PERANCANGAN NOVEL GRAFIS ADAPTASI NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Dahniar Rahmi Firdausi Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Arok Dedes adalah salah satu maha karya dari salah satu penulis sastra terbaik Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Terbit pertama kali pada Desember 1999 dibawah naungan Hasta Mitra, hingga saat ini telah mencapai cetakan ke 8 dibawah bendera Lentera Dipantara serta telah diterbitkan di dua negara sebagai kisah epik kudeta pertama di tanah Jawa. Arok Dedes merupakan kisah sastra roman yang ditulis berdasarkan sejarah dan penelitian yang mendalam sehingga Pramoedya menyajikan sebuah kisah yang tidak irasional, bisa ditangkap dengan nalar dan objektif. Ironis dengan keadaan saat ini, buku ini telah sulit ditemukan dan tidak banyak generasi muda yang mengetahui tentang buku ini. Peluang besar untuk melestarikan buku ini tercipta saat format baru dalam mengemas novel mulai merambah ranah baca generasi muda. Dengan memberikan sebuah visualisasi konten dari buku ini, diharapkan generasi muda akan tertarik untuk mengenal buku ini.
ABSTRACT Arok Dedes is one of Pramoedya Ananta Toer masterpiece whose name is well known as Indonesia best writer. First published at December 1999 under Hasta Mitra publishing and now it has been reprinted eight times under Lentera Dipantara flag and published twice in other countries as an epic story of Java's rebelion story. Based on histroy facts and deep research, Pramoedya gave us a story which contained with logical myths and objective point of view. Ironically, we hardly found this book nowadays, almost wiped out and low awareness from the younger generation. The huge chance to reproduce this book into something new in the form of graphic novel. By visualing this book, it might increase the chance of younger generation awareness of this masterpiece.
KEYWORD Novel Grafis, Adaptasi, Pramoedya Ananta Toer, Vibrantly, Majestic
PENDAHULUAN Latar Belakang Buku Arok Dedes ini adalah tetralogi pertama dari Tetralogi Buru, tetapi tidak setenar karya beliau sebelumnya, Tetralogi Bumi Dan Manusia yang habis terjual sebanyak 25.000 eksemplar dalam 12 pekan. Berbeda dengan cerita sejarah Arok Dedes yang diterima masyarakat pada masa SD-SMP-SMA, Pramoedya menolak segala dongengan dan mistika yang menyelimuti cerita tersebut. Lewat tulisannya, beliau meluruskan segala hal irrasional seperti kutukan keris gandring tujuh turunan, atau hal-hal mistik yang menyelimuti jatuhnya Tumapel dan mengubahnya menjadi sebuah cerita roman politik yang akhirnya dikenal sebagai Kudeta ala Jawa. Bagi beliau, bersastra tak lepas dari kegiatan politik. Setiap orang berpolitik. Baginya keindahan sastra terletak pada kemanusiaan dan perjuangan untuk kemanusiaan: pembebasan terhadap penindasan. Jadi keindahan itu terletak pada kemurnian kemanusiaan, bukan dalam mengutak-atik bahasa1. Pada akhirnya, roman Arok Dedes menggambarkan peta kudeta politik yang komplek yang disumbangkan Jawa untuk Indonesia. Penjualan novel ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, hal itu tampak dari grafik penjualannya. Bahkan sudah sulit untuk menemukan buku ini pada beberapa toko buku besar di Surabaya. Untuk menemukannya butuh bantuan computer index atau berpindah lokasi toko buku. Judul-judul yang duduk manis di etalase toko lebih banyak didominasi oleh novel terjemahan luar negeri atau novel-novel teenlit yang identik dengan roman remaja. Komik lokal Indonesia sendiri sebenarnya memiliki peluang besar untuk bersaing, banyaknya komikus lokal yang menerbitkan karyanya lewat Koloni, anak perusahaan Gramedia Group dan Elex Media Komputindo yang membuka peluang bagi siapapun yang ingin menerbitkan komiknya. “Pasar sebenarnya sudah menunggu tapi harus ada sesuatu yang baru dengan style-nya. Jangan mengikuti dan menjiplak yang sudah ada”2. 1 Pramoedya Ananta Toer, Realisme Sosial, 31 Desember 2003 2 Sari, Concept Magazine Comic edition, Jakarta 2007, hal 33
Penerbit Elex Media juga berupaya untuk terus mengangkat cergam Indonesia dengan menerbitkan kembali karya-karya RA Kosasih, Hans Jaladara dan lainnya, serta memproduksi komik-komik dengan latar belakang cerita rakyat, pahlawan, sejarah maupun yang mengandung unsur pendidikan, yang semuanya dipercayakan kepada penulis dan komikus lokal. Tujuan 1. Turut meramaikan dunia novel grafis atau komik nasional. Sekaligus memacu komikus-komikus Indonesia untuk turut berkarya dan berani mengeksplorasi karya lokal. 2. Memberikan
nilai
tambah
bagi
media
komik
sebagai
media
yang
dapat
menyampaikan konten sastra. 3. Melestarikan karya sasta sejarah dari salah satu penulis paling berpengaruh di Indonesia yang karyanya kini sudah tidak seramai dulu. 4. Mengenalkan kembali sosok Pramoedya lewat karya-karyanya pada masyarakat saat ini, terutama target pasar. Masalah Bagaimana merancang novel grafis adaptasi novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer yang kreatif bagi pasar dan mampu mengkomunikasikan konten novel secara visual?
METODOLOGI Menurut Microsoft Encarta Reference Library 2008, “Novel, long work of written fiction”. Dari definisi ini ada dua kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu bahwa: novel adalah karya tulis (written) yang dikategorikan sebagai sastra. Kedua : format novel biasanya tebal karena merupakan karya tulis yang long work (panjang).Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esai, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Novel adalah karangan prosa yg panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Menurut Oxford Dictionaries, “a fictitious prose narrative of book length, typically representing character and action with some degree of realism”. Dari definisi diatas, terdapat 3 simpulan penting yang dapat kita tarik, yaitu novel sebagai karya tulis (prosa) dan dapat dikategorikan sebagai sastra. Kedua, bahwa format novel pada umumnya tebal karena merupakan karya tulis yang mengandung rangakaian cerita yang panjang. Ketiga, bahwa format novel sering sekali berhubungan
dengan
cerita
kehidupan
sehari-hari
hal
tersebut
karena
novel
merepresentasikan karakter dan perilaku di kehidupan nyata. Grafis, Dari kata dasar Graph, kata bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti diagram atau grafik (Oxford Dictionary). Namun, dalam perkembangannya di Amerika, Graph lebih mengacu pada makna yang berarti „gambar‟ dan Graphic sebagai „sesuatu yang berhubungan dengan gambar‟ (photographic,seismograph). kata ini biasa digunakan untuk menyebutkan sebuah tampilan yang dibuat diam atau still maupun dinamis, dirancang sedemikian rupa, visualisasi, tampilan, gambar. Akhir-akhir ini kata grafis sering dikaitkan dengan kata-kata desain. Novel Grafis atau Graphic Novel merupakan bentuk karya panjang dari jalan cerita komik atau buku komik. biasanya dengan jalan cerita yang panjang dan kompleks, dan seringkali ditujukan bagi pembaca dewasa. Terdapat perbedaan umum dengan majalah komik yang sudah dikenal, Novel Grafis biasanya menggunakan loncatan teknik yang khas, baik style maupun nuansa grafiknya, dengan menggunakan bahan yang lebih tahan lama kualitasnya. Menggunakan lapisan kertas cahaya dengan tekstur lembut untuk penjilidannya, atau dengan format hardcover untuk edisi buku lanjutannya. Dalam proses penelitian, diperlukan langkah-langkah cermat serta ilmiah dalam menentukan permasalahan hingga solusinya. Berikut ini adalah tahap-tahap perencanaan dalam Perancangan Novel Grafis Adaptasi Novel Arok Dedes Karya Pramoedya Ananta Toer ini: 1. Menemukan fenomena yang ada di sekitar. Fenomena diperkuat dengan melakukan penelitian, data diperkuat dan diperoleh dengan cara kuesioner atau depth interview terhadap pemerhati Pramoedya Ananta Toer, pakar novel grafis, dan pihak penerbit.
2. Permasalahan ditemukan dan diperjelas dengan observasi langsung dilapangan atau data-data sekunder lainnya. 3. Mencari solusi terhadap masalah yang ada. Konsep tersebut akan diturunkan lagi setelah memastikan pesan yang ingin disampaikan, dengan apa menyampaikan pesan tersebut untuk menjadi beberapa definisi yang akan dipilih menjadi keyword.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kata kunci Vibrantly Majestic berasal dari kata berbahasa inggris “vibrantly” dan “majestic”. Kata Vibrantly merupakan bentuk kata sifat dari kata dasar vibrant yang berarti kaya oleh warna. Kekuatan yang ditonjolkan dari buku ini adalah ilustrasi dengan warnawarna yang kuat untuk membangun suasana dan mengantarkan pembaca dalam imajinasi mereka. Makna dari “Vibrantly Majestic” mengacu pada cerita novel Arok Dedes yang merupakan sebuah cerita sejarah tanah Jawa. Sebuah cerita yang menceritakan tentang roman dalam balutan politik. Sebuah karya agung yang indah dan mampu mengantarkan Pramoedya menjadi salah satu calon penerima nobel dalam bidang sastra. Novel ini telah dibahas oleh beberapa media diluar negeri sebagai cerita sejarah yang diceritakan dengan nalar dan memberikan sebuah gambaran konkrit tentang konflik politik kerajaan Singasari. Kata vibrant dipilih untuk menyesuaikan dengan kata majestic yang berarti agung. Dengan memberikan ilustrasi penuh warna, pembaca akan diberikan sebuah cerita agung yang dikemas dengan warna kuat untuk mendukung kesan dramatis dalam cerita ini. Ilustrasi yang dibuat akan menggunakan warna-warna yang kuat dengan penggunaan aksen warna pada bagian yang menjadi fokus. Warna adalah kata kunci dari buku ini sehingga semua unsur yang ada didalam buku ini akan dikemas secara full color. Selain itu akan ada penyesuaian dalam penggunaan bahasa agar cerita ini mampu diterima oleh target segmen dengan mudah. Dengan tidak mengurangi pesan dari novel Arok Dedes, diharapkan perancangan ini mampu menghasilkan sebuah karya yang mengemas karya agung Pramoedya Ananta Toer Arok Dedes dalam bentuk sebuah novel yang berbeda dan layak dikoleksi.
Bagan 1: Kriteria desain novel grafis Arok Dedes
Cerita Alur pemaparan kisah novel Arok Dedes menggunakan alur maju, dimulai oleh Introduksi yang mengenalkan pembaca dengan latar tempat serta karakter. Mulai dari pengenalan tentang latar belakang keadaan yang mendasari konflik, menuju konflik kudeta yang dilakukan Ken Arok, hingga penyelesaian dimana akhirnya jatuhnya rezim Ametung di Bilik Agung Tumapel. Sesuai dengan kajian mengenai adaptasi yang telah di bahas pada BAB sebelumnya, Penyesuaian alur ini termasuk Adaptasi langsung (Straight Adaptation). Dikarena dalam perancangan ini, alur cerita yang diberikan tidak banyak diubah kecuali gaya bahasa dan penyertaan ilustrasi sebagai bagian dari visualisasi cerita.
Karakter Untuk mendapatkan kriteria karakter yang kreatif untuk perancangan ini, maka disusun sebuah penelitian mengenai gaya gambar yang digunakan hingga adaptasi karakter berdasarkan cerita asli dan keinginan pasar. Setelah mendapatkan hasil dari polling yang disebarkan, maka akan dirancang karakter yang sesuai dengan permintaan pasar.
Gambar 1 : Karakter tokoh Arok
Arok adalah karakter yang cerdas dan pemberani. Dia memiliki tekat dan obsesi yang besar. Dalam adaptasinya, digunakan karakter yang tampan dengan sinar mata cerdas sebagai karakter Arok. Pada novelnya sendiri digambarkan bahwa Arok memiliki ketampanan yang setara dengan kecerdasannya sehingga membuat Dedes jatuh cinta pada pandangan pertama.
Gambar 2 : Karakter tokoh Dedes
Dedes adalah seorang gadis muda yang memiliki kecantikan tidak terkalahkan di penjuru desa. Dia memiliki kecerdasan yang terpancar dari sinar matanya, tetapi dia pandai dalam menutupi jalan pikirannya pada semua orang sehingga orang lebih melihat Dedes sebagai gadis cantik yang menurut dan juga lemah. Dia juga memiliki obsesi besar terhadap kekuasaan dan tidak ada yang menyadari bahwa dialah yang menarik benangbenang kekuasaan dibalik Tunggul Ametung.
Gambar 3 : Karakter tokoh Tunggul Ametung
Tunggul Ametung adalah karakter antagonis dari cerita Arok Dedes. Dia memiliki ciri-ciri berbadan besar, wajah berkerut tetapi masih cukup bugar untuk memimpin Tumapel dan dipatuhi oleh seluruh prajuritnya. Dalam adaptasinya, diberikan sinar mata yang licik dengan gestur tubuh yang tidak banyak bicara.
Gaya Gambar Gaya gambar yang akan digunakan untuk keseluruhan novel grafis ini akan bergaya manga. Gaya gambar manga memiliki penggemar yang cukup luas diantara pecinta komik dan ini merupakan potensi meraup jumlah penggemar yang lebih luas. Manga atau yang dikenal sebagai komik dan novel grafis Jepang adalah salah satu gaya gambar yang laku di pasar. Jika DC dan Marvel terkenal dengan gaya realis dan cartoony, manga memiliki gaya gambar yang lebih sederhana.
Gaya Bahasa Tidak ada perubahan besar dalam gaya bahasa yang digunakan kecuali adanya perubahan kalimat-kalimat panjang kedalam bentuk visual gambar. Penggambaran yang berasal dari kalimat deskriptif akan digunakan sebagai latar belakang, Narasi akan dibuat
kedalam bentuk panel keterangan, dan dialog langsung akan digunakan sebagai dialog karakter.
Staging Proses layout seluruhnya dilakukan secara digital. Karena buku ini didesain hampir seperti artbook, maka akan banyak ilustrasi berwarna didalamnya dan digunakan teks tanpa panel untuk beberapa spread page yang penuh warna. Untuk halaman berpanel, digunakan balon kata yang stagnant oval dengan narasi teks didalam panel kotak.
(a)
(b)
(c)
(d) Gambar 4: (a) Layout Spread page 1 (b) Layout spread page 2 (c) Panel 1 (d) Panel 2
Hierarki Hierarki dalam novel grafis ini meliputi keseimbangan gambar dengan teks yang ada. Bentuk buku yang didesain layaknya artbook, menjadikan buku ini memiliki layout yang banyak menggunakan background environement dengan full digital coloring. Panelnya ekspresif dengan penggunaan font yang formal sherif untuk memudahkan pembaca untuk membaca teksnya.
Cover
Gambar 5 : Cover novel grafis Arok Dedes
Sub-bab
Gambar 6 : Spread page untuk chapter pertama
Content
Gambar 7 : Isi novel grafis halaman 1 dan 2
KESIMPULAN DAN SARAN Novel Grafis yang mengadaptasi dari suatu karya tertentu, haruslah tetap memiliki benang merah yang sama dengan karya terdahulunya, sehingga semangat, pesan, maupun emosi pengarang asli masih dapat tertangkap, walaupun medianya berbedabeda. Adaptasi sebuah novel grafis yang diangkat dari karya sastra terutama literatur sejarah dan sastra populer harus memiliki formula yang mengikat agar dapat mempertahankan keaslian makna dan pesan dari novel asli jika nantinya akan di bentuk dengan konsep yang berbeda, terutama dari segi setting lingkungan dan waktu. Novel Grafis adaptasi, terutama yang diangkat dari suatu karya sastra haruslah tetap memiliki nuansa sastra yang kental, sehingga maksud dan pesan oleh penulis karya aslinya masih dapat tetap tersampaikan dengan baik. Manajemen waktu merupakan aspek yang penting dalam perancangan novel grafis, agar ketika diproduksi nantinya, produk novel grafis tersebut dapat diselesaikan sesuai taget waktu yang ditentukan.
PUSTAKA Buku | Amir Pilian, 1998, Yasraf, Sebuah Dunia Yang Dilipat, Mizan, Jakarta. Ananta Toer, Pramoedy, April 2009, Arok Dedes Lentera Dipantara, Jakarta Champbell, Eddie, 2008, The Rough Guide to Graphic Novels, New York Dwi Koendoro, 2007, Yuk Membuat Komik, Mizan. Bandung Eissman, Leatrice. 2006, Pantone Color : Messages and Meanings. Goldsmith, Jessica. 2007, Graphic Novels Now, America Library Association Groot, De Luc(as). 2008, Detailtypografie, Hermann Schmidt Mainz Publishers, Germany, Hedgpeth, Kevin & Missal, Stephen. 2006, Exploring Character Design. Thompson Delmar Learning, Kanada Masdiono, Toni. 2007, 14 Jurus Membuat Komik, Creative Media. Jakarta. Muhammad Goenawan, 2006, Seks, Sastra dan Kita Price, Ada, 5 April 2010, Novel to Graphic Novel: Turning Popular Prose Into Comics, Publishers Weekly. Straub, Philip. 2005, CGSociety Feature Tutorial Environmental Concept Art: Composition. 5 Desember Majalah | Majalah Concept edisi komik Observasi | Gupta Mahendra – Editor Gramedia Pustaka Utama, Koloni Hadi Setiawan – Pemerhati Pramoedya Ananta Toer Ibu Yayak - Sales Supervisor TGA Bookstore Galaxy Mall
Is Yuniarto – Komikus Azisa Noor – Komikus