Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER DAN RUMUS ARJODARMOKO TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL SAPI PASUNDAN DI KABUPATEN GARUT (Kasus di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut) DEVIATION OF PRESUMPTION BODY WEIGHT TO ACTUAL BODY WEIGHT OF PASUNDAN CATTLE BASED ON WINTER AND ARJODARMOKO FORMULA (Case at Cibalong District, Garut City) Mohammad Firdaus A*, Dudi**, Ian Alex Siwi** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2017 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai “Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Winter dan Rumus Arjodarmoko Terhadap Bobot Badan Aktual Sapi Pasundan” telah dilaksanakan di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat pada bulan Oktober 2016. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya penyimpangan bobot badan aktual Sapi Pasundan dalam pengukuran menggunakan rumus Winter dan rumus Arjodarmoko. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey; dengan penentuan sampel Purposive Sampling. Sampel penelitian sebanyak 30 ekor Sapi Pasundan betina umur di atas 2,5 tahun. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Statistik Deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa penyimpangan rumus Winter sebesar 19,20 lbs, dan rumus Arjodarmoko sebesar 6,37 kg dengan persentase 4,50% untuk rumus Winter dan 3,29% untuk rumus Arjodarmoko dari bobot badan aktual. Kata kunci : Sapi Pasundan, rumus Winter, rumus Arjodarmoko, bobot badan aktual
ABSTRACT Research on "Deviation of Presumption Body Weight to Actual Body Weight of Pasundan Cattle Based on Winter and Arjodarmoko Formula" has been implemented in the District of Cibalong Garut City, West Java Province on October 2016. The purpose of the research was to determine the magnitude of the deviation of actual body weight Pasundan Cattle in the measurement using the formula Winter and formula Arjodarmoko. The research method used survey method, with sampling is Purposive Sampling. The research sample is 30 female samples Pasundan Cattle aged over 2,5 years. The data analysis used is descriptive statistical analysis. The results of the analysis states that the formula Winter deviation of 19,20 lbs, and formula Arjodarmoko deviation of 6,37 kg with a percentage of 4,50% for formula Winter and 3,29% for formula Arjodarmoko than actual body weight. Keywords : Pasundan Cattle, Winter Formula, Arjodarmoko Formula, actual body weight
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A Pendahuluan Sapi Pasundan merupakan sapi lokal tipe pedaging yang berasal dari daerah Jawa Barat. Sapi Pasundan telah diresmikan pada tahun 2014 oleh Menteri pertanian (mentan), sebagai rumpun baru dan merupakan sapi lokal yang berasal dari daerah Jawa Barat berdasarkan SK Nomor 1051/kpts/SR.120/10/2014. Sapi Pasundan di masyarakat lebih dikenal dengan sebutan Sapi Kacang atau Sapi Kacangan, Sapi Pekidulan, dan Sapi Rancah. Fenotip Sapi Pasundan merupakan
representasi
dari Bos
sondaicus, memiliki
warna tubuh merah bata, merah melahonais atau merah sawo matang dan pada beberapa pejantan terjadi perubahan warna menjadi hitam legam. Memiliki garis belut berwarna hitam atau merah tua di punggung, terdapat warna putih pada keempat kaki bawahnya dengan batasan yang tidak jelas. Terdapat dua kelompok Sapi Pasundan yakni bergelambir dan non gelambir (Indrijani, dkk., 2013). Sapi Pasundan memiliki bentuk tubuh segi empat dengan kaki panjang dan kecil. Memiliki tanduk pendek dan bervariasi dari kecil sampai besar, serta gumba. Menurut laporan Gubernur Jawa Barat pada tahun 2014 populasi Sapi Pasundan berkisar sekitar 50.000 ekor yang terdapat di Jawa Barat dan dipelihara dengan sistem semi intensif dan ekstensif. Selain itu Sapi Pasundan ini juga mendominasi populasi induk produktif , karena populasi sapi di Jawa Barat lebih banyak feedlot, sehingga Sapi Pasundan merupakan potensi yang bisa diandalkan dalam peningkatan populasi melalui pengembangan pembibitan. Dalam suatu usaha peternakan khususnya usaha peternakan sapi pedaging, bobot badan merupakan hal yang sangat penting sebagai ukuran keberhasilan pemeliharaan dan pertumbuhan sapi. Selain itu, bobot badan juga berperan penting untuk menentukan harga jual sapi dalam pemasaran ternak. Bobot badan hanya dapat diketahui secara tepat dengan menggunakan alat timbang, sedangkan harga alat timbang digital atau mekanik relatif mahal bagi para peternak dengan usaha peternakan skala kecil. Solusi dari alat timbang yang mahal untuk peternakan dengan skala kecil, untuk mengetahui bobot badan sapi untuk kegiatan jual
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
beli dapat dilakukan dengan pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh pada sapi dengan menggunakan rumus pendugaan bobot badan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara ukuran-ukuran tubuh ternak dengan bobot badan. Ukuran-ukuran tubuh hewan memiliki banyak kegunaan seperti menduga bobot badan dan memberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas suatu bangsa. Ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan diantaranya adalah lingkar dada dan panjang badan dengan menggunakan rumus Winter. Rumus Winter telah diuji dan telah diteliti bahwa hasilnya ada penyimpangan pada rumus tersebut dengan bobot badan aktual sapi di Indonesia. Untuk meminimalisir penyimpangan tersebut Arjodarmoko memodifikasi rumus Winter dan disesuaikan dengan jenis dan ukuran sapi serta kondisi lingkungan di Indonesia yang sekarang dikenal dengan rumus Arjodarmoko. Belum diketahui penyimpangan bobot badan dugaan dengan bobot badan aktual Sapi Pasundan berdasarkan Rumus Winter dan Rumus Arjodarmoko di kabupaten Garut, serta belum diketahui rumus mana yang hasilnya paling mendekati dengan bobot badan aktual Sapi Pasundan antara Rumus Winter dan Rumus Arjodarmoko. Atas dasar uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Winter dan Rumus Arjodarmoko Terhadap Bobot Badan Aktual Sapi Pasundan di Kabupaten Garut”. Bahan dan Metode 1.
Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sapi Pasundan betina dewasa yang tidak
bunting serta memiliki umur diatas 2,5 tahun berjumlah 30 ekor di daerah Kabupaten Garut. 2.
Alat yang Digunakan Peralatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Pita ukur sepanjang 300 cm dengan ketelitian 0,1 cm untuk mengukur lingkar dada ternak yang diamati (satuan cm). (2) Tongkat ukur untuk mengukur panjang badan ternak yang diamati (satuan cm). (3) Timbangan berat badan untuk menimbang bobot badan ternak (satuan kg).
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
(4) Alat tulis serta tabel pengamatan ukuran-ukuran tubuh untuk mencatat data dari hasil pengukuran. (5) Laptop untuk mengolah data hasil dari pengumpulan data. (6) Kamera untuk mengambil gambar objek penelitian yang akan diamati. 3.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu sampel yang diambil dari daerah dengan populasi Sapi Pasundan terbanyak di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut tercatat ada 3.139 ekor Sapi Pasundan, terdiri atas sapi betina sebanyak 2.271 ekor, dan sapi jantan sebanyak 868 ekor, tersebar di 11 Desa yang ada di Kecamatan tersebut . Objek penelitian yang digunakan adalah Sapi Pasundan betina dewasa yang tidak bunting yang memiliki umur diatas 2,5 tahun, berjumlah 30 ekor. Menurut Sekaran (2006), ukuran sampel berjumlah 30 mendekati sebaran normal. 4.
Peubah yang Diamati Peubah yang diamati terdiri dari sifat kuantif berupa ukuran-ukuran tubuh Sapi
Pasundan dewasa sebagai berikut : (1) Bobot Badan (BB) Bobot badan diperoleh dengan cara menimbang sapi menggunakan timbangan ternak yang sudah ditera dengan satuan (kg). (2) Lingkar Dada (LD) Lingkar dada diukur dengan cara melingkarkan pita ukur melalui pundak melewati belakang tulang belikat (scapula) dinyatakan dengan satuan (cm). (3) Panjang Badan (PB) Panjang badan diukur dengan cara mengukur jarak dari titik bahu (tuber scapula) sampai ujung panggul (tuber iscii) dinyatakan dengan satuan (cm). Cara pengukuran mengacu pada Santosa (2008). 5.
Analisi Data Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistika deskripitf meliputi
Rata-rata, Ragam, Simpangan baku, dan Koefisien variasi mengacu pada Sudjana (2005). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
Rata-rata/Mean ( ̅ ) ∑
̅
Keterangan
= Rata-rata
∑
= Jumlah nilai data
n
= Jumlah sampel
Ragam ( ∑
∑
Keterangan:
:̅
= Peubah ke-i x
= Rata-rata sampel
n
= Banyaknya data sampel
i
=1,2,3,…30
Simpangan Baku (
√ Keterangan:
= Ragam
Koefisien Variasi (KV)
̅
Keterangan:
s
= Simpangan baku ̅
= Rata-rata sampel
Pendugaan Parameter
̅–
√
Keterangan : ̅
<μ<̅+
√
= Rata-rata Sampel Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
= Tingkat Kekeliruan Pada 1, dan
dengan derajat bebas = n-
= 0,05
μ
= Pendugaan Rata-rata Populasi
s
= Simpangan Baku
n
= Jumlah Sampel
Rumus Winter
BB(lbs) =
Keterangan : BB
= Berat Badan Aktual Sapi Pasundan (lbs)
LD
= Lingkar Dada Sapi Pasundan (inch)
PB
= Panjang Badan Sapi Pasundan (inch)
Transformasi berat badan, lingkar dada, dan panjang badan dalam satuan lbs dan inch : 1 kg
= 2,205 lbs
1 cm
= 0,394 inch
Rumus Arjodarmoko
BB(kg) =
Keterangan : BB
= Berat Badan Aktual Sapi Pasundan (kg)
LD
= Lingkar Dada Sapi Pasundan (cm)
PB
= Panjang Badan Sapi Pasundan (cm)
Persentase Simpangan (%simpangan)
Untuk mengetahui besarnya simpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Arjodarmoko terhadap bobot badan aktual, yaitu Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A %simpangan =((Ȳ-Y))/Y x 100 % Sedangkan untuk mengetahui besarnya simpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan aktual, yaitu %simpangan =((Y-Ȳ))/Y x 100 % Keterangan : %simpangan = Persentase simpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus winter terhadap bobot badan aktual. Y
= Rata-rata bobot badan aktual.
Ȳ
=
Rata-rata
bobot
badan
dugaan
berdasarkan
rumus
Winter/Arjodarmoko. Hasil dan Pembahasan Lingkar Dada Hasil penelitian mengenai lingkar dada Sapi Pasundan betina di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut di sajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Lingkar Dada Sapi Pasundan Betina No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Rata-rata Ragam Simpangan Baku Koefisien Variasi Pendugaan Parameter
Lingkar Dada (cm) 136,15 20,24 4,50 3,30 134,47 < μ < 137,83
Lingkar Dada (inch) 53,64 3,14 1,77 3,30
n = 30 ekor Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa rata-rata lingkar dada Sapi Pasundan betina sebesar 136,15 ± 4,50 cm atau 53,64 ± 1,77 inch. Data tersebut hampir sama dan sedikit dibawah
dari
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
1051/kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun Sapi Pasundan bahwa lingkar dada betina sebesar 138,22 ± 11,85 cm. Koefisien variasi sebesar 3,30% menunjukkan bahwa data yang diamati memiliki lingkar dada yang hampir seragam, karena jika nilai koefisien variasi kurang dari 15% menunjukkan bahwa data yang diamati hampir seragam (Nasoetion, 1992).
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
Lingkar dada yaitu besarnya rongga dada yang melingkar tepat dibelakang sendi bahu. Lingkar dada diketahui memiliki hubungan yang positif terhadap bobot badan. Semakin besar ukuran lingkar dada maka akan semakin besar pula bobot badan seekor ternak. Lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap bobot badan karena dalam rongga dada terdapat organ-organ seperti jantung dan paru-paru. Pertumbuhan tubuh dan organ-organ tersebut akan tumbuh mengalami pembesaran sejalan dengan pertumbuhan ternak. Panjang Badan Hasil penelitian mengenai panjang
badan Sapi Pasundan Betina di Kecamatan
Cibalong Kabupaten Garut di sajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Panjang Badan Sapi Pasundan Betina No. 1. 2. 3. 4.
Nilai
Panjang Badan (cm) 107,86 17,22 4,15 3,85 106,32 < μ < 109,42
Rata-rata Ragam Simpangan Baku Koefisien Variasi Pendugaan Parameter
Panjang Badan (inch) 42,50 2,67 1,63 3,85
n = 30 ekor Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa rata-rata panjang badan Sapi Pasundan betina sebesar 107,86 ± 4,15 cm atau 42,50 ± 1,63 inch. Data tersebut hampir sama dan sedikit dibawah
dari
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
1051/kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun Sapi Pasundan bahwa panjang badan Sapi Pasundan betina memiliki kisaran sebesar 110,09 ± 9,68 cm. Koefisien variasi sebesar 3,85% menunjukkan bahwa data yang diamati memiliki panjang badan yang hampir seragam, karena jika nilai koefisien variasi kurang dari 15% menunjukkan bahwa data yang diamati hampir seragam (Nasoetion, 1992). Panjang badan seekor ternak menunjukan kapasitas badan yang besar sehingga proporsi daging yang terdapat dalam tubuh sapi lebih banyak dibandingkan proporsi tulang dan lemak. Bertambahnya panjang badan diduga menyebabkan otot-otot yang menimbun tulang ke arah panjang semakin meluas yang akhirnya menambah bobot badan (Manggung,
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
1979). Panjang badan dapat menunjukkan kapasitas badan yang besar karena banyak otot-otot yang terdapat di daerah panjang badan, sehingga kemampuan mengkonsumsi pakan juga banyak yang mengakibatkan pertambahan bobot badan. Bobot Badan Aktual Hasil penelitian mengenai bobot badan hasil penimbangan pada Sapi Pasundan betina di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Badan Aktual Sapi Pasundan Betina No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Rata-rata Ragam Simpangan Baku Koefisien Variasi Pendugaan Parameter
Bobot Badan (kg) 193,62 162,16 12,73 6,58 188,87 < μ < 198,38
Bobot Badan (lbs) 426,94 788,45 28,08 6,58
n = 30 ekor Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa rata-rata bobot badan aktual Sapi Pasundan betina sebesar 193,62 ± 12,73 kg atau 426,94 ± 28,08 lbs. Data tersebut jauh dibawah dari Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun Sapi Pasundan bahwa bobot badan Sapi Pasundan betina memiliki kisaran sebesar 220,30 ± 22,00 kg. Hal ini disebabkan oleh sistem pemberian pakan daerah Kecamatan Cibalong belum memenuhi standar, sistem pemberian pakan sapi hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada di lahan penggembalaan dan perkebunan serta tidak memikirkan kebutuhan pakan sapi tersebut, sehingga kebutuhan nutrisi sapi tidak terpenuhi. Pakan yang diberikan harus berkualitas tinggi yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Koefisien variasi 6,58% menunjukkan bahwa data yang diamati memiliki bobot badan aktual yang hampir seragam, karena jika nilai koefisien variasi kurang dari 15% menunjukkan bahwa data yang diamati hampir seragam (Nasoetion, 1992). Bobot badan sapi berbeda-beda tergantung umur dan bangsanya. Faktor lingkungan dan manajemen pemeliharaan akan sangat mempengaruhi besarnya bobot badan sapi. Bahwa laju
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 9
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan, genetik,dan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan adalah sistem manajemen atau pengelolaan yang dipakai, tingkat nutrisi pakan yang tersedia, kesehatan dan iklim. Bobot badan merupakan hal penting yang sebaiknya diketahui oleh peternak karena bobot badan memegang peranan penting dalam pola pemeliharaan yang baik, selain untuk menentukan kebutuhan nutrisi, jumlah pemberian pakan, jumlah dosis obat, bobot badan juga dapat digunakan untuk menentukan nilai jual ternak tersebut. Bobot Badan Hasil Perhitungan Menggunakan Rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter Hasil penelitian mengenai bobot badan menggunakan rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter pada Sapi Pasundan betina di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Bobot Badan Menggunakan Rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter Sapi Pasundan Betina No. 1. 2. 3. 4.
Nilai Rata-rata Ragam Simpangan Baku Koefisien Variasi
Rumus Arjodarmoko (kg) 199,99 160,60 12,67 6,34
Rumus Winter (lbs) 407,74 667,56 25,84 6,34
n = 30 ekor Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa rata-rata bobot badan perhitungan dengan rumus Arjodarmoko pada Sapi Pasundan betina sebesar 199,99 ± 12,67 kg sedangkan ratarata bobot badan perhitungan dengan rumus Winter pada Sapi Pasundan Betina sebesar 407,74 ± 25,84 lbs. Koefisien variasi sebesar 6,34% menunjukkan bahwa data yang diamati hampir seragam, karena jika nilai koefisien variasi kurang dari 15% menunjukkan bahwa data yang diamati hampir seragam (Nasoetion, 1992). Terdapat sedikit perbedaan antara bobot badan aktual dengan bobot badan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Arjodarmoko. Bobot badan aktual pada Sapi Pasundan betina sebesar 193,62 ± 12,73 kg sehingga terdapat perbedaan dengan bobot badan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 10
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
hasil perhitungan rumus Arjodarmoko yaitu sebesar 6,37 kg. Begitupun dengan bobot badan hasil perhitungan dengan rumus Winter yang hanya terdapat sedikit perbedaan dengan dengan bobot badan aktual. Bobot badan aktual pada Sapi Pasundan betina sebesar 407,74 ± 25,84 lbs sehingga terdapat perbedaan dengan bobot badan hasil perhitungan rumus Winter yaitu sebesar 19,20 lbs. Namun penggunaan pendugaan bobot badan dengan menggunakan rumus Arjodarmoko akan memudahkan penaksiran bobot badan Sapi Pasundan tanpa harus menggunakan alat timbang. Penyimpangan Bobot Badan Berdasarkan Rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter Terhadap Bobot Badan Aktual pada Sapi Pasundan Hasil perhitungan mengenai bobot badan menggunakan rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter pada Sapi Pasundan betina di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Berdasarkan Rumus Arjodarmoko dan Rumus Winter Terhadap Bobot Badan Aktual Sapi Pasundan Betina No. 1. 2.
Nilai Rata-rata Penyimpangan (%) n = 30 ekor
Rumus Arjodarmoko (kg) 6,37 3,29
Rumus Winter (lbs) 19,20 4,50
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata penyimpangan bobot badan berdasarkan rumus Arjodarmoko pada Sapi Pasundan betina yaitu sebesar 6,37 kg, dengan nilai penyimpangan bobot badan jika dalam persen yaitu sebesar 3,29%. Sedangkan rata-rata penyimpangan bobot badan berdasarkan rumus Winter pada Sapi Pasundan betina yaitu sebesar 19,20 lbs,dengan nilai penyimpangan bobot badan jika dalam persen yaitu sebesar 4,50%. Dari data tersebut penyimpangan bobot badan hasil perhitungan rumus Arjodarmoko memiliki penyimpangan yang lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan bobot badan hasil perhitungan rumus Winter. Sehingga penerapan rumus Arjodarmoko lebih cocok digunakan untuk pendugaan bobot badan pada Sapi Pasundan betina. Penyimpangan pendugaan bobot badan umumnya berkisar antara 5% sampai 10% dari bobot badan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 11
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
sebenarnya (Williamson dan Payne, 1978). Namun baik hasil perhitungan rumus Arjodarmoko maupun rumus Winter sama-sama memiliki penyimpangan yang relatif kecil. Adanya perbedaan penyimpangan bobot badan dugaan pada rumus Arjodarmoko dengan rumus Winter disebabkan karena apabila rumus Winter diterapkan kepada ternak di Indonesia masih terjadi penyimpangan yang cukup besar dari bobot badan aktualnya, yaitu sebesar 5-6% untuk ternak betina, sehingga untuk meminimalisir penyimpangan tersebut Rumus Winter telah dikoreksi dan dimodifikasi oleh Arjodarmoko serta disesuaikan dengan jenis dan ukuran sapi di Indonesia serta kondisi lingkungan di Indonesia (Purnomoadi, 2003). Sehingga penyimpangan bobot badan dugaan Sapi Pasundan betina pada rumus Arjodarmoko lebih sedikit penyimpangannya serta lebih tepat digunakan dibandingkan dengan rumus Winter. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penyimpangan bobot badan aktual Sapi Pasundan betina di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut dengan menggunakan rumus Arjodarmoko yaitu sebesar 3,29%, sedangkan penyimpangan dengan menggunakan rumus Winter yaitu sebesar 4,50%. Rumus Arjodarmoko lebih mendekati bobot badan aktual Sapi Pasundan dibandingkan rumus Winter, sehingga dapat digunakan dalam menduga bobot badan Sapi Pasundan. Saran Perlu adanya penelitian serupa yang diterapkan pada daerah lain di Jawa Barat yang terdapat sebaran Sapi Pasundan, agar dapat diketahui apakah hasil penyimpangan antara rumus Arjodarmoko dan rumus Winter akan seragam dengan Sapi Pasundan yang terdapat di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing Bapak Dr. Dudi, S.Pt, M.Si dan Bapak Ir. Ian Alex Siwi, DES, yang telah memberikan bimbingan selama penulisan jurnal ini serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 12
Penyimpangan Bobot Badan Dugaan………………………………Mohammad Firdaus A
Daftar Pustaka Gubenur Jawa Barat. 2014. Proposal Usulan Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Jawa Barat. Indrijani, Heni, Johar Arifin, Dudi, Romi Islam Z., Wendry Putranto S., dan Nena Hilmia. 2013. Mengenal Sapi Lokal Jawa Barat (Sapi Rancah). Dalam Mendukung Program Swasambada Daging Sapi. Fakultas Peternakan, Universiatas Padjadjaran. Bandung. Nasoetion, A. H. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta Manggung, R.I.R. 1979. Pendugaan Bobot Hidup dan Bobot Karkas Sapi Bali Berdasarkan Pengukuran Morfologi. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Menteri Pertanian RI. 2014. Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Kementrian RI. Jakarta. Purnomoadi, A. 2003. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Semarang. Santosa, U. 2008. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar Swadaya. Jakarta. Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 13