PENGARUH PENENTUAN PINTU MASUK UTAMA BANGUNAN TERHADAP EFISIENSI dan EFEKTIFITAS PEJALAN KAKI di GEDUNG GRAHA MANDIRI JAKARTA
Afriyanti Azra dan Mona Anggiani Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Along with the development of technology and economic growth in developing countries, this has led to increased demand for office buildings in Jakarta in particular, which is the capital of the Republic of Indonesia, which is one of the developing countries with economic growth rates are getting better every year. This causes an increase in demand for office buildings, especially in “Daerah Segitiga Emas” Thamrin, Sudirman and Kuningan area. The increase in demand for office buildings make buildings in “Daerah Segitiga Emas” area as competing to attract tenants to rent space in their office buildings, either by way of highlight strategic location, designed the shape of the building in unique style, offering an attractive price, and by emphasizing access easily accessible. One of the elements of the building that can be uniquely designed one that is currently designing the main entrance of the building. The main entrance of the building is the main entrance to enter the buildings, where all visitors either by vehicle, by foot, or visitors with special needs can access the building using the main entrance. That's why the main entrance of the building should be clearly visible, easily accessible and provide efficiency and effectiveness and safety for all visitors, one of whom visitors by foot, because pedestrians have a considerable number of users or visitors office buildings in general purposes. Keywords: the main entrance, efficiency and effectiveness, accessibility ABSTRAKSI Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pertumbuhan ekonomi di negaranegara berkembang, hal ini menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan gedung perkantoran di daerah Jakarta pada khusunya, yang merupakan ibukota dari negara Republik Indonesia, yang merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan akan gedung perkantoran terutama pada daerah segitiga emas di daerah Thamrin, daerah Sudirman dan daerah Kuningan. Kenaikan permintaan akan gedung perkantoran membuat gedung-gedung di daerah segitiga emas tersebut seolah berlomba-lomba untuk menarik minat para tenants untuk menyewa ruang di gedung perkantoran mereka, baik dengan cara menonjolkan lokasi yang strategis, mendesain bentuk bangunan yang unik, menawarkan harga yang menarik,
maupun dengan menonjolkan akses yang mudah dijangkau. Salah satu elemen gedung yang dapat didesain secara unik salah satunya yaitu saat mendesain pintu masuk utama bangunan. Pintu masuk utama bangunan adalah pintu masuk utama dari bagunan, dimana semua pengunjung baik dengan kendaraan, dengan berjalan kaki, ataupun pengunjung dengan kebutuhan khusus dapat mengakses bangunan dengan menggunakan pintu masuk utama tersebut. Karena itulah pintu masuk utama bangunan harus terlihat jelas, mudah untuk diakses dan memberikan efisiensi dan efektivitas dan keamanan bagi semua pengunjung, yang salah satunya pengunjung dengan berjalan kaki, karena pejalan kaki memiliki jumlah yang cukup banyak dari pengguna atau pengunjung bangunan perkantoran pada umumnya. Kata Kunci: pintu masuk utama bangunan, efisiensi dan efektivitas, aksesibility
1.
•
PENDAHULUAN
Apakah terdapat pengaruh Penentuan Pintu
1.1. LATAR BELAKANG
Masuk
terhadap
Utama
Efisiensi
Bangunan
dan
Efektivitas
Perencanaan dan desain pintu masuk
Pejalan Kaki pada gedung Graha
utama yang baik dapat mempengaruhi
Mandiri Jakarta?
persepsi
pengunjung
atau
pengguna
•
Faktor-faktor
apa
saja
yang
Efisiensi
dan
bangunan, dimana salah satu fungsi dari
mempengaruhi
dari pintu masuk utama bangunan adalah
Efektivitas Pejalan Kaki di pintu masuk
sebagai gerbang utama pengunjung atau
utama gedung Gaha Mandiri?
pengguna
untuk
memasuki
gedung,
1.3. TUJUAN PENELITIAN
seperti dalam penelitian ini yaitu di Gedung Graha Mandiri Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Walaupun pada kenyataannya, seringkali penulis
melihat
pengunjung
•
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
atau
Penentuan
Pintu
pengguna bangunan di Gedung Graha
Bangunan
terhadap
Mandiri yang lebih memilih menggunakan
Efektivitas Pejalan Kaki pada gedung
pintu masuk secondary yang berada di
Graha Mandiri Jakarta.
jalan DR Kusuma Atmaja dan pintu
•
Masuk
Utama
Efisiensi
dan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
ballroom yang berada di jalan pamekasan
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas
dengan berbagai alasan yang dapat
pejalan kaki di gedung Graha Mandiri
dikaitkan dengan tingkat efisiensi dan
Jakarta.
efektivitas pejalan kaki gedung Graha Mandiri Jakarta.
2. TINJAUAN
PUSTAKA
DAN
METODOLOGI PENELITIAN
1.2. PERNYATAAN MASALAH Metode Penelitian yang digunakan penulis Permasalahan dari penelitian ini adalah:
yaitu Metode Kuantitatif dengan hasil data berupa :
Data kuantitatif, pada penelitian ini penulis
Menurut Jefferis (2010) pengertian pintu
juga melakukan analisis berupa angka-
masuk utama adalah :
angka dengan menggunakan skala likert, untuk
mengetahui
hubungan
korelasi
antara Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (Variabel X) dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Variabel Y) di Gedung Graha Mandiri Jakarta, dimana untuk
mengalanisis
menggunakan
software SPSS.
point to draw guests to the front door and serves as hub for traffic to the living area. a raised entry is a common method of accenting the front door. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa
Data kualitatif, pada penelitian ini pada khususnya pada kuesioner yang telah disebar oleh penulis menghasilkan data berupa
The main entry, provides an outside focal
gambar
presentase
dari
responden tersebut dan gambar mengenai
pintu
masuk
utama,
dapat
memberikan titik fokus dari luar bangunan untuk menarik tamu menuju pintu depan dan
berfungsi
sebagai
penghubung
sirkulasi ke arah ruang tamu. Pintu masuk, dengan bentuk atap yang lebih tinggi, adalah metode umum yang dipakai untuk
pola sirkulasi dari responden tersebut.
memberi aksen dari pintu depan. Definisi Pintu Masuk Utama Bangunan Sedangkan Pintu
masuk
utama
bangunan
atau
menurut
Hepler
(2012)
pengertian pintu masuk utama yaitu :
disebut juga dengan main entrance adalah gerbang
utama
untuk
memasuki
bangunan dimana semua orang dapat mengakses pintu masuk utama tersebut untuk
memasuki
bangunan.
Karena
fungsinya sebagai pintu masuk utama, maka desain dari pintu masuk utama tersebut
haruslah
menarik
dan
mengundang orang untuk memasukinya. Oleh karena itu dibutuhkan pertanda yang jelas, dan desain pintu masuk yang lebih menonjol dari bidang sekitarnya, agar memperjelas keberadaan pintu masuk tersebut, sehingga jika dilihat dari jarak tertentu pintu masuk dapat terlihat dengan jelas, sehingga seseorang yang akan mengunjungi bangunan tersebut merasa yakin
jika
pintu
masuk
tersebut
merupakan pintu masuk dari bangunan yang akan dituju.
The main entrances provides access to the house. It is the entrances through wich guests are welcomed and from wich all major traffic pattern radiate. It should provide
shelter
for
anyone
awaiting
entrances. Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa pintu masuk utama menyediakan akses ke rumah atau bangunan. Pintu masuk di mana tamu disambut dan pintu masuk di mana semua pola lalu lintas utama berkumpul kemudian menyebar ke ruangan lainnya. Pintu masuk utama harus mudah
diidentifikasi,
harus
dapat
memberikan perlindungan bagi siapa saja yang menunggu di pintu masuk
Sedangkan
pendapat
Miess
(2013)
darurat, fasilitas tersebut harus disediakan
tentang pintu masuk utama atau main
dengan
maksimal
untuk
menghindari
entrace yaitu :
kerugian-kerugian yang dapat timbul saat keadaan darurat.
a large public institution must have main entrance,
a
threshold
which
is
iii Importance of the entrance as an
representative and wich is clearly visible in
aesthetic design element. Pada pintu
the facade. As far as possible the
masuk utama bangunan elemen estetika
entrances, even those from the car parks,
dalam merancang merupakan hal yang
must easily to lead to it before one enters
harus
the building.
elemen
diperhatikan
oleh
tersebut
harus
arsitek
dan
disesuaikan
dengan fungsi dari bangunan. lembaga publik besar harus memiliki pintu masuk
utama,
yang
iv safety and ease of operation under all
representatif dan yang adalah jelas terlihat
loading condition. Seberapa banyak keluar
pada fasad. Sejauh mungkin pintu masuk,
dan masuknya pengunjung bangunan
bahkan mereka dari tempat parkir, harus
faktor keamanan dan kemudahan untuk
mudah untuk mengarah ke sana sebelum
menggunakan pintu masuk harus dapat
seseorang memasuki gedung.
dipenuhi oleh pintu masuk bangunan.
Berdasarkan
ambang
data
yang
batas
diambil
dari
v Security against unauthorized entry.
National Research Council (U.S.). Building
Adanya
petugas
keamanan
untuk
Research Institute (1961) terdapat tujuh
menghindari masuknya pihak yang tidak
kriteria yang biasa digunakan arsitek
bekepentingan atau dapat merugikan
dalam mengalokasikan, mendesain dan
dalam bangunan.
memilih pintu masuk bangunan yaitu vi Maintenance
sebagai berikut :
requirements
and
weather tightness. Adanya maintenance i
Function
of
the
building.
Dalam
berkala dan pergantian cuaca yang ketat.
mendesain bangunan hal pertama yang harus
diperhatikan dalam merancang
bangunan adalah dengan mengetahui fungsi dari bangunan tersebut karena fungsi bangunan kita dapat menentukan
vii Budget considerations. Pertimbangan budget yang ada. a Definisi
Efisiensi
dan
Efektivitas
Pejalan Kaki
bentuk dan desain bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
i
ii
Efisien berasal dari bahasa Inggris yaitu
Ingress
Kapasitas
and untuk
egress keluar
capacities. dan
masuk
Definisi Efisiensi Pejalan Kaki
efficient yang berarti :
bangunan dapat ditentukan berdasarkan standar dari fungsi bangunan, namun
Able to work well and without wasting time
dalam
or resources; competent; Producing a
beberapa kasus seperti pintu
satisfactory result without wasting time or
Memperhatikan pendapat para ahli di atas,
resources.
bahwa suatu
Definisi
efisiensi
antara
lain
yaitu
ketepatan cara, usaha dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang sesuatu
(waktu,
berkompeten;
biaya,
Keadaan
konsep
efektivitas
merupakan
yang
bersifat
artinya
dalam
konsep
multidimensional,
mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki
tenaga);
tepat
guna;
OUTCOME
kemampuan melaksanakan tugas dengan Efektivitas = ______________
tepat dan cermat. Selanjutnya
mengenai
Admosudiharjo Dalam Suragawa (2010) menyatakan sebagai berikut:
membayangkan
hal
walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif
Kita berbicara tentang efisiensi bilamana kita
OUTPUT
efisiensi,
penggunaan
sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan
sering dicampur-adukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif. Menurut pendapat Zahnd Dalam Suragawa (2010) yang
tertentu.
mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa
sebagai berikut:
efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber
daya
diberdayakan
secara
optimum sehingga suatu tujuan akan
Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk
tercapai.
mengerjakan Definisi Efiektivitas Pejalan Kaki
sesuatu
dengan
tidak
membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung
pengertian
dicapainya
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
efektivitas lebih memfokuskan pada akibat
telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait
atau
dengan hubungan antara hasil yang
menekankan pada ketepatan mengenai
diharapkan
yang
sumber daya, yaitu mencakup anggaran,
sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat
waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam
dilihat dari berbagai sudut pandang (view
pelaksanaannya tepat waktu. Efektif akan
point) dan dapat dinilai dengan berbagai
menghadirkan efisiensi karena cepatnya
cara dan mempunyai kaitan yang erat
pencapaian ke bangunan tanpa halangan
dengan efisiensi.
sehingga mempersingkat waktu sirkulasi
dengan
hasil
pengaruh
sedangkan
efisiensi
pada sebuah bangunan perkantoran lebih menekankan pada :
dan orang tua dapat di lihat pada tabel berikut ini : •
Efisiensi (kedekatan)
•
Kejelasan (informatif) dan kelancaran
ii (keterbukaan, keleluasaan) •
Efisiensi Waktu Pencapaian. Waktu
adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
Kesesuaian dengan fungsi.
waktu merupakan interval antara dua buah Lebih lanjut menurut Kurniawan Dalam
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan
Suragawa
lama berlangsungnya suatu kejadian.
(2010)
mendefinisikan
efektivitas, sebagai berikut: iii Penerapan Elemen Sirkulasi (Signage) Efektivitas
adalah
melaksanakan
tugas,
kemampuan
Menurut Pynkyawati dalam Lawrence K.
(operasi
Frank Sign (signage) adalah pesan atau
kegiatan program atau misi) daripada
informasi yang muncul secara berturut-
suatu organisasi atau sejenisnya yang
turut atau teratur dalam hubungannya
tidak adanya tekanan atau ketegangan
dengan tanda-tanda yang penting dan
diantara pelaksanaannya.
menimbulkan respon pada manunsia.
fungsi
Sebuah sign muncul secara berturut-turut Sehubungan
yang
atau teratur, tapi maksud berturut-turut
dikemukakan di atas, maka secara singkat
atau teratur ini tidak dijelaskan lebih lanjut
pengertian
dan
sehingga untuk saat ini hal itu tidak akan
berarti
menjadi pertimbangan pengertian sebuah
melakukan atau mengerjakan sesuatu
pertanda (sign). Signage sebagai elemen
secara
right”,
dasar yang memiliki fungsi utama sebagai
sedangkan efektivitas melakukan atau
alat komunikasi antar manusia dalam
mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran
suatu
“doing the right things”.
mengandung beberapa elemen penting.
efektivitas
dengan
hal-hal
daripada adalah,
benar,
Faktor-Faktor
efisiensi efisiensi
“doing
yang
things
Mempengaruhi
Efisiensi dan Efektivitas Dalam
mencapai
desain
yang
yang perlu diperhatikan adalah :
setiap
orang
ini
akan
lingkungan
membentuk
image atau fisik keseluruhan dari sign
tidak
penyampaian
sama,
tergantung oleh barch, Robert B. Sleight Dalam Pynkyawati menyatakan rata-rata kecepatan berjalan bagi orang dewasa
informasi
yang
ingin
ditujukan oleh sign tersebut. Menurut
Efisiensi jarak pencapaian. Kecepatan
berjalan
Elemen-Elemen
atau
yang juga berperan dalam keberhasilan
berkelanjutan (sustainable design) hal-hal
i
bangunan
pendapat
Danim
dalam
Suragawa (2010) menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut: i
Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan,
artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat
dari perbandingan (ratio) antara masukan
memasuki suatu ruang, tergantung pada
(input) dengan keluaran (output).
fungsi ruang tersebut. Terdapat tiga konsep
ii
Tingkat kepuasan
yang
diperoleh,
utama
dalam
menentukan
aksesibiltas, antara lain :
artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau
i
banyaknya)
aksesibilitas
dan
dapat
kualitatif
(berdasarkan pada mutu).
Aksesibilitas Fisik. Menurut Carr (1992) fisik
berkaitan
langsung
dengan ketersediaan akses untuk ruang publik bagi umum. Untuk ruang publik
iii Produk kreatif, misalnya penciptaan hubungannya
kondisi
yang
kondusif
dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan
kreativitas
dan
kemampuan.
yang bersifat umum ruang ini seharusnya tidak dilengkapi oleh pembatas ruang, dan terhubung dengan baik oleh sirkulasi di sekitar. Yang termasuk aksesibilitas fisik antara
iv Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.
lain,
efisiensi dan efektivitas,
ketersediaan,
kemudahan,
kegunaan,
keselamatan, dan kemandirian. ii
Aksesibiltas
Visual.
Konsep
ini
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk dapat melihat dan mengetahui ruang di dalam dan di luar area. Sehingga
Aksesibilitas
orang
yakin
bahwa
ruang
tersebut
Aksesibilitas atau dipersempit lagi menjadi
memang bebas diakses dan aman untuk
akses Menurut kamus besar bahasa
dimasuki Carr (1992). Yang termasuk
indonesia (KBBI) mempunyai arti sebagai
aksesibiltas visual antara lain, tampak
pintu masuk, dan pengertian aksesibiltas
yang
yaitu hal dapat dijadikan akses (pintu
pemandangan kawasan, serta intregasi
masuk), hal dapat dikaitkan, keterkaitan.
skala dan bentuk.
Sedangkan aksesibilitas menurut lynch
iii Aksesibiltas Simbolik. Dalam hal ini
(1976)
memeperhatikan
desain ruang publik di setiap elemennya
kemampuan seseorang menuju ke tempat
mewakili untuk siapa dan tujuan apa ruang
orang lain, ke tempat kegiatan, kesumber
itu ada. Misalnya, adanya jalur pedestrian
daya yang ada, ke tempat pelayanan, ke
seharusnya dipergunakan untuk
tempat informasi, atau ke tempat yang
pejalan kaki dalam menuju ke suatu
lain.
tempat
adalah
menarik
Carr
dan
(1992).
nyaman,
Yang
prinsip
para
termasuk
termasuk aksesibiltas simbolik antara lain, Carr
(1992)
mengungkapkan
aksesibiltas
termasuk
seseorang
dalam
dalam ruang
bahwa
pencapaian dan orientasi, ketajaman,
hak
kejelasan dan kenikmatan, serta karakter
publik.
Aksesbiltas adalah kemudahan untuk
khusus.
Penelitian sebelumnya yang dijadikan
MODA TRANSPORTASI 9%
acuan oleh penulis yaitu :
16%
•
PERLETAKAN DAN BENTUK DESAIN MAIN
ENTRANCE
•
•
BIS KOTA & MOTOR BIS KOTA & MOBIL JALAN KAKI
17% 2%
PADA
BANGUNAN MAL TERBUKA
BIS KOTA
52%
3% 1%
(Studi
Kasus: Mal Cihampelas Walk dan Mal
Dari pie chart diatas dapat disimpulkan
Paris Van Java di Bandung),
bahwa untuk moda tranportasi yang paling
PENGARUH
banyak
MAIN
ENTRANCE
digunakan
responden
adalah
TERHADAP PENGUNJUNG RUMAH
sepeda motor sebesar 52%, lalu diikuti
SAKIT Studi Kasus: Koridor Jl. Dr.
oleh bis kota yaitu sebesar 17%, kereta api
AKSESIBILITAS
sebesar 16% responden, mobil sebesar TERHADAP
8%, kombinasi bis kota & mobil sebesar
PENGUNJUNG
3%, pejalan kaki sebesar 2%, dan yang
BIOSKOP STUDI KASUS BIOSKOP
paling sedikit digunakan adalah kombinasi
PLAZA 21 SEMARANG.
bis kota & motor sebesar 1%.
KAJIAN
SIRKULASI
KENYAMANAN
3. ANALISIS PEMBAHASAN
Bila digambarkan lagi lebih lanjut dapat digambarkan pola sirkulasi masuk gedung
Dari kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis didapatlah data sebagai berikut :
90
JUMLAH RESPONDEN
5
10
LENGKAP
21%
berdasarkan
moda
transportasi
yaitu
sebagai berikut.
BEKERJA DI GRAHA MANDIRI Potensi
TIDAK LENGKAP TIDAK KEMBALI
konflik
YA
79%
TIDAK
Potensi
konflik Potensi
Dari Pie chart diatas dapat diketahui bahwa
kuesioner
yang
disebar
konfli k
105
kuesioner, data kembali sebesar 100 kuesioner, kuesioner
hingga yang
didapat
dapat
Dari gambar diatas dapat diketahui karena
dianalisis lebih lanjut sebesar 90 kuesioner
tidak adanya pembagian antara sirkulasi
(n=90).
diketahui
pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan maka
komposisi responden yaitu 79% yang
dapat menimbulkan tiga titik konflik yang
bekerja di Gedung Graha Mandiri dan 21%
dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas
yang tidak bekerja di Gedung Graha
sirkulasi masuk dari pejalan kaki, yang
Mandiri.
terdapat di pintu masuk kawasan Imam
Selain
lengkap
jumlah
itu
dapat
dan
Bonjol, di depan Pintu Masuk SBI dan di
depan
Pintu
Masuk
Secondary.
kawasan gedung memiliki
porsi yang
berbeda dibandingkan saat memasuki kawasan gedung dikarenakan untuk pintu masuk Imam Bonjol bagi kendaraan Poten si konflik
bermotor hanya sebagai pintu masuk Poten si
kawasan saja, jadi proporsinya menjadi
konfl
berubah, dengan jumlah tertinggi yaitu di pintu keluar kawasan belakang (es kelapa) sebesar 40%, pintu masuk kawasan belakang (kaki lima) sebesar 39%, pintu Dan selanjutnya lagi lebih lanjut dapat
keluar SBI sebesar 13% dan pintu masuk
digambarkan pola sirkulasi keluar gedung
Imam Bonjol sebesar 8%.
berdasarkan
moda
transportasi
yaitu
sebagai berikut. 42%
PINTU MASUK YANG SERING DIGUNAKAN PINTU MASUK UTAMA IMAM BONJOL
48%
PINTU MASUK BELAKANG
Dari gambar diatas dapat diketahui karena
PINTU KELUAR YANG SERING DIGUNAKAN PINTU MASUK UTAMA IMAM BONJOL
40%
40%
tidak adanya pembagian antara sirkulasi
17%
1%
PINTU MASUK BELAKANG PINTU SBI
PINTU SBI LIFT BASEMENT
11%
1%
LIFT BASEMENT
pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan maka dapat menimbulkan dua titik konflik yang
Dari pie chart diatas dapat disimpulkan
dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas
bahwa pintu masuk utama di Jalan Imam
sirkulasi masuk dari pejalan kaki di depan
Bonjol bukanlah pintu masuk yang sering
Pintu Masuk SBI dan di depan Pintu
digunakan
Masuk Secondary.
sebesar 17% yang selalu melewati pintu
oleh
responden
karena
masuk utama jalan Imam Bonjol, untuk PINTU KELUAR KAWASAN 39% 40%
13%
8%
PINTU MASUK KAWASAN
Pintu Masuk Kawasan Imam Bonjol Pintu masuk kawasan SBI
36%
27%
Pintu masuk kawasan Belakang Kaki Lima
32%
5%
Pintu Masuk Kawasan Imam Bonjol Pintu masuk kawasan SBI Pintu masuk kawasan Belakang Kaki Lima Pintu masuk kawasan belakang Es Kelapa
pintu masuk yang sering dilewati yaitu pintu masuk secondary sebesar 42%, diikuti oleh pintu masuk SBI sebesar 40%, dan sebesar 1%
yang melewati lift
basement.
Dari pie chart diatas dapat disimpulkan
Selain itu dapat diketahui bahwa Pintu
bahwa
Keluar
saat
responden
kawasan gedung memiliki
memasuki porsi yang
yang
sering
digunakan
saat
responden keluar gedung memiliki porsi
hampir merata dengan jumlah tertinggi
yang
yang dilalui adalah pintu masuk kawasan
memasuki gedung, dan untuk pintu masuk
belakang (es kelapa) sebesar 36%,pintu
utama Imam Bonjol mengalami penurunan
masuk Imam Bonjol sebesar 32%, pintu
menjadi sebesar 11%, dan untuk jumlah
masuk kawasan belakang (kaki lima)
terbanyak tetap dimiliki oleh pintu masuk
sebesar 27% dan pintu keluar SBI sebesar
secondary dengan jumlah sebesar 48%,
5%.
dapat
diikuti oleh pintu masuk SBI dengan
disimpulkan bahwa saat responden keluar
jumlah sebesar 40%, dan sebesar 1%
Dari
pie
chart
diatas
berbeda
dibandingkan
saat
yang
melewati
lift
basement.
Bila
menjawab
dekat
dengan
dipersentasikan untuk responden yang
nongkrong
sebesar
melewati pintu utama Imam Bonjol untuk
sebesar 1%, lebih dekat sebesar 1%,
memasuki gedung yaitu sebesar 17%
mudah dijangkau sebesar 1% dan untuk
akan didapat nilai sekitar 15 orang
olahraga sebesar 1%.
1%,
tempat
dekat
toilet
responden, yang bila dilihat dari gambar Untuk melakukan analisis deskriptif ini
berikut:
penulis menggunakan program statistik Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa responden yang selalu melewati
SPSS,
17%
atau, responden
kumpulan
Reliability Statistics
yang
ALASAN PEMILIHAN PINTU MASUK
menghasilkan
output yang siap diinterpretasikan yaitu :
pintu masuk utama jalan Imam Bonjol sebesar
yang
N of Cronbach's Alpha Items 0,928 7 Tabel 5.4. Tabel Reliability Statistik Variabel X
dekat drop off
Sumber : SPSS
dekat parkir
49%
dekat stasiun/halte
29%
dekat tempat nongkrong
1% 17% 1% 1%
1% 1%
dekat toilet lebih dekat mudah dijangkau untuk olahraga
melewati pintu utama Imam Bonjol untuk keluar gedung yaitu sebesar 11%, yang bila dilihat dari tabel diatas mengenai parameter
dari
Item-Total Statistics
efektivitas
maka
Fungsi Ingress Estetika Keamanan Security Cuaca Material
Scale Mean if Item Deleted 20,3 20,41 20,63 20,48 20,47 20,42 20,36
Scale Variance Corrected if Item Item-Total Deleted Correlation 16,707 0,749 16,559 0,76 16,01 0,8 15,825 0,832 17,151 0,714 16,966 0,814 17,49 0,75
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0,919 0,918 0,915 0,911 0,923 0,914 0,92
EFEKTIVITAS (%)
KRITERIA
0-20
Sangat Tidak Efektif
Sumber : SPSS Dari data diatas dapat diketahui bahwa
20,1-40
Tidak Efektif
nilai Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,928
40,1-60
Cukup Efektif
60,1-80
Efektif
80,1-100
Sangat Efektif
penggunaan pintu masuk utama dari tabel diatas mengenai parameter dari efektivitas maka penggunaan pintu masuk utama sebagai pintu masuk dan pintu keluar responden dapat dikategorikan sebagai sangat tidak efektif.
Tabel 5.5. Item-Total Statistis Variabel X
yang artinya bahw nilai reliabilitas dari item variabel x sangat tinggi, Dari uji reliabilitas dapat diketahui nilai korelasi antara tiap item dengan skortotal item. Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 90 atau df = 88, maka didapat r tabel sebesar 0,2072 (lihat pada lampiran). Untuk variabel X atau
Dari pie chart diatas dapat diketahui
Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan
bahwa alasan pemilihan pintu masu
setiap itemnya memiliki nilai diatas 0,2072
gedung oleh responden yaitu karena dekat
sehingga dapat dikatakan bahwa semua
dengan parkir sebesar 49%, dekat dengan
item valid.
stasiun/halte sebesar 29%, dekat dengan drop off sebesar 17%, dan sisanya
peubah – peubah asal. Bila kurva masih Reliability Statistics
curam,
N of Items
Cronbach's Alpha 0,91 7 Tabel 5.6. Tabel Reliability Statistik Variabel Y
Kegunaan Kepuasan Kreatif Intensitas Jarak Waktu Rambu
petunjuk
untuk
sudah landai, akan ada petunjuk untuk menghentikan penambahan komponen,
Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted 17,546 18,033 17,036 17,104 17,438 17,656 17,55
ada
menambahkan komponen. Bila kurva
Sumber : SPSS
Scale Mean if Item Deleted 19,6 19,3 19,44 19,44 19,33 19,39 19,42
akan
Corrected Item-Total Correlation 0,615 0,756 0,747 0,793 0,72 0,777 0,727
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0,911 0,895 0,895 0,89 0,898 0,892 0,897
walaupun penilaian curam/landai bersifat subjektif peneliti. Dari scree plot di atas, terlihat
pada
terbentuk,
saat
kurva
satu
masih
komponen
menunjukkan
kecuraman, setelah melewati titik ke-2, garis kurva sudah mulai landai, semakin ke kanan akan semakin landai. Dari
Tabel 5.7. Item-Total Statistis Variabel Y
Dari data diatas dapat diketahui bahwa Sumber : SPSS
penjelasan di atas, dapat kita tarik
nilai Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,91
kesimpulan
yang artinya bahw nilai reliabilitas dari item
komponen atau faktor yang terbentuk.
bahwa
terdapat
dua
variabel y sangat tinggi, Dari uji validitas dedapat diketahui nilai korelasi antara tiap
Setelah dilakukan rotasi faktor dengan
item dengan skortotal item. Nilai korelasi
metode varimax, diperoleh table seperti
ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel
yang
dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2
Component
sisi dan jumlah data (n) = 90 atau df = 88,
perbedaan nilai korelasi variabel dengan
maka didapat r tabel sebesar
setiap
0,2072
tertera
di
atas
Matrix,
faktor
yaitu
Rotated
dimana
terdapat
sebelum
dan
sesudah
(lihat pada lampiran). Untuk variabel Y
dilakukan rotasi varimax. Terlihat bahwa
atau Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki
loading
setiap itemnya memiliki nilai diatas 0,2072
memberikan
sehingga dapat dikatakan bahwa semua
diharapkan dan setiap faktor sudah dapat
item valid.
diinterpretasikan dengan jelas. Terlihat pula
faktor
yang
arti
bahwa
dirotasi
telah
sebagaimana
yang
setiap
variabel
hanya
berkorelasi kuat dengan salah satu faktor saja (tidak ada variabel yang korelasinya < 0,5 di kedua faktor). Dengan demikian, lebih tepat digunakan loading faktor yang telah dirotasi sebab setiap faktor sudah dapat menjelaskan keragaman variabel awal dengan tepat dan hasilnya adalah sebagai berikut. Gambar 5.13. KurvaScree Plot Sumber salah : SPSS satu alternatif Scree Plot adalah
yang dapat digunakan untuk membantu peneliti menentukan berapa banyak faktor terbentuk yang dapat mewakili keragaman
kedua faktor yang terbentuk sudah tepat
Rotated Component Matrixa Component Zscore(Fungsi)
1 2 0,742 0,303
Zscore(Ingress) Zscore(Estetika)
0,748 0,338 0,806 0,304
Zscore(Keamanan) 0,794 Zscore(Security) 0,788 Zscore(Cuaca) 0,747 Zscore(Material) 0,734 Zscore(Kegunaan) 0,168 Zscore(Kepuasan) 0,694 Zscore(Kreatif) 0,836 Zscore(Intensitas) 0,656 Zscore(Jarak) 0,32 Zscore(Waktu) 0,432 Zscore(Rambu) 0,412 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
0,34 0,161 0,45 0,354 0,808 0,463 0,354 0,54 0,79 0,725 0,717
karena memiliki korelasi yang tinggi pada diagonal – diagonal utamanya. Dalam pembahasan rancangan analisis selanjutnya akan dilakukan pembahasan mengenai
analisis
memberikan gambaran data mengenai jumlah
data,
data
minimum,
data
maksimum, mean dan standar deviasi dari Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan sebagai variabel X dan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki sebagai variabel.
Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X)
: SPSS Faktor 1 , yaitu korelasi yang Sumber kuat dengan
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Fungsi, Ingress, Estetika, Keamanan, Material,
dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel Component Faktor 1 Tabel5.12. , beberapa variabel yang memiliki
Security, Cuaca,
deskriptif
Kepuasan,
Kreatif dan Intensitas. Faktor 2, terdapat beberapa variabel yang
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y)
90 23,84
90 22,66
4,736 0,137 0,137 -0,088 1,3 0,068
4,842 0,134 0,134 -0,121 1,269 0,08
Tabel 5.15. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : SPSS Dari kolom Kolmogorov-Smirnov diatas
memiliki korelasi yang kuat dengan Faktor
maka dapat diketahui nilai signifikansi
2 , yaitu variabel Kegunaan, Jarak, Waktu,
untuk Penentuan Pintu Masuk Utama
Rambu.
Bangunan yaitu sebesar 0,068 dan nilai signifikansi
Component Transformation Matrix Component 1 2 1 0,813 0,583 2 -0,583 0,813 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
dari
dan
Efisiensi
dan
Efektivitas Pejalan Kaki yaitu sebesar 0,080. Dari penjelasannya sebelumnya dapat diketahui bahwa untuk mengetahui apakah variabel tersebut mempunyai nilai
Tabel 5.13. Tabel ComponenTransformation Matrix
Tabel ComponentSumber Transformation Matrix : SPSS berfungsi untuk menunjukkan apakah faktor-faktor yang terbentuk sudah tidak memiliki korelasi lagi satu sama lain atau orthogonal.
Bila
dilihat
dari
table
Component Transformation Matrix, nilai – nilai korelasi yang terdapat pada diagonal utama
berada
di
atas
0,5
yaitu
0,813;0,813. Hal ini menunjukkan bahwa
yang signifikan
atau tidak yaitu dengan melihat apakah
maka semakin tidak bagus pula Efisiensi
variabel tersebut memiliki nilai signifikansi
dan Efektivitas Pejalan Kaki. Hal ini dapat
yang lebih besar dari 0.05 ( >0.05) dari
terjadi bila faktor lain tidak mempengaruhi
hasil diatas telah diketahui bahwa nilai
Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki
signifikansi dari Penentuan Pintu Masuk
secara signifikan.
Utama Bangunan lebih dari 0.05 dan
Coefficientsa
Efektivitas Sirkulasi Pejalan Kaki juga
Model
Unstandardize d Coefficients
melebihi dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel Penentuan Pintu
Masuk
Efektivitas
Utama
Bangunan
dan
Pejalan
Kaki
Sirkulasi
1 (Constant) Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X)
Standardized Coefficients
B 2,068
Std. Error 1,419
Beta
0,863
0,058
0,844
t
Sig.
1,458
0,148
14,79
0
berdistribusi normal. a. Dependent Variable: Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y) Correlations Penentuan Pintu Masuk Utama Efisiensi dan Bangunan Efektivitas Pejalan (X) Kaki (Y) Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan (X)
Pearson Correlation
1
| t tabel sebesar 1,99
0 90
90
Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki (Y)
Pearson Correlation ,844** Sig. (2-tailed) 0 N 90 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1
Gambar 5.14. KurvaConfidence Coeffcien 90
Dari pembahasan diatas maka dapat Sumber : SPSS
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) Tabel 5.16. Tabel Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson diatas maka akan korelasi (r) Sumberdiperoleh : SPSS antara Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan
dengan
Sumber : SPSS Ý = 2,068+ 0,863X
,844**
Sig. (2-tailed) N
Tabel Ý = a5.18. + bTabel X Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Efisiensi
dan
Efektivitas Pejalan Kaki adalah sebesar 0,844. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang tinggi antara Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin bagus nilai dari Penentuan Pintu Masuk Utama
disimpulkan bahwa HO
ditolak
Oleh
karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (14,790 >1.99), artinya bahwa ada pengaruh
secara
signifikan
antara
Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan dengan Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki pada Gedung Graha Mandiri Jakarta.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Bangunan maka semakin bagus pula Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki dan
Dari hasil analisis penelitian ini penulis
bila
memberikan kesimpulan yaitu:
semakin
tidak
bagus
nilai
dari
Penentuan Pintu Masuk Utama Bangunan
•
•
Dari segi aksesibilitas untuk pejalan
Dari tujuh faktor variabel Penentuan
kaki di gedung Graha Mandiri Jakarta
Pintu Masuk Utama Bangunan dan
mudah
tujuh faktor variabel terhadap Efisiensi
untuk
dicapai
dikarenakan
semua pintu masuk kawasan dan pintu
dan
keluar kawasan dapat diakses dengan
selanjutnya
mudah oleh pejalan kaki.
kuesioner yang berbentuk kuantitatif
Walaupun
mudah
Pejalan
dilakukan
Kaki analisis
menggunakan SPSS dengan hasil
sirkulasi pejalan kaki tidak terpisah
bahwa HO ditolak karena nilai t hitung
dengan
sirkulasi
dicapai
Efektivitas
karena
kendaraan
harus
lebih besar dari nilai t tabel (14,790
pembeda
antara
>1.99), artinya bahwa ada pengaruh
sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi
secara signifikan antara Penentuan
kendaraan, dan rambu pembeda ini
Pintu
hanya terdapat di pintu kawasan Dr
terhadap
Kusuma Atmadja saja.
Pejalan Kaki.
dibuatkan
•
•
rambu
Dari penjelasan di bab tinjauan pustaka
•
Masuk
Utama
Efisiensi
dan
Bangunan Efektivitas
Dari hasil analisis kuesioner dalam
dan dari kuesioner penelitian dapat
bentuk kualitatif, untuk tingkat efisiensi
diketahui
yang
dari Penentuan Pintu Masuk Utama
Graha
yaitu sebesar 16,67% responden saja
Mandiri Jakarta. Dalam menentukan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel
Masuk
Pintu Masuk Utama tidak efisien.
Utama Bangunan dibagi menjadi tujuh
Sedangkan untuk segi efektivitas dapat
faktor, yaitu : Function of the building,
disimpulkan efektivitas dari Penentuan
Ingress
Pintu
faktor-faktor
mempengaruhi
di
Gedung
Penentuan
and
Pintu
egress
capacities,
Masuk
Utama
dapat
Importance of the entrance as an
dikategorikan sebagai sangat tidak
aesthetic design element, safety and
efektif karena hanya 17% responden
ease of operation under all loading
yang
condition,
Security
gedung dan 11% responden yang
unauthorized
entry,
against Maintenance
menggunakan
saat
masuk
menggunakan saat keluar gedung.
requirements and weather tightness, Dari hasil analisis penelitian ini penulis
Budget considerations. •
Sedangkan untuk variabel Efisiensi dan Efektivitas Pejalan Kaki dibagi menjadi tujuh faktor yaitu : Efisiensi jarak
pencapaian,
Pencapaian,
Efisiensi Waktu
Penerapan
Elemen
Sirkulasi, Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, Tingkat kepuasan yang diperoleh, Produk kreatif, Intensitas yang akan dicapai.
memberikan saran yaitu: •
Walaupun
pintu
masuk
utama
bangunan di jalan Imam Bonjol dinilai sangat tidak efektif dan tidak efisien, namun keputusan pengelola gedung untuk membuka akses pejalan kaki yang bisa melewati semua pintu site (baik masuk dan keluar) maupun saat melewati pintu masuk secondary dan pintu masuk ballroom sudah tepat
karena
dengan
dibukanya
akses
Richard.
2012.
STUDI
tersebut sangat membantu pejalan
EFEKTIFITAS
kaki, sehingga pejalan kaki tidak harus
PENYEBERANGAN (Studi Kasus : Jalan
memutar
Sisingamaraja
jauh
untuk
memasuki
gedung. •
Andreas,
Namun
JEMBATAN
Medan).
Tugas
Akhir
Universitas Sumatera Utara. Medan dengan
dibukanya
semua
akses dapat menimbulkan masalah seperti
masalah
kemungkinan
terjadinya konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak
C Ching, FDK. 2000. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Edisi kedua (terj.). Jakarta: Erlangga Carr, Stephen. 1973. City Sign and Lights. Cambridge: MIT Press.
rambu, membedakan jalur pejalan kaki dengan
•
membedakan
warna
dan
Faroga, Reo. 2014. PERLETAKAN DAN
menambah aksesibilitas untuk orang
BENTUK
dengan kebutuhan khusus.
UTAMA
Masalah lain yang timbul yaitu masalah
TERBUKA (Studi Kasus: Mal Cihampelas
keamanan karena dengan terbukanya
Walk dan Mal Paris Van Java di Bandung.
akses membuat gedung menjadi rawan
E-Journal Graduate Unpar,)
DESAIN PADA
PINTU
MASUK
BANGUNAN
MAL
akan kejahatan, oleh karena itu harus diadakan
penempatan
petugas
keamanan di setiap pintu akses dan di setiap pintu masuk bangunan minimal satu orang petugas keamanan. Dengan adanya penambahan rambu dan penambahan petugas keamanan gedung
dapat
pengeluaran
menambah
gedung,
baik
biaya yang
bersifat rutin maupun tidak rutin. Dan
Hakim, Rustam. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap,
Marlindo.
2010.
Perilaku
Perjalanan Penduduk Dengan Pilihan Moda Trasport asi Di Perbatasan Kota: Studi Kasus Perbatasan Kota Medan Bagian Timur. Thesis Universitas Sumatra Utara. Medan
ini merupakan konsekuesi yang harus
Hardiman,
Gagoek.,
diterima oleh pengelola gedung.
PENGARUH
PINTU MASUK UTAMA
TERHADAP
AKSESIBILITAS
5. REFERENSI
dkk.
2013.
A, Kertagama. 2001. Kajian Sirkulasi
PENGUNJUNG RUMAH SAKIT. (Studi
Terhadap
Kasus: Koridor Jl. Dr. Soetomo dan Jl.
Efisiensi
dan
efektivitas
Pengunjung Bioskop Studi Kasus Bioskop
Kariadi
Plaza 21 Semarang, universitas Katolik
NALARs Volume 12 No 2 Juli 2013.
Soegija pranata. Semarang.
Semarang).
Jurnal
Arsitektur
Hatmoko. 2003. Seminar “ Arsitektur
Allen and Karoly. 1976. Hospital Planning
Rumah
Handbook,
Implementasi dan Evaluasi ,MMR UGM.
Publication
A
Wiley-Interscinence
Sakit
:
Perencanaan,
Hari M,
Aditya. 11 September 2014.
Tapak-Lanskap
Sirkulasi.
http://vote-
Neuvert .1999. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2. PT Erlangga
mydaily.blogspot.com/2009/10/tapakPERATURAN
lanskap-sistem-sirkulasi.html.
UMUM
MENTERI
(London
:
PEKERJAAN NOMOR
Hepler, Dana J., dkk. 2013. Drafting and
3/PRT/M/2014,
Design for Architecture & Construction 9th
PERENCANAAN, PENYEDIAAN, DAN
edition. Delmar, Cengage Learning.
PEMANFAATAN PENYEDIAAN,
http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/ teori-analisis-faktor-factor-analysis.html. 21 Desember 2014
tutorial-contoh-kasus-analisis-faktor.html. 21 Desember 2014 Danoe.
DAN
2006.
PENGARUH
TERHADAP EFISIENSI
EFEKTIVITAS
PEJALAN
KAKI
(Studi Kasus: Penggal Jalan Pandanaran, dimulai
dari
jalan
PRASARANA, DAN
PEMANFAATAN
PRASARANA DAN SARANA JARINGAN PEJALAN
KAKI
DI
KAWASAN
Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri
Belajar
Analisis
SPSS.
Statistik
dengan
Yogyakarta: Mediakom.
ELEMEN-ELEMEN PELENGKAP JALUR PEDESTRIAN
PEDOMAN
PERKOTAAN
http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/
Iswanto,
TENTANG
:-
Randusari
Pynkyawati, Theresia, dkk. 2014. KAJIAN EFISIENSI DESAIN SIRKULASI PADA FUNGSI BANGUNAN MALL DAN HOTEL BTC. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Bandung.
hinga
Kawasan Tugu muda) . Enclosure Volume
Suragawa, Huggo. 2010. EFEKTIVITAS
5 no. 1 Maret 2006.
BADAN
PELAYANAN
PERIZINAN
TERPADU (BPPT) KOTA BANDUNG Jefferis, Alan and David A. Madsen. 2010. Architectural Drafting and Design 6th edition. Delmar, Cengage Learning. Lynch, Kevin. 1976. Managing the Sense of Region (foir et lenifier). Cambridge: MIT Press. Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.
DALAM PELAKSANAAN BANDUNG ONE STOP
SERVICE
(BOSS)
PADA
PELAYANAN INFORMASI PERIZINAN DI KOTA BANDUNG. Skripsi Universitas Komputer Indonesia. Bandung. Wulandari,
Widya.
2006.
EKSPRESI
SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR DENGAN TRUSS
MENGGUNAKAN PADA
SPACE
BANGUNAN
Nainggolan, Samuel M. 2014. Bangkitan
GELANGGANG OLAHRAGA. Tugas Akhir
Perjalanan di Kecamatan Lubuk Pakam
Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Dengan Metode Klasifikasi Silang. Student Papers Universitas Sumatra Utara.
Undang
Undang
Republik
Indonesia
Nomer 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
www.google.co.id/maps, 29 Oktober 2014
www.pustaka.pu.go.id.direktori
istilah
bidang pekerjaan umum. 7 September www.google.co.id/maps, 30 Oktober 2014
2014 www.kbbi.web.id. 11 September 2015.