PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA.
TESIS
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh Aweng 142222208
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA. TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh Aweng 142222208
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA. Oleh : Aweng 142222208 Tesis ini telah dipertahankan pada tanggal, 15 Desember 2016 Di depan Dewan Penguji yang terdiri dari:
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D Pembimbing I
Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D Pembimbing II
Dr. H. Herry Maridjo, M.Si Penguji Ahli I
Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc., Q.I.A Penguji Ahli II
Telah diperbaiki dan disetujui untuk diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Yogyakarta, ………………. Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma Ketua Program Studi
Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
TESIS
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA. Diajukan oleh Aweng 142222208
Telah disetujui oleh dosen pembimbing
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D Pembimbing I
Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D Pembimbing II
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 15 Desember 2016
Aweng
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Aweng
NIM
: 142222208
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Literasi Teknologi Informasi Perangkat Desa terhadap Intensitas Penggunaan E-Desa”. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpusatakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau di Media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 15 Desember 2016 Yang menyatakan
Aweng
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat kurnia serta segala bimbingan yang telah dilimpahkan sehingga penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Literasi Teknologi Informasi Perangkat Desa terhadap Intensitas Penggunaan E-Desa” dapat diselesaikan. Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama berproses dalam menyelesaikan tesis ini, penulis bersyukur atas segala bentuk dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. dan Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan tesis ini. 2. Dosen-Dosen Magister Manajemen USD yang telah memberi ilmu pengetahuan dan pengalaman. 3. Seluruh Aparat Pemerintah Desa DIY yang telah memberi ijin dan data untuk penelitian dan menjadi tempat penelitian ini. 4. Orang tua yaitu Paulus Aban dan Margareta Awi atas dukungan moral, spiritual dan finansial dalam penyusunan tesis ini. 5. Seluruh teman-teman Magister Manajemen yang telah memberikan masukan dan dukungan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv DOSEN PEMBIMBING ........................................................................................ iv PERNYATAAN...................................................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii ABSTRAK ........................................................................................................... xiii ABSTRACT ......................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3.
Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.4.
Manfaat Penelitian................................................................................ 5
1.5.
Batasan Penelitian ................................................................................ 6
1.6.
Sistematika Penulisan........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8 2.1.
Landasan Teori ..................................................................................... 8
2.1.1. Desa ...................................................................................................... 8 2.1.2. E-Desa ................................................................................................ 10 2.1.3. Literasi TIK ........................................................................................ 12 2.1.4. Technology Acceptance Model (TAM) .............................................. 15 2.2.
Penelitian Terdahulu .......................................................................... 26
2.3.
Pengembangan Hipotesis ................................................................... 30
2.4.
Kerangka Penelitian ........................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35 3.1.
Desain Penelitian ................................................................................ 35
3.2.
Definisi Operasional Variabel ............................................................ 36
3.3.
Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.
Instrumen Penelitian ........................................................................... 43
3.5.
Metode Pengumpulan Data ................................................................ 45
3.6.
Metode Analisis Data ......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52 4.1.
Identitas Responden ........................................................................... 52
4.2.
Pengujian Kuesioner .......................................................................... 54
4.3.
Analisis Data ...................................................................................... 56
4.3.1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 56 4.3.2. Analisis Data Menggunakan PLS-SEM ............................................. 62 4.3.3. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 68 4.4.
Pembahasan ........................................................................................ 75
4.4.1. Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-Desa. ............................................................ 75 4.4.2. Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-Desa. ........................................................ 77 4.4.3. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa. ............................................................. 78 4.4.4. Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. ............................................................................ 79 4.4.5. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. ............................................................ 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 81 5.1.
Kesimpulan......................................................................................... 81
5.2.
Keterbatasan ....................................................................................... 83
5.3.
Implikasi ............................................................................................. 84
5.3.1. Implikasi Akademis............................................................................ 84 5.3.2. Implikasi Manajerial .......................................................................... 84 5.4.
Saran ................................................................................................... 86
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 88 LAMPIRAN .......................................................................................................... 91
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2. 1. Progres kronologi TAM (ariff et al., 2013) ........................................ 20 Tabel 2. 2. Penelitian terdahulu............................................................................. 26 Tabel 3. 1. Definisi operasional variabel penelitian .............................................. 36 Tabel 3. 2. Data desa di diy 2016 .......................................................................... 37 Tabel 3. 3. Sampel desa di kabupaten kulonprogo................................................ 40 Tabel 3. 4. Sampel desa di kabupaten bantul ........................................................ 40 Tabel 3. 5. Sampel desa di kabupaten gunung kidul ............................................. 41 Tabel 3. 6. Sampel desa di kabupaten sleman ....................................................... 42 Tabel 3. 7. Tingkat keandalan cronbach’s alpha .................................................. 44 Tabel 3. 8. Skala likert pernyataan positif menurut sugiyono (2010) ................... 45 Tabel 3. 9. Keterangan simbol .............................................................................. 48 Tabel 4. 1. Tingkat pengembalian kuesioner ........................................................ 52 Tabel 4. 2. Identitas responden berdasarkan umur ................................................ 53 Tabel 4. 3. Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir ......................... 53 Tabel 4. 4. Hasil uji validitas ................................................................................ 54 Tabel 4. 5. Hasil uji reliabilitas ............................................................................. 56 Tabel 4. 6. Hasil analisis statistik deskriptif ......................................................... 56 Tabel 4. 7. Outer loading ...................................................................................... 62 Tabel 4. 8. Average variance extracted ................................................................ 63 Tabel 4. 9. Average variance extracted setelah dieliminasi.................................. 63 Tabel 4. 10. Outer loading setelah eliminasi ........................................................ 64 Tabel 4. 11. Cross loading .................................................................................... 65 Tabel 4. 12. Composite reliability ......................................................................... 66 Tabel 4. 13. Cronbach's alpha .............................................................................. 66 Tabel 4. 14. R-square ............................................................................................ 67 Tabel 4. 15. Uji statistik hipotesis nol ................................................................... 69 Tabel 4. 16. Hasil analsis jalur .............................................................................. 71 Tabel 4. 17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan ......................................... 72 Tabel 4. 18. Hasil analisis jalur kelompok umur .................................................. 74
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Unsur-unsur e-government (Purnawingwulan et al., 2015) ............ 11 Gambar 2. 2. Indikator analisis TAM (Davis, 1989) ............................................ 17 Gambar 2. 3. Final indikator analisis TAM (Davis, 1989) ................................... 18 Gambar 2. 4. Final model TAM (Davis, 1996) ..................................................... 19 Gambar 2. 5. Modifikasi model TAM oleh Chuttur (2009) & Gathani (2001) .... 22 Gambar 2. 6. Modifikasi model TAM oleh Liu et al., (2010) .............................. 22 Gambar 2. 7. Modifikasi TAM oleh Teo et al., (2008)......................................... 23 Gambar 2. 8. Modifikasi model TAM yang digunakan dalam penelitian ini. ...... 23 Gambar 2. 9. Kerangka penelitian adopsi dari model TAM ................................. 34 Gambar 3. 1. Garis kontinum menurut Sugiyono (2009)...................................... 46 Gambar 3. 2. Model diagram jalur partial least square ........................................ 47 Gambar 4. 1. Path diagram complete ................................................................... 72
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner .......................................................................................... 91 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 94 Lampiran 3. Rekapitulasi Kuesioner ................................................................... 100
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa, kemudian apakah persepsi kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa. Selanjutnya, apakah persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Kerangka penelitian ini mengadopsi Technology Acceptance Model (TAM) dan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Jumlah sampel sebanyak 153 orang. Data penelitian dianalisis menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Modeling) dengan perangkat lunak SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif/signifikan terhadap persepsi kemanfaatan e-desa, sedangkan literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-desa. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa. Persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Berdasarkan hasil penelitian ini, lembaga pemerintahan desa di DIY dapat mengetahui hubungan literasi TIK terhadap penggunaan e-desa. Lembaga pemerintahan desa dapat meningkatkan intensitas penggunaan e-desa dengan memperkuat tiga aspek yaitu literasi TIK perangkat desa, kemudahan penggunaan e-desa, dan kemanfaatan e-desa.
Kata kunci
: Literasi TIK, Elektronik-Desa (E-Desa), Technology Acceptance Model (TAM)
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The aim of this research is to find out whether ICT literacy of village government officials will positively affects the perception about usefulness and easeness in using e-desa. At the next step, this research will find out whether perception about easeness of e-desa will positively affect the perception usefulness of e-desa. Finally, research will observe whether perception about usefulness and easeness in using e-desa will positively affect the intention of e-desa usage. This research adopted the Technology Acceptance Model (TAM) and employed proportionate stratified random sampling. Total sample were 153 people. Data were analyzed using PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling) with software SmartPLS 3.0. The results show that the ICT literacy of village government officials do not give positively affect on the perception about usefulness of e-desa, while the ICT literacy of village government officials positively affect on the perception easeness of e-desa usage. The perception about easeness of e-desa positively affects on the perception about usefulness of e-desa. The perception about usefulness and easeness of e-desa positively affect on the intention of e-desa usage. Based on this result, the village government agency could find out the ICT literacy towards the intention of e-desa usage. The village government agency could increase the intention of e-desa usage by strengthening three aspects which are the ICT literacy of village government officials, the easeness of e-desa, and the usefulness of e-desa. Keywords :
ICT Literacy, E-Desa Technology Acceptance Model (TAM)
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan apa yang diteliti, mengapa hal tersebut diteliti dan untuk apa diteliti. 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan bagi masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih mudah mengakses berbagai informasi dan menunjang pekerjaan (Syarifuddin, 2014). Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk digital (Kadir, 2014). Perubahan yang telah terlihat di Indonesia adalah terjadinya inovasi dalam manajemen pelayanan pemerintahan dengan mengintegrasikan teknologi informasi berbasis internet (e-government). Penerapan e-government merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien (Sosiawan, 2008). Menurut Sancoko (2011) kualitas pelayanan publik di Indonesia sampai saat ini secara umum masih belum baik, perlu dilakukan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, menurut Wardiningsih (2012) penerapan teknologi informasi dapat memberikan peningkatan pada kinerja pelayanan publik terutama kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan publik tidak terlepas dari tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Karena hal ini pemerintah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menghadirkan kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 tahun 2014 tentang Desa. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengembangkan sistem informasi desa (e-desa) dan pembangunan kawasan perdesaan. Desa elektronik (Electronic Desa) adalah sebuah sistem yang didasarkan pada teknologi informasi untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan desa dan e-desa merupakan salah satu wujud dari penerapan e-government khususnya di pemerintahan desa. Kebijakan UU Desa di atas hadir karena pemerintah menerapkan strategi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Strategi Indonesia saat ini yaitu membangun negaranya dari pinggiran. Hal ini dimaksud untuk memperkuat daerahdaerah dan desa, dengan salah satu wujudnya mengalokasikan sekian dana untuk setiap desa. Dana desa ini membawa potensi untuk setiap desa berkembang, tetapi juga membawa banyak persoalan seperti korupsi (dana salah sasaran, penyelewengan pembukuan, salah prosedur, dan susah dimonitor). Menurut Rahman (2012) penyebab korupsi ditingkat desa karena kurangnya pengawasan dan keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Sistem informasi desa (e-Desa) hadir untuk menjawab persoalan ini. Ketika pemerintahan desa menerapkan teknologi canggih, kompetensi atau pengetahuan tentang TIK yang dimiliki oleh perangkat desa tentu menjadi salah satu penentu keberhasilan. Siapa perangkat desa? Perangkat Desa adalah sekretaris desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis yang bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya (UU RI No.6 Tahun 2014). Kompetensi atau pengetahuan TIK lebih dikenal dengan istilah Literasi TIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
(ICT Literacy). Menurut Siswanto (2012) Literasi TIK adalah kombinasi kemampuan intelektual, konsep-konsep yang mendasar dan kemampuan terkini yang harus dimiliki seseorang agar mampu menggunakan informasi dan berkomunikasi secara efektif. Dan ada 4 aspek membangun Literasi TIK yaitu literasi informasi, literasi komputer, literasi digital dan literasi internet. Literasi TIK penting dimiliki oleh perangkat desa karena merekalah yang akan menerapkan dan mengoperasikan e-Desa. Menurut Sirait (2007) tujuan pemerintah mengaplikasikan e-government guna mewujudkan kinerja pemerintah yang bersih dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung oleh kemampuan penguasaan TIK di kalangan pejabat pemerintah itu sendiri. Hal serupa juga disampaikan oleh Purnawingwulan, Dewi, & Irawan (2015) yang menyatakan bahwa perlunya pendidikan dan pelatihan TIK untuk meningkatkan literasi TIK masyarakat desa. Demikian juga dengan Praditya (2014) menyatakan bahwa proses pelayanan publik melalui situs web di pemerintahan desa sudah seharusnya difasilitasi dengan dukungan sumber daya TIK dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah Literasi TIK yang dimiliki perangkat desa berpengaruh signifikan terhadap intensitas penggunaan e-Desa. Supaya penelitian ini mempunyai landasan teori yang kuat, peneliti akan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). TAM adalah sebuah model yang menjelaskan perilaku individu dalam penerimaan teknologi informasi. Menurut Davis (1989) ada 2 faktor utama pada TAM yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
yang keduanya memiliki hubungan untuk memprediksi intensitas perilaku penggunaan sistem informasi. Persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri (Laihad, 2013). TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989) memiliki beberapa variabel yang saling mempengaruhi. Variabel eksternal mempengaruhi variabel persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan. Persepsi kemudahaan penggunaan mempengaruh terhadap persepsi manfaat. Kemudian variabel persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi intensitas perilaku penggunaan. Menurut Fatmawati (2015) variabel eksternal dapat diganti dan disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Dalam penelitian ini literasi TIK menjadi variabel eksternalnya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan yang akan dijawab pada penelitian ini sebagai berikut: 1.2.1. Apakah literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap kemanfaatan dan kemudahaan penggunaan e-desa. 1.2.2. Apakah kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap kemanfaatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1.2.3. Apakah kemanfaatan dan kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Terdapat 4 variabel utama yang akan digunakan yaitu 1) literasi TIK 2) persepsi kemanfaatan 3) persepsi kemudahaan penggunaan 4) intensitas penggunaan. Dalam mengukur tingkat literasi TIK akan dilihat dari 3 aspek yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet. Sedangkan untuk untuk mengukur persepsi kemanfaatan, kemudahan penggunaan, dan Intensitas penggunaan akan menggunakan indikator yang dikembangkan dalam teori TAM. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK perangkat desa memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan. Dan kemudian apakah persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku penggunaan e-desa. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.4.1. Praktis Memberikan sumbangan ide-ide dan masukan serta bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dan lembaga lainnya yang terkait pemberdayaan desa dalam kebijakan penerapan TIK di pemerintahan desa. 1.4.2. Teoritus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Sebagai dokumentasi tertulis mengenai pengaruh literasi TIK terhadap intensitas penggunaan e-desa dan perkembangannya sampai saat ini. 1.5. Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian hanya di desa Daerah Istiwewa Yogyakarta yang sudah menerapkan e-Desa. 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terdiri dari 3 bagian yaitu : 1.6.1. Bagian Awal Bagian awal mencakup: sampul tesis, halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, arti simbol dan singkatan, dan abstrak. 1.6.2. Bagian Utama Bab I. Pendahuluan Bab ini menjelaskan apa yang diteliti, mengapa hal tersebut diteliti dan untuk apa diteliti. Bab ini mencakup: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan referensi teori yang digunakan untuk memperkuat penelitian, hipotesis dan kerangka penelitian. Bab ini mencakup: tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, hipotesis, dan kerangka penelitian. Bab III. Metode Penelitian Bab
ini
menjelaskan
kepada
pembaca
bagaimana
peneliti
akan
mendeskripsikan langkah-langkah atau cara menjawab permasalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
diteliti. Bab ini mencakup: desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dan pembahasan hasil. Bab ini mencakup: deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini memberikan informasi kesimpulan dan saran yang dirangkum oleh peneliti dari hasil penelitian. Bab ini mencakup: kesimpulan, keterbatasan, implikasi, dan saran. 1.6.3. Bagian Akhir Bagian akhir ini berisi tentang daftar acuan yang digunakan peneliti dan datadata pendukung penelitian. Bagian ini mencakup daftar pustaka dan lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan referensi teori yang digunakan untuk memperkuat penelitian, hipotesis dan kerangka penelitian. 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Desa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat (UU RI No.6 Thn 2014). Menurut Rasyid, Musa, & Latare (2015) Desa diartikan dalam dua jenis komunitas, yaitu komunitas besar (kota, negara bagian, negara) dan komunitas kecil (desa, rukun tetangga dan sebagainya). Maka Desa adalah komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat.
Landis (1948) mengemukakan definisi tentang desa dengan cara membuat tiga pemilahan berdasarkan pada tujuan analisis. Untuk tujuan analisis statistik, desa adalah lingkungan yang penduduknya kurang dari 2500 orang. Untuk tujuan analisa sosial-psikologi, desa adalah lingkungan yang penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba informal diantara sesama warganya. Sedangkan untuk tujuan analisa ekonomi, desa adalah lingkungan yang penduduknya tergantung kepada pertanian. Sedangkan menurut Tempoh (2013) Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum terkecil yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan asal-usul
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati oleh negara. Dari beberapa definisi desa diatas peneliti simpulkan bahwa Desa adalah komunitas kecil yang menetap disuatu tempat yang memiliki hubungan yang akrab dan serba informal diantara sesama warganya. Serta memiliki batas wilayah dan berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan untuk kepentingan masyarakat setempat. 2.1.1.1. Pemerintahan Desa Menurut Mariani (2014) dan UU RI No.6 Thn 2014 Pemerintahan Desa adalah seperangkat orang-orang yang menyelenggarakan urusan kepentingan masyarakat yang diselenggarakan di bawah pimpinan seorang kepala desa berserta para pembantunya (perangkat desa), mewakili masyarakat desa guna hubungan keluar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan. 2.1.1.2. Perangkat Desa Menurut Widjaja (2003) Perangkat Desa terdiri atas: 2.1.1.2.1. Unsur staf, yaitu unsur pelayanan seperti Sekretaris desa dan Perangkat Tata usaha. 2.1.1.2.2. Unsur Pelaksana, yaitu pelaksana teknis lapangan seperti Urusan Pamong tani Desa dan Urusan Keagamaan. 2.1.1.2.3. Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu Kepala Desa di wilayah bagian Desa seperti Kepala Dusun. Menurut UU RI No.6 Thn 2014 Perangkat Desa adalah orang-orang yang bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangannya. Perangkat desa terdiri dari (1) sekretaris Desa, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
pelaksana kewilayahan; dan (3) pelaksana teknis. Sedangkan menurut Mariani (2014) perangkat desa terdiri dari kepala desa, lembaga pemusyawarah desa, sekretaris desa, kepala dusun, dan kepala-kepala urusan. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, pelaksana kewilayahan (kepala dusun), dan pelaksana teknis (kepala-kepala urusan). Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2.1.2. E-Desa Pengertian e-desa tidak jauh berbeda dengan e-government. Egovernment adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Ada 2 hal utama dalam pengertian e-government, pertama adalah penggunaan teknologi informasi & komunikasi (TIK) sebagai alat bantu dan kedua adalah tujuan pemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat lebih efisien (Sosiawan, 2008). Sedangkan menurut Departemen Komunikasi dan Informatika Indonesia, e-government sebagai penyelenggaran pemerintahan berbasis elektronik untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good government (pemerintahan yang bersih). e-desa merupakan salah satu wujud dari kebijakan pemerintah dalam penerapan e-government di pemerintahan desa. Penerapan e-government oleh pemerintah tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan e-government sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2.1.2.1. Terciptanya hubungan secara elektronik antara pemerintah dengan masyarakat sehingga dapat mengakses berbagai informasi dan layanan dari pemerintahan.
2.1.2.2. Melaksanakan perbaikan dan peningkatan pelayanan masyarakat ke arah yang lebih baik dari apa yang telah berjalan saat ini. 2.1.2.3. Menunjang good governance dan keterbukaan. 2.1.2.4. Meningkatkan pendapatan asli daerah
Dalam penerapan e-government ada unsur-unsur yang dipenuhi, menurut Purnawingwulan et al., (2015) ada 3 unsur yaitu alat, tujuan, dan obyek. alat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas obyek layanan pemerintahan Gambar 2. 1. Unsur-unsur e-government (Purnawingwulan et al., 2015) Dilihat dari definisi dan unsur penerapan e-government, peneliti menyimpulkan bahwa e-desa adalah sebuah sistem yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntibilitas layanan pemerintah desa. Berdasarkan hasil prasurvei di lapangan di pemerintahan desa DIY, peneliti menyimpulkan ada beberapa jenis e-desa yang sudah diterapkan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
sistem informasi keuangan desa, sistem informasi desa, sistem informasi profil desa, dan sistem informasi administrasi penduduk. Dari beberapa jenis e-desa tersebut hanya sistem informasi keuangan desa yang diterapkan secara menyeluruh artinya semua desa diwajibkan dan harus menggunakan sistem informasi keuangan desa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti lebih fokus membahas penggunaan sistem informasi keuangan desa oleh perangkat desa. 2.1.3. Literasi TIK Menurut Sirait (2007) salah satu tahap awal yang diperlukan dalam pengembangan e-government adalah tingkat literasi TIK, baik pada SDM pengelola e-government, pejabat pemerintah, maupun masyarakat luas sebagai konsumen e-government. Hal serupa juga disampaikan oleh Purnawingwulan et al., (2015) bahwa dalam penerapan e-government unsur pertama yang harus dipenuhi adalah kemampuan penggunaan TIK. Karena edesa merupakan salah satu wujud penerapan dari e-government maka literasi TIK penting dimiliki oleh perangkat desa. Literasi TIK terdiri dari 2 bagian kata yaitu literasi dan TIK, literasi adalah kemampuan/pengetahuan/melek. Sedangkan TIK adalah istilah yang memayungi segala peralatan dan aplikasi, antara lain: radio, television, HP, komputer, hardware dan software, sistem satellite, dan sebagainya, juga bermacam-macam aplikasi yang berkaitan dengan mereka seperti video conference dan belajar jarak jauh. TIK juga sering diperbincangkan dalam konteks yang khusus, misalnya TIK dalam bidang pendidikan, kesehatan, atau perpustakaan (Siswanto, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Menurut Sirait (2007) literasi adalah serangkaian atribut yang berkaitan dengan pemahaman, nilai-nilai, keterampilan yang dimiliki. Sedangkan literasi TIK adalah satu kombinasi dari kemampuan intelektual, konsep fundamental, dan keterampilan kontemporer yang harus dimiliki seseorang untuk berlayar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Literasi TIK sendiri secara konseptual terminologis sebenarnya merupakan sebuah variabel mayor. Variabel mayor literasi TIK berkaitan dengan alat-alat teknik yang memungkinkan orang terfasilitasi untuk bertindak informatif dan komunikatif. Sebagai variabel mayor di dalamnya terkandung variabel minor seperti literasi digital, literasi komputer, literasi informasi dan literasi internet (Rustam, 2014). Variabel minor juga disampaikan oleh Sirait dan Siswanto (2012, 2007) untuk sampai ketahap literasi TIK ada 4 tahap yang harus ditempuh ; 1) literasi digital, 2) literasi komputer, 3) literasi informasi dan 4) literasi internet. Literasi informasi adalah kemampuan mengakses informasi dari berbagai bentuk, seperti buku, surat kabar, video, CD-ROMs, atau WEB. Literasi komputer adalah kemampuan menggunakan komputer untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kumpulan keterampilan, pengetahuan, pemahaman, nilai, dan hubungan yang mengizinkan seseorang berfungsi sebagai warga negara yang produktif dalam masyarakat yang berkiblat pada komputer. Literasi digital adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber ketika disajikan melalui alat digital. Dan Literasi internet adalah kemampuan menggunakan pengetahuan teoritis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
praktis mengenai internet sebagai satu media komunikasi dan informasi retrieval. Setelah mengetahui apa itu Literasi TIK dan apa saja tahapan yang harus dipenuhi, maka selanjutnya sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tingkat literasi TIK yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Syarifuddin (2014) untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap TIK dapat dilakukan dari tingkat pengetahuan, pengalaman, penggunaan, dan tujuan menggunakan TIK. Dalam penelitian ini untuk mengukur literasi TIK perangkat desa akan dilihat dari 3 aspek literasi TIK yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet dari segi persepsi penggunaan. Peneliti tidak mengukur secara riil dari segi pengetahuan, pengalaman, penggunaan (praktik menggunakan), dan tujuan karena mempertimbangkan waktu untuk mengumpulkan data yang cukup lama. Terutama subjek dari penelitian ini adalah perangkat desa (lebih dari satu desa) yang letak keberadaan desanya menyebar dari satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu untuk mengukur literasi TIK perangkat desa peneliti akan mengikuti metode yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu sebagai berikut. 2.1.3.1. Literasi Informasi Untuk mengukur literasi informasi dari perangkat desa peneliti menggunakan aspek menurut frekuensi penggunaan media/produk TIK (Telepon Sellular, Komputer, Internet, TV, Radio, Surat Kabar/Majalah, Buku) dalam seminggu (Sirait, 2007). 2.1.3.2. Literasi Komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Untuk mengukur literasi komputer peneliti dari perangkat desa peneliti menggunakan aspek menurut frekuensi peruntukkan dalam penggunaan komputer ( mengetik, mengolah data, multimedia, game ) (Sirait, 2007). 2.1.3.3. Literasi Internet. Untuk mengukur literasi internet dari perangkat desa peneliti akan menggunakan aspek yang digunakan oleh Sirait dan Rustam (2007, 2014) yaitu 1) menurut tingkat keseringan mencari informasi di internet. 2) menurut tingkat keseringan menggunakan e-mail. 2.1.4. Technology Acceptance Model (TAM) Menurut Fatmawati (2015) sebelum model TAM muncul, ada teori yang dikenal dengan nama Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1980. Penekanan TRA waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut pandang psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan bagaimana mengukur komponen sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan ataupun sikap, dan menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan reaksi dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan perilaku pengguna tersebut. Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian disertasi dengan mengadaptasi TRA tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS Quarterly, sehingga memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
of use) yang memiliki hubungan untuk memprediksi sikap dalam menggunakan
sistem
informasi.
Menurut
Laihad
(2013)
persepsi
kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi maka dapat meningkatkan kinerja pengguna
tersebut.
Sedangkan
persepsi
kemudahan
penggunaan
didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Menurut Davis, Bagozzi, & Warshaw (1989) TAM adalah model yang memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang menentukan penerimaan teknologi yang mampu menjelaskan perilaku penggunanya. Davis menggunakan sebanyak 14 ukuran (initial scale items) sebagai indikator yang ada dalam persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Selanjutnya memulai dengan study ke-1 yang merupakan uji coba awal atau studi pra test untuk mengetahui reliabilitas maupun validitas. Kemudian diperoleh hasil berupa 10 macam indikator. Mengenai apa saja indikatornya seperti pada gambar 2.2 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Study 1: Indikator analisis faktor persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan
Persepsi Kemanfaatan Indikator: 1. Kualitas kerja (Quality of work) 2. Kontrol atas pekerjaan (Control over work) 3. Mempercepat pekerjaan (Work more quickly) 4. Kritis terhadap pekerjaan (Critical to my job) 5. Meningkatkan produktivitas (Increase productivity) 6. Kinerja pekerjaan (Job performance) 7. Menyelesaikan banyak pekerjaan (Accomplish more work) 8. Efektivitas (Effectiveness) 9. Mempermudah pekerjaan (Makes job easy) 10. Bermanfaat (Useful)
Persepsi Kemudahaan Penggunaan Indikator: 1. Cumbersome 2. Mudah dipelajari (Ease of learning) 3. Tidak membuat frustasi (Frustrating) 4. Dapat dikontrol (Controllable) 5. Tidak kaku dan fleksibel (Rigid & inflexible) 6. Mudah untuk diingat (Ease of membering) 7. Usaha mental (Mental effort) 8. Dapat dipahami (Understandable) 9. Upaya untuk trampil (Effort to skillfull) 10. Mudah digunakan (Easy to use)
Gambar 2. 2. Indikator analisis TAM (Davis, 1989) Selanjutnya pada study ke-2, Davis melakukan uji coba model dengan memperkecil indikator sehingga menjadi lebih baik dan lebih praktis. Analisis yang dilakukan dengan menghitung korelasi persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan. Mengenai indikator tersebut seperti pada gambar 2.3 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Study 2: Indikator analisis faktor persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan
Persepsi Kemanfaatan Indikator: 1. Mempercepat pekerjaan (Work more quickly) 2. Meningkatkan kinerja (Improve job performance) 3. Meningkatkan produktivitas (Increase productivity) 4. Efektivitas (Effectiveness) 5. Mempermudah pekerjaan (Makes job easy) 6. Bermanfaat (Useful)
Persepsi Kemudahaan Penggunaan Indikator: 1. Mudah dipelajari (Ease of learning) 2. Dapat dikontrol (Controllable) 3. Jelas & dapat dipahami (Clear & Understandable) 4. Fleksibel (flexible) 5. Mudah untuk menjadi trampil/mahir (Easy to become skillfull) 6. Mudah digunakan (Easy to use)
Gambar 2. 3. Final Indikator analisis TAM (Davis, 1989)
Davis mengemukankan bahwa faktor kemudahan penggunaan sistem informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor kebermanfaatan. Logikanya bagaimana bisa bermanfaat untuk pengguna kalau sistem informasinya saja sulit digunakan atau tidak mudah penggunaannya. Berikut ini pada gambar 2.4 bentuk asli model TAM yang diajukan oleh Davis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Gambar 2. 4. Final Model TAM (Davis, 1996) Progres kronologi TAM dijelaskan dengan sangat rinci oleh Ariff et al., (2013) seperti pada tabel 2.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Tabel 2. 1. Progres Kronologi TAM (Ariff et al., 2013) Versi TAM TAM Asli
Modifikasi Pertama TAM
Versi Final TAM
TAM 2 (Extended)
Penulis, Tahun Davis,1986 1. 2. 3. 4. Davis, Bagozzi, 1. & Warshaw. 2. 1989 3. 4. 5. 6. Venkatesh and 1. Davis, 1996 2. 3. 4. 5. Venkatesh and Davis, 2000
Dimensi Persepsi kemudahan penggunaan Persepsi kemanfaatan Sikap terhadap penggunaan Penggunaan sistem secara aktual Variabel eksternal Persepsi kemanfaatan Persepsi kemudahan penggunaan Sikap terhadap penggunaan Intensitas perilaku penggunaan Penggunaan sistem secara aktual Variabel eksternal Persepsi kemanfaatan Persepsi kemudahan penggunaan Intensitas perilaku penggunaan Penggunaan sistem secara aktual
1. Norma subjektif 2. Image 3. Relevansi Pekerjaan 4. Kualitas hasil 5. Result demonstrability 6. Pengalaman 7. Sukarela 8. Persepsi kemanfaatan 9. Persepsi kemudahan penggunaan 10. Intensitas perilaku penggunaan
Temuan 1. Korelasi positif antara skala dan self-predicted penggunaan masa depan. 2. Intensitas perilaku penggunaan seharusnya dimasukkan 1. Persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh langsung terhadap intensitas perilaku penggunaan 2. Mengeliminasi sikap terhadap penggunaan
1. Menghapus sikap terhadap penggunaan menghilangkan pengaruh langsung dari karakteristik sistem terhadap sikap 2. Perlu diperluas model untuk memasukkan variabel lain seperti norma subjektif, motivasi ekstrinsik, playfulness dan sebagainya. 1. Dihasilkan model yang baik dalam dimensi sukarela dan mandatory environment kecuali norma subjektif 2. Kritik untuk TAM Metodologi yang digunakan untuk pengujian model TAM, variabel dan hubungan yang ada dalam model TAM, dan landasan teoritis inti yang mendasari model TAM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Menurut Fatmawati (2015) variabel eksternal dalam model TAM dapat diganti dan disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Seperti yang dilakukan oleh Venkatesh, Speier, & Morris (2002) mengintegrasikan model TAM dengan memasukkan faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel eksternal yang mempengaruhi penggunaan sistem. Faktor intrinsik dari dalam individu pengguna, sedangkan faktor ekstrinsik faktor lingkungan yang mendorong pengguna menggunakan sistem informasi. Pada penelitian ini variabel eksternal yang digunakan adalah literasi TIK. Literasi TIK akan dianalisis terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan kemanfaatan, kemudian dari persepsi kemudahan penggunaan diprediksi akan
mempengaruhi
persepsi
kemanfaatan.
Selanjutnya
persepsi
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan akan berpengaruh terhadap sikap dan intensitas perilaku penggunaan e-Desa. Setelah itu maka dapat dikatakan mempengaruhi penggunaan sistem secara aktual. Setelah diperkenalkan oleh Davis tahun 1986, model TAM banyak di gunakan dan dikembangkan oleh para peneliti lainnya. Misalnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (1996) yang dikutip oleh Chuttur (2009) dan Gahtani (2001). Memodifikasi model TAM dengan mengeliminasi variabel sikap terhadap penggunaan (attitude toward using). Kemudian menggabungkan variabel intensitas perilaku penggunaan (behavioural intention to use) dan penggunaan sistem secara aktual (actual system use) menjadi variabel penerimaan (acceptance). Perubahan model TAM tersebut seperti gambar 2.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Gambar 2. 5. Modifikasi Model TAM oleh Chuttur (2009) & Gathani (2001)
Liu, Meng, Yeali, David, & Chin (2010) juga memodifikasi model TAM dengan menambahkan perceived interaction dan mengeliminasi variabel pengguna sistem secara aktual dan variabel sikap terhadap penggunaan. Modifikasi tersebut seperti pada gambar 2.6 berikut. Persepsi kemanfaatan
Variabel eksternal
Persepsi kemudahan penggunaan
Intensitas Penggunaan
Persepsi Interaksi Gambar 2. 6. Modifikasi Model TAM oleh Liu et al., (2010)
Begitu juga dengan Teo, Wong, & Chai (2008) memodifikasi model TAM dalam penelitiannya tidak memakai external variables dan actual system use, lebih jelasnya seperti gambar 2.7 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Persepsi kemanfaatan
Persepsi kemudahan penggunaan
Sikap terhadap penggunaan
Intensitas penggunaan
Gambar 2. 7. Modifikasi TAM oleh Teo et al., (2008)
Dari beberapa modifikasi model TAM peneliti akan mengikuti model yang dimodifikasi oleh Chuttur (2009) & Ganthani (2001) dan Liu et al., (2010) dengan mengikuti bentuk asli TAM. Artinya dalam penilitian ini akan mengeliminasi variabel atttitude toward use dan actual system use. Mengapa? Karena dalam penelitian ini peneliti melihat sejauh mana pengaruh Literasi TIK terhadap persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan, dan dari kedua faktor tersebut terhadap intensitas perilaku pengguna. Tepatnya model yang digunakan dalam penelitian ini seperti gambar 2.8 berikut. Persepsi kemanfaatan Intensitas penggunaan
Variabel eksternal Persepsi kemudahan penggunaan
Gambar 2. 8. Modifikasi model TAM yang digunakan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Intensitas perilaku penggunaan akan terpenuhi apabila e-desa yang digunakan oleh pengguna karena kemudahannya, sehingga e-desa tersebut memenuhi aspek dalam kemanfaatannya. Pada akhirnya secara aktual e-desa akan diterima oleh pengguna jika faktor kemudahan penggunaan dan kemanfaatan telah terpenuhi. Untuk menganalisis mengenai intensitas perilaku penggunaan e-desa dengan model TAM, beberapa variabel yang digunakan yaitu sebagai berikut: 2.1.4.1. Variabel eksternal Variabel eksternal yang akan digunakan adalah Literasi TIK dari perangkat desa. Literasi TIK diukur dari 3 aspek yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet. 2.1.4.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan. Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa mengenai kemudahan dari penggunaan e-Desa. Hal ini bisa di ketahui dari berbagai indikator, antara lain: mudah untuk dipelajari, dapat dikontrol, jelas dan dapat dipahami operasionalnya, sistem informasi yang fleksibel, mudah untuk menjadi terampil/mahir, adanya penilaian bahwa secara umum sistem informasi e-desa tersebut mudah digunakan. 2.1.4.3. Persepsi Kemanfaatan. Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa terhadap manfaat penerapan e-Desa. Indikatornya antara lain: mempercepat pekerjaan, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan efektifitas tugas, mempermudah pekerjaan, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat bagi Desa bersangkutan dan pengguna. 2.1.4.4. Intensitas Penggunaan. Adalah niat/kemauan/kehendak perangkat desa untuk menggunakan e-desa sehingga menjadi kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan e-desa tersebut. Tingkat penggunaan e-desa pada perangkat desa dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap eDesa. Jadi ada semacam motivasi untuk menggunakan dan keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya. Indikatornya antara lain: kognitif/cara pandang dari perangkat desa adanya ketertarikan terhadap penerapan e-Desa, afektif dengan pernyataan pengguna untuk menggunakan e-Desa, komponen yang berkaitan dengan perilaku yaitu adanya keinginan untuk tetap menggunakan e-Desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2. 2. Penelitian terdahulu Peneliti Sirait
Thn Judul 2007 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Kalangan Pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007
Timothy Teo, Wong, & Chai
2008 A cross-cultural examination of the intention to use technology between Singaporean and Malaysian pre-service teachers: an application of the Technology Acceptance Model (TAM)
Timothy Teo, Lee, Chai, & Wong
2009 Assessing the intention to use technology among pre-service teachers in Singapore and Malaysia: A multigroup invariance analysis of the Technology Acceptance Model (TAM)
Kesimpulan 1. Tingkat literasi TIK pemerintah daerah Provinsi bengkulu masih rendah 2. Program pemerintah untuk mengaplikasikan e-government guna mewujudkan kinerja pemerintah yang bersih dan efisien, perlu didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi dan komunikasi di kalangan pejabat pemerintah itu sendiri. 1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan dalam penerimaan teknologi antara guru preservice Singapura dan Malaysia. 2. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam intensitas perilaku meskipun ada perbedaan yang signifikan dalam variabel eksogen (Persepsi manfaat, Persepsi kemudahan dan Computer Attitude). 1. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pemahaman tentang efektivitas relatif Persepsi manfaat, Persepsi kemudahan, dan Sikap terhadap penggunaan dalam memprediksi niat untuk menggunakan teknologi dalam dunia pendidikan 2. Mengatasi kesenjangan yang diidentifikasi oleh Lee et al., (2003) yang menemukan bahwa sebagian besar studi TAM menjadi terlalu tergantung pada penggunaan sampel tunggal dan tidak mempertimbangkan perbedaan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Peneliti Liu, Meng, Yeali, David, & Chin Park, Nam, & Cha
Siswanto
Thn Judul 2010 Extending the TAM model to explore the factors that affect Intention to Use an Online Learning Community
Kesimpulan 1. Desain Kursus Online adalah penentu utama yang mempengaruhi Persepsi Interaksi 2. Semakin besar pengalaman belajar online pengguna, semakin kuat niat mereka untuk menggunakan komunitas belajar online. 2012 University students’ behavioral intention to 1. Variabel yang berhubungan dengan intensitas perilaku untuk use mobile menggunakan IT dapat dikelompokkan menjadi empat kategori: learning: Evaluating the technology konteks individu, konteks sistem, konteks sosial dan konteks acceptance model organisasi. 2. Temuan bahwa relevance for major memainkan peran penting dalam mempengaruhi sikap dan persepsi manfaat m-learning. 2012 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Dari hasil analisis variabel minor menunjukkan bahwa secara (TIK) Masyarakat Desa Pantai (Survai di umum fenomena literasi komputer berdasarkan fenomena Desa Kota Bengkulu, Pangkal Pinang, variabel minornya di daerah desa pantai pada tiga lokasi Jakarta) penelitian itu, menunjukkan bahwa responden pada umumnya sudah cenderung memiliki kemampuan yang sifatnya mandiri. 2. Berdasarkan hasil analisis over all terhadap fenomena literasi komputer menunjukkan bahwa responden yang kemampuannya sudah mandiri itu lebih menonjol terjadi di lokasi Bengkulu jika dibandingkan dengan dua lokasi lainnya yaitu DKI Jakarta dan Bangka Belitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Peneliti Praditya
Syarifuddin
Thn Judul 2014 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Kesimpulan 1. Pelatihan terkait TIK yang diselenggarakan secara rutin dan melibatkan masyarakat akan membantu meningkatkan literasi TIK. 2. Perlu dikembangkan fasilitas (layanan) yang mendukung komunikasi maupun kolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha. 3. Proses pelayanan publik melalui situs web sudah seharusnya difasilitasi dengan dukungan sumber daya TIK dan sumber daya manusia yang dimiliki. 2014 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Literasi digital (telepon seluler) masyarakat di Sulawesi Selatan sudah sangat memadai. Mayoritas responden individu telah menganggap informasi dan teknologi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari dan secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku dan budaya hidupnya atau bagian dari information society atau manusia berbudaya informasi. 2. Literasi internet berada pada tahap tiga yaitu responden telah memiliki standar penguasaan dan pemahaman terhadap informasi maupun teknologi yang diperlukannya, dan secara konsisten mempergunakan standar tersebut sebagai acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Peneliti Rustam
Thn Judul 2014 Literasi Internet Aparatur Pemerintah (Survei Aparat Pemerintah di Lingkungan Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku).
Purnawing wulan, Dewi, & Irawan
2015 Pengembangan model kebijakan pembangunan e-desa di Kabupaten Bandung
Kesimpulan 1. Kadar literasi internet aparat pemerintah umumnya cenderung masih belum memadai. 2. Sehubungan kadar literasi internet itu cenderung masih belum memadai pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam sistem pemerintahan berbasiskan konsep governance. 1. Kondisi wilayah kabupaten bandung mendorong pengembangan model kebijakan e-desa guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 2. Keterbatasan fasilitas komputer & penunjangnya, jaringan telepon, ketergantungan masyarakat desa pada staf desa yang tinggi, belum ada kader khusus yang akan membina masyarakat untuk melek teknologi dan belum ada dukungan leading sector. 3. Kehidupan masyarakat yang pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan 4. e-desa mempermudah dalam menyebarkan informasi mengenai desa berbasis web dan bersifat online 5. Variabel lingkungan dalam pengembangan e-desa yaitu indikator makro ekonomi dan indikator makro sosial budaya
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas terlihat bahwa literasi TIK dan intensitas penggunaan sistem informasi pernah diteliti. Tetapi kedua aspek tersebut diteliti secara terpisah. Oleh karena itu pertanyaan yang belum terjawab dari penelitian terdahulu tersebut adalah meneliti kedua aspek tersebut apakah berpengaruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2.3. Pengembangan Hipotesis 2.3.1. Literasi TIK Menurut Sirait (2007) literasi TIK adalah satu kombinasi dari kemampuan intelektual, konsep fundamental, dan keterampilan kontemporer yang harus dimiliki seseorang untuk berlayar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Pemerintah indonesia sudah memutuskan mengadopsi TIK dalam layanan pemerintahan. Hal ini terlihat dari kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 tahun 2014 tentang Desa. Salah satu pasal UU tersebut menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengembangkan sistem informasi desa (e-desa) dan pembangunan kawasan perdesaan. Menurut Sirait (2007) salah satu tahap awal yang diperlukan dalam pengembangan e-government adalah tingkat literasi TIK, baik pada SDM pengelola e-government, pejabat pemerintah, maupun masyarakat luas sebagai konsumen e-government. Sehingga tujuan manfaat dari e-government yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam organisasi pemerintahan dapat dirasakan oleh perangkat desa. Dengan memiliki literasi TIK yang tinggi maka perangkat desa merasakan manfaat dari penerapan e-desa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh literasi TIK terhadap kemanfaatan e-desa dalam rumusan hipotesis 1 berikut ini: Ha1 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-Desa Purnawingwulan et al., (2015) mengatakan dalam penerapan egovernment unsur pertama yang harus dipenuhi adalah kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
penggunaan TIK. E-desa merupakan salah satu wujud dari e-government maka kemampuan penggunaan TIK sangat penting dimiliki oleh perangkat desa. Dengan memiliki kemampuan penggunaan TIK yang tinggi maka edesa akan sangat mudah digunakan. Menurut Purnawingwulan et al., (2015) ketika seseorang memiliki kemampuan penggunaan TIK maka seseorang tersebut sudah terbiasa/sering dalam menggunakan produk/media TIK. Karena e-desa adalah sebuah produk TIK, tentu tidak lagi menjadi kesulitan bagi perangkat desa dalam menggunakan e-desa jika sudah memiliki kemampuan penggunaan TIK. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh literasi TIK terhadap kemudahan penggunaan e-desa dalam rumusan hipotesis 2 berikut ini: Ha2 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-Desa 2.3.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri (Laihad, 2013). Davis (1986) mengemukakan bahwa faktor kemudahan penggunaan sistem informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor kebermanfaatan. Logikanya bagaimana bisa bermanfaat untuk pengguna kalau sistem informasinya saja sulit digunakan atau tidak mudah penggunaannya. Pernyataan ini dibuktikan oleh Liu et al., (2010) persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi dalam kursus online mempengaruhi terhadap persepsi kemanfaatan. Begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012) persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi terhadap persepsi kemanfaatan. Menurut Davis et al., (1989) seseorang cenderung menggunakan sebuah sistem apabila mereka percaya bahwa sistem akan membantu dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila mereka meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi persepsi kemanfaatan. Berdasarkan pernyataan dan hasil penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-desa dalam rumusan hipotesis 3 berikut ini: Ha3 :
Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa
Davis (1986) mengemukakan dalam teori TAM penekanan ada pada persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan yang memiliki hubungan untuk memprediksi intensitas perilaku dalam menggunakan sistem informasi. Penelitian Davis et al., (1989) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat. Ketika seseorang sudah merasakan kemudahan penggunaan dari sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan niat/intensitas untuk menggunakan. Liu et al., (2010) membuktikan bahwa persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi kursus online mempengaruhi intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi intensitas penggunaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-desa terhadap intensitas penggunaan dalam rumusan hipotesis 4 berikut ini: Ha4 :
Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa.
2.3.3. Persepsi Kemanfaatan Persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi maka dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut (Laihad, 2013). Penelitian Davis et al., (1989) menunjukkan bahwa persepsi kemanfaatan dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat. Liu et al., (2010) membuktikan bahwa persepsi kemanfaatan sistem informasi kursus online mempengaruhi intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012) persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi intensitas penggunaan. Ketika seseorang sudah merasakan manfaat dari penerapan sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan niat/intensitas untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan e-desa terhadap intensitas penggunaan e-desa dalam rumusan hipotesis 5 berikut ini: Ha5 :
Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2.4. Kerangka Penelitian Berdasarkan hipotesis di atas, dibuatlah kerangka penelitian untuk mengambarkan pengaruh setiap variabel pada gambar 2.9 berikut.
H1 Literasi TIK perangkat desa
Persepsi kemanfaatan e-desa
H5 Intensitas penggunaan e-desa
H3
H2
Persepsi kemudahan penggunaan e-desa
H4
Gambar 2. 9. Kerangka penelitian adopsi dari model TAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan kepada pembaca bagaimana peneliti akan mendeskripsikan langkah-langkah atau cara menjawab permasalahan yang diteliti. 3.1. Desain Penelitian Pertanyaan yang akan dijawab pada penelitian ini adalah apakah literasi TIK memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan. Kemudian apakah persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku penggunaan e-desa. Dari paparan masalah tampak bahwa penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Data yang digali dalam penelitian ini adalah persepsi perangkat desa. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebab data data persepsi yang akan digali adalah pendapat setuju atau tidaknya kesesuaian dengan pernyataan. Pendapat setuju atau tidaknya dinyatakan dalam angka. Dalam mengumpulkan data peneliti akan menggunakan metode survei dan kuesioner. Survei digunakan untuk mengetahui populasi dan sampel, dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer langsung dari perangkat desa.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
3.2. Definisi Operasional Variabel Berikut ini adalah penjelasan definisi opersional setiap variabel dalam penelitian: Tabel 3. 1. Definisi operasional variabel penelitian Variabel Literasi TIK
Persepsi Kemudahan Penggunaan
Persepsi Kemanfaatan
Intensitas Penggunaan
Indikator 1. Literasi Informasi: frekuensi penggunaan Media/Produk TIK ( Telepon Selluler, Komputer, Internet, TV, Radio, Surat Kabar/Majalah, Buku) 2. Literasi Komputer: peruntukkan penggunaan komputer (mengetik, mengelola data, multimedia, game) 3. Literasi Internet: tingkat keseringan menggunakan mesin pencari Google dan tingkat keseringan menggunakan e-mail 1. Mudah untuk dipelajari 2. Dapat dikontrol 3. Jelas dan dapat di pahami operasionalnya 4. Mudah untuk menjadi terampil/mahir 5. Adanya penilaian bahwa secara umum sistem informasi tersebut mudah digunakan. 1. Mempercepat pekerjaan 2. Meningkatkan kinerja 3. Meningkatkan produktifitas kerja 4. Meningkatkan efektifitas 5. Mempermudah pekerjaan 6. Adanya penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat 1. Kognitif/cara pandang adanya ketertarikan terhadap penerapan edesa 2. Afektif dengan pernyataan pengguna untuk menggunakan e-desa 3. Komponen yang berkaitan dengan perilaku yaitu adanya keinginan untuk tetap menggunakan e-Desa.
Kategori Skala Likert : 1. Sangat Sering 2. Sering 3. Jarang 4. Sangat Jarang 5. Tidak Pernah
Pengukuran Ordinal (Skala Likert)
Skala Likert : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Ragu-Ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju
Ordinal (Skala Likert)
Skala Likert : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Ragu-Ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju
Ordinal (Skala Likert)
Skala Likert : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Ragu-Ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju
Ordinal (Skala Likert)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data desa di DIY sebagai berikut. Tabel 3. 2. Data desa di DIY 2016 Kabupaten Kulon Progo Bantul Gunung Kidul
Jumlah Kecamatan 12 17 18
Jumlah Desa 87 75 144
Sleman
17 86 Total 64 392 Sumber Data : Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Per semester II Bulan Desember Tahun 2014
Keterangan : kabupaten Yogyakarta tidak termasuk karena tidak terdapat desa. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel karena jumlah populasinya diketahui dengan pasti dan perhitungannya mudah seperti yang digunakan oleh (Setiawan, 2007). Perhitungan menggunakan rumus Slovin:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
n = N / ((N * α2)+1) Keterangan: n
=
Jumlah Sampel
N
=
Jumlah Populasi
α
=
taraf signifikan (0,1), taraf signifikan adalah tingkat kesalahan yang dikehendaki. Menurut Sugiyono (2013) berdasarkan Isaac dan Michael, ukuran sampel dapat diperoleh melalui perhitungan matematis dengan taraf signifikansi 1%, 5%, dan 10%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan taraf signifikan 10%.
Maka jumlah sampel sebagai berikut :
n = 392 / ((392 * 0.12)+1) n = 79.67 Desa n = 80 Desa (dibulatkan) 3.3.3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini proportionate stratified random sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata (kecamatan) pada 4 kabupaten. Kemudian dilakukan pengambilan sampel secara acak sederhana. Teknik yang digunakan yaitu dengan mengundi (lottery technique). Dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing kecamatan digunakan rumus menurut Sugiyono (2009) sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
n = (X / N) * N1 Keterangan: n = Jumlah Sampel (desa) yang diinginkan pada setiap strata (kecamatan). N = Jumlah Populasi Desa seluruh DIY (393 desa) X = Jumlah Populasi Desa pada setiap strata (64 kecamatan) N1 = Sampel (80 desa)
Sedangkan teknik pengampilan sampel yang akan dilakukan untuk menentukan desa yang terpilih adalah sebagai berikut: 3.3.3.1. Daftar jumlah dan nama desa pada setiap kecamatan yang menjadi perwakilan sampel. 3.3.3.2. Daftar nama-nama desa tersebut dibuat dalam gulungan kertas dan dimasukan di dalam kaleng. Kemudian dikocok-kocok sampai ada nama desa yang terpilih. 3.3.3.3. Ulangi sebanyak jumlah desa yang menjadi perwakilan sampel pada kecamatan tersebut. Berdasarkan rumus dan undian, jumlah sampel dari masing-masing 64 kecamatan tersebut seperti pada tabel 3.3 sampai 3.6 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tabel 3. 3. Sampel desa di Kabupaten Kulonprogo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Kokap Girimulyo Nanggulan Samigaluh Kalibawang Total
Jumlah Desa Sampel Desa Terpilih Undian 15 3 Sindutan, Kalidengen, Plumbon 7 1 Sogan 11 2 Garongan, Krembangan 7 1 Tirtorahayu 6 1 Ngentakrejo 8 2 Tuksono, Sentolo 7 1 Margosari 5 1 Kalirejo 4 1 Pendoworejo 6 1 Jatisarono 7 1 Purwoharjo 4 1 Banjararum 87 16
Tabel 3. 4. Sampel desa di Kabupaten Bantul No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Pajangan Bantul Jetis Imogiri Dlingo Banguntapan Pleret Piyungan Sewon Kasihan Sedayu Total
Jumlah Desa 2 4 5 3 3 4 3 5 4 8 6 8 5 3 4 4 4 75
Sampel 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 18
Desa Terpilih Undian Srigading Tirtohargo Panjangrejo Sidomulyo Triharjo Guwosari Sabdodadi Sumberagung Selopamioro, Imogiri Jatimulyo Singosaren, Potorono Wonokromo Sitimulyo Panggungharjo Tirtonirmolo Argodadi -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 3. 5. Sampel desa di Kabupaten Gunung Kidul No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kecamatan Wonosari Nglipar Playen Patuk Paliyan Panggang Tepus Semanu Karangmojo Ponjong Rongkop Semin Ngawen Gedangsari Saptosari Girisubo Tanjungsari Purwosari Total
Jumlah Desa 14 7 13 11 7 6 5 5 9 11 8 10 6 7 7 8 5 5 144
Sampel 3 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 28
Desa Terpilih Undian Wunung, Karangrejek, Piyaman Pengkol Getas, Logandeng, Banaran Patuk, Putat Pampang Giriwungu Purwodadi Ngeposari Bejiharjo, Ngipak Sawahan, Genjahan Pucanganom, Karangwuni Bendung, Candirejo Sambirejo Ngalang Ngloro Karangawen, Jerukwudel Kemiri Giripurwo -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 3. 6. Sampel desa di Kabupaten Sleman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Gamping Godean Moyudan Minggir Seyegan Mlati Depok Berbah Prambanan Kalasan Ngemplak Ngaglik Sleman Tempel Turi Pakem Cangkringan Total
Jumlah Desa 5 7 4 5 5 5 3 4 6 4 5 6 5 8 4 5 5 86
Sampel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18
Desa Terpilih Undian Ambarketawang Sidoluhur Sumberarum Sendangrejo Margokaton Sendangadi Caturtunggal Tegaltirto Madurejo Tirtomartani Widodomartani Donoharjo Tridadi Sumberrejo, Banyurejo Donokerto Hargobinangun Argomulyo -
Dari tabel 3.3 sampai 3.6 hasil perhitungan sampel di atas dapat dilihat bahwa jumlah desa yang akan diteliti pada 4 kabupaten adalah 80 desa. Pada Kabupaten Kulon Progo sebanyak 16 desa, Kabupaten Bantul sebanyak 18 desa, Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 28 desa, dan Kabupaten Sleman sebanyak 18 desa. Total keseluruhan 80 desa (16+18+28+18). Pada setiap desa akan diambil 2 orang perangkat desa sebagai subjek penelitian, maka total 160 (80*2) orang subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3.4. Instrumen Penelitian Dalam proses pengumpulan data, peneliti memerlukan alat bantu supaya pengumpulan data menjadi lebih mudah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alasan peneliti menggunakan kuesioner yaitu karena data yang akan digali adalah data kuantitatif. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang diimplementasikan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan/pernyataan kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini, kuesioner teridiri dari tiga bagian yaitu pertama berisi tentang identitas responden, kedua berisi pertunjuk pengisian, dan ketiga berisi pernyataan - pernyataan kuesioner. Sebagai alat pengumpul data, kuesioner perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas dan reliabilitas akan di uji sebagai berikut: 3.4.1. Uji Validitas Menurut Jogiyanto (2007) validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor total seluruh item pertanyaan. Pengujian validitas ini menggunakan uji validitas Product Moment Pearson Correlation dengan cara menghubungkan masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian. Dalam uji validitas ini dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
3.4.1.1. Jika nilai rhitung > rtabel, maka instrumen penelitian dinyatakan valid. 3.4.1.2. Jika nilai rhitung ≤ rtabel, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak valid. 3.4.2. Uji Reliabilitas Menurut Jogiyanto (2007) reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran di mana pengujiannya dapat dilakukan secara internal yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Pengujian reliabilitas instrumen diukur berdasarkan nilai cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha merupakan sebuah ukuran reliabilitas yang memiliki nilai berkisar dari 0 sampai dengan 1 (Hair et al., 2010:92). Menurut Eisingerich dan Rubera (2010) nilai reliabilitas cronbach’s alpha minimum adalah 0,70. Berikut ini merupakan tingkat keandalan cronbach’s alpha menurut Hair et al., (2010): Tabel 3. 7.Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha Nilai Cronbach’s Alpha 0,00 – 0,20 >0,20 – 0,40 >0,40 – 0,60 >0,60 – 0,80 >0,80 – 1,00
Tingkat Keandalan Kurang handal Agak handal Cukup handal Handal Sangat handal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
3.5. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer didapatkan menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada perangkat desa di DIY yang terpilih sebagai sampel penelitian. Kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan dan langsung dikembalikan kepada peneliti. Di dalam kuesioner terdapat daftar pernyataanpernyataan dan setiap responden diminta untuk memberikan penilaian sesuai dengan petunjuk di dalam kuesioner. Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan berupa pernyataan positif atau negatif. Untuk setiap pernyataan akan diberi bobot sebagai berikut. Tabel 3. 8. Skala Likert Pernyataan positif menurut sugiyono (2010)
No 1 2 3 4 5
Pernyataan Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik Setuju/ Sering/ Baik Ragu-Ragu/ Kadang/ Cukup Tidak Setuju/ Hampir Tidak Pernah/ Kurang Baik Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah/ Sangat Tidak Baik
Skor pernyataan positif 5 4 3 2 1
`Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala likert, kemudian dilakukan tabulasi atas tanggapan responden untuk setiap variabel. Dari hasil tabulasi tersebut dimasukan dalam garis kontinum yang pengukurannya ditentukan dengan cara berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Gambar 3. 1.Garis Kontinum menurut Sugiyono (2009) Keterangan: Nilai Indek Minimum = Jumlah responden dikali 1 Nilai Indek Maksimum = Jumlah responden dikali 5 Jarak Interval/Rentang = (Nilai Indek Maksimum - Nilai Indek Minimum) / 5 Y = Total skor yang diperoleh, yaitu dari (jumlah responden yang menjawab S.Setuju dikali 5) + (jumlah responden yang menjawab Setuju dikali 4) + (jumlah responden yang menjawab Ragu-ragu dikali 3) + (jumlah responden yang menjawab T.Setuju dikali 2) + (jumlah responden yang menjawab S.T.Setuju dikali 1) / jumlah item pertanyaan. 3.6. Metode Analisis Data Data kuesioner yang telah dikumpulkan dan ditabulasi dimasukkan ke software SmartPLS. Data tersebut diperiksa ulang untuk konsistensi sehingga dapat meminimalkan kesalahan dalam memasukkan dalam data. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk rerata skor. Analisis inferensial menggunakan teknik analisis PLS-SEM (Partial Least Squares – Structural Equation Modeling) dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Penelitian ini menggunakan model kausalitas atau hubungan pengaruh. Dengan demikian, untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis Partial Least Square - Stuctural Equation Modeling (PLS-SEM) yang dioperasikan melalui program SmartPLS 3.0 Professional. Gambar 3.2 di bawah ini menunjukkan model diagram jalur Partial Least Square.
Gambar 3. 2. Model Diagram Jalur Partial Least Square Analisis PLS-SEM terdiri dari 2 sub model yaitu: inner model dan outer model. 3.6.1 Outer Model Outer
model
atau
outer
relation
atau
measurement
model
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
hubungan setiap indikator dengan variabel latennya. Menurut Ghozali (2006), model persamaan dasar dari model pengukuran atau outer model dapat ditulis sebagai berikut: Untuk konstruk laten eksogen (X) : X = λx ξ + δ
untuk konstruk laten endogen (Y): Y = λy η + ε
Sumber : Ghozali (2006)
Tabel 3. 9. Keterangan simbol Simbol Nama Keterangan Lamda Bobot faktor Antara variabel laten dengan indikatornya λ Ksi Variabel laten eksogen ξ Epsilon Pengukuran eror indikator endogen ε Eta Variabel laten endogen η Delta Pengukuran eror indikator eksogen δ Gambar 3.2 menunjukkan bahwa ξ1 dan ξ2 merupakan variabel laten eksogen atau independen variabel, η1 dan η2 merupakan variabel laten endogen atau variaben dependen. Nilai koefisien dari persamaan akan menerangkan hubungan atau pengaruh antar variabel sesuai dengan paradigma penelitian. Pengujian dalam outer model yaitu: 3.6.1.1 Uji Validitas Pengujian validitas ada 2 yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen diuji melalui parameter loading factor dan nilai Average Variance Extracted (AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas konvergen apabila nilai loading factor lebih dari 0,7 dan nilai AVE lebih dari 0,5 (Ghozali, 2008). Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross loading dari setiap variabel. Pengukuran dapat dikategorikan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
validitas diskriminan apabila memiliki nilai cross loading lebih dari 0,7. 3.6.1.2 Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dapat dilihat berdasarkan nilai Cronbach’s alpha harus lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0,7 (Jogiyanto, 2011). Nilai composite reliability menunjukkan ukuran nilai reliabilitas sesungguhnya dari suatu variabel sedangkan cronbach’s alpha menunjukkan ukuran nilai reliabilitas terrendah dari suatu variabel. 3.6.2 Inner Model Pengujian padal inner model atau model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antar konstruk laten. Inner model meliputi inner relation, structural model dan substantive theory menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantive. Inner model diuji dengan melihat nilai R-square, Q-square dan path coefficient (koefisien jalur) untuk mendapatkan informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi oleh variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel (Ghozali, 2006). Pengujian dalam inner model yaitu: 3.6.2.1 R-square test Nilai R-square atau koefisien determinasi menunjukkan keragaman konstruk endogen yang mampu dijelaskan oleh konstrukkonstruk eksogen secara serentak. Nilai R-square digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
mengukur tingkat variabilitas perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Parameter ini juga digunakan untuk mengukur kelayakan model prediksi dengan rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai R-square maka semakin besar pula pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Nilai Rsquare dapat mendeteksi pengaruh langsung dari variabel eksogen tertentu terhadap variabel endogen. Perubahan nilai R-square (f2) digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel laten dependen secara substantive (Ghozali, 2006). 3.6.2.2 Q-square test Q-square test dalam PLS digunakan untuk predictive relevancy dalam model konstruktif. Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui melalui nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-Square) pada analisis regresi, di mana semakin tinggi R-Square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Qsquare mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Pendekatan ini menggunakan rumus sebagai berikut (Hengky dan Ghozali, 2012) : Q2 = 1 – (1 – R12) (1 - R22) … (1 – Rp2) Keterangan: R12 R22 … Rp2
:
R-square Interpretasi
variabel Q2
endogen sama
dalam
dengan
model. koefisien
determinasi total pada analisis jalur. (mirip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dengan R2 pada regresi). Q2
:
koefisien determinasi total pada analisis jalur.
3.6.2.3 Koefisien jalur Koefisien jalur menunjukkan seberapa besar hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan prosedur bootstrapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dan pembahasan hasil. 4.1. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah perangkat desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap desa dari 80 desa sampel penelitian diwakili oleh 2 orang responden. Sehingga jumlah responden yang diteliti sebanyak 160 orang. Pada masing-masing kantor desa diberikan 2 (dua) buah kuesioner, sehingga total penyebaran adalah 160 buah kuesioner. Pada tabel 4.1 berikut ini detail kuesioner yang dibagikan kepada responden : Tabel 4. 1. Tingkat pengembalian kuesioner
Jumlah kuesioner yang dibagikan Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang tidak lengkap Jumlah kuesioner yang dapat digunakan
Jumlah 160 6 1 153
Presentase 4% 1% 95%
Sedangkan untuk identitas responden yang dikelompokkan berdasarkan umur dan pendidikan terakhir sebagai berikut: 4.1.1. Responden berdasarkan Umur. Data mengenai identitas responden berdasarkan kelompok Umur pada tabel 4.2 berikut ini:
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 4. 2. Identitas responden berdasarkan Umur Kelompok Umur < 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 – 50 Tahun >50 Tahun Total
Jumlah 22 58 48 25 153
Persentase 14% 38% 31% 16% 100%
Berdasarkan tabel 4.2 tampak bahwa umur responden yang diambil sebagai responden sebagian besar ada pada umur 31-40 tahun yaitu sebesar 38%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas perangkat desa yang berada di DIY masih cukup muda yaitu kisaran umur 31-40 tahun. 4.1.2. Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir. Data mengenai identitas responden berdasarkan kelompok Pendidikan Terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 4. 3. Identitas responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Kelompok Pendidikan SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 Total
Jumlah 0 0 72 1 2 17 0 60 1 0 89
Persentase 0% 0% 47% 1% 1% 11% 0% 39% 1% 0% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa pendidikan terakhir responden yang diambil sebagai responden sebagian besar ada pada pendidikan SMA yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
sebesar 47%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir perangkat desa yang berada di DIY masih rendah yaitu SMA. 4.2. Pengujian Kuesioner 4.2.1. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Berikut ini adalah hasil uji validitas menggunakan Pearson Correlation dengan bantuan software SPSS terhadap 35 responden.
Tabel 4. 4. Hasil uji validitas Variabel
rhitung
rtabel
0,686 0,391 0,512 0,443 0,450 0,658 0,828 0,587 0,410 0,356 0,401
0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,841 0,796 0,843 0,620 0,811
0,301 0,301 0,301 0,301 0,301
Valid Valid Valid Valid Valid
0,818 0,910 0,906 0,836 0,934 0,885
0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
df-2
Ket.
Literasi Teknologi Informasi (LTIK)
LTIK1 LTIK2 LTIK3 LTIK4 LTIK5 LTIK6 LTIK7 LTIK8 LTIK9 LTIK10 LTIK11 Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5 Persepsi Kemanfaatan (PK) PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 4. 4. Hasil Uji Vaiditas (lanjutan) Variabel
rhitung
rtabel
Intensitas Penggunaan (IP) IP1 IP2 IP3
0,861 0,872 0,919
0,301 0,301 0,301
df-2
Ket. Valid Valid Valid
Dari hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua variabel valid karena rhitung lebih besar dari rtabel (0,301) pada taraf signifikansi 10%. Artinya tiap pernyataan berkorelasi dengan skor skor totalnya dan semuanya dinyatakan valid. Dengan demikian semua indikator variabel sudah bisa digunakan untuk mengambil data. 4.2.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsistem jika dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel. Apabila nilai Cronbach Alpha semakin mendekati 1 mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya. Pada tabel 4.5 berikut ini hasil uji reliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 4. 5. Hasil uji reliabilitas Variabel Literasi Teknologi Informasi & Komunikasi Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Kemanfaatan Intensitas Penggunaan
Cronbach Alpha 0,696 0,843 0,941 0,857
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,600 jadi seluruh item pernyataan dinyatakan reliabel. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel (handal). 4.3. Analisis Data 4.3.1.Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Hasil analisis deskriptif disimpulkan berdasarkan jawaban yang diberikan atas pernyataan dalam kuesioner. Dengan menghitung maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil perhitungan statistik deskriptif menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4. 6. Hasil analisis statistik deskriptif Variabel Literasi TIK Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Kemanfaatan Inttnsitas Penggunaan Valid N (listwise)
N 153 153 153 153 153
Min 23 11 18 9
Maks 53 25 30 15
Mean 40,83 19,15 25,14 12,37
Std. Deviation 5,401 2,536 2,826 1,423
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka dapat diambil kesimpulan untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 4.3.1.1. Literasi Teknologi Informasi & Komunikasi (LTIK). Variabel LTIK terdapat 11 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban Sangat Sering (SS) = 5, Sering (S)= 4, Jarang (J)= 3, Sangat Jarang (SJ)= 2, Tidak Pernah (TP)= 1. Untuk menarik kesimpulan harus dilihat dari kriteria sebagai berikut: Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=11. Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=55. Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat alternatif jawaban = (55-11)/5 = 8,80. Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari rentang/interval berikut ini : Tidak Pernah
=
11,00 sampai 19,80.
Sangat Jarang
=
19,81 sampai 28,60
Jarang
=
28,61 sampai 37,40
Sering
=
37,41 sampai 46,20
Sangat Sering
=
46,21 sampai 55,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel LTIK dengan Mean sebesar 40,83, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ratarata responden berada dalam kategori “SERING”. Artinya responden sudah terbiasa atau sering dengan penggunaan alat/media teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan nilai minimum yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
sebesar 23 (dalam kategori sangat jarang) yang berarti ada responden yang sangat jarang dalam penggunaan teknologi informasi. Tetapi ada juga responden yang sangat sering dalam penggunaan teknologi informasi yaitu dengan nilai maksimum 53 (dalam kategori sangat sering). Untuk standar deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 5,401, yakni menjauhi angka 0 sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam. 4.3.1.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP). Variabel PKP terdapat 5 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan harus dilihat dari kriteria sebagai berikut: Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=5. Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=25. Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat alternatif jawaban = (25-5)/5 = 4,00. Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari rentang/interval berikut ini : Sangat Tidak Setuju
=
5,00 sampai 9,00.
Tidak Setuju
=
9,01 sampai 13,00
Ragu-Ragu
=
13,01 sampai 17,00
Setuju
=
17,01 sampai 21,00
Sangat Setuju
=
21,01 sampai 25,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel PKP dengan Mean sebesar 19,15, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ratarata responden berada dalam kategori “SETUJU”. Artinya rata-rata responden sudah setuju bahwa penggunaan Sistem Informasi Keuangan Desa sudah mudah digunakan atau dioperasikan. Sedangkan nilai minimum yaitu sebesar 11 (dalam kategori tidak setuju) yang berarti ada responden yang masih menggangap sistem informasi keuangan desa masih sulit digunakan. Tetapi ada juga responden yang menganggap sistem informasi keuangan desa sangat mudah digunakan yaitu dengan nilai maksimum 25 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 2,536, yakni menjauhi angka 0 sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam. 4.3.1.3. Persepsi Kemanfaatan (PK). Variabel PK terdapat 6 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan harus dilihat dari kriteria sebagai berikut: Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=6. Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=30. Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat alternatif jawaban = (30-6)/5 = 4,80. Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari rentang/interval berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Sangat Tidak Setuju
=
6,00 sampai 10,80.
Tidak Setuju
=
10,81 sampai 15,60
Ragu-Ragu
=
15,61 sampai 20,40
Setuju
=
20,41 sampai 25,20
Sangat Setuju
=
25,21 sampai 30,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel PK dengan Mean sebesar 25,14, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ratarata responden berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata responden sudah setuju bahwa penerapan Sistem Informasi Keuangan Desa memiliki manfaat bagi mereka. Sedangkan nilai minimum yaitu sebesar 18 (dalam kategori ragu-ragu) yang berarti ada responden yang masih ragu-ragu kalau penerapan sistem informasi keuangan desa memiliki manfaat. Tetapi ada juga responden yang menganggap sistem informasi keuangan desa sangat bermanfaat yaitu dengan nilai maksimum 30 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 2,826, yakni menjauhi angka 0 sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam. 4.3.1.4. Intensitas Penggunaan (IP). Variabel IP terdapat 3 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan harus dilihat dari kriteria sebagai berikut: Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=15. Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat alternatif jawaban = (15-3)/5 = 2,40. Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari rentang/interval berikut ini : Sangat Tidak Setuju
=
3,00 sampai 5,40.
Tidak Setuju
=
5,41 sampai 7,80
Ragu-Ragu
=
7,81 sampai 10,20
Setuju
=
10,21 sampai 12,60
Sangat Setuju
=
12,61 sampai 15,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel IP dengan Mean sebesar 12,37, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ratarata responden berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata responden setuju bahwa mereka memiliki intensitas/niat untuk tetap menggunakan Sistem Informasi Keuangan Desa kedepannya. Sedangkan nilai minimum yaitu sebesar 9 (dalam kategori ragu-ragu) yang berarti ada responden yang masih ragu-ragu kalau memiliki niat untuk menggunakan sistem informasi keuangan desa kedepannya. Tetapi ada juga responden yang sangat memiliki niat untuk menggunakan kedepannya yaitu dengan nilai maksimum 15 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 1,423, yakni menjauhi angka 0 sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
4.3.2.Analisis Data Menggunakan PLS-SEM 4.3.2.1.Evaluasi Model Pengukuran (outer model) 4.3.2.1.1. Uji Validitas 4.3.2.1.1.1. Convergent validity Data 153 responden diolah menggunakan PLS-SEM didapatlah nilai outer loading untuk setiap indikator variabel seperti pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4. 7. Outer Loading Intensitas Penggunaan (IP) IP1 IP2 IP3 LTIK1 LTIK10 LTIK11 LTIK2 LTIK3 LTIK4 LTIK5 LTIK6 LTIK7 LTIK8 LTIK9 PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5
Literasi TIK (LTIK)
Persepsi Persepsi Kemudahan Kemanfaatan Penggunaan (PK) (PKP)
0,839 0,877 0,893 0,711 0,742 0,572 0,664 -0,245 0,466 0,392 0,574 0,664 0,629 0,268 0,841 0,843 0,866 0,875 0,868 0,832 0,725 0,722 0,729 0,805 0,811
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Hasil Outer loading atau validitas konvergen digunakan untuk menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk. Pada validitas konvergen ini, nilai “loading factor” harus > 0,6 (umumnya 0,7) dan nilai AVE sebesar 0,5 atau lebih Ghozali (2008). Terlihat pada data di atas bahwa loading faktornya untuk sebagian besar indikator telah di atas 0,6. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat nilai AVE tiap variabel. Tabel 4.8. Average Variance Extracted Variabel Intensitas Penggunaan (IP) Literasi TIK (LTIK) Persepsi Kemanfaatan (PK) Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
(AVE) 0,757 0,318 0,730 0,577
Berdasarkan dari tabel 4.8, nilai AVE pada variabel literasi TIK tidak berada di atas 0,5. Untuk memenuhi validitas konvergen dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya maka perlu dilihat pada nilai pada outer loading dengan melihat nilai yang berada di bawah standar yaitu 0,6 untuk didrop dari analisis. Adapun indikator yang didrop adalah LTIK3 (0,245), LTIK4 (0,466), LTIK5 (0,392), LTIK9 (0,268). Setelah didrop dari analisis, nilai AVE dan Outer Loading dapat kita lihat sebagai berikut: Tabel 4. 9. Average Variance Extracted setelah dieliminasi Variabel Intensitas Penggunaan (IP) Literasi TIK (LTIK) Persepsi Kemanfaatan (PK) Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
(AVE) 0,757 0,527 0,730 0,577
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel 4. 10. Outer Loading setelah eliminasi Intensitas Penggunaan (IP) IP1 IP2 IP3 LTIK1 LTIK10 LTIK11 LTIK2 LTIK6 LTIK7 LTIK8 PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5
Literasi TIK (LTIK)
Persepsi Persepsi Kemudahan Kemanfaatan Penggunaan (PK) (PKP)
0,839 0,877 0,893 0,808 0,790 0,643 0,763 0,621 0,712 0,723 0,841 0,843 0,866 0,874 0,868 0,832 0,721 0,721 0,731 0,805 0,814
Dilihat dari tabel 4.9 dan tabel 4.10, nilai AVE semua telah berada di atas 0,5 dan nilai outer loading telah >0.6. Tabel 4.9 dan tabel 4.10 mengindikasikan indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi validitas konvergen dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
4.3.2.1.1.2. Discriminant validity Pada uji validitas diskriminan digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai indikator cross loading terhadap variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel yang lainnya. Berikut ini disajikan tabel nilai cross loading. Tabel 4.11. Cross Loading Intensitas Persepsi Literasi TIK Penggunaan Kemanfaatan (LTIK) (IP) (PK) IP1 IP2 IP3 LTIK1 LTIK10 LTIK11 LTIK2 LTIK6 LTIK7 LTIK8 PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5
0,839 0,877 0,893 0,155 0,119 0,083 0,125 0,072 0,111 0,107 0,528 0,571 0,552 0,632 0,587 0,593 0,399 0,374 0,379 0,527 0,549
0,083 0,115 0,205 0,808 0,790 0,643 0,763 0,621 0,712 0,723 0,203 0,106 0,190 0,140 0,131 0,050 0,172 0,112 -0,016 0,125 0,129
0,591 0,536 0,629 0,176 0,140 0,041 0,109 0,131 0,059 0,077 0,841 0,843 0,866 0,874 0,868 0,832 0,310 0,438 0,312 0,443 0,513
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,540 0,457 0,556 0,119 0,084 0,034 0,112 0,104 0,143 0,090 0,517 0,457 0,428 0,468 0,439 0,475 0,721 0,721 0,731 0,805 0,814
Berdasarkan tabel 4.11, hasil nilai cross loading menunjukkan bahwa nilai korelasi konstruk dengan indikatornya sudah lebih besar dari pada nilai korelasi dengan konstruk lainnya. Maka indikator-indikator yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
dalam penelitian ini telah memenuhi validitas diskriminan dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 4.3.2.1.2. Reliabilitas 4.3.2.1.2.1. Composite Reliability Selanjutnya uji reliabilitas yaitu melihat nilai dari composite reliability. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi composite reliability jika memiliki nilai composite reliability > 0,7. Berikut adalah nilai composite reliability masing-masing konstruk atau variabel: Tabel 4. 12. Composite Reliability Variabel Intensitas Penggunaan (IP) Literasi TIK (LTIK) Persepsi Kemanfaatan (PK) Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
Composite Reliability 0,903 0,885 0,942 0,872
Hasil tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai composite reliability untuk semua variabel di atas 0,7 sehingga telah memenuhi syarat. 4.3.2.1.2.2. Cronbach's Alpha Selanjutnya uji reliabilitas yaitu melihat nilai dari Cronbach's Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi Cronbach's Alpha jika memiliki nilai Cronbach's Alpha > 0,600. Berikut adalah nilai Cronbach's Alpha masing-masing konstruk atau variabel. Tabel 4. 13. Cronbach's Alpha Variabel Intensitas Penggunaan (IP) Literasi TIK (LTIK) Persepsi Kemanfaatan (PK) Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
Cronbach's Alpha 0,839 0,852 0,926 0,818
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Pada tabel 4.13 menunjukkan nilai hasil Cronbach's Alpha semua variabel di atas 0,600 membuktikan bahwa semua variabel dalam penelitian ini sudah reliabel atau handal. 4.3.2.2.Evaluasi Model Struktural (inner model) Evaluasi selanjutnya adalah model struktural atau inner model. Evaluasi pada inner model dilihat dari nilai R-Square. Berdasarkan pengolahan data dengan SmartPLS 3.0 Professional, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut: Tabel 4. 14. R-Square Variabel Intensitas Penggunaan (IP) Persepsi Kemanfaatan (PK) Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
R Square 0,533 0,302 0,020
Nilai R-Square untuk Intensitas Penggunaan adalah sebesar 0,533 memiliki arti bahwa presentase besarnya pengaruh persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi keuangan desa terhadap intensitas/niat penggunaan adalah sebesar 53,3% sedangkan sisanya yaitu 46,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai R-Square untuk persepsi kemanfaaan adalah sebesar 0,302 memiliki arti bahwa presentase besarnya pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan literasi TIK yang dimiliki oleh perangkat desa terhadap persepsi kemanfaatan penerapan sistem informasi keuangan desa adalah sebesar 30,2% sedangkan sisanya yaitu 69,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai R-Square untuk persepsi kemudahan penggunaan adalah sebesar 0,020 memiliki arti bahwa presentase besarnya pengaruh literasi TIK yang dimiliki oleh perangkat desa terhadap persepsi kemudahan penggunaan adalah 2% sedangkan sisanya yaitu 98% dipengaruhi oleh faktor lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui melalui nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-Square) pada analisis regresi, di mana semakin tinggi R-Square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Dari tabel 4.13 R-Square dapat dihitung nilai Q2 sebagai berikut: Nilai Q2 = 1 – (1 – R12) (1 - R22) … (1 – Rp2) Nilai Q2 = 1 - (1-0,533) x (1-0,302) x (1-0,020) = 1 – (0,467 x 0,698 x 0,980) = 0,680 Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0,680 artinya besarnya keberagaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebesar 68,0%. Berdasarkan hasil ini, model struktural pada penelitian telah memiliki goodness of fit yang cukup baik. 4.3.3.Pengujian Hipotesis Evaluasi selanjutnya adalah model struktural atau inner model dilihat dari nilai koefisien jalur dengan menggunakan metode Bootstrapping pada SmartPLS. Sehingga akan diperoleh koefisien jalur (path coefficients) dan nilai t-statistik. Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Untuk uji simultan digunakan uji t-statistic yang dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel-variabel eksogen Xi secara keseluruhan terhadap variabel endogen Y. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan anatara nilai t yang dihasilkan dari perhitungan t-statistic dengan nilai t-table. Hipotesis nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
akan diterima apabila nilai t-statistic lebih kecil dari nilai t-table (t-statistic < ttable), ini berarti hipotesis alternatif yang ditolak. Sebaliknya, hipotesis nol akan ditolak apabila nilai t-statistic lebih besar atau sama dengan nilai t-table (t-statistic ≥ t-table), ini berarti hipotesis alternatif yang diterima. Nilai t- table dapat diketahui berdasarkan taraf signifikansi 0,10 dengan jumlah observasi 153 responden, yaitu 1,28718. Tabel 4.15 berikut ini merupakan hasil uji t-statistik. Tabel 4. 15. Uji statistik hipotesis nol Hipotesis ξ Statistik H01 Literasi TIK H02 Literasi TIK H03 Persepsi kemudahan penggunaan H04 Persepsi kemudahan penggunaan H05 Persepsi kemanfaatan
η
t-statistic
Persepsi kemanfaatan Persepsi kemudahan penggunaan Persepsi kemanfaatan
1,002 1,346
Intensitas penggunaan Intensitas penggunaan
7,310 4,196 5,813
Berdasaran model persamaan pada gambar 3.1, dibuat persamaan struktural dalam diagram jalur serta uji hipotesis statistic untuk pengujian masing-masing hipotesis sebagai berikut: H01
: 1 < 0 : Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-Desa
Ha1 : 1 ≥ 0 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-Desa t-statistic(H01) = 1,002. 1,002 < 1,28718 t-statistic(H01) < t-table, maka H01 diterima (Ha1 ditolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
H02
: 1 < 0 : Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-Desa
Ha2 : 1 ≥ 0 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-Desa t-statistic (H02) = 1,346. 1,346 ≥ 1,28718 t-statistic(H02) ≥ t-table, maka H02 ditolak (Ha2 diterima). H03
: 1 < 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa
Ha3 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa t-statistic(H03) = 7,310. 7,310 ≥ 1,28718 t-statistic(H03) ≥ t-table, maka H03 ditolak (Ha3 diterima). H04
: 1 < 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa tidak berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa.
Ha4 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. t-statistic(H04) = 4,196. 4,196 ≥ 1,28718 t-statistic(H04) ≥ t-table, maka H04 ditolak (Ha4 diterima).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
H05
: 1 < 0 : Persepsi kemanfaatan e-desa tidak berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa
Ha5 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa t-statistic(H05) = 5,813. 5,813 ≥ 1,28718 t-statistic(H05) ≥ t-table, maka H05 ditolak (Ha5 diterima).
Selanjutnya tabel 4.16 berikut ini menampilkan hasil analisis nilai koefisien untuk tiap jalur hipotesis dan nilai t-statistik pada inner model. Tabel 4. 16. Hasil analsis jalur Hipotesis H01 H02 H03 H04 H05
Hubungan LTIK PK LTIK PKP PKP PK PKP IP PK IP
Koef. jalur t-statistik 0,083 1,002 0,143 1,346 0,532 7,310 0,328 4,196 0,498 5,813
p-values 0,158 0,089 0,000 0,000 0,000
Keterangan H01 diterima H02 ditolak H03 ditolak H04 ditolak H05 ditolak
Berdasarkan pengujian hipotesis maka hasil analisis pada tabel 4.16 di atas yang menunjukkan t-statistic < t-table (1,28718) atau p-value > 0,10 adalah H01. Maka terbukti secara empiris H01 dinyatakan diterima (tidak signifikan/tidak berpengaruh positif) dan H02, H03, H04, H05 dinyatakan ditolak (signifikan/berpengaruh positif). Gambar 4.1 path diagram berikut ini menunjukkan secara detail korelasi antar hipotesis secara keseluruhan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
H01 tdk signifikan
H05 signifikan
H03 signifikan
H02 signifikan
H04 signifikan
Gambar 4. 1. Path Diagram Complete Berdasarkan deskripsi data pada sub bagian bab 4.1, maka dapat dibuat analisis data berdasarkan kelompok pendidikan dan umur. Analisis berdasarkan kelompok dilakukan untuk menguji apakah kelompok data yang telah ditetapkan memiliki perbedaan yang signifikan dalam estimasi parameter kelompok secara spesifik. Hasil analisis berdasarkan kelompok pada tabel 4.17 dan 4.18 berikut ini : Tabel 4. 17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan Hipotesis Hubungan Pendidikan SMA H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP
Koef. jalur 0,201 0,307 0,310 0,268 0,472
t-statistik p-values Keterangan 1,275 1,555 2,071 1,988 3,360
0,101 0,060 0,019 0,024 0,000
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
H01 diterima H02 ditolak H03 ditolak H04 ditolak H05 ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Tabel 4.17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan (lanjutan) Hipotesis Hubungan Pendidikan D3 H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP Pendidikan S1 H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP
Koef. jalur
t-statistik p-values Keterangan
0,283 0,336 0,569 0,146 0,784
1,208 1,038 2,530 0,762 4,295
0,114 0,150 0,006 0,223 0,000
H01 diterima H02 diterima H03 ditolak H04 diterima H05 ditolak
0,015 0,165 0,634 0,497 0,342
0,111 0,669 7,680 4,774 3,152
0,456 0,252 0,000 0,000 0,001
H01 diterima H02 diterima H03 ditolak H04 ditolak H05 ditolak
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
Berdasarkan analisis kelompok pendidikan pada tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa literasi TIK terhadap persepsi kemudahan penggunaan (LTIK PKP) memiliki hasil yang berbeda untuk kelompok pendidikan SMA dan di atasnya (D3 & S1). Kelompok pendidikan D3 dan S1 atau pendidikan yang lebih tinggi dari SMA literasi TIK tidak signifikan bagi mereka, baik itu terhadap persepsi kemudahan penggunaan maupun persepsi kemanfaatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 4. 18. Hasil analisis jalur kelompok umur Hipotesis Hubungan Umur < 30 tahun H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP Umur 31-40 tahun H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP Umur 41-50 tahun H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP Umur > 50 tahun H01 LTIK PK H02 LTIK PKP H03 PKP PK H04 PKP IP H05 PK IP
Koef.jalur
t-statistik
p-values
Keterangan
0,006 0,317 0,505 0,432 0,473
0,018 0,839 2,149 3,097 3,288
0,493 0,201 0,016 0,001 0,001
H01 diterima H02 diterima H03 ditolak H04 ditolak H05 ditolak
0,174 -0,090 0,606 0,456 0,376
1,110 0,336 5,216 3,165 2,458
0,134 0,368 0,000 0,001 0,007
H01 diterima H02 diterima H03 ditolak H04 ditolak H05 ditolak
0,036 0,279 0,396 0,173 0,666
0,134 1,121 2,404 1,133 4,572
0,447 0,131 0,008 0,129 0,000
H01 diterima H02 diterima H03 ditolak H04 diterima H05 ditolak
0,445 0,544 0,431 0,186 0,694
2,636 4,666 2,841 1,000 4,163
0,004 0,000 0,002 0,159 0,000
H01 ditolak H02 ditolak H03 ditolak H04 diterima H05 ditolak
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
Berdasarkan analisis kelompok umur pada tabel 4.18 di atas ada 2 hal yang menarik diperhatikan. Pertama, hubungan literasi TIK terhadap persepsi kemudahan penggunaan maupun persepsi kemanfaatan (LTIK PKP & LTIK PK) memiliki signifikan/pengaruh positif pada kelompok umur di atas 50 tahun. Sedangkan kelompok umur 50 tahun ke bawah literasi TIK tidak signifikan bagi mereka, baik itu terhadap persespi kemudahan penggunaan maupun persepsi kemanfaatan. Kedua, pada kelompok umur di atas 40 tahun persepsi kemudahan penggunaan (PKP IP) tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
kelompok umur di atas 40 tahun kemudahan penggunaan dari sistem informasi tidak lagi menjadi perhatian bagi mereka. 4.4. Pembahasan Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan secara teoritis dan dukungan empiris terhadap hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.15 dan analisis pengaruhnya. 4.4.1. Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-Desa. H01 terbukti secara empiris diterima artinya tidak terjadi pengaruh positif/signifikan antara literasi TIK terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Dalam model teori TAM untuk memprediksi intensitas penggunaan salah satunya adalah melihat dari persepsi kemanfaatan. Dari hasil pengujian hipotesis literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan sehingga pernyataan hipotesis ini tidak mendukung dengan apa yang diteliti oleh Sirait (2007) “guna mewujudkan kinerja pemerintah yang bersih dan efisien, perlu didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi dan komunikasi di kalangan pejabat“. Begitu juga tidak mendukung apa yang diteliti oleh Rustam (2014) “Sehubungan kadar literasi TIK cenderung masih belum memadai pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam sistem pemerintahan berbasiskan konsep governance”. Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa kalangan pejabat pemerintahan harus memiliki kemampuan penguasaan TIK sehingga konsep pemerintahan berbasis elektronik dapat berjalan dengan lancar. Hasil uji pada hipotesis H01 ini menunjukkan bahwa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
kemampuan penguasaan TIK atau tidak bagi perangkat desa DIY, tidak memiliki pengaruh terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Hasil pengujian H01 juga tidak mendukung dengan keputusan kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang desa. Dari kebijakan UU tersebut terlihat bahwa pemerintah indonesia saat ini sudah memutuskan mengadopsi TIK dalam layanan pemerintahan. Dari kebijakan ini terlihat pemerintah indonesia memiliki tujuan ingin meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam layanan masyarakat. Dari tujuan tersebut ada satu hal yang penting yaitu transparansi. Lalu bagaimana transparansi akan tercapai jika perangkat desa DIY tidak memiliki kemanfaatan dari penerapan e-desa. Dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa memiliki literasi TIK tidak ada pengaruh terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang tidak berkelanjutan. Maksud dari kebijakan yang tidak berkelanjutan adalah sering terjadinya pergantian sistem informasi terkait terjadinya perubahan regulasi dari pemerintah. Seperti yang peneliti temui di kabupaten Gunung Kidul, untuk sistem informasi keuangan desa mereka sudah melakukan tiga kali pergantian sistem informasi. Setiap sistem informasi memiliki platform yang berbeda, sehingga perangkat desa perlu penyesuian lagi. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap kemanfaatan yang dirasakan oleh perangkat desa. Penerapan e-desa hanya digunakan sebatas waktu tertentu saja selama regulasi pemerintah belum berubah. Ketika terjadi perubahan regulasi dari pemerintah seharusnya bukan menganti sistem informasi tetapi mengupdate sistem informasi yang sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
4.4.2. Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-Desa. Dengan ditolaknya hipotesis H02 maka literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-desa membuktikan bahwa literasi TIK yang dimiliki perangkat desa berpengaruh terhadap kemudahan penggunaan e-desa yang diterapkan. Pernyataan hipotesis ini mendukung dengan apa yang diteliti oleh Sirait (2007) “guna mewujudkan kinerja pemerintah yang bersih dan efisien, perlu didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi dan komunikasi di kalangan pejabat“. Begitu juga mendukung apa yang diteliti oleh Rustam (2014) “Sehubungan kadar literasi TIK cenderung masih belum memadai pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam sistem pemerintahan berbasiskan konsep governance”. Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa literasi TIK yang dimiliki perangkat desa di DIY menentukan kemudahan penggunaan e-desa. Semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki perangkat desa semakin mudah penggunaan e-desa. Perangkat desa di DIY sudah terbiasa/sering dengan penggunaan media/produk TIK dalam kehidupan mereka sehari-hari, maka mereka sudah memiliki kemampuan penguasaan TIK. Sehingga konsep pemerintahan desa berbasis elektronik dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
4.4.3. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa. Dengan ditolaknya hipotesis H03 maka kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa membuktikan bahwa edesa bermanfaat jika mudah digunakan atau dioperasikan. Hasil pengujian ini didukung juga menurut penelitian Liu et al., (2010), kemudahan penggunaan sistem informasi dalam kursus online berpengaruh positif terhadap kemanfaatan dari penerapan sistem informasi tersebut. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012), kemudahan penggunaan mobile learning berpengaruh positif terhadap kemanfaatan penerapan mobile learning. Pernyataan kemudahaan Penggunaan berpengaruh terhadap kemanfaatan sejalan juga dengan apa yang diteliti oleh Teo et al., (2008) dan Davis (1989). Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa e-desa khususnya sistem informasi keuangan desa untuk daerah DIY sudah mudah digunakan. Menurut Davis (1986) jika sebuah sistem informasi mudah digunakan maka akan memberikan manfaat bagi penggunannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-desa sudah mudah digunakan dan dapat meningkatkan kinerja bagi perangkat desa di DIY. 4.4.4. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Dengan ditolaknya hipotesis H04 maka kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa membuktikan jika edesa mudah digunakan atau dioperasikan maka akan ada niat/intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
penggunaan. Hasil pengujian ini didukung juga menurut penelitian Liu et al., (2010), kemudahan penggunaan sistem informasi dalam kursus online berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012), kemudahan penggunaan mobile learning berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan. Pernyataan kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan sejalan juga dengan apa yang diteliti oleh Teo et al., (2008) dan Davis (1989). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa e-desa sudah mudah digunakan atau dioperasikan. Dapat juga dilihat dari hasil analisis statistik deskriptif pada sub bagian bab 4.3.1 untuk variabel persepsi kemudahan penggunaan dengan rata-rata (mean) sebesar 19,15 berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata responden sudah setuju bahwa penggunaan e-desa khusunya sistem informasi keuangan sudah mudah digunakan atau dioperasikan. Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan bagi pengembang atau pembuat e-desa untuk kemudahan dari penggunaan e-desa tersebut. Sehingga dengan begitu perangkat desa akan memiliki intensitas menggunakan e-desa secara terus menerus. 4.4.5. Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Dengan ditolaknya hipotesis H05 maka kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa membuktikan bahwa jika e-desa yang diterapkan memiliki sebuah manfaat maka akan ada niat/intensitas untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil pengujian hipotesis ini didukung juga menurut hasil penelitian Davis et al., (1989) yang menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
persepsi kemanfaatan dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat. Liu et al., (2010) juga membuktikan bahwa persepsi kemanfaatan sistem informasi kursus online mempengaruhi intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012) persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi intensitas penggunaan. Ketika seseorang sudah merasakan manfaat dari penerapan sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan niat/intensitas untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Dengan begitu maka dapat disimpulkan perangkat desa di DIY sudah memiliki kemanfaatan dari penerapan e-desa maka perangkat desa di DIY sudah memiliki intensitas/niat menggunakan e-desa secara terus menerus. Sehingga tujuan manfaat dari e-desa yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam organisasi pemerintahan desa dapat tercapai dan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah desa untuk memastikan bahwa penerapan e-desa tersebut dapat meningkatkan kinerja bagi perangkat desa. Karena menurut Davis (1989) kemanfaatan dari sebuah sistem informasi akan dirasakan/dimiliki jika seseorang yakin bahwa menggunakan sistem informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memberikan informasi kesimpulan dan saran yang dirangkum oleh peneliti dari hasil penelitian. 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK yang dimiliki oleh perangkat desa DIY berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa apakah berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan. Dan kemudian apakah persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Model yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut adalah Technology Acceptance Model (TAM). Metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel adalah PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Modeling) dengan perangkat lunak SmartPLS versi 3.0. Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1. Perangkat desa di DIY sudah terbiasa atau sering dengan penggunaan alat/media TIK dalam kehidupan sehari-hari. Maka dapat disimpulkan bahwa perangkat desa di DIY sudah memiliki literasi/kemampuan penguasaan TIK. Hasil uji hipotesis menunjukkan literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Artinya tinggi atau rendahnya literasi TIK yang dimiliki perangkat desa, tidak ada kemanfaatan yang dirasakan dari penerapan e-desa. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
5.1.2. Elektronik desa khususnya sistem informasi keuangan yang diterapkan di pemerintahan desa DIY sudah mudah digunakan bagi perangkat desa. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap kemanfaatan. Artinya semakin mudah penggunaan e-desa maka semakin kuat manfaat yang dirasakan oleh perangkat desa. 5.1.3. Kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas/niat penggunaan. Artinya semakin mudah penggunaan e-desa yang dirasakan oleh perangkat desa maka intensitas penggunaan e-desa menjadi lebih tinggi. 5.1.4. Kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan. Artinya semakin kuat manfaat yang dirasakan oleh perangkat desa dari penerapan e-desa maka intensitas penggunaan e-desa menjadi lebih tinggi. 5.1.5. Hasil analisis data berdasarkan kelompok pendidikan menunjukkan bahwa literasi TIK terhadap kemudahan penggunaan e-desa memiliki hasil yang berbeda untuk kelompok pendidikan SMA dan di atasnya (D3 & S1). Bagi kelompok pendidikan D3 dan S1 tinggi atau rendahnya literasi TIK yang dimiliki tidak berpengaruh positif baik itu terhadap kemudahan penggunaan maupun kemanfaatan dari penerapan e-desa. Sedangkan bagi kelompok pendidikan SMA literasi TIK menentukan kemudahan penggunaan e-desa, jadi bagi kelompok SMA semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka akan semakin mudah penggunaan e-desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
5.1.6. Hasil analisis data berdasarkan kelompok umur. Pertama, pada kelompok umur 50 tahun ke bawah tinggi atau rendahnya literasi TIK yang dimiliki perangkat desa tidak berpengaruh positif baik itu terhadap kemudahan penggunaan maupun kemanfaatan dari penerapan edesa. Sedangkan pada kelompok umur di atas 50 tahun literasi TIK berpengaruh positif baik itu terhadap kemudahan penggunaan maupun kemanfaatan dari penerapan e-desa. Artinya pada kelompok umur di atas 50 tahun semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka semakin mudah penggunaan e-desa dan semakin kuat manfaat yang dirasakan. Kedua, pada kelompok umur di atas 40 tahun persepsi kemudahan penggunaan e-desa tidak berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan. Artinya mudah atau sulit penggunaan e-desa tidak ada pengaruh terhadap intensitas mereka untuk menggunakan e-desa. Sedangkan pada kelompok umur 40 tahun ke bawah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan. Artinya semakin mudah penggunaan e-desa maka semakin kuat intensitas mereka untuk menggunakan e-desa. 5.2. Keterbatasan Hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan pengujian PLS-SEM serta didukung teori-teori dan penelitian terdahulu serta kuesioner juga telah memenuhi uji validitas dan realibilitas. Akan tetapi, penelitian ini juga memiliki kekurangan yaitu penggunaan indikator variabel literasi TIK berdasarkan hasil pengujian masih lemah. Hal ini terlihat pada evaluasi model pengukuran PLS-SEM ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
indikator litetasi TIK yang harus didrop untuk dapat memenuhi syarat pengujian PLS-SEM. 5.3. Implikasi 5.3.1. Implikasi Akademis Hasil penelitian ini memberikan pandangan baru bahwa model TAM dapat dijadikan dasar untuk memprediksi intensitas penggunaan e-desa di Daerah Istimewa Yogyakarta dari sudut pandang pengguna yaitu perangkat desa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intesitas penggunaan e-desa. Sehingga dimungkinkan pada penelitian selanjutnya untuk mendapatkan model yang lebih mampu menjelaskan secara praktis. 5.3.2. Implikasi Manajerial Implikasi berikut ini dianjurkan untuk melihat hasil pengaruh instensitas penggunaan dalam mengembangkan e-desa di pemerintahan desa. Aspek kemudahan penggunaan e-desa harus diperhatikan serius karena faktor ini yang paling signifikan dalam menumbuhkan niat/intensitas penggunaan e-desa. Dari kemudahan penggunaan maka secara langsung akan memberikan manfaat bagi perangkat desa. Jika kedua faktor ini telah dimiliki oleh pengguna/perangkat desa maka akan memberikan intensitas penggunaan yang tinggi . Hasil penelitian ini bisa membantu pihak pengembang e-desa di lembaga pemerintahan daerah DIY di tingkat provinsi dalam membuat keputusan yang lebih baik dalam membuat atau memperbaiki e-desa. Terutama terkait diterimanya H01 yang menyatakan literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
desa. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang tidak berkelanjutan terhadap implementasi e-desa karena sering terjadinya pergantian sistem informasi karena perubahan regulasi pemerintahan. Oleh karena itu untuk kedepannya bukan menganti sistem informasi yang sudah ada, tetapi meng-update sistem informasi tersebut sesuai dengan regulasi pemerintahan terbaru. Sehingga manajemen organisasional dari penerapan e-desa benar-benar bermanfaat dan berpengaruh untuk
penggunaanya.
Selanjutnya
dapat
melakukan
formulasi
strategi
organisasional yang mendorong intensitas penggunaan e-desa. Hasil penelitian ini juga sangat membantu pemerintahan desa khususnya kepala desa karena mereka selaku pihak yang mengimplementasi e-desa. Supaya edesa tidak menjadi investasi yang sia-sia maka kepala desa harus memastikan bahwa e-desa yang akan diimplementasikan benar-benar sudah mudah digunakan oleh perangkat desa. Selain itu kepala desa harus memastikan bahwa kebijakannya dalam mengimplementasi e-desa akan berkelanjutan. Maksudnya akan terjalin hubungan terus menerus dengan pihak pengembang e-desa terhadap kepentingan meng-update atau perawatan e-desa. Demikian juga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan kementrian dalam negeri dan kementrian desa selaku lembaga pemerintah. Pemerintah indonesia saat ini lagi gencar-gencarnya membuat sistem pemerintahan berbasis elektronik. Oleh karena itu, jika sudah memutuskan pemerintahan desa berbasis elektronik maka sangat penting bagi kedua lembaga kementrian ini memperhatikan kebijakan yang dikeluarkan terkait regulasi serta aspek kemudahan penggunaan e-desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
5.4. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, dapat dikemukakan saran-saran yang perlu ditindaklanjuti, baik untuk pengembangan pengetahuan penelitian selanjutnya maupun kepentingan manajemen pemerintahan desa DIY. 5.4.1. Bagi penelitian selanjutnya Berdasarkan keterbatasan di atas diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas atau mencari indikator yang kuat untuk mengukur variabel literasi TIK. Selain itu, dari pengujian hipotesis terbukti secara empiris bahwa model TAM tidak berhasil menguji variabel eksternal terhadap persepsi kemanfaatan yaitu literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan
e-desa.
Sehingga
untuk
penelitian
selanjutnya
dapat
memperluas aspek-aspek penelitian seperti meneliti dari aspek sosiologi. Selain itu untuk penelitian kedepannya dapat meneliti di wilayah berbeda seperti di kota besar dan kota kecil dengan latar belakang literasi TIK perangkat desa yang berbeda yaitu yang sudah memiliki kemampuan penguasan TIK dan yang belum. Sehingga akan memberikan hasil yang menarik untuk dilihat, apakah akan sama dengan hasil penelitian ini atau memberikan hasil yang berbeda. 5.4.2. Bagi pemerintahan desa di DIY. Dalam upaya meningkatkan intensitas penggunaan e-desa, maka saran yang diberikan adalah mensosialisasikan kegunaan e-desa kepada seluruh perangkat desa. Selain itu yang sangat diperlukan adalah pemberian bimbingan teknologi yang lebih sering sehingga perangkat desa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
menggunakan e-desa dengan mudah dan lancar. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah desa dalam menjalin kerjasama dengan pihak pembuat/pengembang e-desa. Karena disaat perangkat desa sudah merasakan kemudahan penggunaan e-desa maka manfaat dan intensitas penggunaan menjadi lebih tinggi. Saran lainnya adalah terkait kebijakan bagi pemerintahan
desa
dalam
mengimplementasikan
e-desa,
supaya
implementasi ini tidak menjadi sia-sia maka harus dipastikan adanya kebijakan berkelanjutan. Berkelanjutan baik itu terhadap pihak pengembang e-desa maupun e-desa itu sendiri yang akan digunakan selamanya tanpa harus menganti dengan yang baru jika terjadi perubahan regulasi oleh pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Ariff, M. S. M., Yeow Siew Min, Norhayati Zakuan, Nawawi Ishak, & Khalid Ismail. (2013). “The Impact of Computer Self Efficacy and Technology Acceptance Model on Behavioral Intention in Internet Banking System”. Review of Integrative Business and Economics Research, 2(2), 587. Chuttur, M. Y. (2009). “Overview of the technology acceptance model: Origins, developments and future directions”. Working Papers on Information Systems, 9(37), 9-37. Davis, F. D. (1986). A technology acceptance model for empirically testing new end-user information systems: Theory and results (Doctoral dissertation, Massachusetts Institute of Technology). Davis, F. D. (1989). “Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology”. MIS quarterly, 319-340. Davis, F. D., Richard P. Bagozzi, & Paul R. Warshaw. (1989). “User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models”. Management science, 35(8), 982-1003. Eisingerich, A. B., & Gaia Rubera. (2010). “Drivers of Brand Commitment: A Cross- National Investigation”. Journal of International Marketing, 18(2): 64–79. Fatmawati, E. (2015). “Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Menganalisis Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan”. Iqra': Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 9(1). Gahtani, S.A. (2001). “The Applicability of TAM Outside North America: an Empirical Test in United Kingdom”. Information Resource Management Journal, p.37-46. Ghozali, Imam. (2008). “Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J.F., Black, W.C. Babin, B.J., & Anderson R.E. (2010). Multivariate Data Analysis. Seventh Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Hartono, Jogiyanto (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset. Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Andi Offset. Yogyakarta. Laihad, R. C. (2013). “Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan EFiling Wajib Pajak di Kota Manado”. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Liu, I. F., Meng C. C., Yeali S. S., David W., & Chin H. K. (2010). “Extending the TAM model to explore the factors that affect Intention to Use an Online Learning Community”. Computers & education, 54(2), 600-610. Mariani. (2014). “Peran Aparatur Pemerintah Desa Dalam Perumusan Program Csr Pt. Etam Bersama Lestari Di Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur”. Journal Administrasi Negara. 2(4) Landis, P. H. (1948). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, PT. Gramedia Pustaka Utama. Park, S. Y., Min-Woo Nam, & Seung-Bong Cha. (2012). “University students' behavioral intention to use mobile learning: Evaluating the technology acceptance model”. British Journal of Educational Technology, 43(4), 592-605. Praditya, D. (2014). “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa”. Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 17 No.2, 129-140 Purnawingwulan, M. M., Dewi K., & Irawan A. (2015). “Pengembangan model kebijakan pembangunan e-desa di Kabupaten Bandung (kualifikasi pendidikan teknologi perangkat desa)”. Educational Technology, 1(2), 167-183. Rahman, F. (2012). “Korupsi di Tingkat Desa”. Jurnal Pascasarjana: Governance, 2(1). Rasyid, B., F. T. Musa, & Z. Latare. (2015). “Gaya Hidup Remaja Pedesaan (Suatu Studi Di Desa Imbodu, Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato)”. KIM Fakultas Ilmu Sosial, 3(2). Rustam, M. (2014). “Literasi Internet Aparatur Pemerintah (Survei Aparat Pemerintah di Lingkungan Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku)”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 18(2). Sancoko, B. (2011). “Pengaruh remunerasi terhadap kualitas pelayanan publik”. Bisnis & Birokrasi Journal, 17(1). Setiawan, Nugraha. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel KrejcieMorgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Makalah disampaikan pada Diskusi Ilmiah Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung. 22 November 2007. Sirait, E. R. E. (2007). “Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Kalangan Pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007”. Widyariset, 12(3), 103-110. Siswanto, S. (2012). “Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) masyarakat desa pantai, Survai di Desa Kota Bengkulu, Pangkal Pinang, Jakarta”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 16(2), 81-110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Sosiawan, E. A. (2008). “Evaluasi Implementasi E-government Pada Situs Web Pemerintah Daerah Di Indonesia: Prespektif Content Dan Manajemen”. In Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 5). Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Syarifuddin, S. (2014). “Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(2). Tempoh, J. (2013). “Peranan Hukum Tua dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Kalasey II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa”. Jurnal Eksekutif. 2(1). Teo, T., Su Luan Wong, & Ching Sing Chai. (2008). “A Cross-cultural Examination of the Intention to Use Technology between Singaporean and Malaysian pre-service Teachers: An Application of the Technology Acceptance Model (TAM)”. Educational Technology & Society, 11(4), 265-280. Teo, T., Chwee Beng Lee, Ching Sing Chai, & Su Luan Wong. (2009). “Assessing the intention to use technology among pre-service teachers in Singapore and Malaysia: A multigroup invariance analysis of the Technology Acceptance Model (TAM)”. Computers & Education, 53(3), 1000-1009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Retrieved from http://www.bpn.go.id/Publikasi/PeraturanPerundangan/Undang-Undang/undang-undang-nomor-6-tahun-20144723. Venkatesh, V dan Fred D. Davis. (1996). “A Model of The Perceived Ease of Use: Development and Test”. Decision Sciences, 27 (3), p.451-481. Venkatesh, V., Cheri Speier, & Michael G. Morris. (2002). “User acceptance enablers in individual decision making about technology: Toward an integrated model”. Decision Sciences, 33(2), 297-316. Wardiningsih, S. S. (2012). “Perkembangan Teknologi Dan Sistem Informasi Untuk Peningkatan E-government Dalam Pelayanan Publik”. Akuntansi, 7(1). Widjaja, AW.(2003). Pemerintahan Desa/Marga. Jakarta: PT. Raja Grafinso Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner KUESIONER PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA A. Identitas Responden Sebelum menjawab pertanyaan dari kuesioner, silahkan Bapak/Ibu mengisi data berikut: Nama
:
…………………………………………
Jabatan
:
……………..
Umur (Lingkari)
:
a. <30 thn b. 31- 40 thn c. 41-50 thn d. >50
Pendidikan Terakhir (Lingkari)
:
SD / SMP / SMA / D1 / D2 / D3 / D4 / S1 / S2 / S3
B. Pertanyaan Kuesioner. Petunjuk : Pilihan Jawaban yang tersedia. SS = Apabila anda merasa Sangat Sering. S = Apabila anda merasa Sering. J = Apabila anda merasa Jarang. SJ = Apabila anda merasa Sangat Jarang. TP = Apabila anda merasa Tidak Pernah. Silahkan beri tanda () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pilihan Jawaban
Pertanyaan
SS
S
J
SJ
Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop untuk mencari informasi atau berkomunikasi dalam seminggu Seberapa sering anda menggunakan Internet dalam seminggu Seberapa sering anda mendengarkan Radio dalam seminggu Seberapa sering anda membaca Surat Kabar Cetak/Elektronik dalam seminggu Seberapa sering anda membaca Buku Cetak/Elektronik dalam seminggu Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop untuk Mengetik Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop untuk Mengolah Data Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop untuk Multimedia Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop untuk Bermain Game Seberapa sering anda menggunakan mesin pencari Google untuk mencari informasi di Internet Seberapa sering anda menggunakan E-Mail untuk mengirim surat atau pesan Pertanyaan selanjutnya di berikutnya..
Petunjuk : Pilihan Jawaban yang tersedia. SS = Apabila anda merasa Sangat Setuju. S = Apabila anda merasa Setuju. RR = Apabila anda merasa Ragu-Ragu. TS = Apabila anda merasa Tidak Setuju. STS = Apabila anda merasa Sangat Tidak Setuju. Silahkan beri tanda () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
No
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pertanyaan
SS
Sistem Informasi Keuangan Desa sangat mudah dipelajari/dipahami. Sistem Informasi Keuangan Desa dapat dikontrol/diawasi dengan mudah. Petunjuk penggunaan Sistem Informasi Keuangan Desa sudah sangat jelas Sangat cepat bagi saya menjadi terampil menggunakan Sistem Informasi Keuangan Desa Saya menyatakan secara umum Sistem Informasi Keuangan Desa mudah digunakan Sistem Informasi Keuangan Desa dapat mempercepat pekerjaan saya Sistem Informasi Keuangan Desa meningkatkan kinerja saya Sistem Informasi Keuangan Desa menjadikan pekerjaan saya tertata rapi Sistem Informasi Keuangan Desa berguna dalam menyelesaikan tugas saya Sistem Informasi Keuangan Desa mempermudah pekerjaan saya Saya menyatakan secara umum Sistem Informasi Keuangan Desa bermanfaat bagi saya. Saya sangat senang terhadap implementasi Sistem Informasi Keuangan Desa Saya sangat antusias dan berpartisipasi aktif menggunakan Sistem Informasi Keuangan Desa Saya memiliki keinginan untuk tetap menggunakan Sistem Informasi Keuangan Desa.
-end-
Pilihan Jawaban S RR TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian 1. Surat Ijin dari Provinsi DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
2. Surat Ijin dari Provinsi DIY Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
3. Surat Ijin dari Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
4. Surat Ijin dari Kabupaten Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
5. Surat Ijin dari Kabupaten Kulon Progo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
6. Surat Ijin dari Kabupaten Gunung Kidul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 3. Rekapitulasi Kuesioner Variabel Literasi TIK
KATEGORI JAWABAN
Jumlah
INDIKATOR 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
f 3 2 25 0 1 0 1 4 53 1 14
2 % 2 1,3 16 0 0,7 0 0,7 2,6 35 0,7 9,2
f 4 3 24 3 10 3 4 9 47 5 21
3 % 2,6 2 16 2 6,5 2 2,6 5,9 31 3,3 14
4
5
f % f % f % N % 11 7,2 56 37 79 51,6 153 100 21 14 63 41 64 41,8 153 100 3,9 153 100 61 40 37 24 6 34 22 73 48 43 28,1 153 100 69 45 63 41 10 6,5 153 100 8 5,2 41 27 101 66,0 153 100 19 12 49 32 80 52,3 153 100 57 37 55 36 28 18,3 153 100 1,3 153 100 44 29 7 4,6 2 17 11 70 46 60 39,2 153 100 55 36 47 31 16 10,5 153 100
Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan
INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 f 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0
KATEGORI JAWABAN 2 3 4 f % f % f % 0 0 23 15 107 70 0 0 16 10 106 69 0 15 9,8 126 82 0 0 32 21 107 70 0 0 25 16 115 75 0
5
Jumlah
f % N % 23 15,0 153 100 31 20,3 153 100 12 7,8 153 100 14 9,2 153 100 13 8,5 153 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Variabel Persepsi Kemanfaatan
INDIKATOR 1 2 3 4 5 6
1 f 0 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0 0
KATEGORI JAWABAN 2 3 4 f % f % f % 1 0,7 14 9,2 100 65 0 0 12 7,8 103 67 0 12 7,8 94 61 0 0 12 7,8 103 67 0 0 10 6,5 106 69 0 0 0 6 3,9 103 67
5 f 38 38 47 38 37 44
% 24,8 24,8 30,7 24,8 24,2 28,8
Jumlah N 153 153 153 153 153 153
% 100 100 100 100 100 100
Variabel Intensitas Penggunaan
INDIKATOR 1 2 3
1 f 0 0 0
% 0 0 0
KATEGORI JAWABAN 2 3 4 f % f % f % 0 0 13 8,5 111 73 0 0 21 14 104 68 0 10 6,5 99 65 0
5
Jumlah
f % N % 29 19,0 153 100 28 18,3 153 100 44 28,8 153 100