e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL GOAK MALING PITIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI LAMBANG BILANGAN PADA ANAK Ni Nyoman Chintya Ari Putri1, Putu Aditya Antara2, Luh Ayu Tirtayani3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional goak maling pitik terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan post-test only control grup design. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok B1 dan B2 di TK Asih Kumara sebanyak 54 anak. Metode pengumpulan data berupa observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan rumus polled varians. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa permainan tradisional goak maling pitik memperoleh nilai rata-rata sebesar 24,57, median 24,94, modus 25,83, standar deviasi 2,53, dan varian sebesar 6,40, dan hasil konversi skala lima diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan menerapkan permainan tradisional goak maling pitik adalah 24,57 yang berada pada kelas interval 23,3 – 29,9 yang termasuk kategori tinggi. Hasil analisis deskriptif kelompok kontrol yang mendapat kegiatan konvensional memperoleh nilai rata-rata 18,92, median 18,94, modus 19,3, standar deviasi 2,78, dan varian sebesar 7,73, dan hasil konversi skala lima diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan kegiatan konvensional adalah 18,92 yang berada pada kelas interval 16,7 – 23,3 yang termasuk kategori sedang. Hasil uji-t diperoleh nilai thitung adalah 8,07, sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk=52 adalah 1,67 dengan demikian thitung > ttabel = 8,07 > 1,67. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan permainan tradisional goak maling pitik terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak. Kata-kata kunci: permainan tradisional goak maling pitik, lambang bilangan, anak usia dini
Abstract This study aims to determine the influence of the traditional game Goak maling pitik on the ability to understand the emblem of numbers in children. This research is a quasi experimental with post-test only control group design. Subjects in this study were children of the group B1 and B2 in kindergarten Asih Kumara many as 54 children. Data collection methods such as observation. Methods of data analysis used the t-test with the formula polled variance. The results of descriptive statistical analysis showed that the experimental group who received treatment in the form of traditional games Goak thief pitik scored an average of 24.57, median 24.94, 25.83 mode, standard deviation of 2.53, 6.40 and variants, and five-star scale conversion results obtained by the average value of the symbol of the ability to understand
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) numbers by applying traditional game Goak thief pitik is 24.57 which is in a class interval from 23.3 to 29.9 were categorized as high. Descriptive analysis control group who received conventional activities scored an average 18.92, median 18.94, 19.3 mode, standard deviation of 2.78, and a variance of 7.73, and a five scale conversion results obtained average value average number with the ability to understand the epitome of conventional operations is 18.92 which is in a class interval from 16.7 to 23.3 the medium category. T-test results obtained t value is 8.07, while t table with a significance level of 5% and 1.67 df = 52 is t value > t table = 8.07 > 1.67. It can be concluded that there is significant influence of traditional games Goak maling pitik on the ability to understand the emblem of numbers in children. Keywords: traditional game Goak maling pitik, emblem of numbers, early childhood
PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilih kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003). Pendidikan anak usia dini merupakan upaya menstimulasi dengan membimbing, mengasuh, dan mendidik anak yang berada pada usia 0 6 tahun,yang bertujuan untuk pencapaian yang optimal pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Penyelenggaraan Pendidikan anak usia dini menitik beratkan kepada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik (motorik kasar dan halus), kognitif, sosial emosional, bahasa dan spiritual/moral (Sujiono, 2011). Aspek-aspek perkembangan yang harus dirangsang, salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Kognitif adalah proses untuk mengetahui sesuatu, menyangkut pemprosesan informasi melalui beberapa tahapan penginderaan dengan system syaraf sensoris yang ada dalam tubuh manusia hingga pembentukan memori jangka panjang Webb (dalam Gustiana, 2011). Piaget (dalam Samsudin, 2005) mengatakan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang disebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses anak dalam
menafsirkan pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasi dunia anak TK. Akomodasi merupakan penyesuain individu dengan pengalaman baru tersebut. Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat (Susanto, 2011) bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir. Depdiknas menjelaskan bahwa salah satu lingkup perkembangan yang harus dikuasai dalam bidang pengembangan kognitf adalah matematika. Adapun pencapaian perkembangan yang diharapkan adalah mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, dan mengenal lambang huruf (Depdiknas, 2010). Lambang bilangan perlu diperkenalkan kepada anak sedini mungkin, karena “bilangan merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika” (Depdiknas, 2007). Kemampuan mengenal lambang bilangan bagi individu merupakan suatu hal yang penting bagi proses bertahan hidup,
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) karena sejak dini anak sudah mulai mengenal dan menggali berbagai dimensi matematis dari dunia mereka (Inawati, 2011). Pemahaman terhadap lambang bilangan sangat penting dikembangkan guna memperoleh kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dijenjang yang lebih tinggi khususnya dalam penguasaan konsep matematika. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan Munandar (dalam Susanto, 2011). Dalam pandangan Munandar, kemampuan adalah potensi yang merupakan bawaan sejak lahir serta dikembangkan dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan sesuatu. Jadi, kemampuan memahami lambang bilangan adalah potensi yang dimiliki sejak lahir yang dikembangkan dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu memahami lambang bilangan. Dengan demikian kemampuan memahami lambang bilangan telah ada pada anak dan untuk mengembangkannya maka guru memberikan stimulus dan rangsangan pada anak agar kemampuan memahami lambang bilangan dapat berkembang dengan baik dan optimal. Hasil evaluasi dari TK Asih Kumara menyatakan bahwa perkembangan kemampuan memahami lambang bilangan 1-10 pada anak masih rendah karena dari 100% jumlah anak, baru 40% anak yang paham dengan konsep angka 1-10 dan memperoleh bintang 3 (berkembang sesuai harapan), sedangkan 40% memperoleh bintang 2 (mulai berkembang), dan 20% anak yang memperoleh bintang 1 (belum berkembang). Data tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dan observasi, serta laporan hasil evaluasi setiap semester atau rapot anak di taman kanakkanak Asih Kumara. Media pembelajaran yang digunakan pada TK di Asih Kumara adalah majalah dan poster. Selain media tersebut, guru juga memberikan contoh pengenalan lambang bilangan dengan menuliskan di papan tulis. Melihat fenomena tersebut, masalah pemahaman terhadap lambang bilangan pada anak dirasa perlu untuk dilakukan perbaikan dengan merubah dan memodifikasi sistem
pembelajaran di TK Asih Kumara. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengkombinasikan pembelajaran pengenalan lambang bilangan dengan permainan tradisional. Permainan tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anakanak, yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun,serta banyak mempunyai variasi (Danandjaja, 1987). Begitu banyak manfaat yang dapat dipetik anak-anak dari permainan tradisional. Melalui permainan tradisional, anak-anak mendapatkan kegembiraan dan berbagai keterampilan yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak (Achroni, 2012). Permainan goak maling pitik adalah permainan tradisional yang menceritakan peringai burung Gagak (Goak) sebagai pencuri anak Ayam (Pitik) (Taro, 2014). Tahapan permainan tradisional Goak Maling Pitik. Pertama menentukan jumlah pemain. Pemain berjumlah antara 8-12 orang (bisa lebih banyak), dipilih 1 orang untuk berperan sebagai burung Gagak(Goak), 1 orang untuk berperan sebagai induk ayam, dan sisanya berperan sebagai anak-anak ayam. Kedua, Induk Ayam membariskan dan menghitung jumlah anak-anaknya. Ketiga, Burung Gagak (Goak) mengincar anakanak ayam. Burung Gagak (Goak) juga menghitung jumlah mangsanya, dan menyebutkan angka dari anak Ayam yang ingin di tangkap. Menurut Montessori (dalam Sudono,1995), menyatakan bahwa dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pengertian secara alamiah tanpa paksaan seperti lambang bilangan dan konsep warna. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji tentang “Pengaruh Permainan Tradisional Goak Maling Pitik Terhadap Kemampuan Memahami Lambang Bilangan Pada Anak di Taman Kanak-Kanak Asih Kumara”.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) METODE Penelitian ini merupakan penelitian quasi ekperimental design. Menurut (Sugiyono, 2007) penelitian ekperimen yaitu penelitian yang dipergunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap kondisi yang terkendali. (Arikunto, 2000) menyatakan bahwa eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari treatment pada subjek yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian posttest only control group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu
kelompok yang mendapat perlakuan disebut kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak mendapat perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono, 2011). Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa permainan tradisional Goak Maling Pitik. Kelompok kontrol hanya menggunakan kegitan konvensional. Peneliti menggunakan test untuk mengetahui pengaruh dari permainan tradisional Goak Maling Pitik terhadap kemampuan memahami lambang bilangan. Secara prosedural desain ini mengikuti pola yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Design Post-Test Only Control Grup Design
Kelas
Treatment
Post-Test
E
X1
O1
K
-
O2
Penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain: permainan tradisional Goak Maling Pitik sebagai variabel bebas (independent) dan kemampuan memahami lambang bilangan sebagai variabel terikat (dependent). Subjek penelitian ini adalah anakanak kelompok B1 dan B2 di TK Asih Kumara yang terdiri dari 30 anak di kelompok B1 dan 24 anak di kelompok B2 dengan jumlah total subjek sebanyak 54 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi. Nawawi dan Martini (dalam Agung, 2014) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejalagejala dalam objek penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan 1 buah instrumen yaitu, instrumen kemampuan memahami lambang bilangan. Instrumen dalam penelitian ini mengacu pada teori Perkembangan konsep memahami lambang bilangan menurut (Fatimah, 2009). Kisi-kisi instrumen kemampuan memahami lambang bilangan terdiri dari dimensi dan indikator. Dimensinya yaitu mengenal jumlah, menghapal urutan
nama bilangan, dan menghitung secara rasional. Sedangkan indikatornya adalah pengembangan dari dimensi tersebut yaitu menghitung sejumlah benda yang telah ditentukan dilakukan secara bertahap, menyebutkan nama bilangan sesuai urutannya yang benar, menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangannya, membuat korespondensi satu-satu dan menyadari atau mengerti bahwa bilangan terakhir yang disebut mewakili total/jumlah benda dalam satu kelompok. Instrumen tersebut akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk dan uji validitas empiris. Pengujian validitas konstruk yaitu uji instrumen yang dilakukan dengan menggunakan ahli atau biasa disebut dengan experts judgment. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori kemampuan memahami lambang bilangan, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli, yang mana hasilnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan data. Uji validitas empiris dilakukan dengan teknik korelasi product moment. Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2014). Dalam penelitian ini teknik uji reliabilitas yang digukanan adalah teknik Alpha Cronbach. Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis, namun sebelumnya akan dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis dilakukan dengan pengujian normalitas dan homogenitas antara subyek kelompok eksperimen dengan subjek kelompok kontrol. Uji normalitas sebaran digunakan untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari masingmasing variabel distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji normalitas data chi kuadrat. Uji Homogenitas varians antara kelompok dilakukan dengan mengetahui varians antara setiap kelompok mempunyai varians yang sama antara anggota kelompok tersebut. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah bahwa varians dalam kelompok harus homogen. Untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok digunakan uji Fisher (F). Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2011). Tujuan dari analisis data adalah untuk
melakukan genaralisasi terhadap sifat, kondisi, atau hubungan yang bersifat khusus, sehingga diperoleh sifat, kondisi, atau hubungan yang sifat umum, (Agung, 2014). Dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data merupakan kegiatan menganalisis data yang telah terkumpul dengan tujuan untuk melakukan genaralisasi terhadap sifat, kondisi dan hubungan dari khusus ke umum. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan satu variabel bebas dan satu variabel terikat yang datanya bersifat interval. Hipotesis yang diambil yaitu terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan memahami lambang bilangan antara kelompok anak yang menerapkan permainan tradisional goak maling pitik dan yang menerapkan kegiatan konvensional pada anak kelompok B di TK Asih Kumara Tahun 2016. Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan rumus polled varians. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan akan disajikan meliputi analisis statistik deskriptif, uji prasyarat, dan uji hipotesis. Berdasarkan analisis statistik deskriptif data kemampuan memahami lambang bilangan anak kelompok eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Statistik Kemampuan Memahami Lambang Bilangan Kelompok Eksperimen Statistik Deskriptif Hasil Mean
24,57
Median
24,94
Modus
25,83
Standar Deviasi
2,53
Varians
6,40
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Selanjutnya sebaran data kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk kurva polygon berikut ini. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 19.5 21.5 23.5 25.5 27.5 29.5 M=24,57
Me=24,94
Diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Me>M). Dengan demikian sebaran data berada pada kurve juling negatif. Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil kemampuan memahami lambang bilangan kelompok eksperimen digunakan kriteria penilaian pada skala lima yang disusun berdasarkan kurva juling negatif. Perhitungan tabel skala lima dengan skor maksimal ideal adalah 30 dan skor minimal ideal adalah 10. Sebelum mengelompokkan data terlebih dahulu ditentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi). Hasil konversi penilaian skala lima untuk kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.
Mo=25,83
Gambar 1. Kurva Polygon Data Kelompok Eksperimen Tabel 2. Konversi Skala Lima Hasil Post Test Kelompok Eksperimen Konversi Kelas Interval Kategori Mi + 1,5 SDi s/d Mi + 3 Sdi
29,9 - 39,8
Sangat Tinggi
Mi + 0,5 SDi s/d Mi + 1,5 Sdi
23,3 - 29,9
Tinggi
Mi – 0,5 SDi s/d Mi + 0,5 Sdi
16,7 - 23,3
Sedang
Mi – 1,5 SDi s/d Mi – 0,5 Sdi
10,1 - 16,7
Rendah
Mi – 3SDi s/d Mi – 1,5 Sdi
0,2 - 10,1
Sangat Rendah
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan menerapkan permainan tradisional goak maling pitik adalah 24,57 yang berada pada kelas interval 23,3 – 29,9 yang termasuk kategori tinggi.
Selanjutnya analisis statistik deskriptif data kemampuan memahami lambang bilangan anak kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Statistik pada Kelompok Kontrol Statistik Deskriptif
Hasil
Mean
18,92
Median
18,94
Modus
19,3
Standar Deviasi
2,78
Varians
7,73
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Selanjutnya sebaran data kelompok kontrol disajikan dalam bentuk kurva polygon berikut ini. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Diketahui bahwa mean lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari modus (M<Me<Mo). Dengan demikian sebaran data berada pada kurve juling negatif. Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil kemampuan memahami lambang bilangan kelompok kontrol digunakan kriteria penilaian pada skala lima yang disusun berdasarkan kurva juling negatif. Perhitungan tabel skala lima dengan skor maksimal ideal adalah 30 dan skor minimal ideal adalah 10. Sebelum mengelompokkan data terlebih dahulu ditentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi). Hasil konversi penilaian skala lima untuk kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.
0 15.5 17.5 19.5 21.5 23.5 25.5 M=18,92
Me=18,94
Mo=19,3
Gambar 2. Kurva Polygon Data Kelompok Kontrol Tabel 4. Konversi Skala Lima Hasil Post Test Kelompok Kontrol Konversi Kelas Interval Kategori Mi + 1,5 SDi s/d Mi + 3 SDi
29,9 - 39,8
Sangat Tinggi
Mi + 0,5 SDi s/d Mi + 1,5 Sdi
23,3 - 29,9
Tinggi
Mi – 0,5 SDi s/d Mi + 0,5 SDi
16,7 - 23,3
Sedang
Mi – 1,5 SDi s/d Mi – 0,5 SDi
10,1 - 16,7
Rendah
Mi – 3SDi s/d Mi – 1,5 SDi
0,2 - 10,1
Sangat Rendah
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan menerapkan kegiatan konvensional adalah 18,92 yang berada pada rentangan kelas interval 16,7 – 23,3 yang termasuk kategori sedang. Berdasarkan uji prasyarat dalam penelitian ini yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas hasil kemampuan memahami lambang bilangan menunjukkan bahwa sebaran data nilai post test pada kelompok eksperimen berdistribusi normal hal itu dapat dilihat pada perhitungan yang menunjukkan 2
harga χ hitung = 6,3138 dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (db)
= 6 – 2 – 1 = 3 diperoleh 2
χ 2 tabel 7,851. 2 < χ tabel yaitu
Dengan demikian χ hitung 6,3138 < 7,851. Sebaran data nilai post test pada kelompok kontrol jg berdistribusi normal hal itu dapat dilihat pada perhitungan yang menunjukkan harga
χ 2 hitung
= 6,658 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = 6 – 2 –
χ 2 tabel = 7,851. Dengan 2 2 demikian diperoleh χ hitung < χ tabel yaitu 1 = 3 diperoleh
6,658 < 7,851. Sedangkan, untuk uji homogenitas dengan uji fisher (uji F) diperoleh Fhitung = 1,21 dan Ftabel dengan dk pembilang (24-1 = 23) dan dk penyebut
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) (30-1 = 29) dengan taraf signifikan 5% = 1,93. Dengan demikian Fhitung < Ftabel = 1,21 < 1,93 maka H0 diterima, sehingga kedua kelompok data dikategorikan homogen. Berdasarkan uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh bahwa data hasil kemampuan memahami lambang bilangan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal dan homogen. Dengan demikian, dapat dilakukan uji hipotesis penelitian dengan rumus uji-t menggunakan uji-t polled varians. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung adalah 8,07, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan dk = (n1 + n2) -2 = 52 adalah 1,67. Dengan demikian, thitung > ttabel,= 8,07 > 1,67 maka, H0 ditolak dan HA diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan kemampuan memahami lambang bilangan antara anak yang diberikan treatmen berupa permainan tradisional goak maling pitik dan kelompok anak dengan perlakuan berupa kegiatan konvensional pada anak kelompok B di TK Asih Kumara Tahun 2016. Dengan adanya perbedaan yang signifikan kemampuan memahami lambang bilangan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini berarti permainan tradisional goak maling pitik berpengaruh terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak kelompok B di TK Asih Kumara Tahun 2016. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai mean dari kelompok eksperimen sebesar 24,57 dan kelompok kontrol sebesar 18,92. Bedasarkan hasil perhitungan skor post-test kelompok eksperimen menunjukkan jumlah nilai masing-masing butir soal dari indikator. Nilai tertinggi pertama adalah nilai butir soal ke 7 dengan jumlah sebesar 77 dari indikator membuat korespondensi satusatu. Nilai tertinggi kedua adalah 76 dari butir soal ke 8 dan ke 5. Butir soal ke 8 dari indikator membuat korespondensi satu-satu, sedangan butir soal ke 5 dari indikator menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangannya. Sedangkan pada kelompok kontrol skor
yang diperoleh hanya 41 dan 46. Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional goak maling pitik dapat meningkatkan kemampuan memahami lambang bilangan khususnya pada peningkatan kemampuan korespondensi satu-satu dan menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangannya. Secara teoretik melalui kegiatan bermain dapat meningkatkan kemampuan memahami lambang bilangan pada anak. Sejalan dengan pendapat Montessori (dalam Sudono,1995), yang menyatakan bahwa dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pengertian secara alamiah tanpa paksaan seperti lambang bilangan dan konsep warna. Didukung juga oleh pendapat dari (Achroni, 2012) yang menyatakan bahwa melalui permainan tradisional, anak-anak mendapatkan kegembiraan dan berbagai keterampilan yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak, salah satunya adalah keterampilan konsep memahami lambang bilangan yang akan sangat berguna dalam kehidupan anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khasanah,dkk (2011) tentang permainan tradisional sebagai media stimulasi aspek perkembangan anak usia dini, yang menunjukkan bahwa permainan tradisional tersebut merupakan sarana dalam mengembangkan aspek perkembangan dasar anak (fisik motorik, kognitif, sosial emosional, dan bahasa). Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan, yang menggunakan strategi, metode, materi/ bahan, media yang menarik dan mudah dipahami anak. Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi menemukan dan memanfaatkan objekobjek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak karena dengan bermain anak dapat melakukan apa yang diinginkannya.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Pembelajaran dengan bermain mempermudah anak untuk berpikir logis atau menyelesaikan masalah dan juga dapat membuat anak senang. Apabila anak merasa senang, akan dapat mempermudah anak dalam memahami lambang bilangan. Permainan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan memahami lambang bilangan adalah permainan tradisional. Berdasarkan paparan tersebut, terlihat dengan jelas bahwa permainan tradisional goak maling pitik berpengaruh terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak kelompok B di TK Asih Kumara tahun 2016. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka simpulan penelitian ini menyatakan bahwa, hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa permainan tradisional goak maling pitik memperoleh nilai rata-rata sebesar 24,57, median 24,94, modus 25,83, standar deviasi 2,53, dan varian sebesar 6,40, dan hasil konversi skala lima diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan menerapkan permainan tradisional goak maling pitik adalah 24,57 yang berada pada kelas interval 23,3 – 29,9 yang termasuk kategori tinggi. Hasil analisis deskriptif kelompok kontrol yang mendapat kegiatan konvensional memperoleh nilai rata-rata 18,92, median 18,94, modus 19,3, standar deviasi 2,78, dan varian sebesar 7,73, dan hasil konversi skala lima diperoleh nilai rata-rata kemampuan memahami lambang bilangan dengan kegiatan konvensional adalah 18,92 yang berada pada kelas interval 16,7 – 23,3 yang termasuk kategori sedang. Permainan tradisional goak maling pitik berpengaruh terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak di taman kanak-kanak dengan perhitungan analisis uji-t diperoleh nilai thitung adalah 8,07, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan dk = 52 adalah 1,67. Dengan demikian, thitung > ttabel,= 8,07 > 1,67.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah Guru disarankan untuk mengggunakan permainan tradisional goak maling pitik sebagai alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan memahami lambang bilangan pada anak. Guru tidak hanya menggunakan kegiatan konvensional yang dilakukan di kelas maupun diluar kelas untuk mengajarkan lambang bilangan pada anak agar mencapai kriteria yang sangat tinggi. Kepala Sekolah disarankan memberikan informasi, bimbingan dan memfasilitasi tentang metode atau alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan anak dalam aspek-aspek dasar salah satunya adalah kemampuan kognitif anak. Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh permainan tradisional goak maling pitik terhadap kemampuan memahami lambang bilangan pada anak, maupun aspek perkembangan yang lainnya yang sesuai agar memerhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan, hingga mencapai hasil penelitian dengan kriteria sangat tinggi. DAFTAR PUSTAKA Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jakarta: Javalitera. Agung. A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing. Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Danandjaja, James. Mengoptimalkan kembang anak
1987. tumbuh melalui
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) permainan tradisional. Jogjakarta: Jevalitera.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar PAUD. Jakarta: Indeks
Depdiknas. 2007. Permainan Berhitung Permulaan di Taman KanakKanak. Jakarta : Depdiknas.
Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan Dan Sumber Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
_________
Sugiyono.
2010. Pengembangan Pembelajaran Kanak-Kanak. Kementrian Nasional.
Pedoman Program di Taman Jakarta: Pendidikan
Fatimah. 2009. Matematika Asik dengan Metode Pemodelan. Bandung: Tarsito. Gustiana Asep Deni. 2011. Pengaruh Permainan Modifikasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif Pada Anak Usia Dini (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelompok B TK Kartika dan TK Lab. UPI). Edisi Khusus No.2, Agustus 2011. Diakses pada tangggal 6 November 2015. Inawati, Maria. 2011. Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Bermain Alat Manipulatif. Jurnal Penabur No.16. Diakses pada tanggal 2 Maret 2016. Khasanah,
dkk. 2011. Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No.1. Diakses pada tanggal 6 November 2015.
Samsudin. 2005. Pengembangan Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan . Universitas Negeri Jakarta Siregar, Syofian. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penamedia Grup.
2007. Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
___________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Taro, Made. 2014. Dari Goak Maling Taluh Sampai Goak Maling Pitik (Seri Permainan Tradisional Bali). Denpasar: Amada Press. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional