BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1.
Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya
guna
memepertahankan
kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Departemen Kesehatan, 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
seseorang
untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Potter & Perry, 2005). Defisit perawatan diri mandi yaitu hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene. Defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi. Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi ini digambarkan sebagai deficit perawatan total. Namun, diagnosis tersebut dapat diklasifikasi dalam masalah yang lebih spesifik, dengan batasan karakteristiknya masingmasing, masalah-masalah ini dapat berdiri sendiri atau dalam berbagai kombinasi, seperti Defisit perawatan diri : makan dan deficit perawatan diri : mandi/hygiene dan makan, (Nursing Interventions Clarification/NIC, 2012). Defisit perawatan diri sering kali disebabkan oleh intoleran aktivitas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif atau persepsi ( misalnya, defisit perawatan diri : makan yang berhubungan
10
Universitas Sumatera Utara
dengan disorientasi). Sebagai etiologi, defisit perawatan diri dapat menyebabkan
depresi,
ketakutan
terhadap
ketergantungan,
dan
ketidakberdayaan ( misalnya, ketakutan menjadi ketergantungan total yang berhubungan dengan deficit perawatan diri total sekunder akibat kelemahan residual karena stroke), (NIC, 2012). 2.1.2. Klasifikasi Perawatan Diri/Personal Hygiene Klasifikasi Perawatan Diri terdiri dari, (Nurjanah, 2004): 1. Kurang Perawatan Diri : Mandi Kurang perawatan diri : mandi adalah gangguan kemampuan unutk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. 2. Kurang Perawatan Diri : Mengenai pakaian/berhias Kurang perawatan diri mengenakan pakaian adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. 3. Kurang Perawatan Diri : Makan Kurang perawatan diri : makan adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan. 4. Kurang Perawatan Diri : Toileting Kurang perawatan diri : Toileting adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri Sikap
seseorang
melakukan
hygiene
perorangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, ( Potter & Perry, 2005) : 1. Body image/Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya karena adanya perubahan fisik dan penyakit yang dideritanya sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. 2. Praktik sosial Kelompok-kelompok
sosial
wadah
seseorang
dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
11
Universitas Sumatera Utara
3. Status sosioekonomi Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan, dan pada pasien gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan kebersihan diri menurun. 4. Pengetahuan Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Klien juga harus
termotivasi
untuk
memelihara
perawatan
diri,
pembelajaran praktik diharapkan dapat memotivasi seseorang untuk memenuhi perawatan yang perlu. 5. Keadaan Fisik Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
2.1.4. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti berikut, (Depkes, 2000) : 1. Fisik : -
Badan bau, pakaian kotor.
-
Rambut dan kulit kotor.
-
Kuku panjang dan kotor.
-
Gigi kotor disertai bau mulut.
-
Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis : -
Malas, tidak ada inisiatif.
-
Menarik diri, isolasi diri.
-
Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial : -
Interaksi kurang.
-
Kegiatan kurang.
12
Universitas Sumatera Utara
-
Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
-
Cara
makan
tidak
teratur,
BAK
dan
BAB
disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. 2.1.5. Dampak dari masalah perawatan diri/personal hygiene 1.
Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, dan gangguan fisik pada kuku.
2.
Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2.1.6. Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri A. Pengkajian Data pengkajian dapat dikumpulkan dari klien, keluarga dan orang terdekat, catatan informasi sebelumnya, dan orang yang terlibat dalam memberi dukungan atau perawatan klien. Menurut Departemen Kesehatan/Depkes, (2000) hal yang dapat dikaji berupa : 1. Riwayat masa lalu atau riwayat keluarga dengan gangguan emosional/jiwa. 2. Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol. 3. Riwayat gangguan personal atau gangguan kesulitan untuk makan. 4. Riwayat kehilangan.
13
Universitas Sumatera Utara
5. Riwayat kondisi medis yang akut atau kronis. 6. Riwayat keperawatan Kebiasaan
dalam
melakukan
aktivitas
terutama
dalam
kebersihan diri : mandi, berpakaian, berdandan, toileting dan makan. Pola mandi dalam sehari, Apakah ada perubahan pada waktu mandi, jumlah mandi dalam sehari. 7. Pemeriksaan Fisik a) Perilaku dan Penampilan : Penampilan tidak wajar, rambut acak-acakan, dan pakaian tidak sesuai da tidak rapi, badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut. b) Psikologis : Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa rendah diri. c) Sosial : Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berprilaku normal.
14
Universitas Sumatera Utara
B. Analisa Data Jika merujuk kepada gejala penderita depresi (American Psychiatric Association/APA, 2000) dan analisa data berdasarkan ISDA (Intan’s Screening Diagnoses Assesment, 2000), maka dapat diuraikan bagan masalah keperawatan gangguan mood : depresi seperti dibawah ini : Gangguan Mood ( Depresi )
Mudah lelah
Konsentrasi Berkurang Kerusakan Memori
Intoleransi
Harga Diri & Kepercayaan diri berkurang Gg.Penyesuaian Individu
Aktivitas
NOC : Ingatan NIC : Pelatihan memori
Sedih Berlebih Tidak Berdaya
Gg.Pola Tidur
Hilang Minat & Energi
Gg.Pola Tidur
Defisit perawatan Diri
NOC : Tidur
(Mandi,pakaian,toileting,makan)
NIC : Peningkatan Tidur NOC : Meningkatkan perilaku kesehatan NIC : Konseling
NOC : Toleransi Aktivitas
NOC : Kondisi Psikososial
NOC : Bantuan Perawatan Diri NIC : Bantuan Perawatan Diri : Mandi
NIC : Terapi Aktivitas
NIC : Mengatasi Masalah
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan bagan diatas, maka dapat dianalisa masalah keperawatan yang paling mungkin muncul dari penderita depresi berdasaran diagnosa keperawatan NANDA International (2012) : 1. Defisit Perawatan Diri : mandi Defenisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. Batasan Karakteristik : - Ketidakmampuan mengakses kamar mandi - Ketidakmampuan mengeringkan tubuh - Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi - Ketidakmampuan menjangkau sumber air - Ketidakmampuan mengatur air mandi - Ketidakmampuan membasuh tubuh Faktor yang Berhubungan : - Gangguan kognitif - Penurunan motivasi - Kendala lingkungan - Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh - Ketidakmampuan merasakan hubungan spesial - Gangguan muskuloskletal - Gangguan neuromuskular - Nyeri - Gangguan persepsi - Ansietas berat - Kelemahan
2. Intoleransi Aktivitas Defenisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
16
Universitas Sumatera Utara
Batasan Karakteristik - Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas - Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas - Ketidaknyamanan setelah beraktivitas - Menyatakan merasa letih - Menyatakan merasa lemah Faktor yang berhubungan - Tirah baring - Kelemahan umum - Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen - Imobilitas - Gaya hidup monoton C. Rumusan Masalah 1. Defisit perawatan diri : mandi Outcomes/Krieria Hasil: a. Health Promoting Behavior/Promosi perilaku kesehatan Defenisi : Tindakan pribadi untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan. Pasien
menunjukkan
tindakan
pribadi
untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang dibuktikan dengan
indikator
1-5
(Tidak
ada
menunjukkan,
Jarang
menunjukkan, Kadang-kadang menujukkan, Sering menunjukkan, Sesuai ) yaitu : a. Mampu mengutarakan motivasi dalam kebersihan diri secara mandiri. b. Mampu mengidentifikasi masalah kebersihan diri. c. Mengutarakan kebiasaan yang tidak diinginkan klien dengan kebiasaan diinginkan klien. d. Membantu pasien dalam mengidentifikasi kebersihan diri, bahkan keberhasilan kecil.
17
Universitas Sumatera Utara
e. Mengidentifikasi masalah pasien dalam hal perilaku. f. Meningkatkan motivasi kalien dalam hal kebersihan diri secara mandiri. g. Menunjukkan perilaku positif yang telah diarahkan. h. Mempertahankan harga diri positif. i. Mengungkapkan keyakinan akan kemampuan untuk melakukan tindakan, terutama kebersihan diri. j. Mengungkapkan hasil kinerja yang diinginkan. k. Mampu menyelesaikan tugas atau kegiatan. l. Mengungkapkan niat untuk bertindak atau melakukan aktivitas secara mandiri. m. Klien terbebas dari bau badan. n. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan aktivitas. Outcomes/Kriteria hasil : b. Assistance self care/Bantuan perawatan diri Defenisi : membantu pasien untuk melakukan kebersihan diri. Pasien menunjukkan kebersihan diri dengan mandiri yang dibuktikan dengan indikator 1-5 (Tidak ada menunjukkan,
Jarang
menunjukkan,
Kadang-kadang
menujukkan, Sering menunjukkan, Sesuai ) yaitu : a. Mampu untuk perawatan mandiri. b. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi, mandi berpakaian, dandan, toilet dan makan. c. Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan. d. Mampu melakukan aktivitas normal sehari-hari dengan tingkat kemampuan. e. Mendorong kemandirian, namun campur tangan ketika pasien tidak dapat melakukan.
18
Universitas Sumatera Utara
f. Mampu membentuk rutinitas untuk kegiatan perawatan diri. 2.
Intoleransi Aktivitas Outcomes/Krieria Hasil :
a. Activity Tolerance/Toleransi Aktivitas Defenisi : Respon fisiologis untuk memperoleh energi gerakan dengan kegiatan sehari-hari. Pasien menunjukkan respon fisiologis untuk memperoleh gerakan dengan kegiatan sehari-hari yang dibuktikan dengan indikator 1-5 (Terancam, Mampu , cukup , sedikit terganggu, tidak terganggu), yaitu : a. Menunjukkan keadaan umum yang membaik. b. Mengungkapkan kemauan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. c. Kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas fisik yang ingin dilakukan. d. Menunjukkan tingkat pengelolaan energy aktif untuk memulai dan memelihara aktivitas. e. Menunjukkan tingkat dimana aktivitas dapat dilakukan pasien sesuai energy yang dimiliki. f. Mampu bertoleransi terhadap aktivitas yang biasanya dapat didemonstrasikan dengan daya tahan dan aktivitas sehari-hari. g. Menyadari keterbatasan energi. h. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat. i. Tingkat daya tahan adekuat untuk aktivitas.
19
Universitas Sumatera Utara
D. Perencanaan Perencanaan yang paling mungkin muncul berdasarkan bagan diatas adalah intervensi-intervensi terkait perawatan diri mandi dan kegiatan terapi, menurut McKlockey & Bucheck, (1996). Salah satu intervensi keperawatan yang paling bisa dilakukan menurut NIC (Nursing Intervations Clarification) adalah: 1. Defisit Perawatan Diri a) Konseling : Meningkatkan perilaku kesehatan 1. Bina hubungan baik dengan klien 2. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan kepercayaan dan menghormati klien. 3. Menunjukkan empati, kehangatan pada klien. 4. Tetapkan tujuan perilaku klien. 5. Berikan informasi faktual yang diperlukan dan sesuai 6. Gunakan teknik relaksasi dan klarifikasi perhatian klien. 7. Tentukan bagaimana perilaku keluarga mempengaruhi pasien. b) Self care : bathing/Bantuan perawatan diri : mandi 1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam kebersihan diri : mandi, toileting, pakaian dan maka. 3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang norml sesuai kemampuan yang dimiliki. 4. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan. 5. Memantau kebersihan diri klien dan perawatan diri. 6. Memfasilitasi klien dalam hal kebersihan diri. 7. Memfasilitasi klien untuk mandi secara mandiri. 8. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku. 9. Arahkan pasien untuk melakukan aktivitas. 10. Tingkatkan motivasi pasien untuk melakukan kebersihan diri.
20
Universitas Sumatera Utara
11. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan nyaman. 12. Bantu pasien untuk memenuhi hygiene pribadi. 13. Lakukan pendidikan kesehatan, pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan diri, cara kebersihan diri. 2. Intoleransi Aktivitas a. Therapy activity/Terapi Aktivitas 1. Membantu untuk mengungkapkan kegiatan yang disukai klien. 2. Membantu untuk memilih kegiatan sesuai dengan fisik, psikososial, sosial klien. 3. Membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya yang diperlukan untuk kegiatan yang diinginkan. 4. Membantu untuk mendapatkan transportasi ke kegiatan yang sesuai. 5. Membantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan yang berarti. 6. Membantu pasien untuk menjadwalkan waktu khusus untuk kegiatan sehari-hari. 7. Membantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi defisit dalam tingkat aktivitas. 8. Anjurkan pasien / keluarga bagaimana melakukan kegiatan yang diinginkan klien. 9. Membantu pasien / keluarga untuk beradaptasi lingkungan untuk menyesuaikan kegiatan yang diinginkan. 10. Menyediakan kegiatan untuk meningkatkan rentang perhatian klien. 11. Memberikan aktivitas motorik untuk meredakan ketegangan otot. 12. Memberikan penguatan positif untuk berpartisipasi dalam kegiatan. 13. Membantu untuk mengembangkan motivasi diri & penguatan diri.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.
Asuhan Keperawatan Kasus A. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn.H
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 37 tahun
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Kristen
Pendidikan
: Tamat SMA
Pekerjaan
: wiraswata
Alamat
: Jl.Titi papan kel.Sei kambing Medan Petisah
Tanggal Masuk RS
: 3 maret 2013
No. Register
: 03-14-39
Ruangan/kamar
: Sinabung/kamar 2
Golongan Darah
:O
Tanggal pengkajian
: 17 Juni 2013
Tanggal operasi
:-
Diagnosa Medis
:-
II. KELUHAN UTAMA
:
Tn.H mengatakan bahwa dia lebih senang menyendiri dikamar dan tidak mau melakukan aktivitas terutama tentang kebersihan dirinya karena dia merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya terutama istri dan anaknya.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya :
22
Universitas Sumatera Utara
Pasien merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya sehingga dia tidak mau melakukan aktivitas terutama kebersihan dirinya. 2. Hal-hal yang perbaiki keadaan : B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan : Pasien merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya. 2. Bagaimana dilihat : Pasien terlihat diam, sering melamun dan lemah. C. Region 1. Dimana lokasinya : 2. Apakah menyebar : D. Severity Pasien mengatakan tidak mau melakukan aktivitas apapun terutama kebersihan badannya. E. Time IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Pasien tidak mengingat penyakit yang pernah dialaminya. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan tidak pernah dilakukan tindakan apapun. C. Pernah dirawat/dioperasi Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya. D. Lama dirawat E. Alergi F. Imunisasi -
23
Universitas Sumatera Utara
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua Pasien mengatakan kedua orang tua masih hidup dan tidak pernah mengalami gangguan jiwa.. B. Saudara Kandung Pasien mengatakan pasien memiliki 3 bersaudara, dan pasien adalah anak ke-2 dari saudaranya. C. Penyakit keturunan yang ada Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga. D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada E. Anggota keluarga yang meninggal Tidak ada F. Penyebab meninggal VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Pasien mengatakan pasien merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan pasien ingin cepat pulang. B. Konsep Diri : -
Gambaran diri : Pasien sangat tidak menyukai kakinya, karena kakinya terlalu besar.
-
Ideal diri
: Harapan klien saat ini dia ingin cepat pulang dan
berkumpul dengan keluarga -
Harga diri : Pasien tidak mau bergaul dan lebih sering diam
-
Peran diri
: Pasien seorang suami da bapak dalam keluarga.
-
Identitas
: Pasien mengatakan sebelum masuk RS.jiwa dia
bekerja sebagai buruh bangunan, pasien juga mengatakan dia tidak betah dengan pekerjaannya karena dia tidak senang dengan teman-teman kerjanya.
24
Universitas Sumatera Utara
C. Keadaan emosi : Perasaan pasien saat ini merasa sedih, dan pasien susah untuk diajak berkomunikasi dengan orang lain. Pasien juga sering diam dan tidur dikamar. D. Hubungan sosial -
Orang yang berarti
: Pasien mengatakan orang
yang sangat bearti adalah anaknya. -
Hubungan dengan keluarga
: Pasien mengatakan bahwa
keluarganya tidak perhatian kepadanya. -
Hubungan dengan orang lain
: Pasien susah bergaul dengan
orang lain karena dia merasa malu dan minder dengan dirinya dan penyakitnya saat ini. -
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien merasa minder dan malu dengan keadaanya sehingga pasien berdiam diri dan susah untuk diajak komunikasi.
E. Spiritual -
Nilai dan keyakinan
: Pasien menganut agama islam dan
percaya pada tuhannya. -
Kegiatan ibadah
: Sebelum pasien masuk rumah sakit,
pasien rajin melakukan ibadah dirumah. VII. STATUS MENTAL -
Tingkat kesadaran o Bingung/orientasi o Sedasi o Supor
-
Penampilan o Rapi
Tidak rapi
o Penggunaan pakaian tidak sesuai -
Pembicaraan o Cepat o Keras
25
Universitas Sumatera Utara
o Gagap o Inkoheren o Apatis
Lambat
o Membisu -
Tidak mampu memulai pembicaraan
Alam perasaan o Lesu o Ketakutan
Putus asa
o Gembira berlebihan -
Afek o Datar
Tumpul
o Labil o Tidak sesuai -
Interaksi selama wawancara o Bermusuhan
Tidak kooperatif
o Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
o Defensif o Curiga -
Persepsi o Pendengaran o Penglihatan o Perabaan o Pengecapan o Penghirupan
-
Proses pikir o Sirkumstansial o Tangensial
26
Universitas Sumatera Utara
o Kehilangan asosiasi o Flight of ideas o Blocking o Pengulangan pembicaraan/persepsi -
Isi pikir o Obsesi o Fobia o Hipokondria o Deporsonalisasi
Ide yang terkait
o Pikiran magis -
Waham o Agama o Somatic o Kebesaran o Curiga o Nihilstik o Sisip pikir o Siap pikir o Kontrol pikir
-
Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
o Gangguan daya ingat jangka pendek o Gangguan daya saat ini o Konfabulasi VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Kondisi pasien lemah, pasien tampak lebih senang menyendiri dikamar dan susah untuk diajak berbicara. Kondisi badan pasien tampak kotor dan bau, kulit berdaki dan penampilan tidak rapi.
27
Universitas Sumatera Utara
B. Tanda-tanda Vital - Suhu Tubuh
: 370C
- Tekanan Darah
: 110/80 mm/Hg
- Nadi
: 84 x/i
- Penapasan
: 24 x/i
- Skala nyeri
:-
- TB
: 168 cm
- BB
: 56 kg
C. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan Rambut - Bentuk
: Normal dan Simetris
- Ubun-ubun
: Normal, tertutup dan keras
- Kulit kepala
: Kotor dan berbau
2. Rambut - Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut kotor & bau. - Bau
: Rambut berbau
- Warna kulit
: Normal, sawo matang
3. Wajah - Warna kulit
: Sawo matang
- Struktur wajah : Normal dan simetris 4. Mata - Kelengkapan & kesimetrisan : Simetris antara kanan & kiri - Palpebra
: Normal, tidak da oedema
- Konjungtivadan sclera : Anamis dan sklera tidak ikterus - Cornea dan iris
: Pupil ( +/+)
- Visus
: Normal
- Tekanan bola mata
: Tekanan bola mata normal
5. Hidung - Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan normal - Lubang hidung
: Normal dan terlihat ada kotoran
- Cuping hidung
: pernapasan cuping hidung tidak ada
28
Universitas Sumatera Utara
6. Telinga - Bentuk telinga
: Normal
- Ukuran telinga
: Simetris antara kanan dan kiri
- Lubang telinga
: Normal
- Ketajaman pendengaran : Pendengaran baik 7. Mulut dan faring - Keadaan bibir
: Bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : Gigi kotor dan kuning - Keadaan lidah
: Lidah kering
- Orofaring
: Baik dan mampu menelan
8. Leher - Posisi trachea
: Media normal
- Thyroid
: Pembesaran kelenjar thyroid ( - )
- Suara
: Pelan, lambat, dan kurang jelas
- Kelenjar limfe
: pembesaran getah bening ( - )
- Vena jugularis
: Normal
- Denyut nadi karotis
: Teraba
9. Pemeriksaan integument - Kebersihan
: Kulit kotor, berdak, dan berbau
- Kehangatan
: Suhu normal
- Warna
: Sawo matang
- Turgor
: Kembali ≤ 2 detik
- Kelembaban
: Kulit kering
- Kelainan pada kulit
:Tidak ada
10. Pemeriksaan payudara dan ketiak - Ukuran dan bentuk
: Tidak dilakukan pengkajian
- Warna payudara dan aerola
: Tidak dilakukan pengkajian
- Kondisi payudara dan putting : Tidak dilakukan pengkajian - Produksi ASI
: Tidak dilakukan pengkajian
- Aksilla dan clavicula
: Tidak dilakukan pengkajian
11. Pemeriksaan thoraks/dada
29
Universitas Sumatera Utara
- Inspeksi thoraks
: Normal
- Pernapasan (frekuensi,irama) : 24x/I menit, irama teratur - Tanda kesulitan bernapas
: Tidak ada
12. Pemeriksaan paru - Palpasi getaran suara
: Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi
: Tidak dilkukan pengkajian
- Auskultasi
: Tidak dilakukan pengkajian
13. Pemeriksaan jantung - Inspeksi
: Tidak dilakukan pengkajian
- Palpasi
: Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi
: Tidak dilakukan pengkajian
- Auskultasi
: Tidak dilakukan pengkajian
14. Pemeriksaan abdomen - Inspeksi (bentuk,benjolan)
: Tidak dilakukan pengkajian
- Auskultasi
: Tidak dilakukan pengkajian
- Palpasi
: Tidak dilakukan pengkajian
- Perkusi
: Tidak dilakukan pengkajian
15. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Genitalia
: Tidak dilakukan pengkajian
- Anus dan perineum
: Tidak dilakukan pengkajian
16. Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas Ekstremitas simetris normal, tidak ada kelainan 17. Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis) Fungsi nervus normal 18. Fungsi motorik Fungsi motorik klien baik terlihat dari klien mampu menggenggam tangan dengan kuat, dan pasien dapat berjalan tegak. 19. Fungsi sensorik Pasien mampu membedakan sensori tumpul, tajam, panas dingin yang diberikan. 20. Refleks
: Tidak dilakukan pemeriksaan
30
Universitas Sumatera Utara
IX.
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.
Pola makan dan minum -
Frekuensi makan/hari
: 3 kali
-
Nafsu/selera makan
: Pasien selera makan
-
Nyeri ulu hati
: Tidak ada
-
Alergi
: Tidak ada
-
Mual dan muntah
: Tidak ada
-
Tampak makan memisahkan diri : iya, pasien sering memisahkan diri ketika makan.
-
Waktu pemberian makan
: Pagi, siang dan malam
-
Jumlah dan jenis makan
: Nasi, lauk dan sayur
-
Waktu pemberian cairan/minu : Saat makan saja pemberian cairan
II.
Masalah makan dan minum
: Tidak ada masalah
Perawatan diri/personal hygiene -
Kebersihan tubuh
: Tubuh tampak kotor, berbau
dan berdaki -
Kebersihan gigi dan mulut
: Gigi kuning, mulut kering
dan kotor -
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang dan kotor pada kuku kaki dan tangan
III.
Pola kegiatan/Aktivitas -
Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Aktivitas
Mandiri
Sebahagian
Total
Mandi Makan
Eliminasi
Pakaian
31
Universitas Sumatera Utara
Pasien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, terutama untuk aktivitas mandi pasien dibantu dan diarahkan oleh perawat, pasien sangat malas untuk mandi sehingga pasien selalu diarahkan dan terkadang dipaksa untuk mandi. Aktivitas makan pasien dapat melakukannya secara mandiri, pasien makan dengan menggunakan tangan, sebelum makan pasien mengerti untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Pada saat makan, pasien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan kepadanya. Pasien dapat melakukan eliminasi secara mandiri dan berpakaian pasien juga dapat melakukannya secara mandiri, walau terkadang pakaian yang digunakan pasien tidak rapi. -
Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit Pasien jarang melakukan kegiatan ibadah selama dirawat di rumah sakit.
IV.
Pola eliminasi 1. BAB -
Pola BAB
: 1 x/hari
-
Karakter feses
: keras dan bewarna kuning
-
Riwayat perdarahan : Tidak ada
-
BAB terakhir
: Tanggal 17 Juni 2013
-
Diare
: Tidak ada
-
Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK -
Pola BAK
: 2-3 x/hari
-
Karakter urine
: Kuning jernih
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
: Tidak ada
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
-
Penggunaan diuretic
: Tidak ada
-
Upaya mengatasi masalah
: Tidak ada
32
Universitas Sumatera Utara
V.
Mekanisme koping -
Adaptif o Bicara dengan orang lain o Mampu menyelesaikan masalah o Teknik relaksasi o Aktivitas kontruksi o Olahraga
-
Maladaptif o Minum alcohol o Reaksi lambat/berlebihan o Bekerja berlebihan Menghindar o Mencederai diri
33
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA Analisa Data yang ditemukan pada pasien Tn.H dengan Gangguan mood : depresi diruang sinabung RS. Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : No. 1.
Data DS :
Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri : Mandi
- Pasien mengatakan dia malas untuk beraktivitas. - Pasien mengatakan tidak perlu dan tidak guna untuk melakukan aktivitas terutama kebersihan dirinya. - Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti pakaian. DO : - Badan bau dan kotor - Kulit kotor dan berdaki - Rambut tidak rapi dan acak - Sering menyendiri dan jarang beraktivitas 2.
DS : Pasien mengatakan merasa
Intoleransi Aktivitas
lemah dan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas. DO : - Klien tampak lemah dan lesu - Klien tampak lebih senang menyendiri.
34
Universitas Sumatera Utara
MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit Perawatan Diri : Mandi 2. Intoleransi Aktivitas DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Defisit Perawatan Diri : Mandi berhubungan dengan Penurunan Motivasi Kebersihan Diri ditandai dengan Badan pasien bau, kulit kotor dan berdaki, gigi klien tampak kuning. 2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan pasien lemah dan lesu dan pasien malas beraktivitas.
35
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx Rabu,
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan :
19 juni
NOC
2013
I
:
Health
Promoting
Behavior/Promosi
perilaku
kesehatan - Mampu mengutarakan motivasi dalam kebersihan diri secara mandiri. - Mengutarakan kebiasaan yang tidak diinginkan klien dengan kebiasaan diinginkan klien. - Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan. Rencana Tindakan Rasional 1. Mendekatkan diri
(Konseling : meningkatkan perilaku
pada pasien.
kesehatan)
2. Memberi
1. Bina hubungan baik dengan klien 2. Bangun
hubungan
berdasarkan
terapeutik
kepercayaan
dan
menghormati klien. 3. Menunjukkan
kepercayaan pada klien. 3. Memberikan
empati,
kehangatan
perilaku yang baik.
pada klien.
4. Arahkan dan memotivasi pasien untuk 4. Meningkatkan melakukan kebersihan diri.
perilaku
5. Arahkan pasien untuk melakukan aktivitas mandi. 6. Berikan
informasi
5. Mendukung klien. faktual
diperlukan dan sesuai. 7. Gunakan
teknik
kesehatan.
yang 6. Meningkatkan kepercayaan.
relaksasi
klarifikasi perhatian klien.
dan 7. Memberikan perasaan rileks dan tenang.
36
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx Rabu,
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan:
19 juni
NOC : Self care/Bantuan perawatan diri
2013
I
-
Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari- hari secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama mandi dan berpakaian, dandan, toilet dan makan. Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan. Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 : sering menunjukkan keberhasilan. Rencana Tindakan Rasional
(Self care :bathing/Bantuan perawatan 1. Mendekatkan diri
diri : mandi) 1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
2. Data dasar dalam
2. Pantau kebersihan diri klien dan
intervensi.
perawatan diri.
3. Memudahkan
3. Fasilitasi klien untuk mandi secara
klien untuk
mandiri.
melakukan
4. Bantu klien dalam kebersihan badan,
aktivitas.
mulut, rambut, dan kuku.
4. Mengarahkan
5. Tingkatkan motivasi klien dalam
klien dalam
kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.
kemauan pasien
mengenai pentingnya kebersihan diri, diri.
kebersihan diri. 5. Meningkatkan
6. Lakukan pendidikan kesehatan pola kebersihan dan cara kebersihan
pada pasien.
beraktivitas. 6. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif.
37
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
No.
tanggal
Dx
Perencanaan Keperawatan
Rabu,
Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan :
19 juni
NOC : Intoleransi Aktivitas
2013
II
-
Menunjukkan keadaan umum yang membaik. Mengungkapkan kemauan dalam melakukan aktivitas harian. Kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas fisik yang ingin dilakukan. Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skla 3 : aktivitas sedang. Rencana Tindakan Rasional Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
1. Mendekatkan diri dengan klien.
2. Bantu klien untuk mengungkapkan
2. Data dasar untuk
kegiatan yang disukai klien.
melakukan
3. Bantu klien untuk memilih kegiatan
intervensi.
sesuai dengan fisik, psikososial, sosial
3. Memudahkan
klien.
klien dalam
4. Bantu pasien untuk menjadwalkan
beraktivitas
waktu khusus untuk kegiatan sehari-
4.Memudahkan
hari.
pasien dalam
5. Berikan aktivitas motorik untuk
beraktivitas.
meredakan ketegangan otot.
5. Mencegah
6. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
kekakuan otot klien. 6. Meningkatkan rasa percaya klien.
38
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
No.
tanggal
Dx
Rabu, 19 Juni2013
I
Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
(Konseling : Meningkatkan
S : Klien mengatakan
perilaku kesehatan)
merasa tenang dengan
1. Membina
hubungan
baik intervensi yang
dengan klien. 2. Membangun
diberikan dan pasien hubungan berusaha untuk
terapeutikberdasarkan
melakukan perilaku
kepercayaan
kesehatan yang baik.
3. Menunjukkan
empati
dan
kehangatan pada klien.
O:
4. Mengarahkan dan memotivasi - Klien tampak tenang pasien
untuk
melakukan - Klien tampak
kebersihan diri.
bersedia untuk
5. Mengarahkan
pasien
untuk melakukan aktivitas.
melakukan aktivitas mandi.
- Klien mulai
6. Memberikan informasi faktual kooperatif. yang diperlukan dan sesuai. 7. Menggunakan teknik relaksasi A : Pengkajian dan klarifikasi perhatian klien.
dilanjutkan, klien menunjukkan usaha untuk meningkatkan perilaku kesehatan. P : Intervensi dilanjutkan NOC : (perubahan perilaku kesehatan skala 3 : kadangkadang menunjukkan)
39
Universitas Sumatera Utara
(peningkatan perilaku kesehatan skala : 4 sering menunjukkan) NIC : Peningkatan perilaku kesehatan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
No.
tanggal
Dx
Rabu, 19 Juni2013
I
Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Self
care
:
bathing/Bantuan S : Pasien mengatakan merasa
perawatan diri : mandi 1. Membina
hubungan
percaya dengan pasien.
saling tenang dan akan berusaha untuk
2. Memantau kebersihan diri klien melakukan dan perawatan diri.
perawatan diri :
3. Memfasilitasi klien untuk mandi mandi. secara mandiri.
O:
4. Membantu
klien
dalam - Klien tampak
kebersihan
badan,
rambut, dan kuku.
mulut, tenang - Klien ada
5. Meningkatkan motivasi klien keinginan untuk dalam kebersihan badan, mulut, melakukan rambut, dan kuku. 6. Melakukan
perawatan diri : pendidikan mandi.
kesehatan mengenai pentingnya - Klien mulai kebersihan diri, pola kebersihan kooperatif dan cara kebersihan diri.
A : Pengkajian dilanjutkan, klien sudah bersedia
40
Universitas Sumatera Utara
untuk mandi, tapi masih dengan keinginan untuk dibantu P : Intervensi dilanjutkan NOC : (Bantuan perawatan diri skala 3 : kadang-kadang menunjukkan) (bantuan perawatan diri skala 4 : sering menunjukkan) NIC : bantuan perawatan diri : mandi
41
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
No.
tanggal
Dx
Rabu, 20 Juni2013
II
Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
activity/Terapi S : Pasien
Therapy
mengatakan merasa
Aktivitas 1. Membina
hubungan
saling tenang dan akan
percaya dengan klien. 2. Membantu
berusaha untuk
klien
untuk melakukan aktivitas
mengungkapkan kegiatan yang yang telah disukai klien.
dianjurkan.
3. Membantu klien untuk memilih O : kegiatan sesuai dengan fisik, - Klien tampak lega psikososial, sosial klien. 4. Membantu menjadwalkan
dan menerima
pasien waktu
untuk jadwal kegiatan khusus yang telah
untuk kegiatan sehari-hari. 5. Menyediakan
kegiatan
disepakati. untuk - Klien mulai
meningkatkan rentang perhatian kooperatif. klien.
A : Pengkajian 6. Memberikan aktivitas motorik dilanjutkan, klien sudah mau untuk meredakan ketegangan melakukan aktivitas otot. tapi dengan jadwal 7. Membantu pasien untuk yang telah ditentukan. mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
P : Intervensi dilajutkan NOC : (Intoleransi aktivitas skala 3 : cukup) (terapi aktivitas skala : 4 sedikit terganggu) NIC : Therapy activity/Terapi aktivitas 42
Universitas Sumatera Utara