PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA YAMAHA INDRA MOTOR BANJARAN BANDUNG Willy Hardi Ginandar UNIKOM ABSTRACT Research done on consumer products Yamaha indra motor. phenomenon is that the growing business in Bandung, one of which is the product Yamaha. many strategies to achieve the desired targets, such as building brand strength, increase in consumers attitudes in buying. But Yamaha sales decline in associate with consumer motivation, perception quality, to easily to switch over looking away consumers to other product. Purpose of this study was to determine how much the Influence Of Motivation Consumers And Perception Quality Against The Attitude Of Consumers In Buying Yamaha Motorcycle In Yamaha Indra Motor Banjaran Bandung. Methods used in this study is qualitative and quantitative methods. unit of analysis in this research is that consumers totaled 862 for 36 month with a sample of 90 respondents. Statistical test used is the calculation of correlation Person, path analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the help an application program SPSS 20.0 for windows. Influence Of Motivation Consumers Against The Attitude Of Consumers a significant positive impact that is 9.29%, as well as the influence of Perception Quality Against The Attitude Of Consumers In Buying significant positive impact that is 9.61%, and the influence The Attitude Of Consumers In Buying Yamaha Motorcycle advantage and a significant positive impact is .This means that Motivation Consumers and Perception Quality can make a competitive The Attitude Of Consumers. Keywords: Motivation Consumers, Perception Quality and Attitude Of Consumers. .
untuk bertindak
PENDAHULUAN
agar tidak kalah bersaing.
Perkembangan bisnis dalam usaha dewasa ini
Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis
telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan
semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang
di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan
tepat untuk memenuhi target polume penjualan.
bisnis yang semakin ketat yang mengakibatkan
Dengan
perubahan perilaku konsumen didalam mengambil
memahami
keputusan
sasarannya karena kelangsungan hidu perusahaan
untuk
membeli
suatu
produk.
demikian
Mengingat perkembangan ekonomi yang semakin
tersebut
dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepet
memenuhi
setiap
perilaku
sebagai
konsumen
organisasi
kebutuhan
perusahaan
dan
pada
yang
harus pasar
berusaha
keinginan
para
konsumen
sangat
tergantung
pada
perilaku
konsumennya (tjiptono, 2001).
lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien, pencegahan polusi, dan pendaur ulangan,
Bisnis industri sepeda motor berperan penting
(3). Menurunnya data beli konsumen sejak
untuk mempercepat aktipitas yang dilakukan oleh
terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, dimana
masyarakat. Saat ini dijalan raya kepadatan dan
semua
kemacetan yang menjadi salah satu indicator
persaingan bisnis yang semakain ketat, sehingga
pesatnya pertumbuhan kendaraan sepeda motor
akan mempengaruhi perilaku konsumen yang
dan mobil di Indonesia. Hal ini menjadikan pasar
meliputi 3 hal yaitu: (1). Konsumen mempunyai
otomotif khususnya sepeda motor sangat besar
perhatian yang lebih besar terhadap kualitas dan
dan sangat menarik, apa lagi dihubungkan dengan
nilai, (2). Waktu akan sangat berharga bagi
jumlah prodik diindonesia yang semakin hari
konsumen, (3). Kesadaran konsumen terhadap
semakin bertambah.
harga semakain besar (Dharmmesta, 1999).
perusahaan
tersebut
mengakibatkan
Dengan variasinya produk yang ditawarkan
Dalam meningkatkan persaingan masing-
dipasaran, ini membuat konsumen harus lebih
masing perusahaan harus dapat memenangkan
selektif dalam memilih suatu produk dengan
persaingan tersebut dengan menampilkan produk
merek apa yang paling mampu memenuhi
yang
kebutuhannya. Sehingga akan sampai pada tahap
konsumen yang selalu berkembang dan berubah-
dimana
untuk
ubah
hanya
perkembangan jaman dan semakin meningkatnya
berdasarkan fungsi dasarnya (Primary Demand)
kebutuhan alat transpotasi membawa angin segar
saja, tetapi hal ini berkembang menjadi keinginan
bagi perusahaan otomotif terutama di bidang
sekunder (Secondary Demand) yaitu keinginan
sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh
untuk menggunakan suatu produk dengan merek
banyak orang selain harganya terjangkau dan
tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan paling
mudah perawatannya. Persaingan yang semakin
baik.
ketat terjadi di dalam dunia otomotif khususnya
seorang
menggunakan
konsumen
suatu
memilih
produk
tidak
Kondisi yang selalu berubah mengakibatkan
produk
terbaik
(Kotler,
sepeda
dan
dapat
2000).
motor
memenuhi
Seiring
karena
selera
dengan
produk
ini
para pemasok mengalami kesulitan di dalam
merupakan alat transportasi darat yang paling
membentuk dan menciptakan pelanggan yang
dominan banyak dimiliki dan dibutuhkan oleh
loyal.
Perubahan
ini
juga
masyarakat. Memang tidak mudah menjadi yang
pergeseran
dari
terbaik selain harus menyediakan kualitas terbaik
perekonomian diantaranya, seperti: (1). Dari
juga ada faktor pola perilaku konsumen yang tidak
produksi yang mengandalkan kemajuan teknologi
mudah ditebak apalagi di Indonesia yang terdiri
beralih
dari banyak pulau, sehingga memiliki ragam pola
mengakibatkan
pada
dari
terjadinya
kepuasan
kondisi
konsumen
yang
mengutamakan pelayanan, (2). Dari konsumsi
perilaku yang berbeda pula.
yang menekankan pada kepuasan beralih ke konsumsi yang menekankan pada pelestarian
TUJUAN
Menganalisis motivasi konsumen, persepsi
sesunguhnya
dirasakan.
Kebutuhan
yang
kualitas yang diduga berpengaruh terhadap sikap
dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk
konsumen dalam membeli menjadi sangat penting
melakukan
untuk meningkatkan penjualan sepeda motor
tersebut (Sumarwan, 2004).
Yamaha di Banjaran Bandung. Motivasi yang
tindakan
Dalam
memenuhi
bidang
kebutuhan
pemasaran
motivasi
mendasari seseorang untuk melakukan keputusan
pembelian adalah pertimbangan pertimbangan dan
pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya
pengaruh
terhadap
sikap
melakukan pembelian (Sigit, 2002). Motivasi
seseorang dalam menilai suatu objek yang akan
pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan
diminati dan untuk dimiliki.
emosional. Motivasi rasional adalah pembelian
apa
yang
diinginkan
serta
yang
mendorong
orang
untuk
yang didasarkan kepada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen
TEORI MOTIVASI Menurut Schiffman dan Kanuk (2000)
dan merupakan atribut produk yang fungsional
“Motivation can be described as the driving force
serta objektif keadaannya misalnya kualitas
within individuals that impels them to action”.
produk, harga produk, ketersediaan barang,
Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong
efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima.
dalam diri seseorang yang memaksanya untuk
Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian
melakukan suatu tindakan. Sedangkan Handoko
berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang
(2001) mengatakan bahw motivasi adalah suatu
dapat
keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan
dengan memiliki suatu barang tertentu dapat
individu untuk melakukan keinginan tertentu guna
meningkatkan status sosial,
mencapai tujuan.
menjadikan
Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi
ditangkap
oleh
pancaindera
pembeli
misalnya
peranan merek
menunjukkan
status
ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif
konsumen adalah keadaan di dalam pribadi
dan
seseorang yang mendorong keinginan individu
mengambil keputusan untuk membeli suatu
untuk
guna
produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi
jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan
pada diri seseorang akan menunjukkan suatu
emosional.
melakukan
kegiatan-kegiatan
simbolik.
Pada
saat
seseorang
akan
perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.
TEORI PERSEPSI KUALITAS
Dari beberapa definisi tersebut dapat
Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai
disimpulkan bahwa motivasi muncul karena
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas
kebutuhan
atau keunggulan dari suatu produk atau jasa
yang
dirasakan
oleh
konsumen.
Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen
layanan
yang
berkaitan
dengan
apa
yang
merasakan ketidaknyamanan (state of tension)
diharapkan oleh pelanggan (Zeithaml dalam
antara yang seharusnya dirasakan dan yang
Muafi dan Effendi, 2001). Sedangkan menurut
Durianto, et al. (2004) pembahasan perceived
kesediaan konsumen tersebut untuk akhirnya
quality pelanggan terhadap produk dan atau
membeli (Chapman dan Wahlers, 1999).
atribut yang dimiliki produk (kepentingan tiap
Garvin (1998) dalam Lindawati (2005)
pelanggan berbeda). Lebih lanjut Cleland dan
mengungkapkan ada
Bruno dalam Simamora (2002) mengemukakan
produk, yaitu: (1). Performance, yang meliputi
tiga prinsip tentang persepsi terhadap kualitas
karakteristik operasi dari suatu produk; (2).
yaitu:
Features, merupakan tambahan untuk menjadi
1. Kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen
pembeda yang penting untuk dua produk yang
terhadap suatu produk mencakup tiga aspek
tampak
utama yaitu produk, harga, dan nonproduk.
specifications
2. Kualitas ada kalau bisa di persepsikan oleh konsumen. 3. Perceived
sama;
tujuh dimensi kualitas
(3). or
Conformance
the
absence
with of
the
defects,
merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur yang berorientasi tradisional; (4).
quality
diukur
secara
relatif
terhadap pesaing.
Reliability, pembelian
yaitu satu
konsistensi ke
pembelian
kinerja
dari
lainnya
dan
Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu
presentase waktu yang dimiliki produk untuk
yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek
berfungsi sebagaimana mestinya; (5). Durability,
dipersepsikan
diketahuinya
mencerminkan umur ekonomis suatu produk; (6).
persepsi pelanggan terhadap kualitas dari merek
Serviceability, mencerminkan kemampuan suatu
yang dimiliki maka perusahaan dapat menentukan
produk dalam memberikan layanan; dan (7). Fit
langkah-langkah apa yang dapat diambil guna
and Finish, yaitu mengarah pada penampilan
memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek
mutu.
sehingga
dengan
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Persepsi
Zeithaml, et al. (1990) dalam Lindawati
kualitas dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu
(2005)
mengungkapkan
dalam bentuk kualitas produk dan kualitas jasa
peralatan, personal, dan alat-alat komunikasi; (2).
(Lindawati, 2005). Persepsi terhadap kualitas yang
Reliability, yaitu kemampuan untuk mengerjakan
positif dapat dibangun melalui upaya identifikasi
jasa yang dijanjikan secara mandiri dan akurat;
dimensi kualitas yang dianggap penting oleh
(3). Competence, yang meliputi ketrampula dan
pelanggan, dan membangun persepsi terhadap
pengetahuan
kualitas pada dimensi pentingmerek tersebut
melaksanakan pelayanan; Responsiveness, yang
(Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007). Jika
berupa kemampuan untuk menolong pelanggan
suatu produk mempunyai persepsi kualitas yang
dan memberikan pelayanan yang sesuai; (5).
jelek maka akan berpengaruh terhadap merek dari
Courtesy,
produk tersebut juga akan menjadi jelek. Ini
kesadaran, dan sifat bersahabat dari personal; (6).
berarti bahwa semakin tinggi yang dirasakan oleh
Credibility, yang mencakup kata-kata yang dapat
konsumen, maka akan semakin tinggi pula
dipercaya, jasa dapat yang dapat dipercaya, dan
yang
antara
lain
ada
fasilitas
dibutuhkan
berupa
fisik,
untuk
kesopanan,
sifat bersahabat dari personal; (7). Security, yaitu
bebas dari bahaya, risiko dan keraguan; (8).
berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam
Acces, yaitu dekat dan mudah untuk saling
membangun persepsi terhadap kualitas (Aaker
berhubungan; (9). Communication, yaitu memberi
dalam Durianto, et al., 2004):
informasi pada pelanggan
1. Komitmen terhadap kualitas
Understanding The
Customer, yang berusaha untuk mengetahui
2. Budaya kualitas
pelanggan dan kebutuhan pelanggan.
3. Informasi masukan dari pelanggan
Untuk kelas produk tertentu, dimensi penting dapat dilihat langsung oleh pelanggan melalui penilaian kualitas secara keseluruhan
4. Sasaran/standar yang jelas 5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif Menurut Buzzel dan Gale dalam Muafi dan
misalnya banyaknya busa yang dihasilkan sabun
Effendi
(2001)
menyebutkan
mandi menandakan kemampuan membersihkan
panjang faktor tunggal yang paling penting dalam
anggota badan yang efektif. Disamping itu juga
mempengaruhi
persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang
persepsi terhadap kualitas dari produk atau jasa
dapat diaplikasikan dalam berbagai hal (Durianto,
relatif terhadap kinerja para pesaing. Dipertegas
et al., 2004), seperti:
oleh Jacobson dan Aaker dalam Muafi dan
1. Kualitas aktual atau objektif
Effendi (2001) bahwa persepsi terhadap kualitas
kinerja
suatu
bisnis
profitabilitas,
jangka
adalah
Perluasan ke suatu bagian dari produk atau
dapat
jasa yang memberikan pelayanan yang lebih
mempengaruhi
baik.
harga, mempunyai dampak langsung terhadap
2. Kualitas isi produk
menciptakan
dalam
pangsa
pasar,
dapat
mempengaruhi
profitabilitas sebagai kelanjutan dan dampaknya
Karakteristik dan kuantitas unsur, bagian atau
terhadap pangsa pasar dan harga, serta tidak
pelayanan yang disertakan.
mempengaruhi
3. Kualitas proses manufaktur
hendaknya
ikut
biaya.
Sebuah
memperhatikan
perusahaan bagaimana
Kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir
konsumen mempersepsikan atas produk-produk
yang tanpa cacat.
yang dikeluarkan, karena dengan diketahuinya
Sedemikian pentingnya peran persepsi
persepsi tersebut maka badan usaha dapat
terhadap kualitas bagi suatu merek sehingga
menentukan langkahlangkah yang dapat diambil
upaya membangun perceived quality yang kuat
untuk
perlu
agar
terhadap merek yang dimiliki badan usaha
perusahaan dapat merebut dan menaklukkan pasar
tersebut (Aaker dalam Lindawati, 2005). Lebih
di setiap kategori. Membangun persepsi terhadap
lanjut lagi menurut Aaker dalam Muafi dan
kualitas harus diikuti dengan peningkatan kualitas
Effendi
yang nyata dari produknya karena akan sia-sia
persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai-nilai
meyakinkan pelanggan bahwa kualitas merek
sebagai berikut:
produknya adalah tinggi bilamana kenyataan
1. Alasan unuk membeli
menunjukkan kebalikannya. Berikut ini adalah
2. Differensiasi atau posisi
memperoleh
perhatian
serius
memperkuat
(2001)
persepsi
menyebutkan
pelanggannya
secara
umum
3.
Harga premium
2.
The defferent threshold atau just noticeable
4. Penyaluran minat pelanggan
different yaitu perbedaan minimum yang dapat
5. Perluasan merek
dideteksi
Konsumen akan menampakkan perilakunya
diantara
dua
rangsangan
yang
muncul secara bersamaan.
setelah melakukan persepsi terhadap keputusan
Dalam persepsi banyak menggunakan
apa yang akan diambil dalam membeli suatu
panca
produk. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000)
(stimulus) dari objek-objek yang ada di sekitar
“Perception is process by which an individuals
lingkungan. Suatu stimulus, sebagai masukan
selects, organizers, and interprets stimuli into the
untuk panca indera atau sensory reception. Fungsi
a meaningfull and coherent picture of the world”.
dari sensory receptor adalah untuk melihat,
Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu
mendengarkan, mencium aroma, merasakan, dan
proses yang membuat seseorang untuk memilih,
menyentuh. Selama ini teori persepsi manusia
mengorganisasikan,
didominasi oleh dua asumsi yang diajukan yakni:
dan
menginterpretasikan
indera
untuk
menangkap
rangsangan
rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi
1. Proses pembentukan kesan dianggap bersifat
suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang
mekanis dan cenderung mencerminkan sifat
dunianya.
manusia yang memberi stimulus.
Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996)
2. Proses tersebut di bawah dominasi perasaan
mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama,
atau evaluasi dan bukan oleh pikiran atau
persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat
kognisi.
berbedabeda, hal ini disebabkan oleh adanya
Dalam hubungan antar persepsi dan perilaku
proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang
dapat dilihat dari pendapat Siagian (2006) bahwa
ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan
persepsi
dengan perilaku seseorang dalam mengambil
melalui mengenai lingkungannya. Interpretasi
keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah
seseorang mengenai lingkungan tersebut akan
satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen
sangat berpengaruh pada perilaku yang pada
adalah dengan menganalisis persepsi konsumen
akhirnya
terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita
dipandang sebagai motivasional (dorongan untuk
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi
melakukan
sesuatu).
kekuatan,
menggiatkan
perilaku
kelemahan,
kesempatan
ataupun
dapat
diungkapkan
menentukan
sebagai
faktor35
faktor
Singkatnya, orang
proses
dan
yang
motif persepsi
ancaman bagi produk kita.
menentukan arah perilakunya. Karena itu kita
Di dalam mempelajari persepsi ada dua hal yang
harus
penting, yaitu:
mempengaruhi atau membeli bentuk persepsi
1.
The absolute threshold yaitu suatu tingkatan
seseorang.
terendah dimana seseorang dapat merasaka
disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi
adanya sensasi atau nilai minimum dari suatu
konsumen adalah salah satu faktor yang sangat
rangsangan agar dapat diterima secara sadar.
penting bagi manajemen dalam sebuahperusahaan
mengetahui
Dengan
unsur-unsur
demikian,
maka
yang
dapat
untuk
menyusun
dan
menetapkan
strategi
pemasaranya.
Sementara
itu
perilaku
konsumen
dapat
dipengaruhi melalui pemasaran yang terampil
Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-
karena hal ini dapat membangkitkan motivasi
sifat rangsangan fisik, tapi juga pada pengalaman
maupun perilaku apabila hal tersebut didukung
dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman
dengan produk atau jasa didesain semenarik
dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa
mungkin dan sedemikian rupa guna memenuhi
lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan
kebutuhan pelanggan (Engel, et al., 1994).
belajar
Kemudian
seseorang
akan
dapat
memperoleh
Swasta
dan
(2000)
pengalaman. Hasil dari pengalamanyang berbeda-
menambahkan
beda, akan membentuk suatu pandangan yang
mempengaruhi perilaku konsumen itu sendiri,
berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan
disini disebutkan terdapat dua bagian besar yaitu
dalam perilaku pembelian yang berbeda pula.
faktor internal dan faktor eksternal. Untuk
Makin sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian,
makin
interpretasinya.Assael
terbatas dalam
adanya
Handoko faktorfaktor
yang
mempelajari lebih lanjut perilaku konsumen,
pula
luasan
Assael dalam Sutisna (2003) menggambarkan
Sutisna
(2003)
model perilaku konsumen yang membahas faktor-
menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu
faktor
yang
mempengaruhi
sebagai
produk melalui proses itu sendiri terkait dengan
penyempurnaan lebih lanjut dari pendapat lain
komponennya (kemasan, bagian produk, dan
sebelumnya, yaitu:
bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi
perilaku
konsumen
yang
mencerminkan produk melalui latar katakata, gambar, dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, dan penjualan)
TEORI SIKAP KONSUMEN
Gambar 1.1 Model Sikap Konsumen
Sikap konsumen merupakan tindakantindakan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut (Engel, et al., 1994). Maka dalam kehidupan sehari-hari keputusan
pembelian
yang
dilakukan
oleh
konsumen didasarkan pada pertimbangan yang berbeda-beda
satu
dengan
yang
lainnya.
Dari model diatas, dapat dijelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruh pilihan konsumen, yaitu: 1. Konsumen secara individual Pilihan untuk membeli suatu produk atau jasa dengan merek tertentu dipengaruhi oleh halhal yang ada pada diri konsumen. Seperti persepsi, karakteristik merek, sikap konsumen, kondisi
geografis,
gaya
hidup,
dan
karakteristik kepribadian akan mempengaruhi
dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat
pilihan individu terhadap berbagai alternatif
disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh
merek yang tersedia.
seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan
2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi
dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi.
oleh lingkungan yang mengitarinya. Ketika
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000)
konsumen membeli suatu merek produk,
“Motivation can be described as the driving force
mungkin disadari oleh banyak pertimbangan
within individuals that impels them to action”.
seperti
anggota
Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong
keluarga lainnya yang telah membeli terlebih
dalam diri seseorang yang memaksanya untuk
dahulu.
melakukan
meniru
teman
Jadi
ataupun
interaksi
sosial
turut
suatu
mempengaruhi pada pilihan merek produk
mendefinisikan
yang dibeli.
keadaan
3. Strategi pemasaran Pemasar konsumen
di
tindakan.
motivasi
dalam
Setiadi
(2003)
konsumen
adalah
pribadi
seseorang
yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan berusaha
mempengaruhi
dengan
kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
menggunakan
Dalam motivasi terdapat hubungan saling
stimulusstimulus pemasaran agar konsumen
berkaitan dengan faktor- faktor kebudayaan,
bersedia
sosial,
memilih
merek
produk
yang
dan
pribadi.
Faktor-faktor
tersebut
ditawarkan. Berdasarkan ketiga poin yang
membangun atau mempengaruhi motivasi pembeli
disebutkan di atas, perusahaan hendaknya
untuk
dapat
seseorang
segera
menganalisis
tanggapan
melakukan sangat
suatu
tindakan.
berhubungan
Motivasi
erat
dengan
konsumen setelah mereka membuat suatu
perilakunya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
keputusan
yang
kebudayaan, sosial, dan pribadi (Kotler 2005).
mempengaruhinya. Konsumen akan bereaksi
Selanjutnya, faktorfaktor tersebut berperan sangat
melakukan
besar
dari
tiga
pembelian
faktor
berulang
atau
pula
dalam
menghentikannya jika merasa tidak puas, dan
menentukan
peran strategi pemasaran dalam hal ini
keputusan pembelian.
melatarbelakangi
motivasinya
untuk
dan
melakukan
berperan penting sebagai ujung tombak dalam mempengaruhi keputusan konsumen.
Hubungan
Motivasi
Terhadap
Sikap
Konsumen Hubungan
Motivasi
Konsumen
dengan
produk atau jasa dapat menentukan nilai dari
persepsi kualitas Motivasi
Motivasi terhadap keseluruhan dari suatu
yang
ada
pada
seseorang
produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara
(konsumen) akan mewujudkan suatu tingkah laku
langsung kepada keputusan pembelian konsumen
yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto, et
kepuasan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang
al., 2004). Persepsi kualitas yang baik akan
mendorong
keputusan
pembelian
dan
Menurut
Lindawati
(2005)
sendiri
menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut.
menyatakan beberapa peneliti telah mencoba
Selanjutnya mengingat sikap konsumen dapat
untuk mengintegrasikan konsep kualitas produk
diramalkan maka jika sikap konsumen negatif,
sebagai dasar pembelian produk oleh konsumen
produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan
dan sebuah studi menunjukkan bahwa dengan
lama di pasar. Sebaliknya, jika sikap konsumen
adanya produk quality akan menyebabkan tingkan
positif maka produk akan disukai.
pembelian yang semakin tingi pula.
Banyak
konteks
menyebutkan
sikap
Lebih
lanjut
penelitiannya,
konsumen menjadi alasan penting pembelian serta
Vranesevic
merek
variabelnya yaitu persepsi terhadap kualitas dalam
yang
pelanggan,
mana yang
akan pada
dipertimbangkan gilirannya
akan
(2003)
dalam memasukkan
salah
satu
proses pembelian diantara alternatif yang ada
mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan
dimana
merek yang akan dibeli (Durianto, et al., 2004).
mempersepsikan merek sebagai tanda kualitasnya
Selain itu persepsi kualitas yang terkait erat
(penampilan fisik dan pengemasan, harga, dan
dengan keputusan pembelian maka persepsi
reputasi dalam jaringan penjualan). Hasil akhir
kualitas
dapat mengefektifkan semua elemen
penelitiannya menunjukkan hal yang sama bahwa
program pemasaran khususnya program promosi
persepsi atas kualitas menjadi faktor dominan
(Durianto, et al., 2004).
dalam pemilihan merek, implikasinya ditunjukkan
Sikap konsumen realitas yang dinyatakan
dalam
konsumen
fakta
akan
dimana
pertama
terjadi
kali
probabilitas
oleh konsumen dalam membuat keputusan, hal ini
peningkatan melalui tingkat pembelian serta
disebutkan Cleland dan Bruno dalam Simamora
kekuatan di dalam persaingan.
(2002) bahwa kualitas ada bila telah masuk ke
Hubungan persepsi kualitas terhadap Sikap
dalam persepsi konsumen (quality only as is
Konsumen
perceived
by
bila
Menurut Simamora (2002) bahwa di
konsumen telah mempersepsikan kualitas sebuah
dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu: 1)
produk sebagai bernilai rendah, maka kualitas
Cognitive component: kepercayaan konsumen dan
produk
pengetahuan tentang objek. Yang dimaksud objek
itu
customers)
rendah
dan
yang berarti
sebaliknya
apapun
kualitasnya. Maka disini persepsi menjadi lebih
adalah
atribut
produk,
penting dari pada realitas karena konsumen
kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk
membuat keputusannya berdasarkan persepsi
maka
bukan realitas. Menurut Schiffman dan Kanuk
mendukung sikap secara keseluruhan. 2) Affective
dalam Lindawati (2005) konsumen percaya bahwa
component:
berdasarkan evaluasi mereka terhadap kualitas
perasaan seseorang terhadap suatu objek, apakah
produk akan dapat membantu mereka untuk
objek tersebut
diinginkan atau disukai.
mempertimbangkan produk mana yang akan
Behavioral
component:
merekabeli.
kecenderungandan perilaku aktual terhadap suatu
keseluruhan
semakin
komponen
emosional
yang
kognitif
positif
akan
merefleksikan
3)
merefleksikan
objek, yang mana komponen ini menunjukkan
permintaan. Kemudian bersama-sama dengan
kecenderungan
proses kognitif (berfikir) dan pengetahuan yang
melakukan
suatu
tindakan.
Menurut Loudan dan Delabitta (2004); komponen
sebelumnya
kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek,
menimbulkan perilaku untuk mencapai tujuan atau
komponen afektif merupakan evaluasi merek dan
pemenuhan kebutuhan.
komponen kognatif menyangkut maksud atau
Tersebut akan semakin dekat hubungan orang
niatan untuk membeli.
tersebut dengan konsumen maka semakin besar
Menurut Setiadi (2003) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan
didapat,
maka
dorongan
akan
kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan pembelian.
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1). Intensitas sikap
1. Bagan Kerangka pemikiran Berdasarkan telaah pustaka yang telah
negatif orang lain tersebut terhadap alternatif
diuraikan,
maka
sebuah
model
untuk
pilihan konsumen dan (2). Motivasi konsumen
penelitian ini yang nampak pada gambar 2.2.
untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.
Model tersebut terdiri dari dua variabel
Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain
independen diantaranya motivasi konsumen
tersebut akan semakin dekat hubungan orang
dan persepsi kualitas serta satu variabel
tersebut dengan konsumen, maka semakin besar
dependen yaitu sikap konsumen
kemungkinan konsumen akan menyelesaikan Motivasi Konsumen (X1)
tujuan pembeliannnya. 2.2.1. Hubungan Motivasi Konsumen Dan Persepsi
Kualitas
Terhadap
Sikap
Konsumen Menurut Wells dan Prensky (1996),
Kualitas Produk Kenyamanan berkendara Harga purna jual yang menjanjikan Harga produk Jumlah dan kualitas Bengkel resmi
(Setiadi, 2003)
motivasi sebagai titik awal dari semua perilaku konsumen, yang merupakan proses dari seseorang untuk mewujudkan kebutuhannya serta memulai melakukan kegiatan untuk memperoleh kepuasan. Sedangkan
Schiffman
dan
Kanuk
(1994)
menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa
Persepsi Kualitaas (X2) Karakteristik untuk menjadi pembeda Jarang terjadi kerusakan Suku cadang berkualitas Daya Tahan mesin yang baik Kesetabilan mesin
Sikap Konsumen (Y) Model produk Kombinasi warna Striping stiker Konsumsi bahan bakar yang irit Jenis atau varian produk (Allport dan Setiadi 2003)
(Zeithaml dalam muafi dan effendi, 2001)
mereka untuk melakukan tindakan. Kekuatan dorongan tersebut dihasilkan dari suatu tekanan yang
diakibatkan
terpenuhinya
oleh
kebutuhan,
belum
atau
tidak
keinginan
dan
Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini. 2012 Gambar 1.2. Kerangka pemikiran teoritis
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara
adalah data primer dan sekunder.
penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari Metode Penelitian adalah sebagai berikut: Menurut
Sugiyono
Data Primer
(2008;147)
Merupakan
data
yang
diperoleh
secara
mengemukakan: Metode analisis deskriptif adalah
langsung dari sumbernya, yakni data yang
statistik yang digunakan untuk menganalisis data
diperoleh dari responden melalui kuesioner yang
dengan
atau
diisi oleh responden secara langsung. Dalam
yang telah terkumpul
penelitian ini, menggunakan data primer dari
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
konsumen yang memenuhi satu dari lima kriteria;
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
pemrakarsa
generalisasi.
(influencer), pengambilan keputusan (decider),
cara
mendeskripsikan
menggambarkan data
Metode menjelaskan
deskriptif atau
digunakan
menggambarkan
(initiator),
pemberi
pengaruh
untuk
pembeli (buyer), pemakai (user) sepeda motor
kondisi
Yamaha yang berdomisili atau Masyarakat.
perusahaan Yamaha Indra motor.
Alasan dipilih sampel Masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif.
Menurut
Data Sekunder
Sugiono (2005 : 21): “Metode Deskriptif adalah
Merupakan data yang diperoleh tidak secara
metode yang digunakan untuk menggambarkan
langsung dari sumbernya, akan tetapi data hasil
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
olahan dari pengambilan data primer. Data
tidak digunakan untuk membuatkesimpulan yang
sekunder dalam penelitian ini antara lain dari
lebih luas”.
penelitian terdahulu,
Sedangkan pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (2007;13) adalah: “Penelitian
literatur-literatur, media
cetak (surat kabar dan majalah), dan media elektronik (internet).
pada populasi, sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
2. TEKNIK PENENTUAN DATA
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Metode
verifikatif
digunakan
untuk
menguji Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Terhadap Sikap Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Yamaha Paada Yamaha indra motor banjaran, Bandung.
Sebelum menentukan penentuan data yang akan
dijadikan
sampel,
terlebih
dahulu
dikemukakan tentang populasi dan sampel. Populasi Menurut
Sugiyono
(2009:115),
populasi
adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
1. SUMBER DATA
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Populasi dari penelitian ini
Sampel 2010 – 2012
adalah seluruh konsumen yang datang ke Yamaha indra motor yang berjumlah 862 konsumen. Berdasarkan penelitian tersebut
maka populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna motor Yamaha yang membeli di Yamah Indra Moror Banjaran, Bandung dari tahun 2010 sampai Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah
2012.
sampel
dalam
penelitian
ini
sebanyak
90
responden.
Sampel Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam
penelitian
dilakukan
dengan
teknik
Sugiyono
Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah : “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
penarikan accidental Sampling. Menurut
UJI VALIDITAS
(2005:77),
teknik
penarikan accidental sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
diukur”. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
Uji validitas dalam penelitian ini akan
orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data
menggunakan korelasi pearson (Product Moment
”.
yang
Pearson). Uji validitas ini perlu dilakukan guna
digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah
mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun
konsumen Yamaha Indra Motor. Sedangkan untuk
benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji
menentukan jumlah ukuran sampel (n) / (jumlah
validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa
responden)
menggunakan
cermat suatu uji melakukan fungsi sejauh mana
rumus slovin karena jumlah populasi yang ada
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diketahui. Berikut ini rumus slovin yang dikutip
diukur.
oleh Umar (2002:141) :
penyusunan angket penelitian ini dilakukan
Rumus:
dengan mendasarkan atas konstruksi teoritik
Adapun
yang
menjadi
ditentukan
dengan
sampel
Pengukuran
ini
digunakan
karena
masing-masing variabel penelitian. Kemudian dari variabel penelitian tersebut dicari indikatornya, selanjutnya dijabarkan pada setiap item dalam Keterangan:
angket.
n = Jumlah sampel
Pengujian
N = Jumlah populasi e
=
batas
kesalahan
ditoleransi (1%,5%,10%)
yang
validitas
menghitung korelasi
dilakukan
diantara
dengan
masing-masing
pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari
Tabel 1.1
Hasil Pengujian Validitas Variabel
pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
Motivasi Konsumen No
Koefisien Validitas
Hasil
1
0.846
Valid
2
0.402
Valid
3
0.537
Valid
Keterangan:
4
0.797
Valid
r
= Nilai Korelasi Pearson
5
0.404
Valid
∑X
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X
6
0.928
Valid
∑Y
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y
7
0.555
Valid
∑XY = Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan
8
0.773
Valid
Variabel X dan Variabel Y XY
9
0.935
Valid
∑X”
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel
X yang Telah Dikuadratkan n X ∑Y
Hasil
= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel
pengujian
validitas
kuesioner
Y yang Telah Dikuadratkan n Y
penelitian untuk variabel Motivasi Konsumen di
Apabila r lebih besar atau sama dengan
atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel
0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini
X1 (Motivasi Konsumen) memiliki nilai r di atas
berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki
0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan
derajat
variabel Motivasi Konsumen dinyatakan valid.
ketepatan
dalam
mengukur
variabel
Hasil pengujian validitas Variabel Persepsi
penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Tetapi apabila rs lebih kecil
Kualitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.
dari 0,30, maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam
Tabel 1.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel
pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen
Persepsi Kualitas
tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel.
No
Koefisien Validitas
Hasil
Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat
1
0.97
Valid
dilakukan dengan menggunakan program SPSS,
2
0.932
Valid
dengan menelaah nilai Pearson correlation.
3
0.513
Valid
Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan
4
0.866
Valid
(butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka
5
0.926
Valid
selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
diuji reliabilitasnya. Hasil pengujian validitas Variabel Kualitas Produk dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
Hasil
pengujian
validitas
kuesioner
penelitian untuk variabel Persepsi Kualitas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2
Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini
(Persepsi Kualitas) memiliki nilai r di atas 0,3.
menghitung reliabilitas dengan cara memberikan
Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel
tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes
Persepsi Kualitas dinyatakan valid.
tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama
Hasil pengujian validitas Variabel Sikap Konsumen dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.
besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item
Tabel 1.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel
ganjil/genap),
kemudian
dikelompokkan
Sikap Konsumen
dalam kelompok I dan kelompok II
No
Koefisien Validitas
Hasil
1
0.553
Valid
2
0.892
Valid
dijumlahkan sehingga terdapat skor total
3
0.907
Valid
untuk kelompok I dan kelompok II
4
0.947
Valid
5
0.958
Valid
6
0.945
Valid
2. Skor
3.
untuk
masing–masing
kelompok
Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
4. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk
variabel
Sikap
Konsumen
di
atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Sikap Konsumen) memiliki nilai r di atas 0,3.
Keterangan :
Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Sikap Konsumen dinyatakan valid.
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas
UJI RELIABILITAS Setelah melakukan pengujian validitas
instrumen dengan menggunakan taraf
butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah
signifikan 5 % satu sisi adalah :
melakukan
menguji
a. Jika thitung lebih dari atau sama
kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan
dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5
dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji
% maka instrumen dinyatakan reliabel
validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi
dan dapat digunakan
uji
reliabilitas
untuk
yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan
b. Jika thitung kurang dari t0,05dengan
antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian
taraf signifikan 5% satu sisi maka
ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas
instrumen dinyatakan tidak reliabel
adalah Split Half Method (Spearman–Brown
dan tidak dapat digunakan.
Hasil uji validitas dengan menggunakan
Konsumen Dan persepsi kualitas terhadap sikap
program SPSS. Sekumpulan butir pertanyaan
konsumen. Dengan memperhatikan karakteristik
dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai
variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang
koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan
akan digunakan adalah melalui perhitungan
0,7.
analisis regresi dan korelasi. Hasil uji validitas dengan menggunakan
Langkah-langkah
dalam
analisisnya
program SPSS. Adapun hasil uji reliabel dalam
berikut:
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.6 berikut
1. Pengujian Secara Simultan/Total
ini.
Melakukan
uji
F
untuk
sebagai
mengetahui
pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan Tabel 1.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
terhadap variabel terikat.
Cronbach Alpha
Status
0.770
Reliabel
a. Rumus uji F yang digunakan adalah:
Motivasi Konsumen (X1) Persepsi Kualitas
( n – k – 1)
. X ...........)
F=
(X2)
0.816
Reliabel
0.809
Reliabel
K(1-
. X ................)
Sikap konsumen (Y)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
apakah semua variabel bebas secara bersama-
Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai
sama dapat
berperan
atas variabel
terikat.
Split Half di atas 0,7, yakni variabel Motivasi
Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi
Konsumen (X1) sebesar 0.770 sedangkan variabel
F dengan membandingkan antara nilai F – kritis
Kualitas Persepsi Kualitas (X2) sebesar 0.816 dan
dengan nilai F – test yang terdapat pada tabel
variabel Sikap Konsumen (Y) sebesar 0.809.
Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil
Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel
perhitungan dengan micro-soft. Jika Fhitung> Fkritis,
Motivasi konsumen, Persepsi Kualitas dan Sikap
maka Ho yang menyatakan bahwa variasi
konsumen dinyatakan reliabel.
perubahan nilai variabel bebas (pengaruh Motivasi Konsumen Dan persepsi kualitas) tidak dapat
PENGUJIAN HIPOTESIS
menjelaskan perubahan nilai variabel terikat
Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan
(sikap konsumen) ditolak dan sebaliknya.
atas jawaban sementara mengenai sesuatu masalah
Menurut Sudjana (2001: 369) dalam Umi
yang masih perlu diuji secara empiris, untuk
Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna
mengetahui apakah pernyataan (dugaan/ jawaban)
ismawati (2010: 51-52) perhitungan terhadap titik
itu dapat diterima atau tidak.
keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah
seberapa
besar
pengaruh
Motivasi
dan terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian
dilakukan
perhitungan
terhadap
koefisien yang disebut juga koefisien produk
tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian
moment (pearson).
secara parsial.
b. Hipotesis Ho :
= 0, secara simultan berpengaruh
2. Pengujian Secara Parsial
kualitas
Melakukan Uji – t, untuk menguji
terhadap sikap konsumen di pd. Yamaha indra
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
motor banjaran, Bandung.
variabel terikat hipotesis sebagai berikut:
Motivasi
Konsumen
Dan
persepsi
≠ 0, secara simultan jiwa Motivasi
H1 :
a. Rumus Uji T yang digunakan adalah:
Konsumen Dan persepsi kualitas terhadap sikap konsumen di pd. Yamaha indra motor banjaran, Bandungdung. c.
PYX 1
ti
(1 R 2 XY ...... Xk )CRii (n k 1)
Kriteria Pengujian
I 1,2,3 ........,5
Ho ditolak apabila Fhitung> Ftabel ( α = 0,050)
Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk
Menurut Guilford (1956: 480) dalam Umi
derajat bebas n – k – 1 dengan taraf signifikansi
Narimawati, Sri dewi anggadini dan Linna
5%
ismawati (2010: 52), bahwa tafsiran koefisien
b. Hipotesis
korelasi
H0.
variabel
dalam
penelitian
dapat
1
= 0, Motivasi konsumen tidak berpengaruh
dikategorikan sebagai berikut:
terhadap terhadap sikap konsumen
1. Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan
H1. 1≠
menurt metode Guilford adalah sebagai berikut:
0,
Motivasi
konsumen
berpengaruh
terhadap Sikap Konsumen Ho. 2= 0, Persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap Sikap konsumen.
Tabel 1.5 Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya pengaruh 0,00 – 0,20
H1. 2≠
konsumen
berpengaruh
terhadap Sikap konsumen
Bentuk hubungan
c. Kriteria Pengujian Sangat longgar, dapat diabaikan
0,21 – 0.40
Rendah
0,41 – 0,60
Moderat / cukup
0,61 – 0,80
Erat
0,81 – 1,00
Sangat erat
Jika t hitung > t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = ditolak, Ha diterima Jika t hitung < t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = diterima, Ha ditolak Dimana :
Apabila pada pengujian secara simultan Ho ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada ≠ 0. Untuk mengetahui
Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, digunakan uji signifikasi yaitu :
Sumber : Sugiyono, 2008,
sebuah
0,Persepsi
yang
Dengan tingkat signifikasi (α) = 0,05 Derajat kebebasan (dk) = n-2
Banjaran Bandung terbukti kebenarannya. Hal
KESIMPULAN Masalah yang menjadi dasar penelitian ini
ini berarti persepsi kualitas merupakan salah
adalah adanya penurunan penjualan sepeda motor
satu faktor yang dapat mendorong konsumen
Yamaha
2010-2012.
untuk melakukan pembelian produk sepeda
Penurunan penjualan ini menunjukkan adanya
motor Yamaha. Konsumen percaya bahwa
penurunan keputusan pembelian konsumen pada
berdasarkan evaluasi mereka terhadap kualitas
produk sepeda motor Yamaha. Bahkan rentang
akan
penguasaan pasar sepeda motor Yamaha dengan
mempertimbangkan produk mana yang akan
pesaingnya. Penurunan penjualan sepeda motor
mereka beli. Pengaruh positif ini nampak pada
Yamaha
dapat
sebagian besar pernyataan konsumen sepeda
meruntuhkan dominasi Yamaha sebagai market
motor Yamaha yang menyatakan bahwa
leader. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mereka memilih untuk membeli sepeda motor
menganalisis
konsumen,
Yamaha karena merurut mereka Yamaha
persepsi kualitas, dan sikap konsumen terhadap
memiliki kualitas yang unggul baik dari segi
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha.
model, desain, mesin, dan suku cadang.
dalam
yang
kurun
secara
pengaruh
waktu
bertahap
motivasi
ini
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
dapat
membantu
dalam
3. Bahwa sikap konsumen terhadap keputusan
telah dilakukan, maka
pembelian sepeda motor Yamaha di Banjaran
1. motivasi konsumen memiliki pengaruh paling
Bandung berpengaruh. Hal ini berarti sikap
besar terhadap keputusan pembelian oleh
konsumen merupakan salah satu faktor yang
konsumen diantara variabel bebas lainnnya
dapat mendorong konsumen untuk melakukan
yang diteliti
yang
pembelian produk sepeda motor Yamaha.
Hipotesis pertama
menyatakan
bahwa
motivasi
konsumen
Pengaruh positif ini nampak pada sebagian
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
besar pernyataan konsumen sepeda motor
pembelian sepeda motor Yamaha Di Banjaran
Yamaha yang menyatakan bahwa model dan
Bandung terbukti kebenarannya. Hal ini
varian
berarti motivasi konsumen merupakan salah
semuanya dapat diterima dengan baik oleh
satu faktor yang dapat mendorong konsumen
masyarakat, warna dan striping yang sesuai
untuk melakukan pembelian produk sepeda
dengan selera konsumen.
motor Yamaha. Pengaruh positif ini nampak
sepeda
motor
Yamaha
hampir
4. Secara simultan Motivasi konsumen dan
pada sebagian besar pernyataan konsumen
Persepsi
sepeda motor Yamaha yang menyatakan
terhadap Sikap konsumen dalam membeli
bahwa motor Yamaha tidak cepat rusak atau
sepeda motor Yamaha di Yamaha indra motor
awet, bahan bakar irit,kualitas suku cadangnya
ban jaran Bandung. Secara simultan Motivasi
terjamin, dan purna jualnya tinggi.
konsumen dan Persepsi kualitas memberikan
2. Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di
kualitas
berpengaruh
kontribusi/pengaruh konsumen.
Diantara
signifikan
terhadap
Sikap
kedua
variabel
independen, Motivasi konsumen memberikan
perubahan bodi yang menarik konsumen untuk
pengaruh yang lebih besar terhadap Sikap
ingin memiliki.
Konsumen dalam membeli disbanding ekuitas merek.
4. Yamaha
sebaiknya
lebih
membangun
kekuatan kualitas yang lebih tinggi baik dalam membangun Persepsi kualitas yang baik dan meningkatkan Pelayanan atau penempatan
SARAN Saran yang dapat dijadikan masukan dari
produknya dalam hal ini keyakinan konsumen
penulis kepada pihak Yamaha Indra Motor
akan merek produk Yamaha dan Keunggulan
Terutama Perusahaan Yamaha Indonesia yaitu:
produk yang dimiliki produk Yamaha tersebut,
1. Meskipun tanggapan konsumen akan Motivasi
karena berpengaruh tinggi terhadap Sikap
konsumen produk Yamaha cukup tinggi, tetapi
konsumen.
akan lebih baik apabila Persepsi kualitas ditingkatkan
lagi
dari
segi
pentingnya
DAFTAR PUSTAKA
kesadaran merek produk Yamaha tersebut, meningkatkan Persepsi kualitas produknya, membangun
kualitasnya
dan
asosiasi
mereknya, karena konsumen menilai sebuah produk yang memiliki kekuatan merek yang tinggi agar menciptakan loyalitas terhadap produk Yamaha dengan melakukan promo-
Benazhar bella (2009), Skripsi. Meneliti Pengaruh program promosi persepsi merek, motivasi, dan sikap konsumen terhadap proses pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Suzuki dikota semarang. Semarang
promo, sepeti Kredit murah. 2. Tanggapan konsumen atas Persepsi kualitas Terhadap sikap konsumen, namun lebih diperhatikan pada atribut produknya yang dimiliki oleh Yamaha dimana cukup banyak
Chapman dan whalers (1999), Jurnal. A Revision and Empirical Test of the Extended Price Perceived Quality Model. Journal of Marketing. p. 53-64.
atribut-atribut produk yang dimiliki Yamaha tidak menarik hati konsumen, pihak Yamaha harus
lebih
pengatributan
ditingkatkan produknya
lagi
dari
sehingga
segi dapat
menarik hati konsumen, seperti membuat desain sesuai trend model yang diingini oleh
Dewi urip wahyuni (2008), Skripsi. Meneliti pengaruh motivasi, persepsi dan sikap
konsumen
pembelian
terhadap
sepeda
motor
keputusan honda
di
kawasan Surabaya. Surabaya
pasar. 3. Secara umum Sikap konsumen Yamaha sudah cukup tinggi, dari segi Parian dibandingkan
Kendaraan
lain
produknya namun
ditingkatkan lagi dari segi Model atau
Durianto, et al (2004)
Strategi
pasar melalui riset ekuaitas dan
menaklukan
perilaku merek. Jakarta: PT. garamedia
Nasir. Moh. (2009), Metode penelitian. Jakarta,
pustaka Utama. Edition. Upper Saddle
Ghalia Indonesia
River. New Jersey: Prentice Hall Inc. Schiffman, Dan Engel, et al (1994), Perilaku Konsumen, Jilid 1.
Kanuk (2000), Consumer
Behavior, 7th
Jakarta: Binarupa Akasara. Setiadi (2003) perilaku perilaku consumer dan Handoko (2001), Manajemen
Personalia
dan
implikasi untuk strategi dan
Sumber Daya Manusia, Edisi
penelitian pemasaran. Jakarta : prenada
Ketujuh. Yoyakarta: Penerbit BPFE.
media
Kolter dan amstrong (1997) Prinsip-prinsip
Simamora
(2002),
Sumber
Pemasaran. Edisi Ketiga. Jakarta:
Yogyakarta: STIE YKPN
Daya
Manusia.
Erlangga. Sugiyono. (2004), Metode Penelitian Bisnis. Kotler (2005), Manajemen Pemasaran . Jilid 1.
Bandung: Alfabet.
Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Sugiyono (2008 ), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lindawati. (2005), Jurnal. Analisis Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, dan
Usman, Marzuki, dan Henrians. Barus, (1989),
Asosiasi Merek dalam Ekstensi Merek
Data Akuntansi, Laporan Keuangan, dan
pada
Peranan
Produk
Surabaya.
Merek
Jurnal
“Lifebouy”
Sains
di
Pemasaran
Indonesia. Vol. 4 (1). hal. 47-70.
Akuntansi
Ekstern
Dalam
Rangka Pasar Modal di Indonesia, Surabaya: Konvensi Nasional Akuntansi I, 14-16 Desember.
Loudon, David L and Albert J. Della Bitta. (2004), Consumer Behavior Concepts and
Appications.
Third
Umar , husein (2005). Metode penelitian. Raja Edition.
Singapore: MC Graw Hill Inc.
Muafi dan M.I. Effendi. (2001) Jurnal. Mengelola Ekuitas Merek: Upaya memenangkan Persaingan di Era Global. EKOBIS. Vol.2. No.3.
grafindo. Jakarta Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya IlmiahPanduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi : Genesis.
Vranesevic (2003),
Jurnal. The Effect of The
Brand on Perceived Quality of Food Product. Britist Food Journal. Vol. 105. No. 11. p. 811-825.
Wahyuni, D.U. 2008. Jurnal. Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadapKeputusan
Pembelian
Sepeda
Motor Merek Honda di Surabaya Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10 (1). hal. 30-37.