1
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
2
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
3
PERAN KAIZEN DI ERA GLOBALISASI (Suatu Kajian Budaya Manajemen Jepang)
Fauzana Fidya Rizky (0906535473) Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia E-mail :
[email protected]
Abstrak Era globalisasi merupakan proses menyatunya dunia melalui sistem-sistem atau kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan yang saling berintegrasi dalam prosesnya. Salah satu sistem yang mendunia adalah manajemen Jepang yang disebut kaizen. Dalam ranah manajemen, Istilah kaizen beserta konsep-konsepnya seperti 5S, Total Quality Control (Total Kontrol Kualitas), zero defects (Nihil Cacat), just in time (Tepat Waktu), Total Quality Manajemen (Total Manajemen Kualitas), suggestion system (Sistem Saran), dan lain-lainnya, menjadi populer sebagai kunci kesuksesan perusahaan dalam persaingan di era globalisasi yang ketat. Penerapan kaizen yang memiliki nilai-nilai kebudayaan Jepang tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh bermacam faktor-faktor pendukung.
Abstract Globalization era is the process of the world united by the same systems or ideologies. Globalization happened in various aspects of life, which is integrated in term of the process. One of the globalized systems is the Japanese management called kaizen. In the management context, kaizen and it concepts such as 5S, Total Quality Control, Zero Defects, Just in Time, Total Quality Management, Suggestion
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
4
System, etc, is become popular as company’s key of success in the tight competition of globalization. The implementation of kaizen that has values of Japanese cultures must be has various supported factors.
Key Words : Kaizen, Etos Kerja, Budaya Jepang, Globalisasi.
1. Pendahuluan Globalisasi merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat dunia. Istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia tersebut menyebabkan batas-batas suatu negara menjadi bias. Banyak sekali asumsi yang timbul mengenai globalisasi, mulai dari sejarah timbulnya globalisasi, hingga batasan cakupan globalisasi itu sendiri. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa (Cochrain dan Pain, 2004:14). Selo Soemardjan dan Soleman Soemardi, dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi, mendefinisikan globalisasi sebagai terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi telah menghasilkan media yang canggih untuk memudahkan terjadinya globalisasi. globalisasi yang dialami masyarakat dijembatani oleh objek-objek atau produkproduk yang mengglobal. Salah satu produk yang mengglobal, khususnya dalam globalisasi ekonomi adalah sistem manajemen Jepang yang disebut kaizen. Berdasarkan data yang diperoleh, ditemukan fakta adanya trend penerapan kaizen yang mengglobal. Trend tersebut terlihat dari banyaknya perusahaanperusahan di berbagai negara menerapkan kaizen yang didukung oleh berbagai survei dan penilitian tentang output dari penerapan kaizen. Sejak tahun 1985, telah didirikan sebuah institusi yang berperan sebagai konsultan, badan pelatihan dan pembelajaran, serta pemberi kualifikasi kaizen, yaitu Kaizen Institute. Institusi
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
5
tersebut didirikan oleh Masaaki Imai, orang pertama yang mempublikasikan prinsipprinsip kepemimpiman Toyota Production System yang dirumuskan dalam sebuah strategi. Hingga kini, kaizen institute telah tersebar secara global di lebih dari 40 negara. Menurut Imai, kaizen adalah perbaikan berkesinambungan dalam lingkungan kerja. Imai juga menyatakan bahwa kaizen adalah salah satu kunci kesuksesan perusahaan-perusahaan besar di Jepang, seperti Toyota. Kaizen yang terbentuk dari pemikiran bangsa Jepang telah melahirkan sebuah sistematika etos kerja yang dapat diterapkan sebagai strategi peningkatan kualitas perusahan dalam persaingan ekonomi di era global. Berdasarkan fenomena trend penerapan kaizen yang mengglobal tersebut, ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji dalam tulisan ini yaitu, pemaparan kaizen beserta sistem dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, faktor-faktor yang mendukung mengglobalnya penerapan kaizen, dan dampak yang dihasilkan pada perusahaan yang menerapkan kaizen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif analisis. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1975:5). Sedangkan penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut sebagai penelitian non-eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi pada variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
6
2. Pembahasan 2.1 Pemaparan Kaizen 2.1.1 Filsafat Kaizen Kaizen adalah sebuah sistem yang berasal dari pemikiran masyarakat Jepang yang menjadi salah satu ciri khas dalam etos kerja Bangsa Jepang. Filsafat kaizen berpandangan bahwa cara hidup, baik dalam lingkungan kerja maupun lingkungan social yang lebih luas lagi, hendaknya berfokus pada upaya perbaikan secara terus menerus. Dalam konteks manajemen perusahaan, kaizen merupakan abstraksi ideologi atau kaidah-kaidah dari masyarakat Jepang yang dituangkan dalam sebuah metode-metode sistematik. Metode-metode yang dikembangkan dari filsafat kaizen memiliki konsepkonsep tertentu dalam penerapannya di perusahaan. Konsep-konsep tersebut memperjelas ciri khas manajemen Jepang yang berbeda dengan konsep-konsep Barat. Jelasnya dapat terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Payung Kaizen Sumber: Imai, 1986
Gambar diatas adalah payung kaizen sebagai ilustrasi konsep-konsep yang terdapat dalam manajemen perusahaan yang menerapkan sistem kaizen. Ilustrasi
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
7
tersebut dibuat oleh Imai dengan tujuan untuk menggambarkan ciri khas manajemen Jepang yang berbeda dengan manajemen bergaya Barat. Perbedaan yang paling penting antara konsep manajemen Jepang dan Barat adalah kaizen Jepang dan factorfaktor pendukungnya berorientasi pada proses, sedangkan manajemen Barat tentang pembaharuan berorientasi pada hasil (Imai, 1998: 11). Penerapan konsep perbaikan dalam metode kaizen melibatkan semua orang dalam perusahaan, dari pejabat tertinggi hingga yang terendah. Penerapan kaizen juga tidak memerlukan biaya tinggi, namun dapat menjamin kemajuan yang bertahap, serta memberikan imbalan berupa output positif dalam jangka panjang. Penggunaan istilah-istilah kata kunci populer dalam kaizen yang mengacu pada produktivitas perusahaan, antara lain: Total Quality Control (Total Kontrol Kualitas), zero defects (Nihil Cacat), just in time (Tepat Waktu), Total Quality Manajemen (Total Manajemen Kualitas), suggestion system (Sistem Saran), dan lain-lainnya, telah memberikan gambaran lebih jelas tentang apa yang sudah terjadi di lingkungan industri di Jepang (Imai, 1998:2). Untuk memahami kinerja kaizen lebih dalam lagi, berikut penulis sajikan tabel yang berisikan kumpulan beberapa penjelasan singkat tentang konsep-konsep kaizen yang populer diterapkan dalam berbagai perusahaan . Penjelasan Singkat
Sistem 5S/5R
5S merupakan sigkatan dari bahasa Jepang dan juga bahasa Inggris yang terdiri dari: Seiri ( Sort), Seiton (Straighten), Seisho (Shine), Seiketsu (systematize), dan Shitsuke (Standardize/Self-dicipline). Dalam bahasa Indonesia dapat pula disingkat menjadi 5R yag terdiri dari: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. 5S dan 5R adalah filosofi manajemen untuk menggapai hasil yang lebih baik, efisiensi, dan disiplin dalam tempat kerja.
Suggestion System (Sistem Saran)
Menerapkan metode mengkomunikasikan ide-ide dan saran dari karyawan ke jajaran atas melalui hirarki manajemen untuk mencapai penghematan biaya atau meningkatkan kualitas produk, efisiensi kerja, layanan pelanggan, dan kondisi kerja.
Quality Control Circle ( Lingkaran Kontrol Kualitas)
Kelompok kecil dari karyawan yang kolektif menemukan masalah, mendiskusikan alternative pemecahan masalah, dan mengusulkan solusi. Karyawan melakukan perbaikan kegiatan di tempat kerja, sebagai bagian dari program edukasi bersama perusahaan, kontrol mutu pendidikan, pengembangan diri dan produktivitas perbaikan.
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
8
Penjelasan Singkat
Sistem Total Quality Management (Manajemen kualitas total )
Salah satu praktik manajemen, filosofi, dan metode untuk meningkatkan cara organisasi dalam melakukan bisnis, membuat produk, dan berinteraksi dengan karyawan dan pelanggan.
Toyota Production System (Sistem produksi Toyota)
Filsafat yang mengatur manufaktur dan logistik di Toyota, termasuk interaksi dengan pemasok dan pelanggan. Fokus padapenghapusan limbah dan cacat di semua titik produksi termasuk input, proses dan hasil akhir (pengiriman).
Just-In-Time System ( Sistem Tepat Waktu)
Merupakan bagian dari sistem produksi Toyota berupa sistem produksi yang bertujuan untuk menghilangkan non-value-adding dari seluruh kegiatan pecapaian sistem produksi yang cukup fleksibel untuk mengakomodasi fluktuasi pesanan pelanggan.
Kanban System (Sistem Kanban)
Kanban mengacu pada alat komunikasi dalam sistem tepat waktu dan sistem kontrol peyediaan yang dikembangkan di Toyota. Sebuah kanban (papan nama) yang melekat pada penomoran part (bahan dari rakitan otomotif) dan produk lini produksi, memerintahkan pengiriman pada jumlah tertentu. Tabel 2.1 Alat Bantu/ sistem Kaizen Sumber: Disadur dari Imai (1986, 1997)
2.1.2 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kaizen Berdasarkan etimologi bahasa Jepang, kaizen (改善) berasal dari kanji kai ( 改 ) yang berarti perubahan, lalu digabung dengan kanji zen (善) yang artinya baik/ menjadi lebih baik. Masaaki Imai menyimpulkan bahwa kaizen adalah perbaikan berkesinambungan. Sesuai dengan pengertiannya, konsep kaizen akan selalu mengarah pada sebuah perbaikan. Dalam buku Gemba Kaizen, Imai memaparkan tentang suasana tempat kerja (kantor, pabrik, dll) yang memiliki ancangan atau pendekatan pada rasionalitas berbasis biaya rendah bagi perbaikan, serta aturan dasar penerapan kaizen yaitu, penataan, penghapusan muda (pemborosan), dan standardisasi. Hal-hal tersebut tidak serta merta timbul dalam konsep kaizen, namun didasari oleh nilai-nilai kebudayaan dalam masyarakat Jepang. Sistem nilai manusia adalah suatu kontinum, rangkaian kesatuan, serta sumber utama dari nilai-nilai
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
9
kontemporer yang terselubung pada suatu dimensi dalam zaman atau kurun waktu mitologis (Sichihei, 1985:49). Nilai yang paling menonjol dalam kaizen adalah etos kerja bangsa Jepang. Sinamo (2005:25) menyatakan bahwa kata etos mengandung pengertian tidak saja sebagai perilaku khas dari sebuah organisasi atau komunitas tetapi juga mencakup motivasi yang menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinankeyakinan, prinsip-prinsip, dan standar-standar. Etos kerja bangsa Jepang dipengaruhi oleh berbagai pengalaman yang Jepang alami dari massa ke massa. Misalnya pengalaman dari zaman Edo atau pemerintahan Tokugawa yang memperkuat nilai tata tertib pada masyarakat berdasarkan prinsip feodalisme yang terjadi pada zaman itu. Seperti halnya konsep ie yang berarti kekeluargaan menjadi kerangka utama dalam setiap perusahaan. Dengan semangat kekeluargaan, sering kali karyawan dengan suka rela bekerja melebihi dari waktu jam kerja mereka dikarenakan loyalitas mereka yang begitu besar bagi perusahaan (Okimoto, 1988:134). Nilai penting dalam etos kerja dalam kaizen berikutnya adalah penghapusan pemborosan.
Menurut
Yamamoto
Sichihei
dalam
buku
Manajemen
dan
Kewirausahaan Jepang, orang Jepang amat yakin bahwa pemborosan adalah dosa, sedangkan mencari keuntungan adalah suatu yang wajar. Penghematan dalam segi waktu dan pembiayaan menjadi faktor penting dalam efektifitas penerapan kaizen. Penghapusan pemborosan dalam setiap pekerjaan merupakan salah satu ciri khas pemikiran Jepang khususnya dalam perusahaan yang mengindahkan perbaikan dalam setiap proses pekerjaan. Nilai ini juga menjadi dasar dari beberapa sistem penerapan kaizen seperti 5S, Just-In-Time System ( Sistem Tepat Waktu) dan Quality Control Circle ( Lingkaran Kontrol Kualitas).
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
10
2.2 Globalisasi Penerapan Kaizen dan Teori-teori Globalisasi Globalisasi adalah proses meningkatnya aliran barang, jasa, uang, dan gagasan melintasi batas-batas negara dan sebagai akibarnya terjadi integrasi ekonomi global.1 Globalisasi merupakan suatu proses perubahan yang sedang melanda dunia. Asumsi dasar dari teori Giddens adalah globalisasi sebagai “modernitas tinggi” (high modernity) yang tidak dapat dianalisis dengan menggunakan teori sosial klasik seperti yang dirintis oleh Marx, Weber dan Durkheim. Hal tersebut terjadi karena unit analisis dari teori-teori sosial klasik itu adalah masyarakat, sedangkan yang terjadi pada proses globalisasi adalah meleburnya batas-batas masyarakat, terutama batas-batas negara. Oleh sebab itu, terjadi suatu sistem pengorganisasian ruang dan waktu yang sama sekali berbeda dari era modernisasi. Peleburan batas-batas yang disebabkan globalisasi telah banyak menghasilkan objek globalisasi, tidak terkecuali kaizen. “Some of the industrial innovations that once seemed irreducibly Japanese have gone global, as the kaizen system of "continuous improvement" and just-in-time manufacturing now reign from Wal-Mart to the Pearl River Delta”.2 Kutipan di atas adalah kutipan artikel dari salah satu media informasi elektronik terpercaya di Amerika. Artikel tersebut ditulis oleh Christian Caryl, Ia mengemukakan pendapat mengenai globalisasi kaizen. Kutipan tersebut setidaknya dapat memberikan gambaran umum mengenai globalisasi kaizen yang terjadi di Amerika. Fenomena trend penerapan kaizen tentunya tidak mudah dinyatakan sebagai bagian dari globalisasi jika hanya dilihat secara kasat mata, untuk memperkuat kajian penelitian, berikut bukti-bukti penerapan kaizen dari berbagai negara.
1
www.afsc.org/trade-matters/learn-about/glossry.html (diunduh pada tanggal 7 Desember 2011, pukul 10.47 WIB) 2 www.thedailybeast.com/newsweek/2006/02/12/turning-un-japanese.html (diunduh pada tanggal 27 November 2011, pukul 02.17 WIB)
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
11
Dari kiri ke kanan: perusahaan lokal Thailand, perusahaan multiasional Indonesia, perusahaan multinasioal Kenya, dan perusahaan lokal Kenya.
Gambar 2.2 Implementasi Global dari 5S Sumber: Sanyu Consultants inc. and International Corporation (2008:94)
Kumpulan foto di atas merupakan bukti penerapan sistem kaizen di negaranegara berkembang, seperti Thailand, Indonesia, dan Kenya. Hal tersebut setidaknya dapat menggambarkan persebaran kaizen di sebagian belahan di Dunia. Para pengguna kaizen dapat lebih diperjelas melalui sebuah komunitas pada Kaizen Institute yang disebarkan melalui media komunikasi berteknologi tinggi. Globalisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia (Friedman, 2009:79). Oleh sebab itu, para agen kaizen memanfaatkan
pengguaan
teknologi
informasi
untuk
menyebarkan
mempermudah
transferisasi
pengetahuan dan pembelajaran
kaizen
dan
dengan
mendirikan sebuah yayasan pembelajaran kaizen yang dikepalai oleh “bapak kaizen”, Masaaki Imai. Ia mendirikan Kaizen Institute pada tahun 1985, hingga hari ini telah membakukan sistematika konsep-konsep kaizen. Kaizen Institute adalah konsultasi jangka panjang berdedikasi pada kaizen dan implementasi lini.3 Komunitas kaizen beranggotakan lebih dari 40 negara. Penulis melampirkan halaman yang menunjukan partisipasi komunitas kaizen yang penulis sadur dari situs kaize institute.
3
http://www.kaizen.com/gembakaizen.html (diunduh pada tanggal 11 Desember 2011, pukul 19.47 WIB)
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
12
Gambar 2.3 Logo Kaizen Institute Sumber: http://www.kaizen.com/
Kaizen institute juga telah mendirikan lembaga turunan yang memfokuskan pada konsultasi dan pelatihan untuk membantu mengimplementasikan budaya kaizen berdasarkan sistem produksi Toyota.4 lembaga turunan tersebut diberi nama Gemba Research yag didirikan pada tahun 1998.
Gambar 2.4 Logo Gemba Research Sumber: http://www.kaizen.com/
Bukti-bukti mengglobalnya penerapan kaizen diperkuat dengan banyaknya studi kasus dan survei yang diteliti pada berbagai perusahaan. Studi kasus adalah penting untuk memeriksa kembali efektifitas filosofi kaizen dalam kajian yang berbeda-beda dalam penerapannya, terutama di perusahaan-perusahaan manufaktur (Powel, 1999:433). Tidak heran jika banyak sekali terdapat penilitian-penelitian mengenai penerapan kaizen untuk membuktikan peranan kaizen sebagai kunci kesuksesan dalam kompetisi global. Oleh karena itu perlu dicantumkan berbagai hasil penelitian terhadap studi kasus berkaitan dengan penerapan kaizen dalam penulisan ini. Berikut bukti-bukti penelitian studi kasus serta survei-survei yang berkitan dengan penerapan kaizen yang disajikan dalam tabel di halaman berikutnya.
4
http://www.kaizen.com/gembakaizen.html (diunduh pada tanggal 11 Desember 2011, pukul 19.58 WIB)
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
13
Objek Penelitian/ Survei
Hasil Penelitian/ Survei
1990/ Gibb dan Davies
Penelitian yang menginfestigasi faktor kesuksesan dari kaizen dan strategi inovasi terhadap perusahaan-perusahaan kecil-menengah di Australia.
Mengembangkan budaya perusahaan, menciptakan struktur perusahaan yang efektif, menganalisis kompetitor, dan mengembangkan kewirausahaan, fleksibelitas, serta respon cepat tanggap.
1996/ Soderquist
Survei yang menyelidiki penerapan strategi kaizen dan inovasi pada perusahaan kecil-menengah di Perancis.
Rata-rata perusahaan kecil-menengah di Perancis mulai menerapkan kaizen.
1999/ Savolainen
Penelitian pada perusahaan Industri metal dan konstruksi. Fokus pada dinamika dan proses implementasi kaizen melalui penanaman kualitas berkaitan dengan ideologi manajemen.
Menunjukkan bahwa dinamika proses implementasi kaizen berputar secara natural, berlangsung pada kecepatan yang berbeda dan dengan intensitas yang bervariasi.
2000/ Bassant
Mempersembahkan survei mengenai keuntungan dari penelitian penerapan kaizen pada beberapa perusahaan di Inggris.
65% perusahaan beranggapan bahwa secara strategi kaizen itu penting, sekitar 50% telah mengaplikasikan konsep kaizen, 19% sudah merasakan keuntungan dari menerapkan kaizen.
2000 / Lee
Penelitian pada perusahaan manufaktur makanan, Nichols Foods. Studi ini menjelaskan bagaimana program kaizen diimplementasikan ke dalam perusahaan tersebut melalui tekhnik 5S dan pelatihan tim.
Menurunnya rejeksi kualitas dan meningkatnya efesiensi dalam manufaktur.
2001/ Palmer
Penelitian tentang manajemen penyimpanan berbasis kaizen 5S untuk menghilangkan muda (pemborosan) dari proses penerimaan dan penempatan barang.
Menghemat proses penyimpanan dari 610 jam ke 290 jam. Singkatnya, kaizen menghemat lebih dari ribuan dollar per tahun.
2005/ dkk
Penelitian tentang konsep manajemen pembiayaan berbasis kaizen pada sebuah perusahaan konstruksi.
Penerapan kaizen dalam manajemen pembiyaan menjamin nilai tambah pada konsumen yaitu harga yang rendah namun menguntungkan bagi perusahaan.
Granja
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
14
Tahun/ Peneliti
Objek Penelitian/ Survei
2006/ Malik dan YeZhuang
2006/ Dehghan dkk
Mengadakan survei pada perusahaanperusahaan Spanyol dan Pakistan, lalu melakukan perbandingan terhadap penerapan kaizen di masing-masing negara.
Penelitian tentang performa proyek kaizen pada National Productivity Improvement Program (NPIP) di Chaharmahal-Bakhtiari Agriculture Organization melalui penerapan kaizen 5S.
Malik
Mengadakan survei sebagai bahan perbandingan antara penerapan kaizen di China dan Pakistan.
2008/ Chandrasekaran dkk
Penelitian tentang penerapan teknik kaizen dalam menyelesaikan permasalahan “ketidakcocokkan” pada lini produksi perakitan di sebuah perusahaan otomotif.
2007/ dkk
Hasil Penelitian/ Survei
Perusahaan Spanyol lebih banyak menggunakan kaizen daripada perusahaan Pakistan. Ditemukan pula bahwa perusahaan Spanyol lebih berpengalaman dan terdepan dibandingkan perusahaan Pakistan.
Pengurangan pembuangan waktu sebesar 11%, pengurangan waktu pemindahan sebesar 11,7%, penghematan waktu sebesar 16 %, dll.
Perusahaan-perusahaan di negaranegara tersebut sama-sama menyebarkan penerapan metodologi kaizen, namun dengan proporsi yang berbeda. Menemukan berbagai keuntugan dari penerapan termasuk eliminasi masalah mayor, eliminasi pengerjaan dan dinyatakan menghemat produksi.
macam kaizen, fungsi ulang, biaya
Tabel 2.2 Kumpulan Survei Penerapan Kaizen Sumber: disadur dari Jagdeep dan Harwinder (2009)
Trend penerapan kaizen yang mengglobal tentunya dilatarbelakangi oleh faktor-faktor tertentu. Salah satunya adalah kaizen yang bersifat fleksibel dalam penerapannya. Kaizen tidak hanya dapat diaplikasikan pada bagian manufaktur saja, namun juga pada berbagai bagian lainnya. Konsep kaizen juga dapat diaplikasikan pada perusahaan keuangan, pelayanan jasa, bank dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan oleh konsep kaizen yang dapat diterapkan diberbagai aspek dan tingkatan manajemen. Penulis sebelumnya telah mengadakan penelitian tentang hubungan antara penerapan metode kaizen 5S dan efektifitas Organisasi dalam PT Toyota Astra Motor di Jakarta, hasil penelitian menunjukan adanya output positif. Penelitian
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
15
tersebut menjukan bahwa konsep kaizen dapat diterapkan pada divisi Sumber Daya Manusia dalam suatu perusahaan. Fleksibelitas kaizen turut mempermudah proses transferisasi kaizen. Globalisasi merupakan homogenitas dari harga, produk, tingkat bunga, dan lain sebagainya, namun bukan berarti homogenitas dari segi kebudayaan karna ketransparanan dari globalisasi mengakibatkan proses transfer ideologi pada sosial politik (Waltz, 1999:695). Sosial politik dalam kaizen bisa dirumuskan sebagai salah satu usaha Jepang dalam pencapaian soft power5 pada dunia, apalagi era global telah menciptakan arena kompetisi yang ketat. Bartlett dan Ghoshal dalam buku Managing Across Border, mengemukakan teori kapabilitas strategi global. Mereka mengemukakan tiga pemicu strategi yang mejadi faktor pendorong terhadap tekanan globalisasi, yaitu need for global integration (kebutuhan integrasi global), need for national responsiveness (kebutuhan
tanggap
nasional),
dan
need
for
worldwide
transfer
of
knowledge/learning (kebutuhan transfer pengetahuan/ pembelajaran di seluruh dunia).
Gambar 2.5 Bagan kapabilitas strategi global Sumber: Barlett dan Ghoshal, 1989
5
Dalam bahasa Indonesia berartikan “kekuatan lunak”, merupakan strategi politik modern yang tidak lagi mengandalkan kekuatan militer.
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
16
Teori tersebut menjelaskan bahwa adanya faktor tekanan dari luar untuk menjalankan strategi rendah biaya produksi atau pengamanan kunci pemasok yang sering kali menjadi keuntungan dalam kompetisi di era globalisasi. Oleh karena itu, faktor penekan yang dimaksud adalah tekanan untuk berlomba meraih keuntugan dalam kompetisi global. Hal tersebut sudah menjadi langkah penting dalam perjalanan globalisasi, tanpa diakui oleh perusahaan-perusahaan. Adanya tekanan globalisasi dari luar menyebabkan perusahan mengambil tindakan untuk mentransfer pengetahuan dari seluruh dunia. (Bartlett dan Ghoshal dalam Kirkbbride, 2001:14). Melalui teori Kapabilitas Strategi Global, peranan kaizen dalam kancah persaigan global melalui konsep-konsep kunci kesuksesan Jepang dalam persaingan global semakin menguat. Negara dibedakan bukan melalui fungsinya, namun melalui kapabilitasnya. Kapabilitastas yang dimaksud adalah kapabilitas untuk berubah, mengadopsi, menjaga kekuatan, perdagangan, dan adaptasi, jika mereka tidak dapat beradaptasi, mereka akan gagal untuk bergabung dalam komunitas global dan akan mengacu pada kesenjagan kemiskinan, kurangnya investasi, dan kekurangan teknologi yang mengacu pada kemandekkan ekonomi (Waltz, 1999:698).
Berdasarkan asumsi
tersebut, penulis beranggapan bahwa kaizen ditransfer melalui transparansi kompetisi global yang mendorong komunitas global untuk beradaptasi. Waltz berargumentasi bahwa pendatang terakhir akan mengimitasi praktikal dan mengadopsi institusi negara yang menunjukkan perubahan terlebih dahulu. Oleh karna itu dunia mengikuti kesuksesan Jepang dalam persaingan global dengan cara mempelajari konsep-konsep yang dianggap sebagai kunci kesuksesan dalam rangka beradaptasi dalam kancah kompetisi global. Asumsi tersebut juga didukung oleh Czenter dalam disertasinya mengenai “pasar kerja dan globalisasi”, yang menyatakan bahwa, salah satu dari empat mayor penghubung globalisasi ekonomi adalah persebaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksud secara umum berupa metode produksi, teknik manajemen,pasar eksport, dan kebijakan ekonomi. Oleh karena itu latar belakang yang mejadi faktor
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
17
peyebab globalisasi kaizen terjadi adalah upaya adaptasi komuitas global menerapkan kaizen sebagai kunci kesuksesan dalam kompetisi global.
3. Penutup Cakupan Globalisasi menurut Cochrane dan Pain globalisasi bersifat multidimensional yang dipengaruhi oleh faktor-faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Ada banyak objek globalisasi, mulai dari barang (fisik), hingga ideologi (non-fisik). Oleh karena itu penulis menganggap bahwa kaizen adalah objek globalisasi yang dikemas sebagai konsep teori pembelajaran dalam ilmu pengetahuan . Hal tersebut tersirat di dalam konsep-konsep kaizen yang sarat akan kebudayaan dan pemikiran masyarakat Jepang dan etos kerja orang Jepang. Berdasarkan penelitian-penilitian terdahulu, penerapan kaizen terbukti efektif dan berpengaruh positif pada peningkatan kualitas perusahaan. Dengan didukung oleh berbagai macam teori globalisasi yang berkaitan dengan persaingan global dan buktibukti penyebaran kaizen yang ditemukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa partisipasi kaizen telah berperan penting dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, konsep kaizen sebaiknya diterapkan secara efektif di berbagai sektor usaha dan organisasi di Indonesia. Tidak ada salahnya belajar dari kesuksesan negara lain, selama hal yang dipelajari tersebut berdampak positif.
BIBLIOGRAFI Berger , Peter dan Huntington, Samuel. 2002. Many Globalizations: Cultural Diversity in the Contemporary World. Oxfor University Press. Cochrane dan Pain. 2004. A Globalizing world? Culture, economics, politics. Groot, Gerry.2006. Soft power in the Asia-Pacific Post 9/11: the cases of Japan, China and India. New York:Nova Publishers. Hirano, Hiroyuki. 2005. Penerapan 5S di Tempat Kerja. Jakarta: PQM
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
18
Imai, Masaaki. 1998. Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen. Jakarta: CV Taruna Grafica Imai, Masaaki. 2005. Kaizen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo Jagdeep dan Harwinder. 2009. Kaizen Philosophy:A Review of Literature. The Icfai University Press. All Rights Reserved. Powel J A (1999), “Action Learning for Continuous Improvement and Enhanced Innovation in Construction”, Proceedings of IGLC-7, pp. 433-444, University of California, USA. Pye, Lucian W. 1966. Aspects of Political Development. Little Brown. London. Soemardjan, Selo dan Soleman, Soemardi. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UI Waltz, Kenneth. 1999. Globalization and Governance: Political Science and Politics. http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1860765,00.html Disertasi: Czenter, Anamaria.2001/2002. “Labor market and globalization: Human resources managemt in Global Enterprises”. Diploma des Hautes Etudes Europeennes et Internationales.(tidak diterbitkan).
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013
19
LAMPIRAN
Peran kaizen ..., Fauzana Fidya Rizky, FIB UI, 2013