedakan menjadi empat, yaitu visual, auditorial, kinestetik dan tidak bisa dibedakan. Hasil tersebut disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 7. Pengelompokkan Aspek Gaya Belajar pada Angket Pilihan Ganda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Aspek Gaya Belajar Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Kinestetik Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Auditorial Visual Visual Visual Visual
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
56
Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual
Hasil pengelompokkan aspek gaya belajar diatas kemudian dirangkum dalam sebuah tabel dengan hasil sebagai berikut: Tabel 8. Rangkuman Pengelompokkan Aspek Gaya Belajar pada Angket Pilihan Ganda No
Aspek Gaya Belajar
Jumlah siswa
1.
Visual
46
2.
Auditorial
1
3.
Kinestetik
1
4.
Tidak Bisa Dibedakan
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil angket pilihan ganda ini, terdapat sebanyak 51,11% siswa yang memiliki gaya belajar visual, 1,11% siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, 1,11% siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, dan 46,67% siswa yang gaya belajarnya tidak dapat dibedakan. 2) Analisis Data Hasil Wawancara Siswa Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan instrumen wawancara dengan siswa untuk melihat apakah ada kesesuaian antara hasil dari angket dengan hasil wawancara. Dalam hal ini, penulis mengambil 3 siswa sebagai narasumber dan 3 siswa ini adalah siswa yang masuk dalam kelompok gaya belajar signifikan. Berdasarkan hasil dari angket, ketiga siswa ini dalam belajar lebih cenderung menggunakan gaya belajar visual. Berikut ini merupakan deskripsi dari hasil wawancara:
Hasil wawancara dari responden 1 yaitu siswa ini merasa senang
dalam
pembelajaran
IPA
karena
dalam
pembelajaran IPA banyak canda tawa. Tetapi kalau untuk materinya, siswa ini merasa mudah untuk belajar biologi dan merasa kesulitan untuk belajar fisika. Selain itu dalam belajar siswa ini lebih senang melakukan praktikum, tetapi karena selama proses pembelajaran berlangsung tidak pernah ada praktikum, maka siswa ini dalam belajar lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
cenderung belajar dengan mencatat apa yang telah diberikan oleh gurunya saat proses pembelajaran di kelas. Sedangkan menurutnya, saat gurunya mengajar di dalam kelas, gurunya lebih sering memberikan penjelasan. Dan menurutnya, dia merasa lebih sering bosan dengan mendengarkan penjelasan gurunya tersebut. Tetapi dia masih bisa mengikuti pelajaran dengan baik karena saat guru menjelaskan, dia membaca buku paket yang ada di meja.
Hasil wawancara dari responden 2 yaitu siswa ini dalam pembelajaran IPA kadang merasa senang, kadang tidak. Pelajaran yang membuatnya merasa senang adalah pelajaran biologi dan pelajaran yang membuatnya merasa tidak senang adalah pelajaran fisika. Hal ini dikarenakan dalam pelajaran fisika dia merasa kesulitan dalam hitunghitungan. Selain itu dalam belajar siswa ini lebih senang belajar dengan mencatat dan melihat gambar-gambar. Dengan mencatat, dia merasa terbantu dalam belajar. Dengan melihat gambar-gambar, dia merasa senang karena itu mengasyikkan bagi dia. Sedangkan menurutnya, saat gurunya mengajar di dalam kelas, gurunya lebih sering memberikan penjelasan. Dan menurutnya, dia merasa lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
sering bosan dan mengantuk ketika mendengarkan penjelasan gurunya tersebut.
Hasil wawancara dari responden 3 yaitu siswa ini dalam pembelajaran IPA kadang merasa senang dan kadang tidak. Pelajaran yang membuatnya merasa senang adalah pelajaran biologi dan pelajaran yang membuatnya merasa tidak senang adalah pelajaran fisika. Hal ini dikarenakan dalam pelajaran fisika dia merasa kesulitan dalam hitunghitungan. Selain itu dalam belajar siswa ini lebih senang belajar dengan mencatat karena dengan mencatat, dia merasa lebih mudah untuk mengingat materi pelajaran. Sedangkan menurutnya, saat gurunya mengajar di dalam kelas, gurunya sering memberikan gambar-gambar dan menjelaskan. Dan menurut responden 3, frekuensi antara memberikan gambar-gambar dan menjelaskan itu lebih banyak
ke
menjelaskan.
Dan
dia
merasa
malas
mendengarkan penjelasan gurunya.
b. Gaya Mengajar Guru 1) Analisis Data Hasil Pengamatan Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana gaya mengajar guru dalam pembelajaran IPA. Karena gaya mengajar guru melibatkan metode, media, urutan kegiatan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
alokasi waktu, maka penulis akan meninjau gaya mengajar guru dari hal-hal tersebut. Gaya mengajar guru akan dilihat dari berbagai aktivitas yang terjadi di dalam kelas di saat pembelajaran IPA berlangsung. Dari hasil transkip data pengamatan, penulis membagi data menjadi tiga (3) bagian, yaitu pembukaan, inti dan penutup. Kemudian penulis mengelompokkan aktivitas yang sering terjadi di dalam kelas pada saat bagian inti menjadi lima yaitu menjelaskan, menulis, mengerjakan soal, menggambar dan membaca. Aktivitas ini dikelompokkan sesuai dengan data yang diperoleh. Selain 5 aktivitas utama tersebut, penulis juga menambahkan komunikasi verbal sebagai aktivitas selingan yang
berupa
candaan
atau
nasehat-nasehat.
Sehingga
komunikasi verbal tidak masuk ke dalam aktivitas utama yang digunakan untuk menentukan gaya mengajar guru. Kemudian dari aktivitas-aktivitas yang ada, akan dilihat juga alokasi waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas tersebut. Karena dari alokasi waktu tersebut, gaya mengajar guru dapat diketahui dengan jelas.
Berikut ini adalah hasil
pengelompokkan dari transkip data pengamatan di SMP Charitas 02 Mojosari.
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembukaan
: Komunikasi verbal (5 menit)
Inti
:
61
1. Guru menjelaskan (10 menit)
Pemuaian
Muai panjang
2. Guru menulis rumus (6 menit)
Rumus
Jawaban yang benar
3. Komunikasi verbal ( 9 menit) 4. Siswa menulis (8 menit)
Tulisan di papan tulis
Soal yang di dikte guru
Jawaban yang ada di papan tulis
5. Siswa mengerjakan soal mandiri (16 menit) Penutup
: Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan rumus yang sama ketika ada pertanyaan yang sama (1 menit).
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 2 Pembukaan
: Komunikasi verbal (5 menit).
Inti
: 1. Guru menjelaskan (20 menit)
Pemuaian
Muai panjang
Rumus
Muai volume
2. Komunikasi verbal (20 menit) 3. Guru menulis (7 menit)
Rumus
Jawaban yang benar di papan tulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
4. Siswa menulis (9 menit)
Tulisan di papan tulis
Soal yang di dikte oleh guru
5. Siswa mengerjakan soal mandiri (13 menit) Penutup
:
Guru
mengingatkan
siswa
untuk
mengumpulkan buku di akhir semester (1 menit)
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 3 Pembukaan
: Komunikasi verbal (5 menit)
Inti
: 1. Guru menjelaskan (8 menit)
Muai volume
2. Guru menggambar sebuah kotak (1 menit) 3. Komunikasi verbal (2 menit) 4. Guru menulis (5 menit)
Rumus
Jawaban yang benar
5. Siswa menulis (7 menit)
Tulisan yang ada di papan tulis
Soal yang di dikte guru
6. Siswa mengerjakan soal mandiri (17 menit) Penutup
:
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 4 Pembukaan
: Komunikasi verbal (2 menit)
Inti
: 1. Guru menjelaskan (43 menit)
Ekosistem
Hubungan mahkluk hidup yang ada dalam ekosistem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Komponen abiotik
Komponen biotik
Point-point komponen biotik
Pengurai
Produsen
Konsumen
Hasil diskusi
63
2. Siswa membaca buku teks ( 5 menit) 3. Komunikasi verbal (8 menit) 4. Guru menulis point-point komponen biotik (1 menit) 5. Siswa mengerjakan soal secara berdiskusi tentang
hewan
herbivora,
karnivora,
dan
omnivora (15 menit) Penutup
: Guru memberikan tugas rumah kepada siswa (5 menit)
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 5 Pembukaan
: Komunikasi verbal (6 menit)
Inti
: 1. Guru menjelaskan (25 menit)
Organisasi kehidupan
Jaringan meristem
Jaringan epidermis
Jaringan pengangkut
Jaringan penyokong
Jaringan dasar
Organ
Fungsi akar
Fungsi batang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
2. Guru menggambar (5 menit)
Pohon
Jaringan epidermis
Jaringan yang ada pada tumbuhan monokotil dan dikotil
3. Komunikasi verbal (4 menit) 4. Siswa membaca buku teks tentang fungsi batang (2 menit) 5. Guru menulis perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil (7 menit) Penutup
:
Pengelompokkan aktivitas pertemuan 6 Pembukaan
: Komunikasi verbal (4 menit)
Inti
: 1. Siswa mengerjakan soal (36 menit)
Mandiri
Diskusi
2. Guru membahas soal dan menjelaskannya (36 menit) 3. Komunikasi verbal (2 menit) Penutup
: Guru meminta siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal di rumah (1 menit)
Dari pengelompokkan aktivitas beserta alokasi waktu di atas, maka dapat dirangkum sebuah tabel dengan hasil berikut. Tabel 9. Rangkuman hasil coding aktivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1. 2. 3. 4. 5.
Aktivitas Menjelaskan Menulis Mengerjakan soal Menggambar Membaca
65
Alokasi Waktu (menit) 142 50 97 6 7
2) Analisis Data Hasil Wawancara Guru Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan instrumen wawancara dengan guru untuk melihat apakah ada kesesuaian antara hasil dari pengamatan dengan hasil wawancara. Dari hasil pengamatan, guru ini dalam melakukan proses pembelajaran lebih sering memberikan penjelasan kepada siswanya. Hasil wawancara dengan guru tersebut yaitu dalam proses pembelajaran guru tersebut tidak akan banyak menerangkan jika dalam satu angkatan siswanya baik semua. Tetapi jika dalam satu angkatan siswanya banyak yang kurang, dalam proses pembelajaran
guru
tersebut
lebih
banyak
menerangkan,
mengulang, memberikan catatan dan tugas. Jika diurutkan dalam melakukan proses pembelajaran, guru memulainya dengan menerangkan, kemudian memberi catatan atau rangkuman, kemudian yang terakhir memberi tugas. Tugas yang diberikan biasanya tugas kelompok, tugas pribadi dan tugas rumah. Selain itu, dalam proses pembelajaran daripada memberikan catatan dan tugas, beliau lebih sering menjelaskan dalam mengajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Guru ini jarang melakukan praktikum karena alat-alat yang dimiliki sekolah sangatlah minim. Sehingga biasanya kadangkadang guru hanya melakukan demonstrasi saja. Media lain yang digunakan guru dalam mengajar pun hanya papan tulis saja. Dan selama mengajar, guru tidak pernah memperhatikan gaya belajar siswanya seperti apa dan menurut beliau, siswasiswinya lebih senang belajar dengan mendengarkan penjelasan. Sedangkan gaya belajar guru tersebut adalah auditorial. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam belajar beliau lebih senang mendengarkan
penjelasan
orang
lain.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, gaya mengajar guru adalah memberikan materi pelajaran dengan menjelaskan.
C. PEMBAHASAN 1. Gaya Belajar Siswa a. Gaya belajar berdasarkan angket 1) Angket gaya belajar dalam bentuk check-list Dari hasil analisis angket gaya belajar dalam bentuk checklist, dapat diketahui bahwa aspek gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik memang berbeda secara signifikan. Dari ketiga aspek gaya belajar yang ada, aspek gaya belajar yang memiliki perbedaan secara signifikan adalah aspek gaya belajar auditorial
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
dimana artinya siswa-siswi di SMP Charitas 02 Mojosari dalam belajar lebih mengandalkan indera pendengaran. 2) Angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda Dari hasil analisis angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda diatas, dari 90 siswa yang diteliti, terdapat 42 siswa yang masuk dalam kelompok gaya belajar yang tidak signifikan. Sedangkan untuk 48 siswa yang lainnya termasuk dalam kelompok gaya belajar yang signifikan. 42 siswa yang masuk dalam kelompok gaya belajar yang tidak signifikan, lebih nyaman belajar dengan menggunakan ketiga aspek gaya belajar. Jadi dalam belajar mereka lebih cenderung menggunakan kombinasi ketiga aspek gaya belajar yang ada. Sedangkan 48 siswa yang lain lebih nyaman belajar dengan menggunakan salah satu aspek saja. Jadi dalam belajar hanya satu aspek gaya belajar saja yang cenderung digunakan oleh 48 siswa tersebut. Dari 48 siswa tersebut, terdapat 46 siswa lebih nyaman belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual, 1 orang siswa nyaman belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar auditorial dan 1 orang siswa nyaman belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar kinestetik. Maka dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa setiap siswa di SMP Charitas 02 memiliki gaya belajar sendiri-sendiri. Bobbi de Porter (2010) mengulas pendapat Bandler dan Grinder
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
yang menyatakan bahwa, dalam belajar biasanya siswa cenderung menggunakan kombinasi ketiga aspek gaya belajar yang ada. Tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa biasanya dari ketiga aspek gaya belajar tersebut, hanya terdapat satu aspek gaya belajar dominan yang menonjol. Hal ini disebabkan oleh kenyamanan dan kemampuan siswa itu sendiri dalam belajar. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya belajar setiap siswa memang ada yang dapat dibedakan dan ada juga yang tidak dapat dibedakan. Dari hasil penelitian ini, untuk siswa yang gaya belajarnya dapat dibedakan secara signifikan, hasil yang diperoleh adalah kebanyakan siswa belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual.
b. Gaya belajar berdasarkan wawancara Dari hasil analisis wawancara, dapat diketahui bahwa ketiga siswa yang menjadi responden memiliki gaya belajar visual. Ketiga siswa tersebut disimpulkan memiliki gaya belajar visual berdasarkan ciri-ciri gaya belajar visual. Ciri-ciri gaya belajar visual yang berkaitan dengan hasil wawancara adalah bahwa siswa yang dominan pada gaya belajar visual lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. Sehingga dalam hal ini, ketika belajar siswa akan lebih cenderung melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
dengan penglihatannya. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penglihatan misalnya membaca buku, mencatat, melihat gambargambar, melihat demonstrasi dan lain sebagainya. Ketika
ketiga
responden ditanya tentang cara belajarnya, ketiga responden tersebut dalam belajar lebih senang mencatat dan melihat gambar-gambar. Hal ini terungkap dalam wawancara: Responden 1: P
: Untuk kamu sendiri, cara belajar kamu itu seperti apa? Apakah kamu lebih senang mendengarkan penjelasan, membaca-baca buku/mencatat atau melakukan praktikum?
N
: Sebenernya saya lebih senang melakukan praktikum mbak. Tapi karena nggak pernah ada praktikum, saya lebih senang belajar dengan mencatat apa yang diajarkan guru.
Responden 2: P
: Owh.. Terus dalam belajar, kamu itu lebih senang belajar dengan cara yang bagaimana? Dengan mendengarkan penjelasan, melihatlihat gambar/membaca buku/mencatat atau melakukan praktikum?
N
: Lebih senang belajar dengan mencatat mbak sama melihat gambargambar.
Responden 3 P
: Nah, sekarang menurut kamu, kamu itu lebih senang belajar dengan cara seperti apa? Mendengarkan penjelasan dari seseorang, melihat gambar-gambar/membaca/mencatat, atau melakukan praktikum?
N
: Saya lebih sering belajar dengan mencatat mbak.
Dari ketiga kutipan diatas, dapat dilihat bahwa ketiga responden diatas dalam belajar lebih sering mencatat dan senang melihat gambar-gambar. Sedangkan dari ciri-ciri gaya belajar diatas dapat diketahui bahwa dengan melibatkan indera penglihatan siswa akan lebih mudah dalam belajar. Karena siswa lebih mudah mengingat apa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
yang dilihat daripada yang didengar, maka individu yang dominan ke gaya belajar visual akan merasa kesulitan dengan cara belajar yang berkaitan dengan indera pendengaran. Cara belajar yang berkaitan dengan indera pendengaran misalnya ceramah/penjelasan dari guru, mendengarkan rekaman audio dan lain sebagainya. Karena siswa merasa kesulitan dengan cara belajar ini, maka yang ada saat mengikuti pelajaran dengan cara tersebut akan merasa malas, bosan dan mengantuk. Hal ini terungkap dalam wawancara: Responden 1: P
N P N P N P N
: Sekarang mbak mau tanya, kalau cara gurumu mengajar IPA itu bagaimana? Apakah lebih sering menjelaskan, lebih sering memberi catatan/lebih sering menampilkan gambar-gambar, atau lebih sering melakukan praktikum? : Lebih sering menjelaskan. : Kamu senang nggak mendengarkan penjelasan dari guru? : Kadang-kadang senang, kadang-kadang bosen. : Kok kadang-kadang kenapa? : Ya karena kadang-kadang bikin ngantuk mbak. : Kamu lebih sering senangnya atau lebih sering bosennya? : Lebih sering bosennya mbak.
Responden 2: P
N P N P N
: Sekarang, mbak mau tanya tentang cara gurumu mengajar. Dalam belajar IPA, gurunya itu lebih sering mengajar dengan cara seperti apa? memberikan penjelasan/ceramah, memberikan catatan/ menampilkan gambar-gambar, atau melakukan praktikum? : Lebih sering menjelaskan mbak. : Kamu suka kalau gurunya menjelaskan? : Kadang-kadang suka, kadang-kadang nggak. : Kenapa? : Kalau menjelaskannya sambil di selingi lelucon suka mbak. Tapi kadang-kadang bosen dan ngantuk.
Responden 3: P
N
: Ooh.. Terus, kalau cara guru IPA mu mengajar itu bagaimana? Apakah lebih sering menjelaskan, memberikan gambargambar/mencatat/membaca buku, atau melakukan praktikum? : Memberikan gambar-gambar sama menjelaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P N P N P N P N
71
: Diantara memberikan gambar-gambar sama menjelaskan, mana yang sering dilakukan? : Menjelaskan mbak. : Selama pak guru menjelaskan, kamu betah duduk diam berapa lama? : Ya sampai akhir pelajaran mbak. : Itu selama dari awal sampai akhir pelajaran kamu selalu mendengarkan penjelasan guru atau tidak? : kadang-kadang mbak. : Kenapa? : Karena kadang-kadang malas mbak kalau dengar pak guru menjelaskan.
Dari ketiga kutipan diatas dapat dilihat bahwa ketika ketiga siswa tersebut mendengarkan penjelasan dari guru, mereka merasa bosan dan mengantuk. Hal ini menunjukkan bahwa memang ketiga siswa tersebut tidak senang mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru mereka saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu responden yang juga tidak merasa senang mendengarkan penjelasan mengatasi hal tersebut dengan membaca buku paket. Hal ini terungkap dalam wawancara: P
: Tapi kalau gurunya menjelaskan, kamu masih bisa mengikuti pelajaran nggak?
N
: Masih mbak. Soalnya saat gurunya menjelaskan, di meja ada buku paket. Jadinya bisa baca di buku.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa cara siswa mengatasi cara mengajar guru yang tidak sesuai dengan cara belajarnya adalah dengan membaca buku paket. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa
tersebut
belajar
dengan
menggunakan
indera
penglihatan. Maka dari kutipan-kutipan diatas dan berdasarkan ciri-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
ciri gaya belajar yang ada, dapat disimpulkan bahwa memang ketiga siswa tersebut memiliki gaya belajar visual.
Setelah hasil dari wawancara dengan ketiga siswa diketahui, maka dapat dilihat apakah hasil gaya belajar siswa dari wawancara tersebut sesuai dengan hasil gaya belajar siswa dari angket. Hasil gaya belajar ketiga siswa tersebut dari angket check-list adalah lebih cenderung belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar auditorial. Sedangkan hasil gaya belajar ketiga siswa tersebut dari angket pilihan ganda adalah lebih cenderung belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual. Sedangkan hasil gaya belajar siswa dari wawancara dengan ketiga siswa tersebut lebih cenderung belajar dengan menggunakan aspek visual. Sehingga dapat dilihat bahwa hasil gaya belajar siswa dari angket pilihan ganda sesuai dengan hasil wawancara, dimana hasilnya adalah visual. Namun dalam hal ini, gaya belajar siswa dari hasil wawancara dengan hasil angket check-list berbeda. Perbedaan ini mungkin dikarenakan dalam belajar IPA siswa dominan menggunakan aspek gaya belajar auditorial, karena pada angket check-list pernyataan-pernyataan yang digunakan berkaitan dengan pembelajaran IPA sedangkan pada angket pilihan ganda pernyataan yang digunakan adalah pernyataan-pernyataan umum. Maka dari itu, kemudian dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian, gaya belajar siswa secara umum adalah dominan pada aspek gaya belajar visual dan gaya belajar ini sesuai dengan hasil wawancara. Sedangkan gaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
belajar kebanyakan siswa dalam pembelajaran IPA adalah dominan pada aspek gaya belajar auditorial.
2. Gaya Mengajar Guru a. Gaya mengajar guru berdasarkan hasil pengamatan Dari hasil analisis pengamatan, dapat dilihat bahwa dari 6 kali pertemuan, aktivitas yang terjadi di dalam kelas yang paling sering dilakukan adalah menjelaskan. Aktivitas menjelaskan dilakukan dengan alokasi waktu sebanyak 142 menit.
Sedangkan aktivitas
kedua yang sering dilakukan di dalam kelas adalah mengerjakan soal. Mengerjakan soal dilakukan dengan alokasi waktu 97 menit. Aktivitas ketiga yang terjadi di dalam kelas adalah menulis dimana alokasi waktunya adalah 50 menit. Aktivitas keempat adalah membaca dengan alokasi waktu 7 menit dan aktivitas yang terakhir adalah menggambar dengan alokasi waktu 6 menit. Aktivitas menjelaskan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk melatih siswa belajar dengan menggunakan aspek auditorial. Sepertinya guru merasa bahwa dengan menjelaskan, maka siswa akan menerima materi yang diberikan dengan baik. Sehingga dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
memberikan materi pelajaran, guru lebih sering melakukan aktivitas menjelaskan.
Gambar 3. Guru menjelaskan tentang jaringan meristim
Selain aktivitas menjelaskan, aktivitas lain yang terjadi di dalam kelas adalah mengerjakan soal. Jadi dengan mengerjakan soal, siswa dilatih untuk mencoba-coba menyelesaikan soal yang diberikan kepada mereka. Dengan begitu, aktivitas ini merupakan aktivitas dimana dalam belajar siswa lebih cenderung belajar dengan aspek kinestetik. Jadi dalam hal ini siswa dituntut untuk mencari jawaban sendiri atas permasalahan yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
Aktivitas lain yang terjadi di dalam kelas adalah menulis, membaca dan menggambar. Aktivitas ini merupakan aktivitas dimana siswa lebih cenderung belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual. Karena dalam aktivitas ini, yang sangat dibutuhkan adalah indera penglihatan.
Gambar 5. Guru menulis dan menggambar di papan tulis
Dari penjelasan diatas, maka jelas terlihat bahwa gaya mengajar guru adalah menjelaskan. Dimana metode mengajarnya adalah ceramah. Hal ini dilihat berdasarkan alokasi waktu dari aktivitas tersebut.
b. Gaya mengajar guru berdasarkan hasil wawancara Dari hasil analisis wawancara guru, dapat diketahui bahwa gaya mengajar guru adalah dengan menjelaskan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan materi pelajaran, guru lebih senang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
memberikan materi dengan menjelaskannya kepada siswa dan semua itu terungkap dalam wawancara ketika peneliti menanyakan cara mengajar guru sebagai berikut: P
: Dengan kondisi yang seperti itu, dalam menyampaikan materi itu bagaimana bapak melakukannya? Apa bapak sering menjelaskan, menampilkan gambar-gambar atau melakukan praktikum?
G
: Saya biasanya kalau kebetulan anak satu angkatan itu baik semua, saya tidak banyak menerangkan. Tetapi kalau satu angkatan itu anakanaknya kurang, itu saya banyak menerangkan, mengulang, memberikan catatan dan tugas.
P
: Berarti kalau saat ini, bapak lebih sering menggunakan cara dengan menerangkan dan memberikan catatan ya pak?
G
: Iya. Menerangkan, terus saya berikan catatan atau rangkuman terus tugas. Baik itu tugas kelompok, tugas pribadi, tugas rumah.
P
: Berarti kalau disimpulkan antara menjelaskan dan memberi catatan itu lebih banyak yang mana pak?
G
: Saya lebih banyak menjelaskan.
Dari kutipan diatas, sebenarnya dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak hanya menjelaskan saja. Melainkan juga memberikan catatan/rangkuman dan juga tugas untuk siswa. Namun dari kutipan tersebut, guru tidak memungkiri bahwa beliau lebih banyak menjelaskan saat menyampaikan materi. Gaya mengajar guru biasanya terbentuk karena suatu hal. Hal yang bisa mempengaruhi gaya mengajar guru antara lain adalah gaya belajar guru tersebut. Biasanya jika gaya belajar guru dominan ke aspek gaya belajar visual, maka gaya mengajar guru akan cenderung ke aktivitas-aktivitas visual. Jika gaya belajar guru dominan ke aspek gaya belajar auditorial, maka gaya mengajar guru juga akan cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
ke aktivitas-aktivitas auditorial dan jika gaya belajar guru dominan ke aspek gaya belajar kinestetik, maka gaya mengajar guru akan cenderung
ke
aktivitas-aktivitas
kinestetik.
Kecenderungan-
kecenderungan ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang terungkap berikut ini: P
G
: Terus pak, untuk saat ini bapak itu dalam belajar lebih sering menggunakan cara seperti apa? Mendengarkan penjelasan orang, melihat-lihat gambar/membaca, atau melakukan sesuatu yang belum pernah bapak lakukan sebelumnya? : Kalau saya dalam belajar itu lebih senang mendengarkan penjelasan orang mbak.
Dari hasil kutipan diatas, berdasarkan ciri-ciri gaya belajar, dapat diketahui bahwa gaya belajar guru adalah dominan ke aspek gaya belajar auditorial. Guru ini dalam belajar lebih senang mendengarkan penjelasan orang lain. Sehingga dapat diketahui bahwa mungkin hal inilah yang membuat gaya mengajar guru lebih cenderung ke aktivitas menjelaskan.
Karena
guru
sudah
terbiasa
belajar
dengan
mendengarkan penjelasan, maka dalam mengajar guru juga akan lebih senang memberikan penjelasan kepada siswanya. Dan terkadang guru memang tidak pernah mau peduli terhadap tanggapan siswa tentang gaya mengajarnya. Guru tidak pernah tahu apakah siswa senang atau tidak dengan gaya mengajarnya. Hal ini terungkap dalam wawancara: P G
: Lalu, selama ini bapak pernah memperhatikan tanggapan anak terhadap cara mengajar bapak atau tidak? : Tidak pernah. Tapi dalam bidang yang lain, karena kebetulan saya dulu itu juga ngajar bahasa inggris, tapi anak itu saya tugasi membuat pidato. Nah, pidato itu judulnya my favorit teacher. Nah itu, kadangkadang menyangkut pribadi saya. Jadi saya tahu. Tapi kalau secara langsung saya tidak pernah memperhatikan apakah anak itu menyukai cara mengajar saya atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari kutipan tersebut jelas
78
terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran IPA guru memang tidak pernah memberikan perhatian kepada siswanya apakah siswa menyukai gaya mengajarnya atau tidak. Sepertinya guru selalu menganggap bahwa gaya belajar siswa sama dengan gaya belajar guru. Jadi ketika guru lebih senang belajar dengan mendengarkan penjelasan orang lain, maka guru menganggap siswa pun akan seperti itu. Sehingga menurut guru, gaya belajar siswanya adalah dengan cara mendengarkan. Hal ini terungkap dalam wawancara: P G
P G P G
: Nah, kalau menurut bapak siswa/i di sekolahan ini itu gaya belajarnya seperti apa pak? : Gaya belajarnya itu kalau menurut saya ya itu tadi. Anak-anak itu bisa dengan cara diterangkan gitu, kemudian menghafalkan, terus mengerjakan tugas. Itu terlepas dari rasa takut ya mbak. : Berarti kalau disimpulkan, anak-anak di sekolahan ini gaya belajarnya auditorial ya pak? : Iya. : Jadi belajarnya dengan cara mendengarkan? : Iya mbak.
Dari kutipan diatas, ketika guru ditanya tentang gaya belajar siswa, guru menyetujui pertanyaan bahwa aspek gaya belajar siswanya adalah auditorial. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar kalau guru itu tidak memberikan perhatiannya kepada siswa. Padahal hasil dari analisis gaya belajar siswa, siswa yang mempunyai aspek gaya belajar yang dominan lebih cenderung belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual. Hal ini sangat tidak sesuai dengan jawaban guru yang mengatakan bahwa siswanya cenderung belajar dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
menggunakan aspek gaya belajar auditorial. Kedepannya, akan sangat baik apabila dalam mengajar, guru juga harus mengetahui gaya belajar siswa. Hal ini dilakukan agar gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa. Sehingga dalam belajar siswa tidak merasa terbebani. Maka kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bahwa gaya mengajar guru adalah menjelaskan.
Setelah hasil dari wawancara dengan guru diketahui, maka dapat dilihat apakah hasil gaya mengajar guru berdasarkan wawancara sama dengan hasil gaya mengajar guru berdasarkan pengamatan. Hasil gaya mengajar guru berdasarkan wawancara adalah menjelaskan. Sedangkan hasil gaya mengajar guru berdasarkan hasil pengamatan juga menjelaskan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil gaya mengajar guru berdasarkan wawancara dan hasil gaya mengajar guru berdasarkan pengamatan adalah sama, yaitu gaya mengajarnya adalah dengan menjelaskan. Urutan mengajar guru yang diperoleh dari hasil wawancara adalah guru menjelaskan, kemudian memberikan catatan/rangkuman, kemudian memberikan tugas. Memang sudah jelas terlihat dari urutan tersebut kalau guru lebih mengutamakan penjelasan daripada memberikan catatan. Dalam menjelaskan berarti jelas bahwa metode guru dalam mengajar adalah ceramah. Dimana selama penelitian berlangsung, alokasi waktu yang digunakan oleh guru untuk memberikan ceramah adalah sebanyak 142 menit. Selain itu, karena sering memberikan ceramah maka guru tidak memanfaatkan media apapun dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
mengajar. Guru hanya menggunakan papan tulis, itu pun hanya digunakan untuk menulis dan menggambar beberapa hal saja. Menurut hasil dari penelitian Margareta Pamela, gaya mengajar guru yang diperoleh adalah dengan cara menjelaskan dan hal ini pun sama dengan hasil penelitian dari Agnes Ika. Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga tempat yang berbeda, gaya mengajar guru yang diperoleh sama yaitu menjelaskan dimana metode yang digunakan adalah ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa dari dulu sampai sekarang kebanyakan guru masih mengajar dengan metode yang sama. Mungkin guru perlu memberikan metode yang bervariasi dalam mengajar sesuai dengan keadaan siswa. Karena dengan begitu, guru akan membuat siswa jadi lebih mudah dalam belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disampaikan hasil kesimpulan dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan juga diberikan saran-saran sebagai bahan masukan serta perbaikan-perbaikan berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini.
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Masing-masing siswa memiliki gaya belajar sendiri-sendiri. Dalam belajar, ada siswa yang dominan pada salah satu aspek gaya belajar dan ada siswa yang dominan menggunakan kombinasi ketiga aspek gaya belajar. 2. Dalam penelitian ini, pada angket check-list aspek gaya belajar yang digunakan oleh kebanyakan siswa dalam belajar IPA adalah dominan pada aspek gaya belajar auditorial. Sedangkan pada angket pilihan ganda, jumlah siswa yang gaya belajarnya tidak dapat dibedakan ada 42 siswa, dimana dalam hal ini mereka lebih cenderung menggunakan kombinasi ketiga aspek gaya belajar yang ada dalam belajar. Kemudian ada sebanyak 48 siswa yang gaya belajarnya dapat dibedakan, dimana dalam hal ini 46 siswa dominan belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar visual, 1 siswa dominan belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar auditorial,
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
dan 1 siswa dominan belajar dengan menggunakan aspek gaya belajar kinestetik. 3. Gaya mengajar guru yang ditemukan dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran IPA adalah dengan cara menjelaskan dan metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara guru, dimana guru juga mengungkapkan bahwa dalam mengajar guru memang lebih senang menyampaikan materi dengan cara menjelaskan. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang kemudian ditarik beberapa kesimpulan, dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Dalam proses pembelajaran, guru minimal harus memiliki gambaran tentang gaya belajar siswa itu seperti apa. Karena ketika guru memiliki gambaran tentang gaya belajar siswa, maka dalam proses pembelajaran guru akan sangat membantu siswa untuk lebih memahami inti dari proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini terjadi karena ketika guru memiliki gambaran tentang gaya belajar siswa, maka dalam mengajar guru akan mengembangkan metode mengajar dan media yang digunakan sesuai dengan gaya belajar siswa kebanyakan. Sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar. 2. Bagi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Siswa disarankan untuk mengenali gaya belajarnya sendiri, sehingga siswa mampu mengoptimalkan belajarnya. 3. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain disarankan untuk memperbaiki metode penelitian, agar memperoleh hasil yang lebih baik dalam penelitian. Selain itu, peneliti lain dapat menggunakan topik ini untuk melakukan penelitian yang lebih luas dengan menggunakan instrumen yang lebih tepat. Kemudian dalam melakukan wawancara, sebaiknya responden yang digunakan harus lebih dari 3 orang. Agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ashworth,
Sara.
1998.
Defining
and
Implementing
a
teaching
Style.
http://www.spectrumofteachingstyles.org/pdfs/literature/Ashworth_1998a_Def ining%20%26%20Implementing%20a%20Teaching%20Style.pdf. Diakses 10 Juli 2013. De Porter, Bobbi. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2006. Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan). Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka Driyarkara. 1980. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Felder, Richard M. 1988. Learning and Teaching Styles In Engineering Education.http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/Papers/LS -1988.pdf. Diakses 11 Juli 2013. Gunawan, Adi W. 2007. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia Marisa, Ika. 2013. Hubungan Gaya Mengajar Guru dengan Keaktifan Belajar Siswa di SD Negeri 95/I Desa Olak, Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.
http://fkipunja-
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/A1D108033_146.pdf. Diakses 10 Juli 2013. Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara NN. Gregorc Learning Styles Test. http://www.ware.k12.ga.us/superintendent/0809%20Goal%20Presentations/Curriculum/Learning%20Styles.pdf. Diakses 20 Agustus 2013. Prashing, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka Purnahuti, Diana. 2006. Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan Gaya Mengajar Guru Matematika SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa. Yogyakarta: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Rahimi, Mehrak. 2012. Teaching Styles of Iranian EFL Teachers: Do Gender, Age,
and
Experience
Make
a
Difference.
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijel/article/download/16063/10809. Diakses 20 Juli 2013. Rossum, Van & Hamer. 2010. A Model of Students’ Developing Conceptions of Learning and Teaching. http://igitur-archive.library.uu.nl/dissertations/20100517-200219/rossum.pdf. Diakses 14 Februari 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rushby,
Nick.
2008.
Adult
Learning
Styles
for
Training
86
and
Assessment.http://www.rssb.co.uk/SiteCollectionDocuments/pdf/reports/resea rch/T589_rpt_final.pdf. Diakses 2 Juli 2013. Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indek Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia Slameto. 2010. Belajar & Faktor – Faktor yang Mepengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang HUMANISTIS. Yogyakarta: Kanisius Suparno, Paul. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Kanisius Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suyono, dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Lampiran 3
Angket Gaya Belajar Nama Kelas Sekolah
: : :
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda untuk setiap pernyataan berikut ini! Keterangan:
SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan
1.
Apabila materi pelajaran IPA diajarkan dalam bentuk gambar, saya mudah untuk mengingatnya
2.
Jika membaca buku IPA yang ada gambarnya, saya lebih senang memperhatikan gambarnya daripada tulisannya
3.
Saya lebih suka membaca buku teks IPA sendiri daripada mendengar penjelasan dari teman atau guru IPA
4.
Saya lebih mudah mengingat materi IPA dengan mencatat apa yeng telah diberikan oleh guru
5.
Saya merasa frustasi ketika saya tidak dapat mencatat apa yang dijelaskan oleh guru
6.
Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya sedang belajar
7.
Saya dapat memahami pelajaran IPA walaupun tanpa
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membaca
buku
asalkan saya
mendengarkan
penjelasan guru dengan baik 8.
Saya senang memberikan penjelasan kepada orang lain
9.
Saya
selalu
berpartisipasi
ketika
ada
diskusi
kelompok dalam pembelajaran IPA 10. Saya lebih senang melaporkan tugas yang diberikan guru secara lisan daripada tertulis 11. Saya lebih senang mencoba-coba mengerjakan soal yang belum pernah saya kerjakan 12. Saya lebih senang cara belajar dengan melakukan sesuatu secara langsung atau mempraktekkannya sendiri 13. Saya merasa lebih mudah menghafalkan materi IPA ketika saya menghafalkannya sambil berjalan 14. Saya lebih senang ketika guru meminta saya untuk melakukan demonstrasi bersama di depan kelas 15. Saya suka menggunakan jari saya untuk menunjuk kata atau kalimat ketika membaca buku IPA
Pilihlah salah satu jawaban anda dengan cara menyilang! 1. Jika saya harus belajar, saya lebih mudah memahami dengan cara: a. Melihat gambar-gambar, simbol atau grafik b. Mendengarkan penjelasan guru c. Mencoba untuk mempraktikkannya sendiri 2. Jika kamu ingin belajar IPA, manakah media/alat yang kamu pilih: a. Memakai rekaman suara untuk didengarkan b. Memakai gambar atau simbol untuk diamati c. Memakai petunjuk percobaan dan melakukan percobaan
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
3. Jika saya tidak bisa kesulitan mengeja sebuah kata di dalam bacaan, yang saya lakukan adalah : a. Menuliskan kata agar terlihat benar b. Mengeja dengan suara keras supaya lebih jelas c. Menggerakan bibir untuk mengeja tetapi tidak mengeluarkan suara 4. Saya lebih suka guru yang: a. Menggunakan papan tulis atau LCD saat menjelaskan b. Berbicara dengan banyak ekspresi c. Mengajak beraktivitas dengan menggunakan tangan 5. Saya sulit berkonsentrasi apabila: a. Banyak kegaduhan atau gerak-gerik dalam ruangan b. Banyak gangguan suara dalam ruangan c. Duduk diam untuk jangka waktu yang lama 6. Ketika saya bertanya untuk memperoleh suatu petunjuk, saya: a. Membayangkan sesuatu seperti yang saya katakan atau saya lebih senang dengan membuat gambar atau diagram b. Tidak mengalami kesulitan dlam menyampaikan secara lisan c. Saya harus menunjukkan/memperagakan masalah saya secara langsung 7. Ketika saya menulis, saya: a. Memperhatikan aspek kerapian dan pemisahan huruf dan kata-kata b. Sering menulis sambil mengeja atau menyuarakan kata-kata yang saya tulis c. Menekan pena atau pensil dengan keras dan dapat merasakan aliran dari kata-kata atau huruf-huruf yang saya susun 8. Jika saya harus mengingat sebuah daftar, saya akan mengingatnya dengan baik jika saya: a. Menuliskannya b. Mengucapkannya sendiri secara berulang-ulang c. Menggunakan jari-jari saya untuk mengaitkan nama-nama pada daftar tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
9. Ketika saya membaca, saya cenderung: a. Membayangkan apa yang saya baca b. Membaca dengan bersuara c. Segera ingin mengalami/melakukan sendiri 10. Ketika sedang menyelesaikan suatu masalah, saya: a. Menulis atau menggambar diagram untuk memperjelasnya b. Berbicara sendiri terus menerus mengenai masalah itu c. Menggunakan seluruh badan saya atau menggunakan benda-benda untuk membantu apa yang sedang saya pikirkan 11. Ketika diberi petunjuk tertulis untuk membangun sesuatu, saya: a. Membacanya dalam hati dan mencoba untuk membayangkan bagianbagian yang sesuai/ cocok b. Membaca dengan keras dan berbicara sendiri ketika saya mengambil bagian-bagian yang sesuai c. Mencoba terlebih dahulu untuk meletakkan bagian-bagian yang sesuai dan membaca pentunjuknya belakangan 12. Untuk mengisi waktu selama menunggu, yang saya lakukan adalah: a. Melihat sekeliling, mengamati sesuatu, atau membaca b. Senang mengajak berbicara orang lain c. Berjalan keliling, memainkan benda atau menggoyangkan kaki saat saya duduk 13. Jika saya harus mendeskripsikan/menjelaskan sesuatu secraa lisan kepada orang lain, saya akan: a. Membuat ringkasan karena saya tidak menyukai untuk berbicara panjang b. Berbicara secara mendetail karena saya senang berbicara c. Menggunakan gerak isyarat dan berbicara sambil berjalan-jalan disekitar tempat berbicara 14. Jika seseorang sedang menjelaskan sesuatu secara lisan untuk saya, saya akan: a. Mencoba untuk membayangkan apa yang sedang dia katakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
b. Mendengarkan dengan senang tetapi menginginkan untuk menyela dan berbicara yang terkait dengan diri saya c. Menjadi bosan jika dia menjelaskan denga panjang dan mendetail 15. Ketika sedang mencoba untuk mengingat seseorang, yang saya ingat adalah: a. Wajahnya, tetapi lupa namanya b. Namanya, tetapi lupa wajahnya c. Situasi saat saya bertemu orang itu, daripada namanya atau wajahnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Lampiran 4 Tabel 10. Data Angket Gaya Belajar Dalam Bentuk Check-List No Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 VIIA 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 VIIB 31 32 33 34 35
3 3 3 4 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 1 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 1
2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1
V 1 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 4 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4
4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
2 2 2 4 2 4 2 3 4 2 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4
4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 1 4 3 1 3 4 2 2 4 1 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4
2 4 2 2 3 4 2 2 4 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3
A 1 2 1 2 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1
3 1 4 3 2 3 3 2 3 2 1 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4
3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4
4 4 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4
2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4
K 1 2 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 2 4 2 2 3 1 4 3 2 4 3 3 2 2 4 2 1
4 3 3 3 1 3 4 4 1 3 4 3 3 2 3 1 4 2 1 3 3 3 1 4 3 2 1 3 3 3 1 4 2 2 3
1 4 2 3 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 VIIIA 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 VIIIB 73 74
4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3
2 1 2 2 3 2 3 1 4 1 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2
4 3 2 3 3 2 4 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1
4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4
3 4 2 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 1 1 3 2 3 1 3
4 4 2 4 3 4 3 1 3 1 4 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1 4
4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 3 3 2 4
2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2
3 4 3 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 4 1 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2
4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3
2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4
2 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 2 3 2 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2
4 1 2 2 4 3 3 4 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 4 1 2 2 3 2
97
3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 3 3 3 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 4 2 2
2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
3 2 2 2 1 4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 2
4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1
2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 1 4 3
1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2
3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3
2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3
2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4
2 3 2 2 4 3 2 4 2 1 4 3 2 2 4 4
1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1
1 1 2 2 3 3 2 4 1 2 1 2 3 1 2 2
98
3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Lampiran 5 Tabel 11. Data Angket Gaya Belajar Dalam Bentuk Pilihan Ganda Kelas
1
2
3
5
6
7
1
A
K
A A A
K
K A A
V
V
V
V
A
K
2
A
K
V V A
A
V V A
V
V
V
V
K
V
3
V
K
V V A
A
V V K
K
V
A
A
K
V
4
A
K
A K A
A
A V A
V
K
V
V
A
K
5
K
K
K A A
A
V V A
V
V
V
V
A
V
6
V
V
A A A
V
V V A
V
V
V
V
V
K
7
V
K
V A V
V
V A A
A
A
A
K
A
V
8
A
K
K V A
V
A V V
K
K
V
V
V
V
9
A
V
V V A
K
V A V
A
V
V
V
A
V
10
K
K
V V A
K
V V V
V
K
V
V
V
A
11
V
V
A V A
V
V V V
V
V
V
A
V
V
A
K
V K A
A
V A K
K
K
V
V
V
K
A
K
V K A
K
V V A
K
V
V
V
V
K
14
V
K
V V A
A
K V V
K
K
V
V
A
K
15
A
K
K A A
K
K A K
V
V
V
K
A
K
16
A
K
K V A
K
A A A
V
V
V
K
V
V
17
A
K
V K A
K
V V K
V
V
V
V
A
V
18
A
K
K V A
V
A A V
K
K
A
A
K
V
19
A
K
K V A
A
A V K
A
V
V
V
A
K
20
A
K
V A A
K
A A V
V
V
V
V
V
A
21
K
K
V K V
A
V V A
A
V
V
V
V
K
22
A
K
K A A
A
A A V
V
V
V
V
V
K
23
V
K
V V A
A
V A A
V
V
V
K
V
V
24
A
V
V V V
K
V V A
A
V
V
V
V
A
25
A
K
V A A
K
V V V
A
K
V
V
A
K
26
V
V
K V A
K
V A V
K
V
V
V
V
V
27
A
V
V A A
K
V V V
A
V
A
V
V
V
28
K
K
A V A
K
A V K
A
K
V
A
V
V
A
K
A A A
V
V V V
K
V
V
V
V
K
30
A
A
V V A
A
A V V
A
V
V
V
A
V
31
A
K
K V V
V
K A V
K
V
A
A
V
K
32
A
K
K A A
K
V V V
A
V
V
A
V
K
33
K
K
V V V
K
V V A
A
K
V
A
V
V
No
12 13
29
VIIA
VIIB
4
8
9
10 11 12 13 14 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
34
K
K
K V A
K
A K V
K
K
V
V
V
A
35
K
K
K V A
K
V V V
V
V
V
A
A
V
36
A
K
V A A
V
V V V
A
V
V
A
K
V
37
K
K
K V V
V
A A V
K
V
V
V
V
K
38
A
V
V V A
K
V A A
V
V
V
V
A
V
39
A
A
K A V
K
A V V
V
V
V
V
V
V
40
V
A
V K A
V
V V A
V
K
A
V
A
V
41
V
V
A A A
V
V V A
A
V
A
V
A
V
42
K
A
K V V
A
A V K
A
A
V
K
V
K
43
K
K
V A A
A
V V K
V
V
V
V
V
A
44
K
K
K K A
V
A V K
K
V
A
V
K
K
45
A
V
K V V
K
A V V
K
V
K
K
A
A
46
A
K
K A V
K
V K V
A
V
A
A
V
V
47
A
K
V A V
A
V V V
K
V
V
V
V
K
48
A
K
K A A
V
K V K
K
V
A
V
V
K
49
A
K
K V V
A
V A A
K
V
V
V
A
K
50
K
K
K V A
K
V V K
V
V
V
V
A
V
51
K
K
K K V
K
V V K
K
V
V
K
V
V
52
A
V
K V A
A
V A V
K
V
V
A
A
V
53
A
V
V A V
A
K A V
K
V
V
K
V
K
54
A
K
V A V
V
V V A
A
V
V
K
V
K
55
A
V
K A V
V
V A V
A
A
V
V
V
V
56
A
K
K A V
K
K V A
V
V
V
V
V
V
57
A
V
K A V
V
V V V
K
V
V
V
V
V
58
V
K
K V A
V
A A V
V
V
V
A
V
V
A
K
K A A
K
V A V
A
V
K
A
A
V
A
K
V V V
K
V A K
V
V
V
V
A
K
61
A
V
K V V
A
V V V
K
V
V
V
V
K
62
A
K
V K A
K
V V V
V
V
V
V
V
V
63
A
K
V V A
V
V V V
K
V
V
V
A
A
64
A
K
K A A
V
V V V
V
V
V
V
V
V
65
A
K
K V A
V
A A V
A
V
A
V
V
V
66
V
K
K V V
K
V V K
A
V
V
V
V
K
67
A
K
K V A
V
V V K
V
K
A
V
V
V
68
A
V
V A V
A
V V V
V
K
V
A
A
A
69
A
K
V A V
V
V V A
V
K
V
V
V
K
70
A
V
V A A
A
V A V
K
A
A
A
A
K
59 60
VIIIA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
71
A
V
V V A
K
A V A
V
V
A
V
V
V
72
V
V
V V A
K
V V A
V
V
A
V
V
A
73
K
V
V K A
V
V A V
K
V
V
V
A
K
74
A
V
K A V
V
V V V
V
V
V
V
V
K
75
A
V
V V A
V
A A V
K
K
V
A
K
A
76
A
K
K V A
K
V V V
V
V
V
A
V
K
77
V
V
V A A
V
V A V
V
V
V
A
V
A
78
A
V
V V A
V
V A V
K
V
V
V
V
K
79
A
V
V A A
K
A V V
V
V
V
V
K
V
V
K
K V A
K
V A A
A
V
V
V
V
K
A
K
K V A
K
V A V
A
V
V
V
V
K
82
A
V
K V V
K
V A V
V
V
V
V
V
V
83
A
K
K A A
V
V V V
V
V
V
V
A
V
84
V
V
V A V
K
V V V
V
V
V
V
V
V
85
A
K
K V A
K
V A V
A
V
V
V
V
A
86
A
K
K A A
K
V A A
K
V
A
K
V
K
87
A
V
K A V
A
V V A
V
V
V
A
A
V
88
A
K
K A A
V
V A V
V
V
V
V
V
V
89
A
V
V V V
V
V V V
V
V
K
V
A
V
90
V
V
K V A
A
V V A
K
V
V
K
A
V
80 81
VIIIB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Lampiran 6 Data Hasil Wawancara Siswa Hasil wawancara tentang gaya belajar siswa P
: Pewawancara
N
: Narasumber
Responden 1 P
: Kita mulai wawancaranya ya dek.
N
: Iya mbak.
P
: Bagaimana tanggapanmu terhadap pelajaran IPA?
N
: Kalau menurut saya, pelajaran IPA itu menyenangkan.
P
: Kenapa kok menyenangkan?
N
: Karena dalam pelajaran IPA itu sering banyak canda tawa mbak.
P
: Kalau untuk materinya, kamu merasa kesulitan nggak?
N
: Kalau untuk biologi nggak mbak, tapi kalau untuk fisika kesulitan.
P
: Kenapa kok kayak gitu?
N
: Kan kalau biologi itu banyak ceritanya, sedangkan kalau fisika itu banyak hitung-hitungannya. Kan hitung-hitungan itu susah mbak.
P
: Oh, gitu ya. Terus, prestasi kamu dalam pelajaran IPA sendiri bagaimana? Apakah nilainya bagus, sedang atau rendah?
N
: Bagus mbak.
P
: Bagusnya itu berapa?
N
: Kalau di raport itu nilai IPA nya 9,5 mbak.
P
: Wah, bagus sekali berarti. Untuk kamu sendiri, cara kamu belajar itu seperti apa? Apakah kamu lebih senang mendengarkan penjelasan, membaca-baca buku/mencatat atau melakukan praktikum?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
N
: Sebenernya saya lebih senang melakukan praktikum mbak. Tapi karena nggak pernah ada praktikum, saya lebih senang belajar dengan mencatat apa yang diajarkan guru.
P
: Berarti selama ini, kalian nggak pernah ada praktikum sama sekali?
N
: Eeemmm, pernah mbak. Sekali pas semester 1.
P
: Cuma sekali ya? Itu praktikum tentang apa?
N
: Iya mbak, praktikumnya tentang mikroskop.
P
: Owh, begitu ya. Terus, kembali lagi ke cara belajarmu. kamu kan katanya tadi suka mencatat, itu alasanmu suka mencatat kenapa?
N
: Ya gak papa mbak. Kan kalau ada catatan, nanti pas ulangan umum belajarnya gampang mbak tinggal dibaca aja catatannya.
P
: Oh, gitu. Sekarang mbak mau tanya, kalau cara gurumu mengajar IPA itu bagaimana? Apakah lebih sering menjelaskan, lebih sering memberi catatan/lebih sering menampilkan gambar-gambar, atau lebih sering melakukan praktikum?
N
: Lebih sering menjelaskan.
P
: Kamu senang nggak mendengarkan penjelasan dari guru?
N
: Kadang-kadang senang, kadang-kadang bosen.
P
: Kok kadang-kadang kenapa?
N
: Ya karena kadang-kadang bikin ngantuk mbak.
P
: Kamu lebih sering senangnya atau lebih sering bosennya?
N
: Lebih sering bosennya mbak.
P
: Tapi kalau gurunya menjelaskan, kamu masih bisa mengikuti pelajaran nggak?
N
: Masih mbak. Soalnya saat gurunya menjelaskan, di meja ada buku paket. Jadinya bisa baca di buku.
P
: Kamu sendiri kalau di dalam kelas belajar IPA, betah duduk berapa lama?
N
: Kalau pas di kelas ya duduk terus mbak, sampai habis jamnya.
P
: Nggak pernah berdiri-berdiri atau ke kamar mandi?
N
: Nggak mbak. Soalnya takut dimarahi sama pak guru.
P
: Oh. Ya udah kalau begitu. Makasih ya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
N
: Iya mbak, sama-sama.
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Responden 2 P
: Kita mulai ya dek.
N
: Iya mbak.
P
: Bagaimana tanggapanmu dalam pembelajaran IPA?
N
: Belajar IPA itu kadang enak, kadang sulit.
P
: Enaknya itu waktu seperti apa?
N
: Enaknya itu waktu belajar biologi mbak.
P
: Kenapa kok biologi? Apa kamu lebih suka belajar biologi?
N
: Iya mbak, saya lebih suka belajar biologi. Karena kalau belajar biologi itu banyak ceritanya.
P
: Kalau begitu, kamu nggak suka belajar fisika ya?
N
: Ya kadang-kadang suka mbak. Tapi banyak nggak sukanya.
P
: Kenapa?
N
: Karena di fisika itu banyak hitung-hitungannya.
P
: Karena banyak hitung-hitungannya, kamu jadi merasa kesulitan ya?
N
: Iya mbak.
P
: Nah, prestasimu sendiri dalam pembelajaran IPA bagaimana? Nilainya bagus, sedang, atau rendah?
N
: Tergantung mbak. Kadang sedang, kadang rendah.
P
: Biasanya berapa nilainya?
N
: Biasanya 7 atau 6 ke bawah mbak.
P
: Kalau di raport, nilai IPA nya berapa?
N
: Nilainya 7 mbak.
P
: Owh.. Terus dalam belajar, kamu itu lebih senang belajar dengan cara yang bagaimana? Dengan mendengarkan penjelasan, melihat-lihat gambar/membaca buku/mencatat atau melakukan praktikum?
N
: Lebih senang belajar dengan mencatat mbak sama melihat gambar-gambar.
P
: Kenapa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
N
: Karena kalau mencatat itu kalau pas mau ulangan punya bahan yang digunakan untuk belajar. Selain itu jadi mudah mengingatnya.
P
: Kalau yang melihat gambar-gambar?
N
: Kalau melihat gambar-gambar kan menyenangkan mbak. Ya asyik ajalah.
P
: Kalau melihat gambar-gambar, kamu mudah mengingatnya?
N
: Biasanya sih mudah mbak.
P
: Sekarang, mbak mau tanya tentang cara gurumu mengajar. Dalam belajar IPA, gurunya itu lebih sering mengajar dengan cara seperti apa? memberikan penjelasan/ceramah, memberikan catatan/ menampilkan gambar-gambar, atau melakukan praktikum?
N
: Lebih sering menjelaskan mbak.
P
: Kamu suka kalau gurunya menjelaskan?
N
: Kadang-kadang suka, kadang-kadang nggak.
P
: Kenapa?
N
: Kalau menjelaskannya sambil di selingi lelucon suka mbak. Tapi kadangkadang bosen dan ngantuk.
P
: Sering disuruh mengerjakan soal atau nggak?
N
: Kalau biologi itu jarang mbak. Tapi kalau fisika sering.
P
: Kamu suka atau nggak kalau diberi soal?
N
: Kalau biologi suka mbak. Soalnya jawabannya tinggal nyari di buku paket. Kalau fisika nggak suka, soalnya harus ngitung. Sulit mbak.
P
: Pak guru nggak pernah ngajari menghitung ya?
N
: Jarang mbak. Makanya sering bingung sendiri malahan.
P
: Owh,, gitu. Nah, kalau dalam belajar IPA di kelas, kamu betah duduk sampai berapa lama?
N
: Ya sampai habis jamnya mbak.
P
: Nggak pernah berdiri-berdiri atau keluar-keluar gitu?
N
: Nggak mbak. Takut kalau di marah pak guru.
P
: Ya, ya. Sudah ya, itu aja. Makasih ya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
N
: Iya mbak.
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Responden 3 P
: Kita mulai ya dek.
N
: Iya mbak.
P
: Oke Dek, mbaknya mau tanya. Bagaimana tanggapanmu dalam pelajaran IPA di kelas?
N
: Kadang menyenangkan sih.
P
: Kok kadang kenapa?
N
: Ya kalau IPA biologi itu menyenangkan mbak. Tapi kalau fisika itu merasa kesulitan.
P
: Owh gitu ya. Kamu merasa kesulitan dalam pelajaran fisika kenapa?
N
: Kesulitannya itu karena banyak hitung-hitungannya.
P
: Karena banyak hitung-hitungannya, jadi kamu lebih suka belajar biologi daripada fisika ya?
N
: Iya mbak.
P
: Terus, prestasi kamu sendiri dalam pembelajaran IPA bagaimana? Nilainya bagus, sedang, atau rendah?
N
: Sedang lah mbak.
P
: Itu nilainya berapa kalau di raport?
N
: Kalau di raport nilainya 8.
P
: Wah, bagus ya. Nah, sekarang menurutmu, kamu itu lebih senang belajar dengan cara seperti apa? Mendengarkan penjelasan dari seseorang, melihat gambar-gambar/membaca/mencatat, atau melakukan praktikum?
N
: Saya lebih sering belajar dengan mencatat mbak.
P
: Kenapa?
N
: Karena dengan mencatat, jadi lebih mudah mengingatnya.
P
: Ooh.. Terus, kalau cara guru IPA mu mengajar itu bagaimana? Apakah lebih sering menjelaskan, memberikan gambar-gambar/mencatat/membaca buku, atau melakukan praktikum?
N
: Memberikan gambar-gambar sama menjelaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
P
: Diantara memberikan gambar-gambar sama menjelaskan, mana yang sering dilakukan?
N
: Menjelaskan mbak.
P
: Selama pak guru menjelaskan, kamu betah duduk diam berapa lama?
N
: Ya sampai akhir pelajaran mbak.
P
: Itu selama dari awal sampai akhir pelajaran kamu selalu mendengarkan penjelasan guru atau tidak?
N
: Kadang-kadang mbak.
P
: Kenapa?
N
: Karena kadang-kadang malas mbak kalau dengar pak guru menjelaskan.
P
: Oh, gtu ya. Ya udah kalau gitu, makasih ya.
N
: Iya mbak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Lampiran 7 Data Hasil wawancara dengan guru P
: Pewawancara
G
: Guru
P
: Selamat pagi pak.
G
: Iya, selamat pagi.
P
: Baik pak. Kalau boleh saya tahu, bapak sudah berapa lama mengajar di sekolahan ini?
G
: Sudah 35 tahun.
P
: Nah, itu kan berarti dari tahun ke tahunnya terdapat perkembangan siswa/i di sekolahan ya pak.
G
: Betul.
P
: Kalau menurut bapak sendiri, siswa/i dari tahun ke tahunnya itu bagaimana pak? Semakin bagus atau tidak?
G
: Itu mengalami fluktuasi mbak. Fluktuasinya itu, kadang-kadang kami dalam satu periode itu mempunyai murid yang bagus. Tapi kadang-kadang mempunyai murid yang kurang bagus.
P
: Dengan kondisi yang seperti itu, dalam menyampaikan materi itu bagaimana bapak melakukannya? Apa bapak sering menjelaskan, menampilkan gambargambar atau melakukan praktikum?
G
: Saya biasanya kalau kebetulan anak satu angkatan itu baik semua, saya tidak banyak menerangkan. Tetapi kalau satu angkatan itu anak-anaknya kurang, itu saya banyak menerangkan, mengulang, memberikan catatan dan tugas.
P
: Berarti kalau saat ini, bapak lebih sering menggunakan cara dengan menerangkan dan memberikan catatan ya pak?
G
: Iya. Menerangkan, terus saya berikan catatan atau rangkuman terus tugas. Baik itu tugas kelompok, tugas pribadi, tugas rumah.
P
: Berarti kalau disimpulkan antara menjelaskan dan memberi catatan itu lebih banyak yang mana pak?
G
: Saya lebih banyak menjelaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
P
: Lalu, selama ini bapak pernah memperhatikan tanggapan anak terhadap cara mengajar bapak atau tidak?
G
: Tidak pernah. Tapi dalam bidang yang lain, karena kebetulan saya dulu itu juga ngajar bahasa inggris, tapi anak itu saya tugasi membuat pidato. Nah, pidato itu judulnya my favorit teacher. Nah itu, kadang-kadang menyangkut pribadi saya. Jadi saya tahu. Tapi kalau secara langsung saya tidak pernah memperhatikan apakah anak itu menyukai cara mengajar saya atau tidak.
P
: Nah, kalau di sekolah ini kalau untuk melakukan praktikum itu ada alat-alatnya atau tidak pak?
G
: Alat-alatnya itu sangat-sangat minim dan terbatas sekali. Jadi hanya demonstrasi.
P
: Berarti selama ini bapak tidak pernah melakukan praktikum?
G
: Hampir tidak pernah. Hanya yang bisa dilakukan, itu saya lakukan seperti misalnya pengamatan diluar, melakukan misalnya mencangkok seperti misalnya memperhatikan organ tubuh dengan menggunakan charta, itu bisa secara bersama-sama karena alatnya ada 3. Tapi kalau yang lainnya, kurang sekali alatnya.
P
: Tapi di dalam pembelajaran itu memang tidak selalu di kelas ya pak?
G
: Tidak. Hanya kalau memang saya butuhkan misalnya termometer, itu kan gampang. Itu saya ambil dari lab, tapi karena hanya 1 saja yang ada farenheit yang reamur nggak ada maka yang lain hanya apus-apus. Saya pakai 3 termometer yang berbeda, anak kan nggak membaca ini reamur, ini farenheit, ini kelvin saya tunjukkan begitu. Tapi yang jelas anak itu bisa membaca membandingkan. Tapi yang jelas anak banyak saya bohongi, seperti temometer itu. Kalau mikroskop ada 6.
P
: Berarti kalau ada materi yang menggunakan mikroskop, bapak melakukan praktikum ya pak?
G
: Iya. Karena itu alatnya sangat cukup buat digunakan. Itu biasanya 5 anak menggunakan 1 mikroskop.
P
: Terus di sekolahan ini ada LCD atau tidak pak?
G
: LCD itu sebenarnya ada, tapi saya tidak pernah menggunakan karena di pakai oleh guru bahasa inggris.
P
: Jadi itu tidak bisa digunakan oleh masing-masing guru gitu ya pak?
G
: Guru-guru seperti saya sendiri juga agak gaptek. Dengan menggunakan alat-alat seperti itu saya tidak bisa. Jangankan itu, saya laptop pun nggak bisa mbak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
P
: Berarti bapak memang tidak pernah menggunakan LCD ya pak?
G
: Tidak pernah menggunakan media LCD.
P
: Berarti media yang digunakan apa pak?
G
: Papan tulis saja.
P
: Terus pak, untuk saat ini bapak itu dalam belajar lebih sering menggunakan cara seperti apa? Mendengarkan penjelasan orang, melihat-lihat gambar/membaca, atau melakukan sesuatu yang belum pernah bapak lakukan sebelumnya?
G
: Kalau saya dalam belajar itu lebih senang mendengarkan penjelasan orang mbak.
P
: Nah, selama ini bapak mengetahui tentang adanya ketiga gaya belajar atau tidak pak? Visual, auditorial dan kinestetik.
G
: Ya itu hanya sekedar saya tahu sepintas membaca.
P
: Nah, kalau menurut bapak siswa/i di sekolahan ini itu gaya belajarnya seperti apa pak?
G
: Gaya belajarnya itu kalau menurut saya ya itu tadi. Anak-anak itu bisa dengan cara diterangkan gitu, kemudian menghafalkan, terus mengerjakan tugas. Itu terlepas dari rasa takut ya mbak.
P
: Berarti kalau disimpulkan, anak-anak di sekolahan ini gaya belajarnya auditorial ya pak?
G
: Iya.
P
: Jadi belajarnya dengan cara mendengarkan?
G
: Iya mbak.
P
: Ya sudah pak, itu saja pertanyaannya.
G
: Hanya itu?
P
: Iya pak, terimakasih.
G
: Iya, iya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Lampiran 8 Data Hasil Pengamatan Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIA (pertemuan 1)
Guru masuk kelas pada pukul 07.18.
Siswa yang hadir dalam pelajaran ini sebanyak 27 siswa.
Dalam memulai pembelajaran, tidak ada doa bersama karena doa sudah dilakukan saat apel pagi.
Setelah masuk kelas, guru menunggu siswa sampai tenang dan siap memulai pembelajaran sehingga guru memulai pelajaran pada pukul 07.23.
Saat memulai pembelajaran, guru membahas tentang pemuaian.
Guru menjelaskan bahwa benda/zat jika dipanaskan akan selalu mengalami pemuaian. Saat guru memberi penjelasan, semua siswa memperhatikan guru. Hanya 1 orang siswa yang tidak memperhatikan dan malah melihat-lihat ke tempat lain. Selain itu guru juga memberi contoh pemuaian dalam kehidupan sehari-hari yaitu seorang tukang ketika membuat bingkai kaca jendela selalu memberi rongga, agar ketika terjadi pemuaian kaca tidak pecah.
Dalam menjelaskan guru lebih sering berdiri di tengah dan sering melakukan peragaan tangan dan pada saat ini 1 orang siswa memukul-mukul meja dengan pena (bermain-main) dan 4 orang meletakkan kepala di meja.
07.30 guru membahas tentang pemuaian pada zat padat. Yaitu muai panjang dan muai volume.
Guru mulai membahas tentang muai panjang. 13 orang siswa fokus melihat ke guru, 14 orang siswa lainnya tidak fokus (mencari-cari buku, berbicara dengan teman, meletakkan kepala di meja).
Pada materi muai panjang, yang dibahas oleh guru adalah cara menghitung muai panjang. Guru memberikan rumus menghitung muai panjang kepada siswa dan menuliskannya di papan tulis yaitu : Panjang zat setelah dipanaskan, koefisien muai panjang,
, dengan
=
= panjang zat sebelum dipanaskan,
=
= suhu akhir dan
= suhu mula-mula. Saat
menjelaskan guru juga memberi jeda dengan bercandaan bersama siswa.
Guru memberi waktu kepada siswa untuk menulis tulisan yang ada di papan tulis. Saat siswa menulis, guru masih tetap berdiri sambil melihat kearah luar kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
07.38 guru ke luar dari kelas untuk mengambil soal di kantor. Siswa langsung ribut dan menoleh ke belakang.
07.40 guru memberikan soal dengan cara mendikte dan semua siswa menulis apa yang di diktekan guru.
Soal yang diberikan guru adalah sebatang besi pada suhu 0oC panjangnya 100 cm. Jika besi dipanaskan hingga 100oC maka panjang besi menjadi ... cm.
Setelah diberi soal, 1 orang siswa meletakkan kepala di meja dan 1 orang siswa menguap.
Semua siswa mengerjakan soal dengan bimbingan guru untuk menentukan apa saja yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Setelah itu siswa diminta untuk menjawab soal sendiri-sendiri.
07.50 guru meminta 3 orang siswa untuk maju mengerjakan soal di depan, tetapi hanya 2 orang saja yang mau maju ke depan. Siswa yang lain mengerjakan di belakang, 11 orang siswa yang terlihat mengerjakan sendiri dan 14 orang siswa menyalin dari papan tulis.
07.55 saat yang lain mengerjakan soal, 1 orang siswa meletakkan kepala dimeja sambil memain-mainkan tangan. Sedangkan guru masih dengan sabar menunggu siswa selesai mengerjakan soal.
07.58 siswa yang di depan selesai mengerjakan soal lalu guru meminta siswa yang mempunyai hasil berbeda untuk maju ke depan tetapi tidak ada siswa yang maju. Saat itu 24 siswa memperhatikan, 1 siswa mainan dan 2 siswa mengobrol.
08.02 guru memberi siswa jawaban yang benar dengan menuliskannya di papan tulis. Saat ini 1 siswa mainan spidol, 1 siswa mainan meja, 1 siswa mencatat, dan 3 siswa melamun.
08.07 guru duduk di kursi dan siswa membenarkan hasil jawaban mereka. Guru juga merefleksikan bahwa siswa masih kesulitan dalam menghitung pecahan. Selain itu guru juga mengingatkan siswa untuk menggunakan rumus yang sama ketika ada pertanyaan yang sama.
08.15 bel berbunyi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIB (pertemuan 2)
Guru masuk kelas pada pukul 08.25.
Siswa yang hadir dalam pelajaran ini sebanyak 25 siswa.
Setelah masuk kelas, guru menunggu siswa sampai tenang dan siap memulai pembelajaran sehingga guru memulai pelajaran pada pukul 08.30.
Saat memulai pembelajaran, guru membahas tentang pemuaian.
Guru menjelaskan bahwa benda/zat jika dipanaskan akan selalu mengalami pemuaian. Guru memberikan contoh benda-benda yang dapat memuai (orang memasang kaca). Pada saat ini semua siswa memperhatikan. Guru terlihat lebih santai di dalam kelas dan sering memberikan candaan sehingga banyak siswa yang terlihat senang dan menjadi tertarik untuk mendengarkan.
08.35 ada 2 orang siswa tidak memperhatikan, melihat ke tempat lain. 1 orang siswa tertawa-tawa, 2 orang siswa mengobrol, 1 orang siswa melamun dan 1 orang siswa bermain-main penggaris.
08.39 guru membahas tentang pemuaian pada zat padat. Yaitu muai panjang dan muai volume.
Guru mulai membahas tentang muai panjang. 2 orang siswa meletakkan kepala di meja, 2 orang siswa mengobrol, 1 orang siswa mainan tissue dan 1 orang siswa bergerak terus tidak bisa diam
Pada materi muai panjang, yang dibahas oleh guru adalah cara menghitung muai panjang. Guru memberikan rumus menghitung muai panjang kepada siswa dengan menuliskannya di papan tulis yaitu : = Panjang zat setelah dipanaskan, koefisien muai panjang,
, dengan
= panjang zat sebelum dipanaskan,
= suhu akhir dan
=
= suhu mula-mula. Saat
menjelaskan guru juga memberi jeda dengan bercandaan bersama siswa.
Guru memberi waktu kepada siswa untuk menulis tulisan yang ada di papan tulis dan guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan buku di akhir semester.
09.00 istirahat
09.20 guru masuk ke kelas. 09.22 guru memulai pelajaran dengan bercandaan.
09.25 guru melanjutkan pelajaran sebelumnya kemudian guru memberikan soal dengan cara mendikte dan semua siswa menulis apa yang di diktekan guru.
Soal yang diberikan guru adalah sebatang besi pada suhu 0oC panjangnya 100 cm. Jika besi dipanaskan hingga 100oC maka panjang besi menjadi ... cm.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Setelah diberi soal, guru memberi tahu siswa cara menghitung bilangan pangkat. Guru juga mengajak siswa mengerjakan soal secara sistematis. Ketika mengerjakan soal siswa harus mengerjakan soal dengan susunan : diketahui, ditanya, dan jawaban. Setelah itu guru mengajak siswa untuk mengisi apa saja yang diketahui dan apa yang ditanya.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal. 6 orang mengerjakan yang lainnya tidak. 1 siswa malah melamun. Kemudian guru meminta 2 orang siswa untuk maju mengerjakan soal di depan, tetapi siswa tidak ada yang memperhatikan dan semuanya berpura-pura mengerjakan. Ada 2 orang yang mengobrol sendiri dan ada 2 orang yang berdiskusi bersama. Akhirnya guru meminta 2 orang siswa untuk maju ke depan dan 2 orang tersebut di suruh mencari teman untuk membantu menghitung di depan. 7 orang siswa di belakang ikut menghitung, yang lainnya mengobrol, mainan buku dan hanya melihat teman-teman yang di depan mengerjakan.
Guru duduk di kursi menunggu siswa yang mengerjakan soal sambil membaca buku. Sekali-sekali memperhatikan siswa yang mengerjakan soal di depan dan kurang memperhatikan siswa yang dibelakang. Di belakang, ada 10 siswa mengobrol dan 1 orang siswa menyanyi. Kemudian guru meminta siswa yang dibelakang untuk memberikan jawaban yang lain tetapi tidak ada yang mau maju.
09.40 guru membenarkan jawaban yang sudah dikerjakan dan menjelaskan secara perlahan. 1 orang siswa mainan kursi dan guru menegurnya. Guru meminta siswa untuk lebih mengerti bagaimana cara menyelesaikan soal. Kemudian siswa diberi waktu untuk menulis hasil pekerjaan yang benar.
09.49 guru memulai materi baru yaitu muai volume
Guru menjelaskan sambil melakukan peragaan tangan. 1 orang sibuk menulis. Guru menjelaskan muai volume sambil menunjukkan kotak sebagai contoh untuk mengetahui cara menghitung volume. Kemudian guru menyelingi pelajaran dengan lelucon dan siswa pun mulai semangat lagi mengikuti pelajaran.
Guru memberikan rumus muai volume kepada siswa dan menuliskannya di papan tulis, 5 orang siswa bermain-main. Ngobrol sambil bercandaan.
Rumus muai volume yaitu : setelah dipanaskan, volume,
, dengan
= volume sebelum dipanaskan,
= suhu akhir dan
= suhu mula-mula.
= Volume
= koefisien muai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Guru memberi contoh tentang muai volume, yaitu derigen yang di jemur akan lebih banyak isinya.
10.00 bel berbunyi
Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIA (pertemuan 3)
10.00 guru masuk ke kelas
10.05 guru memulai pelajaran dan guru memulai materi baru yaitu muai volume
Guru menjelaskan sambil melakukan peragaan tangan. Guru menjelaskan muai volume sambil menunjukkan kotak dan menggambar di papan tulis sebagai contoh untuk mengetahui cara menghitung volume.
Guru memberikan rumus muai volume dan menuliskannya di papan tulis kepada siswa, 2 orang siswa bermain-main dan 4 orang siswa sibuk mencatat.
Rumus muai volume yaitu : setelah dipanaskan, volume,
, dengan
= volume sebelum dipanaskan,
= suhu akhir dan
= Volume
= koefisien muai
= suhu mula-mula.
Guru memberi contoh tentang muai volume, yaitu derigen yang di jemur akan lebih banyak isinya.
Guru memberikan soal kepada siswa dengan mendikte dan meminta siswa mengerjakan soal tersebut. 2 orang siswa meletakkan kepala di meja. Kemudian guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan.
Siswa yang di depan salah dalam mengerjakan, kemudian guru membenarkan sambil menjelaskan jawabannya. 6 siswa mengobrol dan yang lainnya menyalin jawaban yang benar.
10.45 bel berbunyi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIB (pertemuan 4)
10.15 guru masuk ke kelas
10.17 guru memulai pelajaran dengan materi yaitu ekosistem dan semua siswa memegang buku paket dari perpustakaan.
Guru menjelaskan tentang ekosistem sambil melakukan peragaan tangan. Guru menjelaskan hubungan mahkluk hidup yang ada dalam ekosistem. Hubungan antara manusia dengan pohon, manusia dengan air, manusia dengan hewan, hewan dengan tempat tinggalnya, hewan dengan hewan lain, hewan dengan tumbuhan dan seterusnya. Saat menjelaskan ini 2 orang siswa bertopang dagu, 2 orang mengobrol dan 1 orang terus-terusan bergerak tidak bisa diam.
Guru memberikan pertanyaan tentang ilmu yang mempelajari tentang ekosistem, hanya sebagian siswa yang menjawab. 2 orang siswa malah bermain-main sendiri.
Guru membahas tentang komponen ekosistem yaitu abiotik dan biotik. Guru meminta siswa untuk membaca buku dan menyebutkan pengertian komponen abiotik serta menyebutkan komponen-komponen yang masuk di dalamnya. Siswapun terlihat antusias dan menjawab pertanyaan secara bersama-sama.
Terdapat 2 orang siswa yang ngobrol, lalu guru menegurnya. Kemudian guru melanjutkan menjelaskan hubungan komponen abiotik dengan makhluk hidup.
10.27 guru menjelaskan tentang komponen biotik. Sebelumnya guru meminta siswa untuk membaca pengertian komponen biotik dari buku secara bersamasama. Tetapi hanya beberapa saja yang mau membaca, yang lainnya hanya diam mendengarkan. Saat guru menjelaskan, siswa mendengarkan dengan seksama. Tetapi ada 3 orang siswa yang mengobrol sambil tertawa-tawa tanpa memperhatikan guru.
10.30 siswa menyebutkan komponen biotik secara bersama-sama dan guru menuliskan point-pointnya di papan tulis kemudian menjelaskannya kepada siswa. Pada saat ini siswa terlihat menyimak dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru, hanya ada 1 orang siswa yang meletakkan kepalanya di meja.
10.33 guru menjelaskan tentang komponen biotik yaitu pengurai. Dalam menjelaskan guru memberikan contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
banyak siswa yang antusias mendengarkan penjelasan guru. Selain itu, guru juga banyak memberikan candaan.
10.42 guru membahas tentang komponen biotik yaitu produsen. Guru menjelaskan apa saja yang merupakan produsen dan menjelaskannya. Saat menjelaskan, ada 1 orang siswa yang ribut dan guru menegurnya.
10.48 guru duduk dan meminta siswa untuk membuka buku paket halaman 235 tentang komponen ekosistem. Guru kemudian meminta 1 orang siswa untuk membaca pengertian konsumen. Setelah itu, kemudian guru menjelaskan apa itu konsumen berdasarkan hasil bacaan siswa dan memberikan contoh-contohnya. Pada saat ini 2 orang siswa melihat-lihat ke tempat lain, sedangkan yang lainnya masih fokus ke buku.
11.05 guru memberi pertanyaan hewan-hewan apa saja yang masuk dalam kategori herbivora, karnivora dan omnivora.
11.07 guru meminta siswa maju satu persatu untuk mengisi kolom yang disediakan di papan tulis, untuk membedakan jenis-jenis hewan sesuai dengan kategorinya. Siswa saling berdiskusi satu sama lain tetapi ada juga siswa yang diam untuk berpikir sendiri.
11.23 siswa selesai mengerjakan pertanyaan guru. Lalu guru meminta siswa untuk duduk dan menegur siswa yang tidak mau duduk. Setelah beberapa saat, guru masih diam di tempat duduk karena masih ada beberapa siswa yang ribut.
11.25 guru memeriksa satu persatu hasil perkerjaan semua siswa. Guru membenarkan jawaban-jawaban yang salah dan memberikan jawaban yang benar sambil menjelaskannya kepada siswa agar siswa lebih mengerti.
11.40 guru meminta siswa untuk mengambil buku catatan dan mendiktekan tugas rumah untuk siswa.
11.45 bel berbunyi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIIA (pertemuan 5)
08.30 guru masuk ke dalam kelas
08.31 guru meminta siswa untuk membuka buku paket Bab 6 hal 83. Siswa kemudian sibuk membuka buku mencari apa yang diperintahkan guru.
08.32 guru mengajak siswa untuk membahas tentang organisasi kehidupan. Guru menjelaskan bahwa mahluk hidup itu merupakan organisasi yang tersusun dari bagian yang terkecil hingga yang terbesar. Kemudian guru menanyakan apa saja bagian-bagian tersebut dan siswa menjawab. Setelah siswa menjawab, guru menjelaskan pengertian dari bagian-bagian tersebut.
08.36 guru mulai membahas tentang organ yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Pada saat ini siswa masih fokus kepada guru.
Sebelum masuk ke materi organ tumbuhan, guru membahas tentang jaringan tumbuhan yaitu jaringan meristem. Guru pun menjelaskan pengertian dari jaringan meristem dan memberikan contoh. Guru menggambar pohon yang tumbuh tunas setelah dipotong untuk menunjukkan tentang jaringan meristim di papan tulis. Sambil memberikan contoh, guru menyelingi dengan lelucon. Siswa memperhatikan guru dengan serius sambil tertawa-tawa karena lelucon dari guru.
08.42 guru menjelaskan tentang jaringan epidermis dan memberikan contoh. Guru menggambarkan jaringan epidermis di papan tulis.
08.45 guru menjelaskan tentang jaringan pengangkut dan menyebutkan macammacamnya yaitu xylem dan floem.
08.47 guru menjelaskan tentang jaringan penyokong.
08.48 guru menjelaskan tentang jaringan dasar.
08.50 guru menyelingi pelajaran dengan memberikan nasehat kepada siswa
08.53 guru mulai membahas tentang organ. Guru menjelaskan pengertian organ. Kemudian guru meminta siswa untuk menyebutkan organ-organ apa saja yang ada di dalam tumbuhan dengan panduan buku paket. Saat siswa menyebutkan organ-organ tersebut, guru menuliskannya di papan tulis.
Organ-organ tersebut adalah akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Organ yang paling utama dalam tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Bunga, buah dan biji hanya ada pada tumbuhan tertentu saja. Kemudian guru memberikan contoh tentang tumbuhan tersebut. 2 orang siswa melamun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
08.58 guru membahas tentang akar. Menjelaskan fungsi dari akar dan memberi contoh. Dalam memberi contoh dan menjelaskan, guru menggambar sebuah pohon yang memiliki akar di papan tulis.
09.01 guru membahas tentang batang. Guru meminta siswa untuk membaca buku paket tentang fungsi batang kemudian menjelaskannya kepada siswa. 2 orang siswa mengobrol, 1 orang melamun. Saat menjelaskan guru juga melakukan peragaan tangan. 1 orang siswa bermain penggaris.
09.05 guru menulis di papan tulis tentang perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil. Guru juga menggambarkan jaringan yang ada di tumbuhan monokotil dan dikotil di papan tulis dalam menjelaskan. 2 orang mengobrol, 1 orang meletakkan kepala di meja.
09.15 bel berbunyi
Transkip Hasil Pengamatan Kelas VIIA (pertemuan 6)
07.10 guru masuk ke kelas
07.11 guru memulai pelajaran dengan meminta siswa untuk membuka buku paket hal 92. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal pilihan ganda dalam uji kompetensi A dari nomor 1-10. Siswa diminta untuk menuliskan jawaban yang benar dalam buku catatan.
07.14 semua siswa mengerjakan soal nomor 1 dengan tenang sambil membuka-buka buku paket.
07.16 guru membahas soal nomor 1 dan menjelaskannya kepada siswa.
07.19 guru meminta siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal nomor 2-10. Siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri dengan tenang sedangkan guru duduk di kursi guru. Untuk beberapa saat, ada beberapa siswa yang mendiskusikan soal.
07.40 guru meminta siswa untuk menukarkan jawaban dan mengoreksinya bersama-sama.
07.42 guru mengoreksi soal nomor 2-10 dan membahas jawaban yang benar kemudian menjelaskannya.
08.15 guru mengecek nilai hasil pekerjaan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
08.17 guru meminta siswa untuk mengembalikan buku ke pemiliknya dan meminta siswa untuk mengerjakan soal nomor 11-20. Pada saat ini siswa agak ribut, kemudian guru menegur mereka dan mereka pun diam. Kembali mengerjakan soal dengan tenang. Mereka saling berdiskusi satu sama lain.
08.30 bel berbunyi. Guru meminta siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal nomor 11-20 di rumah sebagai PR.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126