PERBANDINGAN KEKUATAN PENGELASAN LISTRIK DENGAN PENGELASAN GAS PADA MATERIAL BESI SIKU JIS G3101 Dwi Atmaja Mukti1), Rudy Poeng2), Tertius V. Ulaan3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Penelitian ini untuk membandingkan dua jenis pengelasan, yaitu las listrik dengan las gas, yang mana dua jenis pengelasan tersebut paling mempengaruhi kekuatan pengelasan untuk tegangan tarik maupun tegangan luluh dari material besi siku JIS G 3101. Hasil kekuatan pengelasan listrik, telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Tumurang, 2014), sedangkan hasil kekuatan pengelasan gas dilakukan dalam penelitian ini. Dari hasil perbandingan terhadap dua jenis pengelasan yaitu las listrik dan las gas masing-masing pengelasan terdiri dari dua belas benda uji pada material besi siku JIS G 3101. Pengelasan listrik memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada pengelasan gas terhadap kekuatan pengelasan secara signifikan untuk tegangan tarik 33,865 % maupun tegangan luluh 48,843 %. Jadi pengelasan pada material besi siku JIS G 3101 lebih tepat menggunakan pengelasan listrik dari pada menggunakan pengelasan gas. Kata kunci: Kekuatan Pengelasan, Besi Siku, Pengujian Tarik
ABSTRACT The research was to compare two types of welding, i.e. electric welding and gas welding for the strength and the yield stress of a brackets made of angle steel conform to JIS G 3101 material.The results of strength has been done by previous researcher (Tumurang, 2014), while this research doing the strength of gas welding. The research shows that electric welding gives a better effect than gas welding. The tensile stress is 33.865%better, and the yield stress is 48.843% better. It is concluded that the welding of the material JIS G 3101 brackets is more appropriate to use the electrical welding than using gases of welding. Keywords: Strength of welding, Angle steel, Tensile test.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
49
I.
3101 dengan penyambungan meng-
PENDAHULUAN
gunakan las gas pada benda uji..
1.1 Latar Belakang Untuk
memperoleh
hasil
pengelasan yang baik dan berkualitas
I.2 Perumusan Masalah
maka perlu memperhatikan sifat-sifat
Bertolak dari latar belakang
material yang akan dilas. Untuk itu
penulisan maka dapat dirumuskan
penelitian tentang pengelasan sangat
bagaimana
mengetahui
mendukung dalam rangka mempe-
pengelasan
dengan
roleh hasil pengelasan yang baik.
penyambungan las gas pada benda
Terwujudnya standar-standar yang
uji besi siku JIS G 3101. Kemudian
teknik pengelasannya akan mem-
dilakukan
bantu memperluas lingkup pema-
kekuatan pengelasan listrik yang
kaian sambungan las dan memper-
dilakukan peneliti sebelumnya.
kekuatan
menggunakan
perbandingan
dengan
besar ukuran bangunan konstruksi yang akan dilas.
1.3 Tujuan Penelitian
Pengukuran
tarik
Tujuan penelitian ini adalah
pada besi siku JIS G 3101 sebagai
untuk membandingkan sifat mekanik
mate-rial alat angkat kendaaraan
dari dua jenis pengelasan, yaitu
niaga yang dibuat oleh Mahasiswa
pengelasan listrik dengan pengelasan
Teknik
Sam
gas, yang mana dua jenis pengelasan
Ratulangi (Unsrat) dengan penyam-
tersebut paling mempengaruhi ke-
bungan komponennya menggunakan
kuatan pengelasan berupa tegangan
las lis-trik telah dilakukan peneliti
tarik dan tegangan luluh dari material
sebe-lumnya (Tumurang, 2014).
besi siku JIS G 3101.
Mesin
kekuatan
Universitas
Untuk memperkaya pengetahuan teknologi pengelasan, maka
1.4 Batasan Masalah
penelitian
perban-
1. Material yang digunakan adalah
dingan pengaruh jenis pengelasan
besi siku JIS G 3101 yang dijum-
terhadap kekuatan dari pengelasan
pai dipasaran.
ini
dilakukan
las listrik dengan las gas, dengan melakukan
pengukuran
kekuatan
tarik pada material besi siku JIS G
2. Kekuatan dengan penyambungan las listrik berupa tegangan tarik dan tegangan luluh
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
telah dida-
50
patkan
hasilnya,
yang
telah
nomor unik adalah identifikasi dari
dilakukan pengujian oleh Hendra
suatu standar tertentu yang jumlah
Tumurang,
Teknik
digitnya sesuai kebutuhan, minimal 4
Mesin Unsrat. Dan hasilnya yang
digit dan diawali dengan angka 0.
akan dijadikan perbandingan de-
Ada beberapa tipe standarisasi yang
ngan penelitian ini.
umumnya
Mahasiswa
3. Benda uji dari material besi JIS G
pada
baja,
termasuk baja karbon, diantaranya
3101, dibuat sesuai bentuk dan
adalah :
ukuran yang standar sesuai dengan
AISI
alat pengujian tarik.
digunakan
(American
Iron
Steel
Institute).
4. Kampuh yang digunakan adalah V tunggal.
SAE
(Society
for
Automotive
Engineering).
5. Pengelasan, pembuatan benda uji dan pengujian dilakukan di Labo-
JIS
(Japanese
Industrial
Standard).
ratorium Manufaktur dan Teknik Mesin Unsrat.
2.1.1
Pengkodean JIS Standarisasi dengan sistem JIS
II. LANDASAN TEORI
merupakan salah satu tipe standari-
2.1 Standarisasi
sasi atas dasar aplikasi produksi dan
Standardisasi
proses
grade (kualifikasi untuk aplikasi
merumuskan, merevisi, menetap-kan,
tertentu). JIS standard dikembangkan
dan
dilak-
oleh Japanese Industrial Standard
sanakan secara tertib dan kerjasama
Comitee yang merupakan bagian dari
dengan
Standar
Kementrian Industri dan Perdaga-
Nasional Indonesia adalah standar
ngan Internasional di Tokyo. Sama
yang ditetapkan oleh instansi teknis
halnya dengan standarisasi AISI-
setelah mendapat persetujuan dari
SAE, standarisasi JIS juga mempu-
Dewan Standardisasi Nasional, dan
nyai beberapa ketentuan, diantara-
berlaku secara nasional di Indonesia.
nya: (Surdia, 1999)
Kode
1. Diawali dengan SS atau G dan
menerapkan
semua
SNI
adalah
standar,
pihak.
menyatakan
bahwa
dokumen tersebut adalah Standar Nasional
Indonesia.
diikuti
dengan
bilangan
yang
Sedangkan
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
51
menunjukkan
kekuatan
tarik
2
minimum dalam kg/mm .
Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah: (Priambodo, 1981)
2. Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan komposisi kimianya. 3. Untuk golongan Stainless Steel
Pemakaian jenis las ini misalnya
biasanya menggunakan grade dari
untuk keperluan pengelasan pro-
ASTM
duksi, kerja lapangan dan reparasi.
dengan
menggunakan
kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan AISI atau SAE. Contoh standarisasi baja karbon JIS G
3101
(Baja
karbon
untuk
konstruksi biasa). Gambar 2.1 Las Gas Oksi Asetilin
2.2 Dasar Pengelasan Gas Oksi
(Priambodo, 1981)
Asetilin Pengelasan adalah suatu proses
2.3 Dasar Uji tarik
penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan,
atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi
yang
ditimbulkan
oleh gaya tarik menarik antara atom. Las Oksi Asitelin (las karbit) adalah pengelasan yang dilakukan dengan mencampurkan sebagai bentuk nyala dan sumber panas. Pada pengelasan ini gas
yang digunakan adalah
campuran gas oksigen (O2) dan Gas
Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan
kekuatan
suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi
spesifikasi
bahan.
Tegangan yang dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik yang diperoleh dengan membagi beban (P) dengan luas awal penampang (Ao) melintang benda uji. (Djaprie, 1992)
Asitelin sebagai bahan bakar (fuel gas) dengan rumus kimia C2H2.
dasar
P ……...………….(2.1) Ao
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
52
Regangan
yang
digunakan
bagian ini, berlaku
untuk kurva tegangan regangan reka-
Hooke:
yasa adalah regangan linier rata-rata,
L
yang diperoleh dengan membagi
P Lo ……..……….(2.3) . A E
perpanjangan panjang ukur (gage
Dimana,
length) benda uji, ΔL, dengan pan-
L = Pertambahan
L L Lo ………..(2.2) Lo Lo
panjang
benda uji (mm)
jang awalnya, Lo. (Djaprie, 1992)
hukum
Lo = Panjang benda uji awal
(mm) P
= Beban yang bekerja (N)
A
= Luas penampang benda uji (mm2)
E
= Modulus elastisitas bahan (N/mm2)
Gambar 2.2 Benda uji bertamba panjang ketika diberika beban (Djaprie, 1992)
Dari persamaan (2.1) dan (2.2), bila disubstitusikan ke persamaan (2.3), maka akan diperoleh: E
……………...……..(2.4)
2. Y disebut titik luluh (yield point) atas. Gambar 2.3 Kurva umum teganganregangan hasil uji tarik (Djaprie, 1992)
3. Y’ disebut titik luluh bawah 4. Pada
daerah
YY’
benda
ujiSeolah-olah mencair dan beban Berdasar gambar 2.3 kurva umum
naik turun disebut daerah luluh
tegangan-regangan hasil uji tarik
5. Pada titik B beban mencapai
tersebut dapat dilihat:
maksimum dan titik ini biasa di-
1. AR garis lurus. Pada bagian ini
sebut tegangan tarik maksimum
panjang
atau kekuatan tarik bahan ( B ).
sebanding dengan pertambahan
Pada titik ini terlihat jelas benda
pertambahan
beban yang diberikan. Pada Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
53
uji mengalami pengecilan penam-
Kuat Luluh dari Material
pang (necking)
Kekuatan
luluh
menyatakan
6. Setelah titik B, beban mulai turun
besarnya tegangan yang dibutuhkan
dan akhirnya patah di titik F
tegangan yang dibutuhkan untuk
(failure)
berdeformasi
plastis
material.
7. Titik R disebut batas propor-
Kekuatan luluh sering di-nyatakan
sional, yaitu batas daerah elastis
sebagai kekuatan luluh offset, yaitu
dan daerah AR disebut daerah
besarnya tegangan yang dibutuhkan
elastis. Regangan yang diperoleh
untuk menghasilkan se-jumlah kecil
pada daerah ini disebut regangan
deformasi plastis yang ditetapkan
elastis
(regangan
offset).
Di
Amerika
8. Melewati batas proporsional sam-
Serikat regangan offset ditentukan
pai dengan benda uji putus, biasa
sebesar 0,2 atau 0,1 % ( e = 0,002
dikenal dengan daerah plastis dan
atau 0,001 mm/mm).
regangannya
disebut
regangan
u
plastis. Jika setelah benda uji pu-
Poffset Ao
(N/mm2)……..…(2.5)
tus dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur pertambahan panjangnya (ΔL), maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran ini adalah regangan plastis (AF’).
Kekuatan Tarik
0 (%)
Kekuatan tarik adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang awal benda uji. (Djaprie, 1992)
Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan kriteria luluh (Djaprie, 1992)
2.4 Hasil Kekuatan Pengelasan Listrik
u
Pmaks (N/mm2)………..(2.4) Ao
Pengujian tarik pada benda uji dengan
pengelasan
listrik
yang
dilakuakan oleh Hendra Tumurang,
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
54
Mahasiswa Teknik Mesin Univer-
o Dari hasil uji F menunjukkan
sitas Sam Ratulangi, diperoleh te-
kedua data tidak memiliki
gangan tarik (tegangan maksimum)
varians yang sama, 1 1 .
dan tegangan luluh (tegangan yield),
Prosedur pengujiannya merupa-
seperti pada tabel 2.1.
kan prosedur pengujian dua variansi dan uji t dengan ketentuan
Tabel 2.1 Hasil Kekuatan Pengelasan Listrik (Tumurang, 2014)
sebagai berikut: (Harinaldi, 2002) Rasio uji:
RU t t hitung
x1 x1 s1 2 n 1
s1 2 n 1
…………..……………..…..(2.6) Dimana, Hasil pengujian ini dilakukan di Laboratorium Manufaktur dan
2
s1 = Varians sampel pertama 2
x x 1 1 ………..(2.7) n1 1
Teknik Mesin Unsrat, dengan menggunakan material besi siku JIS G 3101. 2
2.5 Komparasi Dua Variabel
s 2 = Varians sampel kedua 2
x2 x2 ……….(2.8) n2 1
Uji t sampel ukuran kecil untuk populasi yang saling bebas (independen). 1. Jika uji F-nya menunjukkan (
12 2 2 )
n1 = Jumlah sampel pertama
Uji ini akan digunakan bila: o Sampel dari kedua
x1 = Rata-rata sample pertama
populasi
berdistribusi normal o Nilai standart populasi 1 dan
2 tidak diketahui o Ukuran n1 dan n 2 kecil (<30)
x 2 = Rata-rata sample kedua n 2 = Jumlah sampel kedua.
Derajat kebebasan: Derajat yang lebih kecil dari dua sampel tersebut.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
55
2. Jika uji F-nya diketahui (
III. METODELOGI
12 2 2 )
PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Uji ini akan dilakukan bila : o Sampel dari kedua
Tempat pelaksanaan penelitian
populasi ini
berdistribusi normal o Nilai standart populasi 1 dan
dilakukan
di
Laboratorium
Teknik Manufaktur Teknik mesin Universitas Sam Ratulangi. Dan
2 tidak diketahui o Ukuran n1dan n2 kecil (< 30). o Dari hasil uji F menunjukkan
waktu
pelaksanaan
direncanakan
mulai 01 Juli sampai 15 November 2014.
kedua data memiliki varians yang sama, 1 1 .
3.2 Bahan dan Peralatan
Prosedur pengujiannya merupa-
Bahan yang digunakan dalam
kan prosedur pengujian dua va-
penelitian ini, yaitu
riansi dan uji t dengan ketentuan
siku JIS G 3101. Sedangkan perala-
sebagai berikut:
tan yang digunakan, yaitu:
(Harinaldi, 2002)
1. Jangka sorong dan mistar baja
Rasio uji:
2. Gurinda tangan
RU t t hitung
material besi
x1 x1 s1 n1 1 s 2 n1 1 n1 n 2 . df n1 .n 2 2
2
….…………..……………...(2.9) Derajat kebebasan: Derajat yang diginakan adalah: df n1 n 2 2 ………….(2.10)
3. Mesin skrap dan perlengkapan-nya 4. Mesin frais dan perlengkapannya 5. Mesin gurinda permukaan dan perlengkapannya 6. Mesin uji tarik dan perlengkapannya.
3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan seGambar 2.5 Kurva Dsitribusi t (Harinaldi, 2002)
cara sistematis dan struktur pelaksanaannya dengan prosedur penelitian seperti pada gambar 3.1.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
56
MULAI Tahap Persiapan Data Kekuatan Las Listrik Material Besi Siku JIS G 3101
Benda Uji Penyambungan Las Gas Material Besi Siku
Gambar 3.4 Dokumentasi Benda UJI Pengujian Tarik
Apakah Benda Uji Putus
Sesudah Ditarik Tidak
IV.
Ya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Pengujian
4.1 Hasil Pengamatan
Kekuatan Las Gas Material Besi Siku JIS G 3101
Hasil pengujian tarik yang
Perbandingan
dilakukan pada dua belas benda uji
SELESAI
tersebut, diperoleh data beban dan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Benda uji tersebut sebelum ditarik
perpanjangan, seperti pada tabel 4.1.
dapat di dokumen-tasikan seperti Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Tarik Benda
pada gambar 3.2.
Uji 1 sampai 12
Gambar 3.2 Dokumentasi Benda UJI Sebelum Ditarik
Setelah dilakukan pengujian tarik, maka benda uji akan terjadi dan
Data hasil pengujian tarik beru-
perpanjangan pada daerah kosentrasi
pa pembebanan dan perpanjangan
hingga putus atau patah akibat
tersebut, di olah untuk mendapatkan
pembebanan yang diberikan pada
tegangan, regangan dan kurvanya
benda uji tersebut. Dokumentasi dari
dari dua belas benda uji besi siku JIS
dua belas benda uji sesudah ditarik
G 3101 berpenampang segi empat
tersebut seperti pada gambar 3.3.
yang
pengecilan
penampang
telah
dilakukan
proses
pengelasan gas.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
57
besi siku JIS G 3101, diperlihatkan pada tabel 4.2.
4.2 Hasil Pengolahan Data Dari table 4.1 dapat dihitung
Tabel 4.2 Kekuatan Hasil Pengujian Pengelasan Gas
tegangan dan regangan dan dan dapat dibuatkan kurva hasil
pengujian
tarik. Salah satunya untuk benda uji 1. Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Benda Uji 1
Dari tabel 4.2 diperoleh, tega-
500 450
Tegangan (N/mm2)
400
ngan tarik dan tegangan luluh penge-
350 300
lasan gas yang merupakan rata-rata
250 200 150
dari hasil pengujian dua belas benda
100 50 0 0.000
0.456
1.947
3.456
4.912
Regangan (%)
Gambar 4.1 Kurva Tegangan-Regangan Benda Uji 1
uji besi siku JIS G3101 yaitu: Tegangan Tarik ( u ) = 354,701 N/mm2 Tegangan Luluh
4.3 Pembahasan Pembahasan yang dilakukan
( y ) = 236,111 N/mm2.
yaitu analisis kekuatan pengelasan gas dari material besi siku JIS G
4.3.2 Analisis Statistik
3101.
Untuk mengetahui pengaruh
4.3.1 Kekuatan Sambungan Las Gas
kekuatan
pengelasan
pengujian tarik
dari
hasil
yang dilakukan
Dari hasil pengolahan data
dengan dua jenis pengelasan yang
pada kedua belas benda uji tarik,
berbeda, yaitu las listrik dan las gas.
diketahui tegangan maksimum dan
Analisis
tegangan luluh
tarik
yang merupakan
kekuatan pengelasan dari material
Komparasi
Tegangan
UJI-F Batas Kritis:
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
58
Ftabel F( 0,05;11;11) 2,82
4,46246 2,07387
Perhitungan Rasio Uji:
Dengan demikian:
RU F Fhitung
s2
2
s1
2
H o : 1 2 ditolak dan H a : 1 2 terima.
10.977,626 1,23 8.900,644
Terdapat
tarik las listrik dan las gas, atau
Karena Fhitung Ftabel 1,23
perbedaan tegangan
dengan kata lain adanya perbe-
2,82
daan antara las listrik dengan las
Maka:
gas yang sedang di teliti, mem-
H 0 : 1 2 diterima
berikan perbedaan yang signi-
H a : 1 2 ditolak
fikan terhadap kekuatan pengelasan untuk tegangan tariknya. Daerah Penerimaan, Ho (Tidak ada perbedaan yang berarti) 95 %
Daerah Penerimaan, Ho (Tidak ada perbedaan yang berarti) 95 % Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 2, 5 %
Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 2, 5 %
Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 5%
0
F hitung 1,23
t tabel
F tabel
t tabel
t hitung
2,82
-4,46246
Gambar 4.2 Distribusi F
t hitung -2,07387
+2,07387
+4,46246
Gambar 4.3 Distribusi t
untuk Tegangan Tarik
untuk Tegangan Tarik
UJI-t Batas Kritis: t tabel t ( 0,025; 22) 2,07387
Perhitungan Rasio Uji:
Analisis Komparasi Tegangan luluh UJI-F Batas Kritis: Ftabel F( 0,05;11;11) 2,82
Perhitungan Rasio Uji: Karena,
RU F Fhitung
t hitung 2,07387 4,46246 2,07387
t hitung 2,07387
s2
2
s1
2
8.112,436 1,89 4.303,389
Karena Fhitung Ftabel
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
59
1,23
2,82
7,00825 2,07387
Maka:
t hitung 2,07387
H 0 : 1 2 diterima
7,00825 2,07387
H a : 1 2 ditolak
Dengan demikian:
Artinya kedua data kekuatan
H o : 1 2 ditolak dan
pengelasan untuk tegangan luluh
H a : 1 2 terima.
memiliki varians yang sama. Sehingga menggunakan uji t sampel ukuran kecil jika populasi yang saling bebas (independen) jika
uji
F-nya
diketahui
1 2 ). 2
(
Terdapat
perbedaan tegangan
tarik las listrik dan las gas, atau dengan kata lain adanya perbedaan antara las listrik dengan las gas yang sedang di teliti, mem-
2
berikan perbedaan yang signifikan terhadap kekutan pengelasan untuk tegangan luluhnya.
Daerah Penerimaan, Ho (Tidak ada perbedaan yang berarti) 95 %
Daerah Penerimaan, Ho (Tidak ada perbedaan yang berarti) 95 % Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 2,5 %
Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 5%
0
F hitung 1,89
F tabel 2,82
Gambar 4.4 Distribusi F
Daerah Penolakan, Ho (Perbedaan berarti) 2,5 %
t tabel
t tabel
t hitung
t hitung
-7,00825
-2,07387
+7,00825
+2,07387
untuk Tegangan Luluh Gambar 4.5 Distribusi t
UJI-t Batas Kritis: t tabel t ( 0,025; 22) 2,07387
Perhitungan Rasio Uji:
untuk Tegangan Luluh
4.3.3 Perbandingan Kekuatan Las Listrik dan Las Gas Dari hasil perbandingan atau komparasi
kekuatan
pengelasan
untuk tegangan tarik dan tegangan luluh dari dua jenis pengelasan, yaitu pengelasan listrik dan pengelasan gas Karena, t hitung 2,07387
pada material besi siku JIS G 3101, diperlihat pada gambar 4.6 dan 4.7.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
60
Benda Uji Las Listrik
pengelesan listrik, baik kekuatan
Benda Uji Las Gas
700
untuk tegangan tarik maupun
Tegangan Tarik (N/mm2)
600 500
tegangan luluh, sehingga ke-
400 300 200 100
kuatan
pengelasan
gas
rendah
dari
pengelasan
pada
lebih
0 1
2
3
4
5
6 7 Benda Uji
8
9
10
11
12
listrik.
Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan tarik
3. Dari hasil perbandingan terhadap
Pengelasan Listrik dan Gas
dua jenis pengelasan yaitu las
Benda Uji Las Listrik
Benda Uji Las Gas
listrik dan las gas masing-masing
Tegangan Luluh (N/mm2)
700 600
pengelasan terdiri dari dua belas
500
benda uji, dengan prosentase se-
400 300
bagai berikut:
200 100 0 1
2
3
4
5
6 7 Benda Uji
8
9
10
11
12
Gambar 4.7 Perbandingan Tegangan luluh Pengelasan Listrik dan Gas
Pembahasan
hasil
perban-
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
dingan, adalah sebagai berikut:
pengelasan listrik pada material
1. Dari hasil uji tindependen sta-
besi
siku
JIS
G
3101,
tistik, dengan tingkat keyakinan
memberikan pengaruh yang lebih
95 % atau tingkat kepentingan 5
baik
%, bahwa baik untuk tegangan
pengelasan baik untuk tegangan
tarik maupun tegangan luluh
tarik maupun tegangan luluh
dalam mempengaruhi kekuatan
secar signifikan.
terhadap
kekuatan
pengaruh
4. Untuk pengelasan pada material
pengelasan listrik tidak sama atau
besi siku JIS G 3101 lebih tepat
berbeda secara signifikan dengan
menggunakan pengelasan listrik
pengaruh pengelasan gas.
dari pada menggunakan gas.
pengelasan,
maka
2. Berdasarkan gambar 4.6 dan 4.7, terlihat bahwa kurva benda uji
V. PENUTUP
dengan pengelasan gas berada
5.1 Kesimpulan
dibawah kurva benda uji dengan Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
61
Dari hasil perbandingan terhadap dua jenis pengelasan yaitu las
bedaan kekuatan pada berbagai jenis matrial.
listrik dan las gas masing-masing
3. Sebaiknya untuk peneltian lebih
pengelasan terdiri dari dua belas
lanjut komparasikan mengguna-
benda uji pada material besi siku JIS
kan jenis kawat las yang berbeda
G 3101. Pengelasan listrik membe-
dengan pengelasan yang sama.
rikan pengaruh yang lebih baik dari pada pengelasan gas terhadap ke-
DAFTAR PUSTAKA
kuatan pengelasan secara signifikan
Djaprie , Sriati, 1992. Metalurgi Me-
untuk tegangan tarik 33,865 % mau-
kanis, Erlangga , Jakarta.
pun tegangan luluh 48,843 %. Jadi
Harinaldi, 2002. Prinsip-prinsip Sta-
pengelasan pada material besi siku
tistik untuk Teknik dan Sains,
JIS G 3101 lebih tepat menggunakan
Erlangga, Jakarta.
pengelasan listrik dari pada menggunakan pengelasan gas.
Priambodo, B. 1981. Teknologi Mekanik, Erlangga Jakarta. Surdia, T, 1999. Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
5.2 Saran Perbandingan
kekuatan
dari
Jakarta.
hasil pengelasan pengelasan listrik
Tumurang H, 2014. Pengaruh Pe-
dengan pengelasan gas pada mate-
ngelasan Listrik Terhadap Sifat
rial besi siku JIS G 3101. Saran yang
Mekanik
diberikan adalah:
Kendaraan Niaga Kapasitas 2
1. Proses pembuatan dan penarikan
Ton, Skripsi S1 Teknik Mesin
benda
uji,
sebaiknya
meng-
gunakan mesin atau peralatan
pada
Alat
Angkat
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
yang memadai sehingga akan
Walewangko, R. 2013. Reanalisis
diperoleh benda uji dan hasil
Sifat Mekanik Material Kom-
pengujian yang baku.
ponen Alat Angkat Kendaraan
2. Dianjurkan dapat melakukan pe-
Niaga Kapasitas 2 Ton, Skripsi
ngujian tarik pada material lain-
S1 Teknik Mesin Universitas
nya sehingga akan diketahui per-
Sam Ratulangi, Manado.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 1
62