PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DI SDN 12 RANAH BATAHAN 1
Mardiana1, Pebriyenni1, Hendrizal1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta. E-mail: mardiana @yahoo.com Abstrak
To the effect action research brazes this for step-up to usufruct studies IPS at brazes IV. SDN 12 Batahan's Domains. Approaching that utilized by kualitatif's approaching and quantitative actions observational type braze. Students observational subject braze IV. SDN 12 Batahan's Domains, total 20 students, 6 males, 14 females. Tech that is utilized in data collecting as observation, and succeeding at o with percentage tech. Action research brazes this is done in two cycles. Usufruct performings strategical estimation learning on 1 meet i. Cycle average value 66,5, thoroughness percentage 50%, Appointment 2 70,25, thoroughness percentage 65%. cycle II., appointment 1 71,15, thoroughness percentage 75%, appointment 2 namely 74, thoroughness percentage 85%. Activity performing learns meet i. cycle i. 82% and on II. meet i. cycle meneningkat becomes 89%. On cycle II. i. appointment is 92%, on cycle II. appointment 2 worked up as 96% and on student activity on 1 meet i. cycle percentage 83%, 2 meet i. cycle worked up as 91%.Siklus II. appointments 1 is 95% and on cycle II. appointment 2 namely reaches 95%. Keywords: Learned result; Social science; Learning model Talking Stick
PENDAHULUAN
dan sosial budaya untuk kepentingan pendidikan.
Salah satu mata pelajaran yang dapat
mengembangkaan
kemampuan
serta
pengetahuan dan adalah
materi
Pengetahuan merupakan cabang
sikap
dan
memberikan
keterampilan dasar pembelajaran
Sosial integrasi
ilmu-ilmu
Ilmu
(IPS). dari sosial
IPS
berbagai seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum,
dan
budaya.
IPS
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
tingkat Sekolah Dasar (SD) pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat
persekolahan.
Implikasinya,
berbagai tradisi dalam IPS termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode, maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam IPS, dikemas secara psikologis, pedagogis,
2006,
mata
pelajaran IPS disebutkan sebagai salah satu mata
pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. Mata
pelajaran
ini
mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi,
dan
ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi manusia yang mampu berkembang, mandiri dan berprestasi.
politik, hukum, dan budaya). IPS sebagai mata pelajaran di
(KTSP)
Keadaan sistem pembelajaran di SD khususnya mata pelajaran IPS pada saat
sekarang
menggunakan
masih model
banyak belajar
konvensional (metode ceramah). Pada pembelajaran ini, siswa hanya dijadikan sebagai
objek,
sehingga
kurang
menggali potensi yang dimiliki siswa untuk
berkembang.
Pembelajaran
kurang merangsang siswa untuk bisa mandiri sehingga prestasi siswa kurang optimal.
Kemampuan
guru
dalam
menggunakan metode masih rendah.
Sebagaimana yang dikemukakan Syah diperoleh gambaran (dalam Winataputra, 2008:9.4),
jarang sekali menggunakan metode
Ditemukan bahwa penguasaan guru tentang metode pengajaran masih berada di bawah standar. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru harus memiliki kecakapan dalam menentukan dan memilih metode dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran IPS. Dalam hal ini seorang gurulah yang
paling
berperan
untuk
melaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan pendidikan. Menurut James
(dalam Sardiman,
2011:144), “tugas dan peranan seorang guru
antara
lain:
mengembangkan
menguasai
materi
merencana,
dan
pelajaran,
mengontrol
dan
mengevaluasi kegiatan siswa”. Guru
diharapkan
yang bervariasi dalam pembelajaran IPS. 2) Guru lebih menekankan kepada pembelajaran yang bersifat hapalan. 3) siswa banyak yang pasif. 4) Nilai hasil belajar rendah belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian mid semester II siswa kelas IV SDN 12 Ranah Batahan pada tahun ajaran 2012/2013. Dimana ratarata hasil belajar yang diperoleh hanya 66,66. Nilai tertinggi 90 sedangkan nilai yang paling rendah adalah 50. Siswa yang dapat dikategorikan tuntas ada 11 siswa dan yang belum tuntas ada 9 siswa. Nilai tersebut belum dapat dikategorikan tuntas sebab nilai Kriteria Ketuntas
mampu
memilih dan menggunakan pendekatan
yang
Kemampuan
disampaikan.
memilih
dan
menggunakan pendekatan yang tepat merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan dalam satu pembelajaran. Berdasarkan
pengalaman
peneliti mengajar di kelas IV SDN 12 Ranah Batahan,
Kecamatan Ranah
Batahan, Kabupaten Pasaman Barat,
Minimal
(KKM)
yang
ditentukan untuk kelas IV SDN 12 Ranah Batahan adalah 70.
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
bahwa: 1) guru
Dari
hasil
belajar
tersebut
merupakan satu permasalahan bagi peneliti, sehingga peneliti memiliki gagasan
untuk
memberikan
solusi
terhadap permasalahan tersebut. Salah satu model pembelajaran
yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN 12 Ranah
Batahan
menggunakan
adalah
model
dengan
pembelajaran
talking stick. Menurut Tasmizi (2012), menjawab pertanyaan dari guru. Tidak model pembelajaran talking stick sangat semua siswa yang mampu menjawab cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, pertanyaan dengan benar. 2) Hasil dan SMA/SMK. Selain untuk melatih belajar berbicara,
pembelajaran
menciptakan
ini
suasana
kognitif
IPS
siswa
masih
akan rendah. Diidentifikasi dari hasil ujian yang mid semester I IPS tahun
ajaran
menyenangkan dan membuat siswa 2012/2013 di kelas IV, dari 20 orang aktif. Menurut Taufik, dan Muhammadi siswa hanya 11 orang yang nilainya di (2011:158),
model
pembelajaran atas KKM. 3) Siswa kurang minatnya
talking stick merupakan sebuah model dalam pembelajaran IPS, dimana siswa pembelajaran
yang
menggunakan kurang
bersemangat. 4) Kurangnya
sebuah tongkat, siapa yang memegang kemampuan
siswa
tongkat, wajib menjawab pertanyaan menyimpulkan dari
guru
setelah
peserta
materi
dalam pembelajaran
didik IPS. 5) Kurangnya kemampuan siswa
mempelajari materi pokoknya.
dalam
menjelaskan
materi
Berdasarkan alasan-alasan yang pembelajaran IPS. disampaikan di atas maka peneliti berupaya
untuk
kemampuan
peserta
Berdasarkan
meningkatkan masalah didik
di
atas
identifikasi maka
peneliti
dengan membatasi maslah yang akan diteliti
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu “rendahnya hasil belajar kognitif (PTK) berjudul “Peningkatan Hasil IPS siswa kelas IV SDN 12 Ranah Belajar
Siswa
Kelas
Pembelajaran
IV
IPS
menggunakan
Model
dalam Batahan”, untuk itu perlu ditingkatkan dengan dengan mencari solusinya. Salah satu
Pembelajaran solusi permasalahan tersebut dengan
Talking Stick di SDN 12 Ranah menggunakan pendekatan pembelajaran Batahan Pasaman Barat”. Berdasarkan masalah
di
atas,
latar maka
model pembelajaran talking stick untuk belakang meningkatkan hasil belajar siswa. peneliti
Berdasarkan batasan masalah
menemukan beberapa masalah di kelas tersebut, maka rumusan masalah dalam IV pada materi pembelajaran IPS yakni: penelitian ini adalah: 1) Bagaimana 1) Kurangnya kemampuan siswa dalam peningkatan kemampuan siswa kelas
IV
dalam
menjelaskan
materi stick di SDN 12 Ranah Batahan. 2)
perkembangan teknologi melalui model Mendeskripsikan talking stick
peningkatan
di SDN 12 Ranah kemampuan sisiwa kelas IV dalam
Batahan? 2) Bagaimana peningkatan menyimpulkan
materi
pembelajaran
kemampuan siswa kelas IV dalam IPS
model
pembelajaran
melalui
menyimpulkan materi perkembangan talking stick di SDN 12 Ranah Batahan. teknologi melalui model talking stick di SDN 12 Ranah Batahan?
Secara teoritis hasil penelitian ini
diharapkan
Untuk mencapai sasaran yang sumbangan
dapat
memberikan
dalam
rangka
diinginkan pada rumusan masalah di meningkatkan hasil belajar IPS dengan atas,
maka
peneliti
memberikan penerapan model pembelajaran talking
alternatif pemecahan masalah untuk stick.
1)
Bagi
meningkatkan hasil belajar siswa dalam meningkatkan pembelajaran
IPS
melalui
hasil
siswa,
dapat
belajar
dalam
model pembelajaran IPS dengan menggunakan
pembelajaran talking stick di kelas IV model pembelajaran talking stick SDN 12 Ranah Batahan. Pada alternatif SD.
2)
Bagi Guru
SD,
di
dapat
pemecahan masalah ini peneliti akan meningkatkan ilmu pengetahuan dan mencoba
menerapkan
model keterampilan
pembelajaran talking stick.
dalam
menggunakan
Adapun model pembelajaran talking stick pada
alasan penggunaan model pembelajaran pembelajaran IPS di SD. 3) Bagi talking stick ini adalah dapat melatih peneliti,
dapat
meningkatkan
ilmu
kesiapan siswa dan melatih kecepatan pengetahuan dan keterampilan serta membaca
dan
memahami
pelajaran. Sesuai
materi pengalaman,
bekal, wawasan,
bagi
peneliti dalam pembelajaran IPS pada dengan
rumusan masa yang akan datang. 4) Bagi
masalah yang telah dikemukakan, maka pengambil kebijakan sekolah, sebagai penelitian ini bertujuan untuk: 1) bahan bacaan atau rujukan bagi guru Mendeskripsikan
peningkatan maupun
kepala
sekolah
akan
kemampuan sisiwa kelas IV dalam pentingnya model pembelajaran talking menjelaskan materi pembelajaran IPS stick dalam proses pembelajaran IPS di melalui model pembelajaran talking SD.
dipelajari,
Kajian Teori
kemudian
Menurut Tarmizi (2012), “model kesempatan
kepada
memberikan siswa
untuk
pembelajaran talking stick sangat cocok membaca dan mempelajari materi pada diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan buku SMA/SMK. berbicara,
Selain
untuk
pembelajaran
menciptakan
pegangannya/buku
paket.
3)
melatih Setelah selesai membaca buku dan
ini
akan mempelajarinya, guru mempersilahkan
suasana
yang siswa untuk menutup bukunya. 4) Guru
menyenangkan dan membuat siswa mengambil tongkat dan memberikan aktif”. Menurut Taufik model
pembelajaran
(2011:158), kepada talking
siswa,
setelah
itu
guru
stick memberikan pertanyaan dan siswa yang
merupakan sebuah model pembelajaran memegang
tongkat
yang menggunakan sebuah tongkat, menjawabnya,
tersebut
demikian
harus
seterusnya
siapa yang memegang tongkat, wajib sampai sebagian besar siswa mendapat menjawab pertanyaan dari guru setelah bagian peserta
didik
mempelajari
untuk
materi pertanyaan
pokoknya.
menjawab
dari
guru.
5)
setiap Guru
memberikan kesimpulan. 6) Evaluasi
Model
pembelajaran
talking dan penutup.
stick menggunakan sebuah tongkat
Pembelajaran
sebagai alat penunjuk giliran. Siswa mengharuskan
siswa
talking
stick
mendapatkan
yang mendapat tongkat akan diberi tongkat menjawab pertanyaan yang pertanyaan dan harus menjawabnya. diberikan oleh guru atau temannya. Kemudian
secara
estafet
tongkat Dengan
demikian
siswa
yang
tersebut berpindah ke tangan siswa mendapatkan tongkat diharuskan untuk lainnya secara bergiliran. Demikian menjawab pertanyaan yang diberikan. seterusnya
sampai
seluruh
mendapat tongkat dan pertanyaan. Menurut
Ferry
siswa Sama halnya seperti hukuman yang diberikan
pada
seseorang
ketika
(2010:25), mendapat boneka atau alat lainnya yang
langkah-langkah model pembelajaran digunakan dalam sebuah pesta ulang talking
stick
adalah:
1)
Guru tahun. Ketika seseorang peserta ulang
menyiapkan sebuah tongkat. 2) Guru tahun mendapatkan boneka atau alat menyampaikan materi pokok yang lainnya tersebut, si peserta wajib berdiri
untuk menerima hukuman. Hal seperti diajarkan dengan menggunakan model inilah
yang
diharapkan
dapat pembelajaran talking stick.
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil
Pembelajaran menggunakan
belajar
model
IPS
dengan
pembelajaran
adalah talking stick di kelas IV SD bertujuan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa setelah ia menerima pengalaman siswa. Berdasarkan studi pendahuluan, belajarnya (Sudjana, dalam Sumarni, diperoleh informasi bahwa hasil belajar 1992). Menurut Kamus Besar Bahasa siswa kelas IV SDN 12 Ranah Batahan Indonesia,
karangan
(1996:501),
”Hasil
Badudu masih rendah. Atas dasar tersebut maka
belajar
adalah peneliti mengadakan penelitian pada
perolehan yang didapat sebagai akibat bidang studi IPS dengan menggunakan adanya perubahan tingkah laku dalam model pembelajaran talking stick. pendidikan”. Agus
Oleh karena itu, perlu disadari (2009:5)
menjelaskan bahwa proses pembelajaran di dalam
bahwa hasil belajar adalah: “Pola-pola kelas merupakan bagian yang sangat perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian- penting dari pendidikan. Pembelajaran
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan yang bermutu tentu akan memberikan keterampilan”. Sedangkan Darmansyah hasil yang lebih baik. Dalam hal ini (2006:13) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka-angka. Hal ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Pembelajaran perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi pada kelas IV SD akan lebih dirasakan keberhasilannya apabila
guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasi kelas, sebagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subjek yang sedang belajar. Iklim
pembelajaran
yang
dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar. Selain itu, kualitas dan keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru
dalam
memilih
dan
menggunakan
siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya.
pendekatan pembelajaran. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan kuantitatif adalah Jenis
penelitian
dilaksanakan
yang
adalah
akan
termasuk
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
(clasroom action research)
karena
pelaksanaannya dalam kelas. Wardhani dkk (2008:1.4) mendefinisikan bahwa PTK
adalah:
“Penelitian
yang
data yang menganalisis hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan persentase Sesuai
(Kunandar,
dengan
2008:128).
penelitian
tindakan
kelas, masalah yang dipecahkan berasal dari persoalan praktek pembelajaran di kelas.
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya Penelitian tindakan kelas ini
sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiaki kinerjanya dilaksanakan
di
SDN
12
Ranah
sebagai guru, sehingga hasil belajar Batahan. Letak geografis SDN 12 Ranah Batahan yang strategis dan jauh
siswa menjadi meningkat”. Menurut
Sanjaya
(2010:24), dari kebisingan yakni di jorong Taming
“secara etimologi ada tiga istilah yang Batahan Kecamatan Ranah Batahan, berhubungan penelitian,
dengan tindakan
PTK,
yakni: Kabupaten Pasaman Barat, tepatnya
dan
kelas”. batas antara Provinsi Sumatera Barat.
Pendekatan kualitatif ini berkenaan Dengan Sumatera Utara. Kemampuan dengan perbaikan atau peningkatan akademik siswa-siswi di sekolah ini proses pembelajaran pada suatu kelas. bervariasi. Kondisi lain yang terikat Menurut Kunandar (2008:128). Pendekatan kualitatif digunakan karena data yang dihasilkan berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa yang berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar baru (afektif), aktivitas
bahwa latar belakang mereka cukup beragam, mereka terdiri dari beragam suku, latar belakang sosial, sehingga secara keseluruhan kelas IV SDN 12 Ranah Batahan relatif cukup heterogen. Alasan terpenting lainnya yakni di SDN 12
Ranah Batahan belum
dilaksanakan
model
pernah
pembelajaran
talking stick serta warga sekolah yang pembelajaran yang meliputi 2 siklus mudah menerima pembaharuan. Subyek penelitian
yakni:
perencanaan,
pelaksanaan
ini adalah tindakan, pengamatan, dan
siswa kelas IV yang berjumlah 20 Masing-masing
kegiatan
refleksi. tersebut
orang, yang terdiri dari 6 laki-laki dan adalah: 1) Tahap Perencanaan 2) Tahap 14 perempuan. Adapun yang terkait pelaksanaan 3) Tahap pengamatan 4) dalam penelitian ini adalah peneliti Tahap refleksi sendiri
dan
dua
orang
observer/pengamat. PTK ini
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan
dilaksanakan pada menggunakan
persentase
Kriteria
semester dua selama ± dua bulan, satu Ketuntasan Minimal (KKM). Indikator siklus terdiri dari dua kali pertemuan keberhasilan
hasil
belajar
dicapai
sampai pada penulisan laporan, yakni dengan KKM 70, serta persentase dari bulan Mei sampai dengan Juni ketuntasan klasikal 75%. 2013.
Data penelitian ini berupa hasil Penelitian tindakan kelas yang pengamatan observasi dan dokumentasi
dilaksanakan siklus
yang
menggunakan
model dari
dikembangkan
setiap
tindakan
perbaikan
oleh pembelajaran IPS dengan menggunakan
Kemmis (dalam Ritawati, 2007:21). model
pembelajaran
Talking
Stick
Model siklus ini mempunyai empat peran di kelas IV SDN 12 Ranah komponen,
yaitu
perencanaan, Batahan, Kabupaten Pasaman Barat.
pelaksanaan
tindakan,
pengamatan, Data tersebut berisi tentang hal-hal
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini yang berkaitan dengan perencanaan, dilaksakan dua siklus yaitu siklus pelaksanaan dan hasil pembelajaran pertama dan kedua. Pada setiap siklus sebagai dilakukan aktivitas
pengamatan siswa
berikut:
terhadap pembelajaran
selama
a)
yang
Pelaksanaan berhubungan
proses dengan siswa yang meliputi interaksi
pembelajaran dan pada akhir setiap belajar mengajar antara guru-siswa, siklus dilakukan tes hasil belajar.
siswa-siswa, dan siswa-guru dalam
Kegiatan pelaksanaan penelitian pembelajaran IPS dengan menggunakan ini terdiri dari tahapan pelaksanaan model pembelajaran Talking Stick. b)
Evaluasi pembelajaran IPS dengan guru dan siswa, menggunakan
model
pembelajaran gambar
pada
Talking Stick baik yang berupa evaluasi belangsung. proses maupun evaluasi hasil.
proses kegiatan belajar mengajar IPS menggunakan
model
pembelajaran Talking Stick meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, kagiatan perilaku kegiatan
evaluasi
pembelajaran,
guru dan siswa belajar
sewaktu
mengajar.
Data
diperoleh dari subjek terteliti, yakni siswa kelas IV SDN 12 Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam melakukan penelitian ini adalah teknik yang sesuai dengan prosedur yang ada dalam Penelitian Tindakan
Kelas
pengumpulan
(PTK)
data
di
mana
dimulai
dari
observasi, tes, serta lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Prosedur
pengumpulan
data
yang dilakukan berdasarkan bentuk data
yang
ingin
saat
Untuk
pembelajaran masing-masinng
uraiannya adalah sebagai berikut:
Sumber data penelitian adalah
dengan
serta pengambilan
diperoleh,
data
penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes, observasi aktivitas
Menganalisis data bentuknya beragam dan tidak ada konsensus tentang menganalisis data. Akan tetapi analisis data merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Menurut Rochiati
(2007:115),
analisis
yang
dilakukan peneliti berupa membuat keputusan mengenai bagaimana analisis data kualitatif dimulai
yakni analisis data
dengan
menelaah
sejak
pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul.
Tahap
analisis
tersebut
dimulai dari melihat dan mengamati data yang telah terkumpul, mereduksi data
meliputi
pengklasifikasian,
pengkategorian menyajikan
dan data
serta menyimpulkan hasil penelitian. Dengan adanya analisis data ini, dapat dilakukan perbaikan atas berbagai kekurangan yang dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Analisis data kuantitatif terhadap hasil belajar siswa
menggunakan
pendekatan
persentase yang dikemukakan oleh Suharsimi (2009:33) dengan rumus sebagai berikut: P= ×100%
Keterangan:
belajar. Observasi dilaksanakan untuk P = persentase
melihat aktivitas guru dan siswa dan tes
F = skor yang diperoleh
digunakan
N = nilai maksimum
belajar IPS siswa.
Kriteria keberhasilan setiap tindakan
untuk mengetahui
Pada bagian ini dipaparkan proses
ditetapkan 75%, hal ini ditetapkan oleh pembelajaran sekolah yaitu KKM IPS 70. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
penelitian
ini
melaksanakan dengan
dalam
data
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi IPS.
Penggunaan
dalam pendekatan pembelajaran talking stick
dilakukan
dengan terlihat
pembelajaran
dalam
tahap
kegiatan
IPS pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan model akhir.
pembelajaran talking stick. Siklus ini sebanyak
menggunakan
perencaan
pembelajaran
menggunakan
dilaksanakan
dengan
pendekatan pembelajaran talking stick
PENELITIAN
Pengumpulan
hasil
dua
Sebelum menerapkan pelaksanaan
kali tindakan pada siklus I, peneliti melihat
pertemuan, yaitu hari Selasa tanggal 7 terlebih dahulu hsil belajar siswa yakni dan hari Selasa tanggal 14 Mei 2013. nilai mid semester II IPS kelas IV SDN Tes akhir siklus I hari Kamis tanggal 9 12
Ranah Batahan.
Observasi ini
Juni 2013. Kemudian dilanjutkan pada dilakukan untuk melihat kondisi awal siklus II yang dilaksanakan juga dua kelas, sehingga dapat dijadikan patokan kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa terhadap tanggal 21 dan hari Selasa tanggal 28 belajar
adanya siswa
peningkatan setelah
hasil
melakukan
Mei 2013, serta tes akhir silus II hari tindakan. Selanjutnya untuk melalui Kamis 30 Mei 2013. Jumlah siswa 24 pembelajaran, terlebih dahulu peneliti orang terdiri dari 14 perempuan dan 6 menyiapkan laki-laki.
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar observasi
Data dari penelitian tindakan siswa, lembar observasi aktivitas guru, kelas
ini
menggunakan
dikumpulkan lembar
dengan dan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal observasi ulangan siklus I, media pembelajaran.
aktivitas guru, siswa dan nilai tes hasil Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang telah dilaksanakan terdiri dari tongkat sepanjang ± 25 cm dan standar ompetensi, kompetensi dasar diameter ± 2 cm, lembar pengematan, indikator, tujuan pembelajaran, materi LKS, dokumentasi dan sebagainya. pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Kemudian guru mengkondisikan kelas, media dan sumber, serta penilaian. mengatur dan mempersiapkan siswa Standar kompetensi yang ingin dicapai untuk
belajar.
Selanjutnya,
guru
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menugasi siswa berdo’a bersama sesuai “Mengenal sumber daya alam, kegiatan dengan ajaran agama masing-masing. ekonomi dan kemajuan teknologidi Selanjutnya, lingkungan
kabupaten
provinsi”.
Sedangkan
dasarnya
adalah
perkembangan komunikasi
kota
pengalaman
menugasi
Selanjutnya,
siswa
menjelaskan
kompetensi tujuan pembelajaran yang akan dicapai. “Mengenal
teknologi
dan
dan berdo’a.
guru
Berdasarkan perencanaan yang
produksi terurai di atas, maka pelaksanaan
transportasi
serta pembelajaran
menggunakannya”. langkah
mengikuti
pembelajaran
langkah-
IPS
dengan
Indikator pembelajaran terdiri dari: 1) menggunakan pendekatan pembelajaran Siswa
menjelaskan
pengertian talking
teknologi.
2) pelaksanaan
Membandingkan/membedakan
3)
Menjelaskan
selanjutnya
pembelajaran
tahap sebagai
jenis berikut:
teknologi pada masa lalu dan masa sekarang.
stick,
Pada kegiatan ini, pelaksanaan
manfaat pembelajaran
dimulai
teknologi. 4) Menyebutkan jenis-jenis mengkondisikan
siswa
dari untuk
guru siap
teknologi. 5) Menerapkan penggunaan belajar, kondisi kelas untuk memulai teknologi dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran, Appersepsi (tanya jawab 6)
Menceritakan
pengalaman tentan materi yang akan dibahas), dan
menggunakan teknologi.
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pertemuan pertama dilaksanakan Guru mengadakan tanya jawab dengan pada hari Selasa tanggal 7 Mei 2013. siswa tentang materi yang dibahas. Pada
awal
pembelajaran,
mempersiapkan
hal-hal
guru
Dalam tahap ini guru menyiapkan
yang sebuah tongkat berukuran panjang ± 25
dibutuhkan dalam pembelajaran seperti cm dan diameter ± 2 cm. langkah
pendekatan pembelajaran talking stick pertanyaan dari guru. Pada kegiatan yang digunakan adalah: diawali dengan konfirmasi, guru menegaskan setiap kegiatan eksplorasi dengan mengajak pertanyaan yang telah ditanyakan pada siswa mengamati gambar bermacam- siswa.
Pada
macam penggunaan teknologi pada pembelajaran masa lalu dan sekarang. Siswa dan guru evaluasi,
siswa
siswa
tanya jawab tentang gambar yang evaluasi.
jawab
dilanjutkan
dengan memberikan
akhir
diberikan
soal
mengerjakan
soal
Setelah
selesai
siswa
soal
evaluasi
guru
tindak
lanjut
dipajang. Setelah selesai mengadakan mengerjakan tanya
kegiatan
berupa
kegiatan elaborasi. Dalam kegiatan ini pemberian PR. guru memberikan penjelasan tambahan
Pertemuan ke-2
dilaksanakan
tentang manfaat dan perkembangan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2013. teknologi.
Kegiatan
selanjutnya Pada
awal
pembelajaran
beberapa orang siswa disuruh untuk mempersiapkan
hal-hal
guru yang
menceritakan pengalamannya tentang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti penggunaan teknologi masa sekarang. tongkat sepanjang ± 25 cm dan Guru memberikan kesempatan kepada diameter ± 2 cm, lembar pengematan, siswa untuk membaca dan mempelajari LKS, dokumentasi dan sebagainya. materi pada pegangannya/buku paket.
Kemudian guru mengkondisikan kelas,
Setelah selesai membaca buku mengatur dan mempersiapkan siswa dan
mempelajarinya
mempersilakan untuk
belajar.
Selanjutnya,
guru
siswa untuk menutup bukunya. Guru menugasi siswa berdo’a bersama sesuai menjelaskan cara permainan talking dengan ajaran agama masing-masing. stick yang akan dilaksanakan. Guru Selanjutnya, mengambil tongkat dan memberikan berdo’a. kepada
siswa.
Setelah
itu
guru
menugasi
Selanjutnya,
siswa
menjelaskan
guru tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
memberikan pertanyaan dan siswa yang Kemudian guru mengkondisikan kelas, memegang
tongkat
menjawabnya,
tersebut
demikian
harus mengatur dan mempersiapkan siswa
seterusnya untuk
belajar.
Selanjutnya,
guru
sampai sebagian besar siswa mendapat menugasi siswa berdo’a bersama sesuai bagian
untuk
menjawab
setiap dengan ajaran agama masing-masing.
Tahap selanjutnya guru menjelaskan bermain
stick,
dan
memberikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. pertanyaan pada siswa. Pembagian Siswa diminta guru untuk aktif dalam tugas
Tahap 3. Kegiatan ahir yakni
pembelajaran misalnya mau bertanya, tahap mengeluarkan pendapat dan kerjasama.
kesimpulan,
evaluasi
dan
penutup.
Pada tahap ini yang dilakukan
Berdasarkan
hasil
penilaian
oleh observer yaitu guru kelas VI SDN obsever terhadap terhadap kemampuan 12
Ranah
Batahan.
Pengamat guru dalam pelaksaanaan pembelajaran
mengamati kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus I, guru
sebagai
kegiatan
peneliti.
pembelajaran
Pengamatan jumlah skor yang diperoleh adalah 20 dilaksanakan dari jumlah skor maksimal 24, dengan
untuk mendapatkan informasi tentang demikian skor yang diperoleh 83%. Hal pelaksanaan
pembelajaraan
yang ini menunjukkan kemampuan guru
berlangsung pada siklus I.
merancang
Pengamatan
pembelajaran
termasuk
pelaksanaan kategori baik.
tindakan
meliputi
kegiatan
awal,
kegiatan
inti
kegiatan
akhir siswa baru mencapai 55%, sedangkan
pembelajaran. terhadap
dan
Pengamatan
pelaksanaan
perkembangan
tindakan target
adalah
sebagai berikut: Fokus kegiatan guru
dalam
pembelajaran adalah: 1. Pendahuluan persiapan oleh guru yakni
dengan menyiapkan sebuah tongkat, memberikan
harus
transportasi serta baik yaitu 68,25.
pembelajaran talking stick
dan
yang
produksi sudah menunjukkan hasil yang cukup
pengalaman menggunakannya dengan
yakni
persentase
pembelajaran dicapaiadalah 70%. Rata-rata skor tes
teknologi
komunikasi dan
Persentase ketuntasan belajar
pada
siswa,
pengorganisasian kelas. 2. Kegiatan inti yakni siswa membaca buku, dan tahap
Persentase ketuntasan belajar siswa baru mencapai 70%, sedangkan target persentase yang harus dicapai adalah 80%. Rata-rata skor tes sudah menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu 70,25%. Refleksi Kegiatan
refleksi
dilakukan
pada akhir silus, berdasarkan hasil
observasi pada siklus I sebagaimana Memberikan kesempatan pada siswa diuraikan pada paragraf sebelumnya. Di untuk aktif dalam pembelajaran. 2) mana
kemampuan
guru
pada menuntun
pembelajaran akhir siklus I, jumlah materi.
siswa 3)
dalam
membaca
Memandu
jalannya
skor yang diperoleh adalah 21 dari permainan talking stick. jumlah skor maksimal 24, dengan
Perencanaan pembelajaran pada
demikian sor yang diperoleh 87%. Hal siklus
II
dilaksanakan
dengan
ini menunjukkan kemampuan guru berpedoman pada hasil siklus I. Pada meranang kategori penilaian
pembelajaran sangat
baik.
aktivitas
termasuk siklus II ini, guru akan memperbaiki Sedangkan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
siswa
dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
pembelajaran pada akhir siklus I, talking stick di kelas IV SDN 12 Ranah jumlah skor yang diperoleh adalah 22 Batahan. Perencanaan yang dibuat pada dari
skor
maksimal
24,
dengan pertemuan I siklus II pada garis
demikian skor yang diperoleh 91%. Hal besarnya sama dengan perencanaan ini menunjukkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I. Perbedaan pembelajaran termasuk kategori sangat yang baik.
menonjol
penekanan Dengan
demikian
yang
berupa
dilakukan
dalam
dapat pembelajaran.
disimpulkan bahwa hasil penelitian
Perencanaan
pada siklus I sudah baik, namun masih dituangkan perlu perbaikan pada siklus
adalah
dalam
tindakan wujud
RPP.
II, Perencanaan pertemuan I siklus II
sehingga hasil belajar yang diinginkan membutuhkan waktu 2 × pertemuan dapat mencapai KKM yang telah dengan durasi 4 × 35 menit. Pertemuan ditentukan.
I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
Berdasarkan memperbaiki
usaha
kelemahan
untuk 21 Mei 2013 yaitu di kelas IV SDN 12 dan Ranah Batahan.
mempertahankan kelebihan yang telah
Sebelum
dicapai pada siklus I, maka diberikan pembelajaran solusi untuk memperbaiki pembelajaran indikator
membuat peneliti
pembelajaran
rencana
menetapkan yang
akan
pada siklus II sebagai berikut: 1) dicapai adalah siswa dapat:
(1)
Membandingkan/ membedakan jenis menunjukkan teknologi komunikasi pada masa lalu merancang
kemampuan pembelajaran
guru termasuk
dan masa sekarang (2) Menyebutkan kategori sangat baik.
Pada
contoh peralatan teknologi komunikasi persentase ketuntasan belajar dan ratamasa
lalu
dan
Menyebutkan
sekarang.
jenis-jenis
(3) rata skor tes pada siklus II pertemuan 1
barang ini, terdapat 15 siswa yang tuntas
produksi. (4) Menceritakan pengalaman dengan rata-rata skor tes 71,5%. menggunakan alat komunikasi lalu dan
Persentase ketuntasan belajar
sekarang. (5) Cara menggunakan secara dengan rata-rata skor tes pada siklus II sederhana teknologi komunikasi masa pertemuan 2 ini, terdapat 19 siswa yang lalu dan masa kini. Materi pokok yang tuntas belajar dengan rata-rata skor tes digunakan perkembangan
teknologi 75,5 terlihat bahwa rata-rata hasil
produksi komunikasi dan transportasi belajar siswa sudah cukup sangat baik serta pengalaman menggunakannya. Berdasarkan
hasil
presentase
ketuntasan
klasikal
penilaian tergolong tinggi. Rata-rata persentase
obsever terhadap terhadap kemampuan ketuntasan guru dalam pelaksaanaan pembelajaran 85%.
belajar
Rata-rata
siswa skor
mencapai tes
sudah
pada pertemuan pertama siklus II, menunjukkan hasil yang cukup baik jumlah skor yang diperoleh adalah 22 yaitu 75,45%. dari jumlah skor maksimal 24, dengan Refleksi demikian skor yang diperoleh 91%. Hal
Kegiatan
refleksi
dilakukan
ini menunjukkan kemampuan guru pada akhir siklus, berdasarkan hasil merancang
pembelajaran
kategori baik. Berdasarkan
termasuk observasi pada siklus I sebagaimana diuraikan pada paragraf sebelumnya. Di
hasil
penilaian mana
kemampuan
guru
pada
observer terhadap terhadap kemampuan pembelajaran akhir siklus I, jumlah guru dalam pelaksaanaan pembelajaran skor yang diperoleh adalah 23 dari pada pertemuan 2 siklus II, jumlah skor jumlah skor maksimal 24, dengan yang diperoleh adalah 23 dari jumlah demikian sor yang diperoleh 96%. Hal skor maksimal 24, dengan demikian ini menunjukkan kemampuan guru skor yang diperoleh 96%. Hal ini merancang
pembelajaran
termasuk
kategori
sangat
penilaian
baik.
aktivitas
Sedangkan
siswa
Pembelajaran
dalam menggunakan
dengan
model
pembelajaran
pembelajaran pada akhir siklus I, talking stick merupakan hal baru bagi jumlah skor yang diperoleh adalah 23 siswa, sehingga dalam pelaksanaannya dari
skor
maksimal
24,
dengan siswa banyak mengalami perubahan
demikian skor yang diperoleh 96%. Hal cara
belajar.
Biasanya
siswa
ini menunjukkan aktivitas siswa dalam mendapatkan materi hanya dari apa pembelajaran termasuk kategori sangat yang diterangkan guru, sehingga siswa baik. Persentase ketuntasan belajar dan pasif dalam belajar dan sedikit sekali rata-rata
skor
tes pada siklus II interaksi.
pertemuan 2 ini terdapat 18 siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata skor tes 75,5, dan skor rata-rata siklus II pertemuan 1 dan 2 adalah 77, 5 Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian pada siklus II sudah mencapai KKM yang telah ditentukan. Siswa sudah bisa belajar dengan baik dengan model pembelajaran talking stick.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap terdiri
dari
dua
kali
pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model
pembelajaran
talking
stick.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas
guru
dan
siswa
dalam
pembelajaran, dan catatan lapangan.
pelaksanaan
pembelajaran ini dibuat berdasarkan langkah-langkah
pembelajaran
pendekatan pembelajaran talking stick. Menurut Ferry
(2010:25), bahwa
penerapan pendekatan
pembelajaran
talking stick ada enam langkah, yaitu Guru menyiapkan sebuah tongkat. Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari,
Pembahasan
siklusnya
Rencana
kemudian
kesempatan
kepada
memberikan siswa
untuk
membaca dan mempelajari materi pada buku pegangannya/buku paket. Setelah selesai
membaca
buku
dan
mempelajarinya, mempersilahkan siswa untuk
menutup
bukunya.
Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada
siswa,
setelah
itu
guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang
tongkat
tersebut
harus
menjawabnya,
demikian
seterusnya langkah-langkah pembelajaran talking
sampai sebagian besar siswa mendapat stick. bagian
untuk
menjawab
setiap
Dalam
kegiatan
awal
terdapat
pertanyaan dari guru. Guru memberikan kegiatan: (1) mempersiapkan alat dan kesimpulan. Evaluasi dan penutup.
sumber pembelajaran yang mendukung
Pada kegiatan akhir pembelajaran proses
pembelajaran,
siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
Guru
(2)
memulai
pembelajaran
dengan
mengadakan menyampaikan kompetensi yang harus
evaluasi terhadap materi yang sudah dicapai siswa dalam pembelajaran IPS dipelajari. Evaluasi dilakukan sebagai yang
akan
dilaksanakan.
Proses
refleksi terhadap pemahaman siswa pembelejaran terdiri dari kegiatan awal, terhadap
pembelajaran.
Komponen kegiatan inti yang terdiri dari tahap
akhir perencanaan pembelajaran pada eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan siklus I adalah evaluasi proses dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri hasil.
Evaluasi
direncanakan
proses
adalah
yang dari kegiatan memotivasi siswa untuk
mengamati memulai
pembelajaran
aktivitas siswa secara individu dan memberikan kelompok
dalam
melaksanakan berhubungan
dengan
appersepsi dengan
yang
pembelajaran
kegiatan diskusi. Evaluasi akhir adalah yang akan dilaksanakan. melihat hasil pemerolehan siswa dalam
Penilaian
pembelajaran
yang
menjawab pertanyaan (soal kuis) secara dilakukan terdiri dari penilaian proses individu.
dan penilaian hasil. Penilaian proses
Pelaksaan pembelajaran siklus I berupa ranah afektif yang dilakukan adalah peningkatan hasil belajar IPS pada saat siswa bekerja sama dalam dengan
pendekatan
pembelajaran mengerjakan
Lembar
Kerja
Siswa
talking stick di kelas IV SDN 12 Ranah (LKS). Ranah kognitif yang dinilai Batahan. Siklus I dilaksanakan 2 × yaitu kerja sama, keaktifan, tanggung pertemuan yaitu pada hari Selasa, 7 Mei jawab, 2013
dan
Selasa
14
Mei
mengeluarkan
ide,
dan
2013. menghormati pendapat teman.
Berdasarkan perencaan yang terurai di
Hasil
atas, maka pelaksanaannya mengikuti terhadap
penilaian kemampuan
observer guru
melaksanakan pembelajaran pada akhir pelaksanaan
pembelajaran
termasuk
siklus I, jumlah skor yang diperoleh kategori sangat baik adalah 22 dari jumlah skor maksimal 28.
Dengan
demikian
skor
Hasil belajar siswa dalam 2
yang siklus, terlihat bahwa pada siklus I,
diperoleh 91%. Hal ini menunjukkan siswa yang tuntas belajar (70%) dan kemampuan guru dalam pelaksanaan yang belum tuntas belajar (30%). pembelajaran termasuk kategori sangat Dengan rata-rata secara klasikal 71,5. baik.
Sedangkan pada siklus II, siswa yang Hasil
penilaian
observer tuntas belajar (95%) dan yang belum
terhadap aktivitas siswa pada akhir tuntas belajar (5%), dengan nilai ratasiklus I, jumlah skor yang diperoleh 22 rata secara klasikal 75,5. Dengan dari jumlah skor maksimal 24. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa demikian skor yang diperoleh 91%. Hal persentase ketuntasan belajar siswa dari ini menunjukkan aktivitas siswa dalam siklus pelaksanaan
pembelajaran
I
ke
siklus II mengalami
termasuk peningkatan sebesar 30%, sedangkan
kategori sangat baik.
untuk nilai rata-rata hasil belajar secara
Pada siklus II hasil penilaian klasikal juga mengalami peningkatan observer terhadap kemampuan guru 4% dan menapai standar nilai KKM dalam
pelaksanaan
pembelajaran serta
indikator
keberhasilan
seara
jumlah skor yang diperoleh adalah 23 klasikal. dari jumlah skor maksimal 24. Dengan
Berdasarkan hasil analisis data
demikian skor yang diperoleh 96%. Hal di atas, dapat disimpulkan bahwa ini menunjukkan kemampuan guru pembelajaran dalam
pelaksanaan
pembelajaran pembelajaran talking stick
termasuk kategori sangat baik. Hasil
penilaian
melalui
model dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa. observer Dengan
penggunaan
metode
yang
terhadap aktivitas siswa pada akhir efektif, diharapkan kelemahan masingsiklus I, jumlah skor yang diperoleh 23 masing siswa dan guru dapat tertutupi dari jumlah skor maksimal 24. Dengan serta
hasil
demikian skor yang diperoleh 96%. Hal meningkat. ini menunjukkan aktivitas siswa dalam
belajar
siswa
terus
pertemuan 2 mencapai peningkatan
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
analisis
hasil menjadi 91 Pada siklus II pertemuan 1
penelitian yang diperoleh, maka dapat adalah
96%
dan
mengalami
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) peningkatan pada siklus II pertemuan 2 Melalui pendekatan dengan metode yakni mencapai 96%. 4) Rata-rata hasil pembelajaran
talking
stick
dapat belajar
siswa
dengan
menggunaan
meningkatkan kemampuan guru dalam model talking stick dari siklus I dan mengelola pembelajaran dan aktivitas siklus II yaitu siklus I pertemuan 1 siswa pada pembelajaran IPS kelas IV 68,25 dengan presentase ketuntasan di
SDN
12
Ranah
Pembelajaran
Batahan.
IPS
menggunakan
metode
2) 55%,
pertemuan
2
70,25
dengan
dengan persentase ketuntasan 70%. Sedangkan pembelajaran pada siklus II, pertemuan 1
talking stick yang telah terlaksana persentase
ketuntasan
dengan baik dapat meningkatkan hasil pertemuan 2
75%
71,5 dan
75,5 dengan persentase
belajar siswa kelas IV SDN 12 Ranah ketuntasan 95%. Batahan. Hal ini terlihat dari hasil
Sehubungan dengan hasil belajar,
ulangan yang dilaksanakan pada tiap peneliti mengemukakan beberapa saran akhir siklus yang mengalami kenaikan. yang sebagai berikut: 1) Diharapkan 3) Pelaksanaan pembelajaran IPS siklus kepala sekolah untuk dapat memantau I dan II dengan menggunakan model guru dalam penggunaan model dan pembelajaran talking stick di kelas IV pendekatan mengajar yang efektif dan SDN
12
dilaksanakan
Ranah
Batahan,
sesuai
telah menyenangkan. dengan sekolah
hendaklah
perencanaan. Pada siklus I pertemuan 1 motivasi pelaksanaan kegiatan guru 83% dan mampu
Selain
kepada
itu,
kepala
memberikan
guru
kelas
agar
menyelenggarakan
pada siklus I pertemuan 2 meningkat pembelajaran IPS dengan menggunakan menjadi 87%. Pada siklus II pertemuan pendekatan pembelajaran talking stick 1 adalah 91%, pada siklus II pertemuan dalam melaksanakan pembelajaran IPS 2 meningkat menjadi 96% dan pada di sekolah. 2) Diharapkan guru SD agar aktivitas siswa pada siklus I pertemuan dapat
menggunakan
variasi
dalam
1 persentase 87% dan pada siklus I pelaksanaan pembelajaran agar siswa
tidak merasa bosan dan supaya siswa Sudjana, Nana, 1997. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. termotivasi dalam belajar. Di samping Bandung: Sinar Baru Algesindo. itu, pengelolaan kelas dan pemberian Supriono, Agus, 2010, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi penghargaan juga tidak bisa diabaikan, PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka karena semuanya itu dapat menciptakan Pelajar. Trianto, 2007. Model-model suasana belajar yang kondusif. 3) Pembelajaran Inovatif Berorientasi Diharapkan kepada siswa untuk Konstruktivistik. Jakarta: Perpustakaan menyadari bahwa pelajaran IPS, Nasional. khususnya materi perkembangan Wardhani, I.G.A.K, dkk 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: teknologi produksi, komunikasi dan Universitas Winataputra Udin S, 2000. transportasi perlu ditingkatkan. 4) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT. Diharapkan kepada pembaca untuk Winataputra, Udin S, 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: lebih memahami dan mengenal salah UT. satu pendekatan dalam pembelajaran IPS
khusus
dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran talking stick.
DAFTAR PUSTAKA Asma Nur, 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Choliq J, 2010. Buku Panduan Pendidik Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Menara Mega Perkasa. Depdiknas 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Puskur-BNSP. Hamalik, Oemar, 2000, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan dan Sistem. Bandung: Bumi Aksara.