PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS STM (SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI PADA KONSEP FLUIDA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh RITA AMALIA HULJANNAH NIM 1111016300017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
iii
ABSTRAK
RITA
AMALIA
HULJANNAH,
1111016300017.
Pengaruh
Video
Pembelajaran Berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI Pada Konsep Fluida. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh penggunaan video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 di SMK Negeri 4 Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini terdapat dua sampel, yaitu kelas XI TGB 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas TGB 2 sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain non equivalent control group dan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar angket. Dari hasil analisis intrumen tes dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Mann Withney dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,028. Terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) < taraf signifikansi 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya video pembelajaran berbasis STM terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. Sementara dari hasil analisis angket, video pembelajaran berbasis STM mendapatkan respon yang baik dari siswa dengan persentase 72,98.
Kata Kunci : Model Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat), Video Pembelajaran, Kemampuan Kognitif Siswa, Konsep Fluida.
iv
ABSTRACT
RITA AMALIA HULJANNAH, 1111016300017. The Effect of STS (Science Technology Society) Based Learning Video’s to Student Cognitive of Class XI In Fluid Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departmen, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
This research aims to prove the effect of STS (Science Technology Society) based learning video’s to student results in fluid concept. The study was conducted in January 2017 in SMK Negeri 4 South Tangerang. In this research, there are two samples, the class XI TGB 1 asan experimental class and class XI TGB 2 as an control class. The method used is quasi experimental with a non equivalent control group design and the technique of sampling is purposive sampling. The instrument were used in this research are test instrument wich is multipli choice objective questions and instrument nontes which is questionnaire. From the results of the test instrument analysis using non-parametric statistical test of Mann Withney can be seen that at the level of significance 0.05, was obtained sig value. (2-tailed) of 0.028. It is seen that the value of sig. (2-tailed) <0.05 significant level, so Ho rejected. This means that STS-based learning videos proven effect on the student cognitive outcomes on the fluid concept. While the results of questionnaires analysis, STS-based learning videos get a good response from students with a percentage of 72.98.
Keywords: Learning Model STS (Science Technology Society), Video Learning, Student Cognotive, Fluid Concepts.
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil’alamiin, segala puji bagi Allah Subhanahuu wa Ta’ala, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Video Pembelajaran Berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI Pada Konsep Fluida”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Ucapan terima kasih dan penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, ucapan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Prof. Ahmad Thib Raya, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dwi Nanto, Ph.D selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan saran dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi ini. 5. Devi Sholehat, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan saran dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi pendidikan fisika. 7. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan. 8. Dra. Angen Sumijati selaku Kepala SMK Negeri 4 Tangerang Selatan.
vi
9. Ahmad Kahfi S. Pd selaku guru bidang studi Fisika SMK Negeri 4 Tangerang Selatan. 10. Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi SMK Negeri 4 Tangerang Selatan, khususnya Kelas XI TGB 1 dan XI TGB 2. 11. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ibu Elisda dan Bapak Mahkamil, yang selalu memberikan kasih sayang tak terkira, semangat, dukungan yang luar biasa dan do’a bagi penulis 12. Adik-adik tersayang, Vikry, Munzil, Kurnia, yang senantiasa mensupport penulis dalam menyelesaikan kepenulisan skripsi ini 13. Keluarga besar tercinta, Mama, Nte Upik, Om Buyung, Nte Merry, Almarhumah Umi, Aba, Almarhum Kakek, Nenek, Om Ta, Nte Dwi, Pak Ipen, Pak Cik Pendi, Mak Adang Am, Nte Yenti, Fani, Chika, Angga, Ade, Dini, Caca, Cici, dll, yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan nasehat kepada penulis. 14. Keluarga kecilku, Pendidikan Fisika 2011, yang senantiasa berbagi ilmu, kepedulian, perhatian, dalam menjalani perjalanan bersejarah menyelesaikan pendidikan S1 kita ini. 15. Seuruh keluarga besar Pendidikan Fisika, Kakak-kakak Fisika 2009, Fisika 2010, adik-adik Fisika 2012, 2013, 2014, dan 2015 yang telah memberikan bantuan, inspirasi dan motivasi dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. 16. Keluarga Albarkah (Kris, Teh Rena, Riris, Mba Hasna, Anita, Dinda, Ica, Tika, Lili, Hilda, Dhea, Risma, Iying, Nisa, Nanda, Salsa, Cindy, Nur, Intan, Lugita, dan Ayu) yang telah menjadi saudari tempat berbagi suka dan duka diperantauan, saling merangkul dan menyokong. 17. Keluarga KAHFI BBC Motivator School, khususnya guru sehat kahfi Om Bagus, kakak-kakak senior dan Kahfi Angkatan 14 (Redhawk), yang telah memberikan banyak pengalaman berharga serta nasehat-nasehat yang luar biasa. 18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
Semoga Allah membalas segala kebaikan, bantuan, nasehat dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang terbaik. Aamiin ya Rabal’alamiin Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin
Jakarta,
Mei 2017
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv ABSTRACT ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
6
C. Batasan Masalah.............................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
7
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ....................................................................................
8
A. Kajian Teoritis ...............................................................................
8
1. Media Pembelajaran .................................................................
8
a. Pengertian Media Pembelajaran .........................................
8
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ......................................... 10 c. Fungsi Media Pembelajaran ............................................... 12 2. Media Video Pembelajaran ...................................................... 16 a. Pengertian Media Video .................................................... 16 b. Kelebihan Media Video .................................................... 18 xi
c. Kekurangan Media Video .................................................. 19 3. Pengertian Model STM ........................................................... 19 4. Langkah-langkah Model STM ................................................. 22 5. Video Pembelajaran Berbasis STM ........................................ 26 6. Hasil Belajar ............................................................................ 26 a. Ranah Kognitif .................................................................. 28 b. Ranah Afektif ..................................................................... 29 c. Ranah Psikomotorik .......................................................... 30 7. Konsep Fluida ......................................................................... 32 a. Karakteristik Konsep Fluida ............................................. 32 b. Sandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...................... 32 c. Peta Konsep ....................................................................... 33 d. Materi Fluida ..................................................................... 33 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 37 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 40 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 43 A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 43 B. Metode Penelitian........................................................................... 43 C. Desain Penelitian ............................................................................ 43 D. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 44 E. Variabel Penelitian ......................................................................... 44 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45 G. Instumen Penelitian ........................................................................ 45 1. Instrumen Tes .......................................................................... 45 2. Instrumen Nontes .................................................................... 46 H. Kalibrasi Instrumen ........................................................................ 47 1. Kalibrasi Instrumen Tes .......................................................... 47 a. Uji Validitas ...................................................................... 47 b. Uji Reliabilitas .................................................................. 49
xii
c. Analisis Taraf Kesukaran .................................................. 50 d. Daya Pembeda ................................................................... 51 2. Kalibrasi Instrumen Nontes ..................................................... 52 I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53 1. Analisis Data Tes ...................................................................... 53 a. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 54 1) Uji Normalitas ............................................................. 54 2) Uji Homogenitas ......................................................... 54 b. Uji Hipotesis ...................................................................... 55 c. Hipotesis Statistik ............................................................. 57 2. Teknik Analisis Data Nontes .................................................. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 59 A. Hasil Penelitian .............................................................................. 59 1. Hasil Pretest ............................................................................ 59 2. Hasil Posttest ........................................................................... 60 3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa.. ................................... 61 a. Data Hasil Pretest dan Posttest ......................................... 61 b. Kemampuan Kognitif Siswa ............................................. 62 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis .................................................... 63 a. Uji Normalitas ................................................................... 63 b. Uji Homogenitas ............................................................... 64 5. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 65 6. Hasil Analisis Data Angket ..................................................... 66 B. Pembahasan ................................................................................... 66 C. Keterbatasan Hasil Penelitian ........................................................ 70
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 73 A. Simpulan ........................................................................................ 73 B. Saran ............................................................................................... 73
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74 LAMPIRAN ....................................................................................................... 77
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale ........................................................... 10 Gambar 2.2
Bagan Model Pembelajaran STM ............................................... 24
Gambar 2.3 Peta Konsep Fluida ...................................................................... 34 Gambar 2.4
Kerangka Berpikir ....................................................................... 42
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen..................................................................................... 59 Gambar 4.2 Diagram Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................................... 60 Gambar 4.3 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kognitif Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 62
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.2
Langkah-langkah Model STM Menurut Yager ............................ 22
Tabel 3.1
Desain Penelitian............................................................................ 44
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................. 46
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Nontes ........................................................... 47
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................... 48
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................. 48
Tabel 3.6
Kategori Reliabilitas ..................................................................... 49
Tabel 3.7
Kategori Taraf Kesukaran .............................................................. 50
Tabel 3.8
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................... 51
Tabel 3.9
Kategori Daya Pembeda ................................................................ 52
Tabel 3.10
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................................ 52
Tabel 3.11
Uji Validitas Instrumen Nontes .................................................... 53
Tabel 3.12
Analisis Data Angket .................................................................... 58
Tabel 3.13
Kriteria Penilaian Angket .............................................................. 58
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................... 61
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Konrol dan Kelas Eksperimen .................................................................................... 64
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................................... 65
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.5
............................................... 65
Hasil Angket Respon Siswa terhadap Video Pembelajaran Berbasis STM ............................................................................. 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ........................................................... 77 1. RPP Kelas Eksperimen ............................................................... 78 2. RPP Kelas Kontrol ..................................................................... 114
Lampiran B Instrumen Penelitian ................................................................... 141 1. Instrumen Tes ............................................................................. 142 a. Kisi-kisi Insrtumen Tes ........................................................ 142 b. Instrumen Tes ....................................................................... 143 2. Analisis Hasil Uji Instrumen Tes ............................................... 178 a. Uji Validitas Butir Soal ......................................................... 178 b. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 179 c. Uji Daya Pembeda................................................................. 180 d. Uji Taraf Kesukaran .............................................................. 181 3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes ......................................... 187 4. Instrumen Tes Penelitian ............................................................. 189 5. Kisi-kisi Instrumen Nontes ......................................................... 209 6. Instrumen Nontes ........................................................................ 210 7. Lembar Uji Validitasi Instrumen Nontes .................................... 211 8. Lemar Validasi Ahli Media......................................................... 213 9. Lembar Validasi Ali Materi ........................................................ 216
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .................................................... 219 1. Hasil Pretest ................................................................................ 220 2. Hasil Posttest............................................................................... 223 3. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen .......................... 226 4. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ............................... 228 5. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ....................... 230 6. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol .............................. 232 7. Uji Homogenitas Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 234 xvii
8. Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 235 9. Data Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Video Pembelajaran Berbasis STM .............................................................................. 236 10. Data Persentase Ranah Kognitif ................................................ 237
Lampiran D Surat-surat Penelitian................................................................. 239 1. Surat Bimbingan Skripsi ........................................................... 240 2. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 241 3. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 242
Lampiran E Lain-lain ...................................................................................... 242 1. Print Screen Media ..................................................................... 243 2. Lembar Uji Referensi .................................................................. 245 3. Biodata Penulis ........................................................................... 255
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kata IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) bukanlah kata-kata yang asing, kedua kata tersebut sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, karena IPTEK sudah mengalami perkembangan yang begitu pesat 1. Untuk dapat menghadapi perkembangan IPTEK, masyarakat harus sadar dan tahu akan pentingnya sains 2 . Sains merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang alam ataupun gejala-gejala alam dan ia telah mengalami perkembangan di berbagai bidang ilmu, baik ilmu fisika, ilmu kimia, dan lain-lain. Perkembangan sains ini memberikan dampak positif bagi perkembangan teknologi dengan terciptanya bermacam-macam peralatan atau produk teknologi yang memberikan banyak keuntungan dalam kehidupan manusia dan sangat membantu manusia dalam melakukan setiap aktivitasnya. Misalnya, penggunaan laser oleh kasir di supermarket ketika menghitung total harga barang belanjaan pembeli, dimana laser tersebut berfungsi untuk membaca barcode yang ada pada tiap barang belanjaan. Selain laser masih banyak lagi alat-alat produk teknologi lainnya yang sangat bermanfaat bagi manusia. Fisika yang merupakan salah satu cabang dari IPA penting untuk dipelajari karena ia mendasari perkembangan teknologi di masyarakat3. Namun sayangnya terkadang siswa di sekolah masih kurang berminat dalam mempelajarinya, khususnya siswa di sekolah menengah kejuruan (SMK), mereka cenderung mengesampingkan pelajaran fisika, karena fisika hanyalah mata pelajaran adaptif dan bukan mata pelajaran produktif 4 . Hal tersebut menjadi salah satu faktor
1
Johar Maknum, Liliasari, Benny Suprapto B, As’ari Djohar, Analisis keterampilan generic yang dikembangkan pelajaran fisika sekolah menengah kejuruan (SMK) topik kinematika partikel, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, INVOTEC, h. 2, diakses dari http://jurnal.upi.edu.ac.id 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ahmad Rifai, Ahmad Amin, dan Saparini, Penerapan model problem based learning pada pembelajaran fisika siswa le;as X SMK Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2014/2015,
1
2
penyebab sedikitnya jumlah siswa yang menyadari bahwa alat-alat yang merupakan hasil perkembangan teknologi di masyarakat merupakan aplikasi dan penerapan dari ilmu sains yang telah dipelajari di sekolah.5 Selain itu, faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah karena guru dalam pembelajaran di kelas cenderung berorientasi pada kuantitas pembelajaran, yakni menyelesaikan materi ajar yang termuat dalam kurikulum, serta model pembelajaran yang diterapkannya pun masih bersifat konvensional6. Guru juga jarang menyampaikan kaitan antara materi pelajaran dengan produk teknologinya di masyarakat dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari7, ini terjadi karena terbatasnya media yang bisa digunakan untuk memvisualisasikan hal tersebut 8 . Kecenderungan guru yang demikian membuat siswa sulit untuk mengaitkan konsep sains dengan aplikasinya di masyarakat, sulit membayangkan apa saja produk teknologi dari sains tersebut, dan mengurangi ketertarikan siswa untuk memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga menyebabkan siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ketika tujuan pembelajaran tidak bisa dicapai oleh siswa tentunya akan berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif siswa. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu media pembelajaran sebagai alat bantu guru 9 . Media pembelajaran yang dibutuhkan yakni media yang dapat menyampaikan pesan secara cepat dan mudah diingat siswa, dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa10, dapat mengatasi Artikel ilmiah pendidikan MIPA STKIP-PGRI Lubuk Linggau, h. 4, diakses dari http://mahasiswa.mipastkipllg.ac.id 5 D. Agustini, I W. Subagia, dan I N Suardana, Pengaruh model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) terhadap penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran IPA di MTSN Patas, e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains, vol. 3, 2013, h. 2, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/ 6 Ibid., h. 2 7 Suprianto dan S. Ida Kholida, Pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) terhadap hasil belajar siswa di SMA Hidayatun Najah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika,Gravity Vol. 2, No. 1, 2016, h. 35, diakses dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity 8 Patris Hernandes Hingkua, Media pembelajaran fisika SMA berbasis video pada pokok bahasan momentum, impuls, dan tumbukan, Jurnal Pendidikan Fisika-WM, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 1, diakses dari http://journal.wima.ac.id/index.php/JPFWM/article/view/689 9 Ibid., h. 1 10 Ade Hadiati Nuzuliana, Fauzi Bakri dan Esmar Budi, Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
3
keterbatasan ruang dan waktu ketika belajar di kelas, dapat menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, serta dapat menampilkan kaitan antara sains dengan aplikasinya di masyarakat dalam bentuk visual tidak hanya secara verbal 11 . Media yang dianggap tepat untuk untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah media video. Media video dapat merangsang indera penglihatan dan indera pendengaran siswa yang kemudian dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan efektif 12 . Video membuat siswa belajar dengan menggunakan inderanya secara ganda, yakni indera penglihatan dan indera pendengarannya. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi siswa karena menurut para ahli perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera penglihatan dan indera pendengaran sangat menonjol perbedaannya, 90% hasil belajar siswa diperoleh dari indera penglihatan, 5% diperoleh dari indera pendengaran, dan 5% lagi dari indera lainnya 13 , sehingga ketika siswa menggunakan inderanya secara ganda akan membuat kemampuan kognitifnya menjadi lebih optimal. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas bisa dikatakan bahwa video dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, serta membuat pesan yang disampaikan lebih cepat sampai dan lebih mudah diingat oleh siswa. Saat ini telah banyak tersedia video pembelajaran di pasaran, baik itu video pembelajaran kimia, agama, bahasa maupun fisika. Namun sedikit sekali video pembelajaran di pasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran 14 . Artinya diperlukan sebuah video pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran khususnya dalam pelajaran fisika. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa permasalahan yang ada pada pembelajaran fisika adalah guru jarang menyampaikan keterkaitan antara konsep
Journal) SNF2015, Vol IV, Oktober 2015, h. 28, diakses dari http://snf-unj.ac.id/kumpulanprosiding/snf2015/ 11 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Pres, 2012), Cet-4, h. 127. 12 Andi Prastowo, Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif, (Yogyakarta : Diva Press, 2013), Cet. V, h. 301. 13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 14, h. 9-10. 14 Hadiati, op. cit., h. 28
4
sains yang dipelajari siswa dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan video pembelajaran yang dapat menjelaskan keterkaitan antara konsep sains yang dipelajari siswa dengan produk teknologinya di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk membuat video dengan basis model STM (sains teknologi masyarakat). Model STM (sains teknologi masyarakat) merupakan model pembelajaran yang beranjak dari isu-isu sosial yang ada di masyarakat ataupun di sekitar siswa15. Model STM juga dapat melatih siswa untuk memecahkan isu-isu sosial yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan konsep, prinsip, maupun teori yang dipelajarinya16. Melalui model STM ini siswa dapat mengetahui keterkaitan antara sains atau pengetahuan yang dimilikinya dengan aplikasinya di masyarakat, yang mana aplikasi dari konsep sains tersebut berupa produk-produk teknologi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat17. Konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai siswa melalui model STM ini juga diharapkan dapat dipergunakan siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya maupun dilingkungan sosialnya 18. Video berbasiskan model STM ini akan dibuat seperti langkah-langkah yang terdapat dalam model STM, sehingga bisa membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa dalam memahami konsep yang dipelajarinya. Banyak konsep fisika yang produk teknologi dan aplikasinya terdapat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu konsep kesetimbangan benda tegar, konsep elastisitas, fluida, dan lain-lain. Salah satu konsep fisika yang pembelajarannya dapat diterapkan dengan menggunakan video berbasis STM adalah Fluida. Fluida merupakan salah satu konsep fisika yang diajarkan pada jenjang SMA/SMK di kelas XI 19 . Banyak produk teknologi dan aplikasi dari konsep fluida ini terdapat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu 15
I Wayan Sadia, Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), Cet. 1, h. 41. 16 Ibid. 17 Agustini, op. cit., h. 3 18 Suprianto, op. cit., h. 36 19 Hadiati, op. cit., h. 28
5
penerapan Hukum Pascal pada mesin hidrolik pengangkat mobil20. Mesin hidrolik pengangkat mobil terdiri dari 2 tabung yang berhubungan dan memiliki ukuran diameter yang berbeda, masing-masing tabung diisi cairan dan ditutup. Ketika permukaan tabung yang ukurannya lebih kecil ditekan ke bawah maka besar tekanan tersebut akan diteruskan oleh cairan ke seluruh bagian, sehingga cairan tersebut akan menekan tabung yang permukaannya lebih besar, dan terangkat ke atas. Mesin hidrolik pengangkat mobil ini biasanya digunakan di tempat pencucian mobil oleh masyarakat. Pada penelitian ini konsep fluida akan divideokan dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran STM (sains teknologi masyarakat). Pada tahap pendahuluan pada video pembelajaran akan
dikemukakan beberapa
pertanyaan spesifik terkait dengan isu-isu yang berhubungan dengan konsep fluida di kehidupan sehari-hari
21
. Pada tahap pembentukan konsep di video
pembelajaran akan dipaparkan penjelasan tentang fluida, aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Pada tahap aplikasi konsep dalam kehidupan, pada video pembelajaran akan dipaparkan isu baru terkait konsep fluida yang dipelajari ataupun soal-soal pertanyaan, dan siswa melakukan diskusi kembali untuk mencari penyelesaian alternatif dari isu-isu dan soal-soal tersebut22. Pada tahap pemantapan konsep, video pembelajaran akan memaparkan rangkuman terkait materi fluida yang telah dipelajari siswa. Selanjutnya pada tahap evaluasi, pada video akan diajukan pertanyaan yang bersifat konseptual untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja ia pelajari. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Video Pembelajaran Berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat)Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI Pada Konsep Fluida".
20
Yohanes Surya, Mekanika dan Fluida 2, (Serpong : PT Kandel, 2010), h. 226. Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat : model pembelajaran konstektual bermuatan nilai, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2010), Cet-3, h. 126. 22 Ibid. 21
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1.
Umumnya siswa kurang mengetahui kaitan antara konsep fisika yang dipelajarinya dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan seharihari
2.
Media yang terbatas cenderung membuat guru menyampaikan materi ajar secara verbal, sehingga mengurangi ketertarikan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
3.
Minimnya jumlah video pembelajaran di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika di sekolah khususnya konsep fluida, yakni siswa mampu untuk menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan konsep fluida dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi pada masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Langkah-langkah basis STM pada video pembelajaran mengacu kepada Anna Poedjiadi 2. Video pembelajaran berbasis STM yang dibuat dengan bantuan aplikasi AVS Video Editor 3. Kemampuan kognitif yang diukur dalam penelitian ini hanya berorientasi pada ranah kognitif dari C1 hingga C4 berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W. Anderson. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah, "Apakah video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida?".
7
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh penggunaan video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, diantaranya : 1.
Memberikan informasi tentang cara pengembangan media pembelajaran berupa video pembelajaran.
2.
Menjadi bahan rujukan bagi guru dalam memilih media yang tepat untuk mempelajari konsep fluida.
3.
Memberikan referensi tentang pengaruh penggunaan video pembelajaran berbasis STM terhadap kemampuan kognitif siswa.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari Bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar1. Kata tengah bisa bermaknakan berada di antara 2 sisi yakninya
sebagai
perantara, sehingga media bisa menghantarkan atau
menghubungkan suatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya 2. Selain itu, media juga berasal dari Bahasa Arab wasaail yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan3. Gerlach dan Elly menyatakan bahwa media secara garis besar merupakan manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi dan suasana yang membuat siswa bisa memperoleh pengetahuan, kterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini bisa dikatakan bahwa guru, buku teks, lingkungan kelas atau sekolah merupakan media 4 . Asosiasi pendidikan nasional (National Education Association/ NEA) menyatakan bahwa media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya, dimana media tersebut hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca 5 . AECT (Association of Education and Communication Technology) membatasi media hanya sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi6. Di samping sebagai penyampai pesan atau informasi. Kata 1
h. 3.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet-14,
2
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Pres, 2012), Cet-4, h. 6. 3 Arsyad, loc. cit. 4 Ibid. 5 Arief. S. Sadiman, R. Rahardho, Anung H, dan Rahardjito Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), h, 6. 6 Ibid.
8
9
media sering digantikan dengan kata mediator, menurut Fleming kata mediator bermakna penyebab atau alat campur tangan dalam mendamaikan 2 pihak, sehingga mediator media menunjukkan fungsi dan perannya sebagai pengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yakni siswa dan isi pelajaran7. Sementara itu, Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari buku, kaset, video, film, foto, gambar, gafik, dan lain-lain8. Media juga dapat diartikan sebagai segala komponen yang terdapat di sekitar siswa yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar atau sarana yang mengandung materi instruksional dan dapat merangsang siswa untuk mau belajar 9. Media pembelajaran merupakan sebuah sarana yang dapat mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran10, untuk mencapai hal tersebut dalam proses pembelajaran seorang guru harus bisa memilih media yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan keadaan siswanya 11 . Penggunaan media dalam proses pembelajaran ini mengacu pada teori Dale's Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Dale mengklasifikasikan pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana tingkat pengalaman tersebut berdasarkan pada seberapa banyak indera yang digunakan
12
. Kerucut ini
merupakan elaborasi yang rinci dari tiga konsep tingkat pengalaman yang dikemukakan oleh Brunner, yakninya pengalaman abstrak (symbolic experience), pengalaman iconic, dan pengalaman langsung (enactiv experience) 13 . Berikut Gambar 2.1 kerucut pengalaman Dale yang dimaksudkan :
7
Arsyad, loc. cit. Ibid., h. 4. 9 Ibid., h. 4-5. 10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Pres, 2012), Cet-4, h. 8. 11 Patris Hernandes Hingkua, dkk, Media pembelajaran fisika SMA berbasis video pada pokok bahasan momentum, impuls, dan tumbukan, Jurnal Pendidikan Fisika-WM, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 1, diakses dari journal.wima.ac.id/index.php/JPFWM/article/view/689 12 Munadi, op. cit., h. 18. 13 Arsyad, op.cit., h. 7-10. 8
10
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Berdasarkan gambar 2.1 di atas terlihat bahwa pengalaman belajar konkrit yang secara langsung dialami siswa terletak di bagian paling bawah kerucut dan karena hal tersebut seorang siswa memperoleh banyak manfaat pada bagian ini. Hal itu sesuai dengan pendapat James L. Mursell yang mengatakan bahwa belajar yang sukses adalah belajar dengan mengalami sendiri. Pengalaman belajar seorang siswa pada permulaan sekolah dasar secara berangsur-angsur akan dikurangi sesuai dengan tahapan yang terlihat pada kerucut di atas, hingga akhirnya ia dapat menuju tahap wawasan tertinggi (hight insight). Ketika seorang siswa telah berada pada tahap hight insight berarti ia telah memiliki cara belajar yang berkualitas, karena ia telah mampu memaknai simbol-simbol abstrak14. b. Jenis-jenis Media Pembelajaran Rudi Bertz membagi media berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih 3 pokok unsur dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Unsur suara merupakan unsur yang melibatkan indera pendengaran dan unsur visual merupakan unsur yang melibatkan indera penglihatan. Pada unsur gerak ia
14
Munadi, op.cit., h.19
11
tidak mendasarkannya pada keterlibatan indera namun lebih melibatkan alat-alat yang mendukung suatu media tersebut15. Bila dilihat dari intensitas penggunaannya maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Kedua indera ini kadang bekerja sendiri-sendiri atau bekerjasama. Suatu media pembelajaran yang hanya melibatkan indera pendengaran disebut dengan media audio, yang hanya melibatkan indera penglihatan disebut media visual, dan jika suatu media pembelajaran melibatkan kedua indera tersebut maka disebut sebagai media audio visual. Namun bila dalam suatu media pembelajaran melibatkan banyak indera maka ia dinamakan sebagai multimedia. Dengan demikian media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakninya media audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia.16 Tocharman membagi bahan ajar menjadi 4 jenis : 17 1)
Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan ajar cetak seperti buku, handout, modul, brosur, dan bahan ajar non cetak seperti model/ maket.
2)
Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, compact disk audio, dan lain-lain.
3)
Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compack disk, film, dan lain-lain.
4)
Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (computer assisted interactive) CD multimedia pembelajaran interaktif, bahan ajar berbasis web, dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran itu
terbagi dalam 4 jenis, yakni media audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia.
15
Ibid. Ibid, h. 54. 17 Danu Aji Nugraha, Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik, Journal Of Innovative Sains Education, Vol. 1, No. 2, 2013, h. 28, diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise 16
12
c. Fungsi Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran memiliki kegunaan sebagai berikut : 18 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti : a) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realita, gambar, film, atau model. b) Objek yang kecil diganti dengan proyektor mikro, film atau gambar. c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dam lain-lain. f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lainlain. 3) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media berguna untuk : a) Menimbulkan kegairahan belajar. b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4) Latar belakang yang berbeda antara tiap siswa ataupun antara guru dan siswa membuat guru kesulitan dalam menyampaikan materi ajar yang ditentukan sama untuk setiap siswa. Media dapat mengatasi hal tersebut dengan memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan perpsepsi yang sama. Encyclopedia of Educational Research
dalam Hamalik (1994)
mengemukakan beberapa manfaat media pendidikan, yaitu : 19 18
Sadiman, op. cit., h. 16-17.
13
1) Meletakkan
dasar-dasar
konkret
untuk
berpikir,
sehingga
kemudian
mengurangi verbalisme. 2) Memperbesar perhatian siswa. 3) Meletakan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih mantap. 4) Memberikan pengalaman nyata sehingga dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup. 6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa dampak positif dari penggunaan media yaitu : 20 1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2) Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsippsikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. 4) Lamanya waktu pembelajaran dapat dipersingkat dengan penggunaan media, 5) Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dengan mengintegrasikan kata dan gambar, serta dapat mengkomunikasikan elemen pengetahuan secara sistematis. 6) Pembelajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun. 7) Dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajarinya. 8) Mengurangi beban guru untuk menyampaikan pembelajaran secara berulangulang, sehingga dapat memusatkan perhatian siswa. Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : 21 19 20
Arsyad, op. cit., h. 25. Ibid, h. 21-23
14
1) Pembelajaran
akan
lebih
menarik
perhatian
siswa,
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga siswa lebih memahami apa yang dipelajarinya dan memungkinkan siswa dapat menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Membuat metode mengajar menjadi lebih bervariasi, 4) Siswa juga dapat melakukan berbagai macam kegiatan dalam belajar, karena ia tidak hanya mendengarkan penjelasan verbal guru, tapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Dalam pembelajaran media memiliki fungsi utama sebagai sumber belajar, dan sebagai sarana penyampai pesan media pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat dicapai Jika dilihat dari analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan penggunannya, media ini memiliki beberapa fungsi. Pertama analisis fungsi didasarkan pada media itu sendiri, memiliki 3 fungsi yakni, fungsi media sebagai sumber belajar, fungsi semantik, dan fungsi manipulatif. Kedua analisis fungsi didasarkan pada penggunanya, memiliki dua fungsi yakni, fungsi psikologis dan fungsi sosio-kultural. Adapun penjelasan mengenai masing-masing fungsi tersebut yaitu : 22 1) Fungsi Media Sebagai Sumber Belajar Media pembelajaran sebagai sumber belajar memiliki arti sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Media pembelajaran merupakan bahasanya guru, sehingga uuntuk beberapa hal ia dapat menggantikan posisi guru terutama sebagai sumber belajar. Mudhoffir menyatakan bahwa sumber belajar merupakan segala komponen sistem instruksional (pesan, orang, bahan, alat, dan lain-lain) yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. maka dapat dipahami bahwa sumber belajar merupakan segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang yang dapat memudahkan terjadinya proses belajar.
21 22
Ibid., h. 24-25 Munadi, op. cit., h. 36-48.
15
2) Fungsi Semantik Merupakan kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar dapat dipahami anak didik (tidak verbalistik). Kata dan makna memiliki hubungan yang jelas, suatu makna tidak melekat pada kata, namun kata hanya akan bermakna jika merujuk pada sejumlah referen. Dalam pembelajaran di kelas seorang gurulah yang memberikan makna pada setiap kata yang disampaikannya, ketika kata yang disebutkan guru merujuk pada benda, maka guru takkan mengalami kesulitan untuk menjelaskannya, namun ketika kata merujuk pada suatu peristiwa, sifat, dan lain-lain, maka guru harus kreatif dalam mendayagunakan media pembelajaran secara tepat. 3) Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini memiliki dua funsi utama, yakni mengatasi batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Berikut penjelasannya : Pertama, kemampuan media pembelajaran untuk mengatasi batas ruang dan waktu, yaitu : a) Kemampuan media untuk menghadirkan peristiwa atau objek yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat. c) Kemampuan media untuk menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi, yakni : a) Membantu siswa untuk memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil. b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. c) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara. d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
16
4) Fungsi Psikologis Fungsi Psikologis terbagi atas beberapa fungsi, yaitu : a) Fungsi Atensi, yakni berfungsi untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar, serta membuat siswa menjadi lebih fokus. b) Fungsi Afektif, yakni kemampuan media pembelajaran untuk menggugah perasaaan, emosi,dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. c) Fungsi Kognitif, kemampuan media untuk menghadapkan objek-objek, peristiwa, benda, dan lain-lain kehadapan siswa. Semakin banyak objek yang dihadirkan ke hadapan siswa maka akan semakin banyak gagasan atau pengetahuanyang dimiliki siswa. d) Fungsi Imajinatif, yakni meningkakan dan mengembangkan imajinasi siswa atau meningkatkan kemampuan menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensori siswa. e) Fungsi Motivasi, yakninya meningkatkan motivasi yang ada di dalam diri siswa. 5) Fungsi Sosio-Kultural Yakninya kemampuan media untuk mengatasi hambatan sosio-kultural antara peserta komunikasi dalam pembelajaran. Latar belakang siswa ayang berbeda tentunya akan membuat guru mengalamai sedikit kesulitan untuk menghadapi hal tersebut. Media pembelajaran akan membantu guru untuk mengatasi hal tersebut denga memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, hingga akhirnya akan menimbulkan persepsi yang sama. 2. Media Video Pembelajaran a. Pengertian Media Video Kata video secara empiris berasal dari singkatan 2 buah kata yang dalam Bahasa Inggris berarti audio dan visual. Kata Vi merupakan singkatan dari kata visual yang artinya gambar, dan kata Deo merupakan singkatan dari kata Audio yang berarti suara. Dapat dikatakan bahwa video merupakan seperangkat komponen media yang mampu menampilkan gambar dan suara sekaligus. Pada
17
dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara.23 Kata video dalam kamus Bahasa Indonesia berarti rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan pesawat televisi, dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai suara. Media video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya akan informasi dan lugas untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, karena bisa ditampilkan secara langsung ke hadapan siswa. Melalui media video siswa dapat melihat gambar suatu objek dan mendengarkan suaranya secara bersamaan, karena video merupakan media audio-visual (pandang dengar) yang dapat mengkombinasikan materi visual dan materi auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indera pendengaran siswa dan materi visual ditujukan untuk merangsang indera penglihatan siswa. Melalui kombinasi kedua materi tersebut tentunya dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien karena merangsang siswa menggunakan inderanya secara ganda, yakninya indera penglihatan dan indera pendengaran.24 Confucius yang merupakan seorang filosof Cina mengatakan bahwa, "apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya paham". Dari filosof tersebut dapat dipahami bahwa ketika seorang siswa dalam pembelajaran hanya menerima penjelasan saja (materi auditif), sangat memungkinkan jika siswa tersebut tidak paham dengan apa yang dipelajarinya, namun akan berbeda halnya jika penjelasan suara tersebut (materi auditif) dikombinasikan dengan gambar (materi visual) tentunya
akan
meningkatkan kemampuan mengingat siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mell Silberman, ia mengungkapkan bahwa dengan menambahkan visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan dan menaikkan ingatan siswa dari 14% menjadi 38%.25
23
Patris Hernandes Hingkua, op. cit., h. 2. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta : DIVA Press, 2013, Cet-5, h. 300-301. 25 Ibid., h. 301-302. 24
18
Seorang ahli yang bernama J.E Kemp dalam Kustiani (2012) menyatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses, mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu, dan dapat mempengaruhi sikap. Hal tersebut terjadi karena ketertarikan minat yang dialami siswa. Tayangan yang ditampilkan media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam materi yang disampaikan.26 b. Kelebihan Media Video Penggunaan 2 video dalam pembelajaran di kelas memiliki beberapa kelebihan, yakni : 1) Dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2) Dapat diputar ulang bila memerlukan tambahan kejelasan terhadap suatu materi. 3) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. 4) Dapat mengembangkan pendapat dan pikiran siswa. 5) Dapat memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik. 6) Bisa mempengaruhi seseorang dengan sangat kuat. 7) Bisa dengan sangat baik menjelaskan suatu proses, keterampilan, dan mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan serta respon yang diharapkan dari siswa. 8) Semua siswa dapat belajar dari video, baik siswa yang pandai hingga yang kurang pandai. 9) Dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa. 10) Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan suatu keadaan, seperti keadaan di geladak kapal. 11) Dapat mengkombinasikan gambar diam dan gambar bergerak. 12) Video dapat memberikan pengalaman tak terduga kepada peserta didik, seperti menampilkan tayangan proses sirkulasi darah yang sangat kompleks.
26
Patris Hernandes Hingkua, op. cit., h. 3.
19
13) Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang awalnya tidak mungkin dapat dilihat. c. Kekurangan Media Video Selain memiliki beberapa kelebihan, media video juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: 27 1) Dalam penggunaanya, peralatan video harus sudah tersedia ditempat dan peralatan tersebut harus memiliki kesesuaian ukuran dan formatnya dengan video yang ada. 2) Menyusun naskah dan skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan juga dapat menyita banyak waktu. 3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedkit orang yang mampu mengerjakannya. 4) Jumlah huruf untuk grafis pada video terbatas, yakni separuh dari hurufnya tersedia untuk film atau gambar diam. 5) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali monitor dan sistem proyeksi diperbanyak. 6) Jika gambar pada pita video ditransfer ke film maka hasilnya tidak bagus. 7) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan.
3.
Pengertian Model STM (Sains Teknologi Masyarakat) Model pembelajaran STM merupakan model pembelajaran sains di
sekolah. Hal yang ingin dicapai dengan pendekatan STM ini adalah meningkatkan minat siswa terhadap sains dan membentuk pribadi siswa yang literasi sains dan teknologi28, serta memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya29. Konsep sains akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan penerapannya pada
27
Prastowo, op. cit., h. 306-307. I Wayan Sadia, Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), Cet-1, h. 35. 29 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat : model pembelajaran konstektual bermuatan nilai, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2010), Cet-3, h. 123. 28
20
teknologi dan isu-isu sains yang terdapat di masyarakat 30 . National Science Teacher Association (NSTA) di USA mengajukan sebelas ciri dalam mendeskripsikan pendekatan STM dalam pembelajaran sains : 31 1) Siswa mengidentifikasi masalah-masalah sosial dan teknologi di daerahnya, serta dampak dari masalah tersebut. 2) Menggunakan sumber lokal (manusia dan material) untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. 4) Perluasan untuk terjadinya proses belajar yang melampaui waktu, kelas, dan sekolah. 5) Memusatkan pengaruh sains dan teknologi kepada siswa. 6) Pandangan bahwa materi subjek lebih dari sekedar konsep yang harus dikuasai siswa. 7) Penekanan pada keterampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah. 8) Penekanan terhadap kesadaran karir, terutama karir yang berhubungan dengan sains dan teknologi. 9) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai warga masyarakat, jika telah dapat mengatasi isu yang telah diidentifikasinya. 10) Identifikasi cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi memecahkan masalah di masa depan. 11) Perwujudan otonomi dalam proses belajar sebagai isu individu. Model
STM
dalam
pembelajarannya
sejalan
dengan
pandangan
konstruktivisme. Pengetahuan dibangun di dalam pikiran siswa dan menempatkan siswa sebagai sentral
dalam kegiatan belajar mengajar serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjadi insan yang peduli lingkungan, bertanggung jawab, kreatif, dan mampu tampil sebagai pengambil keputusan
30 31
Wayan, op. cit, h. 35. Ibid, h. 35-36.
21
dalam memecahkan masalah32. Model ini beranjak dari isu-isu sosial yang ada di masyarakat atau di sekitar siswa, dimana siswa dilatih untuk memecahkan isu-isu sosial yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan materi ajar yang dipelajari siswa. Pembelajaran dengan model STM membangun individu yang literasi sains dengan ciri : 33 1) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta, konsep, teori sains, dan kemampuan mengaplikasikannya. 2) Siswa menggunakan konsep sains, keterampilan proses sains, dan nilainilai sains dalam membuat keputusannya di kehidupan sehari-harinya. 3) Menyadari
keunggulan,
keterbatasan
sains
dan
teknologi
dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Menyadari hubungan dan kaitan antara sains, teknologi dan masyarakat. 5) Mengenal sumber-sumber sains, teknologi yang dapat dipercaya, dan menggunakannya dalam membuat suatu keputusan. 6) Memahami dan mengantisipati dampak negatif dari sains dan teknologi. 7) Bisa membedakan antara bukti ilmiah dan pendapat pribadi. 8) Memiliki pandangan yang luas dan mendalam tentang realita dunia karena pendidikan sains. 9) Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai sains, sehingga ia dapat menghargai penelitian dan mengembangkan teknologi. 10) Mengembangkan aspek politik, ekonomi, moral dan etika dari sains danteknologi dalam hubungan dengan isu personal serta global. 11) Berkemampuan sebagai decision maker. 12) Bersikap positif terhadap sains dan teknologi. Selain itu, penerapan model STM ini dapat mengembangkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada 6 ranah yang terlibat dalam penerapan model STM ini, yakni : 34
32
Ibid., h. 36. Ibid., h. 36-37. 34 Poedjiadi, op.cit., h. 131 33
22
1) Konsep, fakta, generalisasi diambil dari bidang ilmu tertentu dan memiliki kekhasannya masing-masing. 2) Proses, diartikan sebagai cara-cara memperoleh konsep dalam suatu bidang ilmu. 3) Kreativitas, mencakup 5 prilaku individu : a) Kelancaran, kemampuan seseorang dalam menunjukkan idenya untuk memecahkan suatu masalah. b) Fleksibilitas, yakninya kemampuan menghasilkan berbagai macam ide diluar ide-ide yang biasa dihasilkan orang lain. c) Originalitas, yakninya kekhasan yang dimiliki oleh individu tersebut. d) Elaborasi, kemampuan mengelaborasi dan menerapkan ide-ide secara irnci. e) Sensitivitas, kemampuan peka terhadap masalah atau situasi yang ada di lingkunganya. 4) Aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan penerapan dari C3 Benjamin Bloom. 5) Sikap, yakninya menyadari kebesaran Tuhan, menghargai hasil penemuan ilmuwan, dan lain-lain. 6) Cenderung untuk berpartisipasi secara aktif terhadap suatu kejadian yang terjadi di lingkungannya. 4.
Langkah-langkah Model STM Model STM ini memiliki beberapa langkah tertentu. Menurut Yager
langkah-langkah dalam pembelajaran STM ini yaitu : 35 Tabel 2.2 Langkah-langkah STM menurut Yager Fase-Fase Fase 1 (Invitasi) 1. Menggali isu atau masalah lebih dahulu dari peserta didik. 2. Menghubungkan pembelajaran baru dengan pembelajaran sebelumnya. 3. Mengidentifikasi isu atau masalah dalam masyarakat yang berkaian 35
Wayan, op.cit., h. 43-44.
Aktivitas Pembelajaran 1. Guru menjelaskan materi pokok dan manfaat praktis yang akan diperoleh siswa. 2. Guru menyampaikan isu-isu yang terkait dengan konsep yang akan dibahas dan siswa didorong untuk
23
dengan topik yang dibahas.
Fase 2 (Eksplorasi) 1. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan spesifik terhadap isu sains dan teknologi yang telah dikemukakan. 2. Merumuskan solusi-solusi alternatif. 3. Merancang atau melakukan kegiatan eksperimen untuk mengumpulkan data. 4. Berlatih keterampilan proses sains. 5. Mengasah kerja ilmiah dan sikap ilmiah 6. Diskusi kelompok untuk menghasilkan kesimpulan
Fase 3 (Eksplanasi dan Solusi) 1. Siswa membangun konsep 2. Siswa berdiskusi 3. Solusi masalah yang dihadapi masyarakat terkait materi yang diperoleh siswa semata-mata berdasarkan informasi dari kegiatan eksplorasi
Fase 4 (Tindak Lanjut)
mengidentifikasikan, mengemukaakan isu-isu sains dan teknologi yang ada di sekitar mereka 3. Guru memberikan respon positif bagi siswa yang berusaha untuk menjawab maupun mengemukakan isu-siu sains dan teknologi yang terdapat di sekitar mereka terkait topik yang dibahas. 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2. Siswa merumuskan pertanyaan spesifik terhadap isu sains dan teknologi yang telah diidentifikasi 3. Siswa secara berkelompok mencoba merumuskan solusisolusi alternatif dari isu-isu yang telah dirumuskan 4. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, dan pemecahan masalah, kemudian melaporkan hasil pengamatannya untuk disimpulkan. 1. Siswa dengan bimbingan guru mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil eksplorasinya, lalumengaplikasikannya pada situasi lain, dan tiap kelompok diberi kesempatan guna menyampaikan hasil diskusinya. 2. Guru memperhatikan hasil kegiatanseluruh kelompok, dan memfasilitasi siswa aga mereka dapat mengkonstruksi konsep ilmiah yang menjaditarget pembelajaran. 3. Guru mencermati kembalikegiatan siswa jika ada kelompok yang menghasilkan kesimpulan yang bias.
24
1. Menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep yang disusun 2. Menjelaskan berbagai aplikasi untuk memberikan makna 3. Refleksi pemahaman konsep
1. Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang konsep yang benar diantara peserta didik 2. Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat konseptual. 3. Siswa dapat membangun dan mengembangkan wawasannya tentang konsep ilmiah yang telah dibangunnya. 4. Siswa mencoba menerapkan konsep ilmiah dalam kehidupannya
Berikut bagan langkah model STM menurut Anna poedjiadi : 36
Gambar 2.2 Bagan Model pembelajaran STM Berdasarkan bagan 2.2 di atas terlihat bahwa kekhasan dari model STM ini adalah pada tahap 1 pendahuluan yang dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di masyarakat. Isu-isu atau permasalahan tersebut dapat digali dari siswa atau 36
Poedjiadi, op.cit., h. 126
25
dikemukakan oleh guru sendiri. Penyajian isu atau masalah pada awal pembelajaran membuat siswa harus berpikir untuk menganalisis isu atau masalah tersebut. Sehingga akan ada interaksi antara guru dengan siswa, atau siswa dengan siswa lainnya. Adapun tahapan dari model STM Anna Poedjiadi adalah sebagai berikut : 37 Tahap 1 dapat disebut dengan inisiasi (mengawali, memulai), invitasi (undangan agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran), apersepsi (mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan apa yang akan dibahas), dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan pemberian tugas oleh guru kepada siswa untuk melakukan kegiatan lapangan di luar kelas secara berkelompok. Melalui tugas tersebut siswa dapat mengaitkan konsep yang dibahas dengan keadaan nyatanya. Tahap 2 pembentukan konsep. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejarah, metode demonstrasi, metode eksperimen, diskusi kelompok, dan lain-lain. Pada akhir pembentukan konsep diharapkan siswa telah dapat memahami apakah analisis terhadap isu-isu atau penyelesaian terhadap masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran telah menggunakan konsep-konsep yang diikuti oleh para ilmuwan. Tahap 3 aplikasi konsep. Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa dapat melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah dalam kehidupan. Konsep-konsep yang telah dipahami siswa diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Tahap 4 pemantapan konsep. Guru perlu melakukan pemantapan konsep untuk meluruskan pemahaman siswa, sehingga tidak ada lagi miskonsepsi yang terjadi kepada siswa. Pemantapan konsep ini dilakukan dengan penekanan pada konsep-konsep inti yang penting dari apa yang telah dibahas. Tahap 5 penilaian. Tahap ini dapat dilakukan dengan pemberian tes tertulis ataupun pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada siswa. Tahap penilaian ini mengakhiri rangkaian kegiatan pembelajaran siswa. 37
Ibid., h. 126-156.
26
5.
Video Pembelajaran Berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) Video pembelajaran berbasis STM ini mengikuti langkah-langkah yang
ada pada model pembelajaran STM. Pada penelitian ini penulis mengikuti langkah dan tahapan model STM menurut Anna Poedjiadi, sehingga video pembelajaran yang dibuat berdasarkan tahapan tersebut akan dibuat dengan 5 tahap. Tahap pertama yaitu tahap pendahuluan, pada tahap pendahuluan ini di video pembelajaran akan ditampilkan beberapa isu yang terdapat di masyarakat terkait dengan konsep fluida. Berdasarkan tayangan isu-isu tersebut, selanjutnya diajukan beberapa pertanyaan spesifik terkait dengan fluida untuk mengetahui pemahaman awal atau pengetahuan awal siswa. Tahap kedua yaitu tahap pembentukan konsep. Pada tahap ini di video pembelajaran akan dipaparkan penjelasan dan pembahasan mengenai konsep fluida, produk teknologi yang berhubungan dengan konsep fluida serta aplikasinya di masyarakat dan di kehidupan sehari-hari. Ditahap ini siswa juga diminta untuk membuat beberapa kelompok kecil lalu berdiskusi dengan masingmasing kelompoknya. Selain itu siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai isu-isu yang telah dikemukakan pada tahap awal. Tahap yang ke tiga yaitu aplikasi konsep, pada tahap aplikasi konsep ini akan dikemukakan isu-isu baru terkait konsep fluida lalu siswa diminta untuk mendiskusikannya kembali dan mencari pemecahan masalah dari isu-isu tersebut. Tahap ke empat yaitu tahap pemantapan konsep, di tahap pemantapan konsep ini pada video pembelajaran akan dipaparkan rangkuman terkait materi fluida yang telah dibahas dan disampaikan pada tahap-tahap sebelumnya. Tahap ke lima yaitu tahap evaluasi, di tahap ini pada video akan diajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat konseptual untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi fluida yang telah dipelajarinya. 6. Hasil Belajar Proses belajar mengajar di kelas merupakan suatu proses yang urgen dan penting karena tercapai atau tidaknya tujuan dari suatu pembelajaran bergantung pada proses tersebut. Baik guru maupun siswa tentunya ingin mengetahui hasil
27
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan38. Untuk mengetahui informasi mengenai hasil dari kegiatan pembelajaran tersebut guru perlu menyelenggarakan evaluasi atau penilaian39, dengan kata lain penilaian dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan suatu proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa40. Dimyati mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil proses pembelajaran yang dipandang dari 2 sisi, yakni dari sisi siswa dan guru41. Dari sisi siswa hasil belajar dimaknai sebagai tingkat perkembangan mental (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang lebih baik dibandingkan pada saat sebelum belajar42. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar dimaknai dengan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya 43 . Nana Sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar44, dengan kata lain hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Horward Kingsley membagi hasil belajar menjadi 3 macam, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita, sedangkan Gagne membagi hasil belajar menjadi 5 kategori, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris 45 . Namun dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom, yang kalsifikasi hasil belajarnya dibagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.46
38
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), cet-4,
h.189. 39
Ibid. Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet-14, h. 22. 41 Mudjiono, op.cit., h. 251. 42 Ibid. 43 Ibid. 44 Sudjana, loc.cit. 45 Ibid. 46 Ibid. 40
28
a. Ranah Kognitif Merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan kecerdasan intelektual siswa. Menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl ranah kognitif ini dibagai atas 6 bagian, yaitu : 47 1) C1 Mengingat (Remember) Merupakan usaha untuk mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat meliputi mengenali dan memangil kembali. Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, sedangkan memanggil kembali merupakan proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat. 2) C2 Memahami/mengerti (understand) Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan, dan komunikasi. Memahami/mengerti juga berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan. Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan mereka. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih objek, kejadian, ide, permasalahan atau situasi. 3) C3 Menerapkan (apply) Menunjukkan pada proses kognitif memanfaatkan atau menggunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapakan berkaitan dengan dimensi prosedural yang meliputi kegiatan menjalankan prosedur dan mengimplementasikan. Menerapkan merupakan suatu proses yang kontinu. 4) C4 Menganalisis (analyze) Merupakan ranah kognitif yang memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari 47
Imam gunawan dan anggarini retno palupi, Taksonomi Bloom-revisi ranah kognitif : kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian, Jurnal prodi PGSD (online), vol 2, no. 2, 2015, h. 26-29 diakses dari http://ejournal.ikippgrimadiun.ac.id
29
tiap-tiap bagian tersebut serta mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis ini berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan. 5) C5 Mengevaluasi (evaluate) Merupakan proses kognitif yang berkaitan dengan kegiatan memberi penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasa digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kemampuan evaluasi ini meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atauoperasi berdasarkan pada krieria dan standar eksternal. 6) C6 Mencipta (create) Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk kesatuan yang koheren. Mencipta juga mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Mencipta meliputi menggeneralisasikan dan memproduksi. Menggeneralisasi merupakan kegiatan mempresentasikan permasalhan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Sedangkan memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi48. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai macam tingkah lakunya. Seperti, perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, dan lain-lain 49 . Ada beberapa jenis kategori afektif
h. 46.
48
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Graha ilmu, 2012), cet-1,
49
Ibid.
30
sebagai hasil belajar, mulai dari tingkat yangdasar hingga tingkat yang kompleks, yaitu :50 1) Reciving/attending Yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Yang termasuk dalam tipe ini yaitu kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau ragsangan dari luar. 2) Responding atau jawaban Yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Yang termasuk ke dalam responding adalah ketepatan reaksi, perasaan, dan kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3) Valuing atau penilaian Berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala dan stimulus yang diberikan. Yang termasuk dalam kategori penilaian yaitu kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai. 4) Organisasi Merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai kepada nilai lainnya, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk dalam kategori organisasi adalah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. 5) Karakteristik nilat atau inernalisasi nilai Merupakan keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. c. Ranah Psikomotorik Merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni : 51 50
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet-14, h. 30. 51 Ibid., h. 30-31.
31
1) Gerakan refleks, yakninya keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, 2) Keterampilan gerakan dasar, 3) Kemampuan perpseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif, motoris, dan lain-lain, 4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, 5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampaikepada keterampilan kompleks, 6) Kemampuan yang berkenaan dengan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Sudaryono menyatakan bahwa ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik inimerupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Ada 7 aspek yang berkaitan dengan ranah psikomotorik ini : 52 1.
Persepsi
(perception),
merupakan
kemampuan
untuk
mengadakan
diskriminasi yang tepat antara 2 perangsang atau lebih, berdasarkan pada perbedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi dari rangsangan tersebut. 2.
Kesiapan (set), merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
3.
Gerakan terbimbing (guide response), merupakan kemampuan untuk melakukan suatu gerak gerik yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
4.
Gerakan terbiasa (mechanical response), merupakan suatu kemampuan untuk melakukan gerak gerik dengan lancar, tanpa memperhatika lagi contoh yang diberikan karena ia sudah mendapatkan latihan yang cukup.
5.
Gerakan yang kompleks (complex response), merupakan kemampuan untuk melaksanakan keterampilan, yang terdiri atas berbagai komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan 52
Sudaryono, op.cit., h. 47-49.
32
yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur. 6.
Penyesuaian pola gerakan (adjustment), merupakan kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan kondisi setempat atau menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
7.
Kreativitas (creativity), merupakan kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
7. Konsep Fluida a. Karakteristik Konsep Fluida Konsep fluida pada kurikulum 2006 (KTSP) diajarkan di kelas XI SMA pada semester genap. Konsep fluida ini merupakan salah satu konsep fisika yang penting dan perlu diajarkan kepada siswa karena banyak produk teknologi yang berkaitan dengan konsep ini, dimana alat-alat dari produk teknologi tersebut banyak digunakan di masyarakat. Konsep fluida ini memiliki beberapa karakterisitik khusus, diantaranya : 1) Bersifat aplikatif, karena banyak diaplikasikan dalam alat-alat teknologi yang ada di masyarakat. 2) Bersifat matematis, karena setiap konsep yang berhubungan dengan suatu fenomena ataupun yang dapat diterapkan dan diaplikasikan di kehidupan sehari-hari selalu dinyatakan dan dikaitkan dengan rumusan matematis. 3) Tingkat kesulitannya relatif tinggi, karena jika dilihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasarnya menuntut siswa untuk mampu menganalisis konsep fluida tersebut. b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi yang diterapkan dalam konsep fluida ini adalah Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan kompetensi dasar yang diterapkan dalam konsep fluida ini adalah Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
33
c. Peta Konsep Konsep fluida ini dibagi atas 2 bagian sub konsep, yakninya konsep fluida statis dan konsep fluida dinamis. Konsep fluida ini pembahasannya disampaikan dalam 1 bab. Pembahasan mengenai materi dalam masing-masing sub konsep tersebut dapat dilihat dari gambar 2.3 peta konsep di bawah ini :
Fluida Terdiri atas
Fluida Dinamis
Fluida Statis Membahas
dianggap sebagai
Tekanan
Fluida Ideal membahas
Prinsip Pascal Persamaan Kontinuitas Prinsip Archimedes Persamaan Bernoulli Tegangan Permukaan Kapilaritas
Gambar 2.3 Peta Konsep Fluida d. Materi Fluida Fluida merupakan zat yang dapat mengalir, istilah fluida biasanya digunakan untuk cairan dan gas53. Secara umum fluida dibagi atas 2 bagian yaitu fluida tak bergerak (statis) dan fluida bergerak (dinamis)54. 1) Fluida Statis a)
Tekanan Hidrostatis
53
Hug D Young, Roger A, Freedman, Fisika Universitas Edisi ke sepuluh jidil ke I, (Jakarta : Erlangga, 2002), cet-10, h. 424. 54 Yohanes Surya, Mekanika dan Fluida 2, (Serpong : PT Kandel, 2010), h. 221.
34
Tekanan merupakan suatu besaran yang didefenisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus terhadap tiap satuan luas permukaan benda. P= Keterangan : F = Gaya (N) A = Luas permukaan benda yang menerima gaya (m2) P = Tekanan (Nm-2) Dalam satuan internasional Nm-2 dikenal dengan nama Pascal atau disingkat dengan Pa. Tekanan yang disebabkan oleh fluida yang dalam keadaan diam pada kedalaman tertentu dinamakan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, berikut persamaannya : Ph = ρ.g.h Keterangan : Ph = Tekanan Hidrostatis (Pa) ρ = Massa jenis fluida (kg.m-3) g = Percepatan gravitasi (m.s-2) h = kedalaman fluida pada titik pengamatan (m) b) Tekanan Mutlak atau Absolut Tekanan mutlak pada fluida merupakan selisih antara tekanan yang tidak diketahui besarnya dengan tekanan atmosfir (tekanan udara luar). Adapun besar tekanan atmosfir 1 atm adalah 76 cmHg atau 1,01 x 105 Pa. Berikut persamaan untuk mencari besar tekanan mutlak atau tekanan absolut : PA = ρ0 + ρ.g.h Keterangan : PA = tekanan mutlak atau absolut (Pa) ρ0 = tekanan amtmosfir (76 cmHg atau 1,01 x 105 Pa) c)
Prinsip Pascal Prinsip pascal menyatakan bahwa : “Tekanan yang diberikan pada suatu
fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah sama rata”55. Hukum pascal secara matematisnya dinyatakan dalam persamaan :
55
Ibid., h. 226.
35
P1 = P2 = d) Prinsip Archimedes Ketika suatu benda tercelup ke dalam air, maka air akan memberikan gaya ke atas kepada benda tersebut, dimana gaya tersebut dinamakan dengan gaya apung (FA). Besar gaya apung tersebut dapat dinyatakan dengan : FA = berat benda di udara – berat benda ketika tercelup Prinsip archimedes menyatakan bahwa : “Suatu benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat benda yang dipindahkan”56. Secara matematisnya prinsip archimedes dapat dinyatakan dengan : FA = ρ.V.g Keterangan : FA = Gaya apung (N) ρ = Massa jenis zat cair (kg.m-3) V = Volume benda yang tercelup (m3) g = Percepatan gravitasi bumi (kg.m-2) i.
Mengapung Suatu benda dikatakan mengapung jika sebagian benda tercelup di dalam
zat cair. Benda dapat disebut terapung jika berat benda lebih kecil dari gaya ke atasnya. Syarat suatu benda agar bisa terapung adalah ρbenda < ρzat cair. ii.
Melayang Suatu benda dikatakan melayang jika seluruh benda tercelup di dalam zat
cair, tetapi tidak menyentuh dasar zat cair. Benda akan melayang jika di dalam zat cair jika gaya ke atas yang bekerja pada benda sama dengan berat benda. Syarat suatu benda agar bisa terapung adalah ρbenda = ρzat cair. iii.
Tenggelam Suatu benda dikatakan tenggelam jika benda berada di dasar zat cair. Suatu
benda akan tenggelam jika ke dalam zat cair jika gaya ke atas yang bekerja pada lebih kecil dari berat benda. Syarat suatu benda agar bisa tenggelam adalah ρbenda > ρzat cair. 56
Ibid., h. 228.
36
e)
Tegangan Permukaan. Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Secara matematisnya gaya tegang permukaan dinyatakan dengan : ɤ= Keterangan : ɤ = Tegangan permukaan (N.m-1) F = Gaya (N) = Panjang garis pada permukaan (m) l f)
Kapilaritas Kapilaritas merupakan suatu fenomena naik atau turunnya zat cair dalam
suatu pipa sempit (pipa kapiler). Semakin kecil pipa akan semakin besar kenaikan atau penurunan zat cair57. Kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan : h= Keterangan : h = Kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m) ɣ = Tegangan permukaan zat cair (N/m) ϴ = Sudut kontak (derajat) ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3) g = Percepatan gravitasi (m/s2) 2) Fluida Dinamis a)
Fluida Ideal Fluida ideal merupakan fluida yang tidak dapat dimampatkan atau
dikatakan juga sebagai fluida yang tidak kompresibel, dimana volume dan massa jenisnya tidak berubah karena pengaruh tekanan58. Saat mengalir, kecepatan aliran fluida pada titik-titik yang berbeda tidak berubah terhadap waktu, baik besar maupun arah alirannya 59 . Dalam artian setiap titik bergerak dengan kecepatan 57
Ibid., h. 233. Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika Untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA, (Bandung : PT Grafindo Media Pratama, 2008), cet-2, h.227. 59 Ibid. 58
37
tetap. Jika suatu lintasan pada fluida digambarkan maka akan diperoleh garis lintasan/aliran60. b) Persamaan Kontinuitas Persamaan kontinuitas menghubungkan kecepatan fluida disuatu tempat dengan tempat lainnya61. Hasil kali A.v adalah debit, dirumuskan sebagai berikut : Q = A.v = Keterangan : Q = Debit fluida (m3) v = Laju fluida (m/s)
A = Luas penampang (m2) t = Waktu (s)
Sejumlah massa air m (kg) yang berada pada ketinggian h (m) memiliki energi potensial Ep = m.g.h, sehingga ada daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air setinggi h dan debit air Q adalah : P = ρ.Q.g.h Keterangan : P = Ddaya listrik (watt) g = Percepatan gravitasi (m.s-2)
ρ = Massa jenis air (kg.m-3) h = Ketinggian (m)
c) Persamaan Bernoulli Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa : “dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi” 62 . Adapun persamaan Bernoulli secara umum dituliskan sebagai berikut : 63 P1 + ½.ρ.v12 + ρ.g.y1 = P2 + ½.ρ.v22 + ρ.g.y2 P + ½.ρ.v2 + ρ.g.y = Konstan B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian penulis yang berjudul "Pengaruh Video Pembelajaran Berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI Pada Konsep Fluida" adalah sebagai berikut :
60
Ibid. Yohanes Surya,), op.cit., h. 274. 62 Giancoli, Fisika Edisi Ke-5 Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 2001), h. 341 63 Ibid., h. 342-343 61
38
1.
Ade Hadiati Nuzuliana, Fauzi Bakri, dan Esmar Budi dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA”, menyatakan bahwa minat peserta didik terhadap video pembelajaran sangat baik dan terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa setelah menyaksikan video pembelajaran.64
2.
D. Agustini, I W. Subagia, dan I N. Suardana dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Maeri dan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa pada Mata Pelajaran IPA di MTS Negeri Patas”, menyatakan bahwa terdapat perbedaan penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah yang antara siswa yang belajar dengan MPSTM dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung.65
3.
Asmawati Munir, Parakkasi, dan Nur Fadillah Rahmah dalam penelitiannya yang berjudul, “Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dengan Penerapan Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 6 Kendari”, menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa66.
4.
Suprianto dan S. Ida Kholida dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa di SMA Hidayatun Najah”, menyimpulkan
64
Ade Hadiati Nuzuliana, dkk, Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015, Vol IV, Oktober 2015, h. 31, diakses dari http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ 65 D. Agustini, dkk, Pengaruh model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) terhadap penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran IPA di MTSN Patas, e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains, vol. 3, 2013, h. 9, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/894/648 66 Asmawati munir, dkk, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Penerapan Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 6 Kendari, Jurnal Gema Pendidikan,Volume 22 Nomor 1, Januari 2015, h. 50, diakses dari www.uho.ac.id/karya_ilmiah/Asmawati%20Munir/Jurnal%2011.pdf
39
bahwa trdapat pengaruh yang signifiksn terhadap peningkstsn hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat.67 5.
Henok Siagian dan Asiroha Siboro, dalam penelitiannya yang berjudul, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajar dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Pendekatan Konvensional Pada Materi Pokok Kalor dan Perpindahan”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan STM dan pendekatan konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan STM lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional68.
6.
Patris Hernandes Hingkua, J. V. Djoko Wirjawan, dan I Nyoman Arcana, dalam penelitiannya yang berjudul, “Media Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Video Pada Pokok Bahasan Momentum, Impuls, dan Tumbukan”, menyatakan bahwa media pembelajaran yang dibuat (media video) terkategori sangat baik dan mendukung untuk pembelajaran fisika siswa. 69
7.
Judith Bennett, Sylvia Hogarth, dan Fred Lubben, dalam penelitiannya yang berjudul, “A Systematic Review Of The Effects Of Context-Based and ScienceTechnology-Society (STS) Approaches in The Teaching Of Secondary Science”, menyebutkan bahwa proses pembelajaran STM merupakan proses yang sangat berharga dan penting dalam penelitian pendidikan sains, pembelajaran dengan STM memberikan banyak manfaat bagi siswa, dimana siswa dapat belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan kelompoknnya, pembelajaran dengan STM memberikan banyak informasi kepada siswa, dan
67
Suprianto dan S. Ida Kholida, Pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) terhadap hasil belajar siswa di SMA Hidayatun Najah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika,Gravity Vol. 2, No. 1, 2016, h. 42, diakses dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity 68 Henok siagian dan Asiroha siboro, Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dan pendekatan konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan, Jurnal penelitian bidang pendidikan, Vol. 20, No. 1, Maret 2014, h. 28, diakses dari http://jurnal.unimed.ac.id/ 69 Patris Hernandes Hingkua, dkk, Media pembelajaran fisika SMA berbasis video pada pokok bahasan momentum, impuls, dan tumbukan, Jurnal Pendidikan Fisika-WM, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 6, diakses dari http://journal.wima.ac.id/index.php/JPFWM/article/view/689
40
mereka menganjurkan kepada para guru untuk menggunakan STM dalam pembelajaran di kelas70. 8.
Benson Adesina Adegoke dalam penelitiannya yang berjudul “Effect Of Multimedia Instruction Senior Secondary School Students’ Achevement in Physics”, menyimpulkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan jika mereka belajar dengan menggunakan animasi saja, narasi audio saja. Belajar fisika dengan bantuan dari media luar seperti multimedia (animasi + narasi + teks) lebih baik jika siswa belajar dibantu hanya dengan animasi + narasi, atau animasi + teks saja71.
C. Kerangka Berpikir Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan pada masa kini telah memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan teknologi. Diantara dampak positifnya adalah terciptanya berbagai macam alat-alat teknologi yang memberikan banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat di kehidupan sehari-hari. Beberapa dari alat teknologi tersebut merupakan penerapan dan aplikasi dari konsep-konsep fisika. Dimana konsep-konsep fisika tersebut telah dipelajari siswa di sekolah. Salah satu konsep fisika yang aplikasi dan penerapannya banyak terdapat pada alat-alat teknologi di masyarakat adalah konsep fluida. Salah satu contoh penerapan dan aplikasi konsep fluida pada alat-alat teknologi yang ada di masyarakat adalah bendungan, dimana dalam pembuatan bendungan menerapkan konsep tekanan hidrostatis. Bagian bawah bendungan dibuat atau dibangun lebih tebal dibandingkan bagian atas bendungan. Hal ini dimaksudkan agar bendungan dapat menahan tekanan air di kedalaman, karena semakin dalam atau semakin jauh dari permukaan maka tekanan airnya akan semakin besar. Bendungan
70
Judith bennett, Sylvia hogarth, dan Fred lubben, A systematic review of the effecst of context-based and Science-Technology-Society (STS) approaches in the teaching of secondary science, Journal of departmen ofeducational studies university of york, 2005, h. 4, diakses dari http://epi.ioe.ac.uk// 71 Benson adesina adegoke, Effect of multimedia instruction senior secondary school students’ achevement in physics, European journal ofeducational studies, Vol.3, No. 3, 2011, h. 547, diakses dari http://ozelacademy.com
41
dimanfaatkan di masyarakat untuk membendung aliran air dan membuat pembangkit listrik tenaga air. Penerapan dan aplikasi konsep fisika pada alat-alat teknologi yang dimanfaatkan di sekitar masyarakat seperti contoh di atas tidak banyak diketahui oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: Pertama, guru kurang aplikatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kedua, guru jarang menyampaikan dan menjelaskan keterkaitan antara konsep fisika yang dipelajari siswa dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat. Ketiga, guru juga jarang menyampaikan bagaimana alat-alat teknologi tersebut digunakan dan dimanfaatkan di masyarakat. Untuk bisa menjelaskan semua hal itu tentunya dibutuhkan suatu alat bantu dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu media yang dianggap cocok untuk mendukung dan membantu guru dalam menjelaskan keterkaitan antara konsep fisika yang dipelajari siswa dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat adalah media video. Media video merupakan suatu media pembelajaran yang kaya akan informasi dan lugas untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas. Media video mengkombinasikan antara audio dan visual, sehingga dengan video siswa dapat menggunakan indranya secara ganda. Ketika siswa menggunakan indranya secara ganda ia akan lebih mudah untuk mengingat dan memahami suatu materi pelajaran yang ia pelajari. Untuk bisa menjelaskan keterkaitan antara konsep fisika yang dipelajari siswa dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat, media video pada penelitian ini akan dibuat berbasiskan model STM (Sains Teknologi Masyarakat). Media video berbasis STM ini akan dibuat mengikuti langkah-langkah model STM (Sains Teknologi Masyarakat). Melalui video pembelajaran berbasis STM ini siswa akan lebih mudah untuk mengingat dan memahami keterkaitan antara konsep fisika yang dipelajarinya dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat, kognitif siswa.
sehingga kemudian diharapkan dapat memperbaiki kemampuan
42
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini :
Tidak banyak siswa yang mengetahui keterkaitan antara konsep fisika yang dipelajarinya dengan produk teknologi dan aplikasinya di masyarakat.
Video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat)
Membantu siswa untuk mengingat dan memahami konsep fisika, serta menjelaskan keterkaitan konsep sains dengan alat-alat produk teknologi di masyarakat dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari.
Kemampuan kognitif fisika siswa menjadi lebih baik
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016-2017. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Januari 2017. Adapun tempat penelitiannya di SMKN 4 Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan SumatraTidore, Rawa Lele, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi Experimental Design). Kelompok kontrol dalam penelitian ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design. Dalam desain penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random2. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelompok penelitian, terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal pemahaman siswa pada konsep fluida, apakah ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Setelah hasil pretest didapatkan, kedua kelompok akan diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan video berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat), sedangkan kelompok kontrol akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan kedua kelompok diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap hasil belajar siswa. Gambaran desain metode penelitian untuk
1
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfa Beta, 2012), cet-15, h. 77 2 Ibid, h. 79
43
44
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 Xe O2 Kontrol O1 Xk O2 Keterangan : O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest) O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (Posttest) Xe = Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) Xk = Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian3. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 4 Tangerang Selatan dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian adalah siswa kelas XI di sekolah tersebut. Sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi secara keseluruhan 4. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI TGB 1 dan kelas XI TGB 2. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sample atau sampel bertujuan yakninya mengambil subjek penelitian berdasarkan pada tujuan tertentu5. E. Variabel Penelitian Variabel penelitian secara umum memiliki pengertian sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian6. Berdasarkan peranan dan fungsinya, variabel penelitian ini dibedakan menjadi 2, yakni variabel bebas (variabel dependen) dan variabel terikat (variabel independen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), cet-14, h. 173 4 Punaji Setyosari, metode penelitian pendidikan dan pengembangan, (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group), cet-3, h. 197 5 Arikunto, op.cit., h. 183 6 Setyosari, op.cit., h. 139
45
perubahan atau timbulnya varibel terikat7. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas8. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah video berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. F. Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama dengan teknik pemberian tes, pemberian tes ini dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua dengan teknik pengisian angket yang hanya diberikan pada kelas eksperimen. G. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan nontes. 1.
Instrumen Tes Instrumen tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa9. Kemampuan kognitif siswa yang diukur adalah hasil belajar pada ranah kognitif. Ranah kognitif yang diukur dibatasi pada aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Pemberian tes dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest) pada siswa. Adapun kisi-kisi instrumen tes ditunjukkan pada Tabel 3.2 di bawah ini :
7
Sugiyono, op. cit., h. 39 Ibid. 9 Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), cet-3, h. 109 8
46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator
C1
2.2.1 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan 1*, 4 hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.2 Menerapkan konsep 11 tekanan dalam kehidupan sehari-hari 2.2.3 Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan 12 aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.4 Menganalisis prinsip archimedes dan 18 aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 2.2.5 Memahami konsep 25*, gejala kapilaritas dan 27* tegangan permukaan 2.2.6 Menganalisis persamaan kontinuitas 2.2.7 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari Jumlah Presentase
35 8 20%
Aspek Kognitif C2 C3
C4
2*, 3
8, 9
17
Jumlah
4
5, 6, 7*, 10*
7
13*, 14*
15*, 16*
5
22, 23*
19, 20*, 21*
4
24*, 26*
4
28*
29,
30*, 31*, 32*, 33
37,
38, 36, 40*, 34*
39*
7 15 10 17,5% 37,5 % 25%
6
8 40 100 %
Keterangan : * = Butir soal yang valid sebanyak 22, namun soal yang digunakan dalam penelitian hanya sebanyak 20 soal. 2.
Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Angket merupakan instrumen pengumpulan data penelitian dengan memberikan sejumlah pernyataan yang diberikan secara tertulis kepada responden10. 10
Ibid., h. 129
47
Penggunaan angket dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pengunaan video pembelajaran berbasis STM. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala Lickert yang menggunakan skala rating. Melalui penggunaan angket dengan skala rating ini siswa dapat memberikan responnya terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan dengan berbagai macam alternatif pilihan jawaban yakni, baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), kurang (K), kurang sekali (KS). Berikut kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini : Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes No 1 2
Aspek Penyajian video pembelajaran berbasis STM Pengaruh video pembelajaran berbasis STM Total
Pernyataan tiap butir soal Positif Negatif
Jumlah
2, 4
1, 3
4
2, 4
1, 3
4
4
4
8
H. Kalibrasi Instrumen Ketika instrumen penelitian telah selesai disusun, instrumen tersebut terlebih dahulu harus diuji kualitas dan kelayakannya untuk mendapatkan data penelitian atau hasil penelitian yang bermutu. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi instrumen. 1.
Kalibrasi Instrumen Tes Kelayakan dan kualitas instrumen tes bisa diuji dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Selain itu juga dilakukan analisis butir soal pada tiap butir soalnya dengan daya beda dan taraf kesukaran. a.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen11. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat12. Arikunto, op. cit., h. 211 12 Ibid., h. 211
48
Instrumen tes pada penelitian ini terdiri dari beberapa butir soal pilihan ganda, sehingga perlu dilakukan validitas item atau validitas pada tiap-tiap butir soalnya. Pengujian validitas item ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi point biserial. Berikut rumus yang digunakan : rbis (t) = Keterangan : rbis (t) = koefisien korelasi biserial = rata-ra skor untuk menjawab benar butir ke-i = rata-rata skor untuk seluruhnya = proporsi yang menjawab benar butir ke-i = sama dengan 1-p = standar deviasi skor total Valid atau tidaknya instrumen tes ini bisa diketahui dengan membandingkan koefisien korelasi biserial hitung rbis (t) dengan koefisien korelasi biserial tabel rtabel. Jika rbis(t) > rtabel maka instrumen tes tersebut dikatakan valid. Tabel 3.4 berikut menunjukkan interpretasi mengenai besarnya Point Biserial :13 Tabel 3.4 Interpretasi Korelasi Biserial Koefisien Korelasi 0,80 < rbis(t) ≤ 1,00 0,60 < rbis(t) ≤ 0,80 0,40 < rbis(t) ≤ 0,60 0,20 < rbis(t) ≤ 0,40 0,00 < rbis(t) ≤ 0,20
Kriteria Validitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat pada Table 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik Jumlah Soal Jumlah Siswa Nomor Soal yang Valid Jumlah Soal yang Valid Presentase Soal yang Valid
13
Butir Soal 40 30 1, 2, 7, 10, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30,31, 32, 34, 39, 40 22 55 %
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), cet-3, h. 89
49
Berdasarkan Table 3.5 di atas, dari 40 jumlah soal yang diujicobakan pada 20 siswa terdapat 22 soal yang valid. Pengolahan uji validasi instrument tes pada penelitian ini menggunakan AnatesV4. Hasil perhitungan uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B. b. Uji Reliabilitas Reliabitias instrumen berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran, yaitu seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya14. Reliabilitas juga merujuk pada ketetapan atau keajegan alat ukur dalam menilai apa yang diinginkan dalam artian kapan pun alat ukur tersebut digunakan ia akan memberikan hasil yang relatif sama15. Untuk pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dihitung menggunakan rumus KR-20, yaitu16 : r11 = Keterangan : S = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar untuk tiap-tiap item q = proporsi siswa yang menjawab salah untuk tiap-tiap item n = banyaknya item r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori berikut17 : Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,800 < r11 ≤ 1,000 0,600 < r11 ≤ 0,799 0,400 < r11 ≤ 0,599 0,200 < r11 ≤ 0,399 0,000 < r11 ≤ 0,199
14
Kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), cet-3, h. 153 15 Ibid. 16 Ibid., h. 173 17 Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : CV Pustaka Media, 2015), cet-1, h. 175
50
Berdasarkan perhitungan menggunakan Anates, nilai reliabilitas yang diperoleh instrument tes ini yaitu sebesar 0,85. Nilai ini termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrument tes ini layak digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas soal pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B. c.
Analisis Taraf Kesukaran Analisis taraf kesukaran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
mengetahui tergolong mudah atau sukarnya suatu soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar18. Untuk mengetahui sukar atau mudahnya suatu soal tersebut perlu indeks kesukaran (difficulty index)19. Indeks kesukaran inilah yang kemudian akan menunjukkan taraf/tingkat kesukaran suatu soal. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal tersebut20. Indeks kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus21 : P= Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = jumalh seluruh siswa peserta tes Ketentuan yang sering diikuti dalam mengklasifikasikan kategori indeks kesukaran adalah22 : Tabel 3.7 Kategori Taraf Kesukaran Rentang Nilai 0,00 ≤ P < 0,30 0,31 ≤ P < 0,70 0,71 ≤ P < 1,00
Kategori Sukar Sedang Mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrument tes dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini : 18
Arikunto, op. cit., h.222 Ibid, h. 223. 20 Rusdiana, op.cit., h. 163 21 Arikunto, op. cit., h. 223. 22 Ibid., h. 225. 19
51
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal Presentase 2 5% 24 60% 14 35% 40 100%
Berdasarkan table di atas terlihat bahwa dari 40 butir soal, soal yang tergolong mudah yaitu sebanyak 5% dari keseluruhan jumlah soal. Selanjutnya soal yang tergolong sedang sebanyak 60% dan soal yang tergolong sukar sebanyak 35% daru keseluruhan jumlah soal. Hasil uji coba taraf kesukaran instrument tes pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B. d. Daya Pembeda Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah23. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi (D). Semakin tinggi indeks daya pembeda suatu soal (indeks diskriminasi), maka semakin mampu soal tersebut membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai24. Untuk menentukan daya pembeda ini siswa-siswa di sekolah dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas). Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi 25: D=
-
= PA – PB
Keterangan : J = jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar 23
Ibid ,h. 226. Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : CV Pustaka Media, 2015), cet-1, h. 167 25 Suharsimi Arikunto, op. cit.,, h. 227-228 24
52
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Ketentuan yang sering diikuti dalam mengklasifikasikan kategori daya pembeda adalah26 : Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda Rentang Nilai Bernilai Negatif 0,00 ≤ D < 0,20 0,21 ≤ D < 0,40 0,41 ≤ D < 0,70 0,71 ≤ D < 1,00
Kategori Drop Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Hasil uji daya pembeda instrument es dengan menggunakan AnatesV4 dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut : Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal Drop Jelek Cukup Baik Baik sekali Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal Persentase 6 15% 13 32,5% 4 10% 6 15% 11 27,5% 40 100 %
Berdasarkan Tabel 3.10 di atas terlihat bahwa dari 40 soal terdapat 15% soal (6 butir) yang harus dibuang (drop). Selanjutnya terdapat 32,5% soal (13 butir) yang berkriteria buruk, 10% (4 butir) soal berkriteria cukup, 15% soal (6 butir) berkriteria baik dan 27,5% soal (11 butir) berkriteria baik sekali dari jumlah keseluruhan soal. Hasil uji daya pembeda instrument tes pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B. 2.
Kalibrasi Instrumen Nontes Kalibrasi instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan ahli.
Pertimbangan ahli ini berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan
26
Ibid., h. 232
53
butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar angket. Adapun pertimbanganpertimbangan tersebut dapat terlihat pada Tabel 3.11 berikut 27: Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes No
Kriteria Cukup
Aspek yang diuji
Baik Kurang Pengembangan pernyataan dari setiap 1 indikator 2 Keterwakilan setiap pernyataan dari indikator yang dikembangkan 3 Penskoran terhadap tiap-tiap pernyataan 4 Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan pernyataan 5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan Saran : ……………………………………………………………………………………… I.
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau seluruh
sumber terkumpul28. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang akan diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
29
. Dalam penelitian ini
terdapat 2 data yang harus dianalisis yakni data tes dan nontes. 1.
Analisis Data Tes Analisis data tes dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu dengan melakukan uji
prasyarat dan uji hipotesis.
27
Ika Risqi Citra Primavera, “Pengaruh Media Audio Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014 , h. 40, tidak dipublikasikan. 28 Sugiyono, op. cit.,. 147 29 Ibid,
54
a.
Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan rumus yang akan
digunakan dalam uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat hasil analisis sebaran data yang diperoleh, apakah sebaran data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Chikuadrat, yaitu30: χ2 = Ʃ Keterangan : χ2 = nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Adapun kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut 31: a)
Jika nilai χ2hitung
χ2tabel , distribusi data tidak normal
b)
Jika nilai χ2hitung
χ2tabel , distribusi data normal
2) Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan pengujian kesamaan terhadap sampel yang diteliti, yaitu seragam atau tidaknya variansi data yang didapatkan. Jika varians datanya sama atau seragam, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok sampel (kelas yang diuji) memiliki kemampuan yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Fisher, yaitu 32: F=
=
dengan,
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), cet-14, h. 333 31 Ibid., h. 333 32 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : PT. Tarsitom 2005), Cet-1, h. 249-250
55
S2 = Adapun kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut : a) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kelompok sampel memiliki kemampuan yang homogen b) Jika Fhitung
Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kelompok sampel memiliki
kemampuan yang tidak homogen b. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh video pembelajaran berbasis STM terhadap hasil belajar siswa. Apabila data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Jika data yang diperoleh dalam penelitian terdistribusi normal, maka
uji hipotesis yang
digunakan adalah uji statististik parametrik, yaitu uji t. Ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian hipotesis berdasarkan kondisi distribusi dan keseragaman varians dari data penelitian, yaitu: 1) Data terdistribusi normal dan variansnya seragam Untuk data yang terdistribusi normal dan varians seragam, pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan tes statistik parametrik, yaitu uji t. Uji t ini digunakan untuk membandingkan dua skor rata-rata yang diperoleh dari perbedaan nyata dua kelompok33, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rumus yang dapat digunakan adalah34 : t=
Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians kelompok 1 33 34
Punaji Setyosari, op. cit., h. 249 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : PT. Tarsitom 2005), Cet-1, h. 239-241
56
= varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2
2) Data terdistribusi normal dan variansnya tidak seragam Untuk data yang terdistribusi normal dan varians tidak seragam, rumus yang dapat digunakan adalah 35: t=
Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2 Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut : a) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima, H0 ditolak b) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak, H0 diterima
3) Data tidak terdistribusi normal Untuk data yang tidak terdistribusi normal, pengujian hipotesisnya menggunakan tes statistik nonparametrik, yaitu menggunakan uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut36 : Ux = (nx + ny) +
-
Uy = (nx + ny) +
-
Keterangan : Ux = Jumlah peringkat 1 35 36
Ibid. Diyono, Rumus Gampang Statistik (Jakarta : Pustaka Makmur, 2014), h. 97-98
57
Uy nx ny
= Jumlah peringkat 2 = Jumlah sampel 1 = Jumlah sampel 2 = Jumlah rangking pada sampel 1 = Jumlah rangking pada sampel 2
Kriteria pengujian uji U adalah sebagai berikut : a. Jika U < Utabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Jika U > Utabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
c.
Hipotesis Statistik Secara statistik hipotesis penelitian dapat dinotasikan dengan 37: H0 : sig (2-tailed) > Ha : sig (2-tailed) <
Keterangan : H0 = Hipotesis nol, video pembelajaran berbasis STM terbukti tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep luida. Ha = Hipotesis alternatif, video pembelajaran berbasis STM terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida. sig (2-tailed) = Hasil pengujian nilai probabilitas kelas kontrol dan kelas eksperimen. = Tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 5% (0,05).
2.
Teknik Analisis Data Non-Tes Analisis data non tes dilakukan untuk mengetahui penilaian siswa terhadap
video pembelajaran berbasis STM. Analisis data nontes ini dilakukan dengan menganalisis jawaban yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam angket. Pernyataan di dalam angket tersebut dibagi menjadi 2, yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan tersebut dibagi ke dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkatan 1 hingga 5. Dalam menganalisis data dari angket
37
Singgih santoso, Menguasai SPSS 22 from basic to expert skills, (Jakarta : Elex media komputindo, 2016), h. 400.
58
yang bergradasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan makna dari setiap tingkatannya sesuai dengan tabel berikut 38: Tabel 3.12 Analisis Data Angket Jawaban Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Nilai 5 4 3 2 1
Setelah mendapatkan nilai atau skor dari jawaban yang diberikan siswa, data nilai atau skor tersebut dapat diolah dalam bentuk persentase dengan mengunakan cara berikut: Skor ideal = jumlah item X skor maksimal Angka persentase = Selanjutnya
data
yang
X 100%
diperoleh
dari
angka
persentase
dapat
39
diklasifikasikan berdasarkan tingkatan pada tabel berikut : Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Angket Persentase 81 – 100 % 61 – 80 % 41 – 60 % 21 – 40 % 0 – 20 %
38
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Piet. A. Sahertian, Prinsip dan teknik supervisi pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), h. 55-56 39 Ibid., h. 55-56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan disajikan gambaran umum data hasil penelitian, berupa hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket respon siswa dari kelas eksperimen. Data pretest dan posttest mendeskripsikan hasil belajar siswa pada aspek kognitif jenjang C1 (mengingat) hingga C4 (menganalisis) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil angket mendeskripsikan respon siswa terhadap video pembelajaran berbasis STM pada kelas eksperimen yang digunakan selama proses pembelajaran. 1.
Hasil Pretest Perolehan data hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.1 berikut : 13
14 12
Jumlah Siswa
10 8
8
7
8
6 6
5
Kelas Kontrol
5
Kelas Eksperimen 4
3
3 1
2 0 0
1
0
0 30 - 33 34 - 37 38 - 41 42 - 45 46 - 49 50 - 53 54 - 57 Rentang Nilai
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen secara keseluruhan berada pada rentang 30-57. Perbedaan nilai yang cukup signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlihat pada rentang nilai 34-37. Pada rentang nilai 34-37 kelas eksperimen lebih unggul
59
60
dibandingkan dengan kelas kontrol, dimana siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang ini berjumlah 13 orang dan siswa di kelas kontrol berjumlah 8 orang. Sementara itu untuk rentang nilai lainnya hampir tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. 2.
Hasil Posttest Perolehan data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.2 berikut : 9 9
8
8
8
7
Jumlah Siswa
7
6
6 5
4
44
4
4
Kelas Kontrol
3
3
2
2 1
Kelas Eksperimen
1
0
0
0 50 - 55 56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 - 85 Rentang Nilai
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Dari Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa rentang nilai posttest siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen secara keseluruhan berada pada rentang 50 – 85. Perbedaan nilai yang cukup signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlihat pada rentang nilai 50 – 55, 56 – 60, dan 71 – 75. Pada rentang nilai 50 – 55 terlihat bahwa kelas kontrol lebih unggul dari pada kelas eksperimen, dimana siswa yang mendapatkan nilai pada rentang tersebut di kelas kontrol berjumlah 5 orang, sedangkan di kelas ekperimen tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang tersebut. Selanjutnya, pada rentang nilai 56 – 60 terlihat jika kelas kontrol masih lebih unggul dari pada kelas eksperimen, jumlah siswa di kelas kontrol yang mendapatkan nilai di rentang tersebut adalah 8 orang dan di kelas eksperimen berjumlah 3 orang. Selanjutnya pada rentang nilai 71 –
61
75 terlihat jika kelas eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol, jumlah siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang tersebut berjumlah 7 orang, sedangkan di kelas kontrol hanya ada 1 orang. Sementara itu pada rentang nilai lainnya tidak terlihat perbedaan yang begitu signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari diagram di atas dan penjelasan sebelumnya terlihat bahwa pada rentang nilai yang rendah rata-rata kelas kontrol lebih unggul dari pada kelas eksperimen, sedangkan pada rentang nilai yang tinggi rata-rata kelas eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol. 3.
Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa
a.
Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data dari hasil pretest dan posttest. Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Posttest Pemusatan dan No Penyebaran Kelas Kelas Kelas Kelas Data Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen 1 Nilai Terendah 30 30 50 60 2 Nilai Tertinggi 55 50 80 85 3 Rata-rata 41 36,43 67,27 75,17 4 Modus 35 35 80 80 5 Median 40 35 65 75 6 Standar Deviasi 6,88 4,58 10,33 7,13 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa nilai pretest terendah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama yaitu 30. Nilai pretest tertinggi kelas kontrol (55) lebih besar dari pada kelas eksperimen (50). Sementara itu terlihat juga bahwa nilai rata-rata pretest kelas kontrol (41) lebih besar dari pada kelas eksperimen (36,43). Dari tabel di atas diketahui juga bahwa kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai setelah dilakukannya proses pembelajaran. Hasil posttest menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih
62
unggul dari pada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai posttest terendah pada kelas eksperimen (60) lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (50) dan nilai posttest tertinggi pada kelas eksperimen (85) juga lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (80). Sementara itu rata-rata posttest kelas eksperimen (75,17) lebih besar dari pada rata-rata postest kelas kontrol (67,27). Selisih ratarata pretest dan posttest untuk kelas kontrol adalah 26,27, sedangkan selisih pretest dan posttest untuk kelas eksperimen adalah 38,74. Hasil ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakukan berupa pembelajaran konvensional. b. Kemampuan Kognitif Siswa Kemampuan berpikir kognitif yang dimiliki siswa dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest. Untuk mengetahui gambaran umum kemampuan berpikir kognitif siswa tersebut dapat dilihat dari gambar diagram di bawah ini.
Gambar 4.3 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kognitif Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkn Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa setiap indikator kemampuan berpikir kognitif siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Pada saat pretest dan posttest, terlihat bahwa kemampuan kognitif mengingat (C1) memiliki presentase nilai rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan kemampuan kognitif lainnya. Hasil pretest
63
menunjukkan bahwa persentase kemampuan berpikir kognitif siswa untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen hampir sama besar. Pada kelas kontrol persentase kemampuan berpikir kognitif siswa saat pretest yaitu mengingat (C1) 46,67%, memahami (C2) 31%, menerapkan (C3) 45,7% dan menganalisis (C4) 31%. Sementara itu persentase kemampuan berpikir kognitif siswa saat pretest di kelas eksperimen yaitu mengingat (C1) 52,3%, memahami (C2) 23%, menerapkan (C3) 37,5% dan menganalisis (C4) 24%. Untuk hasil posttest, persentase kemampuan berpikir kognitif siswa kelas eksperimen pada kemampuan kognitif mengingat (C1) 90 %, memahami (C2) 70,4%, dan menganalisis (C4) 75,8% terlihat lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki kemampuan kognitif mengingat (C1) 80%, memahami (C2) 67,4%, dan menganalisis (C4) 52,6%. Sementara itu, hasil posttest untuk kemampuan kognitif menerapkan (C3) kelas kontrol
(72%) terlihat lebih unggul dibandingkan dengan kelas eksperimen
(65%). 4.
Hasil Uji Prasyarat Analisis
a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat hasil analisis sebaran data yang
diperoleh, apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data ini dilaksanakan terhadap data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen, dengan menggunakan rumus uji chi-kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan uji normalitas dilakukan berdasarkan kriteria pengujian chi-kuadrat, yaitu jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka dinyatakan bahwa
sebaran data tidak terdistribusi normal, sedangkan jika χ2hitung
χ2tabel maka
dinyatakan bahwa sebaran data terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :
64
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Uji Statistik
Kelas Eksperimen 3,43 17,65 11,07 Data Data tidak berdistribusi berdistribusi normal normal
Kelas Kontrol
Nilai X2 hitung Nilai X2 tabel Keputusan
Posttest Kelas Eksperimen 17,14 4,79 11,07 Data tidak Data berdistribusi berdistribusi normal normal
Kelas Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada saat pretest kelas kontrol nilai χ2hitung
χ2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
kontrol terdistribusi normal, sedangkan data pretest kelas eksperimen nilai χ2hitung χ2tabel, sehingga data pretest kelas eksperimen tidak terdistribusi normal. Sementara itu, untuk data posttest di kelas kontrol nilai χ2hitung
χ2tabel, yang berarti
bahwa data posttest pada kelas kontrol tidak terdistribusi normal, sedangkan data posttest kelas eksperimen nilai χ2hitung
χ2tabel, sehingga data posttest kelas
eksperimen terdistribusi normal. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa data pretest maupun posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang kedua, yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang diuji memiliki kemampuan yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikansi 5%. Kelas kontrol dan kelas eksperimen dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel, namun jika Fhitung > F tabel maka kedua data dinyatakan tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut ini :
65
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Uji Statisik Nilai Varian Fhitung Ftabel Keputusan
Posttest
Kelas Kontrol 7
Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen 4,66 10,51 7,25 2,26 2,1 2,62 Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa saat pretest dan posttest nilai Fhitung < Ftabel, yang berarti bahwa data yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat pretest maupun posttest memiliki varians data yang sama atau kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen. 5.
Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data
tidak terdistribusi normal dan memiliki varians yang sama. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji nonparametrik MannWhitney menggunakan bantuan software SPSS 22. Hasil uji hipotesis diketahui dengan melihat nilai pretest dan posttest pada kolom sig (2-tailed) yang menggunakan taraf signifikansi ( ) sebesar 5%. Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan berdasarkan kriteria pengujian, yaitu jika nilai sig (2-tailed) > taraf signifikansi (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika nilai sig (2tailed) < taraf signifikansi (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.1 Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Statistik Sig (2-tailed) Taraf signifikansi ( ) Kesimpulan
Pretest 0,091
Posttest 0,028 0,05
Ha ditolak
Ha diterima
Dari Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) pretest > taraf signifikansi (0,05), maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) 1
Singgih santoso, Menguasai SPSS 22 from basic to expert skills, (Jakarta : Elex media komputindo, 2016), h. 400.
66
ditolak. Artinya video pembelajaran berbasis STM terbukti tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida. Hal ini terjadi karena pada saat pretest ataupun posttest di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen belum diberikan perlakuan. Untuk hasil posttest, nilai sig (2-tailed) posttest < taraf signifikansi (0,05), maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran berbasis STM terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida. 6.
Hasil Analisis Data Angket Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap video pembelajaran
berbasis STM dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Hasil Angket Respon Siswa terhadap video pembelajaran berbasis STM No. 1 2
Indikator Angket Penyajian video pembelajaran berbasis STM Pengaruh video pembelajaran berbasis STM terhadap kemampuan kogniif Rata-rata
Persentase 74,3 %
Kategori Baik
71,67 %
Baik
72,98 %
Baik
Dari Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa penggunaan video pembelajaran berbasis STM dalam pembelajaran fisika pada konsep fluida secara keseluruhan mendapat respon yang baik dari siswa dengan nilai 72,98%. Jika dilihat berdasarkan indikatornya, maka pada indikator penyajian video pembelajaran berbasis STM mendapat respon yang baik dengan perolehan nilai 74,3%. Sementara untuk indikator pengaruh video pembelajaran berbasis STM terhadap kemampuan kognitif mendapat respon yang baik dengan perolehan nilai 71,67%. B.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, diketahui
bahwa hasil uji hipotesis kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) posttest (0,028) < nilai taraf signifikansi (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan video pembelajaran berbasis STM (sains teknologi masyarakat) terbukti
67
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. Pengaruh video pembelajaran berbasis STM ini terlihat dari adanya peningkatan pada kemampuan kognitif siswa yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade hadiati nuzuliana, dkk, yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan pada hasil posttest siswa setelah menyaksikan tayangan video pembelajaran, yang berarti bahwa video pembelajaran dapat menambah pengetahuan siswa2. Hal ini juga senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Henok Siagian dan Asiroha Siboro yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan pada siswa yang menggunakan pendekatan STM dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pendekatan konvensional3. Pada penelitian ini pembelajaran dengan menggunakan video berbasis STM juga mendapatkan respon positif dari siswa. Hal ini terlihat dari hasil angket respon siswa yang berada dalam kategori baik. Jika dilihat berdasarkan jenjang kognitifnya, terlihat bahwa kemampuan kognitif kelas eksperimen pada saat posttest lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol dalam jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C4 (menganalisis). Selanjutnya, pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) kelas kontrol lebih unggul dari pada kelas eksperimen. Pada jenjang C1 (mengingat), kelas eksperimen memperoleh kemampuan kognitif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terjadi karena video pembelajaran
berbasis STM disajikan secara sistematis. Penayangan video
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dimulai dengan pemaparan informasi terkait konsep fluida, lalu dilanjutkan dengan penerapan konsep fluida pada alat-alat teknologi dan penggunaan alat-alat teknologi tersebut di masyarakat. Adanya kesistematisan ini membuat siswa mudah untuk mengingat konsep fluida, aplikasinya, serta penggunaan dari penerapan konsep fluida
2
Ade Hadiati Nuzuliana, dkk, Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015, Vol IV, Oktober 2015, h. 5, diakses dari http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/ 3 Henok siagian dan Asiroha siboro, Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dan pendekatan konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan, Jurnal penelitian bidang pendidikan, Vol. 20, No. 1, Maret 2014, h. 28, diakses dari http://jurnal.unimed.ac.id/
68
tersebut. Hal ini juga terlihat dari hasil angket respon siswa yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa video pembelajaran berbasis STM tidak memberikan informasi terkait konsep fluida dan pernyataan urutan penyajian konsep fluida dengan video pembelajaran berbasis STM sulit untuk dipahami. Artinya siswa menganggap bahwa informasi dan urutan penyajian konsep fluida dalam video pembelajaran berbasis STM membuat siswa mudah mengingat konsep tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Mell Silberman yang mengungkapkan bahwa penambahan visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan dan menaikkan ingatan siswa dari 14% menjadi 38%4. Video pembelajaran berbasis STM juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada jenjang C2 (memahami). Peningkatan kemampuan kognitif siswa pada jenjang C2 ini dikarenakan adanya kesinkronisasian antara penjelasan konsep dengan penerapan konsep tersebut. Penayangan video seperti ini membuat pengetahuan siswa menjadi terkonstruk, dan siswa lebih mudah paham. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asnawati munir, dkk, yang menyatakan bahwa penerapan pendekatan STM (sains teknologi masyarakat) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa5. Kesinkronisasian video pembelajaran berbasis STM juga
memudahkan siswa untuk memahami dan
mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan dalam konsep fluida. Hal ini didukung oleh hasil angket respon siswa yang menolak pernyataan penjelasan materi fluida dengan video pembelajaran berbasis STM mempersulit dalam mendefenisikan istilah-istilah terkait fluida. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Ade Hadiati Nuzuliana, dkk, yang menyatakan bahwa persentase kevalidan tertinggi dari video pembelajaran menurut beberapa ahli terdapat pada aspek pemahaman konsep6. 4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta : DIVA Press, 2013_, Cet-5, h. 302. 5 Asmawati munir, dkk, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Penerapan Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 6 Kendari, Jurnal Gema Pendidikan,Volume 22 Nomor 1, Januari 2015, h. 50, diakses dari www.uho.ac.id/karya_ilmiah/Asmawati%20Munir/Jurnal%2011.pdf 6 Ade Hadiati Nuzuliana, dkk, Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015, Vol IV, Oktober 2015, h. 5, diakses dari http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
69
Dari pemaparan di atas terlihat kemampuan C1 dan C2 siswa pada kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Namun pada kemampuan C3 (mengaplikasikan) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol.
Kemampuan
C3
terkait
dengan
kemampuan
mengaplikasikan.
Kemampuan mengaplikasikan meliputi proses kognitif mengeksekusi dan mengimplementasikan7. Dalam hal mengeksekusi soal, kelas eksperimen lebih lemah dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas kontrol lebih mampu mengeksekusi soal karena guru menjelaskan penyelesaian dari contoh soal secara bertahap, sehingga siswa terlatih dalam mengeksekusi soal dengan menerapkan rumus yang sudah diketahui. Dalam menjelaskan contoh soal guru tidak hanya menuliskan penyelesaiaannya, namun juga memaparkan secara langsung, sehingga siswa tidak hanya melihat namun juga mendengarkan apa yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan kemampuan mengeksekusi siswa terkait dengan mengaplikasikan pada kelas kontrol menjadi lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen. Sementara pada kelas eksperimen penayangan contoh soal hanya disajikan melalui tulisan dan gambar tanpa ada penjelasan audio pada video pembelajaran. Tidak adanya penjelasan audio dalam menampilkan contoh soal tersebut membuat pemahaman siswa menjadi tidak utuh, sehingga ketika siswa mengeksekusi soal latihan ada beberapa langkah yang terlewatkan oleh siswa. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kemampuan mengaplikasikan kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C4 (menganalisis), kelas eksperimen memperoleh kemampuan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Kemampuan kognitif siswa pada jenjang ini mengalami peningkatan sebesar 25,7%. Peningkatan ini terjadi karena dalam video pembelajaran berbasis STM, siswa diberikan kesempatan untuk bisa menentukan langkah penyelesaian dari permasalahan baru yang disajikan di video. Langkah penyelesaian dari permasalahan tersebut dapat ditentukan oleh siswa dengan mengingat kembali pemaparan mengenai konsep fluida yang ditampilkan secara sistematis dan 7
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, terj. Agung Prihantoro. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 117
70
ilustratif pada video pembelajaran berbasis STM. Umumnya guru dalam menyajikan konsep fluida menggunakan metode konvensional, sehingga siswa sulit untuk membayangkan bagaimana penggunaan dari prinsip-prinsip yang terdapat dalam konsep fluida tersebut terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Uraian di atas memberikan informasi bahwa video pembelajaran berbasis STM mampu meningkatkan kemampuan kognitif (C1, C2 dan C4) pada kelas eksperimen. Namun, untuk jenjang kognitif C3 pada penelitian ini pembelajaran dengan video berbasis STM di kelas eksperimen belum mampu mengungguli pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kekurangan video terkait dengan kejelasan audio. Selain itu, kekurangan lainnya terdapat pada tampilan beberapa gambar yang kurang jelas, sehingga dalam beberapa bagian guru harus menjelaskan apa yang ditayangkan pada video tersebut. Namun, secara keseluruhan video pembelajaran memiliki banyak kelebihan dan mampu menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga terbukti penggunaan video pembelajaran berbasis STM mendapatkan respon positif dari siswa dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. C. Keterbatasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis ulang dan masukan pada saat sidang munaqosah terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Berubahnya variabel terikat pada penelitian ini dari hasil belajar siswa menjadi kemampuan kognitif siswa. Hal ini dilakukan karena pengukuran yang dilaksanakan dalam penelitian ini hanya pada ranah kognitif dan tidak mengukur ranah afektif serta psikomotorik siswa, sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa, guru harus mengukur keseluruhan aspek, yakninya ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Melalui perubahan variabel terikat pada penelitian ini, tentunya mempengaruhi perubahan judul penelitian ini, sehingga judul penelitian ini menjadi “pengaruh video pembelajaran berbasis STM (Sains Teknologi Masyarakat) terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida”.
71
2.
Terdapat kekeliruan dalam penentuan jenjang kognitif pada instrumen tes. Misalnya saja soal yang seharusnya berada pada jenjang C2 ditulis sebagai jenjang C4, hal ini terjadi karena peneliti tidak melakukan uji dari ahli. Oleh karena itu kisi-kisi instrumen tes pada bab 3 di penelitian ini harus diubah. Perubahan kisi-kisi tersebut dapat dilihat dari Table 4.6 dan Tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum direvisi Indikator
C1
2.2.1 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan 1*, 4 hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.2 Menerapkan konsep 11 tekanan dalam kehidupan sehari-hari 2.2.3 Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan 12 aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.4 Menganalisis prinsip archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 2.2.5 Memahami konsep 25*, gejala kapilaritas dan 27* tegangan permukaan 2.2.6 Menganalisis persamaan kontinuitas 2.2.7 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya 35 dalam kehidupan seharihari Jumlah Presentase
Aspek Kognitif C2 C3 C4
2*, 3
17, 18
Jumlah
4
5, 6, 7*, 10*
8, 9
7
13*, 14*
15*, 16*
5
22, 23*
19, 20*, 21*
4
24*, 26*
4
28*, 29
30*, 32*
31*, 33
6
38, 40*,
36, 34*
37, 39*
8
7 10 12 11 17,1% 26,8% 29,3 % 26,8%
41 100 %
72
Tabel 4.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah direvisi Indikator
C1
2.2.8 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan 1*, 4 hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.9 Menerapkan konsep 11 tekanan dalam kehidupan sehari-hari 2.2.10 Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan 12 aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.11 Menganalisis prinsip archimedes dan 18 aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 2.2.12 Memahami konsep 25*, gejala kapilaritas dan 27* tegangan permukaan 2.2.13 Menganalisis persamaan kontinuitas 2.2.14 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Presentase
3.
35 8 20%
Aspek Kognitif C2 C3
C4
2*, 3
8, 9
17
Jumlah
4
5, 6, 7*, 10*
7
13*, 14*
15*, 16*
5
22, 23*
19, 20*, 21*
4
24*, 26*
4
28*
29,
30*, 31*, 32*, 33
37,
38, 36, 40*, 34*
39*
7 15 10 17,5% 37,5 % 25%
6
8 40 100 %
Terdapat perubahan pada tahapan pembelajaran dibagian penutup RPP menjadi kesimpulan, evaluasi dan tindak lanjut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasrkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa: 1. Video
pembelajaran
berbasis
STM
terbukti
berpengaruh
terhadap
kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida. Pengaruh tersebut terlihat dari hasil uji hipotesis statistik terhadap data posttest yang menyatakan bahwa sig (2-tailed) (0,028) <
(0,05).
2. Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida yang mengunakan video pembelajaran berbasis STM lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Hasil angket respon siswa terhadap video pembelajaran berbasis STM menunjukkan kategori baik dengan persentase 72,98.
B. Saran Saran yang dapat diajukan peneliti sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, diantaranya: 1. Pada video pembelajaran berbasis STM, penayangan contoh soal hanya berupa
tulisan
dan
gambar,
sebaiknya
ditambahkan
audio
dalam
penayangannya sehingga tidak ada langkah yang terlewatkan oleh siswa ketika mengerjakan soal yang serupa. 2. Beberapa gambar di dalam video harus dipastikan terlihat jelas dan menarik, sehingga guru tidak perlu menjelaskan apa yang sedang ditampilkan pada video. 3. Pembuatan video pembelajaran harus memperhatikan resolusi video. Resolusi harus video harus dibuat besar, sehingga ketika video tersebut ditayangkan kualitas gambarnya bagus.
73
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Adesina, Benson Adegoke. 2011. Effect of multimedia instruction senior secondary school students’ achevement in physics, European journal ofeducational studies. Vol.3, No. 3. Agustini, D. dkk, 2013. Pengaruh model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) terhadap penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran IPA di MTSN Patas, e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains. Vol. 3. Aji, Danu Nugraha. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Journal Of Innovative Sains Education. Vol. 1. No. 2. A, Piet. Sahertian 1981. Prinsip dan teknik supervisi pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Ariyanti, Tri Arif maftukhin, dan Eko Setyadi Kurniawan. 2013. Pengembangan multimedia pembelajaran fisika dengan pendekatan STM ( Sains Teknologi Masyarakat) guna meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas X SMA negeri 1 Buluspesantren tahun ajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi. Vol.3. No.1. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. B, Hamzah Uno dan Satria Koni. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. Bennett, Judith Sylvia Hogarth, dan Fred Lubben. 2005. A systematic review of the effecst of context-based and Science-Technology-Society (STS) approaches in the teaching of secondary science. Journal of departmen ofeducational studies university of york. Dimiyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Diyono. 2014. Rumus Gampang Statistik. Jakarta : Pustaka Makmur. D, Hug Young, dkk. 2012. Fisika Universitas Edisi ke sepuluh jilid ke I. (Jakarta : Erlangga.
74
75
Giancoli. 2001. Fisika Edisi Ke-5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Gunarto, Wahid dan Nurul hidayah. 2014. Upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran alat-alat optik melalui pendekatan sains teknologi masyarakat di kelas VIII SMPN 3 Belitang Madang Raya. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Vol.1. No.1. Gunawan, Imam dan Anggarini Retno Palupi. 2015. Taksonomi Bloom-revisi ranah kognitif : kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. Jurnal prodi PGSD (online), Vol 2. No. 2. Hadiati, Ade Nuzuliana, dkk. 2015. Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis di SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika (EJournal) SNF2015. Vol IV. Hernandes, Patris Hingkua, dkk. 2013. Media pembelajaran fisika SMA berbasis video pada pokok bahasan momentum, impuls, dan tumbukan. Jurnal Pendidikan Fisika-WM. Vol. 1. No. 1. Kamajaya. 2008. Cerdas Belajar Fisika Untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA. Bandung : PT Grafindo Media Pratama. Munadi,Yudhi. 2012. Media Pembelajaran, sebuah pendekatan baru. Jakarta :Gaung Persada. Munir, Asmawati dkk. 2015. Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Penerapan Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 6 Kendari. Jurnal Gema Pendidikan. Vol. 22. No. I. Prastowo, Andi. 2013. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta : Diva Press. Poedjiadi, Anna. 2010. Sains Teknologi Masyarakat : model pembelajaan konstektual bermuatan nilai. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Rahmatul, Indra Sutikno dan Masturi. 2015. Video terjadinya petir sebagai media pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi listrik statis. Prosiding seminar nasional fisika (e-journal) SNF. Vol. IV. Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : CV Pustaka Media.
76
Rintayati, Peduk dan Sulistya Pratomo Putro. 2011. Meningkatkan aktivitas belajar (active learning) siswa berkarakter cerdas dengan pendekatan sains teknologi (STM). Jurnal Didaktika Dwija Indria Solo. Vol. 1. No. 2. S, Arief Sadiman, dkk. 1996. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanny. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Santoso, Singgih. 2016. Menguasai SPSS 22 from basic to expert skills. Jakarta : Elex media komputindo. Siagian, Henok dan Asiroha Siboro. 2014. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dan pendekatan konvensional pada materi pokok kalor dan perpindahan. Jurnal penelitian bidang pendidikan. Vol. 20, No. 1. Sudaryono. 2012. Dasar-dasar evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Graha ilmu Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsitom. Sudjana, Nana.2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatid dan R&D. Bandung : Alfa Beta. Surya,Yohanes. 2010. Mekanika dan Fluida 2. Serpong : PT Kandel. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Wayan, I Sadia. 2014. Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik. Yogyakarta : Graha Ilmu. W, Lorin Anderson and David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
77
LAMPIRAN A Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SMKN 4 Tangerang Selatan
Satuan Pendidikan
: SMA/MA/SMK
Kelas/Semester
: XI/Satu
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pembelajaran
: Fluida
Pertemuan Ke-
: 1 (Kesatu)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai :
1. 2. 3.
Memahami pengertian fluida statis, dinamis, dan tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari (C2) Menerapkan konsep tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari.(C3) Mengaplikasikan Prinsip Pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. (C3)
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah :
1. Siswa dapat memahami pengertian fluida statis, dinamis, dan tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai fluida 2. Siswa bisa menerapkan konsep tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari setelah mendengar penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai tekanan hidrostatis 3. Siswa dapat mengaplikasikan Prinsip Pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai Prinsip Pascal. E. Materi Ajar 1. Materi Pokok 2. Uraian Materi -
: Tekanan Hidrostatis dan Prinsip Pascal : Tekanan Tekanan mutlak pada fluida
79
F.
Bejana berhubungan Prinsip Pascal
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Orientasi
A. Pendahuluan Apersepsi
Motivasi
Membuka kegiatan pembelajaran dan mempersilahkan siswa untuk berdo’a
Kegiatan Siswa Berdo’a dipimpin oleh ketua kelas
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menggali pengetahuan awal siswa dengan pemberian pertanyaan
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 15’
“Pernahkah kamu melihat orang yang memotong daging? Menurutmu mana yang lebih mudah, memotong daging dengan pisau yang tajam atau pisau yang tumpul?” Menampilkan tujuan pembelajaran melalui video pembelajaran berbasis STM
Alokasi Waktu
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
80
B. Inti
Eksplorasi
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat pertanyaan mengenai permasalahan terkait tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip pascal di masyarakat, yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat pertanyaan yang di tampilkan di video tersebut.
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat penjelasan tentang konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat halhal penting dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat dengan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip pascal yang ditampilkan di video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat contoh soal mengenai tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip pascal yang ditampilkan
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat contoh soal
65’
81
pada video pembelajaran berbasis STM
Elaborasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar siswa membuat beberapa kelompok
Mendengarkan instruksi dari video dan duduk secara berkelompok
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar berdiskusi dengan kelompoknya mengenai penyelesaian dari permasalahan yang telah di sebutkan sebelumnya
Berdiskusi dengan masing-masing kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat permasalahan baru dan soal-soal mengenai konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat permasalahan baru dari video tersebut
82
Konfirmasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal terkait konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal yang ditampilkan pada video pembelajaran
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar perwakilan masingmasing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Mendengarkan instruksi video pembelajaran dan perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan pembahasan penyelesaian permasalahan baru dan soal-soal terkait konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
83
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM bahwa siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal jika ada materi yang belum mereka pahami
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Menjawab pertanyaan siswa
Mendengarkan jawaban guru
Meminta siswa untuk mencatat dan mengerjakan soalsoal tes tulis yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM untuk menguji pemahaman siswa
Mencatat dan mengerjakan soal yang ditampilkan di video pembelajaran dan mengerjakan soal tersebut
Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip Pascal
Menyimpulkan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip Pascal
Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada beberapa siswa
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Tindak Lanjut
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai garis alir, persamaan kontinuitas dan
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
C. Penutup
10’
84
persamaan bernoulli
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga b. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 2. Media pembelajaran a. Media Presentasi : Video Pembelajaran Berbasis STM b. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di dalam Video Pembelajaran Berbasis STM sebanyak 3 butir soal (Terlampir)
Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
85
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No
Soal
Jawaban
1
Mengapa papan ski dibuat lebih luas dibandingkan dengan alas kaki yang kita pakai?
Agar orang tidak terpelosok ke dalam salju, tekanan yang di berikan pada salju harus diperkecil. Caranya, dengan menggunakan suatu alas yang lebih luas dari pada alas kaki. Dengan menggunakan papan ski, orang dapat meluncur di atas salju tanpa takut terperosok. Tekanan dapat diperkecil dengan menggunakan papan ski saat meluncur di atas salju.
2
Hitunglah gaya pada luas penampang yang besar!
Diket: F1 = 20 N = 20 cm2 = 60 cm2 Tanya : F2 = ? Jawab : P1 = P2 = = .
=
. 3600= = = 180 N
. . 400
86
3
Hitunglah besar tekanan hidrostatis yang dialami ikan jika g = 10m/s2 ?
Diket : g = 10m/s2 air =
1000 kg/m3
hikan = 100 – 40 = 60 cm = 0,6 m Tanya : Ph = ? Jawab : Ph =
air . g
. hikan
= 1000 . 10 . 0,6 = 6000 Pa
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SMKN 4 Tangerang Selatan
Satuan Pendidikan
: SMA/MA/SMK
Kelas/Semester
: XI/Satu
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pembelajaran
: Fluida
Pertemuan Ke-
: 2 (Kedua)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai :
4. 5.
Menganalisis Prinsip Archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (C4). Memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan (C2).
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah :
4. Siswa dapat menganalisis prinsip archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai Prinsip Archimedes 5. Siswa bisa memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan mendengar penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai gejala kapilaritas dan tegangan permukaan. E. Materi Ajar 3. Materi Pokok viskositas. 4. Uraian Materi -
: Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan : Prinsip Archimedes Gejala kapilaritas Tegangan permukaan Viskositas
88
F.
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Orientasi
D. Pendahuluan Apersepsi
Motivasi
Membuka kegiatan pembelajaran dan mempersilahkan siswa untuk berdo’a
Kegiatan Siswa Berdo’a dipimpin oleh ketua kelas
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menggali pengetahuan awal siswa dengan pemberian pertanyaan
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
“Pernahkah kamu melemparkan batu ke air? Apa yang terjadi ketika batu tersebut dilemparkan ke air?” Menampilkan tujuan pembelajaran melalui video pembelajaran berbasis STM
Alokasi Waktu
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
15’
89
E. Inti
Eksplorasi
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat pertanyaan mengenai permasalahan terkait Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas di masyarakat, yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat pertanyaan yang di tampilkan di video tersebut.
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat penjelasan tentang konsep Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat halhal penting dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas yang ditampilkan di video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
65’
90
Elaborasi
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat contoh soal Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat contoh soal
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar siswa membuat beberapa kelompok
Mendengarkan instruksi dari video dan duduk secara berkelompok
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar berdiskusi dengan kelompoknya mengenai penyelesaian dari permasalahan yang telah di sebutkan sebelumnya
Berdiskusi dengan masing-masing kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat permasalahan baru mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat permasalahan baru dari video tersebut
91
Konfirmasi
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat soal-soal mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas yang disajikan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat soal dari video tersebut
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal terkait Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal yang ditampilkan pada video pembelajaran
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar perwakilan masingmasing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Mendengarkan instruksi video pembelajaran dan perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan pembahasan penyelesaian permasalahan baru dan soal-soal terkait Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas,
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
92
tegangan permukaan, dan viskositas yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
F. Penutup
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM bahwa siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas jika ada materi yang belum mereka pahami
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Menjawab pertanyaan siswa
Mendengarkan jawaban guru
Meminta siswa untuk mencatat dan mengerjakan soalsoal tes tulis yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM untuk menguji pemahaman siswa
Mencatat dan mengerjakan soal yang ditampilkan di video pembelajaran dan mengerjakan soal tersebut
Kesimpulan Membimbing siswa untuk menyimpulkan
Menyimpulkan Prinsip
10’
93
Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas
Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas
Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada beberapa siswa
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Tindak Lanjut
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai garis alir, persamaan kontinuitas dan persamaan bernoulli.
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 3. Sumber Belajar c. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga d. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 4. Media pembelajaran c. Media Presentasi : Video Pembelajaran Berbasis STM d. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di dalam Video Pembelajaran Berbasis STM sebanyak 4 butir soal (Terlampir)
Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
94
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No 1
Soal Sebuah perahu mengapung di permukaan sungai dengan 45% volumenya tenggelam dalam air. Bila volume perahu tersebut 4000 m3 maka (dalam kilogram) berapa massa rakit tersebut?
Jawaban Diket : Vperahu = 4000 m3 Vperahu tercelup = 45% Vperahu keseluruhan = 100% 1000 kg/m3
fluida =
Tanya : mrakit = ? Jawab : perahu .
Vperahu keseluruhan =
perahu . 100%
fluida .
Vperahu tercelup
= 1000 . 45% = 450 kg/m3
perahu =
Massa rakit : m=
perahu
X Vperahu
= 450 kg/m3 X 4000 m3 = 180000 kg = 18 . 104 kg 2
Es terapung dalam gelas yang penuh terisi air, ketika es tersebut mencair menurutmu apa yang akan terjadi dengan air yang ada di gelas tersebut? Apakah air di dalam gelas akan bertambah hingga kemudian tumpah atau tidak?
Ketika es batu tersebut meleleh maka air di dalam gelas tersebut tidak akan tumpah. Es batu yang berada di dalam gelas tersebut memiliki volume dan ketika es batu tersebut mencair menjadi air, volumenya tetap sama
95
3
Hitunglah besar tekanan Sebuah clip yang terbuat dari kawat mengapung di atas permukaan air seperti gambar di atas. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam keseimbangan adalah 4 . 10-3 N. Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah...
Diket : L = 10 cm = 0,1 m F = 4 . 10-3 N Tanya : Jawab : = =
4
Pernahkah kamu melihat tambak ikan di danau atau telaga? Sebagian pengusaha tambak terkadang menggunakan drum sebagai penopang kayu untuk berjalan di atas tambak, sehingga kayu tersebut dapat mengapung dan tidak tenggelam. Menurut mu mengapa hal tersebut bisa terjadi?
=?
= 4 . 10-2 N/m
Pada kasus ini berlaku penerapan prinsip archimedes. Drum yang digunakan dalam pembuatan tambak ikan memiliki massa jenis yang lebih kecil dari pada masa jenis air karena di dalam drum terdapat rongga udara. Sehingga kemudian drum dapat mengapung di atas air dan kemudian dapat digunakan menjadi penopang kayu untuk berjalan.
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SMKN 4 Tangerang Selatan
Satuan Pendidikan
: SMA/MA/SMK
Kelas/Semester
: XI/Satu
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pembelajaran
: Fluida
Pertemuan Ke-
: 3 (Ketiga)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai :
1.
Menganalisis persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli (C4).
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah :
1. Siswa dapat Menganalisis persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli E. Materi Ajar 1. Materi Pokok 2. Uraian Materi F.
: Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli : Garis Alir Persamaan Kontinuitas Persamaan Bernoulli
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
97
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Orientasi
Membuka kegiatan pembelajaran dan mempersilahkan siswa untuk berdo’a
Kegiatan Siswa Berdo’a dipimpin oleh ketua kelas
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menggali pengetahuan awal siswa dengan pemberian pertanyaan
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 15’
A. Pendahuluan Apersepsi
Motivasi
B. Inti
Eksplorasi
Alokasi Waktu
“Pernahkah kamu mencoba menutup lubang selang dimana air sedang mengalir keluar, apa yang kamu rasakan dan apa yang terjadi?” Menampilkan tujuan pembelajaran melalui video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat pertanyaan mengenai permasalahan terkait Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat pertanyaan yang di tampilkan di video tersebut.
di masyarakat, yang
65’
98
ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat penjelasan tentang Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat halhal penting dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan di video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat contoh soal Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat contoh soal
99
Elaborasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar siswa membuat beberapa kelompok
Mendengarkan instruksi dari video dan duduk secara berkelompok
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar berdiskusi dengan kelompoknya mengenai penyelesaian dari permasalahan yang telah di sebutkan sebelumnya
Berdiskusi dengan masing-masing kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat permasalahan baru mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat permasalahan baru dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat soal-soal mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang disajikan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat soal dari video tersebut
100
Konfirmasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal terkait Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal yang ditampilkan pada video pembelajaran
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar perwakilan masingmasing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Mendengarkan instruksi video pembelajaran dan perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan pembahasan penyelesaian permasalahan baru dan soal-soal terkait Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
101
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM bahwa siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli jika ada materi yang belum mereka pahami
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Menjawab pertanyaan siswa
Mendengarkan jawaban guru
Meminta siswa untuk mencatat dan mengerjakan soalsoal tes tulis yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM untuk menguji pemahaman siswa
Mencatat dan mengerjakan soal yang ditampilkan di video pembelajaran dan mengerjakan soal tersebut
Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan garis alir, persamaan kontinuitas dan persamaan bermoulli
C. Penutup
Menyimpulkan garis alir, persamaan kontinuitas dan persamaan bermoulli
Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada beberapa siswa
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Tindak Lanjut
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai penerapan
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
10’
102
persamaan bernoulli. H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga b. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 2. Media pembelajaran a. Media Presentasi : Video Pembelajaran Berbasis STM b. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di dalam Video Pembelajaran Berbasis STM sebanyak 3 butir soal (Terlampir)
Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
103
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No 1
Soal
Jawaban
Ada sebuah pipa memiliki diameter berbeda seperti gaambar berikut, menurutmu pada titik manakah kecepatan alir fluida yang terbesar?
Kecepatan aliran fluida yang terbesar terletak pada titik C, F, I. Kasus ini merupakan penerapan dari persamaan kontinuitas, dimana luas penampang berbanding terbalik dengan kecepatan alir fluida. Ketika luas penampang suatu fluida kecil maka kecepatan alirnya besar, namun ketika luas penampangnya besar maka kecepatan alir fluidanya kecil.
2 1. Sebuah pipa dengan ujung menyempit seperti gambar di samping digunakan untuk mengalirkan air ke rumah. Diameter pipa besar dan kecil masing-masing 15 cm
Diket : d2 = 15 cm d1 = 5 cm v2 = 20 m/s Ditanya : v1 = ? Jawab : Debit air A1 . v1 = A2 . v2 . v1 =
. v2
104
dan 5 cm. Jika kecepatan di pipa yang berdiameter besar adalah 20 cm/s, hitunglah kecepatan aliran di pipa yang berdiameter lebih kecil !
v1 = v1 = =
3
Menurutmu apakah yang akan terjadi ketika bus dan sepeda motor berjalan bersisihan? Akankah sepeda motor tersebut dapat tertolak ke arah bus? Ataukah tidak? Jelaskan pendapatmu dan alasanmu!
=
=180 cm/s
Apabila sebuah bus berjalan bersisihan dengan sepeda motor, maka kelajuan udara diantara bus dan sepeda motor tersebut sangat tinggi. Sehingga mengakibatkan tekanan udara diantara bus dan sepeda motor tersebut rendah. Sementara itu tekanan disisi lain motor lebih tinggi karena kelajuan udaranya rendah. Tekanan yang tinggi dari sisi lain motor tersebut dapat mengakibatkan gaya tolak yang mendorong motor ke arah bus. Maka ketika bus dan sepeda motor berjalan bersisihan, sepeda motor dapat tertolak ke arah bus.
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SMKN 4 Tangerang Selatan
Satuan Pendidikan
: SMA/MA/SMK
Kelas/Semester
: XI/Satu
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pembelajaran
: Fluida
Pertemuan Ke-
: 4 (Keempat)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai :
2.
Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (C3).
D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah :
2. Siswa dapat menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli E. Materi Ajar 3. Materi Pokok 4. Uraian Materi F.
: Penerapan persamaan Bernoulli : Venturimeter Penyemprot nyamuk Tabung pitot Gaya angkat pesawat terbang Karburator mobil Prinsip Toricelli
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab.
106
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Orientasi
D. Pendahuluan Apersepsi
Motivasi
Membuka kegiatan pembelajaran dan mempersilahkan siswa untuk berdo’a
Kegiatan Siswa Berdo’a dipimpin oleh ketua kelas
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menggali pengetahuan awal siswa dengan pemberian pertanyaan
Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 15’
“Pernahkah kamu melihat pesawat terbang yang berada di udara? Menurutmu mengapa pesawat tersebut bisa terbang dan tidak jatuh?” Menampilkan tujuan pembelajaran melalui video pembelajaran berbasis STM
Alokasi Waktu
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
107
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat pertanyaan mengenai permasalahan terkait penerapan Asas Bernoulli
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat pertanyaan yang di tampilkan di video tersebut.
di masyarakat, yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
E. Inti
Eksplorasi
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat penjelasan tentang penerapan asas Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat halhal penting dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat penerapan asas Bernoulli rsamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang ditampilkan di video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat contoh soal penerapan asas Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat contoh soal
65’
108
Elaborasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar siswa membuat beberapa kelompok
Mendengarkan instruksi dari video dan duduk secara berkelompok
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar berdiskusi dengan kelompoknya mengenai penyelesaian dari permasalahan yang telah di sebutkan sebelumnya
Berdiskusi dengan masing-masing kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat permasalahan baru mengenai penerapan asas Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat permasalahan baru dari video tersebut
Meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat soal-soal mengenai penerapan asas Bernoulli yang disajikan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru dan mencatat soal dari video tersebut
109
Konfirmasi
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal terkait penerapan asas Bernoulli
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari permasalahan baru dan soal-soal yang ditampilkan pada video pembelajaran
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran berbasis STM agar perwakilan masingmasing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Mendengarkan instruksi video pembelajaran dan perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompok
Meminta siswa untuk memperhatikan pembahasan penyelesaian permasalahan baru dan soal-soal terkait penerapan asas Bernoulli yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM
Memperhatikan video yang ditampilkan guru
Meminta siswa untuk mendengarkan instruksi video pembelajaran
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi
110
berbasis STM bahwa siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai penerapan asas Bernoulli jika ada materi yang belum mereka pahami
yang belum dipahami dan dimengerti
Menjawab pertanyaan siswa
Mendengarkan jawaban guru
Meminta siswa untuk mencatat dan mengerjakan soalsoal tes tulis yang ditampilkan pada video pembelajaran berbasis STM untuk menguji pemahaman siswa
Mencatat dan mengerjakan soal yang ditampilkan di video pembelajaran dan mengerjakan soal tersebut
Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan penerapan persamaan bermoulli
Evaluasi F. Penutup
Tindak Lanjut
Menyimpulkan penerapan persamaan bermoulli
Memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada beberapa siswa
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai fluida statis dan dinamis secara keseluruhan
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
10’
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 3. Sumber Belajar c. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga d. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 4. Media pembelajaran
111
c. Media Presentasi : Video Pembelajaran Berbasis STM d. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di dalam Video Pembelajaran Berbasis STM sebanyak 3 butir soal (Terlampir) Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
112
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No 1
Soal Tikus tanah dalam bertahan hidup juga menggunakan prinsip bernoulli. Lalu bisakah kamu menjelaskan bagaimana prinsip bernoulli digunakan oleh tikus tersebut?
2 2. Pernahkah kamu naik perahu layar? perahu layar biasanya berlayar melawan angin. Kok bisa ya ? seharusnya khan angin meniup perahu ke belakang. Ternyata nelayan dalam berlayar juga menerapkan prinsip bernoulli. Bagaimana hubungan prinsip bernoulli dengan perahu layar yang digunakan nelayan?
Jawaban Tikus tanah dapat bertahan hidup, karenanya tikus membuat 2 lubang pada ketinggian yang berbeda. Akibat perbedaan ketinggian permukaan tanah, maka laju aliran udaranya akan sediki berbeda, yang kemudian juga membuat tekanan udaranya berbeda. Perbedaan tekanan udara ini memaksa adanya aliran yang masuk pada lubang tikus tersebut. Aliran udaa diperkuat jika satu lubang dibuat lebih tinggi dari pada lubang yang lain, karena laju aliran udara cenderung bertambah terhadap ketinggian.
Kapal layar dapat bergerak berlawanan dengan arah angin dengan memanfaatkan hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak ke arah yang diinginkan maka kapal layar harus mempunyai dua buah layar yang dapat diatur-atur. Gaya Bernoulli (akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal dengan dalam arah
113
tegak lurus dengan arah angin. Namun, pada saat bersamaan, air laut menarik sirip kapal dalam arah yang hampir tegak lurus dengan sumbu kapal. Jadi, ada dua gaya sekaligus yang bekerja pada kapal, yaitu gaya Bernoulli yang bekerja pada layar dan gaya oleh air pada sirip kapal. Dua gaya tersebut memiliki arah yang hampir berlawanan dengan arah angin dan kapal layar bergerak dalam arah yang hampir berlawanan dengan arah datangnya angin. 3
Sebuah toren air diletakkan pada ketinggian 6 meter dari tanah seperti gambar di samping. Jika toren air tersebut mengalami kebocoran, dan kebocoran tersebut terjadi pada kedalaman 2 m dari permukaan. Berapakah kelajuan semprotan airnya?
Diket : g = 10 m/s2 h kebocoran = 2 meter Tanya : v air = ? Jawab : V= = = = 6,32 m/s
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SMKN 4 Tangerang Selatan : SMA/MA/SMK : XI/Satu : Fisika : Fluida : 1 (Kesatu) : 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai : 3. Memahami pengertian fluida statis, dinamis, dan tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari (C2) 4. Menerapkan konsep tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari.(C3) 5. Mengaplikasikan Prinsip Pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. (C3) D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah : 3. Siswa dapat memahami pengertian fluida statis, dinamis, dan tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan guru dan mengamati power point yang ditampilkan guru mengenai fluida 4. Siswa bisa menerapkan konsep tekanan hidrostatis dalam kehidupan seharihari setelah mendengarkan penjelasan guru dan mengamati power point yang ditampilkan guru mengenai tekanan hidrostatis 5. Siswa dapat mengaplikasikan Prinsip Pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan guru dan mengamati power point yang ditampilkan guru mengenai prinsip pascal. E. Materi Ajar 5. Materi Pokok : Tekanan Hidrostatis dan Prinsip Pascal 6. Uraian Materi : - Tekanan - Tekanan mutlak pada fluida
115
-
Bejana berhubungan Prinsip Pascal
F. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Tahapan Pembelajaran
Orientasi
G. Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
H. Inti
Eksplorasi
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka kegiatan Berdo’a dipimpin pembelajaran dan oleh ketua kelas mempersilahkan siswa untuk berdo’a Mengecek Memperhatikan kehadiran siswa guru Menggali Mendengarkan pengetahuan awal dan menjawab siswa dengan pertanyaan yang pemberian diajukan oleh guru pertanyaan “Pernahkah kamu melihat orang yang memotong daging? Menurutmu mana yang lebih mudah, memotong daging dengan pisau yang tajam atau pisau yang tumpul?” Mendengarkan tujuan Menyampaikan pembelajaran tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Menceritakan Mendengarkan kepada siswa apa yang beberapa isu atau disampaikan guru permasalahan terkait dengan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan Prinsip Pascal
Alokasi Waktu
15’
65’
116
Menjelaskan tentang konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal dengan bantuan power point
Elaborasi
Menjelaskan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat terkait konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan Prinsip Pascal dengan bantuan power point Menampilkan contoh soal mengenai tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip pascal dengan power point Menginstruksikan kepada siswa untuk membuat beberapa kelompok Menginstruksikan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai isu-isu atau permasalahan yang diceritakan guru di awal pembelajaran Memberikan beberapa soal dan permasalahan baru mengenai konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal melalui power point
Mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan power point yang ditampilkan guru dan mencatat halhal penting dari power point tersebut Mendengarkan penjelasan guru dan mencatat beberapa hal penting dari apa yang dijelaskan guru dan juga dari power point yang ditayangkan guru. Memperhatikan dan mencatat contoh soal yang ditampilkan guru di power point
Duduk secara berkelompok
Berdiskusi dengan kelompok masingmasing
Memperhatikan power point yang ditampilkan guru dan mencatat soal serta permasalahan baru yang ditampilkan guru di power point
117
I. Penutup
Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari soal dan permasalahan terkait konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal Mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya Membahas penyelesaian permasalahan dan soal terkait konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan Prinsip Pascal dengan bantuan power point Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan Konfirmasi mengajukan pertanyaan mengenai konsep tekanan, tekanan hidrostatis dan prinsip pascal Menjawab pertanyaan siswa Menguji pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip Pascal Memberikan beberapa pertanyaan Evaluasi langsung kepada beberapa siswa
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari soal dan permasalahan yang diberikan guru
Perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompoknya Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Mendengarkan jawaban guru Mengerjakan soalsoal yang diberikan guru Menyimpulkan konsep tekanan, tekanan hidrostatis, dan prinsip Pascal Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
10’
118
Tindak Lanjut
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai garis alir, persamaan kontinuitas dan persamaan bernoulli
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 5. Sumber Belajar e. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga f. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 6. Media pembelajaran e. Media Presentasi : Power Point f. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di lembaran kertas sebanyak 3 butir soal (Terlampir)
Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
119
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No Soal Jawaban 1 Mengapa papan ski dibuat lebih Agar orang tidak terpelosok ke dalam luas dibandingkan dengan alas kaki salju, tekanan yang di berikan pada yang kita pakai? salju harus diperkecil. Caranya, dengan menggunakan suatu alas yang lebih luas dari pada alas kaki. Dengan menggunakan papan ski, orang dapat meluncur di atas salju tanpa takut terperosok. Tekanan dapat diperkecil dengan menggunakan papan ski saat meluncur di atas salju. 2
Hitunglah gaya pada luas penampang yang besar!
Diket: F1 = 20 N = 20 cm2 = 60 cm2 Tanya : F2 = ? Jawab : P1 = P2 = =
3
. = . . 3600= . 400 = = 180 N Hitunglah besar tekanan hidrostatis Diket : yang dialami ikan jika g = 10m/s2 ? g = 10m/s2 3 air = 1000 kg/m hikan = 100 – 40 = 60 cm = 0,6 m Tanya : Ph = ? Jawab : Ph = air . g . hikan = 1000 . 10 . 0,6 = 6000 Pa
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SMKN 4 Tangerang Selatan : SMA/MA/SMK : XI/Satu : Fisika : Fluida : 2 (Kedua) : 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai : 6. Menganalisis Prinsip Archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari (C4). 7. Memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan (C2). D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah : 6. Siswa dapat menganalisis Prinsip Archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan guru dan mengamati power point yang ditampilkan guru mengenai fluida 7. Siswa bisa memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan setelah mendengarkan penjelasan guru dan mengamati power point yang ditampilkan guru mengenai tekanan hidrostatis E. Materi Ajar 7. Materi Pokok : Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas. 8. Uraian Materi : - Prinsip Archimedes - Gejala kapilaritas - Tegangan permukaan - Viskositas F.
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
121
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Tahapan Pembelajaran
Orientasi
J. Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
K. Inti
Eksplorasi
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka kegiatan Berdo’a dipimpin pembelajaran dan oleh ketua kelas mempersilahkan siswa untuk berdo’a Mengecek Memperhatikan kehadiran siswa guru Menggali Mendengarkan pengetahuan awal dan menjawab siswa dengan pertanyaan yang pemberian diajukan oleh guru pertanyaan “Pernahkah kamu melemparkan batu ke air? Apa yang terjadi ketika batu tersebut dilemparkan ke air?” Mendengarkan tujuan Menyampaikan pembelajaran tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Menceritakan Mendengarkan kepada siswa pertanyaan yang beberapa isu atau disampaikan guru permasalahan terkait dengan konsep Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas. Menjelaskan Mendengarkan tentang Prinsip penjelasan guru, Archimedes, gejala memperhatikan kapilaritas, power point yang tegangan ditampilkan guru permukaan, dan dan mencatat halviskositas dengan hal penting dari bantuan power power point point tersebut
Alokasi Waktu
15’
65’
122
Elaborasi
Menjelaskan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat terkait konsep Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas dengan bantuan power point. Menampilkan contoh soal mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas dengan power point Menginstruksikan kepada siswa untuk membuat beberapa kelompok Menginstruksikan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai isu-isu atau permasalahan yang diceritakan guru diawal pembelajaran. Memberikan beberapa soal dan permasalahan mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas melalui power point
Mendengarkan pennjelasan guru, mencatat beberapa hal penting dari apa yang dijelaskan guru dan dari power point yang ditampilkan guru.
Memperhatikan dan mencatat contoh soal yang ditampilkan guru di power point
Duduk secara berkelompok
Berdiskusi dengan kelompoknya masin-masing
Memperhatikan power point yang ditampilkan guru dan mencatat soal serta permasalahan yang ditampilkan
123
L. Penutup
Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari soal dan permasalahan terkait Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas Mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyampaikan penyelesaiannya terkait permasalahan dan soal-soal yang telah didiskusikan Membahas penyelesaian permasalahan dan soal terkait Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas. Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan mengajukan Konfirmasi pertanyaan mengenai Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas Menjawab pertanyaan siswa Menguji pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis Membimbing siswa Kesimpulan untuk menyimpulkan
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari soal dan permasalahan yang diberikan guru
Perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompoknya
Memperhatikan apa yang disampaikan guru
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Mendengarkan jawaban guru Mengerjakan soalsoal yang diberikan guru Menyimpulkan Prinsip Archimedes,
10’
124
Evaluasi
Tindak Lanjut
Prinsip Archimedes, gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas Memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada beberapa siswa
gejala kapilaritas, tegangan permukaan, dan viskositas
Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi selanjutnya mengenai garis alir, persamaan kontinuitas dan persamaan bernoulli.
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 7. Sumber Belajar g. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga h. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 8. Media pembelajaran g. Media Presentasi : Power Point h. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di lembaran kertas sebanyak 4 butir soal (Terlampir) Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
125
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No Soal Jawaban 1 Sebuah perahu mengapung di Diket : permukaan sungai dengan 45% Vperahu = 4000 m3 volumenya tenggelam dalam air. Vperahu tercelup = 45% Bila volume perahu tersebut 4000 Vperahu keseluruhan = 100% 3 m3 maka (dalam kilogram) berapa fluida = 1000 kg/m massa rakit tersebut? Tanya : mrakit = ? Jawab : perahu . Vperahu keseluruhan =
fluida .
Vperahu
tercelup perahu . 100% perahu =
2
Es terapung dalam gelas yang penuh terisi air, ketika es tersebut mencair menurutmu apa yang akan terjadi dengan air yang ada di gelas tersebut? Apakah air di dalam gelas akan bertambah hingga kemudian tumpah atau tidak?
3
Hitunglah besar tekanan Sebuah clip yang terbuat dari kawat mengapung di atas permukaan air seperti gambar di atas. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam keseimbangan adalah 4 . 10-3 N.
= 1000 . 45% = 450 kg/m3
Massa rakit : m = perahu X Vperahu = 450 kg/m3 X 4000 m3 = 180000 kg = 18 . 104 kg Ketika es batu tersebut meleleh maka air di dalam gelas tersebut tidak akan tumpah. Es batu yang berada di dalam gelas tersebut memiliki volume dan ketika es batu tersebut mencair menjadi air, volumenya tetap sama
Diket : L = 10 cm = 0,1 m F = 4 . 10-3 N Tanya : =? Jawab : = =
= 4 . 10-2 N/m
126
Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah...
4
Pernahkah kamu melihat tambak ikan di danau atau telaga? Sebagian pengusaha tambak terkadang menggunakan drum sebagai penopang kayu untuk berjalan di atas tambak, sehingga kayu tersebut dapat mengapung dan tidak tenggelam. Menurut mu mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Pada kasus ini berlaku penerapan prinsip archimedes. Drum yang digunakan dalam pembuatan tambak ikan memiliki massa jenis yang lebih kecil dari pada masa jenis air karena di dalam drum terdapat rongga udara. Sehingga kemudian drum dapat mengapung di atas air dan kemudian dapat digunakan menjadi penopang kayu untuk berjalan.
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SMKN 4 Tangerang Selatan : SMA/MA/SMK : XI/Satu : Fisika : Fluida : 3 (Ketiga) : 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai : 1. Menganalisis persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli (C4). D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah : 1. Siswa dapat Menganalisis persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli E. Materi Ajar 9. Materi Pokok : Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli 10. Uraian Materi : - Garis Alir - Persamaan Kontinuitas - Persamaan Bernoulli F.
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
128
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Tahapan Pembelajaran
Orientasi
M. Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
N. Inti
Eksplorasi
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka kegiatan Berdo’a dipimpin pembelajaran dan oleh ketua kelas mempersilahkan siswa untuk berdo’a Mengecek Memperhatikan kehadiran siswa guru Menggali Mendengarkan pengetahuan awal dan menjawab siswa dengan pertanyaan yang pemberian diajukan oleh guru pertanyaan “Pernahkah kamu mencoba menutup lubang selang dimana air sedang mengalir keluar, apa yang kamu rasakan dan apa yang terjadi?” Mendengarkan tujuan Menyampaikan pembelajaran tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Menceritakan Mendengarkan kepada siswa pertanyaan yang beberapa isu atau disampaikan guru permasalahan terkait dengan konsep Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli Menjelaskan Mendengarkan tentang Persamaan penjelasan guru, kontinuitas dan memperhatikan persamaan power point yang Bernoulli dengan ditampilkan guru bantuan power dan mencatat halpoint hal penting dari power point tersebut
Alokasi Waktu
15’
65’
129
Elaborasi
Menjelaskan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat terkait konsep Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli dengan bantuan power point. Menampilkan contoh soal mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli dengan power point Menginstruksikan kepada siswa untuk membuat beberapa kelompok Menginstruksikan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai isu-isu atau permasalahan yang diceritakan guru diawal pembelajaran. Memberikan beberapa soal dan permasalahan mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli melalui power point Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari soal dan permasalahan terkait Persamaan kontinuitas dan persamaan
Mendengarkan pennjelasan guru, mencatat beberapa hal penting dari apa yang dijelaskan guru dan dari power point yang ditampilkan guru.
Memperhatikan dan mencatat contoh soal yang ditampilkan guru di power point
Duduk secara berkelompok
Berdiskusi dengan kelompoknya masin-masing
Memperhatikan power point yang ditampilkan guru dan mencatat soal serta permasalahan yang ditampilkan
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari soal dan permasalahan yang diberikan guru
130
Bernoulli
O. Penutup
Mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyampaikan penyelesaiannya terkait permasalahan dan soal-soal yang telah didiskusikan Membahas penyelesaian permasalahan dan soal terkait Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan mengajukan Konfirmasi pertanyaan mengenai Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli Menjawab pertanyaan siswa Menguji pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli Memberikan beberapa pertanyaan Evaluasi langsung kepada beberapa siswa Memberikan tugas Tindak baca kepada siswa, Lanjut untuk materi
Perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompoknya
Memperhatikan apa yang disampaikan guru
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Mendengarkan jawaban guru Mengerjakan soalsoal yang diberikan guru Menyimpulkan Persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru Mendengarkan dan mencatat tugas yang
10’
131
selanjutnya mengenai penerapan persamaan bernoulli.
diberikan guru.
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 9. Sumber Belajar i. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga j. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 10. Media pembelajaran i. Media Presentasi : Power Point j. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di lembaran kertas sebanyak 3 butir soal (Terlampir) Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Ahmad Kahfi, S.Pd
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
132
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) No Soal Jawaban 1 Ada sebuah pipa memiliki Kecepatan aliran fluida yang terbesar diameter berbeda seperti terletak pada titik C, F, I. Kasus ini gaambar berikut, menurutmu merupakan penerapan dari persamaan pada titik manakah kecepatan kontinuitas, dimana luas penampang alir fluida yang terbesar? berbanding terbalik dengan kecepatan alir fluida. Ketika luas penampang suatu fluida kecil maka kecepatan alirnya besar, namun ketika luas penampangnya besar maka kecepatan alir fluidanya kecil.
2 3. Sebuah pipa dengan ujung menyempit seperti gambar di samping digunakan untuk mengalirkan air ke rumah. Diameter pipa besar dan kecil masing-masing 15 cm dan 5 cm. Jika kecepatan di pipa yang berdiameter besar adalah 20 cm/s, hitunglah kecepatan aliran di pipa yang berdiameter lebih kecil ! 3 Menurutmu apakah yang akan terjadi ketika bus dan sepeda motor berjalan bersisihan?
Diket : d2 = 15 cm d1 = 5 cm v2 = 20 m/s Ditanya : v1 = ? Jawab : Debit air A1 . v1 = A2 . v2 . v1 = . v2 v1 = v1 = =
=
=180 cm/s
Apabila sebuah bus berjalan bersisihan dengan sepeda motor, maka kelajuan udara diantara bus dan sepeda motor
133
Akankah sepeda motor tersebut dapat tertolak ke arah bus? Ataukah tidak? Jelaskan pendapatmu dan alasanmu!
tersebut sangat tinggi. Sehingga mengakibatkan tekanan udara diantara bus dan sepeda motor tersebut rendah. Sementara itu tekanan disisi lain motor lebih tinggi karena kelajuan udaranya rendah. Tekanan yang tinggi dari sisi lain motor tersebut dapat mengakibatkan gaya tolak yang mendorong motor ke arah bus. Maka ketika bus dan sepeda motor berjalan bersisihan, sepeda motor dapat tertolak ke arah bus.
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu
: SMKN 4 Tangerang Selatan : SMA/MA/SMK : XI/Satu : Fisika : Fluida : 4 (Keempat) : 2 JP (2 x 45')
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan Konsep dan Prinsip Mekanika Klasik Sistem Kontinu Dalam Menyelesaikan Masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Indikator kompetensi yang akan dicapai : 2. Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari (C3). D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah : 2. Siswa dapat menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari setelah mendengarkan penjelasan dan mengamati tayangan video mengenai persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli E. Materi Ajar 11. Materi Pokok : Penerapan persamaan Bernoulli 12. Uraian Materi : - Venturimeter - Penyemprot nyamuk - Tabung pitot - Gaya angkat pesawat terbang - Karburator mobil - Prinsip Toricelli
F.
Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab
135
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2x45’) Tahapan Pembelajaran
Orientasi
P. Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Q. Inti
Eksplorasi
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Membuka kegiatan Berdo’a dipimpin pembelajaran dan oleh ketua kelas mempersilahkan siswa untuk berdo’a Mengecek Memperhatikan kehadiran siswa guru Menggali Mendengarkan pengetahuan awal dan menjawab siswa dengan pertanyaan yang pemberian diajukan oleh guru pertanyaan “Pernahkah kamu melihat pesawat terbang yang berada di udara? Menurutmu mengapa pesawat tersebut bisa terbang dan tidak jatuh?” Mendengarkan tujuan Menyampaikan pembelajaran tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Menceritakan Mendengarkan kepada siswa pertanyaan yang beberapa isu atau disampaikan guru permasalahan terkait dengan Penerapan persamaan Bernoulli Menjelaskan Mendengarkan tentang Penerapan penjelasan guru, persamaan memperhatikan Bernoulli dengan power point yang bantuan power ditampilkan guru point dan mencatat halhal penting dari power point tersebut
Alokasi Waktu
15’
65’
136
Elaborasi
Menjelaskan keterkaitan permasalahan yang ada di masyarakat terkait Penerapan persamaan Bernoulli dengan bantuan power point. Menampilkan contoh soal mengenai Penerapan persamaan Bernoulli dengan power point Menginstruksikan kepada siswa untuk membuat beberapa kelompok Menginstruksikan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengenai isu-isu atau permasalahan yang diceritakan guru diawal pembelajaran. Memberikan beberapa soal dan permasalahan mengenai Penerapan persamaan Bernoulli melalui power point Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai penyelesaian dari soal dan permasalahan terkait Penerapan persamaan Bernoulli
Mendengarkan pennjelasan guru, mencatat beberapa hal penting dari apa yang dijelaskan guru dan dari power point yang ditampilkan guru. Memperhatikan dan mencatat contoh soal yang ditampilkan guru di power point
Duduk secara berkelompok
Berdiskusi dengan kelompoknya masin-masing
Memperhatikan power point yang ditampilkan guru dan mencatat soal serta permasalahan yang ditampilkan Berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari penyelesaian dari soal dan permasalahan yang diberikan guru
137
R. Penutup
Mempersilahkan perwakilan kelompok untuk menyampaikan penyelesaiannya terkait permasalahan dan soal-soal yang telah didiskusikan Membahas penyelesaian permasalahan dan soal terkait Penerapan persamaan Bernoulli Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan mengajukan Konfirmasi pertanyaan mengenai Penerapan persamaan Bernoulli Menjawab pertanyaan siswa Menguji pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis Membimbing siswa untuk menyimpulkan Kesimpulan Penerapan persamaan Bernoulli Memberikan beberapa pertanyaan Evaluasi langsung kepada beberapa siswa Memberikan tugas baca kepada siswa, untuk materi Tindak selanjutnya Lanjut mengenai fluida statis dan dinamis secara keseluruhan
Perwakilan kelompok meyampaikan hasil diskusi kelompoknya
Memperhatikan apa yang disampaikan guru
Mengajukan pertanyaanperanyaan mengenai materi yang belum dipahami dan dimengerti
Mendengarkan jawaban guru Mengerjakan soalsoal yang diberikan guru Menyimpulkan Penerapan persamaan Bernoulli
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru.
10’
138
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 11. Sumber Belajar k. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga l. Kanginan, Marten. 2009. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga 12. Media pembelajaran k. Media Presentasi : Power Point l. Alat dan Bahan : I.
Penilaian Tes tertulis di lembaran kertas sebanyak 3 butir soal (Terlampir)
Tangerang Selatan, 10 Januari 2017 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Ahmad Kahfi, S.Pd
Mahasiswa Peneliti
Rita Amalia Huljannah NIM : 1111016300017
139
Lampiran 1 Instrumen tes tertulis (dalam video pembelajaran berbasis STM) N Soal Jawaban o 1 Tikus tanah dalam bertahan hidup Tikus tanah dapat bertahan hidup, juga menggunakan prinsip karenanya tikus membuat 2 lubang bernoulli. Lalu bisakah kamu pada ketinggian yang berbeda. Akibat menjelaskan bagaimana prinsip perbedaan ketinggian permukaan bernoulli digunakan oleh tikus tanah, maka laju aliran udaranya akan tersebut? sediki berbeda, yang kemudian juga membuat tekanan udaranya berbeda. Perbedaan tekanan udara ini memaksa adanya aliran yang masuk pada lubang tikus tersebut. Aliran udaa diperkuat jika satu lubang dibuat lebih tinggi dari pada lubang yang lain, karena laju aliran udara cenderung bertambah terhadap ketinggian.
24. Pernahkah kamu naik perahu layar? perahu layar biasanya berlayar melawan angin. Kok bisa ya ? seharusnya khan angin meniup perahu ke belakang. Ternyata nelayan dalam berlayar juga menerapkan prinsip bernoulli. Bagaimana hubungan prinsip bernoulli dengan perahu layar yang digunakan nelayan?
Kapal layar dapat bergerak berlawanan dengan arah angin dengan memanfaatkan hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak ke arah yang diinginkan maka kapal layar harus mempunyai dua buah layar yang dapat diatur-atur. Gaya Bernoulli (akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal dengan dalam arah tegak lurus dengan arah angin. Namun, pada saat bersamaan, air laut menarik sirip kapal dalam arah yang hampir tegak lurus dengan sumbu kapal. Jadi, ada dua
140
3
Sebuah toren air diletakkan pada ketinggian 6 meter dari tanah seperti gambar di samping. Jika toren air tersebut mengalami kebocoran, dan kebocoran tersebut terjadi pada kedalaman 2 m dari permukaan. Berapakah kelajuan semprotan airnya?
gaya sekaligus yang bekerja pada kapal, yaitu gaya Bernoulli yang bekerja pada layar dan gaya oleh air pada sirip kapal. Dua gaya tersebut memiliki arah yang hampir berlawanan dengan arah angin dan kapal layar bergerak dalam arah yang hampir berlawanan dengan arah datangnya angin. Diket : g = 10 m/s2 h kebocoran = 2 meter Tanya : v air = ? Jawab : V=√ =√ = √ = 6,32 m/s
141
LAMPIRAN B Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes a. Kisi-kisi Instrumen Tes b. Instrumen Tes 2. Analisis Hasil Uji Instrumen Tes a. Uji Validitas Butir Soal b. Uji Reliabilitas Instrumen c. Uji Daya Beda d. Uji Taraf Kesukaran 3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen 4. Instrumen Penelitian 5. Instrumen Nontes a. Kisi-kisi Intrumen Nontes b. Instrumen nontes 6. Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes 7. Lembar Validasi Ahli Media 8. Lembar Validasi Ahli Materi
142
1.
Instrumen Tes
a.
Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator
C1
2.2.1 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan 1*, 4 hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.2 Menerapkan konsep 11 tekanan dalam kehidupan sehari-hari 2.2.3 Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan 12 aplikasinya di kehidupan sehari-hari 2.2.4 Menganalisis prinsip archimedes dan 18 aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 2.2.5 Memahami konsep 25*, gejala kapilaritas dan 27* tegangan permukaan 2.2.6 Menganalisis persamaan kontinuitas 2.2.7 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari Jumlah Presentase
35 8 20%
Aspek Kognitif C2 C3
C4
2*, 3
8, 9
17
Jumlah
4
5, 6, 7*, 10*
7
13*, 14*
15*, 16*
5
22, 23*
19, 20*, 21*
4
24*, 26*
4
28*
29,
30*, 31*, 32*, 33
37,
38, 36, 40*, 34*
39*
7 15 10 17,5% 37,5 % 25%
Keterangan : * = Butir soal yang valid sebanyak 22
6
8 40 100 %
143
b. Insrumen Tes Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Jenis Tes Jumlah Soal
: SMA/SMK/MA : Fisika : Fluida : 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis & dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. : XI/Genap : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 40 Soal
Indikator
Indikator Soal
2.2.1 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi zat yang termasuk ke dalam fluida statis dan dinamis
Butir Soal 1. Zat di bawah ini yang dapat dikatakan sebagai fluida, kecuali .... A.
B.
C.
Penyelesaian
Aspek Kognitif
Kunci : D Pembahasan : Kayu, karena kayu merupakan zat padat. Zat yang merupakan fluida adalah zat cair dan gas, maka gas dalam balon, susu dalam gelas, air dalam gelas, dan minyak di sendok dapat dikatakan sebagai fluida. C1
144
D.
E.
Memahami konsep tekanan pada dua buah benda yang berbeda
2. Ketika kedua benda di atas (paku mading dan pulpen) ditekan dengan gaya yang sama besar pada permukaan meja kayu, maka apa yang akan terjadi
Kunci : C Pembahasan : Paku mading memberikan tekanan yang jauh lebih besar dari pada pulpen karena ujung paku mading lancip (luasnya kecil, sesuai dengan persamaan P = F/A). Akibatnya paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen tidak
C2
145
pada kedua benda tersebut? A. Paku mading dan pulpen akan menembus permukaan meja kayu B. Paku mading dan pulpen tidak akan menembus permukaan meja kayu C. Paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen tidak D. Paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen akan patah E. Paku mading tidak akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen menembus permukaan meja kayu Memahami konsep 3. Tiga orang tekanan pada benda penyelam yang memiliki menyelam ke kedalaman berbeda dalam laut dengan kedalaman yang berbeda seperti gambar di bawah, penyelam manakah yang merasakan tekanan paling besar? A. Penyelam paling atas B. Penyelam paling bawah C. Penyelam yang berada di tengah D. Semua penyelam merasakan tekanan yang sama E. Semua penyelam tidak merasakan tekanan apapun.
Kunci : B Pembahasan : Tekanan pada fluida berbanding lurus dengan kedalamannya, semakin bertambah kedalamannya maka tekanannya juga akan semakin bertambah. Oleh karena itu penyelam yang merasakan tekanan paling besar adalah penyelam yang berada paling bawah, karena ia berada paling jauh dari permukaan laut.
C2
146
Menentukan peristiwa di kehidupan seharihari yang berhubungan dengan penerapan konsep tekanan
4. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang tidak berhubungan dengan penerapan tekanan dalam kehidupan sehari-hari ... A.
B.
Kunci : D Pembahasan : Gambar yang tidak berhubungan dengan penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari adalah gambar D (Balon Udara), balon udara merupakan penerapan dari prinsip archimedes di kehidupan sehari-hari.
Gambar bendungan, pemasangan infus yang tinggi, orang yang bermain ski, dan sepatu bola yang digunakan pemain bola, berhubungan dengan tekanan.
C1
C.
D.
147
E.
2.2.2
Menerapkan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
Menghitung besar tekanan pada sebuah paku yang runcing
5. Sebuah paku runcing seperti gambar di samping memiliki luas penampang paku 0,4 mm2 dipukul dengan gaya 60 N. Tentukan besar tekanan pada paku tersebut .... A. 1,5 X 108 N/m2 B. 2,0 X 108 N/m2 C. 2,5 X 108 N/m2 D. 3,0 X 108 N/m2 E. 3,5 X 108 N/m2
Kunci : A Pembahasan : Diket : F = 60 N A = 0,4 mm2 = 0,4 X 10-8 m2 Tanya : P = ? Jawab : P = F/A = 60 : (0,4 X 10-8) = 1,5 X 108 N/m2
C3
148
Menghitung besar 6. Perhatikan gambar di tekanan di samping ! kedalaman tertentu Hitunglah tekanan yang dirasakan penyelam tersebut jika jaraknya dari permukaan laut adalah 8 m dan tekanan udara pada permukaan adalah 1 atm .... A. 1,794 X 105 Pa B. 78,4101 X 105 Pa C. 1794 X 105 Pa D. 1794,01 X 105 Pa E. 78.401,01 X 105 Pa Menghitung besar 7. Perhatikan gambar di bawah ini ! tekanan di kedalaman tertentu
1m
Toni menyelam ke dalam laut hingga kedalaman tertentu, jika kedalaman laut dari dasar ke permukaan adalah 6 meter, berapakah tekanan hidrostatis yang dialami Toni? A. 4,9 Pa B. 49 Pa C. 490 Pa D. 4900 Pa
Kunci : E Pembahasan : Diket : h ikan dari permukaan = 8 m g = 9,8 m/s2 ρ air = 1000 kg/m3 P0 = 1 atm = 1,01 X 105 N/m2 Tanya : P total = ? Jawab : P total = P0 + ρ.g.h = 1,01 X 105 + 1000 . 9,8 . 8 = 1,01 X 105 N/m2 + 78.400 = 78.401,01 X 105 Pa Kunci : E Pembahasan : Diket : ρ = 1000 kg/m3 g = 9,8 m/s2 h penyelam = 6 m – 1 m = 5 m Tanya : P = ? Jawab : P = ρ.g.h = 1000 . 9,8 . 5 = 49000 Pa = 49 kPa
C3
C3
149
E. 49000 Pa
Menganalisis konsep tekanan hidrotatis
Kunci : C Pembahasan : Tekanan mutlak itu dipengaruhi oleh tekanan udara di permukaan air laut, massa jenis air laut, percepatan gravitasi dan kedalaman. Maka pernyataan yang benar adalah pernyataan 1 dan 3
8. Andi menyelam di dalam laut pada kedalaman tertentu yang airnya tenang, seperti gambar di atas. Besar tekanan yang dirasakan Andi akan bergantung dari : (1) Massa jenis air laut (2) Berat Andi tersebut (3) Kedalaman posisi Andi dari permukaan (4) Luas permukaan kulit Andi Dari keempat pernyataan di atas, pernyataan yang benar adalah .... A. 4 saja B. 2 dan 4 C. 1 dan 3 D. 1, 2, dan 3 E. Semuanya benar 9. Perhatikan gambar di bawah!
C2
Kunci : E Pembahasan : Titik yang rentan jebol dari bendungan tersebut adalah titik E. Karena pada titik E
C2
150
tekanan yang di alami oleh bendungan tersebut besar dan kuat. Sesuia dengan konsep tekanan hidrostatis, bahwasanya tekanan tersebut berbanding lurus dengan kedalaman benda terhadap permukaannya. Semakin dalam benda tersebut maka semakin besar tekanan yang dirasakannya. Dari gambar di atas titik manakah yang rentan jebol dari bendungan tersebut? A. Titik A B. Titik B C. Titik C D. Titik D E. Titik E 10. Perhatikan gambar di samping! Ketika melaksanakan suatu pratikum, pada sebuah bejana berhubungan terdapat air dan minyak, jika hm = 10 cm dan ha = 6 cm, massa jenis air 1 gr/cm3 , maka berapakah massa jenis minyak .... A. 0,50 gr/cm3 B. 0,56 gr/cm3 C. 0,60 gr/cm3 D. 0,65 gr/cm3 E. 0,75 gr/cm3
Kunci : C Pembahasan : Diket : hm = 10 cm ha = 6 cm massa jenis air 1 gr/cm Tanya : ρminyak = ? Jawab : P1 = P2 ρ1.g.h1 = ρ2.g.h2 1.10.6 = ρminyak. 10.10 ρminyak = = 0,60 gr/cm3
C3
151
Menentukan alatalat atau peristiwa di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep bejana berhubungan
11. Gambar di bawah ini berkaitan dengan konsep bejana berhubungan, kecuali .... A.
B.
C.
D.
Kunci : E Pembahasan : Gambar yang tidak berkaian dengan bejana berhubungan adalah gambar E (gambar venturimeter). Gambar A merupakan gambar penampugan air. Tempat penampungan air diletakkan di tempat tinggi misalnya atap rumah. Jika diamati, wadah air yang cukup besar dihubungkan dengan kran tempat keluarnya air menggunakan pipa-pipa. Jika bentuk bejana berhubungan pada penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada penampungan air ini tidak berbentuk demikian. Hal ini sengaja dirancang demikian karena sistem ini bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah dengan kekuatan pancaran yang cukup besar. Gambar B merupakan gambar waterpass Water pass biasanya digunakan oleh tukang bangunan untuk mengukur ketinggian suatu temapa dengan cara menempatkan permukaan air dari satu ujung dengan tinggi yang telah ditentukan. Lalu ujung yang lain diturun-naikkan sehingga permukaan airnya tetap. Apabila permukaan airnya sudah diam, berarti ketinggian kedua tempat
C1
152
E.
2.2.3
Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari
Menentukan alat12. Manakah dari alat-alat di bawah ini yang tidak alat teknologi yang termasuk dalam penerapan prinsip pascal .... menerapkan prinsip pascal A.
B.
tersebut sama. Gambar C merupakan gambar selang bangunan Selang bangunan memiliki fungsi yang sama denan water pass Gambar D merupakan gambar cerek aluminium permukaan air di dalam cerek selalu rata sehingga memudahkan air keluar dari corong sesuai dengan kemiringannya. Hal ini sesuai dengan Hukum bejana berhubungan berbunyi: “Bila bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama, dalam keadaan seimbang, maka permukaan zat cair merupakan bidang datar” Kunci : D Pembahasan : Alat-alat yang menggunakan prinsip pascal dalam sistem kerjanya adalah Pompa Sepeda, rem hidrolik, dongkrak hidrolik, mesin pengepres hidrolik. Alat penyemprot serangga merupakan aplikasi dan penerapan dari persamaan bernouli.
C1
153
C.
D.
E.
154
Menghitung besar gaya yang dibutuhkan di penghisap 2 pada pompa hidrolik
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci : B Pembahasan : Diket : F1 = 1200 N A1 = 6 cm2 A2 = 1,5 cm2 Tanya : F2 = ? Jawab : P1 = P2 =
Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat sebuah mobil pada ketika hendak mengganti ban mobill. Jika luas penampang besar untuk mengangkat mobil adalah 6 cm2, luas penampang kecilnya 1,5 cm2 dan gaya yang dimiliki oleh sebuah mobil tersebut adalah 1200 N. Berapakah besar gaya yang dibutuhkan pada penghisap yang memiliki luas penampang kecil untuk bisa mengangkat mobil tersebut ? A. 200 N B. 300 N C. 500 N D. 600 N E. 800 N
= F2..6 = 1200 . 1,5 F2 = = 300 N C3
155
Menghitung besar gaya yang dibutuhkan di penghisap 1 pada pompa hidrolik
Menganalisis konsep prinsip pascal
14. Perhatikan gambar di bawah! Gambar di atas menunjukkan sebuah tabung U berisi zat cair dan diberi penghisap (berat dan gesekan diabaikan). Pada penghisap 2 di beri beban 950 kg, agar penghisap tetap seimbang maka F1 yang harus diberikan adalah .... N (Dengan A1 = 20 m2 dan A2 = 40 m2) A. 4.500 N B. 4.725 N C. 4.750 N D. 4.900 N E. 4.950 N 15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika penampang kecil memiliki diameter adalah 30
Kunci : C Pembahasan : Diket : A1 = 20 A2 = 40 M2 = 950 kg F2 = 950.10 = 9500 N g = 10 m/s2 Tanya ; F1 = ? Jawab : P1 = P2 = = F1..40 = 20 . 9500 F1 = = 4.750 N
Kunci : C Pembahasan : Diket : = 30 cm = 0,3 m = 900 cm = 9m mmobil = 400 kg Tanya: F1 di luas penampang kecil = ? Jawab: P1 = P2 = = F2 = m . g = 400 . 10 = 4000 N
C3
C4
156
Menganalisis konsep prinsip pascal pada piston yang memiliki luas penampang yang sama namun memiliki beban yang berbeda-beda
cm dan penampang penghisap besar adalah 900 cm, maka hitunglah besar gaya yang dibutuhkan untuk bisa mengangkat mobil! A. 4 N B. 4,2 N C. 4, 4 N D. 4,5 N E. 5 N 16. Perhatikan gambar di samping! Dua buah mobil dengan massa berbeda diangkat menggunakan mesin pengangkat hidrolik, dengan luas penampang kedua mesin tersenut adalah sama. Jika massa mobil putih adalah 120 kg dan massa mobil hitam adalah 160 kg. Bagaimanakah urutan besar gaya yang diperlukan masing-masing piston untuk mengangkat mobil tersebut .... A. Fmobil putih Fmobil hitam B. Fmobil putih Fmobil hitam C. Fmobil putih Fmobil hitam D. Fmobil putih Fmobil hitam E. Semua Salah
= = . 81 = 4000 . 0,09 = = 4,44 N
Kunci : D Pembahasan : Kasus ini berhubungan dengan prinsip pascal yaitu, “tekanan yang diberikan kepada fluida diam dalam ruang tertutup akan diteruskan dengan besar yang sama ke seluruh fluida”. Berdasarkan prinsip pascal tersebut, dapat dikatakan tekanan yang dimiliki kedua piston tersebut adalah sama, dengan asumsi luas penampang besar dan kecil pada kedua piston adalah sama, maka urutan besar gaya yang diberikan mobil pada tiap piston adalah Fmobil putih Fmobil hitam.
C4
157
2.2.4
Menganalisis prinsip archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Memperkirakan kondisi gelas yang berisi air ketika es di dalamnya meleleh
17. Es terapung dalam sebuah gelas penuh yang berisi air seperti gambar di samping. Ketika es meleleh bagaimanakah kondisi gelas yang berisi air tersebut .... A. Permukaan air bertambah rendah B. Volume air berkurang, namun air tidak tumpah C. Air akan tumpah D. Permukaan air tetap sama, tidak ada air yang tumpah E. Volume air bertambah, dan permukaannya bertambah tinggi
Mengklasifikasikan 18. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang alat-alat di tidak berhubungan dengan penerapan prinsip kehidupan sehariarchimedes dalam kehidupan sehari-hari ... hari yang A. berhubungan dengan prinsip archimedes
Kunci : D Pembahasan : Berat air yang dipindahkan sama dengan gaya ke atas (= berat es), ketika es meleleh ia akan menjadi air yang beratnya sama dengan berat air yang dipindahkan, sehingga permukaan air tetap sama dan air tidak tumpah. C2
Gambar jembatan poton, kapal laut, balon udara, dan tambak merupakan gambar penerapan prinsip archimedes di kehidupan sehari-hari. Gambar yang tidak berhubungan dengan penerapan prinsip archimedes dalam kehidupan sehari-hari adalah gambar gelembung balon, karena gelembung balon berhubungan dengan konsep tegangan permukaan (E)
C1
158
B.
C.
D.
E.
159
Menganalisis prinsip archimedes pada perahu yang terapung
19. Sebuah perahu yang terbuat dari kayu terapung di laut terlihat seperti gambar di atas. Jika massa jenis air laut adalah 1,2 g.cm-3 dan massa jenis kayu 0,9 g. cm-3 , maka volume perahu yang tercelup (masuk) dalam air laut sama dengan .... volume yang muncul. A. 2 kali B. 3 kali C. 4 kali D. 5 kali E. 6 kali
Kunci : B Pembahasan : Diket : ρair laut = 1,2 g. cm-3 ρkayu = 0,9 g. cm-3 Tanya : Vperahu =? Jawab : Ρkayu.Vperahu = ρair . Vperahu yang tercelup 0,9. Vperahu = 1,2. Vperahu yang tercelup Vperahu yang tercelup = = 0,75Vperahu Volume benda yang muncul : Vmuncul = 1 - V perahu yang tercelup = 1 - 0,75Vperahu = 0,25Vperahu = = Maka volume perahu yang tercelup ke dalam air laut sama dengan 3 kali volume perahu yang muncul.
C4
160
20. Sebuah mahkota raja dengan massa 14,7 kg dimasukkan ke dalam air seperti gambar di atas. Ketika ditimbang dengan sebuah timbangan yang akurat, massa mahkota raja tersebut adalah 13,4 kg. Berdasarkan perhitungan massa jenisnya dan dicocokkan dengan tabel di bawah. Terbuat dari apakah mahkota raja tersebut dan berapa besar massa jenisnya?
Kunci : B Pembahasan : Jawab : Diket: Berat benda di dalam air (w’) = gaya tegangan tali timbangan (F’T) w' = F’T = berat benda di udara (w) – gaya apung (FB) w – w’ = FB = m.g = air . Vmahkota . g w – w’ = air . Vmahkota . g 14,7 – 13,4 = air . Vmahkota . g 1,3 = air . Vmahkota . g Vmahkota = ..... (Pers 1) w = m . g = mahkota . Vmahkota . g 14,7 = mahkota . Vmahkota . g .... (Pers 2) Subtitusikan pers 1 ke pers 2 : 14,7 = mahkota . .g =
= 11,3
Hasil ini berhubungan dengan massa jenis 11,3 g/cm3 = 11.300 kg/m3 jika kita liha pada tabel massa jenis, maka dapat diketahui bahwasanya mahkota tersebut bukanlah terbuat dari emas, melainkan terbuat dari timah.
C4
161
A. Emas B. Timah C. Perak D. Tembaga E. Besi 21. Sebuah rakit mengapung di permukaan sungai dengan 75% volumenya tenggelam dalam air. Bila volume rakit tersebut 5000 m3 maka (dalam kilogram) berapa massa rakit tersebut? A. 750 kg B. 7500 kg C. 375 . 102 kg D. 375 . 103 kg
Kunci : E Pembahasan : Diket : ρfluida = 1000 kg/m3 Vrakit tercelup = 75% Vrakit keseluruhan = 100% Tanya : ρrakit = ? Jawab : ρrakit.Vrakit keseluruhan = ρfluida . Vrakit tercelup ρrakit . 100% = 1000. 75% ρrakit = = 750 kg/m3 massa rakit : m = ρ X V = 750 kg/m3 X 5000 m3 =
C4
162
E. 375 . 104 kg
Menghitung gaya 22. Hitung gaya ke atas apung yang yang dirasakan oleh dirasakan oleh sebuah kapal selam sebuah kapal selam yang volumenya 1000 m3 yang berada di dalam laut (ρ = 1200 kg.m-3) .... A. 1176 N B. 1176 . 101 N C. 1176 . 102 N D. 1176 . 103 N E. 1176 . 104 N Menghitung massa 23. Sebuah kapal selam jenis kapal selam berukuran yang terapung di 800 m3 berada di dalam laut. laut. Sebagian dari kapal selam tersebut berada di dalam laut dan sebagiannya lagi muncul kepermukaan. Bagian kapal yang berada di dalam laut memiliki volume 720 m3. Dengan rapat air 1gr/cm3, maka berapa massa jenis kapal selam tersebut? A. 100 kg/m3 B. 800 kg/m3
3.750.000 kg = 375 . 104 kg
Kunci : D Pembahasan : Diket : V = 1000 m3 ρ = 1200 kg.m-3 g = 9,8 m/s2 Tanya : FA = ? Jawab : FA = ρ.g.V = 1200 . 9,8 . 1000 = 11. 760. 000 N = 1176 .104 N Kunci : D Pembahasan : Diket : ρair = 1000 kg/m3 Vkapal = 800 m3 Vkapal terclup = 720 m3 Tanya : ρkapal = ? Jawab : ρkapal . Vkapal = ρair . Vkapal tercelup ρkapal . 800 = 1000 . 720 ρkapal = = 900 kg/m3
C3
C3
163
2.2.5
Memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
C. 890 kg/m3 D. 900 kg/m3 E. 1125 kg/m3 24. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,5 mm. Pipa ini sebagian dimasukkan ke dalam air. Hitunglah kenaikan air dalam pipa tersebut jika sudut kontaknya dianggap 00 .... (γ = 7,27 X 10-2 N/m) A. 0,02908 cm B. 0,2908 cm C. 2,908 cm D. 0,2908 m E. 2,908 m Menentukan alat- 25. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang alat yang berhubungan dengan penerapan kapilaritas dalam berhubungan kehidupan sehari-hari ... dengan penerapan A. konsep kapilaritas
B.
Kunci : C Pembahasan : Diket : r = 0,5 mm = 5 X 10-4 m γ = 7,27 X 10-2 N/m θ = 00 ρair = 1000 kg/m3 Tanya : h = ? Jawab : h=
C3
= = = 0,02908 m = 2,908 cm Kunci : A Pembahasan : Gambar alat yang berhubungan dengan penerepan konsep kapilaritas adalah gambar kompor, penggunaan sumbu pada kompor berhubungan dengan konsep kapilaritas, dimana melalui sumbu kompor minyak tanah bisa naik ke atas dan kompor bisa menyala.
C1
164
C.
D.
E.
165
Kunci : D Pembahasan : Diketahui: L = 10 cm = 0,1 m F = 4 . 10-3 N Ditanya: = ... Jawab:
26. Sebuah clip yang terbuat dari kawat mengapung di atas permukaan air seperti gambar di atas. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam keseimbangan adalah 4 . 10-3 N. Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah... A. 2,0 . 10-2 N/m B. 2,0 . 10-3 N/m C. 2,5 . 10-2 N/m D. 4,0 . 10-2 N/m E. 4,0 . 10-3 N/m Mengidentifikasi 27. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang peristiwa di tidak berhubungan dengan penerapan tegangan kehidupan seharipermukaan dalam hari yang kehidupan sehariberhubungan hari ... dengan tegangan A. permukaan
C2
C1
166
B.
C.
D.
E.
167
2.2.6
Menganalisis persamaan kontinuitas
Memahami persamaan kontinuitas
28. Dua puluh liter bensin mengalir melalui sebuah pipa seperti gambar disamping. Di titik manakah kecepatan alir yang terbesar .... A. Di titik G, H dan I B. Di titik A, D dan G C. Di titik B, E dan H D. Di titik C, F dan I E. Di titik A, B dan C 29.
Perhatikan gambar di atas! Sebuah perusahaan minyak menggunakan pipa untuk mengalirkan minyak seperti gambar di atas. Kecepatan minyak pada penampang besar 20 m/s. Jika luas penampang besar 200 cm2 dan luas penampang pipa kecil 50 cm2 maka kecepatan minyak pada penampang besar adalah... A. 10 m/s B. 50 m/s C. 200 m/s D. 800 m/s E. 1000 m/s
Kunci : D Pembahasan : Menurut persamaan kontinuitas, kecepatan aliran air yang terbesar terletak pada titik yang terkecil yaitu pada titik C, F dan I.
C2
Kunci : D Pembahasan : Diket : V1 = 20 m/s A1 = 200 cm2 A2 = 50 cm2 Tanya : V2 = ? Jawab : A1 . v1 = A2 . v2 V2 = =
=
= 800 m/s
C2
168
Menerapkan persamaan kontinuitas
30.
Sebuah venturimeter digunakan untuk mengukur laju aliran air seperti gambar di atas, kecepaan ratarata aliran air pada pipa yang berdiameter 6 cm adalah 4 m/s. Berapakah jumlah aliran air yang mengalir tiap detiknya jika pipa tersebut dialirkan dalam suatu penampung bervolume 80 liter .... A. 2,826 . 10-4 m3/s B. 28,26 . 10-4 m3/s C. 2826 . 10-4 m3/s D. 28,26 . 10-3 m3/s E. 28,26 . 10 m3/s
Kunci : B Pembahasan : Banyaknya air yang mengalir tiap detik merupakan debit. Rumus yang digunakan Q = A.v Diket : d = 6 cm = 0,06 m v = 4 m/s V = 80 liter = 8 . 10-3 m3 A = ¼. Π. d2 = ¼ . 3,14 (0,03) 2 = 0,0007065 = 7,065 . 10-4 m2 Tanya : Q = ? Jawab : Q = A.v = 7,065 . 10-4 . 4 = 28,26 . 10-4 m3/s
C4
169
31. Sebuah pipa dengan ujung menyempit seperti gambar di samping digunakan untuk mengalirkan air ke rumah. Diameter pipa besar dan kecil masing-masing 12 cm dan 8 cm. Jika kecepatan di pipa yang berdiameter besar adalah 10 cm/s, hitunglah kecepatan aliran di pipa yang berdiameter lebih kecil ! A. 2,25 cm/s B. 22,5 cm/s C. 225 cm/s D. 2,25 m/s E. 22,5 m/s
Kunci : B Pembahasan : Diket : d1 = 12 cm d2 = 8 cm v2 = 10 cm/s Tanya : v1 = ? Jawab : A1.v1 = A2.v2 v1 = =
=
= 22,5 cm/s
C4
170
32. Pipa-pipa di PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dengan diamater yang berbeda saling terhubung. Salah satu bagian pipa berdiameter 20 cm dan bagian lainnya berdiameter 10 cm. Jika laju aliran air di bagian pipa berdiameter besar adalah 30 cm/s, maka laju aliran air di bagian pipa berdiameter lebih kecil adalah … A. 80 cm/s B. 100 cm/s C. 120 cm/s D. 130 cm/s E. 140 cm/s
Kunci : C Pembahasan : Diket : r1 = 10 cm, r2 = 5 cm v1 = 30 cm/s Ditanya : v2 ? Jawab : Persamaan kontinuitas fluida : A1 v1 = A2 v2 Luas penampang pipa : A1 = r12 = (3,14)(10 cm)2 = (3,14)(100 cm2) A2 = r22 = (3,14)(5 cm)2 = (3,14)(25 cm2) Laju aliran air di pipa 2 : A1 v1 = A2 v2 (3,14)(100 cm2)(30 cm/s) = (3,14)(25 cm2)(v2) (100)(30 cm/s) = (25)(v2) 3000 / 25 = v2 v2 = 120 cm/s
C4
171
2.2.8 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis besar 33. Air mengalir pada kecepatan air pada suatu pipa PDAM pipa berdiameter dengan diameter kecil menggunakan berbeda seperti persamaan gambar di samping, Kontinuitas dengan perbandingan diameternya 1 : 2. Jika kecepatan air yang mengalir pada pipa yang besar adalah 40 m/s, maka besarnya kecepatan air yang mengalir pada pipa yang kecil adalah .... m/s A. 0,16 m/s B. 1,60 m/s C. 16 m/s D. 160 m/s E. 1600 m/s
Kunci : D Pembahasan : Diket : d1 : d2 = 1:2 v2 = 40 m/s Tanya : v1 = ? Jawab : A1 . v1 = A2 . v2 . v1 =
Memahami asas bernoulli
Kunci : C Pembahasan : Diket : g = 10 m/s2 h kebocoran = 1,8 meter Tanya : v air = ? Jawab : V=√ =√ = √ = 6 m/s
34. Sebuah toren air diletakkan pada ketinggian 5 meter dari tanah seperti gambar di samping. Jika toren air tersebut mengalami kebocoran, dan kebocoran tersebut terjadi pada kedalaman 1, 8 m dari permukaan. Berapakah kelajuan semprotan airnya? A. 2 m/s B. 4 m/s C. 6 m/s D. 8 m/s E. 10 m/s
. v2
C4
v1 = v1 = v1 =
= 160 m/s
C3
172
Menentukan alat- 35. Dari alat-alat di bawah ini manakah yang tidak alat yang menggunakan prinsip bernoulli dalam sistem berhubungan kerjanya .... dengan penerapan A. prinsip bernoulli
Kunci : C Pembahasan : Alat yang tidak menggunakan prinsip bernoulli dalam sistem kerjanya adalah mesin pengepres hidrolik. Mesin pengepres hidrolik menggunakan prinsip pascal dalam sistem kerjanya.
B. C1
C.
D.
173
E.
Menerapkan asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-
36. Perhatikan gambar di bawah!
Kunci : C Pembahasan : Diket : h bak = 5 m
C3
174
hari
h air dari permukaan = 2,5 m g = 9,8 m/s2 Tanya : v = ? Jawab : v=√ =√ = √ = 7 m/s
Bak-bak penampungan air tersebut memiliki tinggi 5 m. Jika kebocoran terjadi pada salah satu bak di kedalaman 2,5 m dan air memancar keluar dengan jarak x. Berapakah kelajuan semprotan aliran air tersebut ! A. 5 m/s B. 6 m/s C. 7 m/s D. 7,5 m/s E. 8 m/s
37. Gambar di atas menunjukkan penampang sayap
Kunci : C Pembahasan : Pesawat akan mendarat ketika tekanan dibagian atas pesawat P2 lebih kecil dari pada tekanan di bagian bawah pesawat P1 (P2 < P1), dan pesawat akan mendarat ketika kecepatan aliran di atas pesawat v2 lebih besar dari pada kecepatan aliran bawah pesawat v1 (v2 > v1 ) .
C2
175
pesawat saat pesawat tinggal landas. Ketika pesawat tersebut akan mendarat, maka pilot harus mengatur posisi sayap agar .... A. F1 = F2 B. v1 > v2 C. v1 < v2 D. v1 = v2 F. F1 > F2 38.
Sebuah venturimeter digunakan untuk mengukur laju aliran air seperti gambar di atas. Jika air mengalir dalam venturimeter seperti gambar di atas. Pada penampang satu kecepatan air = 3 m/s. Jika g = 10 m/s2 maka berapakah kecepatan air pada penampang kedua .... (ρair = 1000 kg/m3) A. √ m/s B. √ m/s C. √ m/s D. m/s E. 11 m/s 39. Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti gambar berikut!
Kunci : B Pembahasan : Diket : h = 10 cm = 0,1 m v1 = 3 m/s g = 10 m/s2 3 ρair = 1000 kg/m Tanya : v2 = ? Jawab : P1 – P2 = ρ.g.h P1 – P2 = ½ . ρ . ( ) ρ.g.h = ½ . ρ . ( ) g.h = ½ . ( ) 10. 0,1= ½ . ( – 32 ) 2 = –9 = 9 + 2 = 11 v2 = √ m/s Kunci : A Pembahasan : Diket : A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2 v2 = 10 m/s V = 20 liter = 20 x 10−3 m3 Ditanya : Q = ? t = ?
C3
C4
176
Jawab : Debit air Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10) Q = 2 x 10−3 m3/s
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s, berapakah besar debit air dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember? A. 2 x 10−3 m3/s dan 10 sekon B. 2 x 10−2 m3/s dan 12 sekon C. 2 x 10−1 m3/s dan 15 sekon D. 2 x 101 m3/s dan 17 sekon E. 2 x 102 m3/s dan 20 sekon 40. Perhatikan gambar berikut!
Air dialirkan dari toren ke rumah dengan 2 buah pipa yang memiliki ketinggian berbeda. Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km.jam-1 dengan tekanan 9,1
Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember Q = 2 x 10−3 m3/s t=V/Q t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s ) t = 10 sekon
Kunci : D Pembahasan : Diketahui : Tekanan air pada pipa besar (p1) = 9,1 x 105 Pa = 910.000 Pa Tekanan air pada pipa kecil (p2) = 2 x 105 Pa= 200.000 Pa Kecepatan air pada pipa besar (v1) = 36 km/jam = 36 . (1000)/(3600) = 36000/3600 =10 m/s Tinggi pipa besar (h1) = - 4 m Tinggi pipa kecil (h2) = 0 m g = 10 m.s-2
C3
177
x 105 Pa, sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2.105 Pa, maka kecepatan air pada pipa kecil adalah…. (massa jenis air = 103 kg.m-3) A. 10 m.s-1 B. 20 m.s-1 C. 30 m.s-1 D. 40 m.s-1 E. 50 m.s-1
Massa jenis air = 1000 kg.m-3 Ditanya : Kecepatan air pada pipa kecil (v2) Jawab : Kecepatan air pada pipa kecil (v2) dihitung menggunakan persamaan Bernoulli : 910.000 + ½ (1000)(102) + (1000)(10)(0) = 200.000 + ½ (1000)(v22) + (1000)(10)(-4) 910.000 + 50.000 + 0 = 200.000 + 500 v22 – 40.000 960.000 = 160.000 + 500 v22 800.000 = 500 v22 800.000 / 500 = v22 1600 = v22 v2 = √1600 v2 = 40 m/s
178
ANALISIS HASIL UJI INTRUMEN TES UJI VALIDITAS Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,473 Sangat Signifikan 2 2 0,883 Sangat Signifikan 3 3 -0,081 4 4 0,099 5 5 0,130 6 6 0,265 7 7 0,940 Sangat Signifikan 8 8 0,114 9 9 -0,046 10 10 0,883 Sangat Signifikan 11 11 -0,119 12 12 -0,021 13 13 0,756 Sangat Signifikan 14 14 0,438 Sangat Signifikan 15 15 0,517 Sangat Signifikan 16 16 0,616 Sangat Signifikan 17 17 -0,283 18 18 0,029 19 19 -0,216 20 20 0,452 Sangat Signifikan 21 21 0,418 Sangat Signifikan 22 22 0,244 23 23 0,588 Sangat Signifikan 24 24 0,482 Sangat Signifikan 25 25 0,812 Sangat Signifikan 26 26 0,335 Signifikan 27 27 0,517 Sangat Signifikan 28 28 0,836 Sangat Signifikan 29 29 0,195 30 30 0,428 Sangat Signifikan 31 31 0,804 Sangat Signifikan 32 32 0,428 Sangat Signifikan 33 33 -0,139 34 34 0,396 Sangat Signifikan 35 35 0,039 36 36 0,182 37 37 -0,020 -
179
38 39 40
38 39 40
0,133 0,613 0,358
Sangat Signifikan Signifikan
RELIABILITAS TES Rata2 = 16,30 Simpang Baku = 6,79 KorelasiXY = 0,74 Reliabilitas Tes = 0,85 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 YL 10 9 19 38 2 2 GL 4 6 10 16 3 3 SR 10 13 23 36 4 4 RM 5 4 9 13 5 5 GF 9 10 19 29 6 6 VD 6 2 8 10 7 7 CV 8 4 12 16 8 8 DD 6 4 10 14 9 9 SE 2 2 4 6 10 10 DE 4 5 9 14 11 11 SG 10 12 22 34 12 12 FJ 12 13 25 38 13 13 DS 12 13 25 38 14 14 JH 9 10 19 29 22 34 15 15 FD 10 12 16 16 GG 11 9 20 29 17 17 AZ 12 13 25 38 18 18 DS 2 9 11 20 19 19 KL 12 10 22 32 20 20 DW 8 4 12 16 SKOR DATA DIBOBOT Jumlah Subyek = 20 Butir soal = 40 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli 1 1 YL 19 21 0 19 2 2 GL 10 30 0 10 3 3 SR 23 17 0 23 4 4 RM 9 31 0 9 5 5 GF 19 21 0 19 6 6 VD 8 32 0 8 7 7 CV 12 28 0 12 8 8 DD 10 30 0 10 9 9 SE 4 36 0 4
Skr Bobot 19 10 23 9 19 8 12 10 4
180
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DE SG FJ DS JH FD GG AZ DS KL DW
9 22 25 25 19 22 20 25 11 22 12
31 18 15 15 21 18 20 15 29 18 28
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 22 25 25 19 22 20 25 11 22 12
DAYA PEMBEDA Jumlah Subyek = 20 Klp atas/bawah(n) = 5 Butir Soal = 40 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda 1 1 5 3 2 2 2 5 0 5 3 3 3 3 0 4 4 1 0 1 5 5 3 2 1 6 6 2 1 1 7 7 5 0 5 8 8 2 1 1 9 9 3 4 -1 10 10 5 0 5 11 11 1 3 -2 12 12 2 1 1 13 13 4 0 4 14 14 5 4 1 15 15 4 1 3 16 16 5 2 3 17 17 0 1 -1 18 18 2 2 0 19 19 0 2 -2 20 20 4 1 3 21 21 1 0 1 22 22 0 1 -1 23 23 5 0 5 24 24 3 0 3 25 25 5 0 5 26 26 5 0 5
9 22 25 25 19 22 20 25 11 22 12
Indeks DP (%) 40,00 100,0 0,000 20,00 20,00 20,00 100,0 20,00 -20,0 100,0 -40,0 20,00 80,00 20,00 60,00 60,00 -20,0 0,000 -40,0 60,00 20,00 -20,0 100,0 60,00 100,0 100,0
181
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3 5 3 4 5 4 0 2 1 2 1 1 4 5
0 0 2 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
3 5 1 2 5 3 -1 2 1 2 0 0 4 5
60,00 100,0 20,00 40,00 100,0 60,00 -20,0 40,00 20,00 40,00 0,000 0,000 80,00 100,0
TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek = 20 Butir Soal = 40 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 15 75,00 Mudah 2 2 10 50,00 Sedang 3 3 12 60,00 Sedang 4 4 4 20,00 Sukar 5 5 12 60,00 Sedang 6 6 4 20,00 Sukar 7 7 11 55,00 Sedang 8 8 8 40,00 Sedang 9 9 13 65,00 Sedang 10 10 10 50,00 Sedang 11 11 10 50,00 Sedang 12 12 7 35,00 Sedang 13 13 10 50,00 Sedang 14 14 18 90,00 Sangat Mudah 15 15 10 50,00 Sedang 16 16 14 70,00 Sedang 17 17 1 5,00 Sangat Sukar 18 18 7 35,00 Sedang 19 19 5 25,00 Sukar 20 20 9 45,00 Sedang 21 21 3 15,00 Sangat Sukar 22 22 6 30,00 Sukar 23 23 11 55,00 Sedang 24 24 5 25,00 Sukar 25 25 8 40,00 Sedang
182
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
9 4 9 8 11 9 11 3 3 3 6 4 5 10 8
45,00 20,00 45,00 40,00 55,00 45,00 55,00 15,00 15,00 15,00 30,00 20,00 25,00 50,00 40,00
Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang
KELOMPOK UNGGUL & ASOR Kelompok Unggul Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 12 FJ 25 1 1 1 - 1 1 1 2 13 DS 25 1 1 1 - 1 - 1 3 17 AZ 25 1 1 1 1 - - 1 4 3 SR 23 1 1 - - - 1 1 5 11 SG 22 1 1 - - 1 - 1 Jml Jwb Benar 5 5 3 1 3 2 5 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 12 FJ 25 1 1 1 1 1 1 1 2 13 DS 25 - - 1 - - 1 1 3 17 AZ 25 - 1 1 - - 1 1 4 3 SR 23 - 1 1 - 1 - 1 5 11 SG 22 1 - 1 - - 1 1 Jml Jwb Benar 2 3 5 1 2 4 5 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 12 FJ 25 1 1 - - - 1 2 13 DS 25 1 1 - 1 - 1 1 3 17 AZ 25 1 1 - - 1 4 3 SR 23 1 1 1 - - 5 11 SG 22 - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 4 5 0 2 0 4 1 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 12 FJ 25 - 1 - 1 1 - 1 2 13 DS 25 - 1 1 1 1 - 1 3 17 AZ 25 - 1 1 1 1 1 1
183
4 5
3 11 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 12 2 13 3 17 4 3 5 11 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 12 2 13 3 17 4 3 5 11 Jml Jwb Benar
SR SG
23 22
Kode/Nama Subyek Skor FJ 25 DS 25 AZ 25 SR 23 SG 22 Kode/Nama Subyek FJ DS AZ SR SG
Skor 25 25 25 23 22
- 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 5 3 5 5 3 5 29 30 31 32 33 34 35 - 1 1 - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 3 4 5 4 0 2 1 36 37 38 39 40 - - 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 - 1 1 2 1 1 4 5
Kelompok Asor Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 8 DD 10 1 - 1 - 1 - 2 4 RM 9 1 - - - - - 3 10 DE 9 - - 1 - 1 1 4 6 VD 8 1 - - - - - 5 9 SE 4 - - 1 - - - Jml Jwb Benar 3 0 3 0 2 1 0 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 8 DD 10 1 - - 1 - 1 2 4 RM 9 - 1 - 1 - 1 3 10 DE 9 - 1 - - 1 - 1 4 6 VD 8 - 1 - 1 - 1 5 9 SE 4 - 1 - - - Jml Jwb Benar 1 4 0 3 1 0 4 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 8 DD 10 - - - 1 - - 2 4 RM 9 1 1 1 1 - 3 10 DE 9 - - - - - 4 6 VD 8 - - 1 - 1 - 5 9 SE 4 - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 1 2 1 2 2 1 0 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 8 DD 10 - - - - 2 4 RM 9 - - - - -
184
3 4 5
10 6 9 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 8 2 4 3 10 4 6 5 9 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 8 2 4 3 10 4 6 5 9 Jml Jwb Benar
DE VD SE Kode/Nama Subyek DD RM DE VD SE Kode/Nama Subyek DD RM DE VD SE
9 8 4
1 - - - - - - - - - - - - - 1 0 0 0 0 0 0 Skor 29 30 31 32 33 34 35 10 1 1 - - 1 - 9 - - 1 - 9 1 - - - - 8 1 - - - 4 - - - - 2 2 0 1 1 0 0 Skor 36 37 38 39 40 10 - - - 9 - - - - 9 - - 1 - 8 - 1 - - 4 - - - - 0 1 1 0 0
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA No Butir Baru No Butir Asli a b c d 1 1 20-3--- 15** 2 2 10-10** 8--3 3 6--- 12** 114 4 9--- 4++ 1-- 4** 5 5 12** 16--- 0-6 6 3+ 1-3+ 9--7 7 2++ 115--8 8 0-- 18** 10--9 9 6--- 0-0-- 1+ 10 10 0-- 110** 8---
e 0-10-214** 11** 113** 1-
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
185
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3++ 3++ 40-5-0-0-2+ 4++ 6--1-3++ 3+ 2+ 8** 13+ 3++ 110-11-20-7-72+ 10** 2+
0-4++ 10** 0-12+ 1-7--5** 9** 24++ 3+ 2+ 2+ 2+ 4** 2+ 6-11** 9** 5--223+ 3++ 5++ 5** 5-7---
0-3++ 0-18** 10** 2+ 24++ 13++ 73++ 3+ 5** 2+ 6--4++ 5-4+ 3+ 5-11** 13--3** 3** 6** 4** 63++ 3++
7--7** 6--2--114** 1** 0-3++ 0-76** 11** 7-6-9** 6+ 9** 8** 3+ 4+ 3+ 3** 13--3+ 4++ 24++ 2++ 8**
REKAP ANALISIS BUTIR Rata2 = 16,30 Simpang Baku = 6,79 KorelasiXY = 0,74 Reliabilitas Tes = 0,85 Butir Soal = 40 Jumlah Subyek = 20 Nama berkas: D:\PUNYA RITA\BENAR\FIX AAMIINN.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi
10** 3++ 0-0-3++ 2+ 16--7** 7-2+ 3** 4++ 0-4++ 2+ 2+ 3+ 112++ 2+ 0-1-0-11--0-23++ 0-0--
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sign. Korelasi
186
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
40,00 100,00 0,00 20,00 20,00 20,00 100,00 20,00 -20,00 100,00 -40,00 20,00 80,00 20,00 60,00 60,00 -20,00 0,00 -40,00 60,00 20,00 -20,00 100,00 60,00 100,00 100,00 60,00 100,00 20,00 40,00 100,00 60,00 -20,00 40,00 20,00 40,00 0,00 0,00 80,00 100,00
Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Sangat Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang
0,445 0,891 -0,086 0,091 0,130 0,053 0,937 0,086 -0,046 0,891 -0,136 0,062 0,725 0,443 0,559 0,590 -0,288 0,062 -0,236 0,415 0,425 -0,096 0,831 0,427 0,826 0,657 0,506 0,840 0,194 0,405 0,809 0,436 -0,167 0,425 0,066 0,218 -0,023 0,166 0,604 0,688
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
187
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES
Rata-rata Simpangan Baku Korelasi XY Reabilitas Tes Butir Soal Jumlah Subyek
No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Daya Beda 40,00 100,00 0,00 20,00 20,00 20,00 100,00 20,00 -20,00 100,00 -40,00 20,00 80,00 20,00 60,00 60,00 -20,00 0,00 -40,00 60,00 20,00 -20,00 100,00 60,00 100,00 100,00 60,00 100,00 20,00 40,00
= 16,30 = 6,79 = 0,74 = 0,85 = 40 = 20
Taraf Kesukaran Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Sangat Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang
Korelasi
Sign. Korelasi
Kesimpulan
0,473 0,883 -0,081 0,099 0,130 0,265 0,940 0,114 -0,046 0,883 -0,119 -0,021 0,756 0,438 0,517 0,616 -0,283 0,029 -0,216 0,452 0,418 0,244 0,588 0,482 0,812 0,335 0,517 0,836 0,195 0,428
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan
188
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
100,00 60,00 -20,00 40,00 20,00 40,00 0,00 0,00 80,00 100,00
Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang
0,804 0,428 -0,139 0,396 0,039 0,182 -0,020 0,133 0,613 0,358
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan
189
Insrumen Tes Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Jenis Tes Jumlah Soal
: SMA/MA : Fisika : Fluida : 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis & dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. : XI/Genap : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 22 soal valid dari 40 Soal
Indikator
Indikator Soal
2.2.7 Memahami pengertian fluida statis, dinamis dan konsep tekanan hidrostatis serta aplikasinya di kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi zat yang termasuk ke dalam fluida statis dan dinamis
Butir Soal 41. Zat di bawah ini yang dapat dikatakan sebagai fluida, kecuali .... F.
Penyelesaian
Aspek Kognitif
Kunci : D Pembahasan : Kayu, karena kayu merupakan zat padat. Zat yang merupakan fluida adalah zat cair dan gas, maka gas dalam balon, susu dalam gelas, air dalam gelas, dan minyak di sendok dapat dikatakan sebagai fluida. C1
G.
H.
190
I.
J.
191
Memahami konsep tekanan pada dua buah benda yang berbeda
42. Ketika kedua benda di atas (paku mading dan pulpen) ditekan dengan gaya yang sama besar pada permukaan meja kayu, maka apa yang akan terjadi pada kedua benda tersebut? F. Paku mading dan pulpen akan menembus permukaan meja kayu G. Paku mading dan pulpen tidak akan menembus permukaan meja kayu H. Paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen tidak I. Paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen akan patah J. Paku mading tidak akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen menembus permukaan meja kayu
Kunci : C Pembahasan : Paku mading memberikan tekanan yang jauh lebih besar dari pada pulpen karena ujung paku mading lancip (luasnya kecil, sesuai dengan persamaan P = F/A). Akibatnya paku mading akan menembus permukaan meja kayu, sedangkan pulpen tidak
C2
192
2.2.8
2.2.9
Menerapkan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
Mengaplikasikan prinsip pascal dengan produk teknologi dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari
Menghitung besar gaya yang dibutuhkan di penghisap 2 pada pompa hidrolik
43. Perhatikan gambar di samping! Ketika melaksanakan suatu pratikum, pada sebuah bejana berhubungan terdapat air dan minyak, jika hm = 10 cm dan ha = 6 cm, massa jenis air 1 gr/cm3 , maka berapakah massa jenis minyak .... F. 0,50 gr/cm3 G. 0,56 gr/cm3 H. 0,60 gr/cm3 I. 0,65 gr/cm3 J. 0,75 gr/cm3 44. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci : C Pembahasan : Diket : hm = 10 cm ha = 6 cm massa jenis air 1 gr/cm Tanya : ρminyak = ? Jawab : P1 = P2 ρ1.g.h1 = ρ2.g.h2 1.10.6 = ρminyak. 10.10 ρminyak = = 0,60 gr/cm3
Kunci : B Pembahasan : Diket : F1 = 1200 N A1 = 6 cm2 A2 = 1,5 cm2 Tanya : F2 = ? Jawab : P1 = P2 = = F2..6 = 1200 . 1,5 F2 = = 300 N
Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat sebuah mobil pada ketika hendak mengganti ban mobill. Jika luas penampang besar untuk mengangkat mobil adalah 6 cm2, luas penampang kecilnya 1,5
C3
C3
193
cm2 dan gaya yang dimiliki oleh sebuah mobil tersebut adalah 1200 N. Berapakah besar gaya yang dibutuhkan pada penghisap yang memiliki luas penampang kecil untuk bisa mengangkat mobil tersebut ? F. 200 N G. 300 N H. 500 N I. 600 N J. 800 N
194
Menghitung besar gaya yang dibutuhkan di penghisap 1 pada pompa hidrolik
45. Perhatikan gambar di bawah! Gambar di atas menunjukkan sebuah tabung U berisi zat cair dan diberi penghisap (berat dan gesekan diabaikan). Pada penghisap 2 di beri beban 950 kg, agar penghisap tetap seimbang maka F1 yang harus diberikan adalah .... N (Dengan A1 = 20 m2 dan A2 = 40 m2) F. 4.500 N G. 4.725 N H. 4.750 N I. 4.900 N J. 4.950 N
Kunci : C Pembahasan : Diket : A1 = 20 A2 = 40 M2 = 950 kg F2 = 950.10 = 9500 N g = 10 m/s2 Tanya ; F1 = ? Jawab : P1 = P2 = = F1..40 = 20 . 9500 F1 = = 4.750 N
C3
195
Menganalisis konsep prinsip pascal
46. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika penampang kecil memiliki diameter adalah 30 cm dan penampang penghisap besar adalah 900 cm, maka hitunglah besar gaya yang dibutuhkan untuk bisa mengangkat mobil! F. 4 N G. 4,2 N H. 4, 4 N I. 4,5 N J. 5 N
Kunci : C Pembahasan : Diket : = 30 cm = 0,3 m = 900 cm = 9 m mmobil = 400 kg Tanya: F1 di luas penampang kecil = ? Jawab: P1 = P2 = = F2 = m . g = 400 . 10 = 4000 N = = . 81 = 4000 . 0,09 = = 4,44 N
C4
196
Menganalisis konsep prinsip pascal pada piston yang memiliki luas penampang yang sama namun memiliki beban yang berbedabeda
47. Perhatikan gambar di samping! Dua buah mobil dengan massa berbeda diangkat menggunakan mesin pengangkat hidrolik, dengan luas penampang kedua mesin tersenut adalah sama. Jika massa mobil putih adalah 120 kg dan massa mobil hitam adalah 160 kg. Bagaimanakah urutan besar gaya yang diperlukan masing-masing piston untuk mengangkat mobil tersebut .... F. Fmobil putih Fmobil hitam G. Fmobil putih Fmobil hitam H. Fmobil putih Fmobil hitam I. Fmobil putih Fmobil hitam J. Semua Salah
Kunci : D Pembahasan : Kasus ini berhubungan dengan prinsip pascal yaitu, “tekanan yang diberikan kepada fluida diam dalam ruang tertutup akan diteruskan dengan besar yang sama ke seluruh fluida”. Berdasarkan prinsip pascal tersebut, dapat dikatakan tekanan yang dimiliki kedua piston tersebut adalah sama, dengan asumsi luas penampang besar dan kecil pada kedua piston adalah sama, maka urutan besar gaya yang diberikan mobil pada tiap piston adalah Fmobil putih Fmobil hitam.
C4
2.2.10 Menganalisis prinsip archimedes dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Kunci : B Pembahasan : Jawab : 197 Diket: Berat benda di dalam air (w’) = gaya tegangan tali timbangan (F’T) w' = F’T = berat benda di udara (w) – gaya apung (FB) w – w’ = FB = m.g = air . Vmahkota . g w – w’ = air . Vmahkota . g 14,7 – 13,4 = air . Vmahkota . g 1,3 = air . Vmahkota . g Vmahkota = ..... (Pers 1) 48. Sebuah mahkota raja dengan massa 14,7 kg dimasukkan ke dalam air seperti gambar di atas. Ketika ditimbang dengan sebuah timbangan yang akurat, massa mahkota raja tersebut adalah 13,4 kg. Berdasarkan perhitungan massa jenisnya dan dicocokkan dengan tabel di bawah. Terbuat dari apakah mahkota raja tersebut dan berapa besar massa jenisnya?
F. G. H. I. J.
Emas Timah Perak Tembaga Besi
w = m . g = mahkota . Vmahkota . g 14,7 = mahkota . Vmahkota . g .... (Pers 2) Subtitusikan pers 1 ke pers 2 : 14,7 = mahkota . .g =
= 11,3
Hasil ini berhubungan dengan massa jenis 11,3 g/cm3 = 11.300 kg/m3 jika kita liha pada tabel massa jenis, maka dapat diketahui bahwasanya mahkota tersebut bukanlah terbuat dari emas, melainkan terbuat dari timah.
C4
198
49. Sebuah rakit mengapung di permukaan sungai dengan 75% volumenya tenggelam dalam air. Bila volume rakit tersebut 5000 m3 maka (dalam kilogram) berapa massa rakit tersebut? F. 750 kg G. 7500 kg H. 375 . 102 kg I. 375 . 103 kg J. 375 . 104 kg Menghitung gaya 50. Hitung gaya ke atas apung yang yang dirasakan oleh dirasakan oleh sebuah kapal selam sebuah kapal selam yang volumenya 1000 m3 yang berada di dalam laut (ρ = 1200 kg.m-3) .... F. 1176 N G. 1176 . 101 N H. 1176 . 102 N I. 1176 . 103 N J. 1176 . 104 N
Kunci : E Pembahasan : Diket : ρfluida = 1000 kg/m3 Vrakit tercelup = 75% Vrakit keseluruhan = 100% Tanya : ρrakit = ? Jawab : ρrakit.Vrakit keseluruhan = ρfluida . Vrakit tercelup ρrakit . 100% = 1000. 75% ρrakit = = 750 kg/m3 massa rakit : m = ρ X V = 750 kg/m3 X 5000 m3 = 3.750.000 kg = 375 . 104 kg
Kunci : E Pembahasan : Diket : V = 1000 m3 ρ = 1200 kg.m-3 g = 9,8 m/s2 Tanya : FA = ? Jawab : FA = ρ.g.V = 1200 . 9,8 . 1000 = 11. 760. 000 N = 1176 .104 N
C4
C3
199
Menghitung massa jenis kapal selam yang terapung di laut.
2.2.11 Memahami konsep gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
51. Sebuah kapal selam berukuran 800 m3 berada di dalam laut. Sebagian dari kapal selam tersebut berada di dalam laut dan sebagiannya lagi muncul kepermukaan. Bagian kapal yang berada di dalam laut memiliki volume 720 m3. Dengan rapat air 1gr/cm3, maka berapa massa jenis kapal selam tersebut? F. 100 kg/m3 G. 800 kg/m3 H. 890 kg/m3 I. 900 kg/m3 J. 1125 kg/m3 52. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,5 mm. Pipa ini sebagian dimasukkan ke dalam air. Hitunglah kenaikan air dalam pipa tersebut jika sudut kontaknya dianggap 00 .... (γ = 7,27 X 10-2 N/m) F. 0,02908 cm G. 0,2908 cm H. 2,908 cm I. 0,2908 m J. 2,908 m
Kunci : D Pembahasan : Diket : ρair = 1000 kg/m3 Vkapal = 800 m3 Vkapal terclup = 720 m3 Tanya : ρkapal = ? Jawab : ρkapal . Vkapal = ρair . Vkapal tercelup ρkapal . 800 = 1000 . 720 ρkapal = = 900 kg/m3
Kunci : C Pembahasan : Diket : r = 0,5 mm = 5 X 10-4 m γ = 7,27 X 10-2 N/m θ = 00 ρair = 1000 kg/m3 Tanya : h = ? Jawab : h= = = = 0,02908 m = 2,908 cm
C3
C3
200
Menentukan alat- 53. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang alat yang berhubungan dengan penerapan kapilaritas dalam berhubungan kehidupan sehari-hari ... dengan penerapan F. konsep kapilaritas
Kunci : A Pembahasan : Gambar alat yang berhubungan dengan penerepan konsep kapilaritas adalah gambar kompor, penggunaan sumbu pada kompor berhubungan dengan konsep kapilaritas, dimana melalui sumbu kompor minyak tanah bisa naik ke atas dan kompor bisa menyala.
G.
C1 H.
I.
J.
201
Kunci : D Pembahasan : Diketahui: L = 10 cm = 0,1 m F = 4 . 10-3 N Ditanya: = ... Jawab:
54. Sebuah clip yang terbuat dari kawat mengapung di atas permukaan air seperti gambar di atas. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam keseimbangan adalah 4 . 10-3 N. Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah... A. 2,0 . 10-2 N/m B. 2,0 . 10-3 N/m C. 2,5 . 10-2 N/m D. 4,0 . 10-2 N/m E. 4,0 . 10-3 N/m Mengidentifikasi 55. Dari gambar di bawah ini, manakah gambar yang peristiwa di tidak berhubungan dengan penerapan tegangan kehidupan seharipermukaan dalam hari yang kehidupan sehariberhubungan hari ... dengan tegangan F. permukaan
C3
C1
202
G.
H.
I.
J.
203
2.2.12 Menganalisis persamaan kontinuitas
Memahami persamaan kontinuitas
Menerapkan persamaan kontinuitas
56. Dua puluh liter bensin mengalir melalui sebuah pipa seperti gambar disamping. Di titik manakah kecepatan alir yang terbesar .... F. Di titik G, H dan I G. Di titik A, D dan G H. Di titik B, E dan H I. Di titik C, F dan I J. Di titik A, B dan C 57.
Sebuah venturimeter digunakan untuk mengukur laju aliran air seperti gambar di atas, kecepaan ratarata aliran air pada pipa yang berdiameter 6 cm adalah 4 m/s. Berapakah jumlah aliran air yang mengalir tiap detiknya jika pipa tersebut dialirkan dalam suatu penampung bervolume 80 liter .... F. 2,826 . 10-4 m3/s G. 28,26 . 10-4 m3/s H. 2826 . 10-4 m3/s I. 28,26 . 10-3 m3/s J. 28,26 . 10 m3/s
Kunci : D Pembahasan : Menurut persamaan kontinuitas, kecepatan aliran air yang terbesar terletak pada titik yang terkecil yaitu pada titik C, F dan I.
Kunci : B Pembahasan : Banyaknya air yang mengalir tiap detik merupakan debit. Rumus yang digunakan Q = A.v Diket : d = 6 cm = 0,06 m v = 4 m/s V = 80 liter = 8 . 10-3 m3 A = ¼. Π. d2 = ¼ . 3,14 (0,03) 2 = 0,0007065 = 7,065 . 10-4 m2 Tanya : Q = ? Jawab : Q = A.v = 7,065 . 10-4 . 4 = 28,26 . 10-4 m3/s
C2
C4
204
58. Sebuah pipa dengan ujung menyempit seperti gambar di samping digunakan untuk mengalirkan air ke rumah. Diameter pipa besar dan kecil masing-masing 12 cm dan 8 cm. Jika kecepatan di pipa yang berdiameter besar adalah 10 cm/s, hitunglah kecepatan aliran di pipa yang berdiameter lebih kecil ! G. 2,25 cm/s H. 22,5 cm/s I. 225 cm/s J. 2,25 m/s K. 22,5 m/s
Kunci : B Pembahasan : Diket : d1 = 12 cm d2 = 8 cm v2 = 10 cm/s Tanya : v1 = ? Jawab : A1.v1 = A2.v2 v1 = =
=
= 22,5 cm/s
C4
205
59. Pipa-pipa di PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dengan diamater yang berbeda saling terhubung. Salah satu bagian pipa berdiameter 20 cm dan bagian lainnya berdiameter 10 cm. Jika laju aliran air di bagian pipa berdiameter besar adalah 30 cm/s, maka laju aliran air di bagian pipa berdiameter lebih kecil adalah … A. 80 cm/s B. 100 cm/s C. 120 cm/s D. 130 cm/s E. 140 cm/s
Kunci : C Pembahasan : Diket : r1 = 10 cm, r2 = 5 cm v1 = 30 cm/s Ditanya : v2 ? Jawab : Persamaan kontinuitas fluida : A1 v1 = A2 v2 Luas penampang pipa : A1 = r12 = (3,14)(10 cm)2 = (3,14)(100 cm2) A2 = r22 = (3,14)(5 cm)2 = (3,14)(25 cm2) Laju aliran air di pipa 2 : A1 v1 = A2 v2 (3,14)(100 cm2)(30 cm/s) = (3,14)(25 cm2)(v2) (100)(30 cm/s) = (25)(v2) 3000 / 25 = v2 v2 = 120 cm/s
C4
206
2.2.9 Menerapkan persamaan bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Memahami asas bernoulli
60. Sebuah toren air diletakkan pada ketinggian 5 meter dari tanah seperti gambar di samping. Jika toren air tersebut mengalami kebocoran, dan kebocoran tersebut terjadi pada kedalaman 1, 8 m dari permukaan. Berapakah kelajuan semprotan airnya? F. 2 m/s G. 4 m/s H. 6 m/s I. 8 m/s J. 10 m/s
Kunci : C Pembahasan : Diket : g = 10 m/s2 h kebocoran = 1,8 meter Tanya : v air = ? Jawab : V=√ =√ = √ = 6 m/s
C3
207
61. Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s, berapakah besar debit air dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember? F. 2 x 10−3 m3/s dan 10 sekon G. 2 x 10−2 m3/s dan 12 sekon H. 2 x 10−1 m3/s dan 15 sekon I. 2 x 101 m3/s dan 17 sekon J. 2 x 102 m3/s dan 20 sekon 62. Perhatikan gambar berikut!
Kunci : A Pembahasan : Diket : A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2 v2 = 10 m/s V = 20 liter = 20 x 10−3 m3 Ditanya : Q = ? t = ? Jawab : Debit air Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10) Q = 2 x 10−3 m3/s Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember Q = 2 x 10−3 m3/s t=V/Q t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s ) t = 10 sekon
Kunci : D Pembahasan : Diketahui : Tekanan air pada pipa besar (p1) = 9,1 x 105 Pascal = 910.000 Pascal
C4
C3
208
Air dialirkan dari toren ke rumah dengan 2 buah pipa yang memiliki ketinggian berbeda. Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km.jam-1 dengan tekanan 9,1 x 105 Pa, sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2.105 Pa, maka kecepatan air pada pipa kecil adalah…. (massa jenis air = 103 kg.m-3) A. 10 m.s-1 B. 20 m.s-1 C. 30 m.s-1 D. 40 m.s-1 E. 50 m.s-1
Tekanan air pada pipa kecil (p2) = 2 x 105 Pascal = 200.000 Pascal Kecepatan air pada pipa besar (v1) = 36 km/jam = 36(1000)/(3600) = 36000/3600 =10 m/s Tinggi pipa besar (h1) = -4 meter Tinggi pipa kecil (h2) = 0 meter Percepatan gravitasi (g) = 10 m.s-2 Massa jenis air = 1000 kg.m-3 Ditanya : Kecepatan air pada pipa kecil (v2) Jawab : Kecepatan air pada pipa kecil (v2) dihitung menggunakan persamaan Bernoulli : 910.000 + ½ (1000)(102) + (1000)(10)(0) = 200.000 + ½ (1000)(v22) + (1000)(10)(-4) 910.000 + 50.000 + 0 = 200.000 + 500 v22 – 40.000 960.000 = 160.000 + 500 v22 800.000 = 500 v22 800.000 / 500 = v22 1600 = v22 v2 = √1600 v2 = 40 m/s
209
Kisi-kisi Instrumen Nontes No 1 2
Aspek Penyajian video pembelajaran berbasis STM Pengaruh video pembelajaran berbasis STM Total
Pernyataan tiap butir soal Positif Negatif
Jumlah
2, 4
1, 3
4
2, 4
1, 3
4
4
4
8
210
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS STM Nama : Jenis Kelamin : L/P* Hari/Tanggal : * Lingkari salah satunya Petunjuk : 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan. 2. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju RG : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No
Pernyataan
Pilihan Jawaban S RG TS
SS A. Penyajian video pembelajaran berbasis STM Video pembelajaran berbasis STM tidak memberikan informasi tentang produk 1. teknologi terkait konsep fluida yang ada di masyarakat. Penyajian permasalahan yang ada di masyarakat dalam video pembelajaran berbasis 2. STM menjadikan pembelajaran konsep fluida lebih menarik. Video pembelajaran berbasis STM tidak memadukan konsep-konsep dan prinsip3 prinsip sains, teknologi dan masyarakat pada konsep fluida. Video pembelajaran berbasis STM mampu mengembangkan konsep fluida melalui 4 pengaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat. B. Pengaruh video pembelajaran berbasis STM terhadap hasil belajar Urutan penyajian konsep fluida dengan video 1 pembelajaran berbasis STM sulit untuk dipahami Penyajian contoh soal dengan video 2 pembelajaran STM mempermudah menganalisis persoalan terkait fluida Penjelasan materi fluida dengan video berbasis 3 STM mempersulit dalam mendefinisikan istilah-istilah terkait fluida Persamaan fisika yang disajikan dengan video 4 pembelajaran berbasis STM mempermudah dalam menyelesaikan soal-soal terkait fluida
STS
211
212
213
214
215
216
217
218
219
LAMPIRAN C Analisis Data Hasil Penelitian 1. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 3. Uji Normalitas Data Pretest a. Kelas Eksperimen b. Kelas Kontrol 4. Uji Normalitas Data Posttest c. Kelas Eksperimen d. Kelas Kontrol 5. Uji Homogenitas Data Pretest 6. Uji Homogenitas Data Posttest 7. Uji Hipotesis 8. Data Hasil Angket 9. Data Persentase Ranah Kognitif
220
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai pretest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 45 35 45 40 45 40 40 35 40 45 45 35 50 30 30 35 45 30 40 35 40 50 35 35 50 45 50 30 55 35 35 40 35 35 40 35 35 40 30 30 35 35 30 30 30 35 40 45 30 30 35 35 35 40 35 35 40 30 30 30
221
Hasil pretest kelas eksperimen Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapatkan dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut : 30 30 35 35 40
30 30 35 35 40
30 35 35 35 45
30 35 35 40 45
30 35 35 40 45
30 35 35 40 50
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu : a. Jumlah siswa = 30 b. Nilai maksimal (Xmaks) = 50 c. Nilai minimal (Xmin) = 30 Untuk membuat table berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu : a. Rentang = 20 b. Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 c. Panjang kelas = R/K = 20/6 = 3,33 = 4 Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Interval 30 - 33 34 - 37 38 - 41 42 - 45 46 - 49 50 - 53 Jumlah Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
Frekuensi 8 13 5 3 0 1 30 30 55 36,43 35 35 4,58
222
Hasil pretest kelas kontrol Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapatkan dari kelas kontrol adalah sebagai berikut : 30 35 35 40 45
30 35 35 40 45
30 35 40 40 50
30 35 40 45 50
30 35 40 45 50
30 35 40 45 55
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu : d. Jumlah siswa = 30 e. Nilai maksimal (Xmaks) = 55 f. Nilai minimal (Xmin) = 30 Untuk membuat table berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu : d. Rentang = 25 e. Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 f. Panjang kelas = R/K = 25/6 = 4,167 = 5 Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Interval 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 Jumlah Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
Frekuensi 6 8 7 5 3 1 30 30 55 41 35 40 6,88
223
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai Posttest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 85 80 80 80 75 70 75 80 80 80 65 80 70 70 65 80 70 80 80 65 80 70 70 70 80 80 65 80 60 75 80 60 70 60 65 65 75 60 75 60 75 60 70 50 60 50 80 65 75 50 70 60 80 60 60 60 85 65 75 50
224
Hasil posttest kelas eksperimen Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapatkan dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut : 60 65 70 75 80
60 70 75 75 80
60 70 75 80 80
65 70 75 80 80
65 70 75 80 85
65 70 75 80 85
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu : g. Jumlah siswa = 30 h. Nilai maksimal (Xmaks) = 85 i. Nilai minimal (Xmin) = 60 Untuk membuat table berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu : g. Rentang = 25 h. Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 i. Panjang kelas = R/K = 25/6 = 4,167 = 5 Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Interval 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 Jumlah Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
Frekuensi 3 4 6 7 8 2 30 60 85 75,17 80 75 7,13
225
Hasil posttest kelas kontrol Perolehan nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapatkan dari kelas kontrol adalah sebagai berikut : 50 60 65 70 80
50 60 65 70 80
50 60 65 75 80
50 60 65 80 80
60 60 70 80 80
60 60 70 80 80
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu : j. Jumlah siswa = 30 k. Nilai maksimal (Xmaks) = 80 l. Nilai minimal (Xmin) = 50 Untuk membuat table berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu : j. Rentang = 30 k. Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 l. Panjang kelas = R/K = 30/6 = 5,87 = 6 Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Interval 50 - 55 56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 77 78 - 83 Jumlah Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
Frekuensi 4 8 4 4 1 9 30 50 80 67,27 80 65 10,33
226
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen Uji Normalitas mengunakan uji cji-kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : χ2 = nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Adapun kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: a) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data normal
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Interval
30 - 33
Frekuensi (fi)
8
Titik tengah (Xi)
31.5
Xi2
992.25
fi.Xi
252
fi. Xi2
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
29.5
-1.51
0.4345
7938 33.5
34 - 37
13
35.5
1260.25
461.5
5
39.5
1560.25
197.5
3
43.5
1892.25
130.5
0
47.5
2256.25
0
1
51.5
2652.25
51.5
30
249
10614
1093
3.73
0.1956
5.868
8
4.545424
0.774612134
0.3299
9.897
13
9.628609
0.97288158
0.2755
8.265
5
10.660225
1.289803388
0.1096
3.288
3
0.082944
0.025226277
0.0217
0.651
0
0.423801
0.651
0.0021
0.063
1
0.877969
13.93601587
28,03
30
26,219
17,64954
0.4978
2652.25 53.5
Jumlah
2.85
X2 hitung
0.4761
0 49.5
50 - 53
1.98
(f0 - fh)2
0.3665
5676.75 45.5
46 - 49
1.11
f0
0.091
7801.25 41.5
42 - 45
0.23
fh
0.2389
16383.25 37.5
38 - 41
-0.64
Luas Interval Kelas
0.4999
40452
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom table bantu tersebut adalah sebagai berikut : 1. Membuat table distribusi frekuensi 2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus : ̅
227
Keterangan : ̅ = Nilai rata-rata = Standar deviasi 3. Menentukan luas Z table : Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-1,51 0,4345
-0,64 0,2389
0,23 0,091
1,11 0,3665
1,98 0,4761
2,83 0,4978
3,73 0,4999
a. Kelas 30 – 33 Z = 0,4345 – 0,2389 = 0,1956 b. Kelas 34 – 37 Z = 0,2389 + 0,091 = 0,3299 c. Kelas 38 – 41 Z = 0,3665 – 0,091 = 0,2775 d. Kelas 42 – 45 Z = 0,4761 – 0,3665 = 0,1096 e. Kelas 46 – 49 Z = 0,4978 – 0,4761 = 0,217 f. Kelas 50 -53 Z = 0,4999 – 0,4978 = 0,0021 4. Menghitung nilai frekuensi diharapkan (fh) dengan menggunakan rumus : fh = 5. Mencari nilai chi kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan nilai chi kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2 hitung dengan nilai X2 tabel. Didapatkan bahwa X2 hitung > X2 tabel : 17,65 > 11,07. Hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.
228
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol Uji Normalitas mengunakan uji cji-kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : χ2 = nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Adapun kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: a) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data normal
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom table bantu tersebut adalah sebagai berikut : 8. Membuat table distribusi frekuensi Interval
30 - 34
Frekuensi (fi)
6
Titik tengah (Xi)
32
Xi2
1024
fi.Xi
192
fi. Xi2
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
29.5
-1.67
0.4325
6144 34.5
35 - 39
8
37
1369
296
7
42
1764
294
5
47
2209
235
3
52
2704
156
1
57
3249
57
30
267
12319
1230
2.69
0.1036
3.108
6
8.363664
2.691011583
0.2418
7.254
8
0.556516
0.0767185
0.2821
8.463
7
2.140369
0.252909016
0.19735
5.9205
5
0.84732025
0.143116333
0.08065
2.4195
3
0.33698025
0.139276813
0.0234
0.702
1
0.088804
0.126501425
27.867
30
12.3336535
3.42953367
0.473
3249 59.5
Jumlah
1.96
X2 hitung
0.39235
8112 54.5
55 - 59
1.24
(f0 - fh)2
0.195
11045 49.5
50 - 54
0.51
f0
0.0871
12348 44.5
45 - 49
-0.22
fh
0.3289
10952 39.5
40 - 44
-0.94
Luas Interval Kelas
0.4964
51850
9. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus : ̅
229
Keterangan : ̅ = Nilai rata-rata = Standar deviasi 10. Menentukan luas Z table : Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-1,67 0,4325
-0,94 0,3289
-0,22 0,0871
0,51 0,195
1,24 0,39235
1,96 0,473
2,69 0,4964
g. Kelas 30 – 34 Z = 0,4325– 0,3289 = 0.1036 h. Kelas 35 – 39 Z = 0,3289 - 0,0871 = 0.2418 i. Kelas 40 – 44, Z = 0,0871 + 0,195 = 0.2821 j. Kelas 42 – 45 Z = 0,39235 – 0,195 = 0.19735 k. Kelas 46 – 49 Z = 0,473 – 0,39235 = 0.08065 l. Kelas 50 -53 Z = 0,4964 – 0,473 = 0.0234 11. Menghitung nilai frekuensi diharapkan (fh) dengan menggunakan rumus : fh = 12. Mencari nilai chi kuadrat hitung (X2hitung)
13. Menentukan nilai chi kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi kuadrat tiap-tiap kelas 14. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2 hitung dengan nilai X2 tabel. Didapatkan bahwa X2 hitung < X2 tabel : 3,43 > 11,07. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal.
230
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen Uji Normalitas mengunakan uji cji-kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : χ2 = nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Adapun kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: a) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data normal
Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Interval
60 - 64
Frekuensi (fi)
3
Titik tengah (Xi)
62
Xi2
3844
fi.Xi
186
fi. Xi2
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
59.5
-2.20
0.4783
11532 64.5
65 - 69
4
67
4489
268
6
72
5184
432
7
77
5929
539
8
82
6724
656
2
87
7569
174
30
447
33739
2255
2.01
0.0389
1.167
3
3.359889
2.879082262
0.1542
4.626
4
0.391876
0.08471163
0.2493
7.479
6
2.187441
0.292477738
0.265
7.95
7
0.9025
0.113522013
0.1758
5.274
8
7.431076
1.409001896
0.0729
2.187
2
0.034969
0.015989483
28.683
30
14.307751
4.794785022
0.4049
15138 89.5
Jumlah
1.31
X2 hitung
0.2291
53792 84.5
85 - 89
0.61
(f0 - fh)2
0.0359
41503 79.5
80 - 84
-0.09
f0
0.2852
31104 74.5
75 - 79
-0.79
fh
0.4394
17956 69.5
70 - 74
-1.50
Luas Interval Kelas
0.4778
171025
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom table bantu tersebut adalah sebagai berikut : 15. Membuat table distribusi frekuensi 16. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus : ̅
231
Keterangan : ̅ = Nilai rata-rata = Standar deviasi 17. Menentukan luas Z table : Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-2,20 0.4783
-1,50 0.4394
-0,79 0.2852
-0,09 0.0359
0,61 0.2291
1,31 0.4049
2,01 0.4778
m. Kelas 60 - 64 Z = 0.4783 – 0.4394 = 0.0389 n. Kelas 65 - 69 Z = 0.4394 - 0.2852 = 0.1542 o. Kelas 70 - 74 Z = 0.2852 - 0.0359 = 0.2493 p. Kelas 75 - 79 Z = 0.0359 + 0.2291 = 0.2650 q. Kelas 80 - 84 Z = 0.4049 – 0.2291 = 0.1758 r. Kelas 85 - 89 Z = 0.4778 – 0.4049 = 0.0729 18. Menghitung nilai frekuensi diharapkan (fh) dengan menggunakan rumus : fh = 19. Mencari nilai chi kuadrat hitung (X2hitung)
20. Menentukan nilai chi kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi kuadrat tiap-tiap kelas 21. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2 hitung dengan nilai X2 tabel. Didapatkan bahwa X2 hitung > X2 tabel : 4,79 < 11,07. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal.
232
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol Uji Normalitas mengunakan uji cji-kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : χ2 = nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Adapun kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: a) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai χ2hitung
χ2tabel maka distribusi data normal
Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol Interval
Frekuensi (fi)
Titik tengah (Xi)
Xi2
fi.Xi
fi. Xi2
50 - 55
4
52.5
2756.25
210
11025
56 - 61
8
58.5
3422.25
468
27378
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
49.5
-1.72
0.4457
55.5
62 - 67
4
64.5
4160.25
258
4
70.5
4970.25
282
19881
74 - 77
1
75.5
5700.25
75.5
5700.25
61.5
-0.56
0.2125
67.5
0.023
0.008
73.5
Jumlah
9
30
80.5
402
6480.25
27489.5
724.5
2018
0.60
fh
f0
(f0 - fh)2
X2 hitung
0.0728
2.184
4
3.297856
1.510007326
0.1604
4.812
8
10.163344
2.112083126
0.2205
6.615
4
6.838225
1.033745276
0.2177
6.531
4
6.405961
0.98085454
0.1132
3.396
1
5.740816
1.690464075
0.1029
3.087
9
34.963569
11.32606706
26.625
30
11.390625
17.14321407
0.3729
16641
68 - 73
78 - 83
-1.14
Luas Interval Kelas
0.2257
77.5
0.99
0.3389
83.5
1.57
0.4418
58322.25
138947.5
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom table bantu tersebut adalah sebagai berikut : 22. Membuat table distribusi frekuensi 23. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus : ̅
233
Keterangan : ̅ = Nilai rata-rata = Standar deviasi 24. Menentukan luas Z table : Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-1,72 0.4457
-1,14 0.3729
-0,56 0.2125
0,023 0.008
0,60 0.2257
0,99 0.3389
1,57 0.4418
s. Kelas 50 - 55 Z = 0.4457 – 0.3729 = 0.0728 t. Kelas 56 - 61 Z = 0.3729 - 0.2125 = 0.1604 u. Kelas 62 - 67 Z = 0.2125 + 0.008 = 0.2205 v. Kelas 68 - 73 Z = 0.2257– 0.008 = 0.2177 w. Kelas 74 – 77 Z = 0.3389 – 0.2257 = 0.1132 x. Kelas 78 - 83 Z = 0.4418 – 0.3389 = 0.1029 25. Menghitung nilai frekuensi diharapkan (fh) dengan menggunakan rumus : fh = 26. Mencari nilai chi kuadrat hitung (X2hitung)
27. Menentukan nilai chi kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi kuadrat tiap-tiap kelas 28. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2 hitung dengan nilai X2 tabel. Didapatkan bahwa X2 hitung > X2 tabel : 17,14 > 11,07. Hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.
234
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berikut ini adalah table hasil uji homogenitas : Pretest Uji Statisik Nilai Varian Fhitung Ftabel Keputusan
Kelas Kontrol 7
Posttest Kelas Kelas Kontrol Eksperimen 10,51 7,25 2,1
Kelas Eksperimen 4,66 2,26 2,62 Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen
1. Data Pretest = 2,26 2. Data Posttest = 2,10 Dasar pengambilan keputusan : a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kelompok sampel memiliki kemampuan yang homogen b) Jika Fhitung
Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kelompok sampel memiliki
kemampuan yang tidak homogen c) Kesimpulan : Pretest
= Fhitung (2,26) < Ftabel (2,62), berarti kelompok sampel memiliki
kemampuan yang homogen Posttest
= Fhitung (2,10) < Ftabel (2,62), berarti kelompok sampel memiliki
kemampuan yang homogen
235
Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berikut ini adalah tabel hasil uji hipotesis data pretest dan data posttest : a
Test Statistics
Pretest
Posttest
Mann-Whitney U
339,500
304,500
Wilcoxon W
804,500
769,500
-1,690
-2,194
,091
,028
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Kelas
Analisa : H0
= Hipotesis nol, video pembelajaran berbasis STM terbukti tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida.
Ha
= Hipotesis alternatif, video pembelajaran berbasis STM terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa kelas XI pada konsep fluida.
Jika sig (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika sig (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Pretest = 0,091 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Posttest = 0,028 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
236
Data Angket Respon Siswa Terhadap Video Pembelajaran Berbasis STM NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Abdul Rasyid Fadilla Angga Annisa Millenia Sari Artha Mukti Fajar Nu Avanda Wabdari Iman Berida Triska Aradea Chandra Aji Lukito Dina Ameliya Diva Putri Puspita S Dyah Hasti Wulandari Eva Febriani Fadhillah Ardi Wicahy Ferdin Aldiansyah Harry Ramadhan Khoirul Fahmi Melani Ratna Furri Melnia Ranu Ashari Muhammad Arief Almahdi Muhammad Zainal Abid Naoka Andi Wardana Nurul Maghfiroh Putri Aprilia Anggra Rafi Anugerah Ramadhan Ramanda Fitri Rian Dwi Nugroho Roni Preswantoro Siti Sa’arah Timothy Marcellino Zhia Unnahar Zulhamsyah Tua R S
1
Indikator 1 2 3
4
1
Indikator 2 2 3
4
Jumlah
5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 119
4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 108
4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 109
5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 4 3 4 110
3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 107
4 3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 5 3 3 3 106
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 110
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 107
Rata-rata
79,3
72
72,6
73,3
71,3
70,7
73,3
71,3
Presentase Kriteria
74,3%
71,67% 72,98% Baik
237
Data Persentase Ranah Kognitif 1.
Perhitungan nilai rata-rata kognitif pretest kelas eksperimen
No Soal Jumlah Benar Persentase Jenjang Kognitif
1 30 100% C1
2 24 80% C2
3 30 100% C3
4 4 13% C3
5 28 93% C3
6 7 23% C3
7 1 3% C4
8 7 23% C4
9 0 0% C4
10 2 7% C3
11 21 7% C2
Jumlah Siswa
: 30
Rata-rata C1
:
Rata-rata C3 :
Rata-rata C2
:
Rata-rata C4 :
2.
12 4 13% C2
13 2 7% C1
14 15 50% C1
15 8 27% C3
16 3 10% C2
17 28 93% C4
18 0 0% C3
19 0 0% C4
20 1 7% C2
12 10 30% C2
13 12 40% C1
14 4 13% C1
15 6 20% C3
16 13 40% C2
17 19 63% C4
18 1 0% C3
19 12 40% C4
20 0 0% C2
Perhitungan nilai rata-rata kognitif pretest kelas kontrol
No Soal Jumlah Benar Persentase Jenjang Kognitif
1 27 90% C1
2 18 60% C2
3 23 77% C3
4 21 70% C3
5 21 70% C3
6 23 77% C3
7 8 27% C4
8 4 13% C4
9 4 13% C4
10 1 3% C3
11 7 23% C2
Jumlah Siswa
: 30
Rata-rata C1
:
Rata-rata C3 :
Rata-rata C2
:
Rata-rata C4 :
238
3.
Perhitungan nilai rata-rata kognitif posttest kelas eksperimen
No Soal Jumlah Benar Persentase Jenjang Kognitif
1 30 100% C1
2 30 100% C2
3 30 100% C3
4 18 60% C3
5 30 100% C3
6 19 63% C3
7 15 50% C4
8 28 93% C4
9 15 50% C4
10 14 46% C3
11 26 86% C2
Jumlah Siswa
: 30
Rata-rata C1
:
Rata-rata C3 :
Rata-rata C2
:
Rata-rata C4 :
4.
12 28 93% C2
13 24 80% C1
14 27 90% C1
15 21 70% C3
16 16 53% C2
17 29 96% C4
18 5 16% C3
19 27 90% C4
20 6 23% C2
12 22 73% C2
13 25 83% C1
14 17 57% C1
15 16 53% C3
16 24 80% C2
17 27 90% C4
18 18 60% C3
19 27 90% C4
20 8 27% C2
Perhitungan nilai rata-rata kognitif posttest kelas kontrol
No Soal Jumlah Benar Persentase Jenjang Kognitif
1 30 100% C1
2 29 97% C2
3 28 93% C3
4 27 90% C3
5 29 97% C3
6 24 80% C3
7 10 33% C4
8 7 23% C4
9 8 27% C4
10 10 33% C3
11 18 60% C2
Jumlah Siswa
: 30
Rata-rata C1
:
Rata-rata C3 :
Rata-rata C2
:
Rata-rata C4 :
227
239
LAMPIRAN D Surat-surat Penelitian
1. Surat Bimbingan Skripsi 2. Surat Permohonan Izin Penelitian 3. Surat Keterangan Penelitian
240
241
242
242
LAMPIRAN E Lain-lain
1. Print Screen Media 2. Lembar Uji Referensi 3. Biodata Penulis
243
Print Screen Media
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
Biodata Penulis
RITA AMALIA HULJANNAH. Anak pertama dari 4 bersaudara pasangan Mahkamil dan Elisda. Lahir di Kawai, Sumatra Barat pada tanggal 29 Oktober 1992, bertempat tinggal di Tandun 01/03, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Riwayat Pendidikan. Telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 001 Tandun lulus pada tahun 2004, MTS Pondok Pesantren Darun Nahdhah Thawalib di Bangkinang lulus pada tahun 2008, dan MAN/MAKN Koto Baru di Padang Panjang lulus pada tahun 2011. Penulis memulai pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur SBM PTAIN pada tahun 2011, diterima di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kehuruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika.